pembuatan peta geomorfologi klasifikasi brahmantyo

14
Pembuatan Peta Geomorfologi Klasifikasi Brahmantyo Prinsip Penggunaan Klasifikasi BMB Dalam geomorfologi, banyak peneliti mengacu pada mahzab Amerika yang mengikuti prinsip-prinsip Davisian tentang “siklus geomorfologi”. Prinsip ini kemudian dijabarkan oleh Lobeck (1939) dengan suatu klasifikasi bentang alam dan bentuk muka bumi yang dikontrol oleh tiga parameter utama, yaitu struktur (struktur geologi; proses geologi endogen yang bersifat konstruksional / membangun), proses (proses-proses eksogen yang bersifat destruksional / merusak atau denudasional), dan tahapan (yang kadangkala ditafsirkan sebagai “umur” tetapi sebenarnya adalah respon batuan terhadap proses eksogen; semakin tinggi responnya, semakin dewasa tahapannya). Di lain pihak terdapat mahzab Eropa, di antaranya adalah yang dikembangkan oleh Penck (dalam Thornbury, 1989) yang lebih menekankan pada proses pembentukan morfologi dan mengenyampingkan adanya tahapan. Terlepas dari mahzab-mahzab tersebut, Klasifikasi BMB ini mempunyai prinsip-prinsip utama geologis tentang pembentukan morfologi yang mengacu pada proses- proses geologis baik endogen maupun eksogen.

Upload: arizqilana

Post on 15-Sep-2015

1.275 views

Category:

Documents


380 download

DESCRIPTION

klasifikasi brahmantyo

TRANSCRIPT

Pembuatan Peta Geomorfologi Klasifikasi BrahmantyoPrinsip Penggunaan Klasifikasi BMBDalam geomorfologi, banyak peneliti mengacu pada mahzab Amerika yang mengikuti prinsip-prinsip Davisian tentang siklus geomorfologi. Prinsip ini kemudian dijabarkan oleh Lobeck (1939) dengan suatu klasifikasi bentang alam dan bentuk muka bumi yang dikontrol oleh tiga parameter utama, yaitu struktur (struktur geologi; proses geologi endogen yang bersifat konstruksional / membangun), proses (proses-proses eksogen yang bersifat destruksional / merusak atau denudasional), dan tahapan (yang kadangkala ditafsirkan sebagai umur tetapi sebenarnya adalah respon batuan terhadap proses eksogen; semakin tinggi responnya, semakin dewasa tahapannya).Di lain pihak terdapat mahzab Eropa, di antaranya adalah yang dikembangkan oleh Penck (dalam Thornbury, 1989) yang lebih menekankan pada proses pembentukan morfologi dan mengenyampingkan adanya tahapan.Terlepas dari mahzab-mahzab tersebut, Klasifikasi BMB ini mempunyai prinsip-prinsip utama geologis tentang pembentukan morfologi yang mengacu pada proses-proses geologis baik endogen maupun eksogen. Interpretasi dan penamaannya berdasarkan kepada deskriptif eksplanatoris (genetis) dan bukan secara empiris (terminologi geografis umum) ataupun parametris misalnya dari kriteria persen lereng.Klasifikasi BMB ini terutama adalah untuk penggunaan pada skala peta 1:25.000 yang membagi geomorfologi pada level bentuk muka bumi/ landform, yang mengandung pengertian bahwa morfologi merupakan hasil proses-proses endogen dan eksogen (Gambar 1). Sedangkan penggunaan pada skala lebih kecil misalnya 1:50.000 s/d 1:100.000 lebih bersifat pembagian pada level bentang alam/landscape yang hanya mencerminkan pengaruh proses endogen, dan pada skala lebih kecil lagi misalnya 1:250.000 pada level provinsi geomorfologi atau fisiografi yang mencerminkan pengaruh endogen regional bahkan tektonik global.Pembagian skala peta dan perincian deskripsi satuan sudah banyak kecocokan antar berbagai klasifikasi (Brahmantyo dan Bandono, 1999) dan cocok pula dengan pembagian penggunakan skala peta untuk penyusunan tata ruang (lihat Gambar 1; UURI No. 24/1992 tentang Penataan Ruang dan PP No. 10/2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah).

Gambar 1. Tahapan skala peta geomorfologi dg tata ruangProduk pemetaan geomorfologi adalah peta geomorfologi pada skala 1:25.000 yang berdasarkan pada analisis desk-study, dengan peta dasar adalah peta topografi, didukung interpretasi lain baik dari foto udara maupun citra; serta data yang didapat dari pemetaan geologi. Cara-cara pembuatan peta geomorfologi selanjutnya mengikuti cara-cara yang telah dilakukan sesuai petunjuk yang telah dipakai secara luas dan sebaiknya menggunakan simbol-simbol geomorfologi (lihat contoh-contoh pemakaian simbol peta geomorfologi pada van Zuidam, 1985).Acuan Pembagian Klasifikasi BMBAcuan pembagian Klasifikasi BMB ini akan mengikuti beberapa kriteria di bawah ini:1. Secara umum dibagi berdasarkan satuan bentang alam yang dibentuk akibat proses-proses endogen / struktur geologi (pegunungan lipatan, pegunungan plateau/lapisan datar, Pegunungan Sesar, dan gunungapi) dan proses-proses eksogen (pegunungan karst, dataran sungai dan danau, dataran pantai, delta, dan laut, gurun, dan glasial), yang kemudian dibagi ke dalam satuan bentuk muka bumi lebih detil yang dipengaruhi oleh proses-proses eksogen.2. Dalam satuan pegunungan akibat proses endogen, termasuk di dalamnya adalah lembah dan dataran yang bisa dibentuk baik oleh proses endogen maupun oleh proses eksogen.3. Pembagian lembah dan bukit adalah batas atau titik belok dari bentuk gelombang sinusoidal ideal (Gambar 2A). Di alam, batas lembah dicirikan oleh tekuk lereng yang umumnya merupakan titik-titik tertinggi endapan koluvial dan/atau aluvial (Gambar 2B).

Gambar 2. Batasan bukit dan lembah4. Penamaan satuan paling sedikit mengikuti prinsip tiga kata, atau paling banyak empat kata bila ada kekhususan; terdiri dari bentuk / geometri / morfologi, genesa morfologis (proses-proses endogen eksogen), dan nama geografis. Contoh: Lembah Antiklin Welaran, Punggungan Sinklin Paras, Perbukitan Bancuh Seboro, Dataran Banjir Lokulo; Bukit Jenjang Volkanik Selacau, Kerucut Gunungapi Guntur, Punggungan Aliran Lava Guntur, Kubah Lava Merapi, Perbukitan Dinding Kaldera Maninjau, Perbukitan Menara Karst Maros, Dataran Teras Bengawan Solo, Dataran Teras Terumbu Cilauteureun, dsb.5. Klasifikasi BMB disusun dalam Tabel 1.

PERSYARATAN TEKNIS PEMBUATAN PETA GEOMORFOLOGI

Peta geomorfologi disusun berdasarkan hasil interpretasi inderaan jauh dan pengamatan/penelitian lapangan yang disajikan dalam bentuk gambar, mela lui proses kartografi. Keterangan peta ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.1 Penyiapan petaPada tahap penyusunan peta geomorfologi, semua unsur yang menjadi persyaratan dalam pembuatan peta harus dimasukkan dan disesuaikan dengan keter sediaan ruang pada lembar peta.2 Sumber dataSumber data yang diperlukan dalam pelaksanaan pembuatan peta geomorfologi, di antaranya: peta rupabumi, foto udara, citra satelit dan lain -lain. Peta rupabumi yang digunakan mengacu pada sistem penomoran lembar peta Bakosurtanal.3. Sistem referensi koordinatSistem referensi koordinat peta geomorfologi mengacu kepada sistem referensi geodetik nasional yang ditetapkan oleh Bakosurtenal, berdasarkan peraturan yang berlaku.4 Ukuran lembar petaBatas ukuran dan luas lembar peta ditentukan berdasarkan koordinat, untuk skala 1:250.000 adalah 1,5 x 1 derajat, 1:100.000 adalah 30 x 30 menit, 1:50.000 adalah 15 x 15 menit, sedangkan untuk skala 1:25.000 adalah 7,5 x 7,5 menit.5 Pemerian geomorfologiUnsur geomorfologi yang tercantum dalam peta geomorfologi meliputi satuan geomorfologi (bentukan asal dan bentukan lahan), morfologi, jenis batuan, proses geomorfologi, tanah/soildan tutupan lahan.

6 Penyajian petaPenyajian peta disusun menurut bagan tata letak sesuai Gb. 1. Perubahan tat a letak dapat dilakukan selama proses pengkartografian, dengan ketentuan peta geomorfologimemuat:

1) judul peta2) nama dan nomor lembar peta3) instansi penerbit/pimpinan instansi4) peta geomorfologi5) garis penampang geomorfologi (A-B-C)6) peta lokasi daerah pemetaan7) lokasi indek lembar peta8) skala peta9) cakupan foto udara/citra satelit10) nama penyusun & tahun terbitan11) daftar istilah toponimi12) penampang geomorfologi13) perian satuan geomorfologi14) simbol15) sumber data16) nama penelaah/penyunting dllGb. 1. Contoh tata letak peta geomorfologi7 SimbolSimbol merupakan tanda yang dipergunakan untuk mengutarakan informasi geomorfologi pada peta, berupa huruf dan angka, warna, garis dan corak.8 Huruf dan angkaHuruf dan angka digunakan untuk menunjukkan satuan geomorfologi. Huruf digunakan untuk menunjukkan bentukan asal dari satuan bentuk lahan. Angka digunakan untuk menunjukkan jenis bentuk lahan pada masing-masing bentukan asal (Tabel 1).Contoh penamaan satuan peta:V1.1 = Vadalah bentukan asal gunungapi dan angka1adalah jenis bentuk lahan (kerucut gunungapi), sedangkan.1adalah bentuk lahan rinci.9 WarnaWarna digunakan untuk membedakan satuan bentukan asal (Tabel 1). Untuk masingmasingbentuk lahan diberi simbol warna gradasi dari tua ke muda sesuai dengan warna dasar bentukan asal.10 GarisGaris digunakan untuk mengekspresikan elemen-elemen geomorfologi dan batas satuanpeta geomorfologi.TABEL 1 SIMBOL HURUF DAN WARNA UNIT UTAMA GEOMORFOLOGIUNIT UTAMA KODE/HURUF WARNABentukan asal struktur S (Structure) unguBentukan asal gunungapi V (Volcanic) merahBentukan asal denudasi D (Denudasi) coklatBentukan asal laut M (Marine) biruBentukan asal sungai/fluvial F (Fluvial) hijauBentukan asal angin A (Aeolian) kuningBentukan asal kars K (Karst) orangeBentukan asal glasial G (Glacial) biru terangUNSUR TAMBAHANPenelaahan peta(Scientific Editors)Penelaahan naskah peta geomorfologi dilakukan oleh para ahli geomorfologi dan ahli kebumian lainnyaPengemasanPeta geomorfologi dilipat menurut kaidah yang berlaku untuk memudahkan pemakai melihat judul peta geomorfologi tersebut dan dimaasukkan ke dalam kantong yang disediakan. Peta geomorfologi dapat juga dikemas dalam bentuk format digital (CD room)