penadah

4

Click here to load reader

Upload: irzon-jalil

Post on 29-Jun-2015

128 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: penadah

elasa, 13 Maret 2001

Pemilik Kendaraan Hasil Curian Adalah Penadah

MARAKNYA kasus curanmor membuat kita semua prihatin. Adanya upaya pencegahan yang telah dilakukan para yang berwenang, seperti operasi rutin dan imbauan untuk menggunakan kunci ganda, tidaklah membuat nyali pencuri menjadi surut. Hal ini terbukti dari beberapa kasus curanmor yang terjadi di garasi rumah korban, yang nontabene sudah dikunci ganda bahkan sampai dirantai punmasih bisa dibobol.

Keadaan ini diperparah dengan mudahnya pencuri menjual hasil kejahatannya di masyarakat. Hal ini bisa dimaklumi karena pembeli diuntungkan oleh harganya yang murah dan tidak ada resiko atau sanksi hukuman apa-apa bila kedapatan memiliki kendaraan hasil curian yang notabene tidak memiliki surat-surat sah bukti kepemilikan kendaraan (BPKB dan STNK), bahkan mereka menuntut ganti rugi dengan alasan karena telah 'membeli', padahal nyata-nyata saat membeli kendaraan tidak dilengkapi surat-surat, dan ini sudah banyak terjadi.

Hal ini tidak menutup kemungkinan sebagai bentuk modus operandi baru bagi komplotan atau mafia curanmor semakin jadi, Berangkat dari hal di atas, maka sudah waktunya penegakan hukum atau pemberian sanksi kepada pemilik kendaraan yang ' membelinya' tidak dilengkapi surat-surat kendaraan atau hasil kejahatan, yaitu diberlakukannya peraturan yang dikeluarkan aparat berwenang tentang tidak adanya ganti rugi apabila kendaraan tersebut kedapatan hasil kejahatan dan bila perlu diproses secara hukum sesuai dengan pasal tentang penadah, tentunya apabila mencakup unsur-unsur sebagai penadah. Sanksi tersebut harus disosialisasikan secara gencar lewat media massa atau penyuluhan langsung.

Apabila ini diberlakukan betul-betul, tentunya bagi pembeli kendaraan hasil curian atau tanpa surat-surat kendaraan akan berpikir dua kali untuk melakukan transaksi jual beli, mengingat resiko atau sanksi hukumannya. Harapannya adalah mempersempit ruang gerak pencuri dalam menjual hasil kejahatannya dan akhirnya menekan kasus curanmor seminimal mungkin. Miftah Tria, A Pontianak.

< MARAKNYA kasus curanmor membuat kita semua prihatin. Adanya upaya pencegahan yang telah dilakukan para yang berwenang, seperti operasi rutin dan imbauan untuk menggunakan kunci ganda, tidaklah membuat nyali pencuri menjadi surut. Hal ini terbukti dari beberapa kasus curanmor yang terjadi di garasi rumah korban, yang nontabene sudah dikunci ganda bahkan sampai dirantai punmasih bisa dibobol.

Keadaan ini diperparah dengan mudahnya pencuri menjual hasil kejahatannya di masyarakat. Hal ini bisa dimaklumi karena pembeli diuntungkan oleh harganya yang murah dan tidak ada resiko atau sanksi hukuman apa-apa bila kedapatan memiliki kendaraan hasil curian yang notabene tidak memiliki surat-surat sah bukti kepemilikan kendaraan (BPKB dan STNK), bahkan mereka menuntut ganti rugi dengan alasan karena telah 'membeli', padahal nyata-nyata saat membeli kendaraan tidak dilengkapi surat-surat, dan ini sudah banyak terjadi.

Hal ini tidak menutup kemungkinan sebagai bentuk modus operandi baru bagi komplotan atau mafia curanmor semakin jadi, Berangkat dari hal di atas, maka sudah waktunya penegakan hukum atau pemberian sanksi kepada pemilik kendaraan yang ' membelinya' tidak dilengkapi surat-surat kendaraan atau hasil kejahatan, yaitu diberlakukannya peraturan yang dikeluarkan aparat berwenang tentang tidak adanya ganti rugi apabila kendaraan tersebut kedapatan hasil kejahatan dan bila perlu diproses secara hukum sesuai dengan pasal tentang penadah, tentunya apabila mencakup unsur-unsur sebagai penadah. Sanksi tersebut harus disosialisasikan secara gencar lewat media massa atau penyuluhan langsung.

Apabila ini diberlakukan betul-betul, tentunya bagi pembeli kendaraan hasil curian atau tanpa surat-surat kendaraan akan berpikir dua kali untuk melakukan transaksi jual beli, mengingat resiko atau sanksi hukumannya. Harapannya adalah mempersempit ruang gerak pencuri dalam menjual hasil kejahatannya dan akhirnya menekan kasus curanmor seminimal mungkin. Miftah Tria, A Pontianak.

  [ Kembali ]  [ Atas ]

Page 2: penadah

 Komentar (  ) Isi Komentar KetentuanPencarian Berita

All Any Kategori

 Komunitas Iklan BarisBerita Duka CitaLowongan Kerja

SuratPembaca • Siap Sambut Pilkada KKR • Terima kasih Sophie Martin • Dicari Pemimpin yang Ikhlas & Bersih • Dimana Sahabatku? • Kehilangan Koper • Kinerja Pejabat Daerah • Sampah Numpuk di Adi Sucipto • Melek Media Massa: Saran Untuk RRI • Tanggapan Asosiasi Biro Jasa Keimigrasian • Televisi Padat Karya

C

Perbedaan Penadah Barang Curian dng Jual Beli?Posted Desember 5th, 2008 by Konsultasi

Diskusi Hukum

Kiayiji :

salam kenal , saya iman saya punya usaha penampungan barang bekas didaerah lampung mulai dari botol sampai dengan logam (tembagadll).kendala saya berusaha dalah yang paling menakutkan dan palingbesar adalah tidak adanya alat yang dapat mendeteksi seseorang yangmenjual barang ke saya adalah orang yang dapat barang darimencuri/kriminal atau bukandan kerap kali saya dapat masalah dengan aparat ataupun pihak lainbila barang dijual seseorang tersebut adalah barang curian /kriminal.

Page 3: penadah

yang saya tanyakan :1. bagamana langkah untuk mengajukan judicial review untuk pasal480 tersebut2. apakah saya masih terkena pasal 480 bila saya telah berhati2x :a.membeli barang pada waktu dan tempat yang wajar b.harga wajar,c.minta fc ktp dan pernyataan bukan barang curian dan bertanggungjawab atas barang yang dijual3. langkah apa yang bisa saya ambil agar tidak terkena pasal 4804. bagaimanakah bentuk perjanjian saya dengan penjual sebaiknyaterimakasih banyak bila dapat membantu semogaa allah melimpahkanrahmad bagi kita semua untuk menegakan keadilan

Rizky Cipta :

Salam kenal kembali, Saya akan mencoba menjawab beberapa pertannyaan, sebagai berikut :1. Kita dapat mengajukan judicial review ke Kepanitian Makamah Konstitusi, yang kalau gak salah ada diseputaran jalan Medan Merdeka Barat Jakarta.Perlu diketahui bahwa, sebelum mengajukan penggujian, maka harus diketahui terlebih dahulu mengenai ”dasar” pengujian, yang dalam hal ini Undang-Undang tersebut harus memiliki unsur-unsur yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.2.a. Apabila meninjau Pasal 480, maka jenis perbuatan atau tindakan yang dianggap sebagai kegiatan penadahan ialah “membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menerima hadiah, atau untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda”. Tetapi kita harus perhatikan sifat tindakan yang telah dilakukan tersebut harus memenuhi unsur ”diketahui”, ”sepatutnya diketahui”, atau ”diduga” bahwa benda-benda tersebut diperoleh dari kejahatan. Oleh karena itu, tidak dapat dikatakan seseorang sebagai penadah, jika jenis-jenis tindakan penadahan tidak dilengkapi/dipenuhi juga dengan sifat-sifat tindakan yang melandasinya.2.b. Saya rasa tindakan pencegahan dengan membeli barang pada waktu, tempat dan harga yang wajar, serta meminta fotokopi ktp dan menanda tangani pernyataan bukan barang curian dan bertanggung jawab atas asal usul barang yang dijual telah dianggap cukup dan tepat.

Sekian masukan dari Saya.