penasun
TRANSCRIPT
Penasun
Kelompok 13
JENIS-JENIS NARKOTIKA
NARKOTIKA(1)
• TANAMAN PAPAVER SOMNIFERUM L, TERMASUK BUAH DAN JERAMI –OPIUM MENTAH–OPIUM MASAK: CANDU, JICING,
JICINGKO–OPIUM OBAT: MORFIN ALAMI ATAU
SINTETIK– CONTOH TURUNAN: HEROIN,
THEBAIN, CODEIN, OXYCODONE, HYDROCODONE, DIHYDROMORPHINE
3
ROAN NAPSA 2000 4
NARKOTIKA SINTETIK DAN SEMI SINTETIK
5
6
OPIUM/MORFIN
• GUNA: MENGHILANGKAN RASA NYERI, MENIDURKAN DAN MEMBUAT GEMBIRA & SEJAHTERA, MENEKAN BATUK, ANTIDIARE
• EFEK: SELAMA CUKUP TERSEDIA TAK ADA GEJALA, BILA HABIS,
• NAGIH: GELISAH, MUDAH MARAH, SULIT KONSENTRASI
7
PEMAKAIAN KRONIK
• KEPRIBADIAN RUNTUH• EFISIENSI KERJA TURUN• FUNGSI INTELEK TERGANGGU• IDEALISMA/DAYA JUANG SIRNA• SOPAN SANTUN RUSAK• TANGGUNG JAWAB MEROSOT• TIDAK JUJUR, SUKA CURI, CURIGA
8
PEMAKAIAN KRONIK
• AGRESIF, BUNUH DIRI• KESEHATAN FISIK MEROSOT• BERAT TUBUH TURUN PESAT• RUPA MENJADI SERAM• GIGI RENGGANG DAN RUSAK• KESEMUTAN DAN IMPOTEN• INFEKSI DAN ABSES DI VENA
9
PEMAKAIAN KRONIK
• INFEKSI DI HATI, HEPATITIS, TETANUS DAN AIDS, ENDOKARDITIS
• TUKAR2 SPUIT KOTOR, KENA HEPATITIS ATAU HIV (+) & AIDS
• MATI OLEH KARENA OVERDOSIS
10
11
Kokain • Kokain adalah zat yang adiktif yang sering
disalahgunakan dan merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan.
• Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksifnya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah dikenali.
• Nama lain untuk Kokain : Snow, coke, girl, lady dan crack ( kokain dalam bentuk yang paling murni dan bebas basa untuk mendapatkan efek yang lebih kuat ).
NARKOTIKA(2)
• TANAMAN ERYTHROXYLON COCA, DAUN, BUAH DAN BIJI– KOKAIN MENTAH– KOKAIN– EKGONIN
13
14
CARA PAKAI KOKAIN
• DIHISAP MELALUI HIDUNG• SUNTIKAN DIBAWAH KULIT
15
KOKAIN
GUNA• STIMULANSIA, OBAT PENYEGAR• CAMPURAN MINUMAN SEGAR• OBAT PATIRASA LOKAL
16
GEJALA PAKAI KOKAIN
DOSIS RENDAH• RASA MEMBUBUNG TINGGI• KEMUDIAN DEPRESI & NGANTUK• INGIN MENGULANG TERUS• SEMANGAT TAK PERNAH LELAH• PANDAI BERGAUL
17
GEJALA PAKAI KOKAIN
DOSIS TINGGI• NGIGAU delirium• HALUSINASI, COCAINE BUG• CURIGA, ADA PEMBUNUH KHAYAL• TINDAK KEKERASAN• KEJANG EPILEPTIK
NARKOTIKA(3)
• TANAMAN GANJA, BIJI DAN BUAH–DAMAR GANJA– TETRAHIDROKANABINOL
18
GANJA
• Tanaman ganja yang diambil: biji dan buah
• Penyegar tapi halusinogen
• Terdiri dari:1. Damar ganja2. Tetrahidrokanabinol
CARA PAKAI
• Dimakan sebagai sayur (tak ada gejala) • Dikunyah• Diminum extraknya• Dihisap seperti rokok
GEJALA PEMAKAI GANJA
• Membubung tinggi• Kepala ringan dan membesar• Rasa gembira• Terasa jalannya waktu berubah• Kepribadian ganda• Benda berubah bentuk
• Warna lebih murni dan bagus dari aslinya
• Pengendalian emosi lepas• Ucapan orang dan musik terasa lebih
dapat dinikmati• Pencetus gangguan jiwa berat seperti
skizofrenia
ROAN NAPSA 2000 23
ROAN NAPSA 2000 24
25
Psikotropika
Psikotropika golongan 1 : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan, contoh: MDMA, ekstasi, LSD, ST
Psikotropika golongan 2 : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan, contoh: Amfetamin, fesiklidin, sekobarbital, metakualon,metilfenidat (Ritalin)
PSIKOTROPIKA DI BAGI DALAM 4 GOLONGAN:
• Psikotropika golongan 3 : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan, contoh : Fenobarbital, flunitrazepam
• Psikotropika golongan 4 : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan, contoh: Diazepam, klobazam, bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxide, nitrazepam (BK, DUM, MG).
ECSTASY• XTC mulai bereaksi setelah 20 sampai 60 menit
diminum. Efeknya berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadang-kadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering. Pupil mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara segar).
• Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita merasa membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat lelah dan tertekan.
Shabu-shabu • Shabu-shabu berbentuk kristal, biasanya
berwarna putih, dan dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air).
• Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang terhirup.
• Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang berlebihan), menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih bagi mereka yang sering tidak berpikir positif, dan halusinasi visual.
31
ZAT LAIN • ALKOHOL• AMFETAMIN, METHAMFETAMIN• HALUSINOGENIKA, LSD-25,
MESKALIN, DARI CENDAWAN• ZAT PELARUT INHALANTS• PHENCYCLIDINE• TEMBAKAU(NICOTINE), KAFEIN• OBAT PENENANG
Minuman keras
• semua minuman yang mengandung Alkohol tetapi bukan obat.
• Minuman keras terbagi dalan 3 golongan yaitu:
• - Gol. A berkadar Alkohol 01%-05%• - Gol. B berkadar Alkohol 05%-20%• - Gol. C berkadar Alkohol 20%-50%
• Beberapa jenis minuman beralkohol dan kadar yang terkandung di dalamnya :
• - Bir,Green Sand 1% - 5%• - Martini, Wine (Anggur) 5% - 20%• - Whisky, Brandy 20% -55% .
33
STIMULANSIA
GUNA:• AMFETAMIN: UNTUK SIAGA DAN
PELANGSING TUBUH• METHAMFETAMIN: SHABU-SHABU
& ECSTASY (DESIGNER DRUGS) LOVE DRUG
KOMPLIKASI:• CURIGA, PEMBUNUH KHAYAL,
PARANOID
34
TEMBAKAU
• TERBANYAK DIGUNAKAN DI NEGARA BERKEMBANG
• ISI: NIKOTIN, NAPHTHALENE• EFEK JANGKA PANJANG BURUK• LAKI: KANKER PARU, PENY.
JANTUNG KORONER• PEREMPUAN:ANEMIA,KEGUGURA
N ANAK LAHIR MATI
ROAN NAPSA 2000 35
ROAN NAPSA 2000 36
FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA
OBAT TERLARANG
KELUARGA
LINGKUNGAN SEKOLAH
TEMAN SEBAYA
INDIVIDUAL
Faktor individual, ciri-ciri remaja yang beresiko lebih besar menyalah-gunakanNapza:
a. Cenderung memberontakb. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang
adad. Kurang percaya dirie. Mudah kecewa, agresif dan destruktiff. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuhh. Keinginan untuk bersenang - senang yang
berlebihani. Keinginan untuk mencoba yang sedang modej. Identitas diri kaburk. Putus sekolahl. Kurang iman dan kepercayaan.
PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZALingkungan Sekolah :a. Sekolah yang kurang disiplinb. Sekolah terletak dekat
tempat hiburanc. Sekolah yang kurang memberi
kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif
d. Adanya murid pengguna NAPZA.
PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA
Lingkungan Teman Sebaya :
a. Berteman dengan penyalah guna
b. Tekanan atau ancaman dari teman.
Faktor Keluarga
• Komunikasi orang tua dan anak kurang baik • Hubungan kurang harmonis• Orang tua yang bercerai, kawin lagi• Orang tua terlampau sibuk, acuh• Orang tua otoriter • Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya• Kurangnya kehidupan beragama• Penyediaan sarana dan prasarana dari orang tua
yang berlebihan
Faktor Kesempatan
• Ketersediaan narkoba dan kemudahan memperolehnya juga dapat dikatakan sebagai pemicu. Lemahnya penegakan hukum dan situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukun turut menyuburkan usaha penjualan narkoba di Indonesia.
EPIDEMIOLOGI PENGGUNA NAPZA
Kenaikan penggunaan napza tiap tahun
• Dari gambar Peta illustrasi (garis merah) terlihat bahwa barang haram yang masuk ke Indonesia khususnya Jakarta seperti Heroin, Morphin, Hasis dan Cocain berasal dari negara-negara yang sering disebut Golden Crescent/Negara-negara di daerah Bulan Sabit (Iran-Pakistan-Afganistan) dan negara-negara di daerah Segi Tiga Emas/Golden Triangle seperti Birma-Thailand-Laos (melalui Hongkong).
• Untuk Ganja berasal dari Aceh. Dari semua barang haram Narkotik yang masuk Indonesia khususnya ke Jakarta tersebut kemudian di distribusikan/diedarkan secara gelap ke seluruh wilayah Indonesia dan ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. (garis biru).
• Jalur Distribusi PsikotropikaUntuk jalur distribusi Psikotropika seperti Shabu-shabu, Bahan baku pembuat Ekstasy dan Obat-obatan Golongan IV, dilihat dari gambar (garis merah) bahwa barang haram tersebut masuk ke Indonesia khususnya Jakarta berasal dari China. Dari semua barang haram Psikotropika yang masuk Indonesia khususnya ke Jakarta, kemudian di distribusikan/diedarkan secara gelap ke seluruh wilayah Indonesia dan negara-negara tetangga bahkan sampai ke Belanda dan Australia (garis biru).
Risiko penasun terhadap terjadinya HIV AIDS
Hukum Narkoba
• Undang-Undang No 22 tahun 1997 tentang Narkotika membagi
narkotika ke dalam 3 golongan, yaitu:
-Narkotika golongan I, yaitu narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan
ketergantungan. Contoh golongan ini: heroin, kokain, ganja.
-Narkotika golongan II, yaitu narkotika yang berkhasiat pengobatan,
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi tinggi menimbulkan ketergantungan.
Contoh golongan ini adalah morfin, petidin, dan derivatnya.
- Narkotika golongan III, yaitu narkotika yang
berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi
ringan menimbulkan ketergantungan.
Contohnya adalah kodein dan garam-garam
narkotika dalam golongan tersebut.
• UU no.5 tahun 1997 menjelaskan mengenai psikotropika:
- Golongan I, psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
tujun ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi sangat kuat dalam mengakibatkan
sindroma ketergantngan; cth: MDMA, Ecstasy, LSD,
Psilosibina.
- Gol. II, berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta
mempunyai potensi kuat dalam mengakibatkan sindroma
ketergantungan; cth: Fensiklidin (PCP), Amfetamin,
Metilfenidat (Ritalin).
- Gol III, psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengatahunan serta mempunyai potensi sedang dalam
mengakibatkan sindroma ketergantungan; cth: Flunitrazepam.
- Gol IV, psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat
luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan dalam
mengakibatkan sindroma ketergantungan; cth: Nitrazepam
(Dumolid / Mogadon), Lorazepam (Ativan), Klonazepam
(Rivotril), Triazolam (Halcion), Fenobarbital (Luminal).
• Hukuman yang dijatuhkan berdasarkan tingkat kasus Narkoba
diantaranya :
- Kejahatan Narkoba tingkat A atau kelas 1, nah tingkatan kasus obat
yang paling berbahaya, dan hukuman pun paling serius, contoh
Narkoba yang disalahgunakan adalah: Opium, Morfin, Heroin,
Methadone, Dextromoramide, Methylamphetamin, Kokain, Ecstasy,
dan LSD.
- Kejahatan Narkoba tingkat B atau kelas 2, nah tingkatan kasus obat
yang dianggap tidak terlalu berbahaya atau lebih rendah dari tingkat A,
dan hukumannya lebih ringan. Contoh Narkoba yang disalahgunakan
adalah: Kodein, Ampetamin, barbiturates dan dihydrocodeine.
- Kejahatan Narkoba tingkat C, atau kelas 3, tingkatan kasus obat
yang tidak berbahaya atau lebih rendah tingkatannya dari kelas
B, tentu saja hukuman pun paling ringan, diantara lainnya.
Contoh Narkoba yang disalahgunakan adalah: obat resep seperti
Tranquillisers ( obat rasa cemas, depresi dan insomnia),
Ketamine (obat bius yang berefek halusinogen dan
melumpuhkan semua indera) , GHB (obat penenang) dan
cannabis (jenis tanaman untuk penenang).
Pasal-pasal terkait narkoba• Pasal 781.Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum :
a) menanam, memelihara, mempunyai dalam persediaan, memiliki, menyimpan, atau menguasai narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman; atau
b) memiliki, menyimpan untuk dimiliki atau untuk persediaan, atau menguasai narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
• Pasal 801.Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum :
a) memproduksi, mengolah, mengekstraksi, mengkonversi, merakit, atau menyediakan narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah);
• Pasal 923. Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum menghalang-halangi atau
mempersulit penyidikan, penuntutan, atau pemeriksaan perkara tindak pidana nakotika di muka sidang pengadilan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
• Pasal 72Proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan tidak
menunda atau menghalangi penyerahan barang sitaan menurut ketentuan batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 dan Pasal 70.
Penatalaksanaan
• Preventif• Promotif• Kuratif• Rehabilitasi
PENANGULANGAN NARKOBA SECARA PROMOTIF DAN PREVENTIF
PROMOTIF
• Promotif disebut juga program pembinaan.
• Sasaran : orang-orang yang belum memakai narkoba atau bahkan belum mengenal narkoba itu sendiri.
• Prinsip : meningkatkan peranan atau kegiatan agar kelompok atau individu secara nyata lebih sejahtera sehingga tidak pernah berfikir untuk memperoleh kebahagiaan semu dengan memakai narkoba.
• Program :a. Pelatihanb. Dialog interaktif
• Pelaku program : lembaga-lembaga kemasyarakatan yang difasilitasi dan diawasi oleh pemerintah.
PREVENTIF
• Preventif disebut juga program pencegahan.
• Sasaran : masyarakat sehat yang belum memakai narkoba agar mengetahui seluk beluk dan bahaya tentang narkoba itu sendiri.
• Pelaku program : LSM, instansi terkait, dokter, polisi, ormas , dll.
• Bentuk kegiatan :a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba : pemberian
informasi satu arah tentang bahaya penggunaan narkoba. Kampanye ini bersifat satu arah tanpa adanya proses tanya jawab.
b. Penyuluh seluk beluk narkoba : penyuluhan ini bersifat dua arah dan ada proses tanya jawab. Tujuannya adalah untuk mendalami masalah tentang narkoba itu sendiri. Dan penyuluhan ini biasanya dilakukan oleh tenaga-tenaga profesional yang mengerti benar tentang narkoba tersebut.
c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya : ini ditujukan untuk dapat menanggulangi masalah narkoba secara lebih efektif di dalam kelompok masyarakat tertentu.
Program ini dilakukan di sekolah, kampus atau kantor.d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi
dan distribusi narkoba di masyarakat : ini merupakan tugas aparat terkait seperti polisi, departemen kesehatan, dll.
Pengobatan
Pengantar
• Mengobati kecanduan narkoba memang bukan perkara mudah. Saking beratnya, pecandu bahkan bisa kembali lagi terjerat narkoba meski sudah menjalani terapi. Berbagai terapi pun banyak ditawarkan untuk menghilangkan kebiasaan mengonsumsi barang-barang adiktif tersebut.
• Jika memang benar-benar ingin sembuh, pecandu terlebih dahulu harus menguatkan tekad dan tentu saja meninggalkan lingkungan lamanya. Namun terkadang tekad yang kuat saja tidak cukup untuk bisa terbebas dari jeratan candu narkoba.
Tujuan
• Program kuratif ditujukan kepada pemakainarkoba.
• Tujuannya adalah mengobati ketergantungan dan menyembuhkanpenyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus menghentikanpemakaian narkoba.
Pelaksana
• Dokter yang mempelajari narkoba secara khusus.
Kegagalan
• Kurangnya kesabaran• Biaya yang mahal• Kurangnya kerja sama antara dokter, pasien,
dan keluarga
Pengobatan Narkoba
• Pengobatan adiksi (detoks) • Pengobatan infeksi • Rehabilitasi • Pelatihan mandiri
Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum banyak, makan makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan perhatiannya dari narkoba. Bila tidak berhasil perlu pertolongan dokter. Pengguna harus diyakinkan bahwa gejala-gejala sakaw mencapai puncak dalam 3-5 hari dan setelah 10 hari akan hilang.
Pengobatan adiksi (detoks)
• Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) dari tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang dipakai atau dengan penurunan dosis obat pengganti.
• Biasanya proses detoksifikasi dilakukan terus menerus selama satu sampai tiga minggu, hingga hasil tes urin menjadi negatif dari zat adiktif.
Pengobatan infeksi
Pengobatan infeksi lebih ditujukan untuk akibat dari penggunaan narkoba itu sendiri. Bisa penyakit yang akibat dari penularan jarum suntik.
Pelatihan mandiri
• Program 12 langkah (Amerika,50-an)– Di setiap langkah si pecandu diajak tahan dan setiap
langkah juga dievakuasi terus oleh mentor. Setelah ke-12 langkahnya selesai, nanti akan diulang lagi dari awal
• Komunitas terapi (amerika,60/70-an)– Perkumpulan dari pecandu dan pengedar
• Dari kita untuk kita– Jadi dalam sebuah terapi, pecandu akan membuat
aturannya sendiri yang kemudian akan diterapkan oleh pecandu-pecandu lainnya. Kemudian perkembangan pecandu akan dipantau dari rekap center
Rehabilitasi
Rehabilitatif
• Rehabilitasi berupaya menyantuni dan memperlakukan secara wajar para korban narkoba agar dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Kita tidak boleh mengasingkan para korban Narkoba yang sudah sadar dan bertobat, supaya mereka tidak terjerumus kembali sebagai pecandu narkoba.
Rehabilitas• Program Rehabilitas tergantung dari metode dan
program dari lembaga. Biasanya 3-6 bulan.• Pusat/Lembaga Rehabilitas harus memenuhi
persyaratan berikut :– Sarana dan prasarana yang memadai– Tenaga yang profesional– Managemen yang baik– Kurikulum/Rehabilitas yang memadai dan memenuhi
kebutuhan– Peraturan/tatib yang disiplin dan ketat tanpa kekerasan– Keamanan yang ketat
Rehabilitas
• Hasil yang diharapkan :– Beriman dan bertaqwa kepada YME– Memiliki kekebalan fisik maupun mental terhadap
napza– Memiliki keterampilan– Dapat kembali berfungsi secara wajar dalam
kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah, tempat kerja maupun masyarakat
Rehabilitas Medik
• Agar mantan penyalahgunaan NAPZA benar-benar sehat secara fisik dalam arti komplikasi medik diobati dan disembuhkan .
• Bila diantara peserta rehabilitasi itu mengalami cacat fisik maka perlu dilakukan rehabilitas medik agar yang bersangkutan dapat hidup normal meskipun mengalami kecacatan pada tubuhnya.
Rehabiltas Medik
Kelainan Paru Kelainan Lever Hepatitis C HIV0
10
20
30
40
50
60
Komplikasi Napza
Komplikasi
Rehabilitas Psikiatrik
• Agar peserta rehabilitas yang semula berperilaku maladaptif berubah menjadi adaptif, tindakan antisosial dapat dihilangkan sehingga mereka dapat bersosialisasi dengan baik dengan sesama rekannya maupun personil yang membimbing dan mengasuh.
• Rehabilitas Psikiatri psikoterapi/ konsultasi keluarga
Rehabilitas Psikososial
• Agar peserta rehabilitas dapat kembali adaptif bersosialisasi dalam lingkungan sosialnya, yaitu di rumah, sekolah/kampus, dan di tempat kerja.
• Mereka dibekali pendidikan dan keterampilan.• Misalnya kursus atau balai latihan kerja di
pusat rehabilitasi.
Rehabilitas Psikoreligius
• Untuk memperkuat keimanan yang memberi keyakinan bahwa NAPZA haram hukumnya baik dari segi agama dan UU.
• Pendalaman, penghayatan, dan pengalaman keagamaan atau keimanan ini akan menumbuhkan kekuatan kerohanian pada diri seseorang sehingga mampu menekan risiko seminimal mungkin terlibat kembali ke NAPZA.