pemicu 1 infeksi pj

58
Kelompok 2 1. Andi Pratama 2. Ahmad Muhajirin 3. Faridah 4. Dea Intan Soraya 5. Eka Maranatha Tambunan 6. Lovina Dama Yanti 7. Dede Tri Pirmandi 8. Hasanah 9. Nita Marta Hardianty 10. Ni Wayan Listari Setia Wati 11. Theresia Witayosi 12. Wilda Muhtajah

Upload: viena-lovina

Post on 10-Jul-2016

28 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Kelompok 21. Andi Pratama

2. Ahmad Muhajirin

3. Faridah

4. Dea Intan Soraya

5. Eka Maranatha Tambunan

6. Lovina Dama Yanti

7. Dede Tri Pirmandi

8. Hasanah

9. Nita Marta Hardianty

10. Ni Wayan Listari Setia Wati

11. Theresia Witayosi

12. Wilda Muhtajah

Pemicu 1 Joko, 28 tahun datang keklinik dokter umum,

mengeluh pilek sejak 5 hari yang lalu. Pada awalnya keluar ingus encer disertai mata berair dan gatal. Joko membeli obat flu dan tetap bekerja seperti biasa. Keluhan semakin lama semakin memberat, dan saat ini disertai dengan demam dan batuk berdahak. Setelah mendapat suntikan antibiotika dari dokter klinik 24 jam, joko merasa limbung dan mengalalami penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan fisik, kesadaran somnolen dan ekstremitas terasa dingin, nadi lemah, dan sulit diraba. Tekanan darah tidak terukur.

Kata Kunci Joko, 28 tahun pilek sejak 5 hari yang lalu. Keluar ingus encer disertai mata berair dan gatal Membeli obat flu Bekerja seperti biasa Keluhan semakin memberat Demam dan batuk berdahak Setelah mendapatkan suntikan antibiotika, merasa

limbung dan penurunan kesadaran Pem fisik: kesadaran somnolen,ekstremitas dingin, nadi

lemah, sulit diraba, TD tidak terukur

Identifikasi Masalah1. laki-laki 28 tahun, mengeluh pilek, batuk

berdahak,demam yang semakin lama semakin memberat.

2. Setelah diberi obatantibiotik merasa limbung dan penurunan kesadaran.

Analisis masalah

Hipotesis Berdasarkan tanda dan gejala laki-laki 28 tahun

mengalami infeksi

Pertanyaan Terjaring1. Mekanisme pilek? Jelaskan!

2. M.O penyebab infeksi saluran pernafasan? Sebutkan!

3. Bagaimana lapisan pertahanan tubuh? Jelaskan!

4. Mengapa setelah diberi obat antibiotik merasa limbung dan mengalami penurunan kesadaran? Jelaskan !

5. Sel dan organ apa yang berperan dalam sistem imun?

6. Definisi,etiologi, dan epidemiologi Infeksi saluran pernapasan?

7. Klasifikasi?

8. Patofisiologi?

9. Patogenesis?

10. Faktor resiko?

11. Pemeriksaan?

12. Diagnosis banding?

13. Komplikasi dan prognosis?

14. Penatalaksaan dan pencegahan?

15. Interpretasi hasil pemeriksaan?

16. Tipe+mekanisme penyebab hipersensitivitas?

17. Proses timbulnya reaksi hipersensitivitas terhadap antibiotik?

18. Mekanisme demam?

19. Bagaimana respon sistem imun?

20. Mekanisme batuk berdahak?

21. Penegakan diagnosis?

22. Cara pemeriksaan batuk alergi obat? Mekanisme?

23. Hubungan alergi sebelumnya dengan kejadian infeksi? Jelaskan!

Anatomi saluran pernafasan

RESPON IMUN

Pertahanan tubuh

Lapisan Pertahanan Tubuh

Sel dan Organ yang berperan dalam Sistem Imun

Sistem Imun

Organ-organ yang terlibat dalam sistem imun.

Organ-organ dalam sistem imun dibedakan menjadi 2 golongan berdasarkan fungsinya dlm sistem imun :- organ limfoid primer (sentral).- organ limfoid sekunder (periferal).

Limfosit imatur akan mengalami maturasi shg menjadi matur didalam organ limfoid primer menjadi sel imunokompeten.

Pada mamalia organ limfoid primer adalah :- sumsum tulang (bone marrow) maturasi sel B- timus maturasi sel T

Organ limfoid sekunder mengambil antigen dari jaringan atau dari darah (sirkulasi) & memberi tempat sel imunokompeten untuk berinteraksi secara efektif dengan antigen.

Limfonodus mengkoleksi antigen dari cairan intraseluler jaringan.

Lien (limpa/spleen) menyaring antigen dalam darah & sirkulasi sehingga dapat merespon infeksi sistemik.

Mucosa associated lymphoid tissue (MALT) pada traktus respiratorius, digestivus, genitourinarius (Peyer’s patch, tonsil, adenoid) menangkap Ag yang masuk via membran mukosa.

Sel-sel yang terlibat dalam sistem imun spesifik.

Semua sel dalam sistem imun (spesifik) berasal dari “stem cells” yang pluripoten di dalam sumsum tulang (bone marrow), berkembang melalui proses hematopoeisis.Terbagi dalam 2 jalur diferensiasi:1. jalur mieloid memproduksi fagosit dan sel-sel lain 2. jalur limfoid memproduksi limfosit

Fagosit dibedakan menjadi 2 jenis :- monosit fagosit yang dapat meninggalkan sistem vaskuler & berubah menjadi fagosit jaringan makrofag- polimorfonukleus neutrofil, basofil & eosinofil

Definisi Infeksi Saluran nafas

Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksi saluran napas atas meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsilitis, otitis. Sedangkan infeksi saluran napas bawah meliputi infeksi pada bronkhus, alveoli seperti bronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia.

Etiologi Infeksi Saluran Nafas

Secara umum penyebab dari infeksi saluran napas adalah berbagai mikroorganisme, namun yang terbanyak akibat infeksi virus dan bakteri. penyebab terseringnya adalah virus seperti miksovirus, adenovirus, virus parainfluenza, dan virus influenza; sedangkan beberapa bakteri penyebab adalah Streptokokus haemolitikus, stafilokokus, Haemofilus influenza dan pneumokokus.

Epidemiologi Infeksi Saluran Nafas

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007 didapatkan prevalensi nasional penyakit infeksi saluran nafas di Indonesia adalah 25,5%.

Faktor risiko infeksi saluran pernafasan

Faktor lingkungan yg kurang baikPerilaku masyarakat yang kurang baik terhadap

kesehatan diri maupun publikRendahnya gizi Jenis kelamin lebih banyak laki-laki

Miroorganisme Penyebab Infeksi Saluran Nafas

Mikroba Normal di Saluran Nafas: Streptococcus beta-hemolyticus Non group A.

Streptococcus alpha-hemolyticus

Streptococcus gamma-hemolyticus

Neisseria meningitidis

Branhamella catarrhalis

H. Influenzae

Staphylococcus aureus

Streptococcus pneumoniae

Coliform bacilli

Mikroba Potential Pathogen di Saluran Nafas:

Streptococcus beta-hemolyticus group A & B.

Streptococcus pneumoniae

H. Influenzae

Neisseria gonorrhoeae

Neisseria meningitidis

Branhamella catarrhalis

K. pneumoniae dan Coliform bacilli lain

Bordetella pertussis dan bordetella parapertussis

Pseudomonas aeruginosa.

Chlamydia trachomatis

Legionella spp.

Patofisiologi ISPA

PATOGENESIS ISPA

Klasifikasi ISPA Ringan (bukan pneumonia) Batuk tanpa pernafasan

cepat / kurang dari 40 kali menit, hidung tersumbat / berair, tenggorokan merah, telinga berair.

Sedang (pneumoniasedang) Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari telinga keluar cairan kurang dari 2 minggu. Faringitis purulent dengan pembesaran kelenjar limfe yang nyeri tekan (adentis servikal).

Berat (pneumoniaberat)Batuk dengan nafas berat, cepat dan stridor, membran keabuan di taring, kejang, apnea, dehidrasi berat / tidur terus, sianosisdan adanya penarikan yang kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.

Patofisiologi rinitis

Patogenesis rinitis

klasifikasi1. Rinitis alergi musiman (seasonal, hay fever, polinosis)2. Rinitis alergi sepanjang tahun (perenial) Gejala keduanya

hampir sama, hanya berbeda dalam sifat berlangsungnya(Irawati,Kasakeyan, Rusmono, 2008). Saat ini digunakan klasifikasi rinitis alergi berdasarkan rekomendasi dari WHO Iniative ARIA (AllergicRhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2000, yaitu berdasarkan sifat berlangsungnya dibagi

menjadi :• Intermiten (kadang-kadang): bila gejala kurang dari 4

hari/minggu atau kurang dari 4 minggu.• Persisten/menetap bila gejala lebih dari 4 hari/minggu

dan atau lebih dari 4 minggu.

Mekanisme batuk berdahak

Mekanisme batuk berdahak cont..

Batuk berdahak Batuk mekanisme pertahanan dari sistem respirasi

Batuk berdahak terjadi akibat paparan partikel berlebihan, sehingga mukus yang di produksi oleh sel goblet dihasilkan berlebihan

Fase Inspirasi/Inpulsi Inspirasi dalam Vol.Paru meningkat

Fase Kompresi Penutupan glotisUdara dalam parutertekan

Fase Ekspirasi/ Ekspulsi Glotis terbuka mendadak Pengeluaran udara cepat, diikuti sekret / bahan lain

Mekanisme demamMikroorganisme masuk kedalam tubuh

mengeluarkan pirogen eksogen, tubuh juga memiliki pirogen endogen yang dihasilkan dari makrofag seperti limfosit, basofil dan neutrofil. Tujuannya adalah untuk memfagosit dan melisis mikroorganisme dan toksin yang masuk ke dalam tubuh.

Saat fagositosis ada reaksi kimia yang terjadi, yang akan memicu messenger untuk mengaktifkan sel-sel lain pada sistem imun. Messenger yang bereaksi adalah IL dan interferon. Yang paling banyak adalah IL-1

IL-1 memicu hipotalamus untuk meningkatkan suhu dan memicu keluarnya fosfolipase yang akan mengubah fosfilipid menjadi asam arakidonat yang akan memicu keluarnya prostaglandin

Efek keluarnya prostaglandin akan mempengaruhi kerja thermostat di hipotalamus. Hal ini akan menyebabkan kerja thermostat naik yang menyebabkan kenaikan suhu dan terjadilah demam

REAKSI HIPERSENSITIVITAS

. REAKSI HIPERSENSITIVITAS DIKENAL ADA 4 (EMPAT) TIPE YAITU :A. REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE-I ( REAKSI ALERGI )B. REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE-II ( REAKSI SITOTOKSIK )C. REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE-III ( IMUN KOMPLEKS )D. REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE-IV ( DELAYED TYPE HYPERSENSITIVITY )

Pemeriksaan penunjang

Tes alergi pada kulit Skin prick test adalah salah satu jenis tes kulit sebagai alat diagnosis yang banyak digunakan untuk membuktikan adanya IgE spesifik yang terikat pada sel mastoit kulit histamin dan mediator lain vasodilatasi, ↑ permeabilitas pembuluh darah kemerahan dan bentol pada kulit.

Interpretasi hasil : 1.Bentol histamin di nilai sebagai +++ (+3)2.Bentol larutan kontrol di nilai negatif (-)3.Bentol +1 dan ++2 bila bentol yang timbul

besarnya antara bentol histamin dan larutan kontrol

4.Bentol ++++4 bila bentol yang ukurannya 2 kali lebih besar dari diameter bentol histamin

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Infeksi Saluran Nafas Atas

Obat-obatan :-Antihistamin (AHI)-Dekongestan (aminsimpatomitetik)-Antitusif dan ekspektoran

Penatalaksanaan Hipersensitivitas

Dasar utama penatalaksanaan alergi obat adalah penghentian obat yang dicurigai kemudian mengatasi gejala klinis yang timbul.

PencegahanInfeksi Saluran Nafas Akut

- Menjaga keadaan gizi agar tetap baik sehingga tubuh memiliki daya tahan yang optimal untuk melawan segala macam agen infeksi yang dapat menyebabkan seseorang jatuh sakit.

- Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan akan mengurangi risiko terjadinya penyebaran agen infeksi dari luar.

- Menghindari berhubungan dengan penderita ISPA untuk mencegah penularan infeksi dari individu satu ke individu lainnya.

Prognosis dan Komplikasi ISPA

Prognosis baik bergantung pada tatalaksana yang tepat, optimal, dan menyeluruh. Biasanya tindakan operasi sangat jarang dilakukan. Pasien yang meninggal sebagian besar disebabkan oleh obstruksi jalan napas dan komplikasi trakeostomi.

Komplikasi

Rangkuman

Daftar pustaka Munazir Z. Respon imun terhadap infeksi bakteri. [serial

online] 2001[cited 2014 juni 21] ; 2(4): 193-197. Available from: URL ; http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/2-4-4.pdf

Rahmat C. Sindrom Hipersensitivitas obat. [Artikel]. Jakarta; Universitas Indonesia April ;2011

Anoymus. Komponen yag terlibat dalam sistem imun. [karya tulis ilmiah]. Malang; Universitas Brawijaya juni ; 2011

Rido JK. Hubungan renitis alergi dengan kejadian ISPA . Semarang ; Universitas Diponegoro; 2011