pemisahan

37
I. Judul Percobaan : Pemisahan Campuran II. Hari/Tanggal Percobaan : Kamis/ 28 November 2013 III. Selesai Percobaan : Kamis/ 28 November 2013 IV. Tujuan Percobaan : 1. Memisahkan zat padat dari zat cair 2. Memisahkan zat padat dari zat padat V. Tinjauan Pustaka Metode pemisahan merupakan cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mngetahui keberadaan suatu zat dalam (analisis laboratorium). Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih memiliki sifat – sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dan air, terlihat ada batas diantara kedua cairan tersebut.

Upload: dita-issriza

Post on 20-Jun-2015

1.133 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

laporan kimia dasar

TRANSCRIPT

Page 1: Pemisahan

I. Judul Percobaan : Pemisahan Campuran

II. Hari/Tanggal Percobaan : Kamis/ 28 November 2013

III. Selesai Percobaan : Kamis/ 28 November 2013

IV. Tujuan Percobaan :

1. Memisahkan zat padat dari zat cair

2. Memisahkan zat padat dari zat padat

V. Tinjauan Pustaka

Metode pemisahan merupakan cara yang digunakan untuk memisahkan

atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai

susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium

maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat

murni dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk

mngetahui keberadaan suatu zat dalam (analisis laboratorium).

Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan

masih memiliki sifat – sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dan air,

terlihat ada batas diantara kedua cairan tersebut. Jika kita mencampur dengan

alkohol batas antara keduanya tidak terlihat. Minyak dan air membentuk

campuran heterogen.

a.  Campuran heterogen, yaitu campuran yang tidak serbasama, membentuk

dua fasa atau lebih, dan terdapat batas yang jelas di antara fasa-fasa tersebut.

b.  Campuran homogen adalah campuran yang serba sama di seluruh

bagiannya dan membentuk satu fasa.

Page 2: Pemisahan

Contoh campuran heterogen :

Campuran tepung beras dengan air

Campuran kapur dengan pasir

Campuran serbuk besi dengan karbon.

Contoh campuran homogen :

Campuran gula atau garam dapur dengan air

Air teh yang sudah disaring

Campuran gas di udara.

Campuran homogen biasa disebut larutan. Larutan adalah campuran

homogen antara zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent). Larutan dapat

berwujud padat, cair, dan gas.

1. Larutan berwujud padat. Larutan berwujud padat biasa ditemukan pada

paduan logam. Contohnya : Kuningan yang merupakan paduan seng dan

tembaga.

2. Larutan berwujud cair. Contohnya : Larutan gula dalam pelarut air.

3. Larutan dalam wujud gas. Contohnya : Udara yang terdiri atas bermacam-

macam gas, diantaranya adalah nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida.

DASAR PEMISAHAN CAMPURAN

Zat atau Materi dapat dipisahkan dari campurannya karena campuran

tersebut memiliki perbedaan sifat, itulah yang mendasari pemisahan campuran

atau dasar pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai

berikut :

Page 3: Pemisahan

1. Perbedaan Ukuran Partikel

Jika ukuran partikel suatu zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang

tidak diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode penyaringan

(metode filtrasi). Untuk keperluan ini kita harus menggunakan penyaring

dengan ukuran yang sesuai. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan

disebut hasil penyaringan dan zat pencampurnya akan terhalang dan

disebut residu / ampas.

2. Perbedaan Titik didih

Untuk memisahkan campuran zat yang memiliki perbedaan titik didih,

kita dapat melakukannya dengan metode destilasi. Zat yang memiliki titik didih

lebih tinggi akan lebih dulu menguap. Jika yang kita inginkan adalah zat yang

memiliki titik didih yang lebih tinggi, maka langkah selanjutnya kita

mengembunkan uap dari zat tersebut (pendinginan) dan mengalirkannya ke

wadah tertentu. Jika yang kita inginkan adalah zat yang memiliki titik didih

lebih rendah, maka kita cukup memanaskan campuran tersebut saja, sampai

suhu mencapai titik didih zat yang akan kita cari.

3. Perbedaan Kelarutan

Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya

suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau

sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar

(pelarut yang memiliki kutub), seperti air, dan pelarut nonpolar (disebut juga

pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform,

dan eter. Dengan hal menggunakan perbedaan kelarutan, kita dapat memisahkan

campuran dengan pelarut tertentu.

Page 4: Pemisahan

4. Perbedaan Pengendapan

Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam

larutan yang berbeda. Zat yang memiliki berat jenis lebih besar daripada

pelarutnya akan mudah mengendap. Bila dalam suatu campuran mengandung

satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda, kita dapat

melakukan pemisahan campuran tersebut dengan metode sedimentasi atau

sentrifugsi atau pemusingan. Jika dalam campuran terdapat lebih dari satu zat

yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi yang dikombinasi

dengan metode filtrasi.

5. Difusi (bergerak mengalir dan bercampur)

Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi

satu sama lain. Aliran ini dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang

diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan

menarik partikel zat hasil ke arah tertentu untuk memperoleh zat murni. Metode

pemisahan campuran dengan menggunakan bantuan listrik disebut

elektrodialisis. Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu

pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat

dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut

gel agarosa.

6. Adsorbsi (Penyerapan sampai permukaan)

Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh zat lain sehingga

menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini

diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.

Pada dasarnya campuran dapat dipisahkan. Metode pemisahan campuran

yang dapat dijadikan dasar pemisahan campuran bergantung pada sifat fisika

Page 5: Pemisahan

dari partikel-pertikel penyusun campuran tersebut. Sifat fisika yang dapat

dijadikan dasar pemisahan suatu campuran adalah ukuran partikel, titik didih

partikel, dan kelarutan.

Namun demikian, ada campuran yang tidak dapat dipisahkan secara

fisika. Biasanya campuran tersebut tergolong campuran homogen. Campuran

tersebut dapat dipisahkan secara kimia. Perbedaan pemisahan campuran secara

fisika dan kimia adalah sebagai berikut :

1.  Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan.

2.  Pemisahan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat

lain sehingga terbentuk bagian yang dapat dipisahkan.

METODE PEMISAHAN CAMPURAN :

Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan

menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode

pemisahan kompleks.

Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu

tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang

relatif sederhana.

Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja,

diantaranya penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat, dan

reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan

dua atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan bijih dari

pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks.

Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatikan

untuk menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan

menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil.

Page 6: Pemisahan

1. Filtrasi / Penyaringan

Filtrasi adalah metode pemisahan zat yang memiliki ukuran partikel

yang berbeda dengan menggunakan alat berpori (penyaring/filter). Penyaring

akan menahan zat yang ukuran partikelnya lebih besar dari pori saringan dan

meneruskan pelarut. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang

tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas).

Metode penyaringan dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah

pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium,

menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi,

dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di

laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring buchner.

Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat

dilengkapi dengan alat penghisap.

2. Dekantasi

Dekantasi adalah pemisahan komponen-komponen dalam campuran

dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk

memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang

tidak saling campur (suspensi). Contoh : pemisahan campuran air dan pasir

3. Penguapan atau Evaporasi

Penguapan atau Evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam

keadaan cair (contohnya air) dengan sponton menjadi gas (contohnya uap air).

Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umunya penguapan dapat dilihat

dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan

volume signifikan. Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian

Page 7: Pemisahan

dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang

konnsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada Evaporasi biasanya

hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya

tidak, diadakan usaha untuk memisahkan komponen-komponennya. Dalam

evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang dipentingkan, sedangkan

uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.

4. Sublimasi

Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan

zat padat tanpa melalui fase cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak

menyublim akan tertinggal. Bahan – bahan yang menggunakan metode ini

adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod.

5. Kristalisasi

Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat

yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan

dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu

kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan. Contoh proses kristalisasi

dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-

mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar

matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam

dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk

mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan

kembali). Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu

dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan

penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh,

Page 8: Pemisahan

dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga

diperoleh gula putih atau gula pasir.

6. Distilasi

Distilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan

yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang

mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang

berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau

cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.

Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan

pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang

diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor).

proses pendinginan terjadi karena air dialirkan ke dalam dinding (bagian luar

kondensor), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair

Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini

disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Contoh destilasi adalah

proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan

memurnikan air minum.

Page 9: Pemisahan

7. Ekstraksi

Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan

campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah

kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.

8. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu

bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat

sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode

ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme,

memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.

9. Kromatografi

Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan

perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini

adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan

volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi sederhana adalah

kromatografi kertas untuk memisahkan tinta.  Pada proses pemisahan suatu

campuran ada yang memerlukan metode pemisahan, ada pula yang dikombinasi

lebih dari saru jenis metode.

Page 10: Pemisahan

1 sendok pasir + air

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiaduk

Campuran

- Didiamkan

Larutan Endapan pasir

VI. Cara Kerja

1. Percobaan 1

Page 11: Pemisahan

2. Percobaan 2

Bubuk kapur tulis + air

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiaduk

Campuran

Larutan Endapan kapru

tulia

- Disaring

Endapan kapur tulis

Page 12: Pemisahan

Garam dapur + air

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiadukLarutan

- DisaringFiltrat

Diletakkan pada cawan penguapaanDiuapkan

Kristal garam

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiadukDiletakkan pada cawan penguapan Dipanaskan Didinginkan

1 gram CuSO4 . 5H2O + 10 mL air

Larutan

Kristal garam CuSO4

3. Percobaan 3

4. Percobaan 4

Page 13: Pemisahan

1 gram kapur barus + pasir

Kristal kapur barus

Diletakkan pada cawan penguapan dan diuapkan Ditutup dengan kaca arloji yang ditetesi airDidinginkan

5. Percobaan 5

6. Percobaan 6

1 sendok pasir

1 sendok garam dapur

H2O

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiaduk

Larutan Diletakkan cawan penguapan Dipanaskan Disaring Filtrat Residu

Dicuci dengan 5 mL H2ODisaring

Air cucian

- Dipanaskan Larutan

Hasil - Diuapkan

Page 14: Pemisahan

1 gram NaCL + 100 mL air

Dicampur Dimasukkan beberapa butir batu didih dalam labu destilasiDijalankan air melalui kondensorDipanaskan labu destilasi hingga mendidih Diamati kenaikan temperatur Destilasi dihentikan saat temperatur konstan

10 mL destilasi

10 mL destilasi

Dibandingkan dengan larutan mula-mula dengan menambahkan AgNO3 0,1MDiamati perbedaannya

Destilat + AgNO3 0,1 M

Larutan NaCL + AgNO3 0,1 M

7. Percobaan 7

Page 15: Pemisahan

VIII. Analisis Data/ Perhitungan/ Persamaan Reaksi yang Terlibat

Pada percobaan pertama yaitu dengan mencampurkan air dengan pasir

ke dalam gelas kimia kemudian di aduk dan ditunggu beberapa saat sampai

pasir mengendap. Setelah itu larutan bagian atas ke dalam gelas kimia yang

kosong sehingga didapat filtrat berupa air yang berwarna coklat (keruh) dan

residu berupa pasir. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis

bahwa metode yang digunakan untuk memisahkan antara air dan pasir adalah

dekantasi.

Pada percobaan yang kedua yaitu dengan memasukkan bubuk kapur tulis

yang sudah dihaluskan ke dalam gelas kimia yang berisi air dan diaduk sampai

rata dan berubah warna menjadi putih keruh. Air yang telah tercampur tersebut

disaring menggunakan corong dan kertas saring, sehingga diperoleh filtrat

berupa air yang jernih dan residu berupa kapur tulis yang tertinggal pada kertas

saring. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa

metode yang digunakan untuk memisahkan antara bubuk kapur tulis dengan air

adalah filtrasi.

Pada percobaan yang ketiga yaitu dengan mencampurkan garam dapur

ke dalam gelas kimia yang berisi air kemudian diaduk sampai rata hingga air

dan garam menjadi larut setelah itu disaring menggunakan corong dan kertas

saring, larutan tetap homogen. Lalu larutan yang sudah disaring diuapkan ke

dalam cawan penguap hingga air habis dan hanya tersisa garam. Dari hasil

percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa metode yang digunakan

untuk memisahkan antara garam dapur dengan air adalah kristalisasi.

Pada percobaan keempat yaitu dengan mencampurkan 1 gram garam

CuS O4 .5 H 2O yang dilarutkan pada 10 ml air kemudian diuapkan dengan

Page 16: Pemisahan

cawan penguap sampai volumenya hampir habis kemudian didinginkan

sehingga terbetuk kristal. Sehingga, proses pemisahan campuran ini termasuk

jenis penguapan.

Pada percobaan kelima yaitu mencampurkan 1 sendok pasir dan 1

sendok garam dapur kedalam gelas kimia yang berisi air kemudian dipanaskan

setelah itu dilakukan proses penyaringan dengan corong dan kertas saring. Zat

padat yang tertinggal pada kertas saring dicuci dengan air kurang lebih 5 ml

sebanyak 2 sampai 3 kali. Air hasil penyaringan dan air cucian di jadikan satu

kemudian diuapkan pada cawan penguap sampai air hampir habis kemudian

didinginkan dan dibiarkan menguap sendiri. Percobaan kelima ini melibatkan 2

proses pemisahan, yaitu kristalisasi bertingkat.

Pada percobaan keenam yaitu dengan mencampurkan 1 gram kapur

barus yang diberi pengotor kedalam cawan penguapan kemudian ditutup dengan

kaca arloji yang diberi air lalu dipanaskan sampai terdapat kristal berwana putih

yang menempel di bagian cekung kaca arloji yang menutupi gelas kimia. Proses

pemisahan ini termasuk jenis sublimasi.

Pada percobaan ketujuh yaitu dengan melarutkan garam dapur dengan

air. Larutan air dipanaskan kemudian uap airnya melewati kondensor hingga

didapati hasilnya, yaitu distilat berupa air murni. Proses pemisahan ini

dinamakan destilasi.

IX. Pembahasan

Percobaan pertama, yaitu pemisahan air dengan pasir. Pasir termasuk zat

padat yang tidak dapat larut dalam air, sehingga pemisahan air dengan pasir

dapat dilakukan dengan metode dekantasi, yaitu dengan mengendapkan pasir

Page 17: Pemisahan

yang tercampur dalam air. Semakin lama waktu yang digunakan untuk

mengendapkan pasir maka semakin jernih pula hasil yang diperoleh.

Percobaan kedua, yaitu pemisahan bubuk kapur tulis dengan air. Pada

proses pemisahan ini menggunakan metode filtrasi yaitu pemisahan zat padat

pada suatu larutan berdasakan ukuran partikel yang berbeda dengan

menggunakan kertas saring. Bubuk kapur tulis akan tersaring di atas kertas

saring karena partikel kapur tulis tidak dapat menembus pori-pori kertas saring,

sedangkan air dapat melewati kertas saring karena partikel air lebih kecil dari

pada pori-pori kertas saring.

Pada percobaan ketiga, dilakukan proses kristalisasi, yaitu proses

pemisahan yang dilakukan dengan memisahkan zat padat berbentuk kristal

berupa garam dapur dari air. Dari percobaan yang ketiga dihasilkan kristal

garam dengan warna yang lebih putih daripada warna garam yang sebelum

diuapkan. Hal ini terjadi karena proses penguapan pada air dan molekul-

molekul garam akan menggumpal sehingga akan terbentuk kristal-kristal garam

yang lebih murni. Hal ini terjadi karena pada proses penguapan air yang akan

menguap, dan molekul-molekul garam akan menggumpal sehingga akan

terbentuk kristal-kristal garam yang lebih murni, karena komponen larutan

lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.

Percobaan keempat, yaitu proses pemisahan garam CuS O4 .5 H 2O yang

berwana biru dengan 10 ml air dan menghasilkan kristal CuS O4 berwarna biru

kehijauan. Hal itu dikarenakan sewaktu proses penguapan kandungan air dalam

CuS O4 tidak semuanya menguap sehingga kristal CuS O4 masih berwarna biru

kehijauan.

Page 18: Pemisahan

Percobaan kelima, yaitu pemisahan campuran pada garam dapur, pasir

dan air. Proses pemisahan ini disebut kristalisasi bertingkat. Proses pertama

diawali dengan pemanasan larutan garam, pasir, dan air. Proses ini bertujuan

agar garam dan air menjadi semakin homogen. Selanjutnya dilakukan proses

penyaringan dengan menggunakan corong dan kertas saring sehingga pasir

terpisah dan diperoleh larutan garam. Kemudian residu yang terdapat pada

kertas saring ditambahi air yang kemudian di campur dengan larutan garam

hasil penyaringan. Proses selanjutnya yakni larutan garam dipanaskan hingga air

habis, dan hanya tersisa kristal garam yang berwarna putih.

Percobaan keenam, yaitu proses pemisahan antara kapur barus dengan

pengotornya, yaitu berupa pasir. Proses ini disebut sebagai proses sublimasi

yaitu pemisahan zat murni yang didasarkan pada perbedaan titik sublim yakni

pemisahan komponen yang dapat menyublim dari campuran yang tidak dapat

menyublim. Yang dihasilkan pada proses penyubliman tersebut adalah kristal

kapur barus yang tak berwarna. Hal ini terjadi karena pada proses sublimasi

kapur barus menguap akibat pengaruh dari pemanasan, kemudian uap-uap

tersebut mengkristal dan menempel pada bagian cekung kaca arloji yang

digunakan sebagai penutup gelas kimia sebagai akibat dari air yang diletakkan

pada bagian atas kaca arloji.

Pada percobaan ketujuh, yaitu pemisahan air dengan garam didalam

larutan garam. Proses ini disebut sebagai proses destilasi yaitu proses pemisahan

bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang

diinginkan. Suhu untuk mencapai titik uap air dari percobaan sebesar 96℃ .

Pelarut bahan yang diinginkan dalam hal ini adalah air dari larutan garam akan

menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang

Page 19: Pemisahan

mencair ditampung dalam wadah. Setelah mendapatkan hasil dari destilat,

kemudian dibandingkan dengan larutan garam dapur dengan masing-masing

ditetesi Ag NO3 sebanyak 6 tetes hingga terjadi perubahan warna. Warna yang

diperoleh dari larutan NaCl berupa warna keruh. Sedangkan warna yang

diperoleh dari destilat berupa warna bening. Hal ini karena destilat merupakan

air murni yang tidak akan terjadi perubahan warna bila ditetesi Ag NO3,

sedangkan Ag NO3 adalah indikator penanda adanya garam dalam larutan. Guna

pendingin adalah untuk membantu proses terjadinya kondensasi (pengembunan)

uap air yang terpisahkan dari larutan garam. Campuran air dan garam bisa

dipisahkan dengan distilasi karena antara air dan garam terdapat perbedaan titik

didih. Titik didih garam sangat tinggi yaitu 1465℃ sedangkan titik didik air

100℃ pada tekanan 1 atm. Titik didih garam lebih tinggi daripada air, sehingga

air akan menguap lebih dahulu. Pada percobaan ini, hasil destilat setelah ditetesi

Ag NO3 berwarna keruh dan ini dikategorikan destilasi gagal penyebabnya suhu

larutan garam yang dipanaskan tidak merata dengan baik pada permukaan labu

destilasi.

X. Kesimpulan

Dari percobaan-percobaan yang telah kami lakukan kita dapat memisahkan

zat padat dari zat padat, dan zat-zat padat dari zat cair baik yang larut dalam air

maupun yang tidak dapat larut dalam air dengan cara :

1) Dekantasi

2) Filtrasi

3) Kristalisasi

4) Penguapan

Page 20: Pemisahan

5) Kristalisasi bertingkat

6) Sublimasi

7) Destilasi

Setiap zat memiliki ciri-ciri tertentu dalam hal pemisahan tergantung

pada wujud zat dan proses pembentukannya. Untuk mendapatkan hasil

campuran yang baik antara pelarut dan zat terlarutnya sebaiknya kita melihat

struktur penyusunnya.

XI. Jawaban Pertanyaan

Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran

distilat?

Gerakan air dari bawah ke atas dengan bantuan tekanan dari air masuk lebih

banyak dari air keluar. Dengan gerak yang berlawanan dengan aliran distilat,

maka air sebagai pendingin dapat lebih efektif karena penyerapan kalor dari uap

air lebih besar sehingga proses kondensasi lebih mudah

Mengapa larutan garam pada percobaan ketiga terlebih dahulu disaring

sebelum diuapkan?

Agar pengotor didalam larutan garam tersaring sempurna sehingga yang

dikristalkan berupa kristal garam sepenuhnya

Apa fungsi pencucian residu pada percobaan kelima?

Didalam residu masih ada kandungan garam dalam larutan, karena ukuran pasir

lebih besar dibandingkan dengan pori-pori kertas saring maka garam dapat lolos

dari kertas saring

Page 21: Pemisahan

Mengetahui,

Dosen/Asisten Pembimbing

(……………………………….……)

Praktikan,

(……………………………….……)

XII. Daftar Pustaka

Tim Kimia Dasar. 2013. Petunjuk Pratikum KIMIA DASAR 1. Surabaya:

Unipress.

http://www.pemisahancampuran/forum-kimia-pemisahan-campuran.html (19

Oktober 2012)

http://www.pemisahancampuran/

PROSESPEMBUATANGARAMDAPURMengetahuiProsesPembuatanG

aramDapu r .html (19 Oktober 2012)

http://www.pemisahancampuran/pemisahan-campuran.html (19 Oktober 2012)

Surabaya,.……..……………….

Page 22: Pemisahan

LAMPIRAN

Percobaan pertama, pemisahan dekantasi larutan pasir. Dari kiri ke kanan :

pasir, larutan pasir yang sudah dilarutkan dan dicampurkan, hasil dekantasi

Percobaan kedua,

filtrasi larutan kapur tulis. Dari kiri ke kanan : Larutan kapur sebelum difiltrasi, proses

filtrasi, hasil filtrasi larutan kapur, residu

Page 23: Pemisahan

Percobaan ketiga, hasil kristalisasi larutan garam dapur

Percobaan keempat penguapan garam CuSO4. 5H2O. Dari kiri ke kanan : larutan garam CuSO4. 5H2O, hasil kristalisasi

Page 24: Pemisahan

Percobaan kelima, hasil dari kristalisasi bertingkat

Percobaan keenam, Sublimasi kapur barus. Dari kiri kemudian atas terus kebawah :

proses sublimasi, tampak pada kaca arloji telah dipenuhi kristal, bentuk kristal dari

proses sublimasi

Page 25: Pemisahan

Percobaan ketujuh, destilasi larutan garam

dapur. Dari kiri ke kanan : susunan alat destilasi, termometer menunjukkan suhu titik

uap, perbandingan hasil destilat dengan larutan NaCl yang masing-masing sudah

ditetesi Ag NO3