pemicu 1 blok gawatdarurat

37
PEMICU 1

Upload: yohanes-anes

Post on 15-Jan-2016

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hgfd

TRANSCRIPT

Page 1: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

PEMICU 1

Page 2: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

PENANGANAN CEDERA KEPALA

Page 3: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

ABC

• Pada menit pertama brain shock (dtk – menit ) reflek sangat lemah, sangat pucat, napas lambat dan dangkal, nadi lemah, otot flaksid, kadang pupil midriasis hipoksemia bantuan pernapasan

Page 4: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

KELANCARAN JALAN NAPAS• Jika pasien dapat bicara pernapasan adekuat• Obstruksi jalan napas krn penderita tidak sadar benda

asing, muntahan, jatuhnya pangkal lidah, fraktur tulang wajah

• Bebaskan jalan napas lindungi vertebra servikalis (tidak ekstensi, flexi, rotasi yang berlebihan dr leher)

• Tdk ada chin lift dan jaw thrust• Rasakan napas dr hidungnya• Jika ada sumbatan bersihkan dengan suction• Untuk jaga patensi jalan napas pipa orofaring• Bila napas tidak adekuat bantuan napas dr mulut ke

mulut

Page 5: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

SIRKULASI• Periksa tingkat kesadaran dan denyut nadi• Cari ada / tidak ada perdarahan eksternal lihat

warna serta temperatur kulit dan ukur TD• Denyut nadi perifer yg teratur, penuh dan lambat

status sirkulasi yg relatif normovolemik• Pd penderita dgn cedera kepala, TD sistol diatas

100mmHg perfusi darah ke otak adekuat• Denyut nadi perkirakan tekanan sistolik scr kasar– Bila teraba > 90 mmHg– Bila a.femoralis yg teraba > 70 mmHg– Bila a.carotis yg teraba berkisar 50mmHg

Page 6: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

KEJANG

Page 7: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

GEJALA KLINIS

• Gejala ini memiliki puncak 2 kali pertama masa kanak2/remaja, sekali lagi pada umur >60 th

• Serangan dapat bersifat generalisata atau parsial.• Generalisata mengenai kedua hemisfer serebri dan

dapat bersifat konvulsif (serangan kejang tonik klonik) / petit mal (absence seizure)

• Parsial dapat sederhana/kompleks & dapat berkembang menjadi serangan kejang generalisata

• Serangan >30 menit dan muncul lagi tanpa kembali ke status mental dasar status epileptikus

Page 8: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

PATOFISIOLOGI

• Disebabkan oleh letupan aktivitas listrik neuronal yang mendadak, abnormal dan berlebih yang dapat diperluas melalui prosesus neuronal.

• Serangan sekunder akibat toksin, infeksi, stroke, hipoksia, trauma kepala, perdarahan intrakranial, kelainan metabolik, withdrawal, atau eklamsia

Page 9: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

DIAGNOSIS

• Anamnesis dan pemeriksaan fisik• Pasien riwayat gangguan kejang dengan serangan

kejang yang khas hanya perlu obat antikejang dan observasi

• Serangan kejang onset baru perlu pemeriksaan lebih lanjut panel metabolik, hitung darah lengkap (CBC, complete blood count), konsentrasi nitrogen urea darah (BUN, blood urea nitrogen), konsentrasi kreatinin, uji kehamilan, skrining obat, urinalisis, CT scan kepala, dan kemungkinan analisis CSF

• EEG dan MRI dpt dilakukan

Page 10: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

KOMPLIKASI KLINIS

• Trauma (fraktur, dislokasi, dan cedera kepala)• Rabdomiolisis• Apnea• Hipoksia• Hipotensi• Asidosis metabolik• Kerusakan neuronal

Page 11: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

TATA LAKSANA• Diberi oksigen• Dipasang alat monitor jantung• Didapatkan akses intravenanya yang dapat

diandalkan• Diperiksa kadar glukosa• Th/ farmako awal benzodiazepin parenteral• Aktivitas serangan kejang terus menerus

saluran napas harus dikontrol dan diobati dengan fenitoin/fosfenitoin, diikuti barbiturat atau propofol

Page 12: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

CEREBROVASCULAR ACCIDENT

Page 13: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

GEJALA KLINIS

• Dpt menimbulkan mslh neurologik dg onset mendadak, hilang penglihatan, nyeri kepala, perubahan status mental, ggg pernapasan, instabilitas hemodinamik.

• Serangan iskemik transien (TIA) defisit neurologik fokla yang hilang dalam 24 jam

Page 14: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

FAKTOR RESIKO• Hipertensi• Penyakit jantung• Diabetes• Kolesterol tinggi• Laki-laki• >55 th• Riwayat keluarga• Merokok• kehamilan

Page 15: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

PATOFISIOLOGI

• Terjadi bila aliran darah serebral ke satu area fokal terganggu secara akut pengurangan oksigen dan glukosa

• Penyebab dasar iskemik, oklusi trombotik atau embolik, atau hemoragik, yg membentuk suatu kaskade peristiwa yang menyebabkan penurunan produksi energi, asidosis, dan akhirnya kematian sel

Page 16: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

DIAGNOSIS

• Anamnesis dan pemriksaan fisik• EKG dan ekokardiografi bantu

menyingkirkan fibrilasi atrial, trombus, dan infark miokard

• CT scan atau MRI harus dilakukan• DD serangan kejang, tumor otak, migren,

hipoglikemia, dan ensefalopati hipertensif

Page 17: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

KOMPLIKASI

• Serangan kejang• Sepsis• Pneumonia• Trombosis vena dalam• Depresi pernapasan• Embolus paru• Ulkus dekubitus• Infeksi saluran kemih

Page 18: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

TATA LAKSANA

• Penyebab CVA (iskemik atau hemoragik) menentukan pengobatan

• Pasien dgn gejala signifikan dan stroke iskemik, gejala <3 jam, & tdk memiliki kontraindikasi terapi trombolitik

• Pengobatan lain heparin, aspirin, dan inhibitor IIB/IIIA

• Stroke hemoragik secara suportif, dan konsultasi dengan ahli bedah saraf

Page 19: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

HEMATOMA SUBDURAL AKUT

Page 20: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

GEJALA KLINIS

• Terjadi pada sekitar 30% cedera kepala berat dan menyebabkan perubahan kesadaran pada hampir semua kasus

• Nyeri kepala, muntah, letargi, hemiparesis, dan iregularitas papil di sebelah ipsilateral hematoma

• Mungkin mengalami interval lusid sebelum gejala neurologik tampak

Page 21: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

PATOFISIOLOGI

• Robeknya vena penghubung antara korteks serebri dan drainase sinus vena perdarahan peningkatan TIK, penyempitan ventrikel akibat volume bekuan, dan edema yang disebabkan cedera otak

Page 22: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

DIAGNOSIS

• Anamnesis difokuskan pada mekanisme cedera (direk atau akselerasi/deselarasi) & keadaan neurologik sebelum dan setelah cedera

• Temuan radiografi dr CT scan kepala tanpa kontras kumpulan darah berdensitas tinggi, bentuk bulat sabit antara otak dan dura

• Hilangnya sulkus dan penyempitan ventrikel dapat terlihat, dan pergeseran garis tengah terjadi akibat bekuan yang besar

Page 23: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

KOMPLIKASI

• Cedera otak sekunder terjadi setelah trauma awal sebagai akibat kerusakan neuron.

• Komplikasi potensial peningkatan TIK, edema otak, perdarahan rekuren, dan serangan kejang

Page 24: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

TATA LAKSANA• Meminimalkan cedera otak dan mendapatkan

intervensi bedah saraf dini (dlm 4 jam) mengoptimalkan hasil penanganan

• Intervensi dini dengan nilai GCS < 8 harus meliputi intubasi sekuens cepat

• Hiperventilasi jangka pendek hanya untuk pasien yang secara cepat mengalami perburukan

• Tekanan arterial rata2 target harus > 90 mmHg• Pasien yang masuk triase atau dipindahkan dini

ke pusat trauma punya prognosis paling baik secara keseluruhan

Page 25: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

HEMATOMA EPIDURAL

Page 26: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

GEJALA KLINIS

• Mengalami hilang kesadaran singkat setelah trauma kepala, diikuti interval lusid dan kemunduran neurologik

Page 27: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

DIAGNOSIS

• Pemeriksaan radiografik• CT scan memperlihatkan lesi lentikular,

seringkali di regio temporal atau temporoparietal

Page 28: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

PATOFISIOLOGI

• Cedera disebabkan oleh laserasi arteri meningea media, vena meningea media, atau sinus dura dengan atau tanpa disertai fraktur tengkorak

• Perdarahan dari hematoma epidural kompresi, pergeseran, dan peningkatan TIK

Page 29: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

KOMPLIKASI

• Komplikasi primer yang disebabkan oleh cedera mekanis direk menyebabkan cedera aksonal yang ditandai dengan hilangnya kesadaran awal atau depresi status mental

• Komplikasi sekunder yang disebabkan oleh hematoma yang meluas menyebabkan kemunduran neurologik

Page 30: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

TATA LAKSANA

• Memerlukan evaluasi bedah saraf emergensi dan evakuasi hematoma

• Prioritas dalam menangani pasien cedera kepala terfokus pada pembatasan komplikasi sekunder

• Stabilisasi saluran napas, pernapasan, sirkulasi, dan vertebra servikalis harus dilakukan segera

• Setiap pasien dengan GCS 8/<, dan yang tidak mampu melindungi saluran napasnya harus intubasi dini dgn menggunakan teknik sekuens cepat untuk membatasi fluktuasi TIK

Page 31: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

ABSES OTAK

Page 32: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

GEJALA KLINIS

• 3 stadium klasik gejala klinis :– Malaise transien, demam dan nyeri kepala hemisferik

atau global– Fase asimtomatik laten– Fase terminal dengan defisit fokal, herniasi, dan koma

• Perubahan valsalva dan postural memperburuk nyeri kepala dgn menaikan TIK

• Edema papil dapat juga terjadi• Sebagian besar pasien mjd simtomatik dlm 1

minggu stlh terbentuknya abses

Page 33: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

PATOFISIOLOGI• Abses otak terbentuk di area cedera otak yang

telah ada sebelumnya atau nekrosis akibat hipoksia, trauma atau iskemia

• Area lokalisata serebritis mengalami nekrosis mjd cair di pusatnya dikelilingi kapsul kolagenosa fibroblas

• Edema dan gliosis reaktif mengelilingi area yang meradang

• Abses dapat terjadi akibat penularan dr sinusitis kronik, matoiditis, otitis media, atau infeksi gigi

Page 34: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

• Penyebaran hematogen abses multipel pada area watershed iskemik

• Trauma dan prosedur operatif scr langsung dpt menginokulasi jaringan otak

• Gangguan parenkim otak lokal dan efek massa timbulnya gejala dan komplikasi

Page 35: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

DIAGNOSIS

• CT scan kepala prakontras modalitas diagnostik pilihan, dpt memperlihatkan evolusi abses otak dr serebritis dini mjd serebritis lanjut & terbentuknya kapsul

• Pemberian kontras ring enhancing lesion dgn memberi fokus pd edema sekitar

• Pungsi lumbal KI bila ada pergeseran garis tengah atau space occupying lesion di fosa posterior krn berpotensi herniasi

Page 36: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

KOMPLIKASI

• Ruptur abses mengubah bentuk infeksi lokalisata mjd meningitis atau ventrikulitis

• Peningkatan TIK herniasi uncus dan akhirnya kematian

• Serangan kejang 40-50% pasien, bahkan setelah pengobatan.

Page 37: PEMICU 1 Blok Gawatdarurat

TATA LAKSANA

• Pengobatan aspirasi pus, terapi antimikroba, dan pengurangan efek massa

• Drainase abses dpt dilakukan dgn panduan CT scan

• Eksisi abses yang mengandung gas & beberapa abses akibat jamur

• Steroid me↓ TIK scr sementara untuk mencegah herniasi, jg dpt mengganggu terbentuknya kapsul