penatalaksanaan cedera olahraga -...
TRANSCRIPT
C
Penatalaksanaan Cedera Olahraga
oleh: Dr.dr.Basuki Supartono, SpOT1 FICS, MARS
edera olahraga adalah segala macam cedera yang timbul, baik pada waktu latihan, pertandingan da n sesudah
pertandingan (Walker, 2007). Bila terjadi cedera maka olahragawan memberika n respons psikologis dan fisik sebagai mekanisme pertahanan untuk mencapai keseimbangan baru. Secara psikologis olahragawan merasa bahwa dirinya dalam kondisi kesehatan yang optimal sehingga ingin segera pulih dan secepat mungkin dapat bertandinglagi.
Bagi atlet cedera ringan saja sangat berarti karena berpotensi kehilangan momentum untuk mencetak prestasi optimal. Cedera olahraga sebagian besar terjadi pada saat berlatih dan waktu pemulihannya membuat atlet kehilangan waktu tiga sampai dengan enam bulan untuk berlatih dan bertanding (Supartono, B. 2010).
Cedera Olahraga yangSeringTerjadi 1. Bone bruise, lecet tulang : perdarahan pada
jaringan di bawah kulit 2. Boxer's fracture, patah tulang petinju :patah
tulang bagian leher 3. Cedera kepala 4. Fracture : patah tulang 5. Hip pointer : cedera pada tonjolan tulang
pinggul 6. Runner's knee : kumpulan nyeri pada lutut
bagian luar yang bertambah bila berlari 7. Kram otot B. Pulled groin :nyeri pada selangkangan 9. Torn cartilage : robekan jaringan tulang rawan
sendi 10.Over-use : cedera timbul karena pemakaian
otot berlebihan atau terlalu lelah
Gejala akibat cedera olahraga biasanya dikeluhkan oleh pasien diantaranya rasa nyeri, bengkak dan gangguan fungsi. Gangguan fungsi misalnya pincang, kaku sendi, kesemutan dan sebagainya. Diagnosis cedera olahraga dilakukan oleh dokter berdasarkan keluhan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan..
Sebagian besar cedera dengan penanganan
yang cepat dan tepat oleh ahlinya berakhir dengan baik, sembuh seperti sediakala tanpa gangguan atau disability. Tetapi tanpa ada penanganan yang baik cedera akan berlanjut menjadi komplikasi yang membutuhkan perhatian dan upaya yang lebih serius dan membutuhkan sumberdaya yang lebih baik.
Cedera Olahraga padaAnak Anak-anak berbeda dengan orang dewasa Jenis cederanya dan responnya juga berbeda.Anak anak lebih sering mengalami cedera namun diagnosisnya lebih sulit dibandingkan dewasa karena masalah komunikasi dan perbedaan struktur tubuh. Anak-anak mempunyai lempeng pertumbuhan yang menyulitkan diagnosis dan juga penatalaksanaannya. Penatalaksanaannya yang kurang baik akan berakhir dengan gangguan pertumbuhan dan selanjutnya berakhir dengan kecacatan.
Pencegahan Cedera Olahraga
Pencegahan mempunyai berperan penting. Mencegah lebih baik dan lebih murah da ripada mengobati. Pencegahan terbaik dengan meniadakan faktor-faktor penyebab cedera. Beberapa upaya dapat dilakukan dalam pencegahan cedera olahraga, yaitu: 1. Pemeriksaan medis 2. Memperkuat struktur otot dan meningkatkan
fungsi sendi 3. Memberikan program latihan sesuai umur dan
kebutuhan 4. Memberikan asupan gizi dan variasi menu
sesuai kebutuhan 5. Memberikan kebutuhan cairan dan elektrolit
sesuai kebutuhan dan kondisi cuaca 6. Meningkatkan skill olahragawan 7. Meningkatkan perandan kemampuan pelatih 8. Meningkatkan peran pemimpin pertandingan 9. Membuat disain pelindung seperti kacamata,
helm dan bantalan bahu 10. Menunjuk pengawas olahraga 11. Melakukan olahraga sesuai kaidah
12. Melakukan pemanasan, pendinginan dan peregangan
13. Menggunakan sarana yang sesuai dengan olahragayang dipilih
14. Memperhatikan kondisi prasarana olahraga 15. Memperhatikan lingkungan fisik seperti suhu
dan kelembaban udara 16. Menyusun peraturan keselamatan 17. Memberikan jaminan pembiayaan cedera
olahraga padaolahragawan 18. Kerjasama seluruh pelaku olahraga
TerapiCedera Olahraga 1. Tera piemergensi a. Airway, memastikan tidak ada sumbatan
jalan nafas b. Breathing,memastikan organ pernafasan
berfungsi baik c. Circulation, memastikan tidak ada
hambatan dalam sirkulasi darah d. Disa bility, memastikan tidak ada
gangguan motorikatau kelumpuhan
2. Terapi sementara Pada fase akut cedera olahraga jangan
melakukan hal yang berbahaya (HARM). HARM adalah singkatan dari Heat,Alcohol, Running dan Massage. Jangan memberikan panas, alkohol,dan jangan melakukan gerakan dan pijat. Lakukan RICE. RICE singkatan dari Rest, Ice, Compression dan Elevation. Tindakan ini meliputi empat langkah dengan urutan ICRE.
- Pemberian es atau kompres dingin, 1-2 hari,selanjutnya kompres hangat
- Pemberian tekanan,dengan pemasangan softband dan elastic verban
- lstirahat bagian tubuh yang cedera, dengan cara imobilisasi sendi atau anggota gerak
- Elevasi,dengan mengangkat bagian tubuh yang cedera sehingga lebih tinggi dari jantung.
3. Terapi definitif
Prinsipterapi adalah : a. Tidak membahayakan I Do Not Harm I
Primum Non Nocere
b. Terapi dilakukan berdasarkan ketepatan diagnosis dan prognosis
c. Terapi dipilih berdasarkan tujuan khas d. Terapi tidak bertentangan dengan sifat
dasar tubuh e. Terapi realistis dan praktis f. Terapi dipilih yang pas sesuai kebutuhan
masing-masing individu
Terapi definitif mempunyai beberapa modalitas yaitu terapi non bedah,terapi bedah dan terapi rekayasa jaringan. Terapi non bedah misalnya menggunakan obat-obatan, dukungan psikologis, dan terapi fisik serta bantuan apparatus dan apliances seperti knee support dan brace.
Terapi bedah meliputi terapi pembedahan minimal dan prosedur pembedahan konvensional, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Terapi rekayasa jaringan menggunakan tiga komponen baik murni maupun campuran, Komponen tersebut adalah sel punca,faktor pertumbuhan dan perancah.
Rekayasa jaringan sangat menjanjikan karena menghasilkan jaringan normal seperti semula dan prosedurnya dapat tanpa pembedahan. Sangat menjanjikan bagi terapi cedera olahraga pada olahragawan profesional yang membutuhkan kekuatan dan kecepatan.
Rehabilitasi Cedera Olahraga a. Ta ha p I: menghiIangkan nyeri,
menghilangkan bengkak, mencegah cedera tambahan
b. Tahap II : meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas otot
c. Tahap Ill : meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas otot, ketahanan otot, proprioseptif mendekati normal
d. Tahap IV : olahragawan berlatih kembali, mengikuti program tertentu disesuaikan dengan kebutuhan, gerakan cabang olahraga masing-masing.
** Penulis adalah Direktur RSON