pemerintah kabupaten donggalablh.donggala.go.id/wp-content/uploads/2014/09/bab v_tekanan.pdf ·...
TRANSCRIPT
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 123
TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN
A. KEPENDUDUKAN
Istilah kependudukan (population)
dihubungkan dengan hal-hal yang
menyangkut perubahan-perubahan dalam
struktur kependudukan, yang meliputi
pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk,
komposisi, dan persebaran penduduk.
Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi
karena kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas), perkawinan, perpindahan
penduduk (migration) dan mobilitas sosial.
Untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan
penduduk, komponen-komponen demografi
tersebut perlu mendapat perhatian
Pemantauan laju pertumbuhan
penduduk sangat penting sebagai penentu
kebijakan di bidang kependudukan, yaitu
untuk mengendalikan jumlah penduduk. Penduduk yang besar sebenarnya menjadi
modal pembangunan yang potensial apabila kualitasnya baik. Namun, jumlah
penduduk yang terlalu besar dan tidak diimbangi dengan tingkat produktifitas yang
tinggi akan menimbulkan dampak yang kompleks di segala bidang.
Namun daerah yang wilayahnya luas dan mempunyai sumber daya alam
yang potensial untuk dikembangkan sangat membutuhkan tenaga kerja dalam
pengelolaannya. Dalam hal ini yang diperlukan adalah pemerataan jumlah penduduk,
yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah. Sehubungan dengan hal
tersebut maka salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian dalam proses
pembangunan adalah masalah kependudukan yang mencakup berbagai aspek antara
lain jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, persebaran dan kepadatan penduduk
serta komposisi penduduk.
Secara administratif Kabupaten Donggala memiliki luas wilayah 5.275,69
km2, diselang waktu tahun 2010 terjadi pemekaran Kecamatan yang semula 15 (lima
belas) Kecamatan menjadi 16 (enam belas) Kecamatan sampai saat ini. Data dari
Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala Tahun 2012 dari 16 (enam belas)
BAB V
Indikator Kependudukan Kab. Donggala 2013 Kepadatan penduduk rata-
rata 79,76 % Tingkat pertumbuhan
penduduk pada tahun 2012 sebesar 6,09 %.
Komposisi penduduk didominasi usia muda (15 s.d 39 thn) sebesar 39,83 %.
Penyebaran penduduk tertinggi 330,38 jiwa/km2, sedangkan terendah 15,07 jiwa/km2.
Angka ketergantungan 65, untuk setiap 65 penduduk usia produktif menanggung 100 penduduk usia tidak produktif.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 124
Kecamatan tersebut, Kecamatan Rio Pakava merupakan Kecamatan terluas dengan
luas mencapai 872,16 km2 atau 16,53 % dari luas wilayah dan Kecamatan yang
paling kecil ialah Kecamatan Banawa Tengah yang hanya memiliki luas 74,62 km2
atau 1,41 % dari luas wilayah.
Besar kecilnya suatu wilayah berinteraksi positif dengan kondisi
kependudukan yang berhubungan langsung dengan masyarakat atau penduduk.
Peran serta penduduk dalam pembangunan wilayah mempunyai ikatan yang cukup
kuat sesuai dengan tempat tinggalnya, karakteristik sosial dari masing-masing
penduduk di Kabupaten Donggala.
1. Demografi Penduduk
Hasil Sensus Penduduk Tahun 2013, diketahui jumlah penduduk
Kabupaten Donggala mencapai 284.113 jiwa, yang terdiri dari 145.810 jiwa
penduduk laki-laki dan 138.303 jiwa penduduk perempuan, dengan pertumbuhan
penduduk rata-rata sebesar 6,09 %. Seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk, maka tingkat kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan.
Selama tahun 2012 kepadatan penduduk tercatat sebanyak 79,76 jiwa/km2,
dengan luas wilayah Kabupaten Donggala 5.275,69 km2.
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2012
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 6,09 %. pada tahun 2011
pertumbuhan penduduk sebesar 6,12 % dan tahun 2010 sebesar 8,07 %.
sedangkan di tahun 2009 cenderung menurun sebesar 2,70 %, hal ini
disebabkan oleh adanya pemekaran Kabupaten Sigi sehingga penduduk
Kabupaten Donggala sebanyak 23.917 jiwa secara otomatis berubah status
16,53 %7,63 %
1,88 %8,16 %
1,41 %
2,39 %5,74 %
3,36 %4,01 %
4,02 %
5,44 %5,96 %
3,58 %
13,89 %
13,37 %
2,64 %
Grafik DE-1. Luas Wilayah Berdasarkan KecamatanTahun 2013
Rio Pakava
Pinembani
Banawa
Banawa Selatan
Banawa Tengah
Labuan
Tanantovea
Sindue
Sindue Tombusabura
Sindue Tobata
Sirenja
Balaesang
Balaesang Tanjung
Damsol
Sojol
Sojol Utara
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 125
menjadi penduduk Kabupaten Sigi sebagai daerah pemekaran. Adapun
gambaran nilai perbandingan laju pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut:
Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkat Kecamatan, dapat
disimpulkan bahwa jumlahnya tidak merata pada setiap wilayah kecamatan, sisi
demografi tersebut dipengaruhi oleh faktor geografis dan sosial. Bila dicermati,
kecamatan dengan luas wilayah terbesar yakni Kecamatan Rio Pakava tapi
dalam hal distribusi penduduk jumlahnya kecil, kepadatannya hanya mencapai
26,03 jiwa/km2. Demikian juga halnya dengan Kecamatan Sojol dan Kecamatan
Damsol, wilayahnya termasuk luas namun distribusi penduduknya atau
kepadatan penduduknya kurang hanya sekitar 36,83 jiwa/km2 dan 40,36
jiwa/km2.
Kepadatan penduduk di tahun 2011 yakni sebesar 73,38 jwa/km2, dan di
tahun 2012 meningkat sebesar 79,76 jiwa/km2 atau naik sekitar 0,38 %, secara
rinci penyebaran penduduk menggambarkan bahwa Kecamatan Banawa
merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan yang paling tinggi, sekitar
330.38 jiwa/km2 hal ini disebabkan karena Kecamatan Banawa sebagai Ibukota
Kabupaten dimana daerah tersebut pusat kegiatan berbagai aktifitas penduduk.
Sedangkan wilayah dengan kepadatan terendah adalah Kecamatan Pinembani
hanya sekitar 15,07 jiwa/km2. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut
:
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Laki-laki 139.990 143.579 145.128 145.810
Perempuan 132.399 136.177 137.624 138.303
Total 272.389 279.756 282.752 284.113
-50.000
100.000 150.000 200.000 250.000 300.000
Jum
lah
Pe
nd
ud
uk
Grafik DE-1. Grafik Laju Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Donggala 4 Tahun
Terakhir
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 126
Salah satu indikator kependudukan yang sangat penting adalah
komposisi atau struktur penduduk. Komposisi penduduk dalam arti demografi
adalah kompisisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Komposisi atau
struktur penduduk dapat dilihat dari jenis kelamin dan dapat pula dilihat dari
struktur umur serta kombinasi antara keduanya. Kedua-duanya memiliki arti
strategis dalam hubungannya dengan berbagai aspek kependudukan lainnya
seperti fertilitas, mortalitas, migrasi dan masalah-masalah ketenagakerjaan.
Indikator ini dapat digunakan untuk memprioritaskan kebijakan yang perlu diambil
dalam suatu wilayah tertentu.
Komposisi atau struktur umur penduduk di Kabupaten Donggala
menunjukkan bahwa tercatat hampir 39,83 % penduduk masih berusia 15 sampai
dengan 39 tahun ; yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 57.343 jiwa dan
penduduk perempuan sebanyak 55.817 jiwa. Sedangkan 35,78 % penduduk
872,16
402,61
99,04
430,67
74,64
126,01
302,64
177,20
211,55
211,92
286,94
314,23
188,85
732,76
705,41
139,07
22.702
6.066
32.721
24.195
10.293
13.611
15.516
18.842
11.565
8.967
20.650
23.297
10.577
29.573
25.977
9.561
Rio Pakava
Pinembani
Banawa
Banawa Selatan
Banawa Tengah
Labuan
Tanantovea
Sindue
Sindue Tombusabura
Sindue Tobata
Sirenja
Balaesang
Balaesang Tanjung
Damsol
Sojol
Sojol Utara
Grafik DE-1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Donggala Tahun
2013
Total Penduduk Luas (km2)
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 127
berada dibawah 14 tahun yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 52.292
jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 49.354 jiwa. Hal ini menunjukkan
bahwa penduduk Kabupaten Donggala masih tergolong penduduk berusia muda.
Sebagai gambaran dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 5.1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Donggala Tahun 2012
No. Kelompok Umur
(Tahun)
Jenis Kelamin Total Penduduk
% Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 0 -14 52.292 49.354 101.646 35,78
2 15 - 39 57.343 55.817 113.160 39,83
3 40 - 54 23.308 21.309 44.517 15,67
4 55 - 64 7.750 6.703 14.453 5,09
5 64 Keatas 5.217 5.120 10.337 3,64
Total 145.810 138.303 284.113 100,00 Keterangan : - Sumber : BPS Kab. Donggala Thn 2013
Indikator yang digunakan untuk mengetahui komposisi penduduk
menurut jenis kelamin adalah rasio jenis kelamin (sex ratio), yaitu perbandingan
antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan. Semakin
besar penduduk perempuan, potensi fertilitasnya semakin tinggi. Meskipun tinggi
rendahnya fertilitas dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, dan
karakteristik demografi. Pembekalan pengetahuan yang cukup tentang fertilitas
bagi kaum perempuan akan sangat berguna, terutama untuk negara-negara
berkembang seperti Indonesia.
Data dari BPS mencatat bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Donggala
yang terdiri dari 145.810 jiwa penduduk laki-laki dan 138.303 jiwa penduduk
perempuan. Dimana proporsi penduduk laki-laki lebih banyak dibanding
penduduk perempuan yaitu 51,32 % dan 48,68 %. Berdasarkan perbandingan
jumlah tersebut menghasilkan indikator komposisi penduduk sex ratio sebesar
105, yang berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 105 penduduk laki-
laki seperti yang tertera pada tabel dibawah ini ;
Tabel 5.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012
No. Kecamatan/
Kabupaten/Kota Jenis Kelamin Total
Penduduk Sex
Ratio Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Rio Pakava 11.936 10.766 22.702 111
2 Pinembani 3.127 2.939 6.066 106
3 Banawa 16.709 16.012 32.721 104
4 Banawa Selatan 12.519 11.676 24.195 107
5 Banawa Tengah 5.336 4.957 10.293 108
6 Labuan 7.053 6.558 13.611 108
7 Tanantovea 7.865 7.651 15.516 103
8 Sindue 9.531 9.311 18.842 102
9 Sindue Tombusabora 5.940 5.625 11.565 106
10 Sinduae Tobata 4.632 4.335 8.967 107
11 Sirenja 10.492 10.158 20.650 103
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 128
12 Balaesang 11.854 11.443 23.297 104
13 Balaesang Tanjung 5.430 5.147 10.577 106
14 Damsol 15.163 14.410 29.573 105
15 Sojol 13.331 12.646 25.977 105
16 Sojol Utara 4.892 4.669 9.561 105
Total 145.810 138.303 284.113 105 Keterangan : - Sumber : BPS Kab. Donggala Thn 2013
Selain itu pengelompokan menurut umur cukup penting digunakan untuk
menghitung beban ketergantungan suatu wilayah, atau lebih sering dikenal
dengan istilah rasio ketergantungan (dependency ratio). Caranya, dengan
membandingkan jumlah penduduk pada usia belum produktif (kelompok umur 0-
14 tahun) dan usia tidak produktif (usia 65 tahun ke atas) dibagi dengan jumlah
penduduk usia produktif (kelompok umur 15-64 tahun) dikalikan konstanta 100.
Beban ketergantungan Kabupaten Donggala pada tahun 2012 sebesar 65.
Artinya bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif (15 - 64 tahun)
menanggung sebanyak 65 orang penduduk usia tidak produktif (0 - 14 tahun dan
ditambah dengan usia 65 tahun ke atas). Sebagai gambaran dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 5.3. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Donggala Tahun 2012
No Kelompok Umur Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 2 3 4
1 0 -14 Tahun 101.646 36,78
2 15 – 64 Tahun 172.130 60,59
3 > 65 Tahun 10.337 3,64
Total 284.113 100,00 Keterangan : - Sumber : BPS Kab. Donggala Thn 2013
Sampai saat ini, secara administratif Kabupaten Donggala terdiri dari 169
desa, yang tersebar sebanyak 81 desa yang berada di wilayah pesisir dan 88
desa berada di wilayah non pesisir atau pedalaman. Berdasarkan kondisi
geografis, Kecamatan Balaesang merupakan wilayah Kecamatan yang dominan
jumlah desanya berada didaerah pesisir.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 129
0
0
7
7
3
3
4
6
2
2
9
12
6
9
8
3
14
9
7
12
5
4
6
7
4
4
5
1
2
5
1
2
Rio Pakava
Pinembani
Banawa
Banawa Selatan
Banawa Tengah
Labuan
Tanantovea
Sindue
Sindue …
Sindue Tobata
Sirenja
Balaesang
Balaesang …
Damsol
Sojol
Sojol Utara
Grafik DE-3. Jumlah Desa Berdasarkan KecamatanTahun 2013
Non Pesisir Pesisir
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 130
2. Demografi Sosial
Dari hasil Sensus Penduduk
Tahun 2012 menunjukkan bahwa dari
total jumlah penduduk yang ada di
Kabupaten Donggala yaitu 284.113 jiwa.
Jumlah penduduk terbesar pada
kelompok muda yakni
Umur 15 - 39 tahun = 39,83 %.
Umur 0 – 14 tahun = 35,78 %
Sehingga penduduk Kabupaten
Donggala dapat dikatakan mempunyai
ciri penduduk muda dan berada pada
usia sekolah.
Penduduk yang didominasi oleh
kelompok usia muda mengakibatkan
besarnya kebutuhan fasilitas pendidikan
dan kesehatan. Daerah yang
penduduknya lebih banyak yang berusia
muda, berarti proporsi penduduk usia produktifnya relatif kecil. Hal ini akan
berpengaruh secara ekonomis pada pendapatan yang dihasilkan. Sebaliknya,
daerah yang usia produktifnya relatif besar dapat meningkatkan penyediaan
lapangan kerja yang memadai dan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan
produktifitas tenaga kerja yang ada. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut, diharapkan kebijakan-kebijakan di bidang kependudukan akan lebih
tepat sasaran. Sebagai pelaku pembangunan, orang harus memiliki kualitas yang
baik agar dapat berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan merupakan
salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas manusia termasuk di dalamnya
kecerdasan dan keterampilannya. Kualitas sumber daya manusia sangat
tergantung pada kualitas pendidikan.
Melihat pentingnya masalah pendidikan, diperlukan ukuran standar untuk
melihat perkembangan pendidikan yang telah dicapai, untuk mendapatkan
gambaran sejauh mana pembangunan pendidikan telah mencapai sasaran.
Berbagai indikator yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan dan kemajuan
pendidikan adalah angka melek huruf, angka partisipasi sekolah, tingkat
pendidikan yang ditamatkan dan rata-rata lamanya sekolah.
Angka melek huruf (kemampuan membaca dan menulis) merupakan
ukuran partisipasi pendidikan secara umum, terutama untuk penduduk yang
sudah tua. Pada masa sekarang pun, angka ini masih relevan dipakai karena
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang didukung dengan wawasan dan
pengetahuan masyarakat, sangat ditentukan oleh kemampuan masyarakat untuk
Indikator Kependudukan Kab. Donggala 2013 Persentase jumlah penduduk
(10 thn keatas) yang mengeyam pendidikan - Sekolah 74,33 % - Tdk sekolah 25,67 %
Persentase jumlah penduduk (10 thn keatas) dan status pendidikan tertinggi - Tdk pernah
sekolah 12,94 % - Tdk tamat SD 12,73 % - SD 16,66 % - SLTP 5,41 % - SLTA 34,08 % - Akademi/
Diploma 13,99 % - Universitas
S1, S2 dan S3 4,19 %
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 131
dapat membaca dan menulis, apakah mereka dapat mengakses berbagai
informasi yang bersifat tulisan.
Di Kabupaten Donggala pada Tahun 2012, berdasarkan data BPS
diketahui bahwa penduduk yang tidak pernah mengeyam dunia pendidikan atau
tidak tamat sebanyak 56.942 jiwa atau sebesar 25,67 % yang terdiri dari
penduduk laki-laki sebanyak 31.633 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak
25.309 jiwa. Sedangkan penduduk yang mengenyam dunia pendidikan sebanyak
164.901 jiwa atau sebesar 74,33 % yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak
89.079 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 75.822 jiwa
Dari uraian jumlah angka partisipasi sekolah (74,33 %) tadi dapat dirinci
kembali berdasarkan tingkatan pendidikannya, angka partisipasi sekolah pada
tingkat SD sebanyak 36.953 jiwa atau sebesar 16,66%, pada tingkat SLTP
sebanyak 12.004 jiwa atau 5,41 %, pada tingkat SLTA sebanyak 75.611 jiwa atau
sebesar 34,08 % dan pada tingkat Akademi/Diploma sebanyak 31.041 jiwa atau
sebesar 13,99 % dan Universitas sebanyak 9.292 jiwa atau sebesar 4,19 %.
Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik dibawah ini
Penduduk yang pernah sekolah, perlu diketahui jenjang pendidikan yang
ditamatkan karena tingkat pendidikan tertinggi yang diselesaikan mencerminkan
kualitas sumber daya manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang
ditamatkan, semakin tinggi kualitas sumber daya manusianya. Hal ini dapat
dimengerti sebab makin tinggi pendidikan, semakin banyak pengetahuan dan
pengalaman yang dapat diperoleh. Demikian juga akses terhadap informasi dan
kemajuan teknologi semakin besar. Mayoritas penduduk Donggala hanya
memiliki ijazah tertinggi SD dengan persentase sebesar 16,66 %.
4.993
16.574
40.671
6.523
20.318
16.001
15.632
4.299
14.467
34.940
5.481
16.635
12.233
13.076
Universitas
Akademi/Diploma
SLTA
SLTP
SD/MI
Tidak Tamat SD
Tidak sekolah
Jumlah Penduduk
Tin
gkat
Pe
nd
idik
an
Grafik. DS-1. Jumlah Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kabupaten Donggala
Tahun 2013
Perempuan Laki-laki
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 132
Jumlah dan persentase penduduk menurut pendidikan tertinggi dapat
menunjukkan kualitas sumber daya manusia pada suatu wilayah. Makin tinggi
tingkat pendidikan yang ditamatkan makin tinggi pula kualitas sumber daya
manusianya.
Jumlah penduduk merupakan modal yang potensial dan sangat
menguntungkan bila diimbangi dengan peningkatan kualitas yang baik. Namun
bila tidak, justru akan menjadi beban dan kendala dalam kegiatan pembangunan.
Jumlah penduduk yang besar tatapi kesejahteraannya tidak terjamin akan
menimbulkan masalah besar.
Masalah yang ditimbulkan akibat banyaknya jumlah penduduk tidak
hanya menyangkut pemenuhan kebutuhan pokok yang semakin besar, yaitu
pangan sandang dan papan, tetapi juga masalah dalam hal pemenuhan fasilitas
kehidupan yang layak sesuai dengan perkembangan zaman. Hal yang demikian
juga menjadi masalah dalam penyerapan tenaga kerja. Penduduk yang kalah
dalam persaingan akan menjadi pengangguran dan tentunya menyusul rentetan
dampak di bidang ekonomi dan sosial lainnya. Penduduk yang tidak bekerja akan
menjadi miskin karena tidak mampu menopang kehidupannya.
Namun demikian, untuk daerah seperti Kabupaten Donggala yang
wilayahnya luas dan sumber daya alamnya potensial untuk dikembangkan
sangat membutuhkan tenaga kerja dalam pengelolaannya. Dalam hal ini
kebijakan yang perlu dilakukan adalah pemerataan jumlah penduduk, yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah.
Dari total penduduk usia kerja (15 -69 tahun) sekitar 60,58 % penduduk
Donggala termasuk dalam angkatan kerja. Sebagai konsekuensi dari
pertambahan jumlah penduduk adalah bertambahnya jumlah penduduk yang
masuk ke dalam angkatan kerja. Pertambahan penduduk yang tidak seimbang
dengan pertambahan penyediaan lapangan kerja berakibat pada timbulnya
pengangguran. Data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Donggala Tahun 2012 menunjukan bahwa sebagian besar pencari
kerja yang terdaftar belum dapat ditempatkan karena kurangnya lowongan/
kesempatan kerja yang tersedia.
Jumlah tenaga kerja yang terdaftar Tahun 2012 sebanyak 4.284 orang.
Bila dirinci dari tingkat pendidikannya, pencari kerja yang paling banyak adalah
didominasi oleh mereka yang berpendidikan SLTA sebanyak 2.902 jiwa atau
sebesar 67,74 %, selanjutnya pencari kerja dengan pendidikan Akademi/Diploma
sebanyak 1.066 atau sebesar 24,88 % dan pencari kerja yang minim adalah yang
berpendidikan Sarjana (S1, S2 dan S3) sebanyak 261 jiwa atau hanya sekitar
6,09 % saja.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 133
Tabel 5.4. Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Donggala tahun 2012
No Kecamatan Jumlah Pencari Kerja
Jumlah SD SMP SMA Dipl. Univ.
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Rio Pakawa - - 61 27 4 92
2 Pinembani - - 104 13 - 117
3 Banawa - - 180 - 5 185
4 Banawa Selatan - - 150 1 - 151
5 Banawa Tengah - - 218 - - 218
6 Labuan - 6 119 16 18 159
7 Tanantovea - 2 362 61 - 425
8 Sindue - - 782 363 52 1.197
9 Sindue Tombusabora
- 6 116 17 30 169
10 Sinduae Tobata - - 194 18 3 215
11 Sirenja - - 56 133 25 214
12 Balaesang 19 22 184 35 13 273
13 Balaesang Tanjung - - 48 134 18 200
14 Damsol - - 259 68 8 335
15 Sojol - - 37 145 33 215
16 Sojol Utara - - 32 35 52 119
Total 19 36 2.902 1.066 261 4.284 Keterangan : - Sumber : Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab. Donggala Thn 2013
3. Sarana Pendidikan
Dari ulasan sebelumnya diketahui bahwa, penduduk Kabupaten
Donggala masih tergolong berusia muda, dalam artian umumnya penduduknya
masih berada pada usia sekolah. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa seperti yang diamanatkan UUD 1945 maka diperlukan sarana dan
prsarana pendidikan yang memadai, terutama dalam rangka mensukseskan
program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Faktor pertambahan penduduk jelas akan berpengaruh terhadap aspek
pendidikan, terutama terhadap penyediaan fasilitas pendidikan khususnya bagi
penduduk usia sekolah yang berkaitan dengan peningkatan sumber daya
manusia.
Hasil survey menunjukkan bahwa jumlah sarana pendidikan yang ada di
Kabupaten Donggala sudah cukup memadai. Ini juga ditandai dengan adanya
peran dan partisipasi dari pihak swasta yang turut andil membantu menyediakan
sarana pendidikan tersebut terutama pada daerah yang jauh dan terpencil seperti
pada Kecamatan Rio Pakava dan Kecamatan Pinembani. Sebagai gambaran
pada diagram berikut dapat kita lihat laju pertumbuhan sarana pendidikan di
Kabupaten Donggala selama 4 (empat) tahun terakhir.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 134
2009 2010 2011 2012
TK 146 150 155 155
SD 320 337 340 340
SLTP 70 76 102 102
SLTA 22 23 25 25
SMK 6 7 12 12
050
100150200250300350400
Jum
lah
Se
kola
h
Grafik DS-1. Laju Pertumbuhan Sarana Pendidikan di Kabupaten Donggala 4 Tahun Terakhir
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 135
B. PERMUKIMAN
Dengan semakin bertambahnya
jumlah penduduk, kebutuhan akan
perumahan juga semakin besar. Sesuai
dengan tuntutan kemajuan zaman, maka
fasilitas untuk kehidupan yang layak pun
semakin bertambah. Hal inilah yang sering
menimbulkan masalah, diawali dari masalah
ekonomi dan sosial kemudian berkembang
semakin kompleks ke segala bidang.
Masalah perumahan menjadi sangat terasa
di daerah perkotaan dimana lahan kosong
menjadi semakin sempit.
Perumahan dan fasilitas tempat tinggal/rumah dapat dijadikan salah satu
indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Kondisi tempat tinggal
dievaluasi berdasarkan tiga komponen, yaitu perumahan, pelayanan, dan lingkungan.
Indikator perumahan mencakup jenis bangunan (ukuran dan jenisnya), kepemilikan
tempat tinggal (sewa atau milik sendiri), dan kelengkapan rumah tangga. Indikator
pelayanan menitikberatkan pada ketersediaan dan penggunaan air minum, jasa
komunikasi, listrik, dan sumber energi lainnya. Terakhir, indikator lingkungan
menekankan pada level sanitasi, tingkat isolasi (ketersediaan jalan yang dapat
digunakan setiap saat, lamanya waktu tempuh dan tersedianya transportasi ke tempat
kerja) serta tingkat keamanan personal.
1. Rumah Tangga Miskin
Secara umum dapat diketahui bahwa rumah tangga miskin cenderung
hidup dalam kondisi yang lebih berbahaya/beresiko, lingkungan yang kurang
higienis sehingga tingkat kesehatannya relatif rendah dan produktivitas anggota
rumah tangga menjadi rendah pula. Karena pentingnya pengukuran tingkat
kesejahteraan keluarga yang dapat dilihat dari segi perumahan dan lingkungan.
Di Kabupaten Donggala tahun 2012, Rumah Tangga miskin yang ada
jumlahnya mencapai 12.536 KK atau sekitar 17,71 % dari total KK yang ada
(70.779 KK), atau jumlahnya mencapai angka rata-rata 783 KK dari 16
Kecamatan yang ada. Jumlah Rumah Tangga miskin yang paling tinggi yakni
1.593 KK yang berada di Kecamatan Banawa, sedangkan yang paling rendah
yakni 292 KK yang berada di Kecamatan Sojol Utara.
Upaya Pemerintah Daerah dalam mewujudkan rasa kepedulian sosial
terhadap masyarakat kurang mampu yakni dengan memberikan pelayanan
kesehatan gratis bagi masyarakat miskin (Askeskin/Jamkesmas) dan pemberian
Indikator Permukiman Kab. Donggala 2013 Jumlah RT tahun 2012
mencapai 70.779 KK, Jumlah RT Miskin tahun 2012
mencapai 12.536 KK atau sekitar 17,71% dari total.
Jumlah masyarakat miskin di Kab. Donggala yang mendapat pelayanan Askeskin/Jamkesmas hanya sebanyak 107.590 jiwa atau sekitar 85,82 % saja.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 136
pelayanan bantuan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin, seperti yang tertera
dalam tabel berikut :
Tabel 5.5. Banyaknya Keluarga Miskin Yang Mendapat Cakupan Pelayanan ASKESKIN/JAMKESMAS Tahun 2012
No. Kecamatan/Kabupaten/
Kota Total RT Miskin
Total Masy. Miskin
Di cakup Askekin/
Jamkesmas
1 2 3 4 5
1 Rio Pakava 1.129 11.919 11.103
2 Pinembani 450 4.501 4.441
3 Banawa 1.593 15.932 12.986
4 Banawa Selatan 1.321 13.205 11.761
5 Banawa Tengah* - - -
6 Labuan 772 7.723 6.243
7 Tanantovea 724 7.239 6.267
8 Sindue 1.098 10.979 9.668
9 Sindue Tombusabora 1.464 14.641 12.176
10 Sinduae Tobata* - - -
11 Sirenja 769 7.694 6.128
12 Balaesang 760 7.602 6.555
13 Balaesang Tanjung* 650 6.499 5.610
14 Damsol 722 7.219 5.971
15 Sojol 729 7.288 6.314
16 Sojol Utara 292 2.915 2.367
Total 12.536 125.356 107.590 Keterangan : - Sumber : Profik Kesehatan Kab. Donggala 2012 Dinas Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2013
Tabel 5.6. Banyaknya Keluarga Fakir Miskin Yang Mendapat
Bantuan Kesejahteraan Sosial Tahun 2012
No Kecamatan Jumlah Kepala Keluarga (KK)
2008 2009 2010 2011 2012
1 2 3 4 5 6 7
1 Rio Pakawa 40 50 - - 90
2 Pinembani 40 - - - 70
3 Banawa 90 - 100 30 -
4 Banawa Selatan 120 - - 30 -
5 Banawa Tengah - - - - -
6 Labuan - - - - -
7 Tanantovea - - - - -
8 Sindue 120 - 20 40 -
9 Sindue Tombusabora - - - 5 -
10 Sinduae Tobata - - - 30 -
11 Sirenja 120 - - - -
12 Balaesang 80 120 - - -
13 Balaesang Tanjung - - - - -
14 Damsol - - - - -
15 Sojol - - - - -
16 Sojol Utara - - - - -
Total 610 170 120 135 160 Keterangan : - Sumber : Dinas Sosial Kab. Donggala Tahun 2013
Dari uraian Tabel diatas dapat kita lihat bahwa, dari jumlah masyarakat
miskin sebanyak 125.356 jiwa sementara yang mendapat pelayanan kesehatan
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 137
berupa Askeskin/Jamkesmas hanya sebanyak 107.590 jiwa atau sekitar 85,82 %
saja. Sehingga masih ada masyarakat miskin sebanyak 20.865 Jiwa yang belum
mendapat pelayanan kesehatan sebagai haknya. Selanjutnya dari Dinas Sosial
juga telah memberikan bantuan kesejahteraan sosial untuk 160 KK pada tahun
2012, 135 KK pada tahun 2011, 120 KK pada tahun 2010, 170 KK pada tahun
2009 dan tahun 2009 dan 610 KK.
2. Fasilitas Sanitasi Dasar
Rumah yang sehat adalah
bangunan rumah tinggal yang memenuhi
syarat kesehatan yakni rumah tinggal
yang memiliki jamban yang sehat, sarana
air bersih, tempat pembuangan sampah,
pembuangan air limbah, ventilasi untuk
sirkulasi udara dan kepadatan yang
rendah.
Rendahnya persentase rumah
sehat di Kabupaten Donggala
disebabkan karena kurangnya pemahaman sektor-sektor terkait terhadap konsep
pembangunan berwawasan kesehatan.
Selain bangunan rumah yang harus memenuhi syarat, perumahan yang
layak huni juga dikaitkan dengan fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh orang
yang tinggal di dalamnya. Indikator fasilitas perumahan meliputi penggunaan
sumber air minum, listrik, tempat pembuangan air besar. Indikator-indikator
tersebut disamping sebagai salah satu indikator tingkat sosial ekonomi, juga
berkaitan erat dengan masalah kesehatan lingkungan.
a. Sumber Air Bersih
Air Minum sangat penting bagi kehidupan seluruh mahluk hidup,
berbagai sumber air minum bersih dapat diperoleh. Sebagaian besar
masyarakat di Kabupaten Donggala telah mengkonsumsi air minum bersih,
jumlahnya sekitar 89,94 %. Sementara di beberapa daerah pedalaman
Donggala, sebagian masyarakatnya masih mengkonsumsi air yang tidak
bersih, yaitu sekitar 10,06 %.
Sumber air bersih yang digunakan dalam Rumah Tangga dibedakan
menurut penggunaannya yaitu Air Ledeng, Sumur Pompa Tangan (SPT),
Sumur Gali (SGL), Penampungan Air Hujan (PAH), Air Kemasan dan
lainnya.
Hasil pemutakhiran data dari Dinas Kesehatan tahun 2012, dari
58.878 KK yang diperiksa menunjukkan bahwa rumah tangga di Kabupaten
Donggala yang menggunakan air bersih dari Ledeng sebanyak 29.073 KK
Indikator Permukiman Kab. Donggala 2013 Persentase Rumah Sehat
yang ada pada tahun 2012 hanya sekitar 50,00 %
Persentase jumlah RT pada tahun 2012 yang memiliki akses terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih baru mencapai 89,94 %
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 138
(49,38 %), SPT sebanyak 11.441 KK (19,43 %), SGL sebanyak 12.439 KK
(21,13 %), PAH sebanyak 454 KK (0,77 %), Mata Air/Sungai sebanyak
2.034 KK (3,45 %), dalam bentuk kemasan sebanyak 24 KK (0,04 %) dan
yang menggunakan sumber air lainnya sebanyak 3,413 (5,80 %). Sebagai
gambaran dapat dilihat pada grafik berikut :
b. Fasilitas Pembuangan Akhir Tinja
Sesuai data tahun 2012
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Donggala, adapun persentase
Rumah Tangga menurut fasilitas
sarana pembuangan air besar
menunjukkan bahwa dari total
Rumah Tangga yang ada di
Kabupaten Donggala yaitu 70.779
KK, dan dari jumlah RT yang
diperiksa (sebagai sampling)
sebanyak 53.233 KK. Ternyata
rumah tangga yang memiliki
tempat pembuangan air besar hanya 32.039 KK atau sekitar 60,18 % saja.
Selebihnya menggunakan fasilitas secara bersama-sama/umum.
Selain itu, fasilitas rumah tangga lainnya adalah sarana
pembuangan akhir tinja (septictank). Dan dari jumlah RT yang diperiksa
(sebagai sampling) sebanyak 53.233 KK. Ternyata rumah tangga yang
memiliki septictank hanya 32.622 KK atau sekitar 61,28 % saja. Selebihnya
menggunakan fasilitas secara bersama-sama/umum, selebihnya yang tidak
memilik sebanyak 20.611 KK.
49,38 %
21,13 %
19,43%
3,45 %0,77 %
0,04 %5,80 %
Grafik SE-2. Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Bersih di Kabupaten Donggala Tahun 2013
Ledeng
SGL
SPT
Mata Air
PAH
Kemasan
lainnya
Indikator Permukiman Kab. Donggala 2013 Persentase jumlah RT Pada
tahun 2012 yang memiliki sarana pembuangan air besar (jamban) baru mencapai 60,18 %
Persentase jumlah RT pada tahun 2012 yang memiliki sarana pembuangan air akhir tinja (septictank) baru mencapai 61,28 %
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 139
Masih tingginya persentase rumah tangga yang menggunakan
pembuangan air besar yang tidak sehat (jamban plengsengan, jamban
cemplung, dan tidak pakai jamban) diduga karena faktor-faktor kebiasaan,
pendidikan atau pengetahuan dan ketersediaan dana.
c. Tempat Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah dalam lingkungan suatu Rumah
Tangga juga menjadi salah satu indikator untuk dapat dikategorikan sebagai
rumah sehat.
Jumlah rumah tangga yang memiliki sarana pembuangan
tempat/cara pembuangan sampah di Kabupaten Donggala juga minim.
Adapun data hasil survey
Dinas Kesehatan Kabupaten
Donggala, jumlah rumah tangga
yang diperiksa tahun 2012 adalah
53.233 KK, ternyata yang memiliki
tempat pembuangan sampah
hanya sebanyak 36.568 KK atau
sekitar 68,69% saja. Tempat
pembuangan sampah yang dimaksud adalah dengan cara pembuangan
kedalam bak sampah didepan rumah masing-masing atau tempat
pembuangan sampah dalam kontainer (bak penampungan) sampah
ditempat-tempat strategis didalam suatu lingkungan permukiman yang
selanjutnya diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selebihnya itu
masih ada sebanyak 16.665 KK atau sekitar 31,31 % masih memilih dengan
cara membakar, bahkan ada juga membuangnya ke kali/sungai. Hal ini
RT Yg diperiksa 53.233RT Yg
memiliki, 36.568
RT Yg tdk memiliki,
16.665
Grafik SP-8(1). Jumlah Rumah Tangga Yang Memiliki dan Tidak memiliki Sarana Pembuangan Air Besar di
Kabupaten Donggala Tahun 2013
Indikator Permukiman Kab. Donggala 2013 Persentase jumlah RT pada
tahun 2012 yang memiliki sarana pembuangan sampah baru mencapai 68,69 %
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 140
disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam
menjaga kebersihan lingkungan dalam hal ini adalah sampah.
Masalah lain yang berkaitan dengan kebersihan rumah tangga
adalah tempat pembuangan air besar (WC). Sarana pembuangan dan
tempat pembuangan kotoran manusia erat kaitannya dengan resiko
penularan penyakit. Dalam hal ini, sistem pembuangan kotoran manusia.
Tersedianya fasilitas tempat buang air besar menunjukkan bahwa bangunan
tempat tinggal sudah memenuhi salah satu kriteria hidup sehat. Tempat
buang air besar secara bersama-sama memungkinkan penularan penyakit.
Karena banyak orang yang memakai, biasanya kebersihan tempat tersebut
kurang diperhatikan. Selanjutnya tempat itu dapat menjadi media
berkembangnya berbagai penyakit.
Sampah (limbah) merupakan hasil sampingan dari proses produksi
termasuk kegiatan manusia. Limbah dibagi atas limbah berbahaya (tidak
dapat diuraikan kembali) dan tidak berbahaya (dapat diuraikan
kembali) atau biasa diistilahkan sampah organik. Timbulan sampah yang
ada di Kabupaten Donggala umumnya bersumber dari hasil pembuangan
rumah tangga dan pasar, sedangkan sampah yang berasal dari medis
belum begitu tampak.
Dari data jumlah penduduk dan luas wilayah yang ada di Kabupaten
Donggala (khususnya Kecamatan Banawa) di tahun 2010 diketahui bahwa
timbulan sampah yang ada di Kota Donggala mencapai 51 m3/hari, tahun
20119 mencapai 54 m3/hari, Dan pada tahun 2012 seiring dengan
meningkat jumlah penduduk timbulan sampah kembali meningkat mencapai
56 m3/hari. Sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut Pemerintah Daerah
telah menambah jumlah armada angkutan sampah di tahun 2010 yakni
motor sampah 8 unit dan gerobak sampak 8 unit.
Umumnya sampah yang ada diangkut dengan sarana angkutan
sampah yang terdiri dari truk sampah dan amroll truk. Sedangkan untuk
daerah yang tidak bisa dijangkau oleh truk digunakan armada gerobak
sampah dan motor sampah.
Tabel 5.7. Sarana Angkutan Sampah di Kota Donggala s.d Tahun 2012
No. Jenis Unit Jumlah (Unit)
Kapasitas (m3)
Keterangan
1 2 3 4 5
1 Truk sampah 6 4 - 6
2 Arm roll 2 7
3 Amrol truk 1 7
4 Motor sampah 12 2
5 Gerobak sampah 7 2 Keterangan : - Sumber : BLHD Kab. Donggala Thn 2013
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 141
Tabel 5.8. Sarana Perlengkapan Pengolahan Persampahan di Kota Donggala s.d Tahun 2012
No Jenis Jumlah Keterangan
1 2 3 4
1
Pencincang Sampah
3 Unit
1 Unit di Kelurahan Labuan Bajo, 1 Unit di Tanjung Karang dan 1 unit di Kelurahan Boya
2 Rotary Cleant 3 Unit 1 Unit di Kelurahan Labuan Bajo, 1 Unit di Tanjung Karang dan 1 unit di Kelurahan Boya
3
Tempat pengomposan
60 Ember
Masing-masing 20 ember di Kelurahan Labuan Bajo, Tanjung Batu dan Kabonga Kecil
Keterangan : - Sumber : BLHD Kab. DonggalaThn 2013
Upaya untuk mengurangi timbulan sampah yang ada, yakni mencoba untuk
menerapkan 3R (reduce, recycle, reuse) kepada semua komponen masyarakat yang
ada. Adapun daerah pelayanan pengangkutan sampah di Kota Donggala hanya
mencakup sebagian besar Kelurahan yang ada, yakni 7 Kelurahan dari
total 9 Kelurahan yang ada. Kelurahan tersebut meliputi Kelurahan Kabonga Kecil,
Kabonga Besar, Gunung Bale, Tanjung Batu, Boya, Labuan Bajo dan Maleni.
Secara umum, pada tabel berikut dapat kita lihat persentase rumah
tangga/KK yang diperiksa selama 4 (empat) tahun terakhir berdasarkan kepemilikan
terhadap sanitasi dasar di Kabupaten Donggala sebagai berikut :
2009 2010 2011 2012
Tempat Pembuangan Sampah
25.657 33.300 37.262 36.568
Tempat Buang Air Besar 30.578 32.449 36.235 32.039
Pengelolaan Air Limbah/Septictank
30.578 37.026 49.593 32.622
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
Pe
rse
nta
se
Grafik SP. 8-9. Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Sanitasi Dasar di Kabupaten Donggala 4 Tahun Terakhir
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 142
Data dari Dinas Kesehatan, menunjukkan bahwa persentase rumah sehat hanya
50,00 % saja. Angka ini masih dibawah target Indonesia Sehat 2010 yaitu 80 %,
sehingga perlu upaya program terkait untuk meningkatkan jumlah Rumah Sehat.
Salah satunya adalah memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi
dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Sehingga membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri
dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan. Adapun gambaran Persentase
rumah sehat menurut Kecamatan yang ada di Kabupaten Donggala dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 5.9. Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan di Kabupaten Donggala Tahun 2012
No. Kecamatan
Rumah Tangga (KK)
Jumlah Rumah Tangga
(KK)
Jumlah KK Yang Diperiksa
% Diperiksa
Jumlah RT
Sehat
% Sehat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Rio Pakava 5.747 1.846 32,3 887 48,0
2 Pinembani 1.517 1.373 90,0 205 14,9
3 Banawa 8.242 10.910 98,9 6.235 57,1
4 Banawa Selatan 6.049 5.281 87,9 1.350 25,6
5 Banawa Tengah 2.510 - - - -
6 Labuan 3.582 3.534 98,8 2.112 59,8
7 Tanantovea 3.858 3.204 78,9 983 30,7
8 Sindue 4.711 4.140 86,3 1.523 36,8
9 Sindue Tombusabora
3.004 4.425 92,4 1.661 37,5
10 Sinduae Tobata 2.329 - - - -
11 Sirenja 4.736 3.529 75,2 3.029 85,8
12 Balaesang 5.633 4.180 81,1 830 19,9
13 Balaesang Tanjung
2.443 2.320 92,8 1.379 59,4
14 Damsol 7.173 1.774 24,6 530 29,9
15 Sojol 6.661 4.881 73,5 4.609 94,4
16 Sojol Utara 2.584 1.081 42,1 888 82,1
Total 70.779 52.478 75,0 26.221 50,0 Keterangan : *) Kec. Banawa gabung dengan Kec. Banawa Tengah *) Kec. Sindue Tombusabora gabung dengan Kec. Sindue Tobata Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten tahun 2012 Dinas Kesehatan Kab. Donggala Thn 2013
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 143
C. KESEHATAN
Pembangunan dapat terselenggara
dengan lancar jika mendapat dukungan
maksimal dari sumber daya manusia yang
unggul dan berkualitas. Salah satu faktor
yang mempengaruhi pembentukan sumber
daya manusia yang berkualitas adalah
kesehatan. Perbaikan mutu kesehatan
masyarakat akan berdampak pada
peningkatan kualitas hidup masyarakat dan
juga peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Dan kualitas sumber daya manusia
yang baik dapat menjadi modal untuk
membangun bangsa kearah yang lebih maju.
Kesehatan masyarakat harus menjadi acuan
dalam pembangunan baik sebelum berjalan maupun sedang berjalan.
Dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, Departemen Kesehatan
berpedoman pada visi ”Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan” dengan misi
sebagai berikut :
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat.
Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan
Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.
Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Gambaran tentang derajat kesehatan meliputi indikator mortalitas (angka
kematian), morbiditis (angka kesakitan) dan status gizi.
1. Angka kesakitan
Angka kesakitan penduduk di Kabupaten Donggala didapat dari data
yang berasal dari sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh dari pencatatan
dan pelaporan. Untuk mengambarkan angka kesakitan tersebut dapat dilihat dari
angka prevalensi dan insiden dari beberapa penyakit yang umum diderita oleh
penduduk secara umum.
Dari 10 (sepuluh) Jenis penyakit yang masih banyak diderita oleh
penduduk di daerah ini umumnya masih didominasi oleh penyakit ISPA. Jumlah
penderita penyakit ISPA pada tahun 2012 sebanyak 32.097 jiwa atau 42,22 %,
sedangkan yang paling minim yaitu penyakit lambung sebanyak 1.457 orang atau
2,32 %. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut :
Indikator Kesehatan Kab. Donggala 2013 10 Jenis penyakit utama yang
umumnya diderita Masyarakat pada tahun 2012 Ispa Penyakit kulit Diare Hipertensi TBC Ruda Paksa Telinga Kekurangan gisi Mata, dan Lambung
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 144
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, dari 31 (tiga puluh satu) jenis
penyakit yang umumnya diderita di Kabupaten Donggala adalah Infeksi Ispa,
penyakit kulit, diare dan hipertensi. Jenis penyakit ini juga ditentukan
berdasarkan tingginya jumlah penderita dan persentase dibanding jenis penyakit
lain selama 4 (empat) tahun terakhir.
Jenis penyakit yang dominan adalah diare, jumlah penderitanya berkisar
antara 8 – 38 % dari jumlah penderita, selanjutnya pencernaan dimana jumlah
penderitanya berkisar antara 8 – 14 % dari jumlah penderita, selanjutnya
penyakit hipertensi dimana jumlah penderitanya berkisar antara 11 – 14 % dari
jumlah penderita. Sebagai gambaran dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.10. Perbandingan 5 Jenis Penyakit Utama di Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2012
No Kabupaten Donggala
Jenis Penyakit Utama
Diare Pencernaan Hipertensi Mata Ispa
Pen
de
rita
(Jiw
a)
%
Pen
de
rita
(Jiw
a)
%
Pen
de
rita
(Jiw
a)
%
Pen
de
rita
(Jiw
a)
%
Pen
de
rita
(Jiw
a)
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Thn 2012 7.459 11,89 3.494 14,38 7.213 11,50 1.534 2,45 26.485 42,22
2 Thn 2011 9.270 38,14 3.494 14,38 3.482 14,33 1.962 8,07 1.458 6,00
3 Thn 2010 8.527 11,02 13.651 14,89 10.100 12,68 2.052 11,02 32.097 35,01
4 Thn 2009 7.977 10,79 11.061 14,93 6.463 11,88 947 10,79 24.688 33,32 Keterangan : Persentase diambil dari jumlah penderita terhadap total penderita10 penyakit utama Sumber : Profil Kesehatan Tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012 Dinas Kesehatan Kab. Donggala Thn 2013
42,22 %
15,63 %
11,89 %
11,50 %
3,84%
3,64 %
3,53 %2,99 %
2,45 %
2,32%
Grafik DS-2. Jenis penyakit Utama Yang Diderita PendudukTahun 2013
Ispa
Penyakit Kulit
Kholrea/Diare
Hipertensi
TBC
Kecelakaan/Ruda Paksa
Telinga
Kekurangan Gizi
Mata
Lambung
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 145
Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan
masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan
merata. Upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah
banyak dilakukan oleh pemerintah dengan melakukan penyuluhan kesehatan
dan penyediaan fasilitas kesehatan puskesmas, posyandu, pos obat desa dan
penyediaan sarana air bersih.
Disamping itu, upaya pelayanan kesehatan dasar sebagai langkah awal
adalah hal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat baik berupa pelayanan kesehatan, pemberantasan penyakit,
pembinaan kesehatan dan perbaikan gizi masayarakat..
Berikut data mengenai jumlah sarana pelayanan kesehatan yang di
Kabupaten Donggala sampai dengan tahun 2012.
Tabel 5.11. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Donggala s.d Tahun 2012
No. Fasilitas Kesehatan Jumlah Status Kepemilikan
Swasta Pemda
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Rumah Sakit Umum 1 - 1
2 Rumah Sakit Jiwa - - -
3 Rumah Sakit Bersalin 1 - 1
4 Rumah Sakit Khusus Lainnya
- - -
5 Puskesmas Perawatan 8 - 8
6 Puskesmas Non Perawatan
6 - 6
7 Puskesmas Keliling 18 6 12
8 Puskesmas Pembantu 74 2 72
9 Rumah Bersalin 1 - 1
10 Balai Pengobatan / Klinik - - -
11 Praktek Dokter Bersama - - -
12 Praktek Dokter Perseorangan
7 7 -
13 Poskesdes 63 - 63
14 Posyandu 450 - 450
15 Apotek 4 4 -
16 Toko Obat 10 10 -
17 GFK 1 - 1 Keterangan : - Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten tahun 2012 Dinas Kesehatan Kab. Donggala Thn 2013
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 146
Rumah Sakit Donggala Puskesmas Donggala
Gambar 5.1. Beberapa Sarana Kesehatan di Kota Donggala
2. Perkiraan Volume Limbah Padat
sebagai sarana pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan untuk
meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, namun dibalik
keberadaannya juga menimbulkan
dilema yaitu limbah padat. Dari Tabel
4.10. tentang jumlah sarana dan
prasarana kesehatan yang berada di Kabupaten Donggala terdapat Rumah Sakit
sebanyak 1 unit, Rumah Sakit Bersalin sebanyak 1 unit, Puskesmas Perawatan 8
unit, Puskesmas non Perawatan 6 unit dan Puskesmas Pembantu 74 unit.
Dari seluruh rangkaian kegiatan sarana kesehatan yang ada juga
menghasilkan limbah cair dan padat, termasuk limbah kliniks (medis). Limbah
tersebut diproduksi setiap harinya secara langsung akan mudah dilihat sebagai
sebuah tekanan terhadap lingkungan.
Berdasarkan data dari dari Dinas Kesahatan diketahui limbah padat yang
dihasilkan sebesar 1,20 m3/hari dan limbah cair sebesar 2,70 m3/hari.
Sedangkan perkiraan volume limbah padat belum teridentifikasi:
Potensi Limbah Padat Kab. Donggala 2013 Perkiraan volume limbah
padat dari RS Kabelotapura 1,20 m3/hari dan limbah cair sebesar 2,70 m3/hari
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 147
D. PERTANIAN
Pembangunan di bidang ekonomi yang dilakukan pemerintah dalam tahapan
pembangunan yang dilaksanakan diarahkan pada sektor industri dengan didukung
oleh sektor pertanian yang tangguh. Perkembangan di sektor pertanian menjadi lebih
penting lagi disebabkan jumlah penduduk yang berusaha di bidang pertanian masih
sangat besar. Gambaran mengenai keadaan pertanian di Kabupaten Donggala yang
menyangkut luas lahan yang digunakan, luas panen serta produksinya disajikan pada
bab ini.
Sektor pertanian terdiri dari beberapa subsektor yaitu :
1. Subsektor perkebunan
2. Subsektor pertanian tanaman pangan dan Hortikultura
3. Subsektor peternakan
1. Sub Sektor Perkebunan
Kawasan perkebunan, merupakan
kawasan yang diperuntukkan untuk
produksi tanaman tahunan yang
menghasilkan bahan pangan, maupun
bahan baku industri dengan kriteria
kawasan : ketinggian lahan < 2.000
meter dpl; kelerengan < 40%; dan
kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm. Kawasan perkebunan di
Kabupaten Donggala selain diarahkan untuk pengembangan perkebunan skala
besar yang diusahakan oleh kegiatan usaha berbadan hukum, juga diarahkan
bagi pengembangan perkebunan rakyat. Pengembangan perkebunan rakyat
dilakukan melalui perluasan dan peningkatan produktivitas lahan dengan
beragam komoditi, antara lain jenis tanaman utama kelapa, kakao, dan kelapa
sawit.
Total luas kawasan perkebunan yang ada di Kabupaten Donggala yakni
kurang lebih seluas 67.021 Ha atau sekitar 12,70 % dari luas wilayah Kabupaten
Donggala. Namun daerah yang saat ini memiliki potensi kawasan perkebunan
adalah Kecamatan Sojol Utara, Sojol, Damsol, Balaesang, Sindue, dan Rio
Pakava.
Indikator Perkebunan Kab. Donggala 2013 Luas lahan perkebunan pada
tahun 2012 seluas 67,021 Ha atau sekitar 12,70 % dari luas wilayah.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 148
Tabel 5.12. Luas Kawasan Perkebunan Berdasarkan Kecamatan di
Kabupaten Donggala Tahun 2013
No Kecamatan
Kawasan Perkebunan (Ha)
Perkebunan Besar
Perkebunan Rakyat
Jumlah
(3) (4) (5)
1 Rio Pakawa 2.582 - 2.582
2 Pinembani - 1.010 1.010
3 Banawa - 1.432 1.432
4 Banawa Selatan - 8.371 8.371
5 Banawa Tengah - 628 628
6 Labuan - 571 571
7 Tanantovea - 1.716 1.716
8 Sindue - 4.788 4.788
9 Sindue Tombusabora - 4.846 4.846
10 Sinduae Tobata - 3.703 3.703
11 Sirenja - 3.986 3.986
12 Balaesang - 4.791 4.791
13 Balaesang Tanjung - 6.545 6.545
14 Damsol - 11.971 11.971
15 Sojol - 8.818 8.818
16 Sojol Utara - 1.353 1.353
Total 2.582 64.439 67.021 Keterngan : - Sumber : RTRW Kabupaten Donggala 2011-2031
Sektor perkebunan merupakan salah satu andalan Kabupaten Donggala.
Sebagian besar masyarakatnya berusaha di sektor ini. Produksi tanaman
perkebunan di Kabupaten Donggala terdiri dari tanaman Cengkeh, Kopi , Kakao,
Pala, Lada, Jambu Mete, Kapuk, Kelapa Sawit, dan Vanili.
Komoditi perkebunan di tahun 2012 di Kabupaten Donggala mencapai
136.941 ton atau turun sebesar 14,32 % dari tahun sebelumnya yang hanya
sebesar 159.846 ton. Sebagian besar hasil komoditi perkebunan tersebut di
produksi oleh hampir semua atau sebagian Kecamatan, kecuali komoditi kelapa
sawit hanya terdapat di Kecamatan Rio Pakava saja.
Produksi yang paling besar adalah komoditi Kelapa sawit yakni sebesar
82.435 ton atau 60,20 % dari total produksi. Selanjutnya adalah produksi kelapa
yang mencapai 30.058 ton atau sekitar 21,95 % dan produksi kakao yang
mencapai 20.388 ton atau sekitar 14,89 %.
Sedangkan produksi yang paling kecil adalah pala hanya sebesar 3 ton atau
sekitar 0,002 % dari total produksi. Sebagai gambaran dapat dilihat pada tgrafik
berikut :
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 149
Gambar 5.2. Perkebunan Kelapa Sawit di Desa Polanto Jaya Kec. Rio Pakava
30.058
82.435
20.388
1.422
356
57
157
3
9
44
- 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000
Kelapa
Kelapa sawit
Kakao
Cengkeh
Kopi
Lada
Jambu Mete
Pala
Kapuk
Vanili
Produksi (ton)
Jen
id T
anam
an P
erk
eb
un
an
Diagram SE-3. Jenis Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2013
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 150
Berikut gambaran hasil produksi tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Donggala selama 3 tahun terakhir, yakni :
KelapaKelapa sawit
Kakao Cengkeh Kopi LadaJambu Mete
Pala Kapuk Vanili
2012 30.058 82.435 20.388 1.422 356 57 157 3 9 44
2011 45.297 96.580 14.134 1.376 308 60 27 1 8 44
2010 47.482 96.580 14.414 830 321 60 159 1 8 72
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
Pro
du
ksi
Grafik SE.3 Produksi Perkebunan Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Donggala Tahun 2013
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 151
Gambar 5.3. Beberapa jenis tanaman perkebunan yang dijumpai di Kabupaten
Donggala
Adapun rencana pengembangan kawasan peruntukan perkebunan yang
ada di arahkan untuk :
a. pengembangan perkebunan dilakukan dengan mengembangkan industri
pengolahan hasil komoditi;
b. pengembangan fasilitas sentra produksi dan pemasaran pada pusat kegiatan
ekonomi di pusat wilayah pengembangan;
c. pengembangan perkebunan dengan merehabilitasi tanaman perkebunan
yang rusak;
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 152
d. pengembangan pasar produksi perkebunan dan pengelolaan hasil
perkebunan
2. Sub sektor pertanian tanaman pangan
Salah satu sektor yang menunjang perekonomian Kabupaten Donggala
adalah sektor pertanian. Hal ini terlihat pada sektor pertanian pada tiap-tiap
Kecamatan ternyata memiliki beberapa komoditi yang berpotensi dan dapat
dikembangkan lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah bagi para petani
melalui pengembangan secara intensifikasi, ekstensifikasi dan melalui
pengolahan produk dan komoditi unggulan untuk dipasarkan dalam bentuk bahan
baku.
Pembangunan di bidang ekonomi yang dilakukan pemerintah dalam
tahapan pembangunan yang dilaksanakan diarahkan pada sektor industri dengan
didukung oleh sektor pertanian yang tangguh. Perkembangan di sektor pertanian
menjadi lebih penting lagi disebabkan jumlah penduduk yang berusaha dibidang
pertanian masih sangat besar
Kabupaten Donggala bila ditinjau
dari aspek pembangunan pertanian
memiliki kekayaan sumber daya alam
yang sangat potensial dan ditunjang oleh
letak yang strategis bagi pengembangan
sektor pertanian. Potensi lahan pertanian
Kabupaten Donggala sebesar
189.664,37 Ha yang terdiri dari lahan
sawah sebesar 14.326 Ha, lahan kering
164.164,37 Ha dan lahan pekarangan
sebesar 11.174 Ha. Dari total lahan
tersebut telah dimanfaatkan sebesar 127.878 Ha (67,42 %), sehingga masih
terdapat peluang pengembangan lahan pertanian sebesar 61.785,87 Ha (32,58
%) melalui perluasan areal (penambahan Baku Lahan) terhadap potensi lahan
yang belum dimanfaatkan tersebut. Gambaran mengenai keadaan pertanian di
Kabupaten Donggala adalah sebagai berikut :
Indikator Pertanian Kab. Donggala 2013 Luas lahan pertanian tahun
2011 yang dimanfaatkan seluas 127.878,50 Ha atau sekitar 24,23 % dari luas wilayah
Produksi padi pada tahun 2012, untuk padi sawah sebesar 116.785 ton dan padi ladang sebesar 1.783 ton
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 153
Tabel 5.13. Potensi dan Pemanfaatan Lahan Pertanian di Kabupaten Donggala Tahun 2012
No. Jenis Potensi
(Ha) Dimanfaatkan
(Ha) (%)
Pengembangan (Ha)
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Lahan sawah
14.326,00 11.465,00 80,03 2.861,00 19,97
2 Lahan kering
164.164,37 113.954,34 69,41 50.210,03 30,59
3 Lahan pekarangan
11.174,00 2.459,16 22,01 8.714,84 77,99
Jumlah 2011 189.614,37 127.819,50 67,41 61.794,87 32,59
2010 189.614,37 127.819,50 67,41 61.794,87 32,59 Keterangan : - Sumber : Sistem Pelayanan Informasi dan Agribisnis (SPIA)
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kab. Donggala Thn 2012
Memperhatikan potensi sumberdaya pertanian, wilayah Kabupaten
Donggala memiliki peluang besar untuk pengembangan usaha tani padi sawah
karena ditunjang oleh potensi sumber daya lahan sawah yang cukup luas, iklim
dan letak geografis yang strategis.
Total luas kawasan pertanian yang dimanfaatkan yakni sebesar
127.878,50 Ha atau sekitar 24,23 % dari luas wilayah Kabupaten Donggala yang
terbagi dalam pertanian lahan basah sebesar kurang lebih 11.326,00 Ha dan
pertanian lahan kering sebesar kurang lebih 113.954,34 Ha. Sedangkan lahan
pekarangan sebesar kurang lebih 2.459,16 Ha..
a. Padi
Untuk kondisi lahan tanaman padi di Kabupaten Donggala secara
teknis dibagi 2 yakni ; (1) Padi sawah berada pada kawasan tanaman pangan
yang mempunyai sistem atau potensi pengembangan pengairan, terletak
pada ketinggian < 1.000 mpl dan kemiringan lereng < 40 %. Sedangakn (2)
padi ladang terletak pada kawasan tanaman pangan yang tidak mempunyai
7,55%
86,56 %
5,89 %
Grafik SE.4-5 Luas Kawasan Pertanian di Kabupaten Donggala Tahun 2012
Lahan sawah
Lahan kering
Lahan pekarangan
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 154
sistem atau potensi pengairan, terletak pada ketinggian > 1000 mpl dan
kemiringan < 40 %.
Untuk sektor pertanian tanaman pangan dengan komoditi padi sawah
angka produksi padi di Kabupaten Donggala pada tahun 2012 sebanyak
116.785 ton, angka ini naik sebesar 5,93 % bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yakni sebesar 110.246 ton. Sedangkan untuk komoditi padi
ladang angka produksi padi di Kabupaten Donggala pada tahun 2012
sebanyak 1.783 ton, angka ini juga naik sebesar 11,09 % bila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yakni sebesar 1.605 ton.
2010 2011 2012 2010 2011 2012
Luas Panen Produksi
Padi Sawah 22.812 22.384 24.466 121.449 110.246 116.785
Padi Ladang 535 546 677 1.301 1.605 1.783
-20.000 40.000 60.000 80.000
100.000 120.000 140.000
Pro
du
ksi (
ton
)
Grafik SE.3 Luas Lahan dan Produksi Tanaman Padi di kabupaten Donggala Tahun 2013
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 155
Gambar 5.4. Tanaman padi yang dijumpai di Kabupaten Donggala
Dari Data Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan
dapat kita lihat pada tahun 2012, produksi rata-rata menunjukkan angka 7.299
ton. Dimana Kecamatan Sojol merupakan Kecamatan dengan produksi padi
sawah terbesar yakni sekitar 27.103 ton atau sekitar 23,21 % dari total
produksi, sedangkan Kecamatan Pinembani merupakan Kecamatan dengan
produksi terkecil yakni 793 ton atau sekitar 0,68 % dari total produksi yang
ada. Sedangkan untuk padi ladang, Kecamatan Rio Pakava merupakan
Kecamatan dengan produksi terbesar yakni 818 ton atau sekitar 45,88 % dari
total produksi, sedangkan Kecamatan Sindue Tombusabora merupakan
Kecamatan dengan produksi terkecil hanya sebesar 14 ton atau sekitar 0,79
% dari total produksi yang ada. Secara rinci dapat kita lihat pada table
dibawah
Tabel 5.14. Luas tanam dan Luas Panen Lahan Pertanian di Kabupaten Donggala Tahun 2013
No. Kecamatan/
Kabupaten/Kota
Padi sawah Padi Ladang
Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (ton)
Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Rio Pakava 1.809 1.837 7.354 337 317 818
2 Pinembani 197 231 793 48 54 147
3 Banawa - - - - - -
4 Banawa Selatan 1.343 1.269 5.603 79 202 534
5 Banawa Tengah 96 167 625 46 72 193
6 Labuan 178 212 1.003 - - -
7 Tanantovea 238 201 933 - - -
8 Sindue 732 860 3.950 18 27 77
9 Sindue Tombusabora
132 83 376 5 5 14
10 Sinduae Tobata 404 315 1.460 - - -
11 Sirenja 2.154 2.423 11.272 - - -
12 Balaesang 3.340 3.571 17.391 - - -
13 Balaesang Tanjung
287 201 931 - - -
14 Damsol 5.444 5.468 26.848 - - -
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 156
15 Sojol 6.952 5.623 27.103 - - -
16 Sojol Utara 2.692 2.682 12.927 - - -
Total 2012 25.465 24.466 116.785 533 677 1.783
2011 22.384 23.351 110.246 546 542 1.605
2010 22.812 23.651 121.449 535 482 1.301
2009 22.303 23.394 114.500 641 589 1.592
2008 21.943 22.311 109.733 -` 748 1.953 Keterangan : - Sumber : Sistem Pelayanan Informasi dan Agribisnis (SPIA) Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kab. Donggala Thn 2013
b. Palawija
Komoditi jagung tahun 2012
produksinya hanya mencapai 7.784
ton atau naik sebesar 19,90 % dari
tahun sebelumnya yang hanya
mencapai 6.492 ton. Komoditi
kedelai tahun 2012 produksinya
hanya mencapai 181 ton atau naik
sebesar 7,10 % dari tahun
sebelumnya yang hanya mencapai
169 ton. Komoditi ubi kayu tahun
2012 produksinya hanya mencapai
6.173 ton atau turun sebesar 32,40 % dari tahun sebelumnya yang mencapai
9.131 ton. Komoditi ubi jalar tahun 2012 produksinya hanya mencapai 1.617
ton atau turun sebesar 26,23 % dari tahun sebelumnya yang mencapai 2.192
ton. Komoditi kacang tanah tahun 2012 produksinya hanya mencapai 861 ton
atau turun sebesar 19,08 % dari tahun sebelumnya yang mencapai 1.064 ton.
Dan komoditi kacang hijau tahun 2012 produksinya hanya mencapai 134 ton
atau turun sebesar 30,21 % dari tahun sebelumnya yang mencapai 192 ton.
Gambar 5.5. Salah satu tanaman palawija yang dijumpai di Kabupaten Donggala
Indikator Pertanian Kab. Donggala 2012 Produksi Komoditi Palawija
pada tahun 2012, adalah : Jagung 7.784 ton Kedelai, 181 ton Ubi kayu, 6.173 ton Ubi jalar, 1.617 ton Kacang tanah, 861 ton Kacang hijau, 134 ton.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 157
Sebagai gambaran peningkatan produksi tanaman palawija untuk 4
tahun terakhir secara rinci dapat kita lihat pada table dibawah.
c. Holtikultura
Selain palawija, Kabupaten
Donggala juga mempunyai produksi
tanaman lainnya yakni holtikultura.
Untuk tahun 2012, produksi tanaman
buah-buahan di Kabupaten Donggala
sebesar 21.362 ton atau naik sekitar
21,42 % dari tahun sebelumnya yang
hanya mencapai 17.593 ton, Komoditi buah-buahan unggulan yang ada di
Kabupaten Donggala adalah pisang, salak, durian, rambutan dan mangga.
Tabel 5.15. Luas Tanam dan Produksi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten
Donggala Tahun 2013
No. Jenis Buah-buahan Luas
Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (ton)
(3) (4)
1 Alpokat 73 38 230
2 Duku/langsat 141 109 642
3 Durian 349 225 3.217
4 Jambu biji 27 18 142
5 Jeruk keprok 161 140 759
6 Mangga 321 240 1.676
7 Nangka 129 112 1.626
8 Nenas 27 26 461
9 Pepaya 28 28 189
10 Pisang 218 218 6.363
11 Rambutan 305 295 2.019
12 Salak 123 83 3.478
13 Semangka 16 16 135
Jagung Kedelai Ubi Kayu Ubi JalarKacang Tanah
Kacang Hijau
2009 12.629 459 11.961 4.968 1.015 247
2010 9.963 152 8.908 2.278 900 243
2011 6.492 169 9.131 2.192 1.064 192
2012 7.784 181 6.173 1.617 861 134
-2.000 4.000 6.000 8.000
10.000 12.000 14.000
Pro
du
ksi
Grafik SE.4 Produksi Tanaman Palawija di Kabupaten Donggala Selama 4 Tahun terakhir
Indikator Pertanian Kab. Donggala 2013 Komoditi buah-buahan
unggulan adalah pisang, salak, durian, rambutan dan mangga
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 158
14 Sirsak 25 25 199
15 Sukun 43 43 226
Total 2012 1.986 1.646 21.362 Keterangan : - Sumber : Sistem Pelayanan Informasi dan Agribisnis (SPIA)
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kab. Donggala Thn 2013
Sedangkan produksi tanaman
sayur-sayuran di Kabupaten
Donggala sebesar 9.234 ton atau
turun sebesar 17,72 % dari tahun
sebelumnya yang hany mencapai
sebesar 7.844 ton. Komoditi yang
paling tinggi produksinya adalah
tomat, kacang panjang, terung, cabe rawit dan kangkung.
Tabel 5.16. Luas Tanam dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran di Kabupaten Donggala Tahun 2013
No. Jenis Sayur-sayuran Luas
Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (ton)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Bawang merah 116 90 531
2 Bayam 110 110 301
3 Cabe 76 72 462
4 Kacang merah 116 90 531
5 Kacang panjang 205 188 1.357
6 Kangkung 98 98 561
7 Kentang 12 12 174
8 Ketimun 86 59 350
9 Kubis 14 14 336
10 Labu siam 38 38 499
11 Petsai 13 13 140
12 Terung 147 140 1.216
13 Tomat 198 179 1.890
14 Wortel 12 12 276
15 Cabe rawit 197 189 1.141
Total 2012 1.322 1.214 9.234 Keterangan : - Sumber : Sistem Pelayanan Informasi dan Agribisnis (SPIA)
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kab. Donggala Thn 2013
Adapun rencana pengembangan kawasan pertanian yang ada dalam
rangka mempertahankan produktifitas sebagai sumber pangan diantaranya,
meliputi:
a. penetapan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan;
b. peningkatan produktivitas kawasan pertanian lahan basah dan beririgasi
teknis melalui pola intensifikasi, diversifikasi, dan pola tanam yang sesuai
dengan kondisi tanah dan perubahan iklim; dan
c. pengembangan infrastruktur sumber daya air yang mampu menjamin
ketersediaan air.
Indikator Pertanian Kab. Donggala 2012 Komoditi sayur-sayurn
unggulan adalah tomat, kacang panjang, terung, cabe rawit dan kangkung.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 159
Gambar 5.6. Salah satu bentuk pengembangan tanaman hortikultura yang digalakkan di Kabupaten Donggala
d. Penggunaan Pupuk
Selanjutnya penggunaan pupuk kimia terutama yang menggunakan
bahan utama phospor (TSP) memiliki sifat dapat bertahan didalam tanah lebih
lama dibandingkan dengan Urea dan KCl.
Penggunaan pupuk yang
diperuntukkan bagi komoditi tanaman
pangan yang tersebar di Kabupaten
Donggala, dilakukan secara optimal
guna meningkatkan produktsi
tanaman dengan memanfaatkan
lahan dan peningkatan produktifitas
dalam rangka peningkatan mutu
intensifitas tanaman pangan.
Berdasarkan rekomendasi
dari Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah,
rata – rata kebutuhan pupuk untuk
tanaman padi adalah Urea 100
Kg/Ha, TSP 50 Kg/Ha dan KCl 50
Kg/Ha. Namun dari hasil monitoring dan evaluasi dari Dinas Pertanian,
Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan menyimpulkan bahwa penggunaan
teknologi pemupukan yang dilakukan petani belum optimal. Rata – rata
penggunaan pupuk ditingkat petani baru mencapai 25% dari anjuran dan
belum menerapkan teknologi pemupukan berimbang.
Untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) maupun
pembersihan gulma tanaman, penggunaan bahan kimia (pestisida) masih
rendah. Pengendalian OPT dilakukan melalui konsep pengendalian hama
terpadu dengan pemanfaatan agen hayati atau secara manual begitu pula
Indikator Penggunaan Pupuk Kab. Donggala 2013 Penggunaan pupuk untuk
tanaman perkebunan mencapai 734 ton, yang terdiri atas : Urea sebesar 93,19 % SP 36 sebesar 6,8%1:
Penggunaan pupuk untuk tanaman padi dan palawija mencapai 346 ton, yang terdiri atas Urea sebesar 54,05 % ZA sebesar 18,21 %: NPK sebesar 13,29 %: Organik sebesar 14,45 %:
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 160
dalam pembersihan gulma tanaman. Rendahnya penggunaan bahan kimia
(pestisida) karena harga bahan tersebut cukup mahal di tingkat petani.
Penggunaan pupuk untuk lahan perkebunan dengan jenis Urea dan
SP.36. Jenis pupuk yang dimaksud umumnya digunakan untuk tanaman
kelapa, kelapa sawit, kakao, cengkeh, kopi, lada, jambu mete dan vanili.
Pemakaian pupuk yang paling banyak adalah untuk komoditi kakao sebagai
unggulan daerah. Dalam upaya peningkatan produktifitas tersebut, peranan
pemupukan sangat strategis karena dapat meningkatkan produktifitas hasil
kebun. Dari data Dinas Perkebunan dan Kehutanan menunjukkan, jumlah
pemakaian pupuk untuk areal perkebunan di Kabupaten Donggala selama
tahun 2012 sebesar 734 ton. Dengan rincian, untuk jenis urea sebanyak 684
ton (93,19 %), sedangkan untuk jenis SP 36 sebanyak 50 ton (6,81 %).
Sedangkan penggunaan pupuk untuk lahan pertanian dengan jenis
Urea, ZA, NPK dan organik. Jenis tersebut umumnya digunakan untuk
tanaman padi, jagung, kedelai serta kacang tanah. Dalam upaya peningkatan
produktifitas tersebut, peranan pemupukan juga penting untuk dapat
mengembalikan ketersediaan unsur hara.
Kebutuhan pupuk pada tanaman palawija lebih banyak pada tanaman
jagung, karena jagung merupakan salah satu komoditi unggulan setelah padi
dengan luas tanam lebih luas dibanding komoditi kacang tanah, kedelai dan
kacang hijau.
Diantara 3 komoditi kacang hijau, kedelai dan kacang tanah, bila
dilihat dari kebutuhan pupuknya di tingkat petani lebih banyak pada kacang
tanah. Komoditi ini lebih diminati masyarakat dibanding komoditi kedelai dan
kacang hijau. Kebutuhan pupuk urea lebih besar dibanding pupuk ZA.
Penggunaan pupuk pada tanaman buah-buahan belum menjadi perhatian
masyarakat dibanding tanaman sayur-sayuran. Apalagi tanaman buah-
buahan cenderung menjadi tanaman pekarangan.
93,19 %
6,81 % 0%0%0%
Grafik SE-3. Penggunaan Pupuk Untuk Tanaman Perkebunan di Kabupaten Donggala Tahun 2013
Urea
SP.36
ZA
NPK
Organik
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 161
Hasil monitoring yang dilakukan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan
dan Kesehatan Hewan penggunaan pupuk untuk tanaman padi selama tahun
2011 mencapai 355 ton, yang terdiri atas pupuk urea 193 ton (54,37 %),
pupuk ZA 64 ton (18,03 %), pupuk NPK 47 ton (13,24 %) dan organik
mencapai 51 ton (14,37 %). Penggunaan pupuk sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman, dimana kecenderungan kebutuhan pupuk urea sangat
meningkat, dibanding kebutuhan pupuk SP 36, ZA, NPK dan KCl.
Penggunaan pupuk berimbang di tingkat petani belum maksimal, dimana
monitoring di daerah terpencil masih ada tanaman padi yang tidak dipupuk
sehingga nampak tanamannya berwarna kuning merata dalam suatu
hamparan. Alasan petani harga pupuk mahal dan keterbatasan modal.
Selama ini di Kabupaten Donggala teknik produksi intensif diterapkan
secara parsial, sawah diolah sempurna dan varietas unggul sudah ditanam,
akan tetapi tanaman dipupuk dibawah standar anjuran teknis. Data dari Dinas
Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Donggala
menunjukkan bahwa produktifitas padi sawah melalui ubinan diperoleh tingkat
produktivitas tahun 2010 mencapai 51,35 kw/ha, padahal hasil dari
Demonstrasi Plot (Demplot) mampu mencapai 50-80 kw/ha. Olehnya itu
upaya Pemerintah Daerah terus menerus melakukan pembinaan teknis
dengan mengikuti perkembangan inovasi teknologi pertanian.
54,37 %
0%
18,03 %
13,24 %
14,37 %
Grafik SE-3. Penggunaan Pupuk Untuk Tanaman Padi dan Palawija di Kabupaten Donggala
Tahun 2013
Urea
SP. 36
ZA
NPK
Organik
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 162
e. Perubahan Lahan Pertanian
Adapun besaran luas
perubahan lahan pertanian untuk
data tahun 2012 adalah 14.969,31 Ha
yang terdiri atas area permukiman
sebesar 5.308,50 Ha (35,46 %), area
industri sebesar 487 Ha (3,26 %),
area tanah kering sebesar 1.124,50
Ha (7,51 %), area perkebunan
sebesar 5.817,31 Ha (38,86 %), area
semak belukar sebesar 2.163,60 Ha (14,45 %), area tanah kosong sebesar
23,60 Ha (0,16 %), dan area perairan/kolam sebesar 44,20 Ha (0,30 %), Dari
data tersebut diatas menunjukkan bahwa luas areal perubahan terbesar yakni
untuk area perkebunan dan permukiman, diikuti area semak belukar dan
tanah kering.
35,46 %
3,26 %
7,51 %
38,86 %
14,45 %
0,16 %0,30 %
Grafik SE-5. Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Donggala Tahun 2013
Pemukiman
Industri
Tanah Kering
Perkebunan
Semak Belukar
Tanah Kosong
Perairan/Kolam
Indikator Pertanian Kab. Donggala 2013 Perubahan/alih fungsi lahan
pertanian menjadi lahan non pertanian yang ada di Kab. Donggala s.d tahun 2012 seluas 14.969,31 Ha atau sekitar 2,84 % dari luas wilayah.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 163
Luas perubahan lahan pertanian tersebut menurun sekitar 1,79 % dari tahun sebelumnya yang jumlahnya mencapai 15.238,55 Ha. Berikut
gambaran trend perubahan lahan pertanian dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
Pemukiman Industri Tanah Kering PerkebunanSemak Belukar
Tanah Kosong
Perairan/Kolam
2012 5.308,50 487,60 1.124,50 5.817,31 2.163,60 23,60 44,20
2011 5.313,60 507,00 1.258,40 5.817,31 2.272,96 24,18 45,10
2010 6.480,00 650,00 1.747,78 7.094,28 2.841,20 26,87 55,00
-1.000,00 2.000,00 3.000,00 4.000,00 5.000,00 6.000,00 7.000,00 8.000,00
Luas
(H
a)
Grafik SE-5. Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Donggala 3 Tahun Terakhir
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 164
3. Sub sektor peternakan
Kawasan peternakan diperuntukkan bagi kegiatan budidaya ternak besar,
ternak kecil, dan padang penggembalaan, dengan kriteria ketinggian < 1.000
meter dpl; kelerengan <15%, dan jenis tanah dan iklim yang sesuai untuk padang
rumput alamiah.
Kawasan peternakan diarahkan bagi pengembangan peternakan skala
besar dan kecil dengan jenis ternak antara lain sapi, kambing, ayam buras, dan
ayam ras. Untuk mendukung kegiatan peternakan, di Kecamatan yang potensial
bagi peternakan dikembangkan program HMT (hijauan makanan ternak) melalui
pemanfaatan limbah pertanian, seperti kacang-kacangan, batang jagung,
tanaman gamal, rumput penguat teras, cover crop pada kawasan perkebunan,
dan sebagainya. Pengembangan kawasan peternakan saat ini terdapat di
Kecamatan Damsol, Kecamatan Balaesang, Kecamatan Sirenja dan Kecamatan
Banawa, namun masih berasosiasi dengan lahan yang potensial untuk
peruntukkan lahan pertanian.
Pembangunan disektor peternakan yang memihak kepada rakyat dalam
rangka pemberdayaan masyarakat dan salah satu misi yang diemban adalah
penyediaan pangan asal ternak yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya
dalam rangka pencapaian swasembada daging. Kinerja produksi peternakan
dapat diukur dari perkembangan populasi, produksi daging dan produksi telur
yang dapat diurai sebagai berikut :.
Populasi ternak besar dan ternak
kecil yang terdiri dari : sapi, kerbau,
kuda, kambing, domba, dan babi yang
ada di Kabupaten Donggala sepanjang
tahun 2012 adalah sapi sebesar 35.309
ekor (50,59 %), kerbau sebesar 43 ekor
(0,06 %), kuda sebesar 75 ekor (0,11 %),
kambing sebesar 27.713 ekor (39,71 %),
domba sebesar 188 ekor (0,27 %) dan
babi sebesar 6.469 ekor (9,27 %).
Indikator Peternakan Kab. Donggala 2013 Populasi ternak besar tahun
2012 adalah ; Sapi, 35.309 ekor Kerbau, 43 ekor Kuda, 75 ekor
Populasi ternak kecil tahun 2012 adalah ; Kambing, 27.713 ekor Domba, 188 ekor Babi, 6.469 ekor
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 165
Gambar 5.7. Contoh Populasi sapi dan kambing di Kec. Damsol Kabupaten Donggala
Populasi ternak sapi paling banyak dihasilkan oleh Kecamatan Damsol,
yaitu sebesar 7.370 ekor atau 20,87 % dari total ternak. Sedangkan populasi
ternak kambing paling banyak dihasilkan oleh Kecamatan Tanantovea yaitu
sebesar 2.676 atau 9,66 % dari total ternak. dan populasi ternak babi paling
banyak dihasilkan oleh Kecamatan Rio Pakava yaitu sebesar 2.246 atau 34,72 %
dari total ternak.
Khusus untuk populasi ternak domba hanya dihasilkan oleh Kecamatan
Tanantovea saja, yaitu sebesar 188 ekor. Adapun gambaran perkembangan
populasi populasi ternak dapat dilihat pada grafik berikut :
Sapi Kerbau KudaKambi
ngDomba Babi
Tahun 2012 35.309 43 75 27.713 188 6.469
Tahun 2011 33.301 42 27 23.567 181 3.935
Tahun 2010 30.422 55 85 22.941 170 5.405
Tahun 2009 28.685 54 84 19.742 166 4.780
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
Jum
lah
Te
rnak
Diagram SE-8. Populasi Hewan Ternak Menurut Jenis Ternak di Kabupaten Donggala Tahun 2013
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 166
Sementara populasi ternak unggas yang terdiri dari : ayam kampung,
ayam pedaging, ayam petelur dan itik yang ada di Kabupaten Donggala
sepanjang tahun 2012 adalah ayam kampung sebesar 140.689 ekor (35,37 %),
ayam petelur sebesar 38.741 ekor (9,74 %), ayam pedaging sebesar 205.756
ekor (51,73 %) dan itik sebesar 12.580 ekor (3,16 %).
Gambar 5.8. Contoh Populasi ayam petelur di Kec. Damsol Kabupaten Donggala
Untuk populasi ternak ayam kampung dan ayam petelur paling banyak
dihasilkan oleh Kecamatan Banawa, yaitu sebesar 110.998 atau 78,90 % dari
total ternak dan sebesar 20.480 ekor atau 52,86 % dari total ternak.
Sedangkan untuk populasi ayam pedaging paling banyak dihasilkan oleh
Kecamatan Damsol, yaitu sebesar 25.034 ekor atau 12,17 % dari total ternak,
sedangkan itik paling banyak dihasilkan oleh Kecamatan Sojol yaitu sebesar
2.900 ekor atau 23,05 % dari total ternak. Adapun gambaran perkembangan
populasi populasi unggas dapat dilihat pada grafik berikut :
Ayam Kampung
Ayam Petelur
Ayam Pedaging
Itik
Tahun 2012 140.689 38.741 205.756 12.580
Tahun 2011 34.859 64.250 171.857 13.393
Tahun 2010 140.621 34.275 178.174 7.352
Tahun 2009 135.006 37.417 165.374 6.447
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
Jen
is U
ngg
as
Diagram SE-9. Populasi Unggas Menurut Jenis Unggasdi Kabupaten Donggala Tahun 2013
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 167
Upaya penanganan dan pengelolaan kawasan peternakan di Kabupaten
Donggala, yaitu :
a. Peningkatan produksi dan populasi ternak untuk mencapai swasembada
protein hewani melalui : (i) peningkatan IB dan intensifikasi ayam buras, (ii)
penyebaran ternak sapi dan kambing ke kelompok tani, (iii) penguatan dan
pengembangan kelembagaan dan (iv) inovasi tehnologi termasuk tehnologi
pakan ternak.
b. Meningkatkan pendapatan petani ternak dan pemerataan kesempatan kerja.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 168
E. INDUSTRI
Kawasan industri diperuntukkan bagi
pemusatan kegiatan industri dengan kriteria
kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi
industri, yaitu memiliki prasarana eksternal
yang memadai; tersedia sumber air untuk air
baku industri; tersedia badan air permukaan
untuk pembuangan limbah cair industri;
tersedia sumber energi; memiliki kelerengan
< 8%; tidak berpotensi menimbulkan dampak
sosial; dan bukan merupakan kawasan pertanian beririgasi teknis.
Dalam wilayah Kabupaten Donggala bisa dikatakan masih kurang industri
besar, Data dari Dinas Koperasi, Usaha Kesehatan Masyarakat, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Donggala (Dinas Koperasi UKM Perindag. Kabupaten
Donggala) menyebutkan bahwa jumlah industri dalam skala menengah dan besar di
sampai dengan tahun 2013 sebanyak 36 perusahaan, sedangkan dalam skala kecil
sebanyak 106 perusahan. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut ;
IndustriKegiatan Usaha Skala Besar
dan Menengah
IndustriKegiatan Usaha Skala Kecil
Total Industri/Kegiatan
usaha
Thn 2013 2 11 13
Thn 2012 6 27 33
Thn 2011 5 39 44
Thn 2010 2 11 13
Thn 2009 16 6 22
Thn 2008 7 12 19
-5
10 15 20 25 30 35 40 45 50
Jum
lah
Ind
ust
ri
Grafik SP-1. Jumlah Industri di Kabupaten Donggala s.d Tahun 2013
Indikator Industri Kab. Donggala 2013 Jumlah Industri skala besar
dan menengah sampai dengan Tahun 2013sebanyak 38perusahaan.
Jumlah Industri skala kecil sampai dengan Tahun 2013 sebanyak 106 perusahaan.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 169
1. Industri Skala Menegah dan Besar
Dari jenis industri untuk kategori usaha skala menengah dan besar
diketahui jumlah usaha sebanyak 38 perusahaan. Apabila dirinci berdasarkan
jenis industrinya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.17. Jumlah Industri Skala Besar dan Menengah berdasarkan Jenis Industri di Kabupaten Donggala Tahun 2013
No. Jenis Industri
Tahun Mulai Operasi
Total Industri
2008
2009
2010
2011
2012
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (7) (8)
1 Penggergajian kayu/ moulding dan komponen bahan bangunan/furniture kayu/ Kayu lapis
4 9 1 - 2 - 16
2 Garam beryodium 1 - - - - - 1
3 Minyak kayu 1 - - - - - 1
4 Bahan galian bukan logam 1 3 1 5 4 2 16
5 Pengolahan serabut kelapa - 2 - - - - 2
6 Pengolahan rotan - 1 - - - - 1
7 Bahan kosmetika - 1 - - - - 1
TOTAL 7 16 2 5 6 2 38 Keterangan : - Sumber : Dinas Kop.UKM.Perindag Kab. Donggala Thn 2013
Jenis industri yang didapati kebanyakan bergerak dibidang usaha kayu
(penggergajian kayu, furniture, meubel, bahan bangunan dan kerajinan), bahan
galian bukan logam (galian C), pengolahan serabut kelapa dan rotan serta bahan
kosmetika.
Jumlah perusahaan atau pabrik-pabrik besar yang digolongkan pada
industri logam, kimia, semen dan kapur tidak terdapat di Kabupaten Donggala,
hanya perusahaan galian C yang dapat dilihat. Sehingga sumber pencemaran
(baik itu berupa polusi udara, limbah berbahaya) belum ditemukan secara nyata
dari industri atau pabrik besar.
2. Industri Skala Kecil
Dari jenis industri untuk kategori usaha skala menengah dan besar
diketahui jumlah usaha sebanyak 106 perusahaan. Apabila dirinci berdasarkan
jenis industrinya dapat dilihat pada tabel berikut :
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 170
Tabel 5.18. Jumlah Industri Skala Kecil berdasarkan Jenis Industri di Kabupaten Donggala Tahun 2013
No. Jenis Industri
Tahun Mulai Operasi
Total
2008
2009
2010
2011
2012
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (5) (5) (6) (7)
1 Penggergajian kayu/ moulding dan komponen bahan bangunan/ furniture kayu/ Kayu lapis
8 2 10 13 5 4 42
2 Es balok 1 - - - - - 1
3 Makanan ringan 1 - - - - 1 2
4 Percetakan dan penerbitan
1 - - - - - 1
5 Pengerjaan bahan dari logam
1 1 - - - 3 5
6 Kain tenun ikat - 2 - 16 2 - 20
7 Pengolahan garam/ Garam beryodium
- 1 - - 1 - 2
8 Bahan pembersih keperluan rumah tangga
- - 1 - - - 1
9 Catering/Rumah Makan - - - - 4 - 4
10 Peternakan Ayam - - - - 1 1 2
11 Bengkel Kendaraan Bermotor
- - - - 1 1 2
12 Bengkel Las - - - 2 - - 2
13 Penggilingan Padi - - - - 3 1 4
14 Pengawetan Rotan - - - - 1 - 1
15 Fotocopy - - - 5 - - 5
16 Taylor - - - 3 - - 3
17 Industri Kapuk - - - - 9 - 9
TOTAL 12 6 11 39 27 11 106 Keterangan : - Sumber : Dinas Kop.UKM.Perindag Kab. Donggala Thn 2013
Dari jenis industri yang didapati kebanyakan bergerak dibidang usaha kayu
(penggergajian kayu, furniture, meubel, bahan bangunan dan kerajinan),
pengerjaan bahan dari logam, kain tenun ikat, es balok, makanan ringan, garam
beryodium dan bahan pembersih, catering/rumah makan, bengkel kendaraan
bermotor/bengkel las, penggilingan padi, pengawetan rotan, fotocopy, taylor dan
industry kapuk. Sehingga sumber pencemaran (baik itu berupa polusi udara,
limbah berbahaya) belum ditemukan secara nyata dari industri atau pabrik
besar.
Jumlah perusahaan atau pabrik-pabrik besar yang digolongkan pada
pabrik penghasil logam tidak terdapat di Kabupaten Donggala, hanya
perusahaan galian C saja.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 171
3. Perkiraan Limbah Cair
Dari jenis industri untuk kategori usaha skala menengah dan besar
diketahui jumlah usaha sebanyak 106 perusahaan. Apabila dirinci berdasarkan
jenis industrinya dapat dilihat pada tabel berikut :
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 172
F. PERTAMBANGAN
Sektor pertambangan penggalian
merupakan sektor yang mengalami
pertumbuhan positif di Kabupaten Donggala.
Sektor ini tumbuh sebesar 0,65 persen pada
tahun 2010 yang dipicu oleh produksi
subsektor nonmigas jenis Galian C yang
tersebar di beberapa wilayah Kecamatan yang
ada di Kabupaten Donggala. Saat ini subsektor
migas masih dalam tahap eksplorasi di
beberapa wilayah, apabila kedepan potensi
migas dapat dieksploitasi maka sektor
pertambangan dan penggalian akan menjadi
salah satu sektor unggulan yang akan menjadi
lokomotif pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Donggala.
Kawasan pertambangan adalah
kawasan yang diperuntukkan bagi pertambangan, baik itu wilayah yang sedang
maupun yang akan segera dilakukan kegiatan pertambangan. Kriteria lokasi
pertambangan sesuai dengan yang ditetapkan Departemen Pertambangan, yakni
sesuai dengan potensi bahan tambang yang dimiliki. Jenis pertambangan di
Kabupaten Donggala adalah :
1. Kawasan pertambangan minyak bumi yang diidentifikasi di Kabupaten Donggala
berada di Kecamatan Damsol, Kecamatan Balaesang dan Kecamatan Banawa
Selatan.
Ketiga titik potensi minyak tersebut terdapat berada di area lepas pantai dan saat
ini yang berada dalam status eksploitasi adalah Blok Surumana (Kecamatan
Banawa Selatan)
2. Bahan galian B sebagian besar masih dalam proses identifikasi baik jenis
maupun volume potensi biji besi yang berada dalam Kecamatan Damsol dan
Kecamatan Sojol yang saat ini masih dalam tahap eksploitasi.
3. Logam dan batu bara di Kecamatan Sojol Utara, Kecamatan Sojol, Kecamatan
Sirenja, Kecamatan Sindue Tobata, Kecamatan Sindue Tombusabora,
Kecamatan Sindue, Kecamatan Labuan, Kecamatan Tanantovea dan Kecamatan
Banawa.
Sehingga luasan bahan galian yang teridentifikasi sebagai kawasan
pertambangan adalah bahan galian C yang telah melakukan eksploitasi.
Indikator Pertambangan Kab. Donggala 2013 Potensi bahan tambang yang
ada di wilayah Kabupaten adalah ; batu gamping, andesit, lempung dan tanah liat, diorit, trass, emas, batu bara, granit, sirtu dan pasir faldeparku area.
Luas areal pertambangan untuk bahan galian C dari 22 perusahaan s.d Tahun 2012 sebesar 361,45 Ha
Total produksi pertambangan bahan galian C dari 22 perusahaan s.d Tahun 2012 sebesar 1.505.207 Ton
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 173
Data dan informasi lapangan yang diketahui pada beberapa kawasan
pertambangan di wilayah Kabupaten Donggala terdiri dari ; Wilayah Kerja
Pertambangan (WKP) panas bumi, Wilayah Usaha Pertambangan (WUP)
batuan/galian C dan Wilayah Pertambangan (WP) mineral logam dan batubara. Jenis
pertambangan yang paling banyak memberikan konstribusi Pendapatan Asli Daerah
(PAD) adalah jenis tambang galian C, bahkan menjadi PAD utama Kabupaten
Donggala dalam memenuhi permintaan pasar baik lokal maupun regional
(perdagangan antar pulau/Kalimantan). Besarnya potensi bahan tambang galian C
yang ada di Kabupaten Donggala mengingat wilayahnya tersusun oleh variasi batuan
beku, sedimen dan metamorf serta bentukan hasil fragmentasi dan transportasi dalam
bentuk material lepas pasir, batu dan kerikil.
Eksploitasi bahan galian di wilayah Kabupaten Donggala umumnya dilakukan
secara terbuka. Bahan galiannya pun masih terbatas pada jenis sirtukil (pasir, batu
dan kerikil), yang dilakukan di badan-badan sungai dan lereng-lereng bukit.
Di samping itu, juga ada kegiatan penambangan batu karang oleh sebagian
masyarakat yang bermukim di sekitar pantai. Kegiatan ini pernah terjadi secara
intensif di Kelurahan Labuan Bajo, Desa Tolongano, Desa Tanamea dan
Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan. Sekarang, berdasarkan pengamatan
lapangan, terjadi secara intensif di beberapa desa di Kecamatan Damsol.
Contoh Area Pertambangan; Loli Oge Kec.
Banawa
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 174
Contoh Area
Pertambangan; Loli Oge Kec.
Banawa
Gambar 5.9. Beberapa kondisi pertambangan di Kabupaten Donggala
Dari data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Donggala
menyimpulkan bahwa dari total luas area pertambangan yang ada yaitu sekitar
361,45 Ha, yang berada pada 22 (dua puluh dua) lokasi yang letaknya mulai dari
daerah Pantai Barat hingga Banawa, untuk tahun 2010 produksi pertahun mencapai
1.393.710 m3, tahun 2011 mencapai 1.457.820m
3 dan tahun 2012 mencapai
1.505.207 ton.
Adapun rincian produksi
pertambangan berdasarkan jenis bahan
galiannya yang di Kabupaten Donggala
selama Tahun 2012, jenis bahan galian yang
paling tinggi adalah batu pecah yang
produksinya mencapai 583.145 ton (38,74 %)
sedangkan batu pondasi merupakan jenis
bahan galian yang terkecil dimana total
produksinya hanya mencapai 12.901 ton (0,86
%) saja. Sebagai gambaran dapat dilihat pada
grafik berikut :
26,73 %
17,25 %38,74 %
9,59 %0,86 % 6,84 %
Grafik SE-6. Produksi Pertambangan Berdasarkan Jenis Bahan Galian di Kabupaten Donggala Tahun 2013
Sirtu
Pasir
Batu Pecah
Kerikil
Batu Pondasi
Abu Batu
Indikator Pertambangan Kab. Donggala 2013 Rincian produksi
pertambangan Tahun 2012 berdasarkan jenisnya Sirtu 26,73 % Pasir 17,25 % Batu pecah 38,74 % Kerikil 9,59 % Batu pondasi 0,86 % Abu batu 6,84 %
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 175
Sedangkan rincian produksi pertambangan dari setiap usaha pertambangan
yang ada di Kabupaten Donggala selama Tahun 2012 untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik berikut :
Kabupaten Donggala memiliki kandungan bahan mineral/bahan galian yang
cukup melimpah, namun sampai saat ini penelitian terhadap jenis sumber daya
mineral/bahan galian masih sangat terbatas sehingga sebagian besar kandungan
sumber daya mineral/bahan galian di Kabupaten Donggala belum dapat teridentifikasi
baik dari segi wilayah maupun besaran volumenya, padahal sumber daya mineral
tersebut memiliki potensi sangat tinggi dalam rangka mewujudkan masyarakat
Kabupaten Donggala yang sejahtera dan mandiri. Adapun sumber daya yang
dimaksud adalah batubara, emas, granit, diorite dan adesit, pasir feldspar-kuarsa,
batu gamping, pospat, lempung dan tanah liat serta energi seperti yang telah diulas
pada Bab. II
9.993
83.773
123.033
107.180
124.283
190.993
0
37.451
99.188
90.635
103.753
86.746
122.838
21.362
58.148
33.602
131.425
12.350
43.350
0
21.950
3.156
PT.Bhakti Kencana Mandiri
CV. Palu Indah Tehnik
PT. Marales Jaya Sentosa
CV. Multi Sari Bumi Tama
PT. Balikpapan Ready MIx
PT. Rahmat Indah
CV. Loli Munta
PT. Palu Rigtom Condev Perkasa
PT. Adas Sejahtera
PT. Sentra Labuan Tegar Mandiri
PT. Joyomi Sinar Labuan
PT. Labuan Putra Corp
CV. Labuan Lelean Ratan
PT. Surya Labuan Sari
CV. Prima Lestari
PT. Mutiara Alam Perkasa
CV. Marta Dinata Indah
CV. Indopal
PT. A Rasma Mulia
PT. Sinar Mutiara Megalithindo
PT. Tuju Wali-wali`
CV. Mitra Kaili
Grafik SE-6. Jumlah Produksi Dari Masing-masing Usaha Pertambangan di Kabupaten Donggala Tahun 2013
Produksi
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 176
G. ENERGI
Sejalan dengan pesatnya
pembangunan, kebutuhan akan energi juga
akan meningkat pula. Sementara cadangan
minyak bumi sangat terbatas, maka kita perlu
mengadakan penghematan energi dengan
jalan melakukan diversifikasi atau
penganekaragaman energi, dengan tujuan
untuk mengurangi ketergantungan akan
bahan bakar minyak. Penggunaan bahan
bakar dapat menghasilkan polusi udara yang
dihasilkan oleh emisi gas buang dari
penggunaan bahan bakar tersebut.
Salah satu sumber pencemaran
polusi udara adalah akibat dari benda
bergerak yaitu aktifitas unit bermotor dan aktifitas penduduk setempat. Sumber emisi
di Kabupaten Donggala yang berasal dari unit bermotor dimana jumlah unit yang wajib
uji di Kabupaten Donggala pada tahun 2012 sebanyak 1.585 unit unit yang terdiri
dari, 1.352 unit atau 85,30 % yang menggunakan premium dan selebihnya
menggunakan bahan bakar solar sebanyak 233 unit atau 14,70 %.
Dari pemakaian bahan bakar berdasarkan jenis kendaraan diketahui jenis
kendaraan roda dua merupakan jumlah kendaraan yang dominan sebanyak 1.012
unit atau sekitar 63,84 % dari jumlah kendaraan, urutan kedua jumlah kendaraan
yang paling banyak adalah bus kecil umum sebanyak 220 unit atau sekitar 13,88 %,
yang terdiri dari 202 berbahan bakar premium dan sisanya 18 unit berbahan bakar
solar. Sedangkan jumlah kendaran yang paling rendah adalah bus besar pribadi
dengan jumlah kendaraan 3 unit atau sekitar 0,19 %, selanjutnya roda tiga dengan
jumlah kendaraan 22 unit atau sekitar 1,39 % dari total kendaraan. Secara rinci dapat
dilihat pada grafik berikut :
Indikator Energi Kab. Donggala 2013 Jumlah kendaraan terbanyak
yakni roda dua sebanyak 1.012 unit
Komsumsi bahan bakar untuk sektor industri tahun 2012, untuk jenis solar sebesar 125.000 liter sedangkan untuk jenis minyak tanah sebesar 5.000 liter.
Jenis bahan bakar yang dominan dipakai untuk keperluan memasak adalah kayu bakar sebayak 42.609 KK atau sekitar 62,00 %,
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 177
Selain komsumsi bahan bakar dari jenis kendaraan, sektor industri juga
merupakan konsumen yang patut diperhitungkan. Berdasarkan data dari Depo PT.
Pertamina Kabupaten Donggala tahun 2012 mencatat bahwa, terdapat 8 (delapan)
jenis industri yang menggunakan bahan bakar solar dengan total penggunaan
125.000 liter/bulan, dimana penggunanan bahan bakar jenis solar tersebut naik
sebesar 5.000 liter dari tahun sebelumnya atau sekitar 8,69 %. Selain itu terdapat 1
(satu) industri yang menggunakan minyak tanah sebanyak 5.000 liter/bln, dimana
pemakaian bahan bakarnya sama dengan tahun 2010. Adapun rincian komsumsi
bahan bakar dari sektor industri tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
71
32
-
5
202
2
6
22
1.012
59
14
3
21
18
41
77
-
-
Penumpang pribadi
Penumpang umum
Bus besar pribadi
Bus besar umum
Bus kecil umum
Truk besar
Truk kecil
Roda tiga
Roda dua
Jumlah Kendaraan
Grafik SP-2. Total Kendaraan Menurut Jenis dan Bahan Bakar di Kabupaten Donggala Tahun 2013
Solar Premium
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 178
Selain komsumsi bahan bakar dari jenis kendaraan dan sektor industri. Data
dari Depo PT. Pertamina Kabupaten Donggala tahun 2013 juga menyebutkan bahwa,
Pembangkit listrik yang berada di wilayah Kota Palu, yaitu PLTD Silae dan PLTU
PJPP juga merupakan salah satu konsumen yang menggunakan bahan bakar solar
dengan total penggunaan 49.049.098 liter/tahun, disamping penggunanan bahan
bakar jenis solar PLN juga menggunakan minyak pelumas. Adapun rincian komsumsi
bahan bakar dari Pembangkit listrik tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Solar Minyak Tanah
PT. Adas Sejahtera 10.000 -
CV. Adi Rahmat 10.000 -
PT. Cipta Rondi 10.000 -
PT. Palu Ringtom Corp. 15.000 -
Bosowa Resurces 25.000 -
PT. Silkar Nastinaol 30.000 -
PLTD Siboang 25.000 -
PT. Amoesis Kabonga Permai
- 5.000
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
An
gka
Pe
nju
alan
Grafik SP-3. Komsumsi Bahan Bakar Minyak untuk Sektor Industri di Kabupaten Donggala tahun 2013
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 179
Tabel 5.19. Pemakaian Bahan Bakar dan Minyak Pelumas Menurut Unit PLN
No. Unit PLN Pembangkit
Tenaga Listrik
Pemakaian (liter)
Bahan bakar
Minyak pelumas
1 PLTD Silae*) Diesel 49.049.098 175.139
2 PLTU PJPP PLTU - -
Donggala - -
Labuan - -
Toaya - -
Tompe - -
Kulawi - -
Tambu - -
Sabang - -
3 Sistem Palu diluar PLTD Silae
Wuasa PLTD Wuasa 377.204 1.803
Bariri PLTD Bariri 38.695 528
Siboang PLTD Siboang 329.735 2.022
Total 2012 49.794.732 179.492
2011 47.792.345 110.560
2010 44.878.033 231.595 Keterangan : *) PLTD Silae, melayani sistem kelistrikan Kota Palu, Kab. Donggala dan
Kab. Sigi Sumber : PLN Wilayah VII Cabang Palu, Thn 2013
Sedangkan untuk sektor rumah tangga, berdasarkan data dari BPS
Kabupaten Donggala pada tahun 2012, rincian jumlah jenis pemakaian bahan bakar
untuk kegiatan memasak mencatat bahwa kayu bakar merupakan jenis yang masih
dominan digunakan, dimana jumlah mencapai 42.609 KK atau sekitar 62,00 %, urutan
kedua adalah jenis bahan bakar arang atau briket yakni sebanyak 20.951 KK atau
sekitar 18,11 % dan selanjutnya adalah minyak tanah yakni sebanyak 6.016 KK atau
sekitar 17,84 %.
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan konversi minyak tanah ke gas,
dengan tujuan untuk menghemat pengeluaran publik dan sekaligus mengurangi
tingkat polusi. Di kawasan Sulawesi Tengah, konversi ke Gas LPG masih dalam tahap
pendistribusian. Namun untuk saat ini jenis bahan bakar LPG atau Listrik di
Kabupaten Donggala merupakan jumlah pemakai terkecil, dimana jumlahnya
mencapai 1.062 KK saja atau sekitar 0,963 %. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
dibawah :
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 180
Bila dicermati pemakaian bahan bakar untuk rumah tangga selama 3 tahun
terakhir, untuk pemakaian minyak tanah pada tahun 2011 sebanyak 12.533 KK dan
pada tahun 2012 jumlahnya berkurang drastic hanya 6.016 KK atau turun sebanyak
52,00 %. Demikian juga sebaliknya, untuk pemakaian LPG/Listrik pada tahun 2012
sebanyak 1.062 KK. Jumlah tersebut naik drastic dari tahun sebelumnya hanya 674
KK atau naik sekitar 57,57 %. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik dibawah..
Selain yang telah diulas diatas, sumber daya panas bumi, energi surya, energi
air, energi angin merupakan alternatif dalam rangka diversifikasi energi. Untuk
menjamin kelangsungan penyediaan energi bagi kelancaran pertumbuhan sosial
ekonomi perlu diketahui potensi, lokasi penyebaran dan rencana pemanfaatannya.
Pengembangan panas bumi saat ini telah selesai dari tahap survey awal dan
telah dipersiapkan untuk eksplorasi. Target perolehan tenaga diperkirakan 20 MW.
0,96 %
17,84 %
18,11 %62,00 %
0,19 %
Grafik SP-4. Jumlah Rumah Tangga Menurut Penggunaan Bahan Bakar Untuk Memasak di Kabupaten
Donggala Tahun 2013
LPG/Listrik
Minyak Tanah
Arang/Briket
Kayu Bakar
Lainnya
LPG/Listrik
Minyak Tanah
Arang/Briket
Kayu Bakar
Lainnya
2012 1.062 6.016 20.951 42.609 142
2011 674 12533 12723 44189 133
2010 368 6778 16449 45384 542
-5.000
10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000 50.000
Jum
lah
KK
Grafik SP-4. Komsumsi Bahan Bakar Untuk Keperluan Rumah Tangga Selama 3 Tahun terakhir
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 181
Penggunaan panas bumi secara tidak langsung, yang akan diubah dari tenaga uap
panas bumi menjadi tenaga mekanik dan selanjutnya sebagai tenaga listrik.
Sedangkan penggunaan langsung dipersiapkan untuk kebutuhan industri rumah
tangga, pengeringan kopra, pemanas, dan sebagainya. Kawasan panas bumi saat ini
yang dipersiapkan untuk eksplorasi adalah kawasan panas bumi Marana sekitar
48.000 ha. Yang mencakup 3 wilayah Kecamatan Eksplorasi yaitu Labuan, Sindue,
dan Tombusabora.
Listrik merupakan utilitas yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten
Donggala dimasa kini dan akan datang. Hingga tahun 2009 energi listrik di
Kabupaten Donggala sebagian besar masih disuplay dari Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) Silae yang berada di Kota Palu. Menurut data Biro Pusat Statistik,
jumlah pelanggan sampai dengan tahun 2012 sebanyak 44.289 pelanggan yang
tersebar disebagian besar desa di Kabupaten Donggala. Jumlah tenaga listrik yang
terpakai/terjual pada Tahun 2012 sebanyak 28.014.638 KwH dengan nilai terjual
sebesar 17.011.687.000 milyar rupiah.
Selain energi listrik yang berasal dari PLN, Pemerintah Daerah Kabupaten
Donggala juga telah berupaya memenuhi kebutuhan listrik masyarakat yang berada di
desa-desa terpencil yang belum terjangkau dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) seperti di Kecamatan Pinembani (seluruh desanya belum terjangkau listrik
PLN) dan sebagian desa-desa yang berada di Kecamatan Rio Pakava, Banawa
Selatan dan Balaesang.
Guna pengembangan jaringan energi di Kabupaten Donggala kedepan terkait
dengan kelangkaan energi, salah prospek yang penting adalah memanfaatkan potensi
yang ada yakni memanfaatkan sumberdaya air sungai dan air terjun sebagai sumber
energi. Beberapa sungai, air terjun dan panas bumi yang telah dilakukan study
kelayakan atau tahap konstruksi adalah :
1) Sungai di Desa Bale Kecamatan Tanantovea (tahap feasibility study)
2) Sungai di Desa Ogoamas II Kecamtan Sojol Utara (tahap feasibility study)
3) Sungai di Desa Ogoamas I Kecamtan Sojol Utara (tahap feasibility study)
4) Sungai di Desa Rerang Kecamtan Damsol (tahap feasibility study)
5) Sungai di Desa Bou Kecamtan Sojol (tahap konstruksi)
6) Sungai di Desa Balukang Kecamtan Sojol (tahap konstruksi)
7) Desa Sipeso Kecamtan Sindue Tobata (air terjun)
8) Desa Mapane-Tambu Kecamatan Balaesang (panas bumi)
9) Desa Lompio Kecamtan Sirenja (panas bumi)
10) Desa Marana Kecamtan Sindue (panas bumi)
Dalam rangka pemerataan pembangunan, maka penerangan ke wilayah yang
terisolasi atau wilayah yang belum dapat terjangkau kebutuhan akan listrik harus
dilakukan melalui pengembangan jaringan baru. Maka diharapkan agar jaringan
prasarana energi listrik akan mampu sudah dapat memenuhi kebutuhan akan energi
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 182
listrik di wilayah Kabupaten Donggala. Dan untuk mengoptimalkan pelayanan energi
listrik pada masa yang akan datang.
Tabel 5.20. Data Sebaran Energi Listrik di Kabupaten Donggala
No. KECAMATAN DESA
JENIS PEMBANGKIT LISTRIK
KET.
PLN
PLT
S
PLT
MH
PA
NA
S
BU
MI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Rio Pakava Towiora
Minti Makmur
Polanto Jaya
Tinauka
Lalundu √ 32 unit
Polando Jaya
Rio Mukti
Pantolobete
Bonemarawa
Pakava √
Ngovi √ 95 unit
Bukit Indah √
Mbulawa √
2 Pinembani Palintuma √ 100 unit
Gimpubia √
Bambakanini √
Dangaraa √
Tamodo √
Bambakaenu
3 Banawa Loli Oge √
Loli Tasiuri √
Kabonga Besar √
Ganti √
Gunung bale √
Kabonga kecil √
Tanjung batu √
Boya √
Labuan bajo √
Boneoge √
Loli pesua √
Loli dondo √
Loli saluran √
4 Banawa Selatan
Mbuwu √
Salumpaku √
Watatu √
Surumana √
Lalombi √
Bambarimi √ √ 64 unit
Tanahmea √
Salungkaenu √
Lumbumamara √
Tolongano √
Tosale √
Lumbu Tarombo √
Malino √
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 183
Ongulara √
Lumbulama √
5 Banawa Tengah
Powelua √ 82 unit
Lumbudolo √
Salubomba √
Towale √
Limboro √
Kola-Kola √
Mekar Baru √
6 Labuan Labuan Lelea √
Labuan √
Kungguma √
Labuan Panima √
Labuan √
Labuan Toposo √
7 Tanantovea Bale √ Potensial PLTMH
Guntarano √
Nupa Bomba √
Wombo √
Wani I √
Wani II √
Wombo Panau √
Wombo Kalonggo
√
8 Sindue Dalaka √
Lero √
Toaya √
Sumari √
Taripa √
Masaingi √
Marana √ Potensial panas bumi
Enu √
Lero Tatari √
Toaya Vunta √
Kumbasa √
Amal √
9 Sindue Tombusabora
Tibo √
Saloya √
Kaliburu √
Batusuya √
Batusua Go’o √
10 Sinduae Tobata
Tamarenja √
Oti √
Alindau √
Sikara Tobata √
Sipeso √
11 Sirenja Ombo √
Tondo s √
Jono oge √
Dampal √
Sipi √
Tanjung padang √
Balentuma √
Sibado √
Tompe √
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 184
Lompio √ Potensial panas bumi
Lende √
Lende tovea √
UPT Meva √
12 Balaesang Lombonga √
Labean √
Meli √
Tambu √
Siweli √
Sibualong √
Sibayu √
Palau √ 35 unit
Malino √
Mapane Tambu √ Potensial panas bumi
Tovia Tambu √
13 Balaesang Tanjung
Walandano √
Malei √
Kamonji √
Ketong
Rano B
Pomolulu
Manimbaya √ 30 unit
14 Damsol Kambayang √
Budi Mukti √
Talaga √
Sabang √
Sioyong √
Karya Mukti √
Panii √
Ponggerang √
Malonas √
Rerang √ Potensial PLTMH
Lemba Mukti √
Parisan Agung √
UPT Bayang √
15 Sojol Pangalasiang √ 150 unit
Bukit Harapan
Tonggolobibi √
Simalili
Siboang √
Siwalempu √
Balukang √ √
Bou √
Balukang II
16 Sojol Utara Pesik
Lenju √ 15 unit
Ogoamas II √ Potensial panas bumi
Ogoamas I √ Potensial panas bumi
Keterangan : - Sumber : RTRW Kabupaten Donggala 2011-2031
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 185
H. TRANSPORTASI
Transportasi merupakan sarana untuk memudahkan akses manusia dalam
melakukan kegiatan. Jenis transportasi yang ada di Kabupaten Donggala meliputi :
1. Sarana Transpotasi Darat
Terminal merupakan simbol
dari pergerakan transportasi suatu
wilayah yang berfungsi sebagai tempat
persinggahan unit/angkutan umum yang
juga mengatur pergerakan orang dan
barang.
Sampai dengan tahun 2012 di
Kabupaten Donggala telah beroperasi 5
(lima) unit terminal yang berfungsi untuk
melayani dan mengkoordinir arus
penumpang dan barang antar wilayah, yang terdiri dari ; terminal Watatu,
terminal Banawa, terminal Labuan, terminal Ogoamas dan terminal Sioyong.
Gambar 5.10. Sarana terminal angkutan darat di Kota Donggala
Fasilitas terminal yang ada di Kabupaten Donggala meliputi rute sebagai
berikut :
1. Terminal Banawa di Kecamatan Banawa meliputi trayek Malonda -
Surumana, Malonda - Loli, Malonda - Lalundu;
2. Terminal Watatu di Kecamatan Banawa Selatan meliputi trayek Surumana -
Malonda;
3. Terminal Labuan di Kecamatan Labuan meliputi trayek Labuan - Sioyong,
Labuan - Tambu, Labuan - Balukang, Labuan - Ogoamas, Labuan Siboang,
Labuan - Tompe - Toaya;
Indikator Transpotasi Kab. Donggala 2013 Sarana terminal kendaraan
penumpang umum yang ada yakni Terminal Banawa Terminal watatu Terminal Labuan Terminal Sioyong Terminal Ogoamas
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 186
4. Terminal Sioyong di Kecamatan Damsol meliputi trayek Sioyong -
Karyamukti, Sioyong - Buktimukti;
5. Terminal Ogoamas di Kecamatan Sojol Utara meliputi trayek Ogoamas -
Labuan, Ogoamas - Bangkir, Tambu - Kasimbar.
Selain itu Pemerintah Daerah juga telah mengoperasikan 5 (lima) Pos
Pengawasan yang berfungsi sebagai pengawasan dan pemeriksaan unit lalu
lintas, arus penumpang dan barang yang melewati wilayah-wilayah perbatasan.
Ke 5 pos pengawasan tersebut terbagi di daerah ; Dusun Karumba, Desa Wani,
Pasar Malonda, Desa Tambu dan Desa Loli Oge.
2. Sarana Transportasi Laut.
Sistem transportasi wilayah di
Kabupaten Donggala sangat terkait
dengan hirarki kota yang mendukung
hubungan inter-regional dan intra-
regional. Berdasarkan letak geografisnya
hubungan inter-regional berkaitan
dengan sarana transportasi laut.
Keberadaan pelabuhan laut baik pelabuhan rakyat maupun pelabuhan
nusantara dan pelabuhan feri, memegang peranan penting dalam melayani
mobilitas penumpang dan barang, yang keluar masuk dalam wilayah Kabupaten
Donggala.
Di Kabupaten Donggala saat ini terdapat 3 (tiga) pelabuhan umum
namun dengan skala pelayanan yang terbatas pada pelabuhan penyeberangan
dan pelabuhan barang. Peran dan fungsi pelabuhan saat ini lebih cenderung
untuk melayani kebutuhan eksport hasil bumi (baik berupa hasil pertanian dan
hasil tambang/sirtu) sementara itu pelabuhan komersil sekarang diarahkan ke
0 0,1 0,2 0,3 0,4
Banawa
Watatu
Labuan
Sioyong
Ogoamas
Banawa Watatu Labuan Sioyong Ogoamas
Luas (Ha) 0,35 0,35 0,15 0,28 0,3
Garfik SP-5. Jumlah dan Luas Kawasan Sarana Terminal Kendaraan Penumpang
(Type C) di Kabupaten Donggala Tahun 2013
Indikator Transpotasi Kab. Donggala 2013 Sarana Pelabuhan Laut tahun
2012, yakni : Pelabuhan Donggala Pelabuhan Wani Pelabuhan Ogoamas
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 187
pelabuhan Wani dan pelabuhan Ogoamas yang menghubungkan kota-kota di
semenanjung Selat Makassar seperti Toli-toli dan Buol. Sementara Pelabuhan
Donggala sendiri sebagai sentra ibukota Kabupaten sendiri tidak berfungsi lagi
mengingat kondisinya yang tidak lagi memenuhi syarat untuk dioperasikan, untuk
saat ini hanya dipergunakan untuk pelabuhan alih muat barang,
Gambar 5.11. Pelabuhan Wani di waktu matahari terbit
Perkembangan Perdagangan Antar Pulau di Kabupaten Donggala yang
terdiri dari beberapa jenis komoditi, mulai dari hasil pertanian dan olahannya,
bahan makanan, hasil hutan, hasil laut, pada Tahun 2012 dapat dilihat pada table
berikut dibawah. Kegiatan bongkar muat barang pada pelabuhan Wani
menunjukkan aktifitas yang menggembirakan, dimana bongkar barang pada
Tahun 2012 sebesar 195.474 ton sedangkan muat barang sebesar 853.894 ton.
Tabel 5.21. Aktifitas Bongkar Muat di Pelabuhan di Kabupaten Donggala
No. Nama Pelabuhan Aktifitas
Bongkar (ton) Muat (ton)
(1) (2) (3) (24)
1 Pelabuhan Ogoamas 125 860.341
2 Pelabuhan Wani 195.474 853.894
3 Pelabuhan Donggala 38.185 8.064
TOTAL 233.784 1.722.299 Keterangan : - Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala 2013
Disamping pelabuhan umum itu, di Kabupaten Donggala juga terdapat
pelabuhan khusus yakni pelabuhan angkutan hasil tambang bahan galian C yang
berada di Kabonga dan alih muat peti kemas.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 188
3. Perkiraan Volume Limbah Padat
Dari seluruh rangkaian kegiatan
yang terjadi baik itu di Terminal
Angkutan Umum, Pelabuhan Laut akan
selalu menghasilkan limbah cair dan
padat. Limbah padat yang diproduksi
setiap harinya secara langsung akan
mudah dilihat sebagai sebuah tekanan
terhadap lingkungan. Kemampuan
lingkungan untuk menguraikan limbah-
limbah padat sangatlah kurang terutama
jika limbah padat tersebut bersifat anorganik seperti plastik, logam, karet dan
benda-benda anorganik lainnya. Limbah padat akan semakin bertambah
volumenya. Sedangkan kemampuan lingkungan untuk mengurai limbah padat
tidak akan sebanding dengan laju produksi limbah padat tersebut.
Berdasarkan data dari dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Donggala untuk pelabuhan sekitar 1.000 orang/hari, dan
rata penumpang naik dan turun di lima terminal yang ada di Kabupaten Donggala
mencapai 435 orang/hr.
Apabila diasumsikan para penumpang tersebut menghasilkan limbah
padat per orang setiap harinya sekitar 0,125 m3/hr, maka dapat diketahui limbah
padat yang dihasilkan sebesar 179,38 m3/hari, yang terdiri dari sarana
transportasi terminal angkutan umum dengan limbah padat sekitar 125 m3/hari
atau sekitar 69,69 % dan pelabuhan laut sekitar 54,38 m3/hari atau sekitar 30,31
%. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut :
69,69 %
30,31 %
Grafik SP-5. Perkiraan Volume Limbah Padat dari Sarana transportasi di Kabupaten Donggala Tahun 2013
Terminal Angkutan Umum
Pelabuhan Laut
Potensi Limbah Kab. Donggala 2013 Perkiraan volume limbah
padat tahun 2012, sebesar 179,38 m3/hari yang terdiri sarana terminal angkutan darat sebesar 125,00 m3/hari dan dari pelabuhan laut sebesar 54,38 m3/hari
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 189
I. PARIWISATA
Kawasan pariwisata diperuntukkan bagi kawasan pariwisata dengan kriteria
memiliki obyek keindahan alam, kebudayaan dan peninggalan sejarah dan keunikan
alami sebagai suaka alam.
1. Potensi Wisata
Kawasan wisata di Kabupaten
Donggala dapat digolongkan sebagai
kawasan wisata alam karena sebagian
besar obyek/daya tarik wisata
memanfaatkan sumberdaya alam
sebagai obyek utamanya, seperti ;
kawasan wisata pantai dan laut,
kawasan wisata danau, kawasan
wisata permandian, kawasan wisata
pegunungan/pulau. Kawasan wisata tersebut tersebar hampir di setiap
kecamatan yang ada di Kabupaten Donggala karena kondisi alam yang masih
tergolong baik sehingga berpotensi sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata
(ODTW)
Data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Donggala tahun
2012 menyebutkan, jumlah obyek wisata yang ada di dalam wilayah Kabupaten
Donggala tercatat 28 lokasi, obyek tersebut terdiri dari 10 obyek wisata bahari, 16
obyek wisata alam (permandian air terjun/panorama alam pegunungan/pulau
wisata), 2 obyek wisata danau.
-1 2 3 4 5 6 7
Rio
Pak
ava
Pin
emb
ani
Ban
awa
Ban
awa
Sela
tan
Ban
awa
Ten
gah
Lab
uan
Tan
anto
vea
Sin
du
e
Sin
du
e Ta
om
bu
sab
ura
Sin
du
e To
bat
a
Sire
nja
Bal
aesa
ng
Bal
aesa
ng
Tan
jun
g
Dam
sol
Sojo
l
Sojo
l Uta
ra
Jum
lah
Ob
yek
Kecamatan
Grafik SE-24. Jumlah Obyek Wisata Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Donggala Tahun 2012
Wisata Bahari
Wisata Alam
Wisata Danau
Indikator Pariwisata Kab. Donggala 2013 Obyek wisata di Kabupaten
Donggala sampai dengan Tahun 2012 sebanyak 28 buah, yang terdiri dari wisata bahari 10 buah, wisata alam 16 buah dan wisata danau 2 buah.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 190
Berikut ini beberapa gambaran obyek wisata yang ada :
1) Tanjung Karang
Pantai Tanjung Karang terletak 34 Km dari Kota Palu, terdapat di
Kabupaten Donggala. Pantai ini memiliki pasir putih dan alam bawah laut
yang indah. Perjalanan menuju Tanjung Karang ditempuh dengan mobil dari
Palu.
Alam bawah laut Tanjung Karang dihuni ikan endemik dan terumbu
karang yang berwarna warni. Kehidupan alam bawah laut sangat dikagumi
para wisatawan. Kegiatan menyelam dapat dilakukan pada siang hari
maupun malam hari. Sepanjang perjalanan menuju Tanjung Karang, kita
dapat menyaksikan birunya air laut dan pemandangan pegunungan. Untuk
mencapai Pantai Tanjung Karang, pengunjung harus melanjutkan
perjalanan sekitar 3 Km lagi.
Dari jalur menuju pantai Tanjung Karang, pengunjung akan dapat melihat
pemandangan Kota Donggala, lengkap dengan suasana pelabuhannya.
Pantai Tanjung Karang yang putih sangat cocok untuk mandi dan berjemur.
Pengunjung juga dapat melakukan snorkeling dan diving, untuk ini
pengunjung dapat menyewa peralatan yang telah tersedia ditempat
.
Gambar 5.12. Obyek Wisata Tanjung Karang di Kec. Banawa
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 191
2) Pusentasi (Pusat Laut)
Lokasi wisata Pusat laut (Pusentasi). Pusentasi adalah tempat
dimana terdapat sumur besar tak jauh dari pantai dan berair asin, terlihat
juga banyak ikan laut jika kita melongok ke dalam lubang sumur yang
berdiameter sekitar 7 meter ini. Untuk mencapai lokasi ini, kita harus
melanjutkan perjalanan kurang lebih 12 Km dari Kota Donggala, atau sekitar
47 Km dari Kota Palu.
Pusentasi terdapat di Desa Towale, Kabupaten Donggala ± 12 Km
dari Kota Palu. Kata Pusentasi berarti pusar air laut atau sumur laut. Sumur
air laut terletak di daratan tapi airnya terasa asin. Kawasan ini dikenal
sebagai obyek wisata alam. Di sekitar obyek wisata pusentasi dapat
disaksikan para perajin menenun Sarung Donggala
Selain melihat sumur Pusentasi yang memiliki goa bawah tanah yang
menghubungkannya dengan lautan, tepat disebelah sumur adalah
hamparan pantai yang berpasir putih dan bersih. Walau tidak luas, pantai di
Pusentasi sangat landai dan tidak dalam,
Gambar 5.13. Obyek Wisata Pusentasi di Kec. Banawa
3) Loli Indah
Taman rekreasi Loli Indah pernah mencapai kejayaannya tahun
1980-an hingga akhir 1990-an. Tahun itu, Loli Indah adalah satu-satunya
taman rekreasi pertama yang menyediakan kolam renang di Palu. Era tahun
2000-an belasan kolam renang telah hadir, tetapi Loli Indah masih tetap
menjadi primadona dengan dukungan alamnya yang khas.
Kiri-kanan dan belakang Loli Indah dikelilingi bukit. Di depannya
terdapat pemandangan hamparan laut. Namun kini terhalang oleh bangunan
rumah penduduk yang kian padat. Anda bisa menikmati keindahan laut, jika
sedikit mengambil posisi bagian barat dari lokasi ini.
Suara jengkrik melengking bak di hutan belantara menjadi satu ciri
khas dari sekian banyak keindahan Loli Indah. Pepohonan yang rimbun
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 192
masih memberi kesejukan bagi pengunjung. Ada pohon kamboja, akasia,
mangga, dan ketapang sebagai tempat bernaung dan parkiran unit tanpa
pungutan retribusi.
Pepohonan itu sekaligus penyejuk belasan rumah panggung ukuran
2 x 2 meter. Rumah-rumah berdinding setengah dada itu disewa hanya Rp
5.000 sekali pakai. Cocok untuk keluarga menikmati hari-hari libur. Di sana
tersedia aliran listrik, bisa membawa alat elektronik seperti laptop atau radio.
Cafe berbaring Anda bisa menyeburkan diri ke dalam kolam renang.
“Air dari gunung masuk ke kolam menggunakan pipa. Kolam selalu kami
bersihkan dengan alat khusus sehingga kesehatannya terjamin,”
Gambar 5.14. Obyek Wisata Loli Indah di Kec. Banawa
4) Pulau Pasoso
Kecamatan Balaesang memiliki potensi ekowisata bahari yang
sangat besar. Kawasan pulau Pasoso merupakan pulau kecil seluas 10 ha
yang dikelilingi oleh paparan laut dangkal, pantai pasir putih dan memiliki
berbagai ragam terumbu karang. Secara administratif, kawasan ini
merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Balaesang.
Gambar 5.15. Obyek Wisata Pulau Pasoso di Kec. Balaesang
Berdasarkan hasil penelitian YACL (2004) bahwa kegiatan wisata
seperti scuba sangat cocok di wilayah perairan Balaesang karena keindahan
bawah laut yang masih baik misalnya terumbu karang dan biota laut lainnya.
Selain memiliki keindahan alam laut.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 193
Pulau Pasoso juga merupakan salah satu habitat penting bagi
hewan endemik di dunia yaitu penyu hijau ((Chelonia mydas) yang berada di
Kabupaten Donggala dan telah ditetapkan sebagai kawasan suaka
margasatwa pada tahun 1989, dengan Surat Keputusan Gubernur Propinsi
Sulawesi Tengah.
Masalah yang harus ditangani bagi pengembangan Kecamatan
Balaesang sebagai daerah tujuan wisata ialah transportasi dan ketersediaan
air. Pada umumnya kondisi jalan menuju ke desa-desa di wilayah
Kecamatan Balesang dalam keadaan rusak berat. Masalah lain yang harus
diantisipasi ialah ketersediaan air bersih. Pada umumnya wilayah pesisir
Kecamatan Balaesang termasuk Pulau Pasoso merupakan wilayah yang
tergolong krisis air bersih. Berdasarkan hasil wawancara dengan
masyarakat di Desa Mapaga bahwa kesulitan air bersih ini sudah
berlangsung lama. Bahkan hingga kini Desa Mapaga yang memiliki kurang
lebih 200 Kepala Keluarga hanya bergantung kepada dua mata air yang
fluktuasi debitnya tinggi pada saat musim hujan.
Gambar 5.16. Budidaya Penyu Hijau di Pulau Pasoso
5) Titik Khatulistiwa
Disamping kawasan hutan tropis dan Danau Rano serta kawasan
hutan mangrove di sepanjang pesisir pantai. Keindahan alam lain yaitu
hamparan pasir putih yang sangat indah di sepanjang pesisir pantai baik di
bagian teluk Balaesang maupun di bagian timur wilayah Kecamatan
tersebut. Hal lain yang menjadi kekuatan wisata ialah letak wilayah ini yang
tepat berada di garis Khatulistiwa. (0°LU dan 0°LS)
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 194
Gambar 5.17. Obyek Wisata Garis Khatulistiwa di Tambu Kec. Balaesang
6) Danau Rano
Kecamatan Balaesang juga memiliki potensi wisata di wilayah
daratan yang sangat besar misalnya kawasan hutan tropis dan Danau Rano
serta kawasan hutan mangrove di sepanjang pesisir pantai. Namun sangat
disayangkan bahwa dari 136 ha mangrove yang ada 74 ha telah mengalami
kerusakan, yaitu di Desa Lombonga, Walandano, Malei, Ketong dan Sibayu.
Gambar 5.18. Obyek Wisata Danau Rano di Kec. Balaesang
7) Danau Talaga
Di sekitar Danau Talaga ditemukan berbagai flora dan fauna yang
endemik serta vegetasi tanaman durian yang langka. Selanjutnya populasi
durian ini tidak banyak hingga dikhawatirkan bisa punah jika tidak
dilestarikan. Karena populasinya yang sedikit maka setiap musim berbuah,
durian yang disebut masyarakat setempat sebagai “Durian Blek” ini hanya
habis terjual di sekitar kawasan Desa Sabang dan tidak terjual di ke Kota
Palu.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 195
Gambar 5.19. Obyek Wisata Danau Talaga di Kec. Damsol
Selain itu, di sekitar Danau Talaga juga ditemukan obyek wisata
berupa gua yang banyak dihinggapi kelelawar sehingga disebut gua
kelelawar. Namun sayang obyek ini kurang diperhatikan oleh Pemerintah
setempat sehingga keadaannya terkesan apa adanya saja.
Gambar 5.20. Gua kelelawar di sekitar Obyek Wisata Danau Talaga
Di kawasan hutan tropis sekitar Danau Talaga ditemukan berbagai
flora yang endemik serta vegetasi tanaman yang langka. Diantaranya
adalah Pohon Kaili, bunga kantong semar dan durian langka. Selanjutnya
populasinya tidak banyak lagi ditemukan, sehingga dikhawatirkan bisa
punah jika tidak dilestarikan.
Pohon Kaili Kantong Semar
Gambar 5.21. Vegetasi Endemik di sekitar Kawasan Hutan Danau Talaga
Namun, masalah yang dihadapi Pemerintah Daerah dalam
mengembangkan obyek dan daya tarik wisata tersebut agar dapat
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 196
memberikan nilai konstribusi terhadap daerah sehubungan dengan aset
pariwisata adalah :
a) Upaya pengenalan (promosi) obyek wisata harus ditingkatkan terutama
dengan menggunakan teknologi internet.
b) Pembangunan sarana dan prasarana pendukung terutama transportasi
ke lokasi tujuan wisata perlu ditingkatkan.
c) Pelibatan masyarakat dalam kegiatan keparawisataan perlu lebih
digalakkan.
d) Pengembangan parawisata yang berbasis lingkungan perlu ditumbuh
kembangkan karena Kabupaten Donggala memiliki potensi alam yang
sangat besar.
Obyek wisata lain yang perlu mendapat perhatian adalah,
pembuatan Sarung Donggala. Karena Kabupaten Donggala merupakan
salah satu Kabupaten di Sulawesi Tengah yang memiliki sarung khas.
Permintaan Sarung Donggala setiap tahun terus mengalami peningkatan.
Walaupun sampai saat ini pembuatannya masih secara manual atau dengan
alat tradisonal sehingga memerlukan waktu yang relatif lebih lama.
Gambar 5.22. Sarung Donggala
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 197
2. Sarana Hotel/Penginapan
Dunia pariwisata tidak akan terpisahkan dengan usaha perhotelan.
Namun dari data yang ada di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Donggala, tercatat yang ada hanya berupa sarana penginapan saja.
Sedangkan untuk sarana kelengkapan akomodasinya dalam hal ini
penginapan, jumlah kamar hanya berkisar 7 sampai dengan 25 kamar dengan
potensi jumlah pengunjung sebanyak 1.842 orang. Sarana penginapan yang ada,
diketahui yang hanya berada pada obyek wisata yang berada di Ibukota
Kabupaten saja, selebihnya yang di Kecamatan lain tidak diketahui.
3. Perkiraan Volume Limbah Padat
Dari seluruh rangkaian kegiatan
pariwisata yang ada baik itu obyek
wisata bahari, wisata alam dan wisata
danau juga akan menghasilkan limbah
cair dan padat. Limbah padat yang
diproduksi setiap harinya secara
langsung akan mudah dilihat sebagai
sebuah tekanan terhadap lingkungan. Kemampuan lingkungan untuk
menguraikan limbah-limbah padat sangatlah kurang terutama jika limbah padat
tersebut bersifat anorganik seperti plastik, logam, karet dan benda-benda
anorganik lainnya. Limbah padat akan semakin bertambah volumenya.
Sedangkan kemampuan lingkungan untuk mengurai limbah padat tidak akan
sebanding dengan laju produksi limbah padat tersebut.
Produksi limbah padat yang didapatkan belum cukup detail, karena data
yang diperoleh hanya potensi pengunjung yang tercatat obyek wisata yang
berada di Ibukota Kabupaten yakni sebesar 1.842 orang sesuai data dari dari
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Donggala. Apabila diasumsikan
para penumpang tersebut menghasilkan limbah padat per orang setiap harinya
sekitar 0,125 m3/hr, maka dapat diketahui limbah padat yang dihasilkan dari
obyek wisata sekitar 230,25 m3/hari. Dari data perhitungan perkiraan volume
limbah padat tersebut, diketahui obyek wisata pusat laut (pusentasi) merupakan
obyek wisata dengan penghasil limbah yang paling tinggi yakni sekitar 81,25
m3/hr dan Harmony merupakan obyek penghasil limbah terendah yakni sekitar
10,00 m3/hr. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut :
Potensi Limbah Kab. Donggala 2013 Perkiraan volume limbah
padat tahun 2012 dari obyek wisata sebesar 230,25 m3/hari
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 198
12,25 m3/hr 10,00 m3/hr 11,75 m3/hr
81,25 m3/hr62,50 m3/hr
52,50 m3/hr
Grafik SP-6. Perkiraan Volume Limbah Padat dari Obyek Wisata di Kabupaten Donggala Tahun 2013
Prince Jhon
Harmony
Toverage
Pusentasi (Pusat Laut)
Tanjung Karang
Boneoge
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 199
J. LIMBAH B3
Pembangunan di bidang industri tersebut di satu pihak akan menghasilkan
barang yang bermanfaat bagi kesejahteraan hidup rakyat dan di lain pihak industri itu
juga akan menghasilkan limbah. Diantara lain limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
industri tersebut terdapat limbah bahan berbahaya beracun (B3).
Limbah B3 yang dibuang langsung ke dalam lingkungan dapat menimbulkan
bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Mengingat resiko tersebut, perlu diupayakan agar setiap kegiatan industri dapat
menghasilkan limbah B3 seminimal mungkin dan mencegah masuknya limbah B3 dari
luar wilayah Indonesia.
Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999, Limbah bahan berbahaya dan beracun,
disingkat limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain;
Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumbernya,meliputi :
a. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
b. Limbah B3 dari sumber spesifik;
c. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan
buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
1. Kegiatan Penghasil Limbah B3
Secara Umum dalam lingkup wilayah Kabupaten Donggala, jenis
industri/usaha/kegiatan yang teridentifikasi mempunyai potensi menghasilkan
limbah B3 adalah kegiatan pertambangan bahan galian C, usaha kayu, kain
tenun ikat, bahan pembersih keperluan rumah tangga, kosmetika, pelayanan
kesehatan, perbengkelan/pemeliharaan unit dan fotocopy. Namun data mengenai
volume limbah yang dihasilkan datanya tidak tersedia, sebagai gambaran dapat
dilihat pada tabel berikut.
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 200
Tabel 5.22. Identifikasi Jenis Kegiatan/Usaha Penghasil Limbah B3 di Kabupaten Donggala tahun 2013
No. Jenis Kegiatan/Usaha Jumlah
Kegiatan/Usaha Limbah B3
Ket. Sumber Pencemar Uraian Jenis Limbah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pertambangan bahan galian
C 22 Usaha Kegiatan operasional
pertambangan Wadah penyimpanan oli
Oli bekas operasional kegiatan
2 Penggergajian kayu, moulding dan komponen bahan bangunan, meubel atau furniture dari kayu, kayu lapis
58 Usaha Kegiatan operasional Sawmil Wadah penyimpanan oli MFDP Cat (termasuk
vernish, politur dan pelapis lain)
Oli bekas operasional kegiatan Sludge cat Sludge dari proses fasilitas
penyimpanan Pelarut bekas
3 Kain tenun ikat 20 Usaha Proses finishing Proses drying kain
Pelarut bekas Sludge dari proses cleaning
4 Percetakan dan penerbitan 1 Usaha MFDP Tinta Kegiatan pencetakan dan
pewarnaan
Kemasan bekas tinta Residu pencetakan dan
pewarnaan Pelarut bekas
5 RSU Kabelotapura 1 Usaha Seluruh rangkaiajn kegiatan RS dan Laboratorium klinis
Limbah klinis produk farmasi kadaluarsa, peralatan laboratorium
terkontaminasi, kemasan produk farmasi, limbah laboratorium, residu dari proses insinerasi
6 Fotocopy 5 Usaha NFDP Tuner Pemeliharaan peralatan
Tuner bekas
7 Bengkel pemeliharaan unit 2 Usaha Oli bekas Limbah Cat Asam Batere/aki bekas
Limbah oli bekas Pelarut yang mudah terbakar Asam Logam berat
Keterangan : - Sumber : BLHD Kab. Donggala Thn 2013
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 201
2. Izin Penyimpanan Sementara, Pengelolaan dan Pengangkutan Limbah B3
Setiap orang atau badan usaha yang menghasilkan limbah B3 wajib
mengolah limbah B3 yang dihasilkannya sesuai dengan teknologi yang ada dan
jika tidak mampu diolah di dalam negeri dapat diekspor ke negara lain yang
memiliki teknologi pengolahan limbah B3, atau paling tidak kalau tidak mampu
untuk diolah atau volume limbah yang dihasilkan kurang dari 50 kg/hari
sebaiknya disimpan dulu paling lama 90 hari sebelum diserahkan kepemanfaat
atau pengolah atau penimbun limbah B3.
Penyimpanan yang dimaksud adalah kegiatan menyimpan limbah B3
yang dilakukan oleh penghasil dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau
pengolah dan/atau penimbun limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara;
Penyimpanan limbah B3 dilakukan ditempat penyimpanan yang sesuai
dengan persyaratan. Antara lain :
a. Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana dan di
luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang;
b. Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik limbah B3
dan upaya pengendalian pencemaran lingkungan .
Berikut beberapa perusahaan yang mendapat izin penyimpanan limbah
B3 dalam wilayah Kabupaten Donggala. Antara lain :
Tabel 5.23. Kegiatan/Usaha Yang Mendapat Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3 di Kabupaten Donggala Tahun 2013
No. Nama
Perusahaan Jenis
Usaha
Jenis Limbah B3
yang dihasilkan
Pemberi Izin
Ket
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 PT. Pertamina Depot BBM Oli bekas,
sludge majun
Bupati Donggala
2 PT. Lestari Tani Teladan
Usaha perkebunan kelapa sawit
Oli bekas, limbah
padat
Bupati Donggala
Keterangan : - Sumber : BLHD Kab. Donggala Thn 2013
Dari hasil penyimpanan sementara, penghasil limbah B3 dapat
menyerahkan pengolahan dan/atau penimbunan limbah B3 yang dihasilkannya
itu kepada pengolah dan/atau penimbun limbah B3.
Sebelum limbah B3 tersebut sebelum diolah (pengelolaan) dengan
maksud untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan
kualitas lin, dari hasil penimbunan tersebut harus diangkut
Pengangkutan limbah B3 yang dimaksud adalah suatu kegiatan
pemindahan limbah B3 dari penghasil dan/atau dari pengumpul dan/atau dari
Pemerintah Kabupaten Donggala
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013 V - 202
pemanfaat dan/atau dari pengolah ke pengumpul dan/atau ke pemanfaat
dan/atau ke pengolah dan/atau ke penimbun limbah B3.
Namun, dalam wilayah Kabupaten Donggala belum ada badan usaha
yang khusus untuk menampung dan atau mengolah serta mengangkut limbah
B3.