pemeriksaan lab

24
TUGAS MANDIRI PEMERIKSAAN LABORATORIUM SISTEM REPRODUKSI Oleh : Novian Andriyanti 125070200111036 PSIK Reguler 2 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Upload: novianandriyanti

Post on 18-Sep-2015

22 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

homework

TRANSCRIPT

TUGAS MANDIRIPEMERIKSAAN LABORATORIUM

SISTEM REPRODUKSI

Oleh :

Novian Andriyanti

125070200111036

PSIK Reguler 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2014

IVA TEST1. Definisi

Inspeksi Visual dengan Asam Asetat atau yang lebih dikenal dengan IVA, merupakan metode yang dapat digunakan juga untuk deteksi dini kanker serviks. Metode ini memeriksa serviks dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) serviks setelah memulasnya dengan larutan asam asetat 3-5%. Tujuan dari IVA yakni untuk mengurangi morbiditas (keparahan penyakit) atau mortalitas (kemungkinan kematian) dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan, dan untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada serviks.

2. Persiapan alat 1 Spekulum cocor bebek

1 Senter atau lampu

1 Spatula

2 gelas obyek

1 cytobrush

1 larutan fiksasi

1 swab kapas

Larutan asam asetat

Kantung plastik

Larutan klorin 0,5%

Sarung tangan /handscoen

3. Prosedur pelaksanaan1. Memasang spekulum dan menyesuaikannya sehingga seluruh leher rahim dapat terlihat.

2. Memasang cocor bebek spekulum dalam posisi terbuka sehingga spekulum tetap berada ditempatnya agar leher rahim dapat terlihat

3. Memindahkan lampu/senter sehingga dapat melihat leher rahim dengan jelas.

4. Memeriksa leher rahim apakah curiga Kanker Serviks atau terdapat servisitis,ektopion, tumor, ovula Naboti atau luka.

5. Menggunakan swab kapas yang bersih untuk menghilangkan cairan, darah, atau mukosa dari leher rahim. Membuang swab kapas yang telah dipakai ke dalam wadah tahan bocor atau kantung plastik6. Mencelupkan swab bersih ke dalam cairan asam asetat lalu mengoleskan pada leher rahim.

7. Menunggu minimal 1 menit agar asam asetat terserap dan tampak perubahan warna putih yang disebut lesi putih

8. Memeriksa SSK(sambungan skuamo koloumnar) dengan teliti, memeriksa apakah leher rahim mudah berdarah. Mencari apakah terdapat plak putih yang tebal dan meninggi atau lesi putith

9. Bila perlu oleskan kembali asam asetat atau usap leher rahim dengan swab bersih untuk menghilangkan mukosa, darah atau debris. Membuang swab kedalam kantung plastik

10. Bila pemeriksaan visual telah selesai, gunakan swab baru untuk menghilangkan sisa cairan asam asetat dari leher rahim dan vagina. Membuang swab ke dalam kantung plastik

11. Melepaskan spekulum dan melakukan dekontaminasi dengan meletakkan spekulum dalam larutan chlorin 0,5 % selama 10 menit

4. Peran perawat

1. PreSebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat penjelasan mengenai prosedur yang akan dijalankan. Privasi dan kenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini.2. Intra

Melakukan pemeriksaan pada klien

3. Post Meminta ibu untuk duduk, turun dari meja periksa dan berpakaian

Membersihkan lampu/senter dan alas tempat duduk pasien berturut-uturt dengan larutan klorin 0,5%, cairan detergen dan air bersih Merendam sarung tangan dalam keadaan dipakai ke dalam larutan klorin 0,5%. Melepas sarung tangan dengan membalik sisi dalam keluar.

Jika sarung tangan akan dibuang, buang ke dalam kantung plastik.

Jika sarung tangan akan dipakai ulang, dekontaminasi dengan merendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

Mencuci tangan dengan air dan sabun sampai benar-benar bersih lalu dikeringkan dengan kain kering dan bersih Meyakinkan ibu bahwa dia bisa kembali setiap saat bila membutuhkan konsultasi atau perawatan medis

Setelah memberi konseling, berikan pengobatan atau rujukan

PAP SMEAR

1. Definisi

Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker. Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap Smear merupakan tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim (Diananda, 2009).2. Persiapan alat

1 Spekulum cocor bebek

1 Senter atau lampu

1 Spatula

2 gelas obyek

1 cytobrush

1 larutan fiksasi

1 swab kapas

Kantung plastik

Larutan klorin 0,5%

Sarung tangan /handscoen

3. Prosedur pelaksanaan

1. Memasang spekulum dan menyesuaikannya sehingga seluruh leher rahim dapat terlihat.

2. Memasang cocor bebek spekulum dalam posisi terbuka sehingga spekulum tetap berada ditempatnya agar leher rahim dapat terlihat

3. Memindahkan lampu/senter sehingga dapat melihat leher rahim dengan jelas.

4. Memeriksa leher rahim apakah curiga Kanker Serviks atau terdapat servisitis,ektopion, tumor, ovula Naboti atau luka.

5. Bila Curiga Kanker Serviks, pemeriksaan diakhiri, langsung ke langkah 15 dan seterusnya tanpa melakukan langkah ke 16. Bila banyak keputihan/ darah, tes pap tidak dapat dilanjutkan dan bila memungkinkan lanjutkan dengan prosedur pemeriksaan test IVA langkah 8.

6. Mengambil apusan dari cervix dengan menggunakan spatula (diputar 360o), mengoleskan hasil apusan ke gelas obyek.

7. Memasukkan cytobrush ke dalam kanalis servikalis (diputar 180o searah jarum jam), mengoleskan hasil apusan dengan cara memutar cytobrush berlawanan arah jarum jam ke gelas obyek

8. Memasukkan gelas obyek ke larutan fiksasi segera.

9. Bila pemeriksaan visual telah selesai, gunakan swab baru untuk menghilangkan sisa cairan asam asetat dari leher rahim dan vagina. Membuang swab ke dalam kantung plastik

10. Melepaskan spekulum dan melakukan dekontaminasi dengan meletakkan spekulum dalam larutan chlorin 0,5 % selama 10 menit

4. Peran perawat

1. Pre

Perawat harus menanyakan dulu tentang hal-hal sebagai berikut:

1. Apakah pasien berhubungan seksual sebelum pap smear?

2. Apakah pasien menggunakan obat vaginal atau tidak 2 hari sebelum pap smear?

3. Apakah pasien sedang haid atau tidak?4. Kapan anda terakhir melakukan pap smear? Pernahkah anda memiliki hasil papsmear abnormal?Kapan daur haid terakhir anda?Apakah daur haid anda teratur?Berapa hari berlangsungnya daur haid anda?Perdarahanya banyak atau sedikit?

5. Apakah anda pernah atau saat ini sedang minum hormon atau kontrasepsi oral?Apakah anda menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim?

6. Apakah terdapat keputihan,nyeri,atau gatal?Kelainan genikologi apa yang terdapat dalam keluarga anda?Apakah anda pernah menjalani bedah genikolog,kemoterapi,atau terapi radiasi? Bila ya,jelaskan dengan lengkap.Catat sebagai riwayat data pasien yang berhubungan pada lembar formulir laboratorium.

2. IntraPerawat melakukan pemeriksaan pap smear

3. Post

Berikan dukungan emosional bila pasien cemas,Beritahukan bahwa hasil uji ini slesai dalam beberapa hari

HCG1. DefinisiHuman Chorionic Gonadotropin (HCg) adalah hormon yang dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas sejak hari 7-9 setelah ovulasi atau saat terbentuknya blastokis. Sehingga dapat memperthankan korpus luteum gravidarum sampai plasenta terbentuk. Pada kehamilan HCG timbul dalam darah dan urine saat 14 hari sampai 26 hari setelah konsepsi dan konsentrasi memuncak pada kira-kira 8 minggu. Kenaikan konsetrasinya sebanding dengan bertambahnya jaringan plasenta . Setelah trimester pertama kehamilan, produksi HCG menurun.2. Persiapan alat Spuit Tabung tertutup

3. Prosedur pelaksanaan

Lakukan uji kehamilan 2 minggu (tidak hamil lebih cepat 5 hari) setelah pertama kali tidak menstruasi. Terdapat beberapa alat penentu kehamilan yang dijual bebas untuk uji kehamilan imunologik

Tidak terdapat pembatasan asupan makanan SerumLakukan uji kehamilan tidak lebih cepat dari 5 hari setelah pertama kali terlambat menstruasiKumpulkan 3-5 ml darah vena dalam tabung tertutup merah. Cegah terjadinya hemolisis UrineKlien harus puasa cairan selama 8-12 jam; tidak ada pembatasan asupan makanan.Ambil spesimen urine pada pagi hari (sebanyak 60 ml) dengan berat jenis >1,010 ke laboratorium dengan segera. Pengumpulan urine 24 jam juga dapat diinstruksikan.Instruksikan klien untuk mengikuti petunjuk ketika menggunakan alat penentu kehamilan yang dijual bebas.Hindari kontaminasi darah dalam urine karena dapat terjadi temuan positif palsu.4. Peran perawat

1. Pre

Lakukan uji kehamilan 2 minggu ( tidak lebih cepat dari 5 hari) setelah pertama kali tidak menstruasi, persiakan klien dengan mengedukasi klien perihal tes yang akan dilakukan. Jelaskan prosedur dari masing-masing tes2. Intra

Melakukan pemeriksaan

3. Post

Edukasi klien, beri informasi terkait hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Adakan konseling guna memberikan informasi lebih lanjut dan sebagai rujukanTORCH

1. Definisi

TORCH adalah singakatan Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes simpleks. Uji ini merupakan suatu uji skrining untuk mendeteksi organisme tersebut pada ibu dan bayi. Selama kehamilan, infeksi TORCH dapat menembus sawar plasenta dan dapat menyebabkan malformasi congenital ringan atau berat, aborsi atau lahir mati. Efek berbahaya dari organisme tersebut terjadi selama kehamilan trimester pertama. Pada masa prenatal, uji skrining TORCH hanya dilakukan jika dicurigai terjadi infeksi TORCH,

seperti rubella.

Uji skrining TORCH lebih sering dilakukan jika dicurigai terjadi infeksi congenital pada bayi pada awal kehamilan. Dugaan terhadap infeksi TORCH dibuktikan melalui pemeriksaan darah dengan pengukuran titer (takaran konsentrasi) IgG, IgM, atau keduanya . Titer IgG dibandingkan antara serum ibu dan bayinya. Angka yang terbaca pada hasil pemeriksaan laboratorium terhada serum darah adalah positif atau negatif.

a. ToxoplasmosisToxoplasmosis adalah penyakit infeksi yang diakibatkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Bila seorang ibu hamil terjangkit toxoplasma, maka janin dalam kandungannya memiliki resiko infeksi yang lebih tinggi juga. Bila infeksi terjadi pada awal kehamilan, dapat terjadi hidrosefalus, pengapuran otak, kelainan jantung dan kelainan pada mata (katarak).

Ada 2 jenis pemeriksaan toxoplasma:

1. IgM anti Toxoplasma : IgM menandakan adanya infeksi yang sedang atau baru saja terjadi

2. IgG anti Toxoplasma: IgG menandakan infeksi yang sudah lama terjadi.

Sampel yang diambil adalah sampel darah. Pemeriksaan ini tidak memerlukan persiapan sebelumnya sehingga sampel darah dapat diambil kapan saja. Infeksi yang sedang atau baru saja terjadi (IgM positif) yang wajib diterapi agar tidak berlanjut dan mempengaruhi perkembangan janin.

b. Rubella

Rubella sering pula disebut sebagai campak Jerman (German measles). Penyakit ini disebabkan karena virus rubella. Virus rubella dapat ditularkan melalui udara (cairan ludah ataupun hidung saat berbicara, batuk atau bersin). Pada ibu hamil, virus ini dapat ditularkan melalui darah ibu ke janinnya. Hal ini yang perlu diwaspadai dan dicegah karena dapat mengakibatkan kelainan pada bayi. Kelainan pada bayi nampak saat lahir yang disebut dengan Congenital Rubella Syndrome.

Pemeriksaan terhadap infeksi rubella ada dua jenis yaitu

1. IgM anti Rubella : IgM merupakan tanda adanya infeksi yang masih aktif ataupun yang baru berlangsung

2. IgG anti Rubella : sedangkan IgG menandakan adanya infeksi yang telah berlangsung lama dan tubuh telah membentuk kekebalan terhadap Rubella.

Bila kadarnya belum nampak, kedua tes ini dapat diulang lagi 2 3 minggu kemudian untuk mendeteksi ulang apakah memang ada infeksi ataupun kekebalan terhadap infeksi Rubella.

c. CMVInfeksi CMV disebabkan karena virus CMV (Cytomegalovirus). Virus ini ikut dalam keluarga besar virus herpes. Keluarga besar virus herpes lainnya antara lain virus varicella / cacar air, virus herpes sendiri dan virus EBV (Epstein-Barr Virus). Virus CMV dapat menyebar melalui air liur dan urin serta dapat pula menyebar melalui darah, air mata dan cairan tubuh lainnya. Sama seperti virus herpes lainnya, bila pernah terinfeksi CMV, virus ini akan selalu berada dalam orang tersebut.Pemeriksaan terhadap infeksi CMV ada dua jenis yaitu:

1. IgM anti CMV : IgM merupakan tanda adanya infeksi yang masih aktif ataupun yang baru berlangsung.

2. IgG anti CMV: IgG menandakan adanya infeksi yang telah berlangsung lama dan tubuh telah membentuk kekebalan terhadap virus CMV.

Bila kadarnya belum nampak atau masih meragukan, kedua tes ini dapat diulang lagi 2 3 minggu kemudian.

d. Herpes Simplex Virus (HSV)Ada dua jenis virus herpes simpex yaitu tipe 1 dan tipe 2. Lokasi infeksi HSV tipe 1 biasanya pada daerah wajah dan mulut sedangkan HSV tipe 2 lebih banyak pada daerah genital. Sebagian penderita tidak sadar bahwa mereka telah terinfeksi HSV, namun sebagian lainnya sadar karena adanya gejala seperti nyeri dan gatal serta timbul gelembung berisi cairan. Virus ini dapat ditularkan ke janin bila ibu terjangkit saat hamil.

Pemeriksaan adanya infeksi HSV ada dua jenis yaitu:

1. IgM anti HSV : Tes IgM menandakan bahwa sedang terjadi infeksi ataupun infeksi yang baru saja berlangsung

2. IgG anti HSV: Tes IgG menandakan bahwa infeksi telah terjadi dalam kurun waktu beberapa lama (lebih dari 6 bulan) dan penderita telah memiliki kekebalan tubuh terhadap HSV. Selain itu, pemeriksaan juga meliputi HSV tipe 1 dan HSV tipe 2.

2. Prosedur pemeriksaanKumpulkan 7ml darah vena dalam tabung bertutup merah. Tidak terdapat pembatasan asupan makanan atau cairan. Perangkat TORCH: ikuti petunjuk yang ada pada perangkat tersebut

3. Peran perawat

1. Pre

Tanyakan pada klien apakah pernah melakukan uji TORCH sebelumnya? Apakah di rumahnya mempunyai peliharaan atau tidak, jelaskan prosedur yang akan dilakukan untuk pemeriksaan, persiapkan kondisi klien dan jaga pirvasi. Tanyakan riwayat penyakit dan infeksi yang pernah di alami

2. Intra

Melakukan pengambilan spesimen

3. Post

Beritahu klien hasil pemeriksaan

Jika hasil positif, beritahu klien untuk melakukan pemeriksaan lain

Beri alternatif informasi dan konseling pada klien

TES HORMON1. Definisi

ESTROGENEstrogen (dan progesteron) disekresikan oleh ovarium. Hormon-hormon ini berperan untuk perkembangan ciri seksual sekunder perempuan dan untuk menstruasi normal. Kadarnya biasanya tidak terdeteksi pada anak-anak. Hormon-hormon ini disekresikan oleh sel folikel ovarium selama pertengahan awal daur haid dan oleh korpus luteum selama fase luteal serta selama kehamilan. Pada menopause, sekresi estrogen menurun sampai kadar rendah yang konstan.

PROGESTERONProgesteron adalah suatu hormon steroid ovarium yang disekresikan oleh korpus luteum, menyebabkan penebalan dan perkembangan sekresi endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum yang telah dibuahi. Dengan demikian, kadar progesteron memuncak selama fase midluteal daur haid. Bila tidak terjadi implantasi, progestaron (dan estrogen) turun secara tajam dan mulai terjadi haid 2 hari kemudian.

TESTOSTERONTestosteron menginduksi pubertas pada laki-laki dan memelihara ciri seksual sekunder laki-laki. Kadar testosteron prapubertas rendah. Peningkatan sekresi testosteron selama pubertas merangsang pertumbuhan tubulus seminiferus dan pembentukan sperma. Testosteron juga berperan pada pembesaran genitalia eksterna, organ seks aksesorius (seperti kelenjar prostat), dan otot-otot polos serta pada pertumbuhan rambut wajah, rambut pubis, rambut aksila. Pembentukan testosteron mulai meningkat saat permulaan pubertas dan terus meningkat selama masa dewasa. Pembentukannya mulai menurun pada usia kira-kira 40 tahun dan perlahan-lahan turun sampai kira-kira seperlima kadar puncak pada usia 80 tahun. Pada perempuan, kelenjar adrenal dan ovarium mensekresikan sejumlah kecil testosteron

HORMON PLASENTA

Suatu hormon polipeptida, laktogen plasenta manusia (Hpl, Human Placental Lactogen) yang juga dikenal sebagai somatomamotropin korion manusia, memperlihatkan sifat laktogenik dan somatrotopik (hormon pertumbuhan) pada perempuan hamil. Bersama dengan prolaktin, hPL mempersiapkan payudara untuk menyusui. Hpl juga secara tidak langsung menyediakan energi untuk metabolisme ibu dan nutrisi janin. Hormon ini mempermudah sintesis dan mobilisasi protein yang sangat penting untuk pertumbuhan janin. Sekresi bersifat otonom, mulai pada kehamilan 5 minggu dan menurun cepat setelah persalinan

2. Persiapan alat

tabung aktivator-bekuan 10 ml formulir laboratorium alat pungsi vena3. Prosedur pelaksanaan

ESTROGENProsedur dan perawatan pasca uji dapat sedikit berbeda bergantung pada apakah yang diukur plasma atau serum Lakukan pungsi vena dan kumpulkan sampel pada tabung aktivator-bekuan 10 ml Bila pasien dalam fase pramenopause, catat fase daur haidnya pada lembar formulir laboratorium Tekan tempat pungsi vena sampai perdarahan berhenti Bila timbul hematoma pada tempat pungsi vena, berikan kompres hangat Bertahukan kepada pasien bahwa ia dapat minum kembali obat-obatan yang sebelumnya dihentikan sebelum ujiNilai Rujukan

Perempuan pramenopause 26-149 pg/ml (SI, 90-550 pmol/L)

Perempuan pascamenopause 0-34 pg/ml (SI, 0-125 pmol/L)

Laki-laki 12-34 pg/ml (SI, 40-125 pmol/L)

Anak dibawah usia 6 tahun 3-10 pg/ml (SI, 10-36 pmol/L)

Kehamilan 30 minggu 2 ng/ml (SI, 7 nmol/L)

Kehamilan 40 minggu 2-30 ng/ml (SI, 105 nmol/L)

PROGESTERONProsedur dan Perawatan Pasca Uji

Lakukan pungsi vena dan kumpulakn sampel pada tabung heparin 7 ml Penuhi tabung pengumpul. Lalu balikkan perlahan-lahan paling sedikit 10 kali untuk mencampur sampel dan anikoagulan dengan benar Tuliskan tanggal daur haid terakhir dan fase daur haidnya pada lembar formulir laboratorium. Bila pasien sedang hamil, tuliskan juga bulan kehamilannya Kirimkan sampel segera ke laboratoriumNilai RujukanSelama haid nilai progesteron normal adalah:Fase folikular :