pemeriksaan ante natal

30
Pemeriksaan Ante Natal Care POSTED ON 12/12/2012 Pemeriksaan Ante Natal Care adalah untuk mengetahui kesehatan ibu dan bayinya secara rutin. Pada Trimester I minimal 1 kali pemeriksaan yaitu pada waktu terlambat haid sampai dengan 12 minggu, Trimester II 1 kali pemeriksaan pada umur kehamilan antara 13 minggu sampai dengan 28 minggu, Trimester III pada umur kehamilan 29 sampai dengan 38 minggu 2 kali pemeriksaan, setelah itu pemeriksaan dilakukan setiap 1 mingu sekali sampai dengan persalinan. Pemeriksaan terdiri dari 4 leopold untuk mengetahui umur kehamilan. Leopold I Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu). Teknik pemeriksaan Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua tangan untuk meraba fundus. Mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan). Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting. Fundus kosong apabila posisi janin melintang pada rahim. Menentukan usia kehamilan Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis. Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simpisis dan pusat. Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat.

Upload: vika-cikita

Post on 18-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Ante Natal

Pemeriksaan Ante Natal   Care

POSTED ON 12/12/2012

Pemeriksaan Ante Natal Care adalah untuk mengetahui kesehatan ibu dan bayinya secara

rutin. Pada Trimester I minimal 1 kali pemeriksaan yaitu pada waktu terlambat haid sampai

dengan 12 minggu, Trimester II 1 kali pemeriksaan pada umur kehamilan antara 13 minggu

sampai dengan 28 minggu, Trimester III pada umur kehamilan 29 sampai dengan 38 minggu 2

kali pemeriksaan, setelah itu pemeriksaan dilakukan setiap 1 mingu sekali sampai dengan

persalinan. Pemeriksaan terdiri dari 4 leopold untuk mengetahui umur kehamilan.

Leopold I

Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian janin apa yang

terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).

Teknik pemeriksaan

Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua tangan untuk

meraba fundus.

  Mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri

Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras,bundar

dan melenting (seperti mudah digerakkan).

Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak,

kurang bundar, dan kurang melenting.

Fundus kosong apabila posisi janin melintang pada rahim.

Menentukan usia kehamilan

Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis.

Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simpisis dan pusat.

Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat.

Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.

Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas pusat.

Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara

prosesus xipoideus dan pusat.

Page 2: Pemeriksaan Ante Natal

Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah prosesus

xipoideus.

Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara

prosesus xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan wawancara dengan pasien

untuk membedakan dengan usia kehamilan 32 minggu).

Leopold II

Bertujuan untuk menentukan di mana letak punggung ataupun  kaki janin pada kedua sisi perut

ibu.

Teknik pemeriksaan

menghadap ke kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi perut ibu,

raba (palpasi) kedua bagian sisi perut ibu.

Menentukan di mana letak punggung ataupun   kaki janin pada kedua sisi perut ibu

bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan.

bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan

menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.

Leopold III

Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di bagian

bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah menyentuh pintu atas panggul.

Teknik pemeriksaan

Pemeriksa hanya menggunakan satu tangan.

jari kedua tangan untuk meraba fundus.

  Mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri

Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras,bundar

dan melenting (seperti mudah digerakkan).

Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak,

kurang bundar, dan kurang melenting.

Fundus kosong apabila posisi janin melintang pada rahim.

Page 3: Pemeriksaan Ante Natal

 

pintu atas panggul.

Leopold IV

Bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian bawah perut

ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas

panggul.

Teknik pemeriksaan

pemeriksa menghadap kaki pasien

dengan kedua tangan ditentukan bagian janin apa (bokongkah atau kepalakah?)

yang terletak di bagian bawah perut ibu.

Mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul

Apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu), berarti baru sedikit janin

memasuki pintu atas panggul. Apabila divergen (jarak antara kedua jari pemeriksa

jauh), janin (kepala janin) telah banyak memasuki pintu atas panggul)

Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu hamil antara lain:

 Puskesmas

 Puskesmas Pembantu

 Posyandu

 Bidan Praktek Mandiri

 Rumah Sakit

Page 4: Pemeriksaan Ante Natal

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANC (Antenatal Care)

1. Pengertian ANC

Antenatal Care adalah perawatan yang diberikan pada ibu selama

masa kehamilan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 40 mingu dihitung dari hari pertama haid terakhir

(Sarwono, 208).

2. Tujuan ANC

Menurut Kusmiyati, 208 Tujuan ANC dibagi menjadi dua yaitu:

a. Tujuan umum

Adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan

anak selama kehamilan, persalinan dan nifas sehinga didapatkan ibu

dan anak yang sehat.

b. Tujuan khusus adalah:

1) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan

bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan

proses persalinan.

2) Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun

obstetrik selama kehamilan.8

3) Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagan

Page 5: Pemeriksaan Ante Natal

menghadapi komplikasi.

4) Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,

menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik,

psikologis dan sosial.

3. Kunjungan Antenatal

Bidan sedikitnya memberikan 4 kali pelayanan Antenatal selama

masa hamil. Pelayanan meliputi anamnese dan pemantauan ibu dan janin

untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga

harus mengenal kehamilan berisiko tingi atau adanya kelainan,

khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual

(PMS) dan infeksi HIV/AIDS, memberikan pelayanan imunisasi konseling

dan penyuluhan kesehatan. Bidan juga harus mencatat data yang tepat

pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu

mengambil tindakan yang diperlukan dan melakukan rujukan

(Mufdliah, 2010).

Secara operasional, untuk pelayanan antenatal dikenal dengan

adanya standar pelayanan dan pemantauan antenatal. Pelayanan antenatal

merupakan salah satu kegiatan dari program kesehatan ibu dan anak,

pelayanan ini dilaksanakan oleh bidan di Poliklinik, BPM dan Rumah

Sakit, pelayanan antenatal juga dapat dilaksanakan pada waktu

pelaksanan posyandu, ditempat praktik dokter, dirumah bersalin atau

Puskesmas.9

Standar pelayanan antenatal yang berkualitas ditetapkan oleh Departemen

Kesehatan RI (203) meliputi :

a. Memberikan pelayanan pada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali pada

Page 6: Pemeriksaan Ante Natal

trimester I, 1 kali pada trimester I, dan dua kali pada trimester II

untuk memantau keadaan ibu dan janin dengan seksama, sehinga

dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara

cepat dan tepat.

b. Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran

lingkar lengan atas (LILA) secara teratur mempunyai arti klinis

penting, karena ada hubungan yang erat antara pertambahan berat

badan selama kehamilan dengan berat badan lahir bayi (Mufdliah,

209). Pertambahan berat badan hanya sedikit menghasilkan rata – rata

berat badan lahir bayi yang lebih rendah dan risiko yang lebih tingi

untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian bayi, pertambahan berat

badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai indikator

pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan

pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat

badanya sebelum hamil. Pertambahan adalah kira – kira 20% dari

berat badan ibu sebelum hamil (Cuningham dk,197), jika berat

badan tidak bertambah, Lingkar Lengan Atas < 23,5 cm menunjukan

ibu mengalami kurang gizi.

c. Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus

dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini10

terhadap terjadinya tiga gejala preklamsi. Tekanan darah tingi,

protein urine positf, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas

atas. Apabila pada kehamilan triwulan II terjadi kenaikan berat badan

lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 mingu kemungkinan disebabkan

terjadinya oedema, apabila disertai dengan kenaikan tekanan darah dan

Page 7: Pemeriksaan Ante Natal

tekanan diastolik yang mencapai > 140/90 mmHg atau mengalami

kenaikan 15 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak waktu 1

jam. Ibu hamil dikatakan dalam keadan preklamsi mempunyai 3 dari

2 gejala preklamsi. Apabila preklamsi tidak dapat diatasi, maka akan

berlanjut menjadi eklamsi. Eklamsi merupakan salah satu faktor utama

penyebab terjadinya kematian maternal (Saefudin, 200).

d. Pengukuran TFU dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi

secara dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin

intra uterin, tingi fundus uteri dapat juga mendeteksi secara dini

terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion yang

ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian maternal

(Mufdliah, 2010). Pengukuran TFU dilakukan dengan mengunakan

cara Mc Donal untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian

dilakukan penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus (TFU dalam

cm) – n x 15 grm. Bila kepala di atas atau pada spina ishiadica maka

n = 12. Bila kepala dibawah spina isciadica maka n = 1 (Kusmiyati,

208).1

e. Melaksanakan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk mengetahui

usia kehamilan, letak, bagian terendah, letak pungung, menentukan

janin tungal atau kembar dan mendengarkan denyut jantung janin

untuk menentukan asuhan selanjutnya.

f. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2

kali dengan jarak minimal 4 mingu, diharapkan dapat menghindari

terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.

g. Pemeriksan Hemoglobin (Hb) pada kunjungan pertama dan pada

Page 8: Pemeriksaan Ante Natal

kehamilan 30 mingu. Sat ini anemia dalam kandungan ditetapkan

kadar Hb <1 gr% pada trimester I dan II atau Hb < 10,5 gr% pada

trimester I, Hb < gr% harus dilakukan pengobatan, beri 2-3 zat besi

perhari, rujuk ibu hamil untuk pengobatan selanjutnya, dengan Hb

rendah harus diberi suplemen zat besi dan penyuluhan gizi

(Mufdliah, 2010).

h. Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan, diminum setiap

hari, ingatkan ibu hamil tidak meminumnya dengan teh dan kopi,

suami/ keluarga hendaknya selalu dilbatkan selama ibu

mengkonsumsi zat besi, untuk meyakinkan bahwa tablet zat besi telah

diminum.

i. Pemeriksan urine jika ada indikasi (tes protein dan glukosa)

pemeiksan penyakit – penyakit infeksi (HIV/AIDS dan PMS).

j. Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama hamil,

perawatan payudara, gizi ibu selam hamil, tanda – tanda bahaya12

selama kehamilan dan pada janin sehinga ibu dan keluarga dapat

segera mengambil keputusan dalam perawatan selanjutnya dan

mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh ibu dengan penuh

minat, beri nasehat dan rujuk bila diperlukan.

k. Bicarakan tentang persalinan pada ibu hamil, suami/ keluarga pada

trimester II, memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman dan

suasana yang menyenangkan, persiapan transportasi, dan biaya untuk

merujuk.

l. Tersedianya alat pelayanan kehamilan dan mencatat semua temuan

pada KMS ibu hamil untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Page 9: Pemeriksaan Ante Natal

Menurut Departemen Kesehatan RI (203), standar pelayanan

antenatal ada 6:

1) Identifikasi bu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi

dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan

dan memotivasi ibu dan angota keluarganya agar mendorong ibu

untuk memeriksakan kehamilanya sejak dini dan secara teratur.

2) Pemantauan dan pelayanan antenatal

Bidan memberikan pelayanan sedikitnya 4x pelayanan

antenatal. Pemeriksan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu

dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan

berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan

risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS /13

infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan

penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainya yang diberikan

oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada

setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu

mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk

tindakan selanjutnya.

3) Palpasi abdominal

Bidan melakukan pemeriksan abdominal secara seksama

dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta

bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah

janin dan masuknya kepala janin kedalam ronga pangul, untuk

mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

Page 10: Pemeriksaan Ante Natal

4) Pengelolan anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,

penanganan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5) Pengelolan dini hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan

darah pada kehamilan dan mengenali tanda gejala preklamsia

lainya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

6) Persiapan persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,

suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan14

bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana

yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik-baik,

disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila

tiba-tiba terjadi keadan gawat darurat. Bidan hendaknya

melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

Pemeriksan Antenatal menurut Mufdliah (209), meliputi :

a. Pemeriksan Pertama Antenatal Care

1) Tujuan

a) Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan.

b) Menentukan usia kehamilan dan perkiran persalinan.

c) Menentukan status kesehatan ibu dan janin.

d) Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada atau

tidaknya faktor isiko kehamilan.

e) Menentukan rencana pemeriksan/ penatalaksanan selanjutnya

Page 11: Pemeriksaan Ante Natal

2) Anamnesis

a) Identias pasien

Identias umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan

dan tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman

antara 20-35 tahun. Pada kehamilan usia remaja, apalagi

kehamilan diluar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan

psikologis yang tingi. Tidak jarang pasien meminta aborsi.

Usia muda juga menjadi faktor kehamilan risiko tingi untuk15

kemungkinan adanya komplikasi obstetrik seperti

preklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus.

b) Keluhan utama

Sadar / tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata

ingin periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang

dirasakan.

c) Riwayat kehamilan sekarang /riwayat penyakit sekarang

Ada / tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada

amenarche, kapan hari pertama haid terakhir, siklus haid

biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk memperkirakan

usia kehamilan menstruasi dan memperkirakan sat persalinan

mengunakan Rumus Naegele (h+7 b-3+ x +1 mg), untuk

siklus 28 + x hari. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa

kehamilan ini sebelumnya atau belum, jika sudah berarti ini

bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk

data dasar inisial pemeriksan. Apakah ada keluhan yang

dirasakan / masalah dari sistem organ lain, baik yang

Page 12: Pemeriksaan Ante Natal

berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun

tidak.

d) Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin

mempengaruhi atau diperberat oleh kehamilan (penyakit

jantung, paru, ginjal, hati, diabetes melitus), riwayat alergi16

makanan /obat ertentu dan sebagainya. Ada /tidaknya riwayat

operasi umum / lainya maupun operasi kandungan

(miomektomi, sectio cesarean dan sebagainya).

e) Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawan, dan

sebagainya.

f) Riwayat khusus obstetrik ginekologi.

Adakah riwayat kehamilan/persalinan /abortus sebelumnya

(dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus),

berapa jumlah anak hidup. Ada / tidaknya masalah pada

kehamilan / persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat

bawan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong

persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka

persalinan, keadan bayi sat baru lahir, berat badan lahir jika

masih ingat. Riwayat menarche siklus haid, ada / tidak nyeri

haid atau ganguan haid lainya, riwayat penyakit kandungan

lainya. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah /

tidak.

g) Riwayat sosial /ekonomi

Page 13: Pemeriksaan Ante Natal

Pekerjan, kebiasan, kehidupan sehari-hari tingkat

ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga

dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk

menyediakan dana bagi pemeriksan kehamilan, masalah yang17

timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah yaitu ibu

hamil akan Kekurangan Energi dan Protein (KEK). Perilaku

keluarga yang tidak mengijnkan seorang wanita hamil

meningalkan rumah untuk memeriksakan kehamilanya

merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan

ibu hamil memeriksakan kehamilanya (Bobak, Lowdermilk &

Jensen, 204).

a) Sosial Budaya

Perilaku keluarga yang tidak mengijnkan seorang wanita

hamil meningalkan rumah untuk memeriksakan kehamilanya

merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan

ibu hamil memeriksakan kehamilanya (Bobak, Lowdermilk &

Jensen, 204).

b. Pemeriksan Fisik

1) Status generalis /pemeriksan umum.

a) Penilaian keadan umum, kesadaran, komunikasi / koperatif.

Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan), tingi /

berat badan. Kemungkinan risiko tingi pada ibu dengan tingi

< 145cm, berat badan >75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan

yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik untuk memprediksi

sirkulasi plasenta). Kepala ada /tidaknya nyeri kepala (anaemic

Page 14: Pemeriksaan Ante Natal

headache nyeri frontal, hypersentive / tension headache nyeri

suboksipital berdenyut). Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera18

ikterik / tidak. Mulut / telinga, hidung tengorokan (THT) ada

tanda radang /tidak, lender, perdarahan gusi, gigi geligi. Paru /

jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.

Ekstremitas dipriksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises,

simetri (kecurigan polio, mungkin terhadap kelainan bentuk

pangul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus

dimasukan menjadi masalah dan direncanakan

penatalaksananya.

2) Status obstetric / pemeriksan khusus obtetrik

a) Abdomen

Infeksi : membesar / tidak (pada kehamilan muda pembesaran

abdomen mugkin belum nyata).

Palpasi : tentukan tingi fundus uteri (pada kehamilan muda

dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan

ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tingi fundus dapat

diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri

dengan tepi atas simfisis os pubis. Pemeriksan palpasi

Leopold dilakukan dengan sistematika:

(1) Leopold I

Menentukan tingi fundus dan meraba bagian janin

yang difundus dengan kedua telapak tangan.19

(2) Leopold I

Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri- kanan, jari kearah kepala pasien, mencari sisi bagian

Page 15: Pemeriksaan Ante Natal

besar (biasanya pungung) janin, atau mungkin bagian

keras bulat (kepala) janin.

(3) Leopold II

Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak

dibawah (diatas simfisis) sementara tangan lainya

menahan fundus untuk fiksasi.

(4) Leopold IV

Kedua tangan menekan bagia bawah uterus dari

kiri-kanan, jari kearah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian

terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut

sudah masuk / melewati pintu atas pangul (biasanya

dinyatakan dengan satuan x/5) jika memungkinkan dalam

palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin (meskipun

kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar). Pada

kehamilan aterm, perkiran berat janin dapat

mengunmakan rumus cara Johnson Tausac yaitu: tingi

fundus (cm) - (12/13/14)x15gram). Auskultasi: dengan

stetoskop kayu laenec atau alat dopler yang ditempelkan di

daerah pungung janin, dihitung frekuensi satu menit.20

Sebenarnya pemeriksan auskultasi yang ideal

adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama

satu menit. Batas frekuensi denyut jantung janin normal

adalah 120-160 denyut permenit. Takhikardi menunjukan

adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stres pada

janin (fetal stres), sementara bradikardi menunjukan

Page 16: Pemeriksaan Ante Natal

kegagalan kompensasi beban / stres pada janin (fetal

distres / gawat janin).

b) Genetalia eksterna

Inspeksi luar : Keadan vulva / uretra, ada tidaknya tanda

radang, luka, perdarahan, discharge, kelainan lainya. Labia

dipisahkan dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih

jelas. Inspeksi dalam mengunakan speculum (inspeculo): labia

dipisahkan dengan kedua jari pemeriksa, alat speculum Cusco

(cocor bebek) dimasukan ke vagina dengan bilah vertikal

kemudian didalam liang vagina diputar 90 derajad sehinga

horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadan porsio serviks

(permukan, warna), keadan ostium, ada / tidaknya darah,

cairan, discharge divorniks, dilhat keadan dinding dalam

vagina, ada atau tidak tumor, tanda radang dan kelainan

lainya.21

c) Genetalia interna

Palpasi: colok vagina (Vaginal toucher) dengan dua jari

sebelah tangan dan bimanual dengan tangan lain menekan

fundus dari luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah

dan ada garis miring tidaknya pembukan serviks. Diperiksa

ada tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan.

Ditentukan bagian terbawah (jangan lupa selalu palpasi

bimanual pada pemeriksan vagina) pada pemeriksan diatas 34- 36 mingu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk

pemeriksan ada atau tidak disproporsi vetopelvik atau

sefalopelvik. Kontra indikasi relatif colok vagina adalah:

Page 17: Pemeriksaan Ante Natal

(1) Perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester ketiga,

karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi

pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh

dilakukan dimeja operasi, dilakukan dengan cara peraban

fornices dengan sangat hati-hati).

(2) Ketuban pecah dini dapat menjadi predisposisi penjalaran

infeksi (korioamnionits). Pemeriksan dalam (vaginal

toucher) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan

antenatal pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya

pemreriksan dalam yang sunguh bermakna untuk

kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksan pada

usia kehamilan diatas 34-36 mingu, untuk memperkirakan2

ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan

keadan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian

kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan

lainya, pada usia kehamilan <36 mingu, elastisitas

jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit

dan sakit untuk eksplorasi.

d) Pemeriksan rectal (rectal toucher): dilakukan atas indikasi.

c. Pemeriksan Lanjutan

1) Jadwal kunjungan

Idealnya seperti diatas (sampai 28 mingu 1 kali setiap bulan,

29-36 mingu setiap 2 mingu sekali dan diatas 36 mingu setiap

mingu sekali). Pada kunjungan pemeriksan lanjutan, diperiksa:

a) Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tingi fundus

Page 18: Pemeriksaan Ante Natal

uteri.

b) Terhadap janin diperiksa perkiran besar / berat janin,

presentasi dan letak janin, denyut jantung janin, aktivitas janin,

perkiran volume cairan amnion dan letak plasenta (jika

memungkinkan dengan USG).

2) Laboratorium

Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang

terus sampai mencapai normal. Jika sejak awal laboratorium rutin

dalam batas normal, diulang kembali pada kehamilan 32-34

mingu. Periksa juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubela,23

Cytomegalovirus, Hepatis / HIV). Periksa gula darah pada

kunjungan pertama, bila normal,periksa ulang pada kunjungan

mingu ke 26 - 28, untuk dideteksi dini diabetes melitus

gestational.

3) Pemeriksan penunjang Lain-lain

Pelvimetri radiologik (akhir trimester 3), jika diperlukan,

untuk perhitungan jalan lahir. Pada trimester 3 akhir, pembentukan

dan pematangan organ janin sudah hampir selesai, sehinga

kemungkinan mutasi / karsinogen jauh lebih kecil dibandingkan

pada trimester pertama atau kedua. Tetap harus digunakan dosis

radiasi sekecil-kecilnya. Ultrasonografi (USG) tidak berbahya

karena mengunakan gelombang suara. Frekuensi yang digunakan

dari 3.5, 5.0, 6.5, atau 7.5 MHz. Makin tingi frekuensi, resolusi

yang dihasilkan makin baik tetapi penetrasi tidak dapat dalam,

karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Page 19: Pemeriksaan Ante Natal

5. Frekuensi Antenatal Care

a. Pengertian Frekuensi Antenatal Care

Jumlah kunjungan pemeriksan kehamilan kepada petugas

kesehatan, untuk mendeteksi secara dini dan mencegah komplikasi

dalam kehamilan, ibu hamil harus melakukan antenatal care sesuai

yang telah dianjurkan yaitu:24

1) Satu kali pada trimester pertama (K1)

K1 merupakan kunjungan pertama ibu hamil setelah dirinya

terlambat menstruasi yang bertujuan untuk tercapainya ibu hamil

yang sehat dan selamat baik bagi ibu sendiri maupun janinya

(Dewi & Sunarsih, 2010). 2) Satu kali pada trimester kedua

Kunjungan ibu hamil yang bertujuan untuk mengenali

komplikasi akibat kehamilan dan pengobatanya (Dewi & Sunarsih,

2010). 3) Dua kali pada trimester ketiga (K4)

Kunjungan ulang (K4) kunjungan antenatal yang dilakukan

setelah kunjungan antenatal pertama dimana kegiatanya lebih

difokuskan dalam pendeteksian komplikasi, mempersiapkan

kelahiran dan kegawatdaruratan (Dewi & Sunarsih, 2010). b. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil melakukan ANC

1) Faktor predisposisi (Predisposing factor)

a) Tenaga kesehatan

Setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta

memilki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan

dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

wewenang untuk melakukan upaya kesehatan (Notoatmodjo,

203).25

Page 20: Pemeriksaan Ante Natal

b) Masyarakat dan keluarga

Pengetahuan dan pendidikan masyarakat sangat berperan

dalam prilaku kesehatan masyarakat itu sendiri baik itu

diperoleh dari pendidikan formal ataupun informal, penyuluhan

atau pengindran( Notoatmodjo, 203).

2) Faktor pemungkin (Enabling factor)

a) Ketersedian fasiltas pelayanan kesehatan

(1) Tenaga kesehatan

Setiap orang yang mengabdikan diri dalam

kesehatan serta memilki pengetahuan dan atau ketrampilan

melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis

tertentu memerlukan wewenang untuk melakukan upaya

kesehatan, tenaga kesehatan yaitu: dokter, bidan, perawat.

Adapun Antenatal Care akan efektif bila asuhan diberikan

oleh petugas kesehatan yang terampil dan

berkesinambungan (Kusmiyati, 208).

(2) Sarana kesehatan

Sarana kesehatan sangat penting sebagai upaya

pelaksanan pelayanan kesehatan baik berupa Posyandu,

Puskesmas, dan rumah sakit, selain itu tersedianya alat

pelayana kehamilan yang baik dan masih dapat digunakan,

obat – obatan yang diperlukan, waktu pencatatan kehamilan26

dan mencatat semua hasil temuan pada KMS ibu hamil

untuk menentukan tindakan selanjutnya (Mufdliah, 2010).

b) Ekonomi

Page 21: Pemeriksaan Ante Natal

Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan,

keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu

untuk menyediakan dana bagi pemeriksan kehamilan, masalah

yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah

yaitu ibu hamil akan Kekurangan Energi dan Protein (KEK).

(Bobak, Lowdermilk & Jensen, 204).

c) Sosial Budaya

Perilaku keluarga yang tidak mengijnkan seorang wanita

hamil meningalkan rumah untuk memeriksakan kehamilanya

merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan

ibu hamil memeriksakan kehamilanya (Bobak, Lowdermilk &

Jensen, 204).

d) Geografis

Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan

kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit

memeriksakan kehamilanya, hal ini karena transportasi yang

sulit menjangkau sampai tempat erpencil (Bobak, Lowdermilk

& Jensen, 204).27

3) Faktor penguat (Reinforcing factor)

a) Sikap dan Perilaku Petugas kesehatan

Sikap petugas terhadap suatu kegiatan secara tidak

langsung sangat menmpengaruhi bagaimana masyarakat

disekitarnya untuk sadar tentang prilaku kesehatan karena dala

masyarakat tenaga kesehatan diangap sebagai contoh, selain

itu peran petugas ksehatan itu sendiri juga sebagai pelaksana

Page 22: Pemeriksaan Ante Natal

dan pendidik dalam masyarakat. ( Notoatmodjo, 203)

b) Sikap dan Perilaku Masyarakat dan Keluarga

Sikap masyarakat dan keluarga secara nyata menunjukan

konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu

yang bersifat emosional. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan,

berpikir, keyakinan dan emosi. Respon ibu hamil tentang

pemeriksan kehamilan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keteraturan ANC. Adanya sikap lebih baik

tentang ANC ini mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap

kesehatan dirinya dan janin ( Notoatmodjo, 203).

B. Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia meningkatkan

kepribadian atau proses perubahan prilaku menuju kedewasan dan

penyempurnan kehidupan manusia dengan jalan mengembangkan potensi28

dirinya, berupa rohani, (cipta, rasa, karsa) dan jasmani. Pendidikan

merupakan kemajuan – kemajuan masyarakat dan kebudayanya dalam

satu kesatuan. (Notoatmodjo, 202).

2. Tingkatan Pendidikan

Jenjang pendidikan menurut undang – undang RI No. 20 th 203

tentang SISDIKNAS adalah:

a. Pendidikan dasar

Adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

ketrampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan serta

mempersiapkanya untuk mengikuti pendidikan menengah.

Page 23: Pemeriksaan Ante Natal

Merupakan bekal dasar bagi perkembangan kehidupan baik pribadi

maupun masyarakat, oleh karena itu warga Negara diberi kesempatan

memperoleh pendidikan dasar. Terdiri dari SD dan SMP.

b. Pendidikan menengah

Adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi

angota masyarakat yang memilki kemampua mengadakan hubungan

timbal balik dengan hubungan sosial budaya dengan alam sekitar serta

dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau

perguruan tingi. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan

menengah umum (SMA, MA) dan Kejuruan.

c. Pendidikan tingi

Adalah pendidikan yang memepersiapkan peserta didik untuk

menjadi angota masyarakat yang memilki kemampuan tingkat ingi29

yang bersifat akademik atau profesional sehinga dapat menerapkan,

mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

pembangunan nasional serta meningkatkan kesejahteran manusia.

Pendidikan tingi terdiri dari Akademi, Instiusi, Sekolah Tingi dan

Universitas.

C. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu yang diperoleh dari

pengindran terhadap suatu objek tertentu yang terjadi melalui pancaindra

manusia yaitu: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoajmodjo, 203).

Page 24: Pemeriksaan Ante Natal

2. Tingkatan Pengetahuan

a. Tahu ( know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat kedua

adalah mengingat kembali (recal) terhadap Sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

sebab itu “ tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah.30

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paha terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi dikatakan sebagai kemampuan untuk mengunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi ril (sebenarnya).

Aplikasi in dapat diartikan aplikasi atau pengunan hukum – hukum,

rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam suatu

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitanya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilhat dari pengunan kata – kata kerja:

Page 25: Pemeriksaan Ante Natal

dapat mengambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokan dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesisi)

Sintesis mrnunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk31

menyusun suatu formulasi – formulasi yang ada. Misalnya: dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan –

rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian –

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

mengunakan kriteria – kriteria yang telah ada.

Menurut Notoatmodjo, 203 dalam bukunya menyebutkan bahwa,

Pendidikan masyarakat sangat berperan dalam prilaku kesehatan

masyarakat itu sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal ataupun

informal, penyuluhan atau pengindran, respon ibu hamil tentang

pemeriksan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keteraturan antenatal care,orang yang memilki pendidikan tingi akan

memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang akan

datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan akan mereka peroleh

dari gagasan tersebut, semakin tingi tingkat pendidikan seseorang maka

ia akan lebih mudah menerima informasi sehinga mungkin banyak pula

Page 26: Pemeriksaan Ante Natal

pengetahuan yang dimilki.

Menurut Notoatmodjo, 203, pengetahuan yang dimilki seseorang

tidaklah sama melainkan tergantung pada upaya untuk mempelajarinya

lebih mendalam dan prilaku yang dilandasi pengetahuan akan lebih32

langeng dari pada yang tidak dilandasi pengetahuan. Pendidikan dan

pengetahuan masyarakat sangat berperan dalam prilaku kesehatan

masyarakat itu sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal ataupun

informal, penyuluhan atau pengindran, respon ibu hamil tentang

pemeriksan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keteraturan antenatal care.

Menurut Yohana dalam hasil penelitanya tahun 2010

menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan pendidikan dengan

frekuensi kunjungan antenatal care.

Menurut Rosyidah dalam hasil penelitanya tahun 2010,

menyebutkan bahwa ada hubungan yang berbanding lurus antara

pengetahuan ibu hamil dengan frekuensi kunjungan antenatal.3

D. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Skema Kerangka Teori

Sumber :Modifikasi Kusmiyati, 208, Lawrence Gren, Mufdliah, 209,

(Bobak, Lowdermilk & Jensen, 204). Sarwono, 208, Depkes RI 203.

Faktor Predisposisi

(Predisposing Factor)

1. Pengetahuan Tenaga

kesehatan:

a. Pendidikan

Page 27: Pemeriksaan Ante Natal

b. Pelatihan

c. Kompetensi:

1). Pengalaman

2). Ketrampilan

2. Pengetahuan Ibu:

a. Pendidikan

b. Penyuluhan atau

Informasi

Frekuensi ANC

(Antenatal Care)

Faktor Pemungkin

(Enabling Factor)

1. Tenaga kesehatan

2. Sarana Kesehatan

3. Ekonomi

4. Sosial Budaya

5. Geografis

Faktor Penguat

(Reinforcing Factor)

1. Sikap dan Perilaku

Petugas Kesehatan

2. Sikap dan perilaku

Keluarga34

E. Kerangka Konsep

Gambar 2.3 Skema Kerangka Konsep

Page 28: Pemeriksaan Ante Natal

F. Hipotesa Penelitian

Hipotesis dari penelitan ini adalah :

- Ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan frekuensi antenatal

care.

- Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan frekuensi antenatal

care.

Frekuensi ANC

(Antenatal Care)

Pendidikan Ibu

Hamil

Pengetahuan Ibu

Hamil

Variabel Independent Variabel Dependent