pemurnian nacl
DESCRIPTION
Dilkukan dengan perhitungan yieldTRANSCRIPT
LAPORAN
Pemurnian Garam NaCl
DISUSUN OLEH :
ADE IMAN SOBARKAH : 101431001
ANGGUN PUJI RIZQIANI :101431002
ANNISA NUR AULIANI : 101431003
ANNISSA APRILLIA :101431004
KIMIA ANALIS 1A
TANGGAL LAPORAN : KAMIS, 16 Desember 2010
DOSEN PEMBIMBING : Ir Yunus T,MT
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Judul praktikum : Pembuatan Garam NaCl
Tanggal praktikum : 9 Desember 2010
Pembimbing : Ir Yunus T,MT
I. TUJUAN
Dalam praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Memurnikan garam krosok menjadi garam meja yang mempunyai kristal lebih kecil
2.Memurnikan garam NaCl dari garam krosok menjadi garam meja dalam skala laboratotium
II. DASAR TEORI
1. Kristalisasi
Memperoleh suatu senyawa kimia dengan kemurnian yang sangat tinggi merupakan
hal yang sangat esensi bagi kepentingan kimiawi. Metode pemurnian suatu padatan yang
umum yaitu rekristalisasi (pembentukan kristal berulang). Metode ini pada dasarnya
mempertimbangkan perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan dengan pengotornya
dalam pelarut tertentu maupun jika mungkin dalam pelarut tambahan yang lain yang hanya
melarutkan zat-zat pengotor saja. Pemurnian demikian ini banyak dilakukan pada industri-
industri (kimia) maupun laboratorium untuk meningkatkan kualitas zat yang bersangkutan.
2. Syarat Pelarut
Persyaratan suatu pelarut yang baik untuk dipakai dalam proses rekristalisasi, antara
lain yaitu :
1. Memberikan perbedaan kelarutan yang cukup signifikan antara zat yang akan dimurnikan
dengan pengotornya.
2. Kelarutan suatu zat dalam pelarut merupakan suatu fungsi temperature, umumnya menurun
dengan menurunnya temperature.
3. Mudah dipisahkan dari kristalnya.
4. Tidak meninggalkan zat pengotor di dalam kristal zat yang dimurnikan.
5. Bersifat inert terhadap zat yang dimurnikan
3. Komponen Garam Dapur
Garam dapur mengandung komponen utama natrium klorida dengan berbagai
pengotor yang umum yaitu ion-ion, Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42+, I-, dan Br-, yang
kesemuanya mudah larut dalam air. Untuk memperoleh NaCl dengan kemurnian tinggi dari
garam dapur maka dapat ditempuh metode rekristalisasi dengan pelarut air. Namun untuk
melenyapkan/mengurangi kehadiran ion-ion pengotor perlu ditambahkan ion-ion tertentu
yang mampu mengikat ion-ion pengotor menjadi senyawa-senyawa yang kelarutannya dalam
air menjadi sangat rendah, sehingga dapat dipisahkan melalui penyaringan sebelumnya.
Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5 0C.Natrium
teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya
dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk Natrium
Hidroksida dan Hidrogen. Dalam garam-garamnya natrium berada sebagai kation
monovalen Na+. Garam-garam ini membentuk larutan tak berwarna, hampir semua garam
natrium larut dalam air.
Kebanyakan klorida larut dalam air, Merkurium (I) klorida, HgCl2, perak klorida,
AgCl, timbale klorida, PbCl2 (yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin, tetapi mudah
larut dalam air mendidih), tembaga (I) klorida, CuCl, bismuth oksiklorida, BiOCl, stibium
oksiklorida, SbOCl, dan merkurium (II) oksiklorida, HgOCl2, tak larut dalam air.
Di bidang teknik kimia seringkali bahan padat harus dipisahkan dari larutan atau
lelehan, tanpa mengikat kotoran-kotoran yang terkandung dalam fasa cair tersebut.
Seringkali juga bahan padat kristalin yang mengandung pengotor harus dibersihkan atau
harus dihasilkan bentuk-bentuk kristal tertentu, untuk maksud tersebut proses kristalisasi
dapat digunakan. Kristal adalah bahan padat dengan susunan atom atau molekul yang
teratur. Yang dimaksud kristalisasi adalah pemisahan bahan padat berbentuk kristal dari
suatu larutan atau lelehan. Hasil kristalisasi dari lelehan sering harus didinginkan lagi atau
dikecilkan ukurannya.
Senyawa organik padat yang dari reaksi organic diisolasi jarang terbentuk murni.
Senyawa tersebut biasanya terkontaminasi dengan sedikit senyawa lain (“impurities”)
yang dihasilkan selama reaksi berlangsung. Pemurnian senyawa tak murni biasanya
dikerjakan dengan rekristalisasi dengan berbagai pelarut atau campuran pelarut.
Pemurnian padatan dengan rekristalisasi didasarkan pada perbedaan dalam
kelarutannya dalam pelarut tertentu atau campuran pelarut
Terdapat beberapa definisi tentang rekristalisasi yaitu : 1. suatu proses dimana butir
logam yang terdeformasi digantikan oleh butiran baru yang tidak terdeformasi yang
intinya tumbuh sampai butiran asli termasuk didalamnya 2. Perubahan struktur kristal
akibat pemanasan pada suhu kritis 3. Terbentuknya struktur butiran baru melalui
tumbuhnya inti dengan pemanasan.
Impuritis pada garam meliputi senyawa yang bersifat higroskopis yaitu MgCl2,
CaCl2, MgSO4 dan CaSO4, dan beberapa zat yang bersifat reduktor yaitu Fe, Cu, Zn dan
senyawa-senyawa organik. Impuritis-impuritis tersebut dapat bereaksi dengan ion
hidroksil (OH-) sehingga, terutama, membentuk endapan putih Ca(OH)2 dan Mg(OH)2
Kristalisasi adalah proses pembentukan fase padat (kristal) komponen tunggal dari
fase cair (larutan atau lelehan) yang multi komponen, dan dilakukan dengan cara
pendinginan, penguapan dan atau kombinasi pendinginan dan penguapan. Proses
pembentukan kristal dilakukan dalam tiga tahap, yaitu (1) pencapaian kondisi super/lewat
jenuh (supersaturation), (2) pembentukan inti kristal (nucleation), dan 93) pertumbuhan
inti kristal menjadi kristal (crystal growth). Kondisi super jenuh dapat dicapai dengan
pendinginan. Penguapan, penambahan presipitan atau sebagai akibat dari reaksi kimia
antara dua fase yang homogen. Sedangkan pembentukan inti kristal terjadi setelah kondisi
super/lewat jenuh (supersaturated) tercapai.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan
- Cawan penguapan
- Beker glas
- Timbangan
- Gelas ukur
- Pemanas (hotplate)
Bahan yang digunakan
- Garam krosok
- NaCl murni
- Natrium karbonat
- Aquades
IV. CARA KERJA
4.1 Cara 1
A. Membuat larutan NaCl 23% sebanyak 1 liter
Menimbang 115 gran NaCl murni (garam meja) dalam gelas kimia.
Menambahkan aquades sampai volumenya 500 ml
Mengaduknya sampai terbentuk larutan jenuh.
Menyimpan larutan untuk prcobaan selanjutnya
B. Mencuci garam krosok
Menimbang 50 gram krosok dan memasukkannya ke dalam gelas kimia
800 ml
Menambahkan larutan A ke dalam gelas kimia yang berisi garam krosok
Mengaduk sampai semua garam krosok larut
Mengamati larutan yang terbentuk
C. Menyaring
Melakukan penyaringan hasil percobaan B
Menyimpan filtratnya dalam botol plastik
Memindahkan kristal yang terbentuk ke dalam cawan penguapan yang
telah diketahui beratnya
Memanaskan kristal dalam cawan penguapan sambil mengaduknya
untuk menguapkan airnya
Mendinginkannya kemudian menimbang, dan mencatat berat kristalnya
4.1 Cara 2
A. Pelarutan garam krosok
Menimbang 50 gram krosok dalam gelas kimia 250 ml
Menambahkan aquades dan mengaduknya sampai semua garam larut
Menambahkan 10 gram natrium karbonat dan 10 gram BaCl2 ke dalam
larutan sambil mengaduknya
Menyaring larutan dan filtratnya ditampung dalam cawan penguapan
yang besar
Menguapkan filtratnya sambil mengaduknya sampai diperoleh kristal
garam
Menimbang kristal garam yang terbentuk
V. DATA PECOBAAN
No Zat Pengamatan
A Pembuatan NaCl 23%
Berat NaCl 28,8 gram NaCl larut
Aquades 250ml
Hasil Larutan tidak berwarna
B Pencucian
Berat garam krosok 12,5 gram
Volume larutan NaCl jenuh 250ml
Hasil Garam krosok larut
PenyaringanHanya sedikit kotoran yang terdapat dalam kertas
saring
Filtart Tidak berwarna/jernih
Kristal Kristal berwarna putih
PemanasanDipanaskan sampai terjadi penguapan dan yang
tersisa NaCl murni
Berat kristal 17,8 gram
CPembuatan dengan
pelarutan
Berat garam NaCl 50 gram
Aquades 250ml
PemanasanDipanaskan sampai terjadi penguapan dan yang
tersisa kristal NaCl murni
Berat Kristal 13,73 gram
VI. ANALISA
Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi yang terjadi
2. Hitung yield yang terjadi
3. Tuliskan reaksi pada proses pelarutan
4. Hitung yieldnya
5. Bandingkan hasil percobaan cara 1 dan cara 2
Jawaban :
Berat garam krosok ¼ resep : 12,5 gram
Berat garam awal keseluruhan : 28,8 gram + 12,5 gram = 41,3 gram
Berat Kristal murni (keseluruhan) dalam 100 ml : 17,8 gram
Berat Kristal murni (keseluruhan) yang masih basah : 250/100x 17,8 = 44,5
gram
Hasil perhitungan yield : x 100%
= 44,5 gram/41,3gram x 100%
=107,75 %
1. Reaksi yang terjadi adalah
NaCl (s) + H2O (l) → NaCl (aq) + H2O (l)
NaCl (aq) + NaCl(s) → 2NaCl (aq)
2. Yield yang terjadi
berat praktek 17,8
Yield = x 100 % = x 100 % = 10,78 %
berat teori 165
3. Reaksi pada proses pelarutan
NaCl(s) + H2O (l) → NaCl (aq) + H2O (l)
NaCl(aq) + Na2CO3 + BaCl2
4. Yield yang terjadi
berat praktek 13,73
Yield = x 100 % = x 100 % = 27,46 %
berat teori 50
5. Membandingkan hasil percobaan cara 1 dan cara 2
Pada percobaan 1, yield yang dihasilkan adalah sebesar 10,78%, sedangkan pada
percobaan 2, yaitu proses pelarutan yield yang dihasilkan adalah sebesar 27,46% .