pemerintah kabupaten donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/bab v_tekanan.pdf ·...

80
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 123 TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN A. KEPENDUDUKAN Istilah kependudukan (population) dihubungkan dengan hal-hal yang menyangkut perubahan-perubahan dalam struktur kependudukan, yang meliputi pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk, komposisi, dan persebaran penduduk. Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi karena kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, perpindahan penduduk (migration) dan mobilitas sosial. Untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan penduduk, komponen-komponen demografi tersebut perlu mendapat perhatian Pemantauan laju pertumbuhan penduduk sangat penting sebagai penentu kebijakan di bidang kependudukan, yaitu untuk mengendalikan jumlah penduduk. Penduduk yang besar sebenarnya menjadi modal pembangunan yang potensial apabila kualitasnya baik. Namun, jumlah penduduk yang terlalu besar dan tidak diimbangi dengan tingkat produktifitas yang tinggi akan menimbulkan dampak yang kompleks di segala bidang. Namun daerah yang wilayahnya luas dan mempunyai sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan sangat membutuhkan tenaga kerja dalam pengelolaannya. Dalam hal ini yang diperlukan adalah pemerataan jumlah penduduk, yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah. Sehubungan dengan hal tersebut maka salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian dalam proses pembangunan adalah masalah kependudukan yang mencakup berbagai aspek antara lain jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, persebaran dan kepadatan penduduk serta komposisi penduduk. Secara administratif Kabupaten Donggala memiliki luas wilayah 5.275,69 km 2 , diselang waktu tahun 2010 terjadi pemekaran Kecamatan yang semula 15 (lima belas) Kecamatan menjadi 16 (enam belas) Kecamatan sampai saat ini. Data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala Tahun 2012 dari 16 (enam belas) BAB V Indikator Kependudukan Kab. Donggala 2013 Kepadatan penduduk rata- rata 79,76 % Tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2012 sebesar 6,09 %. Komposisi penduduk didominasi usia muda (15 s.d 39 thn) sebesar 39,83 %. Penyebaran penduduk tertinggi 330,38 jiwa/km2, sedangkan terendah 15,07 jiwa/km2. Angka ketergantungan 65, untuk setiap 65 penduduk usia produktif menanggung 100 penduduk usia tidak produktif.

Upload: truongkiet

Post on 01-Sep-2018

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 123

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

A. KEPENDUDUKAN

Istilah kependudukan (population)

dihubungkan dengan hal-hal yang

menyangkut perubahan-perubahan dalam

struktur kependudukan, yang meliputi

pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk,

komposisi, dan persebaran penduduk.

Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi

karena kelahiran (fertilitas), kematian

(mortalitas), perkawinan, perpindahan

penduduk (migration) dan mobilitas sosial.

Untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan

penduduk, komponen-komponen demografi

tersebut perlu mendapat perhatian

Pemantauan laju pertumbuhan

penduduk sangat penting sebagai penentu

kebijakan di bidang kependudukan, yaitu

untuk mengendalikan jumlah penduduk. Penduduk yang besar sebenarnya menjadi

modal pembangunan yang potensial apabila kualitasnya baik. Namun, jumlah

penduduk yang terlalu besar dan tidak diimbangi dengan tingkat produktifitas yang

tinggi akan menimbulkan dampak yang kompleks di segala bidang.

Namun daerah yang wilayahnya luas dan mempunyai sumber daya alam

yang potensial untuk dikembangkan sangat membutuhkan tenaga kerja dalam

pengelolaannya. Dalam hal ini yang diperlukan adalah pemerataan jumlah penduduk,

yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah. Sehubungan dengan hal

tersebut maka salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian dalam proses

pembangunan adalah masalah kependudukan yang mencakup berbagai aspek antara

lain jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, persebaran dan kepadatan penduduk

serta komposisi penduduk.

Secara administratif Kabupaten Donggala memiliki luas wilayah 5.275,69

km2, diselang waktu tahun 2010 terjadi pemekaran Kecamatan yang semula 15 (lima

belas) Kecamatan menjadi 16 (enam belas) Kecamatan sampai saat ini. Data dari

Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala Tahun 2012 dari 16 (enam belas)

BAB V

Indikator Kependudukan Kab. Donggala 2013 Kepadatan penduduk rata-

rata 79,76 % Tingkat pertumbuhan

penduduk pada tahun 2012 sebesar 6,09 %.

Komposisi penduduk didominasi usia muda (15 s.d 39 thn) sebesar 39,83 %.

Penyebaran penduduk tertinggi 330,38 jiwa/km2, sedangkan terendah 15,07 jiwa/km2.

Angka ketergantungan 65, untuk setiap 65 penduduk usia produktif menanggung 100 penduduk usia tidak produktif.

Page 2: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 124

Kecamatan tersebut, Kecamatan Rio Pakava merupakan Kecamatan terluas dengan

luas mencapai 872,16 km2 atau 16,53 % dari luas wilayah dan Kecamatan yang

paling kecil ialah Kecamatan Banawa Tengah yang hanya memiliki luas 74,62 km2

atau 1,41 % dari luas wilayah.

Besar kecilnya suatu wilayah berinteraksi positif dengan kondisi

kependudukan yang berhubungan langsung dengan masyarakat atau penduduk.

Peran serta penduduk dalam pembangunan wilayah mempunyai ikatan yang cukup

kuat sesuai dengan tempat tinggalnya, karakteristik sosial dari masing-masing

penduduk di Kabupaten Donggala.

1. Demografi Penduduk

Hasil Sensus Penduduk Tahun 2013, diketahui jumlah penduduk

Kabupaten Donggala mencapai 284.113 jiwa, yang terdiri dari 145.810 jiwa

penduduk laki-laki dan 138.303 jiwa penduduk perempuan, dengan pertumbuhan

penduduk rata-rata sebesar 6,09 %. Seiring dengan meningkatnya jumlah

penduduk, maka tingkat kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan.

Selama tahun 2012 kepadatan penduduk tercatat sebanyak 79,76 jiwa/km2,

dengan luas wilayah Kabupaten Donggala 5.275,69 km2.

Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2012

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 6,09 %. pada tahun 2011

pertumbuhan penduduk sebesar 6,12 % dan tahun 2010 sebesar 8,07 %.

sedangkan di tahun 2009 cenderung menurun sebesar 2,70 %, hal ini

disebabkan oleh adanya pemekaran Kabupaten Sigi sehingga penduduk

Kabupaten Donggala sebanyak 23.917 jiwa secara otomatis berubah status

16,53 %7,63 %

1,88 %8,16 %

1,41 %

2,39 %5,74 %

3,36 %4,01 %

4,02 %

5,44 %5,96 %

3,58 %

13,89 %

13,37 %

2,64 %

Grafik DE-1. Luas Wilayah Berdasarkan KecamatanTahun 2013

Rio Pakava

Pinembani

Banawa

Banawa Selatan

Banawa Tengah

Labuan

Tanantovea

Sindue

Sindue Tombusabura

Sindue Tobata

Sirenja

Balaesang

Balaesang Tanjung

Damsol

Sojol

Sojol Utara

Page 3: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 125

menjadi penduduk Kabupaten Sigi sebagai daerah pemekaran. Adapun

gambaran nilai perbandingan laju pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu 4

(empat) tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut:

Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkat Kecamatan, dapat

disimpulkan bahwa jumlahnya tidak merata pada setiap wilayah kecamatan, sisi

demografi tersebut dipengaruhi oleh faktor geografis dan sosial. Bila dicermati,

kecamatan dengan luas wilayah terbesar yakni Kecamatan Rio Pakava tapi

dalam hal distribusi penduduk jumlahnya kecil, kepadatannya hanya mencapai

26,03 jiwa/km2. Demikian juga halnya dengan Kecamatan Sojol dan Kecamatan

Damsol, wilayahnya termasuk luas namun distribusi penduduknya atau

kepadatan penduduknya kurang hanya sekitar 36,83 jiwa/km2 dan 40,36

jiwa/km2.

Kepadatan penduduk di tahun 2011 yakni sebesar 73,38 jwa/km2, dan di

tahun 2012 meningkat sebesar 79,76 jiwa/km2 atau naik sekitar 0,38 %, secara

rinci penyebaran penduduk menggambarkan bahwa Kecamatan Banawa

merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan yang paling tinggi, sekitar

330.38 jiwa/km2 hal ini disebabkan karena Kecamatan Banawa sebagai Ibukota

Kabupaten dimana daerah tersebut pusat kegiatan berbagai aktifitas penduduk.

Sedangkan wilayah dengan kepadatan terendah adalah Kecamatan Pinembani

hanya sekitar 15,07 jiwa/km2. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut

:

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Laki-laki 139.990 143.579 145.128 145.810

Perempuan 132.399 136.177 137.624 138.303

Total 272.389 279.756 282.752 284.113

-50.000

100.000 150.000 200.000 250.000 300.000

Jum

lah

Pe

nd

ud

uk

Grafik DE-1. Grafik Laju Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Donggala 4 Tahun

Terakhir

Page 4: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 126

Salah satu indikator kependudukan yang sangat penting adalah

komposisi atau struktur penduduk. Komposisi penduduk dalam arti demografi

adalah kompisisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Komposisi atau

struktur penduduk dapat dilihat dari jenis kelamin dan dapat pula dilihat dari

struktur umur serta kombinasi antara keduanya. Kedua-duanya memiliki arti

strategis dalam hubungannya dengan berbagai aspek kependudukan lainnya

seperti fertilitas, mortalitas, migrasi dan masalah-masalah ketenagakerjaan.

Indikator ini dapat digunakan untuk memprioritaskan kebijakan yang perlu diambil

dalam suatu wilayah tertentu.

Komposisi atau struktur umur penduduk di Kabupaten Donggala

menunjukkan bahwa tercatat hampir 39,83 % penduduk masih berusia 15 sampai

dengan 39 tahun ; yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 57.343 jiwa dan

penduduk perempuan sebanyak 55.817 jiwa. Sedangkan 35,78 % penduduk

872,16

402,61

99,04

430,67

74,64

126,01

302,64

177,20

211,55

211,92

286,94

314,23

188,85

732,76

705,41

139,07

22.702

6.066

32.721

24.195

10.293

13.611

15.516

18.842

11.565

8.967

20.650

23.297

10.577

29.573

25.977

9.561

Rio Pakava

Pinembani

Banawa

Banawa Selatan

Banawa Tengah

Labuan

Tanantovea

Sindue

Sindue Tombusabura

Sindue Tobata

Sirenja

Balaesang

Balaesang Tanjung

Damsol

Sojol

Sojol Utara

Grafik DE-1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Donggala Tahun

2013

Total Penduduk Luas (km2)

Page 5: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 127

berada dibawah 14 tahun yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 52.292

jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 49.354 jiwa. Hal ini menunjukkan

bahwa penduduk Kabupaten Donggala masih tergolong penduduk berusia muda.

Sebagai gambaran dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 5.1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Donggala Tahun 2012

No. Kelompok Umur

(Tahun)

Jenis Kelamin Total Penduduk

% Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 0 -14 52.292 49.354 101.646 35,78

2 15 - 39 57.343 55.817 113.160 39,83

3 40 - 54 23.308 21.309 44.517 15,67

4 55 - 64 7.750 6.703 14.453 5,09

5 64 Keatas 5.217 5.120 10.337 3,64

Total 145.810 138.303 284.113 100,00 Keterangan : - Sumber : BPS Kab. Donggala Thn 2013

Indikator yang digunakan untuk mengetahui komposisi penduduk

menurut jenis kelamin adalah rasio jenis kelamin (sex ratio), yaitu perbandingan

antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan. Semakin

besar penduduk perempuan, potensi fertilitasnya semakin tinggi. Meskipun tinggi

rendahnya fertilitas dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, dan

karakteristik demografi. Pembekalan pengetahuan yang cukup tentang fertilitas

bagi kaum perempuan akan sangat berguna, terutama untuk negara-negara

berkembang seperti Indonesia.

Data dari BPS mencatat bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Donggala

yang terdiri dari 145.810 jiwa penduduk laki-laki dan 138.303 jiwa penduduk

perempuan. Dimana proporsi penduduk laki-laki lebih banyak dibanding

penduduk perempuan yaitu 51,32 % dan 48,68 %. Berdasarkan perbandingan

jumlah tersebut menghasilkan indikator komposisi penduduk sex ratio sebesar

105, yang berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 105 penduduk laki-

laki seperti yang tertera pada tabel dibawah ini ;

Tabel 5.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

No. Kecamatan/

Kabupaten/Kota Jenis Kelamin Total

Penduduk Sex

Ratio Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Rio Pakava 11.936 10.766 22.702 111

2 Pinembani 3.127 2.939 6.066 106

3 Banawa 16.709 16.012 32.721 104

4 Banawa Selatan 12.519 11.676 24.195 107

5 Banawa Tengah 5.336 4.957 10.293 108

6 Labuan 7.053 6.558 13.611 108

7 Tanantovea 7.865 7.651 15.516 103

8 Sindue 9.531 9.311 18.842 102

9 Sindue Tombusabora 5.940 5.625 11.565 106

10 Sinduae Tobata 4.632 4.335 8.967 107

11 Sirenja 10.492 10.158 20.650 103

Page 6: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 128

12 Balaesang 11.854 11.443 23.297 104

13 Balaesang Tanjung 5.430 5.147 10.577 106

14 Damsol 15.163 14.410 29.573 105

15 Sojol 13.331 12.646 25.977 105

16 Sojol Utara 4.892 4.669 9.561 105

Total 145.810 138.303 284.113 105 Keterangan : - Sumber : BPS Kab. Donggala Thn 2013

Selain itu pengelompokan menurut umur cukup penting digunakan untuk

menghitung beban ketergantungan suatu wilayah, atau lebih sering dikenal

dengan istilah rasio ketergantungan (dependency ratio). Caranya, dengan

membandingkan jumlah penduduk pada usia belum produktif (kelompok umur 0-

14 tahun) dan usia tidak produktif (usia 65 tahun ke atas) dibagi dengan jumlah

penduduk usia produktif (kelompok umur 15-64 tahun) dikalikan konstanta 100.

Beban ketergantungan Kabupaten Donggala pada tahun 2012 sebesar 65.

Artinya bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif (15 - 64 tahun)

menanggung sebanyak 65 orang penduduk usia tidak produktif (0 - 14 tahun dan

ditambah dengan usia 65 tahun ke atas). Sebagai gambaran dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 5.3. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Donggala Tahun 2012

No Kelompok Umur Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 2 3 4

1 0 -14 Tahun 101.646 36,78

2 15 – 64 Tahun 172.130 60,59

3 > 65 Tahun 10.337 3,64

Total 284.113 100,00 Keterangan : - Sumber : BPS Kab. Donggala Thn 2013

Sampai saat ini, secara administratif Kabupaten Donggala terdiri dari 169

desa, yang tersebar sebanyak 81 desa yang berada di wilayah pesisir dan 88

desa berada di wilayah non pesisir atau pedalaman. Berdasarkan kondisi

geografis, Kecamatan Balaesang merupakan wilayah Kecamatan yang dominan

jumlah desanya berada didaerah pesisir.

Page 7: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 129

0

0

7

7

3

3

4

6

2

2

9

12

6

9

8

3

14

9

7

12

5

4

6

7

4

4

5

1

2

5

1

2

Rio Pakava

Pinembani

Banawa

Banawa Selatan

Banawa Tengah

Labuan

Tanantovea

Sindue

Sindue …

Sindue Tobata

Sirenja

Balaesang

Balaesang …

Damsol

Sojol

Sojol Utara

Grafik DE-3. Jumlah Desa Berdasarkan KecamatanTahun 2013

Non Pesisir Pesisir

Page 8: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 130

2. Demografi Sosial

Dari hasil Sensus Penduduk

Tahun 2012 menunjukkan bahwa dari

total jumlah penduduk yang ada di

Kabupaten Donggala yaitu 284.113 jiwa.

Jumlah penduduk terbesar pada

kelompok muda yakni

Umur 15 - 39 tahun = 39,83 %.

Umur 0 – 14 tahun = 35,78 %

Sehingga penduduk Kabupaten

Donggala dapat dikatakan mempunyai

ciri penduduk muda dan berada pada

usia sekolah.

Penduduk yang didominasi oleh

kelompok usia muda mengakibatkan

besarnya kebutuhan fasilitas pendidikan

dan kesehatan. Daerah yang

penduduknya lebih banyak yang berusia

muda, berarti proporsi penduduk usia produktifnya relatif kecil. Hal ini akan

berpengaruh secara ekonomis pada pendapatan yang dihasilkan. Sebaliknya,

daerah yang usia produktifnya relatif besar dapat meningkatkan penyediaan

lapangan kerja yang memadai dan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan

produktifitas tenaga kerja yang ada. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tersebut, diharapkan kebijakan-kebijakan di bidang kependudukan akan lebih

tepat sasaran. Sebagai pelaku pembangunan, orang harus memiliki kualitas yang

baik agar dapat berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan merupakan

salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas manusia termasuk di dalamnya

kecerdasan dan keterampilannya. Kualitas sumber daya manusia sangat

tergantung pada kualitas pendidikan.

Melihat pentingnya masalah pendidikan, diperlukan ukuran standar untuk

melihat perkembangan pendidikan yang telah dicapai, untuk mendapatkan

gambaran sejauh mana pembangunan pendidikan telah mencapai sasaran.

Berbagai indikator yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan dan kemajuan

pendidikan adalah angka melek huruf, angka partisipasi sekolah, tingkat

pendidikan yang ditamatkan dan rata-rata lamanya sekolah.

Angka melek huruf (kemampuan membaca dan menulis) merupakan

ukuran partisipasi pendidikan secara umum, terutama untuk penduduk yang

sudah tua. Pada masa sekarang pun, angka ini masih relevan dipakai karena

peningkatan kualitas sumber daya manusia yang didukung dengan wawasan dan

pengetahuan masyarakat, sangat ditentukan oleh kemampuan masyarakat untuk

Indikator Kependudukan Kab. Donggala 2013 Persentase jumlah penduduk

(10 thn keatas) yang mengeyam pendidikan - Sekolah 74,33 % - Tdk sekolah 25,67 %

Persentase jumlah penduduk (10 thn keatas) dan status pendidikan tertinggi - Tdk pernah

sekolah 12,94 % - Tdk tamat SD 12,73 % - SD 16,66 % - SLTP 5,41 % - SLTA 34,08 % - Akademi/

Diploma 13,99 % - Universitas

S1, S2 dan S3 4,19 %

Page 9: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 131

dapat membaca dan menulis, apakah mereka dapat mengakses berbagai

informasi yang bersifat tulisan.

Di Kabupaten Donggala pada Tahun 2012, berdasarkan data BPS

diketahui bahwa penduduk yang tidak pernah mengeyam dunia pendidikan atau

tidak tamat sebanyak 56.942 jiwa atau sebesar 25,67 % yang terdiri dari

penduduk laki-laki sebanyak 31.633 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak

25.309 jiwa. Sedangkan penduduk yang mengenyam dunia pendidikan sebanyak

164.901 jiwa atau sebesar 74,33 % yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak

89.079 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 75.822 jiwa

Dari uraian jumlah angka partisipasi sekolah (74,33 %) tadi dapat dirinci

kembali berdasarkan tingkatan pendidikannya, angka partisipasi sekolah pada

tingkat SD sebanyak 36.953 jiwa atau sebesar 16,66%, pada tingkat SLTP

sebanyak 12.004 jiwa atau 5,41 %, pada tingkat SLTA sebanyak 75.611 jiwa atau

sebesar 34,08 % dan pada tingkat Akademi/Diploma sebanyak 31.041 jiwa atau

sebesar 13,99 % dan Universitas sebanyak 9.292 jiwa atau sebesar 4,19 %.

Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik dibawah ini

Penduduk yang pernah sekolah, perlu diketahui jenjang pendidikan yang

ditamatkan karena tingkat pendidikan tertinggi yang diselesaikan mencerminkan

kualitas sumber daya manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang

ditamatkan, semakin tinggi kualitas sumber daya manusianya. Hal ini dapat

dimengerti sebab makin tinggi pendidikan, semakin banyak pengetahuan dan

pengalaman yang dapat diperoleh. Demikian juga akses terhadap informasi dan

kemajuan teknologi semakin besar. Mayoritas penduduk Donggala hanya

memiliki ijazah tertinggi SD dengan persentase sebesar 16,66 %.

4.993

16.574

40.671

6.523

20.318

16.001

15.632

4.299

14.467

34.940

5.481

16.635

12.233

13.076

Universitas

Akademi/Diploma

SLTA

SLTP

SD/MI

Tidak Tamat SD

Tidak sekolah

Jumlah Penduduk

Tin

gkat

Pe

nd

idik

an

Grafik. DS-1. Jumlah Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kabupaten Donggala

Tahun 2013

Perempuan Laki-laki

Page 10: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 132

Jumlah dan persentase penduduk menurut pendidikan tertinggi dapat

menunjukkan kualitas sumber daya manusia pada suatu wilayah. Makin tinggi

tingkat pendidikan yang ditamatkan makin tinggi pula kualitas sumber daya

manusianya.

Jumlah penduduk merupakan modal yang potensial dan sangat

menguntungkan bila diimbangi dengan peningkatan kualitas yang baik. Namun

bila tidak, justru akan menjadi beban dan kendala dalam kegiatan pembangunan.

Jumlah penduduk yang besar tatapi kesejahteraannya tidak terjamin akan

menimbulkan masalah besar.

Masalah yang ditimbulkan akibat banyaknya jumlah penduduk tidak

hanya menyangkut pemenuhan kebutuhan pokok yang semakin besar, yaitu

pangan sandang dan papan, tetapi juga masalah dalam hal pemenuhan fasilitas

kehidupan yang layak sesuai dengan perkembangan zaman. Hal yang demikian

juga menjadi masalah dalam penyerapan tenaga kerja. Penduduk yang kalah

dalam persaingan akan menjadi pengangguran dan tentunya menyusul rentetan

dampak di bidang ekonomi dan sosial lainnya. Penduduk yang tidak bekerja akan

menjadi miskin karena tidak mampu menopang kehidupannya.

Namun demikian, untuk daerah seperti Kabupaten Donggala yang

wilayahnya luas dan sumber daya alamnya potensial untuk dikembangkan

sangat membutuhkan tenaga kerja dalam pengelolaannya. Dalam hal ini

kebijakan yang perlu dilakukan adalah pemerataan jumlah penduduk, yang

disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah.

Dari total penduduk usia kerja (15 -69 tahun) sekitar 60,58 % penduduk

Donggala termasuk dalam angkatan kerja. Sebagai konsekuensi dari

pertambahan jumlah penduduk adalah bertambahnya jumlah penduduk yang

masuk ke dalam angkatan kerja. Pertambahan penduduk yang tidak seimbang

dengan pertambahan penyediaan lapangan kerja berakibat pada timbulnya

pengangguran. Data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Donggala Tahun 2012 menunjukan bahwa sebagian besar pencari

kerja yang terdaftar belum dapat ditempatkan karena kurangnya lowongan/

kesempatan kerja yang tersedia.

Jumlah tenaga kerja yang terdaftar Tahun 2012 sebanyak 4.284 orang.

Bila dirinci dari tingkat pendidikannya, pencari kerja yang paling banyak adalah

didominasi oleh mereka yang berpendidikan SLTA sebanyak 2.902 jiwa atau

sebesar 67,74 %, selanjutnya pencari kerja dengan pendidikan Akademi/Diploma

sebanyak 1.066 atau sebesar 24,88 % dan pencari kerja yang minim adalah yang

berpendidikan Sarjana (S1, S2 dan S3) sebanyak 261 jiwa atau hanya sekitar

6,09 % saja.

Page 11: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 133

Tabel 5.4. Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Donggala tahun 2012

No Kecamatan Jumlah Pencari Kerja

Jumlah SD SMP SMA Dipl. Univ.

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Rio Pakawa - - 61 27 4 92

2 Pinembani - - 104 13 - 117

3 Banawa - - 180 - 5 185

4 Banawa Selatan - - 150 1 - 151

5 Banawa Tengah - - 218 - - 218

6 Labuan - 6 119 16 18 159

7 Tanantovea - 2 362 61 - 425

8 Sindue - - 782 363 52 1.197

9 Sindue Tombusabora

- 6 116 17 30 169

10 Sinduae Tobata - - 194 18 3 215

11 Sirenja - - 56 133 25 214

12 Balaesang 19 22 184 35 13 273

13 Balaesang Tanjung - - 48 134 18 200

14 Damsol - - 259 68 8 335

15 Sojol - - 37 145 33 215

16 Sojol Utara - - 32 35 52 119

Total 19 36 2.902 1.066 261 4.284 Keterangan : - Sumber : Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab. Donggala Thn 2013

3. Sarana Pendidikan

Dari ulasan sebelumnya diketahui bahwa, penduduk Kabupaten

Donggala masih tergolong berusia muda, dalam artian umumnya penduduknya

masih berada pada usia sekolah. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa seperti yang diamanatkan UUD 1945 maka diperlukan sarana dan

prsarana pendidikan yang memadai, terutama dalam rangka mensukseskan

program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Faktor pertambahan penduduk jelas akan berpengaruh terhadap aspek

pendidikan, terutama terhadap penyediaan fasilitas pendidikan khususnya bagi

penduduk usia sekolah yang berkaitan dengan peningkatan sumber daya

manusia.

Hasil survey menunjukkan bahwa jumlah sarana pendidikan yang ada di

Kabupaten Donggala sudah cukup memadai. Ini juga ditandai dengan adanya

peran dan partisipasi dari pihak swasta yang turut andil membantu menyediakan

sarana pendidikan tersebut terutama pada daerah yang jauh dan terpencil seperti

pada Kecamatan Rio Pakava dan Kecamatan Pinembani. Sebagai gambaran

pada diagram berikut dapat kita lihat laju pertumbuhan sarana pendidikan di

Kabupaten Donggala selama 4 (empat) tahun terakhir.

Page 12: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 134

2009 2010 2011 2012

TK 146 150 155 155

SD 320 337 340 340

SLTP 70 76 102 102

SLTA 22 23 25 25

SMK 6 7 12 12

050

100150200250300350400

Jum

lah

Se

kola

h

Grafik DS-1. Laju Pertumbuhan Sarana Pendidikan di Kabupaten Donggala 4 Tahun Terakhir

Page 13: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 135

B. PERMUKIMAN

Dengan semakin bertambahnya

jumlah penduduk, kebutuhan akan

perumahan juga semakin besar. Sesuai

dengan tuntutan kemajuan zaman, maka

fasilitas untuk kehidupan yang layak pun

semakin bertambah. Hal inilah yang sering

menimbulkan masalah, diawali dari masalah

ekonomi dan sosial kemudian berkembang

semakin kompleks ke segala bidang.

Masalah perumahan menjadi sangat terasa

di daerah perkotaan dimana lahan kosong

menjadi semakin sempit.

Perumahan dan fasilitas tempat tinggal/rumah dapat dijadikan salah satu

indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Kondisi tempat tinggal

dievaluasi berdasarkan tiga komponen, yaitu perumahan, pelayanan, dan lingkungan.

Indikator perumahan mencakup jenis bangunan (ukuran dan jenisnya), kepemilikan

tempat tinggal (sewa atau milik sendiri), dan kelengkapan rumah tangga. Indikator

pelayanan menitikberatkan pada ketersediaan dan penggunaan air minum, jasa

komunikasi, listrik, dan sumber energi lainnya. Terakhir, indikator lingkungan

menekankan pada level sanitasi, tingkat isolasi (ketersediaan jalan yang dapat

digunakan setiap saat, lamanya waktu tempuh dan tersedianya transportasi ke tempat

kerja) serta tingkat keamanan personal.

1. Rumah Tangga Miskin

Secara umum dapat diketahui bahwa rumah tangga miskin cenderung

hidup dalam kondisi yang lebih berbahaya/beresiko, lingkungan yang kurang

higienis sehingga tingkat kesehatannya relatif rendah dan produktivitas anggota

rumah tangga menjadi rendah pula. Karena pentingnya pengukuran tingkat

kesejahteraan keluarga yang dapat dilihat dari segi perumahan dan lingkungan.

Di Kabupaten Donggala tahun 2012, Rumah Tangga miskin yang ada

jumlahnya mencapai 12.536 KK atau sekitar 17,71 % dari total KK yang ada

(70.779 KK), atau jumlahnya mencapai angka rata-rata 783 KK dari 16

Kecamatan yang ada. Jumlah Rumah Tangga miskin yang paling tinggi yakni

1.593 KK yang berada di Kecamatan Banawa, sedangkan yang paling rendah

yakni 292 KK yang berada di Kecamatan Sojol Utara.

Upaya Pemerintah Daerah dalam mewujudkan rasa kepedulian sosial

terhadap masyarakat kurang mampu yakni dengan memberikan pelayanan

kesehatan gratis bagi masyarakat miskin (Askeskin/Jamkesmas) dan pemberian

Indikator Permukiman Kab. Donggala 2013 Jumlah RT tahun 2012

mencapai 70.779 KK, Jumlah RT Miskin tahun 2012

mencapai 12.536 KK atau sekitar 17,71% dari total.

Jumlah masyarakat miskin di Kab. Donggala yang mendapat pelayanan Askeskin/Jamkesmas hanya sebanyak 107.590 jiwa atau sekitar 85,82 % saja.

Page 14: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 136

pelayanan bantuan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin, seperti yang tertera

dalam tabel berikut :

Tabel 5.5. Banyaknya Keluarga Miskin Yang Mendapat Cakupan Pelayanan ASKESKIN/JAMKESMAS Tahun 2012

No. Kecamatan/Kabupaten/

Kota Total RT Miskin

Total Masy. Miskin

Di cakup Askekin/

Jamkesmas

1 2 3 4 5

1 Rio Pakava 1.129 11.919 11.103

2 Pinembani 450 4.501 4.441

3 Banawa 1.593 15.932 12.986

4 Banawa Selatan 1.321 13.205 11.761

5 Banawa Tengah* - - -

6 Labuan 772 7.723 6.243

7 Tanantovea 724 7.239 6.267

8 Sindue 1.098 10.979 9.668

9 Sindue Tombusabora 1.464 14.641 12.176

10 Sinduae Tobata* - - -

11 Sirenja 769 7.694 6.128

12 Balaesang 760 7.602 6.555

13 Balaesang Tanjung* 650 6.499 5.610

14 Damsol 722 7.219 5.971

15 Sojol 729 7.288 6.314

16 Sojol Utara 292 2.915 2.367

Total 12.536 125.356 107.590 Keterangan : - Sumber : Profik Kesehatan Kab. Donggala 2012 Dinas Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2013

Tabel 5.6. Banyaknya Keluarga Fakir Miskin Yang Mendapat

Bantuan Kesejahteraan Sosial Tahun 2012

No Kecamatan Jumlah Kepala Keluarga (KK)

2008 2009 2010 2011 2012

1 2 3 4 5 6 7

1 Rio Pakawa 40 50 - - 90

2 Pinembani 40 - - - 70

3 Banawa 90 - 100 30 -

4 Banawa Selatan 120 - - 30 -

5 Banawa Tengah - - - - -

6 Labuan - - - - -

7 Tanantovea - - - - -

8 Sindue 120 - 20 40 -

9 Sindue Tombusabora - - - 5 -

10 Sinduae Tobata - - - 30 -

11 Sirenja 120 - - - -

12 Balaesang 80 120 - - -

13 Balaesang Tanjung - - - - -

14 Damsol - - - - -

15 Sojol - - - - -

16 Sojol Utara - - - - -

Total 610 170 120 135 160 Keterangan : - Sumber : Dinas Sosial Kab. Donggala Tahun 2013

Dari uraian Tabel diatas dapat kita lihat bahwa, dari jumlah masyarakat

miskin sebanyak 125.356 jiwa sementara yang mendapat pelayanan kesehatan

Page 15: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 137

berupa Askeskin/Jamkesmas hanya sebanyak 107.590 jiwa atau sekitar 85,82 %

saja. Sehingga masih ada masyarakat miskin sebanyak 20.865 Jiwa yang belum

mendapat pelayanan kesehatan sebagai haknya. Selanjutnya dari Dinas Sosial

juga telah memberikan bantuan kesejahteraan sosial untuk 160 KK pada tahun

2012, 135 KK pada tahun 2011, 120 KK pada tahun 2010, 170 KK pada tahun

2009 dan tahun 2009 dan 610 KK.

2. Fasilitas Sanitasi Dasar

Rumah yang sehat adalah

bangunan rumah tinggal yang memenuhi

syarat kesehatan yakni rumah tinggal

yang memiliki jamban yang sehat, sarana

air bersih, tempat pembuangan sampah,

pembuangan air limbah, ventilasi untuk

sirkulasi udara dan kepadatan yang

rendah.

Rendahnya persentase rumah

sehat di Kabupaten Donggala

disebabkan karena kurangnya pemahaman sektor-sektor terkait terhadap konsep

pembangunan berwawasan kesehatan.

Selain bangunan rumah yang harus memenuhi syarat, perumahan yang

layak huni juga dikaitkan dengan fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh orang

yang tinggal di dalamnya. Indikator fasilitas perumahan meliputi penggunaan

sumber air minum, listrik, tempat pembuangan air besar. Indikator-indikator

tersebut disamping sebagai salah satu indikator tingkat sosial ekonomi, juga

berkaitan erat dengan masalah kesehatan lingkungan.

a. Sumber Air Bersih

Air Minum sangat penting bagi kehidupan seluruh mahluk hidup,

berbagai sumber air minum bersih dapat diperoleh. Sebagaian besar

masyarakat di Kabupaten Donggala telah mengkonsumsi air minum bersih,

jumlahnya sekitar 89,94 %. Sementara di beberapa daerah pedalaman

Donggala, sebagian masyarakatnya masih mengkonsumsi air yang tidak

bersih, yaitu sekitar 10,06 %.

Sumber air bersih yang digunakan dalam Rumah Tangga dibedakan

menurut penggunaannya yaitu Air Ledeng, Sumur Pompa Tangan (SPT),

Sumur Gali (SGL), Penampungan Air Hujan (PAH), Air Kemasan dan

lainnya.

Hasil pemutakhiran data dari Dinas Kesehatan tahun 2012, dari

58.878 KK yang diperiksa menunjukkan bahwa rumah tangga di Kabupaten

Donggala yang menggunakan air bersih dari Ledeng sebanyak 29.073 KK

Indikator Permukiman Kab. Donggala 2013 Persentase Rumah Sehat

yang ada pada tahun 2012 hanya sekitar 50,00 %

Persentase jumlah RT pada tahun 2012 yang memiliki akses terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih baru mencapai 89,94 %

Page 16: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 138

(49,38 %), SPT sebanyak 11.441 KK (19,43 %), SGL sebanyak 12.439 KK

(21,13 %), PAH sebanyak 454 KK (0,77 %), Mata Air/Sungai sebanyak

2.034 KK (3,45 %), dalam bentuk kemasan sebanyak 24 KK (0,04 %) dan

yang menggunakan sumber air lainnya sebanyak 3,413 (5,80 %). Sebagai

gambaran dapat dilihat pada grafik berikut :

b. Fasilitas Pembuangan Akhir Tinja

Sesuai data tahun 2012

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Donggala, adapun persentase

Rumah Tangga menurut fasilitas

sarana pembuangan air besar

menunjukkan bahwa dari total

Rumah Tangga yang ada di

Kabupaten Donggala yaitu 70.779

KK, dan dari jumlah RT yang

diperiksa (sebagai sampling)

sebanyak 53.233 KK. Ternyata

rumah tangga yang memiliki

tempat pembuangan air besar hanya 32.039 KK atau sekitar 60,18 % saja.

Selebihnya menggunakan fasilitas secara bersama-sama/umum.

Selain itu, fasilitas rumah tangga lainnya adalah sarana

pembuangan akhir tinja (septictank). Dan dari jumlah RT yang diperiksa

(sebagai sampling) sebanyak 53.233 KK. Ternyata rumah tangga yang

memiliki septictank hanya 32.622 KK atau sekitar 61,28 % saja. Selebihnya

menggunakan fasilitas secara bersama-sama/umum, selebihnya yang tidak

memilik sebanyak 20.611 KK.

49,38 %

21,13 %

19,43%

3,45 %0,77 %

0,04 %5,80 %

Grafik SE-2. Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Bersih di Kabupaten Donggala Tahun 2013

Ledeng

SGL

SPT

Mata Air

PAH

Kemasan

lainnya

Indikator Permukiman Kab. Donggala 2013 Persentase jumlah RT Pada

tahun 2012 yang memiliki sarana pembuangan air besar (jamban) baru mencapai 60,18 %

Persentase jumlah RT pada tahun 2012 yang memiliki sarana pembuangan air akhir tinja (septictank) baru mencapai 61,28 %

Page 17: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 139

Masih tingginya persentase rumah tangga yang menggunakan

pembuangan air besar yang tidak sehat (jamban plengsengan, jamban

cemplung, dan tidak pakai jamban) diduga karena faktor-faktor kebiasaan,

pendidikan atau pengetahuan dan ketersediaan dana.

c. Tempat Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan sampah dalam lingkungan suatu Rumah

Tangga juga menjadi salah satu indikator untuk dapat dikategorikan sebagai

rumah sehat.

Jumlah rumah tangga yang memiliki sarana pembuangan

tempat/cara pembuangan sampah di Kabupaten Donggala juga minim.

Adapun data hasil survey

Dinas Kesehatan Kabupaten

Donggala, jumlah rumah tangga

yang diperiksa tahun 2012 adalah

53.233 KK, ternyata yang memiliki

tempat pembuangan sampah

hanya sebanyak 36.568 KK atau

sekitar 68,69% saja. Tempat

pembuangan sampah yang dimaksud adalah dengan cara pembuangan

kedalam bak sampah didepan rumah masing-masing atau tempat

pembuangan sampah dalam kontainer (bak penampungan) sampah

ditempat-tempat strategis didalam suatu lingkungan permukiman yang

selanjutnya diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selebihnya itu

masih ada sebanyak 16.665 KK atau sekitar 31,31 % masih memilih dengan

cara membakar, bahkan ada juga membuangnya ke kali/sungai. Hal ini

RT Yg diperiksa 53.233RT Yg

memiliki, 36.568

RT Yg tdk memiliki,

16.665

Grafik SP-8(1). Jumlah Rumah Tangga Yang Memiliki dan Tidak memiliki Sarana Pembuangan Air Besar di

Kabupaten Donggala Tahun 2013

Indikator Permukiman Kab. Donggala 2013 Persentase jumlah RT pada

tahun 2012 yang memiliki sarana pembuangan sampah baru mencapai 68,69 %

Page 18: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 140

disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam

menjaga kebersihan lingkungan dalam hal ini adalah sampah.

Masalah lain yang berkaitan dengan kebersihan rumah tangga

adalah tempat pembuangan air besar (WC). Sarana pembuangan dan

tempat pembuangan kotoran manusia erat kaitannya dengan resiko

penularan penyakit. Dalam hal ini, sistem pembuangan kotoran manusia.

Tersedianya fasilitas tempat buang air besar menunjukkan bahwa bangunan

tempat tinggal sudah memenuhi salah satu kriteria hidup sehat. Tempat

buang air besar secara bersama-sama memungkinkan penularan penyakit.

Karena banyak orang yang memakai, biasanya kebersihan tempat tersebut

kurang diperhatikan. Selanjutnya tempat itu dapat menjadi media

berkembangnya berbagai penyakit.

Sampah (limbah) merupakan hasil sampingan dari proses produksi

termasuk kegiatan manusia. Limbah dibagi atas limbah berbahaya (tidak

dapat diuraikan kembali) dan tidak berbahaya (dapat diuraikan

kembali) atau biasa diistilahkan sampah organik. Timbulan sampah yang

ada di Kabupaten Donggala umumnya bersumber dari hasil pembuangan

rumah tangga dan pasar, sedangkan sampah yang berasal dari medis

belum begitu tampak.

Dari data jumlah penduduk dan luas wilayah yang ada di Kabupaten

Donggala (khususnya Kecamatan Banawa) di tahun 2010 diketahui bahwa

timbulan sampah yang ada di Kota Donggala mencapai 51 m3/hari, tahun

20119 mencapai 54 m3/hari, Dan pada tahun 2012 seiring dengan

meningkat jumlah penduduk timbulan sampah kembali meningkat mencapai

56 m3/hari. Sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut Pemerintah Daerah

telah menambah jumlah armada angkutan sampah di tahun 2010 yakni

motor sampah 8 unit dan gerobak sampak 8 unit.

Umumnya sampah yang ada diangkut dengan sarana angkutan

sampah yang terdiri dari truk sampah dan amroll truk. Sedangkan untuk

daerah yang tidak bisa dijangkau oleh truk digunakan armada gerobak

sampah dan motor sampah.

Tabel 5.7. Sarana Angkutan Sampah di Kota Donggala s.d Tahun 2012

No. Jenis Unit Jumlah (Unit)

Kapasitas (m3)

Keterangan

1 2 3 4 5

1 Truk sampah 6 4 - 6

2 Arm roll 2 7

3 Amrol truk 1 7

4 Motor sampah 12 2

5 Gerobak sampah 7 2 Keterangan : - Sumber : BLHD Kab. Donggala Thn 2013

Page 19: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 141

Tabel 5.8. Sarana Perlengkapan Pengolahan Persampahan di Kota Donggala s.d Tahun 2012

No Jenis Jumlah Keterangan

1 2 3 4

1

Pencincang Sampah

3 Unit

1 Unit di Kelurahan Labuan Bajo, 1 Unit di Tanjung Karang dan 1 unit di Kelurahan Boya

2 Rotary Cleant 3 Unit 1 Unit di Kelurahan Labuan Bajo, 1 Unit di Tanjung Karang dan 1 unit di Kelurahan Boya

3

Tempat pengomposan

60 Ember

Masing-masing 20 ember di Kelurahan Labuan Bajo, Tanjung Batu dan Kabonga Kecil

Keterangan : - Sumber : BLHD Kab. DonggalaThn 2013

Upaya untuk mengurangi timbulan sampah yang ada, yakni mencoba untuk

menerapkan 3R (reduce, recycle, reuse) kepada semua komponen masyarakat yang

ada. Adapun daerah pelayanan pengangkutan sampah di Kota Donggala hanya

mencakup sebagian besar Kelurahan yang ada, yakni 7 Kelurahan dari

total 9 Kelurahan yang ada. Kelurahan tersebut meliputi Kelurahan Kabonga Kecil,

Kabonga Besar, Gunung Bale, Tanjung Batu, Boya, Labuan Bajo dan Maleni.

Secara umum, pada tabel berikut dapat kita lihat persentase rumah

tangga/KK yang diperiksa selama 4 (empat) tahun terakhir berdasarkan kepemilikan

terhadap sanitasi dasar di Kabupaten Donggala sebagai berikut :

2009 2010 2011 2012

Tempat Pembuangan Sampah

25.657 33.300 37.262 36.568

Tempat Buang Air Besar 30.578 32.449 36.235 32.039

Pengelolaan Air Limbah/Septictank

30.578 37.026 49.593 32.622

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

Pe

rse

nta

se

Grafik SP. 8-9. Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Sanitasi Dasar di Kabupaten Donggala 4 Tahun Terakhir

Page 20: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 142

Data dari Dinas Kesehatan, menunjukkan bahwa persentase rumah sehat hanya

50,00 % saja. Angka ini masih dibawah target Indonesia Sehat 2010 yaitu 80 %,

sehingga perlu upaya program terkait untuk meningkatkan jumlah Rumah Sehat.

Salah satunya adalah memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi

dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

Sehingga membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri

dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam

menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan. Adapun gambaran Persentase

rumah sehat menurut Kecamatan yang ada di Kabupaten Donggala dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 5.9. Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan di Kabupaten Donggala Tahun 2012

No. Kecamatan

Rumah Tangga (KK)

Jumlah Rumah Tangga

(KK)

Jumlah KK Yang Diperiksa

% Diperiksa

Jumlah RT

Sehat

% Sehat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Rio Pakava 5.747 1.846 32,3 887 48,0

2 Pinembani 1.517 1.373 90,0 205 14,9

3 Banawa 8.242 10.910 98,9 6.235 57,1

4 Banawa Selatan 6.049 5.281 87,9 1.350 25,6

5 Banawa Tengah 2.510 - - - -

6 Labuan 3.582 3.534 98,8 2.112 59,8

7 Tanantovea 3.858 3.204 78,9 983 30,7

8 Sindue 4.711 4.140 86,3 1.523 36,8

9 Sindue Tombusabora

3.004 4.425 92,4 1.661 37,5

10 Sinduae Tobata 2.329 - - - -

11 Sirenja 4.736 3.529 75,2 3.029 85,8

12 Balaesang 5.633 4.180 81,1 830 19,9

13 Balaesang Tanjung

2.443 2.320 92,8 1.379 59,4

14 Damsol 7.173 1.774 24,6 530 29,9

15 Sojol 6.661 4.881 73,5 4.609 94,4

16 Sojol Utara 2.584 1.081 42,1 888 82,1

Total 70.779 52.478 75,0 26.221 50,0 Keterangan : *) Kec. Banawa gabung dengan Kec. Banawa Tengah *) Kec. Sindue Tombusabora gabung dengan Kec. Sindue Tobata Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten tahun 2012 Dinas Kesehatan Kab. Donggala Thn 2013

Page 21: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 143

C. KESEHATAN

Pembangunan dapat terselenggara

dengan lancar jika mendapat dukungan

maksimal dari sumber daya manusia yang

unggul dan berkualitas. Salah satu faktor

yang mempengaruhi pembentukan sumber

daya manusia yang berkualitas adalah

kesehatan. Perbaikan mutu kesehatan

masyarakat akan berdampak pada

peningkatan kualitas hidup masyarakat dan

juga peningkatan kualitas sumber daya

manusia. Dan kualitas sumber daya manusia

yang baik dapat menjadi modal untuk

membangun bangsa kearah yang lebih maju.

Kesehatan masyarakat harus menjadi acuan

dalam pembangunan baik sebelum berjalan maupun sedang berjalan.

Dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, Departemen Kesehatan

berpedoman pada visi ”Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan” dengan misi

sebagai berikut :

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan

masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat.

Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya

kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan

Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.

Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Gambaran tentang derajat kesehatan meliputi indikator mortalitas (angka

kematian), morbiditis (angka kesakitan) dan status gizi.

1. Angka kesakitan

Angka kesakitan penduduk di Kabupaten Donggala didapat dari data

yang berasal dari sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh dari pencatatan

dan pelaporan. Untuk mengambarkan angka kesakitan tersebut dapat dilihat dari

angka prevalensi dan insiden dari beberapa penyakit yang umum diderita oleh

penduduk secara umum.

Dari 10 (sepuluh) Jenis penyakit yang masih banyak diderita oleh

penduduk di daerah ini umumnya masih didominasi oleh penyakit ISPA. Jumlah

penderita penyakit ISPA pada tahun 2012 sebanyak 32.097 jiwa atau 42,22 %,

sedangkan yang paling minim yaitu penyakit lambung sebanyak 1.457 orang atau

2,32 %. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut :

Indikator Kesehatan Kab. Donggala 2013 10 Jenis penyakit utama yang

umumnya diderita Masyarakat pada tahun 2012 Ispa Penyakit kulit Diare Hipertensi TBC Ruda Paksa Telinga Kekurangan gisi Mata, dan Lambung

Page 22: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 144

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, dari 31 (tiga puluh satu) jenis

penyakit yang umumnya diderita di Kabupaten Donggala adalah Infeksi Ispa,

penyakit kulit, diare dan hipertensi. Jenis penyakit ini juga ditentukan

berdasarkan tingginya jumlah penderita dan persentase dibanding jenis penyakit

lain selama 4 (empat) tahun terakhir.

Jenis penyakit yang dominan adalah diare, jumlah penderitanya berkisar

antara 8 – 38 % dari jumlah penderita, selanjutnya pencernaan dimana jumlah

penderitanya berkisar antara 8 – 14 % dari jumlah penderita, selanjutnya

penyakit hipertensi dimana jumlah penderitanya berkisar antara 11 – 14 % dari

jumlah penderita. Sebagai gambaran dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.10. Perbandingan 5 Jenis Penyakit Utama di Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2012

No Kabupaten Donggala

Jenis Penyakit Utama

Diare Pencernaan Hipertensi Mata Ispa

Pen

de

rita

(Jiw

a)

%

Pen

de

rita

(Jiw

a)

%

Pen

de

rita

(Jiw

a)

%

Pen

de

rita

(Jiw

a)

%

Pen

de

rita

(Jiw

a)

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Thn 2012 7.459 11,89 3.494 14,38 7.213 11,50 1.534 2,45 26.485 42,22

2 Thn 2011 9.270 38,14 3.494 14,38 3.482 14,33 1.962 8,07 1.458 6,00

3 Thn 2010 8.527 11,02 13.651 14,89 10.100 12,68 2.052 11,02 32.097 35,01

4 Thn 2009 7.977 10,79 11.061 14,93 6.463 11,88 947 10,79 24.688 33,32 Keterangan : Persentase diambil dari jumlah penderita terhadap total penderita10 penyakit utama Sumber : Profil Kesehatan Tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012 Dinas Kesehatan Kab. Donggala Thn 2013

42,22 %

15,63 %

11,89 %

11,50 %

3,84%

3,64 %

3,53 %2,99 %

2,45 %

2,32%

Grafik DS-2. Jenis penyakit Utama Yang Diderita PendudukTahun 2013

Ispa

Penyakit Kulit

Kholrea/Diare

Hipertensi

TBC

Kecelakaan/Ruda Paksa

Telinga

Kekurangan Gizi

Mata

Lambung

Page 23: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 145

Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan

masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan

merata. Upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah

banyak dilakukan oleh pemerintah dengan melakukan penyuluhan kesehatan

dan penyediaan fasilitas kesehatan puskesmas, posyandu, pos obat desa dan

penyediaan sarana air bersih.

Disamping itu, upaya pelayanan kesehatan dasar sebagai langkah awal

adalah hal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat baik berupa pelayanan kesehatan, pemberantasan penyakit,

pembinaan kesehatan dan perbaikan gizi masayarakat..

Berikut data mengenai jumlah sarana pelayanan kesehatan yang di

Kabupaten Donggala sampai dengan tahun 2012.

Tabel 5.11. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Donggala s.d Tahun 2012

No. Fasilitas Kesehatan Jumlah Status Kepemilikan

Swasta Pemda

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Rumah Sakit Umum 1 - 1

2 Rumah Sakit Jiwa - - -

3 Rumah Sakit Bersalin 1 - 1

4 Rumah Sakit Khusus Lainnya

- - -

5 Puskesmas Perawatan 8 - 8

6 Puskesmas Non Perawatan

6 - 6

7 Puskesmas Keliling 18 6 12

8 Puskesmas Pembantu 74 2 72

9 Rumah Bersalin 1 - 1

10 Balai Pengobatan / Klinik - - -

11 Praktek Dokter Bersama - - -

12 Praktek Dokter Perseorangan

7 7 -

13 Poskesdes 63 - 63

14 Posyandu 450 - 450

15 Apotek 4 4 -

16 Toko Obat 10 10 -

17 GFK 1 - 1 Keterangan : - Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten tahun 2012 Dinas Kesehatan Kab. Donggala Thn 2013

Page 24: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 146

Rumah Sakit Donggala Puskesmas Donggala

Gambar 5.1. Beberapa Sarana Kesehatan di Kota Donggala

2. Perkiraan Volume Limbah Padat

sebagai sarana pelayanan

kesehatan yang dibutuhkan untuk

meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, namun dibalik

keberadaannya juga menimbulkan

dilema yaitu limbah padat. Dari Tabel

4.10. tentang jumlah sarana dan

prasarana kesehatan yang berada di Kabupaten Donggala terdapat Rumah Sakit

sebanyak 1 unit, Rumah Sakit Bersalin sebanyak 1 unit, Puskesmas Perawatan 8

unit, Puskesmas non Perawatan 6 unit dan Puskesmas Pembantu 74 unit.

Dari seluruh rangkaian kegiatan sarana kesehatan yang ada juga

menghasilkan limbah cair dan padat, termasuk limbah kliniks (medis). Limbah

tersebut diproduksi setiap harinya secara langsung akan mudah dilihat sebagai

sebuah tekanan terhadap lingkungan.

Berdasarkan data dari dari Dinas Kesahatan diketahui limbah padat yang

dihasilkan sebesar 1,20 m3/hari dan limbah cair sebesar 2,70 m3/hari.

Sedangkan perkiraan volume limbah padat belum teridentifikasi:

Potensi Limbah Padat Kab. Donggala 2013 Perkiraan volume limbah

padat dari RS Kabelotapura 1,20 m3/hari dan limbah cair sebesar 2,70 m3/hari

Page 25: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 147

D. PERTANIAN

Pembangunan di bidang ekonomi yang dilakukan pemerintah dalam tahapan

pembangunan yang dilaksanakan diarahkan pada sektor industri dengan didukung

oleh sektor pertanian yang tangguh. Perkembangan di sektor pertanian menjadi lebih

penting lagi disebabkan jumlah penduduk yang berusaha di bidang pertanian masih

sangat besar. Gambaran mengenai keadaan pertanian di Kabupaten Donggala yang

menyangkut luas lahan yang digunakan, luas panen serta produksinya disajikan pada

bab ini.

Sektor pertanian terdiri dari beberapa subsektor yaitu :

1. Subsektor perkebunan

2. Subsektor pertanian tanaman pangan dan Hortikultura

3. Subsektor peternakan

1. Sub Sektor Perkebunan

Kawasan perkebunan, merupakan

kawasan yang diperuntukkan untuk

produksi tanaman tahunan yang

menghasilkan bahan pangan, maupun

bahan baku industri dengan kriteria

kawasan : ketinggian lahan < 2.000

meter dpl; kelerengan < 40%; dan

kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm. Kawasan perkebunan di

Kabupaten Donggala selain diarahkan untuk pengembangan perkebunan skala

besar yang diusahakan oleh kegiatan usaha berbadan hukum, juga diarahkan

bagi pengembangan perkebunan rakyat. Pengembangan perkebunan rakyat

dilakukan melalui perluasan dan peningkatan produktivitas lahan dengan

beragam komoditi, antara lain jenis tanaman utama kelapa, kakao, dan kelapa

sawit.

Total luas kawasan perkebunan yang ada di Kabupaten Donggala yakni

kurang lebih seluas 67.021 Ha atau sekitar 12,70 % dari luas wilayah Kabupaten

Donggala. Namun daerah yang saat ini memiliki potensi kawasan perkebunan

adalah Kecamatan Sojol Utara, Sojol, Damsol, Balaesang, Sindue, dan Rio

Pakava.

Indikator Perkebunan Kab. Donggala 2013 Luas lahan perkebunan pada

tahun 2012 seluas 67,021 Ha atau sekitar 12,70 % dari luas wilayah.

Page 26: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 148

Tabel 5.12. Luas Kawasan Perkebunan Berdasarkan Kecamatan di

Kabupaten Donggala Tahun 2013

No Kecamatan

Kawasan Perkebunan (Ha)

Perkebunan Besar

Perkebunan Rakyat

Jumlah

(3) (4) (5)

1 Rio Pakawa 2.582 - 2.582

2 Pinembani - 1.010 1.010

3 Banawa - 1.432 1.432

4 Banawa Selatan - 8.371 8.371

5 Banawa Tengah - 628 628

6 Labuan - 571 571

7 Tanantovea - 1.716 1.716

8 Sindue - 4.788 4.788

9 Sindue Tombusabora - 4.846 4.846

10 Sinduae Tobata - 3.703 3.703

11 Sirenja - 3.986 3.986

12 Balaesang - 4.791 4.791

13 Balaesang Tanjung - 6.545 6.545

14 Damsol - 11.971 11.971

15 Sojol - 8.818 8.818

16 Sojol Utara - 1.353 1.353

Total 2.582 64.439 67.021 Keterngan : - Sumber : RTRW Kabupaten Donggala 2011-2031

Sektor perkebunan merupakan salah satu andalan Kabupaten Donggala.

Sebagian besar masyarakatnya berusaha di sektor ini. Produksi tanaman

perkebunan di Kabupaten Donggala terdiri dari tanaman Cengkeh, Kopi , Kakao,

Pala, Lada, Jambu Mete, Kapuk, Kelapa Sawit, dan Vanili.

Komoditi perkebunan di tahun 2012 di Kabupaten Donggala mencapai

136.941 ton atau turun sebesar 14,32 % dari tahun sebelumnya yang hanya

sebesar 159.846 ton. Sebagian besar hasil komoditi perkebunan tersebut di

produksi oleh hampir semua atau sebagian Kecamatan, kecuali komoditi kelapa

sawit hanya terdapat di Kecamatan Rio Pakava saja.

Produksi yang paling besar adalah komoditi Kelapa sawit yakni sebesar

82.435 ton atau 60,20 % dari total produksi. Selanjutnya adalah produksi kelapa

yang mencapai 30.058 ton atau sekitar 21,95 % dan produksi kakao yang

mencapai 20.388 ton atau sekitar 14,89 %.

Sedangkan produksi yang paling kecil adalah pala hanya sebesar 3 ton atau

sekitar 0,002 % dari total produksi. Sebagai gambaran dapat dilihat pada tgrafik

berikut :

Page 27: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 149

Gambar 5.2. Perkebunan Kelapa Sawit di Desa Polanto Jaya Kec. Rio Pakava

30.058

82.435

20.388

1.422

356

57

157

3

9

44

- 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000

Kelapa

Kelapa sawit

Kakao

Cengkeh

Kopi

Lada

Jambu Mete

Pala

Kapuk

Vanili

Produksi (ton)

Jen

id T

anam

an P

erk

eb

un

an

Diagram SE-3. Jenis Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2013

Page 28: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 150

Berikut gambaran hasil produksi tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Donggala selama 3 tahun terakhir, yakni :

KelapaKelapa sawit

Kakao Cengkeh Kopi LadaJambu Mete

Pala Kapuk Vanili

2012 30.058 82.435 20.388 1.422 356 57 157 3 9 44

2011 45.297 96.580 14.134 1.376 308 60 27 1 8 44

2010 47.482 96.580 14.414 830 321 60 159 1 8 72

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

Pro

du

ksi

Grafik SE.3 Produksi Perkebunan Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Donggala Tahun 2013

Page 29: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 151

Gambar 5.3. Beberapa jenis tanaman perkebunan yang dijumpai di Kabupaten

Donggala

Adapun rencana pengembangan kawasan peruntukan perkebunan yang

ada di arahkan untuk :

a. pengembangan perkebunan dilakukan dengan mengembangkan industri

pengolahan hasil komoditi;

b. pengembangan fasilitas sentra produksi dan pemasaran pada pusat kegiatan

ekonomi di pusat wilayah pengembangan;

c. pengembangan perkebunan dengan merehabilitasi tanaman perkebunan

yang rusak;

Page 30: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 152

d. pengembangan pasar produksi perkebunan dan pengelolaan hasil

perkebunan

2. Sub sektor pertanian tanaman pangan

Salah satu sektor yang menunjang perekonomian Kabupaten Donggala

adalah sektor pertanian. Hal ini terlihat pada sektor pertanian pada tiap-tiap

Kecamatan ternyata memiliki beberapa komoditi yang berpotensi dan dapat

dikembangkan lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah bagi para petani

melalui pengembangan secara intensifikasi, ekstensifikasi dan melalui

pengolahan produk dan komoditi unggulan untuk dipasarkan dalam bentuk bahan

baku.

Pembangunan di bidang ekonomi yang dilakukan pemerintah dalam

tahapan pembangunan yang dilaksanakan diarahkan pada sektor industri dengan

didukung oleh sektor pertanian yang tangguh. Perkembangan di sektor pertanian

menjadi lebih penting lagi disebabkan jumlah penduduk yang berusaha dibidang

pertanian masih sangat besar

Kabupaten Donggala bila ditinjau

dari aspek pembangunan pertanian

memiliki kekayaan sumber daya alam

yang sangat potensial dan ditunjang oleh

letak yang strategis bagi pengembangan

sektor pertanian. Potensi lahan pertanian

Kabupaten Donggala sebesar

189.664,37 Ha yang terdiri dari lahan

sawah sebesar 14.326 Ha, lahan kering

164.164,37 Ha dan lahan pekarangan

sebesar 11.174 Ha. Dari total lahan

tersebut telah dimanfaatkan sebesar 127.878 Ha (67,42 %), sehingga masih

terdapat peluang pengembangan lahan pertanian sebesar 61.785,87 Ha (32,58

%) melalui perluasan areal (penambahan Baku Lahan) terhadap potensi lahan

yang belum dimanfaatkan tersebut. Gambaran mengenai keadaan pertanian di

Kabupaten Donggala adalah sebagai berikut :

Indikator Pertanian Kab. Donggala 2013 Luas lahan pertanian tahun

2011 yang dimanfaatkan seluas 127.878,50 Ha atau sekitar 24,23 % dari luas wilayah

Produksi padi pada tahun 2012, untuk padi sawah sebesar 116.785 ton dan padi ladang sebesar 1.783 ton

Page 31: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 153

Tabel 5.13. Potensi dan Pemanfaatan Lahan Pertanian di Kabupaten Donggala Tahun 2012

No. Jenis Potensi

(Ha) Dimanfaatkan

(Ha) (%)

Pengembangan (Ha)

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Lahan sawah

14.326,00 11.465,00 80,03 2.861,00 19,97

2 Lahan kering

164.164,37 113.954,34 69,41 50.210,03 30,59

3 Lahan pekarangan

11.174,00 2.459,16 22,01 8.714,84 77,99

Jumlah 2011 189.614,37 127.819,50 67,41 61.794,87 32,59

2010 189.614,37 127.819,50 67,41 61.794,87 32,59 Keterangan : - Sumber : Sistem Pelayanan Informasi dan Agribisnis (SPIA)

Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kab. Donggala Thn 2012

Memperhatikan potensi sumberdaya pertanian, wilayah Kabupaten

Donggala memiliki peluang besar untuk pengembangan usaha tani padi sawah

karena ditunjang oleh potensi sumber daya lahan sawah yang cukup luas, iklim

dan letak geografis yang strategis.

Total luas kawasan pertanian yang dimanfaatkan yakni sebesar

127.878,50 Ha atau sekitar 24,23 % dari luas wilayah Kabupaten Donggala yang

terbagi dalam pertanian lahan basah sebesar kurang lebih 11.326,00 Ha dan

pertanian lahan kering sebesar kurang lebih 113.954,34 Ha. Sedangkan lahan

pekarangan sebesar kurang lebih 2.459,16 Ha..

a. Padi

Untuk kondisi lahan tanaman padi di Kabupaten Donggala secara

teknis dibagi 2 yakni ; (1) Padi sawah berada pada kawasan tanaman pangan

yang mempunyai sistem atau potensi pengembangan pengairan, terletak

pada ketinggian < 1.000 mpl dan kemiringan lereng < 40 %. Sedangakn (2)

padi ladang terletak pada kawasan tanaman pangan yang tidak mempunyai

7,55%

86,56 %

5,89 %

Grafik SE.4-5 Luas Kawasan Pertanian di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Lahan sawah

Lahan kering

Lahan pekarangan

Page 32: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 154

sistem atau potensi pengairan, terletak pada ketinggian > 1000 mpl dan

kemiringan < 40 %.

Untuk sektor pertanian tanaman pangan dengan komoditi padi sawah

angka produksi padi di Kabupaten Donggala pada tahun 2012 sebanyak

116.785 ton, angka ini naik sebesar 5,93 % bila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya yakni sebesar 110.246 ton. Sedangkan untuk komoditi padi

ladang angka produksi padi di Kabupaten Donggala pada tahun 2012

sebanyak 1.783 ton, angka ini juga naik sebesar 11,09 % bila dibandingkan

dengan tahun sebelumnya yakni sebesar 1.605 ton.

2010 2011 2012 2010 2011 2012

Luas Panen Produksi

Padi Sawah 22.812 22.384 24.466 121.449 110.246 116.785

Padi Ladang 535 546 677 1.301 1.605 1.783

-20.000 40.000 60.000 80.000

100.000 120.000 140.000

Pro

du

ksi (

ton

)

Grafik SE.3 Luas Lahan dan Produksi Tanaman Padi di kabupaten Donggala Tahun 2013

Page 33: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 155

Gambar 5.4. Tanaman padi yang dijumpai di Kabupaten Donggala

Dari Data Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan

dapat kita lihat pada tahun 2012, produksi rata-rata menunjukkan angka 7.299

ton. Dimana Kecamatan Sojol merupakan Kecamatan dengan produksi padi

sawah terbesar yakni sekitar 27.103 ton atau sekitar 23,21 % dari total

produksi, sedangkan Kecamatan Pinembani merupakan Kecamatan dengan

produksi terkecil yakni 793 ton atau sekitar 0,68 % dari total produksi yang

ada. Sedangkan untuk padi ladang, Kecamatan Rio Pakava merupakan

Kecamatan dengan produksi terbesar yakni 818 ton atau sekitar 45,88 % dari

total produksi, sedangkan Kecamatan Sindue Tombusabora merupakan

Kecamatan dengan produksi terkecil hanya sebesar 14 ton atau sekitar 0,79

% dari total produksi yang ada. Secara rinci dapat kita lihat pada table

dibawah

Tabel 5.14. Luas tanam dan Luas Panen Lahan Pertanian di Kabupaten Donggala Tahun 2013

No. Kecamatan/

Kabupaten/Kota

Padi sawah Padi Ladang

Luas Tanam

(Ha)

Luas Panen (Ha)

Produksi (ton)

Luas Tanam

(Ha)

Luas Panen (Ha)

Produksi (ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Rio Pakava 1.809 1.837 7.354 337 317 818

2 Pinembani 197 231 793 48 54 147

3 Banawa - - - - - -

4 Banawa Selatan 1.343 1.269 5.603 79 202 534

5 Banawa Tengah 96 167 625 46 72 193

6 Labuan 178 212 1.003 - - -

7 Tanantovea 238 201 933 - - -

8 Sindue 732 860 3.950 18 27 77

9 Sindue Tombusabora

132 83 376 5 5 14

10 Sinduae Tobata 404 315 1.460 - - -

11 Sirenja 2.154 2.423 11.272 - - -

12 Balaesang 3.340 3.571 17.391 - - -

13 Balaesang Tanjung

287 201 931 - - -

14 Damsol 5.444 5.468 26.848 - - -

Page 34: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 156

15 Sojol 6.952 5.623 27.103 - - -

16 Sojol Utara 2.692 2.682 12.927 - - -

Total 2012 25.465 24.466 116.785 533 677 1.783

2011 22.384 23.351 110.246 546 542 1.605

2010 22.812 23.651 121.449 535 482 1.301

2009 22.303 23.394 114.500 641 589 1.592

2008 21.943 22.311 109.733 -` 748 1.953 Keterangan : - Sumber : Sistem Pelayanan Informasi dan Agribisnis (SPIA) Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kab. Donggala Thn 2013

b. Palawija

Komoditi jagung tahun 2012

produksinya hanya mencapai 7.784

ton atau naik sebesar 19,90 % dari

tahun sebelumnya yang hanya

mencapai 6.492 ton. Komoditi

kedelai tahun 2012 produksinya

hanya mencapai 181 ton atau naik

sebesar 7,10 % dari tahun

sebelumnya yang hanya mencapai

169 ton. Komoditi ubi kayu tahun

2012 produksinya hanya mencapai

6.173 ton atau turun sebesar 32,40 % dari tahun sebelumnya yang mencapai

9.131 ton. Komoditi ubi jalar tahun 2012 produksinya hanya mencapai 1.617

ton atau turun sebesar 26,23 % dari tahun sebelumnya yang mencapai 2.192

ton. Komoditi kacang tanah tahun 2012 produksinya hanya mencapai 861 ton

atau turun sebesar 19,08 % dari tahun sebelumnya yang mencapai 1.064 ton.

Dan komoditi kacang hijau tahun 2012 produksinya hanya mencapai 134 ton

atau turun sebesar 30,21 % dari tahun sebelumnya yang mencapai 192 ton.

Gambar 5.5. Salah satu tanaman palawija yang dijumpai di Kabupaten Donggala

Indikator Pertanian Kab. Donggala 2012 Produksi Komoditi Palawija

pada tahun 2012, adalah : Jagung 7.784 ton Kedelai, 181 ton Ubi kayu, 6.173 ton Ubi jalar, 1.617 ton Kacang tanah, 861 ton Kacang hijau, 134 ton.

Page 35: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 157

Sebagai gambaran peningkatan produksi tanaman palawija untuk 4

tahun terakhir secara rinci dapat kita lihat pada table dibawah.

c. Holtikultura

Selain palawija, Kabupaten

Donggala juga mempunyai produksi

tanaman lainnya yakni holtikultura.

Untuk tahun 2012, produksi tanaman

buah-buahan di Kabupaten Donggala

sebesar 21.362 ton atau naik sekitar

21,42 % dari tahun sebelumnya yang

hanya mencapai 17.593 ton, Komoditi buah-buahan unggulan yang ada di

Kabupaten Donggala adalah pisang, salak, durian, rambutan dan mangga.

Tabel 5.15. Luas Tanam dan Produksi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten

Donggala Tahun 2013

No. Jenis Buah-buahan Luas

Tanam (Ha)

Luas Panen (Ha)

Produksi (ton)

(3) (4)

1 Alpokat 73 38 230

2 Duku/langsat 141 109 642

3 Durian 349 225 3.217

4 Jambu biji 27 18 142

5 Jeruk keprok 161 140 759

6 Mangga 321 240 1.676

7 Nangka 129 112 1.626

8 Nenas 27 26 461

9 Pepaya 28 28 189

10 Pisang 218 218 6.363

11 Rambutan 305 295 2.019

12 Salak 123 83 3.478

13 Semangka 16 16 135

Jagung Kedelai Ubi Kayu Ubi JalarKacang Tanah

Kacang Hijau

2009 12.629 459 11.961 4.968 1.015 247

2010 9.963 152 8.908 2.278 900 243

2011 6.492 169 9.131 2.192 1.064 192

2012 7.784 181 6.173 1.617 861 134

-2.000 4.000 6.000 8.000

10.000 12.000 14.000

Pro

du

ksi

Grafik SE.4 Produksi Tanaman Palawija di Kabupaten Donggala Selama 4 Tahun terakhir

Indikator Pertanian Kab. Donggala 2013 Komoditi buah-buahan

unggulan adalah pisang, salak, durian, rambutan dan mangga

Page 36: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 158

14 Sirsak 25 25 199

15 Sukun 43 43 226

Total 2012 1.986 1.646 21.362 Keterangan : - Sumber : Sistem Pelayanan Informasi dan Agribisnis (SPIA)

Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kab. Donggala Thn 2013

Sedangkan produksi tanaman

sayur-sayuran di Kabupaten

Donggala sebesar 9.234 ton atau

turun sebesar 17,72 % dari tahun

sebelumnya yang hany mencapai

sebesar 7.844 ton. Komoditi yang

paling tinggi produksinya adalah

tomat, kacang panjang, terung, cabe rawit dan kangkung.

Tabel 5.16. Luas Tanam dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran di Kabupaten Donggala Tahun 2013

No. Jenis Sayur-sayuran Luas

Tanam (Ha)

Luas Panen (Ha)

Produksi (ton)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Bawang merah 116 90 531

2 Bayam 110 110 301

3 Cabe 76 72 462

4 Kacang merah 116 90 531

5 Kacang panjang 205 188 1.357

6 Kangkung 98 98 561

7 Kentang 12 12 174

8 Ketimun 86 59 350

9 Kubis 14 14 336

10 Labu siam 38 38 499

11 Petsai 13 13 140

12 Terung 147 140 1.216

13 Tomat 198 179 1.890

14 Wortel 12 12 276

15 Cabe rawit 197 189 1.141

Total 2012 1.322 1.214 9.234 Keterangan : - Sumber : Sistem Pelayanan Informasi dan Agribisnis (SPIA)

Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kab. Donggala Thn 2013

Adapun rencana pengembangan kawasan pertanian yang ada dalam

rangka mempertahankan produktifitas sebagai sumber pangan diantaranya,

meliputi:

a. penetapan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan;

b. peningkatan produktivitas kawasan pertanian lahan basah dan beririgasi

teknis melalui pola intensifikasi, diversifikasi, dan pola tanam yang sesuai

dengan kondisi tanah dan perubahan iklim; dan

c. pengembangan infrastruktur sumber daya air yang mampu menjamin

ketersediaan air.

Indikator Pertanian Kab. Donggala 2012 Komoditi sayur-sayurn

unggulan adalah tomat, kacang panjang, terung, cabe rawit dan kangkung.

Page 37: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 159

Gambar 5.6. Salah satu bentuk pengembangan tanaman hortikultura yang digalakkan di Kabupaten Donggala

d. Penggunaan Pupuk

Selanjutnya penggunaan pupuk kimia terutama yang menggunakan

bahan utama phospor (TSP) memiliki sifat dapat bertahan didalam tanah lebih

lama dibandingkan dengan Urea dan KCl.

Penggunaan pupuk yang

diperuntukkan bagi komoditi tanaman

pangan yang tersebar di Kabupaten

Donggala, dilakukan secara optimal

guna meningkatkan produktsi

tanaman dengan memanfaatkan

lahan dan peningkatan produktifitas

dalam rangka peningkatan mutu

intensifitas tanaman pangan.

Berdasarkan rekomendasi

dari Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah,

rata – rata kebutuhan pupuk untuk

tanaman padi adalah Urea 100

Kg/Ha, TSP 50 Kg/Ha dan KCl 50

Kg/Ha. Namun dari hasil monitoring dan evaluasi dari Dinas Pertanian,

Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan menyimpulkan bahwa penggunaan

teknologi pemupukan yang dilakukan petani belum optimal. Rata – rata

penggunaan pupuk ditingkat petani baru mencapai 25% dari anjuran dan

belum menerapkan teknologi pemupukan berimbang.

Untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) maupun

pembersihan gulma tanaman, penggunaan bahan kimia (pestisida) masih

rendah. Pengendalian OPT dilakukan melalui konsep pengendalian hama

terpadu dengan pemanfaatan agen hayati atau secara manual begitu pula

Indikator Penggunaan Pupuk Kab. Donggala 2013 Penggunaan pupuk untuk

tanaman perkebunan mencapai 734 ton, yang terdiri atas : Urea sebesar 93,19 % SP 36 sebesar 6,8%1:

Penggunaan pupuk untuk tanaman padi dan palawija mencapai 346 ton, yang terdiri atas Urea sebesar 54,05 % ZA sebesar 18,21 %: NPK sebesar 13,29 %: Organik sebesar 14,45 %:

Page 38: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 160

dalam pembersihan gulma tanaman. Rendahnya penggunaan bahan kimia

(pestisida) karena harga bahan tersebut cukup mahal di tingkat petani.

Penggunaan pupuk untuk lahan perkebunan dengan jenis Urea dan

SP.36. Jenis pupuk yang dimaksud umumnya digunakan untuk tanaman

kelapa, kelapa sawit, kakao, cengkeh, kopi, lada, jambu mete dan vanili.

Pemakaian pupuk yang paling banyak adalah untuk komoditi kakao sebagai

unggulan daerah. Dalam upaya peningkatan produktifitas tersebut, peranan

pemupukan sangat strategis karena dapat meningkatkan produktifitas hasil

kebun. Dari data Dinas Perkebunan dan Kehutanan menunjukkan, jumlah

pemakaian pupuk untuk areal perkebunan di Kabupaten Donggala selama

tahun 2012 sebesar 734 ton. Dengan rincian, untuk jenis urea sebanyak 684

ton (93,19 %), sedangkan untuk jenis SP 36 sebanyak 50 ton (6,81 %).

Sedangkan penggunaan pupuk untuk lahan pertanian dengan jenis

Urea, ZA, NPK dan organik. Jenis tersebut umumnya digunakan untuk

tanaman padi, jagung, kedelai serta kacang tanah. Dalam upaya peningkatan

produktifitas tersebut, peranan pemupukan juga penting untuk dapat

mengembalikan ketersediaan unsur hara.

Kebutuhan pupuk pada tanaman palawija lebih banyak pada tanaman

jagung, karena jagung merupakan salah satu komoditi unggulan setelah padi

dengan luas tanam lebih luas dibanding komoditi kacang tanah, kedelai dan

kacang hijau.

Diantara 3 komoditi kacang hijau, kedelai dan kacang tanah, bila

dilihat dari kebutuhan pupuknya di tingkat petani lebih banyak pada kacang

tanah. Komoditi ini lebih diminati masyarakat dibanding komoditi kedelai dan

kacang hijau. Kebutuhan pupuk urea lebih besar dibanding pupuk ZA.

Penggunaan pupuk pada tanaman buah-buahan belum menjadi perhatian

masyarakat dibanding tanaman sayur-sayuran. Apalagi tanaman buah-

buahan cenderung menjadi tanaman pekarangan.

93,19 %

6,81 % 0%0%0%

Grafik SE-3. Penggunaan Pupuk Untuk Tanaman Perkebunan di Kabupaten Donggala Tahun 2013

Urea

SP.36

ZA

NPK

Organik

Page 39: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 161

Hasil monitoring yang dilakukan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan

dan Kesehatan Hewan penggunaan pupuk untuk tanaman padi selama tahun

2011 mencapai 355 ton, yang terdiri atas pupuk urea 193 ton (54,37 %),

pupuk ZA 64 ton (18,03 %), pupuk NPK 47 ton (13,24 %) dan organik

mencapai 51 ton (14,37 %). Penggunaan pupuk sangat penting untuk

pertumbuhan tanaman, dimana kecenderungan kebutuhan pupuk urea sangat

meningkat, dibanding kebutuhan pupuk SP 36, ZA, NPK dan KCl.

Penggunaan pupuk berimbang di tingkat petani belum maksimal, dimana

monitoring di daerah terpencil masih ada tanaman padi yang tidak dipupuk

sehingga nampak tanamannya berwarna kuning merata dalam suatu

hamparan. Alasan petani harga pupuk mahal dan keterbatasan modal.

Selama ini di Kabupaten Donggala teknik produksi intensif diterapkan

secara parsial, sawah diolah sempurna dan varietas unggul sudah ditanam,

akan tetapi tanaman dipupuk dibawah standar anjuran teknis. Data dari Dinas

Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Donggala

menunjukkan bahwa produktifitas padi sawah melalui ubinan diperoleh tingkat

produktivitas tahun 2010 mencapai 51,35 kw/ha, padahal hasil dari

Demonstrasi Plot (Demplot) mampu mencapai 50-80 kw/ha. Olehnya itu

upaya Pemerintah Daerah terus menerus melakukan pembinaan teknis

dengan mengikuti perkembangan inovasi teknologi pertanian.

54,37 %

0%

18,03 %

13,24 %

14,37 %

Grafik SE-3. Penggunaan Pupuk Untuk Tanaman Padi dan Palawija di Kabupaten Donggala

Tahun 2013

Urea

SP. 36

ZA

NPK

Organik

Page 40: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 162

e. Perubahan Lahan Pertanian

Adapun besaran luas

perubahan lahan pertanian untuk

data tahun 2012 adalah 14.969,31 Ha

yang terdiri atas area permukiman

sebesar 5.308,50 Ha (35,46 %), area

industri sebesar 487 Ha (3,26 %),

area tanah kering sebesar 1.124,50

Ha (7,51 %), area perkebunan

sebesar 5.817,31 Ha (38,86 %), area

semak belukar sebesar 2.163,60 Ha (14,45 %), area tanah kosong sebesar

23,60 Ha (0,16 %), dan area perairan/kolam sebesar 44,20 Ha (0,30 %), Dari

data tersebut diatas menunjukkan bahwa luas areal perubahan terbesar yakni

untuk area perkebunan dan permukiman, diikuti area semak belukar dan

tanah kering.

35,46 %

3,26 %

7,51 %

38,86 %

14,45 %

0,16 %0,30 %

Grafik SE-5. Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Donggala Tahun 2013

Pemukiman

Industri

Tanah Kering

Perkebunan

Semak Belukar

Tanah Kosong

Perairan/Kolam

Indikator Pertanian Kab. Donggala 2013 Perubahan/alih fungsi lahan

pertanian menjadi lahan non pertanian yang ada di Kab. Donggala s.d tahun 2012 seluas 14.969,31 Ha atau sekitar 2,84 % dari luas wilayah.

Page 41: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 163

Luas perubahan lahan pertanian tersebut menurun sekitar 1,79 % dari tahun sebelumnya yang jumlahnya mencapai 15.238,55 Ha. Berikut

gambaran trend perubahan lahan pertanian dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

Pemukiman Industri Tanah Kering PerkebunanSemak Belukar

Tanah Kosong

Perairan/Kolam

2012 5.308,50 487,60 1.124,50 5.817,31 2.163,60 23,60 44,20

2011 5.313,60 507,00 1.258,40 5.817,31 2.272,96 24,18 45,10

2010 6.480,00 650,00 1.747,78 7.094,28 2.841,20 26,87 55,00

-1.000,00 2.000,00 3.000,00 4.000,00 5.000,00 6.000,00 7.000,00 8.000,00

Luas

(H

a)

Grafik SE-5. Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Donggala 3 Tahun Terakhir

Page 42: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 164

3. Sub sektor peternakan

Kawasan peternakan diperuntukkan bagi kegiatan budidaya ternak besar,

ternak kecil, dan padang penggembalaan, dengan kriteria ketinggian < 1.000

meter dpl; kelerengan <15%, dan jenis tanah dan iklim yang sesuai untuk padang

rumput alamiah.

Kawasan peternakan diarahkan bagi pengembangan peternakan skala

besar dan kecil dengan jenis ternak antara lain sapi, kambing, ayam buras, dan

ayam ras. Untuk mendukung kegiatan peternakan, di Kecamatan yang potensial

bagi peternakan dikembangkan program HMT (hijauan makanan ternak) melalui

pemanfaatan limbah pertanian, seperti kacang-kacangan, batang jagung,

tanaman gamal, rumput penguat teras, cover crop pada kawasan perkebunan,

dan sebagainya. Pengembangan kawasan peternakan saat ini terdapat di

Kecamatan Damsol, Kecamatan Balaesang, Kecamatan Sirenja dan Kecamatan

Banawa, namun masih berasosiasi dengan lahan yang potensial untuk

peruntukkan lahan pertanian.

Pembangunan disektor peternakan yang memihak kepada rakyat dalam

rangka pemberdayaan masyarakat dan salah satu misi yang diemban adalah

penyediaan pangan asal ternak yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya

dalam rangka pencapaian swasembada daging. Kinerja produksi peternakan

dapat diukur dari perkembangan populasi, produksi daging dan produksi telur

yang dapat diurai sebagai berikut :.

Populasi ternak besar dan ternak

kecil yang terdiri dari : sapi, kerbau,

kuda, kambing, domba, dan babi yang

ada di Kabupaten Donggala sepanjang

tahun 2012 adalah sapi sebesar 35.309

ekor (50,59 %), kerbau sebesar 43 ekor

(0,06 %), kuda sebesar 75 ekor (0,11 %),

kambing sebesar 27.713 ekor (39,71 %),

domba sebesar 188 ekor (0,27 %) dan

babi sebesar 6.469 ekor (9,27 %).

Indikator Peternakan Kab. Donggala 2013 Populasi ternak besar tahun

2012 adalah ; Sapi, 35.309 ekor Kerbau, 43 ekor Kuda, 75 ekor

Populasi ternak kecil tahun 2012 adalah ; Kambing, 27.713 ekor Domba, 188 ekor Babi, 6.469 ekor

Page 43: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 165

Gambar 5.7. Contoh Populasi sapi dan kambing di Kec. Damsol Kabupaten Donggala

Populasi ternak sapi paling banyak dihasilkan oleh Kecamatan Damsol,

yaitu sebesar 7.370 ekor atau 20,87 % dari total ternak. Sedangkan populasi

ternak kambing paling banyak dihasilkan oleh Kecamatan Tanantovea yaitu

sebesar 2.676 atau 9,66 % dari total ternak. dan populasi ternak babi paling

banyak dihasilkan oleh Kecamatan Rio Pakava yaitu sebesar 2.246 atau 34,72 %

dari total ternak.

Khusus untuk populasi ternak domba hanya dihasilkan oleh Kecamatan

Tanantovea saja, yaitu sebesar 188 ekor. Adapun gambaran perkembangan

populasi populasi ternak dapat dilihat pada grafik berikut :

Sapi Kerbau KudaKambi

ngDomba Babi

Tahun 2012 35.309 43 75 27.713 188 6.469

Tahun 2011 33.301 42 27 23.567 181 3.935

Tahun 2010 30.422 55 85 22.941 170 5.405

Tahun 2009 28.685 54 84 19.742 166 4.780

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

Jum

lah

Te

rnak

Diagram SE-8. Populasi Hewan Ternak Menurut Jenis Ternak di Kabupaten Donggala Tahun 2013

Page 44: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 166

Sementara populasi ternak unggas yang terdiri dari : ayam kampung,

ayam pedaging, ayam petelur dan itik yang ada di Kabupaten Donggala

sepanjang tahun 2012 adalah ayam kampung sebesar 140.689 ekor (35,37 %),

ayam petelur sebesar 38.741 ekor (9,74 %), ayam pedaging sebesar 205.756

ekor (51,73 %) dan itik sebesar 12.580 ekor (3,16 %).

Gambar 5.8. Contoh Populasi ayam petelur di Kec. Damsol Kabupaten Donggala

Untuk populasi ternak ayam kampung dan ayam petelur paling banyak

dihasilkan oleh Kecamatan Banawa, yaitu sebesar 110.998 atau 78,90 % dari

total ternak dan sebesar 20.480 ekor atau 52,86 % dari total ternak.

Sedangkan untuk populasi ayam pedaging paling banyak dihasilkan oleh

Kecamatan Damsol, yaitu sebesar 25.034 ekor atau 12,17 % dari total ternak,

sedangkan itik paling banyak dihasilkan oleh Kecamatan Sojol yaitu sebesar

2.900 ekor atau 23,05 % dari total ternak. Adapun gambaran perkembangan

populasi populasi unggas dapat dilihat pada grafik berikut :

Ayam Kampung

Ayam Petelur

Ayam Pedaging

Itik

Tahun 2012 140.689 38.741 205.756 12.580

Tahun 2011 34.859 64.250 171.857 13.393

Tahun 2010 140.621 34.275 178.174 7.352

Tahun 2009 135.006 37.417 165.374 6.447

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

Jen

is U

ngg

as

Diagram SE-9. Populasi Unggas Menurut Jenis Unggasdi Kabupaten Donggala Tahun 2013

Page 45: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 167

Upaya penanganan dan pengelolaan kawasan peternakan di Kabupaten

Donggala, yaitu :

a. Peningkatan produksi dan populasi ternak untuk mencapai swasembada

protein hewani melalui : (i) peningkatan IB dan intensifikasi ayam buras, (ii)

penyebaran ternak sapi dan kambing ke kelompok tani, (iii) penguatan dan

pengembangan kelembagaan dan (iv) inovasi tehnologi termasuk tehnologi

pakan ternak.

b. Meningkatkan pendapatan petani ternak dan pemerataan kesempatan kerja.

Page 46: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 168

E. INDUSTRI

Kawasan industri diperuntukkan bagi

pemusatan kegiatan industri dengan kriteria

kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi

industri, yaitu memiliki prasarana eksternal

yang memadai; tersedia sumber air untuk air

baku industri; tersedia badan air permukaan

untuk pembuangan limbah cair industri;

tersedia sumber energi; memiliki kelerengan

< 8%; tidak berpotensi menimbulkan dampak

sosial; dan bukan merupakan kawasan pertanian beririgasi teknis.

Dalam wilayah Kabupaten Donggala bisa dikatakan masih kurang industri

besar, Data dari Dinas Koperasi, Usaha Kesehatan Masyarakat, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Donggala (Dinas Koperasi UKM Perindag. Kabupaten

Donggala) menyebutkan bahwa jumlah industri dalam skala menengah dan besar di

sampai dengan tahun 2013 sebanyak 36 perusahaan, sedangkan dalam skala kecil

sebanyak 106 perusahan. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut ;

IndustriKegiatan Usaha Skala Besar

dan Menengah

IndustriKegiatan Usaha Skala Kecil

Total Industri/Kegiatan

usaha

Thn 2013 2 11 13

Thn 2012 6 27 33

Thn 2011 5 39 44

Thn 2010 2 11 13

Thn 2009 16 6 22

Thn 2008 7 12 19

-5

10 15 20 25 30 35 40 45 50

Jum

lah

Ind

ust

ri

Grafik SP-1. Jumlah Industri di Kabupaten Donggala s.d Tahun 2013

Indikator Industri Kab. Donggala 2013 Jumlah Industri skala besar

dan menengah sampai dengan Tahun 2013sebanyak 38perusahaan.

Jumlah Industri skala kecil sampai dengan Tahun 2013 sebanyak 106 perusahaan.

Page 47: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 169

1. Industri Skala Menegah dan Besar

Dari jenis industri untuk kategori usaha skala menengah dan besar

diketahui jumlah usaha sebanyak 38 perusahaan. Apabila dirinci berdasarkan

jenis industrinya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.17. Jumlah Industri Skala Besar dan Menengah berdasarkan Jenis Industri di Kabupaten Donggala Tahun 2013

No. Jenis Industri

Tahun Mulai Operasi

Total Industri

2008

2009

2010

2011

2012

2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (7) (8)

1 Penggergajian kayu/ moulding dan komponen bahan bangunan/furniture kayu/ Kayu lapis

4 9 1 - 2 - 16

2 Garam beryodium 1 - - - - - 1

3 Minyak kayu 1 - - - - - 1

4 Bahan galian bukan logam 1 3 1 5 4 2 16

5 Pengolahan serabut kelapa - 2 - - - - 2

6 Pengolahan rotan - 1 - - - - 1

7 Bahan kosmetika - 1 - - - - 1

TOTAL 7 16 2 5 6 2 38 Keterangan : - Sumber : Dinas Kop.UKM.Perindag Kab. Donggala Thn 2013

Jenis industri yang didapati kebanyakan bergerak dibidang usaha kayu

(penggergajian kayu, furniture, meubel, bahan bangunan dan kerajinan), bahan

galian bukan logam (galian C), pengolahan serabut kelapa dan rotan serta bahan

kosmetika.

Jumlah perusahaan atau pabrik-pabrik besar yang digolongkan pada

industri logam, kimia, semen dan kapur tidak terdapat di Kabupaten Donggala,

hanya perusahaan galian C yang dapat dilihat. Sehingga sumber pencemaran

(baik itu berupa polusi udara, limbah berbahaya) belum ditemukan secara nyata

dari industri atau pabrik besar.

2. Industri Skala Kecil

Dari jenis industri untuk kategori usaha skala menengah dan besar

diketahui jumlah usaha sebanyak 106 perusahaan. Apabila dirinci berdasarkan

jenis industrinya dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 48: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 170

Tabel 5.18. Jumlah Industri Skala Kecil berdasarkan Jenis Industri di Kabupaten Donggala Tahun 2013

No. Jenis Industri

Tahun Mulai Operasi

Total

2008

2009

2010

2011

2012

2013

(1) (2) (3) (4) (5) (5) (5) (6) (7)

1 Penggergajian kayu/ moulding dan komponen bahan bangunan/ furniture kayu/ Kayu lapis

8 2 10 13 5 4 42

2 Es balok 1 - - - - - 1

3 Makanan ringan 1 - - - - 1 2

4 Percetakan dan penerbitan

1 - - - - - 1

5 Pengerjaan bahan dari logam

1 1 - - - 3 5

6 Kain tenun ikat - 2 - 16 2 - 20

7 Pengolahan garam/ Garam beryodium

- 1 - - 1 - 2

8 Bahan pembersih keperluan rumah tangga

- - 1 - - - 1

9 Catering/Rumah Makan - - - - 4 - 4

10 Peternakan Ayam - - - - 1 1 2

11 Bengkel Kendaraan Bermotor

- - - - 1 1 2

12 Bengkel Las - - - 2 - - 2

13 Penggilingan Padi - - - - 3 1 4

14 Pengawetan Rotan - - - - 1 - 1

15 Fotocopy - - - 5 - - 5

16 Taylor - - - 3 - - 3

17 Industri Kapuk - - - - 9 - 9

TOTAL 12 6 11 39 27 11 106 Keterangan : - Sumber : Dinas Kop.UKM.Perindag Kab. Donggala Thn 2013

Dari jenis industri yang didapati kebanyakan bergerak dibidang usaha kayu

(penggergajian kayu, furniture, meubel, bahan bangunan dan kerajinan),

pengerjaan bahan dari logam, kain tenun ikat, es balok, makanan ringan, garam

beryodium dan bahan pembersih, catering/rumah makan, bengkel kendaraan

bermotor/bengkel las, penggilingan padi, pengawetan rotan, fotocopy, taylor dan

industry kapuk. Sehingga sumber pencemaran (baik itu berupa polusi udara,

limbah berbahaya) belum ditemukan secara nyata dari industri atau pabrik

besar.

Jumlah perusahaan atau pabrik-pabrik besar yang digolongkan pada

pabrik penghasil logam tidak terdapat di Kabupaten Donggala, hanya

perusahaan galian C saja.

Page 49: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 171

3. Perkiraan Limbah Cair

Dari jenis industri untuk kategori usaha skala menengah dan besar

diketahui jumlah usaha sebanyak 106 perusahaan. Apabila dirinci berdasarkan

jenis industrinya dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 50: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 172

F. PERTAMBANGAN

Sektor pertambangan penggalian

merupakan sektor yang mengalami

pertumbuhan positif di Kabupaten Donggala.

Sektor ini tumbuh sebesar 0,65 persen pada

tahun 2010 yang dipicu oleh produksi

subsektor nonmigas jenis Galian C yang

tersebar di beberapa wilayah Kecamatan yang

ada di Kabupaten Donggala. Saat ini subsektor

migas masih dalam tahap eksplorasi di

beberapa wilayah, apabila kedepan potensi

migas dapat dieksploitasi maka sektor

pertambangan dan penggalian akan menjadi

salah satu sektor unggulan yang akan menjadi

lokomotif pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Donggala.

Kawasan pertambangan adalah

kawasan yang diperuntukkan bagi pertambangan, baik itu wilayah yang sedang

maupun yang akan segera dilakukan kegiatan pertambangan. Kriteria lokasi

pertambangan sesuai dengan yang ditetapkan Departemen Pertambangan, yakni

sesuai dengan potensi bahan tambang yang dimiliki. Jenis pertambangan di

Kabupaten Donggala adalah :

1. Kawasan pertambangan minyak bumi yang diidentifikasi di Kabupaten Donggala

berada di Kecamatan Damsol, Kecamatan Balaesang dan Kecamatan Banawa

Selatan.

Ketiga titik potensi minyak tersebut terdapat berada di area lepas pantai dan saat

ini yang berada dalam status eksploitasi adalah Blok Surumana (Kecamatan

Banawa Selatan)

2. Bahan galian B sebagian besar masih dalam proses identifikasi baik jenis

maupun volume potensi biji besi yang berada dalam Kecamatan Damsol dan

Kecamatan Sojol yang saat ini masih dalam tahap eksploitasi.

3. Logam dan batu bara di Kecamatan Sojol Utara, Kecamatan Sojol, Kecamatan

Sirenja, Kecamatan Sindue Tobata, Kecamatan Sindue Tombusabora,

Kecamatan Sindue, Kecamatan Labuan, Kecamatan Tanantovea dan Kecamatan

Banawa.

Sehingga luasan bahan galian yang teridentifikasi sebagai kawasan

pertambangan adalah bahan galian C yang telah melakukan eksploitasi.

Indikator Pertambangan Kab. Donggala 2013 Potensi bahan tambang yang

ada di wilayah Kabupaten adalah ; batu gamping, andesit, lempung dan tanah liat, diorit, trass, emas, batu bara, granit, sirtu dan pasir faldeparku area.

Luas areal pertambangan untuk bahan galian C dari 22 perusahaan s.d Tahun 2012 sebesar 361,45 Ha

Total produksi pertambangan bahan galian C dari 22 perusahaan s.d Tahun 2012 sebesar 1.505.207 Ton

Page 51: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 173

Data dan informasi lapangan yang diketahui pada beberapa kawasan

pertambangan di wilayah Kabupaten Donggala terdiri dari ; Wilayah Kerja

Pertambangan (WKP) panas bumi, Wilayah Usaha Pertambangan (WUP)

batuan/galian C dan Wilayah Pertambangan (WP) mineral logam dan batubara. Jenis

pertambangan yang paling banyak memberikan konstribusi Pendapatan Asli Daerah

(PAD) adalah jenis tambang galian C, bahkan menjadi PAD utama Kabupaten

Donggala dalam memenuhi permintaan pasar baik lokal maupun regional

(perdagangan antar pulau/Kalimantan). Besarnya potensi bahan tambang galian C

yang ada di Kabupaten Donggala mengingat wilayahnya tersusun oleh variasi batuan

beku, sedimen dan metamorf serta bentukan hasil fragmentasi dan transportasi dalam

bentuk material lepas pasir, batu dan kerikil.

Eksploitasi bahan galian di wilayah Kabupaten Donggala umumnya dilakukan

secara terbuka. Bahan galiannya pun masih terbatas pada jenis sirtukil (pasir, batu

dan kerikil), yang dilakukan di badan-badan sungai dan lereng-lereng bukit.

Di samping itu, juga ada kegiatan penambangan batu karang oleh sebagian

masyarakat yang bermukim di sekitar pantai. Kegiatan ini pernah terjadi secara

intensif di Kelurahan Labuan Bajo, Desa Tolongano, Desa Tanamea dan

Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan. Sekarang, berdasarkan pengamatan

lapangan, terjadi secara intensif di beberapa desa di Kecamatan Damsol.

Contoh Area Pertambangan; Loli Oge Kec.

Banawa

Page 52: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 174

Contoh Area

Pertambangan; Loli Oge Kec.

Banawa

Gambar 5.9. Beberapa kondisi pertambangan di Kabupaten Donggala

Dari data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Donggala

menyimpulkan bahwa dari total luas area pertambangan yang ada yaitu sekitar

361,45 Ha, yang berada pada 22 (dua puluh dua) lokasi yang letaknya mulai dari

daerah Pantai Barat hingga Banawa, untuk tahun 2010 produksi pertahun mencapai

1.393.710 m3, tahun 2011 mencapai 1.457.820m

3 dan tahun 2012 mencapai

1.505.207 ton.

Adapun rincian produksi

pertambangan berdasarkan jenis bahan

galiannya yang di Kabupaten Donggala

selama Tahun 2012, jenis bahan galian yang

paling tinggi adalah batu pecah yang

produksinya mencapai 583.145 ton (38,74 %)

sedangkan batu pondasi merupakan jenis

bahan galian yang terkecil dimana total

produksinya hanya mencapai 12.901 ton (0,86

%) saja. Sebagai gambaran dapat dilihat pada

grafik berikut :

26,73 %

17,25 %38,74 %

9,59 %0,86 % 6,84 %

Grafik SE-6. Produksi Pertambangan Berdasarkan Jenis Bahan Galian di Kabupaten Donggala Tahun 2013

Sirtu

Pasir

Batu Pecah

Kerikil

Batu Pondasi

Abu Batu

Indikator Pertambangan Kab. Donggala 2013 Rincian produksi

pertambangan Tahun 2012 berdasarkan jenisnya Sirtu 26,73 % Pasir 17,25 % Batu pecah 38,74 % Kerikil 9,59 % Batu pondasi 0,86 % Abu batu 6,84 %

Page 53: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 175

Sedangkan rincian produksi pertambangan dari setiap usaha pertambangan

yang ada di Kabupaten Donggala selama Tahun 2012 untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada grafik berikut :

Kabupaten Donggala memiliki kandungan bahan mineral/bahan galian yang

cukup melimpah, namun sampai saat ini penelitian terhadap jenis sumber daya

mineral/bahan galian masih sangat terbatas sehingga sebagian besar kandungan

sumber daya mineral/bahan galian di Kabupaten Donggala belum dapat teridentifikasi

baik dari segi wilayah maupun besaran volumenya, padahal sumber daya mineral

tersebut memiliki potensi sangat tinggi dalam rangka mewujudkan masyarakat

Kabupaten Donggala yang sejahtera dan mandiri. Adapun sumber daya yang

dimaksud adalah batubara, emas, granit, diorite dan adesit, pasir feldspar-kuarsa,

batu gamping, pospat, lempung dan tanah liat serta energi seperti yang telah diulas

pada Bab. II

9.993

83.773

123.033

107.180

124.283

190.993

0

37.451

99.188

90.635

103.753

86.746

122.838

21.362

58.148

33.602

131.425

12.350

43.350

0

21.950

3.156

PT.Bhakti Kencana Mandiri

CV. Palu Indah Tehnik

PT. Marales Jaya Sentosa

CV. Multi Sari Bumi Tama

PT. Balikpapan Ready MIx

PT. Rahmat Indah

CV. Loli Munta

PT. Palu Rigtom Condev Perkasa

PT. Adas Sejahtera

PT. Sentra Labuan Tegar Mandiri

PT. Joyomi Sinar Labuan

PT. Labuan Putra Corp

CV. Labuan Lelean Ratan

PT. Surya Labuan Sari

CV. Prima Lestari

PT. Mutiara Alam Perkasa

CV. Marta Dinata Indah

CV. Indopal

PT. A Rasma Mulia

PT. Sinar Mutiara Megalithindo

PT. Tuju Wali-wali`

CV. Mitra Kaili

Grafik SE-6. Jumlah Produksi Dari Masing-masing Usaha Pertambangan di Kabupaten Donggala Tahun 2013

Produksi

Page 54: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 176

G. ENERGI

Sejalan dengan pesatnya

pembangunan, kebutuhan akan energi juga

akan meningkat pula. Sementara cadangan

minyak bumi sangat terbatas, maka kita perlu

mengadakan penghematan energi dengan

jalan melakukan diversifikasi atau

penganekaragaman energi, dengan tujuan

untuk mengurangi ketergantungan akan

bahan bakar minyak. Penggunaan bahan

bakar dapat menghasilkan polusi udara yang

dihasilkan oleh emisi gas buang dari

penggunaan bahan bakar tersebut.

Salah satu sumber pencemaran

polusi udara adalah akibat dari benda

bergerak yaitu aktifitas unit bermotor dan aktifitas penduduk setempat. Sumber emisi

di Kabupaten Donggala yang berasal dari unit bermotor dimana jumlah unit yang wajib

uji di Kabupaten Donggala pada tahun 2012 sebanyak 1.585 unit unit yang terdiri

dari, 1.352 unit atau 85,30 % yang menggunakan premium dan selebihnya

menggunakan bahan bakar solar sebanyak 233 unit atau 14,70 %.

Dari pemakaian bahan bakar berdasarkan jenis kendaraan diketahui jenis

kendaraan roda dua merupakan jumlah kendaraan yang dominan sebanyak 1.012

unit atau sekitar 63,84 % dari jumlah kendaraan, urutan kedua jumlah kendaraan

yang paling banyak adalah bus kecil umum sebanyak 220 unit atau sekitar 13,88 %,

yang terdiri dari 202 berbahan bakar premium dan sisanya 18 unit berbahan bakar

solar. Sedangkan jumlah kendaran yang paling rendah adalah bus besar pribadi

dengan jumlah kendaraan 3 unit atau sekitar 0,19 %, selanjutnya roda tiga dengan

jumlah kendaraan 22 unit atau sekitar 1,39 % dari total kendaraan. Secara rinci dapat

dilihat pada grafik berikut :

Indikator Energi Kab. Donggala 2013 Jumlah kendaraan terbanyak

yakni roda dua sebanyak 1.012 unit

Komsumsi bahan bakar untuk sektor industri tahun 2012, untuk jenis solar sebesar 125.000 liter sedangkan untuk jenis minyak tanah sebesar 5.000 liter.

Jenis bahan bakar yang dominan dipakai untuk keperluan memasak adalah kayu bakar sebayak 42.609 KK atau sekitar 62,00 %,

Page 55: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 177

Selain komsumsi bahan bakar dari jenis kendaraan, sektor industri juga

merupakan konsumen yang patut diperhitungkan. Berdasarkan data dari Depo PT.

Pertamina Kabupaten Donggala tahun 2012 mencatat bahwa, terdapat 8 (delapan)

jenis industri yang menggunakan bahan bakar solar dengan total penggunaan

125.000 liter/bulan, dimana penggunanan bahan bakar jenis solar tersebut naik

sebesar 5.000 liter dari tahun sebelumnya atau sekitar 8,69 %. Selain itu terdapat 1

(satu) industri yang menggunakan minyak tanah sebanyak 5.000 liter/bln, dimana

pemakaian bahan bakarnya sama dengan tahun 2010. Adapun rincian komsumsi

bahan bakar dari sektor industri tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :

71

32

-

5

202

2

6

22

1.012

59

14

3

21

18

41

77

-

-

Penumpang pribadi

Penumpang umum

Bus besar pribadi

Bus besar umum

Bus kecil umum

Truk besar

Truk kecil

Roda tiga

Roda dua

Jumlah Kendaraan

Grafik SP-2. Total Kendaraan Menurut Jenis dan Bahan Bakar di Kabupaten Donggala Tahun 2013

Solar Premium

Page 56: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 178

Selain komsumsi bahan bakar dari jenis kendaraan dan sektor industri. Data

dari Depo PT. Pertamina Kabupaten Donggala tahun 2013 juga menyebutkan bahwa,

Pembangkit listrik yang berada di wilayah Kota Palu, yaitu PLTD Silae dan PLTU

PJPP juga merupakan salah satu konsumen yang menggunakan bahan bakar solar

dengan total penggunaan 49.049.098 liter/tahun, disamping penggunanan bahan

bakar jenis solar PLN juga menggunakan minyak pelumas. Adapun rincian komsumsi

bahan bakar dari Pembangkit listrik tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Solar Minyak Tanah

PT. Adas Sejahtera 10.000 -

CV. Adi Rahmat 10.000 -

PT. Cipta Rondi 10.000 -

PT. Palu Ringtom Corp. 15.000 -

Bosowa Resurces 25.000 -

PT. Silkar Nastinaol 30.000 -

PLTD Siboang 25.000 -

PT. Amoesis Kabonga Permai

- 5.000

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

An

gka

Pe

nju

alan

Grafik SP-3. Komsumsi Bahan Bakar Minyak untuk Sektor Industri di Kabupaten Donggala tahun 2013

Page 57: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 179

Tabel 5.19. Pemakaian Bahan Bakar dan Minyak Pelumas Menurut Unit PLN

No. Unit PLN Pembangkit

Tenaga Listrik

Pemakaian (liter)

Bahan bakar

Minyak pelumas

1 PLTD Silae*) Diesel 49.049.098 175.139

2 PLTU PJPP PLTU - -

Donggala - -

Labuan - -

Toaya - -

Tompe - -

Kulawi - -

Tambu - -

Sabang - -

3 Sistem Palu diluar PLTD Silae

Wuasa PLTD Wuasa 377.204 1.803

Bariri PLTD Bariri 38.695 528

Siboang PLTD Siboang 329.735 2.022

Total 2012 49.794.732 179.492

2011 47.792.345 110.560

2010 44.878.033 231.595 Keterangan : *) PLTD Silae, melayani sistem kelistrikan Kota Palu, Kab. Donggala dan

Kab. Sigi Sumber : PLN Wilayah VII Cabang Palu, Thn 2013

Sedangkan untuk sektor rumah tangga, berdasarkan data dari BPS

Kabupaten Donggala pada tahun 2012, rincian jumlah jenis pemakaian bahan bakar

untuk kegiatan memasak mencatat bahwa kayu bakar merupakan jenis yang masih

dominan digunakan, dimana jumlah mencapai 42.609 KK atau sekitar 62,00 %, urutan

kedua adalah jenis bahan bakar arang atau briket yakni sebanyak 20.951 KK atau

sekitar 18,11 % dan selanjutnya adalah minyak tanah yakni sebanyak 6.016 KK atau

sekitar 17,84 %.

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan konversi minyak tanah ke gas,

dengan tujuan untuk menghemat pengeluaran publik dan sekaligus mengurangi

tingkat polusi. Di kawasan Sulawesi Tengah, konversi ke Gas LPG masih dalam tahap

pendistribusian. Namun untuk saat ini jenis bahan bakar LPG atau Listrik di

Kabupaten Donggala merupakan jumlah pemakai terkecil, dimana jumlahnya

mencapai 1.062 KK saja atau sekitar 0,963 %. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik

dibawah :

Page 58: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 180

Bila dicermati pemakaian bahan bakar untuk rumah tangga selama 3 tahun

terakhir, untuk pemakaian minyak tanah pada tahun 2011 sebanyak 12.533 KK dan

pada tahun 2012 jumlahnya berkurang drastic hanya 6.016 KK atau turun sebanyak

52,00 %. Demikian juga sebaliknya, untuk pemakaian LPG/Listrik pada tahun 2012

sebanyak 1.062 KK. Jumlah tersebut naik drastic dari tahun sebelumnya hanya 674

KK atau naik sekitar 57,57 %. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik dibawah..

Selain yang telah diulas diatas, sumber daya panas bumi, energi surya, energi

air, energi angin merupakan alternatif dalam rangka diversifikasi energi. Untuk

menjamin kelangsungan penyediaan energi bagi kelancaran pertumbuhan sosial

ekonomi perlu diketahui potensi, lokasi penyebaran dan rencana pemanfaatannya.

Pengembangan panas bumi saat ini telah selesai dari tahap survey awal dan

telah dipersiapkan untuk eksplorasi. Target perolehan tenaga diperkirakan 20 MW.

0,96 %

17,84 %

18,11 %62,00 %

0,19 %

Grafik SP-4. Jumlah Rumah Tangga Menurut Penggunaan Bahan Bakar Untuk Memasak di Kabupaten

Donggala Tahun 2013

LPG/Listrik

Minyak Tanah

Arang/Briket

Kayu Bakar

Lainnya

LPG/Listrik

Minyak Tanah

Arang/Briket

Kayu Bakar

Lainnya

2012 1.062 6.016 20.951 42.609 142

2011 674 12533 12723 44189 133

2010 368 6778 16449 45384 542

-5.000

10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000 50.000

Jum

lah

KK

Grafik SP-4. Komsumsi Bahan Bakar Untuk Keperluan Rumah Tangga Selama 3 Tahun terakhir

Page 59: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 181

Penggunaan panas bumi secara tidak langsung, yang akan diubah dari tenaga uap

panas bumi menjadi tenaga mekanik dan selanjutnya sebagai tenaga listrik.

Sedangkan penggunaan langsung dipersiapkan untuk kebutuhan industri rumah

tangga, pengeringan kopra, pemanas, dan sebagainya. Kawasan panas bumi saat ini

yang dipersiapkan untuk eksplorasi adalah kawasan panas bumi Marana sekitar

48.000 ha. Yang mencakup 3 wilayah Kecamatan Eksplorasi yaitu Labuan, Sindue,

dan Tombusabora.

Listrik merupakan utilitas yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten

Donggala dimasa kini dan akan datang. Hingga tahun 2009 energi listrik di

Kabupaten Donggala sebagian besar masih disuplay dari Pembangkit Listrik Tenaga

Diesel (PLTD) Silae yang berada di Kota Palu. Menurut data Biro Pusat Statistik,

jumlah pelanggan sampai dengan tahun 2012 sebanyak 44.289 pelanggan yang

tersebar disebagian besar desa di Kabupaten Donggala. Jumlah tenaga listrik yang

terpakai/terjual pada Tahun 2012 sebanyak 28.014.638 KwH dengan nilai terjual

sebesar 17.011.687.000 milyar rupiah.

Selain energi listrik yang berasal dari PLN, Pemerintah Daerah Kabupaten

Donggala juga telah berupaya memenuhi kebutuhan listrik masyarakat yang berada di

desa-desa terpencil yang belum terjangkau dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

(PLTS) seperti di Kecamatan Pinembani (seluruh desanya belum terjangkau listrik

PLN) dan sebagian desa-desa yang berada di Kecamatan Rio Pakava, Banawa

Selatan dan Balaesang.

Guna pengembangan jaringan energi di Kabupaten Donggala kedepan terkait

dengan kelangkaan energi, salah prospek yang penting adalah memanfaatkan potensi

yang ada yakni memanfaatkan sumberdaya air sungai dan air terjun sebagai sumber

energi. Beberapa sungai, air terjun dan panas bumi yang telah dilakukan study

kelayakan atau tahap konstruksi adalah :

1) Sungai di Desa Bale Kecamatan Tanantovea (tahap feasibility study)

2) Sungai di Desa Ogoamas II Kecamtan Sojol Utara (tahap feasibility study)

3) Sungai di Desa Ogoamas I Kecamtan Sojol Utara (tahap feasibility study)

4) Sungai di Desa Rerang Kecamtan Damsol (tahap feasibility study)

5) Sungai di Desa Bou Kecamtan Sojol (tahap konstruksi)

6) Sungai di Desa Balukang Kecamtan Sojol (tahap konstruksi)

7) Desa Sipeso Kecamtan Sindue Tobata (air terjun)

8) Desa Mapane-Tambu Kecamatan Balaesang (panas bumi)

9) Desa Lompio Kecamtan Sirenja (panas bumi)

10) Desa Marana Kecamtan Sindue (panas bumi)

Dalam rangka pemerataan pembangunan, maka penerangan ke wilayah yang

terisolasi atau wilayah yang belum dapat terjangkau kebutuhan akan listrik harus

dilakukan melalui pengembangan jaringan baru. Maka diharapkan agar jaringan

prasarana energi listrik akan mampu sudah dapat memenuhi kebutuhan akan energi

Page 60: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 182

listrik di wilayah Kabupaten Donggala. Dan untuk mengoptimalkan pelayanan energi

listrik pada masa yang akan datang.

Tabel 5.20. Data Sebaran Energi Listrik di Kabupaten Donggala

No. KECAMATAN DESA

JENIS PEMBANGKIT LISTRIK

KET.

PLN

PLT

S

PLT

MH

PA

NA

S

BU

MI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Rio Pakava Towiora

Minti Makmur

Polanto Jaya

Tinauka

Lalundu √ 32 unit

Polando Jaya

Rio Mukti

Pantolobete

Bonemarawa

Pakava √

Ngovi √ 95 unit

Bukit Indah √

Mbulawa √

2 Pinembani Palintuma √ 100 unit

Gimpubia √

Bambakanini √

Dangaraa √

Tamodo √

Bambakaenu

3 Banawa Loli Oge √

Loli Tasiuri √

Kabonga Besar √

Ganti √

Gunung bale √

Kabonga kecil √

Tanjung batu √

Boya √

Labuan bajo √

Boneoge √

Loli pesua √

Loli dondo √

Loli saluran √

4 Banawa Selatan

Mbuwu √

Salumpaku √

Watatu √

Surumana √

Lalombi √

Bambarimi √ √ 64 unit

Tanahmea √

Salungkaenu √

Lumbumamara √

Tolongano √

Tosale √

Lumbu Tarombo √

Malino √

Page 61: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 183

Ongulara √

Lumbulama √

5 Banawa Tengah

Powelua √ 82 unit

Lumbudolo √

Salubomba √

Towale √

Limboro √

Kola-Kola √

Mekar Baru √

6 Labuan Labuan Lelea √

Labuan √

Kungguma √

Labuan Panima √

Labuan √

Labuan Toposo √

7 Tanantovea Bale √ Potensial PLTMH

Guntarano √

Nupa Bomba √

Wombo √

Wani I √

Wani II √

Wombo Panau √

Wombo Kalonggo

8 Sindue Dalaka √

Lero √

Toaya √

Sumari √

Taripa √

Masaingi √

Marana √ Potensial panas bumi

Enu √

Lero Tatari √

Toaya Vunta √

Kumbasa √

Amal √

9 Sindue Tombusabora

Tibo √

Saloya √

Kaliburu √

Batusuya √

Batusua Go’o √

10 Sinduae Tobata

Tamarenja √

Oti √

Alindau √

Sikara Tobata √

Sipeso √

11 Sirenja Ombo √

Tondo s √

Jono oge √

Dampal √

Sipi √

Tanjung padang √

Balentuma √

Sibado √

Tompe √

Page 62: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 184

Lompio √ Potensial panas bumi

Lende √

Lende tovea √

UPT Meva √

12 Balaesang Lombonga √

Labean √

Meli √

Tambu √

Siweli √

Sibualong √

Sibayu √

Palau √ 35 unit

Malino √

Mapane Tambu √ Potensial panas bumi

Tovia Tambu √

13 Balaesang Tanjung

Walandano √

Malei √

Kamonji √

Ketong

Rano B

Pomolulu

Manimbaya √ 30 unit

14 Damsol Kambayang √

Budi Mukti √

Talaga √

Sabang √

Sioyong √

Karya Mukti √

Panii √

Ponggerang √

Malonas √

Rerang √ Potensial PLTMH

Lemba Mukti √

Parisan Agung √

UPT Bayang √

15 Sojol Pangalasiang √ 150 unit

Bukit Harapan

Tonggolobibi √

Simalili

Siboang √

Siwalempu √

Balukang √ √

Bou √

Balukang II

16 Sojol Utara Pesik

Lenju √ 15 unit

Ogoamas II √ Potensial panas bumi

Ogoamas I √ Potensial panas bumi

Keterangan : - Sumber : RTRW Kabupaten Donggala 2011-2031

Page 63: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 185

H. TRANSPORTASI

Transportasi merupakan sarana untuk memudahkan akses manusia dalam

melakukan kegiatan. Jenis transportasi yang ada di Kabupaten Donggala meliputi :

1. Sarana Transpotasi Darat

Terminal merupakan simbol

dari pergerakan transportasi suatu

wilayah yang berfungsi sebagai tempat

persinggahan unit/angkutan umum yang

juga mengatur pergerakan orang dan

barang.

Sampai dengan tahun 2012 di

Kabupaten Donggala telah beroperasi 5

(lima) unit terminal yang berfungsi untuk

melayani dan mengkoordinir arus

penumpang dan barang antar wilayah, yang terdiri dari ; terminal Watatu,

terminal Banawa, terminal Labuan, terminal Ogoamas dan terminal Sioyong.

Gambar 5.10. Sarana terminal angkutan darat di Kota Donggala

Fasilitas terminal yang ada di Kabupaten Donggala meliputi rute sebagai

berikut :

1. Terminal Banawa di Kecamatan Banawa meliputi trayek Malonda -

Surumana, Malonda - Loli, Malonda - Lalundu;

2. Terminal Watatu di Kecamatan Banawa Selatan meliputi trayek Surumana -

Malonda;

3. Terminal Labuan di Kecamatan Labuan meliputi trayek Labuan - Sioyong,

Labuan - Tambu, Labuan - Balukang, Labuan - Ogoamas, Labuan Siboang,

Labuan - Tompe - Toaya;

Indikator Transpotasi Kab. Donggala 2013 Sarana terminal kendaraan

penumpang umum yang ada yakni Terminal Banawa Terminal watatu Terminal Labuan Terminal Sioyong Terminal Ogoamas

Page 64: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 186

4. Terminal Sioyong di Kecamatan Damsol meliputi trayek Sioyong -

Karyamukti, Sioyong - Buktimukti;

5. Terminal Ogoamas di Kecamatan Sojol Utara meliputi trayek Ogoamas -

Labuan, Ogoamas - Bangkir, Tambu - Kasimbar.

Selain itu Pemerintah Daerah juga telah mengoperasikan 5 (lima) Pos

Pengawasan yang berfungsi sebagai pengawasan dan pemeriksaan unit lalu

lintas, arus penumpang dan barang yang melewati wilayah-wilayah perbatasan.

Ke 5 pos pengawasan tersebut terbagi di daerah ; Dusun Karumba, Desa Wani,

Pasar Malonda, Desa Tambu dan Desa Loli Oge.

2. Sarana Transportasi Laut.

Sistem transportasi wilayah di

Kabupaten Donggala sangat terkait

dengan hirarki kota yang mendukung

hubungan inter-regional dan intra-

regional. Berdasarkan letak geografisnya

hubungan inter-regional berkaitan

dengan sarana transportasi laut.

Keberadaan pelabuhan laut baik pelabuhan rakyat maupun pelabuhan

nusantara dan pelabuhan feri, memegang peranan penting dalam melayani

mobilitas penumpang dan barang, yang keluar masuk dalam wilayah Kabupaten

Donggala.

Di Kabupaten Donggala saat ini terdapat 3 (tiga) pelabuhan umum

namun dengan skala pelayanan yang terbatas pada pelabuhan penyeberangan

dan pelabuhan barang. Peran dan fungsi pelabuhan saat ini lebih cenderung

untuk melayani kebutuhan eksport hasil bumi (baik berupa hasil pertanian dan

hasil tambang/sirtu) sementara itu pelabuhan komersil sekarang diarahkan ke

0 0,1 0,2 0,3 0,4

Banawa

Watatu

Labuan

Sioyong

Ogoamas

Banawa Watatu Labuan Sioyong Ogoamas

Luas (Ha) 0,35 0,35 0,15 0,28 0,3

Garfik SP-5. Jumlah dan Luas Kawasan Sarana Terminal Kendaraan Penumpang

(Type C) di Kabupaten Donggala Tahun 2013

Indikator Transpotasi Kab. Donggala 2013 Sarana Pelabuhan Laut tahun

2012, yakni : Pelabuhan Donggala Pelabuhan Wani Pelabuhan Ogoamas

Page 65: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 187

pelabuhan Wani dan pelabuhan Ogoamas yang menghubungkan kota-kota di

semenanjung Selat Makassar seperti Toli-toli dan Buol. Sementara Pelabuhan

Donggala sendiri sebagai sentra ibukota Kabupaten sendiri tidak berfungsi lagi

mengingat kondisinya yang tidak lagi memenuhi syarat untuk dioperasikan, untuk

saat ini hanya dipergunakan untuk pelabuhan alih muat barang,

Gambar 5.11. Pelabuhan Wani di waktu matahari terbit

Perkembangan Perdagangan Antar Pulau di Kabupaten Donggala yang

terdiri dari beberapa jenis komoditi, mulai dari hasil pertanian dan olahannya,

bahan makanan, hasil hutan, hasil laut, pada Tahun 2012 dapat dilihat pada table

berikut dibawah. Kegiatan bongkar muat barang pada pelabuhan Wani

menunjukkan aktifitas yang menggembirakan, dimana bongkar barang pada

Tahun 2012 sebesar 195.474 ton sedangkan muat barang sebesar 853.894 ton.

Tabel 5.21. Aktifitas Bongkar Muat di Pelabuhan di Kabupaten Donggala

No. Nama Pelabuhan Aktifitas

Bongkar (ton) Muat (ton)

(1) (2) (3) (24)

1 Pelabuhan Ogoamas 125 860.341

2 Pelabuhan Wani 195.474 853.894

3 Pelabuhan Donggala 38.185 8.064

TOTAL 233.784 1.722.299 Keterangan : - Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala 2013

Disamping pelabuhan umum itu, di Kabupaten Donggala juga terdapat

pelabuhan khusus yakni pelabuhan angkutan hasil tambang bahan galian C yang

berada di Kabonga dan alih muat peti kemas.

Page 66: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 188

3. Perkiraan Volume Limbah Padat

Dari seluruh rangkaian kegiatan

yang terjadi baik itu di Terminal

Angkutan Umum, Pelabuhan Laut akan

selalu menghasilkan limbah cair dan

padat. Limbah padat yang diproduksi

setiap harinya secara langsung akan

mudah dilihat sebagai sebuah tekanan

terhadap lingkungan. Kemampuan

lingkungan untuk menguraikan limbah-

limbah padat sangatlah kurang terutama

jika limbah padat tersebut bersifat anorganik seperti plastik, logam, karet dan

benda-benda anorganik lainnya. Limbah padat akan semakin bertambah

volumenya. Sedangkan kemampuan lingkungan untuk mengurai limbah padat

tidak akan sebanding dengan laju produksi limbah padat tersebut.

Berdasarkan data dari dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Donggala untuk pelabuhan sekitar 1.000 orang/hari, dan

rata penumpang naik dan turun di lima terminal yang ada di Kabupaten Donggala

mencapai 435 orang/hr.

Apabila diasumsikan para penumpang tersebut menghasilkan limbah

padat per orang setiap harinya sekitar 0,125 m3/hr, maka dapat diketahui limbah

padat yang dihasilkan sebesar 179,38 m3/hari, yang terdiri dari sarana

transportasi terminal angkutan umum dengan limbah padat sekitar 125 m3/hari

atau sekitar 69,69 % dan pelabuhan laut sekitar 54,38 m3/hari atau sekitar 30,31

%. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut :

69,69 %

30,31 %

Grafik SP-5. Perkiraan Volume Limbah Padat dari Sarana transportasi di Kabupaten Donggala Tahun 2013

Terminal Angkutan Umum

Pelabuhan Laut

Potensi Limbah Kab. Donggala 2013 Perkiraan volume limbah

padat tahun 2012, sebesar 179,38 m3/hari yang terdiri sarana terminal angkutan darat sebesar 125,00 m3/hari dan dari pelabuhan laut sebesar 54,38 m3/hari

Page 67: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 189

I. PARIWISATA

Kawasan pariwisata diperuntukkan bagi kawasan pariwisata dengan kriteria

memiliki obyek keindahan alam, kebudayaan dan peninggalan sejarah dan keunikan

alami sebagai suaka alam.

1. Potensi Wisata

Kawasan wisata di Kabupaten

Donggala dapat digolongkan sebagai

kawasan wisata alam karena sebagian

besar obyek/daya tarik wisata

memanfaatkan sumberdaya alam

sebagai obyek utamanya, seperti ;

kawasan wisata pantai dan laut,

kawasan wisata danau, kawasan

wisata permandian, kawasan wisata

pegunungan/pulau. Kawasan wisata tersebut tersebar hampir di setiap

kecamatan yang ada di Kabupaten Donggala karena kondisi alam yang masih

tergolong baik sehingga berpotensi sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata

(ODTW)

Data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Donggala tahun

2012 menyebutkan, jumlah obyek wisata yang ada di dalam wilayah Kabupaten

Donggala tercatat 28 lokasi, obyek tersebut terdiri dari 10 obyek wisata bahari, 16

obyek wisata alam (permandian air terjun/panorama alam pegunungan/pulau

wisata), 2 obyek wisata danau.

-1 2 3 4 5 6 7

Rio

Pak

ava

Pin

emb

ani

Ban

awa

Ban

awa

Sela

tan

Ban

awa

Ten

gah

Lab

uan

Tan

anto

vea

Sin

du

e

Sin

du

e Ta

om

bu

sab

ura

Sin

du

e To

bat

a

Sire

nja

Bal

aesa

ng

Bal

aesa

ng

Tan

jun

g

Dam

sol

Sojo

l

Sojo

l Uta

ra

Jum

lah

Ob

yek

Kecamatan

Grafik SE-24. Jumlah Obyek Wisata Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Wisata Bahari

Wisata Alam

Wisata Danau

Indikator Pariwisata Kab. Donggala 2013 Obyek wisata di Kabupaten

Donggala sampai dengan Tahun 2012 sebanyak 28 buah, yang terdiri dari wisata bahari 10 buah, wisata alam 16 buah dan wisata danau 2 buah.

Page 68: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 190

Berikut ini beberapa gambaran obyek wisata yang ada :

1) Tanjung Karang

Pantai Tanjung Karang terletak 34 Km dari Kota Palu, terdapat di

Kabupaten Donggala. Pantai ini memiliki pasir putih dan alam bawah laut

yang indah. Perjalanan menuju Tanjung Karang ditempuh dengan mobil dari

Palu.

Alam bawah laut Tanjung Karang dihuni ikan endemik dan terumbu

karang yang berwarna warni. Kehidupan alam bawah laut sangat dikagumi

para wisatawan. Kegiatan menyelam dapat dilakukan pada siang hari

maupun malam hari. Sepanjang perjalanan menuju Tanjung Karang, kita

dapat menyaksikan birunya air laut dan pemandangan pegunungan. Untuk

mencapai Pantai Tanjung Karang, pengunjung harus melanjutkan

perjalanan sekitar 3 Km lagi.

Dari jalur menuju pantai Tanjung Karang, pengunjung akan dapat melihat

pemandangan Kota Donggala, lengkap dengan suasana pelabuhannya.

Pantai Tanjung Karang yang putih sangat cocok untuk mandi dan berjemur.

Pengunjung juga dapat melakukan snorkeling dan diving, untuk ini

pengunjung dapat menyewa peralatan yang telah tersedia ditempat

.

Gambar 5.12. Obyek Wisata Tanjung Karang di Kec. Banawa

Page 69: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 191

2) Pusentasi (Pusat Laut)

Lokasi wisata Pusat laut (Pusentasi). Pusentasi adalah tempat

dimana terdapat sumur besar tak jauh dari pantai dan berair asin, terlihat

juga banyak ikan laut jika kita melongok ke dalam lubang sumur yang

berdiameter sekitar 7 meter ini. Untuk mencapai lokasi ini, kita harus

melanjutkan perjalanan kurang lebih 12 Km dari Kota Donggala, atau sekitar

47 Km dari Kota Palu.

Pusentasi terdapat di Desa Towale, Kabupaten Donggala ± 12 Km

dari Kota Palu. Kata Pusentasi berarti pusar air laut atau sumur laut. Sumur

air laut terletak di daratan tapi airnya terasa asin. Kawasan ini dikenal

sebagai obyek wisata alam. Di sekitar obyek wisata pusentasi dapat

disaksikan para perajin menenun Sarung Donggala

Selain melihat sumur Pusentasi yang memiliki goa bawah tanah yang

menghubungkannya dengan lautan, tepat disebelah sumur adalah

hamparan pantai yang berpasir putih dan bersih. Walau tidak luas, pantai di

Pusentasi sangat landai dan tidak dalam,

Gambar 5.13. Obyek Wisata Pusentasi di Kec. Banawa

3) Loli Indah

Taman rekreasi Loli Indah pernah mencapai kejayaannya tahun

1980-an hingga akhir 1990-an. Tahun itu, Loli Indah adalah satu-satunya

taman rekreasi pertama yang menyediakan kolam renang di Palu. Era tahun

2000-an belasan kolam renang telah hadir, tetapi Loli Indah masih tetap

menjadi primadona dengan dukungan alamnya yang khas.

Kiri-kanan dan belakang Loli Indah dikelilingi bukit. Di depannya

terdapat pemandangan hamparan laut. Namun kini terhalang oleh bangunan

rumah penduduk yang kian padat. Anda bisa menikmati keindahan laut, jika

sedikit mengambil posisi bagian barat dari lokasi ini.

Suara jengkrik melengking bak di hutan belantara menjadi satu ciri

khas dari sekian banyak keindahan Loli Indah. Pepohonan yang rimbun

Page 70: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 192

masih memberi kesejukan bagi pengunjung. Ada pohon kamboja, akasia,

mangga, dan ketapang sebagai tempat bernaung dan parkiran unit tanpa

pungutan retribusi.

Pepohonan itu sekaligus penyejuk belasan rumah panggung ukuran

2 x 2 meter. Rumah-rumah berdinding setengah dada itu disewa hanya Rp

5.000 sekali pakai. Cocok untuk keluarga menikmati hari-hari libur. Di sana

tersedia aliran listrik, bisa membawa alat elektronik seperti laptop atau radio.

Cafe berbaring Anda bisa menyeburkan diri ke dalam kolam renang.

“Air dari gunung masuk ke kolam menggunakan pipa. Kolam selalu kami

bersihkan dengan alat khusus sehingga kesehatannya terjamin,”

Gambar 5.14. Obyek Wisata Loli Indah di Kec. Banawa

4) Pulau Pasoso

Kecamatan Balaesang memiliki potensi ekowisata bahari yang

sangat besar. Kawasan pulau Pasoso merupakan pulau kecil seluas 10 ha

yang dikelilingi oleh paparan laut dangkal, pantai pasir putih dan memiliki

berbagai ragam terumbu karang. Secara administratif, kawasan ini

merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Balaesang.

Gambar 5.15. Obyek Wisata Pulau Pasoso di Kec. Balaesang

Berdasarkan hasil penelitian YACL (2004) bahwa kegiatan wisata

seperti scuba sangat cocok di wilayah perairan Balaesang karena keindahan

bawah laut yang masih baik misalnya terumbu karang dan biota laut lainnya.

Selain memiliki keindahan alam laut.

Page 71: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 193

Pulau Pasoso juga merupakan salah satu habitat penting bagi

hewan endemik di dunia yaitu penyu hijau ((Chelonia mydas) yang berada di

Kabupaten Donggala dan telah ditetapkan sebagai kawasan suaka

margasatwa pada tahun 1989, dengan Surat Keputusan Gubernur Propinsi

Sulawesi Tengah.

Masalah yang harus ditangani bagi pengembangan Kecamatan

Balaesang sebagai daerah tujuan wisata ialah transportasi dan ketersediaan

air. Pada umumnya kondisi jalan menuju ke desa-desa di wilayah

Kecamatan Balesang dalam keadaan rusak berat. Masalah lain yang harus

diantisipasi ialah ketersediaan air bersih. Pada umumnya wilayah pesisir

Kecamatan Balaesang termasuk Pulau Pasoso merupakan wilayah yang

tergolong krisis air bersih. Berdasarkan hasil wawancara dengan

masyarakat di Desa Mapaga bahwa kesulitan air bersih ini sudah

berlangsung lama. Bahkan hingga kini Desa Mapaga yang memiliki kurang

lebih 200 Kepala Keluarga hanya bergantung kepada dua mata air yang

fluktuasi debitnya tinggi pada saat musim hujan.

Gambar 5.16. Budidaya Penyu Hijau di Pulau Pasoso

5) Titik Khatulistiwa

Disamping kawasan hutan tropis dan Danau Rano serta kawasan

hutan mangrove di sepanjang pesisir pantai. Keindahan alam lain yaitu

hamparan pasir putih yang sangat indah di sepanjang pesisir pantai baik di

bagian teluk Balaesang maupun di bagian timur wilayah Kecamatan

tersebut. Hal lain yang menjadi kekuatan wisata ialah letak wilayah ini yang

tepat berada di garis Khatulistiwa. (0°LU dan 0°LS)

Page 72: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 194

Gambar 5.17. Obyek Wisata Garis Khatulistiwa di Tambu Kec. Balaesang

6) Danau Rano

Kecamatan Balaesang juga memiliki potensi wisata di wilayah

daratan yang sangat besar misalnya kawasan hutan tropis dan Danau Rano

serta kawasan hutan mangrove di sepanjang pesisir pantai. Namun sangat

disayangkan bahwa dari 136 ha mangrove yang ada 74 ha telah mengalami

kerusakan, yaitu di Desa Lombonga, Walandano, Malei, Ketong dan Sibayu.

Gambar 5.18. Obyek Wisata Danau Rano di Kec. Balaesang

7) Danau Talaga

Di sekitar Danau Talaga ditemukan berbagai flora dan fauna yang

endemik serta vegetasi tanaman durian yang langka. Selanjutnya populasi

durian ini tidak banyak hingga dikhawatirkan bisa punah jika tidak

dilestarikan. Karena populasinya yang sedikit maka setiap musim berbuah,

durian yang disebut masyarakat setempat sebagai “Durian Blek” ini hanya

habis terjual di sekitar kawasan Desa Sabang dan tidak terjual di ke Kota

Palu.

Page 73: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 195

Gambar 5.19. Obyek Wisata Danau Talaga di Kec. Damsol

Selain itu, di sekitar Danau Talaga juga ditemukan obyek wisata

berupa gua yang banyak dihinggapi kelelawar sehingga disebut gua

kelelawar. Namun sayang obyek ini kurang diperhatikan oleh Pemerintah

setempat sehingga keadaannya terkesan apa adanya saja.

Gambar 5.20. Gua kelelawar di sekitar Obyek Wisata Danau Talaga

Di kawasan hutan tropis sekitar Danau Talaga ditemukan berbagai

flora yang endemik serta vegetasi tanaman yang langka. Diantaranya

adalah Pohon Kaili, bunga kantong semar dan durian langka. Selanjutnya

populasinya tidak banyak lagi ditemukan, sehingga dikhawatirkan bisa

punah jika tidak dilestarikan.

Pohon Kaili Kantong Semar

Gambar 5.21. Vegetasi Endemik di sekitar Kawasan Hutan Danau Talaga

Namun, masalah yang dihadapi Pemerintah Daerah dalam

mengembangkan obyek dan daya tarik wisata tersebut agar dapat

Page 74: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 196

memberikan nilai konstribusi terhadap daerah sehubungan dengan aset

pariwisata adalah :

a) Upaya pengenalan (promosi) obyek wisata harus ditingkatkan terutama

dengan menggunakan teknologi internet.

b) Pembangunan sarana dan prasarana pendukung terutama transportasi

ke lokasi tujuan wisata perlu ditingkatkan.

c) Pelibatan masyarakat dalam kegiatan keparawisataan perlu lebih

digalakkan.

d) Pengembangan parawisata yang berbasis lingkungan perlu ditumbuh

kembangkan karena Kabupaten Donggala memiliki potensi alam yang

sangat besar.

Obyek wisata lain yang perlu mendapat perhatian adalah,

pembuatan Sarung Donggala. Karena Kabupaten Donggala merupakan

salah satu Kabupaten di Sulawesi Tengah yang memiliki sarung khas.

Permintaan Sarung Donggala setiap tahun terus mengalami peningkatan.

Walaupun sampai saat ini pembuatannya masih secara manual atau dengan

alat tradisonal sehingga memerlukan waktu yang relatif lebih lama.

Gambar 5.22. Sarung Donggala

Page 75: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 197

2. Sarana Hotel/Penginapan

Dunia pariwisata tidak akan terpisahkan dengan usaha perhotelan.

Namun dari data yang ada di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Donggala, tercatat yang ada hanya berupa sarana penginapan saja.

Sedangkan untuk sarana kelengkapan akomodasinya dalam hal ini

penginapan, jumlah kamar hanya berkisar 7 sampai dengan 25 kamar dengan

potensi jumlah pengunjung sebanyak 1.842 orang. Sarana penginapan yang ada,

diketahui yang hanya berada pada obyek wisata yang berada di Ibukota

Kabupaten saja, selebihnya yang di Kecamatan lain tidak diketahui.

3. Perkiraan Volume Limbah Padat

Dari seluruh rangkaian kegiatan

pariwisata yang ada baik itu obyek

wisata bahari, wisata alam dan wisata

danau juga akan menghasilkan limbah

cair dan padat. Limbah padat yang

diproduksi setiap harinya secara

langsung akan mudah dilihat sebagai

sebuah tekanan terhadap lingkungan. Kemampuan lingkungan untuk

menguraikan limbah-limbah padat sangatlah kurang terutama jika limbah padat

tersebut bersifat anorganik seperti plastik, logam, karet dan benda-benda

anorganik lainnya. Limbah padat akan semakin bertambah volumenya.

Sedangkan kemampuan lingkungan untuk mengurai limbah padat tidak akan

sebanding dengan laju produksi limbah padat tersebut.

Produksi limbah padat yang didapatkan belum cukup detail, karena data

yang diperoleh hanya potensi pengunjung yang tercatat obyek wisata yang

berada di Ibukota Kabupaten yakni sebesar 1.842 orang sesuai data dari dari

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Donggala. Apabila diasumsikan

para penumpang tersebut menghasilkan limbah padat per orang setiap harinya

sekitar 0,125 m3/hr, maka dapat diketahui limbah padat yang dihasilkan dari

obyek wisata sekitar 230,25 m3/hari. Dari data perhitungan perkiraan volume

limbah padat tersebut, diketahui obyek wisata pusat laut (pusentasi) merupakan

obyek wisata dengan penghasil limbah yang paling tinggi yakni sekitar 81,25

m3/hr dan Harmony merupakan obyek penghasil limbah terendah yakni sekitar

10,00 m3/hr. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut :

Potensi Limbah Kab. Donggala 2013 Perkiraan volume limbah

padat tahun 2012 dari obyek wisata sebesar 230,25 m3/hari

Page 76: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 198

12,25 m3/hr 10,00 m3/hr 11,75 m3/hr

81,25 m3/hr62,50 m3/hr

52,50 m3/hr

Grafik SP-6. Perkiraan Volume Limbah Padat dari Obyek Wisata di Kabupaten Donggala Tahun 2013

Prince Jhon

Harmony

Toverage

Pusentasi (Pusat Laut)

Tanjung Karang

Boneoge

Page 77: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 199

J. LIMBAH B3

Pembangunan di bidang industri tersebut di satu pihak akan menghasilkan

barang yang bermanfaat bagi kesejahteraan hidup rakyat dan di lain pihak industri itu

juga akan menghasilkan limbah. Diantara lain limbah yang dihasilkan oleh kegiatan

industri tersebut terdapat limbah bahan berbahaya beracun (B3).

Limbah B3 yang dibuang langsung ke dalam lingkungan dapat menimbulkan

bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Mengingat resiko tersebut, perlu diupayakan agar setiap kegiatan industri dapat

menghasilkan limbah B3 seminimal mungkin dan mencegah masuknya limbah B3 dari

luar wilayah Indonesia.

Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999, Limbah bahan berbahaya dan beracun,

disingkat limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung

bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya

dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat

mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta

makhluk hidup lain;

Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumbernya,meliputi :

a. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;

b. Limbah B3 dari sumber spesifik;

c. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan

buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

1. Kegiatan Penghasil Limbah B3

Secara Umum dalam lingkup wilayah Kabupaten Donggala, jenis

industri/usaha/kegiatan yang teridentifikasi mempunyai potensi menghasilkan

limbah B3 adalah kegiatan pertambangan bahan galian C, usaha kayu, kain

tenun ikat, bahan pembersih keperluan rumah tangga, kosmetika, pelayanan

kesehatan, perbengkelan/pemeliharaan unit dan fotocopy. Namun data mengenai

volume limbah yang dihasilkan datanya tidak tersedia, sebagai gambaran dapat

dilihat pada tabel berikut.

Page 78: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 200

Tabel 5.22. Identifikasi Jenis Kegiatan/Usaha Penghasil Limbah B3 di Kabupaten Donggala tahun 2013

No. Jenis Kegiatan/Usaha Jumlah

Kegiatan/Usaha Limbah B3

Ket. Sumber Pencemar Uraian Jenis Limbah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pertambangan bahan galian

C 22 Usaha Kegiatan operasional

pertambangan Wadah penyimpanan oli

Oli bekas operasional kegiatan

2 Penggergajian kayu, moulding dan komponen bahan bangunan, meubel atau furniture dari kayu, kayu lapis

58 Usaha Kegiatan operasional Sawmil Wadah penyimpanan oli MFDP Cat (termasuk

vernish, politur dan pelapis lain)

Oli bekas operasional kegiatan Sludge cat Sludge dari proses fasilitas

penyimpanan Pelarut bekas

3 Kain tenun ikat 20 Usaha Proses finishing Proses drying kain

Pelarut bekas Sludge dari proses cleaning

4 Percetakan dan penerbitan 1 Usaha MFDP Tinta Kegiatan pencetakan dan

pewarnaan

Kemasan bekas tinta Residu pencetakan dan

pewarnaan Pelarut bekas

5 RSU Kabelotapura 1 Usaha Seluruh rangkaiajn kegiatan RS dan Laboratorium klinis

Limbah klinis produk farmasi kadaluarsa, peralatan laboratorium

terkontaminasi, kemasan produk farmasi, limbah laboratorium, residu dari proses insinerasi

6 Fotocopy 5 Usaha NFDP Tuner Pemeliharaan peralatan

Tuner bekas

7 Bengkel pemeliharaan unit 2 Usaha Oli bekas Limbah Cat Asam Batere/aki bekas

Limbah oli bekas Pelarut yang mudah terbakar Asam Logam berat

Keterangan : - Sumber : BLHD Kab. Donggala Thn 2013

Page 79: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 201

2. Izin Penyimpanan Sementara, Pengelolaan dan Pengangkutan Limbah B3

Setiap orang atau badan usaha yang menghasilkan limbah B3 wajib

mengolah limbah B3 yang dihasilkannya sesuai dengan teknologi yang ada dan

jika tidak mampu diolah di dalam negeri dapat diekspor ke negara lain yang

memiliki teknologi pengolahan limbah B3, atau paling tidak kalau tidak mampu

untuk diolah atau volume limbah yang dihasilkan kurang dari 50 kg/hari

sebaiknya disimpan dulu paling lama 90 hari sebelum diserahkan kepemanfaat

atau pengolah atau penimbun limbah B3.

Penyimpanan yang dimaksud adalah kegiatan menyimpan limbah B3

yang dilakukan oleh penghasil dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau

pengolah dan/atau penimbun limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara;

Penyimpanan limbah B3 dilakukan ditempat penyimpanan yang sesuai

dengan persyaratan. Antara lain :

a. Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana dan di

luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang;

b. Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik limbah B3

dan upaya pengendalian pencemaran lingkungan .

Berikut beberapa perusahaan yang mendapat izin penyimpanan limbah

B3 dalam wilayah Kabupaten Donggala. Antara lain :

Tabel 5.23. Kegiatan/Usaha Yang Mendapat Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3 di Kabupaten Donggala Tahun 2013

No. Nama

Perusahaan Jenis

Usaha

Jenis Limbah B3

yang dihasilkan

Pemberi Izin

Ket

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 PT. Pertamina Depot BBM Oli bekas,

sludge majun

Bupati Donggala

2 PT. Lestari Tani Teladan

Usaha perkebunan kelapa sawit

Oli bekas, limbah

padat

Bupati Donggala

Keterangan : - Sumber : BLHD Kab. Donggala Thn 2013

Dari hasil penyimpanan sementara, penghasil limbah B3 dapat

menyerahkan pengolahan dan/atau penimbunan limbah B3 yang dihasilkannya

itu kepada pengolah dan/atau penimbun limbah B3.

Sebelum limbah B3 tersebut sebelum diolah (pengelolaan) dengan

maksud untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan

kualitas lin, dari hasil penimbunan tersebut harus diangkut

Pengangkutan limbah B3 yang dimaksud adalah suatu kegiatan

pemindahan limbah B3 dari penghasil dan/atau dari pengumpul dan/atau dari

Page 80: Pemerintah Kabupaten Donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Bab V_Tekanan.pdf · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Donggala

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 202

pemanfaat dan/atau dari pengolah ke pengumpul dan/atau ke pemanfaat

dan/atau ke pengolah dan/atau ke penimbun limbah B3.

Namun, dalam wilayah Kabupaten Donggala belum ada badan usaha

yang khusus untuk menampung dan atau mengolah serta mengangkut limbah

B3.