penanganan trauma abdomen

3
PENANGANAN TRAUMA ABDOMEN Resusitasi awal harus menjamin jalan napas dan oxygen delivery yang baik Minute ventilation minimal 1,5-2 kali normal Perdarahan eksterna masif segera hentikan dulu, sebelum resusitasi agresif Penilaian Respon Resusitasi 1. Rapid Response 2. Transient Response 3. No Response –> Tidak ada perbaikan tensi setelah diguyur 2000-3000 ml RL dalam waktu 10-15 menit à berarti ada perdarahan masif à Langsung Ke Kamar Bedah ! Pasang NGT Mungkin baru makan,Gelisah & kesakitan → Aerofagia,Dilatasi akut gaster → Bahaya, Aspirasi, Venous return → CO,Respirasi terganggu. Kontra indikasi : Fraktur maxilla tengah dgn fraktur basis kranii Pasang Kateter → Monitor produksi urine, Apa ada hematuria Kontra indikasi : ruptur urethra DIAGNOSTIC PERITONEAL LAVAGE (DPL) Root and Collagnes 1965 → Metode pemeriksaan ini cepat, murah, akurat, aman untuk menilai cedera intraperitonal trauma tumpul maupun trauma tembus abd. Indikasi DPL 1. Equivocal : Gejala klinik yg meragukan misalnya trauma jaringan lunak lokal disertai dgn trauma tulang yang gejala kliniknya saling mengaburkan. 2. Unreliable : Kesadaran pasien menurun setelah trauma kepala /intoksikasi. 3. Impractical : Mengantisipasi kemungkinan pasien membutuhkan pemeriksaan yang lama waktunya seperti angiografi atau anastesi umum yg lama untuk trauma lainnya. Kontra Indikasi : Absolute”: indikasi yang jelas untuk tindakan laparotomi “Relative”: secara teknik sulit dilakukan seperti kegemukan, pembedahan abdominal sebelumnya, kehamilan lanjut Kelemahan DPL Tidak bisa evaluasi trauma diaphragma dan retroperitoneal. Komplikasi DPL Perdarahan sekunder pd injeksi anestesi lokal, insisi kulit atau jaringan bawah kulit yang akan memberikan false positif. Peritonitis akibat perforasi usus. Robek kandung kencing, Cidera pada struktur abdomen, Infeksi luka didaerah pencucian (komplikasi

Upload: gusra-tuti

Post on 04-Jul-2015

211 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penanganan Trauma Abdomen

PENANGANAN TRAUMA ABDOMEN Resusitasi awal harus menjamin jalan napas dan oxygen delivery yang baik Minute ventilation minimal 1,5-2 kali normal Perdarahan eksterna masif segera hentikan dulu, sebelum resusitasi agresif Penilaian Respon Resusitasi1. Rapid Response2. Transient Response3. No Response –> Tidak ada perbaikan tensi setelah diguyur 2000-3000 ml RL dalam waktu 10-15 menit à berarti ada perdarahan masif à Langsung Ke Kamar Bedah !

Pasang NGTMungkin baru makan,Gelisah & kesakitan → Aerofagia,Dilatasi akut gaster → Bahaya, Aspirasi, Venous return → CO,Respirasi terganggu.Kontra indikasi : Fraktur maxilla tengah dgn fraktur basis kranii Pasang Kateter → Monitor produksi urine, Apa ada hematuriaKontra indikasi : ruptur urethra

DIAGNOSTIC PERITONEAL LAVAGE (DPL)Root and Collagnes 1965 → Metode pemeriksaan ini cepat, murah, akurat, aman untuk menilai cedera intraperitonal trauma tumpul maupun trauma tembus abd.Indikasi DPL1. Equivocal : Gejala klinik yg meragukan misalnya trauma jaringan lunak lokal disertai dgn trauma tulang yang gejala kliniknya saling mengaburkan.2. Unreliable : Kesadaran pasien menurun setelah trauma kepala /intoksikasi.3. Impractical : Mengantisipasi kemungkinan pasien membutuhkan pemeriksaan yang lama waktunya seperti angiografi atau anastesi umum yg lama untuk trauma lainnya.Kontra Indikasi :• Absolute”: indikasi yang jelas untuk tindakan laparotomi• “Relative”: secara teknik sulit dilakukan seperti kegemukan, pembedahan abdominal sebelumnya, kehamilan lanjutKelemahan DPL → Tidak bisa evaluasi trauma diaphragma dan retroperitoneal.Komplikasi DPL → Perdarahan sekunder pd injeksi anestesi lokal, insisi kulit atau jaringan bawah kulit yang akan memberikan false positif. Peritonitis akibat perforasi usus. Robek kandung kencing, Cidera pada struktur abdomen, Infeksi luka didaerah pencucian (komplikasi tertunda)TEHNIK DPL :1. Teknik terbuka- Kurangi tekanan vesica urinaria dgn pemasangan kateter. Kurangi tekanan abd (lambung) dgn pemasangan gastric tube.- Siapkan ventral abd dgn desinfeksi.- Injeksikan anestesi lokal dgn lidocain dgn campuran epineprin untuk cegah kontaminasi darah dari kulit,± 2 jari dibawah umbilikus sepanjang ± 5 cm.- Buat insisi vertikal dikulit dan jaringan bawah kulit sampai facia ± 3 cm. Klem tepi-tepi fascia, angkat dan buat jahitan tacbasak pd peritoneum dan insisi pd peritoneum ± 0,5 cm.- Masukkan kateter dialisis peritoneal kedalam rongga peritoneum. Setelah kateter dialisis masuk peritoneum, majukan kateter kedaerah pelvis.- Hubungkan kateter dialisis dengan sebuah syaring dan disedot. Bila aspirasi, darah (-) (gross blood) masukkan 1 liter NaCl hangat kedalam peritoneum melalui infus set di dalam kateter dialisis.- Guncang abdomen untuk menyalurkan cairan keseluruh rongga peritoneum dan meningkatkan pencampurannya dgn darah. Jika kondisi stabil, biarkan cairan selama 5–10 menit sebelum dialirkan keluar.- Setelah cairan periksa laboratorium untuk penghitungankeluar ±350cc, ambil ± 20 cc RBC & WBC

Page 2: Penanganan Trauma Abdomen

tanpa diputar. Test positif jika RBC > 100.000/mm3 dan WBC > 500/mm3.Ingat!!: Hasil negatif tidak berarti tidak ada cedera intra abdominal, bisa retroperitoneum, yaitu pankreas atau robekan diapragma.2. Teknik tertutup (Seldinger teknik).3. Teknik Semi open.

Indikasi CT SCAN Abdomen:• Pasien dengan keadaan umum yang stabil• “Delayed presentation” – gejala muncul lebih dari 24 jam setelah trauma• Hasil DPL yang meragukan• Kecurigaan trauma retroperitoneal seperti adanya hematuria tanpa trauma urethra atau buli-buliUSG –FAST ( UltraSonografi- Focused Abdomnial Sonography for Trauma):• “More operator dependent”• Peningkatan resolusi ultrasound, prosedur lebih cepat, non invasif, murah• USG dapat dengan cepat menunjukan cairan bebas intraperitoneal dan trauma organ padat, mampu mengevaluasi daerah retroperitonium,• USG kurang mampu untuk mengidentifikasi perforasi organ berongga.

KONSERVATIVE.• Pada pasien hemodinamik stabil• 60 – 70% trauma tumpul organ padat dapat ditangani secara non operatif, angka kesuksesan lebih dari 90%• “Screening” pasien dengan CT scan

5 Kasus yang memerlukan tindakan Explorasi Laparotomi Emergency:1. Peritonitis2. ileus Obstruktif.3. Luka Penetrans4. Abdominal Compartemen Syndrome.5. Perdarahan Aktif-Anemis.

KEUNTUNGAN KERUGIANPem.Klinik Cepat, noninvasif Tidak meyakinkanDPL Cepat, tidak mahal Invasif, terlalu sensitif, spesifiknya terbatas

Sensitive >90% deteksi darah Miss retroperitoneal & diaphragma injuryComplikasi minimal False (+) pada pelvic fracture

USG-FAST Cepat, Noninvasif, Mudah, dapat dilakukan bed side

Tergantung operator, tak berguna untuk trauma hollow viscus

CT-SCAN Organ specific, informasi retroperitoneal

Pasien harus stabil, mahal

Penentuan Grading injury Butuh jarak waktu ke ruang CT ScanEstimasi jml perdaharan Potensial alergi thd kontrasDapat u/ Follow Up Serial

LAPAROSKOPI Organ specific Nyeri, perlu narkose umumLAPAROTOMI Sangat spesifik Komplikasi, mahal