pemicu etika

Upload: huminori-cr

Post on 08-Jan-2016

253 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

etika

TRANSCRIPT

  • I Ketut Adi Nugraha Susila405080071

  • Sumpah Dokter IndonesiaSumpah Dokter Indonesia adalah sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi dokter Indonesia secara resmi.Sumpah Dokter Indonesia didasarkan atas Deklarasi Jenewa yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippocrates.

  • LAFAL SUMPAH DOKTER INDONESIA(Berdasarkan SK Menkes No. 434/SK/X/1983)DEMI ALLAH SAYA BERSUMPAH BAHWA :Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan kemanusiaan.Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga, martabat, dan tradisi luhur jabatan kedokteran.Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter.

  • Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan sekalipun diancam.Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita.Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, perbedaan kelamin, politik kepartaian, atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita.

  • Saya akan memberikan kepada guru-guru saya, penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya .Saya akan perlakukan teman sejawat saya, sebagaimana saya ingin diperlakukan.Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.

  • Pengambilan Sumpah DokterPengambilan sumpah dokter merupakan saat yang sangat penting artinya bagi seorang dokter berikrar bahwa dalam mengamalkan profesinya, ia akan selalu mendasarkannya dengan kesanggupan yang telah diucapkannya sebagai sumpah. Suasana hikmat dapat diwujudkan bila upacara pengambilan sumpah dilaksanakan secara khusus, mendahului acara pelantikan dokter.

  • Untuk yang beragama Islam, "Demi Allah saya bersumpah". Untuk penganut agama lain mengucapkan lafal yang diharuskan sesuai yang ditentukan oleh agama masing-masing. Sesudah itu lafal sumpah di ucapkan secara bersama-sama oleh semua peserta pengambilan sumpah.Bagi mereka yang tidak mengucapkan sumpah, perkataan sumpah di ganti dengan janji.

  • Yang wajib mengambil sumpahSemua dokter Indonesia lulusan pendidikan dalam negeri maupun luar negeri wajib mengambil sumpah dokter.Mahasiswa asing yang belajar di Perguruan Tinggi Kedokteran Indonesia juga diharuskan mengambil sumpah dokter Indonesia.Dokter asing tidak harus diambil sumpahnya karena tamu, ia menjadi tanggung jawab instansi yang memperkerjakannya. Dokter asing yang memberi pelayanan langsung kepada masyarakat Indonesia, harus tunduk pada KODEKI.

  • Penjelasan beberapa hal yang berkaitan dengan lafal sumpah dokterDalam pengertian "Guru-guru saya", termasuk juga mereka yang pernah menjadi guru / dosennya.Dalam ikrar sumpah yang keempat, dikemukakan bahwa dalam menjalankan tugas seorang dokter akan mengutamakan kepentingan masyarakat dalam pengertian ini tak berarti bahwa kepentingan individu pasien dikorbankan demi kepentingan masyarakat tetapi harus ada keseimbangan pertimbangan antara keduanya.

  • Declaration of GenevaDengan hikmat saya berjanji untuk mendarmabaktikan hidup saya untuk melayani kemanusiaan.Saya akan menghormati dan menghargai guru-guru saya sebagaimana mestinya.Saya akan menjalani profesi saya dengan penuh kesadaran dan kehormatan.Kesehatan pasien saya adalah pertimbangan utama saya.Saya akan menghormati rahasia-rahasia yang dipercayakan kepada saya, bahkan sampai setelah pasien meninggal.Saya akan menjaga sedapat-dapatnya, kehormatan dan tradisi kemuliaan profesi medis.

  • Kolega saya adalah saudara saya.Saya tidak akan membiarkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat agama, bangsa, ras, partai politik atau status sosial mempengaruhi dalam tugas dan pasien saya.Saya akan menjaga setinggi-tingginya kehidupan manusia sejak permulaan, walaupun dalam keadaan terancam, dan saya tidak akan menggunakan pengetahuan kedokteran saya berlawanan dengan hukum hukum kemanusiaan.Saya menyatakan janji ini dengan segenap kesungguhan tanpa paksaan dan dengan segala hormat saya.

    (International Code of Medical Ethics, Geneve, 1947)

  • I solemnly pledge myself to consecrate my life to the service of humanityI will give to my teachers the respect and gratitude which is their dueI will practice my profession with conscience and dignity. The health of my patient will be my first considerationI will respect the secrets which are confided in me, even after patient has diedI will maintain by all the means in my power, the honor and the noble traditions of the medical profession. My colleagues will be my brothersI will not permit considerations of religion, nationality, race, party politics or social standing to intervene between my duty and my patientI will maintain the utmost respect for human life from the time of conception, even under threat and I will not use my medical knowledge contrary to the laws of humanityI make these promises solemnly, freely and upon my honor.

    (International Code of Medical Ethics 1947)Declaration of Geneva

  • Etika adalah usaha mengadakan refleksi yang tertib mengenai gerakan atau instuisi moral dan pilihan moral yang seseorang putuskanEtika kedokteran dapat diartikan sebagai kewajiban berdasarkan akhlak/moral yang menentukan praktek kedokteranSelama beberapa dasawarsa terakhir ini masalah-masalah etik kedokteran merupakan masalah yang paling penting daripada kesadaran masyarakat, dengan keprihatinan yang terfokus pada beberapa masalah utama

  • 6 Sifat Dasar:Sifat ketuhanan

    Keluhuran budi Kemurnian niat Kesungguhan kerja Kerendahan hati Integritas llmiah dan sosial

  • KodekiKewajiban UmumPasal 1Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokterPasal 2Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi

  • Pasal 3Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesiPasal 4Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri

  • Pasal 5Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasienPasal 6Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat

  • Pasal 7Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannyaPasal 7aSeorang dokter harus dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia

  • Pasal 7bSeorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan dalam menangani pasien

  • Pasal 7cSeorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya dan hak tenaga kesehatan lainnya dan harus menjaga kepercayaan pasienPasal 7dSetiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi makhluk insani

  • Pasal 8Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), baik fisik maupun psikososial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya

  • Pasal 9Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat dibidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat harus saling menghormati

  • Pasal 10Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk [asien kepada dokter yg mempunyai keahlian dalam [enyakit tersebut

    Pasal 11Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya

    Pasal 12Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

  • Pasal 13Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya

  • Kodeki Kewajiban Dokter terhadap Teman SejawatPasal 14Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukanPasal 15Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis

  • Kodeki Kewajiban Dokter terhadap Diri SendiriPasal 16Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baikPasal 17Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan

  • Hak-hak PasienHak untuk menerima pengobatan dan perawatanHak untuk menolak pengobatan dan perawatanHak untuk memilih pengobatan dan perawatanHak untuk memilih dokter dan sarana pelayanan kesehatanHak untuk mendapatkan informasi yang jelas perihal penyakit yang diderita

  • Dalam Deklarasi Lisabon (1991) hak-hak pasien :Hak memilih dokterHak dirawat dokter yang "bebas"Hak menerima / menolak pengobatan setelah menerima informasiHak atas kerahasiaanHak mati secara bermartabatHak atas dukungan moral / spiritual

  • Dalam UU Kesehatan:Hak atas informasiHak atas "second opinion" Hak memberikan persetujuan pengobatan / tindakan medisHak atas kerahasiaanHak pelayanan kesehatan

  • Hak atas rahasia kedokteran yang meliputi:Segala rahasia yang oleh pasien secara sadar atau tidak disampaikan kepada dokterSegala sesuatu yang diketahui oleh dokter yang ada hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaannya dalam bidang kedokteran dan dalam hubungannya sebagai dokter yang mengobati pasiennyaHak untuk mendapat bantuan medisHak untuk mendapatkan perawatan yang baik dan berkesinambunganHak untuk mendapatkan perhatian dan pelayanan yang layak (=hak atas itikad baik dokter)

  • Kewajiban PasienMemberi informasi yang lengkap perihal penyakitnya kepada dokterMematuhi nasehat ataupun petunjuk dokter berkaitan dengan penyakitnyaMenghormati privacy dokter yang mengobatinyaMemberi imbalan jasa yang layak kepada dokter yang mengobatinya

  • Hak DokterHak untuk bekerja sesuai standar profesi medisHak untuk menolak melaksanakan tindakan medis yang bertentangan dengan suara hatinyaHak untuk mengakhiri hubungan dengan pasien jika ia menilai kerjasamanya dengan pasien tidak ada gunanya lagiHak atas privacyHak atas itikad baik pasienHak atas imbalan jasa yang layak

  • Hak atau fair play dalam menghadapi pasien yang tidak puas atas pelayanan yang diberikan oleh dokterHak untuk memilih pasien sesuai kemampuan dokter dan kompetensinya

  • Kewajiban DokterKewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial pemulihan kesehatanKewajiban yang berhubungan dengan standar profesi medisKewajiban yang berhubungan dengan tujuan ilmu kedokteran, yaitu:Penyembuhan dan pencegahan penyakitMeringankan penderitaan orang sakitKewajiban yang berhubungan dengan prinsip keseimbanganKewajiban yang berhubungan dengan hak pasien

  • Surat Keterangan DokterDalam menjalankan tugas profesinya, seorang dokter kadang kalanya harus menerbitkan surat-surat keterangan dokter. Pedomanny antara lain:1. Bab I Pasal 7 KODEKI, Setiap dokter hanya memberikan keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.2. Bab II Pasal 12 KODEKI, Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien bahkan juga setelah pasien meninggal dunia.3. Paragraph 4, pasal 48 UU No.29/2004 tentang praktik Kedokteran.

  • Jenis Surat Keterangan Dokter1. Surat Keterangan lahir2. Surat Keterangan Meninggal3. Surat Keterangan Sehat4. Surat Keterangan Sakit5. Surat Keterangan Cacat6. Surat Keterangan Pelayanan Medis untuk penggantian biaya dari asuransi kesehatan7. Surat Keterangan Cuti Hamil8. Surat Keterangan Ibu hamil, bepergian dengan pesawat udara9. Visum et Repertum10. Laporan Penyakit Menular11. Kuitansi

  • Surat Keterangan LahirSK kelahiran berisikan tentang waktu (tanggal dan jam) lahirnya bayi, kelamin, BB dan nama orang tua.Diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya oleh karena sering adanya permintaan khusus dari pasien.Hal yang sering menjadi masalah :1. Anak yang lahir dari inseminasi buatan dari semen donor ( Arteficial Insemination by Donor = AID )2. Anak yang lahir hasil bayi tabung yang sel telur dan/atau sel maninya berasal dari donor ( In vitro Fertilization by Donor )3. Anak yang lahir hasil konsepsi dari saudara kandung suami

    Ketiga hal diatas bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia

  • Surat Keterangan Meninggal1. Surat keterangan untuk keperluan penguburan, perlu dicantumkan identitas jenazah, tempat, dan waktu meninggalnya.2. Surat Keterangan ( Laporan ) kematianMengenai hal ini perlu diisi sebab kematian sesuai dengan pengetahuan dokter. Karena bedah mayat klinik belum dapat dilakukan hingga waktu ini, sebab kematian secara klinik saja dilaporkan. Lamanya menderita sakit hingga meninggal dunia juga harus dicantumkan. Jika jenazah dibawa ke luar daerah atau luar negeri maka adanya kematian karena penyakit menular harus diperhatikan.

  • Surat Keterangan SehatA. Untuk Asuransi JiwaDalam menulis laporan pengujian kesehatan untuk asuransi jiwa, perlu diperhatikan agar :Laporan dokter harus objektif, jangan dipengaruhi oleh keinginan calon nasabah atau agen perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.Sebaliknya jangan menguji kesehatan seorang calon yang masih atau pernah menjadi pasien sendiri untuk menghindari timbulnya kesukaran dalam mempertahankan wajib menyimpan rahasia jabatanJangan memberitahukan kesimpulan hasil pemeriksaan medik kepada pasien, langsung kepada perusahaan asuransi itu sendiri.

  • Dokter selaku ahli, bukan orang kepercayaan perusahaan asuransi kesehatan.Pemeriksaan oleh dokter yang dipilih pasien pada dasarnya untuk kepentingan pihak asuransi olehkarena sebagai dokter penguji kesehatan tersebut, dokter wajib memberitahukan kepada perusahaan tentang segala sesuatu yang ia ketahui dari orang yang kesehatannya diuji. Dapat terjebak melanggar wajib simpan rahasia jabatan. Seharusnya dokter keluarga menolak untuk menguji kesehatan pasiennya.

  • B. Untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM).Perlu diperhatikan oleh karena pengendara atau faktor manusia merupakan faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas.C. Untuk NikahSelain pemeriksaan medis, dokter juga harus memberikan edukasi reproduksi dan pendidikan seks kepada pasangan calon suami-istri. Yang sering menjadi dilema adalah apakah dokter harus memberitahukan kepada salah satu calon suami-istri tersebut apabila menemukan kelainan-kelainan atau penyakit-penyakit yang diderita salah satu calon pasangannya?

  • Surat Keterangan Sakit untukIstirahatSeorang dokter harus waspada terhadap kemungkinan simulasi atau agravasi pada waktu memberikan keterangan mengenai cuti sakit seorang karyawan. Adakalanya cuti sakit disalahgunakan untuk tujuan lain. Surat keterangan cuti sakit palsu dapat menyebabkan seorang dokter dituntut menurut pasal 263 dan 267 KUHP.

  • SURAT KETERANGAN CACATSangat erat hubungannya dengan besarnya tunjangan atau pensiun yang akan diterima oleh pekerja, yang tergantung kepada keterangan dokter tentang sifat cacatnya.

    SURAT KETERANGAN CUTI HAMILHak cuti hamil seorang ibu adalah 3 bulan, yaitu sekitar 1 bulan sebelum dan 2 bulan setelah persalinan. Tujuan : agar si ibu cukup istirahat dan mempersiapkan dirinya dalam menghadapi proses persalinan, dan mulai kerja kembali setelah masa nifas.

  • Bedah mayat kedokteran kehakimanHarus objektif tanpa pengaruh dari mereka yang berkepentingan dalam perkara. Keterangan dibuat dengan istilah yang mudah dipahami, berdasarkan apa yang dilihat dan ditemukan, sehingga tidak berulang kali dipanggil ke pengadilan untuk dimintakan keterangan tambahan.

  • Surat Keterangan Ibu Hamilbepergian dengan Pesawat UdaraSesuai dengan ketentuan internasional Aviation, Ibu hamil tidak dibenarkan bepergian dengan pesawat udara, jika mengalami :1. hiperemesis atau emesis gravidarum2. hamil dengan komplikasi ( perdarahan,preeklamsi dsb )3. hamil >36 minggu4. hamil dengan penyakit-penyakit lain yangberesiko.

  • VISUM et REPERTUMVisum et repertum (VeR) adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh dokter untuk penyidik dan pengadilan. VeR mempunyai daya bukti dan alat bukti yang sah dalam perkara pidana.Kasus Pemerkosaan Kesulitan jika korban dikirim terlambat karena hasil pemeriksaan tidak menunjukkan keadaan sebenarnya

  • Laporan penyakit menular

    Diatur dalam UU No. 6 tahun 1962 tentang wabah. Kepentingan umum yang diutamakan.Pasal 50 KUHP : Tiada boleh dihukum barang siapa melakukan perbuatan untuk menjalankan aturan undang-undang. Bagaimana hubungannya dengan wajib simpan rahasia jabatan????

  • KuitansiSering diminta sebagai bukti pembayaran, tidak menimbulkan masalah apabila sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Berhubungan dengan penggantian biaya berobat dari perusahaan tepat pasien atau pasangannya bekerja.Contoh :perusahaan hanya mengganti 50% biaya pengobatan, pasien minta dibuatkan kuitansi sebesar 2 kali imbalan jasa yang diterima dokter,pasien meminta agar imbalan jasa dokter dinaikkan dengan sisa imbalan dibagi 50-50% antara dokter dan pasien,Pasien meminta agar biaya pengangkutan pulang pergi dari luar kota ke tempat berobat dimasukkan dalam kuitansi berobat (built in), sedangkan dokter tidak menerima bagian dari biaya pengangkutan tersebut.Ketiga contoh di atas jelas malpraktik etik dan malpraktik kriminil.

  • Sanksi HukumPenyimpangan dalam pembuatan surat keterangan, selain tidak etis juga merupakan pelanggaran terhadap pasal 267 KUHP sebagai berikut :1. Seorang dokter yang dengan sengaja memberikan surat keterangan palsu tentang ada atau tidaknya penyakit, kelemahan, atau cacat diancam dengan hukuman penjara paling lama empat tahun.2. Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan seseorang dalam rumah sakit gila atau untuk menahannya disitu, dijatuhkan hukuman penjara paling lama delapan tahun enam bulan.

  • 3. Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengann sengaja memberikan surat keterangan palsu itu seolah-olah isinya sesuai dengan kebenaran.

    Selanjutnya dalam pasal 179 KUHAP tercantum sebagai berikut :1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli alinnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.2. Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya

  • KOMPETENSI DOKTER PRAKTIK UMUM Kompetensi dokter layanan kedokteran primer termuat dalam dokumen Konsil Kedokteran Indonesia ( KKI ) tahun 2006 berjudul Standar Kompetensi Dokter, yang menjabarkannya dalam 7 area kompetensi, yaitu: 1. Area Komunikasi Effektif. Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien semua usia,anggota keluarga,masyarakat,kolega dan profesi lain. 2. Area Ketrampilan Klinis. Melakukan prosedur klinis dalam menghadapi masalah kedokteran sesuai dengan kebutuhan pasien dan kewenangannya.

  • 3. Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran. Mengidentifikasi,menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran-kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum. 4. Area Pengelolaan Masalah Kesehatan. Mengelola masalah kesehatan individu,keluarga maupun masyarakat secara komprehensif,holistik,bersinambung,koordinatif dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer.

  • 5. Area Pengelolaan Informasi. Mengakses,mengelola,menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan ditingkat primer. 6. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri. Melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya, belajar sepanjang hayat,merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi secara sinambung.

  • 7. Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien. Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan, bermoral dan beretika serta memahami isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran, menerapkan program keselamatan pasien.

  • STANDAR KOMPETENSI DOKTER1. Komunikasi efektif2. Keterampilan Klinis3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran4. Pengelolaan Masalah Kesehatan5. Pengelolaan Informasi6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri7. Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien

  • STANDAR KOMPETENSI DOKTERArea Komunikasi EfektifBerkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganyaBerkomunikasi dengan sejawatBerkomunikasi dengan masyarakatBerkomunikasi dengan profesi lain

  • STANDAR KOMPETENSI DOKTERArea Keterampilan KlinisMemperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganyaMelakukan prosedur klinik dan laboratoriumMelakukan prosedur kedaruratan klinis

  • STANDAR KOMPETENSI DOKTERArea Landasan Ilmiah Ilmu KedokteranMenerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primerMerangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuaiMenentukan efektivitas suatu tindakan

  • STANDAR KOMPETENSI DOKTERArea Pengelolaan Masalah KesehatanMengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakatMelakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan SakitMelaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakitMenggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatanMengelola sumber daya manusia serta sarana dan prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga

  • STANDAR KOMPETENSI DOKTERArea Pengelolaan InformasiMenggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan pasienMemahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasiMemanfaatkan informasi kesehatan

  • STANDAR KOMPETENSI DOKTERArea Mawas Diri dan Pengembangan DiriMenerapkan mawas diriMempraktikkan belajar sepanjang hayatMengembangkan pengetahuan baru

  • STANDAR KOMPETENSI DOKTERArea Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan PasienMemiliki Sikap profesionalBerperilaku profesional dalam bekerja samaSebagai anggota Tim Pelayanan Kesehatan yang profesionalMelakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di IndonesiaMemenuhi aspek medikolegal dalam praktik kedokteranMenerapkan keselamatan pasien dalam praktik kedokteran

  • ASAS- ASAS KEDOKTERANAsas etika medis tradisional:Asas beneficenceAsas nonmaleficenceAsas menghormati hidup manusiaAsas menjaga kerahasiaanAsas kejujuranAsas tidak mementingkan diri sendiriAsas budi pekerti dan tingkah laku luhurAsas etika medis kontemporer:Asas menghormati otonomi pasienAsas keadilanAsas berkata benar

  • MedikolegalKriteria Pidana :Melakukan penipuan terhadap pasien ( pasal 378 KUHP )Pembuatan surat keterangan palsu ( pasal 263 dan 267 KUHP )Kesengajaan membiarkan penderita tidak tertolong ( pasal 349 KUHP )Tidak memberikan pertolongan pada orang yang berada dalam bahaya ( pasal 304 KUHP )Euthanasia ( pasal 344 KUHP )Melakukan pengguguran atau abortus provokatus ( pasal 346-349 KUHP )Pangeniayaan ( pasal 351 KUHP ) dan luka berat ( pasal 90 KUHP )Kealpaan sehingga mengakibatkan luka luka berat pada diri orang lain ( pasal 359 -361 KUHP )Pelanggaran wajib simpan rahasia kedokteran ( pasal 322 KUHP )Penyerangan seksual ( pasal 284 294 KUHP )Pelanggaran kesopanan ( pasal 290 ayat 1, pasal 294 ayat 1, pasal 285 dan 286 KUHP ) Memberikan atau menjual obat palsu ( pasal 386 KUHP )

  • Kriteria perdata:Pasal 1365 KUHPdt : penimbul ganti rugi atas diri orang lainpelaku harus bayar ganti rugiPasal 1366 KUHPdt:selain penimbul atau kesengajaan, juga akibat kelalaian atau kurang berhati-hati.Pasal 1367 KUHPdt: majikan ikut bertanggung jawab atas perbuatan orang dibawah pengawasannyaPasal 1338 KUHPdt : wan prestasi ganti rugiPasal 58 UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan : ganti rugiPasal 66 UU No.29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran : ganti rugiDoktrin perbuatan melawan hukum seperti tindakan tanpa informed consent, salah orang, produk liability

  • Hubungan dokter dengan pasienHubungan kebutuhan pasien butuh pertolongan medis,dokter butuh pasien sebagai subyek profesinyaHubungan kepercayaan pasien menyerahkan diri kepada dokter karena percaya pada integritas dan kemampuannya. Pasien percaya dokter akan merahasiakan segala sesuatu tentang dirinya. Dokter percaya pasien akan jujur dan beritikad baik terhadap dirinya.Hubungan keprofesian interaksi dan kerjasama antara seorang profesional medis dengan penerim jasa profesional itu.Hubungan hukum antara 1 subyek hukum dengan subyek hukum lain

  • UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 29 TAHUN 2004TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN

    BAB VIIPENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERANBagian KesatuSurat Izin PraktikPasal 36Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik.Pasal 37Surat izin praktik sebagaiman dimaksudkan dalam Pasal 36 dikeluarkann oleh pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat praktik kedokteran atau kedokteran gigi dilaksanakan.Suatu izin peraktik dokter atau dokter gigi sebagai mana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat.Suatu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.

  • Pasal 38Untuk mendapatkan surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, dokter atau dokter gigi harus :memiliki surat tanda registrasi kedokteran atau surat tanda registrasi dokter gigi yang masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Pasal 31, dan Pasal 32;Mempunyai tempat praktik; danMemiliki rekomendasi dari organisasi profesi.Surat izin praktik masih tetap berlaku sepanjang :Surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi masih berlaku; danTempat izin praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam surat izin praktik.Ketentuan lebih lanjut mengenai surat izin paraktik diatur Peraturan Materi.

  • Pasal 42Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mengizinkan dokter atau dokter gigi yang tidak memiliki surat izin praktik untuk melakukan praktik kedokteran disarana pelayanan kesehatan tersebut.

  • Pasal 45Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapatkan persetujuan.Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapatkan penjelasan secara lengkap.Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup :Diagnosis dan tata cara tindakan medis;Tujuan tindakan medis yang dilakukan;Alternatif tindakan lain dan resikonya;Risiko dan komplikasi yang mukin terjadi; danPrognosis terhadap tindakan yang dilakukan.Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan.Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetuajuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.Ketentuan mengenai tata cara persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri.

  • Hak dan Kewajiban Dokter atau Dokter GigiPasal 50Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak:Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;Memberika pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; danMenerima imbalan jasa.

  • Pasal 51Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban:Memberikan pelayanan medis sesuai dengan stanadr profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;Merujuk pasien kedokter atau kedokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kamampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; danMenambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

  • Hak dan Kewajiban PasienPasal 52Pasien, dalam menerima pelayanan para praktik kedokteran, mempunyai hak:Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3);Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;Menolak tindakan medis; danMendapat isi rekam medis.

  • BAB XKETENTUAN PIDANASetiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dipidana penjara palikg lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).Setiap dokter atau dokter gigi warganegara asing yang dengan sengaja melakukan praktiknkedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau dengan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).Setiap dokter atau dokter gigi warga negara asing yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi bersyarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda palling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

  • Pasal 76Setiap dokter dan dokter gigi yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).Pasal 77Setiap orang dengan sengaja menggunakan identitas berupa gelar atau bentuklain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dokter gigi dan/atau surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).