pemerintahan daerah asp

19
PEMERINTAHAN DAERAH Akuntansi keuangan daerah adalah akuntansi yang dipakai oleh pemerintah daerah untuk melakukan manajemen dan pengelolaan keuangan daerah. Pemerintah daerah berwenag untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang. Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan prinsip nyata dan bertanggung jawab. o Prinsip otonomi nyata : suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenagn dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. o Prinsip otonomi bertanggung jawab : otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memperdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional. PEMBENTUKAN DAERAH dan KAWASAN KHUSUS Pembentukan daerah dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat disamping sebagai sarana pendidikan poltik di tingkat lokal. Pembentukan daerah harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas wilayah,

Upload: imie-humz

Post on 25-Jul-2015

59 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemerintahan Daerah ASP

PEMERINTAHAN DAERAHAkuntansi keuangan daerah adalah akuntansi yang dipakai oleh pemerintah daerah untuk melakukan manajemen dan pengelolaan keuangan daerah. Pemerintah daerah berwenag untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang. Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan prinsip nyata dan bertanggung jawab.

o Prinsip otonomi nyata : suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenagn dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah.

o Prinsip otonomi bertanggung jawab : otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memperdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

PEMBENTUKAN DAERAH dan KAWASAN KHUSUSPembentukan daerah dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat disamping sebagai sarana pendidikan poltik di tingkat lokal. Pembentukan daerah harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas wilayah, kependudukan dan pertimbangan dari aspek sosial politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHANDalam penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah pusat menggunakan azas desentralisasi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi. Sedangkan pemerintah daerah menggunakan azas otonomi dan tugas pembantuan.

Hak dan Kewajiban DaerahDaerah mempunyai hak diantaranya :

a) Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannyab) Memilih pimpinan daerahc) Mengelola aparatur Negarad) Mengelola kekayaan daerahe) Memungut pajak dan retribusi daerahf) Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya

lainnya yang berada di daerahg) Mendapatkan sumber pendapatan lain yang sahh) Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan

Page 2: Pemerintahan Daerah ASP

Daerah mempunyai kewajiban antara lain :a) Mengembangkan kehidupan demokrasib) Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakatc) Melestarikan lingkungan hidupd) Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatane) Mengelola administrasi kependudukanf) Mengembangkan sistem jaminan sosialg) Mewujudkan keadilan dan pemerataanh) Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan

Urusan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat meliputi : Politik Luar Negeri, seperti mengangkat pejabat diplomatik, menetapkan kebijakan

luar negeri, melakukan perjanjian dengan Negara lain dan lain-lain. Pertahanan, seperti menyatakan damai dan berperang, membentuk dan mendirikan

angkatan bersenjata, mengembangkan system pertahan Negara dan persenjataan dan sebagainya.

Keamanan, seperti mendirikan kepolisian Negara, menindak pelanggar hokum Negara, menetapkan kebijakan keamanan nasional dan lain-lain.

Moneter, seperti mencetak uang, menentukan nilai mata uang, menetapkan kebijakan moneter, mengendalikan peredaran uang dan sebagainya.

Yustisi, seperti mendirikan lembaga peradilan; mengangkat hakim dan jaksa; memberikan grasi, amnesti, abolisi; membentuk undang-undang dan lain-lain.

Agama, seperti menetapkan hari libur keagamaan yang berlaku nasional, pengakuan keberadaan suatu agama dan sebagainya.

Urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah meliputi urusan wajib dan urusan pilihan.

o Urusan wajib berkaitan dengan pelayanan dasar, seperti pendidikan dasar, kesehatan, pemenuhan kebutuhan hidup minimal, prasarana lingkungan dasar.

o Urusan pilihan terkait erat dengan potensi unggulan dan kekhasan daerah.

Tugas pembantuan merupakan keikutsertaan daerah atau desa termasuk masyarakatnya atas penugasan atau kuasa dari pemerintah untuk melaksanakan urusan pemerintah di bidang tertentu.

PEMERINTAH DAERAHPemerintahan daerah adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan daerah yaitu Pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD).

Perangkat DaerahPerangkat daerah terdiri dari :

1. Unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam lembaga sekretariat

2. Unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik diwadahi dalam lembaga teknis daerah

3. Unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam lembaga dinas daerah

Page 3: Pemerintahan Daerah ASP

KEUANGAN DAERAH, KEUANGAN NEGARA, APBN dan APBDAkuntansi Keuanagn daerah merupakan salah satu bentuk tata usaha dalam manajemen keuangan daerah selain tata usaha umum atau administrasi dan juga merupakan bagian dari Akuntansi Sektor Publik. Tingkatan tertinggi dalam sektor publik adalah tingkatan Negara. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangnan pusat didanai oleh APBN, sedangkan penyelengaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah diadanai oleh APBD.

Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan daerah merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan Negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pengelolaan keuang daerah dilaksanakan melalui tata keloala pemerinthan yang baik (Good Governance) yang memiliki tiga pilar utama yaitu transparansi, akuntabilitas dan partisipatif.

Perencanaan dan PenganggaranBeberapa prinsip dalam disiplin anggaran yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran daerah antara lain :

a. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi penegeluaran belanja

b. Enganggarran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi

c. Semua penerimaan dan penegeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kas umum daerah

Untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran, maka dalam perencanaan perlu diperhatikan :

- Penetapan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat, serta indikator kinerja yang ingin dicapai

- Penetapan prioritas kegiatan dan penghitungan beban kerja, serta penetapan harga satuan yang rasional.

Pelaksanaan dan Penatausahaan Keuangan DaerahKepala Daerah selaku pemegang kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan daerah juga pemegang kekuasaan dalam pengelolaan keuangan daerah. Selanjutnya kekuasaan tersebut dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Pejabat Pengeloalaan Keuangan Daerah (PPKD) dan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah dibawah koordinasi Sekretaris Daerah.SKPKD → Bendahara Umum DaerahSKPD → penerbitan SPM

Pertanggungjawaban Keuangan DaerahPemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban berupa :

Page 4: Pemerintahan Daerah ASP

i. Laporan Realisasi Anggaranii. Neraca

iii. Laporan Arus Kasiv. Catatan atas Laporan Keuangan

APBN dan APBDAnggaran Pendapatan Belanja NegaraBaik APBN maupun barang-barang inventaris kekayaan Negara dikelola secara langsung oleh Negara.

Anggaran Pendapatan Belanja DaerahAPBD menurut pasal 1 UU No. 32 tahun 2004 adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Bentuk baru APBD dibagi menjadi 3 bagian, yaitu Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan.

Pendapatan, Belanja dan PembiayaanSumber pendapatan daerah terdiri atas :

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu : Hasil pajak daerah Hasil retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain berdasarkan PAD yang sah

2) Dana Perimbangan3) Lain-lain pendapat daerah yang sah

Dana Perimbangan yang dimaksud terdiri atas : Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Khusus (DAK)

Dana Bagi Hasil ada 2 sumber yaitu dari pajak dan sumber daya alam.Dari pajak terdiri atas :

PBB sektor pedesaan, perkotaan, perkebunan, pertambangan dan kehutananBPHTB sektor pedesaan,perkotaan, perkebunan, pertambangan dan kehutananPPh 21 , PPh 25, dan PPh 29 wajib pajak orang pribadi dalam negeri

Dari sumber daya alam berasal dari :Penerimaan kehutanan yang berasal dari iuran Hak Pengusahaan Hutan (HPH), Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), dan dana reboisasi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutanPenerimaaan pertambangan umum yang berasal dari penerimaan iuran tetap (landrent) dan penerimaan iuran eksplorasi dan iuran eksploitasi (royalty) yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutanPenerimaan perikanan yang diterima secara nasional yang dihasilkan dari peneimaan pungutan pengusahaan perikanan dan penerimaan pungutan hasil perikanan

Page 5: Pemerintahan Daerah ASP

Penerimaan pertambangan minyak yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutanPenerimaan pertambangan gas alam yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutanPenerimaan pertambangan panas bumi yang berasal dari penerimaan setoran bagian pemerintahan, iuran tetap dan iuran produksi yang dihasilkan wilayah daerah yang bersangkutan

Dana Alokasi Umum dialokasikan berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan dalam negeri neto yang ditetapkan dalam APBN. Dana Alokasi Khusus dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu dalam rangka pendanaan pelaksanaan desentralisasi untuk :

- Mendanai kegiatan khusus yang ditentukan pemerintah atas dasar prioritas nasional- Mendanai kegiatan khusus yang diusulkan daerah tertentu

Lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi hibah, dana darurat dan lain-lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah. Hibah yang dimaksud adalah bantuan berupa uang, barang dan/atau jasa yang berasal dari pemerintah, masyarakat dan badan usaha dalam negeri dan luar negeri. Dana darurat yang dimaksud merupakan bantuan pemerintah dari APBN kepada pemerintah daerah untuk mendanai keperluan mendesak yang diakibatkan peristiwa tertentu yang tidak dapat ditanggulangi APBD.

Pembiayaan DaerahA. Penerimaan Pembiayaan

Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan masyarakat.

Pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD dapat menerbitkan obligasi daerah untuk membiayai investasi yang menghasilkan penerimaan daerah.

B. Pengeluaran Pembiayaan Pemerintah daerah dapat membentuk Dana Cadangan guna membiayai

kebutuhan tertentu yang dananya tidak dapat disediakan dalam satu tahun anggaran.

Pemerintah daerah dapat melakukan Penyertaan Modal pada suatu badan usaha milik pemerintah (BUMN/BUMD) dan/atau milik swasta, dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Surplus dan Defisit APBDApabila APBD surplus, dapat digunakan untuk : -pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh

tempo -penyertaan modal (investasi daerah) -transfer ke rekening dana cadangan

Jika APBD mengalami defisit, dapat didanai dari sumber pembiayaan daerah yaitu :- Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu- Transfer dari dana cadangan- Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan- Pinjaman daerah

Page 6: Pemerintahan Daerah ASP

Pemberian Insentif dan Kemudahan InvestasiPemerintah Daerah dalam meningkatkan perekonomian daerah dapat memberikan insentif dan/atau kemudahan kepada masyarakat dan/atau investor yang diatur dalam Perda dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

BUMDPemerintah Daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan Perda.

Pengelolaan Barang Daeraho Barang milik daerah yang dipergunakan untuk melayani kepentingan umum tidak

dapat dijual, diserahkan haknya kepada pihak lain, dijadikan tanggungan, atau digadaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

o Barang milik daerah dapat dihapuskan dari daftar inventaris barang daerah untuk dijual, dihibahkan, dan/atau dimusnahkan sesuai dengan kebutuhan daerah, mutu barang, usia pakai, dan nilai ekonomis.

Perubahan APBDPerubahan APBD dapat dilakukan apabila terjadi :

a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum APBDb. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit

organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanjac. Keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya

harus digunakan untuk pembiayaan dalam tahun anggaran berjalan

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDKepala Daerah menyampaikan Laporan Keuangan yang sudah diperiksa BPK paling lambat 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir ke DPRD, meliputi Laporan Realisasi APBD (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK) dan Catatan atas Laporan Keuangan dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD.

Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah Untuk setiap pengeluaran atas beban APBD diterbitkan surat keputusan otorisasi

oleh kepala daerah atau semacamnya Uang milik pemerintah daerah yang sementara belum digunakan dapat

didepositokan dan/atau diinvestasikan dalam investasi jangka pendek sepanjang tidak mengganggu likuiditas keuangan daerah

Bunga deposito, bunga penempatan uang di bank, jasa giro, dan/atau bunga atas investasi jangka pendek merupakan pendapatan daerah

Kepala daerah dengan persetujuan DPRD dapat menetapkan peraturan tentang :- Penghapusan tagihan daerah, sebagian atau seluruhnya- Penyelesaian masalah perdata

Page 7: Pemerintahan Daerah ASP

MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH di ERA PRA-REFORMASI dan PASCA REFORMASIManajemen Keuangan Daerah di Era Pra-ReformasiBeberapa ciri pengelolaan keuangan daerah di era pra-reformasi antara lain :

1) Pengertian Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan DPRD2) Perhitungan APBD berdiri sendiri, terpisah dari pertanggingjawaban Kepala Daerah

a) Bentuk Laporan Perhitungan APBD terdiri atas :- Perhitungan APBD- Nota Perhitungan- Perhitungan Kas dan Pencocokan antara Sisa Kas dan Sisa Perhitungan

dilengkapi dengan Lampiran Ringkasan Perhitungan Pendapatan dan Belanja- Pinjaman, baik pinjaman PemDa maupun BUMD- Pendapatan pemerintah daerah

b) Unsur-unsur yang terlibat dalam penyusunan APBD adalah Pemerintah Daerah yang terdiri atas Kepala Daerah dan DPRD saja, belum melibatkan masyarakat

c) Indikator kinerja Pemerintah Daerah mencakup :- Perbandingan antara anggaran dan realisasi- Perbandingan antara standar biaya dan realisasinya- Target dan prosentase fisik proyek yang tercantum dalam penjabaran

Perhitungan APBDd) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah dan Laporan

Perhitungan APBD, baik yang dibahas DPRD maupun yang tidak, tidak mengandung konsekuensi terhadap masa jabatan Kepala Daerah

Manajemen Keuangan Daerah di Era (Pasca) ReformasiManajemen keuangan daerah di era reformasi memiliki karakteristik tertentu, yaitu :

1) Pengertian Daerah adalah Propinsi, Kabupaten dan Kota. Istilah PemDa tingkat I dan II serta Kotamadya tidak digunakan lagi

2) Penegertian Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat lainnya. PemDa di sini adalah badan Eksekutif, sedangkan badan Legislatif di daerah adalah DPRD.

3) Perhitungan APBD menjadi satu dengan pertanggungjawaban Kepala Daerah4) Bentuk laporan pertanggungjawaban akhir tahun anggaran terdiri atas :

a. Laporan Realisasi APBD (LRA)b. Nota Perhitungan APBDc. Laporan Aliran Kas (LAK)d. Neraca Daerah dilengkapi dengan penilaian kinerja berdasarkan tolok ukur

Renstra5) Pinjaman APBD tidak lagi masuk dalam pos Pendapatan (yang menunjukkan hak

pemerintah daerah), tetapi masuk dalam Pembiayaan pos Penerimaan (yang belum tentu menjadi hak pemerintah daerah)

6) Masyarakat termasuk dalam unsur-unsur penyusun APBD disamping PemDa yang terdiri atas Kepala Daerah dan DPRD

7) Indikator kinerja PemDa tidak hanya mencakup :a. Perbandingan antara anggran dan realisasib. Perbandingan antara standar biaya dengan realisasi

Page 8: Pemerintahan Daerah ASP

c. Target dan prosentase fisik proyek meliputi standar pelayanan yang diharapkan8) Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah pada akhir tahun anggaran yang

bentuknya adalah Laporan Realisasi APBD dibahas oleh DPRD dan mengandung konsekuensi terhadap masa jabatan Kepala Daerah apabila dua kali ditolak oleh DPRD

Ada enam pergeseran dalam pengelolaan anggaran daerah (APBD), yaitu :1. Dari vertical accountability menjadi horizontal accountability

Pertanggungjawaban lebih ditujukan kepada rakyat melalui DPRD2. Dari traditional budget menjadi performance budget

Penyusunan traditional budget menggunakan pendekatan line item, yaitu pertanggungjawaban pada setiap input yang dialokasikan. Reformasi keuangan daerah menuntut penyusunan performance budget dengan penekanan pertanggungjawaban pada input, output dan outcome

3. Dari pengendalian dan audit keuangan menjadi pengendalian, audit keuangan dan kinerjaHal ini disebabkan sistem anggaran sekarang yang digunakan adalah sistem penganggaran kinerja

4. Lebih menerapkan konsep value for money Penerapan konsep value for money dikenal dengan konsep 3E (ekonomis, efisien, efektif)

5. Penerapan pusat-pusat pertanggungjawaban Pusat-pusat pertanggungjawaban yang ditetapkan adalah Dinas Pendapatan sebagai revenue center, Bagian Keuangan sebagai expense center, dan BUMD sebagai profit center

6. Perubahan sistem akuntansi keuangan pemerintahan Dari single entry system dengan dasar pencatatan cash basis, dirubah menjadi double entry system dengan dasar pencatatan modified cash basis atau modified accrual basis

Di era reformasi, tata usaha keuangan daerah (yang masih berupa tata buku) tidak lagi memadai sebagai penghasil informasi, alasannya antara lain :

Adanya keharusan untuk membuat Laporan Aliran Kas dan Neraca Tuntutan untuk membuat Anggaran Kinerja yang memerlukan informasi keuangan

yang lebih mendetail Keharusan penerapan pusat pertanggungjawaban yang menuntut adanya informasi

mengenai pendapatan, biaya dan investasi yang ketiganya tidak dapat dihasilkan oleh sistem tata buku

Keharusan mngelola asset daerah dengan lebih baik dimana informasi mengenai penilaian asset ini tidak ada dalam tata buku keuangan daerah sebelumnya

Tuntutan untuk meninggalkan basis kas yang digunakan oleh tata buku selama ini, yang tidak dapat memenuhi tuntutan peraturan perundangan

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH SEBAGAI BAGIAN DARI AKUNTANSIKedudukan Akuntansi Keuangan Daerah di dalam Akuntansi

Akuntansi Keuangan Daerah merupakan bagian dari manajemen keuangan daerah, sehingga termasuk Akuntansi Manajemen

Page 9: Pemerintahan Daerah ASP

Secara terminologi, Akuntansi Keuangan Daerah termasuk Akuntansi KeuanganSecara yuridis, Akuntansi Keuangan Daerah berfungsi untuk menghasilkan laporan keuangan bagi pihak luar daerah, sehingga dapat disebut Akuntansi KeuanganAkuntansi Keuangan Daerah menghasilkan laporan keuangan bagi pihak intern maupun ekstern pemerintah daerah, sehingga digolongkan sebagai Akuntansi Manajemen maupun Akuntansi KeuanganSaat ini Akuntansi Keuangan Daerah belum berkembang sebaik Akuntansi Sektor Swasta

Contoh Struktur Laporan Keuangan Daerah

Propinsi/Kabupaten/KotaLAPORAN TRIWULANAN APBD

Tahun Anggaran …..

UraianJml.

AnggaranReal T…

Real s.d. T…

Sisa

I PENDAPATAN1 Pendapatan Asli Daerah

-Pajak Daerah-Retribusi Daerah-Hasil BUMD dan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-Lain-lain PAD yang sah

2 Dana Perimbangan-Bagian Daerah dari Pajak dan Bukan Pajak-Dana Alokasi Umum-Dana Alokasi Khusus

3 Lain-lain Pendapatan yang Sah

II BELANJA1 Belanja Administrasi Umum

-Belanja Pegawai-Belanja Barang/Jasa-Belanja Pemeliharaan-Belanja Perjalanan Dinas-Belanja Lain-lain

2 Belanja Operasi, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana-Belanja Barang/Jasa-Belanja Pemeliharaan-Belanja lain-lain

3 Belanja Modal-Belanja Investasi/Aset

4 Belanja Transfer5 Belanja Tidak Terduga

SURPLUS (DEFISIT) ANGGARAN (I-II)III PEMBIAYAAN

Page 10: Pemerintahan Daerah ASP

1 Sumber Penerimaan Daerah-Sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu-Penerimaan Pinjaman dan Obligasi-Transfer dari Dana Cadangan-Hasil Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan

2 Sumber Pengeluaran Daerah-Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo-Transfer ke Dana Cadangan-Penyertaan Modal-Sisa Lebih Anggaran Tahun Sekarang

Propinsi/Kabupaten/KotaLAPORAN PERHITUNGAN APBD

Tahun Anggaran …..

UraianJml.

AnggaranRealisasi Selisih %

I PENDAPATAN1 Pendapatan Asli Daerah

-Pajak Daerah-Retribusi Daerah-Hasil BUMD dan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-Lain-lain PAD yang sah

2 Dana Perimbangan-Bagian Daerah dari Pajak dan Bukan Pajak-Dana Alokasi Umum-Dana Alokasi Khusus

3 Lain-lain Pendapatan yang Sah

II BELANJA1 Belanja Administrasi Umum

-Belanja Pegawai-Belanja Barang/Jasa-Belanja Pemeliharaan-Belanja Perjalanan Dinas-Belanja Lain-lain

2 Belanja Operasi, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana-Belanja Barang/Jasa-Belanja Pemeliharaan-Belanja lain-lain

3 Belanja Modal-Belanja Investasi/Aset

4 Belanja Transfer5 Belanja Tidak Terduga

SURPLUS (DEFISIT) ANGGARAN (I-II)

Page 11: Pemerintahan Daerah ASP

III PEMBIAYAAN1 Sumber Penerimaan Daerah

-Sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu-Penerimaan Pinjaman dan Obligasi-Transfer dari Dana Cadangan-Hasil Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan

2 Sumber Pengeluaran Daerah-Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo-Transfer ke Dana Cadangan-Penyertaan Modal-Sisa Lebih Anggaran Tahun Sekarang

Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/KotaNERACA

Per Tanggal 31 Desember 20… dan 20…

Perk UraianJumlah Rp

20… 20…AKTIVAAKTIVA LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Persediaan Belanja Dibayar di Muka

Jumlah Aktiva Lancar

INVESTASI JANGKA PANJANG Tanah Jalan dan Jembatan Bangunan Irigasi Instalasi dan Jaringan Gedung dan Bangunan Mesin dan Alat-alat Kendaraan Mebelair dan Perlengkapan

Jumlah Aktiva Tetap

DANA CADANGANAKTIVA LAIN-LAIN Piutang Angsuran dan Penjualan Aktiva Built, Operate, and Transfer (BOT) Bangunan dalam Pengerjaan

Jumlah Aktiva Lain-lain

TOTAL AKTIVAUTANG JANGKA PENDEK Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PPK)

Page 12: Pemerintahan Daerah ASP

Jumlah Utang Jangka Pendek

UTANG JANGKA PANJANG Pinjaman Dalam Negeri Pinajman Luar Negeri

Jumlah Utang Jangka Panjang

EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana di Investasi Ekuitas Dana Cadangan Ekuitas Dana Donasi

Jumlah Ekuitas Dana

TOTAL UTANG dan EKUITAS DANA

Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/KotaLAPORAN ARUS KAS

Untuk Periode yang Berakhir Tanggal 31 Desember 20…No. Uraian Jumlah Rp

Saldo Kas Awal Tahun

ALIRAN KAS dari AKTIVITAS OPERASIAliran Kas Masuk dari : Kenaikan Aktiva Lancar Non-Kas dan Setara Kas Kenaikan Utang Jangka PendekAliran Kas Keluar : Penurunan Aktiva Lancar Non-Kas dan Setara Kas Penurunan Utang Jangka Pendek

Jumlah Aliran Kas dari Aktivitas Operasi

ALIRAN KAS dari AKTIVITAS INVESTASIAliran Kas Masuk dari : Kenaikan Investasi Jangka Panjang Penurunan Aktiva TetapAliran Kas Keluar : Penurunan Investasi Jangka Panjang Kenaikan Aktiva Tetap

Jumlah Aliran Kas dari Aktivitas Investasi

ALIRAN KAS dari AKTIVITAS PEMBIAYAANAliran Kas Masuk dari : Kenaikan Utang Jangka Panjang Kenaikan Ekuitas DanaAliran Kas Keluar : Penurunan Utang Jangka Panjang Penurunan Ekuitas Dana

Jumlah Aliran Kas dari Aktivitas Pembiayaan

Total Aliran KasSaldo Kas Akhir Tahun

Page 13: Pemerintahan Daerah ASP
Page 14: Pemerintahan Daerah ASP

AKUNTANSI KEUANGAN

DAERAHAKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Ismie iffanisa hissaf – 200950552

Trisakti school of management