pemodelan dan pengujian sensor thermopile · pdf file1 pemodelan dan pengujian sensor...
TRANSCRIPT
1
PEMODELAN DAN PENGUJIAN
SENSOR THERMOPILE UNTUK APLIKASI
SISTEM MONITORING SUHU NON CONTACT
Nangkok M.P. Lumban Tobing#1
, Iwan Setiawan,ST,MT#2
, Sumardi,ST,MT#3
#Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
jl. Prof Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia #[email protected]@gmail.com
Abstrak — Panas dan suhu adalah dua hal yang berbeda. Panas
adalah energi total dari gerak molekular di dalam zat, energy
panas bergantung pada kecepatan partikel, jumlah partikel
(ukuran atau massa), dan jenis partikel di dalam sebuah benda.
Sedangkan suhu adalah ukuran energi rata-rata
dari gerak molekular di dalam zat.
Suhu tidak bergantung pada ukuran atau jenis benda
(Hermans etal, 2005). Secara sederhana suhu di defenisikan
sebagai derajat panas atau dingin nya suatu benda. Hal ini
berhubungan dengan seberapa cepat atom dan molekul zat
bergerak. Pada level molekul, temperature di defenisikan
sebagai energi rata-rata gerak mikroskopik partikel yang
menyusun zat (Carpy et al, 2008).
Pada Tugas akhir ini dibuat suatu alat yang dapat
mengukur dan memantau suhu pada suatu objek. Sensor
Thermopile MLX90247 digunakan sebagai sensor suhu pada
objek dengan metode regresi untuk mendapatkan model dari
sensor tersebut. Model yang didapat yaitu
. Berdasarkan
pengujian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa secara
keseluruhan alat dapat bekerja dengan baik pada jarak
antara 10 cm sampai 12 cm dari objek. Suhu objek dan
ruangan dapat diukur dan dipantau dengan melihat data-
data hasil pembacaan yang tersimpan pada komputer.
Suhu objek yang terukur memiliki tingkat kesalahan yaitu
pada jarak 10 cm sebesar 0.86°C
Kata kunci — Suhu objek, Thermopile MLX90247, LM35,
Regresi, Interpolasi.
I. PENDAHULUAN
Termometer merupakan salah satu instrumen ukur yang
sangat diperlukan untuk kegiatan penelitian, pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dan industri terutama dalam
bidang teknik pertanian. Berbagai jenis termometer telah
tersedia di pasaran yang umumnya termasuk dalam jenis
termometer kontak. Pengukuran suhu objek dilakukan dengan
cara menempelkan termometer tersebut pada objek atau yang
dikenal dengan pengukuran kontak langsung (direct-contact).
Dalam berbagai aplikasi pengendalian, pengukuran kontak
langsung tidak dapat diterapkan dan cenderung mengganggu
jalannya proses secara keseluruhan. Untuk mengatasi hal
tersebut maka diperlukan instrumen ukur yang mampu
bekerja secara tidak kontak dengan obyek (non-contact),
termasuk termometer.
Sensor yang digunakan untuk mengukur suhu terbagi dua
yakni sensor kontak dan sensor non-kontak. Beberapa sensor
kontak adalah termokopel, termistor, dan RTDs. Salah satu
sensor non-kontak adalah termometer infra merah. Alat ini
mengukur panas (energi infra merah) dari objek dengan
memfokuskan energi ini melalui sistem optik menggunakan
detektor. Sinyal dari detektor kemudian disajikan dalam suhu
setelah melalui serangkaian proses. Termometer infra merah
menawarkan keuntungan yakni kemampuannya menentukan
temperatur objek tanpa kontak fisik sehingga sistem
pengukurannya tidak terkontaminasi, dan rusak.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang termometer non
kontak. Termometer dirancang dari sebuah sensor suhu
inframerah jenis thermopile MLX90247. Sensor ini telah
dilengkapi sensor kompensasi suhu lingkungan. Luaran sensor
yang berupa tegangan dikuatkan dengan rangkaian
pengkondisi sinyal untuk menghasilkan tegangan yang sesuai
untuk keperluan mencari persamaan matematis dari sensor
tersebut. Hasil pengujian kinerja menunjukan bahwa
termometer rancangan memiliki tanggapan yang baik terhadap
perubahan suhu obyek yang diukur. Dalam aplikasinya,
termometer rancangan dapat digunakan pada jarak
pengukuran yang tetap. Pada jarak pengukuran 10 cm sampai
12 cm, sensor mampu membaca suhu objek dengan tingkat
kesalahan yang berkisar antara 0°C hingga 1,5°C. Penggunaan
pada berbagai variasi jarak pengukuran dapat dilakukan
dengan melakukan kaliberasi pada jarak sama.
II. DASAR TEORI
Dasar teori dari makalah aplikasi dari tugas akhir ini
mencakup:
A. Regresi
Analisis regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan
antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola
hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna,
atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa
variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam
2
suatu fenomena yang kompleks. Jika X1, X2, … , Xi adalah
variabel-variabel independen dan Y adalah variabel dependen,
maka terdapat hubungan fungsional antara X dan Y, di mana
variasi dari X akan diiringi pula oleh variasi dari Y. Secara
matematika hubungan di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:
Y = f(X1, X2, …, Xi, e), di mana : Y adalah variabel dependen,
X adalah variabel independen dan e adalah variabel residu
(disturbance term).
1. Regresi Linier
Regresi linier digunakan menentukan fungsi linier (garis
lurus) yang paling sesuai dengan kumpulan titik data (xn,yn)
yang diketahui.
Gambar 1 Sebaran data dengan kurva linier
Dalam regresi linier ini yang dicari adalah nilai m dan c
dari fungsi linier
y=mx+c, dengan:
2. Interpolasi
Bentuk paling sederhana dari interpolasi adalah
menghubungkan dua buah titik data dengan garis lurus.
Metode ini disebut dengan interpolasi linier yang dapat
dijelaskan pada Gambar 2.
Gambar 2 Interpolasi Linear
Dari dua segitiga sebangun ABC dan ADE seperti tampak
dalam Gambar 2.5, terdapat hubungan berikut:
AD
DE
AB
BC
01
01
0
01 )()()()(
xx
xfxf
xx
xfxf
)()()(
)()( 0
01
0101 xx
xx
xfxfxfxf
(3)
B. Sistem Akuisisi Data
Sistem akuisisi data pada sistem pengontrolan, berfungsi
untuk mengambil data dari suatu besaran fisik yang dikirim
berupa sinyal analog dan kemudian dikonversi menjadi sinyal
digital untuk diolah pada mikrokontroler.
Komponen-komponen tersebut antara lain sensor, amplifier,
ADC dan filter. Gambar sistem akuisisi data ditunjukkan pada
Gambar 3.
Sensor Amplifier A/D Filter Proses sample
Pengukuran Sinyal Analog
Pengkonversi
Sinyal Analog ke
Sinyal Digital
Pengkondisi
Gambar 3 Diagram blok elemen ukur
Pada sistem akuisisi data, sensor melakukan pembacaan
pada suatu proses dengan besaran fisik, kemudian nilai proses
tersebut dikirim berupa sinyal analog, yang selanjutnya
dikuatkan komponen amplifier.
C. Sensor Thermopile
Sensor MLX90247 merupakan sensor thermopile
inframerah yang menggunakan thermopile untuk mengukur
perbedaan temperatur antara suhu objek dengan detektor, dan
sebuah termistor untuk mengukur suhu detektor. Perhitungan
suhu absolut dari objek yang disensor memungkinkan dari
kombinasi output keduanya. Gambar 2.3 menunjukkan bentuk
sensor thermopile MLX90247.
Gambar 4 Sensor suhu Thermopile.
D. Penguat Instrumentasi
Penguat instrumentasi merupakan penguat diferensial yang
telah dilengkapi dengan buffer input untuk menghilangkan
kebutuhan pencocokan impedansi input sehingga penguat
sangat cocok untuk digunakan dalam pengukuran
dan pengujian alat. Penguat instrumentasi memiliki
karakteristik memiliki offset DC sangat rendah, drift dan noise
rendah, serta gain loop terbuka, rasio penolakan common
mode, dan impedansi input yang sangat tinggi. Gambar 5
menunjukkan simbol dari penguat instrumentasi.
Gambar 5 Penguat Instrumentasi.
3
E. Low Pass Filter
Pada dasarnya Low Pass Filter (LPF) adalah suatu
rangkaian filter meloloskan frekuensi-frekuensi rendah tetapi
menahan frekuensi tinggi. Hal ini bisa dijelaskan dari
rangkaian Low Pass Filter yang ditujukkan pada gambar 6.
Terdapat sebuah resistor yang diseri antara sumber dan beban
dari sebuah kapasitor yang dipararel. Resistor akan menahan
frekuensi yang tinggi daripada menahan frekuensi yang
rendah.
C
R
ei eo
Gambar 6 Rangkaian Low Pass Filter (LPF).
Dari gambar 6 tersebut, diperoleh :
dtiC
1eo
(4)
(2.9)
dtiC
1Rie i
(5) Dari persamaan 4 dan 5 di Laplacekan, maka dapat dituliskan
sebagai berikut:
sIsC
sEO
11
(6)
sIsC
sRIsEi
11
(7)
Dari persamaan 6 dan 7, diperoleh transfer function dalam
kawasan Laplace adalah sebagai berikut:
1
1
RCsE
E
i
o
(8)
F. LM35
LM35 merupakan IC yang digunakan sebagai sensor suhu.
IC tersebut mengubah kondisi suhu lingkungan disekitarnya
menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik keluaran LM35 ini
memiliki nilai yang sebanding dengan suhu lingkungan dalam
bentuk derajat celcius (ºC).
+Vcc
VoutGND
Gambar 7 Sensor suhu LM35.
G. Sensor Jarak GP2D12
Sensor inframerah adalah sensor yang bekerja berdasarkan
cahaya dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan objek
tertentu yang berada didepannya. Sensor inframerah ini
digunakan sebagai pirantimasukan pada mikrokontroller.
Gambar 2.19 Sharp GP2D12
III. PERANCANGAN
Perancangan alat pada tugas akhir ini meliputi
perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat
lunak.
A. Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras sistem pendeteksi suhu ini
terdiri dari mikrokontroler AVR ATmega8535, sensor suhu
LM35, sensor thermopile, sensor jarak. Secara umum
perancangan perangkat keras sistem ditunjukan pada gambar 8.
Penguat
Instrumentasi
USB
ADC 1
ADC 3
PORT C
PORT B
ADC 5
Rangkaian Sensor
Sistem
Mikrokontroler
ATmega8535objek
Sensor Suhu
MLX90247
LM35
Sensor Jarak GP2D12
ADC 0
Gambar 8 Rancangan perangkat keras.
Penjelasan dari masing-masing blok perancangan sistem
hipertermia pada Gambar 3.1 adalah sebagai berikut :
Rangkaian Sensor merupakan blok sistem pengkondisi
sinyal dari sensor suhu non kontak thermopile MLX90247
yang mengukur suhu permukan materi yang dipanaskan
pada sistem hipertermia. Penguat instrumentasi AD620
memberi penguatan dengan gain tinggi pada keluaran
thermopile.
Sensor GP2D12 berfungsi untuk mendeteksi jarak antara
objek dengan sensor thermopile.
Komputer berfungsi sebagai penampil dan penyimpan data
yang diterima dari mikrokontroller dengan program
Microsoft Visual C# 2008, sehingga akan menampilkan
temperatur.
Gambar 9 menunjukkan rancangan sistem mikrokontroller
ATmega8535 dan hubungannya dengan berbagai peralatan
I/O (Input/Output). Peralatan I/O yang digunakan yaitu;
thermopile MLX90247. Untuk melakukan fungsi-fungsinya
tersebut, maka dilakukan pengalokasian penggunaan port
yang ada pada mikrokontroler ATmega8535. PinA.0
merupakan pin masukan sensor jarak (sharp GP2D12). PinA.1
dan PinA.3 merupakan pin masukan sensor suhu ( thermopile
MLX90247), PinA.1 sebagai masukan sinyal Vir thermopile
MLX90247 yang telah dikuatkan rangkaian sensor sedangkan
PinA.3 sebagai masukan sinyal keluaran NTC termistor pada
sensor thermopile MLX90247.
4
Gambar 9 Rangkaian lengkap sensor dengan Mikrokontroler ATmega8535.
B. Perancangan Perangkat Lunak Pada Mikrokontroler
Pemrograman mikrokontroler Atmega8535 dapat
dilakukan dengan menggunakan bahasa assembly dan C.
Perancangan perangkat lunak Tugas Akhir ini digunakan
bahasa C dengan kompiler CodevisionAVR versi 2.03.9.
Pemilihan bahasa C dikarenakan kemudahan, kesederhanaan,
serta fleksibilitas pemrograman karena selain perintah-
perintah dalam bahasa C dapat pula disisipkan bahasa
assembly yang disebut dengan inline assembly.
Program monitoring untuk menampilkan respon sistem ke
komputer digunakan program Visual C#. Secara umum,
perancangan perangkat lunak pada mikrokontroler
Atmega8535 terdiri atas, perancangan Program Utama.
C. Program utama sensor
Diagram alir pemrograman pembacaan sensor
thermopile MLX90247 ditunjukkan pada Gambar 10.
Mulai
Read_adc(0);//ADC GP2D12
Read_adc(1);//ADC termopile
Read_adc(3);//ADC termistor
Fungsi rata-rata
dengan 50 sampling
If (jarak==X)
To=pers.garis interpolasi*(jarak-X)
Konversi ADC GP2D12 ke
tegangan (Vo)
Konversi ADC termopile ke
tegangan (Vir)
Konversi ADC termistor ke
suhu ambient (Ta)
Hitung Suhu objek (To)
Gambar 10 Diagram alir pembacaan sensor suhu thermopile MLX90247.
D. Kalibrasi Termistor
Untuk melakukan kalibrasi, diambil 26 pembacaan
tegangan dengan perangkat pada suhu LM 35 berkisar antara
25 sampai 50 ° C. Sensor yang digunakan sebagai
pembanding adalah mengunakan sensor LM 35, dimana
keluaran suhu dari sensor tersebut dihubungkan dengan
tegangan ADC dari termistor. Hasil yang peroleh dari kedua
sensor dapat dicari hubungan antara besaran tegangan dari
thermistor dengan suhu dari LM 35, yang akan dicari
persamaan linear dari kedua nilai tersebut.
Dari Tabel 1, diatas dapat dicari persamaan matematika
dengan menggunakan persamaan regresi linier, algoritma
regresi sebagai berikut:
1. Jumlah N yang di ketahui adalah 26
2. Nilai
3. Nilai
4. Nilai
5. Nilai
6. Nilai rata-rata LM35, sebagai berikut:
7. Nilai rata-rata ADC, sebagai berikut:
Sehingga dari algoritma diatas dicari nilai nilai m dan c
sebagai berikut:
(9)
(10)
— (11)
Sehingga persamaan kurva linier adalah:
(12)
Dari persamaan diatas menunjukkan nilai garis linier pada
kalibrasi antara ADC dengan suhu dari LM35.
E. Kalibrasi Thermopile
Sensor thermopile menghasilkan tegangan keluaran
sebanding dengan perbedaan suhu sumber panas (atau heat
sink) dan suhu casing-nya. Tegangan induksi adalah fungsi
kuadrat dari perbedaan suhu antara sambungan panas dan
dingin. Oleh karena itu, perlu untuk mengkalibrasi sensor
karena besarnya hubungan tergantung pada sensor yang
spesifik.
Sensor thermopile dikalibrasi pada suhu setiap 30°C
sampai 75°C pada jarak, dengan membandingan suhu objek
yang sesungguhnya dengan thermometer air raksa pada air
yang dipanaskan. Hasil dari keluaran yang dideteksi
thermopile dan thermometer air raksa digunakan untuk
menghitung persamaan regresi kuadrat-terkecil berdasarkan
titik-titik data untuk menentukan jarak dengan temperatur
untuk thermopile tersebut. Kami kemudian menggunakan
rumus regresi untuk memecahkan persamaan paling cocok
untuk suhu sebagai fungsi dari jarak. Hasilnya adalah fungsi
untuk menghitung perbedaan suhu sebagai fungsi persamaan
linier dari jarak.
C3CAP
2.5V
Serial Tx
5V
Thermopile
1
2
3
4
R2
57K
RE
SE
T
5VATmega8535
3
1213
2
16171819
1110
876
3635343332
37
1
45
9
1415
20 21
403938
31302928272625242322
PB2(AIN0)
XTAL2XTAL1
PB1(T1)
PD2(INT0)PD3(INT1)PD4(OC1B)PD5(OC1A)
GNDVCC
PB7[SCK)PB6[MISO)PB5(MOSI)
PA4(ADC4)PA5(ADC5)PA6(ADC6)PA7(ADC7)
AREF
PA3(ADC3)
PB0(T0)
PB3(AIN1)PB4(SS)
RESET
PD0(RXD)PD1(TXD)
PD6(ICP) PD7(OC2)
PA0(ADC0)PA1(ADC1)PA2(ADC2)
AGNDAVCC
PC7(TOSC2)PC6(TOSC1)
PC5PC4PC3PC2PC1PC0
-5V
10uF
0.2k
C1
2.5V
33nF
8MHz
3.3 v
GP2D12
1 3
2
OUT IN
GN
D
OPAMP
AD620
1234 5
678
1234 5
678
4.8V
C2
33nF
LM351 3
2
IN OUT
GN
D
Serial Rx
R1220K
10K
5
IV. PENGUJIAN DAN ANALISA
A. Pengujian termistor
Pengujian diawali dengan pengujian terhadap suhu yang
dideteksi oleh termistor. Sebelum pengujian termistor,
dilakukan kalibrasi terlebih dahulu dengan sensor LM35,
pemakaian sensor LM35, nilainya sudah dianggap akurat
sehingga dapat digunakan sebagai pembanding termistor dari
sensor thermopile.
Tabel 1 menunjukkan hubungan antara termistor
dengan sensor LM35, dimana nilai dari termistor
dibandingkan dengan sensor LM35. Dari hasil pengujian
dapat diketahui bahwa terdapat error dengan rata-rata sebesar
0.3°C. Tabel 1 Pengujian suhu termistor dengan sensor LM35
No Termistor(°C) Suhu LM35 (°C) Error (°C)
0 27.42 27.04 0.38
1 27.42 27.1 0.32
2 27.68 27.06 0.62
3 27.42 27.05 0.37
4 27.42 27.02 0.4
5 27.42 27.05 0.37
10 27.68 27.04 0.64
15 27.42 27.03 0.39
20 27.42 27.06 0.36
21 27.03 27.02 0.01
22 27.42 27.07 0.35
23 27.42 27.05 0.37
24 27.42 27.01 0.41
25 27.03 27.05 0.02
26 27.03 27.07 0.04
27 26.76 27.08 0.32
28 27.03 27.05 0.02
29 26.76 26.98 0.22
30 27.03 27.02 0.01
Σ Error 9.02
Error Rata-rata 0.3
B. Pengujian thermopile
Tabel 2 Data pengukuran pada jarak 10 cm sebanyak 5 kali pengukuran
No
Suhu termo-
meter (°C)
Pengukuran pada jarak 10 cm
Nilai ADC (10bit) thermopile
Data I
Data II
Data III
Data IV
Data V
Rata-rata ADC
1 30 13 29 38 50 39 33.8
2 31 16 35 44 58 45 39.6
3 32 25 41 53 66 62 49.4
4 33 33 51 61 78 69 58.4
5 34 40 59 66 84 75 64.8
6 39 72 90 100 115 107 96.8
7 44 101 123 133 150 126 126.6
8 49 137 160 165 190 169 164.2
9 54 174 199 205 229 204 202.2
10 59 222 244 245 277 243 246.2
15 64 264 289 293 331 282 291.8
20 73 354 386 350 378 361 365.8
21 74 378 391 384 386 378 383.4
22 75 386 395 395 397 386 391.8
Pengujian pembacaan sensor thermopile dilakukan untuk
mengetahui ketepatan pembacaan sensor terhadap objek
dengan mengukur objek yang sudah diketahui suhunya yaitu
35°C sampai 75°C.
Data pada Tabel 2, merupakan hasil pengukuran suhu
objek pada jarak 10 cm, pengukuran dilakukan sebanyak lima
kali, kemudian diambil rata-rata ADC dari jumlah pengukuran
untuk setiap kenaikan 1°C. Nilai rata-rata ADC yang didapat
akan akan dicari hubungan antara suhu termometer dengan
rata-rata ADC.
1) Pengujian I
Pengujian sistem secara keseluruhan dengan memanaskan
air didalam wadah terbuat dari gelas yang diletakkan
termometer untuk mengetahui suhu objek atau wadah, objek
dipanaskan dari suhu 35°C sampai 75°C
Tabel 3 Hasil pengukuran suhu pada jarak 10 cm.
No Suhu aktual thermometer (°C) Suhu terukur (°C) Error (°C)
1 35 37.1 2.1
2 40 41.7 1.7
3 45 45.9 0.9
4 50 50.8 0.8
5 55 54.8 0.2
6 60 60.1 0.1
7 65 65.9 0.9
8 70 71.2 1.2
9 75 76.5 1.5
Dari data Tabel diatas, didapat hasil pengukuran mendekati
suhu aktual dengan error suhu 1.04°C.
Gambar 11 Grafik hubungan antara suhu dengan adc
Pengukuran dilakukan pada jarak 11 cm. Dari data Tabel,
didapat hasil pengukuran mendekati suhu aktual dengan error
suhu 1.05°C
Tabel 4 Hasil pengukuran suhu pada jarak 11 cm.
No Suhu aktual thermometer
(°C) Suhu terukur (°C) Error (°C)
1 35 37.1 2.1
2 40 41.5 1.5
3 45 45.9 0.9
4 50 50.8 0.8
5 55 54.4 0.6
6 60 60.1 0.1
7 65 65.8 0.8
8 70 71.2 1.2
9 75 76.5 1.5
. Sehingga dari data diatas didapatkan sebuah grafik dari
suhu terukur pada posisi yang berbeda.
Gambar 12 Grafik hubungan antara suhu dengan adc
0
20
40
60
80
0 100 200 300 400
Suh
u (
°C)
ADC
01020304050607080
0 100 200 300 400
suh
u (
°C)
ADC
6
Pengukuran dilakukan pada jarak 12 cm, didapat hasil
pengukuran mendekati suhu aktual dengan error suhu 0.88°C.
Tabel 5 Pengukuran Suhu pada jarak 12 cm.
No
Suhu aktual thermometer
(°C) Suhu terukur (°C) Error (°C)
1 35 35.8 0.8
2 40 40.1 0.1
3 45 43.5 1.5
4 50 48.1 1.9
5 55 54.1 0.9
6 60 59.6 0.4
7 65 64.4 0.6
8 70 69.9 0.1
9 75 73.3 1.7
Sehingga didapatkan sebuah grafik dari suhu terukur.
Gambar 13 Grafik hubungan antara suhu dengan adc
2) Pengujain II
Pengujian ini dilakukan dengan cara yang sama dengan
pengujian I. Pengukuran dilakukan pada jarak 10 cm.
Tabel 6 Hasil Pengukuran suhu pada jarak 10 cm
No Suhu aktual thermometer (°C) Suhu terukur (°C) Error (°C)
1 35 35.1 0.1
2 40 40.1 0.1
3 45 45.3 0.3
4 50 50.6 0.6
5 55 55.7 0.7
6 60 60.8 0.8
7 65 66.5 1.5
8 70 71.8 1.8
9 75 76.9 1.9
Dari Tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa nilai dari
pengukuran dan suhu aktual hampir sama dengan selisih
sebesar 0.86°C.
Gambar 14 Grafik hubungan suhu aktual dengan suhu terukur
Pengukuran dilakukan pada jarak 11 cm, didapat selisih
sebesar 0.37°C.
Tabel 7 Hasil Pengukuran suhu pada jarak 11 cm
No Suhu aktual thermometer (°C) Suhu terukur (°C) Error (°C)
1 35 35.2 0.2
2 40 40.2 0.2
3 45 44.8 0.2
4 50 49.5 0.5
5 55 54.4 0.6
6 60 59.8 0.2
7 65 65.3 0.3
8 70 70.6 0.6
9 75 75.6 0.6
Sehingga didapatkan sebuah grafik dari suhu terukur.
Gambar 4.16 Grafik hubungan Suhu aktual dengan suhu terukur
Pengukuran dilakukan pada jarak 12 cm dengan selisih
sebesar 0.55°C.
Tabel 8 Hasil Pengukuran suhu pada jarak 12 cm
No Suhu aktual thermometer
(°C) Suhu terukur (°C) Error (°C)
1 35 33.8 1.2
2 40 39.3 0.7
3 45 44.2 0.8
4 50 49.4 0.6
5 55 54.4 0.6
6 60 59.8 0.2
7 65 65.3 0.3
8 70 70.5 0.5
9 75 75.1 0.1
Dari Tabel 4.20 diatas dapat dilihat bahwa nilai dari
pengukuran dan suhu aktual hampir sama dengan
Berdasarkan data diatas dapat dibuat grafik hubungan antara
suhu aktual dan nilai suhu terukurnya.
Gambar 4.17 Grafik hubungan suhu aktual dengan suhu terukur
01020304050607080
0 50 100 150 200 250 300 350
Suh
u (
°C)
ADC
0102030405060708090
0 10 20 30 40 50 60 70 80
suh
u A
ktu
al (
°C)
Suhu Terukur (°C)
01020304050607080
0 10 20 30 40 50 60 70 80Su
hu
Akt
ual
(°C
)
Suhu Terukur (°C)
01020304050607080
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Suh
u A
ktu
al (
°C)
Suhu Terukur (°C)
7
Pada saat pengujian bahwa jarak yang diharuskan antara
sensor dengan objek, pada jarak 10 cm dengan selisih
0.86°C, yang mendekati suhu aktualnya, begitu juga dengan
jarak 11 cm memenuhi karena selisih suhu terukur dengan
suhu objek, yaitu 0.37°C dan pada jarak 12 cm juga
memiliki selisih sebesar 0.55°C.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan analisis yang dilakukan pada
sistem pengendalian suhu, didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pada pengujian pengukuran suhu objek dengan sensor
thermopile, sangat dipengaruhi oleh posisi sensor dari
objek atau jarak.
2. Model yang didapatkan dari pengujian yaitu
jarak 10 cm adalah .
jarak 15 cm adalah
jarak 20 cm adalah
3. Fungsi persamaan interpolasi yang dihasilkan antara jarak
10 cm sampai 15 cm adalah
4. Fungsi persamaan interpolasi yang dihasilkan antara jarak
16 cm sampai 20 cm adalah
5. Selisih antara suhu aktual dengan suhu terukur pada jarak
10 cm adalah 0.86°C, pada jarak 11 cm adalah 0.37°C,
dan pada jarak 12°C adalah 0.55°C.
6. Termometer yang digunakan untuk pembanding adalah
termometer air raksa.
7. Termistor memiliki tingkat kesalahan rata-rata
pengukuran temperatur lingkungan yaitu sebesar 0.3°C
B. Saran
Pada pengembangan sistem lebih lanjut ada beberapa saran
yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Penggunaan sensor yang lebih baik dengan keluaran
digital untuk mendeteksi suhu secara non-kontak akan
memperbaiki ketelitian pembacaan suhu suatu benda.
2. Objek yang akan diukur sebaiknya memiliki suhu yang
konstan agar memudahkan untuk pengukuran.
3. Untuk mengetahui jarak dari 0 cm sampai jarak
maksimal, sebaiknya menggunakan sensor yang mampu
mengukur dari 0 cm sampai jarak maksimal.
4. Termometer pembanding yang digunakan sebaiknya
memiliki karakter yang lebih baik dari sensor.
5. Penggunaan media komunikasi non kabel akan lebih
efektif dan efisien karena akan lebih terpantau pada jarak
yang jauh.
6. Penggunaan sistem database akan mempermudah dalam
penyimpanan dan pemantauan data pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bejo, Agus, C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C
dalam Mikrokontroler ATmega8535, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2008.
[2] Choiron, M.A., Bab V. Curve Fitting, Jurusan Teknik
Mesin Universitas Brawijaya.
[3] Hartanto, Budi, Memahami Visual C#.net Secara
Mudah, Penerbit Andi, Yogyakarta. 2008.
[4] Heryanto, Mary dan Wisnu Adi, Pemrograman Bahasa
C untuk Mikrokontroler ATMEGA8535, Penerbit Andi,
Yogyakarta. 2008.
[5] Kurniawan, Dayat, Aplikasi Elektronika dengan Visual
C# 2008 Express Edition, Elex Media Komputindo,
2010.
[6] Wardhana, Lingga, Belajar Sendiri Mikrokontroler
AVR Seri ATMega8535 Simulasi, Hardware dan
Aplikasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006.
[7] ----------, Datasheet Mikrokontroler ATmega8535,
http://atmel.com/dyn/resource/prod_documents/doc250
2.pdf, diakses September 2011.
[8] ----------, Datasheet LM35,
http://alldatasheet/img/d/LM35z.pdf, diakses Agustus
2011.
[9] ----------, Datasheet AD620,
http://analog/img/d/AD620.pdf, diakses Juli 2011.
[10] ----------, Datasheet MLX90247,
http://www.datasheetarchive.com/MLX90247-
datasheet.html.pdf, diakses Oktober 2011
BIODATA MAHASISWA
Nangkok M.P. Lumban Tobing
(L2F 309 003)
Saat ini sedang melanjutkan studi pendidikan
strata I di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro Konsentrasi
Kontrol.
Mengetahui dan mengesahkan,
Dosen Pembimbing I
Iwan Setiawan, ST, MT
NIP.197309262000121001
Tanggal:____________
Dosen Pembimbing II
Sumardi, ST, MT
NIP.196811111994121001
Tanggal: ___________