pemeriksaan radiografi intraoral

48
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL Pemeriksaan radiografi intra oral merupakan pendukung utama dari pencitraan bagi dokter gigi umum. Intra oral radiografi dapat dibagi menjadi 3 kategori : proyeksi periapikal, proyeksi bite wing, proyeksi oklusal. Radiografi periapikal harus menunjukan semua gigi termasuk tulang sekelilingnya. Bite wing radiografi hanya menampilkan mahkota gigi dan puncak alveolar yang berdekatan. Oklusal radiografi menunjukan area gigi dan tulang, lebih besar dari radiografi periapikal. Radiografi full mouth set terdiri dari proyeksi periapikal dan bite wing. Proyeksi ini ketika terpapar dengan baik dan diproses benar, dapat memberikan informasi yang cukup untuk melengkapi pemeriksaan klinis. Seperti prosedur klinis, operator jelas harus memahami tujuan radiografi gigi dan kriteria untuk mengevaluasi kualitas radiografi. Radiografi dilakukan jika diagnosa dapat ditegakkan dengan informasi yang diperoleh daro radiograf. Oleh sebab itu, frekuensi dari pemeriksaan radiografi beragam tiap individunya trgantung keadaan dari pasien. Kriteria kualitas

Upload: rieza-adhanti

Post on 01-Jan-2016

496 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

radiografi

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

Pemeriksaan radiografi intra oral merupakan pendukung utama dari

pencitraan bagi dokter gigi umum. Intra oral radiografi dapat dibagi menjadi 3

kategori : proyeksi periapikal, proyeksi bite wing, proyeksi oklusal. Radiografi

periapikal harus menunjukan semua gigi termasuk tulang sekelilingnya. Bite wing

radiografi hanya menampilkan mahkota gigi dan puncak alveolar yang

berdekatan. Oklusal radiografi menunjukan area gigi dan tulang, lebih besar dari

radiografi periapikal.

Radiografi full mouth set terdiri dari proyeksi periapikal dan bite wing.

Proyeksi ini ketika terpapar dengan baik dan diproses benar, dapat memberikan

informasi yang cukup untuk melengkapi pemeriksaan klinis. Seperti prosedur

klinis, operator jelas harus memahami tujuan radiografi gigi dan kriteria untuk

mengevaluasi kualitas radiografi.

Radiografi dilakukan jika diagnosa dapat ditegakkan dengan informasi

yang diperoleh daro radiograf. Oleh sebab itu, frekuensi dari pemeriksaan

radiografi beragam tiap individunya trgantung keadaan dari pasien.

Kriteria kualitas

Setiap pemeriksaan radiografi harus memiliki kualitas diagnose yang

optimal, termasuk didalamnya adalah:

1.      Radiografi harus mencatat daerah yang lengkap pada gambar. Dalam kasus

radiografi periapikal intra oral, seluruh panjang akar dan setidaknya 2mm tulang

periapikal harus terlihat. Jika terdapat kondisi patologis, seluruh lesi dan seluruh

area tulang normal disekitarnya harus terlihat dalam satu radiografi. Jika hal ini

tidak mungkin dicapai pada radiografi periapikal, proyeksi oklusal serta proyeksi

ekstra oral mungkin diperlukan. Pemeriksaan bite wing harus menunjukan setiap

permukaan prokisimal posterior setidaknya sekali.

2.      Radiografi harus memiliki sedikit kemungkinan distorsi. Distorsi kebanyakan

terjadi karena oleh sudut tabung sinar x yang tidak tepat dibandingkan dengan

Page 2: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

struktur dari lengkung yang diperiksa atau posisi reseptor yang tidak tepat.

Perhatian khusus harus diberikan saat memposisikan reseptor dan tabung sinar x

sehingga menghasilkan gambar yang berguna untuk diagnosa.

3.      Radiografi harus memiliki densitas dan kontras yang optimal untuk

memudahkannya interpretasi. Walaupun mA,kVp, dan lamanya waktu pemaparan

merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi densitas dan kontras,

kesalahan dala memproses foto dapat merusak kualitas foto radiograf.

Saat mengevaluasi radiografi dan mempetimbangkan perlutidaknya

dilakukan pemotretan ulang, praktisi harus mempertimbangkan alasan utama

pembuatan gambar. Saat diperlukannya full mouth set foto, pengulangan foto

tidak perlu dilakukan jika terdapat foto yang kurang baik karena masih mungkin

dapat terlihat pada gambaran foto lainnya. Jika yang dilakukan adalah sekali foto

dan terjadi kesalahan sebaiknya dilakukan karena informasi tidak didapat dari foto

sebelumnya.

Radiografi Periapikal

Dua proyeksi intaoral yang sering digunakan untuk mendapatlan foro

periapikal adalah teknik parallel dan bisektris. Banyak ahli lebih memilih

menggunakan teknik parallel karena memiliki kemungkinan distorsi yang lebih

kecil. Teknik parallel merupakan teknik yang paling sesuai bagi foto secara

digital.

Persiapan untuk penyinaran

1.      Siapkan unit untuk penyinaran : tempat hambatan untuk pengendalian infeksi

universal dan memiliki reseptors dan instrumen reseptor-holding siapkan d

samping kursi.

2.      Instruksikan pasien cara duduk : posisi tegak pasien di kursi dengan punggung

dan kepala didukung dan singkat menggambarkan prosedures yang akan

dilakukan. Posisi kursi, untuk rahang atas posisi kursi rendah, sedangkan untuk

rahang bawah posisi kursi tinggi. meminta pasien untuk melepaskan kacamata dan

semua aksesoris dilepas. menggantungkan pasien dengan apron agar tidak terkena

paparan sinar untuk mendapatkan gambaran. atau serangkaian penuh harus

Page 3: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

dilakukan. tidak mengomentari ketidaknyamanan pasien  selama prosedur. jika

tampaknya perlu untuk meminta maaf untuk ketidaknyamanan apapun lakukan 

setelah pemeriksaan.

3.      Cuci tangan dengan bersih, mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir

lebih baik apabila mencuci tangan di depan pasien atau setidaknya di daerah di

mana pasien dapat mengamati atau menyadari operator menjaga kebersihan

dengan mencuci tangan atau mengenakan sarung tangan sekali pakai.

4.      Periksa rongga mulut, sebelum menempatkan setiap reseptor di mulut, memeriksa

gigi untuk memperkirakan kecenderungan pada  aksial, yang mempengaruhi

penempatan reseptor. perhatikan juga penghalang tori atau penempatan lain yang

memodifikasi reseptor.

5.      Sesuaikan setting mesin x-ray. Set mesin x-ray dengan kVp, mA dan waktu

paparan yang sesuai. Biasanya hanya waktu paparan yang disesuaikan

berdasarkan anatomi gigi yang akan di foto.

6.      Posisikan kepala tabung, menggeser dan menempatkan kepala tabung untuk sisi

yang akan diperiksa sehingga siap untuk posisi akhir setelah reseptor telah

ditempatkan di mulut.

7.      Posisikan reseptor, masukkan ke dalam perangkat  posisi reseptor dan memegang

perangkat di wilayah mulut pasien untuk diperiksa, tempatkan reseptor sejauh

mungkin dari gigi. hal ini memberikan ruang maksimal tersedia di garis tengah

dari pelat dan kedalaman terbesar menuju pusat lantai mulut.

Gambar 1. Foto full mouth set terdiri dari 17 foto periapikal dan empat foto

bitewing.

Box 9.1 Proyeksi

Anterior periapikal

Insisiv central rahang atas : satu proyeksi

Insisiv later rahang atas : dua proyeksi

Caninus rahang atas : dua proyeksi

Insisiv centrolateral rahang bawah : dua proyeksi

Caninus rahang bawah : dua proyeksi

Page 4: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

Posterior periapical

Premolar rahang atas ; dua proyeksi

Molar rahang atas : dua proyeksi

Jika d perlukan distal molar rahang atas : dua proyeksi

Premolar rahang bawah ; dua proyeksi

Molar rahang bawah : dua proyeksi

Jika d perlukan distal molar rahang bawah : dua proyeksi

Bitewing

Premolar : dua proyeksi

Molar dua proyeksi

Teknik parallel

Gambar 2. Teknik parallel

Konsep utama dari teknik parallel (sering disebut sebagai right-angle atau

long-cone technique) adalah reseptor x-ray didukung parallel terhadap sumbu

panjang gigi dan sinar pusat dari tabung x-ray diarahkan langsung pada gigi dan

reseptor. Orientasi dari reseptor, gigi dan sinar pusat meminimalisasi distorsi

geometri dan menghasilkan gigi dan tulang pendukung dalam relasi anatomi yang

sebenarnya. Untuk mengurangi distorsi geometri, sumber x-ray harus berada di

relative jauh dari gigi. Penggunaan sumber sinar yang jauh-terhadap-objek

mengurangi bayang semu dari focal spot, meningkatkan ketajaman gambar, dan

memberikan hasil gambar dengan pembesaran yang minimal. Metode parallel

bekerja baik bagi film, ccd atao CMOS sensor, atau storage phosphore plates.

Reseptor-holding instrument (alat pemegang reseptor)

Gunakan instrument untuk mendapatkan posisi yang akurat dari reseptor

di dalam mulut pasien. Banyak dari holders merupakan jenis dpesifik bagi

beberapa merk sensor digital, storage phosphor plates, atau film. Penting untuk

menggunakan alat pemegang reseptor yang memiliki guding ring pada bagian

Page 5: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

eksternal. Guiding ring ini digunakan untuk meluruskan silinder x-ray yang dituju

dan memastikan reseptor dan gigi tegak lurus terhadap tabung sinar. Alat ini harus

digunakan dengan kolimator persegipanjang untuk mengurangi paparan terhadap

pasien.

Penempatan reseptor

Untuk mendapatkan gambaran yang terbaik, reseptor harus berada pada

posisi parallel terhadap gigi dan berada dalam mulut pasien. Hal ini sangat penting

saat sensor kaku digunakan karena sensor tersebut lebih besar dari film. Untuk

penyinaran rahang atas, batas superior dari reseptor secara umum terletak pada

palatal vault di garis tengah. Sama seperti rahang atas, pada penyinaran rahang

bawah, reseptor harus digunakan untuk memindahlkan lidah ke posterior atau

kedepan garis tengah untuk memungkinkan batas inferior dari resptor terletak da

dasar mulut jauh dari mukosa pada permukaan lingual dari mandibula. Terutama

untuk sensor digital, penerimaan pasien dan kenyamanan terbaik dapat tercapai

saat reseptor ditempatkan ditengah mulut.

Gambar 3. Receptor holding instrument

Penentuan sudut dari tube head

Orientasi dari mesin x-ray silinder yang dituju pada bidang vertical dan

horizontal harus sesuai untuk meluruskan dengan aiming ring. Arah horizontal

dari tabung memiliki pengaruh yang besar terhadap derajat dari overlapping

gambar pada mahkota di daerah interproximal.

TEKNIK BIDANG BAGI (BISEKTRIS)

Gambar 4. Overlapping mahkota karena arah yang salah dari sinar x senral

Gambar 5. Teknik bisektris

Teknik bisektris atau teknik bidang bagi gigi disebut juga Short Cone Periapical

Technique atau bisecting angle karena menggunakan jarak antara sumber sinar x

dengan film 8 inci atau 20 cm (Mason, 1977; Frommer, 1981). Teknik ini

Page 6: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

merupakan teknik pemotretan dengan menggunakan sudut vertical sedemikian

rupa sehingga sinar x pusat jatuh tegak lurus pada garis bagi sumbu panjang gigi

dan film (Frommer, 1981).

Prinsip teknik bisektris berdasarkan teori geometri yang menyatakan bahwa dua

segitiga akan sama bila memiliki dua sudut dan satu sisi yang sama besar, maka

segitiga ACB dan ACD adalah sama besar.

Pada tahun 1907, Ciezynski menerapkan prinsip tersebut, yang dikenal sebagai

Rule of Isometry. Rule of Isometri adalah dua buah segitiga membentuk sudut

sama besar yang dibentuk oleh sumbu panjang gigi, bidnag film, dan bidang

bisektris. Pusat sinar x harus diarahkan melalui apeks dan tegak lurus pada bidang

bisektris.

Penentuan posisi kepala

Gigi dan processus alveolaris merupakan bagian dari tulang muka dan juga

merupkana komponen tetap dari tengkorak. Jika posisi kepala sudah stabil,posisi

gigi otomatis juga akan tetap. Pada saat persiapan pemotertan terlebih dahulu

harus ditetapkan posisi kepala sebagai berikut:

Bidang vertical: posisi kepala bersandar pada sandaran kepala sedemikian rupa

sehingga bidang sagital tegak lurus pada lantai.

Bidang horizontal atau bidnag oklusal: untuk pemotretan rahang atas, kepala

pasien diatur sedemikian rupa sehingga dapat ditarik garis khayal dari cuping

hidung ke tragus dari telinga yang sejajar dengan lantai. Punggung kursi harus

ditegakkan agar kepala dapat membentuk posisi ini. Pandangan lurus ke depan.

Letakkan bantalan busa jika dibutuhkan antara kepala dan sandaran kursi. Untuk

pemotertan rahang bawah, turunkan kursi kembali dan angkat dagu pasien

sehingga dapat dibuat garis khayal dari sudut mulut ke tragus di telinga yang

sejajar dengan lantai. Kedua garis horizontal ini merupakan garis dasar dalam

menentukan sudut tabung pesawat  sinar x dan harus diperiksa kembali setelah

peletakkan film dalam rongga mulut. Posisi kepala ini tidak boleh berubah selama

dilakukan pemotretan (Mason, 1977).

Page 7: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

Penempatan film roentgen

Penempatan film rontgen yang tepat merupakan hal yang sangat penting dalam

penggunaan teknik bisektris. Penempatan film yang benar dapat dibantu dengan

pembuatan garis bantu yang dibuat pada sampul film.

Pada film periapikal yang digunakan untuk memotret gigi-gigi pada regio anterior

(incisive dan caninus) rahang atas dimana film diletakkan secara vertical maka

dibuat garis vertical pada sisi panjang film yang membagi film menjadi 2 bagian

kiri dan kanan. Untuk film yang digunakan pada pemotretan gigi-gigi regio

posterior dan anterior rahang bawah dimana film akan diletakkan secara

horizontal dalam mulut, garis bantu dibuat tegak lurus pada sumbu panjang film.

Garis bantu ini pada saat penempatan diletakkan di tengah dari daerah yang akan

difoto.

Penempatan film dalam arah tingginya diletakkan 1/8 sampai ¼ inci di atas dan di

bawah garis oklusal dengan bagian sensitive menghadap ke gigi. Film kemudian

ditahan di tempatnya dengan menggunakan ibu jari atau telunjuk.

Penentuan titik penetrasi

Titik penetrasi adalah suatu titik yang merupakan proyeksi dari apeks gigi yang

berguna untuk mengarahkan pusat sinar x pada apeks gigi.

Penentuan titik penetrasi ini diawali dengan pembuatan garis khayal, untuk rahang

atas ditarik garis dari fosa nasalis ke tragus telinga, lalu dibuat garis tegak lurus

untuk masing-masing jenis gigi yaitu:

Titik penetrasi incisive pusat dan lateral terletak pada fosa nasalis.

Titik penetrasi caninus pada ala nasi (cuping hidung).

Titik penetrasi premolar pertama pada perpotongan garis dari garis dan pupil

mata.

Titik penetrasi premolar ke dua ditemukan dengan menarik ½ cm ke distal dari

titik penetrasi gigi molar pertama.

Titik penetrasi molar pertama berada pada perpotongan garis dari sudut terluar

mata.

Page 8: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

Titik penetrasi molar ke dua ditemukan 1 cm ke distal dari titik penetrasi molar

pertama.

Titik penetrasi molar ke tiga 2 cm ke distal dari titik penetrasi molar pertama.

Garis vertical yang sama untuk gigi-gigi rahang bawah, dimana titik-titik

penetrasi gigi-gigi rahang baah didapatkan pada perpotogan garis-garis vertical

tersebut dengan garis khayal rahang bawah yaitu pada ± ¼ inci ( ½ ) di atas batas

terbawah mandibula ditarik kearah belakang sejajar tepi mandibula (Mc. Call &

Wall, 1957).

Penentuan sudut tabung sinar x

Sudut tabung sinar x yang harus ditentukan ada dua yaitu sudut vertical dan sudut

horizontal.

Sudut vertical adalah sudut dari tabung pesawat sinar x terhadap bidang

horizontal. Sudut yang berada di atas bidang horizontal disebut sudut vertical

positif dan sudut yang berada di bawah garis horizontal disebut sudut vertical

negative.

Untuk geligi yang berada di rahang atas, tabung sinar x berada di atas garis

oklusal (bidang horizontal disebut bersudut 0°), jadi digunakan sudut vertical

positif (+). Sedangkan untuk pemotretan geligi pada rahang bawah, tabung sinar x

berada di bawah garis oklusal sehingga sudutnya adalah sudut vertical negatif (-).

Sudut horizontal adalah sudut yang dibentuk tabung pesawat sinar x dengan

bidang sagital kepala (O’Brien, 1977).

Teknik parallel – penyinaran insisiv pusat rahang atas

Cakupan gambar. Gambaran yang terlihat pada radiografi ini kedua insisiv pusat

dan daerah periapikalnya.

Penempatan reseptor. Tempatkan reseptor no.1 di daerah premolar kedua atau

molar pertama untuk mendapatkan keuntungan dari ketinggian palatal sehingga

Page 9: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

seluruh gigi dapat terproyeksikan. Reseptor dtempatkan pada garis tengah

palatum.

Proyeksi pusat sinar.Sinar pusat langsung melalui titik kontak insisiv pusat dan

tegak lurus pada bidang reseptor dan akar gigi.

Titik penyinaran. Titik penyinaran dari sinar pusat berada pada bibir atas, di garis

tengah tepat dibawah septumnasal.

Cakupan gambar. Proyeksi ini memprlihatkan insisiv lateral dan daerah

periapikalnya tepat ditenga foto radiograf. Termasuk didalamnya interprosimal

area dan distal dari insisiv pusat.

Penempatan reseptor. Tempatkan reseptor didalam rongga mulut parallel dengan

sumbu panjang gigi dan bidang mesio-distal dari insisiv lateral.

Proyeksi pusat sinar. Sinar pusat langsung menembus bagian tengan dari insisiv

lateral.

Titi penyinaran. Arah dari sinar pusat berada pada bibir sekitar 1 cm dari garis

tengah.

Teknik parallel – penyinaran kaninus rahang atas

Cakupan gambar. Proyeksi ini memberikan gambaran seluruh kaninus dan daerah

periapikalnya.

Penempatan reseptor. Tempatkan reseptor no.1 pada palatum, sejauh mungkin

dari gigi. Tempatkan reseptor dengan ujung anteriornya ditengah-tengah dari

insisiv lateral dan sumbu panjangnya parallel dengan sumbu panjang kaninus.

Proyeksi pusat sinar. Posisikan memegang instrument sehingga sinar melalui

daerah kontak mesial dari kaninus. Jangan mencoba untuk membuka daerah

kontak distal.

Titik penyinaran. Sinar pusat langsung menembus eminensia kaninus. Titik masuk

akan berada pada perbatasan dari distal dan inferior ala nasi.

Teknik parallel – penyinaran premolar rahang atas

Page 10: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

Cakupan gambar. Radiografi dari regio ini termasuk gambaran distal kaninus dan

premolar, dengan ruang setidaknya untuk molar pertama.

Penempatan reseptor. Tempatkan reseptor No.2 di dalam mulut dengan sumbu

panjang parallel dengan bidang oklusal dan berada pada garis tengah dan dekat

dengan garis tengah palatal. Paket harus diperluas jauh kedepan untuk menutupi

setengah distal dari kaninus. Hal ini juga termasuk premolar dam molar pertama

dan juga mungkin bagian mesial dari molar kedua. Bidang reseptor harus berada

dalam posisi hampir vertikal untuk menyesuaikan dengan sumbu panjang gigi

premolar. Posisikan alat pemegang reseptor sehingga sumbu panjang reseptor

parallel dengan titik tengah bidang bukal dari premolar. Hal ini menyebabkan

sudut horizontal yang sesuai.

Penyinaran sinar pusat. Sinar pusat langsung tegak lurus dengan reseptor. Sudut

horizontal dari pemegang instrumen harus sesuai untuk menghasilkan sinar yang

pas melalui area interproximal antara premolar pertama dan kedua.

Titik penyinaran. Letakkan pemegang instrument sehingga sinar pusat melalui

bagian tengah dari akar premolar kedua. Titik ini biasanya berada dibawah pupil

mata.

Teknik parallel – penyinaran molar rahang atas

Cakupan gambar. Radiografi pada regio ini memperlihatkan gambaanr dari distal

premolar kedua, tiga molar permanen rahang atas, dan sebagian dari tuberositas

maksila pada area yang sama dengan reseptor walaupun sebagian atau seluruh

molar hilang. Jika molar ketiga berada dalam posisi impaksi ada area lain selain

daerah tuberositas, miring kearah distal atau proyeksi ekstraoral ( panoramic atau

oblique lateral jaw view) diperlukan.

Penempatan reseptor. Saat menempatkan reseptor no. 2 untuk penyinaran ini,

posisi dimensi lebar dari reseptor hampir horizontal untuk meminimalkan

mengenai palatum dan dorsum lidah. Saat reseptor berada pada regio yang akan

diperiksa, putar sehingga berada pada posisi yang tepat dengan gerakan yang

lembut dan tegas. Gerakan ini penting untuk menghindari reflex muntah, dan

Page 11: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

gerakan yang tegas oleh operator dapat meningkatkan percaya diri pasien.

Tempatkan reseptor sejauh mungkin kearah posterior sehingga menutupi molar

pertama, kedua, ketiga, dan sebagian tuberositas. Batas anterior hanya menutupi

bagian distal dari premolar kedua. Untuk menutup molar dari mahkota hingga

apikal, tempatkan reseptor pada garis tengah dari palatum. Pada posisi ini

seharusnya tersedia ruangan untuk mengorientasikan reseptor parallel dengan gigi

molar. Rotasi mesial atau distal dari alat pemegang reseptor harus dipastikan

parallel antara sumbu panjang reseptor dengan titik tengah bidang bukal dari gigi

molar (untuk menghasilkan sudut horizontal yang sesuai). Palatum yang dangkal

mengharuskan dilakukannya tipping ringan dari penegang reseptor untuk

menghindari bengkoknya reseptor.

CATATAN: Dalam beberapa kasus ukuran mulut (panjang lengkung)tidak

memungkinkan reseptor (alat pemegang) ditempatkan sejauh mungkin kearah

posterior seperti yang disarankan untul proyeksi molar. Bagaimanapun, dengan

menempatkan alat pemegang reseptor sehingga garis arah ring tabung atau

pelindung wajah berada dibelakang cantus eksternal mata, molar dan bagian dari

tuberositas biasanya dapat terlihat pada gambaran proyeksi molar.

Proyeksi pusat sinar. Sinar pusat langsung tegak lurus dengan reseptor. Sesuaikan

sudut horizontal dari alat pemegang instrumen langsung dengan sinar pada sudut

yang sesuai ke permukaan bukal dari gigi molar.

Titik prnyinaran.Titik masuk dari sinar pusat harus berada pada pipi dibawah

cantus external mata dan tulang pipi (zygoma) berada pada posisi molar kedua

rahang atas.

Teknik parallel – penyinaran maxillary distal oblique molar

Cakupan gambar. Proyeksi ini memberikan gambaran dari area tuberositas

maksila lebih posterior dibandingkan biasanya yang terlihat pada proyeksi molar.

Hal ini memungkinkan terdeteksinya atau terevaluasinya gigi yang impaksi atau

keadaan patologis tulang pada area ini.

Penempatan reseptor. Posisi alat pemegang resptor no.2 pada daerah molar dari

maksila dan putar kearah distal, sesuaikan sudut reseptor disebrang garis tengah

sehingga batas posterior berada jauh dari gigi yang dituju dan batas anterior

Page 12: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

berada dekat dengan molar pada sisi yang akan diambil gambar radiografinya.

Posisikan reseptor ini dengan gerakan yang tepat untuk meminimalkan

ketidaknyamanan pasien.

Proyeksi pusat sinar. Sinar pusat langsung dari arah posterior melalui regio molar

ketiga dan tegak lurus reseptor, memproyeksikan objek posterior lebih ke anterior

pada reseptor.

Titik penyinaran. Sinar pusat memasuki regio molar ketiga tepat dibawah

pertengahan zygomatic arch, distal ke arah lateral canthus mata.

CATATAN: Terkadang pasien yang hipersensitif,muntah saat reseptor

ditempatkan pada proyeksi molar rahang atas biasa. Walaupun begitu, jika

proyeksi modified distal oblique digunakan, menggerakan batas posterior dari

reseptor ke arah median secara berkala tidak terlalu mengganggu pasien, dan akan

dihasilkan gambar dengan kenyamanan yang didapatkan pasien. Reaksi pasien

yang tenang mengindikasikan rotasi yang sesuai telah dicapai. Walaupun gerakan

ini dapat menghasilkan overlapping dari area molar yang berkontak, permukaan

ini akan terlihat pada proyeksi bitewing. Overlapping ringan dari area yang

berkontak lebih baik daripada tidak ada gambaran radiografi.

Teknik parallel – penyinaran centrolateral rahang bawah

Cakupan gambar. Bagian tengah dari insisiv pusat dan lateral mandibula dan

daerah periapikal pada reseptor. Karena daerah pada area ini secara terbatas,

gunakan dua atau reseptor periapikal yang lebih sempit untuk inisisiv untuk

menghasilkan cakupan yang baik dengan ketidaknyamanan yang minimal.

Sebagai tambahan, area kontak insisiv terlihat lebih baik dalan dua reseptor yang

lebih sempit karena sudut dari sinar pusat dapat disesuaikan untuk area kontak

pada tiap sisinya.

Penempatan reseptor. Tempatkan dimensi panjang dari resptor no.1 secara vertikal

dibelakang dari insisiv pusat dan lateral dengan area kontak berada di tengah dan

batas bawah dibawah lidah. Posisikan reseptor kea rah posterior sejauh mungkin,

biasanya antara kedua premolar. Reseptor berada di dasar mulut sebagai fulcrum,

ujung dari instrument menurun hingga reseptor-holder bite-blok berada di atas

insisiv. Intruksikan pasien untuk menutup mulut secara perlahan dan dasar mulur

Page 13: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

berada dalam posisi rileks, putar instrument menggunakan gigi sebagai fulcrum

untuk meluruskan reseptor sehingga menjadi lebih parallel dengan gigi.

Proyeksi pusat sinar. Orientasikan sinar pusat melaui ruang interproksimal antara

insisiv pusat dan lateral.

Titik penyinaran. Sinar pusat masuk dibawah bibir bawah sekitar 1 cm ke lateral

dari garis tengah.

Teknik parallel – penyinaran kaninus rahang bawah

Cakupan gambar. Gambar ini menunjukkan seluruh kaninus mandibula dan erea

periapikalnya. Terbuka pada area kontak mesialnya. Erea kontak distal terlihat

dalam proyeksi lain.

Penempatan reseptor. Tempatkan reseptor no.1 di dalam mulut dengan sumbu

panjang secara vertical dan kaninus berada di tengah reseptor. Letakkan sejauh

mungkin kea rah lingual yang dapat ditoleransi oleh lidah dan kontralatral dari

prosesus alveolaris, dengan sumbu panjang parallel dan segaris dengan kaninus.

Instrumern harus menyentuh bite-blok diatas kaninus sebelum pasien diminta

untuk menutup mulut.

Proyeksi pusat sinar. Arahkan pusat sinar tepat melalui kontak mesial gigi caninus

tanpa memperhatikan kontak distal.

Titik penyinaran pada dekat ala nasi, di atas posisi gigi caninus, dan sekitar 3cm

dari batas inferior mandibula.

Proyeksi Premolar Rahang Bawah

Cakupan gambar. Gambar radiografi dari daerah ini harus mencakup bagian distal

caninus, kedua gigi premolar, dan gigi molar pertama.

Penempatan reseptor. Tempatkan reseptor No. 2 ke mulut dengan posisi

mendekati horizontal. Letakkan tepinya pada dasar mulut di antara lidah dan gigi

dengan batas anterior kurang lebih pada garis tengah gigi caninus. Tempatkan

reseptor jauh dari gigi agar dapat ditempatkan pada bagian yang lebih dalam pada

mulut. Menempatkan reseptor menghadap ke garis tengah juga menyediakan

ruang yang lebih banyak pada batas anterior reseptor. Cegah batas anterior

menyentuh gingiva cekat pada bagian lingual rahang bawah yang sangat sensitif.

Page 14: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

Proyeksi pusat sinar. Posisi penahan reseptor untuk memproyeksikan pusat sinar

melalui area premolar kedua-molar. Sudut vertical harus kecil, separalel mungkin

dengan occlusal plane, untuk mengupayakan agar reseptor separalel mungkin

dengan sumbu panjang gigi. Atur sudut horizontal dan penempatan penahan

reseptor untuk mengarahkan sinar tepat pada titik kontak premolar.

Titik penyinaran ialah di bawah pupil mata pada 3 cm di atas batas inferior rahang

bawah.

Proyeksi Molar Rahang Bawah

Cakupan Gambar. Gambaran radiografi pada regio ini harus mencakupi

permukaan distal gigi premolar kedua dan ketiga gigi molar tetap. Pada kasus

impaksi gigi molar ketiga atau kondisi patologis pada distal molar ketiga, dapat

dibutuhkan pemeriksaan radiografi lain, seperti radiografi ekstra oral (contohnya

panoramix) untuk mendapat gambar yang lebih adekuat. Jika area molar berupa

edentulous, tempatkan reseptor cukup jauh ke posterior agar pemeriksaan

mencakup area retromolar.

Penempatan reseptor. Tempatkan reseptor No. 2 pada mulut dengan posisi

mendekati horizontal. Putar tepi inferior ke bawah lateral lidah. Batas anterior

reseptor diletakkan kurang lebih pada garis tengah gigi premolar kedua. Pada

kebanyakan kasus, lidah mendorong reseptor mendekati prosesus alveolaris dan

molar, sehingga sulit untuk paralel dengan sumbu panjang gigi atau dengan

occlusal plane.

Proyeksi pusat sinar. Penempatan posisi penahan reseptor yang memungkinkan

untuk mengarahkan pusat sinar melalui gigi molar kedua. Atur sudut horizontal

untuk mengarahkan sinar melalui area kontak.

Titik penyinaran. Arahkan titik penyinaran di bawah batas terluar mata dan sekitar

3 cm di atas batas inferior rahang bawah.

Proyeksi Distal Oblique Molar Rahang Bawah

Cakupan gambar. Proyeksi distal oblique mencakupi gigi molar ketiga dan area

retromolar rahang bawah yang sering tidak terlihat pada proyeksi gigi molar.

Pemeriksaan ini terutama lebih cenderung digunakan untuk mendeteksi gigi

Page 15: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

impaksi atau kondisi patologis tulang pada daerah ini daripada pemeriksaan gigi

tersebut.

Penempatan reseptor. Tempatkan penahan reseptor pada dasar mulut di antara

lidah dan prosesus aveolaris paralel dengan sumbu panjang gigi molar.

Tempatkan instrument seposterior mungkin dan letakkan bagian posterior reseptor

pada garis tengah.

Proyeksi pusat sinar. Posisi penahan instrument harus memungkinkan agar

gambar mencakup gigi molar ketiga dan bagian yang lebih posterior dari gigi

tersebut.

Titik penyinaran. Titik penyinaran kurang lebih 3 cm dari batas inferior rahang

bawah, disesuaikan dengan garis batas ramus mandibula.

Penempatan Sudut Head Tube

Sudut horizontal. Ketika penahan reseptor dengan beam-localizing ring

digunakan, instrument diletakkan secara horizontal, sehingga ketika tube

diluruskan dengan ring, pusat sinar melewati langsung titik kontak pada region

yang akan dilakukan pemeriksaan. Jika penahan receptor tidak memiliki fitur

beam-localizing, tube diarahkan tepat melalui titik kontak. Pada kondisi seperti

ini, paparan radiasi ini juga akan terpusat pada reseptor.

Sudut vertikal. Pada praktiknya, tujuan klinisi ialah untuk memaparkan pusat

sinar-x pada sudut yang benar ke permukaan bisektris, yaitu garis yang dibentuk

oleh sudut antara receptor dengan sumbu panjang gigi. Prinsip ini bekerja dengan

baik untuk struktur dua dimensi, tetapi untuk gigi dengan akar lebih dari satu,

menunjukkan kecenderungan untuk terjadinya distorsi. Sedut vertical yang terlalu

besar menghasikan gambar yang mengalami pemendekan, sedangkan sudut yang

terlalu kecil menghasilkan pemanjangan gambar. Sudut yang harus dibentuk

bervariasi tergantung variasi anatomi yang akan dilakukan pemeriksaan. Ukuran

rata-rata kebanyakan orang dapat digunakan sebagai pedoman ketika occlusal

plane paralel dengan dasar mulut.

PEMERIKSAAN BITEWING

Radiografi bitewing (sering disubut juga interproximal) mencakup

mahkota gigi rahang atas dan bawah serta ouncak tulang alveolarnya.

Page 16: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan gambaran karies interproksimal pada tahap

awal sebelum karies dapat terlihat secara klinis. Pemeriksaan radiografi ini jga

dapat memperlihatkan karies sekunder di bawah restorasi, yang mana sering tidak

terdeteksi pada pemeriksaan radiografi periapikal. Pemeriksaan radiografi

bitewing juga berguna untuk melihat kondisi jaringan pendukung gigi.

Pemeriksaan ini memperlihatkan gambaran puncak tulang alveolar dengan baik

dan dapat mendeteksi adanya penurunan tinggi tulang alveolar dengan

membandingkan dengan gigi yang berdekatan. Sebagai tambahan, karena sudut

proyeksi dilewatkan langsung pada interproximal, pemeriksaan ini juga efektif

untuk mendeteksi adanya kalkulus pada area interproximal (karena memiliki

radiodensitas yang relative rendah, kalkulus lebih jelas terlihat secara radiografis

dengan paparan yang dikurangi). Sumbu panjang receptor bitewing biasaya

diletakkan secara horizontal, tetapi juga dapat diletakkan secara vertikal.

Receptor Bitewing Horizontal

Untuk mendapatkan karakteristik yang diinginkan untuk pemeriksaan

bitewing, paparan harus diarahkan secara hati-hati ke antara gigi dan paralel

dengan occlusal plane. Area dimana receptor atau penahan receptor dilketakkan di

mulut, area tersebut yang akan tercakup dalam hasil gambaran radiografi.

Beberapa perbedaan dapat terjadi pada pemaparan antara rahang atas dan bawah.

Ketika sinar memapar langsung pada kontak premolar rahang bawah, overlap

yang terjadi pada premolar rahang atas minimal atau bahkan tidak ada. Sudut

horizontal sangat menentukkan terjadinya overlapping tersebut. Sudut kontak

molar pertama dan kedua rahang atas pada umumnya lebih ke anterior

dibandingkan kontak molar pertama dan kedua rahang bawah. Silinder

diposisikan kurang lebih 10 derajat untuk mendapat paparan yang paralel dengan

occlusal plane (occlusal dento-enamel junction-DEJ). Hal ini meminimalisasi

terjadinya overlap pada kedua cusp yang berlawanan sehingga memungkinkan

deteksi awal lesi pada bagian oklusal gigi.

Instrumen XCP bitewing memiliki external guide ring untuk

memposisikan head tube. Hal ini mengurangi kemungkinan terjadinya cone cut.

Page 17: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

Unutk memposisikan XCP dengan benar, guide bar ditempatkan paralel dengan

gigi yang akan diperiksa.

Kedua radiografi bitewing posterior, untuk gigi premolar dan molar,

direkomendasikan untuk masing-masing kuadran. Bagaimnapun, untuk anak-anak

berusia 12 tahun atau kurang, satu reseptor bitewing (No. 2) mencukupi. Proyeksi

premolar harus mencakupi bagian distal gigi caninus dan mahkota gigi-gigi

premolar. Karena gigi caninus rahang bawah pada umumnya terletak lebih mesial

dari gigi caninus rahang atas, maka biasanya gigi caninus rahang bawah dijadikan

pedoman untuk menempatkan reseptor bitewing premolar. Reseptor bitewing

molar ditempatkan 1 atau 2mm dari gigi molar paling distal yang telah erupsi

(pada rahang atas mapun rahang bawah).

Reseptor Bitewing Vertikal

Receptor bitewing vertikal biasanya digunakan pada pasien yang

mengalami bone loss sedang sampai berat. Prinsip penempatan receptor dan

orientasi paparan sinar kurang lebih sama dengan proyeksi bitewing horizontal.

Proyeksi Bitewing Premolar

Cakupan gambar. Proyeksi ini harus meliputi bagian distal dari gigi caninus dan

mahkota gigi-gigi premolar rahang atas maupun bawah.

Penempatan receptor. Tempatkan receptor di antara gigi dan lidah, cukup jauh

dari permukaan lingual gigi untuk mencegah interferensi palatum saat menutup

mulut dan posisi paralel dengan sumbu panjang gigi. Batas anterior receptor harus

diletakkan di luar area kontak gigi caninus rahang bawah dengan premolar

pertama. Tahan receptor di tempatnya sampai pasien benar-benar menutup

mulutnya. Menahan receptor ketika penutupan mencegah bergeraknya receptor

lebih ke arah distal.

Proyeksi pusat sinar. Sesuaikan sudut horizontal cone dengan proyeksi central ray

ke pusat reseptor melalui daerah kontak premolar. untuk mengkompensasi sedikit

Page 18: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

inklinasi pada reseptor terhadap mukosa palatal, sudut vertikal sebaiknya sekitar

5 derajat.

Titik penyinaran. identifikasi titik penyinaran dengan meretraksi pipi dan

memastikan bahwa central ray akan masuk garis oklusi pada titik kontak antara

premolar kedua dan molar kesatu.

Proyeksi bitewing molar

Cakupan gambar. proyeksi ini memperlihatkan permukaan distal erupsi molar

yang paling belakang dan mahkota dari molar rahang atas dan rahang bawah.

karena daerah kontak molar rahang atas dan bawah ada kemungkinan untuk tidak

terbuka dari sudut horizontal yang sama, jadi dapat tidak terlihat oleh satu

reseptor. pada kasus ini diharapkan dapat membuka kontak molar rahang atas

karena kontak molar mandibula biasanya mebuka pada reseptor periapikal.

Penempatan reseptor. tempatkan reseptor diantara lidah dan gigi, sejauh mungkin

untuk menghindari kontak gusi cekat yang sensitif. magin distal pada reseptor

sebaiknya diperpanjang 1 sampai 2 mm dari erupssi molar yang paling belakang.

ketika menggunaakan XCP, sesuaikan sudut horizontal dengan menempatkan

guide bar sejajar dengan arah central ray untuk membuka daerah kontak antara

molaar pertaama daan molar kedua.

Proyeksi pusat sinar. proyeksikan central ray ke pusat reseptor dan melalui kontak

molar rahang atas pertama dan kedua. belokkan central ray sedikit dari anterior

karena kontak molar biasanya tidak berorientasi pada sudut yang benar pada

permukaan bukal dari geligi ini. disarankan sudut vertikal 10 derajat.

Titik penyinaran. central ray harus masuk pipi di bawah lateral canthus mata pada

tingkatan bidang oklusal.

Proyeksi oklusal maksila anterior

Cakupan gambar. primary field pada proyeksi ini mencakup aterior maksila dan

pertumbuhan giginya dan dasar anterior fossa nasal dan gigi dari kaninus ke

kaninus lainnya.

Penempatan reseptor. atur kepala pasien sehingga bidang sagital tegak lurus dan

bidang oklusal sejajar lantai. tempatkan reseptor pada mulut dengan sisi paparan

terhadap maksila, dengan batas posterior menyentuh rami, dan dimensi panjang

Page 19: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

pada reseptor tegak lurus bidang sagital. pasien menstabilkan reseptor dengan

menutup mulut atau dengan menggunakan tekanan bilateral ibu jari.

Proyeksi pusat sinar. orientasikan central ray melalui ujung hidung terhadap

tengah reseptor dengan kira-kira 45 derajat sudut vertikal dan 0 derajat sudut

horizontal.

Titik penyinaran. central ray masuk arah wajah pasien kira-kira melalui ujung

hidung.

Proyeksi oklusaal maksila cross-sectional

Cakupan gambar. proyeksi ini memperlihatkan palatum, processus zygomatikum

pada maksila, bagian anteroinferiorpada setiap antrum, canal nasolacrimal, gigi

molar kedua sampai ke molar kedua lainnya, dan nasal septum.

Penempatan reseptor. dudukkan pasien dengan bidang sagital tegak lurus lantai

dan bidang oklusal horizontal. tempatkan reseptor dengan dimensi panjang tegak

lurus bidang sagital, menyilang di mulut. dorong reseptor ke belakang sampai

berkontak dengan batas anterior ramus mandibula. pasien menstabilkan reseptor

dengan menutup mulutnya.

Proyeksi pusat sinar atur central ray pada sudut vertikal 65 derajat dan sudut

horizontal 0 derajat, pada batang hidung tepat di bawah nasion, terhadap tengah

reseptor.

Titik penyinaran secara umum, central ray masuk arah wajah pasien melalui

batang hidung.

Proyeksi oklusal maksila lateral

Cakupan gambar. proyeksi ini menun jukan kuadran alveolar ridge maksila, aspek

inferolateral pada antrum, tuberositas, geligi dari lateral gigi seri sampai molar

Page 20: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

ketiga pada sisi kontralateral. tambahan pula, prosessus zygomaticus pada

superimpose maksila yang melebihi akar pada gigi molar.

Penempatan reseptor. tempatkan reseptor dengan sumbu panjang sejajar bidang

sagital dan pada sisi yang penting, dengan sisi tabung ke arah sisi maksila yang

dipertanyakan. dorong reseptor ke posterior saampai menyentuh ramus. posisi

batas lateral sejajar dengan permukaan bukal paada gigi posterior, diperpanjang ke

lateral sekitar 1 cm melewati bukal cusp. minta pasien untuk menutup dan

memegang reseptor pada posisinya.

Proyeksi pusat sinar. orientasikan central ray dengan sudut vertikal 60 derajat,

untuk titik 2 cm di bawah laateral canthus mata, arahkan menuju pusat reseptor.

Titik penyinaran. central ray masuk paada titip sekitar 2 cm di bawah lateral

canthus mata.

Proyeksi oklusal anterior mandibula

Cakupan gambar. proyeksi ini termasuk bagian anterior mandibula, pertumbuhan

gigi dari kaninus ke kaninus lainnya, batas cortical inferior mandibula.

Penempatan reseptor. tempatkan pasien miring ke belakang sehingga bidang

oklusal 45 derajat dari garis horizontal. tempatkan reseptor daalam mulut dengan

sumbu panjang tegak lurus bidang sagital dan dorong ke opsterior sampai

menyentuh ramus. pusatkan reseptor dengan bagian tabung di bawah dan minta

pasien untuk menggigit ringan untuk menetapkan posisi reseptor.

Proyeksi pusat sinar orientasikan central ray dengan sudut -10 derajat melalui titik

dagu ke arah tengah reseptor.

Titik penyinaran. point of entry central ray yaitu pada midline dan melalui ujung

dagu.

Proyeksi oklusal cross-sectional mandibula

Cakupan gambar. proyeksi ini termasuk jaringan lunak pada dasar mulut dan

memperlihatkan bagian lingual dan bukal mandibula dari molar kedua ke molar

Page 21: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

kedua lainnya. ketika gambar ini dibuat untuk memeriksa dasar mulut, waktu

paparan harus dikurangi sampai setengah waaktunya untuk membuat gambar

mandibula.

Penempatan reseptor. dudukkan pasien pada posisi semi berbaring dengan kepala

miring ke belakang sehingga garis ala-tragus hampir tegak lurus lantai. tempatkan

reseptor dalam mulut dengan sumbu panjang tegak lurus bidang sagital dan

dengan bagian tabung ke arah mandibula. batas anterior reseptor harus kira-kira 1

cm dari pusat gigi seri mandibula. minta paasien untuk menggigit reseptor untuk

menempatkan posisi.

Proyeksi pusat sinar. arahkan central ray pada midline melalui dasar mulut kira-

kira 3 cm di bawah dagu, dengan sudut ke pusat reseptor.

Titik penyinaran. point of entry central ray yaitu pada midline melalui dasar mulut

kira—kira 3 cm di bawah dagu.

Proyeksi oklusal lateral mandibula

Cakupan gambar. proyeksi ini mencakup jaringan lunak pada setengah dasar

mulut, bagian bukal dan lingual dari setengah mandibula, dan gigi dari lateral gigi

seri ke molar ketiga gigi kontralateralnya.

Penempatan reseptor. dudukkan pasien paada posisi semi berbaring dengan kepala

miring ke belakang sehingga garis ala-tragus hampir tegak lurus lantai. tempatkan

reseptor dalam mulut dengan sumbu panjang sejajar dengan bidang sagital daan

dengan bagian tabung ke arah mandibula. tempatkan reseptor sejauh mungkin ke

posterior, lalu pindahkaan sumbu panjang ke bukal (kanan atau kiri) sehingga

batas lateral reseptor sejajar dengan permukaan bukal gigi posterior dan

diperpanjang ke lateral sekitar 1 cm.

Proyeksi pusat sinar. arahkan central ray tegak lurus pusat reseptor ke arah titik di

baawah dagu, sekitar 3 cm posterior ke titik dagu dan 3 cm lateral ke midline.

Titik penyinaran .titik penyinaran sinar pusat yaitu di bawah dagu, sekitar 3 cm

posterior di bawah dagu dan sekitar 3 cm larteral ke midline.

Radiografi Oklusal

Page 22: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

Radiografi oklusal memperlihatkaan hubungan segmen yang luas pada rahang.

Dapat termasuk palatum atau dasar mulut dan jangkauan masuk akal untuk

struktur laateral yang berdekatan. Radiografi oklusal juga berguna ketika pasien

tidak daapat membuka mulut cukup lebar untuk radiografi periapikal atau dengan

alasan lain tidaak dapat menerima reseptor periapikal. Karena radiografi oklusal

terekspos pada angulasi yang curam, mereka bisa digunakan dengan radiografi

periapical konvensional untuk menentukan lokasi objek pada semua tiga dimensi.

Khasnya, radiografi oklusal terutama berguna pada kasus berikut:

-          untuk melokasikan dengan tepat akar-akar dan supernumerari , yang belum

erupsi, dan gigi yang terimpaksi (teknik ini khususnya berguna pada impaksi

caninus dan molar ketiga)

-          untuk melokasikan benda asing pada rahang dan batu-batuan pada duktus

sublingual dan kelenjar submandibular.

-          untuk mendemonstrasikan dan evaluasi integritas anterior, medial dan lateral

outline dari sinus maksilaris.

-          untuk membantu pemeriksaan pasien dengan trismus, yang hanya dapat

membuka mulutnya beberapa milimeter saja; kondisi ini menghalangi radiografi

intraoral; yang tidak mungkin dilakukan atau setidaknya nyeri yang hebat pada

pasien.

-          untuk mendapat informasi tentang lokasi, asal, luas, dan pemindahan pada

fraktur mandibula dan maxila.

-          untuk menentukan perluasan lateral atau medial dari penyakit (misal, kista,

osteomielitis, keganasan) dan untuk mendeteksi penyakit pada palatum atau dasar

mulut.

Untuk membuat radiografi oklusal, receptor yang relatif besar (7,7 x 5,8 cm [3

x 2,3 inches]) dimasukkan diantara permukaan oklusal gigi. Reseptor oklusal

hanya terbuat dari film atau lempeng penyimpanan fosfor. Tidak ada sensor CCD

atau CMOS ada sebesar itu. sesuai namanya, receptor ditempatkan pada bidang

oklusi. sisi ‘tube’ pada receptor ini diposisikan ke rahang yang diperiksa, dan

sinar x-ray diarahkan melalui rahang ke receptor. Dikarenakan ukurannya,

receptor dapat memeriksa porsi yang relatif besar dari rahang. proyeksi terstandar

Page 23: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

digunakan, yang menentukan hubungan yang diinginkan diantara central ray,

receptor dan regio yang ingin diperiksa. walaupun, klinisi dapat bebas

memodifikasi hubungan ini untuk mencapai syarat klinis yang spesifik.

Pemeriksaan Radiografi Anak-anak

Perhatian pada proteksi radiasi paling penting pada anak-anak karena

sensitifitas mereka yang lebih besar terhadap iradiasi. jalan terbaik untuk

mengurangi eksposur yang tidak perlu adalah dengan cara dokter gigi membuat

minimal jumlah receptor yang dibutuhkan pada tiap pasien. keputusan ini

didasarkan pemerikasaan klinis dan pertimbangan usia pasien, riwayat medis,

pertimbangan pertumbuhan, dan kesehatan mulut secara umum, seperti apakah

ada caries dan selang waktu dari pemeriksaan sebelumnya. hati-hati membuat

pemeriksaan bite-wing pada penilaian caries pada interval periodik setelah kontak

pasien tertutup. frekuensi mesti ditentukan sebagian oleh kecepatan caries pasien.

survey periapikal sering direkomendasikan untuk anak-anak awal dari mixed

dentition stage. perhatian khusus pada prosedur yang mengurangi eksposur (lihat

bab 3), termasuk penggunaan receptor cepat, prosesing yang sesuai, alat pembatas

sinar, dan apron penutup dan penghalang tiroid.

Radiografi anak merupakan pengalaman yang menarik dan menantang. walaupun

prinsip radiografi periapikal pada anak sama seperti dewasa, pada praktiknya anak

membutuhkan perhatian khusus karena struktur anatomis yang kecil dan

kemungkinan masalah perilaku. arches dan dentition yang dengan ukuran semakin

kecil membutuhkan receptor periapikal yang lebih kecil. palatum dan dasar mulut

yang relatif dangkal membutuhkan modifikasi lanjut pada penempatan receptor.

pemeriksaan radiografis khusus menggunakan oclusal reseptor untuk projeksi

extraoral disarankan.

Manajemen pasienAnak-anak lebih sering gelisah menghadapi pemeriksaan radiografi.

Seperti halnya mereka khawatir terhadap prosedur dental lainnya. Pemeriksaan

radiografi biasanya merupakan prosedur pertama yang dilakukan terhadap pasien

muda. Jika prosedur radiografi berjalan tidak menyenangkan dan tidak nyaman,

maka prosedur kesehatan gigi selanjutnya yang akan mereka dapatkan akan

Page 24: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

dilakukan dengan sedikit atau tanpa minat. Kegelisahan tersebut dapat ditangani

dengan mengenalkan pasien dengan prosedur yang akan dilakukan dengan bahasa

yang dapat diterimanya. Akan baik juga jika menjelaskan kepada pasien bahwa

mesin sinar-x adalah kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto pada

gigi mereka. Anak-anak akan menjadi lebih nyaman dengan mesin sinar x dan

reseptor dengan menyentuhnya sebelum dilakukan prosedur pemeriksaan.

Operator dapat berbicara kepada pasien untuk menghibur pasien dari kegelisahan.

Akan menguntungkan bagi pasien anak-anak untuk melihat kakaknya melakukan

prosedur radiografi atau orangtuanya memperagakan sebagai model prosedur

radiografi. Untuk anak-anak yang memiliki refleks muntah yang tinggi, operator

dapat memintanya untuk bernafas melalui hidung, menyilangkan kaki atau hal

lainnya yang dapat mengalihkan perhatian dari prosedur radiografi yang akan

dilakukan. Bagaimanapun, jika cara-cara tersebut sudah berhasil dilakukan,

refleks muntah pada pertemuan berikutnya akan berkurang atau menghilang sama

sekali. Sangat penting dilakukan untuk memberitahu pasien bahwa prosedur yang

akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya akan lebih mudah (menanamkan

pikiran positif).

Penjelasan pemeriksaan

Ketika gambaran radiografi yang dilakukan adalah gambaran yang

menyeluruh, ini harus menunjukan regio periapikal dari semua gigi, permukaan

proksimal dari semua gigi posterior dan benih pertumbuhan gigi permanen.

Proyeksi yang dibutuhkan tergantung dengan ukuran tubuh pasien anak-anak.

Seperti contoh, mA diturunkan hinggga 50% untuk pasien dewasa muda agar

mendapatkan densitas yang baik bagi pasien di bawah 10 tahun. Paparan

dikurangi kurang lebih 25% untuk pasien 10-15 tahun.

Geligi sulung (3 sampai 6 tahun)

Kombinasi beberapa proyeksi dapat dilakukan untuk pemeriksaan yang

adekuat bagi pasien dengan usia ini. Pemeriksaan ini dapat berupa dua reseptor

anterior oklusal, dua reseptor bitewing posterior, hingga empat reseptor

periapaikal posterior. Untuk proyeksi rahang atas interproksimal, anak diminta

duduk dengan bidang sagital tegak lurus dengan lantai dan bidang oklusal sejajar

Page 25: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

lantai. Untuk proyeksi mandibula kecuali bidang oklusal, anak-anak didudukkan

dengan bidang sagital tegak lurus. Garis antara tragus dengn sudut mulut sejajar

lantai. Beberapa orang berpendapat bahwa foto panoramik lebih baik dari foto

periapikal, karea lebih informatif dan memberi paparan yang lebih seidkit pada

anak.

Proyeksi oklusal gigi anterior rahang atas.

Reseptor nomor 2 harus dimpatkan dalam mulut degan sumbu panjang

tegak lurus dengan bidang sagital dan bidang sensitif menghadap ke maksila.

Reseptor ditempatkan pada garis tengah dengan batas anterior di atas incisal edge

gigi anterior. Sinar diarahkan dengan sutut vertikal 60 derajat melelui ujung

hidung ke arah pusat reseptor.

Proyeksi oklusal anterior mandibula

Anak harus duduk dengan kepala agak condong kebelakang sehingga

bidang oklusal membentuk sudut 250 dengan lantai. Reseptor no.2 ditempatkan

tegak lurus dengan bidang sagital dan bagian yang memiliki dot menghadap

kearah permukaan gigi. Pusat sinar diorientasiakan dengan sudut vertikal -300 dan

menembus dagu melalui reseptor.

Proyeksi bitewing

Reseptor no.0 digunakan dalam proyeksi ini dan juga holder reseptor

paper loop. Reseptor diletakkan dalam mulaut anak sama seperti penempatan

reseptor pada proyeksi bitewing premolar pada dewasa. Gambaran yang

dihasilkan akan menampilkan distal kaninus dan molar yang hilang. Sudut

vertikal yang digunakan positif +50 sampai +100. Sudut horizontal yang

diorientasikan langsung dari tabung melalui daerah interproksimal.

Proyeksi deciduous molar periapikal rahang atas

Gunakan reseptor no. 0 yang dimodifikasi XCP atau BAI bite-blok, tanpa

atau dengan aiming ring atau bar indikator. Reseptor diletakkan di tengah-tengah

palatum dengan batas anterior diatas kaninus sulung rahang atas. Cakupan gambar

meliputi distal kaninus dan kedua molar sulung.

Proyeksi desiduous molar rahang bawah

Page 26: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

Letakkan reseptor no. 0 yang dimodifikasi XCP atau BAI bite-blok, tanpa

atau dengan aiming ring atau bar indikator, diantara gigi posterior dan lidah.

Radiografi yang terpapar menunjukkan distal dari kaninus sulung rahang bawah

dan gigi molar sulung.

Gigi campuran (7 sampai 12 tahun)

Pemeriksaan secara menyeluruh dari gigi campuran, jika diperlukan

termasuk didalamnya dua foto periapikal, empat foto periapikal kaninus, empat

foto periapikal posterior, dan dua atau empat bitewing posterior. Untuk proyeksi

rahang atas dan interproksimal, anak harus duduk tegak dengan bidang sagital

tegak lurus dengan bidang oklusal yang sejajar dengan lantai. Untuk proyeksi

rahang bawah, anak duduk tegak dengan bidang sagital tegak lurus dan alanasi-

tragus sejajar dengan lantai. Instrumen XCP digunakan untuk anak yang lebih

besar. Sudut bisektris bite-blok mungkin akan lebih nyaman bagi individu yang

lebih kecil.

Proyeksi periapikal anterior rahang atas

Reseptor no.1 ditempatkan di tengah embrasur diantara insisiv sentral di

dalam mulut dibelakang insisiv sentral dan lateral. Reseptor harus berada tepat

digaris tengah.

Proyeksi periapikal anterior rahang bawah

Reseptor no.1 diletakkan dibelakang insisiv sentral dan laeral rahang

bawah.

Proyeksi periapikal kaninus

Reseptor no.1 diletakkan dibelakang kaninus

Proyeksi periapikal desiduous dan molar tetap

Resptor no.1 atau 2 diletakkan dengan ujung anterior berada dibelakang

kaninus.

Proyeksi bitewing posterior

Proyeksi posterior bitewing seharusnya terpapar pada regio premolar

dengan menggunakan reseptor no.1 atau 2 menggunakan bitewing tabs atau rinn

Page 27: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

bitewing instrumen. Empat proyeksi bitewing dilakukan jika molar kedua

permanen telah erupsi.

Pertimbangan spesial

Prosedur radiografi yang telah dijelaskan pada bab ini berlaku bagi pasien

dalam keadaan baik. Prosedur ini dapat dimodifikasi bagi pasien-pasien yang

memiliki kesulitan yang tidak lazim. Modifikasi spesifik tergantung dari

karakteristik fisik dan emosional pasien. Sebagaimana prosedur kedokteran gigi

lainnya, asisten dokter gigi memulai dengan pemeriksaan dengan menunjukkan

apresiasi dari kondisi pasien dan simpati atas segala masalah yang mungkin terjadi

pada mereka. Jika asisten baik tetapi tegas maka percaya diri pasien akan

meningkat, sehingga membantu pasien rileks dan kooperatif. Berikut merupakan

beberapa kondisi dan keadaan yang mungkin terjadi, dengan beberapa

rekomendasi dan saran yang mungkin dapat membantu mencapai pemeriksaan

radiografo yang adekuat.

Infeksi

Infeksi pada struktur orofasial dapat menyebabkan edema dan memicu

terjadinya trismus pada beberapa otot pengunyahan. Sebagai hasil, radiografi

intraoral menjadi sakit bagi pasien dan sulit bagi pasien maupun radiologis.

Dalam keadaan tersebut ekstraoral atau teknik oklusal dapat menjadi satu-satunya

jalan untuk melakukan pemeriksaan. Pemilihan penyinaran ekstraoral yang

spesifik tergantung dari kondisi dan area yang akan diperiksa. Walaupun hasil

radiografi tidak ideal dalam berbagai aspek, biasanya dapat memberikan informasi

yang berguna bagi dokter gigi yang akan mendiagnosa. Pada kasus edema pada

daerah yang akan diperiksa, waktu penyinaran ditingkatkan untuk

mengkompensasi pembengkakkan jaringan.

Trauma

Pasien yang mengalami trauma kemungkinan mengalami fraktur gigi

maupun fasial. Fraktur gigi paling baik diperiksa mengginakan radiografi

periapikal. Perawatan khusus perlu dilakukan saat melakukan penyinaran

dikarenakan kondisi pasien. Fraktur skeletal akan terlihat sangat baik

menggunakan panoramik atau gambaran ekstraoral lain atau computed

Page 28: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

tomography examination. Dalam beberapa kasus dengan fraktur fasial skeletal

dapat mempersulit karena sering terjadi cedera lainnya. Konsekuensinya,

pemeriksaan radiografi ekstraoral dengan posisi supine diperlukan. Walaupun

begitu, keadaan-keadaan tersebut tidak dapat mengkompromi teknik yang

dilakukan, dan kepuasan radiografi intraoral dapat diperoleh dengan posisi

tabung, pasien, dan reseptor yang relative.

Pasien dengan ketidakmampuan mental

Pasien dengan ketidakmampuan mental dapat menyebkan beberapa

kesulitan bagi radiologis saat melakukan pemeriksaan. Kesulitan biasanya hasil

dari kurangnya koordinasi pasien atau ketidakmampuan untuk memahami apa

yang diharapkan. Walaupun begitu, saat saat pemeriksaan radiografi dilakukan

secara cepat, gerakan yang tidak diduga oleh pasien dapan diminimalkan. Dalam

beberapa kasus sedasi diperlukan.

PASIEN DENGAN KETERBATASAN FISIK

Pasien dengan keterbatasan fisik (contohnya penglihatan menurun,

pendengaran berkurang, penurunan fungsi ekstremitas, congenital defek seperti

celah palatum) dapat memerlukan penanganan khusus selama dilakukan prosedur

pemeriksaan radiografi. Pasien-pasien tersebut biasanya kooperatif dan senang

menerima bantuan. Mereka akan lebih mudah menerima ketidaknyamanan dan

toleransinya sangat tinggi, serta tidak banyak mengeluh dengan iritasi yang timbul

karena prosedur pemeriksaan radiografi. Anggota keluarga pasien juga biasanya

sangat membantu dalam memgarahkan pasien untuk ke kursi pemeriksaan dan

dalam menempatkan receptor.

REFLEKS MUNTAH

Terkadang, beberapa pasien yang membutuhkan pemeriksaan radiografi

menunjukan reflex muntah ketika lalai diarahkan. Biasanya pasien-pasien tersebut

merupakan tipe pasien yang ketakutan dengan prosedur baru yang belum pernah

dialaminya; atau beberapa memiliki jaringan yang sensitive sehingga

menunjukkan reflex muntah selama dilakukan prosedur radiografi. Sensitivitas ini

terlihat ketika receptor ditempatkan di dalam mulut. Untuk menghilangkan

keterbatasan teresebut, operator harus memberikan dukungan dengan

Page 29: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

menenangkan pasien tersebut. Operator dapat menjelaskan prosedur radiografi

yang akan dialami pasien. Seringkali, reflex muntah berkurang jika operator

mendukung pasien dengan mendemonstrasikan prosedur teknik radiografi dan

kompetensinya sebagai operator. Refleks muntah sering lebih parah terjadi saat

pasien merasa lelah; hal inilah mengapa disarankan melakukan pemeriksaan

radiografi pada pagi hari, saat pasien telah beristiraat cukup, terutama pada asien

anak-anak.

Rangsang pada lidah bagian posterior atau pada palatum lunak sering

memicu terjadinya reflex muntah. Maka, saat dilakukan prosedur penempatan

receptor, lidah harus dalam keadaan relaks pada dasar mulut. Hal ini dapat

dilakukan dengan meminta pasien untuk menean ludah sebelum membuka mulut

(operator tidak disarankan untuk meminta pasien mengontrol lidahnya; hal ini

biasanya justru membingungkan asien dan membuat lidah mereka bergerak secara

tidak sadar). Receptor diletakkan dalam mulut dengan posisi paralel dengan

occlusam plane. Ketika area yang diinginkan sudah dicapai, receptor digerakan

dengan menyentuh dasar mulut atau palatum. Hal ini dapat memicu reflex

muntah. Juga, operator harus mengingat bahwa semakin lama receptor berada di

mulut pasien, semakin tinggi juga resiko pasien tersebut untuk mengaami reflex

muntah. Pasien harus diberi tahu untuk bernafas cepat melalui hidung, karena

bernafas melalui mulut akan memperburuk kondisi ini).

Beberapa latihan dapat membuatrefleks muntah pasien menurun selama

prosedur radiografi. Meminta pasien untuk menahan nafas selama prosedur dapat

membingungkan pasien, atau meminta pasien memposisikan kaki dalam posisi

tergantung. Pada kasus yang lebih ekstrim, topical anestesi dapat digunakan untuk

membantu kelancaran prosedur pemeriksaan radiografi. Bagaimanapun,

penanganan yang terbaik ialah dengan mengurangi ketakutan pasien,

meminimalisasi iritasi jaringan yang dialami pasien selama prosedur, dan

meminta pasien bernafas cepat melalui hidung. Jika semua cara ersebut gagal,

pemeriksaan radiografi ekstraoral dapat menjadi satu-satunya cara.

Page 30: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI INTRAORAL

Teknik Radiografi untuk Endodontik

Radiografi merupakan aspek penting pada endodontic. Tidak hanya

dibutuhkan untuk diagnose dan prognosa perawatan pulpa, tetapi juga merupakan

metode yang paling efisien untuk perawatan endodontic. Pemakaian rubber dam

dan instrumen saluran akar dapat menyulitkan pemeriksaan radiografi periapikal

dalam tahap penempatan reseptor dan penentuan sudut tabung sinar-X. Karena itu,

diperhatikan hal-hal berikut:

1. Gigi yang dirawat harus berada di tengah gambar.

2. Posisi receptor harus sejauh mungkin dengan gigi, dan apex serta jaringan

tulang sekitar gigi dapat tampak pada foto radiografi.

Untuk proyeksi rahang atas, posisi duduk pasien diatur sedemikian lupa

sehingga pada bagian sagital tegal lurus dengan occlusan plane dan paralel

dengan lantai. Untuk posisi rahang bawah, pasien diminta duduk dengan bidang

sagital tegak lurus dan garis tragus ke sudut mulut paralel dengan lantai. Sekarang

telah tersedia penahan receptor yang didesain khusus untuk foto radiografi

endodontik.

Radiografi final endodontik dilakukan untuk melihat kualitas pengisian

saluran akar dan kondisi jaringan periapikal setelah rubber dam dilepaskan.