pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

173
PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2015 DAFTAR ISI

Upload: trinhnga

Post on 28-Dec-2016

231 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN

TAHUN 2015

DAFTAR ISI

Page 2: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Halaman

Daftar Isi ............................................................................................................... i

Peraturan Bupati Sarolangun

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................. 1

1.2. Dasar Hukum Penyusunan ............................................... 3

1.3. Hubungan Antar Dokumen .............................................. 8

1.4. Sistematika Dokumen RKPD ........................................... 11

1.5. Maksud dan Tujuan .......................................................... 12

BAB II : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN ........................................................................ 14

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah ......................................... 14

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai

Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD ...................................... 80

2.3 Permasalahan Pembangunan ................................................ 221

BAB III : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH ......................................... .......................................................................................................

233

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah .................................. 234

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah ................................. 240

BAB IV : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ....... 258

4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan.................................. 258

4.2. Prioritas Pembangunan ...................................................... 260

BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS

DAERAH.............................................................................................. 284

BAB VI : P E N U T U P ............................................................................... 457

Page 3: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, mewajibkan pemerintah daerah untuk menyusun perencanaan

pembangunan daerah sebagai satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan dari sistem

perencanaan pembangunan nasional untuk menghasilkan rencana pembangunan. Untuk itu, setiap

pemerintah daerah diwajibkan untuk menyusun perencanaan pembangunan yang sistematis,

terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan serta sesuai dengan

kewenangannya, salah satu dokumen perencanaan pembangunan daerah yang disusun untuk jangka

waktu 1 (satu) tahun yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan daerah dengan

melibatkan masyarakat tersebut adalah Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan

tahunan yang disusun guna menjamin konsistensi, keterkaitan, dan keselarasan antara perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan daerah. RKPD

merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang

memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan

pendanaannya serta prakiraan pendanaan maju (forward budgeting estimate) untuk 1 (satu) tahun

berikutnya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan

mendorong parsitipasi masyarakat dan dengan mengacu pada RKPD Provinsi dan Rencana Kerja

Pemerintah (RKP). Pendekatan yang dilakukan dalam penyusunan RKPD yaitu berdasarkan

pendekatan partisipatif, teknokratif, politis serta top-down dan bottom-up planning.

RKPD Tahun 2016 merupakan komitmen Pemerintah Kabupaten Sarolangun untuk

memberikan kepastian kebijakan dalam melaksanakan pembangunan daerah yang

berkesinambungan. Proses penyusunan RKPD Tahun 2016 dilakukan melalui rangkaian proses

Page 4: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang merupakan forum antar pemangku

kepentingan. Pelaksanaan Musrenbang dimulai dari Musrenbang Desa/Kelurahan/Kecamatan,

selanjutnya dilaksanakan Forum Gabungan SKPD Kabupaten, dan untuk penajaman, penyelarasan,

klarifikasi, kesepakatan program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah kabupaten dengan

hasil musrenbang kecamatan dan pokok-pokok pikiran DPRD melalui hasil reses dilaksanakan

Musrenbang Kabupaten. Hasil Kesepakatan dari Musrenbang Kabupaten digunakan sebagai

pedoman utama dalam penyempurnaan Rancangan Akhir RKPD menjadi RKPD Kabupaten

Sarolangun Tahun 2016 yang akan ditetapkan melalui Peraturan Bupati.

Penyusunan RKPD Kabupaten Sarolangun Tahun 2016 merupakan dokumen perencanaan

tahunan daerah sebagai tahun ke 5 (lima) dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sarolangun Tahun 2011- 2016 sebagai upaya untuk

terwujudnya masyarakat sarolangun yang lebih maju dan sejahtera. Oleh karena itu, diperlukan

komitmen bersama dalam melaksanakan program dan kegiatan prioritas pembangunan yang telah

ditetapkan. Penyusunan RKPD juga memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah

pada tahun sebelumnya, serta diintegrasikan dengan prioritas pembangunan pemerintah provinsi

maupun pusat.

Dokumen perencanaan pembangunan tahunan daerah yang disebut dengan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) secara umum mempunyai kedudukan yang strategis yang menjembatani

antara perencanaan jangka panjang dan jangka menengah dengan perencanaan dan penganggaran

tahunan. RKPD digunakan sebagai pedoman pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan

tahunan bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja SKPD,

selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran(KUA) dan Prioritas dan

Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang kemudian KUA dan PPAS yang telah disepakati digunakan

sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Sarolangun Tahun Anggaran 2016.

Page 5: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Dasar hukum dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten

Sarolangun Tahun 2016, adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas

dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3455);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5049);

Page 6: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) Sebagaimana Telah Diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5589);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4574);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4575);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4577);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4578);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan

Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

Page 7: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

18. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana

Pembangunan;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4741);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4816);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4833);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5165);

25. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 3);

26. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2015 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 137);

Page 8: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 903);

30. Peraturan Gubernur Jambi Nomor Tahun 2015 Tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah

(RKPD) Provinsi Jambi Tahun 2016;

31. Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 8 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sarolangun Tahun 2006-2025;

32. Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 02 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sarolangun Tahun 2011-2016.

33. Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pokok-pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sarolangun Tahun 2007 Seri E

Nomor 2);

34. Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 02 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Sekreatariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Sarolangun (Lembaran

Daerah Kabupaten Sarolangun Tahun 2008 Nomor 02) sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Perubahan kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 02 Tahun 2008 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekreatariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten

Sarolangun (Lembaran Daerah Kabupaten Sarolangun Tahun 2010 Nomor 17);

Page 9: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

35. Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 03 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sarolangun (Lembaran Daerah Kabupaten Sarolangun

Tahun 2008 Nomor 03) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 03 Tahun 2012 tentang Perubahan kedua Atas Peraturan

Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 03 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Daerah Kabupaten Sarolangun (Lembaran Daerah Kabupaten Sarolangun Tahun 2012

Nomor 03);

36. Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 04 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sarolangun Tahun 2008 (Lembaran Daerah

Kabupaten Sarolangun Tahun 2008 Nomor 04) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 05 Tahun 2012 tentang Perubahan

kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 04 Tahun 2008 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sarolangun (Lembaran Daerah

Kabupaten Sarolangun Tahun 2012 Nomor 05);

37. Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 02 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Sarolangun Tahun 2014 - 2034. (Lembaran Daerah Kabupaten Sarolangun

Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 2).

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sarolangun Tahun 2016 adalah

dokumen perencanaan teknis operasional untuk periode satu tahun. RKPD merupakan penjabaran

dari RPJM Daerah dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun

2016 serta berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025, dan Peraturan Daerah Nomor 8

Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sarolangun Tahun

2006-2025.

Page 10: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

RKPD yang telah ditetapkan melalui Peraturan Bupati merupakan rencana kerja yang

menjadi pedoman utama dalam proses penganggaran penyusunan Rancangan APBD, dan juga

digunakan oleh SKPD untuk menyesuaikan Rancangan Renja SKPD menjadi Renja SKPD. Renja SKPD

yang telah disyahkan akan dijadikan pedoman bagi SKPD dalam menyusun RKA-SKPD, yang nantinya

akan dijabarkan dalam R-APBD.

Dalam penyusunan Rancangan Renja-SKPD berpedoman pada Renstra SKPD yang

merupakan dokumen rencana pembangunan masing-masing SKPD dalam jangka waktu 5 (lima)

tahun. Renja-SKPD merupakan operasionalisasi RKPD oleh SKPD sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD

dalam bidang urusan yang menjadi kewenangan daerah dalam rangka mencapai sasaran

pembangunan jangka menengah daerah.

Dengan memperhatikan hubungan keterkaitan sebagaimana dijelaskan diatas, maka dalam

penyusunan RKPD Kabupaten harus memperhatikan RKP Nasional, RPJM Nasional, RKP, RPJP

Daerah, RPJM Daerah, Renstra SKPD dan Renja SKPD. Selain itu, jika dilihat hubungan dari dokumen

perencanaan lainnya yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), baik RTRW Nasional, RTRW Provinsi

maupun RTRW Kabupaten. RKPD Kabupaten tidak terpisahkan dengan dokumen perencanaan tata

ruang wilayah.

Dengan adanya keterkaitan hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan tersebut

merupakan sebagai suatu upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangnan daerah yang selaras

dan sinergis antara dokumen perencanaan tingkat nasional, provinsi Kabupaten, sehingga capaian

sasaran pembangunan nasional dan daerah dapat tercapai.

Berdasarkan uraian diatas keterkaitan hubungan dokumen RKPD dengan dokumen

perencanaan dan penganggaran baik pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan Satuan kerja

Perangkat Daerah (SKPD) serta dengan dokumen perencanaan lainnya dapat dilihat pada masing-

masing gambar dibawah ini :

Page 11: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Gambar 1.1.

Keterkaitan RKPD dengan Dokumen Perencanaan

dan Penganggaran

Gambar 1.2.

Keterkaitan RKPD dengan Dokumen Perencanaan

Tata Ruang Wilayah

Page 12: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

1.4. Sistematika Dokumen RKPD

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sarolangun Tahun 2016, disusun

dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUN

1.1. Latar Belakang

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

1.3. Hubungan Antar Dokumen

1.4. Sistematika Dokumen RKPD

1.5. Maksud dan Tujuan

BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan Realisasi

RPJMD

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan

4.2. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun (n)

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB VI. PENUTUP

Page 13: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

1.5. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sarolangun

Tahun 2016, yakni sebagai berikut :

1. Untuk menjamin adanya keterkaitan dan konstistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan dan pengawasan dalam jangka waktu satu tahun anggaran.

2. Sebagai dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang memberikan strategi

pembangunan daerah dan program pembangunan daerah serta sasaran-sasaran strategis yang

ingin dicapai selama periode 1 (satu) tahun.

3. Untuk menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif, efisien, berkeadilan dan

berkelanjutan.

4. Untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku pembangunan.

5. Menyediakan pedoman bagi pemerintah daerah dan juga bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) dalam menentukan program dan kegiatan prioritas pembangunan.

Sedangkan tujuan dari penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten

Sarolangun Tahun 2016, adalah sebagai berikut :

1. Menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sarolangun

Tahun 2011-2016 kedalam rencana program dan kegiatan prioritas pembangunan tahun 2016.

2. Menjadi pedoman utama dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (R-APBD) Kabupaten Sarolangun Tahun Anggaran 2016.

3. Sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas dan Plafon

Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2016.

4. Sebagai pedoman bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam penyusunan

Rencana Kerja SKPD Tahun Anggaran 2016.

Page 14: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

5. Tersedianya daftar prioritas kegiatan pembangunan Kabupaten Sarolangun tahun 2016 yang

sesuai dengan besaran plafon anggaran yang telah dipilah berdasarkan sumber pembiayaan baik

dari APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten.

6. Terjaminnya konsistensi antara hasil Musrenbang dengan RKPD dalam penganggaran.

7. Menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam perencanaan alokasi sumber daya dalam

pembangunan daerah.

8. Terwujudnya sinergitas dalam pelaksanaan pembangunan daerah di Kabupaten Sarolangun.

Page 15: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015
Page 16: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

a. Karakteristik lokasi dan wilayah

1) Luas dan batas wilayah administrasi

Luas Wilayah Kabupaten Sarolangun 6.174 km², dengan luas masing-masing

kecamatan adalah : Kecamatan Batang Asai 858 km² (13,90%), Kecamatan Limun

799 km² (12,94%), Kecamatan Cermin Nan Gedang 320 km² (5,18%), Kecamatan

Pelawan 330 km² (5,34%), Kecamatan Singkut 173 km² (2,80%), Kecamatan

Sarolangun 319 km² (5,17%), Kecamatan Batin VIII 498 km² (8,07%), Kecamatan

Pauh 1.770 km² (28,67%), Kecamatan Air Hitam 471 km² (7,63%), Kecamatan

Mandiangin 636 km² (10,30%), dimana Kecamatan Pauh merupakan kecamatan

terluas sedangkan Kecamatan Singkut merupakan kecamatan dengan luas paling

kecil. Batas-batas wilayah Administrasi Kabupaten Sarolangun Sebelah Utara

berbatasan dengan Kabupaten Batang Hari, Sebelah Timur berbatasan dengan

Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Musi Banyuasin. Sebelah Selatan berbatasan

dengan Kabupaten Musi Rawas Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten

Merangin.

Secara administratif, Kabupaten Sarolangun terbagi ke dalam 10 Kecamatan,

9 Kelurahan, dan 149 Desa, yaitu :

Page 17: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

No Kecamatan Kelurahan Desa Jumlah

1 Batang Asai -- 23 23

2 Limun -- 16 16

3 Cermin Nan Gedang -- 10 10

4 Pelawan -- 14 14

5 Singkut 1 12 13

6 Sarolangun 6 10 16

7 Bathin VIII 1 14 15

8 Pauh 1 13 14

9 Air Hitam -- 9 9

10 Mandiangin -- 28 28

Jumlah 9 149 158

2) Letak dan kondisi geografis

a) Posisi astronomis

Secara geografis Kabupaten Sarolangun berada pada posisi astronomi 1020 03’

39” sampai 1030 13’ 17” BT dan 010 53’ 39” LS sampai 020 46’ 24” LS (Meridian

Greenwich), dengan posisi geostrategis terletak di wilayah Barat Provinsi

Jambi, ditengah pulau sumatera dan dilalui oleh jalan lintas tengah

sumatera/Trans Sumatera, serta berdekatan dengan negara tetangga seperti

Singapura, Malaysia dan Thailand sebagai tujuan ekspor produk pertanian dan

industri pengolahan.

3) Topografi

Kabupaten Sarolangun terletak pada ketinggian 20 sampai dengan 1.950 m

dari permukaan laut (dpl). Jumlah dataran rendah Kabupaten Sarolangun seluas

5.248 Km² atau (85%) dan dataran tinggi : 926 Km² (15%), didominasi oleh bentuk

Page 18: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

wilayah berombak (23,49%), datar (23,32%), kemudian diikuti oleh bentuk wilayah

bergelombang yang mencapai 18,29% dari luas kabupaten. Bentuk wilayah berbukit

mencapai 11,90%, berbukit kecil sekitar 6,62% dan cekung sekitar 5% sisanya

11,38% merupakan daerah dengan bentuk wilayah bergunung. Hal ini

mengindikasikan bahwa sekitar 88,51% wilayah Kabupaten Sarolangun potensial

untuk pertanian.

Bentuk wilayah berombak dengan lereng 3–8% merupakan bentuk wilayah

dominan daerah penelitian dengan luas 145.039 Ha atau 23,49% dari luas

kabupaten. Di wilayah Kecamatan Air Hitam dijumpai di sekitar Desa Bukit Suban,

Desa Pematang Kabau, Lubuk Jering, Jernih dan Desa Lubuk Kepayang. Di wilayah

Kecamatan Mandiangin dapat dijumpai di Desa Kertopati, Mandiangin Tuo, Gurun

Tuo, Gurun Tuo Simpang, Mandiangin, Taman Dewa dan Petiduran Baru. Di wilayah

Kecamatan Pauh dapat dijumpai di Desa Semaran, Lubuk Napal, Lamban Sigatal

sampai Desa Sepintun. Di wilayah Kecamatan Bathin VIII dijumpai di Desa Teluk

kecimbung, Batu Penyabung dan Pulau Buayo. Di Kecamatan Pelawan terdapat di

Desa Rantau Tenang, Desa Pelawan, Desa Batu Putih. Di Kecamatan Singkut dapat

dijumpai di Desa Bukit Tigo, Sungai Benteng, Sungai Gedang, Perdamaian dan Sungai

Merah. Di wilayah Kecamatan Limun terdapat di Desa Tanjung Raden, Desa Monti,

Tanjung Raden sampai Desa Temenggung Dusun Mengkadai. Di Kecamatan Cermin

Nang Gedang dapat dijumpai di Desa Lubuk Resam, Teluk Tigo. Di Kecamatan Batang

Asai dijumpai di Desa Kasiro, Desa Bukit Kalimau Ulu dan Desa Muara Cuban.

Bentuk wilayah bergelombang, lereng 8–15% menyebar sekitar 18,29% atau

112.917 Ha. Di Kecamatan Air Hitam dijumpai di kaki Bt. Suban punai banyak (164

m) dan di sekitar Pegunungan Dua Belas. Di Kecamatan Mandiangin dijumpai di

sekitar Desa Bukit Peranginan, Petiduran Baru, Guruh Baru, Butang Baru dan

Pemusiran. Di Kecamatan Pauh dijumpai di sekitar Desa Karang Mendapo. Di wilayah

Page 19: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Kecamatan Pelawan dan Singkut dijumpai di Desa Pasar Singkut, Sungai Merah. Di

Kecamatan Limun dijumpai di sekitar Dusun Kampung Pondok. Di Kecamatan Batang

Asai dijumpai di sekitar Desa Sungai Bemban.

Bentuk wilayah berbukit kecil, lereng 15–25% menyebar sekitar 40.847 Ha

dijumpai di sekitar Bt. Subanpunaibanyak (164 m) dan Pegunungan Dua Belas

wilayah Kecamatan Air Hitam. Sekitar Desa Jati Baru di Kecamatan Mandiangin,

Dusun Mengkua, Dusun Rantau Alai, Desa Ranggo, Dusun Muara Mensao, B. Rebah

dan B. Kutur di Kecamatan Limun. Di wilayah Kecamatan Pelawan dan Kecamatan

Singkut dijumpai di Desa Pasar Singkut, Sungai Merah. Di Kecamatan Batang Asai

dijumpai di sekitar Dusun Batu Kudo, Desa Pulau Salak Baru, Kasiro Ilir dan Sungai

Baung.

Bentuk wilayah berbukit, lereng 25–40% menyebar sekitar 73.487 Ha atau

11,90%. Bentuk wilayah ini paling luas dijumpai di Kecamatan Limun. Berdasarkan

hasil analisis hampir 50% dari Kecamatan Limun mempunyai bentuk wilayah

berbukit, mulai dari Dusun Bukit Melintang, Desa Napal Melintang, Desa Lubuk

Bedorong, Bt. Tinjaulimun (667 m) sampai Dusun Kampung Manggis dan Dusun

Simpang Melako. Di Kecamatan Batang Asai bentuk wilayah berbukit dijumpai di

Desa Batu Empang, Simpang Narso, Tambak Ratu, Dusun Renah Pisang Kemali dan

Dusun Rantau Panjang. Di Kecamatan Air Hitam bentuk wilayah berbukit merupakan

Pegunungan Dua Belas, yaitu G. Panggang (328 m) dan Bt. Kuaran (328 m).

4) Geologi

Struktur geologi Kabupaten Sarolangun/Stratigrafi bahan induk tanah di

Kabupaten Sarolangun berdasarkan umur dikelompokkan menjadi 3 (tiga) area,

yaitu : Batuan Pra-Tersier, Tersier dan Kuarter. Uraian masing-masing bahan induk

tanah tersebut adalah sebagai berikut :

Page 20: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Batuan Pre-Tersier

Batuan Metamorfik dan Batuan Intrusi yang tergolong berumur Pre-Tersier di

daerah ini termasuk kedalam Formasi Rawas (Jrs), Batu sabak (Ptsb) dan Formasi

Pelepat. Formasi ini terdapat di daerah perbukitan dan kaki pegunungan yang

merupakan rangkaian dari Bukit Barisan. Batuan ini menyebar di bagian barat daya

Kabupaten Sarolangun. Batuan intrusi bersifat granitik dan andesitik muncul di

beberapa tempat secara sporadis. Ketiga formasi geologi ini menurunkan bahan

induk tanah batuliat. Secara umum yang dihasilkan dari bahan induk ini mempunyai

tekstur halus, drainase agak baik (sedang), peka erosi dan tingkat kesuburan tanah

rendah sampai sangat rendah serta kejenuhan Al tinggi. tanah ini sesuai untuk

pengembangan tanaman tahunan.

Batuan Tersier

Batuan sedimen yang tergolong berumur Tersier di daerah ini termasuk ke dalam

Formasi Palembang Anggota Tengah berumur Pliosen (Tppp) bersusunkan batu pasir

dan batu liat. Formasi Palembang Anggota Bawah (Tmpl), namun tak selaras ditutupi

oleh Formasi Palembang Anggota Atas (Qtpv). Ketebalan berkisar 50-60 m dan pada

umumnya lebih tebal di sekitar daerah antiklinal (punggung). Di beberapa tempat

tersusun dari batu napal yang termasuk kedalam Formasi Telisa Anggota Atas

berumur Miosen (Tmts). Pada bagian barat daya terdapat batuan Volkan Tua

bersifat andesitik berumur Oligosen (Tov). Bahan induk tanah yang dihasilkan dari

batuan tersier ini adalah batu pasir dan batu liat. Tanah yang dihasilkan mempunyai

tekstur halus sampai sedang, drainase baik sampai agak baik (sedang), kesuburan

tanah rendah dan kejenuhan Al tinggi. Tanah sesuai untuk pengembangan tanaman

tahunan.

Page 21: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Batuan Kuarter

Batuan sedimen berumur Kuarter di daerah ini termasuk ke dalam Formasi

Palembang Anggota Atas (Qtpv). Batuan formasi ini terdiri dari bahan tuf masam dan

batuliat. Formasi ini terbentuk selama setengah orogenesis Plio-Pleistosen dan

terletak tak selaras di atas Formasi Palembang Anggota Tengah, umur diperkirakan

antara Pleistosen Atas dan Pleistosen yang merupakan akhir proses susut laut.

Formasi ini menurunkan bahan induk tanah tuf dan batu liat. Tanah yang dihasilkan

mempunyai tekstur halus, drainase agak baik (sedang), tingkat kesuburan tanah

sangat rendah dan kejenuhan Al sangat tinggi. tanah ini sesuai untuk pengembangan

tanaman tahunan. Bahan volkanik kerucut volkan G. Ungkat umumnya bersusunkan

andesitik, dijumpai di bagian barat. Endapan aluvial berupa pasir, debu, liat dan

bahan organik dijumpai di sekitar jalur aliran sungai dan pelembahan tertutup/

cekungan berumur paling resen (muda). Tanah yang dihasilkan dari bahan volkanik

dan endapan aluvial dicirikan oleh tekstur yang berstratifikasi sebagai akibat dari

pengendapan bahan yang berulang-ulang. Tingkat kesuburan tanah tergolong

sedang. Tanah ini berpotensi untuk pengembangan tanaman pangan dan

hortikultura (sayuran). Setempat di daerah cekungan dijumpai tanah organik dengan

tingkat kematangan saprik sampai hemik yang potensial untuk pengembangan

hortikultura dan tahunan (perkebunan).

Untuk jenis Tanah yang dijumpai di Kabupaten Sarolangun dan padanannya

menurut sistem klasifikasi tanah nasional, uraian masing-masing ordo tanah sebagai

berikut:

Page 22: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Histosols

Histosols disebut juga tanah Gambut atau Organosols, merupakan tanah yang

terbentuk akibat proses penimbunan bahan organik karena selalu jenuh air. Dalam

kondisi demikian sirkulasi oksigen jadi terhambat dan dekomposisi bahan organik

berjalan sangat lambat, sehingga terjadi akumulasi atau penumpukan bahan

organik. Tanah gambut di Kabupaten Sarolangun dijumpai pada landform gambut

topogen air tawar diwilayah Kecamatan Air Hitam, Pauh, Pelawan, Singkut dan

Sarolangun. Pada tingkat sub grup hanya menurunkan Typic Haplohemists.

Typic Haplohemists

merupakan tanah organik yang sangat dalam (> 25 cm), tersusun dari bahan organik

dengan tingkat kematangan sedang (hemik) dan drainase sangat terhambat. Tanah

ini mempunyai tingkat kemasaman tinggi (pH 3,5–3,9), kandungan C-organik sangat

tinggi sedangkan N rendah, sehingga rasio C/N sangat tinggi (> 25 cm). P Potensial

tinggi di lapisan atas dan rendah dilapisan bawah, sedangkan ketersediaannya

sangat rendah sampai rendah. K potensial sedang di lapisan atas dan rendah

dilapisan bawah, demikian juga dengan ketersediaannya (K-dd). Hara dapat tukar

lainnya, seperti (C-dd) sangat rendah sampai rendah, Mg (Mg-dd) sedang sampai

tinggi dan Na (Na-dd) rendah. Kemampuan tanah mempertukarkan kation (KTK)

sangat tinggi, kejenuhan basa (KB) sedang sampai tinggi, demikian juga dengan

kejenuhan alumuniumnya. Berdasarkan sifat kimia tersebut tanah gambut di daerah

Kabupaten Sarolangun mempunyai tingkat kesuburan tanah tergolong sedang. Saat

ini sebagian besar tanah telah dimanfaatkan untuk perkebunan kelapa sawit. Selain

untuk perkebunan kelapa sawit, tanah gambut juga potensial untuk tanaman

hortikultura. Pengaturan tata air sangat diperlukan di daerah gambut. Selain itu,

pengapuran untuk memperbaiki pH perlu dilakukan.

Page 23: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Entisols

Entisols merupakan tanah-tanah muda karena belum mempunyai perkembangan

profil. Tanah ini dikenal juga sebagai tanah Aluvial Coklat. Di Kabupaten Sarolangun

Entisols yang dijumpai berkembang dari alluvium berupa liat, debu dan pasir di

sepanjang jalur aliran anak-anak sungai B. Tembesi, B. Merangin, B. Asai dan B.

Limun, seperti S. Air Hitam, S. Ketalo, S. Sekais, S. Belato dan lain-lain. Pada tingkat

sub grup, Entisols hanya menurunkan Typic Udifluvents. Tanah sangat dalam (> 100

cm), tekstur bervariasi dan berlapis-lapis (stratified) sebagai akibat proses

pengendapan yang berulang-ulang. Struktur lemah sampai masif dan konsistensi

gembur (lembab). Reaksi tanah sangat masam sampai masam (pH 4,2–5,5), C-

organik tinggi di lapisan atas dan rendah sampai sangat rendah di lapisan bawah,

demikian juga dengan hara N. Sedang P dan K potensial tinggi sampai sangat tinggi,

dan ketersediaannya sangat rendah. Kemampuan tanah mempertukarkan kation

(KTK) sedang sampai tinggi dan kejenuhan basa (KB) tinggi sampai tinggi. Kejenuhan

Al sedang sampai tinggi. Berdasarkan sifat kimia tersebut tanah ini mempunyai

tingkat kesuburan sedang. Tanah ini potensial untuk pertanian tanaman pangan

lahan kering (palawija). Kendala pengembangan pertanian pada tanah ini, selain

potensi banjir, tanah ini masih memerlukan pemupukan untuk meningkatkan dan

mempertahankan kesuburan tanah.

Inceptisols

Inceptisols adalah tanah yang sudah mengalami perkembangan profil, namun masih

tergolong muda. Di Kabupaten Sarolangun, Inceptisols terbentuk dari endapan

sungai, batuan sedimen (berupa batu liat, batu pasir dan batuan malihan), batuan

vulkanik (berupa tuf dasit dan granit) dan batu kapur pada landform Peneplain Datar

Page 24: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

sampai Bergelombang, Punggung Antiklin pada perbukitan Paralel, Pegunungan

Tektonik, Dataran Volkan Tua dan Intrusi Volkanik.

Dystrudepts

Udepts di Kabupaten Sarolangun menurunkan Dystrudepts dan Eutrudepts.

Dystrudepts terbentuk dari batu pasir, batu liat, tuf dasit dan granit. Hampir seluruh

wilayah Kabupaten Sarolangun didominasi oleh tanah Dystrudepts yang setara

dengan Podsolik Coklat Kemerahan. Tanah dalam sampai sangat dalam, solum tebal,

drainase baik dan tekstur tanah agak halus. Reaksi tanah masam sampai sangat

masam (pH 3,6–5,2), C-organik sedang sampai sangat tinggi dilapisan atas, rendah

sampai sangat rendah di lapisan bawah, demikian juga dengan hara N. Sedang P dan

K potensial umumnya rendah, dan ketersediaannya sangat rendah. Basa-basa dapat

tukar lainnya, seperti Ca, Mg dan Na (Ca-dd, Mg-dd dan Na-dd) umumnya sangat

rendah. Kemampuan tanah mempertukarkan kation (KTK) umumnya rendah dan

kejenuhan basa sedang, sedangkan kejenuhan Al sangat tinggi. Berdasarkan sifat

kimia tersebut tanah ini mempunyai tingkat kesuburan rendah. Pada tingkat sub

grup, Dystrudepts menurunkan Oxic Dystrudepts karena mempunyai KTK liat < 24

cmol/kg, Humic Dystrudepts karena mempunyai lapisan atas berwarna gelap dengan

ketebalan > 18 cm dan lainnya sebagai Typic Dystrudepts. Secara umum tanah ini

potensial untuk tanaman tahunan/ perkebunan. Faktor pembatas adalah tingkat

kesuburan tanah yang rendah, pH tanah masam dan tingginya kejenuhan Al.

Pemupukan sangat diperlukan, terutama pada awal pertumbuhan. Selain

pemupukan, pengapuran untuk memperbaiki pH dan menigkatkan kejenuhan basa

serta menekan kejenuhan Al perlu dilakukan. Pada daerah-daerah berlereng, usaha

tani konservasi sangat disarankan terutama pada tanah-tanah berbahan induk yang

peka terhadap erosi, seperti batu liat dan batu pasir.

Page 25: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Eutrudepts

Eutrudepts di daerah Kabupaten Sarolangun berkembang dari bahan alluvium, batu

kapur dan batuan volkanik (granit) pada landform dataran banjir dari sungai

bermeander, Peneplain Datar dan Bergelombang serta Dataran Volkanik Tua. Tanah

dalam sampai sangat dalam, solum tebal, drainase baik dan tekstur halus (liat).

Tanah ini setara dengan Latosol Coklat. Reaksi tanah umumnya masam sampai agak

masam (pH 4,5–6,5), C-organik tinggi di lapisan atas dan rendah sampai sangat

rendah di lapisan bawah, demikian juga dengan N. Sedang P tersedia rendah sampai

sangat rendah. Basa-basa dapat tukar seperti, Ca dan Mg tinggi pada tanah-tanah

yang berkembang dari batu kapur dan rendah sampai sangat rendah dari granit. K-

dd umumnya sedang dan Na rendah. Kemampuan tanah mempertukarkan kation

umumnya sedang dan kejenuhan basa sangat tinggi pada tanah-tanah yang

berkembang dari alluvium dan granit serta sangat rendah dari batukapur.

Berdasarkan sifat kimia tersebut tanah ini mempunyai tingkat kesuburan sedang.

Pada tingkat sub grup Eutrudepts menurunkan Humic Eutrudepts dan Typic

Eutrudepts. Tanah potensial untuk tanaman pangan dan tanaman tahunan/

perkebunan. Faktor pembatas untuk pengembangan tanaman pangan adalah

tekstur tanah halus, sehingga akan menghambat dalam pengolahan tanahnya.

Penambahan bahan organik untuk mengurangi pengaruh tekstur tersebut sangat

diperlukan. Selain bahan organik, penambahan pupuk anorganik (hara N, P dan K)

untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah masih diperlukan. Pada

daerah-daerah berlereng usahatani perlu diterapkan.

Page 26: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Endoaquepts

Endoaquepts adalah Inceptisols yang selalu jenuh air atau sebagian besar alami

tahun-tahun normal jenuh air. Di sepanjang Dataran Banjir B. Tembesi, B. Merangin,

B. Asai dan B. Limun, Endoaquepts menurunkan Typic Endoaquepts dan di dataran

alluvial S. Putih dan S. Kujung sekitar Desa Bukitsuban, wilayah Kecamatan Air Hitam

menurunkan Fluvaquentic Endaquepts.

Typic Endoaquepts

mempunyai penampang tanah dalam tekstur halus (liat) drainase terhambat. Reaksi

tanah sangat masam sampai masam (pH < 5,5), C-organik tinggi dilapisan atas dan

rendah sampai sangat rendah di lapisan bawah, hara N sedang di lapisan atas dan

rendah di lapisan bawah. P potensial rendah sampai sedang, dan ketersediaannya

sedang di lapisan atas dan sangat rendah di lapisan bawah. K potensial rendah

sampai sangat rendah, demikian juga ketersediaannya . Basa-basa lain seperti Ca,

Mg dan Na sangat rendah. Kemampuan tanah mempertukarkan kation rendah

sampai sedang. Kejenuhan basa sangat rendah, sedangkan kejenuhan Al sangat

tinggi. Berdasarkan karakteristik kimia tersebut, Typic Endoaquepts di Kabupaten

Sarolangun tergolong tanah dengan tingkat kesuburan rendah. Karena posisi

geografi yang berada di daerah datar (lereng 0–3%) dan sumber daya air yang cukup

dari B. Tembesi, B. Merangin, B. Asai dan B. Limun, daerah ini potensial untuk

pengembangan padi sawah. Namun tanah ini memerlukan perbaikan pH dan

menekan kejenuhan Al.

Page 27: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Fluvaquentic Endoaquepts

Mempunyai penampang tanah sangat dalam, tekstur agak halus (liat berlempung)

dan drainase terhambat. Secara umum Fluvaquentic Endoaquepts mempunyai Typic

Endoaquepts. Hal ini terlihat dari reaksi tanah masam sampai agak masam (pH 5,4–

6,2), C-organik tinggi di lapisan atas dan berfluktuasi di lapisan bawah, hara N

sedang di lapisan atas dan rendah sampai sangat rendah di lapisan bawah. P

potensial sangat tinggi di lapisan atas, sedang sampai sangat tinggi di lapisan bawah,

sedangkan ketersediaannya sangat rendah. K potensial rendah sampai sangat

rendah, demikian juga ketersediaannya . Basa-basa lain seperti Ca, Mg dan Na

sangat rendah Kemampuan tanah mempertukarkan kation rendah sampai sedang.

Kejenuhan basa sangat tinggi dan kejenuhan Al sangat rendah. Berdasarkan

karakteristik kimia tersebut, Fluvaquentic Endoaquepts mempunyai tingkat

kesuburan tanah sedang. Berdasarkan posisi geografi yang berada di daerah datar

(lereng 0–3%), tanah ini potensial untuk padi sawah. Untuk memperoleh hasil yang

maksimal, masih diperlukan pemupukan yang berimbang, terutama hara N, P dan K.

Alfisols

Alfisols adalah tanah yang sudah cukup berkembang, ditandai dengan adanya

horizon akumulasi liat (argilik). Di daerah Kabupaten Sarolangun, Alfisols

berkembang dari andesit pada landform Pegunungan Volkan Tua dan batuan

sedimen pada landform Peneplain Berombak. Pada tingkat grup, Alfisols hanya

menurunkan Hapludalfs dan pada tingkat sub grup menghasilkan Humic Hapludalfs

dan Typic Hapludalfs. Berikut disajikan karakteristik masing-masing sub grup Alfisols

di Kabupaten Sarolangun.

Page 28: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Humic Hapludalfs

adalah grup Hapludalfs yang mempunyai lapisan atas berwarna gelap dengan

ketebalan > 18 cm. Tanah dalam, tekstur agak halus dan drainase baik. Hapludalfs

yang berkembang dari batuan sedimen ini mempunyai reaksi tanah yang sangat

masam (pH < 4,5). C-organik rendah sampai sangat rendah, demikian juga hara N. P

potensial sedang di lapisan atas dan rendah sampai sangat rendah di lapisan bawah,

sedangkan ketersediaannya sangat rendah. K potensial rendah, demikian juga

ketersediaannya . Basa-basa lain seperti Ca rendah, Mg rendah sampai sedang dan

Na rendah sampai sangat rendah. Kapasitas tanah mempertukarkan kation rendah

dan kejenuhan basa sedang sampai sangat tinggi. Berdasarkan sifat kimia tanah

tersebut, Humic Hapludalfs mempunyai tingkat kesuburan yang tergolong rendah.

Tanah ini potensial untuk pengembangan tanaman pangan maupun perkebunan.

Pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun anorganik (puk N, P dan K) bantu

perbaikan sifat kimia tanah serta pengapuran untuk memperbaiki pH tanah dan

menekan kejenuhan Al sangat penting dilakukan.

Typic Hapludalfs

mempuyai penampang tanah dalam, tekstur agak halus dan drainase baik.

Hapludalfs ini mempunyai reaksi tanah masam (pH 5,2–5,4), C-organik sangat

rendah, demikian juga hara N. Mempunyai P potensial sangat rendah dan

ketersediaannya rendah. K. Potensial tinggi dan ketersediaannya sedang sampai

tinggi. Basa-basa lain seperti Ca rendah, Mg tinggi dan Na rendah sampai sangat

rendah. Kapasitas tanah mempertukarkan kation rendah sampai sedang dan

kejenuhan basa sedang sampai sangat tinggi. Berdasarkan sifat kimia tersebut, Typic

Hapludalfs mempunyai tingkat kesuburan yang tergolong rendah. Penyebarannya

dijumpai di Desa Muaroduo dan lereng Bt. Gedang, wilayah Kecamatan Batang Asai.

Tanah ini di jumpai di daerah bergunung pada lereng > 40%. Tanah ini tidak

Page 29: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

potensial untuk pertanian dan sebaiknya tetap sebagai hutan untuk menyangga

(buffer) ekosistem di bawahnya.

Oxisols

Oxisols adalah tanah yang sudah mengalami perkembangan lanjut, ditandai oleh

horizon bawah permukaan oksik, yaitu horizon yang mempunyai kapasitas tukar

kation (KTK) liat < 16 cmol/kg liat. Di daerah Kabupaten Sarolangun Oxisols

terbentuk dari batu liat, batu pasir dan granit. Tanah ini dikenal juga sebagai

Podsolik Merah Kuning (PMK) dan pada tanah-tanah yang warnanya homogeny.

Ordo tanah ini hanya menurunkan grup Kandiudox dan pada tingkat sub grup

menurunkan Typic Kandiudox. Penyebarannya terdapat pada landform Peneplain

Datar sampai Berombak dengan lereng 0–8%, Dataran Volkanik Tua pada bentuk

wilayah berombak, lereng (3–8%) dan Perbukitan Tektonik pada bentuk wilayah

berbukit, lereng 25–40%. Penyebaran tanah ini terdapat di Kecamatan Mandiangin,

Air Hitam, Pauh, Batang Asai, Sarolangun, Pelawan, Singkut dan Limun.

Typic Kandiudox

tergolong tanah sangat dalam, drainase baik, tekstur halus (liat), reaksi tanah sangat

masam sampai masam (pH 3,4–5,2), C-organik rendah di lapisan atas, sangat rendah

di lapisan bawah, demikian juga dengan hara N. Sedang P dan K potensial sangat

rendah dan rendah ketersediaannya . Kemampuan tanah mempertukarkan kation

(KTK) dan kejenuhan basa (KB) rendah, sedangkan kejenuhan Al sangat tinggi.

Berdasarkan sifat kimia tersebut tanah ini mempunyai tingkat kesuburan rendah.

Tanah ini potensial untuk pengembangan tanaman tahunan/ perkebunan. Kendala

utamanya adalah rendahnya tingkat kesuburan tanah dan kejenuhan alumunium

sangat tinggi. Perlu perbaikan kesuburan tanah melalui pemupukan dan

Page 30: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

pengapuran. Selain faktor-fakor pembatas di atas, pada daerah-daerah berlereng

perlu menerapkan teknik konservasi tanah untuk mengurangi bahaya erosi.

Ultisols

Ultisols adalah tanah yang sudah mengalami perkembangan lanjut (tua), dicirikan

oleh adanya horizon akumulasiliat (argilik) dan kejenuhan basa (KB) < 35%. Di

Kabupaten Sarolangun Ultisols terbentuk dari batu liat, batu pasir, tuf dasit dan

granit. Ultisols di daerah Kabupaten Sarolangun menurunkan ordo Udults dan

Humults yang masing-masing menurunkan grup Hapludults dan Haplohumults. Pada

tingkat grup menghasilkan Typic Hapludults dan Typic Haplohumuts. Penyebarannya

terdapat pada landform Peneplain Berombak sampai Bergelombang, lereng 3-15%,

Dataran Volkanik Tua, bentuk wilayah berbukit kecil dengan lereng 15–25%,

Pegunungan Volkanik Tua, bentuk wilayah bergunung dengan lereng > 40%,

Perbukitan Tektonik, bentuk wilayah berbukit dengan lereng 25 – 40% dan Dataran

Volkanik Tua, bentuk wilayah bergelombang dengan lereng 8 – 15%. Terdapat di

Kecamatan Mandiangin, Air Hitam, Pauh, Batang Asai, Pelawan, Singkut, Limun dan

Bathin VIII.

Hapludults

tergolong tanah sangat dalam, drainase baik, tekstur agak halus (lempung berliat) di

lapisan atas dan halus (liat) di lapisan bawah. Reaksi tanah masam, C-organik sangat

rendah, hara tersedia seperti N sedang di lapisan atas, sangat rendah di lapisan

bawah. P dan K potensial sangat rendah, demikian juga ketersediaannya .

Kemampuan tanah mempertukarkan kation (KTK) sedang dan kejenuhan basa (KB)

sangat rendah, sedangkan kejenuhan Al sangat tinggi. Berdasarkan sifat kimia

tersebut tanah ini mempunyai tingkat kesuburan rendah. Tanah ini potensial untuk

Page 31: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

pengembangan tanaman tahunan/perkebunan. Kendala utamanya adalah

rendahnya kesuburan tanah dan kejenuhan alumunium sangat tinggi. Perlu

perbaikan kesuburan tanah melalui pemupukan dan pengapuran.

Haplohumults

tergolong tanah dalam sampai sangat dalam, drainase baik dan tekstur agak halus

(lempung berdebu). Reaksi tanah masam sampai sangat masam, C-organik tinggi di

lapisan atas, sangat rendah di lapisan bawah. Hara seperti N sedang di lapisan atas,

sangat rendah di lapisan bawah, P potensial sedang di lapisan atas dan sangat

rendah di lapisan bawah, sedangkan ketersediaannya sangat rendah. Kemampuan

tanah mempertukarkan kation (KTK) dan kejenuhan basa (KB) rendah sedangkan

kejenuhan Al tinggi sampai sangat tinggi. Berdasarkan sifat kimia tersebut tanah ini

mempunyai tingkat kesuburan rendah. Tanah ini potensial untuk pengembangan

tanaman tahunan/perkebunan kecuali pada wilayah bergunung. Sebaiknya pada

wilayahnya (bergunung) tetap dipertahankan sebagai hutan untuk menyangga

ekosistem di bawahnya. Kendala utamanya untuk pertanian adalah rendahnya

tingkat kesuburan tanah dan tingginya kejenuhan Al. Perlu perbaikan kesuburan

tanah melalui pemupukan dan pengapuran untuk memperbaiki pH dan menekan

kejenuhan Al terutama awal pertumbuhan tanaman.

5) Hidrologi

Keadaan umum hidrologi Kabupaten Sarolangun, memiliki 4 sungai besar,

yaitu Batang Merangin, Batang Tembesi, Batang Asai dan Batang Limun. Uraian

masing-masing sungai tersebut adalah sebagai berikut :

a. Batang Merangin berhulu di D. Tujuh melewati Sungai Manau, Kabupaten Bangko

(Ibukota Kab. Merangin) menuju Kabupaten Sarolangun. Di Kabupaten Sarolangun,

Page 32: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Batang Merangin ini bermuara di Sungai Pelakar dan di Desa Batu Kucing (wilayah

Kecamatan Pauh), yang selanjutnya B. Merangin bermuara ke B. Tembesi.

b. Batang Tembesi berhulu di G. Masurai (2.935 m) yang merupakan deretan

Pegunungan Bukit Barisan. Dari G. Masurai melewati jangkat dan Muara Siau terus

ke Kabupaten Sarolangun. Di Kabupaten Sarolangun ke. B. Tembesi bermuara S.

Sekamus, S. Kolang, S. Penarun, S. Selembau dan B. Limun. Setelah melewati wilayah

Kabupaten Sarolangun B. Tembesi terus ke utara menuju Kabupaten Batanghari.

c. Batang Asai berhulu di G. Gedang (2.447 m), wilayah Kecamatan Batang Asai. Sungai

ini melewati dua wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Batang dan Kecamatan

Limun. Sebelum bermuara ke S. Limun di Ma. Limun, Sungai B. Asai bermuara ke

beberapa sungai, di antaranya S. Tangkui, S. Kinantan, S. Merandang, S. Melinau, S.

Penetai, S. Pebaik, S. Perambil dan S. Belakang.

d. Batang Limun bermuara ke Muara B. Limun di sekitar Kabupaten Sarolangun dan

selanjutnya ke B. Tembesi. Sungai B. Limun ini bermuara S. B. Limun, S. Kutur, S.

Mensao, S. Mengkadai, Bt. Rebah, S. Singkut dan S. Jelapang. Untuk mendukung

usaha pertanian di Kecamatan Limun, telah dibangun DAM KUTUR yang mengairi

daerah persawahan di sekitar Kecamatan Limun namun belum termanfaatkan secara

optimal.

Kabupaten Sarolangun beriklim tropis dengan keadaan iklim rata-rata

berkisar antara 230 C sampai dengan 320 C, dengan kelembaban udara rata-rata 78%

dengan curah hujan rata-rata sebesar 260 mm/tahun.

6) Klimatologi

Secara umum Kabupaten Sarolangun beriklim tropis dengan tipe iklim hujan

hutan tropis dengan temperatur rata-rata 26,90 0C. Suhu minimum adalah 21,90 0C

dan maksimum 320 0C. Curah hujan berkisar antara 2000 – 4000 mm/tahun.

Page 33: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Sedangkan jumlah hari hujan rata-rata 140 – 270 hari/tahun. Bulan-bulan yang

paling sedikit hari hujan adalah bulan Juni, Juli dan Agustus, sedangkan yang paling

banyak curah hujannya yaitu pada bulan Oktober, November, Desember dan Januari

dengan distribusi curah hujan cukup merata.

7) Penggunaan lahan

Untuk penggunaan lahan Kabupaten Sarolangun dapat dibedakan menjadi 6

(enam) kemampuan lahan sebagai kawasan budidaya sebagai berikut :

Kelas I

Lahan ini bernilai baik sampai sangat baik, hanya sedikit pembatas dalam

pemakaian. Lahan ini dapat diusahakan secara intensif untuk pertanian. Kelas

kemampuan lahan I dicirikan dengan sudut lereng 0-2%, tanah tidak mengandung

batu-batu/bongkahan, kedalaman efektif tanah > 90 cm, tekstur tanah halus,

permeabilitas sedang sampai baik, drainase baik, tanpa erosi dan beririgasi teknis.

Dalam rencana arah pengembangannya adalah tetap mempertahankan lahan sawah

yang telah ada untuk mendukung swasembada pangan Jambi maupun Nasional.

Sedang lokasi yang mempunyai aksesibilitas tinggi kemungkinan dapat

dikembangkan menjadi pusat kegiatan non pertanian (perkotaan).

Kelas II

Lahan ini akan mempunyai nilai yang baik apabila dilakukan usaha

pengawetan/pemeliharaan secara sederhana. Perbedaan dengan kelas kemampuan

lahan I disebabkan oleh adanya perbedaan sudut lereng, sistem irigasi dan tekstur

tanahnya.

Page 34: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Kelas III

Lahan ini bernilai sedang yang dapat diusahakan dengan cara pengawetan dan

pemeliharaan yang intensif seperti penterasan, penanaman searah garis kontur dan

sebagainya. Lahan ini dirincikan dengan sudut lereng antara 2–13%, kedalaman

efektif tanah > 90 cm, batuan permukaan sedikit dan erosi ringan. Rawa-rawa juga

termasuk dalam kelas ini.

Kelas IV

Lahan ini cocok untuk tanaman keras/perkebunan karena lahan ini mempunyai

sudut lereng 7–140%, peka terhadap erosi dan batuan di permukaan tanah maupun

di dalam tanah > 10%. Dalam arahan pengembangannya direncanakan bagi

pengembangan pertanian tanaman lahan kering, dan wilayah lindung termasuk

buffer zone serta kawasan cagar alam.

Kelas V

Lahan ini baik ditanami dengan vegetasi penutup atau sebagian kawasan hutan.

Lahan ini pada umumnya mempunyai kemiringan yang terjal, sifat tanah peka

terhadap erosi.

Penggunaan lahan saat ini sebagian besar berupa kebun campuran dan tegalan.

Arahan pengembangan lahan ini direncanakan menjadi kawasan lindung dan buffer

zone terutama bagi lokasi dengan kelas lereng yang curam. Sedang lahan dengan

kelas lereng agak datar dapat dikembangkan untuk budidaya pertanian lahan kering

termasuk tanaman tahunan.

Page 35: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Kelas VI

Lahan ini mempunyai kenampakan yang hampir sama dengan lahan kelas V tetapi

memerlukan perlakuan yang lebih khusus karena mempunyai sudut lereng 55 –

140%, kedalaman efektif tanah < 30 cm, permukaan dan di dalam tanah banyak

mengandung batu yang mengganggu dalam pengolahan tanah dan pertumbuhan

tanaman.

Selain itu Kabupaten Sarolangun terdapat 3 (tiga) macam kawasan lindung

yaitu :

1. Kawasan Hutan Lindung

2. Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas.

3. Cagar Alam Durian Luncuk I

b. Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan karakteristik struktur ruang menggambarkan bagaimana

pembagian kegiatan di wilayah Kabupaten Sarolangun dengan pembagian pusat dan

sub-pusat. Struktur ini kemudian diterjemahkan/dijabarkan dalam bentuk pemanfaatan

lahan. Dengan mengkaji dan menganalisis struktur ruang dan pemanfaatan lahan akan

diketahui bagaimana pola dan perkembangan Kabupaten Sarolangun sehingga nantinya

dalam penyusunan rencana akan dapat dirumuskan struktur ruang dan pemanfaatan

lahannya yang paling tepat dan sesuai bagi Kabupaten Sarolangun.

Berdasarkan hasil interpretasi citra landsat dilanjutkan dengan verifikasi lapang,

penggunaan lahan Kabupaten Sarolangun dikelompokkan menjadi 10 satuan

penggunaan lahan, yaitu sawah, kebun campuran, kebun karet rakyat, kebun kelapa

sawit, belukar, hutan, rumput alang-alang, permukiman dan genangan.

Sawah

Page 36: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Penggunaan lahan sawah di daerah Kabupaten Sarolangun terdiri dari sawah irigasi dan

sawah tadah hujan. Sawah irigasi adalah sawah yang sumber airnya berasal dari air

irigasi, baik teknis, setengah teknis, sederhana maupun irigasi desa/non PU. Sawah

irigasi umumnya diusahakan padi sawah 2 kali dalam setahun. Sedang sawah tadah

hujan merupakan sawah yang sumber airnya berasal dari air hujan. Sawah ini pada

musim hujan ditanami padi sawah, sedangkan pada musim kemarau ditanami palawija,

seperti jagung dan kedelai. Penggunaan lahan ini menyebar sepanjang B. Tembesi dan di

wilayah Kecamatan Batang Asai, yaitu Desa Sungai Baung, Kasiro, Muaro Air Duo dan

sekitar Desa Meribung dan Mersip. Secara keseluruhan penggunaan lahan sawah adalah

3.819 Ha atau 0,62% dari luas Kabupaten Sarolangun.

Kebun Campuran

Kebun campuran adalah penggunaan lahan yang pengusahaan lahannya terdiri atas

tanaman tahunan dan tanaman semusim. Selain kedua jenis tanaman tersebut, pada

tipe penggunaan ini juga dijumpai pemukiman. Tanaman tahunan yang diusahakan

umumnya adalah tanaman buah-buahan, seperti duku, durian, jeruk, manggis dan

pisang. Tanaman pangan lahan kering yang diusahakan adalah padi gogo, jagung,

kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Secara keseluruhan luas

penggunaan lahan ini mencapai 36.026 Ha atau 5,84% dari luas Kabupaten Sarolangun.

Kebun Karet

Potensi perkebunan di Kabupaten Sarolangun cukup menjanjikan dan pada umumnya

adalah perkebunan rakyat. Karet merupakan komoditas perkebunan utama yang

diusahakan masyarakat di daerah Kabupaten Sarolangun. Berdasarkan interpretasi citra

landsat dilanjutkan verifikasi lapang, penggunaan lahan ini mencapai 80.762 Ha atau

Page 37: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

13,08% dari luas Kabupaten Sarolangun. Kebun karet menyebar luas di Kecamatan

Pelawan, Singkut, Bathin VIII, Air Hitam dan Mandiangin, Kebun karet umumnya

berasosiasi dengan belukar.

Kebun kelapa sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan kedua setelah karet. Penggunaan lahan

ini menyebar seluas 33.416 Ha atau 5,41% dari luas kabupaten. Sebagian besar

perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Sarolangun adalah perkebunan milik perusahaan,

baik swasta maupun BUMN. Penggunaan lahan ini dapat dijumpai di Kecamatan Air

Hitam, Mandiangin, Sarolangun, Pelawan dan Singkut. Komoditas perkebunan lainnya

yang diusahakan adalah kopi robusta, kayu manis, lada, kelapa dan pinang. Dalam

jumlah kecil diusahakan juga kemiri, kakao dan nilam.

Belukar

Adalah tutupan lahan yang vegetasinya berupa tanaman perdu sebagai bentuk suksesi

menuju hutan kembali, bertajuk tinggi bercampur dengan pohon-pohonan berdiameter

antara 10-15 cm pada tahap-tahap pertumbuhan tertentu serta tanaman kelompok

perdu lainnya. Penutupan canopy rapat seperti hutan sekunder. Tutupan lahan ini

menyebar di seluruh wilayah kecamatan. Berdasarkan interpretasi citra landsat

dilanjutkan dengan verifikasi lapangan, belukar menempati posisi kedua setelah hutan,

yaitu 32,17% dari luas Kabupaten Sarolangun.

Hutan

Hutan di Kabupaten Sarolangun, berdasarkan fungsinya dibedakan atas hutan produksi,

hutan lindung, hutan wisata dan hutan suaka alam serta hutan konversi. Berdasarkan

hasil interpretasi dan verifikasi lapang, total luas hutan tersebut mencapai 250.325,81

Page 38: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Ha atau 40,54% dari luas kabupaten. Hasil hutan Kabupaten Sarolangun adalah kayu

bulat/logs, kayu gergajian, plywood dan rotan.

Rumput Alang-alang

Merupakan lahan terlantar yang ditinggalkan pengelolanya. Pada umumnya rumput

alang-alang berasal dari hutan yang ditebang secara liar (illegal logging) atau bekas

penebangan liar atau praktek perladangan yang berpindah-pindah. Lahan ini umumnya

terdapat di Kecamatan Mandiangin. Rumput alang-alang ini mencapai luas 2.827 Ha atau

0,48% dari luas kabupaten.

Pemukiman

Pemukiman meliputi perkampungan atau perkotaan, setempat di lahan pekarangan

dijumpai tanaman buah-buahan dan tanaman palawija. Luas pemukiman ini berdasarkan

interpretasi citra landsat mencapai 24.016 Ha atau 3,89%.

Genangan

Lahan tergenang di Kabupaten Sarolangun merupakan lahan bekas PETI (Penambangan

Emas Tanpa Izin) yang dijumpai di wilayah Kecamatan Bathin VIII dan Limun. Luas

genangan ini mencapai 708 Ha atau 0,11% dari luas kabupaten. Selain pertanian,

peternakan di Kabupaten Sarolangun sudah cukup berkembang, baik ternak unggas,

ternak kecil maupun ternak besar. Budidaya ikan (perikanan) di Kabupaten Sarolangun di

kolam dan keramba. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah mas, nila dan patin.

Page 39: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Tabel 2.1

Tipe Penggunaan Lahan dan Luasnya di Kabupaten Sarolangun

Tipe Penggunaan Lahan

Luas

Ha %

Sawah 3.819 0,62

Kebun Campuran 36.026 5,84

Kebun karet rakyat 80.762 13,08

Kebun kelapa sawit 33.416 5,41

Belukar 198.614 32,17

Hutan 259.789 42,08

Rumput alang-alang 2.827 0,48

Permukiman 1.441 0,23

Genangan 708 0,11

TOTAL 617.400 100

Selain potensi pengembangan wilayah, Kabupaten Sarolangun juga memiliki potensi

sumberdaya alam. Adapusn potensi yang dimiliki oleh Kabupaten dan mempunyai peluang

untuk dikembangkan adalah potensi pertambangan, kehutanan, Perkebunan, Perikanan dan

Pariwisata.

1. Potensi Pertambangan

Bahan galian Golongan A, terdiri dari :

a). Minyak Bumi

Page 40: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Bahan tambang minyak bumi di Kecamatan Sarolangun yang telah dieksploitasi

oleh PT. Bina Wahana Petrindo (BWP) meruap sebanyak 4 (empat) sumur dengan

jumlah produksi 1.000-2.000 barel/hari. Sedangkan di Kecamatan Limun saat ini

sedang dieksploitasi oleh PT. Petro China dengan kapasitas produksi sebesar 120

juta barel yang berada di Desa Teluk Rendah, Desa Lubuk Resam dan Desa Pulau

Pandan.

b). Batu Bara

Potensi Batu Bara yang terdapat di Kabupaten Sarolangun berada di Kecamatan

Mandiangin, Pauh, Limun dan Batang Asai. Batu Bara yang telah diketahui

depositnya yakni sebesar 6 juta ton dengan nilai kalori 5.000–6.000 kkal/gr

berlokasi di Sungai Dingin Kecamatan Limun. Sedangkan Batu Bara yang berada di

Desa Guruh Baru Kecamatan Mandiangin memiliki nilai kalori sekitar 4.820–5.455

kkal/gr sementara Batu Bara yang berlokasi di Desa Lubuk Napal I, Lubuk Napal II,

Mensao, Mengkua dan Lubuk Kepayang belum terukur nilai kalorinya.

Bahan galian Golongan B, terdiri dari :

a). Emas

Kandungan emas terdapat disepanjang alur sungai di Kecamatan Batang Asai dan

Kecamatan Limun. Alokasi yang telah diketahui kadar emasnya yakni di Kecamatan

Limun yang beralokasi di Sungai B.limun dengan kadar emas sebesar 3,34 gr/ton

dengan cadangan terindikasi 2 Mt, dan Sungai Tuboh dengan kadar emas sebesar

1.762.617 ton biji dengan kandungan 0,11 gr/ton. Sedangkan lokasi emas yang

belum diketahui kadar emas dan cadangannya yakni di Kecamatan Batang Asai

yang terdapat di Sungai Kinantan Hulu, Sungai Asai dan Sungai Batu Ampar.

Page 41: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

b). Biji Besi

Biji Besi yang belum diketahui cadangan dan mineralnya terdapat di Kecamatan

Batang Asai yang beralokasi di Sungai Salak Bukit Rayo dengan indikasi biji besi

yakni dijumpai mineral magnetik, pirkotik. Sedangkan di Kecamatan Limun yang

beralokasi di Sungai Tuboh dijumpai mineralisasi yang terdiri dari banyaknya

sphalerit, kalkopirit, gaura, hematit dan magnetik.

c). Seng (Zinc)

Seng yang mineralisasinya terdapat disungai Tuboh Kecamatan Limun dengan

kandungan seng sebesar 9,98 %, sedangkan mineralisasi seng yang terdapat di

Sungai Menalu Bukit Rayo Desa Salak Baru Kecamatan Batang Asai dengan kadar

Seng (Zn) sekitar 7–138 ppm.

d). Timbal

Potensi Timbal yang mineralisasinya dijumpai terdapat di Sungai Tuboh Kecamatan

Limun dengan kandungan timbal sebesar 1,45 %. Sedangkan di Kecamatan Batang

Asai yang mana mineralisasinya dijumpai di Sungai Menalu Bukit Rayo Desa Salak

Baru Kecamatan Batang Asai dengan kadar timbal 3–37 ppm.

e). Tembaga

Di Kecamatan Batang Asai dimana tembaga yang mineralisasinya terdapat disungai

Manau, Bukit Rayo Desa Salak Baru yang mana mineral yang dijumpai pirit, pirkotit,

sphalatorit dan golina, dan mineralisasi yang terdapat disungai Kinantan dengan

kadar 1–27 ppm. Sedangkan yang terdapat di Kecamatan Limun mineralisasi

tembaga terdapat di Sungai Tuboh dengan kandungan tembaga mencapai 0,8 %

Page 42: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

(JICA, 1988). Indikasi penyebaran tembaga di Kabupaten Sarolangun dijumpai di

Sungai Batang Asai, Sungai Merandang, daerah Maribung dan Sungai Tangkui.

Bahan galian Golongan C, terdiri dari :

a). Batu Gamping

Batu Gamping terdapat di Desa Narso Kecil Kecamatan Batang Asai, sedangkan

yang telah diketahui kadar dan cadangan batu gamping yakni terdapat di daerah

Napal Melintang Kecamatan Limun dengan kadar Ca0 (54,86–55,85 %) dan

cadangan diperkirakan sebesar 57,8 juta.

b). Granit

Singkapan Granit terdapat di Desa Rantau Panjang Dusun Salak Baru Kecamatan

Batang Asai.

c). Marmer

Marmer terdapat di Napal Melintang Bukit Bulan Kecamatan Limun yang mana

kadar dan cadangannya belum diketahui.

d). Fosfat

Singkapan Fosfat terdapat di daerah Bukit Bulan Kecamatan Limun dengan kadar

P2O5 cukup tinggi yakni 18,37 %.

2. Potensi Kehutanan

Kabupaten Sarolangun memiliki potensi sumber daya alam bidang kehutanan

seperti hutan lindung, taman nasional dan cagar alam, namun belum seluruhnya

dieksploitasi dan dimanfaatkan secara optimal. Di Kabupaten Sarolangun terdapat 3

(tiga) macam kawasan lindung yaitu :

Page 43: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

a). Kawasan hutan lindung

Penetapan kawasan hutan lindung diarahkan untuk mencegah terjadinya erosi,

bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi hidrologi tanah. Kawasan hutan

lindung di Kabupaten Sarolangun terdapat di Kecamatan Batang Asai seluas 33.220

Hektar dan Kecamatan Limun seluas 21.065 Hektar.

b). Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas.

Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas terbagi dalam dua wilayah Kabupaten

yaitu Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Batang Hari. Untuk Kabupaten

Sarolangun terdapat di Kecamatan Air Hitam seluas 6.758 Hektar.

c). Cagar Alam Durian Luncuk I

Cagar Alam ini terdapat di Kecamatan Mandiangin, yaitu Cagar Alam Durian Luncuk

I yaitu seluas ± 73,74 Ha.

3. Potensi Perkebunan

Kabupaten Sarolangun merupakan memiliki potensi untuk pengembangan

perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit dan karet dimana merupakan usaha

bidang perkebunan yang paling dominan perkembangannya, hal ini dapat dilihat dari

jumlah luas areal perkebunan dan Jumlah produksi yang cukup besar. Usaha

perkebunan lain yang juga berkembang di Kabupaten Sarolangun adalah Kopi, Lada,

kelapa, Cassiavera, Pinang, Kemiri, Aren dan tebu. Dengan besarnya potensi

perkebunan, ditunjang dengan tersedianya bahan baku yang berkelanjutan,

infrastruktur dengan kondisi baik serta lokasi yang strategis diharapkan khususnya

untuk komoditi karet dan kelapa sawit dapat mendorong minat para investor baik

dalam negeri maupun luar negeri untuk mendirikan kawasan industri pengolahan

Page 44: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

sampai dengan produk hasil turunannya (industri hulu sampai industri hilir) di

Kabupaten Sarolangun.

4. Potensi Perikanan

Potensi sumber daya perikanan di Kabupaten Sarolangun terdiri dari kolam,

keramba dan perairan umum (sungai dan danau). Bidang usaha perikanan yang

berkembang di Kabupaten Sarolangun meliputi jenis usaha perikanan darat terdiri dari

usaha kolam dan keramba dan perairan umum memiliki prospek ekonomis. Jenis ikan

yang dibudidayakan adalah ikan mas, ikan nila, ikan patin, ikan gurami dan lkan lele.

5. Potensi Pariwisata

Kabupaten Sarolangun juga memiliki objek wisata yang umumnya adalah

objek wisata alam, selain itu juga wisata ziarah, wisata minat khusus, wisata budaya dan

wisata sejarah. Sebagian kecamatan dalam Kabupaten Sarolangun terdapat objek wisata

yang menunggu pembenahan, Potensi pariwisata Kabupaten Sarolangun sangat

beragam dan menjanjikan, mulai dari wisata alam hingga wisata budaya dan sejarah.

Potensi wisata ini tersebar di berbagai kecamatan dalam wilayah Kabupaten Sarolangun.

Saat ini, Kabupaten Sarolangun telah mempunyai 7 site plan objek wisata, yaitu :

1. Danau Biaro Desa Lidung

2. Goa Calo Petak Desa Bukit Bulan

3. Dam Kutur Kecamatan Limun

4. Taman Nasional Bukit Dua Belas

5. Terbang Layang Bukit Rayo Kecamatan Batang Asai

6. Arung Jeram Sungai Batang Asai

7. Air Panas Paku Aji Desa Pematang Kabau

Dari ketujuh site plan objek wisata di atas, baru 4 diantaranya yang

dikembangkan. Disamping itu juga telah dilaksanakan beberapa even wisata daerah,

Page 45: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

diantaranya Jelajah Goa, Semalam Bersama Suku Anak Dalam, Lomba Perahu Tradisional,

Lomba Rakit Tradisional dan Lomba Arung Jeram.

Tabel 2.2

Lokasi Potensi Wisata di Kabupaten Sarolangun

No Kecamatan Nama Objek Wisata Keterangan

1 Sarolangun Perkampungan Tradisional Muaro Sawah

Panorama diantara Dua Jembatan

Pusat Perkantoran Gunung Kembang

Danau Ladang Panjang

Danau Biaro dan Danau Baru

Wisata

Buatan

2 Batang Asai Danau Kaco,

Minyak Wajang Wali

Air Terjun Telun Tujuh

Air Terjun Mudek Niban

Air Terjun Rantau Uba

Air terjun Narso

Air Inum

Air Terjun telun Seluro dan

Makam Keramat

Panorama Bukit Rayo

Pendulang Emas Tradisional

Arca Rajawali

Makam Keramat Bukit Sulah

Makam Keramat Bukit Lupo

Wisata Alam

Wisata

Budaya

Wisata

Minat

Khusus

Page 46: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Legenda Batu Gajah

Arung Jeram Ma. Talang

Olahraga Paralayang/Gantole

3 Pauh Taman Nasional Bukit Dua Belas

Habitat Kayu Bulian

Wisata Alam

4 Limun Goa Bukit Bulan

Dam Muaro Kutur

Wisata Alam

5 Mandiangin Hutan Kemasyarakatan Wisata Alam

c. Wilayah Rawan Bencana

Potensi bencana alam yang terdapat di Kabupaten Sarolangun terdiri dari 2 macam,

yaitu bencana Banjir dan bencana Longsor. Pada musim hujan desa-desa yang berada di

sempadan Sungai Batang Tembesi, Batang Asai dan Batang Limun umumnya mengalami

banjir tahunan, terutama pada bulan Maret dan April. Sementara untuk daerah rawan

bencana Longsor terdapat di daerah hulu Kabupaten Sarolangun yang pada umumnya

merupakan daerah perbukitan, yaitu Kecamatan Batang Asai dan Limun.

Tabel 2.3

Daerah Kerawanan Banjir dan Longsor di Kabupaten Sarolangun

No Kecamatan Daerah Rawan Banjir Daerah Rawan

Longsor

1 Sarolangun Sarkam

Pasar Sarolangun

Ladang Panjang

Lidung

Pulau Pinang

Muara Indung

Tdk ada

2 Cermin Nan Gedang Teluk Tigo

Teluk Rendah

Lubuk Resam

Tdk ada

3 Pelawan Penegah

Tdk ada

4 Limun Temenggung

Pulau Pandan

Temalang

Maribung

Page 47: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Muaro Limun Mersip

Napal Melintang

5 Bathin VIII Teluk Kecimbung Tdk ada

6 Pauh Karang Mendapo

Batu Kucing

Pauh

Tdk ada

7 Mandiangin Muaro Ketalo

Rangkiling Simpang

Gurun Tuo

Kertopati

Tdk ada

8 Singkut Singkut 2

Singkut 3

Singkut 4

Singkut 5

Singkut 7

Payo Lebar

Tdk ada

9 Batang Asai Tdk ada Muara Sungai Pinang

Rantau Panjang

Kasiro

10 Air Hitam Tdk ada Tdk ada

d. Demografi

Berdasarkan data dari kantor BPS Kabupaten Sarolangun Tahun 2014 jumlah

penduduk Kabupaten Sarolangun sebanyak 272.203 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak

138.692 jiwa dan perempuan sebanyak 133.511 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan

penduduk sebesar 2,54 persen per tahun dan kepadatan penduduk 44 jiwa/KM. Secara lebih

rinci jumlah penduduk Kabupaten Sarolangun Tahun 2013, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.4.

Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten Sarolangun

Tahun 2013

No Kecamatan Jumlah Penduduk

Jumlah Laki-laki Perempuan

1

2

3

Batang Asai

Limun

Cermin Nan Gedang

8.006

8.365

5.880

8.676

8.263

5.807

16.036

15.343

10.858

Page 48: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

4

5

6

7

8

9

10

Pelawan

Singkut

Sarolangun

Batin VIII

Pauh

Air Hitam

Mandiangin

15.199

20.010

26.270

9.686

11.621

13.860

17.447

14.978

19.104

25.434

9.252

10.884

12.609

16.198

28.138

36.184

46.098

18.031

20.566

23.757

31.234

Jumlah 2013 136.344 131.205 267.549

Jumlah 2012 132.644 127.319 259.963

Jumlah 2011 129.089 123.332 252.421

Jumlah 2010 125.796 120.449 246.245

Sumber : BPS Kabupaten Sarolangun th. 2010-2013

2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat merupakan gambaran

dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu terhadap kondisi

kesejahteraan masyarakat yang mencakup kesejahteraan dan pemerataan ekonomi,

kesejahteraan masyarakat, seni budaya dan olahraga.

2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Kinerja kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kabupaten Sarolangun dapat

dilihat dari indikator pertumbuhan PDRB, laju inflasi, dan PDRB per kapita. Perkembangan

kinerja pembangunan pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi adalah sebagai

berikut :

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Page 49: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Pengertian PDRB adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan

dari seluruh kegiatan pekonomian diseluruh daerah dalam tahun tertentu atau periode

tertentu dan biasanya satu tahun. Penghitungan PDRB menggunakan dua macam harga

yaitu harga berlaku dan harga konstan. PDRB harga atas harga berlaku merupakan nilai

tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada tahun

yang bersangkutan sementasra atas harga konstan dihitung dengan menggunakan

harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar. Dalam Rencana Kerja Pemerintah

Kabupaten Sarolangun, sebagai dasar penghitungan PDRB berdasarakan atas harga

konstan dan harga berlaku menggunakan tahun dasar 2010.

Pertumbuhan PDRB merupakan indikator untuk mengetahui kondisi

perekonomian secara makro yang mencakup tingkat pertumbuhan sektor-sektor

ekonomi dan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah. PDRB Kabupaten

Sarolangun (ADHK 2010) pada tahun 2014 mencapai sebesar Rp. 8.944.249,1 juta

terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan total PDRB Kabupaten Sarolangun Tahun

2013 sebesar Rp. 1.559.394 juta. Sedangkan menurut (ADHB 2010) total PDRB

Kabupaten Sarolangun juga mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp.

11.317.495 juta terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2013 hanya

mencapai sebesar Rp. 9.705.303 juta.

b. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah yang diperoleh dari kenaikan PDRB atas

dasar harga konstan mencerminkan kenaikan produksi barang dan jasa di suatu wilayah.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sarolangun dihitung dari pertumbuhan PDRB yang

didasarkan atas dasar harga konstan tahun 2010.

Laju Pertumbuhan PDRB berimplikasi terhadap kondisi perekonomian secara

makro yang ditunjukan dengan Laju Pertumbuhan Ekonomi tahun 2011 sampai 2014

Page 50: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

menunjukkan angka positif yang secara simultan menyebabkan perekonomian di

Kabupaten Sarolangun mengalami pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Sarolangun pada tahun 2014 mencapai 8,18 persen lebih besar

dibandingkan tahun 2013 yang hanya mencapai 7,89 persen.

Berikut ini dapat dilihat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sarolangun

tahun 2011 s.d 2014 pada tabel 2.5.

Tabel 2.5.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sarolangun

Tahun 2010-2014 (Dengan Migas)

No Tahun Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)

1. 2010 0,00

2. 2011 8,77

3. 2012 8,49

4. 2013 7,89

5. 2014 8,18

c. Laju Inflasi

Laju inflasi merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan

pemerintah untuk menilai keberhasilan pelaksanaan pembangunan terutama yang

berkaitan dengan kemampuan pemerintah mengendalikan harga komoditi-komoditi

beredar di masyarakat.

Inflasi yang tinggi menunjukkan terjadinya kenaikan harga dari sekelompok

barang dan jasa kebutuhan masyarakat sehari-hari yang cukup tinggi atau dapat juga

dikatakan menurunnya kemampuan daya beli masyarakat untuk memperoleh barang

dan jasa.

Page 51: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Laju inflasi sampai dengan tahun 2014 sebesar 2,07 persen. Inflasi terjadi

karena ada kenaikan indeks harga pada seluruh kelompok pengeluaran yaitu Kelompok

Bahan Makanan sebesar 1,74 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman Rokok dan

Tembakau sebesar 0,13 persen, Kelompok Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar

sebesar 1,84 persen, Kelompok Sandang sebesar 0,43 persen, Kelompok Kesehatan

sebesar 0,36 persen, Kelompok Pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 3,13 persen

dan Kelompok Transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 6,60 persen.

d. PDRB Perkapita

Gambaran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat juga terlihat melalui PDRB

per kapita yang merupakan salah satu indikator ukuran tingkat kesejahteraan

masyarakat. PDRB per kapita di Kabupaten Sarolangun mengalami peningkatan yang

cukup besar. Penghitungan PDRB per kapita tersebut berdasarkan penghitungan atas

dasar harga berlaku. PDRB per kapita dengan migas sampai dengan tahun 2014 adalah

sebesar Rp. 41.577.409,44,- sedangkan PDRB per kapita tanpa migas sebesar Rp.

35.464.819,74,-.

e. Persentase Penduduk Diatas Garis Kemiskinan

Kemiskinan dalam pengertian konvensional merupakan pendapatan (income)

dari suatu kelompok masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan. Oleh karena

itu seringkali berbagai upaya pengentasan kemiskinan hanya berorientasi pada upaya

peningkatan pendapatan kelompok masyarakat miskin.

Kemiskinan seringkali dipahami dalam pengertian yang sangat sederhana yaitu

sebagai keadaan kekurangan uang, rendahnya tingkat pendapatan dan tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan

adalah masalah yang sangat kompleks, baik dari faktor penyebab maupun dampak yang

ditimbulkannya. Kemiskinan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) pengertian, yakni:

Page 52: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk

golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis

kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, seperti: pangan,

sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang tergolong miskin relatif apabila

seseorang tersebut sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih

berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan seseorang tergolong

miskin kultural apabila seseorang atau sekelompok masyarakat tersebut memiliki sikap

tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak

lain yang membantunya.

Garis Kemiskinan merupakan representasi dari jumlah rupiah minimum yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan

2100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan.

Untuk mengukur beberapa indikator kemiskinan, seperti jumlah dan

persentase penduduk miskin (headcount index-Po), indeks kedalaman kemiskinan

(poverty gap index-P1), dan indeks keparahan kemiskinan (poverty severity index-P2)

Perkembangan Garis Kemiskinan Kabupaten Sarolangun sejak tahun 2012

hingga tahun 2013 terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan semakin

tingginya tingkat pendapatan yang dibutuhkan oleh kelompok masyarakat untuk dapat

memenuhi kebutuhan hidup baik makan maupun non makanan sehari-hari.

Untuk melihat perkembangan garis kemiskinan Kabupaten Sarolangun sampai

dengan tahun 2013 disajikan pada grafik 2.1. berikut :

Page 53: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Grafik 2.1 : Perkembangan Garis Kemiskinan Kabupaten

Sarolangun Sampai Dengan Tahun 2013

Jika dibandingkan dengan garis kemiskinan Nasional, Provinsi Jambi,

dan Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi, posisi garis kemiskinan Kabupaten

Sarolangun menduduki posisi tertinggi dimana berada pada posisi Rp.

354.679/kapita/bulan. Hal ini tentunya berimplikasi langsung terhadap jumlah

penduduk dengan kategori miskin di Kabupaten Sarolangun. Disamping itu, fakta ini

menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Sarolangun membutuhkan pendapatan

yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan Kabupaten dan Kota lainnya di Provinsi

Jambi untuk dapat berada pada kondisi hidup layak. Untuk melihat garis kemiskinan

kabupaten/kota Se Provinsi Jambi tahun 2012-2013 disajikan pada grafik 2.2. berikut :

Page 54: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Grafik 2.2 : Garis Kemiskinan Kabupaten/Kota Se Provinsi

Jambi Tahun 2012-2013

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa garis kemiskinan Kabupaten

Sarolangun merupakan garis kemiskinan tertinggi di Provinsi Jambi yaitu berada pada

Rp.354.679/kapita/org di tahun 2013. Dibandingkan dengan tahun 2012, dimana garis

kemiskinan Kabupaten Sarolangun berada pada angka Rp.321.806/kapita/bln, maka

dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 telah terjadi peningkatan angka garis kemiskinan

sebesar 10,22%.

Secara persentase jumlah penduduk miskin Kabupaten Sarolangun sejak

tahun 2010 hingga tahun 2013 terlihat sangat fluktuatif, dimana pada tahun 2010

jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sarolangun sebanyak 9,67% mengalami

penurunan pada tahun 2011 menjadi 9,17% dan turun menjadi 9,18% pada tahun 2012

dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi 10,51%.

Page 55: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Jika dibandingkan dengan persentase penduduk miskin di Provinsi Jambi yaitu

sebesar 8,34% pada tahun 2010, 8,65% pada tahun 2011, turun menjadi 8,28% pada

2012 dan meningkat menjadi 8,41% pada tahun 2013, maka dapat dilihat bahwa tren

penduduk miskin di Kabupaten Sarolangun dan Provinsi Jambi relatif sama. Untuk lebih

jelasnya perkembangan persentase penduduk miskin di Kabupaten Sarolangun, Provinsi

Jambi dan Nasional dapat dilihat pada grafik 2.3. berikut ini :

Grafik 2.3.

Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Sarolangun dan Provinsi Jambi dan Nasional

Tahun 2010-2013

Dilihat dari jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sarolangun sejak tahun

2010 hingga tahun 2013 dimana pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin Kabupaten

Sarolangun sebesar 23.755 jiwa turun menjadi 23.011 jiwa pada tahun 2011 meningkat

menjadi 24.800 jiwa pada tahun 2012 dan kembali meningkat menjadi 28.100 jiwa pada

tahun 2013, dapat artikan bahwa perkembangan jumlah penduduk miskin di Kabupaten

Page 56: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Sarolangun terlihat sangat fluktuatif, meskipun secara persentase jumlah penduduk

miskin terus mengalami penurunan, namun dari nominal atau jumlahya terus

mengalami peningkatan.

Grafik 2.4 : Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dai Kabupaten

Sarolangun dan Provinsi Jambi Tahun 2010-2013

Penurunan jumlah penduduk miskin disebabkan optimal dan tepat sasaran

dari pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sarolangun antara

lain bedah rumah, bantuan bibit karet dan sawit, dan bantuan ternak yang di

peruntukkan bagi KK Pra Sejahtera yang langsung memberi dampak/ menyentuh

masyarakat miskin. Ketepatan tersebut didukung oleh adanya identifikasi dan verifikasi

berdasarkan indikator dan kriteria kemiskinan yang disusun sesuai dengan kondisi

lokalitas daerah yang semakin mendekati kenyataan. Kedepan diperlukan upaya untuk

melakukan unifikasi data kemiskinan agar proses percepatan penanggulangan

kemiskinan dapat dilakukan dengan tepat. Optimalisasi peran masyarakat dan pihak

Page 57: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

swasta untuk turut serta dalam menyalurkan program Corpotate Social Responsibility

(CSR) perlu didorong terus menerus.

f. Angka Kriminalitas Yang Tertangani

Rasio angka kriminalitas yang tertangani selama 4 (empat) tahun terakhir

menunjukkan angka yang berfluktuasi. Angka kriminalitas yang tertangani diperoleh

dengan rumus jumlah tindak kriminal tertangani dalam 1 tahun dibagi dengan jumlah

penduduk dan dikalikan 10.000 (sepuluh ribu). Dari angka kriminalitas yang tertangani

pada tahun 2012 diperoleh angka sebesar 40,62 dan terjadi kenaikan menjadi sebesar

59,2 di tahun 2013. Peningkatan angka rasio ini menunjukkan makin rendahnya rasa

aman pada masyarakat. Kondisi rasa tidak aman dikalangan masyarakat tersebut perlu

mendapat perhatian yang lebih serius dari penegak hukum dan secara bersama-sama

dengan masyarakat untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di Kabupaten

Sarolangun. Berikut gambaran perkembangan rasio angka kriminalitas yang tertangani

selama 4 tahun (2010-2013) dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut ini :

Tabel 2.6.

Angka Kriminalitas Yang Tertangani di Kabupaten Sarolangun

Tahun 2010 s.d 2013

Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013

Jumlah Tindak Kriminal

Tertangani Dalam 1 Tahun

1.525 2.602 1.056 1.584

Jumlah Penduduk 246.245 252.421 259.963 267.549

Angka Kriminalitas Yang

Tertangani

61,93 103,08 40,62 59,2

Page 58: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat

Pembangunan pada fokus kesejahteraan masyarakat meliputi indikator Indeks

Pembangunan Manusia, Angka Melek Huruf, Angka Rata-Rata Lama Sekolah, Angka

Partisipasi Kasar, Angka Pendidikan yang Ditamatkan, Angka Partisipasi Murni, Angka

Kelangsungan Hidup Bayi, Angka Usia Harapan Hidup, persentase Penduduk yang Memiliki

Lahan, dan Rasio Penduduk yang Bekerja.

a. Pendidikan

a.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu ukuran yang dapat

digunakan untuk melihat upaya dan kinerja pembangunan dengan dimensi yang lebih luas

karena memperlihatkan kualitas penduduk dalam hal kelangsungan hidup, intelektualitas

dan standar hidup layak. IPM disusun dari tiga komponen yaitu lamanya hidup, yang diukur

dengan harapan hidup pada saat lahir ; tingkat pendidikan, diukur dengan kombinasi antara

melek huruf pada penduduk dewasa dan rata-rata lama sekolah ; serta tingkat kehidupan

yang layak dengan ukuran pengeluaran perkapita (purchasing power parity).

Pemerintah Kabupaten Sarolangun tetap terus melakukan peningkatan baik

kualitas maupun kuantitas berbagai indikator untuk dapat meningkatkan nilai IPM tersebut,

usaha perbaikan secara bertahap dimulai dengan mendorong komponen meningkatkan

kehidupan yang layak dan meningkatkan pendidikan sampai dengan 9 tahun serta

meningkatkan usia harapan hidup. Selengkapnya IPM Kabupaten Sarolangun dapat dilihat

pada Grafik di bawah ini :

Page 59: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Grafik 2.5.

Perkembangan IPM Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi dan Nasional Tahun 2010-2013

Grafik di atas menunjukkan bahwa IPM Kabupaten Sarolangun sejak tahun

2010 hingga tahun 2013 trennya terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun

2010 berada pada angka 72,46 meningkat menjadi 73,46 pada tahun 2011 dan

kembali mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi 73,61 dan tahun 2013

menjadi 74,08. Jika dibandingkan dengan IPM secara Nasional, IPM Kabupaten

sudah cukup menggembirakan karena berada di atas rata-rata nasional. Namun jika

dibandingkan IPM Provinsi Jambi, IPM Kabupaten Sarolangun hingga tahun 2013

tidak mengalami perbedaan yang signifikan.

Untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu daerah, salah satu indikator

yang dapat digunakan adalah Angka Harapan Hidup yang merupakan salah indikator

untuk mengukur derajat kesahatan pada suatu daerah. Pada tahun 2010 Angka

Harapan Hidup Kabupaten Sarolangun mencapai umur 69,43 tahun, namun pada

tahun 2013 telah mengalami peningkatan menjadi 69,85 tahun. Dilihat dari

Page 60: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

perkembangannya, Angka Harapan Hidup Kabupaten Sarolangun sejak tahun 2010

hingga tahun 2013 terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2010 berada

pada angka 69,43 tahun, tahun 2011 meningkat menjadi 69,57 tahun, kemudian

kembali mengalami peningkatan pada tahun 2012 yaitu 69,71 tahun, dan pada

tahun 2013 meningkat menjadi 69,85 tahun.

Dari peningkatan Angka Harapan Hidup yang terjadi pada tahun 2010-2013

merupakan salah satu indikasi bahwa telah terjadi perbaikan pelayanan kesehatan di

Kabupaten Sarolangun. Angka Harapan Hidup dimaksud selengkapnya dapat dilihat

pada grafik berikut :

Grafik 2.6.

Perkembangan Komponen Angka Harapan Hidup Kabupaten Sarolangun Tahun 2010-2013

Untuk komponen lamanya rata-rata hidup, yang diukur dengan harapan

hidup pada saat lahir, lamanya hidup di Kabupaten Sarolangun masih lebih tinggi

dari Provinsi Jambi, dimana pada tahun 2013 sebesar 69,85 tahun. Peningkatan ini

Page 61: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

menunjukan arah pembangunan di Kabupaten Sarolangun sudah lebih baik dan

diharapkan dapat ditingkatkan menjadi 71,98 tahun pada akhir tahun 2016.

Untuk melihat perbandingan antara Angka Harapan Hidup Kabupaten

Sarolangun, Provinsi Jambi, dan Nasional dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Grafik 2.7. : Perbandingan Angka Harapan Hidup

Kab. Sarolangun, Prov Jambi dan Nasional

Tahun 2012-2013

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa Angka Harapan Hidup Masyarakat

Kabupaten Sarolangun Tahun 2012 sebesar 69,71 tahun, lebih tinggi dibandingka Angka

Harapan Hidup Provinsi Jambi yang mempunyai AHH sebesar 69,44 tahun, dan berada

sedikit lebih rendah dibandingkan dengan AHH Nasional yaitu 69,87 tahun. Pada Tahun

2013, AHH Masyarakat Kabupaten Sarolangun sebesar 69,85 tahun lebih tinggi dibandingkan

AHH Provinsi Jambi yaitu sebesar 69,61 tahun serta berada sedikit lebih rendah

dibandingkan dengan AHH Nasional yaitu 70,07 tahun.

Page 62: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

a.2. Angka Melek Huruf

Untuk komponen tingkat pendidikan, yang diukur dari kombinasi antara angka

melek huruf pada penduduk dewasa dan rata-rata lama sekolah, angka melek huruf adalah

persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin.

Kemampuan baca tulis tercermin dari data Angka Melek Huruf, dalam hal ini merupakan

persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin.

Penduduk Sarolangun yang sudah mampu membaca dan menulis huruf latin tahun 2013

mencapai 95,35 persen, sisanya sebanyak 4,65 persen belum mampu membaca dan menulis

huruf latin. Diperkirakan penduduk yang tidak dapat membaca dan menulis di Kabupaten

Sarolangun sebagian besar terkonsentrasi pada penduduk usia tua. Jika dibandingkan

dengan Penduduk di Provinsi Jambi yang mampu membaca huruf latin, persentase

penduduk Kabupaten Sarolangun memang masih berada di bawahnya. Namun demikian jika

dibandingkan tingkat Melek Huruf secara Nasional yang mencapai 92,91%, tentunya capaian

Kabupaten Sarolangun dapat dikatakan cukup menggembirakan. Selengkapnya persentase

Angka Melek Huruf Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi dan Nasional dapat dilihat pada

grafik dibawah ini.

Tabel 2.8.

Perkembangan Angka Melek Huruf Penduduk Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi dan Nasional

Tahun 2010- 2013

Page 63: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Berdasarkan Grafik di atas dapat dilihat bahwa angka melek huruf penduduk

Kabupaten Sarolangun sejak tahun 2010 hingga tahun 2013 terus mengalami peningkatan.

Pada tahun 2010 Angka Melek Huruf Kabupaten Sarolangun sebesar 94,76 %, menigkat

menjadi 94,97% pada tahun 2011, dan kembali meningkat menjadi 94,98% pada tahun 2012

dan menjadi 95,35% pada tahun 2013.

Meskipun Angka Melek Huruf Kabupaten Sarolangun dari tahun ke tahun cukup

menggembirakan, namun jika dibandingkan dengan Angka Melek Huruf Provinsi Jambi, angka

tersebut masih perlu ditingkatkan lagi. Ini adalah tantangan dan tugas berat Pemerintah

Daerah Kabupaten Sarolangun dimasa mendatang. Rendahnya angka melek huruf tersebut

salah satunya disebabkan oleh kondisi wilayah, ekonomi masyarakat dan infra struktur

termasuk faktor kultur masyarakat.

a.3. Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Indikator lain untuk melihat tingkat pendidikan adalah rata-rata Lama Sekolah

(RLS). Rata-rata lama sekolah menunjukkan berapa lama penduduk Sarolangun mampu

menyekolahkan anaknya. Rata-rata lama sekolah penduduk Sarolangun tahun 2013

mencapai 7,60 tahun, ini berarti rata-rata pendidikan penduduk Sarolangun baru sampai

pada jenjang SLTP kelas dua.

Page 64: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Tabel 2.9.

Perkembangan Angka Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Kabupaten Sarolangun Tahun 2010-

2013

Dalam rangka mencapai target program wajib belajar pendidikan dasar (wajar

dikdas) 9 tahun kiranya masih banyak yang harus dilakukan. Program ini dikatakan

berhasil apabila Angka Partisipasi Sekolah anak usia 7-15 tahun mencapai 100 persen,

dengan kata lain seluruh anak usia SD dan SLTP dalam keadaan bersekolah. Melihat

perkembangan tahun-tahun sebelumnya, untuk mencapai rata-rata lama sekolah 9

tahun memerlukan waktu yang cukup lama. Kiranya dibutuhkan program-program untuk

mempermudah akses masyarakat ke sarana pendidikan setingkat SLTP baik yang

berkaitan dengan fasilitas pendidikan maupun dari dimensi pembiayaan.

Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dan pembebasan

biaya pendidikan dari SD hingga SLTA guna menunjang pencapai program wajib belajar

sembilan tahun sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun

sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dan akan berlanjut dimasa-masa yang akan

datang. Dampak itu semua, perkembangan jumlah sekolah (gedung sekolah) pada

berbagai tingkat dan jenis pendidikan negeri maupun swasta setiap tahun selalu

Page 65: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

meningkat. Khusus untuk tingkat SLTA, semua ibukota kecamatan sudah memiliki

Sekolah Menengah Atas dan hampir semua kecamatan pula telah memiliki sekolah

menengah kejuruan sesuai dengan potensi dan kondisi kecamatan yang bersangkutan.

Meskipun perhatian pemerintah daerah sangat tinggi terhadap

pengembangan pendidikan melalui penambahan jumlah dan jenis sekolah dan

pembebasan biaya pendidikan hingga SLTA serta pemberian bantuan pendidikan atau

beasiswa untuk siswa yang berprestasi yang diterapkan di Kabupaten Sarolangun,

dampaknya belum bisa terlihat dalam waktu yang cepat dalam meningkatkan angka

rata-rata lama sekolah dan pada akhirnya berdampak pula terhadap besaran angka

indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten Sarolangun. Diperkirakan kebijakan

tersebut baru signifikan dampaknya lima hingga sepuluh tahun ke depan. Selain itu perlu

juga menyadarkan masyarakat agar termotivasi untuk menyekolahkan anaknya ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Rata-rata Lama Sekolah masyarakat Kabupaten Sarolangun Tahun 2010-2013

terus mengalami peningkatan. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa

pembangunan di bidang Pendidikan terus berlangsung dan menjadi salah satu prioritas

Kabupaten Sarolangun sesuai dengan Kebijakan Nasional dan Provinsi Jambi. Untuk lebih

jelasnya perkembangan Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Sarolangun, Provinsi

Jambi dan Nasional dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Page 66: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Grafik 2.10 : Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten

Sarolangun, Provinsi Jambi dan Nasional Tahun 2010-2013

a.4. Angka Partisipasi Kasar

Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan partisipasi penduduk yang sedang

melaksanakan pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. APK digunakan untuk

mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam

rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK

merupakan indikator untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah dimasing-

masing jenjang pendidikan.

Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Sarolangun sampai dengan tahun

2013 untuk jenjang SD untuk laki-laki 116,25 persen dan perempuan sedikit lebih tinggi

yaitu sebesar 117,18 persen. APK yang lebih dari 100 menunjukkan murid bersekolah SD

mencakup anak berusia diluar batas usia sekolah SD yaitu 7-12 tahun. Unutk jenjang

SMP banyak laki-laki dibandingkan perempuan dengan besar APK laki-laki adalah 95,78

persen dan perempuan sebesar 78,38 persen. Ditingkat SMA justru perempuan lebih

tinggi dibandingkan laki-laki.

Page 67: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

b. Kesehatan

Kinerja makro urusan kesehatan salah satunya bisa dilihat dari indikator angka

usia harapan hidup. Angka usia harapan hidup Kabupaten Sarolangun pada tahun 2013

sebesar 69,85 tahun. Angka ini menunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan

tahun 2012 yang hanya mencapai sebesar 69,71 tahun.

c. Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang amat mendasar dalam kehidupan

manusia karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Dimensi ekonomi menjelaskan

kebutuhan manusia akan pekerjaan, sedangkan dimensi sosial dari pekerjaan berkaitan

dengan pengakuan masyarakat terhadap kemampuan individu. Salah satu sasaran

utama pembangunan adalah terciptanya lapangan kerja baru dalam jumlah dan kualitas

yang memadai agar dapat menyerap tambahan angkatan kerja.

Total persentase penduduk usia kerja yang produktif di Kabupaten Sarolangun

tahun 2013 mencapai 61,6 persen, sedangkan yang kurang produktif baik yang masih

merupakan usia sekolah maupun sudah tergolong usia mendekati tua masing-masing

mencapai 26,28 persen dan 12,11 persen.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Sarolangun pada tahun

2012 terhitung sebesar 70,76 persen dan mengalami penurunan pada tahun 2013

menjadi sebesar 66,05. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi TPAK adalah

demografis, sosial dan ekonomis.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan suatu indikator

keternagakerjaan yang menunjukkan persentase pengangguran terbuka terhadap

angakatan kerja. Nilai TPT tahun 2012 sebesar 1,91 persen dan mengalami kenaikan

sebesar 3,64 persen pada tahun 2013

Page 68: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Jika dilihat dari jenis lapangan pekerjaan utama maka sektor pertanian tetap

merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, kemudian diikuti sektor

jasa dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Penduduk yang bekerja disektor

pertanian di tahun 2012 sebesar 64,65 persen dan mengalami penurunan menjadi

sebesar 59,09 persen di tahun 2013. Penduduk yang bekerja pada sektor jasa

kemasyarakatan pada tahun 2012 sebesar 14,87 persen dan meningkat ditahun 2013

menjadi sebesar 17,86 persen.

Sedangkan bila dilihat dari komposisi penduduk bekerja menurut tingkat

pendidikannya di Kabupaten Sarolangun tahun 2013, dimana berdasarkan tingkat

pendidikan SD kebawah sebesar 44,88 persen, SMP sebesar 20,69 persen, SMA sebesa

22,77 persen dan tingkat sarjana sebesar 11,66 persen. Dari data komposisi penduduk

bekerja ini terlihat bahwa penduduk bekerja di Kabupaten Sarolangun yang tertinggi

yaitu dengan tingkat pendidikan SD, hal ini berarti menunjukkan masih kurangnya

tingkat pendidikan penduduk yang bekerja.

2.1.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olah Raga

a. Kebudayaan

a.1. Jumlah Grup Kesenian

Jumlah grup kesenian di Kabupaten Sarolangun selama kurun waktu 2010 s.d

2013 menunjukkan peningkatan dari 34 grup ditahun 2010 menjadi 19 buah pada

tahun 2013. Jumlah grup kesenian menurut jenisnya di tahun 2013 terdiri dari seni tari

sebanyak 13 grup, kasidah sebanyak 2 grup, wayang sebanyak 2 grup, reog sebanyak 2

grup, kuda lumpin sebanyak 4 grup, band sebanyak 2 grup, orkes melayu sebanyak 10

grup, orkes keroncong sebanyak 2 grup dan gambus sebanyak 1 grup. Sedangkan

gedung kesenian sampai tahun 2013 belum ada di Kabupaten Sarolangun.

Page 69: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

b. Pemuda dan Olah Raga

b.1. Jumlah Klub Olah Raga

Jumlah klub olah raga sebanyak 35 buah, namun rasionya masih rendah

yaitu 0,55. Begitu pula kondisi sarana dan prasarana olah raga tidak mengalami

pertumbuhan. Hal tersebut bukan berarti bahwa budaya olah raga dikalangan

masyarakat masih rendah, akan tetapi banyak aktivitas olah raga yang dilakukan diluar

gedung seperti jalan sehat, bersepeda maupun olah raga luar ruangan yang lain.

Namun demikan untuk dapat memacu peningkatan prestasi atlit diperlukan sarana

prasarana olah raga yang representatif dan pemberian intensif dan bonus bagi yang

berprestasi.

b.2. Jumlah Gedung Olah Raga

Untuk jumlah gedung olah raga sampai dengan tahun 2013 yaitu hanya

terdapat 2 gedung olah raga.

2.1.3 Aspek Pelayanan Umum

Kondisi umum pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan

gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu yang

mencakup layanan urusan wajib dan pilihan.

2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib

a. Pendidikan

Rasio murid terhadap guru di berbagai jenjang pendidikan pada tahun 2013 yaitu

Rasio murid taman kanak-kanak terhadap guru pada sebesar 7,16, rasio murid sekolah

dasar terhadap guru sebesar 14,88, rasio murid terhadap guru tingkat SLTP sebesar

6,05, rasio murid terhadap guru tingkat SLTA sebesar 10,25.

Page 70: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Sarolangun pada tahun 2013 dengan

kelompok umur 7 -12 tahun sebesar 98,47 persen, kelompok umur 13-15 tahun sebesar

93,92 persen, kelompok umur 16-18 tahun sebesar 52,14 persen, dan kelompok umur

19-24 tahun sebesar 9,24 persen. Ini menunjukkan bahwa peluang penduduk yang

berumur 7 - 12 tahun untuk tetap bersekolah masih tinggi begitu juga pada kelompok

umur 13-15 tahun.

Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Sarolangun di tahun 2013 untuk jenjang SD

dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 116,25 persen sedangkan perempuan sebesar

117,18 persen. APK yang lebih besar dari 100 menunjukkan bahwa murid yang

bersekolah SD mencakup anak berusia diluar batas usia sekolah SD yaitu 7-12 tahun

artinya banyaknya anak-anak usia diatas 12 tahun masih sekolah di tingkat SD atau anak-

anak yang belum berusia 7 tahun tetapi telah masuk SD. APK untuk jenjang SLTP laki-laki

sebesar 95,78 persen lebih besar dari pada perempuan yang hanya sebesar 78,38 peren.

Sedangkan APK untuk tingkat SLTA lebih tinggi perempuan daripada laki-laki.

Pada tahun 2013 jumlah sekolah keseluruhan beradasarkan jenjangan pendidikan

yaitu TK, SD, SLTP dan SLTA sebanyak 522 sekolah, dimana jumlah sekolah TK negeri

sebanyak 4 dan swasta sebanyak 181, jumlah SD negeri sebanyak 221 dan swasta

sebanyak 5, jumlah SLTP negeri sebanyak 57 dan swasta sebanyak 11, dan untuk jumlah

SLTA negeri sebanyak 22 dan swasta sebanyak 21.

b. Kesehatan

Kinerja makro urusan kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator diantaranya

yaitu rasio posyandu per satuan balita, Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan

penduduk, rasio rumah sakit per satuan penduduk, rasio dokter per satuan penduduk,

Page 71: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

rasio tenaga medis per satuan penduduk, cakupan puskesmas dan cakupan pembantu

puskesmas.

Secara keseluruhan, indikator urusan kesehatan menunjukkan trend yang

meningkat selama tahun 2009 s.d 2013. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.7.

Tabel 2.7

Kinerja Makro Urusan Kesehatan Tahun 2009-2013

Indikator Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

Rasio posyandu per satuan balita 55,16 56,29 54,24 56,30 50,86

Rasio puskesmas, poliklinik, pustu

per satuan penduduk

0,54 0,48 0,47 0,46 0,46

Rasio Rumah Sakit per satuan

penduduk

0,54 0,48 0,47 0,46 0,46

Rasio dokter per satuan penduduk 0,14 0,10 0,10 0,02 0,15

Rasio tenaga medis per satuan

penduduk

0,14 0,10 0,10 0,02 0,15

Cakupan puskesmas 120 120 120 130 130

Cakupan pembantu puskesmas 38,35 38,06 38,06 34,23 34,23

c. Pekerjaan Umum

c.1. Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah panjang jalan

dalam kondisi baik dibagi dengan panjang jalan secara keseluruhan di Kabupaten

Sarolangun. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik di Kabupaten

Sarolangun dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami kenaikan dan

tercatat dengan angka yang positif.

Page 72: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Hal ini dapat terlihat bahwa pada tahun 2011 proporsi panjang jaringan

jalan dalam kondisi baik hanya terdapat 0,23 dan pada tahun 2013 mengalami

kenaikan yang besar menjadi 0,37. Dengan kenaikan proporsi jalan dalam kondisi

baik, menandakan bahwa dalam hal akses jalan di Kabupaten Sarolangun sudah

menjadi penunjang besar dalam pembangunan perekonomian di Kabupaten

Sarolangun, sehingga akses jelan terus ditingkatkan dalam keadaaan baik.

Tabel 2.8.

Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik Tahun 2009 - 2013

Kabupaten Sarolangun

No Uraian 2009 2010 2011 2013 2013

1. Panjang Jalan Kondisi

Baik

505.417 438.960 321.163 514.669 532.669

2. Panjang Jalan

Seluruhnya

1.400.118 1.338.660 1.400.118 1.400.918 1.438.918

3. Proporsi Panjang

Jaringan Jalan

Dalam Kondisi Baik

0,36 0,33 0,23 0,37 0,37

C.2. Rasio Tempat Ibadah Per Satuan Penduduk

Rasio tempat ibadah per satuan penduduk adalah jumlah ketersediaan

tempat ibadah per 1000 jumlah penduduk. Tempat ibadah merupakan tempat

untuk melakukan persembahyangan /peribadatan menurut ajaran masing-

masing agama. Ketersediaan tempat ibadah merupakah salah satu dari pelayanan

sarana dan prasarana umum yang disediakan baik oleh pemerintah maupun

masyarakat.

Tabel 2.9

Page 73: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Tempat Ibadah di Kabupaten Sarolangun Tahun 2009-2013

Tempat Ibadah Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Tempat Ibadah 692 695 695 695 743

Rasio per 1.000 penduduk 3,17 2,82 2,75 2,62 2,78

Perkembangan tempat beribadah umat beragama pada tahun 2012

sebanyak 695 buah dan pada tahun 2013 meningkat menjadi sebanyak 743 buah.

Tempat ibadah tersebut meliputi masjid sebanyak 374, musholla 31, langgar 332,

gereja protestan 2, gereja katholik 1, dan budha 1. Selama periode tahun 2009-2013

rasio tempat ibadah masih sekitar 2,78 tempat ibadah per seribu penduduk.

f. Perencanaan Pembangunan Daerah

Kinerja pembangunan pelayanan umum bidang perencanaan pembangunan daerah

adalah tersusunnya RPJPD Kabupaten Sarolangun tahun 2006-2025 yang selanjutnya

menjadi dokumen pembangunan jangka panjang daerah dan telah tetapkan dengan

Peraturan Daerah.

Pada tahun 2006 telah tersedianya dokumen Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah yaitu RPJMD 2006-2011 yang ditetapkan dengan oleh Peraturan Daerah.

Disamping itu juga dilihat dari tersusunnya dokumen perencanaan tahunan yang berupa

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

Tantangan ke depan adalah menjaga konsistensi dan kesinambungan perencanaan dengan

implementasinya. Berikut gambaran kinerja perencanaan pembangunan daerah selama 5

tahun:

Page 74: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Tabel 2.10

Perkembangan Pelayanan Umum Perencanaan Pembangunan Daerah

di Kabupaten Sarolangun Tahun 2005 s.d 2009

Tahun Periode

Keterangan

No Dokumen Perencanaan Ada/Tidak

1. Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg

telah ditetapkan dgn PERDA 2006-2025 Ada

2. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD

yg telah ditetapkan dgn PERDA 2011-2016 Ada

3. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD

yg telah ditetapkan dgn PERKADA 2011 - 2016 Ada

g. Perhubungan

Kinerja pembangunan pada pelayanan pada urusan perhubungan di

Kabupaten Sarolangun dilihat dari jumlah arus penumpang angkutan umum

mengalami penurunan dari 142.718 penumpang tahun 2012 menjadi 92.073

penumpang pada tahun 2013. Penurunan jumlah penumpang lebih disebabkan

adanya pergeseran penggunaan modal angkutan umum ke angkutan pribadi.

persentase jumlah angkutan darat dibanding jumlah penumpang angkutan darat

mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebesar 1,30% menjadi 2,01% pada tahun

2013, jumlah terminal bus tidak mengalami perubahan atau tetap sebanyak 1 buah.

Tantangan kedepan adalah bagaimana menyediakan pelayanan angkutan masal

yang murah, nyaman, aman dan tepat waktu.

h. Lingkungan Hidup

Page 75: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan lingkungan hidup di

Kabupaten Sarolangun diukur dari meningkatnya persentase penanganan sampah

tahun 2012 sebesar 85,5% menjadi 98% pada tahun 2013, produksi sampah total

Kabupaten Sarolangun tahun 2012 sebesar 8.640 m3/hari meningkat sebesar

17.250 m3/hari di tahun 2013. Semakin besarnya volume sampah yang dihasilkan

oleh masyarakat menuntut peran serta masyarakat untuk dapat memusnahkan

sampah dengan cara yang ramah lingkungan demi memperpanjang usia TPA.

i. Pertanahan

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pertanahan diukur dari

meningkatnya persentase luas lahan bersertifikat. Pada tahun 2013 persentase luas

lahan bersertifikat mencapai sebesar 0,31%. Dilihat dari jumlah kepemilikan tanah

yang mempunyai sertifikat, menggambarkan bahwa kesadaran masyarakat masih

kurang, diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya tertib

administrasi pertanahan yang berarti kepemilikan sertifikat tanah sebagai legalitas

atas tanah yang dimiliki semakin menjadi penting.

j. Kependudukan dan Catatan Sipil

Kinerja pembangunan pada pelayanan kependudukan dan Catatan Sipil tiap

tahunnya mengalami peningkatan. Persentase penduduk ber KTP per satuan

penduduk tahun 2012 sebesar 18,86% meningkat menjadi 62,74% pada tahun

2013, rasio bayi berakte kelahiran tahun 2012 sebesar 510 orang meningkat

menjadi 2.431 orang di tahun 2013. Peningkatan kinerja kependudukan dan catatan

sipil lebih dipengaruhi oleh kesadaran penduduk yang disebabkan makin mudahnya

pelayanan administrasi kependudukan dan terlaksananya kebijakan kependudukan

yang serasi antara kebijakan kependudukan nasional dengan kebijakan

kependudukan Kabupaten Sarolangun.

Page 76: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

k. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pembangunan pada urusan pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak mengalami kemajuan. Hal ini dapat dilihat dari angka

meningkatnya partisipasi perempuan baik di lembaga pemerintah maupun

swasta sampai dengan tahun 2014 sebesar 22%. Untuk meningkatkan usaha

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak perlu segera dibentuk

pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) mulai di tingkat Kabupaten

sampai dengan tingkat Kecamatan dan diharapkan pada tahun 2016 di semua

Kecamatan sudah terbentuk PPT, untuk dapat membantu menyelesaikan

persoalan korban kekerasan terhadap perempuan.

l. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Pembangunan dalam urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera

mengalami peningkatan yang cukup baik, terlihat dari indikator jumlah anak per

keluarga yang semakin menurun dari 2,85% menjadi 2,50% artinya jumlah anak

dalam setiap keluarga terdiri dari 2 – 3 anak dan peserta aktif yang meningkat dari

78,81 % pada tahun 2012 menjadi 78,95 % di tahun 2013. Hal ini memberikan

pengaruh yang positif dalam menekan laju pertumbuhan penduduk sehingga akan

semakin rendah juga jumlah keluarga pra sejahtera dan sejahtera I.

Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pemberdayaan dan

ketahanan keluarga secara menyeluruh terutama dalam kemampuan pengasuhan

dan penumbuhkembangan anak, dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga

melalui pengembangan akses terhadap kualitas hidup keluarga: ekonomi,

kesehatan, pendidikan, parenting (beyond family planning) dan menggalang

kemitraan dengan masyarakat, swasta dan profesi/perguruan tinggi. Permasalahan

Page 77: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

kedepan yang harus ditangani secara serius adalah meningkatkan cakupan

keluarga berencana agar mampu menekan laju pertumbuhan penduduk.

m. Sosial

Pembangunan pelayanan sosial di Kabupaten Sarolangun terus mengalami

peningkatan dari tahun ketahun. Namun masih sedikitnya sarana sosial yang

tersedia sampai dengan tahun 2015 dan saat ini terus diupayakan penambahan

dan penanganannya oleh Pemerintah Daerah. Demikian pula penanganan

penyandang masalah kesejahteraan sosial mengalami peningkatan sampai dengan

tahun 2015. Untuk itu upaya yang dilakukan kedepannya adalah dengan menekan

jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) termasuk di dalamnya

adalah anak jalanan. Adapun permasalahan PMKS yang terus berkembang

diantaranya disebabkan oleh persoalan tuntutan kehidupan yang semakin berat,

disamping persoalan kemiskinan. Oleh karena itu penanganan persoalan sosial

harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi.

n. Ketenagakerjaan

Keterlibatan penduduk dalam angkatan kerja selama periode 2011-2013

menunjukkan angka yang fluktuatif. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di

Kabupaten Sarolangun pada tahun 2011 sebesar 69,45 persen dan mengalami

kenaikan menjadi sebesar 70,76 persen pada tahun 2012, sedangkan di tahun

2013 mengalami penurunan menjadi 66,05 persen.

Salah satu indikato ketenagakerjaan adalah Tingkat pengagguran terbuka

(TPT) yang merupakan suatu indikator ketenagakerjaan yang menunjukkan

persentase pengangguran terbuka terhadap angkatan kerja. Selama periode 2011

- 2013 tingkat pengangguran terbuka di tahun 2011 sebesar 4,33 persen dan

mengalami penurunan menjadi 1,91 persen pada tahun 2012, sedangkan pada

tahun 2013 mengalmi peningkatan menjadi sebesar 3,64 persen.

Page 78: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah

2.1.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

a. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat

Daerah, Kepegawaian dan Persandian

a.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita

Salah satu indikator yang dipergunakan untuk mengukur aspek kemampuan

ekonomi daerah adalah Angka Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita. Angka ini diperoleh

dengan membagi jumlah Total Pengeluran Rumah Tangga dengan jumlah Rumah

Tangga. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Tahun 2010-2013 dapat

dilihat pada tabel 2.24.

Tabel 2.11

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Tahun

Tahun 2010-2013

Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013

Total Pengeluaran RT 5.001.633 5.308.544 5.557.515 5.828.444

Jumlah RT 59.285 65.495 67.384 64.664

Rasio (Total Konsumsi

RT/Jumlah RT)

84,37 81,05 82,48 90,13

Meningkatnya total konsumsi rumah tangga dan rasio konsumsi rumah tangga

menunjukkan adanya keberhasilan kinerja pembangunan di daerah. Peningkatan

pendapatan masyarakat akan meningkatkan konsumsi rumah tangga dan

menggerakkan roda perekonomian di daerah.

Page 79: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Total Konsumsi Rumah Tangga Kabupaten Sarolangun dari Tahun 2010 sampai

dengan tahun 2013 mengalami pertumbuhan yang berfluktuatif. Total Konsumsi Rumah

tangga pada tahun 2013 berdasarkan harga konstan sebesar Rp. 5.828.444,-. Jumlah ini

mengalami peningkatan apabila dibandingakan dengan tahun 2012 dimana Total

Konsumsi Rumah Tangga sebesar Rp. 5.557.515,- mengalami pertumbuhan sebesar

4.65%. Dengan jumlah rumah tangga sebanyak 64.664 maka rasio konsumsi rumah

tangga per kapita pada tahun 2013 sebesar 90.13. Sementara pada tahun 2012 dengan

total konsumsi rumah tangga sebesar 5.557.515 dan jumlah penduduk sebanyak

67.384, Rasio Konsumsi Rumah Tangga pada tahun 2012 sebesar 82,48.

2.1.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur

- Perhubungan

o Jalan

Prasarana jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu lintas di darat. Lancarnya arus lalu

lintas akan sangat menunjang perkembangan perekonomian suatu daerah. Di

Kabupaten Sarolangun pada tahun 2013 tercatat panjang jalan 1.438.918 km, terdiri dar

kondisi baik sepanjang 532.669 km, kondisi sedang 567.069 km, kondisi rusak ringan

242.000 km dan kondisi rusak berat sepanjang 97.180 km. Jika data panjang jalan dirinci

menurut jenis permukaan maka diperoleh 497,12 km diaspal, 447,07 jalan kerikil, dan

16,12 jalan tanah.

- Penataan Ruang

o Ketaatan terhadap RTRW

RTRW sebagai salah satu rencana tata ruang wilayah merupakan salah satu

bagian penting dari kegiatan penataan ruang yang berisi rencana struktur dan pola

ruang, dan penetapan kawasan strategis yang perwujudannya dilakukan melalui

Page 80: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

pelaksanaan indikasi program. RTRW memuat rumusan kebijakan dan strategi

pengembangan, serta koordinasi antar instansi terkait dalam proses perencanaan,

pemanfaatan, dan pengendalian ruang.

RTRW merupakan penjabaran arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang

wilayah nasional dan provinsi ke dalam struktur wilayah Daerah dan pola pemanfaatan

ruang daerah yang menjadi pedoman bagi pengembangan dan pemanfaatan ruang

Daerah. RTRW berfungsi sebagai pedoman dalam menyusun rencana struktur dan pola

ruang wilayah Daerah serta dalam menetapkan kawasan strategis.

Salah satu wujud ketaatan terhadap pelaksanaan RTRW maka Pemerintah

Kabupaten Sarolangun senantiasa berupaya untuk memenuhi target pencapaian ruang

terbuka hijau sebagaimana yang diamanatkan Undang–Undang. Ruang terbuka hijau

merupakan salah satu kebutuhan utama yang berkaitan langsung dengan upaya

pengelolaan lingkungan hidup, yang berfugsi sebagai daerah resapan air. Dengan

adanya Ruang Terbuka Hijau maka mutu lingkungan hidup di perkotaan dapat

meningkat, sehingga lingkungan terasa nyaman, segar, indah, bersih dan juga dapat

berfungsi sebagai sarana pengaman lingkungan.

- Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang

Ketersediaan fasilitas bank sangat penting dalam rangka menunjang aspek

daya saing daerah. Dengan adanya fasilitas tersebut segala urusan berkaitan dengan

jasa dan lalu lintas keuangan dapat berjalan dengan lancar. Indikator kinerja

berkaitan dengan fasilitas bank salah satunya dapat dilihat dari jenis dan jumlah

bank serta cabang-cabangnya.

Di tengah rentannya kondisi keuangan global, industri perbankan nasional

berhasil bertahan dan mempertahankan kinerja secara kuantitas maupun kualitas.

Page 81: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Cukup stabilnya kinerja sektor perbankan nasional berdampak positif pada

perbankan di Kabupaten Sarolangun.

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Jumlah bank di Kabupaten Sarolangun seluruhnya berjumlah 4 unit yang terdiri dari

PT. BRI, BPD Cabang Sarolangun, PT. Bank BNI dan Bank Mandiri.

- Jenis, Kelas, dan Jumlah Restoran

Ketersediaan restoran pada suatu daerah menunjukan tingkat daya tarik

investasi suatu daerah. Banyaknya restoran dan rumah makan menunjukan

perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah dan peluang-peluang yang

ditimbulkannya.

Penentuan kelas rumah makan dan restoran dengan berdasarkan pada kriteria

kelengkapan sarana dan prasarana yang ada, ketersediaan pekerja khusus (koki) dan

kriteria lainnya, namun di Kabupaten Sarolangun belum diklasifikasi.

- Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/ hotel

Ketersediaan penginapan/hotel merupakan salah satu aspek yang penting

dalam meningkatkan daya saing daerah, terutama dalam menerima dan melayani

jumlah kunjungan dari luar daerah. Semakin berkembangnya investasi ekonomi

daerah akan meningkatkan daya tarik kunjungan ke daerah tersebut. Dengan

semakin banyaknya jumlah kunjungan orang dan wisatawan ke suatu daerah perlu

didukung oleh ketersediaan penginapan/hotel.

Sampai dengan tahun 2013 jumlah hotel di Kabupaten Sarolangun sebanyak

12 hotel dengan jumlah kamar sebanyak 212 dan jumlah tempat tidur sebanyak 314.

Page 82: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Hotel dengan klasifikasi bintang 3 ada 1 (satu) buah, sedangkan hotel lainnya

termasuk klasifikasi hotel melati.

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan Realisasi

RPJMD

Proses penyusunan perencanaan pembangunan Tahun 2016 dimulai sejak awal Tahun 2015

melalui berbagai rangkaian proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang

dimulai dari tingkat Desa/Kelurahan sampai dengan tingkat Kabupaten. Dalam upaya untuk

memantapkan perencanaan pembangunan tahun 2016 diperlukan evaluasi pelaksanaan program

dan kegiatan RKPD sampai tahun berjalan dan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah, merupakan rencana pembangunan yang diaktualisasikan

dalam kebijakan dan program tahunan, dengan memanfaatkan seluruh sumber daya pembangunan

di daerah, dan tetap memperhatikan konsistensi perencanaan jangka menengah dan jangka panjang.

Untuk menilai kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah, yang diimplementasikan dalam RKPD

dilakukan melalui proses pengendalian dan evaluasi kinerja pembangunan daerah. Melalui evaluasi

kinerja pelaksanaan pembangunan akan dihasilkan informasi kinerja yang dapat menjadi masukan

bagi proses perencanaan dan penganggaran yang didukung oleh ketersediaan informasi dan data

yang lebih akurat. Dengan demikian, program pembangunan menjadi lebih efisien, efektif, disertai

dengan akuntabilitas pelaksanaannya yang jelas. Oleh karena itu, evaluasi kinerja kebijakan dan

program, merupakan bagian penting untuk menilai pencapaian program dan kegiatan terhadap

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, yang pada gilirannya menjadi bahan masukan bagi

penyusunan rencana kebijakan dan program selanjutnya.

Evaluasi pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Sarolangun yang ditetapkan dalam

RKPD tahun 2016 harus dapat menginformasikan sejauh mana kemajuan yang telah dicapai

terhadap target kinerja yang diharapkan dalam RPJMD 2011-2016. Dengan kata lain, pencapaian

Page 83: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

kinerja pembangunan tersebut sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya pencapaian visi dan misi

daerah.

Telaahan terhadap hasil evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan

daerah, berdasarkan rekapitulasi hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun lalu

dan realisasi RPJMD yang bersumber dari telaahan hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu

dan realisasi Renstra SKPD. Hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan yang dikemukakan

berupa pembangunan daerah tahun lalu. Evaluasi meliputi seluruh program dan kegiatan yang

dikelompokkan menurut kategori urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah, menyangkut

realisasi capaian target kinerja keluaran kegiatan dan realisasi target capaian kinerja program tahun

lalu terhadap RPJMD 2011-2016. Adapun evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun

lalu, tahun berjalan dan realisasi RPJMD dapat dilihat pada tabel 2.12 sebagai berikut:

Data ada pada file excel

Page 84: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

2.3. Permasalahan Pembangunan

Pembangunan daerah yang telah dilaksanakan di berbagai sektor selama beberapa tahun

terakhir ini telah memberikan hasil dan manfaat bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan di

Kabupaten Sarolangun. Namun demikian, permasalahan yang timbul dalam proses pembangunan

menyebabkan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat yang memadai belum terrealisasi sesuai

dengan harapan. Pembangunan yang dilaksanakan belum sepenuhnya diikuti oleh penguatan

kelembagaan publik, termasuk alokasi sumber daya yang efisien.

Manfaat pembangunan yang diharapkan belum merata dan kerawanan sosial masih sering

terjadi, sehingga kehidupan masyarakat belum sepenuhnya membaik. Keadaan ini timbul sebagai

akibat dari berbagai permasalahan yang terjadi baik masa lalu maupun sekarang yang belum teratasi

secara maksimal.

Oleh sebab itu permasalahan pembangunan daerah yang harus mendapat perhatian yang

sungguh-sungguh dan mesti disentuh dalam program dan kegiatan prioritas pembangunan

Kabupaten Sarolangun Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Kondisi infrastruktur pelayanan umum yang belum memadai

Ketersediaan akan infrastruktur pelayanan umum mencakup seperti jalan, jembatan, box

culvert, jembatan gantung, irigasi, ketenagalistrikan dan air bersih selain itu juga mencakup

upaya peningkatan kualitas dan ketersediaan infrastruktur pendidikan, kesehatan, pertanian

dalam arti luas, olahraga, pariwisata, seni budaya dan keagamaan yang memadai sangat perlu

mendapatkan perhatian yang serius oleh pemerintah daerah dalam penanganannya, sehingga

diharapkan dapat dinikmati oleh masyarakat.

Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan infrastruktur ini dikarenakan keterbatasan

kemampuan keuangan daerah untuk mendanainya, sehingga permasalahan yang masih dihadapi

Page 85: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

pada tahun 2016 dalam upaya peningkatan infrastruktur pelayanan umum adalah sebagai

berikut :

A. Jalan, Jembatan dan Irigasi

Adapun permasalahan yang dihadapi pada pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan

irigasi, diantaranya adalah :

1. Belum optimalnya pembangunan jalan dan jembatan

2. Masih banyaknya prasarana jalan dan jembatan yang perlu ditingkatkan kualitasnya

3. Belum optimalnya rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan

4. Masih perlu ditingkatkan penanganan/pemeliharaan kondisi jalan dan jembatan

5. Masih banyaknya bangunan irigasi yang tidak berfungsi

6. Belum optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi

7. Kondisi irigasi banyak yang mengalami kerusakan

8. Masih rendahnya penanganan/pemeliharaan jaringan

B. Pendidikan

Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan infrastuktur bidang pendidikan antara lain

adalah :

1. Masih rendahnya kualitas fasilitas pelayanan pendidikan

2. Belum memadainya kualitas dan kuantitas infrastruktur pendidikan

3. Ketersediaan gedung sekolah masih kurang

4. Masih kurangnya ketersediaan ruang kelas

C. Kesehatan

Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan infrastruktur bidang kesehatan adalah

antara lain adalah :

Page 86: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

1. Masih kuranganya sarana kesehatan yang tersedia, baik di rumah sakit, puskesmas,

pustu, poskesdes maupun mitra pelayanan kesehatan di tingkat desa

2. Belum optimalnya kualitas dan kuantitas infrastruktur pelayanan kesehatan

3. Belum optimalnya kualitas infrastruktur pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

4. Kualitas dan akses pelayanan kesehatan belum optimal

5. Masih kurangnya infrastruktur pelayanan kesehatan

D. Pertanian Dalam Arti Luas

Adapun permasalahan yang dihadapi pada pembangunan infrastruktur pada bidang

pertanian dalam arti luas yang mencakup pertanian tanaman pangan, perikanan dan

peternakan diantaranya adalah :

1. Masih kurangnya sarana pertanian yang memadai

2. Belum optimalnya pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan

irigasi lainnya

3. Peningkatan pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana perikanan masih

rendah

4. Masih kurangnya penyediaan sarana dan prasarana perikanan

5. Rendahnya dukungan infrastruktur perikanan

6. Rendahnya dukungan infrastruktur peternakan

7. Penyediaan padang pengembalaan belum optimalnya

E. Ketenagalistrikan

Adapun permasalahan yang dihadapi pada pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan

diantaranya adalah :

1. Masih kurangnya pelayanan tenaga listrik di wilayah perdesaan dan terpencil

2. Penyediaan kapasitas terpasang/daya mampu sistem ketenagalistrikan masih kurang

Page 87: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

3. Masih kurangnya jaringan listrik

4. Belum optimalnya sarana ketenagalistrikan

F. Air Bersih

Adapun permasalahan yang dihadapi pada pembangunan infrastruktur air bersih adalah :

1. Masih rendahnya akses masyarakat terhadap air bersih

2. Masih kurangnya infrastruktur pelayanan air bersih di wilayah perdesaan dan terpencil

3. Masih terbatasnya penyediaan infrastruktur yang terkait dengan pendayagunaan

sumberdaya air

4. Masih kurangnya penyediaan prasarana air bersih bagi masyarakat

2. Belum Optimalnya Perekonomian Masyarakat dan Daerah

Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan masyarakat diperlukan

upaya-upaya yang serius dari pemerintah daerah dalam melakukan upaya yang lebih nyata

untuk peningkatannya. Dalam kaitan itu kegiatan ekonomi perlu didorong dengan menekankan

pada kualitas pertumbuhan (quality og growth) yang memberikan manfaat besar bagi

kesejahteran masyarakat termasuk dalam penciptaan lapangan pekerjaan, sehingga berdampak

dalam mendongkrak peningkatan daya beli masyarakat. Dan diperlukan adanya peningkatan

iklim investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan (sustainable

growth), serta agar dapat menjamin kesinambungan pembangunan (sustainable development).

Selain itu, pembangunan dan pengembangan usaha dan penguatan perekonomian sektor

riil menjadi indikator keberhasilan pembangunan daerah. Perdagangan, investasi dan industri

baik besar, kecil maupun menengah merupakan tulang punggung sektor riil yang perlu terus

dikembangkan. Sementara itu di sektor jasa dan keuangan peran koperasi dan perbankan sangat

dibutuhkan untuk mendukung permodalan usaha dari pelaku ekonomi riil tersebut. Adapun

Page 88: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

permasalahan yang dihadapi pada taraf perekomonian masyarakat dan daerah diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Masih rendahnya penciptaan iklim investasi yang mendukung pengembangan potensi lokal

2. Pertumbuhan ekonomi cenderung mengalami fluktuasi

3. Belum seimbangnya antara pembiayaan pembangunan dengan ketersediaan akan anggaran

4. Belum optimalnya penggalian sumber-sumber pendapatan daerah

5. Stabilitas harga kebutuhan pokok cenderung fluktuatif yang berpengaruh menurunnya daya

beli masyarakat

6. Belum optimalnya fungsi sarana dan prasarana perekonomian

7. Masih belum optimalnya kemampuan SDM pengelola perekonomian daerah

8. Produktivitas pertanian dan mutu produk pertanian dalam arti luas relatif masih rendah

9. Masih rendahnya aksesibilitas pemasaran produk-produk pertanian dan perikanan

10. Belum optimalnya pengembangan kawasan pertanian dan perikanan penerapan konsep

ekonomi perdesaan melalui One Village One Product (OVOP)

11. Rendahnya kesejahteraan dan relatif tingginya kemiskinan petani

12. Pembangunan dan pengembangan kawasan agropolitan belum optimal

13. Belum optimalnya pembangunan dan pengembangan kawasan terpadu

14. Belum optimalnya pengembangan potensi agribisnis

15. Pengembangan model kemitraan usaha hulu-hilir belum optimal

16. Masih rendahnya aksesibilitas pemasaran produk-produk unggulan daerah hasil UKMK

17. Masih rendahnya posisi tawar dan daya saing produk unggulan daerah

18. Masih rendahnya peningkatan kemampuan kelembagaan UMKM, pengembangan industri

produktif berbasis UMKM dan keterampilan kewirausahaan

19. Belum optimalnya dukungan Bank/Lembaga Keuangan pada sektor pertanian dalam arti

luas, dan sektor riil serta UKMK

20. Belum optimalnya pengembangan perdagangan dan industri, khususnya sektor UKMK

Page 89: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

21. Lemahnya akses petani, UKMK, dan IK terhadap sumber daya produktif, yaitu permodalan,

teknologi, informasi dan pasar

22. Masih rendahnya pemanfaatan teknologi pembangunan (Teknologi tepat Guna)

23. Kualitas SDM yang relatif masih rendah

24. Minimnya sarana dan prasarana perdagangan yang memadai

25. Belum optimalnya pembangunan di sektor-sektor pertanian dalam arti luas, industri,

perdagangan, koperasi dan UMKM

26. Masih rendahnya produktivitas pertanian dalam arti luas, UMKM dan koperasi, karena

kualitas Sumber Daya Manusia pada sektor pertanian, UMKM dan koperasi masih rendah.

27. Belum optimalnya penciptaan kesempatan kerja dan berusaha untuk menangani

permasalahan pengangguran

28. Terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha serta kurangnya sarana dan prasarana

pelatihan kerja

29. Masih rendahnya kualitas SDM pencari kerja

30. Peran dan fungsi lembaga ketenagakerjaan belum optimal

31. Belum optimalnya pelaksanaan pengarusutamaan gender

32. Masih rendahnya pemberdayaan perempuan dalam peningkatan ekonomi keluarga miskin

33. Penataan pedagang kaki lima dan asongan belum optimal

34. Belum optimalnya pembangunan dan pengembangan kawasan wisata

3. Belum Optimalnya Peningkatan Sumber Daya Manusia

Pembangunan pendidikan belum sepenuhnya mampu memberikan pelayanan secara lebih

merata, berkualitas dan terjangkau terutama di daerah terisolir dan terpencil. Penyelenggaraan

pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam penyediaan tenaga ahli dan

trampil yang tidak saja mempunyai kemampuan ilmu pengetahuan dan ketrampilan baku,

Page 90: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

namun mampu melakukan adaptasi dan mengembangkan sesuai dengan tuntutan dan kondisi

lapangan kerja

Selain itu juga kualitas kesehatan masih belum memadai, hal ini ditandai dengan

terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan, jumlah tenaga kesehatan masih kurang, perilaku

dan pelayanan kesehatan masih rendah. Adapun permasalahan yang dihadapi dalam

peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Sarolangun yang mencakup bidang

pendidikan dan kesehatan, diantara sebagai berikut :

A. Pendidikan

Permasalahan yang masih dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Sarolangun yang terkait

dengan bidang pendidikan adalah :

1. Masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia terutama terlihat dari masih rendahnya

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

2. Peningkatan pendidikan non formal (keaksaraan fungsional) belum optimal

3. Kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan belum optimal

4. Belum optimalnya pencanangan dan penerapan wajib belajar 12 tahun

5. Masih kurangnya fasilitasi kemudahan bagi anak-anak usia sekolah jenjang

SMA/Sederajat

6. Masih kurangnya ketersediaan prasarana pendidikan menengah

7. Pemerataan pelayanan kelembagaan satuan pendidikan mengengah dalam rangka

rintisan wajib belajar 12 tahun belum optimal

8. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan kejuruan belum optimal

9. Belum optimalnya ekstensifikasi kurikulum pendidikan umum ke pendidikan kejuruan

10. Masih rendahnya penguatan dan pendalaman relevansi muatan kurikulum satuan

pendidikan menengah

11. Masih rendahnya penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Page 91: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

12. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga pendidik dan kependidikan

belum optimal

13. Masih kurangnya penyediaan fasilitas pendidikan bagi tenaga pendidik dan kependidikan

14. Masih kurangnya peningkatan mutu manajemen pendidikan bermuatan lokal

15. Pembinaan olahraga prestasi dan olahraga rekreasi belum optimal

16. Masih kurangnya sarana dan prasarana olahraga

17. Peran pemuda dalam pembangunan masih kurang

18. Masih rendahnya kualitas fasilitas pelayanan pendidikan

19. Kualitas pendidikan masih rendah dan belum memenuhi standart kompetensi

20. Penyelenggaraan pendidikan luar sekolah belum optimalnya

21. Ketersediaan pendidik yang belum memadai baik secara kuantitas maupun kualitas

22. Biaya operasional pendidikan belum disediakan secara memadai

23. Masih rendahnya kesejahteraan pendidik

24. Fasilitas belajar belum disediakan belum mencukupi

25. Belum semua pendidik memiliki kualifikasi pendidikan sebagaimana yang disyaratkan

B. Kesehatan

Permasalahan yang masih dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Sarolangun yang terkait

dengan bidang kesehatan adalah :

1. Indikator kesehatan yang ditunjukkan oleh Angka Harapan Hidup (AHH) masih rendah

2. Angka kematian bayi dan ibu-ibu yang melahirkan masih cukup tinggi

3. Masih kurangnya prasarana kesehatan yang tersedia, baik di rumah sakit, puskesmas,

pustu, poskesdes maupun mitra pelayanan kesehatan di tingkat desa

4. Masih rendah rasio sarana kesehatan terhadap jumlah penduduk

5. Masih kurangnya ketersedaan sarana prasarana kesehatan

6. Belum optimalnya kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

Page 92: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

7. Kualitas SDM Kesehatan belum memadai

8. Peningkatan kemitraan dan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan belum

optimal

9. Penguatan manajemen kesehatan belum optimal

10. penguatan kelembagaan pengarustamaan gender belum optimal

11. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan belum optimal

12. Belum optimalnya peningkatan dan peran serta kesetaraan gender

13. Masih kurangnya penyediaan fasilitas PONED dan tenaga medik terlatih di setiap wilayah

14. Belum meratanya dan terjangkaunya pelayanan kesehatan

15. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat (PHBS)

16. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan dan permukiman

17. Rendahnya status kesehatan masyarakat

18. Keterbatasan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

19. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya yang tidak merata

20. Masih kurangnya tenaga dokter spesialis

21. Masih rendahnya pelaksanaan pengawasan obat dan makanan

22. Belum optimalnya pemahaman dan pelayanan tentang Keluarga Berencana, Bina

Keluarga Balita dan Bina Keluarga Remaja

23. Masih rendah pelaksanaan pencegahan dan pengawasan penyakit menular maupun

tidak menular

24. Belum optimalnya penanganan gizi pada masyarakat

4. Efektivitas Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Belum Optimal

Pelaksanaan otonomi daerah selalu diupayakan mempedomani pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku, sehingga penyelenggaraan tata pemerintahan yang bersih

Page 93: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

dan berwibawa selalu dilaksanakan dalam kerangka peningkatan pelaksanaan otonomi daerah.

Disamping itu peningkatan kualitas pelayanan publik juga terus ditingkatkan kinerjanya, hal ini

merupakan indikator terpenting dari pelaksanaan tata pemerintahan yang bersih dan

berwibawa.

Dalam mewujudkan pelaksanan otonomi daerah yang sesuai dengan prinsip good

governance dan kualitas pelayanan publik yang lebih baik di Kabupaten Sarolangun, masih

menghadapi beberapa permasalahan, antara lain yaitu :

1. Belum optimalnya tata kelola Pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi

2. Belum optimalnya pengelolaan keuangan daerah secara konsisten

3. Belum optimalnya pelaksanaanpendidikan dan pelatihan bagi aparatur

4. Belum optimalnya tata pemerintahan yang baik akan tercermin dari berkurangnya tingkat

korupsi

5. Terbentuknya Birokrasi Pemerintahan yang profesional dan berkinerja tinggi belum optimal

6. Belum tersusun dan ditetapkannya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada instansi

pemerintah khususnya pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan umum lainnya.

7. Belum optimalnya penyelesaian sengketa batas wilayah antar daerah.

8. Belum optimalnya kualitas pelayanan publik

9. Pengelolaan dan kemampuan keuangan daerah belum optimal

10. Perencanaan pembangunan daerah belum optimal

11. Belum optimalnya pelayanan perizinan

12. Belum Optimalnya Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur

13. Pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah belum optimal

14. Belum optimalnya pelaksanaan pelayanan publik

15. Kuantitas dan kualitas aparatur masih kurang.

Page 94: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

5. Belum Optimalnya Tata Kehidupan Masyarakat yang Agamis, Berbudaya dan Harmonis

Peranan nilai-nilai sosial kemasyarakatan memainkan peranan yang cukup penting. Nilai

yang dianut dalam penyelenggaraan pembangunan adalah prinsip-prinsip dasar sosial atau

standar-standar yang dimiliki dan diterima oleh masyarakat, yang diangkat nilai budaya lokal

yang dapat dipadukan dengan cara pandangan yang dianut secara umum.

Nilai-nilai tersebut berfungsi sebagai semangat atau jiwa dalam melaksanakan semua

aktivitas pembangunan baik yang di selenggarakan oleh pemerintah kabupaten maupun oleh

masyarakat.

Adapun permasalahan yang masih dihadapi terhadap tata kehidupan masyarakat yang

agamis, berbudaya dan harmonis, diantaranya adalah :

1. Belum optimalnya implementasi norma-norma religius dalam kehidupan bermasyarakat

2. Pemahaman keagamaan, melalui pemasyarakatan pemahaman al-Qur'an bagi pemeluk

agama Islam belum optimal

3. Belum optimalnya penggalian dan pengelolaan potensi umat, seperti optimalisasi ZIS

4. Keberdayaan lembaga keagamaan belum optimal

5. Masih rendahnya pengenalan dan menanamkan kecintaan terhadap kebudayaan Kabupaten

Sarolangun sejak usia dini

6. Belum optimalnya keberdayaan seniman dan budayawan

7. Belum optimalnya pengembangan dan pelestarian lembaga-lembaga adat dan tradisi

masyarakat

8. Masih kurangnya pembangunan sarana dan prasarana pengembangan dan pelestarian

keragaman budaya

Page 95: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015
Page 96: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH

DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Rancangan kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan memuat penjelasan tentang

kondisi ekonomi Kabupaten Sarolangun pada tahun 2016 dan perkiraan tahun berjalan, tantangan

dan prospek perekonomian daerah, arah kebijakan ekonomi daerah, analisis dan perkiraan sumber-

sumber pendapatan daerah dan arah kebijakan keuangan daerah tahun 2016 dalam mendukung

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelaksanaan pembangunan daerah.

Kondisi ekonomi daerah ini tentunya akan dapat dicapai melalui berbagai program dan

kegiatan yang sesuai dengan prioritas kegiatan pembangunan daerah serta langkah kebijakan yang

disusun untuk menghadapi tantangan pembangunan dalam rangka pencapaian sasaran

pembangunan Kabupaten Sarolangun pada tahun 2016. Dengan diketahuinya kondisi ekonomi

daerah maka akan terlihat pertumbuhan ekonomi daerah yang mencerminkan kegiatan ekonomi di

daerah, pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Selain itu juga, tingkat

pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu tujuan penting pemerintah daerah. Upaya untuk

meningkatkan sumber-sumber penerimaan pendapatan daerah dan belanja daerah tidak akan

memberikan arti apabila tidak diikuti dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah.

Pertumbuhan ekonomi daerah tidak terlepas dari kondisi perekonomian daerah sekitar,

perekonomian nasional dan perekonomian dunia/internasional. Perubahan kondisi ekonomi yang

terjadi dalam skala nasional maupun dunia/internasional sangat berpengaruh terhadap

perkembangan ekonomi di daerah. Adanya faktor-faktor perekonomian yang tidak dapat

dikendalikan oleh daerah seperti yang menyangkut kebijakan sektor moneter dan sektor riil yang

merupakan kewenangan pemerintah pusat. Selain itu juga, pengaruh perekonomian

Page 97: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

dunia/internasional seperti pengaruh harga minyak dunia dan nilai tukar mata uang pasti akan

berpengaruh terhadap perekonomian daerah.

Dengan memperhatikan posisi Kabupaten Sarolangun, maka di dalam penyusunan Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016, tetap mengacu dan menjabarkan arahan RPJP-D

Tahun 2006-2025 dan RPJM-D Kabupaten Sarolangun Tahun 2011-2016, serta juga memperhatikan

isu-isu aktual, yaitu keterkaitannya dengan upaya mendorong pencapaian pertumbuhan

perekonomian Kabupaten Sarolangun, yang berbasis pada perolehan efek ganda (multiplier) yang

luas bagi perekonomian rakyat, upaya penganggulangan pengangguran dan kemiskinan.

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Arah Kebijakan Ekonomi Daerah bertujuan sebagai pedoman dalam mewujudkan visi dan misi

kepala daerah serta menyelesaikan isu strategis dan permasalahan daerah melalui perumusan

program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah yang akan dilaksanakan.

Kebijakan ekonomi daerah Kabupaten Sarolangun pada tahun 2016 yaitu diarahkan untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih berkualitas dan berkesinambungan dengan

memperkuat daya tahan ekonomi yang didukung oleh pembangunan infrastruktur, terjaganya

stabilitas keamanan dan ekonomi daerah agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

mengurangi dan menanggulangi kemiskinan dan pengangguran, serta terjaganya stabilitas fiskal

daerah.

Selain itu, akan dilakukan upaya dalam meningkatkan investasi daerah dan penggunaan

belanja daerah untuk mendorong peningkatan sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan,

serta penguatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terus diupayakan untuk menjaga stabilitas

ekonomi daerah.

Page 98: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Dengan Stabilitas perekonomian yang terjaga, maka akan mendorong terciptanya lapangan

kerja baru dan mengurangi kemiskinan. Perbaikan iklim ketenagakerjaan akan tetap ditingkatkan.

Pembangunan pertanian didorong untuk peningkatan produksi pangan dan

pengurangan/pengentasan pengangguran.

3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun

2016

Pembangunan daerah ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam

arti yang seluas-luasnya dapat berjalan ditandai dengan adanya perkembangan ekonomi atau

pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian daerah dikatakan mengalami pertumbuhan atau

perkembangan apabila tingkat kegiatan ekonomi suatu masyarakat tersebut lebih tinggi dari

kegiatan ekonomi yang dicapainya pada masa sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa

perkembangan ekonomi baru dapat tercapai jika jumlah barang dan jasa yang dihasilkan

dalam perekonomian tersebut menjadi bertambah besar pada tahun-tahun berikutnya.

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan

kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan

ekonomi, yang mana pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif dan dapat pula bernilai

negatif. Jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan positif, berarti

kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami peningkatan. Sedangkan jika pada suatu

periode perekonomian mengalami pertumbuhan negatif, berarti kegiatan ekonomi pada

periode tersebut mengalami penurunan.

Pembangunan ekonomi Kabupaten Sarolangun mengalami berbagai kemajuan. Hal ini dapat

dilihat dari gambaran kondisi perekonomian yaitu melalui perkembangan Produk Domestik Regional

Page 99: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Bruto (PDRB). Nilai PDRB (berdasarkan atas dasar harga konstan tahun 2010) pada tahun 2014

menunjukkan perkembangan yang bersifat positif. Total PDRB tahun 2013 sebesar Rp. 1.559.394

Juta dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 8.944.249,1 juta. Sedangkan total nilai PDRB (berdasarkan

atas dasar harga Berlaku Tahun 2010) pada tahun 2013 sebesar Rp. 9.705.303 juta dan di tahun

2014 sebesar Rp. 11.317.495 juta. Pada tahun 2014 struktur ekonomi yang masih menjadi

primadona utama PDRB Kabupaten Sarolangun adalah sektor pertanian yang menyumbang sebesar

30,36 persen, selanjutnya disumbangkan oleh sektor pertambangan sebesar 23,97 persen dan sektor

konstruksi sebesar 13,27 persen.

Selanjutnya besaran PDRB per kapita di suatu daerah dapat menggambarkan secara relatif

tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. Besarnya PDRB Per Kapita (ADHB tahun 2010)

pada tahun 2014 sebesar 41.577.409,44 rupiah dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2016.

Kemajuan ekonomi suatu daerah dapat juga terlihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi yang

menunjukkan angka positif yang secara simultan menyebabkan perekonomian di Kabupaten

Sarolangun mengalami pertumbuhan. Laju Pertumbuhan Ekonomi tahun 2014 cukup tinggi yaitu

mencapai 8,18 persen.

Di tengah potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional, perekonomian Kabupaten

Sarolangun pada tahun 2016, diperkirakan masih mengalami perkembangan yang cukup baik.

Perekonomian Kabupaten Sarolangun tahun 2016 diperkirakan tumbuh positif, lebih tinggi dibanding

capaian tahun sebelumnya. Prospek perekonomian Kabupaten Sarolangun diperkirakan akan

tumbuh pada kisaran 8,10-8,20 persen. Prospek yang masih positif ini ditopang oleh pertumbuhan

konsumsi rumah tangga dan investasi sejalan dengan membaiknya ekspektasi pelaku usaha terhadap

kondisi perekonomian Kabupaten Sarolangun.

3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016

Page 100: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Kondisi perekonomian Kabupaten Sarolangun tahun 2016 baik secara langsung maupun tidak

langsung akan dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan eksternal dan internal. Selain itu juga,

perekonomian Kabupaten Sarolangun sangat dipengaruhi oleh kebijakan perekonomian nasional

seperti yang menyangkut kebijakan sektor moneter dan sektor riil, kondisi internasional seperti

pengaruh harga minyak dunia dan nilai tukar mata uang dan regional.

Berdasarkan kondisi tersebut, faktor eksternal yang mempengaruhi perekonomian Kabupaten

Sarolangun tahun 2016 antara lain adalah liberalisasi perdagangan dan kebijakan investasi bagi

negara berkembang, kebijakan fiskal dan moneter nasional, terbatasnya keuangan negara.

Sedangkan lingkungan internal antara lain adalah kondisi infrastruktur dan suprastruktur yang

kurang merata, lambatnya laju pertumbuhan investasi atau penanaman modal, rendahnya kulitas

sumber daya manusia, terjadinya defisit anggaran yang terus berlanjut.

Dengan melihat kondisi yang telah dicapai pada tahun 2014 dan perkembangan yang terjadi

serta permasalahan pada 2015 maka tantangan yang dihadapi Kabupaten Sarolangun pada tahun

2016, yaitu:

1. Mendorong dan menjaga stabilitas perekonomian daerah, dengan upaya meningkatkan investasi

daerah, pengembangan industri berbasis pertanian, menyiapkan dana bagi kredit modal kerja

bagi koperasi, usaha kecil dan menengah.

2. Mempercepat pengurangan pengangguran dan kemiskinan dengan tetap melaksanakan program-

program pola pemberdayaan dan program pengembangan kapasitas SDM bagi masyarakat.

3. Meningkatkan program pelayanan dasar bagi masyarakat terutama di bidang pendidikan dan

kesehatan.

Berdasarkan kondisi eksternal dan internal yang mempengaruhi perekonomian Kabupaten

Sarolangun, prospek ekonomi tahun 2016 antara lain adalah sebagai berikut :

Page 101: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

1. Membaiknya Kesejahteraan Rakyat Melalui Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkualitas

Berdasarkan berbagai kebijakan ketenagakerjaan yang diarahkan untuk menciptakan dan

pemerataan lapangan kerja yang lebih luas seperti pada perbaikan iklim tenaga kerja, serta

pelaksanaan kebijakan diberbagai bidang, diharapkan akan mendorong tercapainya

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yaitu dengan kisaran sebesar 8.10 – 8.20 atau lebih

pada tahun 2016. Selain itu pengangguran terbuka diharapkan menurun menjadi 1 % dari total

angkatan kerja. Peningkatan penciptaan kesempatan kerja yang cukup besar diharapkan terjadi

di Sektor Pertanian terutama pada Sub Sektor Perkebunan, Sektor Pertambangan dan

Penggalian, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.

Sejalan dengan menurunnya tingkat pengangguran serta dengan dilaksanakannya

berbagai program untuk mengatasi kemiskinan maka jumlah penduduk miskin diharapkan

menurun dengan kisaran menjadi 2 - 3 % dari jumlah penduduk tahun 2016.

2. Tercapainya Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkualitas dan Berkesinambungan

Pertumbuhan konsumsi masyarakat tahun 2016 diperkirakan masih tetap tinggi

dibandingkan dengan tahun 2015. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi terutama didorong

oleh sektor pengolahan industri non migas, dimana pendorong utamanya diharapkan dari

industri makanan, minuman dan tembakau, tekstil, barang, Kulit dan alas kaki, barang kayu dan

hasil hutan lainnya, kertas dan barang cetakan, barang dari logam, mesin dan peralatannya. Di

Sektor Produksi ini memiliki nilai tambah yang diharapkan dalam penyerapan tenaga kerja lebih

Page 102: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

besar sehingga dapat mendorong kesempatan kerja yang lebih luas yang akhirnya diharapkan

dapat mengurangi tingkat pengangguran di tahun 2016.

Sementara itu sektor pertanian dalam arti luas terutama didorong oleh sub sektor

tanaman bahan makanan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya, sub sektor kehutanan, dan

sub sektor perikanan, serta diharapkan pada sub sektor tanaman perkebunan dapat tumbuh

positif.

3. Tercapainya Stabilitas Ekonomi Yang Mantap

Stabilitas ekonomi yang mantap selama tahun 2016, merupakan persyaratan penting

untuk tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan, akan terus dijaga.

Stabilitas ini ditandai dengan kecenderungan inflasi yang stabil dan terus menurun dari tahun ke

tahun. Semakin terbukanya perekonomian yang ditandai dengan meningkatnya ekspor impor

akan meningkatkan pasokan barang konsumsi dan produksi.

4. Tercapainya Peningkatan Kemandirian Fiskal Daerah

Dengan semakin menurunnya peranan pemerintah pusat dalam memberikan dukungan

pada keuangan daerah tampakya telah menuntut setiap daerah untuk lebih kreatif dalam upaya

meningkatkan nilai tambah PDRB yang akan memberikan konsekuensi logis bagi peningkatan

potensi penerimaan asli daerah yang dapat digali. Pengembangan kreatifitas tersebut tentunya

harus tetap memeperhatikan normatif yang ada sehingga upaya untuk menuju kemandirian

fiskal daerah tidak menimbulkan implikasi yang negatif pada kelangsungan dunia usaha dan

kelestrian lingkungan hidup, baik dalan jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang.

Page 103: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Kondisi stabilitas ekonomi makro, seperti kestabilan nilai tukar rupiah, tingkat inflasi yang

rendah dan kestabilan suku bunga dalam negeri akan mempengaruhi prospek perekonomian

Kabupaten Sarolangun tahun 2016. Dengan perkiraan relatif stabilnya nilai tukar rupiah

diperkirakan akan berada pada rentang Rp. 12.800 – 13.200 per USD dan menurunnya suku

bunga dalam negeri serta dukungan efektivitas kebijakan moneter yang hati-hati, maka laju

inflasi diperkirakan akan berada pada kisaran 3,0 – 5,0 persen. Sedangkan dibidang investasi

pada tahun 2016 diharapkan terjadinya peningkatan dengan diupayakan bersumber dari

masyarakat terutama swasta, dan pemerintah.

Dibidang perkreditan, prospek kondisi perbankan di Kabupaten Sarolangun diharapkan

masih mampu meningkatkan ekspansinya usaha khusus dalam pemberian kredit kepada

masyarakat, pemberian kredit kepada UKM hendaknya pada tahun 2016 diharapkan dapat lebih

ditingkatkan.

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Pada dasarnya kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah diarah untuk menggali

Pendapatan Asli Daerah yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian, intensifikasi dana perimbangan

dan pengembangan pembiayaan pembangunan yang menggunakan sumber-sumber dana lainnya

yang sah, untuk dapat membiayai berbagai program dan kegiatan pembangunan di Kabupaten

Sarolangun, baik itu untuk membiayai belanja tidak langsung maupun biaya langsung, yang

bertujuan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten Sarolangun masih

tergantung pada dana yang diperoleh dari Pemerintah Pusat yang berupa Dana Alokasi Umum

(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dana dalam bentuk subsidi lainnya dari Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Provinsi. Hal ini dapat dikatakan bahwa keuangan daerah masih didominasi oleh Pusat,

walaupun pada setiap tahunnya Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan, namun kontribusi

Page 104: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

PAD terhadap jumlah total APBD masih minim, yang mana dapat mempengaruhi dalam penentuan

kebutuhan daripada belanja daerah. Selain itu juga, Pemerintah Pusat memberikan batasan-batasan

atas penggalian sumber-sumber PAD oleh Daerah, sedangkan kestabilan jumlah pendapatan yang

bersumber dari transfer pusat yang diterima oleh daerah pada setiap tahunnya tidak pasti.

Untuk itu, dalam rangka memenuhi anggaran yang diperuntukkan membiayai baik itu belanja

tidak langsung maupun belanja langsung ditentukan oleh adanya ketersediaan dari pendapatan

daerah, sehingga dari seluruh rencana yang ada pada dokumen perencanaan untuk periode satu

tahun dapat dicapai, oleh karena itu perlu ditetapkan arah kebijakan dibidang pengelolaan keuangan

daerah.

Arah kebijakan pengelolaan daerah ini dimaksudkan agar seluruh sumber daya keuangan

daerah dapat dimanfaatkan secara lebih efisien, efektif, ekonomis, tansparan dan akuntabel.

Adapun arah kebijakan di bidang pengelolaan keuangan daerah tersebut mencakup yakni arah

kebijakan pendapatan daerah, arah kebijakan pembiayaan daerah dan arah kebijakan belanja

daerah.

3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Asumsi yang mendasari penetapan target pencapaian pendapatan daerah adalah kondisi

perekonomian baik secara nasional maupun regional selama tahun 2016 diperkirakan cukup stabil

dan kondusif.

Pendapatan Daerah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dikelompokkan

atas: a) PAD, yaitu pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PAD pada umumnya terdiri dari pajak daerah,

retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan serta lain-lain pendapatan asli daerah

yang sah; b) Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari dana penerimaan Anggaran

Page 105: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Pendapatan dan belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai

kebutuhan daerah. Dana perimbangan terdiri dari dana bagi hasil pajak/ bagi hasil bukan pajak, dana

alokasi umum, dan dana alokasi khusus; c) Lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi hibah,

dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota, dana penyesuaian dan

otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya.

Adapun realisasi dan target/proyeksi pendapatan daerah dari tahun 2013 sampai dengan 2016

dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel. 3.2

Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah

Kabupaten Sarolangun Tahun 2013 s.d 2016

No Uraian

Jumlah

Realisasi

Tahun

2013

Realisasi

Tahun

2014

Tahun

2015

Proyeksi/Target

Tahun

2016

1 2 2 3 4 5

1.1 Pendapatan Asli Daerah 31.307.607.303,24 60.959.222.149,36 77.734.794.414,96 64.282.000.246,79

1.1.1 Pajak Daerah 10.158.779.587,00 11.643.860.442,25 22.224.500.000,00 10.887.500.000,00

1.1.2 Retribusi Daerah 6.692.764.958,00 7.780.550.911,00 3.792.321.370,00 2.990.810.000,00

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang Dipisahkan

3.222.952.777,01 2.712.169.311,00 3.067.546.746,00 3.067.546.746,79

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang Sah

11.233.109.981,23 38.822.641.485,11 48.650.426.298,96 47.336.143.500,00

1.2 Dana Perimbangan 699.842.307.290,00

724.073.803.681,00 710.680.263.000,00 819.897.078.000,00

Page 106: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi

Hasil Bukan Pajak

181.278.559.290,00 163.645.851.064,00 125.298.135.000,00 125.298.135.000,00

1.2.2 Dana Alokasi Umum 472.596.098.000,00 513.112.012.617,00 517.687.718.000,00 587.491.363.000,00

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 45.967.650.000 47.315.940.000 67.694.410.000,00 107.107.580.000,00

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah

yang Sah

91.771.381.343,50 108.467.129.906,00 205.170.165.639,00 242.823.325.982,00

1.3.1 Hibah - - 38.478.000,00 38.478.000.000,00

1.3.2 Dana Darurat - - -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari

Provinsi dan Pemerintah

Daerah Lainnya

28.619.331.000 39.653.357.906,00 37.127.724.639,00 33.841.333.981,00

1.3.4 Dana Penyesuaian dan

Otonomi Khusus

52.764.245.000 58.813.772.000,00 119.564.441.000,00 170.503.992.000,00

1.3.5 Bantuan Keuangan dari

Provinsi atau Pemerintah

Daerah Lainnya

10.387.805.343,50 10.000.000.000 10.000.000.000 -

Jumlah Pendapatan Daerah 822.921.295.936,74 893.500.155.736,36 993.585.223.053,96

1.127.002.404.228,7

9

Dari tabel 3.2. memperlihatkan bahwa kecenderungan realisasi dan proyeksi/target

pedapatan daerah Kabupaten Sarolangun tahun 2013 s.d 2016 terdapat peningkatan. Capaian

realisasi pendapatan selama kurun waktu anggaran tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 dan

penetapan target tahun 2015 serta proyeksi/target tahun 2016 didukung oleh kondisi ekonomi

regional yang stabil dan keberhasilan dalam melakukan upaya-upaya intensifikasi dalam

meningkatkan pendapatan daerah cukup baik. Namun demikian, dalam peningkatan pendapatan

sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi masyarakat, perlu ada upaya-upaya peningkatan

pendapatan yang lebih intens dilakukan disertai dengan peningkatan pelayanan publik serta upaya

intensifikasi/ekstensifikasi yang lebih baik lagi, sehingga diharapkan proyeksi pada tahun 2016

memungkinkan tercapainya realisasi pendapatan daerah sesuai dengan proyeksi yang telah

direncanakan.

Page 107: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Peningkatan pendapatan daerah didukung oleh semakin baiknya aktifitas perekonomian di

Kabupaten Sarolangun, disamping itu juga terdapat pos-pos penerimaan baru seperti dari Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang telah

menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota. Jika dibandingkan target tahun 2015 hanya

mencapai sebesar Rp. 993.585.223.053,96-, dan pada tahun 2016 proyeksi/target total pendapatan

daerah mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp.

1.127.002.404.228,79. Pendapatan daerah Tahun 2016 ini telah mempertimbangkan peningkatan

penerimaan dari sektor pajak yang mengalami kenaikan tarif sesuai dengan Undang-Undang 28

Tahun 2009 dan dana perimbangan bagi hasil pajak dari BPHTB yang harus dialih-kelolakan kepada

Kabupaten serta bersumber dari lain-lain pendapatan daerah yang sah.

3.2.2. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah merupakan unsur penting dalam penyediaan kebutuhan belanja daerah,

untuk itu diharapkan dapat terus mengalami kenaikan sejalan dengan meningkatnya belanja untuk

pemenuhan kebutuhan pelayanan masyarakat. Upaya meningkatkan Pendapatan Daerah harus

diupayakan untuk menghindari penerimaan daerah yang dapat menambah beban bagi masyarakat.

Arah kebijakan pendapatan daerah lebih difokuskan kepada upaya peningkatan kemampuan

keuangan daerah dalam menggali sumber–sumber pendapatan daerah. Peningkatan ini diperlukan

untuk menjaga kesinambungan pelayanan publik (sustainability public service) dan upaya

pencapaian kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya pendapatan daerah yang dianggarkan dalam

APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber

pendapatan.

Sumber–sumber pendapatan daerah berasal dari penerimaan pendapatan asli daerah,

penerimaan dana perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Pendapatan asli daerah

Page 108: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

merupakan porsi pendapatan yang secara hukum dan upaya diperoleh melalui usaha yang dilakukan

oleh pemerintah daerah. Melalui kreatifitas dan inovasi yang konstruktif dari pemerintah daerah,

pendapatan asli daerah diharapkan dapat meningkat dari tahun ke tahun sesuai dengan kondisi dan

potensi yang ada.

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah

untuk mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi yang terdiri dari Dana Bagi

Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.

Adapun arah kebijakan pendapatan daerah dalam rangka mendukung pengelolaan anggaran

pendapatan daerah antara lain adalah :

1. Meningkatkan sumber penerimaan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan

pajak dan retribusi daerah.

2. Peninjauan kembali Peraturan Daerah yang terkait dengan pengelolaan pendapatan

3. Mengoptimalkan peningkatan penerimaan daerah yang berasal dari sumber-sumber Pendapatan

Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.

4. Peningkatan kemampuan keuangan daerah dalam menggali potensi sumber–sumber

pendapatan daerah secara optimal berdasarkan kewenangan dan potensi yang dimiliki dengan

tetap mengutamakan peningkatan pelayanan dan kemampuan masyarakat.

5. Mendayagunakan aset-aset daerah yang lebih potensial untuk dijadikan sumber pendapatan.

6. Meningkatkan manajemen atau pengelolaan keuangan daerah yang lebih mengarah pada azas

efisiensi dan efektifitas.

7. Meningkatkan efisiensi pengelolaan APBD baik dari sisi penerimaan, belanja maupun

pembiayaan.

8. Meningkatkan dan memperbaiki infrastruktur sarana dan prasarana umum yang secara langsung

dapat memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan daerah khususnya PAD.

Page 109: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

9. Meningkatkan peranserta masyarakat dan sektor swasta, baik dalam pembiayaan maupun

pelaksanaan pembangunan.

10. Meningkatkan kerjasama dengan investor dengan tujuan untuk peningkatan pendapatan

daerah.

11. Meningkatkan penyederhanaan administrasi pengelolaan pendapatan daerah melalui pelayanan

satu atap untuk meningkatkan kualitas pelayanan perizinan yang pada gilirannya dapat

meningkatkan pendapatan daerah.

12. Meningkatkan pengawasan dan evaluasi secara rutin dan berkelanjutan serat berjenjang yang

dimulai dari tingkat bawah atau wajib pajak dan wajib retribusi.

13. Meningkatkan administrasi penerimaan pendapatan daerah untuk menjamin agar semua

pendapatan daerah dapat terkumpul dengan baik.

Penetapan kebijakan diatas, dimaksudkan agar pendapatan daerah yang ditargetkan

kenaikannya dapat tercapai, sehingga diharapkan dapat terwujudnya stabilitas fiskal daerah

terutama dalam memberikan ketersediaan sumber pembiayaan dalam menjaga kelancaran

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan peningkatan kualitas pelayanan pada masyarakat.

Sedangkan upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah daerah untuk meningkatkan

pendapatan daerah adalah :

1. Peningkatan akurasi data potensi pendapatan dan penggalian sumber-sumber potensi

pendapatan.

2. Mengoptimalkan pendapatan melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi sumber-

sumber pendapatan tanpa membebani masyarakat.

3. Intensifikasi pendapatan melalu pengawasan dan pengendalian pada sumber-sumber

pendapatan, seperti Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.

Page 110: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

4. Ekstensifikasi pendapatan melalui peningkatan koordinasi dengan berbagai instansi pemerintah

baik ditingkat pusat maupun di provinsi dalam rangka peningkatan sumber-sumber pendapatan

yang berupa Dana Perimbangan yang berasal dari komponen Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi

Khusus, dan Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak.

5. Intensifikasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dilakukan melalui :

a. Penyederhanaan proses administrasi pemungutan dan penyempurnaan sistem pelayanan

pajak dan retribusi daerah

b. Optimalisasi pelaksanaan landasan hukum yang berkaitan dengan penerimaan daerah

c. Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai ketentuan pajak dan retribusi

daerah

d. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian secara sistematis dan berkelanjutan untuk

mengantisipasi terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan pemungutan oleh aparatur

e. Peningkatan koordinasi dan kerja sama antar unit satuan kerja terkait

f. Memperkuat basis pajak (hotel, restoran dan hiburan) dengan melibatkan peran serta

masyarakat

g. Melaksanakan tertib penetapan pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak, tertib dalam

pemungutan kepada wajib pajak, tertib dalam administrasi serta tertib dalam penyetoran.

h. Melaksanakan secara optimal pemungutan pajak dan retribusi daerah sesuai dengan potensi

yang obyektif berdasarkan peraturan yang berlaku

6. Ekstensifikasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dilakukan melalui :

a. Pengkajian jenis retribusi baru yang tidak kontra-produktif terhadap perekonomian daerah

b. Pengkajian jenis retribusi yang tidak layak dan perlu dihapus

c. Pengkajian mekanisme pajak/retribusi daerah untuk target group baru

d. Peningkatan bagi hasil pajak

Page 111: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

e. Menyusun program kebijaksanaan dan strategi pengembangan dan menggali obyek

pungutan baru yang potensial

7. Meningkatkan kinerja pelayanan publik khususnya dibidang perizinan yakni melalui optimalisasi

tugas pokok dan fungsi serta pemantapan kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dalam

rangka penerapan program “one stop service”

8. Meningkatkan pengelolaan BUMD yang efisien dan efektif yang dilakukan melalui :

a. Peningkatan profesionalisme manajemen BUMD melalu restrukturisasi dan revitalisasi

organisasi

b. Perbaikan manajemen BUMD

c. Menumbuhkembangan iklim yang sehat pada BUMD dengan memacu kinerja usaha/laba

perusahaan sehingga mampu memberikan kontribusi optimal bagi pendapatan daerah.

9. Mengoptimalkan pengelolaan asset dan kekayaan daerah agar dapat memberikan nilai tambah

bagi pendapatan daerah melalui profesionalisme manajemen

10. Melaksanakan review terhadap system dan peraturan perundangan yang mengatur pendapatan

daerah terutama yang berkaitan dengan penetapan nilai objek pajak dan retribusi yang sudah

tidak sesuai lagi dengan kondisi dan situasi terkini.

11. Penetapan target pendapatan khususnya yang bersumber dari pajak daerah (pajak hotel,

restoran, hiburan, reklame, penerangan jalan, pengambilan bahan galian golongan C dan pajak

parkir) didukung dengan adanya kesepakatan antara SKPD pengelola dengan pengusaha.

12. Penetapan target pendapatan khususnya yang bersumber dari retribusi daerah (jasa umum, jasa

usaha, dan perijinan tertentu) didukung oleh adanya kesepakatan/ kerjasama operasional baik

antara SKPD penghasil dengan DPPKAD maupun antara Pihak Ketiga dengan DPPKAD.

13. Mengoptimalkan pengelolaan pengeluaran daerah yang didasarkan pada standar analisa

belanja, standar harga, tolok ukur kinerja, dan standar pelayanan minimal serta memperhatikan

prinsip efisiensi dan efektifitas.

Page 112: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

14. Meningkatkan koordinasi secara sinergi di bidang pendapatan daerah

15. Dana Perimbangan merupakan bagian dari peningkatan fiskal daerah yang meliputi Dana Alokasi

Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak diproyeksikan

meningkat dengan melalui upaya-upaya sebagai berikut :

a. Mendorong upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan PBB, Pajak Orang Pribadi

Dalam Negeri (PPh OPDN), PPh Pasal 21 dan BPHTB).

b. Meningkatkan akurasi data sumber daya alam sebagai dasar perhitungan pembagian dalam

dana perimbangan

c. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam penetapan bagi hasil

pajak/bagi hasil bukan pajak

3.2.3. Arah Kebijakan Belanja Daerah

Pentingnya peranan belanja daerah sebagai stimulan perekonomian, untuk itu dalam

pengelolaan keuangan daerah harus dapat mengalokasikan kegiatan yang memberikan multiflier

effect yang besar bagi perekonomian. Pengelolaan belanja daerah ditujukan pada peningkatan

proporsi belanja yang memihak kepentingan publik dan stimulan untuk perluasan kesempatan kerja

guna menurunkan angka kemiskinan. Disamping itu tetap harus menjaga eksistensi penyelenggaraan

pemerintahan. Dalam Penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi, efektif,

ekonomis sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan program-program

strategis.

Arah kebijakan belanja daerah di Kabupaten Sarolangun pada tahun anggaran 2016 akan lebih

dipertajam. Anggaran belanja tidak langsung disusun berdasarkan pada tupoksi SKPD yang telah

ditetapkan, prioritas, jumlah personil, banyaknya jumlah sarana prasarana dan jumlah aset yang

Page 113: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

dimiliki sedangkan untuk belanja langsung lebih diarahkan dan diprioritaskan untuk program dan

kegiatan prioritas dalam rangka mempercepat target pencapaian pembangunan daerah, mendukung

kegiatan ekonomi daerah dalam memacu pertumbuhan, menciptakan dan memperluas lapangan

kerja, mengurangi kemiskinan, kelancaran penyelenggaraan operasional pemerintahan dan

meningkatkan kualitas fungsi pelayanan kepada masyarakat, perbaikan penghasilan dan

kesejahteraan aparatur daerah, meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengadaan barang dan jasa,

perjalanan dinas dan pemeliharaan aset daerah, meningkatkan alokasi belanja modal untuk

mempercepat penyediaan infrastruktur dasar, menyediakan alokasi anggaran untuk pendidikan

dalam rangka memenuhi amanat konstitusi, dan meningkatkan sinkronisasi antara rencana

pembangunan nasional dengan rencana pembangunan daerah. Selain itu juga, penggunaan belanja

daerah juga harus dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas kebutuhan dasar masyarakat

(pendidikan, kesehatan, perumahan, dan permukiman), penanggulangan masalah sosial, menjaga

kelayakan fasilitas umum dan fasilitas sosial.

Selanjutnya, arah pengelolaan belanja daerah berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang

berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk

meningkatkan akuntabilitas perencanaan Anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi

penggunaan Anggaran. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas

pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan bidang

kewenangan/urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya.

Alokasi Anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah harus

terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Belanja daerah diprioritaskan terlebih dahulu untuk belanja yang wajib dikeluarkan

yaitu belanja tidak langsung yang dipergunakan untuk belanja pegawai. Selisih antara belanja wajib

dikeluarkan merupakan dana yang dialokasikan sebagai pagu indikatif dari masing-masing SKPD.

Page 114: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Kebijakan belanja daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2016 dibagi atas

belanja tidak langsung dan belanja langsung yang diupayakan dengan pengaturan pembelanjaan

yang lebih proporsional, efisien dan efektif, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung adalah belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung

dengan pelaksanaan program dan kegiatan, kebijakan untuk belanja ini adalah :

1). Belanja Pegawai

(1) Mengalokasikan belanja yang wajib/mengikat untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD,

gaji dan tunjangan jabatan struktural/fungsional, pemberian gaji ke-13 dan gaji ke-14.

(2) Mengalokasikan belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan

pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress yang

besarnya maksimum 2,5% (dua koma lima per seratus) dari jumlah belanja pegawai

untuk gaji pokok dan tunjangan.

(3) Mengalokasikan belanja penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala Daerah/Wakil

Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD.

(4) Mengalokasikan belanja untuk penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan jaminan

kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta

PNSD.

(5) Mengalokasikan belanja untuk tunjangan profesi, tambahan penghasilan dan tunjangan

umum bagi PNSD/CPNSD.

(6) Mengalokasikan belanja untuk Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

(7) Mengalokasikan belanja untuk tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan

penghasilan guru PNSD.

Page 115: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

2). Belanja Hibah

Mengalokasikan belanja hibah yang digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah

dalam bentuk uang, barang dan jasa kepada lembaga, organisasi dan kelompok masyarakat

perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya.

3). Belanja Bantuan Sosial

Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk menganggarkan pemberian

bantuan dalam bentuk uang yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pemberian bantuan sosial diberikan kepada kelompok masyarakat perorangan/perorangan

tidak mampu.

4). Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa dan Partai Politik

Mengalokasikan belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa dalam bentuk dana

desa, ADD dan P2DK serta belanja untuk Partai Politik.

5). Belanja Tidak Terduga

Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat

diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah, maka dialokasikan

belanja tidak terduga. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan

yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap

darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, serta pengembalian

atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.

Page 116: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

2. Belanja Langsung

Belanja langsung adalah belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan

pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung ini yang terdiri dari belanja pegawai,

belanja barang dan jasa, dan belanja modal yang secara umum diharapkan akan dapat

memenuhi kebutuhan ekonomi dasar masyarakat.

Belanja langsung ini diarahkan kepada urusan pemerintah daerah (urusan wajib dan

urusan pilihan) yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar pada peningkatan

perekonomian daerah, sehingga pilihan pendanaan untuk urusan ini betul-betul memperhatikan

segala potensi dan prospeknya ke depan

Dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran

2016, kebijakan belanja langsung adalah :

1). Mengalokasikan belanja yang diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan

tupoksi SKPD dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi

tanggung jawab dari masing-masing SKPD.

2). Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat

Daerah harus mempunyai tolok ukur yang jelas serta Spesifict, Measurable, Acceptable,

Reliable, Time (SMART) yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan berorientasi

pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

3). Mengalokasikan kebutuhan belanja fixed cost, regular cost, dan variable cost secara terukur

dan terarah, yaitu:

a. Pemenuhan kebutuhan dasar dalam menjamin keberlangsungan operasional kantor

seperti ATK, biaya listrik, telepon, air bersih, BBM, internet, dan service mobil.

Page 117: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

b. Mengalokasikan belanja operasional, pemeliharaan kantor dan peningkatan kualitas

sumberdaya aparatur.

c. Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang bersifat rutin sebagai pelaksanaan

tupoksi Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang meliputi kegiatan koordinasi, konsultasi,

fasilitasi, sosialisasi, pengendalian, perencanaan, monitoring, evaluasi, dan pengawasan

d. Pengalokasian belanja kegiatan yang mendukung program-program pembangunan yang

menjadi prioritas dan unggulan SKPD, program/kegiatan yang telah menjadi komitmen

Pemerintah Kab Sarolangun (committed budget) yang didasarkan pada pencapaian 5

misi pembangunan Kabupaten Sarolangun.

4). Penajaman belanja daerah dengan skala prioritas pada pengadaan barang dan jasa yang

langsung menyentuh kepentingan dan kebutuhan masyarakat

5). Meningkatkan proporsi belanja modal yang dapat memberi dampak besar dalam

peningkatan ekonomi dan pemberdayaan rakyat

6). Meningkatkan efisiensi dan efektifitas belanja daerah melalui penerapan standar

harga/biaya serta intensifikasi pengawasan baik oleh aparatur pengawasan fungsional

maupun masyarakat

7). Meningkatkan akuntabilitas (accountability) dalam pengelolaan keuangan daerah antara lain

dengan penyusunan Laporan Akuntabilitas oleh setiap Satuan Kerja serta penerapan Sistem

Akuntansi yang sesuai dengan Standart Akuntansi Pemerintah.

Berdasarkan hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan daerah dan realisasi

serta proyeksi/target pendapatan daerah, dan arah kebijakan belanja daerah selanjutnya realisasi

dan target proyeksi Belanja Daerah pada tahun 2013–2016 dapat dilihat pada Tabel 3.3

sebagai berikut :

Tabel. 3.3.

Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah

Page 118: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Kabupaten Sarolangun Tahun 2013 s.d Tahun 2016

No Uraian

Jumlah

Realisasi Tahun

2013

Realisasi Tahun

2014

Tahun

2015

Proyeksi/Target

2016

1 2 4 5 6

2.1 BELANJA TIDAK

LANGSUNG

366.979.805.620,00 384.750.326.171,27 513.261.907.770,50 616.869.997.617,00

2.1.1 Belanja Pegawai 291.220.275.940,00 320.905.448.486,27 406.096.889.198,50 441.579.499.539,00

2.1.2 Belanja Bunga -

2.1.3 Belanja Subsidi -

2.1.4 Belanja Hibah 28.944.142.869,00 19.808.715.400,00 4.316.600.000,00 15.853.767.650,00

2.1.5 Belanja Bantuan

Sosial

7.118.690.000,00 4.036.190.650,00 3.216.069.040,00 200.000.000,00

2.1.6 Belanja Bagi Hasil

Kepada Kabupaten

dan Pemerintahan

Desa

2.1.7 Belanja Bantuan

Keuangan kepada

Kabupaten dan

Pemerintahan Desa

dan Partai Politik

38.939.617.711,00 39.545.971.635,00 97.131.465.232,00 157.505.539.629,00

2.1.8 Belanja Tidak

Terduga

757.079.100,00 454.000.000,00 2.500.884.300,00 1.731.190.799,00

B JUMLAH BELANJA

410.909.780.389,00 457.085.195.739,00 629.723.546.807,48 573.505.660.025,00

Page 119: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

LANGSUNG

2.2 Belanja Langsung

2.2.1 Belanja Pegawai 77.570.258.313,00 85.747.513.634,00 100.666.722.778,00 100.846.697.968,00

2.2.2 Belanja Barang dan

Jasa

133.842.235.322,00 142.728.727.129,00 233.621.959.798,21 201.695.274.404,00

2.2.3. Belanja Modal 199.497.286.754,00 228.608.954.976,00

295.434.864.231,27 270.963.687.653,00

C TOTAL JUMLAH

BELANJA 777.889.586.009,00 841.835.521.910,27 1.142.985.454.577,98 1.190.375.657.642,00

Total Belanja Daerah pada Tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp.

1.190.375.657.642,00 yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp.

616.869.997.617,00 dan Belanja Langsung sebesar Rp. 573.505.660.025,00. Pengeluaran Belanja

Daerah untuk Belanja Tidak Langsung difokuskan untuk membiayai Gaji dan Tunjangan Pegawai yang

berjumlah Rp. 441.579.499.539,00, Belanja Hibah sebesar Rp. 15.853.767.650,00, Belanja Bantuan

Sosial Rp. 200.000.000,00, Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten dan Pemerintahan Desa

dan Partai Politik Rp. 157.505.539.629,00 dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp. 1.731.190.799,00.

Jika dibandingkan dengan Tahun 2015 total Belanja Daerah terjadi peningkatan dimana total Belanja

Daerah hanya mencapai sebesar Rp. 1.142.985.454.577,98 di tahun 2015.

3.2.4. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah meliputi penerimaan daerah dan pengeluaran daerah. Kebijakan

pembiayaan yang timbul karena jumlah pengeluaran lebih besar daripada penerimaan sehingga

terdapat defisit. Pembiayaan merupakan seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik itu

penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam

Page 120: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan

surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari Sisa Lebih Perhitungan

Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA), Pencairan Dana Cadangan, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan, Penerimaan Pinjaman Daerah, Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman, dan

Penerimaan Piutang Daerah.

Arah kebijakan pembiayaan daerah diarahkan untuk mengatasi kondisi keuangan daerah

Kabupaten Sarolangun pada tahun 2016. Optimalisasi sumber penerimaan pembiayaan yang paling

mungkin untuk dapat dilakukan secara cepat untuk menutupi defisit adalah dari Sisa Lebih

Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA).

Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa Pendapatan Daerah pada Tahun 2016

diproyeksikan sebesar Rp. 1.127.002.404.228,79,- sementara itu Belanja Daerah di proyeksikan

sebesar Rp. 1.190.375.657.642, sehingga terjadi Defisit sebesar Rp. 63.373.253.413,21. Untuk

mengatasi masalah ini defisit anggaran akan ditutup dari selisih penerimaan pembiayaan dan

pengeluaran pembiayaan daerah yang berupa pembiayaan neto. Penerimaan Pembiayaan Daerah

direncanakan memperoleh tambahan dari Sisa Lebih Perhitungan Tahun Anggaran Sebelumnya

(SiLPA) diproyeksikan sebesar Rp. 71.635.253.413,21, sementara Pengeluaran Pembiayaan

direncanakan sebesar Rp. 8.262.000.000,00, maka dengan demikian terdapat sisa penerimaan

Pembiayaan sebesar Rp. 63.373.253.413,21 yang dipergunakan untuk menutupi defisit anggaran

pada Tahun 2016.

Arah kebijakan pengeluaran daerah diarahkan antara lain digunakan untuk penyertaan

modal (investasi) daerah. Pengeluaran Pembiayaan daerah yang direncanakan digunakan untuk

penyertaan modal (investasi) daerah sebesar Rp. 8.262.000.000,- yang dialokasikan untuk Bank

Jambi sebesar Rp. 5.262.000.000,-. dan PDAM sebesar Rp. 3.000.000.000,-.

Adapun realisasi Tahun 2013–2015 dan proyeksi/target Pembiayaan Daerah pada tahun

2016 dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel. 3.4.

Page 121: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah

Kabupaten Sarolangun Tahun 2013 s.d Tahun 2016

No

Jenis Penerimaan dan

Pengeluaran

Pembiayaan Daerah

Jumlah

Realisasi Tahun

2013

Realisasi

Tahun 2014

Tahun 2015 Proyeksi/Target

Tahun 2016

1 2 4 5 6 6

3.1 Penerimaan

Pembiayaan

3.1.

1

Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran Tahun

Anggaran Sebelumnya

(SiLPA)

86.232.362.770,19 121.235.597.697,93 161.400.231.524,02 71.635.253.413,21

3.1.

2

Pencairan Dana Cadangan - - - -

3.1.

3

Hasil Penjualan Kekayaan

Daerah Yang Dipisahkan - - - -

3.1.

4

Penerimaan Pinjaman

Daerah - - - -

3.1.

5

Penerimaan Kembali

Pemberian Pinjaman - - - -

3.1.

6

Penerimaan Piutang

Daerah -- -- - -

JUMLAH PENERIMAAN

PEMBIAYAAN

86.232.362.770,19 121.235.597.697,93 161.400.231.524,02 48.918.228.613,21

3.2 Pengeluaran Pembiayaan

Page 122: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

3.2.1 Pembentukan Dana

Cadangan - -

3.2.2 Penyertaan Modal

(Investasi) Daerah 10.000.000.000,00 11.500.000.000,00 12.000.000.000,00 8.262.000.000,00

3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 28.475.000,00 - -

3.2.4 Pemberian Pinjaman

Daerah

JUMLAH PENGELUARAN

PEMBIAYAAN 10.028.475.000,00 11.500.000.000,00 12.000.000.000,00 8. 262.000.000,00

Realisasi pembiayaan daerah dalam kurun waktu 2013-2014 dan target tahun 2015 serta

proyeksi/target tahun 2016, memperlihatkan bahwa penerimaan pembiayaan selama ini hanya

bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA). Besaran SiLPA yang

relatif besar ini terutama disebabkan adanya pelampauan penerimaan PAD, sisa penghematan

belanja atau akibat lainnya, dan sisa belanja DAK.

Page 123: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

BAB IV

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Prioritas dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Sarolangun tahun 2016 disusun

sebagai penjabaran pelaksanaan tahun kelima atau tahun terakhir dari RPJMD tahun 2011-2016.

Penyusunan prioritas dirumuskan berdasarkan isu strategis hasil evaluasi pencapaian kinerja

pembangunan dan proyeksi pencapaian kinerja, masalah dan tantangan pembangunan merujuk

pada prioritas pembangunan nasional sebagaimana termuat dalam RKP dan RKPD Propinsi Jambi.

4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan

Tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Sarolangun yang hendak dicapai pada tahun

2016 mengacu pada visi melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan dalam RPJMD Tahun 2011-

2016. Tujuan dan sasaran yang dijalankan akan memberikan arah bagi pelaksanaan setiap

urusan pemerintahan daerah baik yang merupakan urusan wajib maupun

urusan pilihan.

Dalam upaya untuk mewujudkan visi dan misi yang dijabarkan dalam tujuan dan sasaran

pembangunan daerah dan dijabarkan dalam pelaksanaan tahunannya melalui indikator kinerja

daerah yang mana prioritas pembangunan daerah diimplementasikan ke dalam program dan

kegiatan.

Berikut disajikan hubungan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan untuk 5 (lima) tahun

yang diambil dari RPJMD Kabupaten Sarolangun Tahun 2011-2016 dapat dilihat pada tabel 4.1.

Page 124: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Tabel 4.1.

Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan

VISI : SAROLANGUN LEBIH MAJU DAN SEJAHTERA

No Misi Tujuan Sasaran

1. Meningkatkan

Infrastruktur Pelayanan

Umum

1. Mewujudkan keserasian pembangunan infrastruktur dan tata ruang wilayah

2. Meningkatkan keserasian penataan ruang wilayah

1. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan infrastruktur dasar pelayanan umum, pemerintahan, perekonomian, dan sosial budaya

2. Meningkatkan

Perekonomian

Masyarakat Dan Daerah

1. Mewujudkan perekonomian yang tangguh, berbasis potensi lokal dan berwawasan lingkungan.

2. Peningkatan dan revitalisasi Sektor Pertanian, Perikanan, Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan.

1. Percepatan Program-Program Pro Rakyat Terutama Pro Poor, Pro Job, Pro Growth dan Pro Environment.

2. Peningkatan dan revitalisasi Sektor Pertanian, Perikanan, Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan.

3. Peningkatan kualitas lingkungan dan sumberdaya alam dalam rangka pembangunan yang Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan.

4. Menumbuh Kembangkan Daya Saing Daerah.

Page 125: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

3. Meningkatkan Kualitas

Sumber Daya Manusia

1. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia yang sehat, produktif, berilmu pengetahuan, berketerampilan, serta berbudi pekerti luhur yang berlandaskan iman dan taqwa.

1. Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan umum, kejuruan dan keagamaan.

2. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat.

3. Peningkatan kualitas keluarga sejahtera.

4. Peningkatan kualitas pemuda, remaja, perempuan dan anak.

4. Meningkatkan Tata Kelola

Pemerintahan Yang Baik

1. Membangun budaya organisasi pemerintahan yang bersih, peduli dan professional

1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan

2. Meningkatkan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah

No Misi Tujuan Sasaran

3. Meningkatkan Jaminan dan Kepastian Hukum dalam Masyarakat

Page 126: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

4. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik

5. Meningkatkan Tata

Kehidupan Masyarakat

Yang Agamis, Berbudaya

Dan Harmonis

1. Mewujudkan masyarakat Sarolangun yang agamis harmonis serta menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya lokal

1. Meningkatkan Kehidupan Masyarakat Yang Agamis

2. Meningkatkan dan Melestarikan Nilai-Nilai Adat dan Budaya lokal dalam kerangka NKRI.

3. Meningkatkan penanganan terhadap kelompok masyarakat penyandang cacat, masalah kesejahteraan sosial dan korban bencana alam.

4. Meningkatkan Harmonisasi Kehidupan Antar Umat Beragama dan Antar Suku serta kesetaraan gender

4.2. Prioritas Pembangunan

Dengan mengacu pada prioritas pembangunan nasional dalam Rencana Kerja Pemerintah

(RKP) Tahun 2016 dan prioritas pembangunan Provinsi Jambi yang termuat dalam RKPD Provinsi

Jambi Tahun 2016, serta berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi Tahun 2016, maka

ditetapkan prioritas pembangunan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun

pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan Pembangunan Infrastruktur dan Pelayanan Umum

2. Peningkatan Perekonomian Masyarakat dan Daerah

3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Page 127: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

4. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

5. Peningkatan Tata Kehidupan Masyarakat Yang Agamis, Berbudaya Dan Harmonis

Ditetapkannya 5 (lima) prioritas pembangunan daerah diatas pada dasarnya

merupakan gambaran prioritas pembangunan yang telah disesuaikan dan dikaitkan dengan

program pembangunan daerah yang termuat dalam RPJMD Kabupaten Sarolangun Tahun

2011-2016, maka untuk lebih jelasnya keterhubungan antara prioritas pembangunan daerah

dalam RKPD dengan RPJMD yang dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2.

Prioritas Pembangunan Daerah

No Program Prioritas Tahun Rencana

(RPJMD)

Prioritas Pembangunan Daerah

(RKPD)

1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 1. Meningkatkan Infrastruktur Pelayanan

2. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan

Umum

3.

4.

Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

Program Pengembangan Angkutan Sungai,

Danau dan Penyeberangan

5.

6.

Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan

Prasarana dan Fasilitas LLAJ

Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu

Lintas

7. Program Pengembangan dan Pengelolaan

Jaringan Irigasi Rawa dan Jaringan Pengairan

Lainnya

8. Program Peningkatan Kualitas Jasa Pelayanan

Sarana dan Prasarana Kelistrikan

9. Program Pengembangan Pengelolaan Air

Minum dan Air Limbah

Page 128: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

10.

11.

12.

13.

14.

Program Pembangunan Turap/ Talud/

Bronjong

Program Pembangunan Saluran Drainase/

Gorong-Gorong

Program Pengembangan Perumahan Rakyat

Program Pembangunan Infrastruktur

Perdesaan

Program Pembangunan Sarana dan Prasarana

Infrastruktur Perkotaan

15.

16.

17.

18.

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur

Program Pengembangan Fasilitas Perparkiran

Program Pengembangan Sarana dan

Prasarana Pertanian

Program Pengembangan Sarana dan

Prasarana BBI Padi dan BBU Holtikultura

No Program Prioritas Tahun Rencana

(RPJMD)

Prioritas Pembangunan Daerah

(RKPD)

19.

20.

21.

22.

23.

24.

Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat

Dalam Membangun Desa

Program Pendidikan Anak Usia Dini

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar

Sembilan Tahun

Program Pendidikan Menengah

Program Pendidikan Luar Biasa

Program Pendidikan Tinggi

Program Pengadaan, Peningkatan dan

Perbaikan Sarana dan Prasarana

Page 129: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

25.

26.

27.

28.

Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan

Jaringannya

Program Pengadaan, Peningkatan, Sarana

Dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit

Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit

Mata

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

Program Perencanaan Tata Ruang

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Program Peningkatan Industri Kecil dan

Menengah

Program Pengembangan Kewirausahaan dan

Keunggulan Kompetitif UKM

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan

Koperasi

Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil

Menengah yang Kondusif

Program Pengembangan Lembaga Ekonomi

Pedesaan

Program Peningkatan Keberdayaan

Masyarakat Pedesaan

2. Meningkatkan Perekonomian Masyarakat dan Daerah

7.

8.

9.

10.

Program Peningkatan Kesempatan Kerja

Program Perencanaan Pembangunan Daerah

Program Perencanaan Sosial dan Budaya

Program Pembinaan dan Pengembangan

Bidang Ketenagalistrikan

Program Perencanaan Pembangunan

Page 130: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

Ekonomi

Program Pembinaan, Penyiapan, dan

Penempatan Pemukiman Transmigrasi

Program Peningkatan Perencanaan

Pembangunan Pertanian

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Program Peningkatan Pemasaran Hasil

Produksi Perkebunan

Program Peningkatan Penerapan Teknologi

Pertanian/ Perkebunan

Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian

Program Pengembangan Budidaya Perikanan

Program Pemberantasan dan Pengendalian

Hama Penyakit Ikan

Program Peningkatan Kemampuan Lembaga

Petani

Program Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Hewan

Program Peningkatan pemasaran Hasil

Produksi Peternakan

Program Pengendalian Pencemaran dan

Perusakan Lingkungan Hidup

No Program Prioritas Tahun Rencana

(RPJMD)

Prioritas Pembangunan Daerah

(RKPD)

24. Program Peningkatan Kualitas dan Akses

Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 131: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

Hidup

Program Perlindungan dan Konservasi

Sumber Daya Alam

Program Perlindungan dan Konservasi

Sumber Daya Hutan

Program Konservasi Keanekaragaman Hayati

Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang

Pertambangan

Program Perlindungan dan Rehabilitasi

Sumber Daya Perikanan

Program Peningkatan Efisiensi Perda-gangan

Dalam Negeri

Program Peningkatan Kualitas dan

Produktivitas Tenaga Kerja

Program Perlindungan Konsumen Dan

Pengamanan Perdagangan

Program Peningkatan Kemampuan Teknologi

Industri

Program Pengembangan Komoditas Unggulan

Program Diverifikasi Komoditas

Program Pengembangan Sentra-Sentra

Industri Potensial

38.

39.

Program Peningkatan dan Pengembangan

Promosi Daerah

Program Peningkatan Iklim dan Realisasi

Investasi

Program Kerjasama Pembangunan

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama

Page 132: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

40.

41.

Investasi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Program Pendidikan Anak Usia Dini

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar

Sembilan Tahun

Program Pendidikan Menengah

Program Pendidikan Luar Biasa

Program Pendidikan Tinggi

Program Pendidikan Non Formal

Program Pengembangan Budaya Baca dan

Pembinaan perpustakaan

Program Kesejahteraan dan Profesionalisme

Tenaga Pendidik

Program Pengembangan dan Manajemen

Pelayanan Pendidikan

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga Kependidikan

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Program Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Program Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Menular

Program Peningkatan Keselamatan Ibu

Melahirkan dan Anak

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Anak Balita

3. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Page 133: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

No Program Prioritas Tahun Rencana

(RPJMD)

Prioritas Pembangunan Daerah

(RKPD)

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

Program Pelayanan Kesehatan Penduduk

Miskin

Program Premi Kesehatan

Program Pengawasan dan Pengendalian

Kesehatan Makanan

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Program Keluarga Berencana

Program Peningkatan Peran Serta

Kepemudaan

Program Peningkatan Pembinaan Pemuda,

Olahraga dan Seni Budaya

Program Peningkatan Kualitas Hidup dan

Perlindungan Perempuan

Program Perlindungan Perempuan dan Anak

Program Peningkatan Peran Perempuan

Pedesaan

1.

2.

3.

4.

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Program Fasilitas Pindah / Purna Tugas PNS

Program Fasilitas Purna Tugas Kepala Desa

Program Pengembangan Sistem Akuntabilitas

Kinerja

Program Peningkatan Kapasitas Lembaga

4. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik

Page 134: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

Perwakilan Rakyat Daerah

Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan

Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah

Program Peningkatan Informasi Kepegawaian

Daerah

Program Penataan Administrasi

Kependudukan

Program Penyelenggaraan Manajemen dan

Rekayasa Lalulintas

Program Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Program Pengembangan Data/ Informasi

Pembangunan Daerah

Program Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Perencanaan Pembangunan Daerah

Program Peningkatan Administrasi

Pemerintahan Daerah

Program Peningkatan Sistem Pengawasan

Internal dan Pengendalian Pelaksanaan

Kebijakan KDH

Program Pengolahan Data dan Informasi

Elektronik

Program Peningkatan, Pengembangan dan

Pembinaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Program Pembinaan dan Pengembangan

Aparatur

Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga

Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/

Perkebunan Lapangan

Program Peningkatan Kemampuan Sumber

Daya Manusia SAT POL PP

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Aparatur

Page 135: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

19.

20.

21.

22.

23.

No Program Prioritas Tahun Rencana

(RPJMD)

Prioritas Pembangunan Daerah

(RKPD)

24.

25.

26.

27.

28.

Program Penataan Peraturan Perundang

Undangan

Program Peningkatan Kesadaran Hukum dan

Hak Asasi Manusia

Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan,

Penggunaan Pemanfaatan Tanah

Program Peningkatan Pertamanan,

Kebersihan dan Damkar

Program Pelayanan Publik

29.

30.

31.

Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu

Lintas

Program Peningkatan dan publikasi kegiatan

DPRD

Program Layanan pengadaan secara

elektronik (LPSE)

Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang

Page 136: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

32.

33.

Pertambangan

Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan

Humas dan Protokoler

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Program Peningkatan dan Pengembangan

Nilai Keagamaan

Program Pengembangan dan peningkatan

Nilai Budaya

Program Pengelolaan Kekayaan /Keragaman

Budaya

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

Program Pemeliharaan Kantramtibmas dan

Pencegahan Tindak Kriminal

Program Peningkatan Keamanan Dan

Kenyaman Lingkungan

Program Kemitraan dan Pengembangan

Wawasan Kebangsaan

Program Peningkatan Pemberantasan

Penyakit Masyarakat (Pekat)

Program Pencegahan Dini dan

Penanggulangan Korban Bencana Alam

Program Pelayanan dan Rehabilitasi

Kesejahteraan Sosial

Program Kesejahteraan Sosial

Program Peningkatan Peran Serta dan

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan

Program Pendidikan Politik Masyarakat

5. Meningkatkan Tata Kehidupan Masyarakat Yang Agamis, Berbudaya dan Harmonis

Page 137: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.2. Prioritas Pembangunan Daerah diatas, secara lebih rinci dapat

dijelaskan dari masing-masing prioritas pembangunan daerah dalam bentuk program pembangunan

daerah yang diuraikan sesuai dengan urusan yaitu urusan wajib dan urusan pilihan, yang dapat

dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3.

Penjelasan Program Pembangunan Daerah

No Prioritas

Pembangunan Program/

Pembangunan

Kinerja SKPD

Indikator Target

1. Meningkatkan

Infrastruktur Pelayanan

Umum

URUSAN WAJIB

Urusan Pendidikan

Program Pendidikan Anak Usia

Dini

Diknas

Jumlah Sekolah/ ruang

kelas PAUD yang

terbangun Setiap

tahun

Unit/

Ruang

Jumlah Sekolah/ ruang

kelas PAUD yang

terpelihara Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Tersedianya sarana

dan prasarana

bermain anak

PAUD/TK Setiap

tahun

ada/tidak

ada

Rasio ketersediaan

sekolah per penduduk

usia sekolah Tingkat

PAUD Setiap tahun

Per 1.000

pendudu

k usia

PAUD

Page 138: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Jumlah Sekolah/ ruang

kelas TK yang

terbangun Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Jumlah Sekolah/ ruang

kelas TK yang

terpelihara Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Tersedianya sarana

dan prasarana

bermain anak Setiap

tahun

ada/tidak

ada

Rasio ketersediaan

sekolah per penduduk

usia sekolah Tingkat

TK Setiap tahun

Sekolah/

pendudu

k usia TK

Persentase ruang

kelas TK dalam kondisi

baik Setiap tahun

%

Rasio siswa per ruang

kelas Tingkat TK Setiap

tahun

Siswa/ru

ang

Program Wajib Belajar

Pendidikan Dasar Sembilan

Tahun

Diknas

Jumlah Sekolah/ ruang

kelas SD/MI yang

terbangun Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Jumlah Sekolah/ ruang

kelas SD/MI yang

terpelihara Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Rasio ketersediaan

sekolah per penduduk

usia sekolah Tingkat

SD/MI Setiap tahun

Sekolah/

pendudu

k usia

SD/MI

Page 139: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Persentase ruang

kelas SD/MI dalam

kondisi baik Setiap

tahun

%

Rasio siswa per ruang

kelas Tingkat SD/MI

Setiap tahun

Siswa/ru

ang

Jumlah Sekolah/ ruang

kelas SMP/MTs yang

terbangun Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Jumlah Sekolah/ ruang

kelas SMP/MTs yang

terpelihara Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Rasio ketersediaan

sekolah/ penduduk

usia sekolah Tingkat

SMP/MTs Setiap

tahun

Sekolah

/pendud

uk usia

SMP/MTs

Persentase ruang

kelas SMP/MTs dalam

kondisi baik Setiap

tahun

%

Rasio siswa per ruang

kelas Tingkat

SMP/MTs Setiap

tahun

Siswa/ru

ang

Program Pendidikan

Menengah

Diknas

Jumlah Sekolah/ ruang

kelas SMA/MA/SMK

yang terbangun Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Jumlah Sekolah/ ruang

kelas SMA/MA/SMK

yang terpelihara

Setiap tahun

Unit/rua

ng

Page 140: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Rasio ketersediaan

sekolah per penduduk

usia sekolah Tingkat

SMA/MA/SMK Setiap

tahun

Sekolah/

pendudu

k usia

SMA/MA

/SMK

Persentase ruang

kelas SMA/MA/SMK

dalam kondisi baik

Setiap tahun

%

Rasio siswa per ruang

kelas Tingkat

SMA/MA/SMK Setiap

tahun

Siswa/ru

ang

Jumlah Laboratorium

sekolah yang

terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Jumlah Perpustakaan

sekolah yang

terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Jumlah Perpustakaan

sekolah yang

terpelihara Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Jumlah Rumah dinas

guru/ kepala sekolah

di daerah terpencil

yang terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Program Pendidikan Luar

Biasa

Diknas

Program Pendidikan Tinggi Diknas

Urusan Kesehatan

Page 141: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Program Pengadaan,

Peningkatan dan Perbaikan

Sarana dan Prasarana

Puskesmas/Puskesmas

Pembantu dan Jaringannya

Dinkes

Jumlah Posyandu/

Poskesdes yang

terbangun Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Jumlah Posyandu/

Poskesdes yang

terpelihara Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Rasio posyandu per

satuan balita Setiap

tahun

per 1.000

balita

Jumlah Puskesmas

Rawat Inap/

Puskesmas Pembantu

yang terbangun Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Jumlah Puskesmas

Rawat Inap/

Puskesmas Pembantu

yang terpelihara

Setiap tahun

Unit/rua

ng

Jumlah Rumah dinas

Dokter/ Bidan Desa di

daerah terpencil yang

terbangun Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Jumlah Rumah dinas

Dokter/ Bidan Desa di

daerah terpencil yang

terpelihara Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Rasio ketersediaan

Puskesmas Rawat Inap

Per

100.000

pendudu

Page 142: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

k

Puskesmas Pembantu

per satuan penduduk

Setiap tahun

Per

100.000

pendudu

k

Program Pengadaan,

Peningkatan, Sarana Dan

Prasarana Rumah Sakit/

Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit

Paru-Paru/Rumah Sakit Mata

RSUD

Jumlah Rumah Sakit

daerah yang

terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Unit/rua

ng

Rasio ketersediaan

Rumah Sakit daerah

per satuan penduduk

Setiap tahun

Per

100.000

pendudu

k

Urusan Pekerjaan Umum

Program Pembangunan Jalan

dan Jembatan

Dinas PU &

PR

Panjang jalan

kabupaten dalam

kondisi baik (> 40

Km/jam) Setiap tahun

Km

Panjang jalan

kabupaten yang dapat

dilalui kendaraan roda

4 (empat) Setiap

tahun

Km

Panjang jalan yang

terbangun Setiap

tahun

Km

Tersedianya jembatan

penyeberangan jalan

Setiap tahun

Jumlah Jembatan/

jembatan gantung

Unit

Page 143: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

yang terbangun Setiap

tahun

Program Rehabilitasi/

Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan

Dinas PU &

PR

Panjang jalan yang

terpelihara Setiap

tahun

Km

Panjang jalan dua jalur

yang terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Km

Persentase panjang

jalan kabupaten dalam

kondisi baik Setiap

tahun

%

Rasio panjang jalan

per satuan kendaraan

per 1.000

unit

Persentase panjang

jalan per luas wilayah

%

Jumlah Jembatan/

jembatan gantung

yang terpelihara

Setiap tahun

Unit

Persentase Jembatan/

jembatan gantung

dalam kondisi baik

Setiap tahun

%

Jumlah Box culvert

yang terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Unit

Page 144: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Program Pengembangan dan

Pengelolaan Jaringan Irigasi

Rawa dan Jaringan Pengairan

Lainnya

Jumlah DI/jaringan

irigasi yang terbangun

/ terpelihara Setiap

tahun

Unit Dinas PU &

PR

Persentase DI/jaringan

irigasi kondisi baik

Setiap tahun

%

Persentase cakupan

DI/jaringan irigasi

Setiap tahun

%

Program Pengembangan

Pengelolaan Air Minum dan

Air Limbah

Dinas PU &

PR

Persentase rumah

tangga yang

menggunakan air

bersih perpipaan

Setiap tahun

%

Persentase

desa/kelurahan yang

menikmati air bersih

Setiap tahun

%

Jumlah kapasitas

Produksi air bersih

Setiap tahun

Liter/deti

k

Jumlah sambungan

rumah air bersih

Setiap tahun

Sambung

an

Panjang jaringan pipa

air bersih yang

terpasang Setiap

tahun

Km

Page 145: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Program Pembangunan

Turap/ Talud/ Bronjong

Dinas PU &

PR

Panjang Turap/

bronjong yang

terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Km

Program Pembangunan

Saluran Drainase/ Gorong-

Gorong

Dinas PU &

PR

Panjang jalan yang

memiliki trotoar dan

drainase/ saluran

pembuangan air

(minimal 1,5 m) Setiap

tahun

Km

Panjang saluran

drainase yang

terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Km

Program Pengembangan

Perumahan Rakyat

Dinas PU &

PR

Rasio Pemukiman

layak huni

%

Program Pembangunan

Infrastruktur Perdesaan

Dinas PU &

PR

Persentase desa/

kelurahan yang dapat

diakses dengan

kendaraan umum

Setiap tahun

%

Jumlah desa/

kelurahan yang

memiliki jalan aspal

Setiap tahun

Desa

Page 146: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Program Pembangunan

Sarana dan Prasarana

Infrastruktur Perkotaan

Dinas PU &

PR

Dinas

Taksiman

Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur

Dinas PU &

PR

Urusan Perencanaan

Pembangunan

Program Perencanaan Tata

Ruang

Tersedianya RTRK

pada semua wilayah

kota

Buah Bappeda

Tersedianya

perencana wilayah

perkotaan

Urusan Perhubungan

Program Peningkatan

Pelayanan Angkutan

Dishubkominf

o

Program Pengembangan

Angkutan Sungai, Danau dan

Penyeberangan

Dishubkominf

o

Tersedianya jembatan

penyeberangan jalan

Setiap tahun

Program Rehabilitasi dan

Pemeliharaan Prasarana dan

Fasilitas LLAJ

Dishubkominf

o

Persentase lampu lalu

lintas dalam kondisi

baik Setiap tahun

%

Program Pengendalian dan Dishubkominf

Page 147: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Pengamanan Lalu Lintas o

Pengecatan marka

jalan Setiap tahun

Km

Jumlah Rambu lalu

lintas yang terpasang

Setiap tahun

Buah

Program Pengembangan

Fasiitas Perparkiran

Dishubkominf

o

URUSAN PILIHAN

Urusan Pertanian

Program Pengembangan

Sarana dan Prasarana

Pertanian

Dinas

Pertanian

Panjang jalan produksi

yang terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Km

Jumlah Jaringan Irigasi

Desa (JIDES) yang

Terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Unit

Jumlah Jaringan Irigasi

Tingkat Usaha Tani

(JITUT) yang

Terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Unit

Program Pengembangan

Sarana dan Prasarana BBI Padi

dan BBU Holtikultura

Dinas

Pertanian

Urusan ESM

Page 148: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Program Peningkatan Kualitas

Jasa Pelayanan Sarana dan

Prasarana Kelistrikan

Dinas ESDM

ketersediaan daya

listrik per KK

Watt/KK

Persentase rumah

tangga yang

menggunakan listrik

Setiap tahun

%

Jumlah Jam Padam

Listrik Setiap tahun

Jam

Persentase

desa/kelurahan yang

belum menikmati

listrik setiap tahun

%

Panjang jaringan listrik

tegangan Menengah

(JTM) yang terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Km

Panjang jaringan listrik

tegangan Rendah

(JTR) yang terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Km

Jumlah PLTU/ PLTD

yang Terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Unit

Persentase PLTU/

PLTD dalam kondisi

baik Setiap tahun

%

Jumlah PLTS yang

Terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Unit

Persentase PLTS

dalam kondisi baik

%

Page 149: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Setiap tahun

Jumlah PLTMH yang

Terbangun/

terpelihara Setiap

tahun

Unit

Persentase PLTMH

dalam kondisi baik

Setiap tahun

%

2. Meningkatkan

Perekonomian

Masyarakat dan Daerah

URUSAN WAJIB

Urusan Perencanaan

Pembangunan

Program Perencanaan

Pembangunan Daerah

Bappeda

Tersedianya dokumen

perencanaan

pembangunan daerah

eks

Program Perencanaan Sosial

dan Budaya

Bappeda

Terkoordinasinya

perencanaan Sosial

dan Budaya

kali

Program Perencanaan

Pembangunan Ekonomi

Bappeda

Terkoordinasinya

Perencanaan

Pembangunan

Ekonomi

kali

Program Peningkatan Iklim

dan Realisasi Investasi

Bappeda

Nilai investasi

PMDN/PMA

Rupiah

Program Kerjasama

Pembangunan

Bappeda

Program Peningkatan Promosi

dan Kerjasama Investasi

Bappeda

Jumlah rapat

koordinasi investasi

Buah

Page 150: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

dengan pihak terkait

yang diselenggarakan

setiap tahun

Jumlah hubungan

kerjasama investasi

luar negeri dan

investasi dalam negeri

setiap tahun

Buah

Frekwensi

pengawasan dan

pengendalian investasi

setiap tahun

Kali

Frekwensi Promosi

Penanaman Modal di

Luar Negeri dan di

Dalam Negeri setiap

tahun

Kali

Urusan Lingkungan Hidup

Program Pengendalian

Pencemaran dan Perusakan

Lingkungan Hidup

BLHD

Tersedianya AMDAL

setiap usaha

pertambangan dan

penggalian dan energi

setiap tahun

ada/

tidak ada

Persentase AMDAL

yang dikeluarkan

setiap tahun

%

Persentase sosialisasi

pencegahan dan

kepedulian terhadap

lingkungansetiap

tahun

%

Jumlah Perusahaan

yang melanggar

aturan Lingkungan

hidup setiap tahun

Buah

Page 151: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Program Peningkatan Kualitas

dan Akses Informasi Sumber

Daya Alam dan Lingkungan

Hidup

BLHD

Tersedianya akses

informasi dan promosi

investasi potensi

sumber daya alam dan

lingkungan hidup

setiap tahun

ada/

tidak ada

Program Perlindungan dan

Konservasi Sumber Daya Alam

BLHD

Tersedianya Kawasan

Hijau kota, jalur hijau

dan hutan kota setiap

tahun

ada/tidak

ada

Urusan Sosial,

Ketenagakerjaan dan

Ketranstmigrasian

Program Peningkatan

Kesempatan Kerja

Dinas

Sosnakert

rans

Total Pencari

Angkatan Kerja

%

Angka pengangguran

%

Program Peningkatan Kualitas

dan Produktivitas Tenaga

Kerja

Dinas

Sosnakert

rans

Jumlah tenaga

terampil yang dilatih

BLK setiap tahun

Orang

Program operasional dan

pelayanan pemukiman

transmigrasi

Urusan Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa

Page 152: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Program Pengembangan

Lembaga Ekonomi Pedesaan

BPMPD

Jumlah Kelompok tani

yang menggunakan

teknologi tepat guna

Kelompo

k

Program Peningkatan

Keberdayaan Masyarakat

Pedesaan

BPMPD

Jumlah desa yang

terbina

Desa

Urusan Pilihan

Urusan Pertanian

Program Peningkatan

Perencanaan Pembangunan

Pertanian

Dinas

Pertanian

Persentase

perencanaan

pembangunan

pertanian

%

Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

- Dinas Pertanian

- BPP

Jumlah Kelompok tani

yang menerima

bantuan pertanian/

saprodi setiap tahun

Kelompo

k

Dinas

Pertanian

Jumlah bantuan

pertanian/ saprodi

setiap tahun

Kg/Liter/

Ha

Dinas

Pertanian

Luas tanam padi

sawah setiap tahun

Hektar Dinas

Pertanian

Jumlah produksi beras

setiap tahun

Ton/Hekt

ar

Dinas

Pertanian

Program Pengembangan

Peningkatan Produksi

Dinas

Pertanian

Page 153: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Tanaman Pangan dan

Hortikultura

Jumlah produksi

tanaman pangan dan

hortikultura

Ton/hekt

ar

Program Peningkatan

Penerapan Teknologi

Pertanian

BPP

Frekwensi sosialisasi

penggunaan teknologi

pada bidang

Pertanian,

Peternakan,

perkebunan dan

kehutanan setiap

tahun

keg

Program Pemberdayaan

Penyuluh Pertanian

BPP

Jumlah tenaga

penyuluh yang dibina

dan dilatih

orang

Program Peningkatan

Kemampuan Lembaga Petani

Frekwensi rapat

umum/ temu

penyuluh Pertanian,

Peternakan,

perkebunan dan

kehutanan setiap

tahun

kali BPP

Urusan Perkebunan dan

Kehutanan

Program Peningkatan

pemasaran Hasil Produksi

Perkebunan

Bunhut

Tersedianya tempat

pelayanan informasi

harga dan promosi /

pameran produk,

perkebunan setiap

tahun

Tahun

Frekwensi promosi /

pameran produk,

perkebunan setiap

tahun

kali

Page 154: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Program Peningkatan Kualitas

Perkebunan dan Kehutanan

Bunhut

Jumlah usaha dan

perizinan perkebunan

usaha

Program Peningkatan

Produksi Perkebunan

Bunhut

Luas lahan untuk

peremajaan karet

setiap tahun

hektar

Luas lahan untuk

peremajaan kelapa

sawit setiap tahun

hektar

Luas kebun entries

setiap tahun

hektar

Persentase

pertumbuhan Luas

komoditi unggulan

lainnya setiap tahun

%

Jumlah bantuan

Perkebunan/ saprodi

setiap tahun

Bibit/kg

Program Pemanfaatan Potensi

Sumber Daya Hutan

Bunhut

Program Penyuluhan

kehutanan dan Perkebunan

Bunhut

Program Konservasi

Keanekaragaman Hayati

Bunhut

Program Rehabilitasi Hutan

dan Lahan Kritis

Bunhut

Program Perlindungan dan

Pengamanan Hutan dan

Kebun

Bunhut

Program Pemanfaatan Bunhut

Page 155: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Kawasan Hutan Industri

Urusan Energi dan

Sumberdaya Mineral

Program Pembinaan Dan

Pengembangan Bidang

Ketenagalistrikan

ESDM

Program Pembinaan Dan

Pengawasan Bidang

Pertambangan

ESDM

Urusan Perikanan dan

Peternakan

Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit

Hewan

Diskanak

Frekwensi surveylance

penyakit ternak setiap

tahun

kali

Program Peningkatan

Pemasaran Hasil Produksi

Peternakan

Diskanak

Frekwensi promosi /

pameran produksi

perikanan setiap

tahun

kali

Program Peningkatan

Produksi Hasil Peternakan

Diskanak

Luas padang

pengembalaan ternak

setiap tahun

hektar

Rasio padang

pengembalaan ternak

per satuan ternak

setiap tahun

per 1.000

ekor

Jumlah Kelompok tani

yang menerima

Kelompo

Page 156: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

bantuan sarana

Peternakan setiap

tahun

k

Jumlah bantuan bibit

hewan ternak / sarana

produksi setiap tahun

ekor

Program Pengendaliaan Dan

Pengawasan Sumber Daya

Perikanan

Diskanak

Persentase

pengendalian dan

pengawasan sumber

daya perikanan

%

Program Pengembangan

Budidaya Perikanan

Diskanak

Program Pemberantasan Dan

Pengendalian Hama Penyakit

Ikan

Diskanak

Program Pemberdayaan SDM

Perikanan

Diskanak

Program Perlindungan/

Konservasi Dan Rehabilitasi

Sumber Daya Perikanan

Diskanak

Program Pengendaliaan Dan

Pengawasan Sumber Daya

Perikanan

Diskanak

Urusan Industri,

Perdagangan, Koperasi dan

UKM

Program Pengembangan

Industri Kecil dan Menengah

Dinas

Perindagkop

Page 157: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Jumlah klaster industri

tumbuh setiap tahun

Buah

Program Pengembangan

Kewirausahaan dan

Keunggulan Kompetitif UKM

Dinas

Perindagkop

Jumlah peningkatan

wirausahawan mandiri

setiap tahun

Orang

Jumlah bantuan

peralatan untuk UKMK

setiap tahun

set/unit

Jumlah Kemitraan

usaha UKMK dengan

usaha skala besar

setiap tahun

Unit

Usaha

Program Penciptaan Iklim

Usaha Kecil Menengah yang

Kondusif

Jumlah bantuan

modal usaha/ Kredit

usaha yang di salurkan

untuk UKMK setiap

tahun

Rupiah Dinas

Perindagkop

Program Peningkatan Efisiensi

Perdagangan dalam negeri

Dinas

Perindagkop

Program perlindungan

konsumen dan pengamanan

perdagangan

Dinas

Perindagkop

Program peningkatan

kemampuan teknologi industri

Program pengembangan

sentra-sentra industri

potensial

Dinas

Perindagkop

Page 158: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Program Peningkatan Kualitas

Kelembagaan Koperasi

Dinas

Perindagkop

Rasio ketersediaan

koperasi / UKMK aktif

per satuan penduduk

setiap tahun

Per

100.000

pendudu

k

Persentase

pertumbuhan UKMK/

Koperasi setiap tahun

%

Persentase

peningkatan jumlah

koperasi/UKMK setiap

tahun

%

Jumlah UKM/Koperasi

yang dibina setiap

tahun

Buah

Jumlah bantuan

peralatan untuk

UKMK/koperasi setiap

tahun

set/unit

Jumlah bantuan

modal usaha/ Kredit

usaha yang di salurkan

untuk UKMK/Koperasi

setiap tahun

Rupiah

Jumlah Kemitraan

usaha UKMK/

Koperasi dengan

usaha skala besar

(bapak angkat) setiap

tahun

Unit

Usaha

Persentase Kemitraan

usaha UKMK/

Koperasi dengan

usaha skala besar

(bapak angkat) setiap

tahun

%

Page 159: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Frekwensi promosi /

pameran produk

UKMK/koperasi setiap

tahun

Kali

Tersedianya tempat

pelayanan informasi

promosi / pameran

produk

UKMK/koperasi setiap

tahun

ada/tidak

ada

Tersedianya laporan

aktivitas usaha

UKMK/koperasi setiap

tahun

ada/tidak

ada

Frekwensi masyarakat

yang di latih

keterampilan kerja/

usaha setiap tahun

Kali

Persentase komoditi

yang di hasilkan

UKMK/ Koperasi

setiap tahun

%

Frekwensi UKMK/

Koperasi yang di latih

keterampilan

pengelolaan limbah

industri setiap tahun

Kali

3. Meningkatkan Kualitas

Sumber Daya Manusia

URUSAN WAJIB

Urusan Pendidikan

Program Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD)

Diknas

Program wajib belajar

pendidikan dasar sembilan

tahun

Diknas

Page 160: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Program Pendidikan

menengah

Diknas

Program Pendidikan tinggi

Program Pendidikan Non

Formal

Diknas

Program peningkatan mutu

pendidik dan tenaga

kependidikan

Diknas

Program manajemen

pelayanan pendidikan

Diknas

Urusan Kesehatan

Program upaya kesehatan

masyarakat

Dinkes

Program Promosi kesehatan

dan pemberdayaan

masyarakat

Dinkes

Program perbaikan gizi

masyarakat

Dinkes

Program pencegahan dan

penanggulangan penyakit

menular

Dinkes

Program peningkatan

keselamatan ibu melahirkan

dan anak

Dinkes

Program peningkatan Dinkes

Page 161: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

pelayanan kesehatan lansia

Program pelayanan kesehatan

penduduk miskin (Jaminan

Kesehatan)

Dinkes

Program pengawasan dan

pengendalian kesehatan

makanan

Dinkes

Program obat dan perbekalan

kesehatan

Dinkes

Program standarisasi

pelayanan kesehatan

Dinkes

Program pengembangan

lingkungan sehat

Dinkes

Program standarisasi

pelayanan kesehatan

Dinkes

Program Pengadaan,

Peningkatan dan Perbaikan

Sarana dan Prasarana

Puskesmas/Puskesmas

Pembantu dan Jaringannya

Dinkes

Program Pengadaan,

Peningkatan, Sarana Dan

Prasarana Rumah

Sakit/Rumah Sakit

Jiwa/Rumah Sakit Paru-

Paru/Rumah Sakit Mata

RSUD

Program Penyelenggaraan

Badan Layanan Umum Daerah

RSUD

Urusan Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan

Anak

Program Peningkatan Kualitas

Hidup dan Perlindungan

Perempuan

BPPKB

Page 162: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Program Perlindungan

perempuan dan anak

BPPKB

Program Keluarga Berencana BPPKB

Program Keluarga Sejahtera BPPKB

Urusan Kebudayaan,

Pariwisata, Pemuda Dan

Olahraga

Program pembinaan dan

pemasyarakatan olah raga

Disporada

Program peningkatan peran

serta kepemudaan

Disporada

Urusan Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa

Program Peningkatan Peran

Perempuan Pedesaan

BPMPD

Urusan Perpustakaan dan

Arsip Daerah

Program pengembangan

budaya baca dan pembinaan

perpustakaan

KPAD

4. Meningkatkan Tata

Kelola Pemerintahan

Yang Baik

URUSAN WAJIB

Program Pelayanan

Administrasi Perkantoran

Semua SKPD

Program Peningkatan

pengembangan sistem

pelaporan capaian kinerja dan

Semua SKPD

Page 163: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

keuangan

Program Pengembangan

Data/ Informasi Pembangunan

Daerah

Semua SKPD

Program Monitoring, Evaluasi

dan pelaporan

Semua SKPD

Program Peningkatan

pelayanan Administrasi

Pemerintahan

Semua SKPD

Program Peningkatan Disiplin

Aparatur

Semua SKPD

Program Peningkatan

Kapasitas Sumber Daya

Aparatur

Semua SKPD

Urusan Pekerjaan Umum

Program pengembangan

kinerja pengelolaan sampah

Distaksiman

Program Peningkatan

pertamanan dan kebersihan

Distaksiman

Urusan Perencanaan

Pembangunan

Program Peningkatan

Kapasitas Kelembagaan

Perencanaan Pembangunan

Daerah

Bappeda

Urusan Perhubungan

Program penyelenggaraan

manajemen dan rekayasa

Dishubkominf

o

Page 164: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

lalulintas

Program Peningkatan

Pelayanan Angkutan

Dishubkominf

o

Program Pengendalian dan

Pengamanan Lalu Lintas

Dishubkominf

o

Program kerjasama informasi

dengan mass media

Dishubkominf

o

Program Pengendalian dan

pengawasan perizinan bidang

perhubungan, komunikasi dan

informasi

Dishubkominf

o

Urusan Kependudukan dan

Catatan Sipil

Program Penataan

Administrasi Kependudukan

Dukcapil

Urusan Sosial,

Ketenagakerjaan Dan

Ketransmigrasian

Program Perlindungan dan

Pengembangan Lembaga

Ketenagakerjaan

Dinas

Sosnakertran

s

Urusan Otonomi Daerah,

Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan,

Perangkat Daerah,

Kepegawaian Dan Persandian

Program peningkatan

pelayanan kedinasan kepala

daerah / wakil kepala daerah

KDH/ WKDH

Page 165: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Program peningkatan

administrasi pemerintahan

daerah

Setda

Program Penataan Peraturan

Perundang-undangan

Setda

Program Peningkatan

Kesadaran Hukum dan Hak

Asasi Manusia

Setda

Program Penataan,

Penguasaan, Pemilikan,

Penggunaan Pemanfaatan

Tanah

Setda

Program Peningkatan

Kapasitas Lembaga Perwakilan

Rakyat Daerah

Setwan

Program Peningkatan dan

publikasi kegiatan DPRD

Setwan

Program Peningkatan Sistem

Pengawasan Internal dan

Pengendalian Pelaksanaan

Kebijakan KDH

Inspektorat

Program Peningkatan

Profesionalisme Tenaga

Pemeriksa dan Aparatur

Pengawasan

Inspektorat

Program Peningkatan,

pengembangan dan

pembinaan pengelolaan

keuangan daerah

DPPKAD

Program fasilitas pindah /

purna tugas PNS

BKP2D

Page 166: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Program Pelayanan publik BPBD

Urusan Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa

Program Fasilitas Purna Tugas

Kepala Desa

BPMPD

Urusan Komunikasi Dan

Informatika

Program Pengolahan data dan

informasi elektronik

Kantor PDE

Program Layanan pengadaan

secara elektronik (LPSE)

Kantor PDE

URUSAN PILIHAN

Urusan Pertanian

Program Peningkatan kualitas

SDM Aparatur Perikanan

/peternakan

BPP

5. Meningkatkan Tata

Kehidupan Masyarakat

Yang Agamis, Berbudaya

Dan Harmonis

URUSAN WAJIB

Urusan Sosial,

Ketenagakerjaan dan

Ketransmigrasian

Program Pencegahan Dini dan

Penanggulangan Korban

Bencana Alam

Sosnakertran

s

Page 167: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Program Pelayanan dan

Rehabilitasi Kesejahteraan

Sosial

Sosnakertran

s

Program Bantuan dan Jaminan

Kesejahteraan Sosial

Sosnakertran

s

Urusan Otonomi Daerah,

Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan,

Perangkat Daerah,

Kepegawaian Dan Persandian

Program Peningkatan dan

Pengembangan Nilai

Keagamaan

- Setda

-Kecamatan

Program kemitraan dan

pengembangan wawasan

kebangsaan

Setda

Program Pengembangan dan

peningkatan Nilai Budaya

Kecamatan

Program Pengelolaan

Kekayaan /Keragaman Budaya

Kecamatan

Program Pemeliharaan

Kantramtibmas dan

Pencegahan Tindak Kriminal

Kecamatan

Program peningkatan peran

serta dan Kesetaraan Gender

Dalam Pembangunan

Kecamatan

Kelurahan

Program Pencegahan Dini dan

Penanggulangan Korban

Bencana Alam

BPBD

Urusan Kebudayaan,

Pariwisata, Pemuda Dan

Olahraga

Page 168: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Program Pengembangan dan

peningkatan Nilai Budaya

Disporada

Program Pengelolaan

Kekayaan /Keragaman Budaya

Disporada

Program Pengembangan

Destinasi Pariwisata

Disporada

Urusan Pemberdayaan

Masyarakat Dan Desa

Program Pengembangan dan

peningkatan Nilai Budaya

BPMPD

Urusan Kesatuan Bangsa Dan

Politik Dalam Negeri

Program Pemeliharaan

Kantramtibmas dan

Pencegahan Tindak Kriminal

- Satpol PP

- Kesbang pol

Program peningkatan

keamanan dan kenyaman

lingkungan

- Satpol PP

- Kesbang pol

Program kemitraan dan

pengembangan wawasan

kebangsaan

Kesbang pol

Program Pendidikan Politik

Masyarakat

Kesbang pol

Program Peningkatan

Pemberantasan Penyakit

Masyarakat (Pekat)

Satpol PP

Page 169: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Urusan Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa

Program peningkatan peran

serta dan Kesetaraan Gender

Dalam Pembangunan

BPMPD

Page 170: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

PRIORITAS DAERAH

Rencana program dan kegiatan prioritas daerah Kabupaten Sarolangun Tahun 2016

merupakan uraian yang mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas

daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD)

dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD Tahun 2011-2016. Rencana program dan

kegiatan prioritas daerah yang disusun juga merupakan hasil penyelarasan dan penajaman yang

disepakati bersama melalui tahapan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)

Kabupaten sehingga dapat memberikan manfaat bagi kepentingan masyarakat.

Rencana program dan kegiatan prioritas daerah dikelompokkan menurut

penyelenggaraan urusan pemerintahan yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan.

Penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam

bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas

umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan kualitas

kehidupan masyarakat diwajibkan melalui prestasi kerja dalam mencapai standar pelayanan

minimal sesuai dengan peraturan dan perundangan. Sedangkan urusan pilihan dan urusan

yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama

antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan

dengan ketentuan perundang-undangan.

Program dan kegiatan pada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terdiri dari

semua program dan kegiatan yang berhubungan dengan kelancaran aktivitas pelayanan

publik sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing SKPD. Pada Tahun 2016, masing-

Page 171: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

masing SKPD dalam Kabupaten Sarolangun telah memiliki program dan kegiatan yang

direncanakan sesuai dengan kebutuhan setiap SKPD.

Selanjutnya rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang akan dilaksanakan

oleh masing-masing SKPD yang dibagi menurut per urusan dan per SKPD, sebagaimana

disajikan dalam tabel Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Kabupaten Sarolangun

Tahun 2016 sebagai berikut :

Page 172: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

BAB VI

PENUTUP

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sarolangun Tahun 2016 merupakan

penjabaran ke-lima atau periode akhir dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten Sarolangun Tahun 2011-2016 dalam rangka mewujudkan visi dan misi

jangka menengah Kabupaten Sarolangun. RKPD sebagai dokumen rencana pembangunan daerah

untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas

bidang pembangunan daerah, rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju. RKPD yang disusun

telah selaras dan konsisten dengan prioritas, sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam

RPJMD.

Penyusunan RKPD ini telah dilakukan melalui tahapan rasionalisasi, terintegrasi dan

sinkronisasi dari rencana kerja SKPD, lintas SKPD serta tahapan penyerapan aspirasi masyarakat

melalui forum Musrenbang yaitu diawali dari Musrenbang Desa/Kelurahan, Musrenbang Kecamatan,

kemudian Forum Gabungan SKPD dan Forum Konsultasi Publik, selanjutnya untuk keselarasan dan

penajaman program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah maka dilaksanakan Musrenbang

Kabupaten. Hasil dari kesepakatan Musrenbang Kabupaten ini dijadikan dasar dalam

penyempurnaan RKPD sehingga didapatkan hasil dokumen RKPD yang berkualitas yang ditetapkan

dengan Peraturan Bupati Sarolangun.

RKPD yang telah ditetapkan digunakan sebagai pedoman bagi seluruh Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja SKPD dan acuan bagi seluruh para pelaku

pembangunan (stakeholders). Dan selanjutnya dijadikan landasan penyusunan Kebijakan Umum

Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dalam rangka untuk menyusun

Rancangan APBD Kabupaten Sarolangun Tahun Anggaran 2016.

Page 173: pemerintah kabupaten sarolangun tahun 2015

Untuk dapat tercapainya sasaran dan target kinerja program dan kegiatan mencakup input

(masukan), output (keluaran) dan outcome (hasil) yang telah ditetapkan dalam RKPD ini, diharapkan

kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk dapat melaksanakannya secara bersungguh-

sungguh dan penuh dengan rasa tanggungjawab dengan tetap menerapkan prinsip-prinsip efisien,

efektif, transparan, akuntabel dan partisipatif dalam pelaksanaan program dan kegiatan serta

tetap memperhatikan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing SKPD.

Sarolangun, Mei 2015

BUPATI SAROLANGUN

H. CEK ENDRA