penatalaksanaan fisioterapi pada kasus brachial … · penatalaksanaan fisioterapi pada kasus...

13
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR. SOEHARSO SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Disusun Oleh: AGUNG NUGROHO J100140023 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL … · PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR. SOEHARSO SURAKARTA OLEH

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL

PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR.

SOEHARSO SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada

Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Disusun Oleh:

AGUNG NUGROHO

J100140023

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL … · PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR. SOEHARSO SURAKARTA OLEH

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL

PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR.

SOEHARSO SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

AGUNG NUGROHO

J100140023

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing,

TOTOK BUDI SANTOSO, S.Fis.,MPH

Page 3: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL … · PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR. SOEHARSO SURAKARTA OLEH

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL

PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR.

SOEHARSO SURAKARTA

OLEH

AGUNG NUGROHO

J100140023

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Selasa 04 Juli 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji :

1. Totok Budi Santoso, S.Fis, MPH ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Edy Waspada, S.Fis, M.Kes ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Isnaini Herawati,S.Fis, M.Sc ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Disahkan,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes

NIK.786/ NIDN. 0617117301

Page 4: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL … · PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR. SOEHARSO SURAKARTA OLEH

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam artikel publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Diploma III di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya diatas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 22 Juli 2017

Penulis

AGUNG NUGROHO

J100140023

iii

Page 5: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL … · PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR. SOEHARSO SURAKARTA OLEH

1

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL

PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI

PROF.dr.SOEHARSO SURAKARTA

ABSTRAK

Latar belakang: Lesi plexus brachialis merupakan lesi saraf perifer yang berasal dari C5-Th1, yang dimana cidera ini dapat mengakibatkan kelemahan otot dan

rasa kesemutan pada bagian lesi yang terlibat. Lesi plexus brachialis disebabkan karena trauma yang berupa penarikan berlebihan ataupun evulsi. Pemulihan pada lesi ini bervariasi, ada lesi ringan yang dimana dapat terjadi pemulihan spontan

(pemulihan cepat) dan lesi berat yang dimana pemulihan fungsionalnya sulit didapat.

Tujuan: Mengetahui kondisi dan masalah yang dijumpai pada kasus BPI yang berupa gangguan sensoris, penurunan volume otot dan kekuatan serta untuk mengetahi manfaat dan penatalaksanaan fisioterapi dengan modalitas Electrical

Stimulation dan Terapi Latihan. Hasil: Setelah dilakukan sebanyak 6 kali terapi didapatkan hasil penilaian

kekuatan otot yang mengalami peningkatan hanya pada fleksor siku T1:1 menjadi T6:1+, ekstensor siku T1:1 menjadi T6:1+, fleksor wrist T1:3 menjadi T6:3+, dan ekstensor wrist T1:2 menjadi T6:2+. Untuk kemampuan sensoris masih belum ada

peningkatan dan untuk pengukuran antropometri masih belum ada peningkatan dari velume otot itu sendiri.

Kesimpulan: Permasalahan yang didapatkan pada kasus brachial plexus injury adalah berupa kelemahan otot penggerak angota gerak atas, gangguan sensoris dan atropi otot, yang dimana dengan pemberian pelaksanaan fisioterapi dengan

modalitas electrical stimulation dan terapi latihan belum menunjukan perubahan yang signifikan. Dalam proses pemulihan menuju ke normal pada kasus BPI

membutuhkan waktu yang lama. Kata kunci: Brachial plexus injury, electrical stimulation, Terapi Latihan.

ABSRACT

Background: The brachial plexus lesion is a peripheral nerve lesion originating from C5-Th1, where this injury can lead to muscle weakness and a tingling

sensation in the part of the lesion involved. Brachial plexus lesions are caused by trauma in the form of excessive withdrawal or evolution. Recovery in these

lesions varies, there are mild lesions which can occur spontaneous recovery (rapid recovery) and severe lesions where functional recovery is difficult to obtain. Objective: To find out the conditions and problems encountered in the case of

BPI in the form of sensory disorders, decreased muscle volume and strength and

Page 6: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL … · PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR. SOEHARSO SURAKARTA OLEH

2

to know the benefits and management of physiotherapy with the modalities of

Electrical Stimulation and Exercise Therapy. Results: After treatment 6 times therapy gained the muscle strength score increased only on the elbow flexor T1: 1 to T6: 1 +, the elbow extension T1: 1 to

T6: 1 +, flexor wrist T1: 3 to T6: 3+ , And the wrist extension T1: 2 becomes T6: 2+. For sensory capability there is still no improvement and for anthropometric

measurements there is still no improvement from the muscle velume itself. Conclusion: The problems of brachial plexus injury cases are muscle weakness of upper movements, sensory disorders and muscle atrophy, which by providing

physiotherapy with electrical stimulation modalities and exercise therapy has not shown significant change. In the process of recovery to normal in the case of BPI

takes a long time. Keywords: Brachial plexus injury, electrical stimulation, Exercise Therapy.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cidera plexus brachialis adalah suatu cidera pada nervus plexus

brachialis yang diakibatkan oleh trauma. Trauma ini sering kali berupa

penarikan berlebihan ataupun evulsi. Cidera traumatic sering kali

disebabkan oleh kecelakaan sepeda motor berkecepatan tinggi, terutama

pembalab sepeda motor. Hantaman langsung pada sisi lateral dari scapula

adalah penyebab dari cidera ini. Selain itu juga jatuh dengan leher pada

sudut tertentu menyebabkan cidera plexus bagian atas yang menyebabkan

Erb’s palsy. Cidera seperti ini menghasilkan suatu tanda yang sangat khas

yang disebut waiter’s tip karena hilangnya otot-otot rotator lateral bahu,

fleksor lengan dan ekstensor tangan (Foster,dkk,2011).

Data yang di dapat di RS. Ortopedi dr. Soeharso Surakarta pada

bulan januari tahun 2017, ada 8 pasien rawat jalan yang menderita cidera

pada plexus brachialis, 5 diantaranya adalah laki-laki umur 20-28 tahun

dan 3 di antaranya adalah perempuan umur 23-26 tahun. Dari hasi

wawancara dengan pasien, 90% penyebab terjadinya cidera itu adalah

kecelakann pengendara sepeda motor.

Penanganan medis untuk kasus BPI (brachial plexus injury) ini

ada yang memerlukan tindakan operasi ada juga yang tidak, disesuaikan

dengan kondisi cideranya. Sesuai perkembangan ilmu teknologi tererdapat

Page 7: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL … · PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR. SOEHARSO SURAKARTA OLEH

3

banyak jenis operasi pada cedera plexus brachialis, tergantung jenis cedera

saraf yang terjadi. Pembedahan dalam kasus BPI dibagi menjadi dua yaitu

pembedahan primer dan skunder. Pembedahan primer salah satunya adalah

Neurotization pleksus brachialis digunakan umumnya pada kasus avulsi

pada akar saraf spinal cord. Saraf donor yang dapat digunakan adalah

hypoglossal nerve, spinal accessory nerve, phrenic nerve, intercostal

nerve, long thoracic nerve dan ipsilateral C7 nerve. Intraplexual

neurotization menggunakan bagian dari root yang masih melekat pada

spinal cord sebagai donor untuk saraf yang avulsi (Pawana,2009).

Sedangkan pembedahan sekunder bertujuan untuk meningkatkan seluruh

fungsi extremitas yang terkena. Ini tergantung saraf yang terkena.

Prosedurnya berupa tendon transfer, pedicled muscle transfers, free muscle

transfers, joint fusions and rotational, wedge or sliding osteotomie.

Pada fase rehabilitasi, peran fisioterapi sangatlah penting. Sesuai

dengan definisi tentang fisioterapi itu sendiri menurut PERMENKES

No.80 Tahun 2013. “Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang

ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan,

memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur

kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, penungkatan

gerak, peralatan (fisik, electroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi,

komunikasi.”

Impairment pada kasus BPI yang seperti penurunan sensoris,

penurunan kekuatan otot, gangguan koordinasi dan penurunan volume

otot. Peran fisioterapi sangatlah penting dalam pemulihan kemampuan

aktivitas fisik dan kempuan fungsional pasien dengan kasus BPI dengan

modalitas Electrical Stimulation dan Terapi Latihan yang bertujuan untuk

mempertahankan kemampuan sensoris, mempertahankan volume otot, dan

meningkatkan kekuatan otot.

Page 8: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL … · PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR. SOEHARSO SURAKARTA OLEH

4

1.2 Rumusan Masalah

Dalam kasus ini maka di rumuskan masalah sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada kasus BPI di RSO dr.

Soeharso Surakarta?

1.2.2 Bagaimana pengaruh electrical stimulasi dan terapi latihan untuk

mempertahankan kemampuan sensoris, volume otot dan

meningkatkan kekuatan otot?

1.2.3 Bagaimana pengaruh terapi latihan untuk meningkatkan

kemampuan koordinasi

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui kondisi dan masalah yang dijumpai pada kasus BPI

yang berupa gangguan sensoris, penurunan volume otot dan

kekuatan serta untuk mengetahi penatalaksanaannya.

1.3.2 Khusus

1.3.2.1 Tujuan Mengetahui manfaat electrical stimulation dan

terapi latihan untuk meningkatkan kemampuan sensoris.

1.3.2.2 Mengetahui manfaat electrical stimulation dan tereapi

latihan untuk meningkatakan kekuatan otot.

1.3.2.3 Mengetahui manfaat electrical stimulation dan terapi

latihan untuk mencegah terjadinya atropi otot.

1.3.2.4

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi Penulis

Untuk mengetahui manfaat electrical stimulasi dan terapi

latihan dalam meningkatkan kemampuan sensibilitas,

meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan aktifitas fungsional

pada kasus BPI.

1.4.2 Bagi Fisioterapis dan Institusi Pelayanan Kesehatan

Page 9: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL … · PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR. SOEHARSO SURAKARTA OLEH

5

Sebagai bahan masukan dalam pemilihan inteverensi untuk

penanganan kasus plexus brachialis injury dengan meningkatkan

kemampuan sensibilitas, meningkatkan kekuatan otot dan

meningkatkan kemampuan aktifitas fungsional.

2. METODE PENELITIAN.

Penatalaksanaan fisioterapi pada Tn. Rediyan Bin Supandi dengan

kondisi Brachial Plexus Injury ini dilakukan sebanyak 6 kali terapi,.

Teknologi intervensi yang digunakan antara lain sebagai berikut:

2.1 Electrical Stimulation (ES)

Alat yang digunakan untuk menstimulasi otot-otot dan mencegah

atrofi otot. Manfaat dari ES: 1). Relaksasi otot yang mengalami

ketegangan/kejang, 2). Pencegahan atrofi otot karena tidak

digunakan/kelumpuhan, 3). meningkatkan sirkulasi darah lokal, 4).

stimulasi pasca operasi otot betis untuk mencegah thrombosis vena, 6).

mempertahankan atau meningkatkan jangkauan gerak.

2.2 Terapi Latihan

Program rehabilitasi dapat dilakukan dengan fisioterapi dan atau

terapi okupasi. Tujuannya adalah untuk mencegah atropi, meningkatkan

kekuatan dan fleksibilitas, mengembalikan fungsi struktur yang diinervasi

oleh saraf yang rusak untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Latihan dalam bentuk Forced passive exercise bahu dan siku dan

Asisted active bahu dan siku dapat meningkatkan kekuatan otot.

Mekanisme dari latihan – latihan tersebut adalah akan timbulnya kontraksi

suplai darah pada daerah yang dilatih, sehingga jaringan pada daerah

tersebut kaya akan oksigen, dengan demikian akan mempercepat

pertumbuhan mucle fibre baru yang efeknya akan meningkatkan volume

dan masa otot tersebut, sehingga secara langsung kekuatan otot akan

bertambah.

Page 10: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL … · PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR. SOEHARSO SURAKARTA OLEH

6

3. HASIL DAN PEMBAHSAN

3.1 Hasil

Permasalahan yang timbul pada pasien atas nama Tn, Rediyan Bin

Supandi umur 24 tahun dengan diagnosa BPI adalah kelemahan otot,

atropi otot, gangguan sensoris pada lengan bawah dan gangguan aktivitas

fungsional.

Setelah didapatkan pelaksanaan fisioterapi sebanyak 6x,

didapatkan hasil sebagai berikut.

3.1.1 Peningkatkan kekuatan otot terlihat belum terlalu siknifikan,

dari terapi pertama hingga terapi ke enam.

Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Nilai Kekuatan otot

Group Otot

Nilai Otot

Kanan

T0

Kiri

T0

Kiri

T1

Kiri

T2

Kiri

T3

Kiri

T4

Kiri

T5

Kiri

T6

Fleksor

Ekstensor

Abduktror

Adduktor

Horisontal

Abduktor

Horisontal

Adduktor

Eksternal Rotator

Internal Rotator

Fleksor Siku

Ekstensor Siku

Fleksor Wrist

Ekstensor Wrist

N

N

N

N

N

N

N

N

N

N

N

N

N

N

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

1

3

2

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

1

3

2

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

1

3

2

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

1

3

2

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

1

3

2

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

1

3

2

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

1

3

2

3.1.2 Pada pengukuran antropometri, belum terlihat peningkatan

maupun penurunan volume otot.

Page 11: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL … · PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR. SOEHARSO SURAKARTA OLEH

7

Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Pengukuran Antropometri

Titik

Patokan

Dari

acromio

n ke

distal

Lenga

n

Kanan

(cm)

T0

Lenga

n Kiri

(cm)

T0

Selisi

h T1

Selisi

h T2

Selisi

h T3

Selisi

h T4

Selisi

h T5

Selisi

h T6

10 cm

30

28

2

2

2

2

2

2

20 cm 26 24 2 2 2 2 2 2

30 cm 24 23 1 1 1 1 1 1

40 cm

21

20

1 1 1 1 1 1

3.1.3 Pada sensoris pasien masih belum mengalami perubahan yaitu

dari bagian 5 cm proksimal elbow hingga distal bagian radial

(jempol dan telunjuk).

Keterangan:

Putih : Terasa

Merah : Agak Terasa

Biru : Tidak Terasa

Gambar 4.1 Hasil Evaluasi

Pemeriksaan Sensibilitas (Dermal

Segmentation).

Page 12: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL … · PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR. SOEHARSO SURAKARTA OLEH

8

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil yang didapat selama 6x terapi yang dimulai

tanggal 5 januari 2017 sampai dengan tanggal 23 januari 2017, belum ada

perubahan yang terlihat siknifikan pada pasien Tn Rediyan Bin Supandi.

Oleh karena kejadian cidera sudah terjadi cukup lama yaitu sekitar

hampir 2 tahun, mungkin ototnya sudah mengalami total dinerfation

artinya saraf sudah tidak dapat menghantar rangsang. Jadi, ES yang

diberikan adalah pada bagian group otot yaitu peletakan elektroda pada

bagian origo insersio, tidak bisa secara motorpoint. Jika kembali kita lihat

dari degenerasi saraf yang kita kenal dengan sebutan degenerasi wallerian

yang dimana dikatakan bahwa degenerasi saraf akan bertambah 2-3 mm

per-hari, mungkin itu juga yang menyebabkan tidak terlihatnya perubahan

yang signifikan pada pasien Tn. Rediyan Bin Supandi.

Menurut Smania (2012), pasien dengan kasus BPI membutuhkan

rehabilitasi dengan jangka waktu yang cukup lama. Jadi rehabilitasi

sangatlah penting untuk menghindari terjadinya keterbatasan gerak,

kontraktur otot, kekakuan sendi dan kecacatan skunder. Fisioterapi dan

dokter harus memberikan informasi yang tepat kepada pasien, karena

kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan sangatlah penting untuk

mencapai tujuan yang di rencanakan.

PERSANTUNAN

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih setia-Nya yang

telah memberikan kekuatan, kesehatan, dan kesabaran untuk saya dalam

mengerjakan karya tulis ilmiah ini. Dengan segala kerendahan hati karya tulis

ilmiah ini saya persembahkan kepada orang tua saya dan keluarga besar saya,

terimakasih telah mendukungdan senantiasa mendoakan sehingga mampu

menyelesaikan pendidikannya. Untuk dosen pembimbing saya Totok Budi

Santoso, S.Fis, MPH yang telah sabar membimbing saya sampai titik akhir serta

terimakasih untuk seluruh dosen dan staf program studi Fisioterapi. Tidak lupa,

Page 13: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL … · PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF.DR. SOEHARSO SURAKARTA OLEH

9

ucapan terimakasih juga saya haturkan untuk teman-teman mahasiswa Fisioterapi

atas kesediaannya telah membantu menjadi bagian pembuatan karya tulis ini.

DAFTAR PUSTAKA

Foster, M., Traumatic Brachial Plexus Injuries. 2011, emedicine.

Kisner C dan Colby AL. 2007.Therapeutic Exercise: Foundations and Techniques.

Philadelphia: E.A Davis Company.

Mardiman, Sri, 2001. Fisiologi Latihan : Politeknik kesehatan Surakarta. Jurusan Fisioterapi. Surakarta.

MenKes RI. 2013c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 376/ MENKES/ SK/ IV/ 2013 tetang Standar Pelayanan Fisioterapi.

Jakarta.

N. Smania, G. Berto, E. La Marchina, C. Melloti, A. Midiri, L. RoncariA. Zenorini, P. Ianes, A. Picell, A. Waldner, S. Faccoli, M. Gandolfi, 2012.

Rehabilitation In The Disorders Of Peripheral Nerves. Eur J Phys Rehabil Med. 494, 495

Parjoto,Slamet; Terapi Listrik Untuk Modulasi Nyeri, IFI Semarang, Semarang, 2006

Subagyo. 2013. Diakses pada tanggal 27 April 2017, dari

http://www.ahlibedahtulang.com

Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Salemba Medika. 357-358