pemilu

23
1 A. Definisi Pemilu Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa.Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi massa, lobby dan lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakai oleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik. Dalam Pemilu, para pemilih disebut juga konstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara. Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu ditentukan oleh aturan main atau Pemilu di Indonesia Sejak proklamasi kemerdekaan hingga tahun 2004 di Indonesia telah dilaksanakan pemilihan umum sebanyak sepuluh kali, yaitu dimulai tahun 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009. Jumlah kontestan partai partai politik dalam pemilihan disetiap tahunya tidak selalu sama, kecuali pada pemilu tahun 1977 sampai 1997. Pemilu pada tahun 1955 dilangsungkan pada dua tahap sebagai berikut. Pertama, pemilu diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR. Kedua, pemilu diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota konstituante. Pemilihan umum anggota DPR, DPD dan DPRD Indonesia 2014 diselenggarakan pada 9 April 2014 secara serentak di Indonesia. Ini akan menjadi pemilihan umum

Upload: mya-miranda

Post on 20-Jun-2015

176 views

Category:

Education


7 download

DESCRIPTION

Ringkasan seputar Pemilu di Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Pemilu

1

A. Definisi PemiluPemilihan Umum (Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-

jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa.Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi massa, lobby dan lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakai oleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik.

Dalam Pemilu, para pemilih disebut juga konstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara. Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih.

Pemilu di Indonesia

Sejak proklamasi kemerdekaan hingga tahun 2004 di Indonesia telah dilaksanakan pemilihan umum sebanyak sepuluh kali, yaitu dimulai tahun 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009. Jumlah kontestan partai partai politik dalam pemilihan disetiap tahunya tidak selalu sama, kecuali pada pemilu tahun 1977 sampai 1997.

Pemilu pada tahun 1955 dilangsungkan pada dua tahap sebagai berikut. Pertama, pemilu diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR. Kedua, pemilu diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota konstituante.

Pemilihan umum anggota DPR, DPD dan DPRD Indonesia 2014 diselenggarakan pada 9 April 2014  secara serentak di Indonesia. Ini akan menjadi pemilihan umum anggota DPR, DPD, danDPRD langsung ketiga di Indonesia. Pemilihan ini dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014 serentak di seluruh Indonesia. Namun untuk pemilih di luar negeri, hari pemilihan ditetapkan oleh penitia pemilihan setempat antara tanggal 5 atau 6 April 2014 di masing-masing negara domisili pemilih. Pemilihan di luar negeri hanya terbatas untuk anggota DPR di daerah pemilihan DKI Jakarta II, tidak ada pemilihan anggota perwakilan daerah untuk ini

Page 2: Pemilu

2

B. Asas-asas dalam Pemilua) Langsung berarti rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan

suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara.b) Umum berarti pada dasarnya semua warganegara yang memenuhi persyaratan minimal

dalam usia , yaitu sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah/pernah kawin berhak ikut memilih dalam pemilihan umum. Warganegara yang sudah berumu 21 (dua puluh satu) tahun berhak dipilih. Jadi, pemilihan yang bersifat umum mengandung makna menjamin kesempatan yang berlaku menyeluruh bagi semua warga negara yang telah memenuhi persyaratan tertentu tanpa diskriminasi (pengecualian) berdasar acuan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, dan status sosial.

c) Bebas berarti setiap warganegara yang berhak memilih bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapapun. Di dalam melaksanakan haknya, setiap warganegara dijamin keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai dengan kehendak hati nurani dan kepentingannya.

d) Rahasia berarti dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pemilihnya tidak akan diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun. Pemilih memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada suaranya diberikan. Asas rahasia ini tidak berlaku lagi bagi pemilih yang telah keluar dari tempat pemungutan suara dan secara sukarela bersedia mengungkapkan pilihannya kepada pihak manapun.

e) Jujur berarti dalam menyelenggarakan pemilihan umum; penyelenggaraan/ pelaksana, pemerintah dan partai politik peserta Pemilu, pengawas dan pemantau Pemilu, termasuk pemilih, serta semua pihak yang terlibat secara tidak langsung, harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

f) Adil berarti dalam menyelenggarakan pemilu, setiap pemilih dan partai politik peserta Pemilu mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun.

C. Sistem Pemilihan UmumBerdasarkan daftar peserta partai politik1. Sistem Terbuka, yaitu pemilih mencoblos/mencontreng nama dan foto peserta partai

politik.2. Sistem Tertutup, yaitu pemilih mencoblos/mencontreng nama partai politik tertentu.

Kedua sistem memiliki persamaan yaitu pemilih memilih nama tokoh yang sama di mana tokoh-tokoh tersbut bisa bermasalah di depan publik.

Berdasarkan perhitunganSistem pemilihan umum terbagi 3 jenis yaitu1. Sistem Distrik (plurality system), yaitu perhitungan sederhana yaitu calon peserta politik

mengumpulkan dalam jumlah suara terbanyak. Jenis sistemnya:1) Mayoritas multak (First Past The Post/FPTP)

Page 3: Pemilu

3

2) Suara alternatif (Alternative Vote/AV)3) Suara blok (Block Vote/BV)4) Sistem putaran dua (Two Round System/TRS)

2. Sistem Semi Proporsional (semi proportional system), yaitu perhitungan sistem distrik yang menjembatani proporsional. Jenis sistemnya:1) Suara non dipindahtangankan tunggal (Single Non Transferable Vote/SNTV)2) Sistem paralel (Parallel system)3) Suara terbatas (Limited vote)4) Suara kumulatif (Cumulative vote)

3. Sistem Proporsional (proportional system), yaitu perhitungan rumit yaitu calon peserta politik mengumpulkan dengan menggunakan bilangan pembagi pemilih. Jenis sistemnya:1) Suara dipindahtangankan tunggal (Single Transferable Vote/STV)2) Perwakilan proporsional (Proportional Representative/PR)3) Daftar partai (Party-list)

a) Daftar terbuka (Open-list)b) Daftar tertutup (Close-list)c) Daftar lokal (Local-list)

4) Anggota proporsional campuran (Mixed Member Proportional/MMP)

Perbedaan Sistem Distrik dan Sistem Proporsional

Keterangan Distrik Proporsional

Peranan politik Lemah Kuat

Distribusi Tinggi Rendah

Kedekatan dengan calon pemilih

Tinggi Rendah

Akuntabilitas Tinggi Rendah

Politik uang Tinggi Rendah

Kualitas parlemen Sama dengan SD Sama dengan SP

Calon parlemen Harus daerah Tidak harus daerah

Daerah basis pemilihan Ya Tidak

Jumlah wakil tiap daerah Hanya satu Dua atau lebih

Partai kecil Rugi Untung

Keloyalan wakil rakyatDesentralisasi (loyal pada konstituensi)

Sentralisasi (loyal pada pusat)

Batas ambang parlemen Tidak Tergantung

Calon independen Tidak Ya

Page 4: Pemilu

4

Ukuran daerah pemilihan Sedikit Banyak

Jumlah daerah pemilihan Banyak Sedikit

Membentuk koalisi Tidak Ya

D. Beberapa Partai yang berpartisipasi dalam Pemilu Legislatif 2014-20191. Partai NasDem

Partai Nasional Demokrat atau Partai

NasDem adalah sebuah partai

politik di Indonesia yang baru diresmikan di Hotel

Mercure Ancol, Jakarta Utara pada tanggal 26

Juli 2011. Partai ini didukung oleh Surya Paloh yang

merupakan pendiri organisasi bernama sama

yaitu Nasional Demokrat. Hal ini terlihat dari bisnis

media yang dipimpinnya, Metro TV, yang selalu

memberikan berita terbaru seputar aktivitas Partai

NasDem. Meskipun demikian, ormas tersebut

mengatakan bahwa partai tersebut tidak memiliki

kaitan apapun dengan partai ini.

Pada Januari 2013,KPU menetapkan 10 partai politik yang lolos tahapan

verifikasi administrasi dan faktual, dan menjadikan Partai NasDem sebagai satu-satunya

partai baru yang lolos sebagai peserta Pemilu 2014. Pada bulan yang sama, partai ini

diramaikan oleh isu terjadinya konflik di tataran para elit partai. Ketua Majelis Tinggi

Partai Nasional Demokrat, Surya Paloh, kabarnya akan dicalonkan sebagai Ketua Umum

Partai NasDem pada Kongres Partai NasDem yang akan diadakan pada 25 Januari 2013

di Jakarta. Pada bulan tersebut juga terjadi aksi pemecatan terhadap Sekjen DPW DKI

Garda Pemuda Nasdem, Saiful Haq, sekaligus pembekuan kepengurusan DPW

tersebut. Pada kongres perdana partai ini, yang diadakan pada Januari 2013, seluruh

peserta kongres Partai NasDem yang berasal dari seluruh Indonesia secara aklamasi

sepakat mengangkat Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai NasDem yang baru,

menggantikan Patrice Rio Capella.

Page 5: Pemilu

5

2. Partai Kebangkitan Bangsa

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), adalah sebuah partai politik Berideologi Konservstisme di Indonesia. Partai ini didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Juli 1998 (29 Rabi'ul Awal 1419 Hijriyah) yang dideklarasikan oleh para kiai-kiaiNahdlatul Ulama, seperti Munasir Ali, Ilyas Ruchiyat, Abdurrahman Wahid, A. Mustofa Bisri, dan A. Muhith Muzadi).

Kisah pendirian PKB dimulai pada 11 Mei 1998. Ketika para kyai sesepuh di Langitan mengadakan pertemuan. Mereka

membicarakan situasi terakhir yang menuntut perlu diadakan perubahan untuk menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran. Saat itu para kyai membuat surat resmi kepada Pak Harto yang isinya meminta agar beliau turun atau lengser dari jabatan presiden. Pertemuan itu mengutus Kyai Muchid Muzadi dari Jember dan Gus Yusuf Muhammadmenghadap Pak Harto untuk menyampaikan surat itu. Mereka berangkat ke Jakarta, meminta waktu tetapi belum dapat jadwal. Sehingga sebelum surat itu diterima, Pak Harto sudah mengundurkan diri terlebih dahulu tanggal 23 Mei 1998.

Pada tanggal 30 Mei 1998, diadakan istighosah akbar di Jawa Timur. Lalu semua kyai berkumpul di kantor PWNU Jatim. Para kyai itu mendesak KH Cholil Bisri supaya menggagas dan membidani pendirian partai bagi wadah aspirasi politik NU. Ia menolaknya karena tidak mau terlalu berkecimpung jauh dalam dunia politik dan merasa lebih baik di dunia pesantren saja. Akan tetapi para kyai terus mendorongnya karena dinilai lebih berpengalaman dalam hal politik. Pada saat itu Gus Dur belum ikut dalam pertemuan ini.

Hari itu diputuskan nama partai. Usulan nama adalah Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Kebangitan Ummat dan Partai Nahdlatul Ummat. Akhirnya hasil musyawarah memilih nama PKB (Partai Kebangkitan Bangsa). Lalu ditentukan siapa-siapa yang menjadi deklarator partai. Disepakati 72 deklarator, sesuai dengan usia NU ketika itu. Jumlah itu terdiri dari Tim Lajenah (11), Tim Asistensi Lajenah (14), Tim NU (5), Tim Asistensi NU (7), Perwakilan Wilayah (27 x 2), Ketua–ketua Event Organisasi NU, tokoh-tokoh Pesantren dan tokoh-tokoh masyarakat. Semua deklarator membubuhkan tandatangan dilengkapi naskah deklarasi. Lalu diserahkan ke PBNU untuk mencari pemimpin partai ini.

Ketika masuk ke PBNU, dinyatakan bahwa yang menjadi deklaratornya 5 orang saja, bukan 72 orang. Kelima orang itu yakni KH Munasir Allahilham, KH Ilyas RuchyatTasikmalaya, KH Muchid Muzadi Jember dan KH. A. Mustofa Bisri Rembang dan ditambah KH Abddurahman Wahid sebagai ketua umum PBNU. Nama 72 deklarator dari Tim Lajnah itu dihapus oleh semua oleh PBNU.

Page 6: Pemilu

6

Partai ini pertama mengikuti pemilu pada tahun 1999 dan pada tahun 2004 mengikutinya lagi. Partai yang berbasis kaum NU ini sempat mengajukan Gus Dur sebagaipresiden yang menjabat dari tahun 1999 sampai pertengahan 2001. Pada tahun 2004, partai ini memperoleh hasil suara 10,57% (11.989.564) dan mendapatkan kursi sebanyak 52 di DPR. Partai Kebangkitan Bangsa mendapat 27 kursi (4,82%) di DPR hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2009, setelah mendapat sebanyak 5.146.122 suara (4,9%). Ini berarti penurunan besar (50% kursi) dari hasil perolehan pada tahun 2004.

3. Partai Keadilan SejahteraPartai Keadilan Sejahtera (bahasa

Inggris: Prosperous Justice Party, PKS), sebelumnya bernama Partai Keadilan (PK), adalah sebuah partai politik berbasis Islam di Indonesia.

Asal-usul PKS dapat ditelusuri dari gerakan dakwah kampus yang menyebar di universitas-universitas Indonesia pada 1980-an. Gerakan ini dapat dikatakan dipelopori oleh Muhammad Natsir, mantan Perdana Menteri Indonesia dari Masyumi (dibubarkan pada 1960) yang mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia(DDII) pada 1967. Lembaga ini awalnya fokus kepada usaha mencegah

kegiatan misionari Kristen di Indonesia. Peran DDII yang paling krusial adalah kelahiranLembaga Mujahid Dakwah yang berafiliasi dengan DDII, dipimpin Imaduddin Abdulrahim yang aktif melakukan pelatihan keagamaan di Masjid Salman, Institut Teknologi Bandung.

Pada 1985, rezim Orde Baru mewajibkan seluruh organisasi massa menjadikan Pancasila sebagai asasnya. Ini membuat sejumlah tokoh Islamis berang dan menyebut rezim Soeharto telah memperlakukan politik Islam sebagai kutjing kurap. Pada saat yang sama, Jamaah Tarbiyah meraih momentumnya di kalangan mahasiswa kader Rohis dan aktivis dakwah di kampus-kampus. Pada tahun 1993, Mustafa Kamal, seorang kader Jamaah Tarbiyah, memenangi pemilihan mahasiswa untuk Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, kader Jamaah pertama yang memegang kekuasaan di level universitas. Setahun kemudian, Zulkieflimansyah, juga kader Jamaah Tarbiyah, menjadi Ketua Senat Mahasiswa di universitas yang sama.

Para anggota Jamaah Tarbiyah kemudian mendirikan Lembaga Dakwah Kampus, yang kemudian menjadi unit-unit kegiatan mahasiswa yang resmi di berbagai kampus sekuler di Indonesia, seperti di Universitas Indonesia, terutama oleh para aktivis Forum Studi Islam.

Page 7: Pemilu

7

Saat itu, kata usrah yang sering dipakai untuk menyebut kelompok-kelompok kecil pengajian di LDK mulai diasosiasikan dengan kelompok Islam radikal seperti Darul Islam, yang menggunakan sistem sel ala Ikhwanul Muslimin untuk merekrut kader.

Meskipun adanya berbagai faksi dan kubu di dalam tubuh LDK, semuanya sepakat membentuk Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) pada 1986. Pertemuan tahunan ke-10 FSLDK di Malang pada 1998 dimanfaatkan untuk deklarasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).

Ribuan kader PKS menyambut presiden Anis Matta di Pekanbaru, 15 Juni 2013.

KAMMI muncul sebagai salah satu organisasi yang paling vokal menyuarakan tuntutan reformasi melawan Soeharto, dipimpin oleh Fahri Hamzah. Sejurus setelah mundurnya Soeharto pada 21 Mei 1998, para tokoh KAMMI telah mempertimbangkan berdirinya sebuah partai Islam. Partai tersebut kemudian diberi nama Partai Keadilan (disingkat PK). Kendati tokoh elit KAMMI memiliki kontribusi dalam pembentukan PK, KAMMI dan PK secara tegas menyatakan bahwa tidak memiliki hubungan formal.

Partai Keadilan dideklarasikan di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, pada 20 Juli 1998, dan mengangkatNurmahmudi Isma'il sebagai presiden pertamanya. Di pemilihan umum legislatif Indonesia 1999, PK mendapat 1,436,565 suara, sekitar 1,36% dari total perolehan suara nasional dan mendapat tujuh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat. Meskipun demikian, PK gagal memenuhi ambang batas parlemen sebesar dua persen, sehingga memaksa partai ini melakukan stembus accord dengan delapan partai politik berbasis Islam lainnya pada Mei 1999.

Nurmahmudi kemudian, ditawarkan jabatan Menteri Kehutanan di Kabinet Persatuan Nasional bentukan presidenAbdurrahman Wahid pada Oktober 1999. Ia menyetujui tawaran tersebut dan menyerahkan jabatan presiden partai kepada Hidayat Nur Wahid, seorang doktor lulusan Universitas Islam Madinah, sejak 21 Mei 2000.

Page 8: Pemilu

8

Karena kegagalan PK memenuhi ambang batas parlemen di pemilihan umum selanjutnya, menurut regulasi pemerintah, mereka harus mengganti nama. Pada 2 Juli 2003, Partai Keadilan Sejahtera menyelesaikan seluruh proses verifikasi Departemen Hukum dan HAM di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (setingkat provinsi) dan Dewan Pimpinan Daerah (setingkat kabupaten dan kota). Sehari kemudian, PK resmi berubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera.

Dengan bergantinya PK menjadi PKS, partai ini kembali bertanding di pemilihan umum legislatif Indonesia 2004. PKS meraih total 8,325,020 suara, sekitar 7.34% dari total perolehan suara nasional. PKS berhak mendudukkan 45 wakilnya di DPR dan menduduki peringkat keenam partai dengan suara terbanyak, setelah Partai Demokrat. Presiden partai, Hidayat Nur Wahid, terpilih sebagai ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan 326 suara, mengalahkan Sutjipto dari PDIP dengan 324 suara. Hidayat menyerahkan jabatan presiden kepada Tifatul Sembiring, juga seorang mantan aktivis kampus dan pendiri PKS.

4. Partai Demokrasi Indonesia PerjuanganPartai Demokrasi Indonesia

Perjuangan (PDI-P) adalah sebuah partai politik di Indonesia. Lahirnya PDI-P dapat dikaitkan dengan peristiwa 27 Juli 1996. Hasil dari peristiwa ini adalah tampilnya Megawati Soekarnoputri di kancah perpolitikan nasional. Walaupun sebelum peristiwa ini Megawati tercatat sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia dan anggota Komisi I DPR, namun setelah peristiwa inilah, namanya dikenal diseluruh

Indonesia.Setelah dibukanya kehidupan kepartaian politik oleh Presiden Habibie, untuk

menyongsong Pemilu 1999, PDI-P didirikan. Dalam Pemilu ini, PDI-P memperoleh peringkat pertama untuk suara DPR dengan memperoleh 151 kursi. Walaupun demikian, PDI-P gagal membawa Megawati ke kursi kepresidenan, karena kalah voting dalam Sidang Umum MPR 1999 dari Abdurrahman Wahid, dan oleh karenanya Megawati menduduki kursi wakil presiden. Setelah Abdurrahman Wahid turun dari jabatan presiden pada tahun 2001, PDI-P berhasil menempatkan Megawati ke kursi presiden.

Dalam Pemilu Legislatif 2004, perolehan suara PDI-P turun ke peringkat kedua, dengan 109 kursi. Untuk Pemilu Presiden 2004, PDI-P kembali mencalonkan Megawati sebagai calon presiden, berpasangan dengan KH Hasyim Muzadisebagai calon wakil presiden.

5. Partai Golongan Karya

Page 9: Pemilu

9

Partai Golongan Karya (Partai Golkar),

sebelumnya bernama Golongan Karya (Golkar)

dan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber

Golkar), adalah sebuah partai politik di Indonesia.

Partai GOLKAR bermula dengan berdirinya Sekber

GOLKAR pada masa-masa akhir pemerintahan

Presiden Soekarno, tepatnya 1964 oleh Angkatan

Darat untuk menandingi pengaruh Partai Komunis

Indonesia dalam kehidupan politik. Dalam perkembangannya, Sekber GOLKAR berubah

wujud menjadi Golongan Karya yang menjadi salah satu organisasi peserta Pemilu.

Dalam Pemilu 1971 (Pemilu pertama dalam pemerintahan Orde Baru

Presiden Soeharto), salah satu pesertanya adalah Golongan Karya dan mereka tampil

sebagai pemenang. Kemenangan ini diulangi pada Pemilu-Pemilu pemerintahan Orde

Baru lainnya, yaitu Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Kejadian ini dapat

dimungkinkan, karena pemerintahan Soeharto membuat kebijakan-kebijakan yang sangat

mendukung kemenangan GOLKAR, sepertiperaturan monoloyalitas PNS, dan

sebagainya.

Setelah pemerintahan Soeharto selesai dan reformasi bergulir, GOLKAR berubah

wujud menjadi Partai GOLKAR, dan untuk pertama kalinya mengikuti Pemilu tanpa ada

bantuan kebijakan-kebijakan yang berarti seperti sebelumnya pada masa pemerintahan

Soeharto. Pada Pemilu 1999 yang diselenggarakan Presiden Habibie, perolehan suara

Partai GOLKAR turun menjadi peringkat kedua setelah PDI-P.

Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Megawati Soekarnoputri menjadi salah

satu sebab para pemilih di Pemilu legislatif 2004 untuk kembali memilih Partai

GOLKAR, selain partai-partai lainnya seperti Partai Demokrat, Partai Kebangkitan

Bangsa, dan lain-lain. Partai GOLKAR menjadi pemenang Pemilihan Umum (Pemilu)

Legislatif pada tahun 2004 dengan meraih 24.480.757 suara atau 21,58% dari

keseluruhan suara sah.

Kemenangan tersebut merupakan prestasi tersendiri bagi Partai GOLKAR karena

pada Pemilu Legislatif 1999, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan mendominasi

perolehan suara. Dalam Pemilu 1999, Partai GOLKAR menduduki peringkat kedua

dengan perolehan 23.741.758 suara atau 22,44% dari suara sah. Sekilas Partai GOLKAR

mendapat peningkatan 738.999 suara, tapi dari prosentase turun sebanyak 0,86%.

Saat ini, Partai Golkar dipimpin oleh Ketua Umum Aburizal Bakrie. Sebelumnya

jabatan ini dipegang oleh Muhammad Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia 2004–2009.6. Partai Gerakan Indonesia Raya

Page 10: Pemilu

10

Partai Gerakan Indonesia Raya atau Partai GERINDRA, adalah sebuah partai politik di Indonesia yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir Suhardi M.Sc, seorang dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Partai GERINDRA berdiri pada tanggal 6 Februari 2008. Dalam Pemilu 2009, partai GERINDRA mendapatkan 26 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Partai Gerindra mengusung Prabowo Subianto selaku Ketua Dewan Pembina sebagai calonpresiden. Nama Gerindra

sendiri diambil dari nama Perindra, yang merupaka pemberian langsung dari presiden Soekarno. Namun, Prabowo Subianto tidak bisa mendaftarkan nama tersebut, karena harus melalui persetujuan pengurus lama, yang kebanyakan sudah meninggal dunia. Berdasarkan dokumen Manifesto Partai GERINDRA, jati diri Partai GERINDRA adalah:1) Kebangsaan (nasionalisme sayap-kiri). Partai GERINDRA adalah partai yang

berwawasan kebangsaan yang berpegang teguh pada karakter nasionalisme yang kuat, tangguh, dan mandiri. Wawasan kebangsaan ini menjadi jiwa dalam mewujudkan segala aspek kehidupan bernegara yang sejahtera, jaya dan sentosa .

2) Kerakyatan (Demokrasi Sosial) Partai GERINDRA adalah partai yang dibentuk dari, oleh, dan untuk rakyat sebagai pemilik kedaulatan yang sah atas Republik Indonesia. Keberpihakan pada kepentingan rakyat merupakan sebuah keniscayaan dalam arti semua pihak yakin untuk mewujudkan secara optimal hak-hak seluruh rakyat dalam segala aspek kehidupannya utamanya di bidang kehidupan politiknya terlebih lagi kehidupan kegiatan ekonominya.

3) Religius Partai GERINDRA adalah partai yang memegang teguh nilai‐nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kebebasan menjalankan agama dan kepercayaan

masing‐ masing. Nilai‐nilai religius senantiasa menjadi landasan bagi setiap jajaran pengurus, anggota, dan kader Partai Gerindra dalam bersikap dan bertindak.

4) Keadilan Sosial (Sekularisme) Partai GERINDRA adalah partai yang mencita‐citakan suatu tatanan masyarakat yang berkeadilan sosial, yakni masyarakat yang adil secara ekonomi, politik, hukum, pendidikan, dan kesetaraan gender. Keadilan sosial harus didasari atas persamaan hak, pemerataan, dan penghargaan terhadap hak asasi manusia.

7. Partai DemokratPartai Demokrat adalah sebuah

partai politik Indonesia. Partai ini didirikan pada 9 September 2001 dan disahkan pada 27 Agustus 2003. Pendirian partai ini erat kaitannya

Page 11: Pemilu

11

dengan niat untuk membawa Susilo Bambang Yudhoyono, yang kala itu menjadi Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan di bawah Presiden Megawati, menjadi presiden. Karena hal inilah, Partai Demokrat terkait kuat dengan figur Yudhoyono.

Partai ini pertama kali mengikuti pemilihan umum pada tahun 2004 dan meraih suara sebanyak 7,45% (8.455.225) dari total suara dan mendapatkan kursi sebanyak 57 di DPR. Dengan perolehan tersebut, Partai Demokrat meraih peringkat ke 5 Pemilu Legislatif 2004. Menjelang Pemilu 2004, popularitas partai ini cukup terdongkrak dengan naiknya popularitas Yudhoyono waktu itu. Bersama PKS, partai ini menjadi the rising star pada pemilu kedua di Era Reformasi itu. Popularitas partai ini terutama berada di kota-kota besar, dan di wilayah eks-Karesidenan Madiun, tempat Yudhoyono berasal.

8. Partai Amanat NasionalPartai Amanat Nasional (PAN) adalah

sebuah partai politik di Indonesia. Asas partai ini adalah "Akhlak Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam" (AD Bab II, Pasal 3 [2]). PAN didirikan pada tangga l23 Agustus 1998 berdasarkan pengesahan Depkeh HAM No. M-20.UM.06.08 tgl. 27 Agustus 2003. Ketua Umum saat ini adalah Hatta Rajasa. Ketua Majelis Pertimbangan Partai dijabat oleh Amien Rais.

Kelahiran Partai Amanat Nasional (PAN) dibidani oleh Majelis Amanat Rakyat (MARA), salah satu organ gerakan reformasi pada era pemerintahan Soeharto,

PPSK Muhamadiyah, dan Kelompok Tebet.PAN dideklarasasikan di Jakarta pada 23 Agustus 1998 oleh 50 tokoh nasional, di

antaranya mantan Ketua umum Muhammadiyah Prof. Dr. H. Amien Rais, , Goenawan Mohammad, Abdillah Toha, Dr. Rizal Ramli, Dr. Albert Hasibuan,Toety Heraty, Prof. Dr. Emil Salim, Drs. Faisal Basri, M.A., A.M. Fatwa, Zoemrotin, Alvin Lie Ling Piao, dan lainnya.

Sebelumnya pada pertemuan tanggal 5–6 Agustus 1998 di Bogor, mereka sepakat membentuk Partai Amanat Bangsa (PAB) yang kemudian berubah nama menjadi Partai Amanat Nasional (PAN).

PAN bertujuan menjunjung tinggi dan menegakkan kedaulatan rakyat, keadilan, kemajuan material, dan spiritual. Cita-cita partai berakar pada moral agama, kemanusiaan, dan kemajemukan. Selebihnya PAN menganut prinsip non-sektarian dan non-diskriminatif. Untuk terwujudnya Indonesia Baru, PAN pernah melontarkan gagasan wacana dialog bentuk negara federasi sebagai jawaban atas ancaman disintegrasi. Titik

Page 12: Pemilu

12

sentral dialog adalah keadilan dalam mengelola sumber daya sehingga rakyat seluruh Indonesia dapat benar-benar merasakan sebagai warga bangsa.

Pada Pemilu 2004, PAN mencalonkan pasangan Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo sebagai calon presiden dan wakil presiden untuk dipilih secara langsung. Pasangan ini meraih hampir 15% suara nasional.

Pada 11 Desember 2011 Partai Amanat Nasional (PAN) dalam Rapat Kerja Nasional PAN 2011 di Jakarta secara resmi mendukung Ketua Umum PAN Hatta Rajasa sebagai bakal calon presiden dalam Pemilu 2014.

Page 13: Pemilu

13

Salah satu berita mengenai Pemilu 2014

KPU Yakin Hasil Pileg Bisa Ditetapkan 9 Mei

2014

Rapat pleno terbuka rekapitulasi nasional penghitungan suara yang digelar di ruang sidang utama KPU, Jakarta, memasuki hari ketiga, (28/4/14). (Liputan6.com/Andrian M. Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan optimistis bisa menetapkan hasil rekapitulasi suara nasional Pemilu Legislatif 2014 sesuai jadwal, yaitu pada 9 Mei mendatang. Meskipun, KPU mengakui banyak kendala yang mereka temui hingga proses rekap suara yang berjalan lambat.

"Kita optimis. Yang penting bahan dari provinsi ada. Kalau ada semua ada, rekap nggak akan lama, yang lama menyelesaikan masalah," kata Ketua KPU Husni Kamil Manik di Kantor KPU, Jakarta, Senin (5/5/2014).

Menurutnya, KPU akan memaksimalkan segala upaya yang ada guna dapat menetapkan rekap suara nasional sesuai jadwal. "Kita akan masksimalkan, 9 Mei bisa ditetapkan,' tegas Husni.

Page 14: Pemilu

14

Hal senada juga dikatakn Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah yang mengatakan tidak ada alasan bagi KPU untuk tidak menetapkan perolehan suara pileg tingkat nasional sesuai jadwal yang sudah ditetapkan undang-undang.

"Tanggal 9 itu bukan optimis lagi, tapi harus. Itu aturan undang-undang, 30 hari setelah hari pencoblosan," tegas Ferry.

Terkait lambatnya proses rekapitulasi, Ferry tetap berkeyakinan jika proses itu dapat selesai sesuai jadwal pada 6 Mei besok. "Usai KPU menyelesaikan rekapitulasi besok, langsung dilanjutkan dengan penetapan hasil rekap nasional pada 9 Mei," tandas Ferry.

Proses pengesahan hasil perolehan suara pileg memang berjalan alot. Hingga saat ini KPU baru mengesahkan hasil perolehan suara di 12 provinsi. Banyak provinsi yang belum disahkan perolehan suaranya terkait dugaan adanya kecurangan dalam proses rekapitulasi suara.

"Masih ada beberapa provinsi yang belum disahkan. Di antaranya Jabar, Bengkulu, DKI Jakarta, dan Sulut," kata Husni.

Dia menjelaskan, provinsi yang masih bermasalah akan menyusul setelah data hasil pemungutan suara disempurnakan. Sementara itu, 12 provinsi yang telah disahkan perolehan suaranya yakni Bangka Belitung, Banten, Jambi, Kalimantan Barat, Gorontalo, Sumatera Barat, Bali, Kalimantan Tengah, Aceh, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Tak luput Husni mengimbau para saksi partai politik tertib dalam mengikuti proses rekapitulasi. Sebab menurutnya, banyak saksi partai politik yang hadir tidak tepat waktu di ruang rekapitulasi dan itu salah satu yang membuat proses rekapitulasi menjadi lamban.

"Jika proses rekap ini tidak selesai, maka KPU dapat melakukan mekanisme lain. Mohon tidak disikapi dengan emosional agar praktis dan efektif," tandas Husni.

Page 15: Pemilu

15

Laporan pengamatan Pemilihan Calon Legislatif di Samarinda

LAPORAN PENGAMATAN

PEMILIHAN CALON LEGISLATIF

Tahun Periode 2014-2019

Lokasi Pengamatan : Jalan Juanda 8.

TPS 13, Samarinda, Kalimantan Timur

Ketua TPS : Aidil Fitri

Daftar Pemilih Tetap : 356 Jiwa

Hasil Perhitungan Suara :

NO NAMA PARTAIDPRD KAB /

KOTADPRD PROV DPR – RI

1 NASDEM 47 34 32

2 PKB 1 9 11

Page 16: Pemilu

16

3 PKS 76 28 38

4 PDIP 15 23 30

5 GOLKAR 13 23 22

6 GERINDRA 10 12 11

7 DEMOKRAT 9 26 7

8 PAN 11 14 13

9 PPP 4 3 3

10 HANURA 2 12 12

14 PBB 0 2 1

15Partai Keadilan dan

Persatuan Indonesia6 3 5

Total Suara Sah 194 189 185

Dari data yang diperoleh, ada 211 pemilih yang menggunakan hak suaranya. Untuk

pemilihan caleg DPRD Kab/Kota total suara adalah 194 suara sah dan suara tidak sah sebanyak

17 suara. Pada DPRD Kab/Kota dimenangkan oleh Partai Keadilan Sejahtera, dengan perolehan

angka 76 suara.

Untuk Caleg DPRD Prov suara yang diperoleh 189 surat suara yang sah dan ada 22 surat

suara yang tidak sah. Untuk Caleg DPRD Prov dimenangkan oleh Partai Nasional Demokrat

dengan jumlah suara 34.

Sedangkan untuk calon DPR RI, total suara yang diperoleh adalah 185 surat suara yang

sah dan ada 26 suara tidak sah. Dan untuk caleg DPR RI dimenangkan oleh Partai Keadilan

Sejahtera dengan perolehan suara 38.

Sedangkan untuk DPD dimenangkan oleh K.H Muslihuddin Abdurrasyid Lc, M.Pd I,

dengan perolehan 49 suara dari 169 surat suara yang sah, dan ada 42 surat suara yang tidak sah.

Walaupun masih ada sekitar 145 warga yang tidak menggunakan hak pilihnya sama

sekali atau golput, namun antusias dan keinginan warga setempat masih sangat kuat, untuk

berpartisipasi dalam pesta demokrasi yang diadakan setiap lima tahun sekali ini. .

Page 17: Pemilu

17

Kondisi pada saat pileg berlangsung cukup kondusif, warga terlihat antusias dan tertarik

dalam kegiatan ini. Sudah sejak pagi, terlihat bapak-bapak yang berkumpul di sekitar TPS dan

ibu-ibu yang memasak dan membuat minuman untuk warga yang berkumpul di TPS. Dan ada

pula beberapa Calon Legislatif yang datang pada saat pemilihan untuk mengontrol.