pen gen alan penyakit penting tanaman karet dan cara pengendaliannya

26
PENGENALAN PENYAKIT PENTING TANAMAN KARET DAN CARA PENGENDALIANNYA Oleh Sujatno, Suwarto, Soleh Suryaman, Soekirman Pawirosoemardjo. Balai Penelitian Sungei Putih. Pusat Penelitian Karet. 2004 Disampaikan pada Pelatihan Pengenalan dan Pengendalian Penyakit-Penyakit Penting Tanaman Karet, Sungei Putih, 9-11 Juli 2004 Disalin ulang Oleh Erlan Ardiana R

Upload: kaisarxxx

Post on 26-Jun-2015

338 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

PENGENALAN PENYAKIT PENTING TANAMAN KARET

DAN CARA PENGENDALIANNYA

Oleh Sujatno, Suwarto, Soleh Suryaman, Soekirman Pawirosoemardjo.

Balai Penelitian Sungei Putih. Pusat Penelitian Karet.

2004

Disampaikan pada Pelatihan Pengenalan dan Pengendalian Penyakit-Penyakit Penting Tanaman Karet,

Sungei Putih, 9-11 Juli 2004

Disalin ulang Oleh Erlan Ardiana R

Page 2: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

PENGENALAN PENYAKIT PENTING TANAMAN KARET DAN

CARA PENGENDALIANNYA PENDAHULUAN

Karet alam di Indonesia telah berusia satu abad lebih dan merupakan komoditas yang

mempunyai arti ekonomi dan sosial penting bagi kehidupan rakyat Indonesia umumnya

dan rakyat di daerah Sumatera serta Kalimantan pada khususnya. Di dunia, luas

pertanaman karet Indonesia menduduki tempat yang pertama, tetapi dalam hal produksi

hanya menduduki tempat kedua setelah Thailand. Hal tersebut terjadi karena salah satu

diantaranya produksi karet alam di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan

Thailand.

Dalam rangka meningkatkan pendapatan petani karet dan meningkatkan ekspor

non migas, mulai tahun 1980-an pemerintah telah mengembangkan pertanaman karet

dengan pola intensifikasi, rehabilitasi, perluasan areal dan penanaman ulang. Sebagai

konsekuensinya, berbagai masalah telah timbul dan salah satunya adalah penyakit.

Penyakit tanaman karet merupakan salah satu faktor pengganggu yang penting

daripada masalah gangguan lainnya dan bahkan seringkali dapat menggagalkan suatu

usaha pertanaman. Sebagai contoh adalah penyakit rapuh daun yang disebabkan oleh

Microcyclus ulei yang sementara ini dikenal sebagai penyakit yang sangat ganas di

Amerika Selatan.

Penyakit tanaman karet dapat dijumpai di pembibitan sampai ditanaman yang

telah tua, dari bagian akar sampai pada daun. Penyakit penyakit pada karet umumnya

disebabkan oleh cendawan dan sampai saat ini belum diketahui adanya penyakit yang

disebabkan oleh bakteri, virus atau patogen lainnya.

Diagnosa penyakit yang tepat dan cepat akan sangat menentukan keberhasilan

penanggulangan penyakit. Sampai saat ini, cara-cara penanggulangan penyakit karet yang

dianjurkan dapat berupa kombinasi dari aspek kultur teknis, manipulasi lingkungan dan

atau penggunaan pestisida, atau masing-masing aspek tersebut. khusus dalam

Page 3: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

penggunaan pestisida, perlu diperhatikan akan dampak negatifnya terhadap manusia,

lingkungan, tanaman, dan organisme pengganggunya sendiri.

Dalam uraian berikut akan dikemukakan secara garis besar beberapa penyakit

penting pada tanaman karet yang meliputi aspek gejala, berbagai faktor yang

mempengaruhi perkembangan penyakit, arti ekonomi dan cara pengendaliannya.

PENYAKIT TANAMAN KARET

Beberapa penyakit penting pada tanaman karet dapat digolongkan menjadi

penyakit akar, penyakit bidang sadap, penyakit cabang atau batang dan penyakit daun.

A. PENYAKIT AKAR

a. Penyakit Jamur Akar Putih Rigidoporus lignosus

Gejala Penyakit

Serangan patogen menyebabkan akar menjadi busuk dan umumnya pada

permukaan akar ditumbuhi rizomorpha jamur. Gejala tersebut baru dapat terlihar apabila

daerah perakaran dibuka. Gejala yang nampak pada daun adalah daun-daun yang semula

tampak hijau segar berubah menjadi layu, berwarna kusam dan akhirnya kering. Pada

keadaan tersebut menunjukkan bahwa tanaman telah menderita serangan pada tahap

lanjut dan tidak mungkin untuk diselamatkan. Membusuknya akar diduga karena

rusaknya struktur kimia kulit dan kayu akibat enzim yang dihasilkan jamur.

Rizomorpha adalah paduan kompak benang-benang jamur yang menyerupai akar

tanaman. Rizomorpha R. lignosus yang muda berwarna putih dan bentuknya pipih,

semakin tua umur rizomorpha warna putih berubah menjadi kuning gading dan

bentuknya menyerupai akar rambut.

Selain dapat menyerang secara akut, R. lignosus dapat pula menyerang secara

kronis pada tanaman yang telah tua. Gejala serangan secara kronis tersebut tidak tampak

jelas dan baru terlihat apabila tanaman dibongkar sebagian akar-akarnya telah ditumbuhi

rizomorpha jamur.

Page 4: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit

Umumnya penyakit jamur akar putih R. lignosus berjangkit dan mengakibatkan

banyak kematian pada pertanaman karet muda yang berumur 2-4 tahun. Masalah tersebut

umumnya timbul setelah suatu kebun karet diremajakan atau suatu hutan dikonversikan

menjadi kebun karet.

Timbulnya penyakit akar R. lignosus erat hubungannya dengan kebersihan lahan.

Tunggul atau sisa tebangan pohon, perdu dan semak yang tertinggal dalam tanah

merupakan substrat R. lignosus. Potensi R. lignosus sangat ditentukan oleh banyaknya

tunggul di lahan yang bersangkutan. Lama bertahan R. lignosus dalam tanah disamping

ditentukan oleh hal tersebut juga ditentukan oleh ikut sertanya organisme renik yang

melapukkan tunggul.

Jamur akar putih berkembang dengan baik pada tanah posporus hingga di daerah

liparit yang terdapat luas di Sumatera Timur dan Jawa Timur bagian Selatan.

Penularan penyakit terjadi karena adanya kontak antara akar sakit dan sehat atau

adanya miselium yang tumbuh dari food base di sekitar perakaran tanaman sehat. Lama

penularan penyakit pada tanah berpasir dapat bervariasi antara 1-2 tahun.

Arti Ekonomi

Meluasnya penyakit jamur akar R. lignosus akan menghambat atau menggagalkan

usaha peremajaan dan perluasan tanaman karet. Dalam tahun 1964, dilaporkan bahwa

luas areal peremajaan yang terserang jamur akar R. lignosus adalah 11.000 ha dan 19,6

persen dari jumlah tanaman dalam areal tersebut mati akibat penyakit tersebut. dalam

tahun 1980 salah satu kebun di Jawa melaporkan bahwa selama tiga tahun setelah

penanaman dalam rangka peremajaan, 80% tanaman menderita gangguan penyakit jamur

R. lignosus. Pada tahun 1990, salah satu kebun inti di Sumatera pernah diketahui

tanamannya terserang R. lignosus sebanyak 40% selama 4-11 tahun.

Pengendalian Penyakit

Pengendalian penyakit akar R. lignosus sebaiknya dilakukan melalui beberapa

pendekatan diantaranya adalah :

Page 5: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

(1) Mencegah timbulnya JAP pada saat melakukan persiapan dengan menghilangkan

tunggul-tunggul atau organ-organ tanaman berkayu secara tuntas. Namun

penerapan cara ini akan mengakibatkan rusaknya struktur tanah serta erosi pada

areal yang miring

(2) Menanam penutup tanah jenis Leguminose yang tumbuh menjalar minimal satu

tahun lebih awal dari penanaman karet. Hal ini bertujuan disamping mencegah

erosi, juga untuk meningkatkan kegiatan mikroorganisme dalam mempercepat

pelapukan kayu. Untuk meningkatkan jasad renik ini dapat dipacu dengan cara

menaburkan belerang cirrus pada lubang tanam.

(3) Pengendalian secara preventif dilakukan sejak tanaman berumur 6 bulan di

lapangan yaitu dengan menaburkan biofungisida TRIKO SP plus di sekitar pangkal

batang hingga radius 50 cm. Aplikasi TRIKO SP plus dilakukan setiap 6 bulan

sekali selama tanaman belum menghasilkan (TBM).

(4) Pengendalian secara kuratif dilakukan dengan mengaplikasikan bahan kimia

(Fungisida) pada tanaman yang telah menunjukkan gejala penyakit, aplikasi ini

dapat dilakukan dengan cara penyiraman menggunakan fungisida berbahan aktif

triadimefon, triadimenol, heksakonazol sedangkan untuk pelumasan digunakan

fungisida colar protectan dengan bahan aktif PCNB atau tridemorph.

Untuk meyakinkan adanya serangan R. lignosus pada suatu pertanaman deteksi dini dapat

dilakukan dengan cara menutup leher akar tanaman dengan serasah (mulsa). Setelah 3-4

minggu kemudian pada leher akar tanaman yang sakit akan tumbuh miselium R. lignosus.

Page 6: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

Tabel: Beberapa fungisida dan Biofungisida untuk pengendalian penyakit akar putih, sifat

dan cara aplikasinya

no Nama dagang B.A formulasi sifat Cara aplikasi Dosis/phn/a

plikasi

Interval

(bulan)

1 belerang sulfur Tepung - Non sistemik

- Protektif

- persisten

Penaburan,

pembenaman

sekitar tanaman

150 gram 6

Calixin SP Trimedorf Pasta - sistemik

- Protektif

- Kuratif

- persisten

Pelumasan akar 160-350

gram

6

Formac 2, Shell

CP & Ingro Pasta

PCNB Pasta - Non sistemik

- Protektif

- persisten

Pelumasan akar 160-350

gram

6

Bayleton 250 EC Triadimefon Cairan - sistemik

- Protektif

- Kuratif

- Non persisten

Penyiraman akar 10-20 ml 6

Bayfidan 250 EC Triadimenol Cairan - sistemik

- Protektif

- Kuratif

- Non persisten

Penyiraman akar 5-20 ml * 6

Anvil 50 SC Heksakonazol Cairan - sistemik

- Protektif

- Kuratif

- Non persisten

Penyiraman akar 10-20 ml* 6

Triko SP plus Trichoderma

sp

Tepung - Non sistemik

- Protektif

- Kuratif

- Non persisten

Penaburan sekitat

leher akar

50-150 gram 6-12

* Dilarutkan dalam air, setiap 5-10 ml fungisida/1 liter air

** Untuk pembibitan diperlukan 25 gram

Page 7: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

b. Penyakit Jamur Akar Merah Ganoderma pseudoferrum

Gejala Penyakit

Pada tahap awal, di permukaan akar karet yang terserang G. Pseudoferrum akan

terlihat adanya rizomorpha yang berwarna putih. Pada tahap serangan lanjut, rizomorpha

jamur berubah menjadi kerak tipis yang berwarna gelap kehitaman. Kerak tersebut

apabila dibasahi dengan air akan berwarna merah anggur. Perubahan warna ini

merupakan ciri khas dari penyakit jamur akar merah G. Pseudoferrum.

Gejala penyakit jamur akar metah yang terlihat pada daun sama dengan gejala

penyakit akar lainnya, yaitu daun yang semula berwarna hijau berubah menjadi kusam

dan akhirnya kering. Sama halnya dengan penya jamur akar putih, pada keadaan tersebut

tanaman yang sakit tidak dapat lagi diselamatkan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit

Berbeda dengan jamur akar putih, umumnya jamur akar merah diketahui

menyerang pohon-pohon yang telah disadap (tua). Hal ini disebabkan serangan jamur G.

Pseudoferrum sangat lambar, sehingga gejala baru akan terlihat beberapa tahun

kemudian walaupun pohon sebenarnya telah terinfeksi pada waktu masih muda. Kasus

penyakit jamur akar merah jarang terjadi pada tanaman muda. Tunggul karet, dadap, teh,

Albazzia spp dan lain sebagainya yang tidak diperuntukkan tanaman karet dapat menjadi

sumber penyakit jamur akar merah G. Pseudoferrum.

Tanah berat yaitu tanah yang kandungan fraksi liatnya tinggi (diatas 50%) dan

selalu lembab merupakan kondisi lingkungan yang sesuai bagi jamur akar merah G.

Pseudoferrum.

Arti Ekonomi

Dibandingkan dengan kerugian yang diakibatkan oleh penyakit jamur akar putih

Rigidoporus lignosus, kerugian yang diakibatkan oleh jamur akar merah G.

Pseudoferrum dapat dikatakan kurang berarti. Namun demikian hal tersebut tidaklah

berarti bahwa penyakit tersebut dapat diabaikan. Dalam proses penyerangannya G.

Pseudoferrum sangat lambat tetapi secara pasti mengakibatkan tanaman menjadi mati.

Page 8: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

Hal tersebut dapat sangat merugikan apabila terjadi pada tanaman yang sedang

berproduksi tinggi.

Pengendalian Penyakit

Prinsip pengendalian penyakit jamur akar merah G. Pseudoferrum sama dengan

yang dilakukan pada penyakit jamur akar putih R. lignosus. Karena proses penyerangan

G. Psudoferrum sangat lambat, deteksi dini penyakit ini susah dilakukan dan sampai saat

ini belum ada cara yang dapat dianjurkan. Hal ini berbeda dengan jamur akar putih R.

lignosus.

B. PENYAKIT BIDANG SADAP

a. Penyakit Kanker Garis Phytophthora palmivora

Gejala Penyakit

Kulit bidang sadap yang mudah terinfeksi P. palmivora adalah kulit luka baru

(segar) akibat penyadapan tepatnya diatas alur sadap. Kulit bidang sadap yang telah

membentuk gabus yaitu pada daerah lebih dari 5 cm diatas alur sadap biasanya terbebas

dari serangan P. palmivora.

Pada tingkat awal, penyakit kanker garis ditandai dengan adanya garis-garis

vertikal yang halus, berwarna hitam, dan sudah diketahui bagi tenaga yang terlatih. Pada

tingkat lanjut, garis-garis vertikal yang berdekatan bergabung menjadi satu membentuk

jalur atau bercak yang berwarna hitam dan pada akhirnya berbentuk luka cekung yang

tidak beraturan. Pada keadaan tersebut kulit dan kambium telah busuk. Pada keadaan

yang lebih parah, seluruh jaringan kulit dan sebagian jaringan kayu yang berada

dibawahnya membusuk mengundang penggerek kayu dan sebagainya; akibatnya tanaman

menjadi mudah patah karena angin. Pembusukan kulit dan atau kayu kadang-kadang

dapat menjalar diatas atau di bawah bidang sadap. Pada kasus penyakit ini sering

dijumpai adanya lateks yang keluar dari kulit di luar bidang sadap.

Page 9: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit

Penyakit kanker garis timbul dan berkembang dengan baik pada lingkungan yang

lembab, terutama selama musim hujan. Terdapat petunjuk bahwa penyadapan yang dalam

membantu timbulnya penyakit. Penularan penyakit dari satu pohon ke pohon yang lain

terjadi melalui pisau sadap. Pada klon yang rentan, penyakit tersebut mudah menular dan

berkembang dengan cepat. Klon karet yang rentan terhadap penyakit kanker garis antara

lain adalah PR 107, WR 101, RRIM 600, PR 255 dan PB 86. pada musim kemarau,

perkembangan penyakit terhambat. Pohon yang sakit yang ternyata tidak tersembuhkan

secara tuntas merupakan sumber penyakit yang bersifat laten.

Arti Ekonomi

Secara pasti kerugian yang diakibatkan oleh penyakit kanker garis sulit

ditetapkan. Namun demikian, mudahlah difahami apabila penyakit tersebut dapat

menimbulkan kerugian yang berarti. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa kulit pohon

yang telah rusak akan mempersulit atau bahkan tidak dapat disadap, sehingga lateks yang

diperoleh menjadi sangat berkurang atau sama sekali tidak diperoleh lateks dari pohon

tersebut.

Pengendalian Penyakit

Usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam rangka penanggulangan penyakit

kanker garis antara lain adalah:

(1) Tidak menanam klon yang rentan di daerah rawan penyakit bidang sadap

(2) Tidak menerapkan sistem sadap yang terlalu berat

(3) Melumaskan fungisida kurang lebih 5 cm diatas alur sadap dengan interval 5-7

hari selama periode dimana penyakit tersebut berjangkit.

(4) Untuk mencegah penularan penyakit kanker garis melalui pisau sadap, pisau

sadap tersebut dicelupkan ke dalam desifektan sebelum menyadap pohon

berikutnya.

Umumnya penyakit kanker garis berjangkit pada musim hujan. Pelumasan

fungisida dilakukan pada waktu yang tidak bertepatan dengan hari sadap. Jenis

fungisida yang efektif untuk mengendalikan penyakit kanker garis adalah Difolatan

Page 10: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

4F (2,0 %) dan Actidione 4,2 % EC (0,30 %). Larutan desifektan yang dapat

digunakan antara lain adalah Formalin 4 %, suspensi fungisida Difolatan 4 F (2 %).

b. Penyakit Mouldy Rot Ceratocystis fimbriata

Gejala Penyakit

Seperti halnya pada kasus penyakit kanker garis, kulit bidang sadap yang mudah

terinfeksi C. fimbriata adalah kulit yang luka baru (segar) luka penyadapan. Tepatnya

diatas alur sadap. Kulit bidang sadap yang telah pulih (membentuk gabus) yaitu daerah

lebih dari 5 cm diatas alur sadap biasanya bebas dari serangan C. fimbriata.

Awal serangan C. fimbriata pada bidang sadap ditandaia dengan adanya jalinan

benang cendawan yang berwarna kelabu muda tepat diatas alur sadap. Gejala penyakit

pada tingkat yang lebih lanjut ditandai dengan adanya warna kelabu kehitaman, yang

terdiri dari cendawan patogen dan cendawan sekunder. Pada tahap tersebut umumnya

bagian kambium kulit telah busuk. Pada serangan yang berat akan mengakibatkan

timbulnya luka-luka yang dalam dan besar dan tidak beraturan seperti halnya penyakit

kanker garis. Kulit yang busuk dan lapuk akan terkelupas dan sebagai akibatnya kayu

akan tampak. Dengan demikian kulit bidang sadap telah rusak sama sekali.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit

Penyakit Mouldy Rot timbul dan berkembang dengan baik pada musim hujan atau

di daerah yang keadaannya selalu lembab sepanjang hari, misalnya daerah yang

dikelilingi persawahan. Di musim kemarau Mouldy Rot cenderung berkurang. Penularan

penyakit dari pohon ke pohon yang lain terjadi melalui pisau sadap. Disamping itu,

karena spora dibentuk di permukaan kulit, spora mudah tersebar oleh angin atau

serangga.

Arti Ekonomi

Sama halnya dengan penyakit kanker garis, kerugian yang ditimbulkan oleh

Mouldy Rot sulit ditetapkan. Semakin rusak kulit bidang sadap pada suatu pohon, berarti

semakin sulit pula diperoleh lateks dari pohon yang bersangkutan. Dengan demikian,

Page 11: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

mudahlah difahami bahwa penyakit Mouldy Rot adalah merupakan penyakit yang

penting.

Pengendalian Penyakit

Penyakit Mouldy Rot di lapangan dengan mudah diketahui jika dibandingkan

dengan penyakit Kanker Garis. Hal tersebut mempermudah penanggulangan penyakit

secara dini. Usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam rangka penanggulangan penyakit

kanker garis, dapat pula diterapkan untuk penyakit Mouldy Rot. Adapun fungisida yang

efektif untuk penyakit Mouldy Rot adalah Actidione, Benlate, Bavistin, Derozal dan

Difolatan.

Tabel: Beberapa fungisida untuk pengendalian penyakit Bidang Sadap Mouldy Rot, sifat dan cara aplikasinya

No Nama dagang B.A formulasi sifat Cara aplikasi Dosis/phn /aplikasi

Interval (bulan)

1 Benlate Benomil Tepung - sistemik - Protektif - Kuratif - Non persisten

Pengolesan bidang sadap dengan kuas

0,2 - 0,5 % 1 - 2

2 Bavistin, Derozal Karbendazim Tepung - sistemik - Protektif - Kuratif - Non persisten

Pengolesan bidang sadap dengan kuas

0,3 - 0,5 % 1 - 2

3 Actidione 4,2 % EC Sikloheksimin Pasta - sistemik - Protektif - Kuratif - Non persisten

Pengolesan bidang sadap dengan kuas

0,3 - 0,5 % 1 - 2

4 Difolatan 4F atau Difolatan 80 WP

Kaptafol Cairan Tepung

- sistemik - Protektif - Kuratif - Non persisten

Pengolesan bidang sadap dengan kuas

2 %

0,2 - 0,4 %

1 - 2

Page 12: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

C. PENYAKIT BATANG ATAU CABANG

a. Penyakit jamur Upas Corticium salmonicolor

Gejala Penyakit

Biasanya penyakit ditemukan pada percabangan atau pada bagian bawah

percabangan dan atau ranting. Serangan awal dari Corticium salmonicolor ditandai

dengan adanya benang-benang halus yang mirip dengan benang laba-laba pada bagian

cabang yang diserang. Pada tahap ini pengamat yang belum terlatih akan mengalami

kesulitan untuk menetapkan gejala penyakit tersebut. tahap selanjutnya, patogen

membentuk kumpulan-kumpulan hifa yang dilanjutkan dengan pembentukan kerak yang

berwarna merah jambu (salmon). Disamping ditandai oleh kerak tersebut, kadang-kadang

pada permukaan keluar lateks. Pada tahap tersebut kulit dan kayu yang ada di bawahnya

telah membusuk. Untuk mengimbangi adanya kerusakan tersebut, biasanya pada jaringan

yang masih sehat tumbuh tunas-tunas baru. Pembusukan kulit dan kayu yang meluas

sering mengakibatkan kematian sebagian dari pohon yang diserang. Pada pohon yang

terserang hebat dan tidak sempat diperlakukan dengan fungisida dapat mengakibatkan

kematian.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit

Penyakit jamur upas banyak dijumpai pada klon-klon yang bertajuk rindang dan

pada tanaman muda berumur 4-12 tahun yang ditanam pada areal yang selalu lembab. Di

daerah dekat persawahan atau rawa atau sungai merupakan daerah yang selalu lembab.

Penyakit jamur upas biasanya berjangkit pada musim hujan atau pada keadaan yang

sangat lembab atau berkabut. Disamping faktor-faktor tersebut kerentanan klon karet juga

sangat berpengaruh terhadap perkembangan penyakit. Klon-klon karet yang rentan

terhadap jamur upas antara lain GT 1, RRIM 600, RRIM 623, PR 255, PR 300, PR 226,

dan PR 228.

Arti Ekonomi

Serangan yang berat mengakibatkan tanaman mati sebagian atau seluruhnya.

Dengan demikian akan mempengaruhi populasi tanaman per hektar, sehingga hasil yang

Page 13: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

diperoleh tidak optimal, kerugian secara tepat memang sulit untuk ditentukan, tetapi

penyakit ini tidak berarti tidak penting dan kadang-kadang sangat merugikan.

Pengendalian Penyakit

Cabang-cabang yang mati akibat gangguan jamur upas seyogyanya dipotong.

Untuk menghindarkan terhamburnya spora cendawan sewaktu cabang dipotong,

permukaan kayu/kulit yang berwarna salmon diulas terlebih dahulu dengan fungisida.

Cabang-cabang yang menderita gangguan jamur upas dan belum parah dapat

diselamatkan dengan mengulaskan fungisida pada permukaan kulit/kayu yang sakit dan

yang sehat disekitarnya. Fungisida yang efektif untuk memberantas jamur upas adalah

Calixin ready mixed. Untuk daerah-daerah yang rawan bagi penyakit jamur upas,

seyogyanya tidak menanam klon-klon yang rentan. Untuk menghindari berjangkitnya

penyakit jamur upas secara meluas, pengamatan secara dini terhadap penyakit ini perlu

dilakukan dengan menugaskan seorang pengamat khusus. Hal tersebut dikemukakan

mengingat dalam kondisi yang memungkinkan, perkembangan penyakit ini sangat cepat.

b. Penyakit Mati Pucuk Botrydiplodia theobromea

Gejala Penyakit

Penyakit B. theobromea mengakibatkan ranting, cabang atau batang menjadi

mengering dan gundul. Keadaan ini mudah dibedakan dengan kematian akibat penyakit

jamur upas. Jamur upas mengakibatkan kematian ranting atau cabang tetapi tidak

menyebabkan gundulnya ranting-ranting cabang tersebut.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit

B. theobromea merupakan patogen sekunder dan hanya menginfeksi tanaman

yang telah menderita gangguan penyakit gugur daun Colletotrichum. Dengan demikian

penyakit yang berjangkit pada tanaman yang keadaannya lemah. Umumnya penyakit

mati pucuk B. theobromea terjadi pada tanaman-tanaman yang belum menghasilkan,

menjelang akhir musim hujan.

Page 14: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

Arti Ekonomi

Kasus mati pucuk B. theobromae jarang terjadi. Serangan yang berat

mengakibatkan tegakan karet mati, sehingga akan mengurangi jumlah tanaman per hektar

atau menambah biaya penyulaman. Pernah dilaporkan gangguan penyakit ini sampai 2 %.

Pengendalian Penyakit

Untuk menghindari terjangkitnya penyakit mati pucuk B. theobromae perlu

dilakukan penanggulangan penyakit gugur daun Colletotrichum secara tuntas. Ranting

atau cabang yang terserang B. theobromae disarankan untuk dipotong. Pemotongan

dilakukan pada bagian yang masih sehat, sekitar 20 cm di bawah bagian yang sakit.

Permukaan luka akibat pemotongan perlu dilumas dengan kolter bebas asam, TB 192

untuk mencegah infeksi cendawan lain.

D. PENYAKIT DAUN

a. Penyakit Gugur Daun Oidium (Oidium heveae)

Gejala Penyakit

Penyakit gugur daun Oidium juga dikenal sebagai penyakit embun tepung.

Oidium heveae dapat menyerang daun karet yang berumur 1-21 hari. Daun-daun yang

berumur 1-9 hari bila terserang O. heveae akan menjadi cacat yaitu mengeriput

permukaan daunnya, ujung daun mengering dan akhirnya gugur. Daun-daun yang

berumur 10-15 hari yang terserang O. heveae akan menjadi cacat, yaitu pada jaringan

daun tampak adanya bercak translucens dan daun tidak gugur. Cacat daun yang timbul

pada daun yang berumur lebih dari 15 hari bila terserang O. heveae tidak separah pada

daun-daun tersebut dimuka. Pada permukaan daun di bawah/atas tersebut tumbuh

konidiospora cendawan. Serangan yang berat pada daun-daun muda (berumur 1-9 hari)

menyebabkan tanaman menjadi gundul. Bunga dan bakal buah yang terserang oleh O.

heveae akan menjadi gugur.

Page 15: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit

Di Jawa dan Sumatera Selatan, penyakit gugur daun Oidium heveae pada bulan-

bulan Juni-Juli-Agustus bersamaan dengan waktu gugur daun alami dan tumbuhnya flush

baru pada beberapa klon karet. Klon-klon karet yang gugur daun alaminya lebih awal dari

waktu berjangkitnya penyakit gugur daun Oidium berarti klon tersebut dapat terhindar

dari gangguan penyakit tersebut (escape). Tetapi klon tersebut tidak berarti tahan

terhadap penyakit gugur daun Oidium. Tunas yang baru mekar, daun muda, bunga, dan

bakal buah merupakan organ tanaman yang rentan terhadap penyakit gugur daun Oidium.

Perkembangan penyakit ini sangat dibantu oleh sedikir hujan, tidak banyak sinar

matahari, dan suhu yang agak rendah. Cuaca kering tidak menghambat penyakit asal

tidak disertai oleh suhuh tinggi. Setelah hujan turun cukup banyak, biasanya penyakit

gugur daun Oidium mereda karena konidia di permukaan daun tercuci. Di kebun-kebun

yang letaknya lebih dari 300 meter dpl akan mengalami serangan O. heveae lebih berat

jika dibandingkan dengan kebun yang letaknya lebih rendah. Penyakit gugur daun

Oidium dapat terjangkit di peletakan biji, pembibitan, tanaman entres, tanaman yang

belum menghasilkan, tanaman yang telah menghasilkan, dan bahkan tanaman tua.

Arti Ekonomi

O. heveae menyebabkan gugur daun-daun muda. Serangan yang berat

mengakibatkan gugur daun berulang kali, tanaman menjadi gundul dan sebagai akibatnya

produksi lateks menurun. Akibat serangan O. heveae dapat menurunkan produksi sampai

30 %.

Pengendalian Penyakit

Dalam rangka pengendalian gugur daun Oidium pada tanaman karet sebaiknya

diusahakan melalui beberapa pendekatan, antara lain:

(1) Memelihara tanaman dengan baik. Tanaman akan memperlihatkan kondisi baik

apabila pemeliharaannya dilaksanakan dengan wajar. Tanaman dipupuk secara

teratur menurut dosis dan komposisi hara yang dtetapkan berdasarkan

perkembangan (Monitoring) hasil analisis tanah dan daun dari lokasi tanaman

yang bersangkutan selama kurun waktu tertentu. Daya pulih tajuk setelah gugur

Page 16: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

daun alami pada pohon yang kondisinya baik akan lebih cepat daripada yang

kondisinya buruk. Pertumbuhan daun-daun muda yang cepat akan lebih kuat

menahan serangan penyakit daun karena pada waktu terjadi serangan daun yang

bersangkutan telah berada dalam stadium yang lewat kritis. Kalaupun daun

tersebut terserang, daun tidak akan gugur. Disamping pemupukan, pada tanaman

yang telah menghasilkan beban penyadapan juga perlu diperhatikan. Setiap klon

memiliki batas kemampuan tertentu terhadap sistem sadap. Kecuali itu umur dan

kondisi pohon pada waktu disadap juga menentukan batas kemampuan tersebut.

bahkan penyadapan yang melebihi kemampuan pohon akan mengakibatkan

buruknya kondisi pohon yang bersangkutan. Tanaman yang kondisinya buruk

juga mudah terserang O. heveae.

(2) Melindungi tanaman dengan fungisida dari serangan patogen. Fungisida yang

efektif untuk melindungi tanaman dari serangan O. heveae adalah belerang

Cirrus. Belerang cirrus yang dianjurkan adalah belerang cirrua yang memenuhi

persyaratan teknis sebagai berikut:

a. Serbuk halus, lebih dari 90 % lolos dari saringan 300 mesh

b. Kadar air kurang dari 3 %

c. Kandungan belerang lebih dari 90 %

Penanggulangan penyakit daun akan efektif apabila perlakuan fungisida telah

dimulai pada saat flush baru akan mekar. Penghembusan belerang cirrus untuk

menanggulangi O. heveae baik di pembibitan maupun di lapangan dapat diberikan

dengan dosis 5-7 kg/ha, interval 3-7 hari dan 6 kali aplikasi dan penghembusan dilakukan

pada jam 02.00-05.00. Di pembibitan, alat penghembus yang digunakan dapat berupa

hand duster dan di areal tanaman yang telah menghasilkan perlu digunakan alat

penghembus yang mempunyai kekuatan 6 tenaga kuda. Di daerah yang datar, selain

belerang, penyakit gugur daun Oidium dapat pula diberantas dengan fungisida

triadimefon 25 EC (Bayleton 25 EC) dalam suspensi minyak. Fungisida tersebut

diaplikasikan dengan cara pengkabutan dan alat yang digunakan adalah fullsfog K 20.

saat dimulai aplikasi dan waktu aplikasi sama dengan fungisida belerang. Dosis fungisida

yang diperlukan untuk setiap hektar adalah 0,25 liter fungisida + 1,75 liter shell Fogging

Page 17: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

Oil. Interval aplikasi fungisida yang dianjurkan adalah 7 hari dan jumlah aplikasi 3 kali.

Untuk penanggulangan penyakit gugur daun di peletakan biji, pembibitan dan tanaman

entress; disamping belerang dapat pula digunakan fungisida Bayleton 25 EC (0,2 %)

dalam suspensi air yang disemprotkan dengan alat semprot punggung. Dosis yang

dianjurkan adalah 600 liter per hektar.

b. Penyakit Gugur Daun Colletotrichum (Colletotrichum gloesporioides)

Gejala Penyakit

Serangan C. gloesporioides pada daun muda menimbulkan bercak-bercak

berwarna coklat kehitaman pada bagian tengahnya yang berturut-turut diikuti oleh

mengeriputnya lembaran daun, timbulnya busuk kebasahan pada bagian yang terinfeksi

dengan akibat lebih jauh gugurnya daun. Pada daun tua (umur daun lebih dari 10 hari)

serangan C. gloesporioides menyebabkan bercak-bercak daun berwarna coklat dengan

warna kuning dan permukaan daun menjadi kasar. Serangan lebih lanjut menyebabkan

bercak-bercak tersebut menjadi berlubang. Apabila bercak tersebut berbatasan dengan

tepi daun maka serangan lebih lanjut menyebabkan daun menjadi sobek. Disamping

menyerang daun C. gloesporioides dapat pula menyerang ranting-ranting muda yang

masih berwarna hijau dengan menimbulkan gejala ranting menjadi busuk, kering, dan

akibatnya mati pucuk. Apabila serangan tersebut terjadi pada stump mata tidur, stump

mini atau stump tinggi, biasanya pada bagian bawah ranting yang busuk tersebut tumbuh

tunas-tunas liar, apabila tunas tersebut tidak dibuang dapat mengakibatkan bentuk

tegakan tanaman menjadi tidak beraturan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit

Kelembaban nisbi udara dan curah hujan yang tinggi serta hari hujan yang besar

membantu timbul dan berkembangnya penyakit gugur daun C. gloesporioides. Dengan

demikian penyakit tersebut timbul dan berkembang terutama pada musim hujan. Hal

tersebut berbeda dengan penyakit gugur daun Oidium yang berjangkit pada akhir musim

kemarau. Di pembibitan atau di tanaman entress, penyakit gugur daun Colletotrichum

dapat diketahui sepanjang tahun sebab di tempat-tempat tersebut keadaannya selalu

lembab.

Page 18: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

Di lapangan, yaitu pada tanaman yang belum menghasilkan atau pada tanaman

yang telah menghasilkan, serangan C. gloesporioides terjadi pada musim hujan pada

tunas-tunas atau danun-daun muda yang baru tumbuh. Hal tersebut dapat terjadi apabila

penanggulangan penyakit gugur daun Oidium yang melanda sebelumnya kurang

sempurna. Apabila hal tersebut terjadi, maka tanaman akan gundul sepanjang tahun.

Kasus tersebut (epidemi gugur daun Coletotrichum) pernah terjadi pada tahun 1974/1975

dan 1989. epidemi penyakit timbul antara lain karena : (a) Terjadinya penyimpangan pola

iklim dari yang normal, yaitu kemarau panjang yang diikuti dengan musim hujan

sepanjang tahun, (b) tanaman karet yang lemah karena kurang perawatan, dan (c)

ditanamnya klon-klon yang rentan, yaitu LCB 479, PR 228, PR 225, PR 300, PR 303, PR

305, dan GT 1.

Arti Ekonomi

Bibit yang terserang berat Colletotrichum mengakibatkan pertumbuhan terhambat

dan sulit diokulasi karena kulit lengket dan di kebun entres mengakibatkan merosotnya

kualitas kayu entres. Pada tanaman yang belum menghasilkan, serangan C.

gloesporioides menyebabkan tanaman menjadi gundul, tumbuh terhambat, dan mati.

Sebagai akibatnya tumbuh tunas-tunas ketiak sehingga bentuk tegakan menjadi tidak

beraturan. Serangan C. gloesporioides pada tanaman yang telah menghasilkan

mengakibatkan tanaman menjadi gundul, mati pucuk dan menurunkan produksi lateks.

Kerugian produksi lateks akibat penyakit gugur daun Colletotrichum yang berat, sebesar

7-45 %, tergantung dari intensitas serangan patogen yang terjadi.

Pengendalian Penyakit

Sama halnya dengan pengendalian penyakit gugur daun Oidium, pengendalian

penyakit gugur daun Colletotrichum dapat diusahakan melalui pemeliharaan tanaman dan

penggunaan fungisida. Fungisida yang efektif untuk penyakit ini adal Mancozeb (Dithane

M-45 80 WP). Untuk melindungi tanaman di peletakan biji, pembibitan dan kebun entres

dari serangan C. gloesporioides dapat disemprotkan fungisida tersebut dengan

konsentrasi 0,25% formulasi dalam air, dosis 400-600 liter/ha dan interval 5-7 hari.

Pengendalian penyakit daun Colletotrichum pada tanaman yang belum menghasilkan (4-

Page 19: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

5 tahun) dan tanaman yang telah menghasilkan dapat dilakukan dengan menghembusan

fungisida tersebut diatas dengan dosis 2 kg/ha dan interval 5-7 hari. Sebagai carrier

biasanya digunakan belerang sebanyak 3-5 kg/ha. Disamping dengan metode seperti

disebutkan dimuka, dapat pula digunakan metode fogging dengan formulasi khusus (tabel

3).

Awal aplikasi fungisida yang tepat adalah pada waktu tunas/daun muda baru

tumbuh. Disamping hal-hal tersebut diatas disarankan tidak menanam klon-klon yang

rentan terhadap C. gloesporioides pada daerah-daerah yang rawan penyakit tersebut. jika

penanggulangan penyakit Oidium di lapangan (tanaman menghasilkan) berhasil, seluruh

daun tumbuh baik dan berwarna hijau tua. Daun karet yang berwarna hijau tua kalaupun

akan terserang C. gloesporioides tidak akan gugur serta tidak akan menderita kerusakan

yang berarti. Dengan kata lain jika penanggulangan penyakit gugur daun Oidium di

lapangan berhasil, akan memberikan dampak yang positif yaitu penanggulangan penyakit

daun Colletotrichum dapat diabaikan. Prinsip tersebut tidak dapat diterapkan pada

tanaman di persemaian dan pembibitan, karena tanaman karet di tempat tersebut

pertumbuahan sangat aktif, selalu ada flush sehingga selalu dalam keadaan rawan

terhadap serangan patogen gugur daun.

c. Penyakit Gugur Daun Corynespora cassiicola)

Gejala Penyakit

Berbeda dengan kedua penyakit gugur daun yang telah diuraikan dimuka,

penyebab penyakit ini dapat menyerang daun muda maupun daun tua. Daun muda (flush)

yang helaian daunnya baru membuka, berwarna merah tembaga atau hijau muda, apabila

terserang Corynespora akan berubah menjadi kuning, menggulung dan layu. Daun-daun

akan terlepas dari tangkainya dan akibatnya tangkai itu sendiri gugur. Pada daun muda,

serangan Corynespora tidak menimbulkan bercak yang nyata, tetapi tampak kuning

merata di seluruh permukaan daun. Sedangkan pada daun tua, serangan Corynespora

ditandai dengan adanya bercak-bercak tidak beraturan berwarna coklat tua atau hitam,

tampak menyirip seperti tulang ikan. Bagian sekitar bercak akan berubah menjadi jingga

sampai ungu dan akhirnya daun gugur. Gambaran tersebut sebenarnya merupakan tulang-

tulang daun yang telah rusak. Serangan pada tangkai dan tulang daun utama berupa

Page 20: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

bercak coklat kehitaman dan akhirnya mengakibatkan daun gugur. Ranting muda yang

terserang akan pecah, kering dan akhirnya mati.

Pada klon yang sangat rentan, serangan terjadi terus-menerus sehingga

mengakibatkan kematian tanaman, sedangkan pada klon yang resisten, serangan

Corynespora pada daun menimbulkan bercak kehitaman tetapi tidak berkembang.

Demikian juga warna daun di sekitar bercak tersebut tidak berubah dan daun tidak gugur.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit

Serangan Corynespora yang berat biasanya timbul dalam cuaca yang lembab atau

berawan dengan curah hujan yang relatif tidak terlalu tinggi dan merata sepanjang hari

serta suhu udara sekitar 26 – 29 0C. keadaan hujan merupakan faktor yang penting dalam

mempengaruhi timbulnya serangan patogen. Di daerah-daerah yang mempunyai curah

hujan yang merata sepanjang tahun atau di daerah dengan batas musim hujan dan musim

kemarau tidak begitu jelas, Corynespora menimbulkan kerusakan yang berat dan

tanaman akan meranggas terus-menerus.

Kebun-kebun yang terletak pada ketinggian kurang dari 300 m dpl, biasanya akan

menderita serangan Corynespora lebih berat daripada kebun-kebun yang terletak lebih

dari 300 m dpl. Kebun yang lahannya kurang subur atau tanaman tidak dipupuk

umumnya mudah terserang Corynespora.

Disamping berbagai faktor tersebut diatas, kerentanan klon sangat berpengaruh

terhadap timbul dan berkembangnya penyakit gugur daun Corynespora. Klon-klon yang

diketahui sangat rentan sampai moderat adalah RRIC 103, KRS 21, RRIM 725, PPN

2058, PPN 2444, RRIM 600, TM 5, PR 303 dan GT 1.

Arti Ekonomi

Serangan Corynespora cassiicola mengakibatkan daun gugur. Serangan yang

khusus pada klon yang rentan/sangat rentan mengakibatkan pengguguran daun terus-

menerus, sehingga tanaman gundul sepanjang tahun. Sebagai akibatnya, tanaman

terlambat matang sadap atau sama sekali gagal untuk matang sadap. Bibit, tanaman

entres, tanaman belum menghasilkan, pertumbuhannya terhambat apabila terserang

Page 21: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

Corynespora. Pada tanaman yang telah menghasilkan serangan Corynespora dapat

menurunkan produksi seperti halnya penyakit gugur daun lainnya yaitu sekitar 30 %.

Pengendalian Penyakit

Untuk menangguangi penyakit ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:

(1) Menanam klon yang resisten dengan anjuran Pusat Penelitian Karet. Klon yang

diketahui resisten antara lain PR 228, PR 225, PR 300, AVROS 2037, BPM 1,

BPM 24, dan RRIC 100.

(2) Memelihara tanaman seoptimal mungkin agar tanaman tetap tumbuh normal,

perlakuan kultur teknis yang meliputi perbaikan sistem drainase, pemupukan,

intensitas cahaya dan sistem penyadapan akan sangat mempengaruhi terhadap

serangan Corynespora. Tanaman yang kurang perawatannya akan mudah

terserang Corynespora.

(3) Pemberantasan dengan fungisida. Pemberantasan dengan fungisida pada kebun

yang mengalami serangan dapat dianjurkan apabila masih memberikanhasil yang

menguntungkan. Fungisida yang dianjurkan adalah Dithane M-45, Bavistin dan

Benlate 50 WP.

d. Penyakit Gugur Daun helminthosporium (Dreschera heveae)

Gejala Penyakit

Penyakit bercak daun Helminthosporium dikenal pula sebagai penyakit bercak

daun mata burung. Penyakit tersebut merupakan penyakit persemaian atau penyakit

pembibitan. Jarang sekali penyakit tersebut ditemukan pada tanaman yang belum

menghasilkan atau tanaman yang telah menghasilkan. Pada daun muda, penyakit

menyebabkan mengeriputnya lembaran daun dan disertai timbulnya bercak-bercak

berwarna coklat dengan bentuk tidak beraturan. Pada serangan yang lebih lanjut, pusat

bercak berwarna putih dan kadang-kadang pada bagian tersebut terdapat bintik-bintik

yang berwarna hitam yang berarti cendawan patogen. Pada tahap yang lebih lanjut, daun

akan berlubang-lubang. Permukaan daun tidak kasar seperti gejala penyakit

Colletotrichum. Daun-daun yang terserang berat akan gugur. Pada umumnya penyakit ini

tidak mematikan tanaman.

Page 22: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit

Penyakit bercak daun Helminthosporium berjangkit pada keadaan suhu yang

relatif tinggi (25-29 oC) dan hujan gerimis. Penyakit bercak daun Helminthosporium

umumnya merupakan komplikasi penyakit persemaian lainnya yaitu penyakit-penyakit

gugur daun Colletotrichum.

Arti Ekonomi

Serangan D. heveae yang berat mengakibatkan gugur daun dan sebagai akibatnya

tanaman tumbuh terhambat. Keadaan tersebut dapat menggagalkan okulasi mata tidur

dan persentase kegagalan dapat mencapai 20-25 %.

Pengendalian Penyakit

Penyakit bercak daun mata burung dapat diatasi dengan menyemprotkan

fungisida mankozeb (Dithane M -45) 0,2 % formulasi dalam air atau fungisida tembaga

(KOC) 0,5 persen formulasi dalam air dengan dosis 400-600 liter/ha dan interval 7 hari.

Daun-daun yang perlu dilindungi dari serangan D. heveae adalah daun-daun yang masih

muda (berwarna ungu – hijau muda).

e. Penyakit Rapuh Daun Microcylus 1

Gejala Penyakit

Pada daun muda, penyakit menyebabkan timbulnya bercak-bercak hijau pirang

kehitaman pada permukaan bawah daun. Bercak membentuk konidia sangat banyak

sehingga memberikan berkas warna hitam pada jari yang menyinggungnya. Daun muda

yang terserang berat akan gugur. Daun yang terserang ringan dapat berkembang terus.

Bercak yang semula berwarna hijau pirang kehitaman akhirnya berlubang dengan tepi

berbintik-bintik hitam akan tampak jelas pada permukaan daun bagian atas. Bintik-bintik

tersebut adalah piknidia dan peritesia cendawan dan di dalamnya berturut-turut terbentuk

piknospora dan askospora. Piknidia dan Peritesia tersebut keadaannya keras sehingga

daun terasa kasar bila diraba. Gejala tersebut merupakan tanda yang khas pada penyakit

1 Penyakit ini belum ditemukan di negara-negara penghasil karet alam kecuali di Amerika Selatan

Page 23: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

rapuh daun. Penyakit dapat pula berjangkit pada ranting-ranting muda dan buah-buah

muda. Tidak seperti penyakit gugur daun Oidium yang hanya berjangkit selama beberapa

minggu (bulan), penyakit rapuh daun ini dapat dikatakan berkembang sepanjang tahun,

dengan demikian daun-daun muda selalu gugur sehingga tanaman menjadi merana.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit

Konidia M. ulei dapat bertahan lebih baik pada keadaan kering, tetapi

memerlukan kelembaban yang tinggi bagi pembentukan perkecambahannya. Serangan M.

ulei yang berat terjadi apabila terdapat 12 hari atau lebih dalam sebulan dengan

kelembaban relatif lebih dari 95 % sekurang-kurangnya selama 10 jam berturut-turut.

Hujan gerimis yang terputus-putus sangat membantu berkembangnya penyakit daripada

hujan lebat yang terus-menerus. Kelembaban yang tinggi disertai hujan gerimis yang

terputus-putus akan membantu perkembangan dan penyebaran penyakit. Angin

mempunyai peranan yang penting dalam penyebaran penyakit. Penyakit rapuh daun akan

berjangkit apabila temperatur harian kurang dari 22 0C selama lebih dari 13 jam,

kelembaban relatif lebih dari 92 % selama lebih dari 10 jam, dan curah hujan lebih dari 1

mm per hari selama 7 hari sebelumnya.

Arti Ekonomi

Penyakit ini diketahui sangat menghambat perkembangan usaha perkaretan di

negara-negara Amerika Selatan terutama Brasilia. Akibat adanya penyakit ini, matang

sadap karet baru dicapai setelah umur 7-9 tahun, produksi per ha per tahun sangat

bervariasi dan sangat rendah yaitu sekitar 200-400 kg/ha/tahun.

Pengendalian Penyakit

Di Brasilia, berbagai usaha telah dilakukan untuk menanggulangi penyakit

tersebut, namun sampai saat ini penyakit tersebut masih tetap menjadi masalah yang

serius dan bahkan sangat ditakuti oleh negara penghasil karet alam di luar Amerika

Selatan termasuk Asia Tenggara. Usaha-usaha tersebut berupa seleksi klon yang resisten,

okulasi tajuk yang resisten, pengaturan jarak tanam, penggunaan fungisida, pengguguran

daun buatan, dan karantina. Di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya yang

Page 24: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

penting adalah mengusahakan agar penyakit tersebut tidak masuk ke Indonesia/Asia

Tenggara atau negara penghasil karet lainnya. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan

cara karantina yang ketat, pengenalan gejala penyakit melalui siaran-siaran kilat,

monitoring, melaporkan kepada instansi yang berwenang, mencari klon-klon yang tahan,

dan eradikasi total apabila terdapat gejala penyakit yang dicurigai karena serangan M.

ulei.

Tabel: Beberapa fungisida untuk pengendalian Penyakit Gugur Daun, sifat dan cara aplikasinya

No Nama dagang B.A formulasi sifat Cara aplikasi Dosis/phn /aplikasi

Interval (bulan)

Oidium di Pembibitan, Kebun Entres dan Lapangan 1 Belerang sulfur Tepung - Non sistemik

- Protektif - Persisten

dusting 6-7 kg/ha 3– 7

2 Bayleton 250 EC Triadimefon Cairan - sistemik - Protektif - Kuratif - Non persisten

Fogging * 0,25 % l/ha 7-10

Colletotrichum di Pembibitan, Kebun Entres dan Lapangan 1 Dithane M-45 – 80

WP Mancozeb Tepung - Non sistemik

- Protektif - Kuratif - Non persisten

Semprot 0,25 7- 10

2 Daconil 75 WP Klororalonil Tepung

- sistemik - Protektif - Non persisten

Semprot atau fogging

0,2 %

0,75 kg/ha

7 – 10

3 Delsene 250 EC Mancozeb karbendazim

Tepung - Semi sistemik - Protektif - Non persisten

Semprot atau fogging

0,1 % 0,75 kg/ha

7- 10

Corynespora di Pembibitan, Kebun Entres dan Lapangan 1 Dithane M-45 – 80

WP Mancozeb Tepung - Non sistemik

- Protektif - Kuratif - Non persisten

Semprot 0,2 % 7- 10

2 Bavistin 50 WP atau Benlate

Karbendazim atau Benomil

Tepung

- sistemik - Protektif - Non persisten

Semprot 0,2 % 7 – 10

Page 25: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

* Ditambah Shell Fogging Oil sebanyak 1,75 l/ha ** Ditambah 180 ml emulgator 4,020 ml fogging oil atau minyak diesel dan 1800 ml air/ha

LAIN-LAIN

Mengingat masalah penyakit tanaman karet merupakan masalah yang penting,

seyogyanya untuk menangani masalah tersebut perlu adanya kelompok petugas khusus.

Kelompok petugas khusus yang dimaksud meliputi:

(1) Petugas pengamatan bertugas mengamati timbul dan berkembangnya penyakit di

kebun

(2) Petugas pelaksana perlakuan, bertugas melakukan aplikasi fungisida dan

perlakuan lainnya yang dianggap perlu

(3) Petugas evaluasi, bertugas mengevaluasi hasil pelaksanaan butir (2)

(4) Petugas pelayanan, bertugas melayani sarana yang diperlukan oleh petugas butir

(1), (2) dan (3)

DAFTAR PUSTAKA

1. Basuki, 1981. Penyakit Rapuh Daun Karet. Kongres Nasional Perhimpunan

Fitopatologi Indonesia VI, Bukit Tinggi, Sumatera Barat, 11-13 Mei 1981.

2. Pawirosoemardjo, S; S. Hadi; D.M. Tantera; dan S, Wardojo. 1982. Kepekaan

Klon Karet terhadap Colletotrichum gloesporioides Penz. dalam Kondisi

Rumah Kaca dan di Kebun Percobaan Ciomas. Menara Perkebunan 50: 81-37.

3. Pawirosoemardjo, S. 1982. Penyakit Penting Tanaman Karet di PTP X dan

Cara Pengendaliannya. Laporan Intern BPP Bogor. Tidak Diterbitkan

4. Pawirosoemardjo, S; S.D. Djudawi. 1991. Pedoman Pengenalan Pengamatan

dan Pengendalian Beberapa Penyakit Penting pada Tanaman Karet.

Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan. Direktorat Jenderal

Perkebunan. Departemen Pertanian.

5. Situmorang, A. 1985. Epidemi dan Penanggulangan Penyakit Gugur Daun

Corynespora pada Tanaman Karet. Diskusi Sehari tentang Penanggulangan

Page 26: Pen Gen Alan Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Cara Pengendaliannya

Penyakit Gugur Daun pada Karet Corynespora cassiicola. BPP Bogor, 13

Agustus 1985.

6. Soehardjan, M.G. Varghese & S.D. Djudawi. 1990. Gugur Daun

Colletotrichum pada Tanaman Karet. Seminar Nasional dan Diskusi Panel

Perlindungan Tumbuhan Wilayah Barat. Medan, 18-20 Oktober 1990.

7. Soepadmo, B. 1975. Colletotrichum gloesporioides Sebagai Penyebab Penyakit

Gugur Daun Karet. Menara Perkebunan. 43: 299-302

8. Soepadmo, B. 1980. Suatu Pemikiran Tentang Pengendalian Penyakit Daun

pada Tanaman Karet. Menara Perkebunan. 48: 147-154.

9. Soepadmo, B. 1984. Penyakit Pada Tanaman Karet. Balai Penelitian

Perkebunan Bogor. Naskah I, 1984. Belum Diterbitkan.

10. Soepena, H. 1993. Pemberantasan Jamur Akar Putih dengan Trichoderma.

Warta Perkebunan 12 (1): 17-22.

11. Soepena, H. 1983. Gugur Daun Corynespora pada Tanaman Karet di

Sumatera Utara. Kongres Nasional Perhimpunan Fitopatologi Indonesia ke-7,

Medan, 21-23 September 1993.

12. Soemangun, H. 1971. Penyakit-Penyakit Tanaman Pertanian di Indonesia.

Yayasan Pembinaan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

13. Soemangun, H. 1984. Penyakit Hawar Daun Amerika Selatan (Microcylus

ulei) pada Karet di Brazilia. Lembaga Pendidikan Perkebunan. Yogyakarta.

14. Varghese, G & M. Soehardjan, 1990. Report on Visit to PTP IV Rubber

Planting, Rubber Disease Problems in Riau Province. National Estate Crop

Protection Project ADB Loan 682-INO. Directorate of Estate Crop

Protection. Directorate General of Estate Crops, Jakarta.

Sumber tulisan: Pengenalan Penyakit Penting dan Cara Pengendaliannya Tanaman Karet. Oleh Sujatno, Suwarto, Soleh Suryaman, Soekirman Pawirosoemardjo. Balai Penelitian Sungei Putih. Pusat Penelitian Karet. 2004. 17 halaman (Disampaikan pada Pelatihan Pengenalan dan Pengendalian Penyakit-Penyakit Penting Tanaman Karet, Sungei Putih, 9-11 Juli 2004). [selesai]