penataan desa wisata baru singapadu tengah, …

119
Bidang Unggulan: Budaya dan Pariwisata Kode/Nama Rumpun Ilmu : 426/ Teknik Arsitektur LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, KECAMATAN SUKAWATI, KABUPATEN GIANYAR TAHUN KEDUA TIM PENGUSUL UNIVERSITAS UDAYANA AGUSTUS 2018

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

Bidang Unggulan: Budaya dan Pariwisata

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 426/ Teknik Arsitektur

LAPORAN KEMAJUAN

PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

PENATAAN DESA WISATA BARU

SINGAPADU TENGAH, KECAMATAN SUKAWATI,

KABUPATEN GIANYAR

TAHUN KEDUA

TIM PENGUSUL

UNIVERSITAS UDAYANA

AGUSTUS 2018

Page 2: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …
Page 3: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

iv

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Penelitian:

Penataan Desa Wisata Baru Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar Tahun

Kedua

2. Tim Peneliti

No. Nama Jabatan Bidang

Keahlian

Instansi

Asal

Alokasi Waktu

(jam/minggu)

1. Ir. I Made Suarya, MT Ketua Arsitektur UNUD 20

2. I Nym. W. Paramadhyaksa, ST, MT, Ph.D Anggota

1

Arsitektur UNUD 15

3. Dr. Ni Ketut Agusintadewi, ST., MT. Anggota

2 Arsitektur UNUD

15

4. I Gusti Agung Bagus Suryada, ST., MT. Anggota

3 Arsitektur UNUD

15

3. Objek Penelitian:

a. Tata ruang wilayah Desa Singapadu Tengah

b. Area bangunan-bangunan daya tarik wisata setempat yang dikembangkan

c. Regulasi dan sistem manajemen desa wisata setempat

d. Kalender event wisata di desa setempat

e. Program paket-paket wisata desa

f. Jaringan infrastruktur dan utilitas desa

g. Data jumlah kunjungan wisatawan beserta data proyeksi dan target kunjungan pada masa yang akan

datang

4. Masa Pelaksana

Mulai : bulan : April tahun : 2017

Berakhir : bulan : Nopember tahun : 2018

5. Usulan Biaya DRPM Ditjen Penguatan Risbang

Tahun ke-1 : Rp. 150.000.000,00

Tahun ke-2 : Rp. 150.000.000,00

6. Lokasi Penelitian: Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali

7. Instansi lain yang terlibat:

Pihak Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali

8. Temuan yang ditargetkan:

a. Masterplan Desa Wisata Singapadu Tengah

b. Rancangan detail bangunan wisata di Desa Singapadu Tengah

c. Kalender event kegiatan wisata di Desa Singapadu Tengah

d. Gambaran umum konsep manajemen kegiatan wisata Desa Singapadu Tengah

9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu:

a. Pilot project desain desa wisata yang bercorak tradisional Bali dengan karakteristik mengedepankan

aspek budaya, pemberdayaan masyarakat lokal, dan partisipasi wisatawan secara aktif dalam

kehidupan desa.

b. desain yang dihasilkan merupakan solusi pemecahan masalah riil di lapangan yang diperoleh melalui

dialog antara peneliti, pemuka desa setempat dan PEMDA.

10

.

Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran:

Jurnal nasional terakreditasi: Mudra atau Forum Arkeologi

11

.

Rencana luaran lainnya:

1. Makalah yang akan dipresentasikan dalam forum seminar nasional.

2. Draf buku teks yang akan diterbitkan secara menasional pada tahun kedua.

Page 4: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

iii

DAFTAR ISI

Halam Sampul……………………………………………………………………. i

Halam Pengesahan……………………………………………………………… ii

Daftar Isi……………………………………………………………………….. iii

Identitas dan Uraian Umum ………………………………………………….. iv

Ringkasan ………………………………………………………………………..vi

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1

1.1 Latar belakang ………………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………... 1

1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………… 2

1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 3

BAB II STUDI PUSTAKA……………………………………………………….2

2.1. Pengertian Desa Wisata dan Konsep pembangunan berbasis kerakyatan…………………………………………………………….. 5

2.2. Prinsip-prinsip Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan…………….. 5

2.3. Gg

2.4. Hasil penelitian yang relevan dengan pokok bahasan penelitian yang diajukan……………………………………………………………….. 6

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………. 3

3.1 Metode Penelitian dan Pendekatan Perencanaan…………………….. 8

3.2 Gambaran Hasil Penelitian ………………………………………….. 10

3.3 Lokasi Penelitian…………………………………………………….. 11

3.4 Objek Penelitian……………………………………………………… 12

3.5 Informan dan Mitra Dialog…………………………………………... 12

3.6 Jadwal Kegiatan dan Target Penelitian………………………………. 13

BAB IV PROGRAM RANCANGAN………………………………………… 17

4.1 Program Rancangan Zona Makro…………………………………… 17

4.2 Program Rancangan Zona Meso…………………………………….. 21

4.3 Program Rancangan Zona Mikro……………………………………. 28

BAB V KONSEP RANCANGAN DETAIL MASTERPLAN………………. 37

5.1 Gambar Rancangan Zona Sejarah dan Religi……………………….. 37

Page 5: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

iv

5.2 Gambar Rancangan Zona Budaya…………………………………… 51

5.3 Gambar Rancangan Zona Alam…………………………………...... 102

5.4 Gambar Rancangan Zona Rekreasi………………………………….. 103

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 111

Page 6: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang

telah dilaksanakan pada tahun 2017. Hasil yang diperoleh berupa rancangan

masterplan desa wisata dan paket wisata di Desa Singapadu Tengah dan telah

diselesaikan sesuai target penelitian. Rencananya pada tahun 2018, penelitian akan

dilanjutkan ke tahap detail pada masing-masing daya tarik wisata. Masterplan desa

wisata ini terdiri dari sepuluh daya tarik wisata yakni Pura Tirta Bulan, Puri Negari,

Pura Dalem Negari, Pasar Tradisional Negari, Daerah Aliran Sungai Oos,

Agrowisata Negari, ATV (All Terrain Vehicle) Kutri, Panggung Terbuka Abasan,

Pasar Seni Singapadu Tengah, dan Akomodasi di Desa Adat Belaluan. Kesepuluh

daya tarik wisata tersebut dirangkai dalam dua paket wisata yakni paket wisata

singkat dan paket wisata lama. Paket wisata singkat memiliki durasi waktu satu hari

yang dimulai dari pukul 09.00 WITA hingga pukul 22.00 WITA dan paket wisata

lama memiliki durasi waktu dua hari satu malam. Pada paket wisata lama, wisatawan

akan menginap di akomodasi yang telah disediakan berupa homestay di Desa Adat

Belaluan.

Penelitian yang diajukan ini termasuk dalam kelompok penelitian kualitatif.

Sebagian besar data yang dikumpulkan merupakan data yang berkenaan dengan

kualitas dari potensi daya tarik wisata di Desa Singapadu Tengah. Dalam penelitian

ini juga ada beberapa data kuantitatif yang difungsikan sebagai data-data pendukung

penelitian ini. Data-data kuantitatif tersebut antara lain berupa data tentang dimensi

tapak dan bangunan pada objek, dimensi jalan, jarak antarobjek, serta data

perkembangan jumlah kunjungan wisatawan ke wilayah Desa Singapadu Tengah.

Hasil penelitian menunjukkan masterplan wisata Desa Singapadu Tengah

dibagi menjadi empat zona yaitu zona sejarah dan religi, zona budaya, zona alam dan

zona rekreasi.

Page 7: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

1.1. Latar Belakang

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang

telah dilaksanakan pada tahun 2017. Pada penelitian tersebut, hasil yang diperoleh

berupa rancangan masterplan desa wisata dan paket wisata di Desa Singapadu

Tengah dan telah diselesaikan sesuai target penelitian. Pada tahun 2018 ini,

penelitian dilanjutkan ke tahap detail pada masing-masing daya tarik wisata. Hasil

penelitian ini sangat diharapkan oleh masyarakat karena pada tahap ini merupakan

tahap sebelum dilaksanakannya pembangunan pada masing-masing daya tarik

wisata.

Masterplan desa wisata ini terdiri dari sepuluh daya tarik wisata yakni Pura

Tirta Bulan, Puri Negari, Pura Dalem Negari, Pasar Tradisional Negari, Daerah

Aliran Sungai Oos, Agrowisata Negari, ATV (All Terrain Vehicle) Ride Kutri,

Panggung Terbuka Abasan, Pasar Seni Singapadu Tengah, dan Akomodasi di Desa

Adat Belaluan. Kesepuluh daya tarik wisata tersebut dirangkai dalam dua paket

wisata yakni paket wisata singkat dan paket wisata lama. Paket wisata singkat

memiliki durasi waktu satu hari yang dimulai dari pukul 09.00 WITA hingga pukul

22.00 WITA dan paket wisata lama memiliki durasi waktu dua hari satu malam. Pada

paket wisata lama, wisatawan akan menginap di akomodasi yang telah disediakan

berupa homestay di Desa Adat Belaluan.

Kegiatan penelitian ini didukung penuh oleh pihak pengelola desa setempat,

sehingga realisasi produk desain ini sangat diharapkan dapat dibangun dan

dioperasionalkan pada tahun 2018. Pihak pengelola dalam hal ini mendukung proses

penelitian dimulai dari pengumpulan data, mediasi antara peneliti, masyarakat dan

pengelola, hingga proses finalisasi desain dapat diselesaikan tepat waktu. Oleh

karena itu, pada penelitian ini akan dijabarkan hasil penelitian konsep rancangan

masterplan desa wisata baru di Desa Singapadu Tengah.

Page 8: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

2

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat dua rumusan masalah dalam

penelitian ini, antara lain:

1. Bagaimana program rancangan masing-masing daya tarik wisata di Desa

Singapadu Tengah?

2. Bagaimana konsep rancangan masing-masing daya tarik wisata di Desa

Singapadu Tengah?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memuat beberapa tujuan khusus antara lain:

1. Menginventarisasi dan memahami secara lebih komprehensif potensi masing-

masing daya tarik wisata yang dijadikan sebagai daya tarik utama desa wisata di

Desa Singapadu Tengah.

2. Menghasilkan program rancangan masing-masing daya tarik wisata desa wisata

di Desa Singapadu Tengah.

3. Menghasilkan konsep rancangan masing-masing daya tarik wisata desa wisata di

Desa Singapadu Tengah.

4. Rencana target capaian tahunan yang dapat diperlihatkan seperti tabel beriktu

ini.

No. Jenis Luaran Tahun

Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan 2017 2018

1. Artikel ilmiah dimuat di jurnal

Internasional bereputasi ● produk produk

Nasional Terakreditasi - -

2. Artikel ilmiah dimuat di

prosiding

Internasional Terindeks - -

Nasional ● produk produk

3. Invited speaker dalam

temu ilmiah

Internasional - -

Nasional ● - dilaksanakan

4. Visiting Lecturer Internasional ● dilaksanakan dilaksanakan

5. Hak Kekayaan Intelektual

(HKI)

Paten - -

Paten sederhana - -

Hak Cipta ● Draf siap cetak

Merek dagang - -

Rahasia dagang - -

Page 9: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

3

Desain Produk Industri - -

Indikasi Geografis - -

Perlindungan

Varietas - -

Perlindungan

Topografi - -

6. Teknologi Tepat Guna - -

7. Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/ Rekayasa Sosial - -

8. Buku Ajar (ISBN) ● Draf siap cetak

9. Tingkat Terapan ● 7 7

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki enam manfaat, antara lain:

1. Optimalisasi potensi desa bagi peningkatan pendapatan masyarakat

Penelitian ini pada hakikatnya juga berupa menggali dan memberdayakan segala

potensi objek wisata yang selama ini masih "tidur" dan belum dioptimalkan

untuk peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat setempat pada masa

mendatang.

2. Penelitian bersifat lintas disipliner

Penelitian ini berkarakter lintas disipliner yang memuat hal-hal yang berkaitan

dengan aspek keruangan, regulasi, sejarah, agama dan ritual, kultur, pertanian,

serta pariwisata. Karakter penelitian semacam ini tentunya mendorong adanya

suatu mekanisme pelaksanaan penelitian yang akan melibatkan beberapa mitra

dialog dari berbagai bidang kompetensi.

3. Penelitian yang sejalan dengan gagasan PEMDA dan masyarakat setempat

Ide pelaksanaan penelitian ini sangat sejalan dengan gagasan Pemerintah Daerah

Tingkat II Gianyar dan masyarakat setempat yang memang berkeinginan

mengembangkan pariwisata budaya yang berbasis pemberdayaan masyarakat di

daerahnya.

4. Penelitian yang strategis, multimanfaat dan bersifat terapan

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian terapan bernilai strategis yang akan

dapat memberikan solusi pemecahan berkenaan desain tata ruang dan bangunan

bagi rencana pengembangan desa wisata di wilayah Desa Singapadu Tengah.

Page 10: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

4

Penelitian ini sekaligus juga dapat dijadikan sebagai suatu pilot project dalam

melakukan pengembangan desa-desa wisata budaya baru yang bercorak serupa

dengan Desa Singapadu Tengah.

5. Penelitian yang menjembatani pihak akademisi, pemerintah dan masyarakat

Penelitian ini sekaligus dapat menjadi suatu jembatan dalam kerangka

penciptaan hubungan kerja sama antara pihak akademisi, pemerintah, dan

masyarakat dalam upaya pengembangan potensi daerah, pelestarian budaya, dan

peningkatan taraf ekonomi masyarakat.

6. Penelitian yang sejalan dengan arah kebijakan Universitas Udayana

Penelitian ini jalan dengan arah kebijakan pengembangan Universitas Udayana

sebagai satu perguruan tinggi terkemuka di Bali yang diharapkan mampu

berperan secara aktif dan terdepan dalam pengembangan potensi daerah,

pengembangan pariwisata, pelestarian budaya, dan peningkatan taraf ekonomi

masyarakat Bali.

Page 11: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

5

BAB II STUDI PUSTAKA

Pada bagian berikut ini dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan

prinsip penataan desa wisata dan masing-masing daya tarik wisata.

2.1. Pengertian Desa Wisata dan Konsep pembangunan berbabsis kerakyatan

Desa Wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan

fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang

menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Nurhayati, 1993: 2-3). Dalam

pengelolaan sebuah desa wisata tentunya dibutuhkan kerja sama seluruh komponen

masyarakat desa agar pelaksanaan kegiatan pariwisata di desa itu dapat berjalan

dengan baik dan berkelanjutan.

Pada dasarnya, konsep pembangunan berbasis kerakyatan adalah berbeda

dengan konsep pembangunan secara konvensional. Model pembangunan top down

justru telah dianggap melupakan esensi dari konsep dasar pembangunan itu sendiri.

Rakyat dalam hal ini bukannya manjadi semakin mengalami peningkatan kualitas

hidupnya, akan tetapi malah justru terugikan dan termarjinalisir di lingkungan

sendiri. Dalam model pembangunan bottomup, pembangunan dapat diposisikan

sebagai suatu social learning yang menuntut adanya peran besar dari masyarakat

lokal. Sistem pengelolaan pembangunan menjadi benar-benar dilakukan oleh mereka

yang hidup dan kehidupannya paling dipengaruhi oleh pembangunan tersebut

(Pitana, 1999).

2.2. Prinsip-prinsip Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan

Fayos seperti dikutip Ardika (2003), mengemukakan bahwa ada empat prinsip

utama dalam pengembangan kegiatan pariwisata berkelanjutan sebagai berikut:

a. Wisatawan maupun segala pelaku usaha wisata yang bergerak di bidang

pariwisata harus menghormati tatanan budaya, pandangan hidup, dan perilaku

komunitas lokal;

b. Perencanaan, pembangunan, serta operasionalisasi kegiatan pariwisata haruslah

bersifat sektoral, terintegrasi, membentuk keterlibatan pihak pemerintah yang

Page 12: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

6

bersinergi dengan masyarakat lokal serta menghasilkan keuntungan yang layak

bagi masyarakat secara luas;

c. Pariwisata harus dijalankan proporsional, adil, dan wajar dalam pembagian

beban pembiayaan dan keuntungan antara tiap pelaku industri dan komunitas

lokal; dan

d. Dalam setiap tahapan kegiatan pengembangan serta pelaksanaan pariwisata

harus pula dilakukan kegiatan evaluasi, penilaian, dan monitoring adanya

program mediasi yang berperandalam penyelesaian sengketa antara masyarakat

lokal maupun pihak luar.

Lebih lanjut Damanik dan Weber (2006: 226) juga menyebutkan bahwa

pembangunan berkelanjutan adalah tetap berpegang pada upaya pelestarian sumber

daya alam dan budaya.

2.3.

2.4. Hasil penelitian yang relevan dengan pokok bahasan penelitian yang

diajukan.

Ada tiga hasil penelitian yang memiliki relevansi yang kuat dengan topic

penelitian yang diajukan ini.

a. Penelitian oleh I Nyoman Widya Paramdhyaksa (2016) yang berjudul Penataan

Area-area Wisata Desa Tegallalang Gianyar: Pengembangan Paket Wisata

Baru Bernuansa Alam, Budaya dan Spiritual.

Penelitian ini mencoba mengidentifikasi segala potensi yang dimiliki oleh Desa

Tegallalang sebagai salah satu desa yang memiliki banyak potensi wisata.

Penelitian ini menggunakan metode analisis SWOT. Hasil analisis menunjukkan

selain daya tarik wisata Ceking Terrace yang telah dikenal hingga mancanegara,

desa ini memiliki potensi wisata bernuansa alam, budaya dan spiritual yang

belum dikembangkan dengan baik oleh pihak desa. Kesamaan rencana penataan

daya tarik wisata ini dapat menjadi pedoman dalam melakukan kajian penelitian

yang diajukan ini.

b. Penelitian oleh I Gede Putu Budiastawa (2009) yang berjudul Wisata Eko-

Spiritual sebagai Alternatif Pengembangan Bukit Bangli di Kabupaten Bangli.

Page 13: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

7

Pada dasarnya mencoba mengidentifikasikan segala potensi dan menemukan

strategi yang paling tepat dalam upaya mengembangkan kawasan Bukit Bangli

di Kabupaten Bangli sebagai sebuah objek wisata eko-spiritual. Penelitian ini

menggunakan metode analisis SWOT dan analisis matriks IFAS dan EFAS

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor internal dan eksternal kondisi

kawasan terhadap pengembangannya menjadi objek wisata eko-

spiritual.Kesamaan rencana pengembangan objek wisata ini dapat menjadi

pedoman dalam melakukan kajian penelitian yang diajukan ini.

c. Penelitian Nyoman Dini Andini (2007) yang berjudul Pengembangan Ekowisata

yang Berbasis Masyarakat Menuju Pariwisata Berkelanjutan di Kelurahan

Serangan, Bali.

Penelitian ini juga menggunakan metode analisis SWOT. Hasil analisis yang

diperoleh menunjukkan bahwa Kelurahan Serangan memiliki peluang

dikembangkan untuk kegiatan ekowisata. Dalam pengembangannya, peran serta

masyarakat lokal merupakan faktor utama yang berperan sangat penting untuk

kesuksesan program pengembangan ini. Dalam hal ini diperlukan pula pendapat,

pandangan, ide, dan saran dari masyarakat untuk membangun dan menjalankan

program pengembangan wisata ramah lingkungan tersebut. Pada bagian akhir,

penulis juga mengemukakan bahwa dibutuhkan pula suatu upaya pembinaan

secara kontinyu terhadap anggota masyarakat yang terlibat langsung dalam

kegiatan ekowisata ini. Hal ini didasarkan pada realita tentang minimnya

kualitas SDM lokal yang tersedia pada saat penelitian ini dijalankan.

Page 14: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

8

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian dan Pendekatan Perencanaan

Penelitian yang diajukan ini termasuk dalam kelompok penelitian kualitatif.

Sebagian besar data yang dikumpulkan merupakan data yang berkenaan dengan

kualitas dari potensi daya tarik wisata di Desa Singapadu Tengah. Dalam penelitian

ini juga ada beberapa data kuantitatif yang difungsikan sebagai data-data pendukung

penelitian ini. Data-data kuantitatif tersebut antara lain berupa data tentang dimensi

tapak dan bangunan pada objek, dimensi jalan, jarak antarobjek, serta data

perkembangan jumlah kunjungan wisatawan ke wilayah Desa Singapadu Tengah.

a. Metode Penelitian

Dalam proses pengumpulan data penelitian, tim peneliti menerapkan metode

observasi lapangan, wawancara dan studi pustaka.

1) Observasi lapangan

Observasi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran

secara langsung mengenai objek-objek daya tarik wisata. Hasil pengamatan

yang dikumpulkan dalam bentuk catatan-catatan tertulis dan rekaman gambar

maupun video. Hasil pengamatan lapangan yang terinventarisir oleh tim

peneliti ini dapat merupakan gambaran kondisi riil, permasalahan, maupun

berbagai objek-objek wisata potensial yang tidak teridentifikasikan

sebelumnya melalui wawancara dengan para informan, subjek penelitian,

maupun masyarakat setempat. Hasil pengamatan lapangan ini pada akhirnya

sangat berperan penting dalam penyusunan konsep desain tata ruang dan

bangunan pada masing-masing daya tarik wisata di Desa Singapadu Tengah

yang akan dihasilkan pada akhir penelitian ini.

2) Wawancara

Wawancara yang akan dijalankan dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk

memperoleh gambaran deskriptif tentang: (a) segala ide maupun gagasan dari

pihak PEMDA dan masyarakat setempat tentang rencana pengembangan

segala potensi wisata di wilayahnya; (b) gambaran secara lisan tentang

karakteristik masing-masing potensi daya tarik wisata; serta (c) berbagai

permasalahan tentang aspek keruangan, kultur, sosial, dan ekonomi yang

Page 15: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

9

berpeluang terjadi apabila rencana pengembangan daya tarik wisata Desa

Singapadu Tengah ini direalisasikan. Adapun pihak-pihak yang rencananya

dijadikan sebagai informan maupun mitra dialog dalam penelitian ini

dipaparkan pada bagian 3.5 Informan dan Mitra Dialog.

3) Studi pustaka

Studi pustaka yang akan dijalankan bertujuan untuk mengumpulkan berbagai

data tentang objek kajian ini, seperti: data tentang sejarah, kependudukan,

aspek sosial budaya, ritual, seni, perkembangan jumlah kunjungan wisatawan,

data tentang peta wilayah, serta data kondisi fisik bangunan pada objek studi.

b. Pendekatan Perencanaan

Perencanaan Desa Singapadu Tengah sebagai sebuah desa wisata baru ini akan

banyak mempertimbangkan aspek kebutuhan riil, potensi wilayah, peluang, serta

rentang masa operasionalisasi desain objek wisata pada masa-masa yang akan

datang. Dalam menjalankan studi perencanaannya, tim peneliti ini juga akan

menerapkan tujuh macam pendekatan studi utama, sebagai berikut ini.

1) Masa operasional perencanaan

Perencanaan desa wisata Singapadu Tengah ini ditargetkan mencakup rentang

waktu operasional hingga 40 tahun ke depan.

2) Studi kebutuhan

Studi kebutuhan dikaji dengan lebih terfokus pada studi terhadap berbagai

kebutuhan fasilitas dan ruang bagi segala kegiatan paket wisata yang

ditawarkan yang memberi peluang adanya partisipasi langsung para

wisatawan dalam berbagai alternatif rangkaian kegiatan sosial budaya di Desa

Singapadu Tengah. Partisipasi langsung yang dimaksud tersebut dapat

berupa: (a) menetap dan beraktivitas bersama selama beberapa hari di rumah

warga; (b) berlatih menari dan menabuh tradisional Bali selama beberapa

waktu yang hasil akhirnya akan dipentaskan di depan warga dan wisatawan;

(c) mengikuti program latihan memasak kuliner lokal selama beberapa waktu;

(e) latihan pembuatan patung paras style Singapadu; dan (f) ikut berpartisipasi

dalam kegiatan ritual di pura. Adapun paket kegiatan wisatawan yang bersifat

non-partisipan yang disediakan antara lain: (a) wisata belanja; (b) wisata

Page 16: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

10

petualangan dalam wilayah desa; (c) wisata ke objek seni dan sejarah; serta

(d) wisata kuliner.

3) Studi potensi

Studi potensi dijalankan pada tahap pendataan kondisi lapangan dan

wawancara, tim peneliti akan menginventarisasi segala potensi dan peluang

yang dapat dikembangkan terhadap berbagai potensi daya tarik wisata di desa

ini.

4) Studi kelayakan perencanaan

Studi kelayakan perencanaan dijalankan dalam tahap analisis potensi daya

tarik wisata desa. Tim peneliti menerapkan kajian yang berpedoman pada

pola analisis SWOT yang terdiri dari kajian terhadap aspek kekuatan,

kelemahan, potensi, dan pelhambatan yang dimiliki suatu objek perencanaan.

5) Aspek sosial budaya masyarakat

Aspek kajian ini mencakup kajian terhadap berbagai nilai tradisi; potensi seni

rupa, tari, dan tabuh; potensi keindahan alam; sejarah; ritual; agenda event

keagamaan; serta nilai-nilai kearifan lokal di Desa Singapadu Tengah.

6) Konsep desa wisata yang ekologis dan berkelanjutan

Konsep pengembangan desa wisata yang diajukan ini diharapkan dapat

dijalankan dengan tetap mengedepankan aspek keramahan dan

pelestarian/konservasi terhadap alam, lingkungan, bangunan bersejarah, dan

nilai kearifan sosial budaya secara keberlanjutan.

7) Aspek kesesuaian terhadap peraturan daerah dan awig-awig desa setempat

Aspek kajian ini berkaitan dengan segala aspek yang bersifat normatif yang

berlaku dalam wilayah Desa Singapadu Tengah ini.

3.2 Gambaran Hasil Penelitian

Penelitian yang diajukan ini ditargetkan dapat menghasilkan sebuah konsep

yang terintegrasi tentang desain tata ruang, tata bangunan, dan manajemen rangkaian

kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dalam wilayah Desa Wisata Baru

Singapadu Tengah.

a. Luaran Berupa Desain Detail Pengembangan Daya Tarik Wisata

b. Luaran Lain: Artikel dan Makalah

Page 17: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

11

3.3 Lokasi Penelitian

Desa Singapadu Tengah termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Sukawati,

Kabupaten Gianyar dengan luas wilayah 273,53 hektar. Desa ini terbagi atas lima

dusun/banjar dinas, yaitu (1) Banjar Negari, (2) Banjar Belaluan, (3) Banjar Kutri,

(4) Banjar Abasan, dan (5) Banjar Geria Kutri. Wilayah Desa Singapadu Tengah

dibelah oleh satu ruas jalan utama desa yaitu Jalan Raya Singapadu sebagai jalur

penghubung Desa Batubulan dan Ubud. Batas wilayah administratif Desa Singapadu

Tengah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Singapadu Kaler

b. Sebelah timur berbatasan dengan Tukad Woos

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Singapadu

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Badung

Gambar 3.1 Letak Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati

Page 18: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

12

3.4 Objek Penelitian

Objek penelitian yang diajukan ini berwujud berbagai macam daya tarik wisata

yang bersifat keruangan, material, gagasan, dan nilai-nilai kearifan lokal di Desa

Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Objek-objek

penelitian yang diajukan ini secara umum dapat digolongkan berdasarkan atas

jenisnya, sebagai (a) kelompok bangunan suci atau daya tarik wisata spiritual, seperti

kompleks pura dan mata air yang disucikan; (b) daya tarik wisata budaya, seperti

bangunan puri, tinggalan arkeologis candi tebing (di tepi Sungai Woos), dan pasar

tradisional desa; (c) daya tarik wisata pertanian, seperti hamparan area persawahan

dan perkebunan; (d) objek wisata alam, seperti daerah tepian aliran sungai; (e) jalur

tracking wisatawan untuk kendaraan ATV (All Terrain Vehicle), kuda, dan sepeda;

(f) fasilitas akomodasi (homestay) dan transportasi wisata; serta (g) informasi tentang

rencana pengembangan desa wisata ini pada masa yang akan datang. Lebih jelas

tentang gambaran objek-objek potensi wisata di Desa Singapadu Tengah dapat

dilihat pada bagian lampiran.

3.5 Informan dan Mitra Dialog

Dalam proses menjalankan penelitian ini, akan dilakukan pula beberapa

kegiatan wawancara dan diskusi dengan perwakilan komunitas lokal, perwakilan

pemerintah daerah, dan pemuka desa berkenaan dengan masukan dan gagasan

tentang gambaran rencana pengembangan Desa Singapadu Tengah sebagai dewa

wisata budaya. Para subjek penelitian yang akan berperan dalam penelitian ini secara

garis besar dapat dikelompokkan menjadi informan dan mitra dialog.

a. Informan

Informan adalah berbagai pihak yang berkompeten dan memiliki banyak

informasi secara lisan tentang topik dan objek yang diteliti. Informan ini di

lapangan dipilih secara purposive melalui teknik snowballing process. Para

informan ini selanjutnya akan dimintai keterangan yang berkenaan dengan

aktivitas, sejarah, dan narasi nilai-nilai kultural yang termuat dalam objek-objek

wisata yang ada. Para informan tersebut dipilih berdasarkan latar sosialnya

sebagai seorang pemuka desa, pemuka agama, tetua desa, pelaku wisata,

Page 19: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

13

wisatawan, maupun warga yang berkompeten lainnya. Narasumber lain yang juga

akan dilibatkan adalah berstatus sebagai tokoh perwakilan pemerintah daerah

yang diharapkan akan dapat memberikan gambaran tentang arah kebijakan

pengembangan wisata Desa Singapadu Tengah ini.

b. Mitra Dialog

Mitra dialog berperan sebagai pemberi masukan dan partner diskusi berkenaan

dengan gagasan tata desain dan tata kelola desa wisata di Desa Singapadu Tengah.

Mitra dialog yang ditetapkan, dipilih berdasarkan pertimbangan latar

kecakapannya dalam bidang sosial, seni budaya, agama, wisata, maupun regulasi

tentang tata ruang dan manajemen wisata di desa ini.

3.6 Jadwal Kegiatan dan Terget Penelitian

a. Jdwal Kegiatan Tahun Pertama (2017)

No. JenisKegiatan Tahun I (2017) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Observasi 2. Wawancara 3. Studi pustaka 4. Konsultasi desain 5. Presentasi ke masyarakat 6. Desain final Masterplan 7. Gambaran paket wisata 8. Pelaporan final 9. Penyusunan artikel/makalah

*Catatan: Jadwal pengumpulan laporan disesuaikan dengan jadwal yang ditentukan oleh pihak LPPM Universitas Udayana

Tabel 1. Rencana Kegiatan dan Target Capaian Tahun Pertama (2017)

KE

GIA

TA

N I

Kegiatan, Waktu, danTempat Materi yang Distudi Target Capaian

Pengumpulan data pustaka

lanjutan

Sejarah daya tarik wisata di Singapadu Tengah Data jumlah kunjungan (apa bila ada) Data dimensi bangunan objek wisata Data demografi Standar perencanaan dan manajemen desa wisata

Data-data daya tarik wisata di Singapadu Tengah terkumpul Data demografi dan kunjungan wisata di Singapadu Tengah diperoleh Standar tata kelola paket desa wisata

Waktu: Maret-Juni 2017

Tempat: Kantor Desa Singapadu Tengah Kantor Dinar Pariwisata Prop.Bali dan Kab.Gianyar

Page 20: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

14

KE

GIA

TA

N I

I Pengumpulan data lapangan

lanjutan

Dimensi fisik objek-objek wisata Kondisi bangunan Karakteristik keruangan Kondisi infrastruktur sekitar objek Aspek sosial budaya lingkungan sekitar

Luasan bangunan atau ruang diperoleh Kondisi fisik bangunan teridentifikasi Keunikan gaya atau nilai bangunan teridentifikasi Kondisi jaringan infrastruktur terekam Rekaman kondisi dan potensi sosial budaya masyarakat sekitar objek

Waktu: Maret-Juni 2017

Tempat: Objek-objek wisata di Desa Singapadu Tengah Rumah para informan

KE

GIA

TA

N I

II

Wawancara dan dialog

dengan narasumber

Gagasan tentang perencanaan objek wisata terpadu di Desa Singapadu Tengah Konsep-konsep kearifan lokal di Desa Singapadu Tengah

Gagasan global dari para pemuka desa dan pelaku wisata terhadap Desa Singapadu Tengah diperoleh (berkenaan dengan desain fisik dan manajemen) Tatanan budaya dan sistem kepercayaan lokal juga terinventarisasi

Waktu: Maret-Juni 2017

Tempat: Kediaman para narasumber

KE

GIA

TA

N I

V

Konsultasi dan presentasi

desain Masterplan

Permasalahan di lapangan terkait objek-objek wisata Desa Singapadu Tengah: Potensi, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan. Presentasi desain masterplan diadakan pada bulan Juli 2017

Tim peneliti berhasil memperoleh secara lengkap data potensi, kelemahan, peluang, dan tantangan yang terdapat pada masing-masing objek wisata yang akan dikembangkan di Singapadu Tengah. Desain masterplan dan skenario paket-paket wisata yang diajukan disetujui wakil-wakil masyarakat

Waktu: Juni-Agustus 2017

Tempat: Di Desa Singapadu Tengah

KE

GIA

TA

N V

Penyusunan Laporan Tahun

Pertama

Simpulan dan laporan tahun pertama dapat diperoleh dan tersusun

Simpulan dan laporan tahun pertama dapat diperoleh dan tersusun

Waktu:

September 2017

Tempat:

Ruang kerja tim peneliti

KE

G.V

I

Penyusunan dan presentasi

makalah seminar nasional Menyusun makalah seminar nasional atau menyusun artikel jurnal terakareditasi

Makalah seminar terpersentasikan/Artikel dapat terpublikasikan

Waktu:

Agustus-September 2017

b. Jadwal Kegiatan Tahun Kedua (2018)

Kegiatan penelitian tahun kedua ini juga dijalankan dalam delapan bulan

kalender (Maret-Oktober 2018). Kegiatan penelitian pada tahun kedua ini lebih

menekankan pada kegiatan kajian data lapangan dan konsultasi dengan para

mitra dialog dan pemuka desa untuk dapat dihasilkan rancangan detail masing-

masing bangunan daya tarik wisata.

Page 21: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

15

No. JenisKegiatan Tahun II (2018)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Pengumpulan data objek 2. Wawancara 3. Perancangan objek 4. Penyusunan kalender event 5. Konsultasi desain 6. Presentasi desain 7. Desain final 8. Pelaporan final 9. Penyusunan artikel/makalah

*Catatan: Jadwal pengumpulan laporan disesuaikan dengan jadwal yang ditentukan

oleh pihak LPPM Universitas Udayana

Tabel 2. Rencana Kegiatan dan Target Capaian Tahun Kedua (2018)

KE

GIA

TA

N I

Kegiatan, Waktu, danTempat Materi yang Distudi Target Capaian

Pengumpulan data objek

lapangan Data lapangan, data pustaka, data instansional, pendapat warga tentang segala yang berkaitan dengan potensi-potensi daya tarik wisata yang ada

Data fisik objek, data target kunjungan/kapasitas, data sosial budaya, standar bangunan dan manajemen objek diperoleh secara lengkap dan memadai

Waktu: Maret-Juni 2018

Tempat: Desa Singapadu Tengah Kantor pemerintah Badan statistik

KE

GIA

TA

N I

I

Penyusunan Materi Rancangan

(Desain) Membuat gambaran desain masing-masing bangunan wisata utama Desa Singapadu Tengah

Gambaran dasar tentang konsep desain dan manajemen tata kelola objek wisata berdasarkan gambaran ide dari warga

Waktu: Mei-Juni 2018

Tempat: Ruang kerja tim peneliti

KE

GIA

TA

N I

II Konsultasi dengan mitra dialog

Rancangan desain bangunan, sistem operasional, dan sistem manajemen objek wisata Desa Singapadu Tengah

Masukan, ide baru, revisi, persetujuan tentang rancangan desain, sistem operasional, dan konsep manajemen objek. Hasil masukan tersebut dijadikan sebagai materi penyempurnaan desain sebelum dipresentasikan.

Waktu: Juni 2018

Tempat: Kediaman mitra dialog.

KE

GIA

TA

N I

V Presentasi desain

Gambaran desain dipresentasikan dalam suatu forum di depan warga setempat

Diperoleh masukan dan saran penyempurnaan desain yang dipresentasikan: bangunan stage, jalur tracking, pura, pasar, wisata kuliner, area homestay, area persawahan, area wisata permukiman tradisional

Waktu:

Juli 2018

Tempat:

Di Desa Singapadu Tengah

Page 22: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

16

KE

GIA

TA

N V

Pembuatan Desain Final dan

Laporan Final Gambaran desain final yang telah disempurnakan dan laporan hasil akhir penelitian

Desain final dan laporan final penelitian dapat terselesaikan secara tepat waktu

Waktu: Agustus-September 2018

Tempat: Ruang kerja tim peneliti.

KE

GIA

TA

N V

I

Penulisan makalah/artikel

karya tulis ilmiah Penulisan artikel ilmiah untuk jurnal terakreditasi nasional dari materi hasil penelitian tahun kedua.

Terselesaikannya artikel untuk jurnal terakreditasi.

Waktu: Agustus-September 2018

Tempat: Ruang kerja tim peneliti.

Page 23: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

17

BAB IV PROGRAM RANCANGAN

Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai program rancangan masing-

masing objek wisata yang diulas sesuai dengan tiap zona daya tarik wisata di

Singapadu Tengah.

4.1 Program Rancangan Zona Makro

Program rancangan pada zona ini menganalisis serta memperhitungkan

pembagian zonasi secara keseluruhan wilayah pengembangan daya tarik wisata di

Desa Singapadu Tengah. Perancangan pada zonasi ini memperhatikan fungsi,

karakteristik dan potensi-potensi yang terdapat pada tapak. Program rancangan pada

zona makro dapat dilihat pada bagian berikut ini.

A. Tujuan

Menentukan pendaerahan dan penataan masing-masing zona dalam tapak sesuai

dengan keberadaan dan fungsi masing-masing daya tarik wisata di Desa

Singapadu Tengah.

B. Dasar Pertimbangan

1. Fungsi perancangan adalah sebagai daya tarik wisata

2. Adanya fungsi yang saling memiliki keterkaitan di sekitar wilayah desa

3. Sirkulasi kegiatan serta aktivitas wisata di Desa Singapadu Tengah

4. Peraturan daerah Kabupaten Gianyar

5. Efisiensi lahan sesuai dengan karakteristik tapak

6. Pembagian zonasi yang didasarkan pada potensi-potensi yang dapat

dikembangan serta peruntukan lahan di Desa Singapadu Tengah

C. Faktor Penentu

1. Karakteristik pada tapak di Desa Singapadu Tengah

2. Program ruang dan organisasi ruang

3. Tata nilai Arsitektur Tradisional Bali (ATB)

D. Analisis

1. Tata zonasi kawasan terdiri atas 5 zonasi, yakni zona wisata sejarah dan religi,

zona wisata budaya, zona wisata alam dan zona rekreasi serta zona parkir.

2. Pada tiap zona akan dibangun halte sebagai alat moda transportasi publik bagi

para wisatawan.

Page 24: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

18

3. Terdapat beberapa tanah milik desa yang akan dijadikan sebagai area

pengembangan fasilitas seperti fasilitas parkir, fasilitas komersil dan area

penerimaan.

4. Pada zona wisata alam yakni sepanjang daerah aliran sungai Oos dilakukan

penataan sebagai daya tarik wisata alam.

5. Terdapat beberapa fasilitas yang disebar dibeberapa titik untuk pemerataan

ekonomi masyarakat seperti toko cinderamata dan restauran.

E. Output

1. Terdapat empat pintu masuk Desa Singapadu Tengah yang dijadikan sebagai

entrance kawasan.

2. Zona Parkir yang terdiri dari parkir untuk sepeda motor, mobil, dan shuttle bus.

Selain itu, menjadi tempat aktivitas penerimaan seperti lobby, penyediaan

fasilitas pengelolaan, dan fasilitas pelayanan seperti registrasi dan informasi

paket wisata serta toko cinderamata.

3. Zona wisata alam yang berada di daerah aliran sungai Oos yang meliputi stop

over ATV Kutri, cinderamata dan view point.

4. Zona wisata budaya yang merupakan permukiman Desa Adat Belaluan

meliputi penyediaan unit-unit homestay pada rumah masyarakat setempat,

adanya fasilitas klinik, serta terdapat fasilitas komersil berupa restaurant dan

toko cinderamata.

5. Zona wisata rekreasi yang meliputi area rekreasi berupa pasar seni, ATV,

panggung terbuka Abasan, tracking sawah, bersepeda, dan fasilitas pelayanan

berupa restaurant.

6. Zona wisata sejarah dan religi meliputi kompleks Pura Dalem Negari, Pura

Tirta Bulan, Puri Negari dan Pasar Tradisional Negari.

Page 25: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

19

Gambar 4.1 Rancangan Zona Makro

Berdasarkan pembagian masing-masing zonasi wisata, alternatif kunjungan daya

tarik wisata di Singapadu Tengah dibagi menjadi dua paket, yakni paket kunjungan

singkat dan paket kunjungan lama. Paket kunjungan singkat ini menyuguhkan

seluruh objek wisata yang dikunjungi selama satu (1) hari penuh. Paket kunjungan

lama menyuguhka seluruh objek wisata yang dikunjungi selama dua (2) hari satu (1)

malam. Berikut ini diuraikan paket wisata yang dapat dijadikan sebagai alternatif

atau pilihan dalam mengunjungi daya tarik wisata di Singapadu Tengah, antara lain:

Page 26: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

20

Tabel 4.1 Paket Kunjungan Singkat Wisatawan

No. Waktu

Lokasi Kegiatan Jam Durasi

1 09.00-09.10 10’ Parkir Belaluan - Parkir kendaraan 2 09.10-09.40 30’ Bangunan pengelola - Menikmati hidangan

- Melihat informasi objek wisata 3 09.40-09.50 10’ Loket tiket - Membeli tiket dan mengisi data

kunjungan 4 09.50-10.00 10’ Tempat penyewaan ATV,

sepeda dan kuda - Menyewa sepeda, ATV, dan kuda

5 10.00-11.30 90’ Lahan persawahan dan perkebunan Belaluan

- Menikmati suasana persawahan - Menikmati suasana perkebunan - Menikmati hasil perkebunan

6 11.30-13.00 90’ Restauran - Makan siang 7 13.00-13.40 40’ Pura Dalem Negari - Menikmati suasana Pura Dalem

Negari - Menikmati suasana Candi Tebing dan tinggalan Goa bersejarah

8 13.40-13.50 10’ Menuju Pura Tirta Bulan - 9 13.50-14.20 30’ Pura Tirta Bulan - Menikmati suasana Goa dan Pura

Tirta Bulan 10 14.20-14.30 10’ Menuju Puri Negari - 11 14.30-15.00 30’ Puri Negari - Menikmati suasana Puri Negari 15 15.00-16.30 90’ Pasar Tradisional Negari - Menikmati suasana pasar tradisional,

membeli cinderamata 16 16.30-17.30 60’ Agrowisata Negari - Menikmati suasana agrowisata

- Menikmati kopi dan hidangan di agrowisata

17 17.30-20.00 150’ Pasar Seni Singapadu Tengah

- Membeli cinderamata - Menikmati suasana pasar seni - Food court

18 20.00-22.00 120’ Panggung terbuka Abasan - Menikmati pagelaran seni 19 22.00-selesai Acara bebas

Tabel 4.2 Paket Kunjungan Lama Wisatawan

No. Waktu

Lokasi Kegiatan Jam Durasi

HARI PERTAMA

1 09.00-09.10 10’ Parkir Belaluan - Parkir kendaraan 2 09.10-09.40 30’ Bangunan pengelola - Menikmati hidangan

- Melihat informasi objek wisata 3 09.40-09.50 10’ Loket tiket - Membeli tiket dan mengisi data

kunjungan 4 09.50-10.00 10’ Tempat penyewaan ATV,

sepeda dan kuda - Menyewa sepeda, ATV, dan kuda

5 10.00-13.30 210’ Lahan persawahan dan perkebunan

- Menikmati suasana persawahan - Mengikuti kegiatan bertani - Menikmati suasana perkebunan - Menikmati hasil perkebunan - Makan siang

6 13.30-13.40 10’ Menuju Pura Dalem Negari

-

7 13.40-14.40 60’ Pura Dalem Negari - Menikmati suasana Pura Dalem

Page 27: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

21

Negari - Sembahyang - Menikmati suasana Candi Tebing dan tinggalan Goa bersejarah

8 14.40-14.50 10’ Menuju Pura Tirta Bulan - 9 14.50-15.50 60’ Pura Tirta Bulan - Menikmati suasana Pura Tirta Bulan

dan tinggalan Goa bersejarah - Melukat dan bersembahyang

10 15.50-16.50 60’ Agrowisata Negari - Menikmati suasana agrowisata - Menikmati kopi dan hidangan

11 16.50-17.00 10’ Menuju homestay Belaluan

-

12 17.00-18.30 90’ Homestay - Istirahat - Mandi

13 18.30-20.00 90’ Restaurant - Makan malam 14 20.00-22.00 120’ Panggung terbuka Abasan - Menikmati pagelaran seni 15 22.00-selesai - Menuju homestay Belaluan

- Acara bebas HARI KEDUA

15 09.00-10.00 60’ Pasar tradisional Negari - Menikmati suasana pasar tradisional 16 10.00-12.00 120’ Restaurant - Makan siang 17 12.00-15.00 180’ Puri Negari - Menikmati suasana Puri Negari

- Belajar menari - Belajar menabuh gambelan

18 15.00-18.00 180’ Pasar Seni Singapadu Tengah

- Menikmati suasana pasar seni - Membeli cinderamata

19 18.00-selesai Homestay Belaluan - Check out

4.2 Program Rancangan Zona Meso

Program rancangan pada zona meso dibagi menjadi empat zona yakni zona

sejarah dan religi, zona budaya, zona alam dan zona rekreasi. Berikut ini akan

dijabarkan secara rinci perzonasi, antara lain:

A. Zona Wisata Sejarah dan Religi

Pada zona ini terdapat lima potensi wisata yang dapat dijadikan sebagai wisata

sejarah dan religi, seperti Pura Tirta Bulan (sumber mata air suci), kompleks Pura

Dalem Negari (tinggalan arkeologi), Puri Negari (Kerajaan Negari), Pasar

Tradisional Negari dan Agrowisata Negari. Adanya agrowisata Negari ini masuk

dalam zona wisata sejarah dan religi dijadikan sebagai rest area atau tempat untuk

para wisatawan beristirahat baik itu makan siang maupun makan malam. Karena

secara fungsional, aktivitas wisata yang ada di agrowisata tersebut merupakan area

untuk menikmati kopi sebagai produk utama serta disediakan hidangan dan kudapan

sebagai sajian untuk dapat dinikmati oleh para wisatawan pada waktunya (makan

siang/malam).

Page 28: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

22

Gambar 4.2 Rancangan Zona Wisata Sejarah dan Religi

B. Zona Budaya

Zona budaya terletak pada wilayah desa adat Belaluan yang secara administratif

merupakan banjar dinas Belaluan Desa Singapadu Tengah. Potensi yang dimiliki

yakni sangat baik dikembangkan kearah akomodasi pariwisata khususnya homestay.

Lahan yang digunakan merupakan lahan karang desa baik itu rumah tradisional

maupun area teba. Selain itu, kehidupan sosial yang dijiwai oleh budaya Bali

mendukung pengembangan wisata kearah wisata budaya dengan berbagai atraksi

wisata seperti tari dan tabuh.

Desa Adat Belaluan sebagai desa tradisional memiliki potensi yang sangat besar

dikembangkan sebagai desa wisata. Informasi yang diperoleh dari Bapak I Nyoman

Rosman selaku Kepala Desa Singapadu Tengah diperoleh informasi adanya gagasan

dan keinginan kuat dari pihak PEMPROV Bali dan Pemda Kabupaten Gianyar untuk

segera memberdayakan seluruh potensi yang ada di Singapadu Tengah. Selain dari

pada itu, masyarakat juga berkeinginan kuat adanya pengembangan wisata

berkelanjutan di wilayahnya. Salah satu potensi yang sangat besar dimiliki oleh Desa

Singapadu Tengah yakni pengembangan akomodasi wisata di Desa Adat Belaluan.

Bentuk akomodasi pariwisata yang layak berupa homestay. Kondisi dan potensi Desa

Adat Belaluan sebagai desa tradisional sangat tepat dijadikan sebagai homestay,

Page 29: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

23

karena wisatawan secara tidak langsung akan berinteraksi dengan masyarakat desa

itu sendiri. Lahan yang digunakan yakni pada area belakang rumah (teba). Di

samping dapat meningkatkan pendapat masyarakat, pengembangan kearah

akomodasi pariwisata diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan

memperlama kunjungan wisatawan di Desa Singapadu Tengah. Di Desa Belaluan ini

terdapat potensi budaya yang secara khusus dipaparkan sebagai berikut.

1. Pura Desa Belaluan

Zona ini adalah sebuah zona suci yang berlokasi di Pura Desa Desa Adat

Belaluan. Pura Desa pada Desa Adat Belaluan adalah sebuah pura yang termasuk

bagian dari Pura Kahyangan Tiga di desa itu. Di dalam kepercayaan Hindu, Pura

Desa adalah sebuah pura yang digunakan untuk pemujaan pada salah satu Dewa Tri

Murti, yaitu Dewa Brahma dalam manifestasinya sebagai seorang dewa pencipta.

Pura Desa Desa Adat Belaluan berada di ruas jalan primer desa yang notabene adalah

jalur utama di desa tersebut. Selain dari pada itu, lokasinya yang berada di depan

Bale Banjar Belaluan, membuat pura ini mudah ditemukan saat berada di Desa Adat

Belaluan. Luas total area Pura Desa Desa Adat Belaluan ini adalah 0,3 Hektar. Pura

Desa ini teridiri dari 3 zona utama (Tri Mandala), yaitu Nista Manda (jaba pisan),

Madya Mandala (jaba tengah), dan Utama Mandala (jero). Terakhir kali Pura Desa

Desa Adat Belaluan dipugar pada tahun 2007. Pujawali atau piodalan di Pura Desa

Desa Adat Belaluan ini dilakukan pada setiap Buda Cemeng Langkir.

Saat pujawali atau piodalan di Pura Desa Desa Adat Belaluan terjadi aktivitas

adat dan keagamaan yang relatif padat mulai tahap persiapan piodalan yang berupa

ngayah, puncak acara piodalan berupa acara ritual dan persembahyangan yang

dilakukan warga setempat, hingga ke tahap akhir berupa nyineb dan melakukan

kegiatan pembersihan di area Pura Desa. Selain itu, pada saat-saat tertentu seperti

ritual pemelastian sebelum Hari Raya Nyepi, seluruh Ida Bhatara dan Ida Bhatari

yang di-sungsung oleh warga Desa Adat Belaluan, di-stana-kan atau melinggih di

area Bale Agung yang terletak di area Pura Desa Desa Adat Belaluan. Hasil

identifikasi pada tampilan bangunan Pura Desa Desa Adat Belaluan ini terlihat dari

penggunaan style Gianyar, khususnya Singapadu, dengan style Singapadu ini dapat

teridentifikasi dari penggunaan material batu paras juga batu bata sebagai material

finishing dan dilengkapi dengan ornamen dan motif kekarangan yang tegas.

Page 30: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

24

2. Pura Puseh Belaluan

Zona ini adalah sebuah zona suci yang terletak di Pura Puseh Desa Adat Belaluan.

Sama dengan Pura Desa, Pura Puseh adalah sebuah pura yang termasuk bagian Pura

Kahyangan Tiga di desa tersebut yang berfungsi untuk pemujaan Dewa Tri Murti

yaitu Dewa Wisnu dalam manifestasinya selaku dewa pemelihara. Pura Puseh Desa

Adat Belaluan terletak di Timur Laut Desa Adat Belaluan yang terletak di jalan lokal

primer desa, dan di antara permukiman warga sekitar. Luas keseluruhan area Pura

Puseh Desa Adat Belaluan ini adalah 0,5 hektar, lalu sama halnya juga dengan Pura

Desa, Pura Puseh ini terdiri dari 3 zona utama (Tri Mandala), yaitu Nista Manda

(jaba pisan), Madya Mandala (jaba tengah), dan Utama Mandala (jero). Khusus di

bagian Nista Mandala (jaba pisan), ada sebuah wantilan seluas 175 m2 dan

berfungsi untuk tempat warga mempersiapkan upacara keagamaan berupa banten

atau sesajen, serta ada sebuah sumur yang dulu berfungsi bagi masyarakat untuk

mendapatkan sumber air dengan tujuan untuk penyelesaian upacara keagamaan saat

berlangsungnya acara pujawali atau piodalan di Pura Puseh ini.

Namun saat ini keberadaan sumur itu tidak lagi bisa berfungsi karena warga

setempat sudah beralih menggunakan PDAM untuk kebutuhan sehari-hari. Pura

Puseh Desa Adat Belaluan terakhir kali dipugar pada tahun 1983, di mana acara

pujawali atau piodalan di Pura Puseh Desa Adat Belaluan ini dilaksanakan pada

setiap Buda Kliwon Pahang. Sama halnya saat terjadi acara pujawali atau piodalan

di Pura Desa, di Pura Puseh juga terjadi aktivitas adat dan keagamaan yang realtif

padat mulai dari persiapan piodalan, puncak piodalan, hingga tahap akhir berupa

nyineb dan melakukan kegiatan pembersihan di Pura Puseh. Hasil identifikasi pada

tampilan bangunan Pura Puseh Desa Adat Belaluan ini terlihat dari penggunaan style

Singapadu, di mana ciri dari style Singapadu ini terlihat dari dominasi material batu

paras dan batu bata sebagai finishing, dilengkapi ornamen dan bentuk motif

kekarangan yang tegas, dan kori agung dengan dimensi yang relatif tinggi.

3. Pura Dalem Belaluan

Zona ini adalah sebuah zona suci yang terletak di Pura Dalem Desa Adat

Belaluan. Letaknya bersebelahan dengan Pura Prajapati dan Setra Desa Adat

Belaluan. Sama dengan Pura Desa dan Pura Puseh, Pura Dalem Desa Adat Belaluan

adalah sebuah pura yang termasuk dalam bagian Pura Kahyangan Tiga yang

Page 31: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

25

berfungsi untuk pemujaan salah satu Dewa Tri Murti yaitu Dewa Siwa, dalam

manifestasinya selaku dewa pelebur. Zona Pura Dalem berada pada area pempatan

agung Desa Adat Belaluan dan termasuk dalam ruas jalan primer desa, di mana area

ini membentang dari Utara (Pura Dalem) ke arah Selatan (Setra). Luas keseluruhan

area Pura Dalem Desa Adat Belaluan adalah 0,3 hektar, dan luas area Pura Prajapati

dan Setra adalah 0,4 hektar, jadi total dari area Pura Dalem ini adalah 0,7 hektar.

Sama halnya dengan Pura Desa dan Pura Puseh, Pura Dalem ini terdiri dari 3 zona

utama (Tri Mandala), yaitu Nista Manda (jaba pisan), Madya Mandala (jaba tegah),

dan Utama Mandala (jero). Di bagian Nista Mandala (jaba pisan). Sedangkan di

area setra terdiri dari dua zona yaitu setra bebajangan dan setra umum. Di area nista

Pura Dalem juga ada sebuah wantilan seluas 160 m2 yang berfungsi untuk tempat

warga mempersiapkan upacara keagamaan yang berupa banten atau sesajen, juga

untuk area pertunjukan seni bila ada piodalan atau pujawali.

Pujawali atau piodalan di Pura Dalem Desa Adat Belaluan ini dilaksanakan setiap

Anggar Kasih Medangsia, di mana rangkaian kegiatan ini sama halnya dengan yang

terjadi di Pura Desa dan Pura Puseh Desa Adat Belaluan. Seperti pada Pura

Kahyangan Tiga Desa Adat Belaluan lainnya, hasil identifikasi pada tampilan

bangunan Pura Dalem Desa Adat Belaluan ini terlihat dari penggunaan style

Singapadu, di mana dominasi material batu paras dan batu bata sebagai finishing dan

dilengkapi dengan ornamen dan kekarangan berbentuk tegas di beberapa bagian pada

pura. Saat ini sedang dilakukan pemugaran pada Pura Dalem Desa Adat Belaluan

secara bertahap dan proses ini diperkirakan selesai di tahun 2017.

4. Bale Banjar Belaluan

Zona ini adalah zona bangunan umum dengan fungsi yang serbaguna berupa Bale

Banjar Belaluan. Bale Banjar Belaluan berada di jalan primer desa tersebut. Luas

keseluruhan bangunan ini adalah 554 m2 dan terbagi dalam beberapa area yakni

Nista Mandala (Penyengker, Bale Kulkul, Area perantenan/dapur), Madya Mandala

(ruang serbaguna), Utama Mandala (area suci dan Pelinggih Ratu Bhagawan

Penyarikan). Bale Banjar Belaluan bisa dikatakan berada di lokasi strategis karena

selain berada di jalur primer desa, Bale Banjar Belaluan juga berada di antara Pura

Desa dan wilayah permukiman warga, sehingga akses menuju Bale Banjar Belaluan

menjadi strategis bila ada aktivitas di dalamnya. Bale Banjar Belaluan adalah sebuah

Page 32: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

26

bangunan dengan fungsi serbaguna. Jika dilihat dari fungsi utamanya, Bale Banjar

Desa Adat Belaluan berfungsi untuk tempat berkumpul warga setempat menggelar

rapat terkait dengan permasalahan yang ada di desa tersebut.

Namun dalam kesehariannya, pada saat ini bangunan tersebut berfungsi untuk

berbagai aktivitas, seperti saat pagi hingga siang hari di bagian perantenan

digunakan sebagai sekolah PAUD (Pendididikan Anak Usia Dini), serta berfungsi

sebagai kantor LPD desa di area belakang bangunan. Saat sore hari Bale Banjar

Belaluan digunakan warga sekitar untuk tempat berolahraga seperti bulu tangkis,

tenis meja, dan sebagainya dan pada waktu sore hari di hari Sabtu dan Minggu

difungsikan oleh Kelompok PKK untuk tempat menjalakan aktivitas kelompok

seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), senam sehat, dan sebagainya. Pada

malam hari, saat jadwal tertentu Bale Banjar Belaluan digunakan oleh STT. Eka

Truna Jaya Banjar Belaluan untuk melakukan kegiatan mereka seperti latihan seni

tabuh dan tari, membuat layang-layang tradisional, bazzar tahunan, dan sebagainya.

Identifikasi pada bangunan ini adalah masih menggunakan konsep Arsitektur

Tradisional Bali yang terlihat pada pembagian zona utama, madya, dan nista, dan

juga terlihat dari bentuk dan material bahan, di mana pada bentuk diterapkan konsep

kepala, badan, dan kaki serta penggunaan material bahan yang masih berupa

material-material yang berasal dari alam sekitar sebagai elemen-elemen pembentuk

ruang.

Gambar 4.8 Zona Budaya

Page 33: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

27

C. Zona Alam

Pada zona ini merupakan area yang berada disepanjang daerah aliran sungai Tuka

Oos. Sungai ini memiliki lebar sekitar 10 meter lebih dengan tingkat kecuraman pada

beberapa sisi melebihi 75 persen. Oleh karena itu, area ini sangat indah jika dilihat

pada titik tertentu. Disepanjang daerah aliran sungai ini akan dijumpai jalur motor

ATV yang sudah dimanfaatkan sebagai atraksi wisata. Selain itu, disepanjang daerah

aliran sungai akan dijumpai sumber mata air yang disucikan dan dimanfaatkan untuk

kebutuhan warga setempat. Pada area ini juga ditemukan beberapa situs tinggalan

arkeologi dan candi tebing yang sangat memiliki nilai sejarah tinggi.

Gambar 4.9 Zona Wisata Alam

D. Zona Rekreasi

Zona rekreasi merupakan zona yang paling luas, karena area ini didominasi oleh

area ruang terbuka yang berwujud lahan pertanian dan perkebunan milik warga.

Dengan potensi tersebut pengembangan jenis wisata mengarah ke atraksi wisata

Page 34: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

28

seperti mengendarai motor ATV, trekking, bersepeda dan berkuda. Selain itu, pada

sisi selatan tepatnya diwilayah Banjar Abasan terdapat area yang digunakan sebagai

panggung terbuka untuk mewadahi kegiatan pagelaran seni kontemporer dan

tradisional. Di jalan utama terdapat Pasar Seni Singapadu Tengah sebagai wadah

untuk memajang hasil kerajinan masyarakat (etalase).

Gambar 4.10 Zona Wisata Rekreasi

4.3 Program Rancangan Zona Mikro

Program rancangan zona mikro disusun secara berurutan berdasarkan

pengelompokkan masing-masing zona wisata pada masterplan wisata baru Desa

Singapadu Tengah, antara lain:

1. Pura Tirta Bulan

Pura Tirta Bulan merupakan sebuah pura yang digunakan untuk memuja Tuhan

dengan manifestasinya sebagai dewa penyucian. Hal ini karena terdapat tiga titik

sumber mata air pancoran yang biasanya digunakan untuk melakukan penglukatan

oleh warga sekitar Desa Singapadu Tengah. Sejarah pura sendiri menurut pemangku

Page 35: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

29

(pendeta Pura) setempat berdiri sejak leluhurnya (tepatnya kakek pemangku yang

sekarang) mendapat pewisik (petunjuk gaib) ketika mengalami kejadian tidak bisa

keluar dari sebuah goa di area pura tersebut. Setelah melakukan pemujaan, ia pun

berjanji jika dapat keluar dari goa tersebut ia akan membangun pelinggih-pelinggih

pelengkap pura. Akhirnya, setelah tiga hari berlalu ia pun dapat keluar dan

selanjutnya memberi tahu kejadian tersebut kepada keluarga besarnya. Singkat cerita,

dilakukanlah pembangunan pura dan pemberian nama terhadap pura tersebut dengan

nama Pura Tirta Bulan. Air suci di Pura Tirta Bulan sendiri terletak di bawah area

pura. Hal menarik, ketika air sungai Oos meluap, pancoran tirta akan hilang sehingga

masyarakat yang akan melukat sebaiknya dilakukan ketika air sungai tidak meluap.

Di area pura sendiri terdapat beberapa pelinggih pengayengan untuk pemujaan

kepada Dewa dengan menifestasi tertentu. Goa Pura Tirta Bulan ini cukup mudah

untuk dicapai. Pengunjung dapat masuk ke goa dengan cara beriringan karena lebar

mulut goa hanya cukup untuk satu orang. Di dalam goa sendiri terdapat pelinggih

untuk pemujaan, namun saat ini kondisinya sangat berbahaya karena sempat terjadi

longsor di dalam goa. Hal ini tentu membahayakan bagi pengunjung yang ingin

melakukan persembahyangan. Pemangku menuturkan bahwa goa ini tembus

langsung ke arah bibir sungai. Hanya saja jalurnya saat ini tidak memungkinkan

terkait keamanan jalur dan kondisi yang lembab dikhawatirkan terdapat hewan-

hewan berbisa seperti ular yang menghuni pada jalur tersebut.

Gambar 4.3 Pura Tirta Bulan

Page 36: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

30

Dilihat dari kondisi existing Pura Tirta Bulan, permasalahan yang paling

menonjol di area tersebut adalah kurangnya kualitas infrastruktur baik itu fasilitas

utama, penunjang dan pelengkap wisata spiritual. Hal ini tentu akan berdampak pada

kenyamanan wisatawan dalam berkunjung ke pura tersebut. Pura yang memiliki

status milik keluarga ini kondisinya masih seadanya (belum dilakukan penataan

secara maksimal) sehingga perlu adanya suatu penataan baru. Pengamanan area

pancoran tirta sebagai tempat penglukatan dan pemandian perlu dilakukan mengingat

lokasi pancoran berada dibibir sungai yang luapan airnya tidak dapat diprediksi.

Sebagai pura yang memiliki daya tarik berupa goa peninggalan tentu keamanan

didalam goa menjadi perhatian utama. Goa ini sendiri kondisi didalamnya pernah

terjadi longsor, sehingga perlu adanya suatu pengamanan dinding dan langit-langit

goa untuk keamanan.

2. Kompleks Pura Dalem Negari

Pada kompleks Pura Dalem Negari terdapat beberapa peninggalan arkeologi

yang bernilai sejarah tinggi. Selain peninggalan berupa arca-arca, terdapat area candi

tebing sebagai tempat bersemedi orang-orang di zaman dahulu. Candi tebing ini

memiliki kemiripan dengan candi tebing di Pura Gunung Kawi Tampak Siring.

Hanya saja dalam kelestarian kompleks bangunan candi relatif kurang mendapat

perhatian dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan fungsi pada

area tersebut. Di area candi tebing ini di percaya oleh pemangku pura dan masyarakat

setempat sebagai tempat pemandian (beji). Wujud beji secara gaib dipercaya berupa

kolam pemandian. Akan tetapi kondisinya saat ini sudah berubah fungsi menjadi area

tajen (sabung ayam). Sebelum berubah fungsi, area ini ketika zaman penjajahan

Belanda dijadikan sebagai tempat pembuangan sisa-sisa material batu padas.

Karena terus menerus menjadi tempat pembuangan material, area yang awalnya

jauh di bawah saat ini kondisinya hampir rata dengan level lantai candi tebing. Selain

dari pada itu, sebelah timur area candi tebing terdapat pohon beringin yang

dibaliknya ada goa yang langsung tembus ke Sungai Oos. Hal ini tentu semakin

membuktikan bahwa dahulu kala di kompleks Pura Dalem Negari menjadi area

pertapaan. Hanya saja, sumber tertulis terkait keberadaan peninggalan arkeologi ini

tidak banyak ditemukan. Data yang diperoleh di Balai Arkeologi Wilayah Bali dan

Page 37: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

31

Nusa Tenggara hanya berupa pengukuran existing site. Akan tetapi penelitian

terhadap keberadaannya belum dilakukan, sehingga perlu dilakukan penelitian secara

mendalam agar kelestarian candi tebing dapat dijaga.

Gambar 4.4 Pura Dalem Negari

Pura yang memiliki peninggalan arkeologi berupa arca dan candi tebing ini

memiliki permasalahan terkait dengan kualitas infrastruktur dan konservasi tinggalan

arkeologi. Hal ini tentu menjadi ancaman bagi kelestarian tinggalan arkeologi itu

sendiri karena dilihat dari bentuk tinggalan arkeologi, candi tebing di Pura Dalem

Negari memiliki kemiripan dengan tinggalan arkeologi di DAS Tukad Pakerisan.

Berdasarkan informasi dari pihak BALAR (Balai Arkeologi), tindakan yang telah

dilakukan hanya sebatas pendataan saja, sedangkan kegiatan konservasi belum

dilakukan secara optimal karena belum ada laporan lanjutan dari pihak masyarakat

setempat. Candi tebing ini menjadi satu kesatuan dengan kompleks Pura Dalem

Negari yang keberadaanya sangat dilestarikan oleh masyarakat, hanya saja fungsi

serta nilai yang terkandung pada tinggalan arkeologi tidak diketahui oleh masyarakat,

sehingga kondisi di lapangan memperlihatkan fungsi berubah menjadi area tajen

untuk kegiatan upacara.

3. Puri Negari

Puri Negari merupakan saksi bisu peninggalan Kerajaan Negara Negari di

Singapadu. Puri ini kondisinya sudah banyak yang berubah, terutama pada area

ancak saji. Bale lembu agung yang terletak di sisi barat daya menjadi area

Page 38: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

32

pemantauan pihak kerajaan terhadap masyarakat saat ini fungsinya sudah berubah

sebagai area pelatihan seni tari. Selain dari pada itu, penataan lansekap dan beberapa

bale sebagai ciri khas sebuah puri mesti dilakukan. Agar suasana puri tetap dapat

dirasakan oleh wisatawan ketika mengunjungi kompleks Puri Negari.

Gambar 4.5 Kondisi Ancak Saji Puri Negari

4. Pasar Tradisional Negari

Sebagai desa dengan pola kerajaan, di sebelah barat laut Puri Negari terdapat

pasar tradisional yang keberadaannya masih dapat ditemukan. Pasar ini cenderung

mengarah sebagai pasar tenten yang aktivitas ekonominya dilakukan tidak setiap saat

(knockdown). Pasar ini keberadaannya perlu dilakukan penataan kembali, karena

kurangnya fasilitas pendukung dan pelengkap seperti kurangnya area parkir, area

berdagang, toilet dan lain-lain. Selain itu, kondisi aksesibilitas yang berada di catus

patha Puri Negari yang menjadi tempat persimpangan dari Denpasar menuju ubud

dan payangan menyebabkan area ini pada jam tertentu akan mengalami kemacetan.

Potensi yang sangat besar ini belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.

Oleh karena itu perlu dilakukan penataan area pasar dan area catus patha desa.

Perkembangan sebuah wilayah yang terdapat kerajaan tidak terlepas dari

keberadaan pasar sebagai tempat untuk melakukan kegiatan perekonomian. Puri

Negari yang terletak di sebelah timur laut area catus patha merupakan satu kesatuan

dengan keberadaan pasar tradisional. Pasar yang terletak di sebelah barat daya area

catus patha ini keberadaannya perlu dilakukan peningkatan infrastrutur karena

kondisi yang ada memperlihatkan kurangnya penataan sirkulasi yang menyebabkan

terjadinya kemacetan di catus patha pada jam-jam tertentu. Selain dari pada itu,

Page 39: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

33

keberadaan parkir pasar kapasitasnya sangat kurang, sehingga perlu dilakukan

penataan area secara keseluruhan.

Gambar 4.6 Pasar Tradisional Negari

5. Agrowisata Negari

Desa Singapadu Tengah saat ini memiliki beberapa tempat wisata menarik yang

dapat dikunjungi. Salah satunya agrowisata yang terletak di Banjar Negari.

Agrowisata Negari ini menjual beberapa produk unggulan seperti kopi luwak yang

saat ini menjadi trend di kalangan wisatawan baik wisatawan domestik maupun

mancanegara. Wisatawan yang berkunjung akan disuguhi bagaimana proses awal

pembuatan kopi luwak. Diawali dari buah kopi yang dimakan oleh musang, setelah

itu kotoran yang dihasilkan diolah hingga proses sangria biji kopi dan pengemasan

dapat dilihat di agrowisata ini. Selanjutnya wisatawan yang telah mengikuti proses

pembuatan kopi akan diberikan tester kopi dengan berbagai cita rasa. Jika wisatawan

berkenan terhadap rasa tester tersebut, para pemandu akan mengarahkan wisatawan

menuju area coffee shop untuk membeli produk kopi tersebut.

Wisatawan yang mengikuti kegiatan agrowisata ini tentu mendapat pengalaman

baru. Dengan luas area mencapai satu hektare pengunjung dapat menikmati

tumbuhan kopi dan cokelat serta beberapa tanaman buah lainnya. Pengetahuan

terhadap pengolahan kopi luwak akan meningkatkan pemahaman proses pembuatan

kopi luwak bagi wisatawan. Selain binatang luwak, di agrowisata ini pengunjung

dapat melihat beberapa satwa lainnya seperti monyet, burung serta kelelawar. Di

Page 40: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

34

kawasan ini pula telah disiapkan berbagai fasilitas penunjang dan pelengkap seperti

rest area, toilet, penginapan dan parkir yang memadai.

Gambar 4.7 Agrowisata Negari

6. Akomodasi Belaluan

Program rancangan akomodasi Belaluan menggunakan lahan milik warga seperti

teba dan karang desa sebagai tempat untuk pengembangan bangunan homestay.

Hal ini terkait dengan konsep pembangunan homestay yakni wisatawan yang

menginap dapat berbaur dengan warga setempat. Selain berbaur, para wisatawan

juga langsung belajar mengenai cara hidup masyarakat Belaluan. Ada tiga tipe

bangunan homestay yang akan dirancang pada akomodasi Belaluan. Tipe-tipe

homestay ini menyesuaikan dengan kondisi lahan yang ada, sehingga semakin

luas lahan yang dimiliki, semakin luas tipe homestay yang dirancang. Akan

tetapi, dalam pengembangan homestay ini, ada batasan jumlah kamar yang

diwajibkan. Hal tersebut bertujuan untuk pemerataan pendapatan warga dan

bertujuan agar tidak ada kamar yang tidak berisi wisatawan.

7. DAS Tukad Oos

DAS Tukad Oos Zona memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan

sebagai daya tarik wisata alam di Desa Singapadu Tengah. Lebar alur sungai

yang melebihi 10 meter dengan tingkat kecuraman melebihi 75 persen

memberikan kesan panorama yang sangat eksotis serta alami. Hanya saja lokasi

tersebut dapat dicapai melalui sebuah akses yang berada di sudut Tenggara Desa

Adat Belaluan atau lebih tepatnya berada di sebelah area setra Desa Adat

Belaluan. Akses zona ini memiliki lebar 1,7 meter, atau dengan kata lain akses

Page 41: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

35

ini hanya dapat dicapai oleh kendaraan roda dua. Selain dari pada itu, akses lain

dapat dicapai melalui Pura Dalem Negari dan Pura Tirta Bulan.

Pada zona tepi aliran sunga ini terdapat dua sumber mata air yang biasa

difungsikan warga untuk memperoleh air yang dapat dikomsumsi. Warga Desa

Adat Belaluan tidak memanfaatkan sumber mata air tersebut untuk proses

mandi, cuci, kakus (MCK), melainkan warga melaksanakan proses mandi,cuci,

kakus (MCK) di wilayah sungai. Kondisi dari Sungai Oos masih sangat asri,

yang mana aliran air Sungai Oos masih terlihat jernih serta ditambah hadirnya

bebatuan yang berada ditengah aliran sungai menambah kesan alami pada zona

tepi aliran sungai ini.

8. Pasar Seni Singapadu Tengah

Gagasan yang sama dengan keinginan membangun panggung terbuka yakni

adanya keinginan masyarakat membangun pasar seni di Singapadu Tengah.

Pasar ini diharapkan mampu mengakomodasi potensi masyarakat yang bergerak

pada bidang kerajinan tangan. Permasalahan utama yang dihadapi yakni sulitnya

media promosi sehingga membutuhkan wadah yang diharapkan menjadi etalase

atau tempat memamerkan barang kerajinan. Lokasi yang digunakan terletak di

depan Kantor Desa Singapadu Tengah yang saat ini difungsikan sebagai sekolah

dasar, taman kanak-kanak dan playgroup. Lahan ini rencananya akan ditukar

dengan lahan milik desa, karena dilihat dari lokasi sekolah yang berada di jalur

utama menjadi permasalahan bagi para siswa berkaitan dengan faktor keamanan.

9. Panggung Terbuka Abasan

Panggung terbuka ini merupakan gagasan dari masyarakat dan pemerintah Desa

Singapadu Tengah yang ingin meningkatkan potensi kebudayaan berupa seni tari

dan tabuh dan membutuhkan suatu wadah yang dapat mengakomodasi potensi

yang dimiliki. Panggung terbuka ini terletak di pinggir sungai tepatnya di Banjar

Abasan yang berbatasan langsung dengan Desa Singapadu. Lahan yang

direncanakan merupakan lahan milik desa. Lokasi lahan ini sangat mudah

dicapai, hanya saja aksesibilitas menuju lokasi hanya dapat dilalui satu mobil

karena lebar jalan hanya 3 meter. Di lokasi panggung terbuka juga terdapat

Page 42: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

36

potensi alam yang dapat dimanfaatkan yakni adanya sumber mata air yang

disucikan oleh masyarakat. Di area ini pula biasanya digunakan oleh masyarakat

untuk kegiatan rekreasi berupa kegiatan memancing dan aktivitas air lainnya.

10. ATV Kutri

Permasalahan yang ada pada area ATV yakni kurangnya atraksi wisata yang

dipadukan dengan potensi yang ada di Desa Singapadu Tengah. Hal ini

memberikan kesan bahwa masyarakat atau potensi yang ada terkesan sebagai

objek semata yang sangat membosankan. Oleh karena itu, perlu adanya

pengembangan baru mengenai paket wisata yang bisa memanfaatkan potensi

setempat sehingga terbentuk suatu keterpaduan.

Page 43: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

37

BAB V KONSEP RANCANGAN DETAIL MASTERPLAN

Pada bab v ini akan dijabarkan konsep rancangan masing-masing daya tarik wisata

baru di Desa Singapadu Tengah, Gianyar.

5.1. Gambar Rancangan Zona Sejarah Dan Religi

Pada zona ini, konsep perencanaan berkaitan dengan fungsinya sebagai zona

sejarah dan religi. Aktivitas yang dilakukan oleh civitas (pemedek atau wisatawan)

memiliki kewajiban untuk tidak merusak fasilitas atau objek sejarah dan religi. Oleh

karena itu, keamanan dari objek sejarah dan religi menjadi faktor utama yang perlu

diperhatikan dalam perencanaan dan perancangannya. Berikut ini, konsep rancangan

pada zona sejarah dan religi daya tarik wisata baru di Desa Singapadu Tengah:

a. Pura Tirta Bulan

Dalam penataan area pancoran tirta Pura Tirta Bulan, hal yang paling utama

berkaitan dengan keamanan pengunjung atau pemedek yang akan melakukan ritual

penglukatan. Permasalahan yang terjadi yakni adanya longsor pada sisi Timur sungai

Tukad Oos tentunya menjadi tindakan pertama atau prioritas. Tindakan tersebut

berupa dilakukannya pengerukan sedimentasi dan tanah-tanah bekas longsoran.

Pengerukan ini tentu akan berdampak pada kembalinya alur sikulasi air sungai dari

hulu ke hilir. Setelah dilakukan pengerukan, selanjutnya pada area pancoran tirta

pada sisi utara dilakukan peninggian level lantai setinggi titik pasang permukaan air

sungai ketika meluap. Selain dilakukan peninggian level lantai juga dibuatkan

tanggul untuk menghindari luapan air sungai ke area pancoran. Pada titik sumber

mata air juga dilakukan penataan, karena level lantai ditambah maka sumber mata air

dibuatkan bak sebagai penampungan air yang selanjutnya dapat dialirkan melalui

pancoran. Dengan dibuatkannya bak tersebut, rembesan-rembesan air di sisi

pancoran akan tertampung dan menambah debit air pancoran. Volume air yang

bertambah ini dapat bermanfaat untuk menambah jumlah pancoran tirta pada sisi

Utara. Pancoran tirta pada sisi Selatan juga dilakukan hal yang sama dengan sisi

Utara. Ini bertujuan untuk keamanan dari pengunjung dan pemedek ketika

melakukan ritual penglukatan. Selain di area sumber mata air pancoran, penataan

Page 44: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

38

juga dilakukan pada area utama mandala dan area Goa sebagai daya tarik utama di

objek ini.

1. Penataan Area Utama Mandala

Area utama mandala merupakan area utama pada Pura Tirta Bulan. Rencana

penataan yang dilakukan pada area utama mandala ini berkaitan dengan penataan

pelinggih-pelinggih lama yang telah mengalami kerusakan yakni berupa renovasi

pada atap ijuk, kayu pelinggih dan bataran pelinggih. Selain dari pada itu, area

utama mandala dilakukan penataan drainase untuk menghindari genangan yang

ditimbulkan oleh rembesan air yang berasal dari tebing diatas Pura Tirta Bulan.

Kondisi Pura ini juga cukup lembab karena sinar matahari sulit masuk ke area

Pura yang ditutupi oleh pohon beringin. Oleh karena itu, penggunaan material

untuk natar Pura perlu diperhatikan sehingga pertumbuhan lumut yang dapat

merusak material bangunan dapat di antisipasi.

2. Penataan Area Goa

Penataan area goa di Pura Tirta Bulan diprioritaskan berkaitan dengan keamanan

saat pengunjung memasuki area goa dan kemudahan pengunjung untuk memasuki

area goa. Untuk meningkatkan keamanan, perlu adanya pengamanan beberapa

dinding dan langit-langit goa. Selain dari pada itu, berdasarkan informasi dari

pemangku Pura yakni adanya jalan tembus dari dalam goa langsung menuju

sungai Tukad Oos, perlu dilakukan penataan sehingga sirkulasi pengunjung

menjadi satu jalur. Entrance dari utama mandala Pura dan keluarnya dari luar

Pura yakni jaba sisi tepatnya pinggir sungai Tukad Oos. Pada area dalam goa

dilakukan pengamanan dibeberapa titik yang secara stuktur dianggap rawan. Di

area dalam goa juga dilakukan penambahan pencahayaan buatan guna

memudahkan pengunjung dalam menikmati suasana goa yang sebelumnya sangat

gelap.

Page 45: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

39

Page 46: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

40

Page 47: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

41

Page 48: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

42

Page 49: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

43

Page 50: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

44

b. Pura Dalem Negari

Pura Dalem Desa Adat Negari adalah salah satu dari tiga Pura Kahyangan Tiga

yang berlokasi dalam wilayah Desa Adat Negari, Desa Singapadu, Kecamatan

Sukawati, Kabupaten Gianyar. Situs pura ini diprediksi sebagai sebuah kompleks

bangunan pura pengembangan dari kompleks bangunan pura kuno yang sudah ada

sejak masa lalu. Diperkirakan situs pura ini sudah ada sejak abad ke-18. Hal ini

ditandai ditemukannya artifak-artifak arca kuno yang bercorak masa itu dalam

wilayah pura ini. Selain itu, di zona belakang kompleks pura yang berbatasan

Page 51: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

45

langsung dengan daerah tepian Sungai Oos ditemukan adanya arsitektur tinggalan

masa lalu berupa candi tebing dan goa pertirtaan.

Gambaran konsep penataan area kompleks bangunan pura bersejarah ini dapat

dikemukakan sebagai berikut (cf. wawancara terhadap Rosman dan Suciarta, 2016).

1. Pada bagian barat area kompleks pura, tepatnya di area bagian barat Jalan

Palguna, akan ditata menjadi lahan parkir bus, parkir mobil, dan sepeda motor.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat meningkatkan kenyamanan para

pengunjung pada saat pemedek memasuki area inti kompleks bangunan Pura

Dalem Desa Adat Negari ini, baik bagi para wisatawan atau pun bagi mereka yang

ingin melakukan kegiatan persembahyangan di pura ini. Area ini dimaknai

sebagai area pendukung pura.

2. Areajaba sisi pura yang berada di bagian pojok selatan kompleks pura akan

dirancang sebuah bangunan informasi dan juga penjualan tiket masuk untuk

kegiatan pelayanan kepada para pengunjung yang akan memasuki area kompleks

Pura Dalem Desa Adat Negari ini. Area ini diperuntukkan khusus bagi para

wisatawan, hal ini merupakan syarat bagi para wisatawan yang ingin memasuki

area suci Pura.

3. Pada area timur bangunan wantilan pura akan dibangun sebuah bangunan toilet

yang akan difungsikan untuk dapat meningkatkan kenyamanan para pengunjung.

Lokasi penempatannya terdapat di area yang merupakan areanista mandala yang

juga berdekatan dengan wantilan. Seperti yang diketahui, bangunan wantilan

acapkali digunakan sebagai tempat duduk-duduk maupun juga tempat beristirahat

bagi para pengunjung.

4. Pada area timur Pura Mrajapati akan dibangun sebuah plaza untuk bangunan

Candi Tebing yang bernilai sejarah itu sebagai tempat bersantai bagi para

pengunjung kompleks pura ini. Area plaza ini juga difungsikan sebagai tempat

bagi para wisatawan dalam menikmati suasana candi tebing yang difungsikan

menjadi tempat bersemedi. Untuk menjaga kelestarian candi tebing, dibuat

pembatas berupa kolam ikan yang berdasarkan informasi dari pemangku Pura,

bahwa area ini dahulunya dipercaya menjadi tempat pemandian para dewa yang

berstana di Pura Dalem Negari.

Page 52: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

46

5. Jalur pedestrian dari kompleks bangunan pura, menuju area mata air, dan area

tepian sungai yang melewati goa tepi sungai itu ditata dengan perkerasan dan

material yang lebih solid akan tetapi tetap menjaga gambaran karakter bangunan

lama ini.

6. Area inti tata ruang dan tata bangunan dalam area inti pura tetap dipertahankan

dan dikonservasi. Apabila dilakukan renovasi bangunan, maka bangunan yang

dibuat tidak mengubah nilai estetika, posisi, material dari tata bangunan dan tata

ruang semula. Elemen-elemen tinggalan arkeologis dipertahankan sepenuhnya.

7. Adanya penerapan aturan radius kesucian area pura secara tradisional Bali sesuai

Keputusan Parisada Hindu Dharma Indonesia PusatNomor:

11/Kep/I/PHDIP/1994mengenaiBhisama Kesucian Pura. Radius kesucian Pura

Dalem Negarimerupakan minimum berjarak apenimpug (‘sejauh lemparan orang

dewasa’) atau sejauh 25 meter dari bangunan lain di sekitarnya. Jarak ini sesuai

dengan kedudukan Pura Dalem Negari ini sebagai sebuah Pura Kahyangan Tiga.

8. Tapak kompleks pura sakral ini berbatasan langsung dengan sungai, sumber air,

dan daerah hijau penyangganya. Keberadaan kompleks bangunan suci ini

berdampak positif bagi pelestarian ekosistem tepian sungai itu. Hal semacam ini

memang lazim berlaku pada hutan atau area alam yang berdekatan dengan objek

bersejarah yang disucikan Ishii, dkk. (2010).

9. Pada sisi tapak yang berbatasan langsung dengan kuburan adat (setra) akan

dibangun tembok penyengker. Tembok penyengker dalam budaya tradisional Bali

memang dapat berperan sebagai elemen pemisah antara area sakral (suci) dan

profan (cemer) dalam wujud yang estetis berpola tri angga; kepala, badan, dan

kaki (Windhu, 1984).

Page 53: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

47

Page 54: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

48

Page 55: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

49

Page 56: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

50

Page 57: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

51

5.2. Gambar Rancangan Zona Budaya

Pada zona budaya, konsep rancangan berkaitan dengan penataan lingkungan

untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan dalam menghuni akomodasi milik

warga (homestay) di lingkungan Desa Adat Belaluan. Selain dari pada itu, homestay

milik warga dirancang sesuai dengan standar internasional dan memiliki jumlah

kamar yang terbatas yakni tidak lebih dari 3 kamar per pekarangan. Hal ini bertujuan

untuk adanya pemerataan occupancy homestay pada tiap pekarangan milik warga.

Homestay dirancang sesuai dengan existing pekarangan warga. Setelah dilakukan

analisis site terhadap pekarangan warga, ada tiga tipe homestay yang dirancang pada

area zona budaya ini, antara lain:

1. Homestay Tipe 1, dirancang dalam satu bangunan terdapat tiga kamar tidur,

kamar mandi dalam, satu dapur pantry dan ruang makan, satu teras sebagai ruang

tamu. Homestay tipe 1 ini dibangun di area pekarangan milik warga yang secara

luasannya termasuk paling kecil.

2. Homestay Tipe 2, terdapat 2 unit bangunan homestay yang di dalamnya terdapat

satu kamar tidur dan kamar mandi dalam, satu dapur pantry dan ruang keluarga,

teras sebagai ruang tamu. Pada kamar tidur terdapat pintu-jendela yang langsung

berhadapan dengan kolam ikan. Luas pekarangan ini termasuk medium

(menengah).

3. Homestay Tipe 3, terdapat 2 unit bangunan homestay yang didalamnya terdapat

satu kamar tidur dengan double bed. Di kamar ini juga memiliki kamar mandi

dalam, satu dapur pantry, satu ruang keluarga, satu ruang tamu dan kolam ikan

yang dapat dinikmati langsung dari kamar tidur. Luas pekarangan ini termasuk

paling luas dibandingkan dengan dua pekarangan homestay Tipe 1 dan Tipe 2.

Page 58: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

52

Page 59: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

53

Page 60: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

54

Page 61: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

55

Page 62: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

56

Page 63: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

57

Page 64: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

58

Page 65: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

59

Page 66: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

60

Page 67: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

61

Page 68: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

62

Page 69: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

63

Page 70: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

64

Page 71: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

65

Page 72: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

66

Page 73: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

67

Page 74: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

68

Page 75: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

69

Page 76: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

70

Page 77: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

71

Pada sisi barat laut Desa Adat Belaluan ini terdapat lahan kosong yang

dirancang sebagai area untuk menjamu para wisatawan yang akan menginap atau

mengikuti atraksi wisata alam (zona alam) di Desa Singapadu Tengah. Area ini

difungsikan sebagai area pelayanan dalam hal ini adalah central parkir, registrasi

pengunjung, bangunan pengelola, restaurant, cinderamata, penyewaan sepeda, toilet

dan gazebo. Area pelayanan ini dibangun terpusat untuk memudahkan koordinasi

dan kemudahan dalam memberikan informasi kepada para wisatawan.

Page 78: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

72

Page 79: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

73

Page 80: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

74

Page 81: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

75

Page 82: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

76

Page 83: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

77

Page 84: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

78

Page 85: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

79

Page 86: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

80

Page 87: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

81

Page 88: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

82

Page 89: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

83

Page 90: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

84

Page 91: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

85

Page 92: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

86

Page 93: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

87

Page 94: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

88

Page 95: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

89

Page 96: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

90

Page 97: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

91

Page 98: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

92

Page 99: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

93

Page 100: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

94

Page 101: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

95

Page 102: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

96

Page 103: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

97

Page 104: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

98

Page 105: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

99

Page 106: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

100

Page 107: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

101

Page 108: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

102

5.3. Gambar Rancangan Zona Alam

Zona alam ini terletak di sebelah timur Desa Adat Belaluan tepatnya dipinggir

sungai Tukad Oos. Zona alam ini memanfaatkan area DAS Tukad Oos yang

memiliki panorama alam yang sangat indah untuk dinikmati. Dalam

pemanfaatannya, penataan pada zona ini diprioritaskan pada peningkatan kualitas

infrastruktur untuk kegiatan atraksi wisata berupa ATV dan tracking. Atraksi wisata

tracking, start dilakukan di Desa Adat Belaluan tepatnya di bangunan pengelola.

Selanjutnya melakukan perjalanan menyusuri DAS Tukad Oos, permukiman

tradisional Belaluan dan finish kembali di bangunan pengelola Belaluan. Khusus

untuk atraksi wisata ATV, start dilakukan dilakukan di garase ATV Kutri yang

dikelola oleh pihak swasta (bukan desa adat).

Page 109: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

103

5.4. Gambar Rancangan Zona Rekreasi

Pada zona rekreasi, pengembangan yang dilakukan oleh pihak desa yakni

pembangunan stage pertunjukkan dan kolam pancing. Stage pertunjukkan ini

dibangun diarea milik desa tepatnya di wilayah Banjar Abasan. Ide pembuatan stage

ini untuk menampung atau mewadahi kegiatan para seniman tari dan tabuh di

wilayah Singapadu Tengah. Selama ini latihan seni tari dan tabuh yang dilakukan

oleh instruktur dari Desa Singapadu Tengah ini dilakukan secara terpisah. Akibatnya,

tarian yang dipentaskan tidak dapat secara mutlak menampilkan karakter tarian style

Singapadu yang terkenal itu, oleh karena pelatih tari dan pelatih tabuh menampilkan

tariannya secara terpisah. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan memudarnya

tradisi tarian style Singapadu lambat laun makin sulit dilestarikan. Hal ini pada

dasarnya mendorong munculnya gagasan untuk membangun suatu stage tempat

latihan dan pertunjukan seni tari dan tabuh bagi siswa orang asing di Desa Singapadu

Tengah ini. Stage ini akan dilengkapi dengan beberapa kegiatan khususnya kegiatan

kesenian bagi para wisatawan berupa berlatih tari atau tabuh gamelan tradisional Bali

dan mementaskan tarian atau tabuh yang dipelajari pada bagian akhir di depan

publik. Selain difungsikan sebagai stage pertunjukkan, pada waktu tertentu juga

digunakan untuk mewadahi kegiatan-kegiatan desa.

Di sisi utara lahan stage, rencananya akan dibangun kolam pemancingan air

tawar. Selain sebagai kegiatan rekreasi, juga difungsikan untuk mewadahi kegiatan

para wisatawan yang ingin berwisata kuliner khususnya ikan air tawar. Hal ini

didukung oleh potensi wilayah yang saat ini kurangnya fasilitas penunjang berupa

restaurant atau tempat makan yang representative bagi para wisatawan. Kolam

pancing ini dirancang dengan konsep neo vernakuler, yakni dari segi tampilan tetap

menonjolkan arsitektur Bali. Berikut ini konsep rancangan kolam pancing yang akan

dibangun, antara lain:

1. Penataan alur sirkulasi wisatawan dalam area stage, tambak dan restaurant.

Konsep pola pengaturan jalur sirkulasi pengelola dan wisatawan yang akan

diterapkan diupayakan tidak menciptakan masalah-masalah lainnya, seperti cross

circulatioan antara pengunjung restaurant, penonton pagelaran seni dan pengelola.

2. Penataan area parkir wisatawan dan pengelola.

Page 110: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

104

Konsep pola parkir yang akan diterapkan secara keruangan mengoptimalkan lahan

yang disediakan sehingga jumlah kendaraan dapat secara maksimal memenuhi

area parkir.

3. Tata lansekap dan vegetasi perindang sekitar area tambak dan stage.

Penataan lansekap di sekitar area tambak dan stage dengan mempertimbangkan

aspek-aspek sebagai berikut: (1) tidak merusak view; (2) tata ruang natah (open

space); (3) pohon yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan upacara di Pura

milik desa adat; (4) bangunan peneduh area pemancingan; (5) elemen penanda

dalam area tapak; dan (6) tata vegetasi yang perlu untuk taman yang berkultur

Bali.

4. Perencanaan zonasi di dalam tapak

Area restaurant ikan air tawar Desa Adat Kutri ini akan diplot menjadi zonasi-

zonasi sesuai kebutuhan riil di lapangan. Setidaknya ada lima zonasi yang akan

ditata, yaitu (1) tambak ikan air tawar; (2) bangunan rumah makan; (3) bangunan

pengelola, kasir, toilet, dan dapur; (4) area pemanggangan bagi wisatawan dan

lasekap, (5) zonasi penerima (entrance restaurant).

5. Tata jaringan utilitas serta jaringan drainase tapak.

Lokasi tapak yang berada dipinggir sungai perlu adanya perhatian terhadap tata

jaringan utilitas dan drainase tapak. Karena akan berpengaruh terhadap kelestarian

lingkungan berkaitan saluran limbah hasil pengolahan ikan, drainase tapak limbah

dapur.

6. Tata alur sirkulasi dalam tapak bagi kaum difable (orang cacat).

Area wisata kuliner ini juga memperhatikan kemudahan akses bagi kaum difable

sehingga dapat menjangkau spot-spot area yang telah disediakan.

7. Desain detail bangunan-bangunan utama, penunjang dan pelengkap restaurant

ikan air tawar.

Bangunan-bangunan dalam tapak dirancang menerapkan style bangunan Bali

yang representatif dan penggunaan material bangunan yang berdaya tahan lama.

Page 111: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

105

Page 112: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

106

Page 113: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

107

Page 114: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

108

Page 115: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

109

Page 116: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

110

Page 117: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

111

Ilustrasi 3 Dimensi

Page 118: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

112

Page 119: PENATAAN DESA WISATA BARU SINGAPADU TENGAH, …

Daftar Pustaka

Anagnostopoulos, George L. (1994). Tourism and Historic Landscape Management. Ekistics;

Athens 61.368/369 (Sep-Dec 1994). : 317-320.

Andrei, Ruxandra Daniela, dr; dkk. (2013). Ecological Tourism - a Form of Responsible

Tourism. Romanian Economic and Business Review, suppl. Special Issue 1; Brasov (Winter

2013): 373-388.

Inskeep, E. (1991). Tourism Planning. An Integrated and Sustainable Development Approach.

New York: Van Nostrand Reinhold.

Ishii, Hiroaki T; dkk. (2010). Integrating ecological and cultural values toward conservation and

utilization of shrine/temple forests as urban green space in Japanese cities. Landscape and

Ecological Engineering; Dordrecht6.2 (Jul 2010): 307-315.

Muljadi, A. J. (2009). Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat. (TT). Keputusan Parisada Hindu Dharma Indonesia

Pusat Nomor: 11/Kep/I/PHDIP/1994 tentang Bhisama Kesucian Pura.

Patin, Valéry. (2010). The Economy of Cultural Heritage, Tourism and Conservation.

International Preservation News; The Hague 52 (Dec 2010): 6-11.

Pitana, I G. (1999). Pelangi Pariwisata Bali. Denpasar: Bali Post.

Tim Penyusun RPJM Desa Singapadu. (2010). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

Singapadu Tengah. Desa Singapadu Tengah.

Windhu, Ida Bagus Oka. (1984). Bangunan Tradisional Bali Serta Fungsinya. Jakarta:

Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Prayoga, I Gede Agus. 2016. Pengembangan Desain Wisata Pantai Lepang, di Kabupaten

Klungkung. Universitas Udayana.

Sasmita, Nyoman Indra Wira. 2017. Pengembangan Daya Tarik Wisata Desa Adat Belaluan,

Desa Singapadu Tengah, Kabupaten Gianyar. Universitas Udayana.