pemerolehan bahasa pertama anak usia 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua...

203
PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 TAHUN DALAM BAHASA SEHARI-HARI (TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh : Yosep Trinowismanto 101224043 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: trinhdat

Post on 14-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA

ANAK USIA 0 s.d 3 TAHUN DALAM BAHASA SEHARI-HARI

(TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh :

Yosep Trinowismanto

101224043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

i

PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA

ANAK USIA 0 s.d 3 TAHUN DALAM BAHASA SEHARI-HARI

(TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh :

Yosep Trinowismanto

101224043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini, saya persembahkan kepada :

Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Santo Yosef.

Orangtua, Andreas Budiyono dan Valentina Suprihatinah.

Keempat kakak Aluysius Ari Budi Cahyadi, Elisabeth Natalia Kristiani,

Lusia Yuliani, dan Yustinus Ari Setyawan.

Keponakan, Karolus Inggil.

Keluarga Besar Joyo Harsono.

Keluarga Besar Kismo Sudiro.

Para sahabat PBSI USD 2010.

Calon pendamping hidup yang akan ku jemput di ruang rindu.

Saudara-saudara kita yang ada dalam keterbatasan dalam pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

v

MOTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles).

Terpuruk dalam masalah merupakan peluang hebat untuk kita (Albert Eisntein).

In the end, your success will speak for it self (Patrick Bet David).

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang

tiada berdaya (Yesaya 40:29).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

viii

ABSTRAK

Trinowismanto, Yosep. 2016. Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Usia 0 s.d 3

Tahun dalam Bahasa Sehari-hari (Suatu Tinjauan Psikolinguistik). Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.

Penelitian ini membahas tentang pemerolehan bahasa pertama anak usia 0

s.d 3 tahun dalam bahasa sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan tentang tahap-tahap perkembangan bahasa anak dan

mendeskripsikan proses pemerolehan bahasa dalam aspek fonologi, morfologi,

sintaksis dan diksi. Subjek penelitian ini adalah anak-anak yang berusia 0 sampai

3 tahun yang berada dalam lingkugan peneliti.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, karena penelitian ini berisi

gambaran mengenai tahap pemerolehan bahasa anak. penelitian ini juga

memaparkan proses pemerolehan bahasa anak. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan metode cakap. Metode

pertama yang digunakan oleh peneliti adalah metode simak. Adapun teknik yang

digunakan dalam rangka melaksanakan metode simak itu adalah teknik catat dan

teknik rekam. Dari catatan dan/atau rekaman pertuturan itulah data diperoleh

sebagai bahan jadi penelitian pemerolehan bahasa pertama anak.

Simpulan secara umum Pemerolehan bahasa anak usia 0 s.d 3 tahun

dikembangkan melalui beberapa tahap yaitu (1) tahap menangis, (2) tahap

mendengkur, (3) tahap meraban pada usia 0-1 tahun, (4) tahap pola intonasi, (5)

tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) tahap infleksi dan

aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan ingkar. Peneliti menemukan

bentuk proses pemerolehan bahasa diantaranya adalah pertama pada usia 0-1

tahun pemerolehan fonologi anak berfokus pada bunyi. Pemerolehan morfologi,

munculnya bentuk morfem bebas. Pemerolehan sintaksis, anak mampu

mengucapkan kata yang membentuk ujaran satu kata. Pemerolehan diksi pada

usia 0-1 tahun belum tampak. Kedua pada usia 1-2 tahun pemerolehan fonologi,

anak mampu mengeluarkan beragam bentuk bunyi terutama bunyi vokal dan

konsonan. Pemerolehan morfologi, anak lebih banyak menggunakan morfem

bebas dalam berkomunikasi. Pemerolehan sintaksis, anak mampu menggunakan

dua kata, dan bentuk-bentuk kalimat mengandung unsur verba, nomina, dan

adjektiva sudah mulai tampak. Pemerolehan diksi anak lebih banyak mengamati

mitra tutur berbicara untuk memperbanyak kosakata yang ia miliki. Ketiga pada

usia 2-3 tahun pemerolehan fonologi anak sudah sempurna dalam bunyi vokal dan

diikuti bunyi konsonan. Pemerolehan morfologi bentuk morfem dan kosakata

sudah mencapai beberapa ratus kata. pemerolehan sintaksis anak sudah mampu

menggunakan kalimat rangkaian kata dan kalimat konstruksi yang kompleks.

Pemerolehan diksi anak mampu menggunakan pilihan kata dalam berkomunikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

ix

ABSTRACT

Trinowismanto, Yosep. 2016. The First Language Acquirement 0-3 Year(s) Old

Kid in Daily Language. (A Psycholinguistics). Thesis. Yogyakarta: PBSI,

JPBS, FKIP, USD.

This research discussed about the first language acquirement 0-3 year(s)

old kid in daily language. The purpose of this research is to describe the process

of language acquirement in the aspect of phonology, morphology, syntax, and

diction. The subject of this research is 0-3 year(s) old children which is inside of

the research environment.

The type of this research is qualitative descriptive, because this research is

about the description about the children language acquirement stages. This

research also describes about the children language acquirement process. The

gathering-data method which is used in this research is observation and

conversation method. The first method that is used by the researcher is the

observation method. The technique that is used to conduct the observation method

is taking-note technique and recording technique. From the notes and/or

delivering record is the way data is collected as the research material of children’s

first language acquirement.

The general conclusion of 0-3 year(s) old children is developed through

some stages which are (1) crying step, (2) snoring step, (3) jabber step in 0-1 year

old, (4) intonation pattern step, (5) one word saying step, (6) two words saying

steps, (7) agglutinative and inflection step, and (8) rejection and question pattern

step. Researcher found out the form of language acquirement process is firstly in

0-1 year old, the focus of children’s phonology acquirement is singing.

Morphology acquirement is in the form of free morpheme. Syntax acquirement is

in the form of children who can say words which make a meaning. Diction

requirement in 0-1 year old is not quietly shown. Secondly in 1-2 year old

acquirement of phonology, children are able to produce various kind of sounds

especially vocal and consonant sound. The morphology requirement is in the form

of children who can use more free morphemes to communicate. The syntax

requirement is in the form of children who can use two words, and the form of

sentences which contains verbal, nominal, and adjective. The diction acquirement

is in the form of more observing their friends talking to get more vocabulary they

have. Thridly in 2-3 year old, phonology acquirement of children is perfect in

vocal voice, followed by consonant voice. Morphology acquirement is in the form

of morpheme form and vocabulary has reached a hundred of words. Syntax

acquirement of children is in the form of children who can use more complex

sentences. Diction acquirement is in the form of children who can use diction in

communicating.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemerolehan

Bahasa Pertama Pada Anak-anak Usia 0-3 Tahun Dalam Bahasa Sehari-hari

Tinjauan Psikolinguistik” dengan baik dan lancar. Penulisan skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu dan

memperoleh gelar sarjana pendidikan dalam kurikulum Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia (PBSI), Jurusan Bahasa Dan Seni (JBS), Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan dengan bantuan

dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku ketua Program Studi PBSI,

yang telah banyak memberikan dukungan, pendampingan, nasihat, dan

saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan

bijaksana, sabar, memotivasi, memberikan masukan yang sangat

berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Program Studi PBSI, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta yang penuh dedikasi mendidik, mengarahkan,

membimbing, membagi ilmu pengetahuan, memberi motivasi kepada

penulis dari awal perkuliahan sampai selesai.

5. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat PBSI yang dengan

sabar memberikan pelayanan administratif kepada penulis dalam

menyelesaikan berbagai urusan administratif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

xi

6. Bapak Jumari, selaku ketua Yayasan Panti Asuhan Sayap Ibu, Sleman,

Yogyakarta yang telah mendukung dalam penelitian skripsi.

7. Staff dan Karyawan Panti Asuhan Sayap Ibu, Sleman, Yogyakarta yang

telah membantu penulis dalam penelitian skripsi.

8. Keluarga Besar Joyo Harsono dan Keluarga Besar Kismosudiro.

9. Kedua Orang tua tercinta, Bapak Andreas Budiyono, dan Ibu Valentina

Suprihatinah yang selalu mendukung, memotivasi, dan membantu

secara finansial kepada penulis.

10. Untuk kakak tercinta, Aluysius Ari Budi Cahyadi, Amd., Elisabeth

Natalia Kristiani, Amd.Kep., Lusia Yuliani, S.Pd., Yustinus Ari

Setyawan, S.T.

11. Karolus Inggil, Wisnu Saputra, Septi Puspitasari, Gisella Putri

Cahyaningtyas, dan Ari Wahyudi yang bersedia menjadi subjek

penelitian Penulis.

12. Elizabeth Tri Noviyani Nugroho, Amd.Kep. yang telah memberikan

pengalaman dan motivasi begitu besar kepada penulis.

13. Andreas Dwi Yunianto, Sebastianus Seno Kurniawan, S.Pd., I Putu

Ariyana, S.Pd., Dwi Kristanto Saputro, S.Pd., Deny Pradita Tri

Handaru, S.Pd., Wilvridus Yolesa Roosando, S.Pd., Krisantus

Roparman, S.Pd., Agustinus Adven Yudanto, Mateus Ananda Merfi

Aditya, S.Pd., Vanio Praba Pradipa, Pratama Adi Winata, S.Pd., Eko

Prasetyo, S.Pd., Agustina Marshella, Mega Yoshinta, S.Pd., Maria Tri

Wijayanti, S.Pd., Caecilia Dhany Anja Reny, S.Pd., Natalia Harsanti,

S.Pd., Maulida Reswari, S.Pd., Silviana Yudi Apsari, S.Pd., Anita

Sugiyatno, S.Pd., Brigita Familia, S.Pd., Fransiska Budi Fitriana, S.Pd.,

Devi Pusawati, S.Pd., Natalia Astra, Fransiska Isti Ningsih Puji Rahayu,

S.Pd., dan semua sahabat PBSI 2010 yang telah berdinamika bersama

selama menjalani perkuliahan di PBSI.

14. Dwi Adi Prasetyo, S.E., Andronikus Kresna Dewantara, S.Pd, Delitiria

Nehzra, Alit Pidegso, S.Pd., Zulvi Handoko, Sandy Kurniawan,

Yohanes Berchmans, Sigit Prihadi, Hikmah Prianggara, Yanuarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv

HALAMAN MOTO ............................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................. vii

ABSTRAK ............................................................................................... viii

ABSTRACT .............................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................ x

DAFTAR ISI ............................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

1.5 Batasan Istilah ................................................................................... 7

1.6 Sistematika Penyajian ....................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 10

2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 10

2.2 Landasan Teori ................................................................................. 13

2.2.1 Teori Perkembangan Bahasa Anak .................................. 16

2.2.2 Perkembangan Akuisisi Bahasa ....................................... 20

2.2.3 Proses Akuisisi Bahasa ................................................... 22

2.2.4 Tahap-tahap Perkembangan Bahasa ................................ 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

xiv

2.2.5 Ujaran, Mengerti Ujaran dan Pikiran ............................... 27

2.2.6 Perkembangan Ujaran ..................................................... 29

2.2.7 Perkembangan Sosial dan Komunikasi ............................ 30

2.2.8 Pemerolehan Dalam Bidang Fonologi ............................. 33

2.2.9 Pemerolehan Dalam Bidang Morfologi ........................... 42

2.2.10 Pemerolehan Dalam Bidang Sintaksis ............................. 48

2.2.11 Pemerolehan Dalam Bidang Diksi ................................... 52

2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................. 62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 63

3.1. Jenis Penelitian ............................................................................... 63

3.2. Data dan Sumber Data .................................................................... 64

3.3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ......................................... 64

3.4. Instrumen Penelitian ....................................................................... 65

3.5. Teknik Analisis Data ...................................................................... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 67

4.1. Deskripsi Data ................................................................................ 67

4.2. Analisis Data ................................................................................... 68

4.2.1 Tahap Pemerolehan Bahasa Usia 0 s.d 3 Tahun ............... 69

4.2.1.1 Usia 0 – 1 Tahun ................................................... 69

4.2.1.2 Usia 1 – 2 Tahun ................................................... 75

4.2.1.3 Usia 2 – 3 Tahun .................................................. 94

4.2.2 Pemerolehan Bahasa Usia 0 s.d 3 Tahun......................... 100

4.2.2.1 Pemerolehan Fonologi. ......................................... 101

4.2.2.1.1 Usia 0 – 1 Tahun .................................. 102

4.2.2.1.2 Usia 1 – 2 Tahun .................................. 104

4.2.2.1.3 Usia 2 – 3 Tahun .................................. 109

4.2.2.2 Pemerolehan Morfologi ........................................ 113

4.2.2.2.1 Usia 0 – 1 Tahun .................................. 114

4.2.2.2.2 Usia 1 – 2 Tahun .................................. 115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

xv

4.2.2.2.3 Usia 2 – 3 Tahun .................................. 118

4.2.2.3 Pemerolehan Sintaksis .......................................... 123

4.2.2.3.1 Usia 0 – 1 Tahun .................................. 124

4.2.2.3.2 Usia 1 – 2 Tahun .................................. 125

4.2.2.3.3 Usia 2 – 3 Tahun .................................. 128

4.2.2.4 Pemerolehan Diksi ................................................ 132

4.2.2.4.1 Usia 0 – 1 Tahun .................................. 132

4.2.2.4.2 Usia 1 – 2 Tahun .................................. 132

4.2.2.4.3 Usia 2 – 3 Tahun .................................. 136

4.3. Pembahasan .................................................................................... 139

BAB V PENUTUP .................................................................................. 150

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 150

5.2 Saran ................................................................................................ 152

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 154

LAMPIRAN ............................................................................................ 156

BIOGRAFI PENULIS .......................................................................... 187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi antara satu orang dengan yang lain itu sangat penting. Hal

yang paling penting dalam berkomunikasi yaitu menggunakan bahasa. Maksud

dan tujuan berbahasa adalah menyampaikan informasi seluas-luasnya dengan jelas

sebagai kebutuhan seseorang dengan yang lainnya. Setiap orang dibekali untuk

berbahasa ketika masih dalam kandungan. Secara tidak langsung ketika dalam

kandungan seseorang tersebut mendapatkan informasi yang dirangsang oleh

ibunya. Orang dewasa selalu terpesona pada perkembangan bahasa yang terjadi

pada anak-anak. Meskipun lahir tanpa bahasa, pada saat mereka berusia 3 atau 4

tahun, anak-anak secara khusus telah memperoleh beribu-ribu kosakata, sistem

fonologi dan gramatika yang kompleks, dan aturan kompleks yang sama untuk

bagaimana cara menggunakan bahasa mereka dengan sewajarnya dalam banyak

latar sosial.

Bahasa menurut Kridalaksana (dalam Chaer 2003:32), bahasa adalah

sistem lambang yang arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial

untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Sedangkan

definisi lain bahasa adalah alat komunikasi yang efektif antar manusia dalam

berbagai macam situasi. Bahasa dapat digunakan dalam penyampaian gagasan ide

dari pembicara ke pendengar atau penulis ke pembaca. Bahasa merupakan alat

perantara dalam proses interaksi manusia dengan manusia lain. Meskipun bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

2

tidak pernah lepas dari manusia, namun belum ada angka pasti berapa jumlah

bahasa di dunia (Crystal, dalam Chaer, 2003: 33). Bahasa berhubungan dengan

kebudayaan manusia, dimana kebudayaan manusia muncul setelah bahasa lahir

dan ada pula yang berpendapat bahwa bahasa merupakan pusat dari sebuah

kebudayaan. Bahasa dipandang sebagai produk sosial atau produk budaya, bahkan

merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan. Sebagai produk sosial atau

budaya, bahasa adalah wadah aspirasi sosial, perilaku masyarakat, dan wadah

penyingkapan budaya termasuk teknologi yang diciptakan oleh masyarakat

pemakai bahasa itu (Sumarsono, 2002: 20). Bahasa dan kebudayaan selalu

terealisasi secara bersamaan, maksudnya ketika belajar bahasa asing maka terlebih

dahulu mengenal kebudayaannya sehingga terjadi timbal-balik di dalamnya.

Apabila tidak ada jalinan antara belajar bahasa dan kebudayaan mengakibatkan

proses belajar bahasa atau kebudayaan tidak maksimal.

Psikolinguistik termasuk salah satu cabang linguistik yang kerap

perkembangannya pesat karena membuka diri dalam temuan disiplin ilmu lain

sebagai alat bantu untuk menginterpretasikan masalah pemerolehan bahasa

(language acguisition) serta komprehensi dan produksi bahasa (speech

comprehension and production). Psikolinguistik merupakan salah satu cabang

linguistik yang kompleks. Ahli psikolinguistik dituntut untuk dapat melakukan

analisis pada semua tataran linguistik (fonologi-morfologi-sintaksis-wacana-

semantik-pragmatik) dengan baik karena psikolinguistik berusaha memahami

bagaimana bahasa berbahasa di otak manusia. Selain itu, psikolinguistik juga

mempertanyakan kembali apakah terdapat bukti biologis bahwa bahasa bersifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

3

anugerah kodrati (innate properties) sebagaimana dicetuskan oleh Chomsky.

Kajian psikoliguistik akan memberi kajian yang bermanfaat untuk perencanaan

bahasa jika penelitian tentang pemerolehan bahasa pertama (child language

acquisition) ditingkatkan.

Menurut Pateda (1990: 42) terdapat beberapa teori yang digunakan untuk

meneliti perkembangan bahasa pada anak yaitu menurut Nababan (1988), Clara

dan W. Stern (1961), Aitchison (1976) dan menurut Lenne Berg (1975).

Perkembangan bahasa anak menurut Nababan terdiri dari empat tahap. Tahap I

Pengocehan (6 bulan), tahap II Satu Kata, Satu Frase (1 tahun), tahan III Dua kata,

Satu Frasa (2 tahun), tahap IV Menyerupai Telegram.

Perkembangan bahasa anak menurut Aitchison (dalam Harras dan Andika,

2009: 50-56) terdiri dari sepuluh tahap. Umur 0,3 (mulai dapat meraban), umur

0,9 (mulai terdengar pola intonasinya), umur 1,0 (dapat membuat kalimat satu

kata), umur 1,3 (haus akan kata-kata), umur 1,8 (menguasai kalimat dua kata),

umur 2,0 (dapat membuat kalimat empat kata, dapat membuat kalimat negatif,

menguasai infleksi, pelafalan vokal telah sempurna), umur 3,6 (pelafalan

konsonan mulai sempurna), umur 4,0 (penguasaan kalimat secara tepat, tetapi

masih terbatas), umur 5,0 (konstruksi morfologis telah sempurna), umur 10,0

(matang berbicara).

Pemerolehan bahasa oleh anak-anak dapat diketahui dengan mengadakan

penelitian mengenai bahasa anak itu sendiri. Penelitian ini penting karena bahasa

anak memang manarik untuk diteliti. Selain itu, hasil penelitiannya pun dapat

membantu mencari solusi pada aneka ragam masalah serta dari hasil penelitian itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

4

pula jelaslah bahwa fenomena pemerolehan bahasa relevan bagi perkembangan

teori linguistik

Pertumbuhan dan perkembangan berbeda pada setiap anak, tergantung

banyak hal, mulai dari masa anak dalam kandungan sampai dengan masa

kelahiran hingga masa pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir. Faktor gen

apakah pria dan wanitanya merupakan orang-orang yang sehat, tidak membawa

sifat keturunan yang kurang, sehat, pada saat proses pembuahan dalam keadaan

sehat pula. Perawatan dan pemeliharaan selama masa kehamilan tetap terjaga,

sehingga janin dalam rahim tidak mengalami gangguan hingga proses

persalinannya apakah normal atau tidak. Selanjutnya adalah bagaimana proses

perawatan dan pemeliharaan anak oleh orangtuanya dalam masa tumbuh

kembang.

Proses pertumbuhan dan perkembangan akan sampai pada interaksi

dengan orang lain, umumnya pada lingkungan di sekolah anak dan khususnya

lingkungan di rumah terutama interaksi dengan orangtua si anak. Interaksi pada

anak umur 4 tahun sudah dapat dilakukan melalui komunikasi dengan berbicara.

Bagi orang tua yang tidak terlalu memperhatikan perkembangan anak akan

merasa heran apabila pada saat berkomunikasi dengan mereka, si anak akan

berbicara sesuatu yang belum pernah di dengar.

Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu

aspek dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak luput dari

perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya.

Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan prestasi manusia yang paling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

5

hebat dan menakjubkan. Oleh sebab itulah masalah ini mendapat perhatian besar.

Pemerolehan bahasa telah ditelaah secara intensif sejak lama. Pada saat itu kita

telah mempelajari banyak hal mengenai bagaimana anak-anak berbicara,

mengerti, dan menggunakan bahasa, tetapi sangat sedikit hal yang kita ketahui

mengenai proses aktual perkembangan bahasa. Masa bayi atau balita (di bawah

lima tahun) adalah masa yang paling signifikan dalam kehidupan manusia.

Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan

kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya,

ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk

membantu perkembangannya, ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang

disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak. Sejalan dengan perkembangan

kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang bertalian dengan proses

bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas.

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bermaksud mengakaji

pemerolehan bahasa pertama pada anak usia 0 s.d 3 tahun dalam bahasa sehari-

hari ditinjau dari segi kajian psikolinguistik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah utama penelitian adalah

Bagaimanakah tahap pemerolehan bahasa anak usia 0-3 tahun? Atas dasar

rumusan masalah utama, maka disusun dalam sub rumusan masalah sebagai

berikut

1. Bagaimanakah tahap pemerolehan bahasa anak usia 0-1 tahun pada

aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan diksi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

6

2. Bagaimanakah tahap pemerolehan bahasa anak usia 1-2 tahun pada

aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan diksi?

3. Bagaimanakah tahap pemerolehan bahasa anak usia 2-3 tahun pada

aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan diksi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan tahap pemerolehan bahasa pada anak usia 0-3 Tahun

dalam bahasa sehari-hari.

2. Mendeskripsikan pemerolehan bahasa pada anak usia 0-1 Tahun Pada

tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan diksi dalam bahasa sehari-

hari.

3. Mendeskripsikan pemerolehan bahasa pada anak usia 1-2 Tahun Pada

tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan diksi dalam bahasa sehari-

hari.

4. Mendeskripsikan pemerolehan bahasa pada anak usia 2-3 Tahun Pada

tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan diksi dalam bahasa sehari-

hari.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil dan manfaat bagi berbagai

pihak. Manfaat-manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

7

1) Manfaat Teoritis

Kajian-kajian yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat

memperluas kajian dan memperkaya khasanah teoretis tentang

Pemerolehan Bahasa Pertama Pada Anak-anak Usia 0 s.d 3 Tahun

sebagai fenomena psikolinguistik yang baru.

2) Manfaat Praktis

a) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para penutur

dalam lingkup keluarga untuk mempertimbangkan pemerolehan

bahasa anak pada usia dini agar mengetahui batasan- batasan

pemerolehan bahasa pada anak dalam praktik berkomunikasi.

b) Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat pendidikan karakter

dalam lingkup keluarga yang merupakan salah satu faktor penting

yang berpengaruh bagi pembentukan karakter bangsa pada anak

usia dini.

1.5 Batasan Istilah

1) Pemerolehan bahasa anak.

Proses pengucapan bahasa yang dialami oleh anak.

2) Linguistik.

Ilmu tentang bahasa; telaah bahasa secara ilmiah (depdiknas, 2008:

832)

3) Psikolinguistik.

Ilmu yang mempergunakan bahasa sebagai obyek studi.

4) Perkembangan bahasa anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

8

Perkembangan bahasa pada pada anak adalah proses pemerolehan

bahasa yang dialami kanak-kanak sejak lahir sampai kira-kira

menjelang usia sekolah. (Abdul Chaer, 2003: 221)

5) Keluarga.

Ibu dan bapak beserta anak-anaknya; orang seisi rumah yang

menjadi tanggungan; satuan kekerabatan yang sangat mendasar

dalam masyarakat (Depdiknas, 2008: 659).

1.6 Sistematika Penyajian

Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah bab pendahuluan yang berisi

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

batasan istilah, dan sistematika penelitian.

Bab II berisi landasan teori yang akan digunakan untuk menganalisis

masalah-masalah yang akan diteliti, yaitu tentang pemerolehan bahasa pada anak

usia 0 s.d 3 tahun. Teori-teori yang dikemukakan dalam bab II ini adalah teori

tentang (1) penelitian-penelitian yang relevan, (2) psikolinguistik, dan (3) Kajian

teori.

Bab III berisi metode penelitian yang memuat tentang cara dan prosedur yang

akan digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data. Dalam bab III akan

diuraikan (1) jenis penelitian, (2) subjek penelitian, (3) metode dan teknik

pengumpulan data, (4) instrumen penelitian, (5) metode dan teknik analisis data,

(6) sajian hasil analisis data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

9

Bab IV berisi tentang (1) deskripsi data, (2) analisis data, dan (3)

pembahasan hasil penelitian. Bab V berisi tentang kesimpulan penelitian dan

saran untuk penelitian selanjutnya berkaitan dengan penelitian pemerolehan

bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Pemerolehan bahasa anak usia dini dalam kajian ilmu psikolinguistik

merupakan fenomena baru yang belum dikaji secara mendalam. Oleh karena itu,

penelitian psikolinguistik yang mendalami proses pemerolehan bahasa pada usia

dini belum banyak ditemukan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

beberapa penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang pemerolehan bahasa

pertama ditinjau dari ilmu psikolinguistik sebagai penelitian yang relevan.

Penelitian-penelitian tentang pemerolehan bahasa pada usia dini yang ditemukan

oleh peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Putri Nasution (2009),

Endang Rusyani (2008), dan Ana Lestari (2012).

Penelitian tentang perkembangan bahasa anak dilakukan oleh Putri

Nasution (2009) dengan judul Kemampuan Berbahasa anak usia 3 sampai 4

tahun (Pra Sekolah) di Play Group Tunas Mekar Medan. Jenis penelitian ini

adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini mendeskripsikan kemampuan

berbahasa anak usia 3-4 Tahun di play Group Tunas Mekar Medan. Peneliti

menggunakan metode kualitatif dalam pemerolehan dan penganalisisan data. Pada

dasarnya, pemerolehan bahasa anak usia 3-4 Tahun dimulai dengan pemerolehan

fonologi, sintaksis, dan semantik. Penelitian ini mengamati kemampuan berbahasa

di antara anak-anak itu sendiri, baik dengan teman maupun dengan guru mereka.

Temuan penelitian ini menunjukan bahwa para responden pada dasarnya anak-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

11

anak usia 3-4 Tahun mampu berbahasa baik dari pemerolehan fonologi, sintaksis,

dan semantik. Walaupun anak mampu namun dalam pemerolehan fonologi anak

mengalami pergantian sebuah bunyi yang disuarakan dengan bunyi yang tidak

disuarakan, yaitu pada pelafalan kata “mau” menjadi “mo” yang merupakan

pelepasan vokal [a] dan pengubahan vokal [u] menjadi [o], naka juga melakukan

pelepasan konsonan yang lemah yaitu konsonan [l] dalam kata yang memiliki dua

buah suku kata, anak melakukan proses reduplikasi, kemudian melakukan reduksi

atau penyederhanaan kelompok kata. Pada pemerolehan sintaksis, anak mampu

menggunakan kalimat-kalimat yang gramatikal dan pada pemerolehannya

semantik anak lebih cenderung menggunakan makna denotatif. Dengan demikian,

dapat dilihat bahwa anak dilahirkan dengan potensi mampu memperoleh bahasa

apa saja termasuk bahasa Indonesia. Kemampuan itu membawa anak seorang

anak mampu menguasai kalimat-kalimat secara bertahap dari sederhana sampai

bentuk yang kompleks.

Penelitian yang mengkaji tentang perkembangan bahasa anak juga

dilakukan oleh Endang Rusyani (2008) dengan judul Pemerolehan Bahasa Anak

2,5 Tahun. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini

mendeskripsikan tentang pemerolehan bahasa anak pada usia 2,5 Tahun.

Pemerolehan data tidak melalui perlakuan (eksperimen). Subjek penelitian

sebagai sumber data dibiarkan bercakap-cakap secara alamiah. Percakapan

alamiah itu diharapkan memunculkan data yang bersifat alamiah. Data alamiah

menjadi ciri khas penelitian ini. Dalam penelitian sederhana ini diperoleh melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

12

teknik perekamar, dan pencatatan. Perekaman dilakukan pada saat terjadi

komunikasi antar keluarga.

Temuan penelitain ini menunjukan bahwa anak telah mampu menguasai

pemerolehan bahasa dari segi fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Pada umur

2,5 tahun, seorang anak yang normal sudah dapat mengucapkan fonem-fonem,

dan kata yang terbatas sesuai dengan lingkungannya dan benda-benda yang ada

disekitarnya. Di samping itu, kata-kata yang keluar adalah masih terpotong-

potong dan ucapannya masih terpeleset. Pada umur 2,3 sampai 2,5 tahun, kata-

kata yang diproduksinya sudah mulai bertambah dan mulai dari kata-kata benda

dan kata kerja. Perkernbangan perbendaharaan bahasanya sudah mulai dengan

kata-kata benda yang abstrak. Sementara kata-kata benda dan kata kerja juga

bertambah diakibatkan oleh repetisi dari pemerolehan baik dari lingkungan dan

keluarganya secara sadar maupun tidak sadar. Pada umur 2,5 tahun anak dapat

merangkai kata-kata secara sederhana, mulai dari satu, dua sampai tiga kata, dan

akhirnya membentuk kalimat. Kalimat sederhana yang dikemukakannya masih

berkisar pada urutan sederhana dan belum teratur. Namun makna kalimat itu

sudah dapat ditangkap baik dalam kalimat berita, kalimat imperatif ataupun

kalimat tanya yang diperoleyh sekitar umur 2,5 tahun.

Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Ana Lestari (2012) dengan

judul Pemerolehan Kosakata Bahasa Indonesia Anak Usia 3-6 Tahun Pada

Pendidikan Anak Usia Dini Bina Harapan. Jenis penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Subjek penelitian adalah anak usia 3-6 Tahun pada PAUD Bina

Harapan. Pada penelitian ini, peneliti menemukan bahwa anak usia 3-6 tahun pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

13

PAUD Bina Harapan memperoleh kosakata dasar pada kata benda, kata kerja,

kata sifat, kata bilangan, kata ganti, kata yang berhubungan dengan kekerabatan,

dan kata depan. Anak usia 3-6 tahun telah memperoleh kosakata turunan pada

imbuhan prefiks, imbuhan sufiks, imbuhan infiks, dan imbuhan konfiks dan anak

usia 3-6 tahun juga telah memperoleh kosakata ulang.

Ketiga penelitian di atas merupakan penelitaian yang mengkaji tentang

pemerolehan bahasa, khususnya pemerolehan bahasa pada aspek fonologi,

sintaksis, dan semantik. Ketiga penelitian di atas menemukan tiga hal penting

dalam pemerolehan bahasa yakni tentang pemerolehan fonologi, sintaksis, dan

semantik. Dengan mengacu dari ketiga penelitian tersebut, peneliti akan mengkaji

lebih dalam tentang pemerolehan bahasa anak, secara khusus tahap-tahap

pemerolehan bahasa anak dan pemerolehan bahasa anak pada aspek fonologi,

morfologi, sintaksis, dan diksi.

2.2 Landasan Teori

Secara etimologi bahwa kata psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi dan

kata linguistik, yakni dua bidang ilmu yang berbeda, yang masing-masing berdiri

sendiri, dengan prosedur dan metode yang berlainan. Namun keduanya sama-

sama meneliti bahasa sebagai objek formalnya. Hanya saja objek materialnya

berbeda, linguistik mengkaji struktur bahasa, sedangkan psikologi mengkaji

perilaku berbahasa atau proses berbahasa. Dengan demikian cara dan tujuannya

juga berbeda.

Meskipun cara dan tujuannya berbeda, tetapi banyak juga bagian-bagian

objeknya yang dikaji dengan cara yang sama dan dengan tujuan yang sama, tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

14

dengan teori yang berlainan. Hasil kajian kedua disiplin ini pun banyak yang

sama, meskipun tidak sedikit yang berlainan oleh karena itulah, telah lama

dirasakan perlu adanya kerja sama kedua disiplin itu diharapkan akan diperoleh

hasil kajian yang lebih baik dan lebih bermanfaat.

Pada awal kerja sama antara kedua disiplin itu disebut linguistic

psychology dan ada juga yang menyebutnya psychology of language. Kemudian

sebagai hasil kerja sama yang lebih baik, lebih terarah dan lebih sistematis

diantara kedua ilmu itu, lahirlah satu disiplin baru yang disebut psikolinguistik,

sebagai ilmu antar disiplin antara psikologi dan linguistik. Istilah psikolinguistik

itu sendiri baru lahir tahun 1954, yakni tahun terbitnya buku Psycholinguistics : A

Survey of Theory and Research Problems yang disunting oleh Charles E. Osgood

dan thomas A. Sebeok, di Bloomington, Amerika Serikat.

Psikolinguistik mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang

berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada

waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh

manusia. Maka secara teoritis tujuan utama psikolinguistik adalah mencari suatu

teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat

menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya (Chaer, 2009: 5-6).

Hartley (dalam Pateda, 1990: 11) mengakatan Psikolinguistik membahas

hubungan bahasa dengan otak dalam memori dan menghasilkan ujaran-ujaran

dalam akuisisi bahasa. Yang penting dalam bahasa ini adalah bagaimana memori

dapat dan menghasilkan ujaran-ujaran dan bagaimana akuisisi bahasa itu

berlangsung. Proses bahasa hingga menghasilkan ujaran-ujaran merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

15

pekerjaan otak. Tidak diketahui dengan pasti, ialah bagaimana proses pengolahan

bahasa sehingga berwujud satuan-satuan yang bermakna dan bagaimana proses

pengolahan satuan ujaran yang dikirim oleh pembicara sehingga dimengerti oleh

pendengar. Segala sesuatu berada dalam batas-batas kesadaran, baik pada

pembicara maupun pra pendengar.

Selanjutnya Robert Lado (dalam Tarigan, 1985: 3) mengatakan

psikolinguistik adalah pendekatan gabungan melalui psikologi dan linguistik bagi

telaah atau studi pengetahuan bahasa, bahasa dalam pemakaian, perubahan

bahasa, dan hal-hal yang ada kaitannya dengan itu yang tidak begitu mudah

dicapai atau didekati melalui salah satu dari kedua ilmu tersebut secara terpisah

atau sendiri-sendiri. Menurut Lado, psikolinguistik hanya merupakan pendekatan.

Pendekatan untuk menelaah pengetahuan bahasa, pemakaian bahasa, dan hal-hal

lain yang ada kaitannya dengan aspek-aspek ini. Disini jelas bahwa objek

psikolinguistik adalah pengetahuan bahasa, pemakaian bahasa, perubahan bahasa,

dan hala-hal lain yang ada hubungannya dengan aspek-aspek ini.

Langacker (dalam Pateda, 1990: 12) mengatakan psikolinguistik

merupakan telaah akuisisi bahasa dan tingkah laku linguistik terutama mekanisme

psikologis yang bertanggung jawab atas kedua aspek itu. Batasan ini menekankan

akuisisi bahasa dan tingkah laku linguistik. Akuisisi bahasa bersangkut-paut

dengan pemerolehan bahasa, sedangkan tingkah laku linguistik mengacu kepada

proses kompetensi dan performansi bahasa. Proses-proses tetap berada di dalam

otak (mind). Dengan kata lain mekanisme psikologi sangat berperan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

16

Dari beberapa definisi diatas dapat dikatakan bahwa bahwa psikolinguistik

adalah ilmu yang membahas hubungan bahasa dengan otak, dan juga sebagai

pendekatan studi bahasa. Selain itu psikolinguisik juga membicarakan tentang

akuisisi bahasa, kedwibahasaan dan perubahan bahasa. Ilmu psikolingistik juga

membahas linguistik dan hubungan proses linguistis dengan persepsi dan kognisi.

2.2.1 Teori Perkembangan Bahasa Anak

Penelitian yang digunakan untuk meneliti perkembangan bahasa anak

tentunya tidak terlepas dari pandangan, hipotesis, atau teori psikologi yang

dianut. Dalam hal ini sejarah telah mencatat adanya tiga pandangan atau teori

dalam perkembangan bahasa anak. Dua pandangan yang kontroversial itu

dikemukakan oleh pakar dari Amerika, yaitu pandangan nativisme yang

berpendapat bahwa perkembangan bahasa anak bersifat alamiah (nature), dan

pandangan behaviorisme yang berpendapat bahwa penguasaan bahasa pada anak-

anak bersifat suapan (nurture). Pandangan ketiga muncul di Eropa dan Jean

Piaget yang berpendapat bahwa penguasaan bahasa adalah kemampuan yang

berasal dari pematangan kognitif, sehingga pandangannya pun disebut sebagai

kognitivisme (Chaer, 2009: 221).

a) Pandangan Nativisme atau Mentalisme

Nativisme atau mentalisme berpendapat bahwa selama proses

pemerolehan bahasa pertama, anak-anak sedikit demi sedikit membuka

kemampuan lingualnya yang secara genetis telah diprogramkan. Pandangan ini

tidak menganggap lingungkannya memiliki pengaruh dalam pemerolehan bahasa,

melainkan menganggap bahwa bahasa merupakan pemberian biologis, sejalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

17

dengan yang disebut hipotesis pemberian alam. Kaum nativis berpendapat bahwa

bahasa sangat kompleks dan rumit, sehingga mustahil dapat dipelajari dalam

waktu singkat melalui metode seperti peniruan. Jadi pasti ada beberapa aspek

penting mengenai sistem bahasa yang sudah ada pada manusia secara alamiah

(Chaer, 2009: 222).

Chomsky (1965,1975) melihat bahasa itu bukan hanya kompleks, tetapi

juga penuh dengan kesalahan dan penyimpangan kaidah pada pengucapan atau

pelaksanaan bahasa. Manusia tidaklah mungkin belajar bahasa pertama dari orang

lain. Selama belajar meraka menggunakan prinsip-prinsip yang membimbingnya

menyusun tata bahasa.

Menurut Chomsky (1965) bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia.

Binatang tidak mungkin menguasai bahasa manusia. Pendapat ini landasi pada

tiga asumsi. Pertama, perilaku bahasa adalah sesuatu yang diturunakan (genetik),

pola perkembangan bahasa adalah sama pada semacam bahasa dan budaya, dan

lingkungan hanya memiliki peran kecil dalam proses pematangan bahasa. Kedua,

bahasa dapat dikuasai dalam waktu singkat, anak berusia empat tahun sudah dapat

berbicara mirip dengan orang dewasa. Ketiga, lingkungan bahasa si anak tidak

dapat menyediakan data secukupnya bagi penguasaan bahasa yang rumit dari

orang dewasa.

Menurut Chomsky anak dilahirkan dengan dibekali “alat pemerolehan

bahasa” Language Acquistion Device (LAD). Alat ini merupakan pemberian

biologis yang sudah diprogramkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari

suatu bahasa. LAD dianggap sebagai bagian fisiologis dari otak yang khusus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

18

untuk memproses bahasa, tidak punya kaitan dengan kemampuan kognitif

lainnya.

b) Pandangan Behaviorisme

Kaum behavioris menekankan bahwa proses pemerolehan bahasa pertama

dikendalikan dari luar si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui

lingkungan. Istilah bahasa bagi kaum behavioris menganggap kurang tepat karena

istilah bahasa itu menyiratkan suatu wujud, suatu yang dimiliki atau digunakan,

dan bukan sesuatu yang dilakukan. Padahal bahasa itu merupakan suatu perilaku,

diantara perilaku-perilaku manusia lainnya. Oleh karena itu, mereka lebih suka

menggunakan istilah perilaku verbal (verbal behavior), agar tampak lebih mirip

dengan perilaku lain harus dipelajari.

Menurut Skinner (1969) kaidah gramtikal atau kaidah bahasa adalah

perilaku verbal yang memungkinkan seseorang dapat menjawab atau mengatakan

sesuatu. Namun, kalau demikian anak dapat berbicara, bukan karena penguasan

kaidah sebab anak tidak dapat mengungkapkan kaidah bahasa, melainkan

dibentuk secara langsung oleh faktor di luar dirinya.

Kaum behavioris tidak mengakui pandangan bahwa anak menguasai

kaidah bahasa dan memiliki kemampuan untuk mengabstrakan ciri-ciri penting

dari bahasa di lingkungannya. Mereka berpendapat rangsangan dari lingkungan

tertentu memperkuat kemampuan berbahasa anak. Perkembangan bahasa mereka

dipandang sebagai suatu kemajuan dari pengungkapan verbal yang berlaku secara

acak sampai ke kemampuan yang sebenarnya untuk berkomunikasi melalui

prinsip pertalian S – R (stimulus-respon) dan proses peniruan-peniruan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

19

c) Pandangan Kognitivisme

Ahli psikologi yang pertama kali membicarakan pandangan kognitivisme

adalah Slobin (1971). Slobin mengatakan bahwa seoarn anak itu lahir dengan

seperangkat prosedur dan aturan bahasa yang dinamakan Chomsky LAD. Slobin

mengatakan bahwa yang dibwa lahir bukanlah pengetahuan seperangkat kategori

linguistik yang semesta, seperti yang dikatakan oleh Chomsky. Prosedur-prosedur

dan aturan-aturan bahasa yang dibawa lahir itulah yang memungkinkan seorang

untuk mengolah data linguistik. Menurut Slobin, perkembangan umum kognitif

dan mental anak adalah faktor penentu perolehan bahasa. Seorang anak belajar

atau memperoleh bahasa pertama dengan mengenal dan mengetahui cukup banyak

struktur dan fungsi bahasa, secara aktif ia burusaha untuk mengembangkan batas-

batas pengetahuannya mengenai dunia sekelilingnya, serta mengembangkan

batas-batas pengetahuannya mengenai dunia sekelilingnya, serta mengembangkan

keterampilan bahasanya menurut strategi persepsi yang dimilikinya. Menurut

Slobin perolehan bahasa anak sudah diselesaikan pada usia kira-kira pada usia 3-4

tahun, dan perkembangan bahasa selanjutnya dapat mencerminkan pertumbuhan

kognitif umum anak itu.

Jean Piaget (1954) menyatakan bahwa bahasa bukanlah suatu ciri alamiah

yang terpisah, melainkan salah satu daiatara beberapa kemampuan yang berasal

dari kematangan kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar; maka perkembangan

bahasa harus berlandas pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di

dalam kognisi, jadi urutannya perkembangan kognitif menentukan perkembangan

bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

20

2.2.2 Perkembangan Akuisisi Bahasa

Perkembangan akuisisi bahasa berhubungan dengan kematangan

neoromuskularnya yang kemudian dipengaruhi oleh stimulus yang diperolehnya

setiap hari. Pada tahap awal tidak ada kontrol terhadap pola tingkah lakunya

termasuk tingkah lau berbahasa. Vokal anak dan otot-otot bicaranya bergerak

refleks. Pada bulan-bulan pertama otaknya berkembang dan mengatur mekanisme

syaraf sehingga dengan demikian gerakan refleks tadi sudah dapat dikontrol.

Refleks itu berhubungan dengan gerakan lidah, atau mulut. Misalnya anak akan

mengedipkan mata kalau cahaya berubah-ubah atau bibirnya akan bergerak-gerak

apabila sesuatu yang disentuhkan pada bibirnya (Pateda, 1990: 53).

Dalam memikirkan perkembangan akuisisi bahasa ada baiknya

membedakan kematangan anak berbicara dan kematangan untuk mendengar

pembicaraan orang lain. Kematangan mendengarkan disebut dengan kematangan

menerima (receptive language skills), dan kematangan mengeluarkan bunyi

bahasa (expressive language skills) adalah kematangan untuk berbicara.

Kematangan menerima lebih dahulu daripada kematangan berbicara meskipun

dalam perkembangan selanjutnya kedua kematangan ini saling berhubungan

(Pateda, 1990: 54).

Pada awal kelahirannya, anak belum dapat membahas stimulus yang

berasal dari manusia. Ia belum dapat membahas dengan kata-kata. Ia hanya

membalas dengan tertawa yang tentu saja diikuti oleh gerakan anggota tubuhnya,

misalnya tangan dan kaki. Pada usia 9 bulan ia mulai mereaksi dengan kata-kata

sederhana, kata-kata yang pernah ia dengar, kata-kata yang memiliki frekuensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

21

tinggi dalam awal kehidupan sebagai manusia. Selama 3 bulan berikutnya ia

belajar mengerti hubungan kata-kata barangkali yang ia dengar dan pada usia

setahun ia sudah dapat mereaksi terhadap kata yang mengandung makna

komando. Berbicara mengenai akuisisi bahasa, tentu tidak terlepas dai

perkembangan fisik. Perkembangan fisik dimaksud adalah perkembangan fisik

yang normal, karena perkembangan fisik yang tidak normal merupakan gangguan

dalam kematangan fisiknya. Perkembangan fisik berhubungan dengan

perkembangan motorik. Perkembangan motorik ini berupa :

a) Pada bagian kepala:

Koordiansi mata, lebih dahulu yang horizontal, lalu yang

verikaldan sesudah itu sirkuler.

Reaksimata terhadap objek bergerak.

Reaksi senyum.

Refleks pejam mata.

Kecakapan mengangkat kepala.

b) Pada lengan:

Posisi jari yang memungkinkan anak dapat memegang sesuatu.

Koordinasi mata-tangan yang memungkinkan pencapaian pegangan

yang tepat,

Kecakapan makan.

Kecakapan menggunakan satu tangan.

c) Pada tubuh :

Kecakapan membalik tubuh yang mulai pada usia 2 bulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

22

Duduk sendiri yang akan tampak pada usia 9 atau 10 bulan.

Gerakan dari tegak sikap duduk yang akan tampak pada usia satu

tahun.

d) Pada kaki :

Kecakapan berjalan yang dimulai dari kecakapan menginjak dan

kemudian diikuti oleh kecakapan menjaga keseimbangan.

Kecakapan merayap, berpindah tanpa pertolongan kaki atau tangan.

Berjingkrak, gerakan berpindah karena bantuan kaki dan tangan.

Berdiri.

Berjalan, mulai dengan pertolongan.

Kecakapan diatas berlangsung samapi anak usia berumur 1,5 tahun. Umur

1,5-6 tahun kecakapan itu akan tampak, misalnya berlari, melompat, memanjat

(Pateda, 1990: 54-55).

2.2.3 Proses Akuisisi Bahasa

Telah ada keyakinan diantara sesama ahli psikolinguistik bahwa akuisisi

bahasa bersifat dinamis. Artinya bahwa akuisisi bahasa berlangsung dari tahap ke

tahap yang lain. Di dalam tahap perkembangan akuisisi ini terjadi, Pertama,

perubahan-perubahan, teuratama yang berhubungan dengan struktur bahasa.

Kedua, perkembangan ini ditentukan oleh interaksi personal, berfungsinya saraf

secara baik, dan proses kognitif. Ketiga, bahwa dalam akuisisi terjadi poroses

pemilihan kata-kata dan stuktur yang tidak dianalisis oleh anak. Keempat bahwa

teori yang digunakan bersifat umum. Lain dari kata itu telah disepakati pula

bahwa akuisisi bahasa dipengaruhi oleh penggunaan bahasa sekitar. Dengan kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

23

lain akuisisi bahasa bergantung pada lingkungan bahasa anak (Lowenthal, Et-al,

1982:303).

Akuisisi bahasa merupakan proses yang berkelanjutan dari satu fase ke

fase berikutnya. Konstruksi linguistik yang muncul merupakan rangkaian

konstruksi yang telah dikuasai sebelumnya, dan banyak diantaranya belum dapat

dijelaskan secara ilmiah. Saporta (dalam Pateda, 1990 ) menyatakan bahwa anak

tidak memiliki insting bawaan untuk meniru. Bayi belajar dengan jalan meniru

yang kemudian hasil tiruannya itu menjadi kebiasaan. Apa yang ditiru diulang

berkali-kali pada kesempatan yang berbeda. Setiap kali anak mengulanginya

karena kebutuhan, lingkungan anak menguatkannya. Miller dan Dollaerd

menyatakan bahwa kemampuan meniru menolong anak untuk merangkai kata-

kata yang dibutuhkannya.

Mowrer (Saporta, Ed., 1961: 333) menyatakan bahwa dalam tahapan

menggumam (cooing) dan meraban (babbling), anak selalu mengulanginya karena

bunyi-bunyi itu mirip denagn bunyi yang ia dengar dari ibunya. Mowrer juga

berpendapat bahwa anak membentuk kata dan kalimat yang dibutuhkannya karena

ada stimulus. Jadi, dalam proses akuisisi bahasa anak belajar kata atau kalimat

yang dibutuhkan dan gerakan mana yang diperlukan apabila sesuatu diinginkan

atau tidak diinginkan. Bersamaan dengan itu, anak mulai mengenal makna dan

berkemaknaan apa yang dikatakan dan didengarnya.

Stimulus yang diterimanya tentu bersifat global pada tahap awal. Stimulus

global itu lama-lama memperlihatkan perbedaan dalam urutan pengalamannya. Ia

mencoba dan mencoba lagi. Hal seperti ini mengingatkan kita pada proses trial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

24

dan error. Staats (Palermo, 1978: 18) menyatakan bahwa anak memperluas

bahasanya dengan jalam menambahkan kata yang dikuasainya pada kata atau

gabungan kata yang diucapkannya.

2.2.4 Tahap-tahap Perkembangan Bahasa

Menurut Aitchison (dalam Harras dan Andika, 2009: 50-56), tahap

kemampuan bahasa anak sebagai berikut.

Tahap Prkembangan Bahasa Usia

Menangis Lahir

Mendekur 6 minggu

Meraban 6 bulan

Pola intonasi 8 bulan

Tuturan Satu Kata 1 tahun

Tuturan dua kata 18 bulan

Infleksi kata 2 tahun

Kalimat Tanya dan Ingkar 2,5 tahun

Konstruksi yang jarang dan kompleks 5 tahun

Tuturan yang matang 10 tahun

a) Menangis

Menangis pada bayi mempunyai beberapa makna, seperti tangisan

untuk minta minum, minta makan, tangisan karena kesakitan, dan

sebagainya.

b) Mendekur

Mendekur sebenarnya sulit dideskpripsikan, karena bunyi yang

dihasilkan mirip dengan vokal, tapi hasil bunyi itu tidak sama dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

25

bunyi vokal yang dihasilkan orang dewasa. Tampaknya dengan

mendengkur si bayi melatih peranti alat ucapnya.

c) Meraban

Secara bertahap, bunyi konsonan akan muncul pada waktu anak itu

mendekur dan ketika anak mendekati enam bulan, ia masuk pada tahap

meraban. Secara impresif anak menghasilkan vokal dan konsonan

secara serentak.

d) Pola intonasi

Pada usia delapan atau sembilan bulan, anak mulai menirukan pola-pola

intonasi. Hasil tuturan anak mirip dengan yang dikatakan oleh ibunya.

Anak tampaknya mencoba menirukan percakapan dan hasilnya adalah

tuturan yang kadang-kadang tidak dipahami oleh orangtuanya atau

orang dewasa yang lain.

e) Tuturan satu kata (Holofrases)

Antara umur satu tahun dan delapan belas bulan anak mulai

mengucapkan tuturan satu kata. Jumlah kata yang diperoleh bervariasi

tergantung masing-masing anak. Biasanya variasi berupa kata mama,

papa, meong.

f) Tuturan dua kata

Pada tahap ini tuturan bersifat telegrafis, yaitu mengucapkan kata-kata

yang mengandung arti paling penting. Tuturan yang awalnya Ani susu

berubah menjadi Ani mau minum susu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

26

g) Infleksi kata

Secara gradual, kata-kata yang dianggap remeh atau tidak penting mulai

digunakan. Infleksi kata juga mulai digunakan. Kata-kata yang

dianggap remeh dan infleksi itu mulai merayap di antara kata benda dan

kata kerja yang digunakan oleh anak.

h) Kalimat tanya dan ingkar

Pada tahap ini anak sudah mulai memperoleh struktur kalimat yang

lebih rumit. Dalam bahasa Indonesia, anak mulai memperoleh kalimat

tanya seperti apa, siapa, dan kapan. Misalnya kalimat berbunyi apa

ini?, siapa orang itu?, dan kapan Ayah pulang? Sedangkan dalam

kalimat ingkar biasanya berupa kalimat kakak tidak nakal, ga mau

makan, ini bukan punya adik.

i) Konstruksi yang jarang dan kompleks

Pada usia lima tahun, anak secara mengesankan memperoleh bahasa.

Kemampuan bahasa terus berlanjut meskipun agak lamban. Tata bahasa

anak berusia lima tahun berbeda dengan tata bahasa orang dewasa.

Tetapi lazimnya mereka tidak menyadari kekurangan mereka dalam hal

itu.

j) Tuturan yang matang

Perbedaan tuturan anak dengan tuturan orang dewasa secara pelan-

pelan akan berkurang ketika usia anak itu semakin bertambah. Ketika

usianya mencapai sebelas tahun, anak mampu menghasilkan kalimat

perintah yang setara dengan kalimat perintah orang dewasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

27

2.2.5 Ujaran, Mengerti Ujaran dan Pikiran

Ketika seseorang ingin menguasai bahasa, ia belum mengerti lebih dahulu

apa yang akan dikataknnya sebelum ia menghasilkan ujarannya. Bagi seorang

anak tentu ia lebih banyak dan memperhatikan orang lain yang sedang berbicara.

Anak kecil tadi kemudian mengasosiasikan ujaran yang ia dengar dengan apa

yang terjadi setelah pembicara mengujarkan sesuatu. Misalnya seorang ibu

berkata kepada seorang anakyang sedang mengganggunya sementara ibu sedang

memasak. “Tunggu ya, ibu memasak dulu”. Anak akan memperhatikan perilaku

ibunya. Ia melihat setelah mengatakan “ Tunggu ya, ibu memasak dulu”, ibunya

bergegas menuangkan air kedalam periuk, lalu periuk diangkat dan disimpan atas

kompor. Setelah itu anak akan mengerti bahwa memasak adalah kegiatan

menuangkan air kedalam periuk dan disimpan diatas kompor.

Disini anak memperoleh kesempatan untuk lebih dahulu mendengarkan

ujaran orang lain. Ia mengasosiasikannya dengan kegiatan yang berhubungan

denfgan ujaran tersebut. Ia lebih banyak mendegarkan ujaran norang lain. Orang

yang ada disekitarnya banyak memberikan informasi tentang berbagai hal. Ia

selalu menghubungkan ujaran orang lain dengan kenyataan atau kejadian yang

berhubungan dengan ujaran itu. Baginya tiap bunyi yang berwujud ujaran

mempunyai makna. “Tanpa asosiasi dengan makna, ujaran tidak ada artinya atau

tidak mempunyai makna komunikatif baginya” (Steinberg, dalam Pateda 1990:

62)

Pada waktu anak belajar berbahasa, ia harus mendengarkan lebih dahulu

kata-kata atau kalimat yang didengar. Kata-kata dan kalimat yang diucapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

28

orang lain dihubungkannya dengan proses, kegiatan, benda dan situasi yang ia

saksikan. Ini berarti bahwa anak menghubungkan apa yang ia dengar melalui

proses pikirannya. Dengan kata lain proses berpikir menjadi dasar untuk mengerti

ujaran. Bagi anak, benda, proses, peristiwa harus berfungsi baginya, bahkan ia

merasa senang ketika makan pisang. Disini tampak bahwa pengertian pisang,

bendanya dan makna pisang melewati pengertian fungsi.

Namun demikian Eve Clarck (dalam Dato, 1975: 86) menyatakan bahwa

ada tiga kesulitan yang berkaitan dengan peranan fungsi itu dalam akuisisi makna.

Kesulitan itu adalah pertama, banyak contoh dimana fungsi dihubungkan dengan

bentuk. Kedua, pengetahuan tentang fungsi kadang-kadang diperoleh terlambat

dalam beberapa hal. Ketiga, banyak benda yang ternyata belum fungsi bagi anak,

misalnya kuda, lantai, langit. Kata-kata pisang, bubur, air, segera dipahami makna

karena kata-kata ini berfungsi bagi anak. Eve Clark (dalam Dato, 1975:91)

berpendapat bahwa ada tiga tahap akuisisi bahasa yang berhubungan dengan

makna yakni, (i) tidak ada kontras antara disni dan disana, (ii) hanya sebagian

yang kontras, misalnya hanya dalam stu konteks, dan (iii) kontras penuh, misalnya

bodoh dengan pandai, tebal dengan tipis.

Steinberg (dalam Pateda, 1990: 64) berpendapat bahwa perkembangan

bahasa tidak tergantung pada kematangan otak secara biologis, tetapi apa yang

dirasakan anak untuk mengujarkan apa yang dipikirkannya. Memang ada dua

pendapat yang bertentangan, yakni pandangan mekanis dan pandangan mentalis.

Pandangan mekanis mengatakan bahwa anak lahir tidak membawa apa-apa yang

berhubungan dengan bahasa, sedangkan pandangan mentalis berpendapat bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

29

anak lahir telah membawa potensi atau kapasitas bahasa yang akan berkembang

kalau kematangannya telah tiba.

2.2.6 Perkembangan Ujaran

Banyak bunyi yang dikeluarkan oleh bayi tetapi tidak semuanya

mempunyai wujud di dunia sekelilingnya. Tentu saja dalam ujaran bayi yang

mula-mula muncul yakni vokal, oleh karena vokal yang mudah diujarkan. Dengan

kata lain bunyi bahasa yang diujarkan bergantung pada tingkat kesulitan bunyi

bahasa itu. Itu sebabnya konsonan /th/ dalam kata thought, thing, thin jarang

segera terdengar jika dibandingkan dengan konsonan /m/ atau /n/.

Nakazima (dalam Steinberg, 1982: 148) melaporkan bahwa pada usia 6

bulan, anak-anak sudah dapat mengujarkan kata-kata dan kata-kata yang

bertekanan. Kenyataan ini telah mengarahkan kepada hal yang dipelajari melewati

pendengaran. Kadang-kadang meraban yang dapat ditafsirkan sebagai kata-kata,

baru muncul ketika bayi telah berumur setahun. Dalam pengujaran konsonan,

biasanya konsonan depan yang mengawali pengujaran konsonan belakang. Jadi

konsonan /m, b, t, d/ akan mendahului konsonan /k, g, x/, sedangkan pengujaran

vokal cenderung dari belakang kedepan. Jadi, vokal /o,u/ mendahului pengujaran

/i, e, a/.

Steinberg (1982: 149) berpendapat bahwa dalam pengujaran konsonan,

dapat kita bagi atas konsonan yang segera terlihat artikulasinya dengan konsonan

yang mudah diartikulasikan. Itu sebabnuya anak dahulu mengujarkan konsonan /

m, b, p/ karena konsonan-konsonan itu mudah dilihat alat berbicara yang

menghasilkannya. Sebaliknya konsonan stop, misalnya / k,g/ dan frikatif,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

30

misalnya /f, s/ tidak segera dapat diujarkan karena alat bicara yang

mengahsilkannya tidak kelihatan. Hal ini dapat dihubungkan dengan kenyataan

yang menyatakan bahwa anak belajar melaui proses meniru. Hal yang ditiru tentu

harus dapat dilihat. Dipandang dari segi kemudahan mengujarkan, maka vokal /a/

lebih mudah diujarkan. Itu sebabya menurut steinberg vokal /a/ yang dahulu dapat

diujarkan jika dibandingkan dengan vokal yang lain, misalnya / i, e, o, u/.

2.2.7 Perkembangan Sosial dan Komunikasi

Ada pendapat bahwa sejak lahir bayi usia sekitar setahun dianggap belum

punya bahasa atau belum berbahasa (Poerwo, 1989). Kiranya anggapan ini belum

mencerminkan perilaku bayi yang sesungguhnya, sebab meskipun dikatakan

belum mempunyai bahasa, tetapi sebenarnya bayi itu sudah berkomunikasi.

Menangis merupakan salah satu cara pertama untuk berkomunikasi dengan dunia

sekitarnya.

Sesungguhnya semenjak lahir bayi sudah disetel secara biologis untuk

berkomunikasi, dia akan tanggap terhadap kejadian yang ditimbulkan oleh orang

sekitarnya (terutama ibunya). Daya lihat bayi yang paling baik berada pada jarak

kira-kira 20 cm, yakni jarak yang terjadi pada waktu interaksi rutin antara bayi

dan ibu, yaitu pada saat bayi menyusu pada ibunya, dalam jarak 20 cm itu. Oleh

karena itu, bayi akan membahas tatapan ibunya denagn melihat mata sang ibu

yang menarik perhatiannya. Kemudian bayi juga belajar bahwa sewaktu terjadi

saling tatap mata berarti ada komunikasi, antara dia dan ibunya.

Bayi memang sudah terlibat aktif dalam proses interaktif dengan ibunya

tak lama setelah dilahirkan. Dia menanggapi suara dan gerak-gerik ibunya, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

31

mengamati wajah ibunya. Pada minggu pertama kehidupannya dia sudah mulai

menirukan kegiatan menggerakan tangan, menjulurkan lidah, dan membuka

mulut. Menjelang usia satu bulan dia mulai menirukan tinggi rendah dan panjang

pendek suara ibunya.

Pada usia dua minggu bayi sudah dapat membedakan wajah ibunya dari

wajah orang lain. Dia sangat tanggap terhadap terhadap setiap orang yang

mendekatinya dan terutama tertarik untuk mengamati mata dan mulut; dan dia

akan bereaksi dengan senyum. Pada usia sekitar tiga minggu senyum bayi sudah

dapat disebut sebagai “senyum sosial”, sebab senyum itu diberikan sebagai reaksi

sosial terhadap rangsangan (berupa wajah atau suara ibu) dari luar.

Pada bulan kedua bayi semakin sering berkedut (cooing), bunyi seperti

bunyi burung merpati. Bayi berkedut jika berada dalam keadaan senang, misalnya

karena ada yang menemani, mengajak berbicara, mengajak bermain, dan

sebagainya. Menjelang usia tiga bulan kemampuan kognitif bayi sudah

meningkat, dia tidak tertarik pada wajah yang diam saja; dia mengaharapkan lebih

dari itu agar tetap berminat untuk berinteraksi. Dalam hal ini sang ibu pun tampak

menyesuaikan diri dengan sikap dan ekspresi wajahnya., berbicara lebih banyak,

dan dengan variasi suara yang dilebih-lebihkan. Terhadap sikap ibu yang baru ini

bayi merasa tertarik lagi, dan mau menanggapinya. Maka terjadilah kemajuan

setapak lagi dalam perkembangan kemampuan bayi untuk berkomunikasi.

Setapak demi setapak kemajuan interaksi dan komunikasi bayi semakin

bertambah. Ibu selalu menyesuaikan diri dengan tahap baru perkembangan bayi.

Dialog keduanya semakin meningkat, dan peran bayi dalam kegiatan semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

32

meningkat. Pada saat menjelang usia 12 minggu bayi mulai mengeluarkan suara

balasan jika ibu memberikan tanggapan terhadap suaranya. Hal ini berlangsung

terus sampai menjelang bayi berumur enam bulan.

Pada tahap berikutnya bayi mulai memahami pola gilir (turn talking) di

dalam berkomunikasi. Maksudnya adalah, dia mulai mengerti kapan dia harus

bereaksi terhadap rangsangan dari ibunya, dan kapan pula dia harus diam.

Permainan “ci-luk-ba” atau semacamnya semakin mempertajam kemampuan bayi

untuk memahami pola gilir di dalam komunikasi. Melaui permaina “ci-luk-ba”

itu bayi juga belajar mengakhiri suatu komunikasi. Dia mengerti, misalnya, kalau

ibu mengalihkan padangan ke arah lain, berarti permainan berhenti.

Menjelang usia lima bulan, bayi mulai menirukan suara dan gerak-gerik

orang dewasa secara sengaja, sehingga semakin meningkatlah perbendaharaan

ekspresi wajahnya. Lalu, pada usia lima bulan dia dapat bersuara dengan sikap

yang menunjukan rasa senang, rasa tidak senang, dan rasa ingin tahu.

Menjelang usia enam bulan miant bayi pada mainan dan benda-benda

semakin meningkat; tadinya minatnya lebih terarah pada manusia. Dia akan

tertarik dengan benda-benda yang digerakan atau yang berbunyi. Pada usia enam

bulan terjadi pergeseran minat, dia lebih tertarik pada enda daripada manusia.

Maka sejak itu, interaksi menjadi tiga serangkai yakni bayi, ibu, dan benda-benda.

Antara usia tujuh samapai dua belas bulan anak mulai lebih memegang

kendali didalam interaksi dengan ibunya. Anak belajar menyatakan keinginan atau

kehendak secara lebih jelas dan lebih efektif. Cara yang digunakan untuk

menyampaikan kehendak ini terutama dilakukan dengan gerak-geriknya, terutama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

33

gerakan tangan. Pada mulanya gerakan tangan yang menyatakan keinginan itu

tanpa disertai suara, tetapi kemudian secara bertahap suara muncul menyertainya.

Von Reffler Engel mencatat bahwa anak laki-laki menyuarakan “e-e-e” untuk

meminta sesuatu, dan menyuarakan “u-u-u” jika tidak menyetujui sesuatu.

Sedangkan Dore (dalam Purwo, 1989) melaporkan telah mendengar empat anak

manusia sebelas bulan secara konsisten menyuarakan “a-a-a” untuk menyatakan

rasa senang, dan bunyi “e-e-e” untuk menyatakan protes.

2.2.8 Pemerolehan Dalam Bidang Fonologi

Pada saat dilahirkan, anak hanya memiliki sekitar 20% dari otak dewasanya.

Pada umur 6 minggu, anak mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yang mirip dengan

bunyi konsonan atau vokal. Bunyi –bunyi ini belum dapat dipastikan bentuknya

karena memang belum terdengar dengan jelas. Proses mengeluarkan bunyi-bunyi

seperti ini dinamakan cooing, yang telah diterjemahkan menjadi dekutan

(Dardjowidjojo, 2000: 63). Anak mendekutkan bunyi-bunyi yang beragam dan

belum jelas identitasnya.

Pada sekitar 6 bulan, anak mulai mencampurkan konsonan dengan vokal

sehingga membentuk apa yang dalam bahasa inggris disebut babbling, yang telah

diterjemahkan menjadi celotehan (Dardjowidjojo, 2000: 63). Celotehan dimulai

dengan konsonan dan diikuti oleh sebuah vokal. Konsonan yang keluar pertama

adalah konsonan bilabial hambat dan bilabial nasal. Vokalnya adalah /a/. Dengan

demikian, strukturnya adalah CV. Ciri lain dari celotehan adalah bahwa CV ini

kemudian diulang sehingga muncul struktur seperti berikut.

C1 V1 C1 V1 C1 V1 .......... → papapa mamama bababa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

34

Orang tua akan mengaitkan kata papa dengan ayah dan mama dengan ibu

meskipun apa yang di benak anak tidaklah kita ketahui dan tidak bisa dipungkiri

bahwa celotehan itu hanya sekedar latihan artikulasi belaka. Konsonan dan

vokalnya secara bertahap berubah sehingga muncul seperti kata dadi, dida, tita,

dita, mama, mami, dan sebagainya. Konsonan pada akhir kata sampai dengan

umur sekitar 2;0 banyak yang tidak diucapkan sehingga kata mobil diucapkan /bi/.

Sampai sekitar umur 3;0 anak belum dapat mengucapkan kelompok konsonan

sehingga kata Eyang Putri akan disapanya dengan eyang /ti/.

a) Teori Struktural Universal

Teori Struktural dikemukakan dan dikembangkan oleh Jakobson (dalam

Chaer, 2009: 185-189), pada intinya teori ini mencoba menjelaskan pemerolehan

fonologi berdasarkan struktur-struktur universal linguistik, yakni hukum-hukum

struktural yang mengatur setiap perubahan bunyi. Dalam penelitiannya Jakobson

mengamati pengeluaran bunyi-bunyi oleh bayi-bayi pada tahap membabel

(bablling) dan menemukan bahwa bayi yang normal mengeluarkan berbabagi

ragam bunyi dan vokalisasinya baik bunyi vokal maupun bunyi bunyi konsonan.

Namun, ketika bayi mulai memperolah “kata” pertamanya pada usia satu tahun,

maka kebanyakan bunyi-bunyi itu baru muncul kembalai beberapa tahun

kemudian. Dari pengamatannya, Jakobson menyimpulkan adanya dua tahap

pemerolehan fonologi, yaitu (1) tahap membabel prabahasa dan (2) tahap

pemerolehan bahasa murni.-

Pada tahap prabahasa bunyi-bunyi yang dihasilkan bayi tidak menunjukan

suatu urutan perkembangan tertentu, dan sama sekali tidak mempunyai hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

35

dengan masa pemerolehan bahasa berikutnya. Jadi, pada tahap membabel ini bayi

hanya melatih alat-alat vokal dengan cara mengeluarkan bunyi-bunyi tanpa tujuan

tertentu, atau bukan untuk berkomunikasi. Sebaliknya, pada tahap pemerolehan

bahasa yang sebenarnya bayi mengikuti suatu pemerolehan bunyi yang realtif

universal dan tidak berubah.

Jika tahap pemerolehan bahasa yang sebenarnya dimulai, maka akan terdapat

urutan peringkat perkembangan yang teratur dan tidak berubah, meskipun taraf

kemajuan tiap individu tidak sama. Perkembangan peringkat ini ditentukan oleh

hukum-hukum yang besrsifat universal yang oleh Jakobson disebut “the laws of

irreversible solidarty”.Perkembangan itu bergerak dari bentuk yang sederhana

kepada bentuk yang kompleks dan rumit. Kerumitan suatu bunyi ditentukan oleh

jumlah fitur (oposisi) yang dimiliki oleh bunyi itu dalam satu sistem. Jadi,

sebenarnya yang diperoleh oleh bayi bukanlah bunyi satu demi satu, melaikan

berupa oposisi-oposisi tau kontras fonemik, atau fitur yang berkontras.

Bunyi-bunyi bahasa-bahasa yang ada di dunia ini berbeda-beda, namun

hubungan-hubungan tertentu yang ada pada bunyi-bunyi ini sifatnya tetap.

Umpamanya, apabila suatu bahasa memiliki bunyi hambat velar seperti [g] maka

bahasa itu pasti mempunyai bunyi hambat alveolar seperti [t], dan juga hambat

bilabial seperti [b]. Jika suatu bahasa mempunyai bunyi hambat alveolar [t] dan

[d], maka bahasa itu juga pasti mempunyai bunyi hambat bilabial [b] dan [p];

tetapi belum tentu bahasa itu memiliki bunyi velar [g] dan [k]. Begitu juga apabila

suatu bahasa mempunyai konsonan frikatif [v] dan [s], maka bahasa itu pasti

mempunyai konsonan hambat seperti [t] dan [b].

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

36

Berdasarkan keterangan di atas Jakobson memprediksikan bahwa bayi-bayi

akan memperoleh kontras atau oposisi antara hambat bilabial dengan hambat

dental atau hambat alveolar lebih dahulu daripada kontras-kontras diantara

bilabial dan velar atau di antara dental dengan velar.konsonan hambat akan dahulu

diperoleh daripada frikatif dan afrikat. Yang terakhir diperoleh adalah bunyi-

bunyi likuida seperti [l] dan [r]; dan bunyi luncuran glide [y] dan [w].

Jakobson (dalam Chaer, 2009: 185-189), menyatakan bahwa pemerolehan

bunyi konsonan dimulai dari bunyi bibir (bilabial), sedangkan pemerolehan bunyi

vokal dimulai dengan satu vokal lebar, biasanya bunyi [a]. Jadi, pada waktu yang

akan sama konsonan bilabial, biasanya [p], dan vokal lebar, biasanya [a]

membentuk satu model silabel yang universal yaitu KV (Konsonan + Vokal) yang

memcerminkan apa yang disebut “konsonan optimal +vokal optimal”.

Berdasarkan pola inilah nanti akan muncul satuan-satuan bermakna dalam ucapan

anak-anak yang biasanya terjadi dalam bentuk reduplikasi , misalnya (pa + pa).

Urutan pemerolehan kontras fonemik bersifat universal. Artinya, bisa terjadi

dalam bahasa apapun dan oleh anak-anak mana pun. Maka setelah konsonan

bilabial dan vokal lebar di atas, akan muncul oposisi bunyi oral dan bunyi nasal

seperti [papa] [mama]. Kemudian diikuti oleh oposisi bilabial dan dental/aveolar,

sperti [papa] – [tata] atau [mama] – [nana]. Jadi Jakobson berpendapat bahwa

urutan pemerolehan konsona adalah bilabial-dental (aveolar) – palatal – velar. Ini

berarti, apabila seorang anak telah membunyikan konsonan frikatif, berarti dia

juga telah mampu membunyikan bunyi-bunyi hambat. Munculnya konsonan

belakang dalam ucapan anak-anak menandakan bahwa dia juga menguasai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

37

konsona depan. Ini disebut hukum-hukum implikasi oleh Jakobson. Kontras

vokal pertama yang diperoleh anak adalah kontras vokal lebar [a] dengan vokal

[i]. Kemudian, diikuti oleh kontras vokal sempit depan [i] dengan vokal sempit

belakang [u]. Sesudah itu baru antara vokal [e] dan vokal [u]; vokal [o] dengan

vokal [e].

b) Teori Proses Fonologi Alamiah

Teori ini diperkenalkan oleh David Stampe (dalam Chaer, 2009: 190-191),

yakni satu teori yang disusun berdasarkan teori fonologi alamiah yang juga telah

diperkenalkan sejak tahun 1965. Menurut Stampe proses fonologi anak bersifat

nurani yang harus mengalami penindasan (supresi), pembatasan, dan pengaturan

sesuai dengan penuranian representasi fonemik orang dewasa. Suatu proses

fonologi terdiri dari kesatruan-kesatuan yang saling bertentangan. Umpamanya,

terdapat satu proses yang menjadikan semua bunyi hambat menjadi tidak bersuara

dalam semua konteks, karena halangan oralnya menghalangi arus udara yang

diperlukan untuk menghasilkan bunyi-bunyi ini akan menjadi bersuara oleh

proses lain dengan cara asimilasi tertentu. Jika kedua proses ini terjadi bersamaan,

maka keduanya akan saling menindih, dan saling bertentangan. Sebuah bunyi

hambat tidak mungkin secara serentak bersuara dan tidak bersuara pada

lingkungan yang sama. Masalah yang bertentangan ini dapat dipecahkan dengan

tiga cara sebagai berikut.

i. Menindas salah satu dari dua proses yang bertentangan itu.

Umpamanya bila anak-anak telah menguasai bunyi-bunyi hambat

bersuara dalam semua konteks, maka berarti dia telah berhasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

38

menindas proses penghilangan suara yang ditimbulkan oleh halangan

oral bunyi itu.

ii. Membatasi jumlah segmen atau jumlah konteks yang terlibat dalam

proses itu. Misalnya, proses penghilangan suara dibatasi hanya pada

bunyi-bunyi hambat longgar tidak dilibatkan.

iii. Menagtur terjadinya proses penghilangan bunyi suara dan proses

pengadaan bunyi secara berurutan. Urutannya boleh dimulai dengan

proses penghilangan bunyi suara lalu diikuti oleh proses pengadaan

bunyi bersuara. Kedua proses ini tidak mungkin terjadi secara

bersamaan.

c) Teori Kontras dan Proses

Teori ini diperkenalkan oleh Ingram, yakni suatu teori yang menggabungkan

bagian-bagian penting dan teori Jakobson dengan bagian-bagian penting dari teori

Stampe; kemudian menyelaraskan hasil penggabungan dengan teori

perkembangan dari piaget. Menurut Ingram, anak memperoleh sistem fonologi

orang dewasa dengan cara menciptakan struktur sendiri, kemudian mengubah

struktur ini jika pengetahuannya mengenai sistem orang dewasa semakin baik.

Perkembangan fonologi ini melalui asimilasi dan akomodasi yang terus menerus

mengubah struktur untuk menyelaraskan dengan kenyataan. Peristiwa ini dapat

digambarkan sebagai berikut.

Kata orang dewasa → Sistem anak-anak → Kata anak-anak

Umpamanya pada tahap permulaan anak-anak telah menetapkan pola KV

sebagai struktur kata-kata barunya. Maka semua kata-kata baru orang dewasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

39

akan diasimilasikan dengan pola itu. Setelah mempelajari lebih banyak kata-kata

orang dewasa, maka struktur sistem yang telah diciptakannya akan diubah dan

disesuaikan untuk dapat menanpung kata-kata orang dewasa dengan menciptakan

satu pola baru yaitu KVK (Chaer, 2009: 192-195).

Ingram (dalam Chaer, 2009: 192-195) menemukan konsonan pertama yang

muncul bukan hanya konsonan bilabial, melainkan juga ditemukan konsonan

dental dan konsonan frikatif. Namun, konsonan bilabial lebih banyak begitu juga

dengan bunyi vokal. Selain bunyi vokal [a] yang utama, muncul juga vokal [u]

dan [i] sebagai vokal pertama. Oleh karena itu, menurut ingram kata-kata yang

didengar anak-anak sebagai masukan menentukan bunyi-bunyi pertama yang

diperoleh anak-anak itu.

Pemerolehan setiap bunyi tidak terjadi secara tiba-tiba dengan sendiri-

sendiri, melainkan secara perlahan dan berangsur-angsur. Ucapan anak-anak

selalu berubah antara ucapan yang benar dan tidak benar. Secara progresif sampai

ucapan seperti orang dewasa tercapai. Pemerolehan fonologi anak-anak terjadi

melalui beberapa proses penyederhanaan umum yang melibatkan semua kelas

bunyi. Proses-proses itu adalah :

a. Proses Subtitusi : penukaran satu segmen oleh segmen lain. Proses ini

terdiri dari sebagai berikut.

1) Penghentian : bunyi frikatif ditukar dengan bunyi hambat.

<sea> [ti : ]

<sing> [ti]

2) Pengedepanan : yaitu bunyi velar dan palatal dengan bunyi aveolar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

40

<shoe> [zu’]

<shop> [za’p]

3) Peluncuran : yaitu likuida ([l], [r]) ditukar dengan bunyi luncuran

(glide) [w] dan [y].

<leg> [yek]

<ready> [wedi]

4) Vokalisasi : satu suku kata konsonan ditukar dengan satu suku kata

vokal.

<apple> [apo]

<bottle> [babu]

5) Naturalisasi vokal : bunyi vokal berubah menjadi vokal tengah.

<back> [bat]

<bug> [had]

b. Proses Asimilasi, yaitu kecenderungan untuk mengasimilasikan satu

segmen kepada segmen lain dalam satu kata. Proses ini terdiri dari :

1) Penyuaraan, yakni bunyi –bunyi konsonan cenderung disuarakan

jika muncul di depan sebuah vokal, dan tidak disuarakan bila

muncul pada akhir suku kata.

<paper> [be : ba]

<tiny> [daini]

<bird> [bit]

2) Keharmonisan konsonan, yakni bunyi konsonan cenderung

berasimilasi satu sama lain. Pola-pola yang sering muncul adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

41

konsonan apikal cenderung berasimilasi dengan konsonan velar

yang berdekatan. Contohnya adalah <duck> [gak], <tongue>

[gan]. Konsonan apikal cenderung berasimilasi dengan konsonan

bilabial yang berdekatan. Contohnya <tub> [bab], <tape>

[beip].

3) Asimilasi vokal progresif, yakni sebuah vokal yang tidak mendapat

tekanan diasimilasikan pada vokal yang mendapat tekanan suara

yang muncul di depan atau di belakangnya.

<bacoa> [bu : du]

<hammer> [ha : ma]

c. Proses Struktur suku kata, yaitu kecenderungan anak-anak

menyederhanakan struktur suku kata. Pada umumnya penyederhanaan

suku kata ini berlaku ke arah suku kata KV. Proses ini terdiri dari:

1) Reduksi klaster : satu klaster konsonan direduksikan menjadi satu

konsonan saja.

<clown> [kaun]

<play> [pe]

2) Penggunaan konsonan akhir : suku kata KVK dipendekan

menjadi KV dengan menggugurkan konsonan akhir.

<bike> [bai]

<out> [au]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

42

3) Pengguguran satu kata yang tidak dapat mendapat tekanan suara :

suku kata yang tidak mendapat tekanan digugurkan jika satu kata

mendahului satu kata yang mendapat tekanan suara.

<banana> [naena]

<potato> [pedo]

4) Reduplikasi : dalam kata panjang suku kata KV diulang

<cookie> [gege]

<TV> [didi]

2.2.9 Pemerolehan Dalam Bidang Morfologi

Pemerolehan morfologi pada anak adalah pemerolehan bentuk morfem

pada anak, baik morfem bebas dalam bentuk kata, maupun dalam bentuk morfem

terkait. Namun pemerolehan tersebut sering berupa morfem bebas berupa bentuk

dasar. Beberapa ahli menyatakan pendapatnya mengenai hal tersebut.

a) Bloom dan Tardif (Dardjowijojo, 2005: 259) mengatakan kelas kata kerja

diperoleh lebih awal dari pada kelas kata lainnya, dan frekuensi

penggunaannya juga lebih tinggi.

b) Gentner (Dardjowijojo, 2005: 568) mengatakan bahwa kata benda

diperoleh lebih awal daripada kata kerja dan frekuensinya lebih tinggi.

c) Dardjowijojo (2005) mengatakan pendapatnya berdasarkan penelitiannya,

bahwa selama lima tahun pemerolehan leksikon anak didominasi oleh kata

benda, diikuti kata kerja pada urutan kedua, kata sifat pada urutan ketiga,

serta kata tugas pada urutan berikutnya. Contoh kata benda adalah susu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

43

mobil, dan baju. Kata kerja seperti makan, beli, baca. Kata sifat seperti

enak, cantik, dan jelek. Kata tugas si, yang, di, dan ke.

a. Morfem, Alomorf, dan Kata Dasar

Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang mengandung makna. Morfem

ada dua macam, yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas

adalah morfem yang dapat berdiri sendiri, seperti jual, beli, duduk, dan tidur.

Morfem jual, beli, duduk, dan tidur merupakan satuan terkecil yang memiliki

makna (Arifin dan Junaiyah 2009 : 2).

Kata diperjualbelikan dapat dipotong-potong menjadi bagian-bagian

terkecil yang masih mempunyai makna masing-masing menjadi jual beli dan

di-+[per-...—kan]. Gabungan kata jual beli dapat dipecah menjadi jual dan

beli yang masing-masing memiliki arti. Jika kata jual dan beli dipotong lagi

menjadi ju-al dan be-li, potongan-potongan tersebut bukan morfem.,

melaikan suku kata. Kemudian, bentuk di-, per-, dan –kan juga tergolong

morfem karena merupakan satuan terkecil yang mengandung makna, dan

bentuk –bentuk itu tidak bisa dipotong menjadi lebih kecil lagi. Proses

pembentukan kata diperjualbelikan adalah sebagai berikut.

Jual beli

Jual belikan

Perjualbelikan

Diperjualbelikan

Berikut diberikan contoh lain dengan keterangannya.

Membantu Morfem bebas : bantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

44

Morfem terikat : mem-

Mencari Morfem bebas : cari

Morfem terikat : men-

Kedinginan morfem bebas : dingin

Morfem terikat : ke-an

Pembawaan morfem bebas : bawa

Morfem terikat : pem-an

Contoh di atas terdapat bentuk mem- dan men- yang masing-masing

dulekatkan pada kata bantu dan cari. Baik mem- maupun men- sebenarnya

mempunyai fungsi dan makna yang sama, yaitu merupakan unsur yang

membentuk verba (kata kerja) aktif (Arifin dan Junaiyah 2009 : 3).

Perbedaan wujud imbuhan meng-, mem-, men-, meny-, dan meng- ditentukan

oleh fonem pertama yang mengawali kata dasar. Jika fonem pertama yang

mengikutinya berupa fonem /b/, bentuk yang muncul adalah mem-, tetapi jika

fonem awalnya berupa fonem /c/, bentuk yang muncul adalah men-. Bentuk mem-

dan men- merupakan alomorf dari morfem yang sama, yaitu {meng-}. Jadi,

alomorf adalah anggota satuan morfem yang wujudnya berbeda, tetapi

mempunyai fungsi yang sama.

b. Afiks atau imbuhan

Bahasa indonesia memiliki empat jenis imbuhan, yaitu awalan (prefiks),

sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan imbuhan terbelah (konfiks). Dari keempat

imbuhan itu, tampaknya hanya infiks yang kurang produktif. Untuk itu,

perhatikanlah uraian di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

45

Afiks atau imbuhan di dalam bahasa indonesia mempunyai peran yang sangat

penting, sebab kehadiran imbuhan pada sebuah dasar (kata) dapat mengubah

bentuk, fungsi, kategori, dan makna dasar atau kata yang dilekatinya itu. Misalnya

kata datang (kata dasar) berbeda bentuk, fungsi, kategori, dan maknanya dari kata

kedatangan. Perbedaan itu terjadi akibat melekatnya konfiks ke-...-an pada kata

kerja datang.

Contoh :

- Bentuk datang (kata dasar)

Kedatangan (kata jadian)

- Kategori datang (verba)

Kedatangan (nomina)

- Fungsi datang (predikat)

Kedatangan (bisa subjek)

- Makna datang

Kedatangan ‘hal datang’

Perhatiakan perbedaan pemakaiannya berikut ini.

- Sampai hari ini ia belum juga datang.

- Kedatangannya memang sangat mengejutkan kami.

Kata dasar datang dan kata jadian kedatangannya pada kalimat itu tentu saja

tidak dapat menghasilkan kalimat yang tidak berterima, bahkan tidak masuk akal.

Hasil pertukarannya sebagai berikut.

- Sampai hari ini ai belum juga kedatangan.

- Datang memang sangat mengejutkan kami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

46

Berdasarkan kenyataan itu, seharusnya para pemakai bahasa indonesia

mengetahui dengan baik bagaimana bentuk dan apa makna imbuhan yang

digunakannya ketika ia berbahasa indonesia (Arifin dan Junaiyah, 2009 : 4).

c. Prefiks atau awalan

Awalan atau prefiks adalah imbuhan yang dilekatkan di depan dasar

(mungkin kata dasar dan pula kata jadian). Di dalam bahasa indonesia terdapat

delapan awalan, yaitu ber- dan per-; meng-, dan di-; ter-, ke-, dan se-. Contohnya

adalah dilipat dan ditiru, dilihat, dan tertawa. Kedua dan keempat. Sedasa dan

setempat (Arifin dan Junaiyah, 2009 : 4).

d. Infiks atau sisipan

Sisipan adalah imbuhan yang dilekatkan di tengah dasar. Bahasa indonesia

memiliki empat buah, yaitu –el, -em, -er, dan –in seperti getar menjadi geletar dan

gemetar. Kerja menjadi kinerja. Kelut menjadi kemelut (Arifin dan Junaiyah 2009

: 4).

e. Sufiks atau Akhiran

Akhiran adalah imbuhan yang dilekatkan pada akhir dasar. Bahasa indonesia

memiliki akhiran –i, -kan, -an, -man, -wan, -wati, -wi, dan –nya. Contonya adalah

seni menjadi seniman. Warta menjadi wartawan dan wartawati. Dunia menjadi

duniawi. Turun menjadi turunnya (Arifin dan Junaiyah, 2009 : 4).

f. Konfiks atau imbuhan terbelah

Konfiks, lazim juga disebut imbuhan terbelah merupakan imbuhan yang

dilekatkan pada awal dan akhir dasar. Konfiks harus diletakan sekaligus pada

dasar, karena konfiks merupakan imbuhan tunggal. Contoh dari konfiks adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

47

konfiks ke-..-an pada keuangan, kematian, dan keahlian. Konfiks ber-...-an pada

berhamburan, bertabrakan, dan berciuman. Konfiks peng-....-an pada

pengalaman, dan pengambilan. Konfiks per-...-an pada perjuangan, pergaulan,

dan pertemuan. Konfiks se-...-nya pada sebaik-baiknya, dan seharusnya (Arifin

dan Junaiyah 2009 : 5).

g. Simulfiks atau imbuhan gabung

Simulfiks adalah dua imbuhan atau lebih yang ditambahkan pada kata dasar

tidak sekaligus tetapi bertahap. Contoh simulfiks adalah imbuhan member-kan

yang melekat pada kata memberlakukan dan memberdayakan. Afiks yang pertama

kali melekat pada kata dasar laku dan daya adalah prefiks ber- menjadi berlaku

dan berdaya, setelah itu sufiks –kan menjadi berlakuan dan berdayakan.

Akhirnya baru prefiks meng- dilekatkan pada kata tersebut menjadi

memberlakukan dan memberdayakan (Arifin dan Junaiyah, 2009 : 7) .

2.2.10 Pemerolehan Dalam Bidang Sintaksis

Dalam bidang sintaksis, anak memulai berbahasa dengan mengucapkan

satu kata. Kata ini, bagi anak sebenarnya adalah kalimat penuh, tetapi karena dia

belum dapat mengatakan lebih dari satu kata, dia hanya mengambil satu kata dari

seluruh kalimat itu. Yang menjadi pertanyaannya adalah kata yang mana dia

pilih? Seandainya anak tersebut bernama Dodi, dan pesan yang disampaikannya

adalah Dodi mau bubuk, dia akan memilih di (untuk dodi), mau (untuk mau), buk

(untuk bubuk)? Kita pasti akan menerka bahwa dia akan memilih buk. Mengapa?

Dalam pola pikir yang masih sederhana pun tampaknya anak sudah mempunyai

pengetahuan tetntang informasi lama dengan informasi baru kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

48

pendengarnya. Kalimat yang diucapkan untuk memberikan informasi baru kepada

pendengarnya. Pada tiga kata pada kalimat Dodi mau bubuk, yang baru adalah

kata bubuk. Karena itulah anak memilih kata buk, dan bukan di, atau mau. Dengan

singkat dapat dikatakan bahwa dalam ujaran yang dinamakan Ujaran Satu Kata

(USK), anak tidak sembarangan memilih kata yang dia akan katakan sebagai

informasi baru.

Dalam bentuk sintaksisnya, USK sangat sederhana karena memang hanya

terdiri dari satu kata saja, bahkan untuk bahasa seperti bahasa indonesia hanya

sebagian saja dri kata yang diucapkan. Namun dalam segi semantik, USK adalah

kompleks karena satu kata ini bisa memiliki lebih dari satu makna. Anak yang

mengatakan /bi/ untuk mobil bisa bermakusd mengatakan:

a) Ma, itu mobil

b) Ma, ayo kita ke mobil

c) Aku minta (mainan) mobil

Ujaran satu kata yang mempunyai berbagai makna ini dinamakan ujaran

holofrastik. Ciri lain dari USK adalah bahwa kata-kata yang dipakai hanyalah

kata-kata dari kategori sintaktik utama (content word), yakni, nomina, verba,

adjektiva, dan mungkin juga ada verbia. Tidak ada fungsi form, to, dari atau ke.

Disamping itu, kata-katanya selalu kategori sini dan kini.

Sekitar umur 2;0 anak mulai mengeluarkan Ujaran Dua Kata (UDK).

Anak mulai dengan dua kata yang diselingi jeda sehingga seolah-olah dua kata itu

terpisah. Untuk mengatakan lampu menyala, anak bukan mengatakan /lampunala/

“Lampu nyala” tetapi /lampu// nala/ “Lampu nyala” dengan jeda di antara lampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

49

dan nyala. Jeda ini makin lama makin pendek sehingga menjadi ujaran yang

normal.

Dengan adanya dua kata dalam UDK maka orang dewasa dapat lebih bisa

menerka apa yang dimaksud oleh anak karena cakupan makna lebih terbatas.

Kalau kita mendengar anak mengatakan /lampunala/ seperti contoh diatas, kita

akan mendengar /lampu/ atau /nala/ saja. Jadi, berbeda dengan USK, UDK

sintaksisnya lebih kompleks (karena adanya dua kata) tetapi semantiknya makin

lebih jelas.ciri lain UDK adalah bahwa kedua kata ini adalah kata-kata dari

kategori utama: nomina, verba, adjektiva, atau bahkan adverbia. Belum ada kata

fungsi seperti di, yang, dan, dsb. Karena wujud ujaran yang seperti bahasa tilgram

ini maka UDK sering juga disebut ujaran telegrafik.

Pada UDK ini juga belum ditemukan afiks macam apapun. Untuk bahasa

Inggris, misalnya, belum ada infleksi –s untuk jamak atau kala kini : belum ada –

ing untuk kala progresif, dsb. Untuk bahasa Indonesia, anak belum memakai

prefiks meN- atau surfisk –kan, -i, atau –an.

Berikut adalah beberapa cotoh ujaran dua kata yang dikeluarkan anak umur

1;8 (Dardjowidjojo, 2000:146).

a) /liat tuputupu/ “Ayo lihat kupu-kupu”

b) /etsa nani/ “Echa mau nyanyi”

c) /eyang tsini/ “Eyang, ke sini”

Contoh-contoh diatas telah tampak bahwa dalam UDK anak ternyata

sudah menguasai hubungan kasus. Pada contoh (a), misalnya anak telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

50

menguasai hubungan kasus antara perbuatan dengan objek. Pada (b) kita

temukan hubungan kasus pelaku-perbuatan, dan seterusnya.

Hal seperti ini merupakan gejala yang universal. Pada sekitar umur 2;0

anak telah menguasai hubungan kasus-kasus dan operasi-operasi berikut

(Brown 1973 dalam Aitchison 1998:20)

Pelaku-perbuatan : Echa nyanyi.

Pelaku-objek : Echa Roti.

Perbuatan-objek : Maem krupuk.

Perbuatan-lokasi : Pergi kamar.

Pemilik-dimiliki : Sarung Eyang

Objek-lokasi : Mama Kursi

Meskipun pada UDK semantiknya semakin jelas, makna yang dimaksud

anak masih harus diterka sesuai dengan konteksnya. Kalimat Echa roti belum

tentu berarti Echa meminta roti. Bisa juga yang dimaksud adalah lain,

misalnya, Echa mau mengambil roti.

Pada tahap ini anak juga sudah dapat menyatakan bentuk negatif. Pada

anak anak indonesia, proses mentalnya agak lebih rumit karena dalam bahasa

indonesia terdapat bentuk negatif : bukan, belum, dan tidak. Pemerolehan

bentuk negatif bukan secara dini mungkin dipengaruhi oleh konsep sini dan

kini yang membuat nomina lebih dominan daripada kategori yang lain

sehingga kata bukan merupakan negasi antara dua nomina. Munculnya

bentuk negasi ini mula-mula sebagai respon terhadap pertanyaan. Perhatikan

percakapan anatara Echa dan Eyang Kakungnya :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

51

EK : Ini ikan, ya, Cha?

EC : Utan.

Kemudian muncul negasi belum yang tampaknya juga berkaitan dengan

konsep sini dan kini karena verba adalah kategori kedua setelah nomina. Kata

negatif ndak atau enggak juga muncul hampir bersamaan dengan belum

karena alasan yang sama.

Setelah UDK tidak ada ujaran tiga yang merupakan tahap khusus. Pada

umumnya, pada saat anak mulai memakai UDK, dia juga memakai USK,

setelah beberapa lama memakai UDK dia juga mulai mengeluarkan ujaran

yang tiga kata atau bahkan lebih. Jadi, antara satu jumlah kata dengan jumlah

lkata lain bukan merupakn tahap yang terputus.

2.2.11 Pemerolehan Bidang Diksi

Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan membedakan secara tepat

nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan, dan

kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa

yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa diksi merupakan pilihan kata yang digunakan oleh penulis, sebagai

ungkapan akan daya cipta atau penyampaian makna agar lebih mudah diterima

pembaca. Jenis diksi sangat beragam, tiap jenis diksi berperan untuk

menyampaikan idea atau gagasan seseorang. Pemilihan diksi yang tepat akan

mempermudah penyampaian ide atau gagasan itu sendiri (Keraf, 1984: 22-23).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

52

a. Makna kata

Kata sebagai satuan dari pembendaharaan kata sebuah bahasa

mengandung dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi

makna. Bentuk atau ekspresi adalah segi yang dapat diserap dengan panca

indra, yaitu dengan mendengar atau dengan melihat. Sebaliknya segi isi atau

makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau

pembaca karena rangsangan aspek bentuk tadi. Pada waktu orang berteriak

“maling!” timbul reaksi dalam pikiran kita bahwa ada sesorang telah

berusaha mencuri barang milik orang lain. Jadi bentuk ekspresinya adalah

kata maling yang diucapkan oleh orang tadi., sedangkan makna atau isi

adalah reaksi yang timbul pada orang yang mendengar (Keraf, 1984: 25-26).

Reaksi yang timbul itu dapat terwujud “pengertian” atau “tindakan” atau

keduanya. Karena dalam berkomunikasi kita tidak hanya berhadapan dengan

kata, tetapi dengan rangkaian kata yang mendukung suatu amanat, maka ada

beberapa unsur yang terkandung dalam ujaran kita yaitu pengertian, perasaan,

nada, dan tujuan. Pengertian merupakan landasan dasar untuk menyampaikan

hal-hal tertentu kepada pendengar atau pembaca dengan mengharapkan reaksi

tertentu. Perasaan lebih mengarah kepada sikap pembicara terhadap apa yang

dikatakannya, bertalian dengan nilai rasa terhadap apa yang dikatakan

pembicara atau penulis. Nada mencakup sikap pembicara atau penulis kepada

pendengar atau pembacanya,. Pembaca atau pendengar yang berlainan akan

mempengaruhi pula pilihan kata dengan cara menyampaikan amanat itu.

Relasi antara pembicara atau penulis dengan pendengar atau pembaca akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

53

melahirkan nada suatu ujaran. Sedangkan tujuan adalah efek yang ingin

dicapai oleh pembicara atau penulis. Memahami semua itu dalam seluruh

konteks adalah bagian dari seluruh usaha untuk memahami makna dalam

komunikasi.

b. Macam-macam makna

Masalah bentuk kata lazim dibicarakan dalam tata bahasa setiap bahasa.

Bagaimana bentuk sebuah kata dasar, bagaimana menurunkan kata baru dari

bentuk dasar atau gabungan dari bentuk-bentuk dasar biasanya dibicarakan

secara terperinci dalam tata bahasa. Masalah ketepatan pilihan kata atau

kesesuaian pilihan kata tergantung pula pada makna yang didukung oleh

bermacam-macam bentuk itu. Sebab itu, dalam bagian ini masalah makna

kata perlu diperhatikan secara khusus (Keraf , 1984: 27-30).

Pada umumnya makna kata pertama-tama dibedakaan atas makna yang

bersifat denotatif dan konotatif. Untuk menjelaskan kedua jenis makna ini,

perhatikan contoh kalimat berikut.

Toko itu dilayani gadis-gadis manis. denotatif

Toko itu dilayani dara-dara manis. konotatif

Toko itu dilayani perawan-perawan manis. konotatif

Ketiga kata yang dicetak miring di atas memiliki makna yang sama,

ketiganya memiliki referensi yang sama untuk referen yang sama, yaitu

wanita yang masih muda. Namun, kata gadis boleh dikatakan mengandung

asosiasi yang paling umum, yang menunjuk wanita yang masih muda, jugaa

mengandung sesuatu yang lain yaitu rasa indah dan puitis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

54

a) Makna Denotatif

Makna denotatif adalah Konsep dasar yang didukung oleh suatu

kata (makna itu menunjuk pada konsep referen/ide). Makna yang

sebenarnya atau lawan dari makna konotasi yang mengacu pada

makna kias atau makna bukan sebenarnya. Makna denotatif dapat

dibedakan atas dua macam relasi, pertama adalah relasi antara sebuah

kata dengan barang individual yang diwakilinya, dan kedua adalah

relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari

barang yang diwakilinya (Keraf 1984 : 28). Berikut ini contoh

penggunaan denotasi.

“Adul duwe motor anyar”

“Adul punya sepeda motor baru”

Kata motor „sepeda motor’ pada contoh diatas merupakan contoh

denotasi atau makna sebenarnya. Motor ‘sepeda motor’ merupakan

jenis kendaraan roda dua yang dipakai sebagai alat transportasi, motor

termasuk denotasi karena mempunyai makna yang sebenarnya yaitu

jenis kendaraan roda dua .

b) Makna Konotatif

Konotasi merupakan makna kata yang mengandung arti tambahan,

imajinasi atau nilai rasa tertentu . Konotasi mengacu pada makna kias

atau makna tidak sebenarnya. Konotasi adalah masalah yang jauh lebih

berat bila dibandingkan dengan memilih denotasi. Konotasi pada

dasarnya timbul karena masalah hubungan sosial atau hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

55

intrapersonal, yang mempertalikan kita dengan orang lain (Keraf,

1984: 29). Berikut contoh dari konotasi.

“Aja dolan karo bocah sing dawa tangane, sengsara”.

“Jangan bermain dengan anak yang panjang tangan, sengsara”

Berdasarkan kutipan diatas dapat dilihat yang termasuk contoh

konotasi yaitu dawa tangane “panjang tangan”. Pada contoh diatas

termasuk konotasi karena dawa tangane ’panjang tangan’ memiliki

makna yang tidak sebenarnya yaitu bermakna orang yang suka

mencuri bukan bermakna tangan yang ukuranya panjang. Orang yang

panjang tangan dibaratkan sebagai orang yang suka mengambil barang

milik orang lain.

c. Kata Khusus

Kata khusus mengacu pada pengarahan-pengarahan yang khusus dan

konkrit. Sebuah kata khusus akan lebih detail dan jelas maknanya. Makna

dari kata itu akan lebih spesifik karena lebih khusus yang membuat itu

semakin rinci. Menurut Akhadiah (1988: 88) yang termasuk kata khusus

adalah nama diri, nama geografi, dan kata-kata indria/indera yang sering

digunakan untuk menggambarkan tanggapan panca indra akan rangsangan

dari luar. Kata indera dibagi menjadi kata untuk indera penglihatan, peraba,

pendengaran, penglihatan serta penciuman. Berikut ini merupakan contoh

penggunaan kata khusus.

a). “Ibu wau enjing mundhut duren, salak lan nanas wonten ing Peken”.

“Ibu tadi pagi membeli duren, salak dan nanas di Pasar”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

56

b). “Hawane panas banget”.

“Hawanya panas sekali”.

Pada contoh (a) kata duren durian’, salak ‘salak’ dan nanas ‘nanas’ dalam

kutipan diatas termasuk kata khusus karena menyebutkan nama atau jenis

buah-buahan yang dimaksud secara jelas. Kata duren ‘durian’, salak ‘salak

dan nanas ‘nanas’ merupakan kata khusus dari buah-buahan, gambarannya

lebih jelas dibandingkan kata buah yang lebih umum dan kurang detail.

Penggunaan kata khusus yang lain dapat dilihat pada contoh (b) yaitu pada

kata panas ‘panas’. Kata tersebut termasuk kata khusus indria peraba karena

ditanggapi oleh indera peraba yaitu kulit yang sensitif terhadap suhu, rabaan,

dan sentuhan. Kata panas ‘panas’ digunakan untuk menjelaskan tentang suhu

udara yang sedang panas karena suatu hal tertentu seperti matahari yang terik

ataupun penyebab yang lainya.

d. Kata Umum

Kata umum merupakan kata yang mempunyai cakupan lingkup yang luas,

kata-kata umum menunjuk kepada banyak hal. Apabila kata itu semakin

umum, maka akan semakin kabur gambarannya atau maknanya. Sebaliknya

apabila kata itu semakin khusus, maka akan semakin jelas maknanya (Keraf

1984 : 92). Berikut ini merupakan contoh penggunaan denotasi.

“Ani menanam bunga di pot”

Kata ‘bunga’ pada contoh diatas termasuk kata umum, karena spesifikasinya

terlalu umum atau kurang khusus. Sementara jenis bunga itu banyak sekali,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

57

sehingga akan menimbulkan berbagai macam penafsiran makna pada kata

kembang ‘bunga’ tadi.

e. Kata Ilmiah

Kata ilmiah merupakan kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama

dalam tulisan-tulisan ilmiah. Selain itu, kata-kata ini juga dipakai dalam

pertemuan-pertemuan resmi, dalam diskusi-diskusi khusus, teristimewa dan

juga ilmiah. Berikut ini merupakan contoh penggunaan kata ilmiah.

“Ades minum paracetamol (obat) ketika sakit”

Kalimat di atas berisi kata yang termasuk kata ilmiah yaitu paracetamol

“paracetamol (obat turun panas)”, yang merupakan kata ilmiah dalam bidang

farmasi atau obat-obatan medis. Paracetamol adalah obat kimia yang

digunakan oleh dokter untuk menurunkan panas ketika seseorang sakit. Kata

tersebuut hanya digunakan dalam bidang kedokteran media dan farmasi.

f. Kata Populer

Kata populer merupakan kata yang umum dipakai oleh semua lapisan

masyarakat baik itu kaum terpelajar ataupun oleh orang kebanyakan. Kata ini

selalu dipakai dalam komunikasi sehari-hari, baik orang lapisan atas maupun

lapisan bawah. Berikut ini merupakan contoh penggunaan kata populer.

“Dimas membeli handphone kamera”

Kata handphone “telepon genggam” termasuk kata populer karena kata itu

sudah umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat. Handphone “telepon

genggam” terkenal sebagai perangkat elektronik atau alat komunikasi yang

canggih dan gampang digunakan serta diketahui banyak orang. Hal itulah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

58

yang menyebabkan handphone ‘telepon genggam’ merupakan barang yang

terkenal di berbagai kalangan sehingga merupakan termasuk kata populer

karena sudah umum dan banyak diketahui orang.

g. Jargon

Jargon adalah suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap kurang sopan

atau aneh. Pada makna yang lain jargon diartikan sebagai kata-kata rahasia

dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan

rahasia atau kelompok-kelompok khusus (Keraf 1984 : 107). Pada bidang

hukum dan perundang-undangan istilah involuntary conversion artinya

kehilangan atau kerusakan barang karena pencurian ataupun kecelakaan.

Selain itu juga di kalagan masyarakat sering digunakan kata operasi untuk

menyebut adanya razia yang dilakukan polisi di jalan raya.

h. Slang

Slang merupakan kata yang informal, yang disusun secara khas bertenaga,

lucu yang dipakai dalam percakapan. Semacam kata percakapan yang tinggi

atau murni. Merupakan kata-kata nonstandard yang informal, yang disusun

secara khas atau kata-kata biasa yang diubah secara arbitrer; atau kata-kata

kiasan yang khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan

(Keraf 1984 : 108). Contoh Slang sebagai berikut.

“Hiré nyasayé Dab?”

“Piyé kabaré Mas?”

“Bagaimana kabarnya Mas?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

59

Slang jenis ‘balikan’ ini mempunyai rumus yang diambil dari huruf Jawa.

Huruf Jawa yang berjumlah dua puluh dan terbagi ke dalam empat baris

kemudian saling dibalikkan, huruf yang terdapat pada baris pertama diganti

dengan huruf yang terdapat pada baris ketiga, demikian juga sebaliknya.

Huruf yang terdapat pada baris kedua diganti dengan huruf yang terdapat

pada baris nomor empat dan sebaliknya. Secara rinci beberapa kaidah dalam

bahasa walikan dapat diuraikan seperti konsonan diganti sesuai dengan

kedudukan dalam urutan huruf Jawa sedangkan vokal tetap, misalnya proses

penggantian kata kowé menjadi nyothé adalah sebagai berikut.

ha na ca ra ka

da ta sa wa la

pa dha ja ya nya

ma ga ba tha nga

i. Idiom

Idiom merupakan pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah

bahasa-bahasa yang umum, biasanya berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak

bisa diterangkan secara logis atau secara gramatikal, dengan bertumpu pada

makna kata-kata yang membentuknya (Keraf, 1984: 109). Berikut ini

merupakan contoh penggunaan idiom.

“Toto dadi kembang lambe ing desane”

‘Toto menjadi bahan pembicaraan orang di kampungnya’

Kembang lambe pada data di atas terdiri dari dua kata yang masing-masing

mempunyai makna yang berbeda yaitu kembang ‘bunga dan lambe ‘bibir,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

60

berarti bunga yang ada di bibir. Tetapi pada data di atas makna dari

penggabungan kata kembang ‘bunga dan lambe ‘bibir mempunyai arti yang

berbeda dari makna sebenarnya yaitu bahan perbincangan orang lain. Makna

dari sebuah idiom bertumpu pada kata-kata yang membentuknya sehingga

makna sebuah idiom berbeda sekali dengan makna sebenarnya dari kata-kata

yang digunakan itu.

j. Bahasa Artifisial

Yang dimaksud dengan bahasa artifisial adalah bahasa yang disusun

secara seni. Bahasa yang artifisial tidak mengandung dalam kata yang

digunakan, tetapi dalam pemakaiannya untuk menyatakan suatu maksud.

Fakta dan pertanyaannya yang sederhana dapat diungkapkan secara langsung

tak perlu disembunyikan (Keraf , 1984: 110)

k. Diksi Indria

Diksi indria atau kata indria adalah diksi/ kata yang merupakan

tanggapan dari tiap-tiap panca indera. Akhadiah (1988: 88) berpendapat

bahwa diksi indria/indera termasuk kedalam kata khusus tentang panca indera

manusia meliputi indera penglihatan yaitu mata, indera penciuman yang ada

di hidung, indera pendengaran yaitu telinga, indera perasa yang berupa lidah

dan indera peraba yang diinderai oleh kulit. Akhadiah (1988: 88) membagi

kata-kata indera atau diksi indria menjadi beberapa jenis yaitu kata untuk

indera pengecap, kata untuk indera peraba, kata untuk indera pendengaran,

kata untuk indera penglihatan dan kata untuk indera penciuman. Berikut ini

merupakan salah satu contoh penggunaan diksi indria.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

61

“ Bu, bu!, nuwun sewu inggih bu ! Ibu kok ngendika klesak-klesik”

‘Bu, bu !, maaf bu! Ibu kok bicaranya bisik-bisik.’

Klesak-klesik ‘bisik-bisik’ merupakan contoh kata yang termasuk diksi indera

pendengaran karena dapat ditanggapi oleh telinga yang dapat menangkap atau

menerima tanggapan yang berpa suara atau bunyi. Klesak-klesik ‘bisik-bisik’.

2.3 Kerangka Berpikir

Pemerolehan Bahasa Pertama

Anak Usia 0 – 3 Tahun

Tahap Pemerolehan Bahasa

Pertama

Aspek-aspek Pemerolehan

Bahasa

Psikolinguistik

Tahap Meraban

Tahap Pola Intonasi

Tuturan Satu Kata

Tuturan Dua Kata

Infleksi Kata

Kalimat Tanya dan Ingkat

Pemerolehan Bahasa Fonologi

Pemerolehan Bahasa Morfologi

Pemerolehan Bahasa Sintaksis

Pemerolehan Diksi

Kajian Teori Pemerolehan

Bahasa Pertama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

63

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang mencoba untuk memberikan gambaran secara

sistematis tentang situasi, permasalahan, fenomena, layanan atau program,

ataupun menyediakan informasi tentang, misalnya kondisi kehidupan suatu

masyarakat pada suatu daerah, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta

situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari

suatu fenomena, pengukuran cermat tentang fenomena dalam masyarakat (Widi,

2010: 47−48). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara terperinci

tentang fenomena pemerolehan bahasa anak dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan yang dilakukan peneliti adalah pendekatan cross sectional, metode

yang mengambil subjek dari berbagai tigkat umur dan karakteristik lain dari

waktu yang bersamaan untuk memperoleh data yang lengkap dan cepat sehingga

dapat menggambarkan perkembangan individu selama masa pertumbuhan

(Wiranta, 2006: 132-149).

Menurut Moleong (2007: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara

holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah. Sejalan dengan pendapat Moleong, Herdiansyah (2010: 9)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

64

mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu penelitian ilmiah yang bertujuan

untuk memahami fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan

mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti

dengan fenomena yang diteliti.

3.2. Data dan Sumber Data

Sumber data berasal dari aktivitas tuturan anak sehari-hari yang diambil

dari anak-anak yang ada di kalangan keluarga peneliti dan beberapa anak yang

ada di Panti Asuhan Sayap Ibu di daerah Pringwulung, Kabupaten Sleman,

Yogyakarta. Keseluruhan data tersebut berasal dari cuplikan yang diambil secara

natural dalam percakapan antara orang tua dengan anak dan peneliti dengan anak.

Data diperoleh dari tuturan masing-masing anak yang dikelompokan usianya.

Peneliti mengelompokan data anak pada usia 0-1 tahun, 1 subjek; anak usia 1-2

tahun, 2 subjek; dan anak usia 2-3 tahun, 2 subjek. Berikut biodata dari subjek

peneliti

1. Nama : Karolus Inggil

Tanggal Lahir : 12 September 2014

Usia : 6 Bulan

Alamat : Jl. Lio No. 53 RT 01/10 Sukabumi, Jawa Barat

2. Nama : Ari Wahyudi

Tanggal Lahir : 14 Oktober 2013

Usia : 1 Tahun 5 bulan

Alamat : Yayasan Panti Asuhan Sayap Ibu Yogyakata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

65

3. Nama : Gisella Putri Cahyaningtyas

Tanggal Lahir : 10 Januari 2013

Usia : 2 Tahun 3 Bulan

Alamat : Gunungan, Bambanglipuro, Bantul, DIY

4. Nama : Wisnu Saputra

Tanggal Lahir : 11 Desember 2012

Usia : 2 Tahun 4 Bulan

Alamat : Yaayasan Panti Asuhan Sayap Ibu Yogyakarta

5. Nama : Septi Puspitasari

Tanggal Lahir : 1 September 2012

Usia : 2 Tahun 7 Bulan

Alamat : Yayasan Panti Asuhan Sayap Ibu Yogyakarta

3.3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode simak dan metode cakap. Metode pertama yang digunakan oleh peneliti

adalah metode simak. Adapun teknik yang digunakan dalam rangka

melaksanakan metode simak itu adalah teknik catat dan teknik rekam. Dari

catatan dan/atau rekaman pertuturan itulah data diperoleh sebagai bahan jadi

penelitian pemerolehan bahasa pertama anak.

Metode kedua yang dipakai peneliti adalah metode cakap, Penamaan metode

penyediaan data dengan metode cakap disebabkan cara yang ditempuh dalam

pengumpulan data itu adalah berupa percakapan antara peneliti dengan informan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

66

(Mahsun, 2007:95). Dengan adanya metode cakap ini bertujuan untuk

mengetahui berupa percakapan antara subjek dengan peneliti, Teknik ini

dipergunakan untuk menjaring data tentang elemen bunyi yang berkembang pada

anak urutan perkembangan bunyi yang diperoleh, serta variasi bunyi yang

muncul. Di samping itu teknik lain yang digunakan adalah elisitasi atau

pemancingan. Elisitasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapat

pancingan atau konfirmasi apakah suatu elemen bunyi memang muncul atau

belum, sehingga bisa diyakini bahwa suatu elemen memang sudah atau belum

muncul pada usia atau fase tertentu.

3.4. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumennya adalah peneliti yang berbekal teori

pemerolehan bahasa dibantu dengan metode simak dan cakap. Selanjutnya, ketika

penelitian semakin jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan menjadi

penelitian instrumen sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan

membandingkan yang telah ditemukan melalui observasi (Sugiyono, 2012: 223-

224). Peneliti telah melihat bagaimana perkembangan bahasa anak-anak di

kehidupan sehari-harinya. Hal tersebut bisa memudahkan peneliti dalam

mengupayakan hasil penelitian secara maksimal.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada

kajian analisis deskripstif. Analisis deskriptif yang dimaksud adalah analisis

dengan merinci dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data penelitian

dalam bentuk kalimat (Nurastuti, 2007: 203). Peneliti menggunakan langkah-

langkah berikut untuk menganalisis data dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

67

1. Tahap Klasifkasi

Peneliti mengelompokan data penelitian berdasrakan tahap

pemerolehan bahasa yang mengacu pada teori.

2. Tahap Identifikasi

Peneliti melakukan identifikasi data. Identifikasi data dilakukan

denagn mengkaji tuturan-tuturan anak dengan teori-teori

perkembangan bahasa anak.

3. Tahap Interpretasi

Peneliti memberikan pemaknaan temuan-temuan yang ada dalam

penelitian.

4. Tahap Deskriptif

Peneliti memaparkan hasil kajian dan menyimpulkan hasil

pembahasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data

Pemerolehan bahasa pertama pada anak sangat penting. Bahasa merupakan

bagian terpenting dalam kehidupan manusia untuk berkomunikasi dengan yang

lainnya. Dengan adanya bahasa, informasi yang ingin disampaikan dapat diterima

dengan baik oleh penutur maupun mitra tutur. Pembentukan bahasa terjadi pada

usia dini. Pada usia 0 – 1 tahun adalah peroide yang sangat penting bagi

pembentukan bahasa, dimana pada usia tersebut merupakan pembentukan bahasa

si anak sebagai dasar untuk memperoleh atau menyampaikan informasi dari dan

kepada orang-orang yang ada disekitarnya.

Bahasa dapat berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Dalam hal ini

psikolinguistik sangat berperan penting dalam pembentukan bahasa. Linguistik

lebih mengacu kepada struktur bahasa, sedangkan psikologi mengacu kepada

proses berbahasa. Dua aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui cara

berproses berbahasa di setiap tahapnya. Dalam pemerolehan bahasa pertama,

psikolinguistik memaparkan melalui pakar-pakarnya beberapa cara tahap

pemerolehan bahasa.

Menurut Atchison (1976) pemerolehan bahasa dapat diketahui dengan

perfomansi bahasa yang dapat dilihat pada perkembangannya di setiap bulannya.

Begitu pun menurut Chomsky (1965) perkembangan bahasa anak karena adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

69

“alat pemerolehan bahasa” Language Acquistion Device (LAD). Alat ini

merupakan pemberian biologis yang sudah diprogramkan untuk merinci butir-

butir yang mungkin dari suatu bahasa.

Dari hasil klasifikasi menunjukan ada beberapa tahapan pemerolehan bahasa

periode usia 0 s.d 3 tahun, diantaranya menangis, mendekur, meraban, pola

intonasi, tuturan satu kata, tuturan dua kata, infleksi kata, dan kalimat tanya

ingkar. Dengan adanya tingkatan pemerolehan bahasa itu, peneliti bisa

mengetahui bahwa data-data yang ada sudah sesuai dengan tahapan pemerolehan

bahasa. Kemudian, setelah mengetahui tahapan pemerolehan bahasa, peneliti

ingin juga mengetahui pemerolehan bahasa anak usia 0 s.d 3 Tahun pada aspek –

aspek bahasa pada setiap percakapannya atau bunyi yang dikeluarkan oleh anak

pada saat percakapan terjadi. Aspek- aspek bahasa itu dilihat dan dan di teliti pada

tataran (1) fonologi, (2) morfologi, (3) sintaksis, dan (4) diksi.

Data yang dianalisis oleh peneliti adalah pemerolehan bahasa pada anak usia 0

sampai 3 tahun. Data diambil dari pengamatan peneliti tentang pemerolehan

bahasa anak di Panti Asuhan dan kalangan keluarga selama tiga bulan periode

Januari – Mei 2015. Terdapat 5 subjek yang dianalisis dalam penelitian ini oleh

peneliti. Anak usia 0 – 1 tahun, 1 subjek; anak usia 1-2 tahun, 2 subjek; anak usia

2-3 tahun, 2 subjek. Ada sekitar 30 tuturan yang dianalisis dalam penelitian ini.

4.2. Analisis Data

Sesuai dengan teknik analisis data yang telah dipaparkan pada metodologi

penelitian, maka data yang terkumpul telah diidentifikasi. Dari hasil klasifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

70

menunjukan ada beberapa tingkatan pemerolehan bahasa periode usia 0 s.d 3

tahun, diantaranya menangis, mendekur, meraban, pola intonasi, tuturan satu kata,

tuturan dua kata, infleksi kata, dan kalimat tanya ingkar. Terdapat juga

pemerolehan aspek- aspek bahasa pada tataran (1) fonologi, (2) morfologi, (3)

sintaksis, dan (4) diksi.

4.2.1 Tahap pemerolehan bahasa usia 0-3 Tahun

Data yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan perkembangan

bahasa awal. Hartley (1982: 23) menuliskan pendapat Atchison (1976) tentang

stadia akuisisi bahasa yang berkaitan dengan performansi linguistik. Dalam stadia

akuisisi bahasa tersebut, peneliti mengambil beberapa tahap performansi

linguistik yang sesuai dengan data yang telah diambil. Tahap performansi

linguistik tersebut adalah menangis, mendekur, meraban, pola intonasi, tuturan

satu kata, tuturan dua kata, infleksi kata, dan kalimat tanya ingkar.

Agar lebih terperinci,peneliti mengelompokan data menjadi beberapa

kelompok, yaitu (1) kelompok usia 0-1 Tahun, (2) Kelompok 1-2 Tahun, dan (3)

2-3 Tahun. Klasifikasi data tersebut telah diidentifikasi berdasarkan landasan teori

yang telah dipaparkan pada bab II.

4.2.1.1 Usia 0-1 Tahun

Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dianalisis tahap

perkembangan bahasa awal. Dalam hal ini peneliti menggunakan Pendapat

Atchison (dalam Harras dan Andika, 2009: 50-56), tentang stadia akuisisi bahasa

yang berkaitan dengan performansi linguistik. Stadia akuisisi bahasa tersebut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

71

peneliti mengambil beberapa tahap performansi linguistik yang sesuai dengan

data yang telah diambil. Tahap performansi linguistik tersebut adalah menangis,

mendekur, meraban, pola intonasi, tuturan satu kata, tuturan dua kata, infleksi

kata, dan kalimat tanya ingkar. Tahap Performansi pada usia 0-1 Tahun meliputi

tahap menangis, mendekur meraban, dan pola Intonasi. Tahap Performansi

tersebut akan dianalisis sebagai berikut.

a) Performansi Linguistik Tahap Menangis, Meraban, dan Tahap Pola

Intonasi

Menangis pada bayi mempunyai beberapa makna, seperti tangisan untuk

minta minum, minta makan, tangisan karena kesakitan, dan sebagainya. Proses

menangis pada anak biasanya muncul pada saat ia lahir hingga beberapa

minggu. Mendekur sebenarnya sulit dideskpripsikan, karena bunyi yang

dihasilkan mirip dengan vokal, tapi hasil bunyi itu tidak sama dengan bunyi

vokal yang dihasilkan orang dewasa. Tampaknya dengan mendengkur si bayi

melatih peranti alat ucapnya. Secara bertahap, bunyi konsonan akan muncul

pada waktu anak itu mendekur dan ketika anak mendekati enam bulan, ia

masuk pada tahap meraban. Secara impresif anak menghasilkan vokal dan

konsonan secara serentak.

Dalam tahap meraban awal, bunyi yang dihasilkan tersebut bukan

merupakan ujaran, akan tetapi merupakan tanda-tanda anak sedang

menggerakan alat bicaranya. Beberapa minggu kemudian anak akan memasuki

tahap meraban lanjutan dimana Peneliti berpendapat bahwa anak usia 0-6 bulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

72

adalah masa anak memasuki performansi linguistik tahap meraban sesuai

dengan teori dari Aitchison. Data penelitian disajikan sebagai berikut.

(1). Anak : “aaaaaaaa”

Mitra Tutur : Adek kenapa nangis?

Anak : “eeeaaaaaakk”

Mitra Tutur : Cup-cup Dik, yuk mama gendong.

Anak : “aaaaaa.. eaaaaaee”

(Konteks : Penutur merupakan seorang anak yang berusia 6

bulan. Mitra tutur adalah ibu dari anak yang berusia 6 bulan.

Situasi itu terjadi saat anak menangis. Ibu dari anak itu sedang

berusaha menenangkan anak dengan cara menggendong).

(2). Anak : “uhuk-uhuk”

Mitra Tutur : Adik batuk. Pelan-pelan Dik?..

(Konteks : Situasi ini menggambarkan anak mengeluarkan bunyi

batuk. Dalam perkembangan anak, tentu orang tua akan bangga

dan bersyukur karena anak berkembang secara normal).

(3). Mitra Tutur : Adik belum sendawa ya?

Anak “ eeeuuk”

Mitra Tutur : Terima kasih Tuhan, Adik sendawa.

(Konteks : Situasi ini menggambarkan anak mengeluarkan bunyi

sendawa. Orang tua berusaha memancing agar anak bisa

sendawa dengan cara memberikan asupan kepada anak berupa

susu dan sedikit memijat tengkuk anak).

(4). Anak : “aauuu... aaaaa”

Mitra Tutur : Aaauu kenapa dik?

Anak “ auuuaa.. aaahhhaa”

(Konteks : Situasi ini menjelaskan anak sedang mengoceh dengan

suara yang hampir mirip dengan bunyi vokal /a/, /u/ dan sedikit

terdengar kata konsonan /h/. Mitra tutur memancing dengan

suaranya. Tujuannya agar mengetahui respon dari anak. Anak

mengoceh kembali dengan mengeluarkan bunyi yang sama).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

73

Data (1) mengindikasikan bahwa anak sudah bisa menangis dan

menjerit. Semua anak usia 0-2 pasti menangis, terkadang tangisan mereka

berbeda-beda, beberapa anak menangis dengan sangat keras dan juga ada

menangis dengan suara pelan. Ada anak menangis seperti merengek-rengek

dan ada pula anak lebih sedikit daripada anak usia 0-2 bulan lainnya. Tangisan

atau jeritan merupakan cara yang digunakan anak usia 0-2 bulan untuk

berkomunikasi, maka setiap tangisan yang keluar dari mulut bayi memiliki arti

yang berbeda-beda. Ada tangisan tanda lapar ataupun tangisan tanda

ketidaknyamanan. Dalam data ini anak menandakan bahwa ia ia tidak nyaman

dengan situasi yang dialaminya.

Alasan utama anak usia 0-2 bulan menangis karena lapar adalah pada

awal kehidupannya anak usia tersebut mengalami proses tumbuh dan

berkembang. Untuk proses tumbuh dan berkembang anak membutuhkan

makanan. Umumnya, tangisan karena lapar diawali dengan tangisan perlahan

lalu semakin keras. Sering kali juga terdapat jeda selama beberapa detik karena

anak menelan udara saat menangis. Tetapi tangisan tersebut akan terus

berlangsung sampai ia mendapatkan makanannya.

Perkembangan motorik yang muncul adalah gerakan tangan yang

menutupi wajah ketika anak kaget, misalnya mendengar suara nyaring yang

keras. Menurut anak suara yang didengarnya dirasa menganggu

kenyamanannya. Menurut Poerwo (1989) Pada usia dua minggu bayi sudah

dapat membedakan wajah ibunya dari wajah orang lain. Dia sangat tanggap

terhadap setiap orang yang mendekatinya dan terutama tertarik untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

74

mengamati mata dan mulut; dan dia akan bereaksi dengan senyum. Pada usia

sekitar tiga minggu senyum bayi sudah dapat disebut sebagai “senyum sosial”,

sebab senyum itu diberikan sebagai reaksi sosial terhadap rangsangan (berupa

wajah atau suara ibu) dari luar.

Data (2) merupakan tuturan yang diungkapkan oleh anak usia 0-4 bulan.

Dalam data ini anak mengeluarkan bunyi batuk seperti tersedak pada bagian

dadanya. Pada data ini bunyi batuk muncul karena anak tesedak oleh makanan

atau minuman yang masuk tidak sempurna pada pencernaan, sehingga anak

mengalami hal yang tidak nyaman pada dada hingga rongga kerongkongan

yang berakibat munculnya bunyi batuk yang dikeluarkan oleh mulut anak.

Data (3) merupakan tuturan yang diungkapkan oleh anak usia 0-4 bulan.

Dalam data ini, anak mengeluarkan bunyi sendawa pada data dituliskan

menjadi kata “eeuukk” . anak akan mengeluarkan bunyi “eeuuk” atau sendawa

beberapa menit setelah makan dan artinya bunyi tersebut menandakan bahwa

anak sudah kenyang. Jika anak setelah makan atau pun minum belum

mengeluarkan bunyi sendawa, orang tua akan sedikit memancing dengan cara

melakukan pijatan pada tengkuk anak. Sendawa termasuk pada tahap

performansi linguistik meraban.

Data (4) merupakan tuturan yang diungkapkan oleh anak usia 0-6 bulan.

Dalam data ini anak mengeluarkan bunyi “auuu auuu aaahha”. Ketika anak

mengeluarkan bunyi “auuu auuu aahha” aktivatis anak sedang dalam

pangkuan orang tua dan sedang berbaring, tetapi biasanya bunyi tersebut sering

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

75

terdengar saat anak berbaring. Bunyi mendekur sesekali terdengar saat anak

melalukan kegiatan untuk meraih suatu benda yang ia lihat. Bunyi tersebut

termasuk dalam kategori performansi linguistik tahap meraban.

b) Tahap Pola Intonasi

Anak-anak mulai menirukan pola intonasi sejak usia delapan hingga

sembilan bulan. Hasil tuturan anak mirip dengan tuturan ibunya atau pun apa

yang ia dengar. Anak tampaknya menirukan tuturan orang tuanya tetapi

hasilnya tidak bisa dipahami oleh orang yang ada disekelilingnya. Orang tua

terutama ibu sering mengidentifikasikan bahwa anaknya menggunakan intonasi

tanya dengan nada tinggi pada akhiran yang diucapkannya. Maka orang tua

sering melatih anaknya berbicara dengan kalimat bertanya “kamu mau apa?”

dan sebagainya. Data penelitian dapat diuraikan sebagai berikut.

(5) Anak : “babababa... papaaa”

Mitra Tutur : Cilukba?

Anak : “ihhi eeuuhh maaaa”

Mitra Tutur : Adik ini ngoceh apa?

(Konteks : Situasi ini memperjelas anak sudah mampu

mengucapkan vokal yang bervariasi dengan Pola bunyi vokal dan

bunyi konsonan. Pola bunyi konsonan nasal /m/,/n/ sudah mulai

muncul. Berceloteh tentang vokal dan konsonan /ba-ba/ dan /ma-

ma/ mulai terdengar jelas. Mitra tutur dalam hal ini selalu

berkomunikasi dan memahami apa yang dikomunikasikan oleh

anak).

Data (5) merupakan tuturan yang diucapakan oleh anak usia 8 bulan.

Tuturan yang diucapkan oleh anak berupa bunyi yang terdiri dari susunan

huruf vokal dan konsonan “babababa”. Bunyi nasal pola /m/, dan /n/ sudah

mulai terdengar misalnya anak mengeluarkan bunyi “euuuh.. mmaaa”.

Meskipun bunyi pola intonasi ini belum memiliki makna komunikasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

76

jelas, namun tujuan anak mengeluarkan bunyi tersebut untuk menggerakan alat

bicaranya agar terbiasa terlatih untuk memperoleh tahap perkembangan bahasa

yang selanjutnya. Bunyi tersebut muncul karena anak mendengar suara-suara

yang ada di sekitarnya, dan memicu anak mengeluarkan bunyi pola intonasi

tersebut. Menurut Aitchison (dalam Harras dan Andika, 2009: 50-56), Pada

usia delapan atau sembilan bulan, anak mulai menirukan pola-pola intonasi.

Hasil tuturan anak mirip dengan yang dikatakan oleh ibunya. Anak tampaknya

mencoba menirukan percakapan dan hasilnya adalah tuturan yang kadang-

kadang tidak dipahami oleh orangtuanya atau orang dewasa yang lain.

4.2.1.2 Usia 1-2 Tahun

Dalam stadia akuisisi bahasa, peneliti mengambil beberapa tahap

performansi linguistik yang sesuai dengan data yang telah diambil. Tahap

performansi linguistik tersebut adalah menangis, mendekur, meraban, pola

intonasi, tuturan satu kata, tuturan dua kata, infleksi kata, dan kalimat tanya

ingkar. Pada usia 1-2 Tahun Tahap performansi yang muncul adalah Tahap

Tuturan satu kata, tuturan dua kata dan Infleksi kata. Tahap performansi tersebut

dianalisis dalam data sebagai berikut.

a) Tahap Tuturan Satu Kata

Tahap ini berlangsung ketika anak berusia antara 12 dan 18 bulan. Ujaran-

ujaran yang mengandung kata-kata tunggal diucapkan anak untuk mengacu

pada benda-benda yang dijumpai sehari-hari. Pada tahap ini pula seorang anak

mulai menggunakan serangkaian bunyi berulang-ulang untuk makna yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

77

sama. pada usia ini pula, sang anak sudah mengerti bahwa bunyi ujar berkaitan

dengan makna dan mulai mengucapkan kata-kata yang pertama. Menurut

pendapat beberapa peneliti bahasa anak, kata-kata dalam tahap tersebut

memiliki fungsi, yaitu kata-kata itu dihubungkan dengan perilaku anak itu

sendiri atau suatu keinginan untuk suatu perilaku, untuk mengungkapkan suatu

perasaan, untuk memberi nama kepada suatu benda. Dalam bentuknya, kata-

kata yang diucapkan itu terdiri dari konsonan-konsonan yang mudah dilafalkan

seperti m,p,s,k dan vokal-vokal seperti a,i,u,e. Pada periode ini bahasa yang

digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan uniuk dirinya sendiri. Mulai

mengadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai

melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat

bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana. Data penelitian

disajikan sebagai berikut.

(6) Ibu : Adik mau apa?

Anak: Mimi!

Anak : Akut!

Ibu : Takut kenapa?

Anak : Itu...

Anak : Akit.

Anak : Apa tu?

(konteks : Penutur merupakan seorang anak yang berusia 1,5

tahun. Mitra Tutur anak adalah orang tua dari anak. Situasi

ini terjadi saat anak ingin meminta minum, ketakutan, dan

menunjuk sesuatu. Mitra tutur berusaha menenangkan dan

menncari tahu penyebab dengan bertanya kepada anak).

(7)Ibu : Ci Luk Baa

Anak : Hahaaauuuu..eeehh..

Ibu : Adik jangan keluar!!

Anak : Baba... baba

Ibu : Sini Adik bobo ya?

Anak : bobo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

78

Ibu : Bobo ma mama ya?

Anak : Gaa...

Ibu : kok engga, dik?

Anak : Bobo. Bobo.

(Konteks : Pada situasi ini anak berkomunikasi dengan ibunya.

Anak berbicara mengeluarkan bunyi vokal dan bervariasi

dengan bunyi konsonan. Tujuan komunikasi ini adalah

merangsang anak dalam mengucapkan suara. Perkembangan

motorik yang muncul adalah anak sudah bisa berdiri dan

berjalan. Perkembangan motorik yang lainnya adalah ketika

anak mengucuapkan bunyi, gerakan mulut cenderung kedepan).

(8) Ibu : Ari mau maem engga?

Anak : Emoh.

Ibu : Sini maem dulu!

Anak : Emoh...

Ibu : Kalau ga maem, tak tinggal ya?

Anak : Aaaaa....

Ibu : Bener lho, mama tinggal lho..

Anak : Aaaaaa......

Ibu : Makanya, maem dulu ben pinter..

Anak : Emoh..

(Konteks : Pada situasi ini anak melakukan percakapn dengan

orang tuanya. Orang tua mengajak anak untuk makan. Anak

menjawab pertanyaan orang tuanya dengan kata emoh yang

artinya tidak. Anak menjawab pertanyaan dengan nada keras

cenderung berteriak. Perkembangan motorik : gerakan kepala

digelengkan ke kiri dan ke kanan, raut wajah anak cenderung

mengkerut).

(9) Anak : Ma.

Ibu : Gambar apa itu?

Anak : Ini.

Anak : Maaaa..

Ibu : Ayo Dik, gambar yang bagus.

Anak : Ini.

Ibu : Ye, gambarnya bagus.

Anak : Ini, Ma.

Ibu : Ye, Ari pinter gambar.

(Konteks : Pada situasi ini anak melalukan kegiatan menulis.

Anak sudah bisa memulai komunikasi dengan orang yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

79

disekitarnya. Anak mengucapkan kata ini, maaa, cenderung

berteriak. Tujuannya agar menarik perhatian. Orang tua

merespon pertanyaan anak. Perkembangan motorik : gerakan

tangan sangat dominan ketika anak menunjuk apa yang ia tulis

kepada orang tuanya. Gerakan tangan pun sejajar dengan

dada anak).

(10) Ibu : Ari sama Papa ya?

Anak: Mama.

Ibu : Sama Papa dulu, Mama mau masak dulu yaa?

Anak : Ma Papa.

Ibu : Iya, sama Papa yaa?

Anak : Iya.

Ayah : Sini Dik, sama Papa main.

Anak : Papapa.

Ayah : Itu lihat ada cicak Dik di tembok.

Anak : Eca (cicak).

Ayah : Cicak, tuhh jalan-jalan.

Anak : Eca yan eyan

Ayah : Nanti Ari digigit cicak...

Anak : It eca...

(Konteks : Respon anak hanya menjawab kata mama, iyaa,dan

papa. Saat bersama ayahnya, anak diajak berkomunikasi atau

bermain. Saat bersama ayahnya anak menyebutkan beberapa

kata seperti papa, eca (cicak), yan yan (jalan-jalan).

Perkembangan motorik : Gerakan kepala saat anak

berkomunikasi dengan ayahnya sangat fokus. Gerakan bibir

atas dan bibir bawah terlihat dominan saat anak berkomunikasi.

Ini memicu timbulnya bunyi konsonan [b], [p] dan munculnya

kata papa).

Data (6) merupakan tuturan dari seorang anak yang berusia 1,5 tahun.

Pada tuturan ini menjelaskan bahwa anak sudah mampu mengucapkan pola

tuturan satu kata. Kata mimi yang artinya minum sudah biasa dikatakan oleh

anak karena sering terdengar dari ucapan dari orang tua. Pada usia ini anak

lebih banyak mendengar dan melihat kejadian-kejadian yang ada disekitarnya

dan merekam itu semua dalam memori ingatannya. Ketika bertutur, anak akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

80

menirukan kata-kata yang ia ingat dalam memori ingatannya. Namun kata-kata

yang diingat hanya dapat dikatakan berpola satu kata. Pada umumnya anak usia

1,5 tahun sudah mampu berkomunikasi dengan baik melalui alat bicaranya

maupun dengan bahasa tubuhnya.

Data (7) merupakan tuturan dari seoarang anak yang berusia 1,5 tahun.

Konteks pada tuturan ini adalah anak sedang melakukan kegiatan bermain.

Kata yang diucapkan anak biasanya mengucapkan kata baba dan kata hahaha.

Pada dasarnya kata-kata yang diucapkan oleh anak tidak memiliki makna atau

arti sama sekali. Kata-kata yang diucapkan oleh anak cenderung tiruan dari

percakapan yang didengarnya saja.

Data (8) merupakan tuturan anak usia 1,5 tahun yang terjadi pada saat

anak hendak makan siang. Pada saat terjadi tuturan antara anak dengan mitra

tuturnya, anak hanya mengucapkan kata emoh yang artinya tidak mau. Kata

emoh pada tuturan ini termasuk kedalam performansi linguistik tututran satu

kata, karena saat anak diajak untuk makan oleh mitra tutur, jawaban kata emoh

diucapkan berulang-ulang pada setiap pertanyaan oleh anak dan cenderung

berteriak. Pada kejadian ini pun anak sering sering berteriak dan mengeluarkan

bunyi aaaaa yang memiliki arti bahwa anak merasa terganggu atau

menegaskan dari kata emoh bahwa ia menolak tidak mau makan.

Data (9) merupakan tuturan seorang anak usia 1,5 tahun. Pada data ini

anak mengajak berkomunikasi orang yang ada disekitarnya terutama orang

tuanya. Pada data ini menunjukan bahwa anak menggunakan tuturan satu kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

81

pada berkomunikasi dengan orang yang ada disekitarnya. Anak hanya

mengatakan kata ini dan kata maa yang artinya mama untuk berkomunikasi.

Anak berkomunikasi dengan orang tuanya saat anak melakukan kegiatan

menulis, dan tuturan-tuturan itu muncul saat anak ingin menunjukan karya

tulisannya kepada orang tuanya. Kata ini dan ma dapat digolongkan kedalam

tuturan satu kata. Pada saat anak mengatakan kata tersebut, anak tidak

menambahkan kata apapun di belakang kata ini dan ma.

Data (10) merupakan tuturan seorang anak dengan orang tuanya. Pada data

ini anak banyak menggunakan tuturan satu kata pada saat menjawab

pertanyaan yang diajukan kepadanya. Misalnya saja kata mama, iyaaa,

papapa, dan eca. Pada saat anak mengatakan kata mama ia mengatakan bahwa

ia ingin bersama orang tuanya. Ketika anak bertutur kata iyaaa¸ dan papapa ia

mengatakan bahwa ia ingin bersama ayahnya, namun pada dasarnya ketika

anak usia 1,5 tahun bertutur belum memiliki arti seutuhnya pada perkataan

yang ia ucapkan. Tetapi biasanya orang tua mengartikan bahwa ketika anak

mengatakan mama berarti anak ingin bersama ibunya atau ketika anak

mengatakan kata papapa orang tua mengartikan bahwa anak ingin bersama

dengan ayahnya.

b) Tahap Tuturan Dua Kata

Pada tahap ini tuturan bersifat telegrafis, yaitu mengucapkan kata-kata yang

mengandung arti paling penting. Tuturan yang awalnya Ani susu berubah

menjadi Ani mau minum susu (Aitchison dalam Harras dan Andika, 2009: 50-

56). Ciri yang paling menonjol pada periode ini adalah kenaikan kosakata anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

82

yang muncul secara dramatis. Ketika umurnya mencapai dua setengah tahun,

kosakatanya mencapai beberapa ratus kata. Panjang rata-rata tuturan itu

dihitung dalam hubungannya dengan butir-butir gramatikal yang disebut

morfem. Data penelitian diuraikan sebagai berikut.

(11) Ibu : Bilang sama Papa, pinjam.

Anak : Ijemmm, ijemmm

Ibu : Icel mau minta?

Anak : Itahhh.. Itahhh

Ibu : Icel udah makan?

Anak : Utahh mam..

(Konteks : Penutur merupakan anak usia 2,3 tahun. Mitra Tutur

adalah orang tua anak. Pada situasi ini orang tua melatih anak

untuk berkomunikasi dengan orang yang ada disekitarnya. Saat

tuturan terjadi mitra tutur dan penutur berada di ruang tengah

rumah dalam situasi santai.Perkembangan Motorik : Gerak lidah

pada mulut seperti dilipat. Gerak bibir lebih condong kedepan.

Tatapan mata tajam mengikuti sumber suara yang didengar).

(12) Ayah : Icel, Mama galau ga?

Anak : Galau

Ayah : Kalau Papa?

Anak : Galau

Ayah : Kalau Icel?

Anak : Galau

Ayah : Terus apa lagi?

Anak : Baju galau, mobil galau, mama galau.

Ayah : Semuanya galau?

Anak : Heeuh galau.

Ayah : Yang ngajarin Icel wan tu wan tu siapa?

Anak : Icel wan tu wan tu..

(bilangan bahasa inggris one, two)

Ayah : Icel hebat belajar...

Anak : Heeuh, Icel, Icel mau mam..

Ayah: icel mau mam apa?

Anak : Mama galau, icel mau gi ma Mama galau..

(Konteks : Situasi ini menggambarkan penutur (anak) sedang

berbicara dengan mitra tutur (ayahnya). Saat tuturan terjadi

mitra tutur dan penutur berada di kamar penutur dengan situasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

83

santai Mitra tutur lebih cenderung bertanya kepada penutur.

Penutur merespon dengan menjawab pertanyaan dengan

jawaban yang diulang-ulang. Penutur sudah mulai membuka

pembicaraan dengan mitra tutur. Perkataan yang diucapkan

oleh penutur belum spenuhnya memiliki makna. Perkembangan

Motorik : Tatapan mata anak mengikuti sumber suara

terkadang memalingkan tatapannya ke objek yang lain. Anak

terkadang menjawab pertanyaan yang ditanyakan sambil

berjalan ataupun berlompat-lompat. Konsentrasi pendengaran

anak masih pada suara mitra tutur meskipun anak melakukan

kegiatan lain).

(13) Ayah : Gisell..

Anak : Icell

Ayah : Namanya siapa hayo?

Anak : Icell..

Ayah : Icel lagi apa sih?

Anak : Lihat Ayam..

Ayah : Ayam lagi apa, Cel?

Anak : Agi galau..

Ayah : Kok galau?

Anak : Galau...

Ayah : Dari kemarin galau mulu?

Anak : Ayamnya galau, mam, us galau ja..

Ayah : Ooo, icel kasih maem ayamnya?

Anak : Tu, ma Mama

Ayah : icel suka ayam engga?

Anak : Ayam ena..

(Konteks : Situasi ini menggambarkan penutur (anak) sedang

berbicara dengan mitra tutur (ayahnya). Saat tuturan terjadi,

penutur dan mitra tutur berada di teras depan rumah. Penutur

lebih banyak menjawab pertanyaan mitra tutur dengan satu

hingga dua kata. Mitra tutur cenderung bertnaya tentang apa

yang dilakukan oleh penutur. Penutur mengucapkan jawaban

dengan kata-kata yang diulang dan susunan kata dan

kalimatnya belum sempurna. Perkembangan motorik : gerakan

badan yang sangat menonjol adalah penutur lebih aktif

berjalan-jalan diteras rumah. Saat mitra tutur bertanya kepad

penutur, gerakan kepala penutur cenderung tak acuh kepada

mitra tutur. Dalam hal ini penutur lebih banyak menggunakan

pendengaran dan menjawab pertanyaan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

84

(14) Anak : Apa tu, Ma?

Ibu : Ini minuman Mama, Icel.

Anak : Numan tu.

Ibu : Iya biar Mama sehat.

Anak : Mau mau....

Ibu : Nanti Mama buatin ya?

Anak : Mau itu. (Menunjuk)

Ibu : Ini, enak gak?

Anak : Acemm.. (asam)

(Konteks : Situasi pada data ini terjadi saat penutur (anak) dan

mitra tutur (orang tua) berada di ruang makan dalam keadaan

santai. Anak sudah mulai membuka percakapan dengan orang

tuanya. Dalam data ini anak menunjukan rasa penasaran

dengan apa yang dilihatnya. Orang tua dari anak merespon

dengan baik pertanyaan yang diajukan kepadanya).

(15) Bibi : Icell lagi apa?

Anak : Gi mam oti. (lagimakan roti)

Bibi : Roti apa, Icel?

Anak : Otinya kejuu.

Bibi : Bibi minta, boleh ga?

Anak : Mauu aja luhh.

Bibi : Mana Bibi minta?

Anak : ma mama ja.

Bibi : Punya Icel aja ya?

Anak : Ma Mama ja, Ini Icel una.

(Konteks : Situasi ini terjadi pada saat anak sedang melakukan

kegiatan di ruang tengah rumah. Mitra tutur anak kali ini

adalah saudaranya yang sedang berkunjung ke rumahnya.

Dalam data ini anak sudah tidak merasa asing dengan orang

lain selain orang tuanya sendiri. Sehingga komunikasi antara

anak dengan mitra tutur berjalan dengan lancar. Anak sudah

memulai menjawab pertanyaan dengan lantang kepada mitra

tutur. komunikasi berjalan dengan lancar karena adanya timbal

balik pertanyaan antara anak dengan mitra tutur.

Perkembangan motorik : gerakan kepala anak tetap terfokus

dengan kegiatannya makan roti. Meskipun anak diajak

berkomunikasi, anaak tetap menjawab tanpa melihat mitra

tutur. Gerakan mulut anak ketika menjawab pertanyaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

85

dimajukan kedepan cenderung menjawab pertanyaan dengan

nada berteriak).

(16) Anak : Mama ini.

Ibu : Kue dari siapa ini?

Anak : Bibi.

Ibu : Icel bilang apa tadi sama Bibi?

Anak : Ilang makasih gitu.

(Konteks : Pada data ini anak sudah mulai membuka

komunikasi dengan orang disekitarnya terutama dengan orang

tuanya. Kata-kata yang diucapkan anak sudah

mengkombinasikan anatara pola satu kata dengan pola dua

kata Pada data ini huruf konsonan /k/ masih sulit dikatakan oleh

anak. Misalnya saja pada data kata makasih masih diucapkan

ma asih. Perkembangan motorik : gerakan tangan sangat

terlihat ketika anak memberikan, menunjukan benda kepada

orang tuanya saat terjadi komunikasi).

(17) Anak : Ma.

Ibu : Apa Dik?

Anak : Ada meong.

Ibu : Mana?

Anak : Itu dual

Ibu : suarnya gmn, Dik?

Anak : Meong-meong tu.

Ibu : Icel mau meongnya ga?

Anak : Entaaa, nti digit loo.

(Konteks: Pada data ini situasi menujukan ketika anak sedang

di dalam ruangan tamu. Anak membuka komunikasi dengan

mitra tuturnya orang tua. Anak ingin menunjukan kepada mitra

tutur tentang apa yang ia lihat. Mitra tutur merespon

pertanyaan dengan baik, dan mengajukan kembali pertanyaan

kepada anak tentang apa yang dilihatnya. Perkembangan

motorik : gerakan tangan dan kepala sangat terlihat pada

tindak tutur ini, gerakan tangan menujuk kepada objek yang

dilihat oleh anak, sedangkan gerakan kepala fokus kepada mitra

tutur saat sedang berkomunikasi).

(18) Ibu : Icel anaknya siapa?

Anak : Mama Papa?

Ibu : Ini siapa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

86

Anak : Mama

Ibu : kalau Papanya?

Anak: Ta da, kelya... (Tidak ada, kerja)

Ibu: Icel kangen ga ma Papa?

Anak : Kanen... (Kangen).

(Konteks : Pada data ini terjadi saat situasi sedang santai.

Orang tua membuka percakapan dengan anak tentang keluarga.

Anak merespon pertanyaan dengan baik dan menjawab

pertanyaan dengan benar Tujuan komunikasi yang dilakukan

oleh orang tua adalah merangsang ingatan anak Komunikasi

yang dilakukan oleh orang tua adalah tentang keluarga. Orang

tua merangsang ingatan anak dengan media foto yang

ditunjukan kepada anak. Gerakan motorik : gerakan tangan

menujukan objek apa yang dilihatnya sekaligus merangsang

objek siapa yanga ada dalam foto tersebut).

Data (11) merupakan tuturan dari seorang anak berusia 2 tahun. Pada data

ini anak bertutur kepada orang tuanya untuk meminjam sesuatu barang dengan

pola dua kata. Kata yang diucapkan oleh anak adalah kata ijem-ijem yang

artinya meminjam. Kata tersebut secara struktural salah dalam pengucapannya,

tetapi dalam perkembangan bahasa anak kata tersebut sudah mencapai pola dua

kata yang hampir sempurna. Kata ijem-ijem yang diucapkan oleh anak dapat

diartikan bahwa ia mempertegas kepada mitra tuturnya untuk merespon dan

melakukan sesuatu kepadanya. Begitu pun dengan kata itah yang minta atau

meminta sesuaatu yang dilihat oleh anak. Kata itah dalam data ini diucapkan

berulang dan memenuhi pola dua kata.

Data (12) merupakan tuturan dari seorang anak berusia 2 tahun dan mitra

tuturnya adalah orang tua atau ayah dari anak tersebut. Dalam data ini anak

dengan ayah sedang membicarakan tentang kebiasaan atau kegiatan yang

dilakukan oleh anak. Percakapan data ini tujuannya adalah ayah dari anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

87

tersebut ingin mengetahui perkembangan bicara anak dengan memamcing atau

mengajukan pertanyaan kepada anak. Pada awalnya anak hanya menjawab

dengan pola satu kata, kemudian berangsur menjadi pola dua kata. Misalnya

pada data ini anak mengucapkan kata heeuh galau yang memiliki arti iya

galau, kemudian anak menjawab pertanyaan dari ayahnya dengan pola dua

kata yaitu mama galau, icel mau gi ma mama galau, artinya mama sedang

galau, icel lagi sama mama galau. Pada perkataan anak tersebut pola dua kata

sudah mulai dikatakan bahkan lebih dari dua kata. Dari segi makna perkataan

yang diucapkan oleh anak memiliki arti namun terkadang tidak memiliki arti

atau kosong.

Data (13) merupakan tuturan anak berusia 2 tahun dan mitra tuturnya adalah

ayah atau orang tua dari anak tersebut. Pada data ini terlihat anak melakukan

percakapan dengan anak menggunakan tuturan dua kata. Menurut Aitchison

dalam Harras dan Andika (2009: 50-56), Pada tahap ini tuturan bersifat

telegrafis, yaitu mengucapkan kata-kata yang mengandung arti paling penting.

Tuturan yang awalnya Ani susu berubah menjadi Ani mau minum susu. pada

data ini anak sedikit demi sedikit pola tuturan dua kata sudah terdengar

meskipun pada percakapannnya masih terdengar tuturan satu kata yang

diucapkan oleh anak. Misalnya anak mengatakan liat ayam yang artinya

melihat ayam. Ucapan anak tersebut secara langsung menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh ayahnya.

Data (14) merupakan tuturan dari anak usia 2 tahun. Mitra tutur adalah ibu

atau orang tua dari anak. Tuturan terjadi pada saat anak menanyakan tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

88

benda yang digenggam oleh ibunya. Ketika anak memulai percakapan, pola

cakap anak sudah terlihat menggunakan pola dua kata. Saat anak bertanya dan

mengucapkan kata apa tu ma?, ini menandakan anak sudah mulai

menggunakan pola dua kata dalam setiap percakapannya. Penanda bahwa anak

menggunakan pola dua kata muncul lagi ketika anak bertanya kembali kepada

mitra tuturnya, pada data ini anak berkata numan tu?. Kata numan tu? Yang

memiliki arti minuman itu?, konteks disini anak menegaskan kepada mitra

tuturnya. Secara pola kalimat anak belum mampu menggunakan tata kalimat

yang baik saat bertanya atau menjawab pertanyaan, namun secara tahap

performansi linguistik anak sudah mampu mengucapkan pola dua kata sesuai

dengan rentangan usianya yang masuk pada usia dua tahun.

Data (15) merupakan tuturan dari anak usia 2 tahun. Data ini menjelaskan

tuturan anak dengan saudaranya yang menjadi mitra tutur. Tuturan pada data

ini diawali oleh mitra tutur yang bertanya kepada anak tentang kegiatan yang di

lakukan oleh anak. Ketika anak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mitra

tutur, anak lebih banyak menjawab pertanyaan dengan menggunakan pola dua

kata. Contoh dari pola dua kata yang diucapkan oleh anak pada data (15) ini

adalah kalimat gi mam oti yang artinya sedang makan roti. Dalam percakapan

ini anak lebih banyak menjawab atau merespon peertanyaan dari mitra tutur

dengan pola dua kata. Prosesnya adalah ketika mitra tutur bertanya anak selalu

aktif dalam menjawab dan cenderung menggunakan pola dua kata bahkan

lebih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

89

Data (16) merupakan tuturan yang diungkapkan oleh anak berusia 2 tahun.

Pada data ini anak membuka percakapan dengan orangtuanya sebagai mitra

tutur. Proses dari percakapan ini adalah ketika anak memberikan benda yang

digenggam olehnya lalu diberikan kepada mitra tutur. Saat memberikan benda

tersebut anak berkata mama ini. Mitra tutur menjawab dan memberi pertanyaan

balik kepada anak dengan berkata kue dari siapa ini?. Ketika anak diberi

pertanyaan tersebut anak sudah merespon dan menjawab bibi dan

mengucapkan kalimat bilang makasih gitu pada jawaban pertanyaan

berikutnya. Dasar dari data ini adalah anak ingin memberi tahu kepada orang

tuanya yang berperan sebagai mitra tutur tentang apa yang ia dapat. Secara

performansi linguistik, anak sudah mampu mengucapkan pola dua kata pada

setiap percakapan dengan mitra tuturnya. Kalimat yang diungkapkan anak

menjadi informasi yang ditujukan kepada mitra tutur.

Data (17) merupakan tuturan dari anak berusia dua tahun. Mitra tutur dalam

percakapn ini adalah orangtua dari penutur. Konteks dari percakapan ini adalah

penutur atau anak ingin memberikan informasi kepada penutur tentang objek

yang dilihatnya. Dalam data ini, anak membuka percakapan dengan memanggil

kata mama, saat dipanggil mitra tutur akan merespon pertanyaan dari penutur.

Pada saat itu anak akan menjelaskan bahwa ia sedang melihat binatang yang

ada di luar rumah, contohnya ketika menjelaskan anak mengucapkan kalimat

ada meong arti dari kalimat yang diungkapkan oleh anak adalah bahwa ia

sedang melihat meong atau kucing. Terlihat bahwa dalam data ini anak mampu

menggunakan performansi lingusitik pola dua kata dan tahap satu kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

90

(holofrases) dalam satu percakapan. Secara urutan usia anak dua tahun sudah

mampu berkata satu kata dalam data ini anak mampu belajar terbiasa

menggunakan kalimat pola satu kata dan pola dua kata dalam satu percakapan.

Data (18) merupakan tuturan dari seorang anak berusia dua tahun. Dalam

data ini anak sudah mampu mengungkapkan pola dua kata pada setiap kalimat

yang diucapkannya. Misalnya saja kata mama papa. Sesuai dengan teori

Aitchison bahwa anak berusia dua tahun mampu mengucapkan arti penting

dalam setiap kata-katanya. Pada percakapan ini anak masih sulit mengucapkan

kalimat yang benar terutama pada pelafalan huruf. Misalnya kata kangen

diucapkan kanen. Kata ta da, kelya artinya tidak ada kerja. Mungkin kata yang

diucapkan oleh anak sulit dimengerti dan hanya dapat dimengerti oleh

beberapa orang saja.

c) Infleksi Kata dan Aglutinatif

Pada tahap ini Secara gradual, kata-kata yang dianggap remeh atau tidak

penting mulai digunakan. Infleksi kata juga mulai digunakan. Kata-kata yang

dianggap remeh dan infleksi itu mulai merayap di antara kata benda dan kata

kerja yang digunakan oleh anak. (Aitchison dalam Harras dan Andika 2009:

50-56). Secara urutan teori yang dikemukakan oleh Aitchison, usia 2-3 tahun

anak sudah mencapai infleksi, tetapi Bahasa Indonesia termasuk dalam bahasa

aglutinatif. Montolalu (melalui Kushartanti, 2007: 178) mengatakan bahwa

bahasa aglutinatif ialah bahasa berafiks, yakni bahasa yang sering menempel-

nempelkan morfem lain pada bentuk dasarnya. Hal yang demikian ini

dinamakan dengan proses pembentukan kata. Proses pembentukan kata dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

91

bahasa Indonesia dapat terjadi dengan proses afiksasi, reduplikasi, dan

komposisi. Bahasa-bahasa yang tergolong tipe ini, antara lain: bahasa Jawa,

bahasa Melayu, bahasa Gorontalo, bahasa Sunda, bahasa Dayak, bahasa

Makasar, bahasa Malagasi, bahasa Tapalog, dan bahasa-bahasa Austronesia

pada umumnya. Data penelitian diuraikan sebagai berikut.

(20) Anak : Keeta Inu dimana?

Mbak Asti : Keeta apa Nu?

Anak : Keeta Inu mainan!.

Mbak Asti: Inu simpan dimana mainannya?

Anak : Keeta Inu kemana?

Mbak Asti: Inu kemarin simpen dimana?

Anak : Di situ!

Mbak Asti: Dicari dulu coba?

Anak : Keeta yang melah, sama Mbak Septi.

(konteks : Penutur merupakan anak berusia 2,4 Tahun. Mitra

tutur merupakan ibu asuh dari penutur. Percakapan ini terjadi

saat diruang bermain anak. Tujuan percakapan ini adalah ketika

anak mencari mainan yang diinginkannya, lalu bertanya kepada

penutur. Gerakan motorik yang muncul adalah gerakan tubuh

yang aktif mencari mainan dari satu sisi ke sisi yang lain dalam

ruangan. Gerakan tangan yang lincah mencari benda yang

diinginkannya. Tatapan mata yang fokus terhadap benda yang

dicari).

(21) Mbak Asti: Inu maem dulu, yaa?

Anak : Mam apa?

Mbak Asti : Ini mam sayur bening ya?

Anak : Jipangnya mana?

Mbak Asti: Inu suka maem jipang?

Anak : Iya suka, jipangnya mana?

Mbak Asti : Ini maem dulu, di telan Dik.

Anak : Mbak, pake jipangnya.

Mbak Asti: Maemnya diabisin ya!

Anak : Mau jipangnya.

Mbak Asti : Ini tuh jpangnya banyak.

Anak : Udah.

Mbak Asti : Nek ga abis tak bilangin mbak Nina lho..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

92

Anak : Aaaa, ga mau.

Mba Asti : Makanya diabisin nanti ketemu mbak Nina

dimarahin.

(konteks : Penutur merupakan anak berusia 2,4 Tahun. Mitra

tutur merupakan ibu asuh dari penutur. Percakapan ini terjadi di

ruangan makan. Tujuan komuniukasi ini adalah mitra tutur

mengajak anak untuk makan. Gerakan motorik yang muncul

adalah Saat makan, gerak tubuh anak tetap aktif. Misalnya ketika

makan anak masih berlari-lari diruangan. Duduk-duduk dengan

melakukan kegiatan lain. Anak masih bicara saat mengunyah

makanan. Gigi anak pada usia sudah muncul. Sehingga anak

mudah berbicara walaupun anak sedang makan).

(23) Mbak Asti : Wisnu lagi apa?

Anak : Lagi gambaran aja.

Mbak Asti : Coba Lihat gimana?

Anak : ini.

Mbak Asti: Coba Inu bisa gambar apa dong?

Anak : Ayam.

Mbak Asti : Ayam kakinya ada berapa coba? Dua atau tiga?

Anak : Ada dua.

Mbak Asti : Bulu nya warna apa coba?

Anak : Warnana melah.

Mbak Asti: Yee Inu pinter.

(Konteks : Penutur merupakan anak berusia 2,4 Tahun. Mitra

tutur merupakan ibu asuh dari penutur. Percakapan terjadi di

ruang belajar anak. Tujuan komunikasi ini adalah ibu asuh ingin

mengetahui kegiatan anak pada ruangan tersebut. Anak sedang

menggambar sesuatu pada kertas yang telah di sediakan.

Gerakan motorik yang muncul adalah gerakan tangan yang

sedang menulis, gerakan bibir yang menghasilkan bunyi bilabial

dan bunyi dental).

(24) Anak : Mbak, Mbak.

Mba Asti : Apa inu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

93

Anak : Mau mainan yg melah mana?

Mbak Asti : Itu sama mbak Septi.

Anak : Mbak, mau itu.

Mbak Asti : Nanti gantian ya, mainnya.

Anak : Mau yg itu mbak,

Mbak Asti: Bilang sama mbak Septi gantian.

Anak : Katanya ga boleh.

Mbak Asti: Wisnu main yg lainnya aja ya..

Anak : Aaaa..

(Konteks : Penutur merupakan anak berusia 2,4 Tahun. Mitra

tutur merupakan ibu asuh dari penutur. Percakapan terjadi di

ruang bermain anak Percakapan diawali oleh anak yang sedang

mencari mainannya. Anak memulai percakapn dengan nada

tinggi cenderumg berteriak. Gerakan motorik yang muncul

adalah gerakan badan dan tangan yang menunjuk benda yang

diinginkannya, tatapan mata yang mengarah pada objek yang

diinginkannya).

Data (20) merupakan tuturan dari seorang anak berusia 2,4 tahun dengan

mitra tutur ibu asuh dari anak. Tuturan yang terjadi dalam data ini adalah

ketika anak mencari mainan yang diinginkannya, aglutinatif yang muncul

adalah ketika anak mengucapkan kata dimana. Secara afiksasi bentuk dasar

kata yang diucapkan oleh anak adalah mana dan morfem menempel adalah

morfem terikat di pada awal bentuk dasar kata yang disebut prefiks, sehingga

menjadi kata dimana. Adapun pada data yang sama aglutinatif yang muncul

adalah ketika anak mengatakan mainan. Afiksasi yang terjadi adalah kata

mainan memiliki pola “kata dasar + sufiks” kata dasar yang dimaksud adalah

kata main sedangkan sufiksnya an.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

94

Data (21) merupakan tuturan dari seorang anak berusia 2,4 tahun dengan

mitra tutur ibu asuh dari anak. Percakapan ini terjadi di ruangan makan. Tujuan

komuniukasi ini adalah mitra tutur mengajak anak untuk makan. Pada konteks

percakapan data ini anak sudah mengerti makanan apa yang akan dimakannya.

Jawaban anak masih terus diulang-ulang. Ini menandakan anak memiliki rasa

penasaran. Anak cenderung berbicara sekaligus menguyah makanan yang

ditelannya. Dalam hal ini, anak cenderung asyik sendiri. Anak sudah sempurna

menyebutkan kata jipang. Pelafalan konsonan sudah mulai sempurna

terdengar. Aglutinatif yang muncul pada data ini adalah ketika anak

mengatakan kata jipangnya. Secara bentuk kata, aglutinatif terjadi dengan

adanya afiksasi. Afiksasi yang muncul adalah ketika anak mengatakan

jipangnya yang jika ditelaah kata jipang merupakan kata dasar dan nya

merupakan sufiks.

Data (23) merupakan tuturan dari seorang anak berusia 2,4 tahun dengan

mitra tutur ibu asuh dari anak. Percakapan terjadi di ruang belajar anak. Tujuan

komunikasi ini adalah ibu asuh ingin mengetahui kegiatan anak pada ruangan

tersebut. aglutinatif yang terjadi pada data ini adalah ketika anak mengucapkan

kata gambaran. Secara maksud anak menjelaskan bahwa dirinya sedang

melakukan kegiatan melukis pada buku. Jika ditinjau aglutinatifnya bentuk

dasar kata gambaran adalah gambar dan adanya morfem yang menempel yaitu

sufiks an.

Data (24) merupakan tuturan dari seorang anak berusia 2,4 tahun dengan

mitra tutur ibu asuh dari anak. Percakapan terjadi di ruang bermain anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

95

Percakapan diawali oleh anak yang sedang mencari mainannya. Anak memulai

percakapn dengan nada tinggi cenderumg berteriak. Aglutinatif yang timbul

pada data ini adalah ketika anak mengatakan kata mainan dan katanya pada

saat melakukan percakapan dengan mitra tutur. Sama halnya dengan data (20)

Afiksasi yang terjadi adalah kata mainan memiliki pola “kata dasar + sufiks”

kata dasar yang dimaksud adalah kata main sedangkan sufiksnya an.

Sedangkan kata katanya merupakan bentuk dasar dari kata kata dengan

menempelnya morfem terikat nya yang membentuk makna baru pada kata

tersebut.

4.2.1.3 Usia 2-3 Tahun

Dalam stadia akuisisi bahasa, peneliti mengambil beberapa tahap

performansi linguistik yang sesuai dengan data yang telah diambil. Tahap

performansi linguistik tersebut adalah menangis, mendekur, meraban, pola

intonasi, tuturan satu kata, tuturan dua kata, aglutinatif, dan kalimat tanya ingkar.

Pada usia 2 -3 Tahun, tahap performansi Linguistik yang muncul adalah tahap

kalimat tanya dan ingkar. Pada tahap ini anak sudah mulai memperoleh struktur

kalimat yang lebih rumit. Dalam bahasa Indonesia, anak mulai memperoleh

kalimat tanya seperti apa, siapa, dan kapan. Misalnya kalimat berbunyi apa ini?,

siapa orang itu?, dan kapan Ayah pulang? Sedangkan dalam kalimat ingkar

biasanya berupa kalimat kakak tidak nakal, ga mau makan, ini bukan punya adik.

Data dianalisis sebagai berikut.

(25) Anak : Mbak, Wisnu nakal.

Ibu : Jangan ganggu Wisnu, Septinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

96

Anak : Isnunya cubit mbak.

Ibu : Jangan berantem yaa.

Anak : Isnunya nakal.

Ibu : Sini Dik Septi sama mbak aja. Main sama mbak Asti ya?

Anak : Engen mainan itu.

Ibu : Berhitung yuk, telinga Septi mana?

Anak : Ini.

Ibu : Satunya mana?

Anak : Ini.

Ibu : Telinga Septi ada berapa ya?

Satu apa dua?

Anak : Satu.

Ibu : Kok satu, satu tambah satu jadinya du..

Anak : Duaa..

(Konteks : Penutur merupakan seorang anak berusia 2,7 tahun.

Mitra tutur merupakan ibu asuh dari anak. Tuturan terjadi pada

saat kegiatan bermain di ruangan bermain anak. Tujuan

komunikasi ini adalah anak ingin menyampaikan informasi tentang

apa yang dia alami kepada mitra tuturnya. Tanggapan dari mitra

tutur adalah berusaha menenangkan anak pada hal yang

dialaminya dengan cara membuat hal baru agar anak menjadi

tenang. Pekembangan motorik yang dialami oleh anak adalah

medekati orang tuanya untuk mencari perlindungan. Bahasa tubuh

yang sering tampak adalah gerak mata anak ketika melihat atau

memperhatikan suatu objek yang menarik. Anak sudah mengerti

tentang bagian tubuhnya. Sehingga ketika orang tua mengatakan

kata telinga, respon tangan anak mulai menyentuh telinganya

sendiri).

(26) Anak : Mbak Asti, itu apa?

Ibu : Ini sayur, Septi mau maem?

Anak : Sayur apa?

Ibu : Sayur bening, sini maem bareng Wisnu.

Anak : Itu apa?

Ibu : Ini namanya jipang, sini maem pake jipangnya.

Anak : Ga mau., ga mau jipang.

Ibu : Wisnu aja seneng lho, sini Septi maem juga biar sehat.

Anak : Ga mau, ga mau pake itu.

(konteks : Penutur merupakan anak 2,7 tahun. Mitra tutur

merupakan ibu asuh dari anak. Tuturan terjadi saat anak

melakukakn kegiatan makan di ruang makan. Tujuan komunikasi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

97

adalah anak ingin mengetahui tentang objek yang dilihatnya.

Tanggapan mitra tutur adalah menjawab pertanyaan dari anak

dengan menjelaskan objek yang dilihat oleh anak, sekaligus

membujuk anak dengan kata-kata rayuan. Perkembangan motorik

yang muncul adalah gerakan tangan terutama jari telunjuk sangat

aktif untuk menunjukan apa yang dilihatnya).

(27) Anak : Oom ini ini apa?

Oom : Ini namanya kamera, Adik mau?

Anak : Mau, mbak Asti mau amela?

Ibu : Jangan itu punya Oom lho.

Anak : Mau amela..

Oom : Nanti Oom beliin yg mainan ya?

Anak : Mainan amela yaa.

(konteks : Penutur merupakan anak 2,7 tahun. Mitra tutur adalah

peneliti sendiri ketika melakukan kegiatan penelitian anak. Tuturan

tejadi di ruangan makan. Tujuan komunikasi pada data ini adalah

anak ingin mengetahui objek yang dilihatnya. Tanggapan dari mitra

tutur adalah menjawab pertanyaan anak dengan lembut dan

menjelaskan dengan rinci kepada anak. Perkembangan motorik yang

muncul ketika itu adalah gerakan tangan sangat dominan, misalnya

apa yang dilihat oleh anak secara reflek benda yang dilihat langsung

disentuh).

Ibu : Septi mau belajar apa?

Anak : Tung-itung.. (berhitung)

Ibu : Sini mba asti kasih soalnya.. Satu tambah satu sama dengan du..a

Anak : Uaa.. (Dua)

Ibu : Wisnu sama septi jadi berapa?

Anak : Uaa

Ibu : Dua dikurangi satu jadi sa..

Anak : Atu..

Ibu : Sekali lagi, dua dikurangi satu berapa?

Anak : Atu (Satu)

(Konteks : Mitra tutur merupakan ibu asuh dari anak. Tuturan terjadi

di ruangan bermain pada saat ibu asuh mengajarkan berhitung pada

anak. Tujuan komunikasi ini adalah ibu asuh mengajarkan berhitung

apada anak, dan melatih anak agar terbiasa berhitung dan

melafalkan kata-kata dengan lancar. Situasi yang terjadi pada saat

tuturan adalah anak berusaaha mengerti dengan memperhatikan ibu

asuh ketika berbicara. Perkembangan motorik yang muncul adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

98

Saat kondisi belajar, tatapan anak sangat tajam terhadap sumber

suara. Kontak mata yang selalu memperhatikan. Ketika menjawab

pertanyaan hitungan gerak kepala anak naik turun seperti

mengangguk).

(29) Anak : Ni apa?

Ibu : Ini namanya balon.

Anak : Alon ilu ya?

Ibu : Iya warnanya biru.

Anak : Ilu, telbang

Ibu : Septi mau terbang naik baloon ga?

Anak : Mau, yang ede.

(Konteks : Penutur merupakan anak 2,7 tahun. Mitra tutur merupakan

ibu asuh dari anak. Tuturan terjadi pada saat anak bermain diruangan

bermain bersama ibu asuh dan anak-anak yang lain. Tujuan

komunikasi ini adalah anak menanyakan tentang hal yang dilihatnya

dan ibu asuh berusaha menjawab agar anak mengerti. Perkembangan

motorik yang muncul adalah Gerakan tangan sebagai alat untuk

menunjuk sering dilakukan oleh anak. Ketika mengucapkan kata

terbang, anak secara refleks merentangkan kedua tangannya. Ini

menandakan bahwa daya imajinasi anak mulai berkembang).

(30) Anak : Mbak, mbak...

Ibu : Apa septi apa?

Anak : mbak, mbak.

Ibu : Apa sini.

Anak : main ke sana?

Ibu : Di luar hujan nanti septi sakit.

Anak : A, ke sana mbak.

(Konteks : Mitra tutur adalah ibu asuh dari anak. Tuturan terjadi pada

saat anak bersama ibu asuh berada di ruangan bermain. Tujuan

komunikasi ini adalah anak mengajak ibu asuh untuk melihat hujan

diluar ruangan.. Cara ibu asuh untuk melarang anak agar tidak keluar

ruangan yaitu dengan cara membujuk dan sedikit menakut-nakuti

anak.)

Data (25) merupakan tuturan seorang anak berusia 2,7 tahun. Mitra tutur

merupakan ibu asuh dari anak. Tuturan terjadi pada saat kegiatan bermain di

ruangan bermain anak. Tujuan komunikasi ini adalah anak ingin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

99

menyampaikan informasi tentang apa yang dia alami kepada mitra tuturnya.

Pada data ini Pola kalimat pada percakapan anak sudah memiliki makna dan

arti. Anak masih sulit mengatakan huruf pada awal kalimat terutama huruf

konsonan. Informasi yang disampaikan anak adalah ia sangat terganggu di

lingkunagnnya pada saat itu. Peran orang tua sudah baik, yaitu mengendalikan

keadaan saat anak merasa tertekan.

Data (26) merupakan tuturan seorang anak berusia 2,7 tahun. Mitra tutur

merupakan ibu asuh dari anak. Tuturan terjadi saat anak melakukan kegiatan

makan di ruang makan. Tujuan komunikasi ini adalah anak ingin mengetahui

tentang objek yang dilihatnya. Tanggapan mitra tutur adalah menjawab

pertanyaan dari anak dengan menjelaskan objek yang dilihat oleh anak,

sekaligus membujuk anak dengan kata-kata rayuan. Pertanyaan apa dan

mengapa sangat dominan pada anak untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan

anak sering diulang-ulang. Respon orang tua sangat berperan dalam

mengartikan maksudnya. Menurut Aitchison (dalam Harras dan Andika 2009:

50-56), pada tahap ini anak sudah mulai memperoleh struktur kalimat yang

lebih rumit. Dalam bahasa Indonesia, anak mulai memperoleh kalimat tanya

seperti apa, siapa, dan kapan. Misalnya kalimat berbunyi apa ini?, siapa orang

itu?, dan kapan Ayah pulang? dalam kalimat ingkar biasanya berupa kalimat

kakak tidak nakal, ga mau makan, ini bukan punya adik.

Data (27) merupakan tuturan seorang anak berusia 2,7 tahun. Mitra tutur

merupakan ibu asuh dari anak. Tuturan tejadi di ruangan makan. Tujuan

komunikasi pada data ini adalah anak ingin mengetahui objek yang dilihatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

100

Tanggapan dari mitra tutur adalah menjawab pertanyaan anak dengan lembut

dan menjelaskan dengan rinci kepada anak. Sama halnya dengan data 26,

Pertanyaan apa dan mengapa sangat dominan pada anak untuk mengajukan

pertanyaan. Anak masih sulit mengatakan huruf konsonan /k/, sehingga kata

kamera dikatakan amela. Konsonan /m/ pada kalimat awal samar-samar hilang

saat diucapkan anak. Misalnya kata mau diucapkan au, dan mainan diucapkan

ainan.

Data (28) Penutur merupakan anak 2,7 tahun. Mitra tutur merupakan ibu

asuh dari anak. Tuturan terjadi di ruangan bermain pada saat ibu asuh

mengajarkan berhitung pada anak. Situasi yang terjadi pada saat tuturan adalah

anak berusaaha mengerti dengan memperhatikan ibu asuh ketika berbicara.

Pada data ini, kalimat tanya jawab sangat dominan. Orang tua sangat berperan

dalam aksi tanya jawab, dengan pancingan-pancingan agar anak bisa menjawab

pertanyaannya. Kata pertama masih belum terdengar jelas. Misalnya saja pada

kata bilangan satu diucapkan oleh anak menjadi atu, dua menjadi uaa.

Data (29) Mitra tutur merupakan ibu asuh dari anak. Tuturan terjadi pada

saat anak bermain diruangan bermain bersama ibu asuh dan anak-anak yang

lain. Tujuan komunikasi ini adalah anak menanyakan tentang hal yang

dilihatnya dan ibu asuh berusaha menjawab agar anak mengerti. Pada data 29,

ucapan anak masih ada yang kurang jelas, misalnya pada awal kalimat, huruf

pertama masih belum terdengar. Kata ini diucapkan ni, kata balon diucapkan

alon, biru diucapkan ilu, dan gede, diucapkan ede. Kalimat tanya apa sering

ditanyakan oleh anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

101

Data (30) merupakan tuturan anak 2,7 tahun. Mitra tutur merupakan ibu

asuh dari anak. Tuturan terjadi pada saat anak bersama ibu asuh berada di

ruangan bermain. Situasi pada data ini adalah ketika cuaca sedang hujan dan

anak mengajak ibu asuh untuk melihat hujan di luar ruangan Tujuan

komunikasi ini adalah anak mengajak ibu asuh untuk melihat hujan diluar

ruangan. Cara ibu asuh untuk melarang anak agar tidak keluar ruangan yaitu

dengan cara membujuk dan sedikit menakut-nakuti anak. Anak masih

mengatakan pertanyaan yang diulang-ulang. Kalimat ajakan sudah dibiasakan

oleh anak. Pada data ini, anak mengajak mba asti untuk keluar ruangan. Ketika

anak kecewa karena ajakannya ditolak, ini menandakan bahwa, anak sudah

mengerti makna dan arti. Setelah kecewa anak hanya bisa menangis.

4.2.2 Pemerolehan bahasa usia 0-3 Tahun

Setelah membahas dan menganalisis beberapa hal tentang tahap-tahap

pemerolehan bahasa, selanjutnya peneliti ingin melihat perkembangan atau proses

pemerolehan bahasa anak pada aspek–aspek bahasa. Data-data di atas sudah

dijelaskan mengenai tahap pemerolehan bahasa menurut teori yang diapaparkan

oleh Aitchison (1976). Di bawah ini akan dipaparkan hasil temuan berupa

pemerolehan bahasa anak mengenai aspek-aspek bahasa. Dalam tulisan ini yang

dimaksud aspek-aspek bahasa adalah aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan

diksi yang diucapkann oleh anak-anak dalam percakapannya dan diteliti oleh

peneliti. Untuk memudahkan dalam memaparkan data, maka peneliti

mengelompokan aspek –aspek bahasa itu kedalam beberapa kategori umur yaitu

(1) pemerolehan fonologi usia 0-1 tahun (2) pemerolehan fonologi usia 1-2 tahun,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

102

dan (3) pemerolehan fonologi usia 2-3 tahun., (4) pemerolehan morfologi usia 0-1

tahun, (5) pemerolehan morfologi usia 1-2 tahun, (5) pemerolehan morfologi usia

2-3 tahun, (6) pemerolehan sintaksis usia 0-1 tahun, (7) pemerolehan sintaksis 1-2

tahun, (8) pemerolehan sintaksis 2-3 tahun, (9) pemerolehan diksi 0-1 tahun, (10)

pemerolehan diksi 1-2 tahun, dan (11) pemerolehan diksi 2-3 tahun. Data

dipaparkan sebagai berikut.

4.2.2.1 Pemerolehan Fonologi

Fonologi adalah bidang ilmu yang menganalisis bunyi bahasa secara umum.

Fonologi terbagi dua bagian yaitu fonetik dan fonemik. Fonetik adalah bagian

fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi atau bagaimana bunyi

bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia. Fonemik adalah bagian fonologi yang

mempelajari bunyi ujaran menurut fungisnya sebagai pembeda arti. Istilah lain

yang ada dalam bagian fonologi adalah, fona, fonem, konsonan, dan vokal.

. Teori yang mendukung pada pemerolehan fonologi yaitu teori yang

dikemukakan oleh Jakobson (1986), menurutnya ada dua tahap pemerolehan

fonologi, yaitu (1) tahap membabel prabahasa dan (2) tahap pemerolehan bahasa

murni.

4.2.2.1.1 Usia 0-1 Tahun

Pada saat dilahirkan, anak hanya memiliki sekitar 20% dari otak

dewasanya. Pada umur 6 minggu, anak mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yang

mirip dengan bunyi konsonan atau vokal. Bunyi –bunyi ini belum dapat

dipastikan bentuknya karena memang belum terdengar dengan jelas. Proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

103

mengeluarkan bunyi-bunyi seperti ini dinamakan cooing, yang telah

diterjemahkan menjadi dekutan (Dardjowidjojo 2000: 63). Anak mendekutkan

bunyi-bunyi yang beragam dan belum jelas identitasnya. Pada sekitar 6 bulan,

anak mulai mencampurkan konsonan dengan vokal sehingga membentuk apa

yang dalam bahasa inggris disebut babbling, yang telah diterjemahkan menjadi

celotehan (Dardjowidjojo 2000: 63). Celotehan dimulai dengan konsonan dan

diikuti oleh sebuah vokal. Konsonan yang keluar pertama adalah konsonan

bilabial hambat dan bilabial nasal. Vokalnya adalah /a/. Dengan demikian,

strukturnya adalah CV. Data penelitian disajikan sebagai berikut.

(1). Anak : “aaaaaaaa”

Mitra Tutur : Adek kenapa nangis?

Anak : “eeeaaaaaakk”

Mitra Tutur : Cup-cup Dik, yuk mama gendong.

Anak : “aaaaaa.. eaaaaaee”

(Konteks : Penutur merupakan seorang anak yang berusia 6

bulan. Mitra tutur adalah ibu dari anak yang berusia 6 bulan.

Situasi itu terjadi saat anak menangis. Ibu dari anak itu sedang

berusaha menenangkan anak dengan cara menggendong).

(2). Anak : “uhuk-uhuk”

Mitra Tutur : Adik batuk. Pelan-pelan Dik?..

(Konteks : Situasi ini menggambarkan anak mengeluarkan bunyi

batuk. Dalam perkembangan anak, tentu orang tua akan bangga

dan bersyukur karena anak berkembang secara normal).

(3). Mitra Tutur : Adik belum sendawa ya?

Anak “ eeeuuk”

Mitra Tutur : Terima kasih Tuhan, Adik sendawa.

(Konteks : Situasi ini menggambarkan anak mengeluarkan bunyi

sendawa. Orang tua berusaha memancing agar anak bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

104

sendawa dengan cara memberikan asupan kepada anak berupa

susu dan sedikit memijat tengkuk anak).

Data (1) memaparkan bahwa anak memperoleh dan memproduksi fonem

vokal dan fonem konsonan. Fonem vokal yang diperoleh dan dikuasai anak adalah

/a/, dan /u/. Fonem konsonan yang diperoleh oleh anak adalah /h/. Pada saat mitra

tutur mengajak komunikasi anak, bunyi yang dikeluarkan oleh anak semakin

beragam. Fonem yang muncul fonem vokal /e/, /a/, dan fonem konsonan /k/.

Proses mengeluarkan bunyi-bunyi seperti itu dinamakan cooing, yang telah

diterjemahkan menjadi dekutan (Dardjowidjojo 2000: 63). Anak mendekutkan

bunyi-bunyi yang beragam dan belum jelas identitasnya.

Data (2) sama halnya dengan data (1), yang pada dasarnya anak

memperoleh bunyi yang dinamakan cooing atau mendekut. Proses mendekut

artinya anak mengeluarkan bunyi dekut yang beragam dan belum jelas identitas

dan maknanya (Dardjowidjojo 2000: 63). Pada data ini anak memperoleh fonem

vokal /a/ dan /u/. Anak dapat mengeluarkan bunyi –bunyi tersebut pada usia awal

6 minggu hingga usia 4 bulan. Setelah anak berusia usia 5 bulan pemerolehan

fonem vokal dan fonem konsonannya akan lebih beragam.

Data (3) anak sudah mampu mengeluarkan fonem yang beragam, seperti

bababa dan papapaa. Pada sekitar 6 bulan, anak mulai mencampurkan konsonan

dengan vokal sehingga membentuk apa yang dalam bahasa inggris disebut

babbling, yang telah diterjemahkan menjadi celotehan (Dardjowidjojo 2000: 63).

Celotehan yang dikeluarkan oleh anak biasanya diawali dengan bunyi konsonan

dan diikuti oleh bunyi vokal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

105

4.2.2.1.2 Usia 1-2 Tahun

Pada usia anak mencapai 1-2 tahun, bunyi yang banyak dikeluarkan oleh

anak adalah bunyi membabel. Bunyi babel yang dikeluarkan oleh anak berupa

bunyi yang dikeluarkan oleh anak secara terus-menerus tanpa ada maksud

tertentu. Selain itu, ada bunyi yang dikeluarkan oleh anak untuk merespon suara-

suara tertentu yang ada disekitarnya.

Pada analisis data ini, peneliti menggunakan teori struktural Universal yang

dikemukakan oleh Jakobson (1968). Dalam penelitiannya Jakobson mengamati

pengeluaran bunyi-bunyi oleh bayi-bayi pada tahap membabel (bablling) dan

menemukan bahwa bayi yang normal mengeluarkan berbabagi ragam bunyi dan

vokalisasinya baik bunyi vokal maupun bunyi bunyi konsonan. Namun, ketika

bayi mulai memperolah “kata” pertamanya pada usia satu tahun, maka

kebanyakan bunyi-bunyi itu baru muncul kembali beberapa tahun kemudian. Dari

pengamatannya, Jakobson menyimpulkan adanya dua tahap pemerolehan

fonologi, yaitu (1) tahap membabel prabahasa dan (2) tahap pemerolehan bahasa

murni.

(4). Anak : “aauuu... aaaaa”

Mitra Tutur : Aaauu kenapa dik?

Anak “ auuuaa.. aaahhhaa”

(Konteks : Situasi ini menjelaskan anak sedang mengoceh dengan

suara yang hampir mirip dengan bunyi vokal /a/, /u/ dan sedikit

terdengar kata konsonan /h/. Mitra tutur memancing dengan

suaranya. Tujuannya agar mengetahui respon dari anak. Anak

mengoceh kembali dengan mengeluarkan bunyi yang sama).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

106

(5) Anak : “babababa... papaaa”

Mitra Tutur : Cilukba?

Anak : “ihhi eeuuhh maaaa”

Mitra Tutur : Adik ini ngoceh apa?

(Konteks : Situasi ini memperjelas anak sudah mampu

mengucapkan vokal yang bervariasi dengan Pola bunyi vokal dan

bunyi konsonan. Pola bunyi konsonan nasal /m/,/n/ sudah mulai

muncul. Berceloteh tentang vokal dan konsonan /ba-ba/ dan /ma-

ma/ mulai terdengar jelas. Mitra tutur dalam hal ini selalu

berkomunikasi dan memahami apa yang dikomunikasikan oleh

anak).

(6) Ibu : Adik mau apa?

Anak: Mimi!

Anak : Akut!

Ibu : Takut kenapa?

Anak : Itu...

Anak : Akit.

Anak : Apa tu?

(konteks : Penutur merupakan seorang anak yang berusia 1,5

tahun. Mitra Tutur anak adalah orang tua dari anak. Situasi

ini terjadi saat anak ingin meminta minum, ketakutan, dan

menunjuk sesuatu. Mitra tutur berusaha menenangkan dan

menncari tahu penyebab dengan bertanya kepada anak).

(7)Ibu : Ci Luk Baa

Anak : Hahaaauuuu..eeehh..

Ibu : Adik jangan keluar!!

Anak : Baba... baba

Ibu : Sini Adik bobo ya?

Anak : bobo.

Ibu : Bobo ma mama ya?

Anak : Gaa...

Ibu : kok engga, dik?

Anak : Bobo. Bobo.

(Konteks : Pada situasi ini anak berkomunikasi dengan ibunya.

Anak berbicara mengeluarkan bunyi vokal dan bervariasi

dengan bunyi konsonan. Tujuan komunikasi ini adalah

merangsang anak dalam mengucapkan suara. Perkembangan

motorik yang muncul adalah anak sudah bisa berdiri dan

berjalan. Perkembangan motorik yang lainnya adalah ketika

anak mengucuapkan bunyi, gerakan mulut cenderung kedepan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

107

Data (4) merupakan pemerolehan fonologi anak usia 1,5 tahun. Pada data ini

terlihat bahwa anak sudah mampu berkomunikasi dan mengatakan kata tetapi

tidak sesuai dengan situasi yang sedang terjadi. Ini membuktikan bahwa bunyi

yang berupa kata tersebut penanda anak sudah mencapai tahap membabel.

Pada teori fonologi alamiah Menurut Stampe (1972, 1973) proses fonologi

anak bersifat nurani yang harus mengalami penindasan (supresif), pembatasan,

dan pengaturan sesuai dengan penuranian representasi fonemik orang dewasa.

Suatu proses fonologi terdiri dari kesatuan-kesatuan yang saling bertentangan.

Umpamanya, terdapat satu proses yang menjadikan semua bunyi hambat menjadi

tidak bersuara dalam semua konteks, karena halangan oralnya menghalangi arus

udara yang diperlukan untuk menghasilkan bunyi-bunyi ini akan menjadi bersuara

oleh proses lain dengan cara asimilasi tertentu. Jika kedua proses ini terjadi

bersamaan, maka keduanya akan saling menindih, dan saling bertentangan.

Sebuah bunyi hambat tidak mungkin secara serentak bersuara dan tidak bersuara

pada lingkungan yang sama. Pada data ini anak mengucapkan kata “Mimi!”, “

takit” dan sebagainya. Jika diteliti, kata-kata yang diucapakan oleh anak tersebut

sudah sesuai dengan teori fonologi analisis, karena pada takit terjadi bunyi hambat

yang diucapkan oleh anak.

Data (5) merupakan pemerolehan fonologi anak usia 1,5 tahun. Pada situasi

ini anak berkomunikasi dengan ibunya. Anak berbicara mengeluarkan bunyi vokal

dan bervariasi dengan bunyi konsonan. Jakobson (Jakobson dan Hall, 1958)

menyatakan bahwa pemerolehan bunyi konsonan dimulai dari bunyi bibir

(bilabial), sedangkan pemerolehan bunyi vokal dimulai dengan satu vokal lebar,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

108

biasanya bunyi [a]. Jadi, pada waktu yang akan sama konsonan bilabial, biasanya

[p], dan vokal lebar, biasanya [a] membentuk satu model silabel yang universal

yaitu KV (Konsonan + Vokal) yang memcerminkan apa yang disebut “konsonan

optimal + vokal optimal”. Berdasarkan pola inilah nanti akan muncul satuan-

satuan bermakna dalam ucapan anak-anak yang biasanya terjadi dalam bentuk

reduplikasi , misalnya (pa + pa).

Pada data ini jika dianalisis sudah ada kaitannya dengan teori yang

diungkapan oleh Jakobson tersebut. Misalnya kata bobo yang diucapkan oleh

anak sudah sesuai dengan konsep universal KV (konsonan + Vokal). Kata bobo

dan baba yang diucapkan oleh anak selalu terjadi adanya reduplikasi disetiap

anak berkomunikasi.

Data (6) merupakan tuturan anak berusia awal 2 tahun. Pada data ini terlihat

anak mengatakan kata emo dan kata aaaa secara berulang-ulang. Pada konteks ini

anak sedang melakukan kegiatan makan bersama pengasuhnya. Jika dianalisis

secara fonologi, kata yang diungkapkan oleh anak berusia 2 tahun tersebut sesuai

dengan Teori Struktural dikemukakan dan dikembangkan oleh Jakobson (1986),

dimana dalam data ini anak masih terdengar membabel pada kata aaa. Sedangkan,

kata emo dalam bahasa indonesia artinya kata merupkan Penggunaan konsonan

akhir : suku kata KVK dipendekan menjadi KV dengan menggugurkan konsonan

akhir. Seharusnya kata emo diucapkan emoh.

Data (7) merupakan tuturan seorang anak berusia 2 tahun. Pada data ini

sudah terlihat bahwa anak sudah banyak mencapai tahap membabel. Misalnya

munculnya bunyi konsonan [p] dan munculnya kata papa. Data ini sangat terkait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

109

dengan teori Jakobson (1986) menyatakan bahwa pemerolehan bunyi konsonan

dimulai dari bunyi bibir (bilabial), sedangkan pemerolehan bunyi vokal dimulai

dengan satu vokal lebar, biasanya bunyi [a]. Jadi, pada waktu yang akan sama

konsonan bilabial, biasanya [p], dan vokal lebar, biasanya [a] membentuk satu

model silabel yang universal yaitu KV (Konsonan + Vokal) yang memcerminkan

apa yang disebut “konsonan optimal + vokal optimal”. Berdasarkan pola inilah

nanti akan muncul satuan-satuan bermakna dalam ucapan anak-anak yang

biasanya terjadi dalam bentuk reduplikasi , misalnya (pa + pa).

Selain itu kata yang diucapkan anak adalah kalimat cicak jalan-jalan, tetapi

bunyi yang muncul diucapkan oleh anak adalah eca yan eyan. Jika diteliti, bunyi

yang diucapkan oleh anak belum sempurna. Menurut Stampe (1965) proses

fonologi anak bersifat nurani yang harus mengalami penindasan (supresi),

pembatasan, dan pengaturan sesuai dengan penuranian representasi fonemik orang

dewasa. Suatu proses fonologi terdiri dari kesatuan-kesatuan yang saling

bertentangan. Umpamanya, terdapat satu proses yang menjadikan semua bunyi

hambat menjadi tidak bersuara dalam semua konteks, karena halangan oralnya

menghalangi arus udara yang diperlukan untuk menghasilkan bunyi-bunyi ini

akan menjadi bersuara oleh proses lain dengan cara asimilasi tertentu. Jika kedua

proses ini terjadi bersamaan, maka keduanya akan saling menindih, dan saling

bertentangan. Sebuah bunyi hambat tidak mungkin secara serentak bersuara dan

tidak bersuara pada lingkungan yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

110

4.2.2.1.3 Usia 2-3 Tahun

Pemerolehan fonologi anak usia 2-3 tahun sudah mencapai tahap satu kata.

hasil penelitian menunjukan bahwa pemerolehan fonologi usia 2-3 tahun

khususnya pada bunyi vokal [a, i, u, e, o] telah sesuai dengan teori Jakobson.

Bunyi konsonan yang sudah dikuasai anak adalah bunyi [m, p, b, t, l]. Bunyi

konsonan yang sudah dikuasai di tengah kata yaitu [g, c, n, s ]. Konsonan [r, w,

y] sudah diperoleh tapi jumlahnya terbatas. Sedangkan bunyi konsonan yang

belum terdengar [f, v, x, z ]. Data diuraikan sebagai berikut.

(8) Ibu : Ari mau maem engga?

Anak : Emoh.

Ibu : Sini maem dulu!

Anak : Emoh...

Ibu : Kalau ga maem, tak tinggal ya?

Anak : Aaaaa....

Ibu : Bener lho, mama tinggal lho..

Anak : Aaaaaa......

Ibu : Makanya, maem dulu ben pinter..

Anak : Emoh..

(Konteks : Pada situasi ini anak melakukan percakapn dengan

orang tuanya. Orang tua mengajak anak untuk makan. Anak

menjawab pertanyaan orang tuanya dengan kata emoh yang

artinya tidak. Anak menjawab pertanyaan dengan nada keras

cenderung berteriak. Perkembangan motorik : gerakan kepala

digelengkan ke kiri dan ke kanan, raut wajah anak cenderung

mengkerut).

(9) Anak : Ma.

Ibu : Gambar apa itu?

Anak : Ini.

Anak : Maaaa..

Ibu : Ayo Dik, gambar yang bagus.

Anak : Ini.

Ibu : Ye, gambarnya bagus.

Anak : Ini, Ma.

Ibu : Ye, Ari pinter gambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

111

(Konteks : Pada situasi ini anak melalukan kegiatan menulis.

Anak sudah bisa memulai komunikasi dengan orang yang ada

disekitarnya. Anak mengucapkan kata ini, maaa, cenderung

berteriak. Tujuannya agar menarik perhatian. Orang tua

merespon pertanyaan anak. Perkembangan motorik : gerakan

tangan sangat dominan ketika anak menunjuk apa yang ia tulis

kepada orang tuanya. Gerakan tangan pun sejajar dengan

dada anak).

(10) Ibu : Ari sama Papa ya?

Anak: Mama.

Ibu : Sama Papa dulu, Mama mau masak dulu yaa?

Anak : Ma Papa.

Ibu : Iya, sama Papa yaa?

Anak : Iya.

Ayah : Sini Dik, sama Papa main.

Anak : Papapa.

Ayah : Itu lihat ada cicak Dik di tembok.

Anak : Eca (cicak).

Ayah : Cicak, tuhh jalan-jalan.

Anak : Eca yan eyan

Ayah : Nanti Ari digigit cicak...

Anak : It eca...

(Konteks : Respon anak hanya menjawab kata mama, iyaa,dan

papa. Saat bersama ayahnya, anak diajak berkomunikasi atau

bermain. Saat bersama ayahnya anak menyebutkan beberapa

kata seperti papa, eca (cicak), yan yan (jalan-jalan).

Perkembangan motorik : Gerakan kepala saat anak

berkomunikasi dengan ayahnya sangat fokus. Gerakan bibir

atas dan bibir bawah terlihat dominan saat anak berkomunikasi.

Ini memicu timbulnya bunyi konsonan [b], [p] dan munculnya

kata papa).

(11) Ibu : Bilang sama Papa, pinjam.

Anak : Ijemmm, ijemmm

Ibu : Icel mau minta?

Anak : Itahhh.. Itahhh

Ibu : Icel udah makan?

Anak : Utahh mam..

(Konteks : Penutur merupakan anak usia 2,3 tahun. Mitra Tutur

adalah orang tua anak. Pada situasi ini orang tua melatih anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

112

untuk berkomunikasi dengan orang yang ada disekitarnya. Saat

tuturan terjadi mitra tutur dan penutur berada di ruang tengah

rumah dalam situasi santai.Perkembangan Motorik : Gerak lidah

pada mulut seperti dilipat. Gerak bibir lebih condong kedepan.

Tatapan mata tajam mengikuti sumber suara yang didengar).

Data (8) merupakan data pemerolahan fonologi anak berusia 2 Tahun 7 bulan.

Dalam data ini anak sudah mampu mengucapkan bunyi vokal secara utuh yakni

[a, i, u, e, o], begitu pun dengan bunyi konsonan yang secara beragam dapat

diucapkan dengan baik. Jika di teliti lebih lanjut kata yang diucapkan oleh anak

sudah berpola KV atau konsonan + vokal. Menurut Ingram (1974, 1979), anak

memperoleh sistem fonologi orang dewasa dengan cara menciptakan struktur

sendiri, kemudian mengubah struktur ini jika pengetahuannya mengenai sistem

orang dewasa semakin baik. Perkembangan fonologi ini melalui asimilasi dan

akomodasi yang terus menerus mengubah struktur untuk menyelaraskan dengan

kenyataan.

Umpamanya pada tahap permulaan anak-anak telah menetapkan pola KV

sebagai struktur kata-kata barunya. Maka semua kata-kata baru orang dewasa

akan diasimilasikan dengan pola itu. Setelah mempelajari lebih banyak kata-kata

orang dewasa, maka struktur sistem yang telah diciptakannya akan diubah dan

disesuaikan untuk dapat menanpung kata-kata orang dewasa dengan menciptakan

satu pola baru yaitu KVK.

Data (9) merupakan tutran seorang anak berusia 2 Tahun 7 bulan. Dalam

data ini anak sudah mampu berkata lebih dari satu kata. Pemerolehan fonologi

yang muncul pada percakapan ini adalah anak sudah mampu mengatakan kata

apa dengan berulang-ulang. Menurut Jakobson (Jakobson dan Hall, 1958)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

113

menyatakan bahwa pemerolehan bunyi konsonan dimulai dari bunyi bibir

(bilabial), sedangkan pemerolehan bunyi vokal dimulai dengan satu vokal lebar,

biasanya bunyi [a]. Jadi, pada waktu yang akan sama konsonan bilabial, biasanya

[p], dan vokal lebar, biasanya [a] membentuk satu model silabel yang universal

yaitu KV (Konsonan + Vokal) yang memcerminkan apa yang disebut “konsonan

optimal + vokal optimal”.

Kata apa yang dikatakan oleh anak berupa tanggapan yang sering diucapkan

oleh anak untuk memperoleh informasi yang lebih rinci. Bunyi yang muncul pada

kata apa adalah bunyi bilabial dan vokal lebar dan terbentuk kata apa yang

diucapkan oleh anak.

Data (10) merupakan tuturan dari seseorang anak yang berusia 2,4 tahun.

Pada data ini pemerolehan fonologi anak terlihat saat anak belum mampu

mengucapkan konsonan /r/ pada tengah-tengah kata. Kata merah diucapkan

melah, tetapi bunyi konsonan /r/ hampir diucapkan benar pada akhir kata seperti

kata gambar namun masih terdengar konsonan /l/. Jakobson (1986) mengatakan

bahwa bayi-bayi akan memperoleh kontras atau oposisi antara hambat bilabial

dengan hambat dental atau hambat alveolar lebih dahulu daripada kontras-kontras

diantara bilabial dan velar atau di antara dental dengan velar.konsonan hambat

akan dahulu diperoleh daripada frikatif dan afrikat. Yang terakhir diperoleh adalah

bunyi-bunyi likuida seperti [l] dan [r]; dan bunyi luncuran glide [y] dan [w].

Pada percakapan data (10) ini anak lebih sering mengucapkan kata ini artinya

menunjukan sesuatu yang ditanyakan oelh penutur. Bunyi vokal /i/ pada kata ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

114

merupakan bunyi vokal pertama anak ketika anak mulai berbicara atau

mengeluarkan bunyi pada pertumbuhan alat bicaranya.

Data (11) merupakan tuturan dari seorang anak berusia 2,4 tahun. Pada

tuturan ini pemerolehan fonologi anak dapat dilihat sulit menngucapkan konsonan

/r/ pada tengah kata yang diapit oleh bunyi vokal yang sama. Anak mengucapkan

kata kereta, tetapi bunyi yang diucapkan oleh anak menjadi keeta dan bunyi /r/

menjadi lesap atau hilang. Menurut Ingram (1974, 1979) kejadian tersebut

merupakan proses Struktur suku kata, yaitu kecenderungan anak-anak

menyederhanakan struktur suku kata. Pada umumnya penyederhanaan suku kata

ini berlaku ke arah suku kata KV. Pengguguran satu kata yang tidak dapat

mendapat tekanan suara. Suku kata yang tidak mendapat tekanan digugurkan jika

satu kata mendahului satu kata yang mendapat tekanan suara.

4.2.2.2 Pemerolehan Morfologi

Pemerolehan morfologi pada anak adalah pemerolehan bentuk morfem pada

anak, baik morfem bebas dalam bentuk kata, maupun dalam bentuk morfem

terkait. Namun pemerolehan tersebut sering berupa morfem bebas berupa bentuk

dasar. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang mengandung makna. Morfem

ada dua macam, yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas adalah

morfem yang dapat berdiri sendiri, seperti jual, beli, duduk, dan tidur. Morfem

jual, beli, duduk, dan tidur merupakan satuan terkecil yang memiliki makna

(Arifin dan Junaiyah 2009 : 2). Pemerolehan morfologi dibagi dalam tiga

kategori usia yaitu usia 0-1 tahun, 1-2 tahun, dan 2-3 tahun. Data diuraikan

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

115

4.2.2.2.1 Usia 0-1 tahun

Pada usia 0-1 tahun pada umumnya pemerolehan morfologi atau kata sangat

jarang terdengar, karena pada usia ini anak lebih banyak mengeluarkan bunyi

yang membentuk atau melatih alat bicaranya. Namun dalam hal ini peneliti

melihat perkembangan bicara anak bahwa kenyataannya ada beberapa

pemerolehan morfologi yang diucapkan oleh anak pada usia 0-1 tahun. Data

diuraikan sebagai berikut.

(4). Anak : “aauuu... aaaaa”

Mitra Tutur : Aaauu kenapa dik?

Anak “ auuuaa.. aaahhhaa”

(Konteks : Situasi ini menjelaskan anak sedang mengoceh dengan

suara yang hampir mirip dengan bunyi vokal /a/, /u/ dan sedikit

terdengar kata konsonan /h/. Mitra tutur memancing dengan

suaranya. Tujuannya agar mengetahui respon dari anak. Anak

mengoceh kembali dengan mengeluarkan bunyi yang sama).

(5) Anak : “babababa... papaaa”

Mitra Tutur : Cilukba?

Anak : “ihhi eeuuhh maaaa”

Mitra Tutur : Adik ini ngoceh apa?

(Konteks : Situasi ini memperjelas anak sudah mampu

mengucapkan vokal yang bervariasi dengan Pola bunyi vokal dan

bunyi konsonan. Pola bunyi konsonan nasal /m/,/n/ sudah mulai

muncul. Berceloteh tentang vokal dan konsonan /ba-ba/ dan /ma-

ma/ mulai terdengar jelas. Mitra tutur dalam hal ini selalu

berkomunikasi dan memahami apa yang dikomunikasikan oleh

anak).

Data (4) merupakan pemerolehan morfologi anak usia 6 bulan. Pada data ini

anak mengeluarkan bunyi bababa dan papaa. Bunyi yang terdengar bababa dan

papaa itu jika ditinjau dari segi morfologi merupakan morfem bebas. Morfem

bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri, seperti jual, beli, duduk, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

116

tidur. Morfem jual, beli, duduk, dan tidur merupakan satuan terkecil yang

memiliki makna (Arifin dan Junaiyah 2009: 2).

Data (5) merupkan pemerolehan morfologi anak usia 6 bulan. Sama halnya

dengan data (4) di atas, anak lebih sering berbicara sendiri dengan mengucapkan

kata babababa... papaaa dan ihhi eeuuhh maaaa. Jika ditinjau dari segi

morfologi, ucapan yang dikeluarkan oleh anak merupakan morfem bebas yang

dapat berdiri sendiri tanpa memiliki makna. Morfem bebas adalah morfem yang

dapat berdiri sendiri, seperti jual, beli, duduk, dan tidur. Morfem jual, beli, duduk,

dan tidur merupakan satuan terkecil yang memiliki makna (Arifin dan Junaiyah

2009 : 2).

4.2.2.2.2 Usia 1-2 tahun

Usia anak 1-2 tahun merupakan usia produktif anak dalam mengolah dan

menambah pembendaharaan kosakata ketika anak mulai berkomunikasi. Dalam

hal ini, anak lebih banyak mendengar ucapan yang didengarnya dan juga banyak

mengeluarkan kata-kata yang ia dengar. Pada pemerolehan morfologi, anak usia

1-2 tahun lebih banyak mengucapkan kata yang menagndung morfem bebas dan

sebagainya. Maka dalam hal ini peneliti ingin memaparkan analisis data tentang

pemerolehan morfologi anak usia 1-2 tahun. Data dipaparkan sebagai berikut.

(6) Ibu : Adik mau apa?

Anak: Mimi!

Anak : Akut!

Ibu : Takut kenapa?

Anak : Itu...

Anak : Akit.

Anak : Apa tu?

(konteks : Penutur merupakan seorang anak yang berusia 1,5

tahun. Mitra Tutur anak adalah orang tua dari anak. Situasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

117

ini terjadi saat anak ingin meminta minum, ketakutan, dan

menunjuk sesuatu. Mitra tutur berusaha menenangkan dan

menncari tahu penyebab dengan bertanya kepada anak).

(9) Anak : Ma.

Ibu : Gambar apa itu?

Anak : Ini.

Anak : Maaaa..

Ibu : Ayo Dik, gambar yang bagus.

Anak : Ini.

Ibu : Ye, gambarnya bagus.

Anak : Ini, Ma.

Ibu : Ye, Ari pinter gambar.

(Konteks : Pada situasi ini anak melalukan kegiatan menulis.

Anak sudah bisa memulai komunikasi dengan orang yang ada

disekitarnya. Anak mengucapkan kata ini, maaa, cenderung

berteriak. Tujuannya agar menarik perhatian. Orang tua

merespon pertanyaan anak. Perkembangan motorik : gerakan

tangan sangat dominan ketika anak menunjuk apa yang ia tulis

kepada orang tuanya. Gerakan tangan pun sejajar dengan

dada anak).

(10) Ibu : Ari sama Papa ya?

Anak: Mama.

Ibu : Sama Papa dulu, Mama mau masak dulu yaa?

Anak : Ma Papa.

Ibu : Iya, sama Papa yaa?

Anak : Iya.

Ayah : Sini Dik, sama Papa main.

Anak : Papapa.

Ayah : Itu lihat ada cicak Dik di tembok.

Anak : Eca (cicak).

Ayah : Cicak, tuhh jalan-jalan.

Anak : Eca yan eyan

Ayah : Nanti Ari digigit cicak...

Anak : It eca...

(Konteks : Respon anak hanya menjawab kata mama, iyaa,dan

papa. Saat bersama ayahnya, anak diajak berkomunikasi atau

bermain. Saat bersama ayahnya anak menyebutkan beberapa

kata seperti papa, eca (cicak), yan yan (jalan-jalan).

Perkembangan motorik : Gerakan kepala saat anak

berkomunikasi dengan ayahnya sangat fokus. Gerakan bibir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

118

atas dan bibir bawah terlihat dominan saat anak berkomunikasi.

Ini memicu timbulnya bunyi konsonan [b], [p] dan munculnya

kata papa).

Data (6) merupakan tuturan seorang anak usia 1,5 tahun yang sedang

berkomunikasi dengan orang tuanya. Pemerolehan morfologi yang di dapat pada

data (6) ini adalah adanya morfem bebas yang diucapkan oleh anak. Morfem

bebas yang diucapkan oleh anak adalah kata “akit” yang sebenarnya kata “sakit”.

Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang mengandung makna. Morfem ada dua

macam, yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas adalah morfem

yang dapat berdiri sendiri, seperti jual, beli, duduk, dan tidur. Morfem jual, beli,

duduk, dan tidur merupakan satuan terkecil yang memiliki makna (Arifin dan

Junaiyah 2009 : 2).

Data (9) merupakan tuturan seorang anak usia 1,5 tahun. Pemerolehan

morfologi yang diucapakan oleh ana k pada data ini adalah anak mengatakan kata

“ni” atau kata sebenarnya “ini”. Dalam data ini anak lebih sering mengucapkan

kata “ini” pada setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya. Dalam segi

morfologi kata “ini” merupakan morfem bebas dapat memiliki makna sendiri.

Menurut Arifin dan Junaiyah 2009, Morfem bebas adalah morfem yang dapat

berdiri sendiri.

Data (10) merupakan tuturan dari seorang anak usia 1, 5 tahun, pemerolehan

morfologi anak adalah ketika anak mengatakan kata “eca” kata sebenarnya

adalah cicak. Kata “eca” merupakan morfem bebas yang dapat berdiri sendiri.

Selanjuntnya pada data ini anak mengatakan kata “mama” dan “papa”. Kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

119

tersebut merupakan morfem bebas. Menurut Arifin dan Junaiyah 2009, Morfem

bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri.

4.2.2.2.3 Usia 2-3 tahun

Pada usia anak interval 2-3 tahun, perkembangan komunikasi anak sudah

mencapai dua suku kata. Ketika umurnya mencapai dua setengah tahun,

kosakatanya mencapai beberapa ratus kata. Panjang rata-rata tuturan itu dihitung

dalam hubungannya dengan butir-butir gramatikal yang disebut morfem. Morfem

merupakan satuan bentuk bahasa terkecil yg mempunyai makna secara relatif

stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yg lebih kecil. Pemerolehan

morfologi anak usia 2-3 tahun diuraikan dalam bentuk data sebagai berikut.

(13) Ayah : Gisell..

Anak : Icell

Ayah : Namanya siapa hayo?

Anak : Icell..

Ayah : Icel lagi apa sih?

Anak : Lihat Ayam..

Ayah : Ayam lagi apa, Cel?

Anak : Agi galau..

Ayah : Kok galau?

Anak : Galau...

Ayah : Dari kemarin galau mulu?

Anak : Ayamnya galau, mam, us galau ja..

Ayah : Ooo, icel kasih maem ayamnya?

Anak : Tu, ma Mama

Ayah : icel suka ayam engga?

Anak : Ayam ena..

(Konteks : Situasi ini menggambarkan penutur (anak) sedang

berbicara dengan mitra tutur (ayahnya). Saat tuturan terjadi,

penutur dan mitra tutur berada di teras depan rumah. Penutur

lebih banyak menjawab pertanyaan mitra tutur dengan satu

hingga dua kata. Mitra tutur cenderung bertnaya tentang apa

yang dilakukan oleh penutur. Penutur mengucapkan jawaban

dengan kata-kata yang diulang dan susunan kata dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

120

kalimatnya belum sempurna. Perkembangan motorik : gerakan

badan yang sangat menonjol adalah penutur lebih aktif

berjalan-jalan diteras rumah. Saat mitra tutur bertanya kepad

penutur, gerakan kepala penutur cenderung tak acuh kepada

mitra tutur. Dalam hal ini penutur lebih banyak menggunakan

pendengaran dan menjawab pertanyaan).

(14) Anak : Apa tu, Ma?

Ibu : Ini minuman Mama, Icel.

Anak : Numan tu.

Ibu : Iya biar Mama sehat.

Anak : Mau mau....

Ibu : Nanti Mama buatin ya?

Anak : Mau itu. (Menunjuk)

Ibu : Ini, enak gak?

Anak : Acemm.. (asam)

(Konteks : Situasi pada data ini terjadi saat penutur (anak) dan

mitra tutur (orang tua) berada di ruang makan dalam keadaan

santai. Anak sudah mulai membuka percakapan dengan orang

tuanya. Dalam data ini anak menunjukan rasa penasaran dengan

apa yang dilihatnya. Orang tua dari anak merespon dengan baik

pertanyaan yang diajukan kepadanya)

(26) Anak : Mbak Asti, itu apa?

Ibu : Ini sayur, Septi mau maem?

Anak : Sayur apa?

Ibu : Sayur bening, sini maem bareng Wisnu.

Anak : Itu apa?

Ibu : Ini namanya jipang, sini maem pake jipangnya.

Anak : Ga mau., ga mau jipang.

Ibu : Wisnu aja seneng lho, sini Septi maem juga biar sehat.

Anak : Ga mau, ga mau pake itu.

(konteks : Penutur merupakan anak 2,7 tahun. Mitra tutur

merupakan ibu asuh dari anak. Tuturan terjadi saat anak

melakukakn kegiatan makan di ruang makan. Tujuan komunikasi ini

adalah anak ingin mengetahui tentang objek yang dilihatnya.

Tanggapan mitra tutur adalah menjawab pertanyaan dari anak

dengan menjelaskan objek yang dilihat oleh anak, sekaligus

membujuk anak dengan kata-kata rayuan. Perkembangan motorik

yang muncul adalah gerakan tangan terutama jari telunjuk sangat

aktif untuk menunjukan apa yang dilihatnya).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

121

(27) Anak : Oom ini ini apa?

Oom : Ini namanya kamera, Adik mau?

Anak : Mau, mbak Asti mau amela?

Ibu : Jangan itu punya Oom lho.

Anak : Mau amela..

Oom : Nanti Oom beliin yg mainan ya?

Anak : Mainan amela yaa.

(konteks : Penutur merupakan anak 2,7 tahun. Mitra tutur adalah

peneliti sendiri ketika melakukan kegiatan penelitian anak. Tuturan

tejadi di ruangan makan. Tujuan komunikasi pada data ini adalah

anak ingin mengetahui objek yang dilihatnya. Tanggapan dari mitra

tutur adalah menjawab pertanyaan anak dengan lembut dan

menjelaskan dengan rinci kepada anak. Perkembangan motorik yang

muncul ketika itu adalah gerakan tangan sangat dominan, misalnya

apa yang dilihat oleh anak secara reflek benda yang dilihat langsung

disentuh).

(29) Anak : Ni apa?

Ibu : Ini namanya balon.

Anak : Alon ilu ya?

Ibu : Iya warnanya biru.

Anak : Ilu, telbang

Ibu : Septi mau terbang naik baloon ga?

Anak : Mau, yang ede.

(Konteks : Penutur merupakan anak 2,7 tahun. Mitra tutur merupakan

ibu asuh dari anak. Tuturan terjadi pada saat anak bermain diruangan

bermain bersama ibu asuh dan anak-anak yang lain. Tujuan

komunikasi ini adalah anak menanyakan tentang hal yang dilihatnya

dan ibu asuh berusaha menjawab agar anak mengerti. Perkembangan

motorik yang muncul adalah Gerakan tangan sebagai alat untuk

menunjuk sering dilakukan oleh anak. Ketika mengucapkan kata

terbang, anak secara refleks merentangkan kedua tangannya. Ini

menandakan bahwa daya imajinasi anak mulai berkembang).

Data (13) merupakan tuturan dari seorang anak berusia 2,3 tahun.

Pemerolehan morfologi pada data ini adalah anak mengucapkan beberapa kata

sepert kata “galau”, dan “ayam”. Jika ditinjau kata yang diucapkan oleh anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

122

merupakan pemerolehan morfologi bagian morfem bebas. Kata “ayam”, dan

“galau” dapat memiliki makna dan bisa berdiri sendiri. Secara keseluruhan

bahasa yang dipakai dalam percakapan adalah ragam bahasa non formal, sebagian

besar kata yang digunakan tanpa menggunakan afiks. Afiks atau imbuhan di

dalam bahasa indonesia mempunyai peran yang sangat penting, sebab kehadiran

imbuhan pada sebuah dasar (kata) dapat mengubah bentuk, fungsi, kategori, dan

makna dasar atau kata yang dilekatinya itu. Misalnya kata yang diucapkan anak

galau (kata dasar) berbeda bentuk, fungsi, kategori, dan maknanya dari kata

kegalauan. Berdasarkan kenyataan itu, seharusnya para pemakai bahasa indonesia

mengetahui dengan baik bagaimana bentuk dan apa makna imbuhan yang

digunakannya ketika ia berbahasa indonesia (Arifin dan Junaiyah 2009 : 4).

Data (14) merupakan tuturan dari seorang anak berusia 2,3 tahun.

Pemerolehan morfologi pada data ini adalah anak berusaha mengatakan kata

minuman namun yang diucapkan adalah kata numan. Selain itu, anak juga

berusaha mengucapkan kata asam dan diucapkan oleh anak menjadi acem.

Ditinjau dari pengucapan tersebut, anak sudah mampu berkomunikasi dengan baik

dengan pemerolehan morfologinya. Kata-kata tersebut merupakan morfologi yang

masuk kedalam kategori morfem bebas seperti kata asam yang diucapakan acem.

Beberapa kata yang diucapkan anak memiliki afiks atau imbuhan, Afiks atau

imbuhan di dalam bahasa indonesia mempunyai peran yang sangat penting, sebab

kehadiran imbuhan pada sebuah dasar (kata) dapat mengubah bentuk, fungsi,

kategori, dan makna dasar atau kata yang dilekatinya itu. Imbuhan yang ada

dalam data ini adalah akhiran atau sufiks. Akhiran adalah imbuhan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

123

dilekatkan pada akhir dasar. Bahasa indonesia memiliki akhiran –i, -kan, -an, -

man, -wan, -wati, -wi, dan –nya. (Arifin dan Junaiyah 2009 : 4). Contohnya kata

minuman, bentuk dasar adalah kata minum (kata kerja) dan memiliki akhiran –an

menjadi minuman (kata benda).

Data (26) merupakan tuturan anak yang berusia 2,7 tahun. Pemerolehan

morfologi yang muncul pada data dalam komunikasi ini adalah anak lebih banyak

mengucapkan morfem bebas dalam konteks kalimat dan anak sudah mampu

mengucapkan lebih dari dua suku kata. morfologi yang diperoleh pada data ini

adalah anak mengucapakan ipang kata yang sebenarnya adalah jipang sejenis

sayuran. Data lain tentang pemerolehan morfologi adalah anak mengucapkan kata

itu menjadi tu, dan kata apa menjadi pa.

Data (27) merupakan tutura anak berusia 2,7 tahun. Pemerolehan

morfologi yang muncul pada data ini anak mampu mengucapkan beberapa

morfem bebas dan imbuhan surfiks atau akhiran dalam satu konteks kalimat. Pada

saat penutur berkomunikasi dengan anak, penutur menggunakan objek tertentu

untuk menarik perhatian anak. hasilnya adalah anak berkata kepada penutur

menanyakan tentang objek tersebut, contohnya adalah anak berkata om ini ini

apa?. Pada konteks kalimat tersebut anak mengucapkan kata tanya yang berulang

seperti ini yang diucapkan lebih dari satu kali dan mengucapkan kata apa.

Sedangkan pemerolehan surfiks yang diucapkan oleh anak adalah ia mengucapkan

kata mainan. Kata mainan merupakan bentuk dasar dari kata main. Akhiran

adalah imbuhan yang dilekatkan pada akhir dasar. Bahasa indonesia memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

124

akhiran –i, -kan, -an, -man, -wan, -wati, -wi, dan –nya (Arifin dan Junaiyah 2009 :

4).

Data (29) merupakan pemerolehan morfologi anak berusia 2,7 tahun.

Pemerolehan yang muncul pada data komunikasi ini adalah anak lebih sering

mengucapkan morfem bebas dalam satu konteks kalimat meskipun belum

sempurna dalam pengucapannya. Seperti yang diucapkan anak dalam data ini

adalah kata ilu, kata sebenarnya biru. Kata telbang, kata sebenarnya terbang.

Dalam data ini anak sudah mampu berkomunikasi dengan lancar. Dan peran orang

tua adalah mampu memahami per kata yang diucapkannya.

4.2.2.3 Pemerolehan Sintaksis

Pemerolehan sintaksis pada anak adalah anak memulai berbahasa dengan

mengucapkan satu kata. Dalam bidang sintaksis, anak memulai berbahasa dengan

mengucapkan satu kata (atau bagian kata). Kata ini, bagi anak sebenarnya adalah

kalimat penuh, tetapi karena ia belum dapat mengatakan lebih dari satu kata, dia

hanya mengambil satu kata dari seluruh kalimat itu disebut Ujaran Satu Kata

(USK). Setelah melewati fase Ujaran Satu Kata, anak melanjutkan ke tahap dua

kata atau Ujaran Dua Kata (UDK). Anak tidak sembarang saja memilih kata itu;

dia akan memilih kata yang memberikan informasi baru. Anak sudah mempunyai

pengetahuan tentang informasi lama versus informasi baru. Kalimat diucapkan

untuk memberikan informasi baru kepada pendengarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

125

4.2.2.3.1 Usia 0-1 Tahun

Pada anak usia 0-1 tahun merupakan masa pra-lingual. tahap pra linguistik

dimulai dengan bunyi di dalam (meruku) dan berasal dari tenggorokan terjadi

pada saat anak berusia 0-3 bulan. Pada saat anak berusia 3-12 bulan, anak lebih

bnayak mengunakan bibir dan langit-langit mulut untuk berkomunikasi, misalnya

mengucapkan ma, ba, dan pa yang merupakan Ujaran Satu Kata. Susunan

sintaksis paling awal terlihat pada usia 18 bulan meskipun tak jarang susunan

sintaskis terlihat pada usia 1 tahun bahkan lebih dari 2 tahun. Peneliti

mendapatkan data sebagai berikut.

(4). Anak : “aauuu... aaaaa”

Mitra Tutur : Aaauu kenapa dik?

Anak “ auuuaa.. aaahhhaa”

(Konteks : Situasi ini menjelaskan anak sedang mengoceh dengan

suara yang hampir mirip dengan bunyi vokal /a/, /u/ dan sedikit

terdengar kata konsonan /h/. Mitra tutur memancing dengan

suaranya. Tujuannya agar mengetahui respon dari anak. Anak

mengoceh kembali dengan mengeluarkan bunyi yang sama).

(5) Anak : “babababa... papaaa”

Mitra Tutur : Cilukba?

Anak : “ihhi eeuuhh maaaa”

Mitra Tutur : Adik ini ngoceh apa?

(Konteks : Situasi ini memperjelas anak sudah mampu

mengucapkan vokal yang bervariasi dengan Pola bunyi vokal dan

bunyi konsonan. Pola bunyi konsonan nasal /m/,/n/ sudah mulai

muncul. Berceloteh tentang vokal dan konsonan /ba-ba/ dan /ma-

ma/ mulai terdengar jelas. Mitra tutur dalam hal ini selalu

berkomunikasi dan memahami apa yang dikomunikasikan oleh

anak).

Data (4) merupakan tahap pra linguistik anak usia 0-1 tahun. Dalam data

ini anak mengeluarkan suara auaua. Proses ini merupakan tahap anak melatih alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

126

bicaranya. Pemerolehan sintaksis ini merupakan ujaran satu kata yang mempunyai

berbagai makna ini dinamakan ujaran holofrastik. Menurut Ciri lain dari USK

adalah bahwa kata-kata yang dipakai hanyalah kata-kata dari kategori sintaktik

utama (content word), yakni, nomina, verba, adjektiva, dan mungkin juga ada

verbia. Tidak ada fungsi form, to, dari atau ke. Disamping itu, kata-katanya selalu

kategori sini dan kini (Darjowidjojo 2000:146).

Data (5) merupakan tahap pra linguistik anak usia 0-1 tahun. Hampir sama

dengan data sebelumnya data (4). Pada data ini anak mengucapkan bunyi

holofrastik yang menggunakan langit-langit mulut sehingga muncul ujaran

babababa... papaaa dan ihhi eeuuhh maaaa. Sejalan dengan data (4) bahwa USK

adalah bahwa kata-kata yang dipakai hanyalah kata-kata dari kategori sintaktik

utama (content word), yakni, nomina, verba, adjektiva, dan mungkin juga ada

verbia. Tidak ada fungsi form, to, dari atau ke (Darjowidjojo 2000:146).

4.2.2.3.2 Usia 1-2 Tahun

Pada usia 1-2 tahun pemerolehan sintaskis pada awalnya berupa dua kata.

rangkaian dua kata berbeda dengan kalimat satu kata yang sebelumnya disebut

sebagai masa holofrastik.anak yang berusia 1-2 pemakaian kata masih beragam

dalam suatu kalimat. Masih banyak dijumpai kalimat satu kata dan tak jarang juga

anak mengucapkan lebih dari dua kata yang menjadi kalimat dua kata. Data dapat

diuraikan sebagai berikut.

(8) Ibu : Ari mau maem engga?

Anak : Emoh.

Ibu : Sini maem dulu!

Anak : Emoh...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

127

Ibu : Kalau ga maem, tak tinggal ya?

Anak : Aaaaa....

Ibu : Bener lho, mama tinggal lho..

Anak : Aaaaaa......

Ibu : Makanya, maem dulu ben pinter..

Anak : Emoh..

(Konteks : Pada situasi ini anak melakukan percakapn dengan

orang tuanya. Orang tua mengajak anak untuk makan. Anak

menjawab pertanyaan orang tuanya dengan kata emoh yang

artinya tidak. Anak menjawab pertanyaan dengan nada keras

cenderung berteriak. Perkembangan motorik : gerakan kepala

digelengkan ke kiri dan ke kanan, raut wajah anak cenderung

mengkerut).

(9) Anak : Ma.

Ibu : Gambar apa itu?

Anak : Ini.

Anak : Maaaa..

Ibu : Ayo Dik, gambar yang bagus.

Anak : Ini.

Ibu : Ye, gambarnya bagus.

Anak : Ini, Ma.

Ibu : Ye, Ari pinter gambar.

(Konteks : Pada situasi ini anak melalukan kegiatan menulis.

Anak sudah bisa memulai komunikasi dengan orang yang ada

disekitarnya. Anak mengucapkan kata ini, maaa, cenderung

berteriak. Tujuannya agar menarik perhatian. Orang tua

merespon pertanyaan anak. Perkembangan motorik : gerakan

tangan sangat dominan ketika anak menunjuk apa yang ia tulis

kepada orang tuanya. Gerakan tangan pun sejajar dengan

dada anak).

(10) Ibu : Ari sama Papa ya?

Anak: Mama.

Ibu : Sama Papa dulu, Mama mau masak dulu yaa?

Anak : Ma Papa.

Ibu : Iya, sama Papa yaa?

Anak : Iya.

Ayah : Sini Dik, sama Papa main.

Anak : Papapa.

Ayah : Itu lihat ada cicak Dik di tembok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

128

Anak : Eca (cicak).

Ayah : Cicak, tuhh jalan-jalan.

Anak : Eca yan eyan

Ayah : Nanti Ari digigit cicak...

Anak : It eca...

(Konteks : Respon anak hanya menjawab kata mama, iyaa,dan

papa. Saat bersama ayahnya, anak diajak berkomunikasi atau

bermain. Saat bersama ayahnya anak menyebutkan beberapa

kata seperti papa, eca (cicak), yan yan (jalan-jalan).

Perkembangan motorik : Gerakan kepala saat anak

berkomunikasi dengan ayahnya sangat fokus. Gerakan bibir

atas dan bibir bawah terlihat dominan saat anak berkomunikasi.

Ini memicu timbulnya bunyi konsonan [b], [p] dan munculnya

kata papa).

Data (8) merupakan pemerolehan sintaksis dari seorang anak berusia 1,5

tahun. Dalam data ini pemerolehan sintaksisnya sangat jelas yaitu anak

berkomunikasi menggunakan kalimat satu kata. Ketika anak berkomunikasi

dengan mitra tuturnya, anak menjawab dengan pola satu kata seperti kata emoh.

Kata emoh yang diucapkan anak merupakan kata dari bahasa daerah (jawa) dalam

bahasa Indonesia artinya tidak mau. Kata emoh selalu diucapkan berulang-ulang

oleh anak pada mitra tutur yang mengajukan pertanyaan padanya.

Data (9) merupakan tuturan dari seorang berusia 1,5 tahun. Pemerolehan

sintaksis yang ada pada anak dalam data percakapan ini adalah anak memulai

berkomunikasi dengan mitra tuturnya. Kata yang diucapkan oleh anak adalah kata

mama, selanjutnya kata yang diucapkan oleh anak adalah kata ini. Ujaran satu

kata yang mempunyai berbagai makna ini dinamakan ujaran holofrastik. Ciri lain

dari USK adalah bahwa kata-kata yang dipakai hanyalah kata-kata dari kategori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

129

sintaktik utama (content word), yakni, nomina, verba, adjektiva, dan mungkin

juga ada verbia.

Data (10) merupakan tuturan dari anak berusia 1,5 tahun. Dalam data ini

pemerolehan sintaksis yang didapat oleh anak adalah anak sudah mulai terdengar

pola dua kata dalam komunikasinya dengan mitra tutur. Pola dua kata yang

diucapkan oleh anak adalah “ma papa..”. dan eca yan eyan. Dengan adanya dua

kata dalam UDK maka orang dewasa dapat lebih bisa menerka apa yang

dimaksud oleh anak karena cakupan makna lebih terbatas. UDK yang diucapkan

oleh anak bermaksud menjelaskan tentang objek yang dilihatnya yaitu binatang

cicak yang sedang berjalan.,

4.2.2.3.3 Usia 2-3 Tahun

Ketika anak mencapai usia 2-3 Tahun, pemerolehan sintaksis anak sudah

mencapai kalimat rangkaian kata dan kalimat konstruksi yang kompleks.

Peralihan dari kalimat satu kata menjadi kalimat yang terdiri dari beberapa kata

terjadi secara bertahap. Pada waktu kalimat pertama terbentuk yaitu

penggabungan dua kalimat menjadi kata, rangkaian kata tersebut berada pada

jalinan intonasi. Jika kalimat dua kata memberi makna lebih dari satu maka yang

membedakan adalah intonasi. Pemerolehan sintaksis meningkat pesat ketika anak

sudah memasuki usia 2 tahun, dan mencapai puncak pemerolehan sintaksisnya

akhir usia 2 tahun. Peneliti menguraikan analisis data pemerolehan sintaksis

sebagai berikut.

(25) Anak : Mbak, Wisnu nakal.

Ibu : Jangan ganggu Wisnu, Septinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

130

Anak : Isnunya cubit mbak.

Ibu : Jangan berantem yaa.

Anak : Isnunya nakal.

Ibu : Sini Dik Septi sama mbak aja. Main sama mbak Asti ya?

Anak : Engen mainan itu.

Ibu : Berhitung yuk, telinga Septi mana?

Anak : Ini.

Ibu : Satunya mana?

Anak : Ini.

Ibu : Telinga Septi ada berapa ya?

Satu apa dua?

Anak : Satu.

Ibu : Kok satu, satu tambah satu jadinya du..

Anak : Duaa..

(Konteks : Penutur merupakan seorang anak berusia 2,7 tahun.

Mitra tutur merupakan ibu asuh dari anak. Tuturan terjadi pada

saat kegiatan bermain di ruangan bermain anak. Tujuan

komunikasi ini adalah anak ingin menyampaikan informasi tentang

apa yang dia alami kepada mitra tuturnya. Tanggapan dari mitra

tutur adalah berusaha menenangkan anak pada hal yang

dialaminya dengan cara membuat hal baru agar anak menjadi

tenang. Pekembangan motorik yang dialami oleh anak adalah

medekati orang tuanya untuk mencari perlindungan. Bahasa tubuh

yang sering tampak adalah gerak mata anak ketika melihat atau

memperhatikan suatu objek yang menarik. Anak sudah mengerti

tentang bagian tubuhnya. Sehingga ketika orang tua mengatakan

kata telinga, respon tangan anak mulai menyentuh telinganya

sendiri).

(26) Anak : Mbak Asti, itu apa?

Ibu : Ini sayur, Septi mau maem?

Anak : Sayur apa?

Ibu : Sayur bening, sini maem bareng Wisnu.

Anak : Itu apa?

Ibu : Ini namanya jipang, sini maem pake jipangnya.

Anak : Ga mau., ga mau jipang.

Ibu : Wisnu aja seneng lho, sini Septi maem juga biar sehat.

Anak : Ga mau, ga mau pake itu.

(konteks : Penutur merupakan anak 2,7 tahun. Mitra tutur

merupakan ibu asuh dari anak. Tuturan terjadi saat anak

melakukakn kegiatan makan di ruang makan. Tujuan komunikasi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

131

adalah anak ingin mengetahui tentang objek yang dilihatnya.

Tanggapan mitra tutur adalah menjawab pertanyaan dari anak

dengan menjelaskan objek yang dilihat oleh anak, sekaligus

membujuk anak dengan kata-kata rayuan. Perkembangan motorik

yang muncul adalah gerakan tangan terutama jari telunjuk sangat

aktif untuk menunjukan apa yang dilihatnya).

(27) Anak : Oom ini ini apa?

Oom : Ini namanya kamera, Adik mau?

Anak : Mau, mbak Asti mau amela?

Ibu : Jangan itu punya Oom lho.

Anak : Mau amela..

Oom : Nanti Oom beliin yg mainan ya?

Anak : Mainan amela yaa.

(konteks : Penutur merupakan anak 2,7 tahun. Mitra tutur adalah

peneliti sendiri ketika melakukan kegiatan penelitian anak. Tuturan

tejadi di ruangan makan. Tujuan komunikasi pada data ini adalah

anak ingin mengetahui objek yang dilihatnya. Tanggapan dari mitra

tutur adalah menjawab pertanyaan anak dengan lembut dan

menjelaskan dengan rinci kepada anak. Perkembangan motorik yang

muncul ketika itu adalah gerakan tangan sangat dominan, misalnya

apa yang dilihat oleh anak secara reflek benda yang dilihat langsung

disentuh).

Data (25) merupakan pemerolehan sintaksis anak usia 2,7 tahun. Dalam

data ini terlihat bahwa anak berkomunikasi dengan mitra tuturnya dengan

menggunakan pola dua kata dalam konteks kalimatnya. Pola intonasi dalam data

ini juga terdapat pada saat saat mengatakan ujaran “mba... isnu nakal”.

Penjelasannya adalah ketika anak mengatakan kata mba adanya jeda intonasi dan

dilanjutkan dengan pola dua kata yaitu “isnu nakal”. Selebihnya data dalam

percakapan ini anak sudah mampu menggunakan Ujaran dua kata. Jeda ini makin

lama makin pendek sehingga menjadi ujaran yang normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

132

Data (26) merupakan pemerolehan sintaksis anak usia 2,7 tahun. Dalam

data ini anak sudah mulai terbiasa menggunakan ujaran dua kata dalam

percakapannya. Dapat dilihat dalam data ini ada dua percakapan anak yang

menggunakan ujnran dua kata yaitu anak mengatakan sayur apa?, dan

mengakatan itu apa. Selain itu dalam data ini adanya jeda yang dilakukan oleh

anak keta melakukan percakapan dengan mitra tutur seperti yang dapat dilihat

ketika anak mengatakan mba asti...itu apa? Terdapat jeda dalam beberapa detik

agar intonasi percakapan dari anak dapat terjaga dan mudah dimengerti oleh mitra

tutur.

Data (27) meruapakan pemerolehan sintaksis anak usia 2,7 tahun. Dalam

data ini pemerolehan sintaksisnya dalam ujaran dua kata sudah mulai jelas

terlihat. Ketika anak berkata mba asti, itu apa? Terdapat adanya jeda dalam ujaran

dua kata. secara perlahan anak mulai mampu menggunakan kalimat dengan baik

yang lebih dari dua kata. Menurut Darjowidjojo (2000:146) Setelah UDK tidak

ada ujaran tiga yang merupakan tahap khusus. Pada umumnya, pada saat anak

mulai memakai UDK, dia juga memakai USK, setelah beberapa lama memakai

UDK dia juga mulai mengeluarkan ujaran yang tiga kata atau bahkan lebih. Jadi,

antara satu jumlah kata dengan jumlah ikata lain bukan merupakn tahap yang

terputus. Kasus tersebut bisa dilihat dalam data ketika anak mengatakan “mau,

mba asti mau amela?”. Dapat dilihat jika anak sudah mampu menggunakan

kalimat dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

133

4.2.2.4 Pemerolehan Diksi

Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan membedakan secara tepat

nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan, dan

kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa

yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa diksi merupakan pilihan kata yang digunakan oleh penulis, sebagai

ungkapan akan daya cipta atau penyampaian makna agar lebih mudah diterima

pembaca. Jenis diksi sangat beragam, tiap jenis diksi berperan untuk

menyampaikan ide atau gagasan seseorang. Pemilihan diksi yang tepat akan

mempermudah penyampaian ide atau gagasan itu sendiri (Keraf 1984 : 22-23).

4.2.2.4.1 Usia 0-1 Tahun

Pemerolehan diksi pada anak usia 0-1 tahun sangat beragam. Banyak

ujaran-ujaran yang belum dapat dimengerti oleh mitra tutur tentang ujaran-ujaran

yang dikeluarkan oleh anak usia 0-1 tahun ini, dalam hal ini mitra tutur hanya

sebatas menafsirkan apa yang di maksud oleh si anak tersebut. Dalam beberapa

ujaran yang dikelurakan oleh anak usia tersebut lazimnya hanya sebatas menangis

dalam konteks diksi makna dari menangis anak merupakan gagasan anak tersebut

untuk menyampaikan hal atau sesuatu yang dirasakannya.

4.2.2.4.2 Usia 1-2 Tahun

Ketika usia 1-2 tahun, pemerolehan diksi pada anak sudah mulai tampak.

Awal mulanya pemerolehan diksi anak diperoleh dari lawan mitra tutur anak dan

juga anak yeng mengamati percakapan seseorang dengan yang lainnya. Perolehan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

134

diksi sangat beragam tergantung dari situasi dan kondisi lingkungan tersebut.

peneliti menganalisis data tentang pemerolehan diksi sebagai berikut.

(6) Ibu : Adik mau apa?

Anak: Mimi!

Anak : Akut!

Ibu : Takut kenapa?

Anak : Itu...

Anak : Akit.

Anak : Apa tu?

(konteks : Penutur merupakan seorang anak yang berusia 1,5

tahun. Mitra Tutur anak adalah orang tua dari anak. Situasi

ini terjadi saat anak ingin meminta minum, ketakutan, dan

menunjuk sesuatu. Mitra tutur berusaha menenangkan dan

menncari tahu penyebab dengan bertanya kepada anak).

(11) Ibu : Bilang sama Papa, pinjam.

Anak : Ijemmm, ijemmm

Ibu : Icel mau minta?

Anak : Itahhh.. Itahhh

Ibu : Icel udah makan?

Anak : Utahh mam..

(Konteks : Penutur merupakan anak usia 2,3 tahun. Mitra Tutur

adalah orang tua anak. Pada situasi ini orang tua melatih anak

untuk berkomunikasi dengan orang yang ada disekitarnya. Saat

tuturan terjadi mitra tutur dan penutur berada di ruang tengah

rumah dalam situasi santai.Perkembangan Motorik : Gerak lidah

pada mulut seperti dilipat. Gerak bibir lebih condong kedepan.

Tatapan mata tajam mengikuti sumber suara yang didengar).

(12) Ayah : Icel, Mama galau ga?

Anak : Galau

Ayah : Kalau Papa?

Anak : Galau

Ayah : Kalau Icel?

Anak : Galau

Ayah : Terus apa lagi?

Anak : Baju galau, mobil galau, mama galau.

Ayah : Semuanya galau?

Anak : Heeuh galau.

Ayah : Yang ngajarin Icel wan tu wan tu siapa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

135

Anak : Icel wan tu wan tu..

(bilangan bahasa inggris one, two)

Ayah : Icel hebat belajar...

Anak : Heeuh, Icel, Icel mau mam..

Ayah: icel mau mam apa?

Anak : Mama galau, icel mau gi ma Mama galau..

(Konteks : Situasi ini menggambarkan penutur (anak) sedang

berbicara dengan mitra tutur (ayahnya). Saat tuturan terjadi

mitra tutur dan penutur berada di kamar penutur dengan situasi

santai Mitra tutur lebih cenderung bertanya kepada penutur.

Penutur merespon dengan menjawab pertanyaan dengan

jawaban yang diulang-ulang. Penutur sudah mulai membuka

pembicaraan dengan mitra tutur. Perkataan yang diucapkan

oleh penutur belum spenuhnya memiliki makna. Perkembangan

Motorik : Tatapan mata anak mengikuti sumber suara

terkadang memalingkan tatapannya ke objek yang lain. Anak

terkadang menjawab pertanyaan yang ditanyakan sambil

berjalan ataupun berlompat-lompat. Konsentrasi pendengaran

anak masih pada suara mitra tutur meskipun anak melakukan

kegiatan lain).

Data (6) merupakan tuturan dari anak berusia 1,5 tahun, diksi yang

diperoleh dan digunakan oleh anak adalah diksi yang mengandung makna

denotatif. Seperti yang dikatakan dalam data percakapan ini anak mengatakan kata

mimi. Kata mimi merupakan kata kiasan dari arti yang sebenarnya yaitu minum.

Sejalan dengan teorinya, makna denotatif adalah konsep dasar yang didukung

oleh suatu kata (makna itu menunjuk pada konsep referen/ide). Makna yang

sebenarnya atau lawan dari makna konotasi yang mengacu pada makna kias atau

makna bukan sebenarnya. Makna denotatif dapat dibedakan atas dua macam

relasi, pertama adalah relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang

diwakilinya, dan kedua adalah relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau

perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya (Keraf 1984 : 28).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

136

Data (11) merupakan tuturan dari anak berusia 2,3 tahun. Dalam data ini

pemerolehan diksi anak lebih mengacu kedalam makna kata khusus. Anak

mengatakan kata ijemmm... ijemmm dan kata itahhh.. itahhh. Kedua kata tersebut

digolongkan ke dalam diksi makna kata khusus karena mengacu pada pengarahan-

pengarahan yang khusus dan konkrit. Sebuah kata khusus akan lebih detail dan

jelas maknanya. Kata ijemmm... ijemmm dan kata itahhh.. itahhh memiliki arti

pinjam dan minta. Ketika anak menggunakan diksi ini karena adanya rangsangan

dari luar yang menarik perhatian bagi anak tersebut. Makna dari kata itu akan

lebih spesifik karena lebih khusus yang membuat itu semakin rinci. Menurut

Akhadiah (1988:88) yang termasuk kata khusus adalah nama diri, nama geografi,

dan kata-kata indria/indera yang sering digunakan untuk menggambarkan

tanggapan panca indra akan rangsangan dari luar. Kata indera dibagi menjadi kata

untuk indera penglihatan, peraba, pendengaran, penglihatan serta penciuman.

Data (12) merupakan tuturan dari anak yang berusia 2,1 tahun.

Pemerolehan diksi yang digunakan oleh anak lebih mengacu pada makna kata

denotatif. Pada data ini anak melakukan percakapan dengan orang tua yang

berperan sebagai mitra tutur. Percakapn tersebut anak mengucapkan kata galau

dalam setiap pertanyaan yang ia jawab. Kata galau merupakan kata sifat jika

dikaitkan dengan diksi berupa makna denotatif. Makna denotatif adalah Konsep

dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu menunjuk pada konsep

referen/ide). Makna yang sebenarnya atau lawan dari makna konotasi yang

mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Makna denotatif dapat

dibedakan atas dua macam relasi, pertama adalah relasi antara sebuah kata dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

137

barang individual yang diwakilinya, dan kedua adalah relasi antara sebuah kata

dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya (Keraf 1984 :

28).

4.2.2.4.3 Usia 2-3 Tahun

Pemerolehan diksi pada anak usia 2-3 sudah mulai banyak yang digunakan

dalam komunikasinya. Peneliti menemukan beberapa perkembangan diksi yang

diperoleh anak saat berkomunikasi. Menurut peneliti anak menggunakan diksi

sesuai dengan informasi yang ditangkap dalam lingkungannya dan diterapkan

oleh anak sebagai penyambung dalam komunikasinya sehari-hari. Berikut data

yang menampilkan diksi anak usia 2-3 tahun.

(20) Anak : Keeta Inu dimana?

Mbak Asti : Keeta apa Nu?

Anak : Keeta Inu mainan!.

Mbak Asti: Inu simpan dimana mainannya?

Anak : Keeta Inu kemana?

Mbak Asti: Inu kemarin simpen dimana?

Anak : Di situ!

Mbak Asti: Dicari dulu coba?

Anak : Keeta yang melah, sama Mbak Septi.

(konteks : Penutur merupakan anak berusia 2,4 Tahun. Mitra

tutur merupakan ibu asuh dari penutur. Percakapan ini terjadi

saat diruang bermain anak. Tujuan percakapan ini adalah ketika

anak mencari mainan yang diinginkannya, lalu bertanya kepada

penutur. Gerakan motorik yang muncul adalah gerakan tubuh

yang aktif mencari mainan dari satu sisi ke sisi yang lain dalam

ruangan. Gerakan tangan yang lincah mencari benda yang

diinginkannya. Tatapan mata yang fokus terhadap benda yang

dicari).

(26) Anak : Mbak Asti, itu apa?

Ibu : Ini sayur, Septi mau maem?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

138

Anak : Sayur apa?

Ibu : Sayur bening, sini maem bareng Wisnu.

Anak : Itu apa?

Ibu : Ini namanya jipang, sini maem pake jipangnya.

Anak : Ga mau., ga mau jipang.

Ibu : Wisnu aja seneng lho, sini Septi maem juga biar sehat.

Anak : Ga mau, ga mau pake itu.

(konteks : Penutur merupakan anak 2,7 tahun. Mitra tutur

merupakan ibu asuh dari anak. Tuturan terjadi saat anak

melakukakn kegiatan makan di ruang makan. Tujuan komunikasi ini

adalah anak ingin mengetahui tentang objek yang dilihatnya.

Tanggapan mitra tutur adalah menjawab pertanyaan dari anak

dengan menjelaskan objek yang dilihat oleh anak, sekaligus

membujuk anak dengan kata-kata rayuan. Perkembangan motorik

yang muncul adalah gerakan tangan terutama jari telunjuk sangat

aktif untuk menunjukan apa yang dilihatnya).

(27) Anak : Oom ini ini apa?

Oom : Ini namanya kamera, Adik mau?

Anak : Mau, mbak Asti mau amela?

Ibu : Jangan itu punya Oom lho.

Anak : Mau amela..

Oom : Nanti Oom beliin yg mainan ya?

Anak : Mainan amela yaa.

(konteks : Penutur merupakan anak 2,7 tahun. Mitra tutur adalah

peneliti sendiri ketika melakukan kegiatan penelitian anak. Tuturan

tejadi di ruangan makan. Tujuan komunikasi pada data ini adalah

anak ingin mengetahui objek yang dilihatnya. Tanggapan dari mitra

tutur adalah menjawab pertanyaan anak dengan lembut dan

menjelaskan dengan rinci kepada anak. Perkembangan motorik yang

muncul ketika itu adalah gerakan tangan sangat dominan, misalnya

apa yang dilihat oleh anak secara reflek benda yang dilihat langsung

disentuh).

Data (20) merupakan tuturan dari anak berusia 2,4 tahun, pada data ini

peneliti menemukan gaya bahasa diksi yang digunakan anak yang mengucapkan

kata keeta yang ejaan sebenarnya kereta. Kata keeta termasuk kedalam kategori

diksi makna kata umum. Kata yang diucapakan anak yaitu keeta memiliki makna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

139

umum, karena kata keeta atau kereta memiliki arti yang sangat luas. Kata umum

merupakan kata yang mempunyai cakupan lingkup yang luas, kata-kata umum

menunjuk kepada banyak hal. Apabila kata itu semakin umum, maka akan

semakin kabur gambarannya atau maknanya. Sebaliknya apabila kata itu semakin

khusus, maka akan semakin jelas maknanya (Keraf 1984 : 92).

Data (26) merupakan tuturan dari anak yang berusia 2,7 tahun. Dalam

percakapan ini diksi yang digunakan anak lebih kepada makna kata khusus dan

makna kata umum. Data yang dimaksud dalam makna khusus dalam percakapan

ini adalah ketika anak mengatakan kata jipang. Menurut Akhadiah (1988:88) yang

termasuk kata khusus adalah nama diri, nama geografi, dan kata-kata indria/indera

yang sering digunakan untuk menggambarkan tanggapan panca indra akan

rangsangan dari luar. Kata indera dibagi menjadi kata untuk indera penglihatan,

peraba, pendengaran, penglihatan serta penciuman. Dalam data ini kata jipang

atau buah labu termasuk kata khusus karena menyebutkan nama atau jenis buah-

buahan yang dimaksud secara jelas. Sedangkan kata menggunakan makna kata

umum pada kata sayu, sayu disini maksudnya adalah kata sayur. Kata umum

merupakan kata yang mempunyai cakupan lingkup yang luas, kata-kata umum

menunjuk kepada banyak hal. Apabila kata itu semakin umum, maka akan

semakin kabur gambarannya atau maknanya. Sebaliknya apabila kata itu semakin

khusus, maka akan semakin jelas maknanya (Keraf 1984 : 92). Kata sayu pada

contoh diatas termasuk kata umum, karena spesifikasinya terlalu umum atau

kurang khusus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

140

Data (27) merupakan percakapan dari seorang anak berusia 2,7 tahun.

Penggunaan diksi yang diperoleh anak pada data percakapan ini adalah anak

mengakatan kata amela ejaan sebenarnya kata kamera. Kata kamera menunjukan

bahwa anak sudah mampu menguasai diksi makna kata khusus. Sama seperti data

(27) Menurut Akhadiah (1988:88) yang termasuk kata khusus adalah nama diri,

nama geografi, dan kata-kata indria/indera yang sering digunakan untuk

menggambarkan tanggapan panca indra akan rangsangan dari luar. Kata indera

dibagi menjadi kata untuk indera penglihatan, peraba, pendengaran, penglihatan

serta penciuman.

4.3. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan terkait hasil penelitian secara

keseluruhan yang akan diambil dari proses analisis data untuk menjelaskan topik

utama tentang pemerolehan bahasa pertama pada anak usia 0 s.d 3 tahun dalam

bahasa sehari-hari. Dalam proses analisis data yang digunakan oleh peneliti

adalah tuturan lisan dan percakapan dengan subjek penelitian.

Pada penelitian ini terdapat banyak aspek-aspek yang mengulas tentang

pemerolehan bahasa anak, seperti aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan diksi.

Adapun aspek utama dalam penelitian ini yaitu tahap-tahap perkembangan bahasa

pada anak menurut teori Aitchison dalam Harras dan Andika (2009: 50-56).

Menurut Aitchison, perkembangan bahasa dibagi kedalam beberapa kelompok

yaitu usia 0,3 (mulai dapat meraban), usia 0,9 (mulai terdengar pola intonasinya),

usia 1,0 (dapat membuat kalimat satu kata), usia 1,3 (haus akan kata-kata), usia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

141

1,8 (menguasai kalimat dua kata), usia 2,0 (dapat membuat kalimat empat kata,

dapat membuat kalimat negatif, menguasai infleksi, pelafalan vokal telah

sempurna), usia 3,6 (pelafalan konsonan mulai sempurna), usia 4,0 (penguasaan

kalimat secara tepat, tetapi masih terbatas), usia 5,0 (konstruksi morfologis telah

sempurna), usia 10,0 (matang berbicara). Namun peneliti menggunakan teori

tersebut dimulai dari pemerolehan meraban hingga pelafalan konsonan mulai

sempurna atau usia 0-3 tahun.

Penelitian yang digunakan untuk meneliti perkembangan bahasa anak

tentunya tidak terlepas dari pandangan, hipotesis, atau teori psikologi yang dianut.

Dalam hal ini sejarah telah mencatat adanya tiga pandangan atau teori dalam

perkembangan bahasa anak yaitu pandangan (1) pandangan nativisme (2)

pandangan behaviorisme, (3) pandangan kognitivisme. Dalam penelitian ini

peneliti mengkaji bahwa data yang dianalisis sesuai dengan hipotesis-hipotesis

yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Seperti yang diungkapkan oleh Chomsky.

Menurut Chomsky anak dilahirkan dengan dibekali “alat pemerolehan bahasa”

Language Acquistion Device (LAD). Alat ini merupakan pemberian biologis yang

sudah diprogramkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu bahasa.

LAD dianggap sebagai bagian fisiologis dari otak yang khusus untuk memproses

bahasa, tidak punya kaitan dengan kemampuan kognitif lainnya. Bukti yang

mendukung dengan teori ini adalah anak sering mengakatakan hal-hal garamatikal

misalnya pada data (7) ketika anak mengakatakan kata bobo.. bobo dan pada data

(9) ketika anak mengatakan iniiii... maaa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

142

Hipotesis mengenai LAD itu sebagai alat untuk memperoleh bahasa oleh

anak-anak semakin memperkuat fakta-fakta yang telah diamati oleh para ahli

dalam bidang pemerolehan bahasa yang mendukung hipotesis tersebut. Misalnya,

satu fakta yang jelas mendukung LAD ialah keadaan masukan, yaitu ucapan-

ucapan yang didengar oleh anak di lingkungannya. Ucapan-ucapan tersebut penuh

dengan pembukaan kata yang salah, kesalahan gramatikal, dan lain-lain. Namun,

anak-anak memperoleh juga bahasa pertamanya. Bahasa yang diperoleh anak-

anak dalam keadaan yang beragam walau bagaimanapun bentuknya. Anak-anak

tidak mungkin mendapatkan aspek-aspek bahasa seperti fonologi, morfologi,

sintaksis, dan diksi jika tidak dianugerahkan dengan suatu mekanisme nurani yang

khusus untuk berbahasa.

Perkembangan ujaran yang penliti dapatkan dari hasil observasi anak usia 0-1

tahun adalah Banyak bunyi yang dikeluarkan oleh anak tetapi tidak semuanya

mempunyai wujud di dunia sekelilingnya. Mula-mula ujaran yang mucul yaitu

bunyi vokal. Anak sering mengelurakan bunyi vokal seperti a,i,u,e dan o. Ketika

masuki usia 1-2 tahun bunyi konsonan sudah mulai membetuk dalam ujran anak

misalnya anak mengakatan kata mama dan papa. Anak usia 1-2 tahun merupakan

usia yang paling menonjol dalam pemerolehan bahasanya. Usia 2-3 tahun

merupakan masa anak yang mampu mengujarkan apa yang dilihatnya atau

diucapkannya. Pelafalan konsonan dan vokal sudah sempurna, walaupun peneliti

kerap kali menjumpai bahwa anak masih belum sempurna dalam mengujrakan

kata yang diucapkannya. Mislanya saja kata kereta diucapakan keeta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

143

Perkembangan sosial dan komunikasi yang dipeoleh pada observasi adalah

usia 0-1 tahun komunikasi anak hanya sebatas memberikan senyuman dan tatapan

mata dari anak yang merupakan bentuk interaksinya kepada lingkungan

disekitarnya. Adapaun reaksi anak usia ini adalah menyerukan bunyi cooing

dalam interaksinya. Peneliti berasumsi bahwa anak memberikan respon kepada

lingkungan yang dilihatnya. Pada usia1-2 tahun perkembangan sosial dan

komunikasinya mulai beragam, peneliti melihat bahwa anak lebih tertatik dalam

hal yang menjurus ke arah permainan. Sesuai dengan kajian teori, dalam hal ini

anak mulai masuk kedalam tahap pola gilir interaksi sosial, artinya anak sudah

mengerti kapan ia harus bereaksi dalam berinteraksi. Misalnya saja dalam

permainan “Ci Luk Ba”. Pada permainan ini anak mengerti kapan harus memberi

respon terhadap objek yang dilihatnya. Pada usia 2-3 tahun interaksi sosial anak

sudah masuk ke fase pertanyaan. Peneliti meninjau anak yang usia 2-3 tahun lebih

aktif dalam berkomunikasi dalam lingkungannya. Anak akan bertanya apa yang

dilihatnya, menyentuh apa yang menurut mereka menarik.

Pada penelitian ini peneliti mengamati proses perkembangan akuisisi

bahasa pada anak. Pada tahap awal tidak ada kontrol terhadap pola tingkah

lakunya termasuk tingkah laku berbahasa. Vokal anak dan otot-otot bicaranya

bergerak refleks. Ketika usia anak menginjak 0-3 bulan otaknya berkembang dan

mengatur mekanisme syaraf sehingga dengan demikian gerakan refleks tadi sudah

dapat dikontrol. Refleks itu berhubungan dengan gerakan lidah, atau mulut.

Misalnya anak akan mengedipkan mata kalau cahaya berubah-ubah atau bibirnya

akan bergerak-gerak apabila sesuatu yang disentuhkan pada bibirnya. Hal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

144

awalnya bukan untuk berkomunikasi, melainkan si anak sedang mengalami proses

perkembangan fisik yang akan menunjang perkembangan akuisisi bahasa di tahap

selanjutnya.

Ketika peneliti melakukan observasi terhadap subjek penelitian hal pertama

yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan pengamatan, berinteraksi langsung

dengan subjek dan menjadi pihak ketiga subjek peneliti sedang berintekasi dengan

mitra tuturnya. Secara keseluruhan, penelitian ini merupakan bentuk proses tahap

pemerolehan bahasa anak terutama usia 0-3 tahun. Pada penelitian ini peneliti

mengelompokan hasil pengambilan ke dalam beberapa kategori yaitu (1) Usia 0-1

tahun, (2) Usia 1-2 tahun, dan (3) Usia 2-3 tahun. Peneliti menemukan beberapa

tahapan pemerolehan bahasa dalam kategori usia anak sesuai dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Aitchison. Tahapan tersebut terdiri dari 7 tahap

perkembangan bahasa anak.

Pada usia 0-1 tahun tahap kemampuan bahasa anak yang ditemukan oleh

peneliti yang sesuai dengan pendapat Aitchison adalah tahap meraban. Pada tahap

meraban tersebut yang sesuai dengan pendapat Aitchison adalah anak mulai

menangis, batuk, sendawa, tertawa, mengigau, dan mendengkur. Secara

keseluruhan meraban merupakan bunyi konsonan akan muncul pada waktu anak

itu mendekur dan ketika anak mendekati enam bulan, ia masuk pada tahap

meraban. Secara impresif anak menghasilkan vokal dan konsonan secara serentak.

Pada usia 1-2 tahun kemampuan bahasa anak yang berkembang adalah

terdengarnya pola intonasi, tuturan satu kata, tuturan dua kata, dan infleksi kata.

Pola intonasi merupakan tiruan suara anak yang diperoleh dari apa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

145

didengarnya. Pada usia 1-2 tahun kemampuan bahasa anak yang berkembang

adalah terdengarnya pola intonasi, tuturan satu kata, tuturan dua kata, dan infleksi

kata. Pola intonasi merupakan tiruan suara anak yang diperoleh dari apa yang

didengarnya. Contohnya adalah

(5) Anak : “babababa... papaaa”

Mitra Tutur : cilukba?

Anak : “ihhi eeuuhh maaaa”

Mitra Tutur : adek ini ngoceh apa?

Pada data (5) ini merupakan proses pola intonasi suara yang hampir mirip

dengan bunyi vokal /a/, /u/ dan sedikit terdengar kata konsonan /h/. Mitra tutur

memancing dengan suaranya. Hasilnya anak akan merespon suara tersebut dan

meniru apa yang dikatakan oleh mitra tuturnya.

Selanjutnya adalah proses tahap perkembangan bahasa tahap tuturan satu

kata. Jumlah kata yang diperoleh bervariasi tergantung masing-masing anak.

Biasanya variasi berupa kata mama, papa, meong. Ketika berkomunikasi, anak

hanya menggunakan tuturan satu kata dalam nejawab pertanyaan dari mitra

tuturnya. Ini sesuai dengan pendapat Aitchison, dalam penelitian, peneliti

berasumsi bahwa ketika anak berusia 1-2 tahun anak akan menjawab pertanyaan

dengan satu kata, dan menggunakan kata yang sama dalam setiap jawabannya.

Misalnya seperti data dibawah ini.

(7)Ibu : Ci Luk Baa

Anak : hahaaauuuu..eeehh..

Ibu : Dede jangan keluar!!

Anak : baba... baba

Ibu : sini dede bobo ya?

Anak : bobo...

Ibu : bobo ma mama ya?

Anak : gaa...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

146

Ibu : kok engga de?

Anak : bobo... bobo..

Setelah anak melewati proses tuturan satu kata, satu bulan berikutnya anak

mulai memperoleh tuturan dua kata yang sesuai dengan pendapat Aitchison.

tuturan dua kata yang dimaksud adalah yaitu mengucapkan kata-kata yang

mengandung arti paling penting. Tuturan yang awalnya Ani susu berubah menjadi

Ani mau minum susu. Misalnya seperti data berikut.

(11) Ibu : bilang sama papa pinjam..

Anak : ijemmm... ijemmm

Ibu : icel mau minta?

Anak : itahhh.. itahhh

Ibu : icel udah makan?

Anak : utahh mam..

Data diatas merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Pada kedua data tersebut jelas bahwa data (11) pengucapan anak sudah

menggunakan dua kata ketika anak berusia 2 tahun. Dapat dilihat ketika anak

mengucapkan kata “ijemm.. ijemm..” dan “udah mam”.

Berikutnya adalah pemerolehan bahasa infleksi kata. Dalam bahasa

Indonesia, kata yang biasanya muncul ialah afiks, misalnya anak sebelumnya

hanya mengatakan Kakak mukul adik menjadi Kakak memukul adik atau Adik

dipukul kakak. Dalam tahap ini pun anak mulai memperoleh kata majemuk,

seperti orang tua, namun pemerolehan tersebut tidaklah signifikan karena

kemampuan setiap anak bervariasi. Menurut Aitchison dalam Harras dan Andika

(2009: 50-56) secara gradual, kata-kata yang dianggap remeh atau tidak penting

mulai digunakan. Infleksi kata juga mulai digunakan. Kata-kata yang dianggap

remeh dan infleksi itu mulai merayap diantara kata benda dan kata kerja yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

147

digunakan oleh anak. Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa infleksi

anak yaitu ketika anak mengucapkan kata mulu. Kata mulu oleh anak diucapkan

berulang-ulang disetipa perkataan yang diucapkannya. Anak sudah terbiasa dalam

menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diajukan kepadanya dan menjawab

dengan baik. Anak sudah memahami makna kata yang didengar atau yang

diucapkannya. Pengucapan kata konsonan masih sulit, terutama pada huruf

konsonan /r/ dalam kata marah dikatakan menjadi malah.

Pada usia 2-3 tahun kemampuan berbahasa anak mulai meningkat. Dalam

tahap perkembangan bahasa pendapat Aitchison, usia 2-3 tahun merupakan tahap

kalimat tanya dan ingkar. Pada saat penelitian, peneliti menemukan beberapa data

mengenai kalimat tanya dan ingkar misalnya ketika anak berkomunikasi

menggunakan kalimat tanya seperti yang dijelaskan pada data (29) misalnya, anak

berkata “ni apa?”, “alon itu ya?”. Ucapan anak tersebut merupakan bentuk dari

tahap kalimat tanya dan ingkar.

Secara keseluruhan pada penelitian ini, proses pemerolehan bahasa anak

sangat sesuai dengan teori dari Aitchison. Proses perkembangan bahasa harus

dilakukan secara bertahap. Dalam hal ini, peneliti menggunakan tahap

perkembangan bahasa dari mulai meraban hingga kalimat tanya ingkar yang

dibatasi dengan subjek penelitian usia 0-3 tahun

Adapun aspek-aspek yang mendukung dan berkaitan dnegan pemerolehan

bahasa yakni aspek kebahasaan yang meliputi pemerolehan fonologi, morfologi,

sintaksis, dan juga diksi. Hasil dari aspek kebahasaan tersebut jelas telah dianalisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

148

dalam sub bab analisa data yang menyatakan bahwa pemerolehan bahasa juga

mengkur kemampuan anak dalam pemerolehan kebahasaannya.

Hal terpenting ketika anak mulai berbahasa adalah ketika anak melewati

proses fonologi. Pada saat dilahirkan, anak hanya memiliki sekitar 20% dari otak

dewasanya. Pada umur 6 minggu, anak mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yang

mirip dengan bunyi konsonan atau vokal. Bunyi –bunyi ini belum dapat

dipastikan bentuknya karena memang belum terdengar dengan jelas. Proses

mengeluarkan bunyi-bunyi seperti ini dinamakan cooing, yang telah

diterjemahkan menjadi dekutan (Dardjowidjojo 2000: 63). Anak mendekutkan

bunyi-bunyi yang beragam dan belum jelas identitasnya. Setelah melewati

pemerolehan fonologi, anak mulai memasuki pemerolehan lainnya, seperti

pemerolehan morfologi. Dalam prosesnya, anak lebih banyak memperoleh

bentuk morfem, baik morfem bebas dalam bentuk kata, maupun dalam bentuk

morfem terkait. Namun pemerolehan tersebut sering berupa morfem bebas berupa

bentuk dasar. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang mengandung makna.

Ketika melakukan penelitian, peneliti hanya menemukan sebagian kecil ketika

anak memperoleh bentuk prefiks, infiks dan sufiks dalam setiap pengucapan

katanya karena secara teori yang ada bentuk-bentuk imbuhan tersebut akan lancar

digunakan oleh anak ketika usia sudah menginjak empat tahun.

Selanjutnya adalah aspek mengenai sintaksis. Sintaksis pada anak adalah

anak memulai berbahasa dengan mengucapkan satu kata. Dalam bidang sintaksis,

anak memulai berbahasa dengan mengucapkan satu kata (atau bagian kata). Kata

ini, bagi anak sebenarnya adalah kalimat penuh, tetapi karena ia belum dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

149

mengatakan lebih dari satu kata, dia hanya mengambil satu kata dari seluruh

kalimat itu disebut Ujaran Satu Kata (USK). Setelah melewati fase Ujaran Satu

Kata, anak melanjutkan ke tahap dua kata atau Ujaran Dua Kata (UDK). Dalam

bentuk sintaksisnya, USK sangat sederhana karena memang hanya terdiri dari satu

kata saja, bahkan untuk bahasa seperti bahasa indonesia hanya sebagian saja dri

kata yang diucapkan. Namun dalam segi semantik, USK adalah kompleks karena

satu kata ini bisa memiliki lebih dari satu makna.

Aspek diksi juga sangat penting dalam proses perkembangan bahasa anak.

pemerolehan diksi merupakan kemampuan membedakan secara tepat nuansa-

nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan

untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki

kelompok masyarakat pendengar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa diksi

merupakan pilihan kata yang digunakan oleh penulis, sebagai ungkapan akan daya

cipta atau penyampaian makna agar lebih mudah diterima pembaca. Jenis diksi

sangat beragam, tiap jenis diksi berperan untuk menyampaikan idea atau gagasan

seseorang. Pemilihan diksi yang tepat akan mempermudah penyampaian ide atau

gagasan itu sendiri (Keraf 1984 : 22-23). Jika ditinaju dari pemerelohan bahasa

anak, diksi ini akan menentukan cara komunikasi anak untuk kedepannya.

Misalnya anak harus mengetahui kata-kata apa saja yang harus diucapkan ketika

berkomunikasi dengan mitra tuturnya. Selain itu, diksi juga penentu anak dalam

berkomunikasi yang baik dan benar.

Hambatan hambatan yang dijumpai oleh peneliti adalah keterbatasannya

waktu dalam penelitian. Peneliti tidak bisa melakukan observasi secara berkala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

150

dalam kurun waktu yang berdekatan. Peneliti hanya bisa melakukan observasi 2

hari dalam setiap minggunya. Selain itu, peneliti juga terhambat oleh faktor

psikologis anak yang sewaktu-waktu bisa berubah. Faktor inilah yang

menyebabkan data yang didapatkan kurang maksimal namun cukup untuk

dianalisa dalam penelitian ini. Subjek penelitian diambil dari beberapa anak yang

tinggal di yayasan panti asuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

151

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian tentang proses

pemerolehan bahasa anak usia 0 s.d 3 tahun dalam bahasa sehari-hari, peneliti

dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa anak usia 0 s.d 3 tahun

dikembangkan melalui beberapa tahap yaitu (1) tahap menangis, (2) tahap

mendengkur, (3) tahap meraban pada usia 0-1 tahun, (4) tahap pola intonasi,

(5) tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) tahap infleksi dan

aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan ingkar. Berdasarkan hasil

kesimpulan umum tersebut, kemudian disusun kesimpulan khusus sebagai

berikut.

1. Peneliti juga melakukan penelitian tentang pemerolehan bahasa mengenai

aspek-aspek kebahasaan di antaranya adalah aspek fonologi, morfologi,

sintaksis, dan diksi. Pada usia 0-1 tahun pemerolehan fonologi anak

muncul ketika ia lahir yang mengeluarkan bunyi tangisan diikuti dengan

bunyi ocehan-ocehan pada hari-hari berikutnya guna untuk melatih alat

bicaranya. Pemerolehan morfologi yang muncul pada anak adalah adanya

morfem bebas yang diucapkan sebagai bentuk komunikasi atau isyarat

kepada lingkungan di sekitarnya. Pemerolehan sintaksis pada usia 0-1

tahun anak lebih banyak berkomunikasi menggunakan langit-langit mulut

yang membentuk ujaran satu kata. Ujaran-ujaran yang dikaitkan kepada

sintaksis membentuk kata verba, nomina, dan adjektiva. Sedangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

152

Pemerolehan diksi pada anak usia 0-1 tahun belum tampak. Anak lebih

banyak mengeluarkan ujaran-ujaran yang belum dapat dimengerti oleh

mitra tutur tentang ujaran-ujaran yang dikeluarkan oleh anak usia 0-1

tahun ini, dalam hal ini mitra tutur hanya sebatas menafsirkan apa yang di

maksud oleh si anak tersebut.

2. Pada usia 1-2 tahun, anak memperoleh aspek fonologi tahap membabel.

Artinya anak mengeluarkan ragam bunyi dan vokalisasinya baik bunyi

vokal maupun bunyi bunyi konsonan. Ragam bunyi itu bersifat sebagai

bentuk melatih alat bicaranya dan juga sebagai bentuk ungkapan anak

dalam berkomunikasi pada lingkungan disekitarnya. Pemerolehan

morfologi muncul pada usia ini anak lebih banyak menggunakan morfem

bebas dalam berkomunikasi dengan mitra tuturnya. Pemerolehan sintaksis

yang lebih dominan pada usia ini yaitu anak sudah mampu mengucapkan

ujaran dua kata bahkan lebih dalam berkomunikasi dengan mitra tuturnya.

Bentuk-bentuk kalimat yang mengandung kata verba, nomina, dan

adjektiva sudah mulai tampak. Sedangkan pemerolehan diksi pada usia 0-1

tahun ini anak lebih banyak mengamati dan memahami kata-kata yang

didengar di lingkunganya untuk menambah pembendaharaan kosakata

anak itu sendiri.

3. Pada usia 2-3 tahun pemerolehan fonologi anak sudah sempurna terutama

pengucapan pada bunyi vokal dan diikuti dengan bunyi-bunyi konsonan

meskipun pada saat anak berkomunikasi masih ada bunyi konsonan dan

vokal yang belum terdengar secara jelas. Morfologi anak usia ini juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

153

kosakatanya mencapai beberapa ratus kata. Panjang rata-rata tuturan itu

dihitung dalam hubungannya dengan butir-butir gramatikal yang disebut

morfem. Morfem yang paling dominan yaitu morfem bebas, sedangkan

bentuk morfem yang lain hanya beberapa saja yang terdengar. Dalam hal

sintaksis, anak sudah mampu mencapai kalimat rangkaian kata dan kalimat

konstruksi yang kompleks. Peralihan dari kalimat satu kata menjadi

kalimat yang terdiri dari beberapa kata terjadi secara bertahap. Diksi anak

mulai sangat menonjol ketika anak berusia 3 tahun, karena ketika usianya

masih 0-2 tahun anak lebih banyak mendengar dan meniru kata-kata yang

diucapkan dalam lingkungannya dan secara tidak langsung anak sudah

memperoleh kosakata yang banyak untuk berkomunikasi di tahap

selanjutnya. Ketika anak menggunakan diksi berarti anak sudah mampu

menyampaikan gagasan-gagasan yang ingin diungkapkanya kepada mitra

tutur saat berkomunikasi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan dalam penelitian ini, ada beberapa

saran yang perlu diperhatikan.

1. Bagi penelitian lanjutan, penelitian ini hanya membahas pemerolehan

bahasa anak dari usia 0 s.d 3 tahun. Apabila jika ditinjau dari ilmu

psikolinguistik, masih banyak aspek yang belum dibahas dalam penelitian

ini, misalnya saja tentang pemerolehan bahasa pada usia pra sekolah.

2. Bagi masyarakat khususnya yang memiliki anak usia balita, sebaiknya

lebih memperhatikan perkembangan dan pemerolehan bahasa anak. Lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

154

peka dan teliti dalam mengajarkan tata bahasa kepada anak terutama saat

berkomunikasi dengan anak itu sendiri. Karena setiap usia anak berlanjut

pemerolehan bahasa anak juga akan meningkat dan pemerolehan kosakata

anak juga akan bertambah banyak dan kosakata tersebut lebih banyak

didapatkan pada lingkungan tempat tinggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

155

DAFTAR PUSTAKA

Andika, Dutha Bachari dan Kholid A. Harras. 2009. Dasar-dasar Psikolinguistik.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Press.

Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2009. Morfologi: bentuk, makna, dan fungsi. Edisi

kedua. Jakarta: Grasindo.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

___________. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2000. Echa: Kisah Pemerolehan Bahasa Anak

Indonesia. Jakarta: Grasindo.

______________________. 2005. Psikolinguistik Pemahaman Bahasa Manusia.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta:

Gramedia.

Hartley, Trevor A. 2001. Psychology of Language from Data to Teory. Sussex:

Erlbaum Taylor & Francis.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta.: PT. Gramedia Pustaka.

Kushartanti, dkk. 2007. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lestari, Ana. 2012. Pemerolehan Kosakata Bahasa Indonesia Anak Usia 3-6

Tahun pada Pendidikan Anak Usia Dini Bina Harapan. Skripsi. Medan:

Universitas Negeri Medan.

Lowenthal, F et al Ed. 1982. Language and Language Acquisition. New York-

London: Plenum Press.

Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan

Tekniknya. Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Nasution, Putri. 2009. Kemampuan Berbahasa Anak Usia 3 sampai 4 Tahun (Pra

Sekolah) di Play Group Tunas Mekar Medan. Tesis. Medan: USU.

Nurastuti, Wiji. 2007. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Ardana Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

156

Palermo, David S. 1978. Psychology of Language. Illinois. Scott: Forresman and

Company.

Pateda, Mansoer. 1990. Aspek-aspek Psikolinguistik. Flores-NTT: Nusa Indah

Poerwo, Bambang Kaswanti. 1991. Perkembangan Bahasa Anak Pragmatik dan

Tata Bahasa dalam Darjowidjojo.

Saporta, Sol Ed.1961. Psycholinguistics a Book Readings. New York-Holt:

Rinehadt Winston.

Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabetha

: Bandung.

Sumarsono, Paina Pratama. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda.

Tarigan, Henry Guntur. 1977. Linguistik Kontrastif. Bandung: FKSS, IKIP

Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian: Sebuah Pengenalan dan

Penuntun Langkah demi Langkah Pelaksanaan Penelitian. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Wiranta, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta:

ANDI Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

157

PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 TAHUN

DALAM BAHASA SEHARI-HARI

(TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK)

TRIANGULASI DATA

Diajukan untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun oleh :

Yosep Trinowismanto

101224043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

158

TRIANGULASI

PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0-12 BULAN

Nama : Karolus Inggil

Usia : 6 bulan

NO DATA

TUTURAN

KONTEKS TAHAP

PERFORMANSI

KETERANGAN

1. Anak :

“aaaaaaaa”

Mitra Tutur :

Adik kenapa

nangis?

Anak :

“eeeaaaaaakk” Mitra Tutur :

cup-cup dik yuk

mama gendong.

Anak : “aaaaaa..

eaaaaaee”

Penutur

merupakan

seorang anak

yang berusia 6

bulan.

Mitra tutur

adalah ibu dari

anak yang

berusia 6 bulan.

Situasi itu terjadi

saat anak

menangis.

Ibu dari anak itu

sedang berusaha

menenangkan

anak dengan cara

menggendong.

Tahap

Meraban

Data ini merupakan

tuturan yang

termasuk ke dalam

tahap meraban.

Sesuai dengan teori

Aitchison (dalam

Harras dan Andika

2009: 50-

56),bahwa

menangis pada bayi

mempunyai

beberapa makna,

seperti tangisan

untuk minta

minum, minta

makan, tangisan

karena kesakitan,

dan sebagainya.

Data ini

menunjukan bahwa

anak sedang tidak

nyaman pada

keadaan yang

dialaminya.

2. Anak : “uhuk-

uhuk”

Mitra Tutur :

Adik batuk

kenapa..

Situasi ini

menggambarkan

anak

mengeluarkan

bunyi batuk

Dalam

perkembangan

Tahap

Meraban

Data ini bunyi yang

dikeluarkan oleh

anak adalah bunyi

batuk, bunyi batuk

mengindikasikan

adanya aktivitas

pada rongga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

159

anak, bunyi

batuk

menandakan ada

aktivitas pada

rongga

pernafasan anak

pernafasan anak

yang memicu

terjadinya bunyi

batuk.

3. Mitra Tutur :

Adik mau

sendawa ya

Anak “ eeeuuk”

Mitra Tutur :

Terima Kasih

Tuhan, adik

sendawa.

Situasi ini

merupakan anak

yang sudah bisa

sendawa

Orang tua

berusaha

memancing agar

anak bisa

sendawa dengan

cara

memberikan

asupan kepada

anak berupa susu

dan sedikit

memijat tengkuk

anak.

Dalam situasi ini

sebelumnya

anak sering

mengeluaarkan

suara saat

menyusui,

menelan

makanan

Tahap

Meraban

Data ini anak

mengeluarkan

bunyi seperti

sendawa. Secara

bertahap, bunyi

konsonan akan

muncul pada waktu

anak itu mendekur

dan ketika anak

mendekati enam

bulan, ia masuk

pada tahap

meraban. Secara

impresif anak

menghasilkan

vokal dan konsonan

secara serentak.

4. Anak : “aauuu...

aaaaa” Mitra Tutur :

Aaauu kenapa

dik?

Anak “ auuuaa..

aaahhhaa”

Situasi ini

menjelaskan

anak sedang

mengoceh

dengan suara

yang hampir

mirip dengan

bunyi vokal /a/,

/u/ dan sedikit

terdengar kata

konsonan /h/.

Tahap

Meraban

Data ini anak mulai

mengoceh dengan

mengeluarkan

bunyi yang hampir

mirip dengan bunyi

vokal.

Menurut Aitchison

(dalam Harras dan

Andika 2009: 50-

56), mendekur

sebenarnya sulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

160

Mitra tutur

memancing

dengan

suaranya.

Tujuannya agar

mengetahui

respon dari anak.

Anak mengoceh

kembali dengan

mengeluarkan

bunyi yang

sama.

dideskpripsikan

karena bunyi yang

dihasilkan mirip

dengan vokal, tapi

hasil bunyi itu tidak

sama dengan bunyi

vokal yang

dihasilkan orang

dewasa.

Tampaknya dengan

mendengkur si bayi

melatih peranti alat

ucapnya

5. Anak :

“babababa...

papaaa”

Mitra Tutur :

cilukba?

Anak : “ihhi

eeuuhh maaaa” Mitra Tutur :

adik ini ngoceh

apa?

Situasi ini

memperjelas

bahwa anak

sudah mampu

mengucapkan

vokal yang

bervariasi

dengan pola

bunyi vokal dan

bunyi konsonan.

Pola bunyi

konsonan nasal

/m/,/n/ sudah

mulai muncul.

Berceloteh

tentang vokal

dan konsonan

/ba-ba/ dan /ma-

ma/ mulai

terdengar jelas.

Mitra tutur

dalam hal ini

selalu

berkomunikasi

dan memahami

apa yang

dikomunikasikan

oleh anak.

Tahap Pola

Intonasi

Bunyi yang

dikeluarkan oleh

anak sudah mulai

jelas Menurut

Aitchison (dalam

Harras dan Andika

2009: 50-56), anak

mulai menirukan

pola-pola intonasi.

Hasil tuturan anak

mirip dengan yang

dikatakan oleh

ibunya. Anak

tampaknya

mencoba

menirukan

percakapan dan

hasilnya adalah

tuturan yang

kadang-kadang

tidak dipahami oleh

orangtuanya atau

orang dewasa yang

lain.erdengar pola

intonasinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

161

TRIANGULASI

PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 1-2 TAHUN

Nama : Ari Wahyudi

Usia : 1 tahun 5 bulan

NO DATA TUTURAN KONTEKS TAHAP

PERFORMANSI

KETERANGAN

6. Ibu : AdIk mau apa?

Anak: “Mimi!”

(keterangan meminta

minum).

Anak : “Akut!”

Ibu : Takut kenapa?

Anak : itu...

(Ketakutan)

Anak : “Akit........!”

(sambil menangis)

(kesakitan pada jari)

Anak : Apa tu?

(menunjuk sesuatu)

Penutur

merupakan

seorang anak

yang berusia 1

tahun 5 bulan.

Mitra Tutur

anak adalah

orang tua dari

anak.

Percakapan ini

terjadi ketika

anak ingin

meminta

minum,

ketakutan, dan

menunjuk

sesuatu.

Mitra tutur

berusaha

menenangkan

dan menncari

tahu

penyebabnya

dengan bertanya

kepada anak.

Tuturan satu

kata

Data ini anak sudah

mampu mengucapkan

satu kata /mimi/,

/akut/, /itu/, /takit/,

dengan lancar

meskipun

mengucapkannya

masih terbata-bata.

Bunyi pertama pada

kata yang diucapkan

tidak terdengar.

Meskipun Ucapan

yang diungkapkan

anak masih belum

jelas, masih berbicara

sendiri. Mungkin

untuk menarik

perhatian orang-orang

yang ada di

sekitarnya.

7. Ibu : Ci Luk Baa

Anak :

hahaaauuuu..eeehh..

Ibu : Adik jangan

keluar!!

Anak : Baba... baba

Ibu : sini adik bobo,

Pada situasi

ini anak

berkomunikasi

dengan

ibunya.

Anak

berbicara

Tuturan satu

kata

Data ini anak mampu

mengeluarkan bunyi

vokal /a/, /e/, /u/

sebagai tanda bunyi

tertawa yang

dikeluarkan ol;eh

bayi. Selain itu bunyi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

162

ya?

Anak : Bobo...

Ibu : Bobo sama

mama, ya?

Anak : Gaa...

Ibu : Kok engga de?

Anak : Bobo...

mengeluarkan

bunyi vokal

dan bervariasi

dengan bunyi

konsonan

Tujuan

komunikasi ini

adalah

merangsang

anak dalam

mengucapkan

suara.

Perkembangan

motorik yang

muncul adalah

anak sudah

bisa berdiri

dan berjalan.

Perkembangan

motorik yang

lainnya adalah

ketika anak

mengucuapkan

bunyi, gerakan

mulut

cenderung

kedepan.

konsonan muncul

dalam ucapan anak.

Anak cenderung

menirukan suara

vokal yang

didengarnya dari

orang lain.

Anak sering

mengeluarkan bunyi

vokal secara berulang-

ulang. Steinberg

berpendapat bahwa

dalam pengujaran

konsonan, dapat

dibagi atas konsonan

yang terlihat

artikulasinya dengan

konsonan yang mudah

diartikulasikan. Itu

sebabnuya anak

dahulu mengujarkan

konsonan / m, b, p/

karena konsonan-

konsonan itu mudah

dilihat alat berbicara

yang

menghasilkannya.

Sebaliknya konsonan

stop, misalnya / k,g/

dan frikatif, misalnya

/f, s/ tidak segera

dapat diujarkan

karena alat bicara

yang

mengahsilkannya

tidak kelihatan.

8. Ibu : Ari mau maem

engga?

Anak : Emoh..

Ibu : Sini maem dulu!

Pada situasi

ini anak

melakukan

percakapn

Tuturan satu

kata

Data ini anak selalu

menjawab pertanyaan

yang diajukan

kepadanya dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

163

Anak : Emoh...

Ibu : Kalau ga maem

tak tinggal ya?

(Kalau tidak makan

ditinggal ya?)

Anak : Aaaaa....

Ibu : Bener lho,

mama tinggal lho..

Anak : Aaaaaa......

Ibu : Makanya, maem

dulu ben

pinter..(Makanya

makan dulu biar

pintar)

Anak : Emoh..

dengan orang

tuanya,.

Orang tua

mengajak anak

untuk makan

Anak

menjawab

pertanyaan

orang tuanya

dengan kata

emoh yang

artinya tidak

mau.

Anak

menjawab

pertanyaan

dengan nada

keras,

cenderung

berteriak.

Perkembangan

motorik :

gerakan kepala

digelengkan

ke kiri dan ke

kanan, raut

wajah anak

cenderung

mengkerut.

jawaban yang sama.

Bunyi vokal /a/, /e/,

/u/, /o/ semakin jelas

terdengar dan bunyi

yang dikeluarkan

semakin bervariasi

dengan bunyi

konsonan.

Kata emoh (tidak

mau) diucapkan oleh

anak dengan lantang

dan ada variasi bunyi

vokal, konsonan, dan

bunyi velar [h] pada

kata emoh.

9. Anak : Ma.

Ibu : Gambar apa itu?

Anak : Ini.

Anak : Ma.

Ibu : Ayo dek,

gambar yang bagus.

Anak : Ini....

Ibu : Ye, gambarnya

bagus.

Anak : Ini ma.

Ibu : Ye, Ari pinter

Pada situasi

ini anak

melalukan

kegiatan

menulis.

Anak sudah

bisa memulai

komunikasi

dengan orang

yang ada di

sekitarnya.

Tuturan satu

kata

Anak mampu

Mengucapkan kata ini

dengan lantang dan

panjang. Artinya

bahwa apa yang

dilakukan oleh anak

harus dilihat oleh

mitra tutur .

Pola dua kata sudah

mulai terdengar,

misalnya pada ucapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

164

gambar.

Anak

mengucapkan

kata ini, maaa,

cenderung

berteriak.

Tujuannya

agar menarik

perhatian.

Orang tua

merespons

pertanyaan

anak.

Perkembangan

motorik :

gerakan

tangan sangat

dominan

ketika anak

menunjuk apa

yang ia tulis

kepada orang

tuanya.

Gerakan

tangan pun

sejajar dengan

dada anak.

anak ini.. maa..

10. Ibu : Ari sama Papa,

yaa?

Anak: Mama.

Ibu : Sama Papa

dulu, Mama masak

dulu yaa?

Anak : Ma Papa...

Ibu : Iyaa, sama papa

yaa?

Anak : Iyaaaa

Pada situasi

ini anak

sedang

bersama

ibunya.

Ibunya

mengajak anak

berkomunikasi

untuk

memberi tahu

agar anak

bersama

ayahnya.

Respons anak

Tuturan satu

kata

Pada data ini Bunyi

vokal /a/, masih

sangat dominan

diucapkan oleh anak.

Anak cenderung

menirukan ucapan

orang tuanya yang

sesuai dengan

kemampuan alat

bicaranya. Menurut

Aitchison (dalam

Harras dan Andika

2009: 50-56), antara

umur satu tahun dan

delapan belas bulan

anak mulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

165

Ayah : Sini dik sama

Papa main.

Anak : Papapa..

Ayah : Itu lihat ada

cicak dIk di tembok..

Anak : Eca

Ayah : Cicak tuhhh.

tuhh jalan-jalan...

Anak : Eca yan eyan

Ayah : Nanti Ari

digigit cicak...

Anak : It eca...

hanya

menjawab kata

mama,

iyaa,dan papa.

Saat bersama

ayahnya, anak

diajak

berkomunikasi

atau bermain.

Saat bersama

ayahnya anak

menyebutkan

beberapa kata

seperti papa,

eca (cicak),

yan yan (jalan-

jalan).

Perkembangan

motorik :

Gerakan

kepala saat

anak

berkomunikasi

dengan

ayahnya

terlihat fokus.

Gerakan bibir

atas dan bibir

bawah terlihat

dominan saat

anak

berkomunikasi

. Ini memicu

timbulnya

bunyi

konsonan [b],

[p] dan

munculnya

kata papa.

mengucapkan tuturan

satu kata. Jumlah kata

yang diperoleh

bervariasi tergantung

masing-masing anak.

Biasanya variasi

berupa kata mama,

papa, meong.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

166

TRIANGULASI

PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 2-3 TAHUN

Nama : Gisella Putri Cahyaningtyas

Usia : 2 tahun 3 bulan

NO DATA

TUTURAN

KONTEKS TAHAP

PERFORMANSI

KETERANGAN

11. Ibu : Bilang sama

Papa pinjam..

Anak : Ijemmm

ijemmm. (Pinjam

Ibu : Icel mau

minta?

Anak : Itahhh,

itahhh. (Minta)

Ibu : Icel udah

makan?

Anak : Utahh

mam. (Sudah

makan)

Penutur

merupakan anak

usia 2 tahun 3

bulan.

Mitra Tutur

adalah orang tua

anak.

Pada situasi ini

orang tua melatih

anak untuk

berkomunikasi

dengan orang

yang ada di

sekitarnya.

Ketika tuturan

terjadi mitra tutur

dan penutur

berada di ruang

tengah rumah

dalam situasi

santai.

Perkembangan

Motorik : Gerak

lidah pada mulut

seperti dilipat.

Gerak bibir lebih

condong

kedepan. Tatapan

mata tajam

mengikuti

sumber suara

Tuturan dua

kata

Pada data ini mitra

tutur berkomunikasi

dengan penutur.

Penutur (anak) sudah

mengucapkan bunyi

konsonan yang

bervariasi. Konsonan

/j/, dan /t/ sudah

mulai kuat

menggantikan

konsonan /d/.

Misalnya pada

penutur

mengucapkan kata

utah yang bermakna

sudah. Kata ijem

yang bermakna

pinjam. Anak juga

sudah menggunakan

dua kata yang

berulang. Contohnya

itah-itah yang artinya

meminta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

167

yang didengar

12. Ayah : Icel mama

galau ga?

Anak : Galau

Ayah : Kalau papa?

Anak : Galau

Ayah : Kalau icel?

Anak : Galau

Ayah : Terus apa

lagi?

Anak : Baju galau,

mobil galau,

mama galau.

Ayah : Semuanya

galau

Anak : Heeuh

galau..

Ayah : Yang

ngajarin icel wan tu

wan tu siapa?

Anak : Icel wan tu

wan tu..

(bilangan bahasa

inggris one, two)

Ayah : Icel hebat

belajar...

Anak : Heeuh, icel,

icel mau mam.

Ayah: Icel mau

mam apa?

Anak : Mama

galau, icel mau gi

ma mama galau..

(mama galau, icel

mau pergi sama

mama).

Situasi ini

menggambarkan

penutur (anak)

sedang

berbicara

dengan mitra

tutur (ayahnya).

Ketika tuturan

terjadi mitra

tutur dan

penutur berada

di kamar

penutur dengan

situasi santai

Mitra tutur lebih

cenderung

bertanya kepada

penutur. Penutur

merespon

dengan

menjawab

pertanyaan

dengan jawaban

yang diulang-

ulang.

Penutur sudah

mulai membuka

pembicaraan

dengan mitra

tutur.

Perkataan yang

diucapkan oleh

penutur belum

spenuhnya

memiliki

makna.

Perkembangan

Motorik :

Tuturan dua

kata

Pada data ini penutur

lebih banyak

mengulang-ulang

jawaban pada

pertanyaan yang

diajukan oleh mitra

tutur. Bunyi vokal

yang dominan

diucapkan oleh

penutur yaitu vokal

/au/.

Ucapan penutur usia

2-3 tahun sudah

mengenal 2 sampai 3

unsur kata. Tetapi

tidak bermakna.

Menurut Aitchison

(dalam Harras dan

Andika 2009: 50-56),

pada tahap ini

tuturan bersifat

telegrafis, yaitu

mengucapkan kata-

kata yang

mengandung arti

paling penting.

Tuturan yang

awalnya Ani susu

berubah menjadi Ani

mau minum susu.

Pada tuturan ini anak

lebih sering

mengatakan kata

galau, lalu ungkapan

lainnya juga

diucapkan.

Anak hanya

mengucapkan kata-

kata yang ditanyakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

168

Tatapan mata

anak mengikuti

sumber suara

terkadang

memalingkan

tatapannya ke

objek yang lain.

Anak terkadang

menjawab

pertanyaan yang

ditanyakan

sambil berjalan

ataupun

berlompat-

lompat.

Konsentrasi

pendengaran

anak masih pada

suara mitra tutur

meskipun anak

melakukan

kegiatan lain.

oleh mitra tutur.

13. Ayah : Gisell.

Anak : Icell.

Ayah : Namanya

siapa hayo?

Anak : Icell..

Ayah : Icel lagi apa

sih?

Anak : Liat ayam

(lihat ayam).

Ayah : Ayam lagi

apa cel?

Anak : Agi galau.

(Lagi galau)

Ayah : Kok galau?

Anak : Galau

Ayah : Dari

kemarin galau

mulu?

Situasi ini

menggambarkan

penutur (anak)

sedang

berbicara

dengan mitra

tutur (ayahnya).

Ketika tuturan

terjadi, penutur

dan mitra tutur

berada di teras

depan rumah.

Penutur lebih

banyak

menjawab

pertanyaan

mitra tutur

dengan satu

Tuturan Dua

Kata

Pada data ini anak

terbiasa

mengucapkan huruf

konsonan /s/ menjadi

/c/. Hal ini terbiasa

saat anak menginjak

usia 2 tahun.

Kosakata anak sudah

mulai banyak dan

bervariasi dan ia

mengerti objek yang

dilihatnya.

Penggabungan dua

kata sudah dominan

dalam hal menjawab

pertanyaan.

Perkataan fungsian

sudah nampak,

misalnya pada kata

disebutkan tu yang

berarti kata itu, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

169

Anak : Ayamnya

galau, mam, us

galau ja.

Ayah : Ooo, icel

kasih maem

ayamnya?

Anak : Tu, ma

mama

Ayah : Icel suka

ayam engga?

Anak : Ayam ena..

(Ayam enak).

hingga dua kata.

Mitra tutur

cenderung

bertnaya tentang

apa yang

dilakukan oleh

penutur.

Penutur

mengucapkan

jawaban dengan

kata-kata yang

diulang dan

susunan kata

dan kalimatnya

belum

sempurna.

Perkembangan

motorik : gerakan

badan yang

sangat menonjol

adalah penutur

lebih aktif

berjalan-jalan

diteras rumah.

Saat mitra tutur

bertanya kepad

penutur, gerakan

kepala penutur

cenderung tak

acuh kepada

mitra tutur.

Dalam hal ini

penutur lebih

banyak

menggunakan

pendengaran dan

menjawab

pertanyaan

kata us yang berarti

terus. Perkataan dengan

pola satu kata masih

terdengar. Anak

sudah mulai mengerti

tentang objek yang

dilihatnya. Terutama

binatang.

14. Anak : Apa tu ma?

(apa itu ma?)

Situasi pada

data ini terjadi

Tuturan Dua

Kata

Pada data ini anak

masih mengatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

170

Ibu : Ini minuman

mama icel..

Anak : Numan tu..

(minuman itu)

Ibu : Iya biar mama

sehat...

Anak : Mau, mau.

Ibu : Nanti mama

buatin yaa?

Anak : Mau itu...

(Sambil Menunjuk)

Ibu : Ini, enak gak?

Anak : Acemm..

saat penutur

(anak) dan mitra

tutur (orang tua)

berada di ruang

makan dalam

keadaan santai.

Anak sudah

mulai membuka

percakapan

dengan orang

tuanya.

Dalam data ini

anak

menunjukan

rasa penasaran

dengan apa

yang dilihatnya.

Orang tua dari

anak merespon

dengan baik

pertanyaan yang

diajukan

kepadanya.

kata yang sama pada

pola dua kata atau

diulang-ulang pada

pertanyaan yang

diajukannya. Bunyi

konsonan yang

diucapkan oleh anak

belum sempurna

misalnya pada kata

asem diucapkan

acem. Pada dasarnya

anak sudah mengerti

kata yang

diucapkannya

ataupun yang telah

didengarnya.

Menurut Steinberg,

(1982:142), Orang

yang ada

disekitarnya banyak

memberikan

informasi tentang

berbagai hal. Ia

selalu

menghubungkan

ujaran orang lain

dengan kenyataan

atau kejadian yang

berhubungan dengan

ujaran itu. Baginya

tiap bunyi yang

berwujud ujaran

mempunyai makna.

“Tanpa asosiasi

dengan makna,

ujaran tidak ada

artinya atau tidak

mempunyai makna

komunikatif

baginya”.

15. Bibi : Icell lagi

apa?

Anak : Mam oti..

(makan roti)

Bibi : Roti apa icel?

Situasi ini terjadi

pada saat anak

sedang

melakukan

kegiatan di ruang

Tuturan dua

kata

Pada data ini tuturan

anak sudah pada

tahap dua kata yang

sempurna, namun

dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

171

Anak : Oti kejuu..

Bibi : Bibi minta

boleh ga?

Anak : Mauu luhh.

Bibi : Mana bibi

minta?

Anak : Ma mama

ja..

Bibi : Punya icel

aja ya?

Anak : Ma mama

ja..ini icel una..

tengah rumah.

Mitra tutur anak

kali ini adalah

saudaranya yang

sedang

berkunjung ke

rumahnya.

Dalam data ini

anak sudah tidak

merasa asing

dengan orang

lain selain orang

tuanya sendiri.

Sehingga

komunikasi

antara anak

dengan mitra

tutur berjalan

dengan lancar.

Anak sudah

memulai

menjawab

pertanyaan

dengan lantang

kepada mitra

tutur.

komunikasi

berjalan dengan

lancar karena

adanya timbal

balik pertanyaan

antara anak

dengan mitra

tutur.

Perkembangan

motorik :

gerakan kepala

anak tetap

terfokus dengan

kegiatannya

pengucapannya

belum terdengar

jelas. Anak sudah

mengerti apa yang

diujarkan, dan

mengerti ujaran yang

disampaikan

kepadanya. Menurut

Pateda (1990 : 62)

ketika seseorang

ingin menguasai

bahasa, ia belum

mengerti lebih

dahulu apa yang

akan dikataknnya

sebelum ia

menghasilkan

ujarannya.bagi

seorang anak tentu ia

lebih banyak dan

memperhatikan

orang lain yang

sedang berbicara.

Anak kecil tadi

kemudian

mengasosiasikan

ujaran yang ia dengar

dengan apa yang

terjadi setelah

pembicara

mengujarkan sesuatu.

Dalam hal ini anak

sudah menegrti apa

yang diujarkan

kepadanya setelah ia

memperhatikan dan

mendengarkan

ujaran-ujaran yang

diucaapkan orang-

orang disekitarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

172

makan roti.

Meskipun anak

diajak

berkomunikasi,

anaak tetap

menjawab tanpa

melihat mitra

tutur. Gerakan

mulut anak

ketika menjawab

pertanyaan

dimajukan

kedepan

cenderung

menjawab

pertanyaan

dengan nada

berteriak.

16. Anak : Mama ini.

Ibu : Kue dari siapa

ini?

Anak : Bibi...

Ibu : Icel bilang apa

tadi sama bibi?

Anak : Ma’asih

itu... (terima kasih

gitu).

Pada data ini

anak sudah

mulai membuka

komunikasi

dengan orang

disekitarnya

terutama dengan

orang tuanya.

Kata-kata yang

diucapkan anak

sudah

mengkombinasi

kan anatara pola

satu kata dengan

pola dua kata

Pada data ini

huruf konsonan

/k/ masih sulit

dikatakan oleh

anak. Misalnya

saja pada data

Tuturan dua

kata

Pada data ini terlihat

anak sudah mulai

membuka pertanyaan

atau mengajak

komunikasi orang

yang ada diekitarnya.

Tujuannya adalah

anak ingin

memperlihatkan apa

yang ia rasakan

keapda orang yang

ada disekitarnya.

Pada stuktur pola

pengucapan katanya,

anak masih belum

sempurna

mengatakan huruf

konsonan /k/ pada

kata makasih,

sehingga ucapan

menjadi ma’asih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

173

kata makasih

masih

diucapkan ma

asih.

Perkembangan

motorik :

gerakan tangan

sangat terlihat

ketika anak

memberikan,

menunjukan

benda kepada

orang tuanya

saat terjadi

komunikasi.

17. Anak : Maaaa....

Ibu : apa dik?

Anak : Ada

meong.. (Ada

Kucing).

Ibu : Dimana?

Anak : Itu dual

(Itu di luar)

Ibu : Suarnya gmn

dik?

Anak : Meong-

meong tuu

Ibu : Icel mau

meongnya ga?

Anak : entaaa, nti

digit loo.. (Tidak

nanti digigit lho).

Pada data ini

situasi

menujukan

ketika anak

sedang di dalam

ruangan tamu.

Anak membuka

komunikasi

dengan mitra

tuturnya orang

tua.

Anak ingin

menunjukan

kepada mitra

tutur tentang

apa yang ia

lihat.

Mitra tutur

merespon

pertanyaan

dengan baik,

dan mengajukan

kembali

pertanyaan

Tuturan dua

kata

Pada data ini anak

sudah terbiasa

membuka

komunikasi dengan

orang tuanya tentang

apa yang dilihatnya.

Anak belum

sempurna

mengucapkan kata

benda luar dengan

pronomina di. Anak

mengucapkaannya

menjadi diual.

Meong artinya adalah

binatang kucing.

Anak mengucapkan

kata meong karena ia

melihat binatang

berkaki empat dan

bersuara meong.

Dapat dikatakan anak

dapat menyimpulkan

itu binatang meong

karena mendengar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

174

kepada anak

tentang apa

yang dilihatnya.

Perkembangan

motorik :

gerakan tangan

dan kepala

sangat terlihat

pada tindak

tutur ini,

gerakan tangan

menujuk kepada

objek yang

dilihat oleh

anak, sedangkan

gerakan kepala

fokus kepada

mitra tutur saat

sedang

berkomunikasi.

suaranya saja.

18. Ibu : Icelll anaknya

siapa?

Anak : Mama

sama papa?

Ibu : Ini siapa?

Anak : Mama

Ibu : Kalau

papanya?

Anak: Gi kelya...

(Lagi kerja).

Ibu: Icel kangen ga

ma papa?

Anak : Kanen...

(kangen).

Pada data ini

terjadi saat

situasi sedang

santai.

Orang tua

membuka

percakapan

dengan anak

tentang

keluarga.

Anak

merespons

pertanyaan

dengan baik dan

menjawab

pertanyaan

dengan benar

Tujuan

komunikasi

Tuturan dua

kata

Pada data ini anak

sudah bisa mengerti

bahwa orang yang

selalu dekat

dengannya setiap

hari adalah orang

tuanya. Anak

menyebutnya dengan

mama dan papa.

mengakatan dua kata

yaitu ga ada yang

menjadi ta da. Huruf

konsonan /r/ masih

sulit diucapkan oleh

anak, misalnya saja

kata kerja menjadi

kelya. Kata Kangen

diucapkan kanen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

175

yang dilakukan

oleh orang tua

adalah

merangsang

ingatan anak

Komunikasi

yang dilakukan

oleh orang tua

adalah tentang

keluarga.

Orang tua

merangsang

ingatan anak

dengan media

foto yang

ditunjukan

kepada anak.

Gerakan motorik

: gerakan tangan

menujukan objek

apa yang

dilihatnya

sekaligus

merangsang

objek siapa yanga

ada dalam foto

tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

176

TRIANGULASI

PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 2-3 TAHUN

Nama : Wisnu Saputra

Usia :2 tahun 4 bulan

NO DATA

TUTURAN

KONTEKS TAHAP

PERFORMANSI

KETERANGAN

19. Anak : Ketawa

mulu ya?

Mbak Asti : siapa

yg ketawa mulu?

Anak : Itu ci oom

ketawa mulu ya.

Mbak Asti :

Ketawa sama siapa

si oomnya?

Anak : Sama Inu,

liatin terus,

ketawa mulu.

Mbak Asti : Inu

lucu kali ya, si

oomnya ketawa.

Anak : Iya kali,

Inu lucu, mbak ga

lucu ya..

Mbak Asti : Mbak

asti lok ga lucu..

Anak : malah-

malah telus mbak

mah.

Mbak Asti : Malah

Penutur adalah

anak usia 2,4

Tahun

Mitra tutur

adalah ibu asuh

dari anak

Situasi ini terjadi

saat penutur dan

mitra tutur

berada di

ruangan bermain.

Tujuan

komunikasi

adalah penutur

memberi tahu

kepada mitra

tutur tentang apa

yang dilihatnya.

Perkembangan

Motorik :

gerakan bibir

saat anak

mengucapkan

kata-kata terlihat

menonjol

kedepan. Raut

wajah anak

keheranan

ketika melihat

orang asing yang

dilihatnya.

Infleksi kata

dan aglutinatif

Pada data ini ucapan

anak sudah mencapai

mencapai tiga kata

dalam satu kalimat.

Menurut Aitchison

(dalam Harras dan

Andika 2009: 50-56)

secara gradual, kata-

kata yang dianggap

remeh atau tidak

penting mulai

digunakan. Infleksi

kata juga mulai

digunakan. Kata-kata

yang dianggap remeh

dan infleksi itu mulai

merayap di antara

kata benda dan kata

kerja yang digunakan

oleh anak. Misalnya

dalam data

disebutkan kata

mulu. Kata mulu oleh

anak diucapkan

berulang-ulang

disetipa perkataan

yang diucapkannya.

Anak sudah terbiasa

dalam menjawab

pertanyaan-

pertanyaan yang

diajukan kepadanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

177

ma siapa ?

Anak : Ma inu, ma

yang lain.. (Sama

wisnu, sama yang

lain).

dan menjawab

dengan baik. Anak

sudah memahami

makna kata yang

didengar atau yang

diucapkannya.

Pengucapan huruf

konsonan masih

sulit, terutama pada

huruf konsonan /r/

dalam kata marah

dikatakan menjadi

malah.

20. Anak : Keeta inu

mana? (Kereta

wisnu mana?).

Mbak Asti : Keeta

apa nu?

Anak : Keeta inu

mainan..

Mbak Asti: Inu

simpan dimana

mainannya?

Anak : Keeta inu

mana?

Mba Asti: Inu

kemarin simpan

dimana?

Anak : Di situ!

Mba Asti: Dicari

dulu coba?

Anak : Keeta yang

melah, sama mba

septi

Mitra tutur

merupakan ibu

asuh dari penutur.

Percakapan ini

terjadi saat

diruang bermain

anak.

Tujuan

percakapan ini

adalah ketika anak

mencari mainan

yang

diinginkannya,

lalu bertanya

kepada penutur.

Gerakan motorik

yang muncul

adalah gerakan

tubuh yang aktif

mencari mainan

dari satu sisi ke

sisi yang lain

dalam ruangan.

Gerakan tangan

yang lincah

mencari benda

yang

Infleksi kata

dan aglutinatif

Pada data ini anak

mempertanyakan

mainan yang

diinginkannya.

Dalam hal ini anak

sudah mengerti dan

paham mengajukan

pertanyaan kepada

orang lain tentang

objek yang

diinginkannya. Kata

keeta yang dimaksud

adalah kereta. Anak

sudah paham, atau

ingatannya sangat

kuat. Sehingga ia

masih ingat mainan

tersebut terakhir

disimpan dimana dan

oleh siapa

disimpannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

178

diinginkannya.

Tatapan mata yang

fokus terhadap

benda yang dicari.

21. Mbak Asti: Inu

maem dulu yaa?

Anak : Mam apa?

Mbak Asti : Ini

mam sayur bening

ya?

Anak : Jipangnya

mana?

Mbak Asti: Inu

suka maem jipang?

Anak : Iya suka,

jipangnya mana?

Mbak Asti : Ini

maem dulu.. di

telen dek.

Anak : Mbak,

pake jipangnya.

Mbak Asti:

Maemnya diabisin

ya!

Anak : Mau

jipangnya..

Mbak Asti : Ini tuh

jpangnya banyak.

Anak : Sudah..

Mbak Asti : nek ga

abis tak bilangin

Penutur

merupakan anak

berusia 2 Tahun 4

bulan.

Mitra tutur

merupakan ibu

asuh dari penutur.

Percakapan ini

terjadi di ruangan

makan.

Tujuan

komuniukasi ini

adalah mitra tutur

mengajak anak

untuk makan.

Gerakan motorik

yang muncul

adalah Saat

makan, gerak

tubuh anak tetap

aktif. Misalnya

ketika makan anak

masih berlari-lari

diruangan. Duduk-

duduk dengan

melakukan

kegiatan lain.

Anak masih bicara

saat mengunyah

makanan. Gigi

anak pada usia

sudah muncul.

Sehingga anak

mudah berbicara

walaupun anak

sedang makan.

Infleksi kata

dan aglutinatif

Pada konteks

percakapan data ini

anak sudah mengerti

makanan apa yang

akan dimakannya.

Jawaban anak masih

terus diulang-ulang.

Ini menandakan anak

memiliki rasa

penasaran.

Anak cenderung

berbicara sekaligus

menguyah makanan

yang ditelannya.

Dalam hal ini, anak

cenderung asyik

sendiri. Anak sudah

sempurna

menyebutkan kata

jipang. Pelafalan

konsonan sudah

mulai sempurna

terdengar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

179

mbak nina lho..

(Kalau tidak habis

dibilang mbak

nina)

Anak : Aaaa... ga

mau...

Mba Asti :Makanya

diabisin nanti

ketemu mba nina

dimarahin..

22. Anak : Siapa itu?

Siapa itu?

Mbak Asti : Itu kan

si oom...

Anak : Takut..

Mbak Asti : Kan si

oom mau ketemu

adik

Anak : Oom ino

yaa

Mbak Asti : Iyaa..

itu oom ini mau

main..

Mitra tutur

merupakan ibu

asuh dari penutur.

Percakapan terjadi

diruang bermain

anak.

Tujuan

komunikasi pada

data ini adalah

anak ingin

mengetahui apa

yang dilihat dan

mengajak

komunikasi mitra

tuturnya.

Anak merasa

ketakutan ketika

melihat orang

asing yang belum

benar-benar ia

kenal.

Gerakan motorik

yang muncul

adalah Wajah anak

akan mengkerut,

jika anak melihat

hal asing. Gerak

Infleksi kata

dan aglutinatif

Anak sudah mulai

menanyakan sesuatu

pada objek yang

dilihatnya dengan

kata siapa yang

termasuk dalam

kalimat ingkar.

Memori anak sudah

bisa berjalan baik

terutama dalam hal

ingatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

180

tubuh anak akan

aktif saat

memperhatikan

hal yang ia ingin

ketahui, misalnya

tatapan mata fokus

terhadap hal

tersebut.

23. Mbak Asti : Wisnu

lagi apa?

Anak : Lagi

gambar aja.

Mbak Asti : Coba

Lihat gimana?

Anak : Ini ..

Mbak Asti: Coba

inu bisa gambar

apa dong?

Anak : Ayam...

Mbak Asti : Ayam

kakinya ada berapa

coba? Dua atau

tiga?

Anak : Ada dua..

Mbak Asti : Bulu

nya warna apa

coba?

Anak : Warna

melah..

Mbak Asti: Ye inu

pinter ..

Mitra tutur

merupakan ibu

asuh dari penutur.

Percakapan terjadi

di ruang belajar

anak.

Tujuan

komunikasi ini

adalah ibu asuh

ingin mengetahui

kegiatan anak

pada ruangan

tersebut.

Anak sedang

menggambar

sesuatu pada

kertas yang telah

di sediakan.

Gerakan motorik

yang muncul

adalah gerakan

tangan yang

sedang menulis,

gerakan bibir yang

menghasilkan

bunyi bilabial dan

bunyi dental.

Infleksi kata

dan aglutinatif

Pada data ini kata-

kata yang dianggap

remeh sudah

diucapkan oleh anak

pada struktur kalimat

yang diucapkannya.

Misalnya pada

kalimat lagi gambar

aja. Kalimat tersebut

menandakan kalimat

infleksi kata. Sesuai

dengan pendapat dari

Aitchison (dalam

Harras dan Andika

2009: 50-56) secara

gradual, kata-kata

yang dianggap remeh

atau tidak penting

mulai digunakan.

Infleksi kata juga

mulai digunakan.

Kata-kata yang

dianggap remeh dan

infleksi itu mulai

merayap di antara

kata benda dan kata

kerja yang digunakan

oleh anak.

24. Anak : Mbaaa...

mbaa...

Mbak Asti : Apa

Mitra tutur

merupakan ibu

asuh dari penutur.

Infleksi kata

dan aglutinatif

Kata infleksi yang

diucapakan semakin

terdengar di setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

181

inu...

Anak : Mau

mainan yg melah

mana?

Mbak Asti : Itu

sama mba septi..

Anak : Mbaa mau

itu..

Mbak Asti : Nanti

gantian yaa,

mainnya..

Anak : Mau yg itu

mbaa,

Mbak Asti: Bilang

sama mba septi

gantian..

Anak : Katanya ga

boleh...

Mbak Asti: Wisnu

main yg lainnya aja

ya..

Anak :

Aaaaa...aaaaa..

Percakapan terjadi

di ruang bermain

anak

Percakapan

diawali oleh anak

yang sedang

mencari

mainannya.

Anak memulai

percakapn dengan

nada tinggi

cenderumg

berteriak.

Gerakan motorik

yang muncul

adalah gerakan

badan dan tangan

yang menunjuk

benda yang

diinginkannya,

tatapan mata yang

mengarah pada

objek yang

diinginkannya

struktur kalimatnya.

Misalnya saja

kalimat ga boleh

diucapkan menjadi

katanya ga boleh.

Penambahan sisipan

kata yang dianggap

remeh sudah

diucapkan lebih dari

satu kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

182

TRIANGULASI

PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 2-3 TAHUN

Nama : Septi Puspitasari

Usia : 2 tahun 7 bulan

NO DATA

TUTURAN

KONTEKS TAHAP

PERFORMANSI

KETERANGAN

25. Anak : mbak,

wisnu nakal.

Ibu : Jangan

ganggu wisnu,

septinya.

Anak : Isnunya

cubit mbaa.

Ibu : Jangan

berantem yaa..

Anak : isnunya

nakal..

Ibu : Sini dik septi

sama mba aja.

Main sama mbak

asti ya?

Anak : Engen

mainan itu..

Ibu : Berhitung

yuk... telinga septi

mana?

Anak : Ini..

Ibu : Satunya

mana?

Anak : Ini

Penutur

merupakan

seorang anak

berusia 2,7 tahun

Mitra tutur

merupakan ibu

asuh dari anak

Tuturan terjadi

pada saat kegiatan

bermain di

ruangan bermain

anak

Tujuan

komunikasi ini

adalah anak ingin

menyampaikan

informasi tentang

apa yang dia alami

kepada mitra

tuturnya.

Tanggapan dari

mitra tutur adalah

berusaha

menenangkan

anak pada hal

yang dialaminya

dengan cara

membuat hal baru

agar anak menjadi

tenang.

Pekembangan

motorik yang

Kalimat Tanya

dan ingkar

Pada data ini Pola

kalimat pada

percakapan anak

sudah memiliki

makna dan arti. Anak

masih sulit

mengatakan huruf

pada awal kalimat

terutama huruf

konsonan.

Informasi yang

disampaikan anak

adalah ia sangat

terganggu di

lingkunagnnya pada

saat itu. Peran orang

tua sudah baik ketika

anak merasa

tertekan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

183

Ibu : Telinga septi

ada berapa ya?

Satu apa dua?

Anak : Satu..

Ibu : Kok satu, satu

tambah satu jadinya

du..

Anak : Duaa..

dialami oleh anak

adalah medekati

orang tuanya

untuk mencari

perlindungan.

Bahasa tubuh yang

sering tampak

adalah gerak mata

anak ketika

melihat atau

memperhatikan

suatu objek yang

menarik. Anak

sudah mengerti

tentang bagian

tubuhnya.

Sehingga ketika

orang tua

mengatakan kata

telinga, respon

tangan anak mulai

menyentuh

telinganya sendiri.

26. Anak : Mbak asti,

itu apa?

Ibu : Ini sayur,

septi mau maem?

Anak : Sayur apa?

Ibu : Sayur bening,

sini maem bareng

wisnu..

Anak : Itu apa?

Ibu : Ini namanya

jipang, sini maem

pake jipangnya..

Anak : Ga mau...

Mitra tutur

merupakan ibu

asuh dari anak.

Tuturan terjadi

saat anak

melakukakn

kegiatan makan di

ruang makan.

Tujuan

komunikasi ini

adalah anak ingin

mengetahui

tentang objek yang

dilihatnya.

Tanggapan mitra

tutur adalah

menjawab

Kalimat Tanya

dan ingkar

Pertanyaan apa dan

mengapa sangat

dominan pada anak

untuk mengajukan

pertanyaan.

Pertanyaan anak

sering diulang-ulang.

Respon orang tua

sangat berperan

dalam mengartikan

maksudnya. Menurut

Aitchison (dalam

Harras dan Andika

2009: 50-56), pada

tahap ini anak sudah

mulai memperoleh

struktur kalimat yang

lebih rumit. Dalam

bahasa Indonesia,

anak mulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

184

ga mau jipang..

Ibu : Wisnu aja

seneng lho, sini

septi maem juga

biar sehat...

Anak : Ga mau...

ga mau pake itu..

(Ga mau = Tidak

mau)

pertanyaan dari

anak dengan

menjelaskan objek

yang dilihat oleh

anak, sekaligus

membujuk anak

dengan kata-kata

rayuan.

Perkembangan

motorik yang

muncul adalah

gerakan tangan

terutama jari

telunjuk sangat

aktif untuk

menunjukan apa

yang dilihatnya.

memperoleh kalimat

tanya seperti apa,

siapa, dan kapan.

Misalnya kalimat

berbunyi apa ini?,

siapa orang itu?, dan

kapan Ayah pulang?

Sedangkan dalam

kalimat ingkar

biasanya berupa

kalimat kakak tidak

nakal, ga mau

makan, ini bukan

punya adik.

27. Anak : Oom ini ini

apa?

Oom : Ini namanya

kamera.. adik mau?

Anak : Mau

kamera, mbak

Asti mau amela?

Ibu : Jangan itu

punya oom lho..

Anak : Au amela...

(mau kamera)

Oom : Nanti oom

beliin yg mainan

ya?

Anak : ainan

amela yaa..

Mitra tutur adalah

peneliti sendiri

ketika melakukan

kegiatan penelitian

anak.

Tuturan tejadi di

ruangan makan.

Tujuan

komunikasi pada

data ini adalah

anak ingin

mengetahui objek

yang dilihatnya.

Tanggapan dari

mitra tutur adalah

menjawab

pertanyaan anak

dengan lembut dan

menjelaskan

dengan rinci

kepada anak.

Perkembangan

motorik yang

Kalimat Tanya

dan ingkar

Sama halnya dengan

data 26, Pertanyaan

apa dan mengapa

sangat dominan pada

anak untuk

mengajukan

pertanyaan. Anak

masih sulit

mengatakan huruf

konsonan /k/,

sehingga kata

kamera dikatakan

amela.

Konsonan /m/ pada

kalimat awal samar-

samar hilang saat

diucapkan anak.

Misalnya kata mau

diucapkan au, dan

mainan diucapkan

ainan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

185

muncul ketika itu

adalah gerakan

tangan sangat

dominan, misalnya

apa yang dilihat

oleh anak secara

reflek benda yang

dilihat langsung

disentuh.

28. Ibu : Septi mau

belajar apa?

Anak : Tung-

itung.. (berhitung)

Ibu : Sini mba asti

kasih soalnya.. Satu

tambah satu sama

dengan du..a

Anak : Uaa.. (Dua)

Ibu : Wisnu sama

septi jadi berapa?

Anak : Uaa

Ibu : Dua dikurangi

satu jadi sa..

Anak : Atu..

Ibu : Sekali lagi,

dua dikurangi satu

berapa?

Anak : Atu (Satu)

Mitra tutur

merupakan ibu

asuh dari anak.

Tuturan terjadi di

ruangan bermain

pada saat ibu asuh

mengajarkan

berhitung pada

anak.

Tujuan

komunikasi ini

adalah ibu asuh

mengajarkan

berhitung apada

anak, dan melatih

anak agar terbiasa

berhitung dan

melafalkan kata-

kata dengan

lancar.

Situasi yang

terjadi pada saat

tuturan adalah

anak berusaaha

mengerti dengan

memperhatikan

ibu asuh ketika

berbicara.

Perkembangan

motorik yang

muncul adalah

Kalimat Tanya

dan ingkar

Pada data ini, kalimat

tanya jawab sangat

dominan. Orang tua

sangat berperan

dalam aksi tanya

jawab, dengan

pancingan-pancingan

agar anak bisa

menjawab

pertanyaannya.

Kata pertama masih

belum terdengar

jelas. Misalnya saja

pada kata bilangan

satu diucapkan oleh

anak menjadi atu,

dua menjadi uaa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

186

Saat kondisi

belajar, tatapan

anak sangat tajam

terhadap sumber

suara. Kontak

mata yang selalu

memperhatikan.

Ketika menjawab

pertanyaan

hitungan gerak

kepala anak naik

turun seperti

mengangguk.

29. Anak : Ni apa?

Ibu : Ini namanya

balon..

Anak : Alon ilu

ya? (balon biru ya)

Ibu : Iya warnanya

biru

Anak : Ilu..

telbang

Ibu : Septi mau

terbang naik baloon

ga?

Anak : Mau,, yang

ede.. (mau yang

gede)

Mitra tutur

merupakan ibu

asuh dari anak.

Tuturan terjadi

pada saat anak

bermain diruangan

bermain bersama

ibu asuh dan anak-

anak yang lain.

Tujuan

komunikasi ini

adalah anak

menanyakan

tentang hal yang

dilihatnya dan ibu

asuh berusaha

menjawab agar

anak mengerti.

Kalimat Tanya

dan ingkar

Pada data 29, ucapan

anak masih ada yang

kurang jelas,

misalnya pada awal

kalimat, huruf

pertama masih belum

terdengar. Kata ini

diucapkan ni, kata

balon diucapkan

alon, biru diucapkan

ilu, dan gede,

diucapkan ede.

Kalimat tanya apa

sering ditanyakan

oleh anak.

30. Anak : Mbak,

mbak...

Ibu : Apa septi apa?

Anak : mbak,

mbak.

Mitra tutur adalah

ibu asuh dari anak.

Tuturan terjadi

pada saat anak

bersama ibu asuh

berada di ruangan

Kalimat Tanya

dan ingkar

Anak masih

mengatakan

pertanyaan yang

diulang-ulang.

Kalimat ajakan sudah

dibiasakan oleh anak.

Pada data ini, anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

187

Ibu : Apa sini.

Anak : main ke

sana?

Ibu : Di luar hujan

nanti septi sakit.

Anak : A, ke sana

mbak.

bermain.

Tujuan

komunikasi ini

adalah anak

mengajak ibu asuh

untuk melihat

hujan diluar

ruangan.. Cara ibu

asuh untuk

melarang anak

agar tidak keluar

ruangan yaitu

dengan cara

membujuk dan

sedikit menakut-

nakuti anak.

mengajak mba asti

untuk keluar

ruangan.

Ketika anak kecewa

karena ajakannya

ditolak, ini

menandakan bahwa,

anak sudah mengerti

makna dan arti.

Setelah kecewa anak

hanya bisa menangis.

Data dan analisisnya sudah diperiksa dan dinyatakan benar.

Triangulator

Dr. Y. Karmin, M.Pd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK USIA 0 s.d 3 … · tahap tuturan satu kata, (6) tahap tuturan dua kata, (7) taha p infleksi dan aglutinatif, dan (8) tahap pola kalimat tanya dan

188

BIOGRAFI PENULIS

Yosep Trinowismanto lahir di Sukabumi Jawa

Barat pada tanggal 20 Agustus 1992. Ia mengawali

pendidikan dasar di SDN Cipanas, Sukabumi, Jawa Barat

dan lulus tahun 2004. Kemudian melanjutkan pendidikan

menengah pertama di SMP Mardi Waluya 2, kota

Sukabumi, Jawa Barat dan lulus pada tahun 2007.

Pendidikan menengah atas ditempuh di SMA Mardi Yuana, Sukabumi, Jawa

Barat dan lulus pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, ia tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Bahasa

Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Masa studi di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir

dengan judul Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Usia 0 s.d 3 Tahun Dalam

Bahasa Sehari-hari Suatu Tinjauan Psikolinguistik. Masa pendidkan Strata 1

tersebut berakhir pada tahun 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI