pemilihan bahan dan proses pembuatan connecting rod

16
1 PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES PEMBUATAN CONNECTING ROD A. Pendahuluan Connecting Rod merupakan suatu komponen penting dalam sebuah mesin yang  berfungsi sebagai penerus daya dari piston ke poros engkol dan bekerja pada suhu tinggi dalam ruang bakar. Ditinjau dari kondisi system kerja yang demikian maka pemilihan material dan proses pembentukan dalam proses produksi connecting rod sangatlah  penting, dimana material harus dapat memenuhi syarat-syarat diantaranya : tahan terhadap suhu tinggi, kekuatan tahan aus dimana proses pembentukan yang dipilih adalah  proses penempaan. Connecting rod  merupakan komponen mesin yang berperan untuk mengubah gerakan resiprok (maju mundur/turun naik) piston menjadi gerakan berputar ( rotary) pada  poros engkol.  Rod  (batang) bergantung pada penekanan yang tinggi dan harus mampu menahan  beban tegangan tersebut tanpa terjadinya defleksi (penyimpangan) lain.  Rod  yang direncanakan haruslah dibuat seringan mungkin untuk menjaga gaya inersia seminimum mungkin. Dalam operasinya rod  menyangga bantalan untuk pin piston dan pin engkol. Panjang minimum batang di tentukan oleh jari-jari piston dan dimensi pada berat yang  berlawanan. Selain itu juga connecting rod  juga dapat menyediakan/melengkapi pin  piston dengan pelumasan oli dan d alam beberapa hal dengan pendinginan oli. Fungsi dasar connecting rod  adalah : 1. Mentransfer daya piston dan gerakan piston pada poros engkol Connecting rod  ditekan oleh gaya gas dan gaya inersia, oleh karena itu untuk  pembuatan konstruksi connecting rod  hal-hal berikut haruslah dipertimbangkan, yaitu : 1. Kekuatan mekanik harus cukup 2. Kapasitas bantalan (bearing ) 3. Massa yang rendah (menyebabkan gaya inersia yang kurang) 4. Panjang optimum

Upload: estu-tyastomo

Post on 18-Oct-2015

2.104 views

Category:

Documents


420 download

DESCRIPTION

fgg

TRANSCRIPT

PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES PEMBUATAN CONNECTING ROD

1. Pendahuluan Connecting Rod merupakan suatu komponen penting dalam sebuah mesin yang berfungsi sebagai penerus daya dari piston ke poros engkol dan bekerja pada suhu tinggi dalam ruang bakar. Ditinjau dari kondisi system kerja yang demikian maka pemilihan material dan proses pembentukan dalam proses produksi connecting rod sangatlah penting, dimana material harus dapat memenuhi syarat-syarat diantaranya : tahan terhadap suhu tinggi, kekuatan tahan aus dimana proses pembentukan yang dipilih adalah proses penempaan.

Connecting rod merupakan komponen mesin yang berperan untuk mengubah gerakan resiprok (maju mundur/turun naik) piston menjadi gerakan berputar (rotary) pada poros engkol. Rod (batang) bergantung pada penekanan yang tinggi dan harus mampu menahan beban tegangan tersebut tanpa terjadinya defleksi (penyimpangan) lain. Rod yang direncanakan haruslah dibuat seringan mungkin untuk menjaga gaya inersia seminimum mungkin. Dalam operasinya rod menyangga bantalan untuk pin piston dan pin engkol. Panjang minimum batang di tentukan oleh jari-jari piston dan dimensi pada berat yang berlawanan. Selain itu juga connecting rod juga dapat menyediakan/melengkapi pin piston dengan pelumasan oli dan dalam beberapa hal dengan pendinginan oli. Fungsi dasar connecting rod adalah :1. Mentransfer daya piston dan gerakan piston pada poros engkolConnecting rod ditekan oleh gaya gas dan gaya inersia, oleh karena itu untuk pembuatan konstruksi connecting rod hal-hal berikut haruslah dipertimbangkan, yaitu :1. Kekuatan mekanik harus cukup1. Kapasitas bantalan (bearing)1. Massa yang rendah (menyebabkan gaya inersia yang kurang)1. Panjang optimum

Pada proses produksi ini ada beberapa hal yang direncanakan antara lain menentukan volume dan berat benda kerja, perhitungan gaya yang terjadi dan daya yang bekerja pada setiap tahapan proses penempaan dan menentukan dimensi dan toleransi pada proses pemesinan. Bahan yang akan digunakan pada proses produksi connecting rod adalah baja dengan standart SAE 4140 yang mempunyai kekuatan tarik = 100 Kg/mm?, serta mengandung unsure paduan antara lain : Carbon = ( 0,38 ? 0,43%), Mangan (0,75 ? 1,0%), Phosfor (