penatalaksanaan fisioterapi pada cerebral palsy …pendahuluan 1.1 latar belakang salah satu...

19
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK QUADRIPLEGI DI RSUD Dr. LOEKMONO HADI KUDUS Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: FANITA RAHIM J100150005 PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL

PALSY SPASTIK QUADRIPLEGI DI RSUD Dr. LOEKMONO

HADI KUDUS

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III

pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

FANITA RAHIM

J100150005

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL

PALSY SPASTIK QUADRIPLEGI DI RSUD Dr. LOEKMONO

HADI KUDUS

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

FANITA RAHIM

J100150005

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen

Pembimbing,

Wahyuni, SKM, FT.,M.Kes

NIK. 808

HALAMAN PENGESAHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL

PALSY SPASTIK QUADRIPLEGI DI RSUD Dr. LOEKMONO

HADI KUDUS

Oleh :

FANITA RAHIM

J100150005

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Page 3: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

ii

pada hari Sabtu, 30 Juni 2018

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan penguji:

1. Wahyuni, SKM, FT., M.Kes ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Edy Waspada, S.Fis., M.Kes ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Isnaini Herawati, S.Fis., M.Sc ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes

NIK. 786

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuaan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbeneran dalam pernyataan saya diatas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 5 Mei 2018

Penulis

Fanita Rahim

J100150005

Page 4: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

iii

Page 5: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

1

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY

SPASTIK QUADRIPLEGI DI RSUD Dr. LOEKMONO HADI KUDUS

Abstrak

Cerebral palsy spastic quadriplegi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan

buruknya pengendalian otot, dengan melibatkan peningkatan spasme otot ketika

bergerak lebi cepat di kedua lengan, tungkai, leher, dan batang tubuh.Untuk

mengetahui penatalaksanaan fisiotrapi dengan Neuro Development Treatment

dalam penanganan Spastisitas, Neuro Senso Motor Reflex Integration mengatasi

reflek primitif yang masih ada dan Neuro Development Treatment untuk

penanganan kemampuan fungsional. Setelah dilakukan terapi selama 6 kali

didapatkan adanya penurunan spastisitas pada regio shoulder gerakan fleksi T1: 2

menjadi T6:1, adanya peningkatan pada penilaiaan reflek yaitu pada reflek moro

T1: + menjadi T6: ±, graps T1: + menjadi T6: ±, STNR T1: + menjadi T6:±,

Tonic Labirintyne T1: ± menjadi T6:-, Body Righting On T1:- menjadi T6: +, dan

adanya peningkatan kemampuan fungsional pada Dimensi A T1: 35,29% menjadi

T6: 43,13%, Dimensi B T1: 0% menjadi T6: 1,67%. Penatalaksanaan Neuro

Development Treatment (NDT) ada penurunan spastisitas, dengan

penatalaksanaan NSMRI adanya peningkatan reflek dari tingkat spinal menuju

brain stem, dan penatalaksanaan NDT dapat meningkatkan kemampuan

fungsional.

Kata Kunci: Cerebral Palsy, Spastic Quadriplegi, Neuro Senso Motor Reflex

Integration, dan Neuro Development Treatment.

Abstract

Spastic quadriplegi cerebral palsy is a condition characterized by poor muscle

control, involving increased muscle spasms as it moves faster in both arms, legs,

neck, and torso. To determine physiotherapy management with Neuro

Development Treatment in Spasticity handling, Neuro Senso Motor Reflex

Integration overcoming the remaining primitive reflexes and Neuro Development

Treatment in functional abilities. After 6 weeks of therapy there was a decrease of

spasticity in the shoulder region of flexion movement T1: 2 to T6: 1, an increase

in reflex observation that is on the moro reflex T1: + to T6: ±, grams T1: + to T6:

± , STNR T1: + to T6: ±, Tonic Labirintyne T1: ± to T6: -, Body Righting On T1:

- to T6: +, and an increase in functional ability in Dimension A T1: 35.29% to T6:

43, 13%, Dimension B T1: 0% to T6: 1.67%. Management of Neuro Development

Treatment (NDT) has decreased spasticity, with NSMRI management of increased

reflexes from spinal level to brain stem, and management of NDT may improve

functional ability.

Keywords: Cerebral Palsy, Spastic Quadriplegi, Neuro Senso Motor Reflex

Integration, and Neuro Development Treatment.

Page 6: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

2

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral

palsy. Cerebral palsy adalah gangguan gerakan dan postur atau gangguan

motorik yang nonprogresif karena kerusakan otak pada anak, sehingga

menyebabkan keterbatasan gerak. Cerebral palsy menimbulkan gangguan

pada sensasi, persepsi, kognitif, komunikasi dan kebiasaan. Berdasarkan hasil

penelitian mengenai cerebral palsy bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof.

Dr. R. D Kandou Manado ditemukan paling banyak adalah cerebral palsy tipe

spastik quadriplegi, pada rentang usia 0-2 tahun laki-laki lebih banyak

dibandingkan perempuan. Penyebabnya status gizi yang kurang paling

banyak dan penyakit penyerta tersering adalah bronkopneumonia (Bolaang &

Utara, 2016).

Cerebral palsy merupakan gangguan yang berkaitan dengan

perkembangan “motor” karena lesi non-progresif dari otak yang sedang

berkembang. Sering disertai dengan gangguan sensasi, kognisi dan kejang.

Setiap tahun di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 278 bayi di diagnosa CP.

Sebuah penelitian serupa yang dilakukan di Faisalabad, Pakistan, mengenai

insiden CP menunjukan bahwa dari sampel 160 kasus dengan kelainan pada

postur dan gerakan 75% didiagnosa CP. Faktor resiko sekarang yang

diketahui termasuk kehamilan multipel, jenis kelamin, infeksi, prematuritas

dan berat lahir rendah serta determinan genetik (Bangash, Hanafi, Idrees, &

Zehra, 2014).

Pada kondisi cerebral palsy di atas, Permasalahan yang terjadi adalah

gangguan postural control, motor control akibat adanya lesi pada otak yang

sedang tumbuh biasanya ditandai dengan gangguan keseimbangan dan

hipotonus postural. Penatalaksanaan fisioterapi yang diberikan seperti Neuro

Senso Motor Reflex Integration sebagai awal mempersiapkan otot untuk

menjalani modulasi motorik dan meningkatkan kemampuan kerja fungsional

motorik anak, dengan keterlambatan perkembangan saraf dan Neuro

Development Treatment (NDT) sebagai normalisasi tonus otot, peregangan,

Page 7: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

3

penentuan posisi,perbaikan, dan koreksi postur. Maka dari itu penulisan ini

membahas penatalaksanaan fisioterapi pada cerebral palsy spastic

quadriplegi di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penulisan pada laporan akhir in diantaranya adalah:

1) Untuk mengetahui adanya manfaat NDT pada CP Spastic Quadriplegi

terhadap mengontrol spastisitas, meningkatkan kekuatn otot, seta dapat

meningkatkan kemampuan fungsional.

2) Untuk mengetahui adanya manfaat metode NSMRI pada CP Spastic

Quadriplegi terhadap reflek primitif yang masih ada dan peningkatan

fungsi sensoris.

2. METODE

2.1 Teknologi Intervensi Fisioterapi

2.1.1 Neuro Senso Motor Reflex Integrasi

Neuro Senso Motor Reflek Integrasi merupakan metode yang

memfokuskan pada mekanisme perkembangan dan pembelajaran gerakan

secara natural (Rentschler et all., 2008). Setiap respon refleks terdiri dari

tiga bagaian yang memungkinkan respon motorik terhadap stimulus

spesifik, yang terdiri dari:

1) Bagian 1: Stimulasi sensorik pada taktil, propioseptif, visual atau

sistem pendengaran. Sistem saraf eferen (reseptor dan serabut saraf

yang dibawa impuls dari tubuh ke otak) untuk mengenali stimulus

dan mengirimkannya ke otak.

2) Bagian 2: Proses pada otak ini, otak berfungsi menafsirkan sinyal

dari sistem sensor dan mengaktifkan pola respon yang tepat untuk

berorientasi pada perlindungan atau kelangsungan hidup menuju

pembangunan.

3) Bagian 3: Respon Motor merupakan sistem saraf eferen (serabut

saraf yang membawa impuls keluar dari otak ke tubuh) membawa

perintah ke otot dan organ atau kelenjar untuk memberlakukan reaksi

yang tepat atau respon motorik.

Page 8: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

4

2.2.2 Neuro Developmental Treatment (NDT)

Tekhnik yang dikembangkan oleh Karel dan Bertha Bobath pada

tahun 1997. Pada tekhnik ini ditujukan untuk menangani gangguan

sistem saraf pusat pada bayi dan anak-anak. Agar mendapat kan hasil

yang efektif, diperlukan penanganan secepatnya, sebaiknya sebelum anak

usia 6 bulan. Pelaksanaan ini diimulai dengan menekankan reflek-reflek

abnormal yang patologis yang menjadi penghambat terjadinya gerakan-

gerakan normal (Acar et al., 2016).

Neuro development Treatment merupakan suatu tehnik latihan

untuk merangsang respon mekanisme neuromuscular melalui stimulus

propioseptor. Tekhik dari NDT terdiri dari: fasilitasi dari postural normal

dan pola gerakan, menggunakan sensori feedback (kontak manual,

integrasi visual, dan somatosensory) sebagai fasilitasi perbaiki fungsi

gerak, keinginan harus disesuaikan dengan apa yang diinginkan oleh

pasien selama kegiatan perkembangan dan kemampuan fungsi. Yang

terpenting adalah mengembalikan kemampuan fugsional yang dilihat

secara keseluruhan dan sesuai kebutuhan (Park & Kim, 2017).

2.2 Proses Fisioterapi

2.2.1 Pengkajian Fisioterapi

1) Anamnesis

2) Pemeriksaan Obyektif

2.2.2 Diagnosa Fisioterapi

1) Impairment

a. Adanya spastisitas pada AGA dan AGB

b. Adanya Penurunan kekuatan otot pada regio (Cervical, AGA dan

AGB)

c. Reflek setingkat spinal

d. Terdapat gangguan Sensoris pada indera propioseptive dan Vestibular

2) Functional Limitation

a. Pasien belum mampu mengangkat kepala (tengkurap) sendiri,

merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan secara mandiri.

Page 9: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

5

b. Pasien belum mampu makan, minum, memakai baju secara mandiri.

3) Disability

Pada keterbatasan fisik anak belum mampu bermain dengan teman

sebayanya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Peniaian Spastisitas (Skala Asworth)

Regio Dekstra Sinistra

T1 T2 T3 T4 T5 T6 T1 T6 T3 T4 T5 T6

1. Shoulder

Fleksi

Ekstensi

Abduksi

Adduksi

Eksternal Rotasi

Internal Rotasi

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2. Elbow

Fleksi

Ekstensi

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

3. Wrist

Fleksi

Ekstensi

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

4. Hip

Fleksi

Ekstensi

Abduksi

Adduksi

Eksternal Rotasi

Internal Rotasi

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

5. Knee

Fleksi

Ekstensi

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

6. Ankle

Plantar Fleksi

Dorsal Fleksi

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

Tabel 1 Evaluasi penilaian spastisitas

Page 10: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

6

Setelah dilakukan 6 kali terapi hasil dari penilaian spastisitas

dengan skala Asworth didapatkan penurunan spastisitas pada regio

Shoulder pada gerakan fleksi yang didapatkan nilai 1.

3.1.2 Penilaiaan kekuatan otot dengan XOTR

Gerakan

Nilai Otot

T1

(D/S)

T2

(D/S)

T3

(D/S)

T4

(D/S)

T5

(D/S)

T6

(D/S)

1. Cervical

a. Fleksi

b. Ekstensi

c. Rotasi

d. Side Fleksi

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

2. Shoulder

a. Fleksi

b. Ekstensi

c. Abduksi

d. Adduksi

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

3. Elbow

a. Fleksi

b. Ekstensi

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

4. Wrist

a. Palmar Fleksi

b. Dorsal Fleksi

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X

X/X X/X

X/X

5. Hip

a. Fleksi

b. Ekstensi

c. Abduksi

d. Adduksi

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

6. Knee

a. Fleksi

b. Ekstensi

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

c. 7. Ankle

a. Dorsi Fleksi

b. Plantar Fleksi

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

T/T

Tabel 2 pemeriksaan kekuatan otot menggunakan XOTR

3.1.3 Penilaiaan Kemampuan Fungsional dengan GMFM

Selama melakukan 6 kali terapi, didapatkan nilai kemampuan

fungsional anak mengalami peningkatan. Lihat pada grafik berikut:

Page 11: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

7

Grafik 1 Evaluasi kemampuan fungsional dengan GMFM

Berdasarkan evaluasi penilaiaan kemampuan fungsional dengan

GMFM didapatkan ada peningkatan pada dimensi A dan B.

3.1.4 Penilaian Reflek primitif

NO LEVEL REFLEKS T1 T2 T3 T4 T5 T6

1. Spinal Flexor With

Drowl

+ + + + + +

Moro

Graps

+

+

+

+

+

+

+

+

±

±

±

±

2. Brain Stem ATNR - - - - - -

STNR + + + + ± ±

Tonic

Labirintyne

Supine

± ± ± ± - -

Tonic

Labirintyne

Prone

- - - - - -

3. Mid Brain Neck Righting - - - - - -

Body Righting

On The Head

- - - - + +

Optical

Righting

Reaction

- - - - - -

4. Cortical Equilibrium:

a.Terlentang - - - - - -

b.Tengkurap + + + + ± ±

c.Kneeling + + + + + +

T1

T3

T5

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

Dimensi A

Dimensi B

Dimensi C

Dimensi D

Dimensi E

35,29%

0 0 0 0

35,29%

0 0 0 0

35,29%

0 0 0 0

39,21%

0 0 0 0

43,13%

1,67% 0 0 0

43,13%

1,67% 0 0 0

Chart Title

T1 T2 T3 T4 T5 T6

Page 12: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

8

0 1 2 3

Evaluasi Hasil Pemeriksaan

Sensorimotor

T1 T2 T3 T4 T5 T6

d.Sitting + + + + + +

e.Berdiri + + + + + +

5 Reflek Lain Babinsky + + + + + +

Parachute + + + + ± ±

Clonus pada

kedua kaki

+ + + + + +

Berdasarkan evaluasi penilaian reflek primitif terdapat peningkatan di

level spinal. 3.1.5 Penilaian Sensorimotor

Grafik 2 Evaluasi hasil pemeriksa Sensorimotor

Berdasarkan evaluasi hasil pemeriksaan sensoris yang dilakukan 6

kali terapi, didapatkan ada peningkatan pada terapi ke4 propioseptif dan

terapi ke5 di vestibular.

1.1 Pembahasan

Pasien dengan diagnosa Cerebral Palsy Spastic Quadriplegi

yang berjenis kelamin laki-laki dengan umur 5 Tahun 10 bulan telah

diberikan penatalaksanaan fisioterapi selama 6 kali menggunakan

Neuro Senso Motor Reflex Integration dan Neuro Development

Treatment (NDT). Problematika yang ditemukan pada kondisi ini

adalah: spastisitas pada anggota gerak atas dan bawah, reflek primitif

yang mash dominan, ganguan sensorimotor, penurunan kekuatan otot,

dan gangguan kemampuan fungsional.

Berdasarkan hasil evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil

perkembangan setelah terapi adalah evaluasi spastik pada anggota

gerak atas dan anggota gerak bawah dengan skala asworth, reflek

Tabel 3. Reflek Primitif

Page 13: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

9

primitif yang masih dominan dengan pemeriksaan reflek, gangguan

sensorimotor dengan pemeriksaan sensorimotor test, kekuatan otot

dengan XOTR dan gangguan kemampuan fungsional dengan GMFM.

Setelah dilakukan 6 kali terapi didapatkan adanya kemampuan kontrol

tonus pada regio shoulder pada gerakan fleksi, terdapat peningkatan

level reflek pada tingkat spinal yang berupa reflek moro dan graps

pada terapi ke 4 mulai menghilang , terjadi peningkatan otot padaa

regio shoulder derakkan fleksi karena terdapat kontrol tonus pada

regio tersebut, dan ada peningkatan kemampuan fungsional berupa

kemampuan mengangkat kepala.

Neuro Development Treatment (NDT) merupakan suatu prinsip

untuk memperbaiki dan mencegah posturdan pola gerakkan abnormal,

serta mengajarkan postur dan pola gerakkan yang normal.Pemberian

NDT bertujuan untuk untuk menormalisasi jaringan otot agar tercipta

jaringan otot yang elastis tanpa adanya rasa tahanan otot yang

menandakan adanya peningkatan tonus otot atau kekakuan (Lundy,

Lumsden, & Fairhurst, 2009). Adapun yang terjadi adalah normalisasi

spastisitas, dengan mekanisme terjadi spastisitas pada otot akibat

luapan impuls fasilitasi ke medula spinalis dijalarkan melalui

retikulospinal, vestibulospinal, dan sebagainya akibat perubahan

keseimbangan antara sistem motorneuron alfa dan gama. Kegagalan

tersebut mempengaruhi inhibisi sentral yang secara normal menekan

atau mengurangi refleks regang spinal akan diikuti oleh kontraksi otot

yang berlebihan setelah peregangan dilakukan terhadapnya, dan

adanya tahanan yang meningkat terhadap gerakkan. NDT suatu

treatmen untuk mengontrol tonus dengan mekanisme refleks

pregangan otot berlebih dalam kelenturan otot yang dikaitkan dengan

peningkatan sensitivitas dari spindel otot karena peningkatan aktivitas

fusimotor dengan pemberian NDT dengan mengarah pada

peningkatan kemampuan motorik dan fungsi yang disebabkan oleh

aktivitas otot yang konstan sebagai latar belakang gerakan yang

Page 14: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

10

sebenarnya sehingga dapat mempertahankan sikap dasar tubuh. Setiap

kali otot diregangkan, spindel yang tereksitasi menyebabkan kontraksi

reflek otot yang sama dan otot sinergis, sehingga aktivasi alfa gamma

untuk menghasilkan konstraksi dari serat extrafusal dan intrafusal

sesuai dengan posisi dan perintah gaya dari otak ke sumsum tulang

belakang (Mukherjee & Chakravarty, 2010).

NDT juga dapat memfasilitasi yaitu upaya untuk mempermudah

reaksi-reaksi otomatis dan gerakkan yang baik (key point of Control)

(Waspada, 2010). Tujuannya untuk memperbaiki tonus postural, untuk

mengkembaikan kualitas tonus normal serta untuk mempermudah

gerakkan yang disadari. Tujuan-tujuan tersebut ndt juga bisa

meningkatkan kekuatan otot serta meningkatkan kemampuan

kemampuan fungsional pada anak cerebral palsy. Adapun hasil yang

didapatkan setelah 6 kali pemberian terapi yaitu terjadi peningkatan

kekuatan otot pada regio cervical dengan nilai T menuju nilai X.

Berdasarkan hasil dari kontrol spastis dan peningkatan kekuata

otot dapat meningkatan kemampuan fungsional pada anak Cerebral

Palsy menggunakan GMFM dan didapatkan hasil pemeriksaan pada

hari pertama yaitu Dimensi A berbaring dan berguling skor 35,29%,

dimensi B duduk skor 0%, dimensi C merangkak dan berlutut skor

0%, dimensi D berdiri dengan skor 0%, dimensi E berjalan, berlari,

dan melompat skor 0%.

Hasil dari pemeriksaan diatas mengalami peningkatan

kemampuan fungsional meski tidak signifikan yaitu pada dimensi A

mengalami penigkatan sebanyak 7,84% dan Dimensi B mengalami

peningkatan sebanyak 3,3%. Dikarenakan masalah motorik CP

muncul secara mendasar dari disfungsi Centaral Nervus System, yang

mengganggu perkembangan kontrol postural normal terhadap gravitas

dan menghambat perkembangan motorik, berdasarkan penelitiaan

(Labaf et al., 2015) adanya pendekatan NDT ini mengajarkan otak

untuk meningkatkan keterampilan kinerja motorik. Berdasarkan

Page 15: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

11

penelitian dari menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan

fungsional secara signifikan dengan berlatih dirumah lagi secara

berulang dan terukur agar mengarah pada perbaikan gross motor

functional dilatih dirumah oleh orang tuanya karena dengan latihan

yang teratur dan terukur sehingga pola yang tertanam diotaknya mulai

didukung oleh kognitif anak yang sudah mulai merespon (Myrhaug et

all, 2014).

Pada pemeriksaan reflek dengan diberikan neuro senso motor

reflex integration yang bertujuan untuk koreksi neuro-sensory-motorik

disfungsional pola refleks. Pendekatan dengan latihan dan teknik

gerakan re-patterning (belajar kembali dan skema re-coding), yang

berfokus pada pengulangan refleks dinamis dan postural dengan

menghidupkan kembali memori motorik genetik dan mengaktifkan

mekanisme defensif di otak-tubuh-sistem. Pada konsep integrasi pola

refleks sebagai prasyarat untuk mengembangkan motorik.

Peningkatan koordinasi antara neurologis bawaan, sensorik, dan

komponen motorik yang menyediakan fondasi dimana gerakan reflek

terintegrasi dengan gerakan yang disengaja, keterampilan motorik

yang dipelajari dan kemampuan motorik yang dikendalikan secara

sadar pada anak dengan kondisi CP. Teknik repatterning dan relaksasi

untuk membangkitkan memori motorik genetik latern di batang otak,

sehingga untuk pengembangan saraf (Masgutova,et al, 2008).

Berhubungan dengan sentuhan dalam dan tekanan pada pasien

ini didapatkan hasil terapi pertama sampai terapi ke enam dari level

spinal yang awalnya dominan setelah 6 kali terapi menjadi berkurang,

level spinal yaitu graps dan moro pada terapi ke 4 terdapat perubuhan

dari yang sering menjadi ragu-ragu (berkurang).Pada level brain stem

adanya penurunan reflek STNR dari yang ada hingga terapi ke 5 ragu-

ragu (berkurang) dan tonic Labirintyne Supine yang awalnya

munculnya ragu-ragu hingga pertemuan ke 5 tidak muncul. Level mid

brain yaitu pada body righting reaction on the head yang awalnya tidak

Page 16: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

12

muncul setelah 6 kali terapi sudah mulai muncul. Pada level cortical

anak terkadang sudah mulai bisa terlentang ke tengkurap. Reflek lain

yang masih yaitu babinsky, clonus pada kedua kaki, parachute atau

reflek protektive yang terkadang muncul, dan diikuti adanya

peningkatan di pemeriksaan sensorimotor walaupun di propioseptif

reaksi terkadang kurang baik. Berdasarkan hasil dari tiap reflek yang

seharusnya sudah hilang tetapi masih muncul dikarenakan sensoris pada

anak belum matang.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Penatalaksanaan fisioterapi pada pasien berinisial M,K.N umur

5 tahun 6 bulan setelah dilakukan intervensi sebanyak 6 kali pada

kondisi Cerebral Palsy Spastic Quadriplegi dengan penatalaksanaan

Neuro Senso Motor Reflex Integration (NSMRI) dan Neuro

Development Treatment (NDT) spastisitas terkontrol dan

meningkatkan kekuatan otot, dengan penatalaksanaan NSMRI ada

perubahan fungsi sensoris dengan mulai merespon jika diberi

stimulasi seperti diberikan mainan seperti mencoba mengambil

mainan itu, dan penatalaksanaan NDT dapat meningkatkan

kemampuan fungsional yang didapatkan pada Dimensi A sebanyak

7,84% dan Dimensi B sebanyak 3,3%.

4.2 Saran

4.2.1 Kepada Orang Tua Pasien

Pasien harus rajin untuk diterapi, untuk perkembangan

pasien yang baik. Kepada orang tua pasien disarankan untuk

menerapkan edukasi dirumah sesuai yang diajarkan fisioterapi, agar

meningkatkan kemampuan fungsional dan menjaga fungsi gerak

tubuh.

Page 17: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

13

4.2.2 Kepada Fisioterapi

Sebelum diberikan pelayanan fisioterapi, sebaiknya

dilakukan pemeriksaan awal yang sesuai, diagnosa, dan memilih

penatalaksanaan fisioterapi serta pemberian edukasi harus benar.

Setelah selesai tindakan fisioterapi harus di evaluasi secara rutin

agar mengetahui perkembangan pasien dan mencapai tujuan jangka

pendek dan jangka panjang yang diharapkan.

4.2.3 Kepada Masyarakat

Untuk pembaca Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan jika

mempunyai kerabat atau keluarga yang mempunyai kondisi yang

sama sepeti Cerebral Palsy dapat mengkonsultasikan ke petugas

kesehatan dan membawanya ke fisioterapi supaya mendapatkan

penanganan yang tepat dan secara cepat.

DAFTAR PUSTAKA

Acar, G., Altun, G. P., Yurdalan, S., & Polat, M. G. (2016). Efficacy of

neurodevelopmental treatment combined with the Nintendo<sup>®<

/sup> Wii in patients with cerebral palsy. Journal of Physical Therapy

Science, 28(3), 774–780. https://doi.org/10.1589/jpts.28.774

Alotaibi, M., Long, T., Kennedy, E., & Bavishi, S. (2014). The efficacy of

GMFM-88 and GMFM-66 to detect changes in gross motor function in

children with cerebral palsy (CP): A literature review. Disability and

Rehabilitation,36(8), 617–627.https://doi.org/10.3109/09638288.2013.

805820

Bangash, A. S., Hanafi, M. Z., Idrees, R., & Zehra, N. (2014). Risk factors and

types of cerebral palsy. JPMA. The Journal of the Pakistan Medical

Association.

Bolaang, K., & Utara, M. (2016). Jurnal KEDOKTERAN KLINIK (JKK),

Volume 1 No 2 , Desember 2016. Jurnal KEDOKTERAN KLINIK (JKK),

Volume 1 No 2, Desember 2016, 1(2), 37–45.

Daly, I., Faller, J., Scherer, R., Sweeney-Reed, C. M., Nasuto, S. J., Billinger, M.,

Page 18: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

14

& Müller-Putz, G. R. (2014). Exploration of the neural correlates of

cerebral palsy for sensorimotor BCI control. Frontiers in Neuroengineering,

7(July), 1–11. https://doi.org/10.3389/fneng.2014.00020

Syaifuddin. (2010). Anatomi Fisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Hinchcliffe, A. (2007). Children with Cerebral Palsy,61. India Pvt Ltd. New

Delhi.

Kementrian Kesehatan RI. (2014). Situasi Penyandang Disabilitas. Buletin

Jendela Data & Informasi Kesehatan, Semester 2(1), 1–5.

https://doi.org/10.1007/ s13398-014-0173-7.2

Kolb, B., Mychasiuk, R., Muhammad, A., & Gibb, R. (2013). Brain plasticity in

the developing brain. Progress in Brain Research (1st ed., Vol. 207).

Elsevier B.V. https://doi.org/10.1016/B978-0-444-63327-9.00005-9

Labaf, S., Shamsoddini, A., Taghi Hollisaz, M., Sobhani, V., & Shakibaee, A.

(2015). Effects of neurodevelopmental therapy on gross motor function in

children with cerebral palsy. Iranian Journal of Child Neurology, 9(2), 36–

41.

Lundy, C., Lumsden, D., & Fairhurst, C. (2009). Treating complex movement

disorders in children with cerebral palsy. The Ulster Medical Journal, 78(3),

157–163. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih. gov/pubmed/19907680

%5Cnhttp://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC2773

587

Manuscript, A. (2011). NIH Public Access, 51(4), 816–828. https://doi.org/

10.1097/GRF.0b013e3181870ba7.Diagnosis

Masgutova, S., Russia-poland, P. D., Wenberg, E. S., & Retschler, M. (2008).

Masgutova Method of Reflex Integration for Children With Cerebral Palsy,

1–23.Retrieved from http://masgutovamethod.com/_uploads/_media_uploads

/_source/article_valerie-cp.pdf

Mukherjee, A., & Chakravarty, A. (2010). Spasticity mechanisms - for the

clinician. Frontiers in Neurology, MAR(December), 1–10. https://doi.org/

10.3389/fneur.2010.00149

Mutlu, A., Livanelioglu, A., & Gunel, M. K. (2008). Reliability of Ashworth and

Page 19: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEREBRAL PALSY …PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan

15

Modified Ashworth Scales in children with spastic cerebral palsy. BMC

Musculoskeletal Disorders, 9, 1–8. https://doi.org/10.1186/1471-2474-9-44

Myrhaug, H. T., ØstensjØ, S., Larun, L., Odgaard-Jensen, J., & Jahnsen, R.

(2014). Intensive training of motor function and functional skills among

young children with cerebral palsy: A systematic review and meta-analysis.

BMC Pediatrics, 14(1). https://doi.org/10.1186/s12887-014-0292-5

Park, E.-Y., & Kim, W.-H. (2017). Effect of neurodevelopmental treatment-based

physical therapy on the change of muscle strength, spasticity, and gross

motor function in children with spastic cerebral palsy. Journal of Physical

Therapy Science, 29(6), 966–969. https://doi.org/10.1589/jpts.29.966

Rentschler, M., Ed, M., Method, M., & Specialist, I. (2008). The Masgutova

Method of Neuro-Sensory-Motor and Reflex Integration : Key to Health ,

Development and Learning, (202).

Shamsoddini, A., Amirsalari, S., Hollisaz, M., & Rahimnia, A. (2014).

Management of Spasticity in Children with Cerebral Palsy Definitions of

Spasticity Causes of Spasticity Measuring Spasticity, 24(4), 345–351.

Sohn. (2011). Assessment of Primitive Reflexes in High-risk Newborns. Journal

of Clinical Medicine Research, 3(6), 285–290.

https://doi.org/10.4021/jocmr706

Trønnes, H., Wilcox, A. J., Lie, R. T., Markestad, T., & Moster, D. (2014). Risk

of cerebral palsy in relation to pregnancy disorders and preterm birth: A

national cohort study. Developmental Medicine and Child Neurology, 56(8),

779–785. https://doi.org/10.1111/dmcn.12430