penatalaksanaan gizi buruk

20
PRIBUNGA FATHMA SAGARDI 1102009216 I.Memahami dan menjelaskan Status gizi Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS No Indeks yang dipakai Batas Pengelompokan Sebutan Status Gizi 1 BB/U < -3 SD Gizi buruk - 3 s/d <-2 SD Gizi kurang - 2 s/d +2 SD Gizi baik > +2 SD Gizi lebih 2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek - 3 s/d <-2 SD Pendek - 2 s/d +2 SD Normal > +2 SD Tinggi 3 BB/TB < -3 SD Sangat 1

Upload: praharamuhammadsagardi

Post on 26-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penatalaksanaan Gizi Buruk

PRIBUNGA FATHMA SAGARDI

1102009216

I.Memahami dan menjelaskan Status gizi

Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku

Antropometeri WHO-NCHS

N

oIndeks yang dipakai Batas Pengelompokan Sebutan Status Gizi

1 BB/U < -3 SD Gizi buruk

- 3 s/d <-2 SD Gizi kurang

- 2 s/d +2 SD Gizi baik

> +2 SD Gizi lebih

2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek

- 3 s/d <-2 SD Pendek

- 2 s/d +2 SD Normal

> +2 SD Tinggi

3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus

- 3 s/d <-2 SD Kurus

- 2 s/d +2 SD Normal

> +2 SD Gemuk

Sumber : Depkes RI 2004.

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi yakni

persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut

Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-nourished),

sebaiknya digunakan “presentil”, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relative

1

Page 2: Penatalaksanaan Gizi Buruk

kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen

terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).

Tabel 2. Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U,

BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS) Sumber : Depkes RI 2004.

N

o

Indeks yang digunakanInterpretasi

BB/U TB/U BB/TB

1 Rendah Rendah Normal Normal, dulu kurang gizi

Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++

Rendah Normal Rendah Sekarang kurang +

2 Normal Normal Normal Normal

Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang

Normal Rendah Tinggi Sekarang lebih, dulu kurang

3 Tinggi Tinggi Normal Tinggi, normal

Tinggi Rendah Tinggi Obese

Tinggi Normal Tinggi Sekarang lebih, belum obese

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :

Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek

(NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi

dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :

2

Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

Page 3: Penatalaksanaan Gizi Buruk

Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh para

pakar Gizi dikategorikan seperti diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan

berdasarkan gabungan tiga indeks antropometri seperti yang terlihat pada tabel 2.

Untuk memperjelas penggunaan rumur Zskor dapat dicontohkan sebagai berikut

Diketahui BB= 60 kg TB=145 cm

Umur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS hanya

dibatasi < 18 tahun maka disini dicontohkan anak laki-laki usia 15 tahun

Table weight (kg) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS

Age Standard Deviations

Yr mth -3sd -2sd -1sd Media

n

+1sd +2sd +3sd

15 0 31.

6

39.9 48.3 56.7 69.2 81.6 94.1

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table weight (kg) by stature of boys 145 cm in Height from WHO-NCHS

Stature Standard Deviations

cm -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd

145 0 24.8 28.8 32.8 36.9 43.0 49.2 55.4

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS

Stature Standard Deviations

Yr

mth

-3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd

3

Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

Page 4: Penatalaksanaan Gizi Buruk

15 0 144.8 152.

9

160.9 169.0 177.

1

185.1 193.2

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Jadi untuk indeks BB/U adalah

= Z Score = ( 60 kg – 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD

= status gizi baik

Untuk IndeksTB/U adalah

= Z Score = ( 145 kg – 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD

= status gizi pendek

Untuk Indeks BB/TB adalah

= Z Score = ( 60 – 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD

= status gizi gemuk

II.Memahami dan menjelaskan Gizi Buruk

PENATALAKSANAAN GIZI BURUK DI PNPM

PENGERTIANKurang Energi Protein/KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsienergi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhiAngka Kecukupan Gizi (AKG).Kurang Gizi dapat dilihat dari gambaran klinis yang nampak dimana anak BBrendah atau kurus, dengan indikator Berat Badan yang kurang menurut umurdari BB Normal yang seharusnya, dari status kurang gizi tsb dapat berlanjutmenjadi status gizi buruk dimana BB jauh dibawah normal dan klinis terdapatgejala /tanda dari gizi buruk.Cara bagaimana menentukan bayi, anak apakah berat badan masih dalamambang normal, kurang atau gizi buruk , selain dari i Gambaran klinis nampakkurus , dilakukan pengukuran berat badan . Untuk melihat BB masih diambang batas normal atau tidak, dapat dengan menggunakan rumus BBmenurut umur atau yang paling mudah bagi orang awam adalah denganmelihat dari KMS-Kartu Menuju Sehat (Untuk Bayi dan Balita) yang dimilikisetiap balita, jika BB dalam garis hijau –hijau muda masih dalam ambangnormal, jika BB di garis kuning sampai mendekati merah maka sudah dalamkatagori kurang gizi, BB dibawah garis merah termasuk status gizi buruk.

Klasifikasi KEPPada umumnya anak dengan gizi buruk selain ditandai dari BB yang lebihrendah dari normal, juga diikuti tumbuh kembang yang relatif lambat dibandinganak seusianya (untuk bayi kemampuan duduk, menopang leher, kemampuanjalan, berbicara ) biasanya juga disertai tanda anak nampak lemah/lethargis,nadi lemah, sampai dengan kehilangan kesadaranUntuk tingkat Puskesmas penentuan KEP yang dilakukan dengan menimbang

4

Page 5: Penatalaksanaan Gizi Buruk

BB anak dibandingkan dengan umur dan menggunakan KMS dan TabelBB/Umur Baku Median WHO-NCHS1. KEP ringan bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak padapita warna kuning2. KEP sedang bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak diBawah Garis Merah (BGM).3. KEP berat/gizi buruk bila hasil penimbangan BB/U <60% baku medianWHO-NCHS.Pada KMS tidak ada garis pemisah KEP berat/Gizi buruk dan KEP sedang,sehingga untuk menentukan KEP berat/gizi buruk digunakan Tabel BB/U BakuMedian WHO-NCHS (Konfirmasi Petugas Puskesmas)

Lokasi terisolirSasaran Gizi Buruk yang perlu ditangani adalah Balita Gizi Buruk, Gizi kurangdan Ibu Hamil dengan kondisi kurang Gizi (kurang Energi Protein denganditandai Lingkar Lengan atas kurang dari 23,5 cm , Kurang Energi Kronis –KEK). Kenapa Ibu hamil kurang gizi juga perlu ditangani karena masakehamilan adalah cikal bakal kondisi yang harusnya optimal untuk kesehatanbayi nantinya. Penangan kesehatan bayi

PENATA LAKSANAANPenanganan Gizi buruk dimulai dengan menemukan kasus gizi buruk itusendiri, menjaring kasus kurang gizi di masyarakat. Penemuan kasus Giziburuk melalui Posyandu dan atau saat Orientasi awal pendataan desa .A. PENEMUAN KASUSPenemuan kasus balita KEP (Kurang Energi Protein) dapat dimulai dari :a. Posyandub. Puskesmasc. Pusat Pemulihan Gizid. Masyarakat langsung saat tahapan Orientasi wilayah, penggaliangagasanPada penimbangan bulanan yang dilaksanakan di Posyandu /Puskesmasdapat diketahui apakah anak balita hasil timbangan BB nya berada padadaerah hijau, kuning atau dibawah garis merah (BGM). Jika menemukankasus BGM maka harus dirujuk ke Puskesmas untuk dikaji secara telitidengan penimbangan ulang (BB < 60 % Standart WHO – NCHS),pemeriksaan klinis dan melihat ada tidaknya penyakit penyerta.Data anak gizi buruk dapat diketemukan juga dari data bidan desa,Puskesmas atau kasus baru yang sedang periksa kesehatan kePuskesmas.Peneman kasus gizi buruk dapat dilakukan oleh kader kesehatan melaluiPosyandu atau sweeping yang tidak hadir penimbangan berat badan ataudari hasil penggalian gagasan dimasyarakatFasilitator dapat menemukan kasus gizi buruk saat transect, saatpenggalian gagasan, saat pembuatan peta sosial dengan caramenanyakan apakah ada anak bayi balita yang berat badan rendah, kurus,dibawah garis merah pada KMS, berapa kasus di wilayah merekaB. PENGELOLAAN1) Kasus Gizi Buruk/gizi kurang yang diketemukan di posyandu/masyarakat dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan pemeriksaanlebih lanjut, mengingat penanganan gizi buruk dengan penyakit

5

Page 6: Penatalaksanaan Gizi Buruk

penyerta atau adanya dehidrasi maka perlu penanganan rawat inap diPuskesmas atau rumah sakit.2) Perlu dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan penyedia layanan/Puskesmas dan Dinas kesehatan terhadap penatalaksanaan peserta,mengingat di program juga terdapat bantuan Pemberian MakananTambahan Pemulihan Gizi buruk dan Jamkesmas. Kasus Gizi burukdengan indikasi perawatan /Rawat inap di Puskesmas dan atau rumahsakit, kepastian biaya menjadi tanggungan siapa untuk menghindaritumpang tindih atau tidak tertanganinya3) Jika penanganan tindak lanjut setelah pulang dari rumah sakit tidak adaalokasi dari kesehatan untuk PMT Pemulihan maka pemberia PMTPemulihan ini dapat ditangani melalui BLM dengan usulanmasyarakat/musyawarah desa dan tahapan selanjutnya4) Mekanisme Pelayanan Gizi Balita KEP Berat / Gizi Buruk4.1. Penanganan Tingkat Rumah Tangga Ibu membawa anak untuk ditimbang di Posyandu secarateratur setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan beratbadannya Ibu hanya memberikan ASI kepada bayi 0 -6 bulan Ibu tetap memberikan ASI kepada anak sampai usia 2tahun Ibu memberikan MP _ASI (Makanan Pendamping ASI)sesuai usia dan kondisi kesehatan anak sesuai anjuranpetugas kesehatan Ibu memberikan makanan beraneka ragam bagi anggautakeluarga lainnya Ibu segera memberitahukan pada petugaskesehatan/kader bila balita mengalami sakit ataugangguan pertumbuhan Ibu menerapkan nasehat yang dianjurkan petugaskesehatan4.2. Penanganan tingkat Posyandu Penanganan di tingkat Posyandu Kader melakukanpenimbangan balita rutin setiap bulan serta mencatat hasilpenimbangan di KMS Kader memberikan nasehat pada orang tua balita untukmemberikan ASI esklusif selama 6 bulan dan tetapmemberikan ASI sampai usia 2 tahun Kader memberikan penyuluhan pemberian MP-ASI(Makanan Pendamping ASI) sesuai uisa anak dan kondisianak sesuai kartu nasehat Ibu Kader menganjurkan keanekaragaman makanan denganbahan lokal Bayi /Balita timbangan BB tidak naik dicari permasalahandan diberikan penyuluhan tentang Gizi dan PMTPenyuluhan Kader memberikan PMT Pemulihan bagi balita dengan BBtidak naik 3 kali dan BB dibawah garis merah Kader merujuk balita ke Puskesmas bila ditemukan GiziBuruk dan penyakit penyerta ( ISPA batuk pilek dengansesak, diare, kecacingan)

6

Page 7: Penatalaksanaan Gizi Buruk

Kader melakukan kunjungan rumah untuk memantauperkembangan kesehatan balita4.3 Pusat Pemulihan Gizi / Food Feeding CenterPPG merupakan suatu tempat pelayanan gizi kepadamasyarakat yang ada di desa dan dapat dikembangkan dariposyandu. Pelayanan gizi di PPG difokuskan pada pemberianmakanan tambahan pemulihan bagi balita KEP. PenangananPPG dilakukan oleh kelompok orang tua balita (5-9 balita) yangdibantu oleh kader untuk menyelenggarakan PMT Pemulihananak balita.Layanan yang dapat diberikan adalah :o Balita KEP berat/gizi buruk yang tidak menderita penyakitpenyerta lain dapat dilayani di PPGo Kader memberikan penyuluhan gizi /kesehatan sertamelakukan demonstrasi cara menyiapkan makanan untuk anakKEP berat/gizi buruko Kader menimbang berat badan anak setiap 2 minggu sekaliuntuk memantau perubahan berat badan dan mencatat keadaankesehatannyao Bila anak berat badan nya tidak naik atau tetap maka berikanpenyuluhan gizi seimbang untuk dilaksanakan di rumaho Bila anak sakit dianjurkan untuk memeriksakan anaknya kepuskesmaso Apabila berat badan anak berada di pita warna kuning atau dibawah garis merah (BGM) pada KMS, kader memberikan PMTPemulihano Makanan tambahan diberikan dalam bentuk makanan jadi dandiberikan setiap hari.o Bila makanan tidak memungkinkan untuk dimakan bersama,makanan tersebut diberikan satu hari dalam bentuk matangselebihnya diberikan dalam bentuk bahan makanan mentaho Apabila berat badan anak berada di pita warna kuning padaKMS teruskan pemberian PMT pemulihan sampai 90 hario Apabila setelah 90 hari, berat badan anak belum berada di pitawarna hijau pada KMS kader merujuk anak ke puskesmas untukmencari kemungkinan penyebab laino Apabila berat badan anak berada di pita warna hijau padaKMS, kader menganjurkan pada ibu untuk mengikuti pelayanandi posyandu setiap bulan dan tetap melaksanakan anjuran gizidan kesehatan yang telah diberikano Ibu memperoleh penyuluhan gizi/kesehatan serta demontrasicara menyiapkan makanan untuk anak KEPo Kader menganjurkan pada ibu untuk tetap melaksanakannasehat yang diberikan tentang gizi dan kesehatano Kader melakukan kunjungan rumah untuk memantauperkembangan kesehatan dan gizi anak4. Puskesmaso Puskesmas menerima rujukan KEP Berat/Gizi buruk dariposyandu dalam wilayah kerjanya serta pasien pulang dari rawatinap di rumah sakito Menyeleksi kasus dengan cara menimbang ulang dan dicek

7

Page 8: Penatalaksanaan Gizi Buruk

dengan Tabel BB/U Baku Median WHO-NCHS (lampiran 1)o Apabila ternyata berat badan anak berada di bawah garismerah (BGM) dianjurkan kembali ke PPG/posyandu untukmendapatkan PMT pemulihano Apabila anak dengan KEP berat/gizi buruk (BB < 60% TabelBB/U Baku Median WHO-NCHS) tanpa disertai komplikasi, anakdapat dirawat jalan di puskesmas sampai berat badan nya mulainaik 0,5 Kg selama 2 minggu dan mendapat PMT-P dari PPGo Apabila setelah 2 minggu berat badannya tidak naik, lakukanpemeriksaan untuk evaluasi mengenai asupan makanan dankemungkinan penyakit penyerta, rujuk ke rumah sakit untukmencari penyebab laino Anak KEP berat/Gizi Buruk dengan komplikasi serta ada tanda-tandakegawatdaruratan segera dirujuk ke rumah sakit umumo Tindakan yang dapat dilakukan di puskesmas pada anak KEPberat/ gizi buruk tanpa komplikasio Memberikan penyuluhan gizi dan konseling diet KEP berat/Giziburuk (dilakukan di pojok gizi)o Melakukan pemeriksaan fisik dan pengobatan minimal 1 kaliper mingguo Melakukan evaluasi pertumbuhan berat badan balita gizi buruksetiap dua minggu sekalio Melakukan peragaan cara menyiapkan makanan untuk KEPberat/Gizi buruko Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang perkembanganberat badan dan kemajuan asupan makanano Untuk keperluan data pemantauan gizi buruk di lapangan,posyandu, dan puskesmas diperlukan laporan segera jumlahbalita KEP berat/gizi buruk ke Dinas kesehatan kabupaten/kotadalam 24 jam dengan menggunakan formulir W1 dan laporanmingguan dengan menggunakan formulir W2 (lampiran 2)o Apabila berat badan anak mulai naik, anak dapat dipulangkandan dirujuk ke posyandu/PPG serta dianjurkan untukpemantauan kesehatan setiap bulan sekalio Petugas kesehatan memberikan bimbingan terhadap kaderuntuk melakukan pemantauan keadaan balita pada saatkunjungan rumahC. TATA LAKSANA DIET PADA KEP BERAT/GIZI BURUKPenanganan Gizi Buruk dilaksanakan dengan :1. Perawatan di Rumah Sakit2. Perawatan Tindak Lanjut di rumahDimana Penatalaksanaan Gizi Buruk dengan 4 langkah yaitu :

Fase Stabilisasi (Rumah sakit/Puskesmas) Fase Transisi (Rumah sakit/Puskesmas) Fase Rehabilitasi (Rumah Sakit/Puskesmas) Fase Tindak lanjut (di rumah) dengan pemberian PMT Pemulihan

1. Tata laksana Tingkat Rumah Tangga -Ibu memberikan aneka ragam makanan dalam porsi kecil dan sering kepada anak sesuai dengan kebutuhan. Teruskan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun2. Tingkat Posyandu / PPG-Anjurkan ibu memberikan makanan kepada anak di rumah sesuai usia

8

Page 9: Penatalaksanaan Gizi Buruk

anak, jenis makanan yang diberikan mengikuti anjuran makanan- Selain hal diatas, maka dalam rangka pemulihan kesehatan anak, perlumendapat makanan tambahan pemulihan (PMT-P) dengan komposisigizi mencukupi minimal 1/3 dari kebutuhan 1 hari, yaitu :Energi 350 – 400 kalori; Protein 10 - 15 g Bentuk makanan PMT-Pemulihan Makanan yang diberikan berupa :1. Kudapan (makanan kecil) yang dibuat dari bahan makanansetempat/lokal.2. bahan makanan mentah berupa tepung beras,atau tepung lainnya,tepung susu, gula minyak, kacang-kacangan, sayuran, telur dan laukpauk lainnya3. Contoh paket bahan makanan tambahan pemulihan (PMT-P) yangdibawa pulang4. Lama PMT-P, Pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P)diberikan setiap hari kepada anak selama 3 bulan (90 hari)3. Cara penyelenggaraanMakanan kudapan diberikan setiap hari di Pusat Pemulihan Gizi (PPG)atau kelompok terdekat, dua Seminggu sekali kader melakukandemonstrasi pembuatan makanan pendamping ASI/makanan anak, danmembagikan makanan tersebut kepada anak balita KEP, selanjutnya kadermembagikan paket bahan makanan mentah untuk kebutuhan 6 hari.4. PEMANTAUANa) Timbang berat badan sekali seminggu, bila tidak naik kaji penyebabnya(asupan gizi tidak cukup, kekurangani zat gizi, infeksi/radang, adanyapenyakit, masalah psikologis).b) Bila asupan zat gizi kurang, modifikasi diet sesuai selera.c) Bila ada gangguan saluran cerna (diare, kembung,muntah padapemberian susu formula) menunjukkan bahwa formula tidak sesuaidengan kondisi anak, maka gunakan formula rendah atau bebas lactosadan hipoosmolar, misal: susu rendah laktosa, formula tempe yangditambah tepung-tepungan.d) Kejadian penurunan gula darah (hipoglikemia) : beri minum air gulaatau makan setiap 2 jam5. PENYULUHAN GIZI1. Menggunakan leaflet khusus yang berisi jumlah, jenis, dan frekwensipemberian bahan makanan2. Selalu memberikan contoh menu (lampiran 6)3. Mempromosikan ASI bila anak kurang dari 2 tahun4. Memperhatikan riwayat gizi (lampiran 3 dan 4)5. Mempertimbangkan sosial ekonomi keluarga6. Memberikan demonstrasi dan praktek memasak makanan balita7. Untuk ibu6. TINDAK LANJUT1.Merencanakan kunjungan rumah2. Merencanakan pemberdayaan keluarga

7. PELAPORAN

III.Memahami dan menjelaskan tentang POSYANDU

9

Page 10: Penatalaksanaan Gizi Buruk

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana  Tujuan penyelenggara Posyandu

1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas)

2. Membudayakan NKKBS. 3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

 Pengelola Posyandu.1. Penanggungjawab umum : Kades/Lurah2. Penggungjawab operasional : Tokoh Masyarakat 3. Ketua Pelaksana : Ketua Tim Penggerak PKK 4. Sekretaris : Ketua Pokja IV Kelurahan/desa 5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes (Puskesmas).

             Kegiatan Pokok Posyandu : 1. KIA 2. KB 3. lmunisasi. 4. Gizi. 5. Penggulangan Diare.  Pembentukan Posyandu.

a. Langkah – langkah pembentukan : 1)      Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan. 2)     Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis unsur

kesehatan dan KB . 3)     Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana

posyandu, biaya posyandu 4)     Pemilihan kader Posyandu. 5)     Pelatihan kader Posyandu. 6)     Pembinaan.

 b. Kriteria pembentukan Pos syandu.

Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.

c. Kriteria kader Posyandu :

10

Page 11: Penatalaksanaan Gizi Buruk

1)      Dapat membaca dan menulis. 2)     Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan. 3)     Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat. 4)     Mempunyai waktu yang cukup. 5)     Bertempat tinggal di wilayah Posyandu. 6)     Berpenampilan ramah dan simpatik. 7)     Diterima masyarakat setempat.

d. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu. 1. Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, Tim Penggerak PKK

Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja yaitu : Meja I : Pendaftaran. Meja II : Penimbangan Meja III : Pengisian KMS Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS. Meja V : Pelayanan KB & Kes :

Imunisasi Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan Februari dan

Agustus. Pembagian pil atau kondom Pengobatan ringan. Kosultasi KB-Kesehatan

 Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).

      2.  Sasaran Posyandu : Bayi/Balita. Ibu hamil/ibu menyusui. WUS dan PUS.

a.       Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi : 1)      Kesehatan ibu dan anak :

emberian pil tambah darah (ibu hamil) Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan Agustus) PMT Imunisasi. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan

berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.

 1)      Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom. 2)     Pemberian Oralit dan pengobatan. 3)     Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan

dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS baita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN

11

Page 12: Penatalaksanaan Gizi Buruk

S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu. K : Semua balita yang memiliki KMS. D : Balita yang ditimbang. N : Balita yang naik berat badannya.

Keberhasilan Posyandu berdasarkan : 1 ) D / S : baik/kurangnya peran serta masyarakat

 2) N / D : Berhasil tidaknyaProgram posyandu

 Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh Kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan para medis (Jurim, Bindes, Perawat clan Petugas KB)

f. Dana. Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.

STRATA POSYANDU dikelompokkan menjadi 4 :             1. Posyandu Pratama  :

            • belum mantap.             • kegiatan belum rutin.             • kader terbatas.

            2. Posyandu Madya  :             • kegiatan lebih teratur             • Jumlah kader 5 orang

            3. Posyandu Purnama  :             • kegiatan sudah teratur.             • cakupan program/kegiatannya baik.             • jumlah kader 5 orang             • mempunyai program tambahan

4. Posyandu Mandiri  :             • kegiatan secara terahir dan mantap             • cakupan program/kegiatan baik.             • memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.

 Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah :

1.       Jumlah buka Posyandu pertahun. 2.      Jumlah kader yang bertugas. 3.      Cakupan kegiatan. 4.      Program tambahan. 5.      Dana sehat/JPKM.

LINGKUNGAN DAN RUMAH YANG MEMADAI

syarat untuk rumah sehat, yakni :

12

Page 13: Penatalaksanaan Gizi Buruk

1. Jendela berfungsi dengan baik dengan ukuran yang memadai. Jendela ada dua sisi yang berbeda, sehingga bisa menjadi jalannya udara yang baru. Pada setiap ruangan sebaiknya dibuatkan jendela kaca yang berhubungan dengan ruang luar. Dalam menentukan letak jendela, harus diperhatikan untuk mengarah ke matahari. Cahaya matahari yang terlalu panas, gunakan kanopi jendela untuk menaungi jendela dari cahaya matahari langsung.  

2. Ventilasi udara adalah lubang penghawaan pada ruangan agar sirkulasi udara dalam ruangan menjadi baik. Minimal ventilasi udara berukuran lebih 10 persen dari luas lantai.

3. Pencahayaan ruangan dengan standar mata normal bisa membaca tanpa sinar lampu tambahan.

4. Lubang asap dapur lebih besar 10 persen dari luas tanah lantai.

5. Lingkungan tidak padat penghuni luas lantai rumah per penghuni lebih besar 10 m2.

6. Kandang hewan harus terpisah dengan rumah. Misalkan anda mempunyai ternak maka kandangnya harus terpisah dari rumah.

7. Konstruksi rumah, bangunan permanen dengan tembok, bata plesteran, serta papan kedap air.

8. Sanitasi yang benar.

Sedangkan sarana Sanitasi yang benar yakni : 

a. Sarana air milik sendiri, memenuhi syarat kesehatan (MS).

b. Jamban leher angsa atau septic tank.

c. Terdapat sarana pembuangan air limbah yakni dapat diserap dan tidak mencemari sumber air (jarak dengan sumber air lebih dari 10 m) dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih lanjut.

d. Tempat sampah yang kedap air dan tertutup.

Rumah sehat juga dipengaruhi oleh kebiasaan penghuninya. Kebiasaan yang dilakukan sehari-hari dapat mempengaruhi terjadinya penularan berbagai penyakit. Agar tidak terjadi, maka seharusnya perilaku penghuni memperhatikan beberapa hal :

1. Membersihkan tempat jentik berkembang agar rumah bebas jentik. Indek jentik nyamuk tidak lebih dari 5 persen.

2. Bersihkan dari hal-hal yang mempengaruhi tikus datang ke rumah anda. Pastikan rumah anda bebas tikus.

3. Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari.

13

Page 14: Penatalaksanaan Gizi Buruk

4. Memanfaatkan pekarangan, misalnya dengan menanami bunga, atau Toga, sehingga ada upaya penghijauan.

5. Membuang tinja bayi atau Balita ke jamban, jangan meremehkan tinja bayi dan dibuang sembarangan. Karena tinja bayi sama halnya dengan tinja orang dewasa.

6. Membuang sampah pada tempat sampah, sampah hendaknya dibuang setiap hari pada sampah besar yang akan dibawa oleh petugas sampah

IV.Memahami dan menjelaskan PHBS

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat

Penerapan PHBS

PHBS dapat diterapkan di banyak bidang, yakni seperti contohnya :

A. Di bidang Gizi dan Farmasi, beberapa perilaku bersih dan sehat diantaranya:

1. Makan dengan gizi seimbang2. Memberi bayi ASI eksklusif3. Mengkonsumsi garam beryodium4. dsb;

B. Di Bidang KIA & KB, beberapa perilaku bersih dan sehat yakni:

1. Memeriksakan kehamilan secara rutin2. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan3. Mengimunisasi Balita dengan lengkap4. dsb;

C. Di Bidang Kesehatan Lingkungan, diantaranya:

1. Rumah memiliki ventilasi2. Menggunakan air bersih3. Memiliki jamban yang telah memenuhi syarat kesehatan4. dsb;

D. Di Bidang Pemeliharaan Kesehatan, beberapa contohnya adalah:

1. Punya jaminan pemeliharaan kesehatan

2. Aktif sebagai Kader

3. Memanfaatkan Puskesmas/Sarana Kesehatan lain

14

Page 15: Penatalaksanaan Gizi Buruk

Beberapa contoh perilaku di atas terlihat sangat sederhana, seperti halnya pengertian PHBS sendiri yang terasa begitu mudah dimengerti, namun diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dalam penerapannya. Beberapa contoh permasalahan menyangkut PHBS adalah pemberian ASI Eksklusif kepada bayi baru lahir, umumnya penyebab dari tidak diberinya ASI eksklusif kepada bayi karena kebiasaan, ketidaktahuan atau pun adanya kepercayaan akan menjadi tidak cantik karena memberi ASI. Stigma tersebut dapat diluruskan dengan cara memberikan promosi akan pentingnya ASI eksklusif dan membawa manfaat besar bagi pertumbuhan bayi di kemudian hari.

V.Memahami dan menjelaskan jihad dalam islam

Jihad pada dasarnya bukan sekedar melawan musuh dengan kekuatan senjata, tetapi berjuang dengan mengerahkan segala kemampuan di jalan Allah (fi sanilillah), tentu harus diaktualisasikan dalam dimensi-dimensi kehidupan sosial yang menentukan masa depan kehidupan manusia., baik dalam kehidupan individu maupun bermasyarakat.Jihad menurut dimensi-dimensinya :a. Jihad di bidang sosial pendidikan

Pendidiakn merupakan proses pembentukan karakter dan kepribadian seseorang, pendidikan juga merupakan salah satu bentuk jihad dalan kehidupan.

b. Jihad di bidang sosial ekonomiMerupakan gerakan memperjuangkan kehidupan ekonomi lebih baik dan memerangi kemiskinan. Oleh karena itu manusia harus bekerja keras.

c. Jihad sosial kemasyarakatanJihad ini dilakukan sebagai bentuk upaya memberikan bantuan dab pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat, termasuk di dalamnya di bidang pelayanan kesehatan. Dalam hal ini dokter menjalankan tugasnya penuh keikhlasan dan tanggung jawab.

15