pembuatan peta topografi, melalui global mapper …

26
1 PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER DARI GOOGLE EARTH DALAM PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN Oleh : Putu Preantjaya Winaya PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2019

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

27 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

1

PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER DARI GOOGLE

EARTH DALAM PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Oleh :

Putu Preantjaya Winaya

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2019

Page 2: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

2

ABSTRAK

Peta merupakan salah satu data spasial yang dibutuhkan dalam bidang Teknik Sipil yang

digunakan untuk mendapatkan informasi pada suatu wilayah atau suatu tempat. Peta merupakan

gambar dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar, menggunakan skala dan petunjuk arah

utara.

Peta digital adalah model yang menggambarkan kebumian yang berubah sesuai dengan waktu

penggambaran, selalu dinamis, dan dibuat pada sebuah basis data tentang obyek spasial dari data

base. Peta digital dapat diperbaharui secara cepat dan akurat. Pengolahan atau pembuatan peta

digital dapat menggunakan beberapa program aplikasi computer, salah satunya adalah Program

Autocad.

Peta Topografi, merupakan peta dasar digunakan pada Bidang Teknik Sipil, untuk merancang

trase jalan.

Sebelum digunakannya data digital dan peta digital topografi, Peta Topografi dibuat secara

manual, sehingga memerlukan waktu yang lama, sehingga dalam perancangan jalan, alternative

trase jalan tidak banyak dapat dilakukan, penggunan Peta Topografi secara digital dapat

memberikan banyak alternative dalam menetapkan trase jalan terpilih.

Hasil simpulan dari penelitian ini; 1.Peta Topografi dapat dibuat menggunakan data digital dari

Data Google Maps dengan cara mengcrop data gambar digital dari Google Maps batasi dengan

koordinat yang dikehendaki, 2.Peta topografi dapat dibuat menggunakan antara lain dengan

Program Aplikasi Komputer Global Mapper

Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian lebih lanjut adalah; 1. Dapat dilakukan

penelitian lebih lanjut mengenai kelayakan secara ekonomi dan secara finansial, 2. Dapat

dilakukan penelitian lanjutan mengenai akurasi peta topografi yang menggunakan data digital

dan data manual di lapangan.

Kata Kunci : Peta Topografi, Program Aplikasi Komputer, data Digital

Page 3: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

3

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelayakan teknis dalam perencanaan prasarana jalan, diawali dengan perancangan

geometrik jalan. Dibutuhkan peta-peta pendukung untuk mewujudkan hasil rancangan

geometrik jalan yang harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan perancangan geometrik jalan

antara lain :

a. Peta dasar yang menggambarkan situasi kawasan/daerah perancangan dari titik awal/asal

jalan sampai ke titik akhir/tujuan jalan yang harus dibangun. (dalam peta ini tercantum

situasi daerah seperti adanya tempat ibadah, situs arkeologi, cagar alam, cagar budaya,

permukiman, aliran sumgai dan lain sebagainya),

b. Peta Topografi yaitu peta situasi suatu daerah dengan memperlihatkan garis yang

menunjukkan ketinggian yang sama (Countur).

c. Peta tematik yang menggambarkan kebencanaan daerah tersebut, iklim daerah tersebut

dan lainsebaginya.

Peta-peta tersebut di atas dipersiapka sebagai pendukung dibuatnya perancangan

geometrik jalan, sebelum penggunaan komputer dengan sistem digital, peta-peta tersebut

dibuat secara manual, dengan menggunakan alat ukur tanah manual, penggambaran secara

manual, sehingga beaya menjadi mahal, dan dibutuhkan waktu yang lama dalam

menyelesaikan pembuatan peta-peta tersebut tersebut.

Pada masa millennium kedua atau setelah tahun duaribuan, pemanfaatan digital sangat

luas sehingga pembuatan peta terutama pembutan peta topografi dapat dipermudah dan dapat

dipercepat, hal ini tidak terlepas dari adanya aplikasi yang menyediakan data digital yang

terus diperbaharui sesuai dengan perubahan waktu, juga adanya aplikasi untuk melakukan

perubahan sesuai dengan kebutuhan perancangan, sehingga perubahan-perubahan yang

dibutuhkan dalam perancangan dapat dilakukan secara cepat, dan hasil rancangan dapat

mendekati sempurna, baik dari segi teknis, ekonomi, dan finansial, maupun dari segi

lingkungan.

Page 4: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

4

1.2 Permasalahan

1. Apakah Peta Topografi dapat dibuat menggunakan data digital ?

2 Apakah Peta Topografi dapat dibuat menggunakan Program Aplikasi Komputer ?.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Membuat Peta Topografi menggunakan data digital dari Data Google Maps.

2. Membuat peta topografi menggunakan Program Aplikasi Komputer global Mapper

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dapat membuat peta topografi relatif lebih cepat dan relative lebih murah.

2. Dapat membuat alternatif perancangan trase jalan lebih banyak .

1.5 Batasan Masalah

1. Tidak menganalisis kelayakan ekonomi dan finansial

2. Tidak melakukan control di lapangan.

Page 5: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perancangan

Perancangan/Desain adalah suatu proses untuk membuat cara/sistim baru untuk dapat

menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, yang didapat dari pemilihan alternatif sistim

yang ada sebelumnya sehingga didapat hasil rancangan yang lebih akurat dan lebih mudah.

2.1.1 Prinsip Dasar Perancangan/Desain

Sebuah desain atau pengorganisasian beberapa elemen/unsur terbentuk atas dasar prinsip-

prinsip. Prinsip desain merupakan landasan dasar dalam membuat suatu karya perancangan,

untuk itu prinsip perancangan ini sangat diperlukan. Prinsip-prinsip dasar perancangan adalah

sebagai berikut : (Hendratman, 2010 : 29)

1. Keseimbangan (Balance)

Secara keseluruhan, komponen-komponen desain harus tampil seimbang. Keseimbangan

merupakan prinsip dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah. Macam-macam

keseimbangan adalah sebagai berikut :

a. Keseimbangan Simetris, dengan keseimbangan ini dapat memberikan kesan formal,

tradisional.

b. Keseimbangan Asimetris, lebih memberikan kesan informal, modern, dinamis dan berani.

c. Keseimbangan Radial, lebih terkesan focus.

2. Irama (Rhytme)

Irama adalah pengulangan atau varisasi dari komponen-komponen desain grafis.

Beberapa jenis pengulangan adalah sebagai berikut :

a. Reguler, pengulangan komponen grafis dengan jarak dan bentuk yang sama. Pengulangan

jenis ini biasanya digunakan sebagai desain border, motif fashion, kertas kado dan ubin lantai.

b. Mengalir, jenis ini memberikan kesan bergerak, dinamis dan mengalir. Biasanya digunakan

dalam bidang animasi.

c. Progresif/Gradual, pada jenis ini ada peralihan antar stepnya sehingga menimbulkan kesan

berproses sedikit demi sedikit. Dalam dunia Animasi disebut Morphing. Contohnya,

perubahan bayi menjadi dewasa, gradasi warna, dll.

Page 6: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

6

3. Proporsi (Proportion)

Proporsi adalah adanya perubahan perbandingan antara panjang, lebar atau tinggi

sehingga gambar dengan perubahan proporsi sering terlihat distorsi. Dengan mengatur skala

dan proporsi karya desain menjadi terkesan luas / jauh, sedang, sempit atau dekat.

4. Fokus (Focus) dan Kontras

Focus atau pusat perhatian selalu diperlukan dalam suatu komposisi untuk menunjukkan

bagian yang dianggap penting dan diharapkan menjadi perhatian utama. Ada beberapa tahap

focus, mulai dari yang terpenting, pendukung dan pelengkap.

Dominant, adalah objek yang paling menarik.

Sub-domaint, adalah objek yang mendukung penmapilan objek dominan.

Sub-ordinate, adalah objek yang kurang menonjol, bahkan tertindih oleh objek dominant

dan sub-dominant. Contohnya, background.

Kontras adalah penekanan karena ada perbedaan drastis / konflik pada

komponen grafis. Misalnya kontras warna hitam dan putih, kontras garis tebal dan tipis,

kontras teks font size besar dan kecil, dll.

5. Kesatuan (Unity)

Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasan

dari unsure-unsur yang disusun, baik dalam wujudnya maupun kaitannya dengan ide yang

melandasinya. Kesatuan yang utuh dapat digunakan pendekatan prinsip prinsip antara lain :

a. Pendekatan dan Penutup

b. Kesinambungan (continuity)

c. Kesamaan dan konsisten

d. Perataan (Aligment)

2.2 Perpetaan (Cartografi)

Peta adalah gambaran bumi yang diproyeksikan pada bidang datar dan dilengkapi dengan

skala. Peta (map) berasal dari bahasa yunani “ mappa” yang artinya taplak atau kain penutup

meja. Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan,

merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan

pada tingkatan pembangunan. Badan Koordinasi dan pemetaan nasional (Bakosurtanal 2005).

Page 7: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

7

Gambar 2.1 Contoh Peta Topografi dan garis kontur

Sumber : Tabasahona.com, 2019

Perpetaan atau Cartografi, telah digunakan dalam rangka menguasai Kawasan Pulau Jawa

pada abad 12, “Pada catatan Sejarah Cina yang disusun pada Tahun 1369 dan 1370 ditulis bahwa

pada penyerbuan tentara Yuan ke Jawa Tahun 1292-1293, Raden Wijaya mempersembahkan

peta administratif Kerajaan Kediri kepada penyerbu sebagai tanda menyerah”. (C.J Zandvliet,

1994). Penggunaan peta berkembang pesat pada Perang Dunia II. Teknologi pembuatan peta

telah dimanfaatkan dengan baik oleh para ahli strategi dalam bidang militer pada saat itu strategi

perang dapat dijalankan dengan lebih jelas dan mudah. Pembuatan peta diantaranya melibatkan

teknologi penginderaan jauh, khususnya pemanfaatan fotografi dengan infra merah. Disamping

teknologi dalam pembuatan, pengolahan dan penggambaran peta secara grafis merupakan teknik

yang terus diperbaharui agar peta lebih mudah dipahami.

Grafik (Chart) atau biasa disebut juga dengan istilah diagram, adalah gambaran informasi

yang merupakan representasi bilangan dalam suatu kumpulan data. Grafik sering didigunakan

untuk mempermudah memahami dalam membaca data-data angka dalam jumlah yang besar

Page 8: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

8

dalam waktu yang singkat. Diagram dalam istilah lain yang juga disebut bagan, yakni gambar

yang dipergunakan untuk menyederhanakan dan menggambarkan suatu struktur secara visual

sebagai reperentasi dari suatu konsep, ide, kontruksi, hubungan satu sama lain, gambaran

anatomi, dsb, yang digunakan dalam berbagai aspek aktifitas kehidpan untuk

memvisualisasikan/memperjelas suatu topik (Adi Kusriano,2007)

2.2.1 Jenis – jenis Peta

Peta telah digunakan atau dimanfaatkan secara luas, sesuai dengan fungsi informasi atau

hal-hal yang dibutuhkan pada gambar yang ada di permukaan bumi. Jenis jenis peta menurut

fungsinya dijelaskan di bawah ini.

a. Peta Topografi

Peta Topografi merupakan salah satu jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan

detail, biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Sebuah peta topografi

biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan peta.

Sebuah garis kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang berhubungan namun tidak

berpotongan, ini merupakan titik elevasi pada peta topografi. Karakteristik unik yang

membedakan peta topografi dari jenis peta lainnya adalah peta ini menunjukkan kontur topografi

atau bentuk tanah di samping fitur lainnya seperti jalan, sungai, danau, dan lain-lain. Karena peta

topografi menunjukkan kontur bentuk tanah, maka peta jenis ini

merupakan jenis peta yang paling cocok untuk kegiatan outdoor dari peta kebanyakan.

Pada peta kontur dilengkapi dengan garis kontur yang juga diberi label ketinggian garis

serta interval kontur. Peta kontur adalah suatu peta yang di dalamnya terdapat (garis-garis

kontur) yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama. Garis

kontur adalah garis khayal dilapangan yang dibuat dengan cara menghubungkan titik-titik yang

mempunyai ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis menerus di atas peta yang

megambarkan titik-titik di atas peta dengan ketinggian yang sama. Garis kontur ini merupkan

ciri khas yang membedakan peta topografi dengan peta lainnya dan digunakan untuk

penggambarkan relief bumi atau tinggi rendahnya permukaan bumi pada peta. Garis kontur dapat

juga disebut garis tranches, garis tinggi dan garis tinggi horizontal. Dalam hal ini dapat

dimisalkan bahwa garis tinggi horizontal adalah +30 m dari muka air laut, artinya garis kontur ini

dihubungkan oleh titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama + 30 m terhadap tinggi dari

Page 9: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

9

muka air laut. Garis kontur digambarkan di atas peta untuk menggambarkan tinggi rendahnya

permukaan tanah dari muka air laut. Dari garis kontur ini selanjutnya dapat diaplikasikan untuk

mendapatkan informasi mengenai slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang

atau melintang permukaan tanah, dalam bidang Teknik Sipil (dalam pembangunan jalan) dapat

digiaplikasikan untuk menghitung galian serta timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli

terhadap ketinggian vertikal garis jalan yang dibangun. Garis kontur dapat dibentuk dengan

membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi

kebidang mendatar peta. Garis-garis kontur merupakan cara yang dilakukan untuk

menggambarkan bentuk permukaan bumi pada peta, karena memberikan ketelitian yang lebih

baik. Cara lain untuk menggambarkan bentuk permukaan bumi yaitu dengan cara hachures dan

shadding. Bidang pembanding ini digunakan pada umumnya adalah tinggi permukaan air laut,

dan ini diambil dan disepakati sebagai titik ketinggian nol. Indeks kontur adalah garis kontur

yang digambarkan lebih besar/tebal didalam peta, yang merupakan kelipatan lima atau kelipatan

sepuluh dari interval kontur, agar bila gambar peta diperkecil, maka dengan mudah dapat dibaca

mengenai ketinggian garis-garis kontur tersebut.

Karaktersitik garis kontur dapat dijelaskan sebagai berikut ;

1. Sifat-sifat garis kontur

Garis kontur pada dasarnya merupakan wujud dari perpotongan antara suatu bidang atau

suatu benda dengan suatu bidang datar, yang dilihat dari atas.

Garis kontur mempunyai sifat sebagi berikut :

a. Garis kontur tidak pernah saling berpotongan, kecuali dalam keadaan ekstrim seperti tebing

yang menggantung.

b. Garis kontur akan lebih renggang kalau topografi landai dan lebih rapat topografinya kalau

curam.

c. Garis kontur tidak akan bertemu atau menyambung dengan garis kontur yang bernilai lain.

d. Pada lembah garis kontur akan meruncing kearah hulu.

2. Penentuan besarnya kontur-kontur

Besarnya interval kontur ditentukan oleh :

a. Skala peta makin besar, maka interval konturnya makin kecil.

b. Variasi relief makin besar, maka makin kecil intervalnya.

Page 10: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

10

c. Tujuan khusus.

Perlu dipahami, bahwa semakin kecil interval konturnya, maka makin banyak detail yang

dapat diperlihatkan. Tetapi dalam pemilihan besarnya interval kontur, harus tetap disesuaikan

dengan kebutuhan seberapa detail yang dibutuhkan untuk diperlihatkan. Kalau tidak ada hal-hal

yang khusus yang dibutuhkan atau ada hal-hal yang luar biasa, interval kontur biasanya diambil

sebesar 1/2000 dari skala peta. Misalnya peta yang berskala 1 : 10.000 akan mempunyai interval

kontur sebesar 5 m.

3. Aturan dan cara-cara pembuatan garis kontur

Dalam membuat garis kontur ada beberapa aturan yang diikuti antara lain;

a. Garis kontur selalu dibuat tertutup atau berakhir pada tepi peta.

b. Kontur tertutup yang menunjukkan depresi harus dibedakan dengan kontur tertutup yang

menunjukkan bukit, yaitu dengan cara menambahkan garis-garis gigi yang mengarah

kearah depresi. Cara pembuatan garis kontur secara manual adalah sebagai berikut;

a). Cantumkan titik-titik dengan harga ketinggiannya.

b). Hubungkan titik-titik yang mempunyai tinggi yang sama, dan dibedakan dengan titik-

titik yang lebih rendah disekitarnya, kemudian buatlah interpolasi sesuai dengan interval

konturnya.

c). Hubungkan titik-titik yang diperoleh dari hasil interpolasi, sehingga menjadi garis yang

mempunyai nilai yang sama..

d). Kalau gari-garis kontur yang telah diperoleh memotong lembah, walaupun tidak ada

suatu harga ketinggian pada hulu lembah tersebut, garis kontur tersebut kita buat

meruncing kehulu. juga spasi kontur disesuaikan dengan bentuk-bentuk lereng.

4. Interval kontur

Pembuatan garis kontur antara kontur yang satu dengan kontur yang lain didasarkan pada

besarnya perbedaan tinggi diantara kedua buah kontur yang berdekatan dan perbedaan tinggi

tersebut disebut dengan,’’Interval Kontur” (Contour interval). Untuk menentukan besarnya

interval kontur tersebut ada ketentuan umum yang dapat digunakan yaitu :

• Interval kontur merupakan jarak tegak antara dua garis-garis kontur yang berdekatan. Jadi

interval kontur juga merupakan jarak antara dua bidang datar yang berdekatan. Pada suatu

peta topografi, interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin

Page 11: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

11

besar skala peta, maka akan semakin banyak informasi yang dapat disajikan, dan interval

kontur semakin kecil

Gambar2.2 Gambar sebagian Peta Topografi dan Garis Kontur

Sumber : Khoirunnas anfa’uhum, 2012

Rumus untuk menentukan interval kontur pada suatu peta kontur adalah:

Berikut disajikan tabel interval dan indeks kontur :

Tabel 2.1 Interval Kontur dan Indeks Kontur Berdasarkan Skala Peta

Skala Peta Interval Kontur

(Meter)

Indeks Kontur

(Meter)

1:10.000 5 25

1:25.000 12,5 50

1:50.000 25 100

1:100.000 50 200

1:250.000 100 500

Sumber : Bakosurtanal, 2005

Berdasarkan Tabel 2.1 maka untuk skala peta 1 : 10.000 Interval 5 meter, dan Indeks

Kontur sebesar 25 meter. Interval kontur merupakan jarak horisontal antara 2 (dua) garis

Page 12: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

12

Kontur yang mempunyai tinggi berbeda yang ditentukan berdasarkan skalanya. Besarnya

interval kontur sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval kontur selalu

dinyatakan secara jelas di bagian bawah tengah di atas skala grafis. Dengan demikian kontur

yang dibuat antara kontur yang satu dengan yang lain yang berdekatan selisihnya 2,5 m.

Interval Kontur = 1/2000 x skala peta

Penarikan kontur dilakukan dengan cara memperkirakan (interpolasi) antara besarnya

nilai titik-titik ketinggian yang ada denga besarnya nilai kontur, artinya antara dua titik

ketinggian dapat dilewati beberapa kontur, tetapi dapat juga tidak ada kontur yang melewati

dua titik ketinggian atau atau lebih. jadi semakin besar perbedaan angka ketinggian antara dua

buah titik tersebut,maka semakin banyak dan rapat kontur yang memalaui titik tersebut,yang

berarti daerah tersebut lerengnya terjal, sebaliknya semakin kecil perbedaan angka ketinggian

antara dua buah tiitk tersebut, maka semakin sedikit dan jarang kontur yang ada, berarti

daerah tersebut lerengnya landai atau datar. Dengan demikian dari garis kontur digital

tersebut, kita dapat membaca bentuk medan (relief) dari daerah yang digambarkan dari garis

kontur tersebut, apakah mempunyai lerengyang terjal, (berbukit, bergunung), bergelombang,

landai atau datar. Informasi relief secara absolut diperlihatkan dengan cara menuliskan nilai

kontur yang merupakan ketinggian garis tersebut di atas bidang permukaan laut rata-rata.

Garis kontur mempunyai arti yang penting bagi perencanaan rekayasa, karena dari garis

kontur dapat direncanakan, antara lain : penentuan trase jalan, saluran irigasi, saluran drainase

dalam bentuk irisan, tampang pada arah yang dikehendaki, gambar isometrik dari

galian/timbunan, besar volume galian/timbunan, penentuan batas genangan pada waduk, dan

arah drainase. Pengumpulan data titik koordinat (x,y) dan ketinggian (z) melalui google earth

pro dapat diwujudkan dengan cara Penginderaan Jauh (PJ), yaitu untuk mendapatkan

informasi tentang obyek, wilayah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh

dari suatu alat tanpa berhubungan langsung dengan obyek, wilayah atau gejala yang sedang

dikaji. (Lilesand et.all, 2007). DTM adalah suatu basis data dengan koordinat (x,y) dan z

yang digunakan untuk mempersentasikan permukaan tanah secara digital (Kenneth Field

(2002), dan yang disebut dengan akurasi adalah nilai ketinggian titik (z) yang diberikan oleh

DEM. DEM merupakan suatu sistem, model, metode, dan alat dalam mengumpulkan,

mengolah, dan penyajian informasi medan. Susunan nilai-nilai digital yang mewakili

distribusi spasial dari karakteristik medan, distribusi spasial di wakili oleh nilai-nilai pada

Page 13: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

13

sistem koordinat horisontal (X, Y) dan karakteristik medan diwakili oleh ketinggian medan

dalam sistem koordinat (Z) (Frederic J. Doyle, 1991). Dengan begitu data yang dihasilkan

google earth pro berupa data DTM (digital Terrain Modal) atau Data DEM (digital evelation

modal).

Gambar 2.3 Sketsa Gambar DSM dan DTM

Gambar 2.4 Gambar satelit DSM DAN DTM

Sumber: Frederic J. Doyle. 1991

Pada Gambar 2.4 Gambar sebelah kiri merupakan Gambar Peta Digital Surface Model

(DSM), sedangkan Gambar sebelah kanan merupakan Gambar Peta Digital Terrain Model.

Model Elevasi Digital (Dem) adalah jenis raster lapisan GIS. Dalam DEM, setiap sel dari

lapisan raster GIS memiliki nilai sesuai dengan elevasi (z nilai pada interval jarak teratur).

DEM file data berisi ketinggian medan di wilayah tertentu, biasanya pada interval grid yang

tetap selama “Bare Earth”.Interval antara masing-masing titik grid akan selalu direferensikan

Page 14: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

14

ke beberapa sistem koordinat geografis (lintang dan bujur atau UTM (Universal Transverse

Mercator) sistem koordinat (Easting Northing). Untuk lebih detil informasi dalam DEM data

file, perlu bahwa titik-titik grid lebih dekat bersama-sama. Rincian puncak dan lembah di

medan akan lebih baik dimodelkan dengan jarak grid kecil daripada ketika interval grid yang

sangat besar. Sebuah digital terrain model (DTM) dapat digambarkan sebagai tiga –

representasi dimensi permukaan medan yang terdiri dari X, Y, Z koordinat disimpan dalam

bentuk digital. DTM adalah singkatan dari Digital Terrain Model atau bentuk digital dari

terrain (permukaan tanah, tidak termasuk objek diatasnya) DTM menampilkan data yang lebih

lengkap dari DEM. Ini mencakup tidak hanya ketinggian dan elevasi tetapi unsur-unsur

geografis lainnya dan fitur alami seperti sungai, jalur punggungan, dll. DTM secara efektif

DEM yang telah ditambah dengan unsur-unsur seperti breaklines dan pengamatan selain data

asli untuk mengoreksi artefak yang dihasilkan dengan hanya menggunakan data asli. Dengan

meningkatnya penggunaan komputer dalam rekayasa dan pengembangan cepat tiga dimensi

grafis komputer DTM menjadi alat yang ampuh untuk sejumlah besar aplikasi dibumi dan.

ilmu teknik.

Sistem informasi yang berbasis spasial merupakan suatu system berbasis komputer yang

digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengatur, mentransformasi, memanupulasi

dan menganalisis data-data geografis Data geografis yang dimaksud disini adalah data spasial

yang mempunyai ciri cirinya;

a. Memiliki geometric properties seperti koordinat dan lokasi.

b. Terkait dengan aspek ruang seperti persil, kota,kawasan pembangunan

c. Behubungan dengan semua fenomena yang terdapat dibumi, misalnya data, kejadian gejala

dan objek.

d. Dipakai untuk maksud maksud tertentu, misalnya analisis pemantauan

ataupun pengolahan.

Kebanyakan SIG menggunakan system konsep “lapis” (layer). Setiap lapisan mewakili satu fitur

geografi dalam era yang sama dsn selanjutnya semua lapisan bisa saling ditumpuk unutk

mendapatkan informasi yang lengkap. Setiap lapisan dapat dibayangkan seperti plastic

transparan yang mengandung hanya gambar tertentu. Pemakai bisa memilih transparan

transparan yang dikehendaki dan kemudian saling ditumpangkan sehingga akan diperoleh

gambar yang merupakan gabungan dari sejumlah transparan.

Page 15: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

15

b. Peta Tematik

Peta Tematik (sering juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus)

menyajikan dengan pola ruang pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda

dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan

administratif), peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan dari pada sebuah

nilai atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini dapat merupakan fenomena fisikal seperti

iklim atau ciri-ciri khas komunitas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan

kesehatan. Peta tematik dapat membantu perencanaan suatu daerah, unit administrasi,

manajemen, usaha, hutan, pendidikan, kependudukan, dan lain-lain.

Contoh:

Peta Land system

Peta Kuasa Pertambangan

Peta Dasar Tematik (sungai, jalan dan garis pantai)

Peta Geologi

Peta Batas Administrasi

Peta Daerah Aliran Sungai

Peta Fungsi Kawasan Hutan Baru, dll.

C. Peta Hijau (Green Map)

Peta Hijau (bahasa Inggris: Green Map) adalah peta tematik yang menampilkan

keterkaitan antara masyarakat dengan lingkungan. Sistem peta hijau adalah kerja sama secara

global yang memungkinkan masyarakat di mana pun untuk membuat peta hijau yang bersifat

lokal.

1. Ikon-ikon peta hijau

Peta hijau menandai potensi alam dan budaya suatu kawasan. Penandaan atau pemetaan

dilakukan dengan penggunaan bahasa komunikasi visual sistem ikon Green Map. Sistem ikon

Green Map didesain bersama untuk mengidentifikasi suatu daerah dan fenomena yang memiliki

potensi sumber daya alam dan kebudayaan di setiap peta hijau yang diterbitkan, baik yang

bersifat positif dan negatif. Ikon ini merupakan sebuah metode komunikasi dengan cara yang

Page 16: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

16

berbeda kepada masyarakat umum. Definisi setiap ikon telah ditentukan sebelumnya, tetapi

pemeta lokal mendapat izin untuk mendefinisikan secara tepat dan membuat (ikon local) baru

yang relevan dengan situasi dan kondisi yang terdapat di lapangan. Ikon Green Map tidak hanya

dibentuk dalam gambar,melainkan juga didigitalisasi menjadi sebuah tulisan, sehingga dapat

digunakan dalam berbagai jenis perangkat lunak yang ada pada komputer.

2. Katagorisasi ikon peta hijau

Hingga saat ini, ikon berjumlah 125 buah dan bersifat universal di setiap negara.

125 ikon Green Map ini dibagi menjadi 11 kategori, yaitu :

a. Perkembangan Ekonomi/Economic Development

b. Budaya dan Rancangan/Culture and Design

c. Informasi/Information

d. Sumberdaya Terbarukan/Renewable Resources

e. Infrastuktur/Infrastructure

f. Alam: Tanah dan Air/Nature: Land and Water

g. Alam: Tanaman/Nature: Flora

h. Alam: Binatang/Nature: Fauna

i. Mobilitas/Mobility

2.2.2 Unsur-unsur peta

a. Orientasi, sebagai penunjuk arah digunakan arah utara sebagai patokan arah pada peta. Pada

peta minimal ada arah Utara

b. Judul peta, penunjukkan nama peta. Judul peta ditulis di bagian atas dengan huruf yang

menonjol. Misalnya, Peta Jawa Barat, Peta Pulau Bali, Peta Indonesia, Peta Jawa Timur, dan

sebagainya.

c. Garis tepi peta, menunjukkan batas-batas pinggir gambar peta. Fungsi garis tepi untuk

menulis angka angka derajat astronomis.

d. Legenda, merupakan keterangan-keterangan yang menjelaskan simbol-simbol pada peta.

Page 17: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

17

2.2.3 Skala pada Peta

Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang sesungguhnya. Ada dua

macam jenis skala, yaitu :

a. Skala angka (skala numerik)

Skala angka disebut juga skala perbandingan. Contoh Skala 1:10.000 (dibaca 1

berbanding 10.000). Ini berarti bahwa jarak 1 cm pada peta sama dengan 10.000 cm di

per- mukaan bumi. Atau 1 cm pada peta sama dengan 100 m atau 0,1 km jarak yang

sebenarnya. Misalnya, jarak antara kota A ke kota B di peta adalah 5 cm. Ini berarti jarak

yang sebenarnya dari kota A ke kota B adalah 5 cm X 10.000 cm = 50.000 cm. Kalau

dinyatakan dalam meter berarti 500 meter. Kalau dinyatakan dalam kilometer berarti 0,5

km.

b. Skala garis

Skala ini ditunjukkan oleh garis lurus yang dibagi dalam bagian-bagian yang sama.

Panjang masing-masing ruas = 1 cm, Skala garis ini berarti bahwa 1 cm di peta sama

dengan 1 km di tempat sebenarnya.

2.2.5 Simbol pada Peta

Simbol pada peta digunakan agar yang mempergunakan peta mempunyai persepsi yang

sama terhadap garis, tanda atau lainnya yang ada pada peta. Ada banyak simbol yang

digunakan pada peta. Biasanya diletakkan pada kolom Legenda. Pada Tabel 2.2 dapat

dipahami bentuk gambar dan arti gambar-gambar simbol dalam peta.

2.3 Informasi

Informasi adalah hasil dari kegiatan pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih

berarti dari suatu kejadian.” (Jogiyanto H.M ,2010).

Informasi merupakan data yang telah diolah sedemikian rupa sehingga memiliki makna

tertentu bagi penggunanya. (Adi Nugraha, 2002) Agar informasi menjadi lebih berharga, maka

informasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Informasi harus akurat sehingga mendukung pihak manajemen dalam mengambil informasi.

2. Informasi harus relevan sehingga benar-benar terasa manfaatnya bagi yang membutuhkan.

3. Informasi harus tepat waktu sehingga tidak ada keterlambatan pada saat dibutuhkan

Page 18: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

18

Tabel 2.2 Simbol pada Peta

Berdasarkan definisi – definisi di atas informasi adalah suatu data yang telah diolah menjadi

suatu bentuk yang lebih bernilai dan berguna. Informasi sifatnya menambah wawasan atau

pengetahuan seseorang.

Informasi sendiri terdiri dari beberapa jenis dan macam yang terdiri dari empat, yakni

informasi berdasarkan fungsi, informasi berdasarkan format penyajian, informasi berdasarkan

lokasi peristiwa, informasi berdasarkan bidang kehidupan, untuk dapat lebih memahami

mengenai macam –macam informasi dapat dijelaskan sebagai berikut.

2.4. Jenis-Jenis Informasi

a. Informasi berdasarkan fungsi adalah informasi berdasarkan materi dan kegunaan informasi.

Informasi jenis ini antara lain adalah informasi yang menambah pengetahuan dan informasi

yang mengajari pembaca (Informasi edukatif). informasi yang menambah pengetahuan,

misalnya, peristiwa-peristiwa bencana alam, pembangunan daerah, kegiatan selebritis, dan

sebagainya.

Page 19: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

19

Informasi edukatif contohnya tulisan teknik belajar yang jitu, tips berbicara di depan umum,

cara jitu menjadi programmer komputer, dan sebagainya.

b.Informasi berdasarkan format penyajian adalah informasi berdasarkan bentuk penyajian

informasi. Informasi jenis ini, antara lain berupa foto, karikatur, lukisan abstrak, dan tulisan

teks.

c.Informasi berdasarkan lokasi peristiwa adalah informasi berdasarkan lokasi peristiwa

berlangsung, yaitu informasi dari dalam negeri dan informasi dari luar negeri. d. Informasi

berdasarkan bidang kehidupan adalah informasi berdasarkan bidang-bidang kehidupan yang

ada, misalnya pendidikan, olahraga, musik, sastra, budaya, dan iptek. (Engkos Kosasih, 2006).

Page 20: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

20

III PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Aplikasi dan Data Digital yang Dibutuhkan

Sebelum dilakukan pembuatan peta topografi dibutuhkan perangkat keras (Hard Ware) yang

mencukupi dalam mengaktifkan program aplikasi komputer dan untuk mengolah data digital,

seperti memory untuk mengaktifkan program aplikasi computer (Random Only Memory), dan

memory untuk menyimpan hasil pengolahan data digital (Random Acses Memory). Disamping

itu dibutuhkan perangkat keras berupa Unit Pusat Processing (Central Processing unit).

Program Aplikasi yang dibutuhkan sebagai perangkat lunak (Soft Ware), untuk mengolah

data digital, sesuai dengan kebutuhan informasi dalam perancangan, yaitu:

a. Program Aplikasi Google Earth, sebagai program aplikasi dalam membuat peta dan dan

mendapatkan data yang terkumpul sesuai dengan waktu

d. Program aplikasi Global mapper, untuk membuat peta dan kontur sesuai dengan kebutuhan

e. Program aplikasi Autocad, untuk melakukan proses penggambaran lebih lanjut

Gambar 2.1 Tampilan Aplikasi Google Earth

3.2 Pelaksanaan Pembuatan Peta Topografi

a. Aktifkan Aplikasi Google Maps atau Google Earth

Untuk mendapatkan data digital dari Google Earth dapat dilakukan dengan

mengaktifkan Google Maps, cari daerah yang akan dibuat Peta Topografinya, dengan

memasukkan nama daerah,,desa, kecamatan, kabupaten provinsi , dan negara pada kolom

Search. Jika sudah ditemukan maka tandai tempat/daerah tersebut, tandai dengan 4 titik

Page 21: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

21

koordinat untuk membatasi daerah tersebut, lakukan crop/pengambilan sebagian data yang

ada dan disimpan menggunakan nama file jpg.

Gambar 2.2 Pulau Bali yang di Down Load dari Google Maps

Setelah lokasi ditemukan, maka dibatasi melalui 4 titik koordinat seperti pada

Gambar 3.2 dibawah ini.

Gambar 3.3 Lokasi yang telah dicrop, dan akan dibuat kontur.

Page 22: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

22

b. Aktifkan Program Aplikasi Global Mapper

- Buka file yang sudah kita dapat dari Google Maps dan tersimpan dengan file Jpg

dengan menu “Open your Own Data File”,

Gambar 3.4 Tampilan menu utama pada Global Mapper.

- Pilih “Tools down load online data”

- Pilih “Astergdn fitu world wide Elevation data”

- Pilih “Fitur and footool”

- Export elevation grid format

- Geotiff

- Tiff Export born

- Crop in selectif area picture

- Save ke area counter global mapper

- Open global mapper

- Analisys

- Generate counture (From terrain grid)

- Counture invterval (beda tinggi)

- Smooth counter line

- Export Autocad

- Export fector leader format.

Page 23: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

23

c. Aktifkan Program Aplikasi Autocad

- Buka aplikasi Autocad, ubah unit menjadi meter, agar dapat digunakan untuk

kepentingan tertentu.

Gambar 3.5 Peta Kontur yang dihasilkan dengan ketinggian antara 1463 m sampai 1573 m

Page 24: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

24

Gambar 3.6 Pemanfaatan Peta Topografi yang digunakan untuk Perancangan Trase Jalan

Page 25: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

25

IV SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

1. Peta Topografi dapat dibuat menggunakan data digital dari Data Google Maps dengan

cara mengcrop data dari gambar digital Google Maps batasi dengan koordinat yang

dikehendaki.

2. Peta topografi dapat dibuat menggunakan antara lain dengan Program Aplikasi Komputer

Global Mapper

3.2 Saran-Saran

1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kelayakan secara ekonomi dan secara

finansial

2. Dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai akurasi peta topografi yang menggunakan

data digital dan data manual di lapangan.

Page 26: PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER …

26

DAFTAR PUSTAKA

Adi Kusriano (2007), “Pengantar Desain Komunikasi Visual”, Andi, Yogyakarta

Adi Nugroho (2002), Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi

Berorientasi Objek, Informatika, Bandung

Aini. (2009), Geographic information systems understanding and application. Yogyakarta :

STIMIKAMIKOM.

Badan Pertahanan Nasional Republik Indonesia (2006), Mapping of soil, especially topographic

mapping.

BAKOSURTANAL (2005), Pengertian Peta (On line) http://geografi-

bumi.blogspot.com/2009/09/pengertian-peta.html

Basuki, Slamet (2006), Geometry ground. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

C.J Zandvliet (1994), Holland Horizon Volume 6 Number 1 Tahun 1994

Darma, p., (2010), Pengolahan citra digital, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Debra Ronca (2019), How to read a Topographic map

Http//adventure.howstuffworks.com/outdoor-activites/hiking/how-to-read-a

Topographic-maps2.htm., down load pada tanggal 4 Agustus 2019 jam 5.00 wita

Eko Budiyanto. (2010), ArcView geographic GIS Yogyakarta :Andi Offset.

Engkos Kosasih (2006), Cerdas berbahasa Indonesia”, Erlangga, Jakarta

Frederic J. Doyle (1991), Digital Terrain Model : An Overview, Photogrammetric Engineering &

Remote Sensing, vol 44, no 12, Dec 1978, P 1481 – 1485

Info Tera, (2005), ” Digital Elevation Models“.>http//www.infoterra global.com /elevation.htm>

Hendratman (2010), Tips dan Trix Computer Graphics Design. Bandung: Informatika Bandung.

Jogiyanto H.M (2010), Analisis & Desain Sistem Informasi,(edisi III), Andi Offset, Yogyakarta

Karen k (2008), Encyclopedia of Geographic Information Science. 64

Kenneth Field (2002), Kingston Centre for GIS, Kingston University London,

https://www.esri.com/news/arcnews/winter0910articles/kingston-university.html, di

down load pada tanggal 4 Agustus 2019 jam 700 wita

Khoirunnas anfa’uhum (2012), Geografi lingkungan, http://geoenviron.blogspot.com /2012/04/

garis - kontur.html di down load pada tanggal 4 Agustus 2019 jam 6.00 wita

Lilesand, Keifer and Chipman (2007), Remote Sensing and Image Interpretation 6 th Edition,

Wiley, United States

Prahasta, E. (2008 a), Models permukaan digital, informatika, Bandung.

Prahasta,E. (2008 b), Remote sensing : Praktis penginderaan jauh & pengolahan citra Dijital

dengan perangkat lunak ER Mapper, Bandung : informatika

Prahasta, E. (2011), Tutorial ArcGIS Desktop untuk bidang Geodesi dan Geomatika. Bandung :

Informatika.

Sastrodarsono, Suyono (2005), Topography measurement and mapping techniques. Jakarta

Solekhan (2016), Pembuatan Garis Kontur dijital Menggunakan Perangkat Lunak ArcGIS 10.2,

Proyek Akhir, Studi Teknik Sipil Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan,

Fakultas Teknik Negeri Jogyakarta.

Tabasahona.com (2017), Pengertian Peta Topografi, Kontur Serta Karakteristik dan Contoh .

https://www.atobasahona.com/2017/03/pengertian-peta-topografi-kontur-serta-

karakteristiknya.html, down load pada tanggal 4 Agustus 2019 jam 5.30 wita