pembuatan komposit matriks logam berpenguat...

113
PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT KERAMIK (Al/SiC) DICAMPUR KAYU DENGAN METODE METALURGI SERBUK Skripsi Diajukan kepada Fakultas Sain dan Teknologi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si.) SYAHRU RAMADHONAL NIM 105097003213 PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: duonglien

Post on 03-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM

BERPENGUAT KERAMIK (Al/SiC) DICAMPUR KAYU

DENGAN METODE METALURGI SERBUK

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Sain dan Teknologi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Sains (S.Si.)

SYAHRU RAMADHONAL NIM 105097003213

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010

Page 2: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, atas segala

rahmat dan hidayah-Nya, serta segala nikmat dan kesehatan yang diberikan-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pembuatan Komposit

Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu dengan

Metode Metalurgi Serbuk”.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan

program studi Strata Satu (S-1) di Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak

hingga selesainya praktek kerja lapangan ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Ir. Arief Tjahjono, M.Si selaku dosen pembimbing, yang telah

membimbing dan membantu penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Ir. Muljadi, M.Si selaku Pembimbing di PUSPIPTEK LIPI Fisika yang

telah banyak membantu dalam bimbingan selama penelitian.

3. Bapak Sutrisno, M.Si, selaku Ketua Prodi Fisika.

4. Dosen-dosen jurusan fisika UIN Syarif Hidayatullah yang tanpa lelah

mendidik penulis dan memberiakn ilmu yang bermanfaat.

5. Bapak Prof. Pardamean Sebayan, Bapak Deny Shiddqi Khaerudini, Bapak

Anggito, dan Saudara Deni Mahadi dan seluruh staf peneliti LIPI Fisika

i

Page 3: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Serpong. Terima kasih atas bimbinganya serta bantuannya yang telah

meluangkan waktunya membimbing selama penelitian.

6. Bapak Priyambodo, S.Si, selaku staf laboratorium Fisika UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membimbing dalam pengujian sampel.

7. Hadiah special dan berharga untuk almarhum nenek Hj. Siti Aminah, ibunda

tersayang Yusmarni B. dan ayahanda Syahril Syam yang telah mendidik

penulis dari kecil, terima kasih atas pengorbanannya baik berupa materi

maupun non materi. Dan untuk kakakku, Iwan Setiawan, S.EI dan Istri Sofi

Eka Putri, S.HI, Remon Syah, S.Pd, Yosha Putri Wahyuni, dan Aulia Rahmi

8. Teman-teman fisika, terutama teman-teman Fisika Material Irfan Septiyan

Andrian Kurniawan, A. Daerobi, S.Si dan Aris Krisnawan, S.Si terima kasih

atas dukungan serta bantuannya.

9. Bagi semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini.

Akhirnya, tidak ada yang bisa penulis ucapkan selain ucapan teriama kasih

yang mendalam atas dukungannya dan bantauannya, semoga kebaikkan yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikn skripsi ini akan mendapatkan balasan dari

Allah SWT.

Jakarta, Juni 2010

Syahru Ramadhonal

ii

Page 4: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

ABSTRAK

Telah dibuat material komposit dari campuran serbuk alumunium (Al) dan

penguat silicon karbida (SiC). Dengan keunggulan penerapan dari teknologi berbasis

serbuk ini antara lain dapat menggabungkan berbagai sifat material yang berbeda

karakteristiknya, sehingga menjadi sifat yang baru sesuai dengan yang direncanakan.

Perbandingan yang digunakan antara Aluminium dan Silicon karbida adalah 80:20

%wt.

Selanjutnya, untuk mendapatkan material yang berpori, kita harus

meningkatkan nilai porositas material tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

menambahkan serbuk kayu dengan lolos ayakan ± 50 mesh. Serbuk kayu yang

digunakan adalah serbuk kayu kamper, dan interval perbandingan antara Al/SiC dan

serbuk kayu mulai dari 50:50 %wt sampai 100:0 %wt yang masing-masing dimilling

selama 24 jam. Tekanan yang diberikan saat pencetakan/penekanan (cold

compaction) sebesar 500 MPa serta holding time selama 5 menit. Setelah sampel

berbentuk pelet, dilakukan sintering tanpa inner gas selama 2 jam, dengan variasi

suhu 500 oC, 600 oC, dan 700 oC.

Pengujian yang dilakukan antara lain: pengujian sifat fisis (densitas dan daya

serap air) dan pengujian sifat mekanik (kuat tekan). Analisis karakterisasi dilakukan

dengan menggunakan SEM dan XRD.

Kata kunci: aluminium, silicon carbida, komposit logam, serbuk kayu.

iii

Page 5: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2. Pembatasan Masalah ............................................................ 3

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 4

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 4

1.5. Sistematika Penulisan .......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Komposit............................................................. 6

2.2. Komposit Matrik Logam....................................................... 10

2.3. Aluminium ............................................................................ 16

2.4. Silicon Carbida...................................................................... 19

2.5. Kayu Kamper ........................................................................ 21

2.6. Tipe Material Penyusun Komposit ...................................... 25

2.7. Mekanisme Penguatan Komposit.......................................... 30

iv

Page 6: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

2.8. Proses Pembuatan Komposit Matrik Logam dengan

Proses Padat (Solid State Processing)................................... 31

2.9. Karakterisasi Material Komposit .......................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 53

3.2. Peralatan dan Bahan Penelitian ............................................ 53

3.3. Diagram Alir Penelitian ........................................................ 56

3.4. Parameter Uji ........................................................................ 57

3.5. Prosedur Pembuatan Sampel................................................. 58

3.6. Pengujian............................................................................... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sifat Fisis Komposit Al/SiC.................................................. 66

4.2. Sifat Mekanis Komposit Al/SiC ........................................... 77

4.3. Analisa Mikrostruktur Komposit Al/SiC .............................. 79

4.4. Analisa Struktur Kristal ........................................................ 80

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan .......................................................................... 85

5.2. Saran...................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

Page 7: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Beberapa Sifat Mekanis dan Sifat Fisis Komposit Matrik

Aluminium Berpenguat Keramik Silicon Karbida....................... 13

Tabel 2.2 : Data Sheet Material Aluminium 2124.......................................... 18

Tabel 2.3 : Komposisi Kimia Aluminium 2124............................................. 19

Tabel 2.4 : Data Sheet Material Silicon Karbida............................................ 20

Tabel 2.5 : Komposisi Kimia Silicon Karbida ............................................... 21

Tabel 2.6 : Tekanan Berbagai Serbuk Logam................................................ 36

Tabel 4.1 : Pengukuran Densitas Pasca Sintering pada Suhu Sintering

500 oC dan 600 oC........................................................................ 68

Tabel 4.2 : Pengukuran Densitas Pasca Sintering pada Suhu Sintering

700 oC........................................................................................... 70

Tabel 4.3 : Pengukuran Water Absorption Pasca Sintering pada Suhu

Sintering 500 oC dan 600 oC ........................................................ 73

Tabel 4.4 : Pengukuran Kuat Tekan Pasca Sintering Lanjutan (700 oC) ....... 77

Tabel 4.5 : Nilai d dan Senyawa yang Terbentuk Selama Proses

Pembuatan Komposit Matrik Logam Al/SiC dan Kayu

Untuk Komposisi 100:0 %wt. ...................................................... 82

Tabel 4.6 : Nilai d dan Senyawa yang Terbentuk Selama Proses

Pembuatan Komposit Matrik Logam Al/SiC dan Kayu

Untuk Komposisi 50:50 %wt. ...................................................... 84

vi

Page 8: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Pembagian Komposit Berdasarkan Jenis Penguat yang

Digunakan .................................................................................... 9

Gambar 2.2 : Ilustrasi Komposit Berdasarkan Penguat yang Digunakan ......... 9

Gambar 2.3 : Beberapa Contoh Aplikasi Komposit Matrik Logam dalam

Dunia Industri .............................................................................. 15

Gambar 2.4 : Struktur kubus β-SiC dan Struktur Heksagonal α-SiC ................ 20

Gambar 2.5 : Penguat Mono Filaments, Whiske/short Fiber dan Partikel......... 28

Gambar 2.6 : Diagram Proses Pembuatan Komposit Matrik Logam dengan

Metalurgi Serbuk.......................................................................... 33

Gambar 2.7 : Laju Massa sebagai Respon Gaya Penggerak pada Metoda

Mekanisme Transport .................................................................. 38

Gambar 2.8 : Contoh Neck Formation pada Partikel Al dan Si seperti yang

Terkandung dalam Al 2124.......................................................... 41

Gambar 2.9 : Proses Sinter Padat....................................................................... 43

Gambar 2.10 : Pengaruh Suhu Sintering pada Porositas, Densitas, Tahanan

Listrik, Kekuatan, dan Ukuran Butir............................................ 44

Gambar 2.11 : Pengujian Kuat Tekan dengan Menggunakan UTM.................... 47

Gambar 2.12 : Skema Prinsip Dasar SEM........................................................... 50

Gambar 2.13 : Difraksi Bidang Atom.................................................................. 51

vii

Page 9: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Gambar 3.1 : Skema Diagram Alir Pembuatan Komposit Matrik Al/SiC

yang Ditambahkan Serbuk Kayu Melalui Proses

PenyampuranBiasa (Dry Mixing)................................................. 56

Gambar 3.2 : Gambar Sampel Uji Kuat Tekan Komposit Matrik Logam

Al/SiC yang Ditambahkan Serbuk Kayu ..................................... 61

Gambar 3.3 : Sampel Uji Kuat Tekan yang Diletakkan Diantara

Lempengan Penekan .................................................................... 62

Gambar 3.4 : Sampel yang Hancur Setelah Pengujian Kuat Tekan................... 62

Gambar 3.5 : Skema Alat Uji XRD .................................................................. 64

Gambar 4.1 : Kemungkinan Bentuk Serbuk Al dan Si pada saat Kompaksi ..... 66

Gambar 4.2 : Grafik Hubungan Antara Densitas Terhadap Perubahan

Komposisi Al/SiC Kayu Kamper %wt pada Suhu Sintering

500 oC dan 600 oC ........................................................................ 69

Gambar 4.3 : Grafik Hubungan Antara Densitas Terhadap Perubahan

Komposisi Al/SiC Kayu Kamper %wt pada Suhu Sintering

Lanjutan (700 oC) ......................................................................... 71

Gambar 4.4 : Grafik Hubungan Antara Penyerapan Air Terhadap Perubahan

Komposisi Al/SiC Kayu Kamper %wt pada Suhu Sintering

500 oC dan 600 oC ........................................................................ 74

Gambar 4.5 : Grafik Hubungan Antara Kuat Tekan Terhadap Perubahan

Komposisi Al/SiC Kayu Kamper %wt pada Suhu Sintering

500 oC dan 600 oC ........................................................................ 78

viii

Page 10: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

ix

Gambar 4.6 : SEM Micrograph 100:0 %wt, Al/SiC : Kayu Kamper ................ 79

Gambar 4.7 : SEM Micrograph 50:50 %wt, Al/SiC : Kayu Kamper ................ 79

Gambar 4.8 : X-Ray Difraktogram Komposit Matrik Logam 100:0 %wt ,

Al/SiC : Kayu Kamper ................................................................. 81

Gambar 4.9 : X-Ray Difraktogram Komposit Matrik Logam 50:50 %wt ,

Al/SiC : Kayu Kamper ................................................................. 83

Page 11: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri yang berbasis logam (seperti: velg kendaraan bermotor, turbin

pembangkit tenaga listrik, piston untuk industri otomotif, peralatan mekanik, dan

lain-lain) di Indonesia pada umumnya masih mengimpor dari luar negeri, selain

itu harga bahan baku juga relatif mahal. Biasanya material yang digunakan untuk

pembuatan piston, velg, dan aplikasi berbagai komponen kendaraan bermotor

terbuat dari material casting (coran) berbasis besi (ferro), tetapi tidak menutup

kemungkinan adanya material untuk aplikasi tersebut, seperti komposit logam,

namun belum banyak digunakan karena hambatan teknik fabrikasi atau kendala

teknis lainnya. Tetapi sesungguhnya material komposit memiliki keunggulan bila

diaplikasikan dalam dunia industri secara jangka panjang akan memberikan

beragam keuntungan, seperti: reduksi berat komponen, anti korosi, tahan gesek

(friction material), konduktifitas panas yang rendah dan keunggulan mekanis dan

fisis lainnya.

Komposit logam yang sering digunakan saat ini yaitu komposit matrik

logam berbasis aluminium karena merupakan salah satu bahan mineral yang

paling melimpah dan murah di dunia. Sedangkan penguat yang digunakan

biasanya berbasis keramik dari beragam golongan (karbida, nitrida, dan oksida),

1

Page 12: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

seperti: SiC, B4C, TiC, berupa partikel, whisker, maupun berbentuk serat pendek

Al2O3 (Zainuri, 2007).

Selain matrik dan penguatnya, hal terpenting lainnya adalah teknik

fabrikasi yang digunakan saat ini. Metalurgi serbuk (powder metallurgy)

merupakan teknik fabrikasi yang sangat luas penerapannya dalam berbagai

inovasi teknologi material dewasa ini. Dalam dunia industri, teknologi ini dapat

diaplikasikan untuk berbagai karakteristik material, seperti sifat fisis yang

meliputi sifat listrik, magnet, optik atau sifat mekanik. Keunggulan penerapan

dari teknologi berbasis serbuk antara lain dapat menggabungkan berbagai sifat

material yang berbeda karakteristik, sehingga menjadi sifat yang baru sesuai

dengan yang direncanakan.

Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites, MMC) dengan

matrik aluminium dan penguat SiC berbasis serbuk atau juga dikenal dengan

komposit isotropik Al/SiC merupakan material yang memiliki aplikasi serta

pengembangan yang luas. Komposit ini mempunyai keunggulan terutama dalam

kekuatan dan ketahanan terhadap aus.

Komposit merupakan salah satu bahan alternatif yang banyak digunakan

untuk menggantikan bahan-bahan konvensional untuk meningkatkan kuantitas

dan kualitas bahan yang akan dihasilkan. Salah satu dari bahan konvensional

tersebut adalah aluminium (Al), yang selama ini dikenal sebagai bahan yang

mempunyai sifat ringan, plastis, dan tahan terhadap korosi. Aluminium yang

mempunyai sifat plastis, bila diberi penguat keramik SiC dengan sifat yang keras,

2

Page 13: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

akan mempunyai sifat baru yaitu diantara plastis dan keras. Hal ini dapat terjadi

apabila adanya keterikatan antar permukaan serbuk Aluminium dan serbuk SiC.

Kualitas ikatan antar permukaan yang terjadi antara Al dan SiC dapat dipengaruhi

oleh besarnya tekanan (kompaksi) pada saat proses pembuatan bahan komposit.

Sehingga hal ini harus benar-benar diperhatikan untuk menghasilkan difusi yang

sempurna antara permukaan matriks dan penguatnya.

1.2. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini batasan masalah yang dibahas meliputi:

1. Pengaruh variasi penambahan komposisi kayu kamper terhadap sifat

mekanis dan fisis komposit matrik logam

Dalam penelitian ini perbandingan komposisi matrik Al dan penguat

SiC adalah 80 : 20 %wt, serta perbandingan komposisi komposit

Al/SiC dan serbuk kayu kamper mulai dari 50 : 50, 60 : 40, 70 : 30,

80 : 20, 90 : 10, dan 100 : 0 %wt.

2. Variasi suhu sintering adalah 500 dan 600 oC dengan waktu tahan

(holding time) selama 2 jam pada 400 oC dan 2 jam pada suhu 500 atau

600 oC.

Kemudian sintering dilanjutkan sampai suhu 700 oC dengan waktu

tahan 2 jam.

3

Page 14: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

3. Sedangkan pengujian meliputi:

a. Pengujian sifat fisis dengan uji densitas dan uji penyerapan air

(water absorption)

a. Pengujian sifat-sifat mekanik dengan uji kuat tekan (compressive

strength)

b. Analisa Mikrostruktur dengan SEM (Scanning Electron

Microscope)

c. Analisa Struktur Kristal dengan XRD (X-Ray Difraction)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui karaktertik dari komposit matrik logam berpenguat

keramik Al/SiC yang ditambahkan serbuk kayu.

2. Untuk mengetahui sifat mekanik dan fisis dari komposit logam Al/SiC

yang ditambahkan serbuk kayu dengan komposisi dari 50 : 50, 60 : 40,

70 : 30, 80 : 20, 90 : 10, dan 100 : 0 %wt.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini dapat dijadikan bahan alternatif untuk bermacam-

macam aplikasi dalam sektor industri seperti: industri otomotif, penerbangan

(aerospace), rumah tangga, dan lain-lain dengan memanfaatkan sumber daya alam

lokal yang banyak di Indonesia seperti logam aluminium dan silicon karbida serta

kekayaan kayu yang melimpah.

4

Page 15: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

5

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada masing-masing bab adalah sebagai beriku:

Bab I Pendahuluan

Bab ini mencakup latar belakang penelitian, batasan masalah yang akan

diteliti, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan untuk

proses pengambilan data, analisa data serta pembahasan.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang waktu dan tempat penelitian, peralatan dan

bahan penelitian, diagram alir penelitian, parameter uji, prosedur

pembuatan sampel dan pengujian sampel.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang data hasil penelitian dan analisa data yang

diperoleh dari penelitian

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan

memberikan saran untuk penelitian yang lebih lanjut.

Page 16: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komposit

Material komposit didefinisikan sebagai campuran makroskopik antara

serat dan matrik yang bertujuan untuk menghasilkan suatu material baru yang

memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dari unsur penyusunnya. Dengan

perbedaan material penyusun komposit, maka antara matrik dan penguat harus

saling berinteraksi antar muka (interface), sehingga perlu ada penambahan

material katalis. Pada material komposit serat berfungsi untuk memperkuat

matrik berfungsi untuk melindungi serat dari efek lingkungan dan kerusakan

akibat benturan (impact).

Beberapa definisi dasar dari komposit sebagai berikut:

a. Sub-Mikro (nano) yang artinya molekul tunggal dan kisi kristal, bila

material yang disusun dari dua atom atau lebih disebut komposit (contoh:

senyawa, paduan (alloy), polimer, dan keramik).

b. Mikrostruktur yang artinya pada kristal, fase, dan senyawa, bila material

disusun dari dua fase atau senyawa atau lebih disebut komposit (contoh:

paduan Fe dan C).

c. Makrostruktur yang artinya material yang disusun dari campuran dua atau

lebih penyusun makro yang berbeda dalam bentuk dan/atau komposisi dan

tidak larut satu dengan yang lain disebut material komposit (definisi secara

makro ini yang biasa dipakai dalam mendefinisikan komposit).

6

Page 17: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Secara umum, penyusun komposit terdiri dari dua atau lebih material yang

menimbulkan beberapa istilah dalam komposit, seperti: matrik (penyusun dengan

fraksi volume terbesar), penguat (penahan beban utama), interphase (pelekat

antara matrik dan penguat), dan interface (permukaan fase yang berbatasan

dengan fase lain).

2.1.1 Sifat dan Karakteristik Komposit

Sifat maupun karakteristik dari komposit ditentukan oleh beberapa faktor:

a. Material yang menjadi penyusun komposit

Karakteristik komposit ditentukan berdasarkan karakteristik material

penyusun dan dapat ditentukan secara teoritis, sehingga akan berbanding

secara proporsional.

b. Bentuk dan struktur penyusun dari komposit.

Bentuk (dimensi) dan struktur (ikatan) penyusun komposit akan

mempengaruhi karakteristik komposit.

c. Interaksi antar penyusun.

Bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari

komposit.

2.1.2 Klasifikasi Komposit

Pada umumnya komposit dapat dibagi menjadi tiga kategori, antara lain:

1. Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites- PMC). Bahan

ini merupakan bahan yang paling sering digunakan atau sering disebut

7

Page 18: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

dengan Polimer Berpenguat Serat (Fibre Rainforced Polymers of

Plastics – FRP). Komposit ini menggunakan suatu polimer berbasis

resin sebagai matriknya, dan jenis serat tertentu sebagai penguat,

seperti: serat kaca, karbon, dan aramid (kevlar).

2. Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC).

Material komposit ini biasanya digunakan pada lingkungan

bertemperatur sangat tinggi, bahan ini menggunakan keramik sebagai

matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut

(whiskers) yang terbuat dari silikon karbida atau boron nitrida.

3. Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC).

Berkembang pada industri otomotif, bahan ini pada umumnya

menggunakan suatu logam seperti aluminium (Al) sebagai matrik dan

penguatnya dengan serat silicon carbida (SiC).

Adapun pembagian komposit berdasarkan jenis penguat yang digunakan

seperti ditunjukkan pada gambar 2.1.

8

Page 19: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Komposit

Partikulat Structure Fiber

Gambar 2.1 Pembagian komposit berdasarkan jenis penguat yang digunakan (Pramono, 2008)

Berdasarkan Gambar 2.1 diketahui bahwa, berdasarkan jenis penguat yang

digunakan komposit dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Particulate composite, penguatnya berbentuk partikel.

b. Fibre composite, penguatnya berbentuk serat.

c. Structural composite, cara penggabungan material komposit berbentuk

laminat atau panel. (Pramono, 2008)

Ilustrasi komposit berdasarkan penguat yang digunakan dapat dilihat pada

gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2 Ilustrasi komposit berdasarkan penguat yang digunakan (Pramono, 2008)

Large Particle

Dispersion strengthened

Large Particle

Sandwich panel

Aligned

Continuous Discontinuous

Random

9

Page 20: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

2.2 Komposit Matrik Logam

Komposit Matrik Logam (KML) adalah kombinasi rekayasa material yang

terdiri dari dua atau lebih bahan material (salah satunya logam), dengan berbagai

bentuk dan sifat yang dilakukan secara kombinasi dan sistematik pada kandungan-

kandungan yang berbeda pada material tersebut sehingga menghasilkan suatu

material baru yang memiliki sifat dan karakteristik yang lebih baik dari bahan

dasar penyusunnya.

Penelitian dan pengembangan mengenai komposit matrik logam (KML)

sudah mulai dilakukan pada tahun 1960-an, akan tetapi masih banyak mengalami

kendala karena pembuatan komposit matrik logam memerlukan biaya yang relatif

tinggi, minimnya pengembangan tentang pengetahuan tentang komposit matrik

logam dan lain-lain. Namun dewasa ini, karena kebutuhan akan suatu material

yang memiliki karakteristik yang lebih baik dari bahan konvensional serta

perkembangan teknologi rekayasa material yang berkembang sangat pesat,

sehingga kendala-kendala yang selama ini ditemukan dalam proses pembuatan

komposit matrik logam dapat diatasi terlebih karena didukung oleh ketersedian

bahan baku seperti: serat karbon dan boron, kristal whisker dan secara tak

langsung oleh keberhasilan komposit matrik polimer. Industri ruang angkasa

(aerospace) dan teknologi pertahanan tertarik dengan prospek material konstruksi

jenis komposit matrik logam tersebut, karena memiliki kekuatan, kekakuan, dan

spesifik yang tinggi. Berbeda dengan material matrik tanpa penguat dan bahan

konvensional, komposit matrik logam diharapkan menjadi suatu material yang

tahan terhadap temperatur yang relatif tinggi. Selain itu, dalam konsep pembuatan

10

Page 21: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

komposit matrik logam mempunyai prospek yang lebih menjanjikan karena

karakteristik bahan yang tahan terhadap suhu tinggi, memiliki batas kelelahan

yang baik (fatigue), sifat redaman, daya hantar listrik, kondktivitas termal,

ketahanan terhadap korosi, kekerasan yang cukup baik, memiliki bobot yang

ringan, ketahanan aus (wear resistance), dan koefisien muai termal yang lebih

baik.

Dewasa ini, pembuatan komposit matrik logam telah dikembangkan

dengan menggunakan penguat partikel, dan yang dapat diaplikasikan untuk

berbagai industri karena penguat partikel merupakan komposit jenis Discontinous

Metal Matrix Composite's (DMMC), dan komposit jenis ini sering disebut dengan

komposit isotropik yang artinya semua arah penguat rnemiliki nilai yang sama

dan komposit dengan penguat jenis partikel juga mudah diproses. Matrik berbasis

logam dengan kerapatan (densitas) yang rendah secara bertahap telah banyak

dikembangkan. Material utama matrik yang umum dikembangkan adalah

aluminium, titanium, dan magnesium. Dalam pembuatan komposit matrik logam,

yang paling banyak dikembangkan adalah komposit matrik logam berbasis

aluminium, dan penguat yang digunakan adalah partikel SiC karena disamping

harga bahan baku yang relatif murah juga mudah didapat, sehingga partikel SiC

banyak digunakan untuk penguat dalam pembuatan komposit matrik logam.

Disamping itu, pembuatan komposit matrik logam juga sering menggunakan

penguat alumina.

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa dalam proses pabrikasi

(manufacturing) komposit matrik logam, matrik yang paling banyak digunakan

11

Page 22: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

adalah logam aluminium karena logam aluminium merupakan suatu material yang

memiliki beberapa sifat yang menarik untuk dikembangkan sebagai matrik dalam

proses pembuatan komposit matrik logam antara lain: memiliki densitas yang

rendah, tahan terhadap korosi, memiliki sifat panas, dan sifat listrik yang baik.

Logam aluminium yang biasa digunakan sebagai matrik adalah paduan Al-Si, Al-

Cu, dan sebagainya. Komposit matrik aluminium biasanya menggunakan penguat

Al2O3, SiC, C akan tetapi SiO2, B, BN, B4C, AlN masih dalam tahap

pengembangan dan penelitian, akan tetapi dalam pengembangan dan penelitian

penguat yang umumnya digunakan adalah penguat partikel SiC. Pemilihan

partikel penguat SiC sebagai bahan pengisi (filler) banyak dikembangkan karena

material SiC memiliki beberapa sifat mekanik dan fisis yang baik seperti:

memiliki nilai modulus elastistas yang tinggi, kekerasan, ketahanan erosi (wear

resistance), dan memiliki nilai koefisien ekspansi termal yang rendah. Jadi dengan

menggunakan material aluminium sebagai matrik dan partikel SiC sebagai bahan

penguat maka akan mendapatkan suatu material komposit yang memiliki sifat

antara getas dan liat, disamping itu juga dihasilkan suatu material komposit yang

memiliki sifat mekanik, sifat fisis, dan sifat termal yang baik, serta menghasilkan

material yang memiliki bobot rendah dan memiliki umur pemakaian yang lebih

lama karena memiliki ketahanan korosi yang baik. Dari tabel 2.1 dapat dilihat

beberapa sifat mekanik, fisis, dan termal komposit matrik aluminium.

12

Page 23: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Tabel 2.1 Beberapa sifat mekanis dan sifat fisis komposit matrik aluminium berpenguat keramik SiC (Olivier Beffort, 2002)

Sifat Fisis Satuan

Densitas 2.6 - 3.1 g/cm3

Sifat Mekanik Satuan

Kuat Tank Modulus Elastisitas

Ketahanan Lelah

300 - 450 MPa 180-200Gpa

10.0 - 25.0 MPa-m ½

Sifat Panas Satuan

Koefisien Ekspansi Termal

Konduktivitas Panas

7-20 x 10-6/°C

220 W/mK

Dibandingkan dengan logam monolitik, komposit matrik

aluminium berpenguat partikel SiC memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

a. Memiliki kekuatan yang lebih tinggi.

b. Memiliki sifat kekakuan yang lebih tinggi.

c. Memiliki ketahanan lelah yang baik.

d. Lebih tahan terhadap suhu yang relatif tinggi.

e. Memiliki koefisien ekspansi termal dan konduktivitas termal yang baik.

f. Umur pemakain lebih lama karena tahan terhadap korosi.

Kelebihan komposit matrik aluminium berpenguat partikel SiC

dibandingkan dengan komposit matrik polimer:

a. Ketahanan terhadap suhu yang tinggi.

b. Tahan terhadap api.

13

Page 24: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

c. Memiliki tingkat kekakuan dan kekuatan yang lebih tinggi.

d. Tahan terhadap suhu yang lembab.

e. Memiliki sifat listrik dan sifat termal yang baik.

f. Ketahanan terhadap radiasi.

g. Pembuatan komposit matrik logam yang menggunakan penguat whisker

maupun partikel dapat dibuat dengan cara konvensional.

Dalam proses pembuatan komposit matrik logam dengan menggunakan

matrik Al dan penguat SiC, telah dilakukan dan dikembangkan dengan beragam

metode, baik untuk komponen siap pakai maupun setengah jadi untuk

pemerosesan lebih lanjut (seperti bilet untuk ekstrusi, pengerolan, dan

pengempaan) berbagai metode proses pembuatan (manufacturing) komposit

matrik logam masih terus dilakukan dalam tahap penelitian di laboratorium atau

skala pengembangan industri. Secara umum, metode proses pembuatan komposit

matrik logam, meliputi: peleburan logam matrik (proses liquid), pencampuran

serbuk (metalurgi serbuk atau solid), atau deposisi uap (vapor deposition).

Komposit matrik aluminium berpenguat keramik SiC umumnya diproses dengan

metode metalurgi serbuk (powder metallurgy), proses pembuatan komposit

dengan metode serbuk memiliki tiga tahapan yaitu pencampuran (mixing),

penekanan (compaction), dan proses pensinteran. Campuran serbuk matrik logam

aluminium dan partikel penguat SiC juga dapat dilakukan dengan cara:

pencampuran mekanik (mechanical alloying), pencampuran partikel dengan

logam cair (pengadukan lelehan), pencoran kempa (compachasting), rheocasting,

dan spray deposition. (Smallman, 1995)

14

Page 25: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Pada era 1980-an, komposit matrik aluminium dengan menggunakan

penguat tak kontinu telah dikembangakan dan diaplikasikan dibidang transportasi.

Komposit matrik logam dengan menggunakan penguat tak kontinu merupakan

jenis komposit yang isotropik dan memiliki sifat mekanik yang lebih baik

(dibandingkan dengan logam tanpa penguat) dan memiliki harga yang relatif

murah (proses pembuatan murah karena penguat tak kontinu banyak tersedia di

alam seperti partikel SiC dan A12O3).

Gambar 2.3 Beberapa contoh aplikasi komposit matrik logam dalam dunia industri (a) Brake rotors for high speed train, (b) Automotive breaking systems, (c)

automotive pushrods, and (d) Cor for HV electrical wires (Smallman, 1995)

Dari gambar 2.3 dapat dilihat beberapa aplikasi dari pengembangan

komposit matrik aluminium dengan menggunakan partikel penguat SiC, gambar

brake rotors ICE-1 dan ICE-2 dikembangkan oleh Knorr Bremse AG - Jerman

dengan menggunakan matrik aluminium (Al) dengan menggunakan partikel

penguat (AlSi7Mg + SiCp) yang disuplay oleh Duraclan Inc (USA). Breaking

systems yang diproduksi oleh New Lupo from Volkswagen (VW) dengan

menggunakan matrik aluminium dengan menggunakan partikel penguat yang

disuplay oleh Duraclan. Komposit matrik aluminium dengan penguat serat

kontinu yang dibuat untuk pushrods 3M untuk mesin balap. Pushrods yang dibuat

dengan menggunakan komposit aluminium mempunyai bobot yang lebih ringan

15

Page 26: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

40% bila dibandingkan dengan menggunakan baja, memiliki kekuatan dan

kekakuan yang lebih baik, dan ketahanan terhadap suhu yang lembab dan juga

pada kabel tegangan tinggi (HV electrical wires) yang dibuat dengan

menggunakan komposit aluminium.

2.3 Aluminium

Aluminium merupakan material mineral yang melimpah di permukaan

bumi, yaitu sekitar 7,6 %. Dengan jumlah sebesar itu, aluminium merupakan

unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon, serta merupakan unsur logam

yang paling melimpah. Namun, aluminium tetap merupakan logam yang mahal

karena pengolahannya sukar. Mineral aluminium yang bernilai ekonomis adalah

bauksit yang merupakan satu-satunya sumber aluminium. Kriloit digunakan pada

peleburan aluminium, sedangkan tanah liat banyak digunakan untuk membuat

batu bata dan keramik. Beberapa penggunaan aluminium, antara lain:

a. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen

kendaraan bermotor.

b. Untuk membuat badan pesawat terbang.

c. Sektor pembangunan perumahan; untuk kusen pintu dan jendela.

d. Sektor industri makanan, untuk kemasan berbagai jenis produk.

e. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang

kerajinan.

16

Page 27: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

f. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi

oksida, digunakan untuk mengelas baja in-situ, misalnya untuk

menyambung rel kereta api.

Logam aluminium tergolong logam yang ringan dan memiliki inassa jenis

2,78 gr/cm3. Sifat-sifat fisis yang dimiliki aluminium, antara lain :

a. Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat

rumah tangga seperti panci, wajan dan lain-lain.

b. Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus

makanan, obat, dan rokok.

c. Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu, maka Al digunakan

sebagai kabel tiang listrik.

d. Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti

duralium (campuran Al, Cu, Mg) untuk pembuatan badan pesawat.

e. Al sebagai zal reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O3.

Struktur kristal aluminium murni adalah FCC (Face Centered Cubic), dan

aluminium memiliki titik leleh sampai 660 °C (1220 °F). Beberapa sifat mekanis

dan sifat fisis dari logam aluminium dapat dilihat pada tabel 2.2 dan pada tabel 2.3

menunjukkan komposisi kimia dari logam aluminium.

17

Page 28: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Tabel 2.2 Data sheet material Aluminium 2124 (Sumber, up-date Februari 2010, http://www.matweb.com )

Sifat Fisis Satuan Inggris Penjelasan

Densitas 2.78 g/cm3 0.100 lb/in3 Tipe; AA

Sifat Mekanik Satuan Inggris Penjelasan

Modulus

Elastisitas 73.0 GPa 10600 ksi

Rata-rata tegangan dan

tekanan. Dalam logam

Aluminium, secara umum

kuat tekan lebih besar 2%

dibandingkan dengan kuat

tarik

Poissons Ratio 0.330 0.330 Jarak rata-rata logam Al

Alloy.

Modulus Geser 27.0 GPa 3920 ksi Pendekatan dari logam Alloy

Sifat Termal Satuan Inggris Penjelasan

Titik Leleh 502 – 638 oC 935 – 1180 oC

AA; Batas khusus untuk

komposisi pembuatan

dengan metode tempa

dengan ketebalan ¼ inci atau

lebih besar. Eutektik titik

leleh diabaikan pada

keseragaman

Kapasitas Panas 0.882 J/g –oC 0.211 BTU/lb-oF Rata-rata

Konduktivitas

termal 193 W/m-K 1340 BTU-in/hr-ft2-oF Rata-rata

18

Page 29: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Tabel 2.3 Komposisi Kimia Aluminium 2124 (Sumber, up-date Februari 2010, http://www.matweb.com )

Element Al Si Fe Cu Mn Mg Zn Cr Ti Other

Wt % 92,54 0,2 0,3 4,4 0,6 1,5 0,01 0,1 0,15 0,2

2.4 Silicon Carbida (SiC)

Silicon Carbida (SiC) adalah material keramik non oksida yang dibuat

dengan memanaskan karbon dengan silika di dalam tungku listrik. Politipe silicon

carbida yang paling sederhaua adalah struktur intan. Dikenal beberapa fase dalam

dari SiC, antara lain: fase kristalin yang terdiri dari α-SiC dengan struktur

heksagonal dan β-SiC dengan struktur kubus.

Dalam β -SiC atom Si dan C teletak pada posisi berselang-seling dari tipe

intan kubus, sedangkan α-SiC mempunyai susunan heksagonal dan rhombohedral

dan mempunyai tetrahedral seperti ditunjukkan pada gambar 2.5. Pada suhu 2700

°C SiC terdekomposisi menjadi gas Si dan grafit. Pada temperatur oksidatif SiC

cenderung membentuk lapisan oksida SiO2, sehingga pada atmosfer oksidatif SiC

tahan hingga suhu 1500-1699 °C, serta tahan hingga suhu 2200 °C pada

temperatur inert. Sifat SiC yang istimewa, antara lain: memiliki densitas 3,22

g/cm3, memiliki hantaran panas yang tinggi, tahan pada temperatur yang tinggi,

nilai kekerasan yang tinggi, tahan kejutan termal yang baik karena merupakan

kombinasi dari hantaran panas yang tinggi dan koefisien muai panas yang rendah,

serta tahan korosi seperti diperlihatkan pada tabel 2.4 dan komposisi kimia dari

SiC ditunjukkan pada tabel 2.4.

19

Page 30: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Gambar 2.4 (a) Struktur kubus β-SiC, (b) Struktur heksagonal α-SiC

(Surdia dan Saito, 1985)

Sifat tahan korosi SiC ditunjukkan dengan ketahanan SiC terhadap abu

batubara, slag asam, dan slag netral. Ketahanan panas SiC ditunjukkan dari suhu

uraian yang mencapai 2200 - 2700 °C. Pada 1000 °C terbentuk lapisan oksidasi

berupa SiO2. Dan kelemahan SiC adalah ketahanan oksidasi di udara hanya

mampu mencapai 1700 °C. (Potter, 1990)

Tabel 2.4 Data sheet material silicon carbide (Sumber, up-date Februari 2010, http://www.matweb.com )

Sifat Fisis Satuan Inggris

Densitas 3.22 g/cc 0.112 lb/in3

Sifat Mekanik Satuan Inggris

Modulus Elastisitas 410 GPa 59500 ksi

Poissons Ratio 0.140 0.140

Kuat Tekan 4600 Mpa 667000 psi

Sifat Termal Satuan Inggris

Kapasitas Panas 0.670 J/g –oC 0.160 BTU/lb-oF

Konduktivitas termal

77.5 W/m-K

@Temperature 400 oC

125.6 W/m-K

@Temperature 200 oC

538 BTU-in/hr-ft2-oF

@Temperature 752 oC

871.7 BTU-in/hr-ft2-oF

@Temperature 392 oC

20

Page 31: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Tabel 2.5 Komposisi Silicon Carbida (SiC) (Sumber, up-date Februari 2010, http://www.matweb.com )

Element SiC Al2O3 SiO2 Fe2O3

Wt % 94,7 0,3 4,4 0,6

2.5 Kayu Kamper

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat

sering dipergunakan untuk tujuan tertentu. Pemanfaatan kayu sebagai bahan

bangunan dan perabot rumah tangga sudah meluas di masyarakat. Namun

demikian masyarakat pengguna belum banyak yang mencermati bagaimana cara

memilih kayu berkualitas. Sehingga masyarakat perlu mengetahui sifat-sifat kayu

yang merupakan penentu berkurangnya kekuatan dan keawetan kayu.

2.5.1 Sifat Fisik Kayu

1. Massa Jenis

Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan

zat ekstraktif didalamnya. Massa suatu jenis kayu berbanding lurus

dengan berat jenisnya, umumnya makin tinggi berat jenis kayu semakin

berat dan semakin kuat. Dan untuk kayu kamper, nilai rerata massa jenis

kayu kamper yaitu 0.84 g/cm3.

2. Daya Hantar Panas

Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk

membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber

panas.

21

Page 32: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

3. Daya Hantar Listrik

Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran

listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar

air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya

apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya

hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.

2.5.2 Sifat Mekanik Kayu

1. Keteguhan Tarik

Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang

berusaha menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :

a. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan

b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.

Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar

arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil

daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.

2. Keteguhan tekan / Kompresi

Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan

muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :

a. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan

b. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.

Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada

keteguhan kompresi sejajar arah serat.

22

Page 33: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

3. Keteguhan Geser

Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang

membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di

dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :

a. Keteguhan geser sejajar arah serat

b. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan

c. Keteguhan geser miring

Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada

keteguhan geser sejajar arah serat.

4. Keteguhan lengkung (lentur)

Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya

yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati

maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan

yaitu :

a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya

yang mengenainya secara perlahan-lahan.

b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya

yang mengenainya secara mendadak.

5. Kekakuan

Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau

lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.

23

Page 34: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

6. Keuletan

Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang

relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan

yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta

mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.

7. Kekerasan

Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat

takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan,

kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan

kayu.

8. Keteguhan Belah

Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang

berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik

dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang

tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya

kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah

tangensial.

Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau

sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang

mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi

dua kelompok :

24

Page 35: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

a. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan,

pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga

perusak kayu.

b. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb

2.6 Tipe Material Penyusun Komposit

2.6.1 Matrik (Matrix)

Matrik adalah pengisi ruang komposit dan memegang peranan penting

dalam mentransfer tegangan antar matrik. Selain itu, matrik juga berfongsi

melindungi penguat dari kondisi lingkungan luar dan menjaga permukaan partikel

dari pengikisan. Matrik memiliki kelemahan dalam menahan beban dalam struktur

komposit, akan tetapi ada beberapa jenis komposit memiliki kelebihan dalam

pembebanan geser.

Material matrik mempunyai peranan penting pada fungsi dari komposit

secara keseluruhan. Material dari matrik ini harus memenuhi standar dari

kekuatan, kekakuan, kelembaman dan ketahanan terhadap lingkungan, ketahanan

terhadap temperatur tinggi, serta biaya sehingga menghasilkan performance yang

baik.

Dalam pembuatan komposit matrik logam yang menggunakan penguat

kontinu maupun tak kontinu, beberapa pertimbangan yang harus dilakukan untuk

menentukan pilihan terhadap material penguat. Penggunaan serat kontiniu sebagai

penguat untuk pembuatan komposit matrik logam dapat menghasilkan transfer

pembebanan yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan serat

25

Page 36: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

monofilamen. Matrik logam yang menggunakan penguat serat kontinu pada

pembuatan komposit matrik logam memiliki sifat mekanik yang cenderung pada

kelelahan dibandingkan dengan kekuatan. Pembuatan komposit matrik logam

dengan serat kontinu memiliki kekuatan yang rendah dan rapuh. Dalam

pembuatan komposit matrik logam menggunakan penguat tak kontiniu dapat

meningkatkan sifat mekanik dari material komposit tersebut karena merupakan

penguat yang isotropik dimana semua arah pengutannya mempunyai besar yang

sama.

Dewasa ini, penelitian dan pengembangan dalam pembuatan komposit

matrik logam lebih mengacu pada logam yang memiliki bobot yang ringan

(densitas rendah) dan mudah dibentuk seperti Al, Ti, Mg, Cu, dan super alloy.

Pemilihan material logam tersebut dilakukan atas pertimbangan umur pemakaian,

sifat mekanis, dan sifat fisis. Diantara semua jenis logam tersebut yang paling

banyak dikembangkan secara luas saat ini adalah matrik logam aluminium,

dibawah ini akan dijabarkan beberapa matrik yang digunakan dalam pembuatan

komposit matrik logam beserta penguat yang digunakan.

1. Komposit matrik aluminum

a. Serat kontinu: boron, silicon carbida (SiC), serat alumina, dan grafit.

b. Serat tak kontinu: alumina dan serat alumina silika.

c. Whisker : Silicon carbida (SiC).

d. Partikel: Silicon carbida (SiC) dan boron carbida.

26

Page 37: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

2. Komposit matrik magnesium

a. Serat kontinu: grafit dan serat alumina.

b. Whisker: Silicon carbida (SiC).

c. Partikel: Silicon carbida (SiC) dan boron carbida.

3. Komposit matrik titanium

a. Serat kontinu: Silicon carbida (SiC) dan boron yang dilapisi.

b. Partikel: titanium carbida.

4. Komposit matrik tembaga

a. Serat kontinu: grafit dan silicon carbida (SiC)

b. Wires: niobium-titanium, niobium-tin.

c. Particulates: Silicon carbida (SiC), boron carbida, dan titanium

carbida.

5. Komposit matrik super alloy

a. Wires : tungsten wires.

2.6.2 Penguat (Reinforcement)

Dalam pembuatan komposit penguat yang digunakan baik berupa serat,

partikel dan monofilamen berfungsi untuk menguatkan material komposit

tersebut. Disamping itu partikel penguat juga berfungsi untuk menahan beban

yang diterima oleh komposit, mempengaruhi keelastisan dan meningkatkan

kekuatan dari komposit tersebut.

Dalam pemilihan jenis penguat untuk pembuatan komposit matrik logam

harus memenuhi beberapa sifat, dimana sifat tersebut sangat menentukan

27

Page 38: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

karakteristik dari material komposit yang dihasilkan. Bebrapa sifat yang harus

dimiliki oleh partikel penguat adalah sebagai berikut:

a. Memiliki densitas yang rendah (low density)

b. Memiliki kuat tekan dan kuat tarik yang tinggi.

c. Mudah dalam pemerosesan.

d. Tahan terhadap abrasi dan korosi.

e. Biaya

Penguat yang digunakan dalam proses pembuatan komposit matrik logarn

dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu: whisker, partikel (particulates), dan

serat pendek, dan penguat serat kontinu, seperti pada gambar 2.5, penguat yang

umum digunakan dalam pembuatan komposit matrik logam adalah penguat yang

terbuat dari keramik. (Karl U. K, 2006)

Gambar 2.5(a) Penguat Mono filaments, (b) Whiskers/Short fiber, dan (c) Partikel (Karl U. K, 2006)

a. Penguat whisker

Pada akhir tahun 1970-an mulai dikembangkan penelitian dan

pengembangan proses pembuatan penguat SiC whisker. Pembuatan

penguat SiCw berpotensi menurunkan harga dari partikel penguat dan

dapat meningkatkan penelitian dibidang komposit matrik logam. Penguat

28

Page 39: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

SiCw memiliki diameter sekitar 0,1 mikron dan perbandingan diameter

dengan panjang penguat SiCw pada proses produksi adalah 100 : 1.

Pembuatan penguat SiCw setiap tahun terus meningkat dan produk utama

adalah dalam berbagai perbandingan panjang dan diameter.

b. Penguat Particulates

Pada tahun 1978 DWA Composite Specialties Inc (USA).

Memperkenalkan satu alternatif dalam pembuatan komposit matrik logam

dengan menggunakan penguat particulates Silicon Carbida (SiC). Penguat

particulates secara komersial tersedia dengan ukuran kira-kira 0,5 micron

sampai dengan 100 micron. Penguat particulates dapat diaduk (blending),

lebih efesien dan memiliki persen volume yang tinggi bila dibandingkan

dengan penguat whisker. Penguat particulates saat ini banyak

dikembangkan dalam jumlah besar untuk industri yang memproduksi

bahan yang tahan terhadap gesekan (friction material).

c. Penguat serat pendek (short fiber reinforcement)

Pada awal 1980-an, komposit dibuat dengan menggunakan serat pendek

dan serat aluminium oksida polycrystalline. Serat aluminium oksida ini

pertama digunakan untuk pembuatan ring piston mesin diesel.

Pengembangan ini bertujuan unluk menyempurnakan dan meningkatkan

produksi komposit disamping harga yang relatif murah dan ketersediaan

volume yang tinggi. Secara umum serat pendek tidak meningkatkan

kekuatan akhir dari komposit matrik logam di dalam temperate ruang.

Akan tetapi, ketahanan suhu komposit logam dengan mengguankan serat

29

Page 40: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

pendek dapat mencapai 573 K dibandingkan dengan campuran logam

biasa yang hanya sampai 473 K.

d. Penguatan serat Kontinu

Dari tahun 1960-an sampai dengan 1970-an, telah dilakukan

pengembangan satu usaha besar membuat untuk mengembangkan penguat

serat kontinu untuk pembuatan komposit logam. Jenis serat kontinu, antara

lain: boron pada tungsten, silicon carbida pada tungsten, dan kristal

tunggal alumina. Pengembangan komposit dengan menggunakan serat

kontiniu memiliki beberapa kendala yaitu biaya pembautan relatif mahal

dan hal ini dapat ditekan apabila ada suatu perusahaan yang memproduksi

serat kontiniu dalam skala besar.

2.7 Mekanisme Penguatan Komposit

Karakteristik material komposit dengan menggunakan matrik logam

sangat ditentukan oleh mikrostruktur dan interfarsial internal. Dengan demikian

mikrostruktur dan interfarsial internal serta fase-fase yang terbentuk mempunyai

pengaruh yang cukup signifikan sebagai matrik pada komposit. Komposisi kimia,

ukuran butiran bentuk, dan cacat kisi merupakan masalah yang cukup menonjol

dalam mempengaruhi sifat rnekanik matrik. Penguat dalam material komposit

dikenal sebagai fase kedua (secondary phase) atau fase diskontiniu yang

dikarakterisasi berdasarkan persentase fraksi volume, jenis, ukuran distribusi, dan

orientasi. Berbagai variasi tegangan dalam internal tension yang mengakibatkan

adanya perbedaan koefisien muai panjang (thermal expansion) dari material

30

Page 41: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

pembentuk komposit matrik, penguat, dan juga merupakan faktor tambahan yang

sangat berpengaruh terhadap material komposit.

Dengan mengetahui karakteristik komponen-komponen material

pembentuk komposit, persentase volum penguat, distribusi, dan orientasi dapat

mengestimasi karakteristik material komposit berbasil matrik logam. Pendekatan-

pendekatan kondisi ideal merupakan suatu cara untuk memudahkan menganalisa

material komposit, seperti optimalisasi batas interaksi interfarsial, distribusi

penguat yang homogen, dan fase atau pengendapan, analisa tegangan pada

material komposit dapat disederhanakan dengan model penguat partikel.

Ketergantungan pada arah beban dan perbedaan konstanta elastisitas pada

komposit logam sangat menentukan dalam menganalisa tegangan-tegangan yang

terjadi pada komposisit saat menerima beban dari luar. Konstanta-konstanta

elastisitas seperti E modulus elastis dan G modulus geser, merupakan hal yang

paling berperan dalam menganalisa tegangan komposit. Hal sederhana dapat

digunakan untuk mengestmasi kekuatan komposit yang diperkuat oleh partikel

atau komposit dengan tegangan anisotropik dan isotropik. (Zainuri, 2007)

2.8 Proses Pembuatan Komposit Matrik Logam dengan Proses Fase Padat

(Solid State Processing)

Proses pembuatan komposit matrik dalam keadaan padat (solid state

processing) lebih cenderung menggunakan proses metalurgi serbuk (Powder

Metallurgy, PM). Proses pembuatan komposit dengan metode metalurgi serbuk

memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan proses fase cair maupun

31

Page 42: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

pada proses deposisi uap. Suhu yang digunakan pada proses pembuatan komposit

dengan menggunakan metalurgi serbuk juga relatif rendah (dibawah titik leleh

matrik), hal ini bertujuan untuk mengurangi reaksi antara muka (interface) antara

matrik dengan penguat. Dengan memperkecil reaksi antara partikel penguat dan

matrik yang tidak dikehendaki, maka akan menghasilkan produk komposit matrik

logam yang memiliki sifat mekanis yang lebih baik.

Dalam proses tertentu, pembuatan komposit matrik logam dapat dilakukan

dengan proses metalurgi serbuk apabila tidak dapat dilakukan dengan metode

metalurgi cair. Seperti contoh, serat atau partikel silikon carbida akan larut

kedalam lelehan logam titanium, sehingga tidak akan menghasilkan sifat mekanik

komposit yang sempurna. Meskipun karaktenstik komposit yang diproses dengan

metalurgi serbuk lebih baik dari pada metalurgi cair, akan tetapi pada pada proses

metalurgi serbuk memiliki beberapa kekurangan, antara lain: biaya yang

dibutuhkan pada proses pembuatan memerlukan biaya yang relatif tinggi bila

dibandingkan dengan proses metalurgi cair dan produk yang dihasilkan juga

masih terbatas dan sederhana, disamping itu aspek kebasahan (wettability) antara

partikel penguat dan matrik juga sering menjadi permasalahan dalam pembuatan

komposit matrik logam dengan metode metalurgi serbuk.

Teknik pembuatan komposit dengan metalurgi serbuk secara konvensional

ialah dengan mencampurkan (blend) bubuk logam dengan bubuk keramik, setelah

tercampur secara homogen kemudian serbuk dikompaksi (press) dan di sintering.

Terkadang proses sintering dilakukan dengan tekanan tinggi pada suhu dibawah

titik leleh matrik untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik antara partikel

32

Page 43: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

penguat dengan matrik. Komposit matrik logam yang dihasilkan kemudian

ditempa (forging) dan dirol (rolling), sesuai dengan dimensi yang diinginkan.

(Hartomo, 1992)

Gambar 2.6 Diagram proses pembuatan komposit matrik logam dengan metalurgi serbuk (Hartomo, 1992)

Dari gambar 2.6, dapat kita ketahui bahwa proses pembuatan komposit

matrik logam dengan menggunakan teknik metalurgi serbuk secara umum dapat

dibagi menjadi tiga proses utama yaitu proses pencampuran (mixing or blending),

proses penekanan (compaction), dan proses sintering.

Aditif dispersi

Blending

Partikel Penguat Serbuk Matrik

Kompaksi

Hilangkan Aditif

Konsolidasi

Pengerjaan

33

Page 44: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

2.8.1 Pencampuran (Blending or Mixing)

Blending dan mixing merupakan istilah yang biasa digunakan dalam

proses pembuatan material dengan menggunakan metode serbuk akan tetapi kedua

proses tersebut memiliki arti yang berbeda. Menurut standar ISO, blending

didefenisikan sebagai proses penggilingan suatu material tertentu hingga menjadi

serbuk yang merata pada beberapa komposisi nominal. Proses blending dilakukan

untuk menghasilkan serbuk yang sesuai dengan komposisi dan ukuran yang

diinginkan. Sedangkan mixing didefenisikan sebagai pencampuran dua atau lebih

serbuk yang berbeda (Downson, 1990)

Proses pembuatan komposit dengan metalurgi serbuk, pencampuran antara

material penguat dengan matrik dikategorikan sebagai proses mixing.

Pencampuran partikel penguat dengan matrik dapat dilakukan dengan cara

pencampuran dengan menggunakan medium cairan (wet mixing) dan

pencampuran tanpa menggunakan cairan (dry mixing), proses pencampuran antara

partikel penguat dengan bertujuan agar partikel penguat dan matrik tercampur

secara homogen dan diharapkan tidak terjadi penggumpalan (aglomerisasi) kedua

material tersebut.

2.8.2 Penekanan (Kompaksi)

Dalam proses pembuatan komposit matrik logam dengan menggunakan

metode metalurgi serbuk yang paling menentukan adalah terjadinya ikatan

peiTnukaan antar matrik dengan penguat. Ikatan antar penguat terjadi akibat

proses difusi antar permukaan matrik dengan penguat atau antar matrik dengan

34

Page 45: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

matrik. Salah satu yang mempengaruhi ikatan permukaan antara matrik dengan

penguat setelah proses pencampuran adalah proses kompaksi. Dalam penelitian

bahwa gaya adhesi dan kohesi yang terjadi apabila penekanan telah dilakukan dan

jarak antara partikel serbuk diharapkan mencapai 4 Å. Oleh karena itu, dalam

proses kompaksi dilakukan diantara yield streght antara partiekel penguat dengan

matrik atau pada proses kompaksi kerapatan (densitas) yang diperoleh diharapkan

mencapai 80%, hal tersebut dilakukan karena proses kompaksi dapat

meningkatkan ikatan partikel bola bidang sebelum sintering. Proses kompaksi

juga bertujuan untuk menghidari gas yang terjebak di dalam spesimen, apabila ada

gas yang terjebak didalam spesimen maka akan menimbulkan porositas yang

cukup besar, dan hal ini merupakan kegagalan dalam proses pembuatan komposit

matrik logam dengan menggunakan metode metalurgi serbuk.

Pada proses pengkompaksian besar gaya gesekan antara serbuk komposit

dengan cetakan juga haras diperhatikan karena arah gaya gesekan berlawanan

dengan gaya yang diberikan. Oleh karena, itu cetakan sampel haras diolesi dengan

pelumas asam stearat (stearat acid) hal ini berftingsi untuk mengurangi gesekan

antara serbuk dengan cetakan sehingga diprosleh nilai kompaktibilitas yang

optimum. Disamping itu, kecepatan tekanan juga mempengaruhi ikatan antar

muka yang terjadi, secara umum kecepatan kompaksi yang digunakan dalam

pembuaton komposit matrik logam dengan menggunakan metode metalurgi

serbuk adalah 10 cm/menit. Gaya adhesi dan kohesi antara matrik dan penguat

terjadi akibat adanya gaya Van der Walls.

35

Page 46: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Tabel 2.6 Tekanan berbagai serbuk logam (Widyastuti, 2007)

Metal Tekanan

Aluminium 70-275

Brass 400-700

Bronse 200-275

Iron 350-800

Tantalum 70-140

Tungsten 70-140

Material Lain

Aluminium Oxide 110-140

Carbon 140-165

Cermented

Carbides 140-400

Ferrites 110-165

Dari tabel 2.6 dapat dilihat besar tekanan yang dilakukan terhadap

beberapa serbuk material logam dan non logam. Dalam proses pembuatari

(manufacturing) pemberian beban tekanan yang terlalalu besar pada proses

kompaksi dapat mengakibatkan ikatan model bidang-bidang, hal ini disebabkan

karena penguat dan matrik mengalami defonnasi plastis. Hal tersebut akan

menyebabkan pengembangan (bloating) pada komposit sehingga sehingga terjadi

perubahan dimensi luar batas toleransi. Untuk tekanan yang terlalu rendah akan

menyebabkan ikatan model bola-bola, dimana ikatan pada model ini porositas

terlalu tinggi dan kualitas ikatan antar muka awal rendah. Hal tersebut juga

menyebabkan terjadinya oksidasi pada permukaan matrik Al, lapisan oksida yang

terjadi akan menghalangi ikatan permukaan partikel penguat dengan matrik.

(Heny Faisal dkk, 2007)

36

Page 47: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

2.8.3 Proses Sintering

A. Prinsip Dasar Proses Sintering

Komposit mempunyai bermacam-macam karakteristik, salah satunya

adalah struktur polykristal yang pembentukannya dilakukan dengan cara

perlakuan panas atau sering disebut dengan proses sintering dengan temperatur

sedikit dibawah titik lelehnya (melting point). Dalam proses sintering terjadi gaya

tarik-menarik antar molekul atau atom yang menyebabkan terjadinya bentuk

padatan dengan masa yang koheren dari komposit yang dihasilkan. Beberapa

variabel yang dapat mempercepat proses sintering yaitu: densitas awal, ukuran

partikel, atmosfer sintering, suliu, waktu dan kecepatan pemanasan.

Serbuk yang belum disintering memiliki energi permukaan yang tinggi.

Sintering menyebabkan pergerakan atom yang meng-eliminasi energi permukaan.

Energi permukaan per unit volume berbanding terbalik dengan diameter partikel.

Jadi partikel yang kecil mempunyai energi yang lebih sehingga proses sintering

lebih cepat dibandingkan dengan partikel yang besar. Bagaimanapun, tidak

seluruhnya energi permukaan yang dibutuhkan tersedia sebagai gaya penggerak

untuk sintering. Untuk padatan kristal, hampir setiap kontak partikel akan

mengembangkan batas butiran dengan adanya energi batas butiran.

Fase aditif memperbaiki laju difusi selama proses sintering sehingga

sering digunakan dalam banyak material komposit. Fase ini dapat digunakan

untuk menstabilkan struktur ksirtal atau mendapatkan tipikal komposit yang

diinginkan.

37

Page 48: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

B. Mekanisme Trasnport pada Proses Sintering

Mekanisme transport adalah suatu metode dimana laju massa terjadi akibat

respon gaya penggerak. Dua jenis mekanisme transport adalah transport

permukaan dan bulk transport. Kedua jenis mekanisme ini, disebut sebagai

kontributor laju massa seperti pada gambar 2.7.

Gambar 2.7. Laju massa sebagai respon gaya penggerak pada metoda mekanisme transport (Randall M.German, 1991)

C. Tahapan Sintering

Tahapan sintering menurut Hirschorn, pada sampel yang telah mengalami

kompaksi sebelumya, akan mengalami beberapa tahapan sintering sebagai berikut:

1. Ikatan mula antar partikel serbuk.

Saat sampel mengalami proses sinter, maka akan terjadi pengikatan diri.

Proses ini meliputi difusi atom-atom yang mengarah kepada pergerakan

38

Page 49: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

dari batas butir. Ikatan ini terjadi pada tempat dimana terdapat kontak fisik

antar partikel-partikel yang berdekatan. Tahapan ikatan mula ini tidak

menyebabkan terjadinya suatu perubahan dimensi sampel. Semakin tinggi

berat jenis sampel, maka akan banyak bidang kontak antar partikel,

sehingga proses pengikatan yang terjadi dalam proses sinter juga semakin

besar.

Elemen-elemen pengotor yang masih terdapat, berupa serbuk

akan menghalangi terjadinya proses pengikatan ini. Hal ini sisebabkan

elemen pengotor akan berkumpul dipermukaan batas butir, sehingga akan

mengurangi jumlah bidang kontak antar partikel.

2. Tahap pertumbuhan leher.

Tahapan kedua yang tejadi pada proses sintering adalah pertumbuhan

leher. Hal ini berhubungan dengan taliap pertama, yaitu pengikatan mula

antar partikel yang menyebabkan terbentuknya daerah yang disebut

dengan leher (neck) dan leher ini akan terus berkembang menjadi besar

selama proses sintering berlangsung.

Pertumbuhan leher tersebut terjadi karena adanya perpindahan massa,

tetapi tidak mempengaruhi jumlah porositas yang ada dan juga tidak

menyebabkan terjadinya penyusutan. Proses pertumbuhan leher ini akan

menuju kepada tahap penyusutan. Proses pertumbuhan leher ini akan

menuju kepada tahap penghalusan dari saluran-saluran pori antar partikel

serbuk yang berhubungan, dan proses ini secara bertahap.

39

Page 50: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Model sederhana sintering terfokus pada pertumbuhan leher isotermal

sebagai perbandingan ukuran leher dan partikel, X/D. (Randall M.

German, 1991)

(X/D)m = B t / Dn (2.1)

Dengan :

X = Diameter leher yang terbentuk antar partikel

D = Diameter partikel kontak

t = Waktu sintering

B = Koefesien karakteristik mekanisme

Nilai n dan m bergantung kepada mekanisme transport massa yang terjadi.

Umumnya model persamaan 2.1 terbatas untuk X/D < 0,3.

Persamaan diatas juga menjelaskan beberapa proses yaitu:

a. Sensitivitasnya yang tinggi berbanding terbalik dengan ukuran '

partikel, semakin kecil ukuran partikel meyebabkan proses sintering

menjadi cepat.

b. Dalam semua kasus, termperatur memperlihatkan keadaan

eksponensial, yang berarti perubahan suhu yang kecil dapat

memberikan efek besar.

c. Waktu mempunyai efek yang relatif rendah dibandingkan dengan suhu

dan ukuran partikel. Proses ini ditunjukkan pada gambar 2.8.

40

Page 51: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Gambar 2.8. Contoh neck formation pada partikel Al dan Si, seperti yang terkandung dalam Al 2124

(Randall M. German, 1991)

3. Tahap penutupan saluran pori.

Merapakan suatu perabahan yang utama dari salam proses sinter.

Penutupan saluran pori yang saling berhubungan akan menyebabkan

perkembangan dan pori yang tertutup. Hal ini merapakan suatu perabahan

yang penting secara khusus untuk pori yang saling berhubungan untuk

pengangkutan cairan, seperti pada saringatKsaringan dan bantalan yang

dapat melumas sendiri. Salah satu penyebab terjadinya proses ini adalah

pertumbuhan butiran. Proses penutupan saluran ini dapat juga terjadi oleh

penyusutan pori (tahap kelima dari proses sinter), yang menyebabkan

kontak baru yang akan terbentuk di antara permukaan-permukaan pori.

4. Tahapan pembulatan pori.

Setelah tahap pertumbuhan leher, material dipindahkan di permukaan pori

dan pori tersebut akan menuju kedaerah leher yang mengakibatkan

permukaan dinding tersebut rnenjadi halus. Bila perpindahan massa terjadi

terus-menerus melalui daerah leher, maka pori disekitar permukaan leher

akan mengalami proses pembulatan. Dengan temperatur dan waktu yang

cukup pada saat proses sinter maka pembulatan pori akan lebih sempurna.

41

Page 52: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

5. Tahap penyusutan

Merupakan tahap yang terjadi dalam proses sinter. Hal ini berhubungan

dengan proses densifikasi (pemadatan) yang terjadi. Tahap penyusutan ini

akan menyebabkan terjadinya penurunan volume, disisi lain sampel yang

telah disinter akan mejadi lebih padat. Dengan adanya penyusutan ini

kepadatan pori akan meningkat dan dengan sendirinya sifat mekanis dari

bahan tersebut juga akan meningkat, khususnya kekuatan dari sampel

setelah sinter. Tahap penyusutan pori ini terjadi akibat pergerakan gas-gas

yang terdapat di daerah pori keluar menuju permukaan. Dengan demikian

tahap ini akan meningkatkan berat jenis yang telah disinter. Secara

keseluruhan laju penyusutan selama sintering terjadi pada sampel,

mengikuti hukum kinetika:

( )( ) mnn

DBtLoL 22 =Δ (2.2)

Dengan n/2 berkisar antara 2,5 dan 3, D adalah diameter partikel, dan t

adalah waktu isotermal. Parameter B adalah eksponensial yang bergantung

pada suhu:

( )kTQ- exp BoB = (2.3)

Dengan k adalah konstanta Boltzman, T adalah suhu mutlak dan B0 adalah

konstanta yang bergantung pada energi permukaan, ukuran atom,

frekuensi vibrasi atom, dan system geometri. Energi aktivasi Q merupakan

ukuran pada energi yang medekati untuk merangsang pergerakan atom.

(Randall M. German, 1991)

42

Page 53: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

6. Tahap pengkasaran pori

Proses ini akan terjadi apabila kelima tahap sebelumnya terjadi dengan

sempurna. Pengkasaran pori akan terjadi akibat adanya proses bersatunya

lubang-lubang kecil dari pori sisa akan menjadi besar dan kasar. Jumlah

total dari pori adalah tetap, tetapi volume pori berkurang dengan diimbangi

oleh pembesaran pori tersebut. (Randall M. German, 1991)

D. Klasifikasi Sintering

Sintering dapat diklasifikasikan dalam dua bagian besar yaitu sintering

dalam keadaan padat (solid state sintering) dan sintering fasa cair (liquid phase

sintenng). Sintering dalam keadaan padat dalam pembuatan komposit yang diberi

tekanan diasumsikan sebagai fasa runggal oleh karena tingkat pegotoraya rendah.

Sedangkan sintering pada fasa cair adalah sinering untuk serbuk yang disertai

terbentuknya fase liquid selama proses sinering berlangsung.

Gambar 2.9 Proses sinter padat (a) Sebelum sinter partikcl mempunyai permukaan masing-masing.

(b) Setelah sinter hanya mempunyai satu permukaan (Van Vlack, 1989)

Dari gambar 2.9, dapat dilihat bahwa proses sintering dalam keadaan

padat, selama sintering penyusutan serbuk, kekuatan dari material komposit akan

43

Page 54: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

bertambah, pori-pori dan ukuran butir berubah. Perubahan ini diakibatkan oleh

sifat dasar dari serbuk itu sendiri, kondisi tekanan, aditif, waktu sintering dan

suhu. Proses sintering memerlukan waktu dan suhu pemanasan yang cukup agar

partikel halus dapat menjadi padat. Sinter tanpa cairan memerlukan difusi dalam

bahan padat itu sendiri, sehingga diperlukan suhu tinggi dalam proses sintering.

(Van Vlack, 1989)

E. Efek Sintering Terhadap Sifat Sampel

Efek suhu sintering terhadap sifat fisik dan Hstrik dari pemadatan serbut

selama proses sintering ditunjukkan pada gambar 2.13.

Gambar 2.10. Pengaruh suhu sintering pada (1) Porositas, (2) Densitas, (3) Tahanan Listrik, (4) Kekuatan, dan (5) Ukuran butir (M M. Ristic, 1979)

Dari gambar 2.10, dapat diketahui bahwa proses sintering yang dimulai

dari suhu Tl dapat meningkatkan tahanan listrik dan nilai porositas menurun

dengan kenaikan suhu sintering, sedangkan densitas, kekuatan dan ukuran butir

bertambah besar secara eksponensial seiring dengan kenaikan suhu sintering. (M

M. Ristic, 1979)

44

Page 55: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

2.9 Karakterisasi Material Komposit

Untuk mengetahui sifat-sifat dan kemampuan suatu material maka perlu

dilakukan pengujian dan dnalisis. Beberapa jenis pengujian dan analisis yang

dibahas untuk keperluan penelitian ini antara lain: pengujian sifat fisis (densitas,

daya serap air (water absorption)), pengujian sifat mekanis (kuat tekan), analisa

struktur dengan menggunakan alat uji SEM (Scanning Electron Microscope), dan

untuk menganalisa struktur kristal dengan menggunakan alat uji XRD (X-Ray

Diffraction).

2.9.1 Sifat Fisis

A. Densitas

Densitas merupakan ukuran kepadatan dari suatu material atau sering

didefinisikan sebagai perbandingan antara massa (m) dengan volume (v) dalam

hubungannya dapat dituliskan sebagai berikut:

vm

=ρ (2.4)

Dimana:

ρ = Densitas (gram/cm3)

m = Massa sampel (gram)

v = Volume sampel (cm3)

(M M. Ristic, 1979)

Dalam pelaksanaannya kadang-kadang sampel yang diukur mempunyai

ukuran bentuk yang tidak teratur sehingga untuk menentukan volumenya menjadi

sulit, akibatnya nilai kerapatan yang diperoleh tidak akurat. Oleh karena itu untuk

menghitung nilai densitas suatu material yang memiliki bentuk yang tidak teratur

(bulk density) digunakan metode Archimedes.

45

Page 56: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

B. Daya Serap Air (Water Absorbtion)

Daya serap air (water absorbtion) dapat didefinisikan sebagai jumlah air

yang dapat diserap oleh material atau zat padat. Daya serap air pada suatu

material dinyatakan dalam persen (%) rongga fraksi volume dari suatu rongga

yang ada dalam material tersebut. Besarnya daya serap air pada suatu material

bervariasi mulai dari 0 % sampai dengan 90 % tergantung dari jenis dan aplikasi

material tersebut. Daya serap air dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai

berikut:

%100xm

mmWAo

uo −= (2.5)

Dimana:

WA = Daya Serap Air (Water Absorbtion) (%)

mo = Massa awal sampel setelah dikeringkan di dalam oven (gram)

mu = Massa di udara setelah direbus dalam air mendidih (gram)

2.9.2 Sifat Mekanik

A. Kuat Tekan

Kuat tekan suatu material didefinisikan sebagai kemampuan material

dalam menahan beban atau gaya mekam's sampai terjadinya kegagalan (failure).

Pengujian kuat tekan dapat dilihat pada gambar 2.11 bentuk sampel uji

biasanya berbentuk silinder dengan perbandingan panjang dan diameter, (L/d)

adalah 1 banding 3. Akan tetapi, nilai perbandingan antara panjang dan tinggi bisa

sampai 10 pada saat pengujiaan ssmpel untuk menentukan nilai dari modulus

elastik.

46

Page 57: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Dalam rnelakukan pengujian kuat tekan, panjang sampel harus sesuai

dengan yang telah ditetapkan. Apabila perbandingan panjang dan diameter terlalu

besar maka akan terjadi buckling. Jika hal ini terjadi, maka hasil dari uji kuat

tekan tidak akan menghasilkan nilai yang berarti artinya kuat tekan dari sampel

sangat kecil. Buckling merupakan nilai yang sangat kecil dalam pengujian kuat

tekan dan tidak perlu dimasukkan kedalam perhitungan tes hasil uji dan perlu di

lakukan pengujian kembali. Seperti contoh pengujian kuat tekan dapat dibuat

secara paralel tetapi tidak akan menghasilkan nilai yang sempurna untuk

pengujian tersebut.

Gambar 2.11 Pengujian kuat tekan dengan menggunakan

Universal TestingMachine-UTM (Norman E. Hauling, 1999)

Apabila perbandingan antara panjang dan diameter terlalu kecil, maka

hasil dari pengujian dapat dilihat secara detail pada kondisi akhir pengujian.

Secara umum apabila sampel ditekan, maka diameter dari sampel akan semakin

bertambah karena keseimbangan dari sampel, tetapi gerakan tersebut diperlambat

47

Page 58: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

akibat adanya pergeseran yang berlawanan pada sampel dan hasil perubahan

bentuk berupa silinder. Apabila perbandingan panjang dengan diameter terlalu

besar, maka akan menimbulkan bulcking dan apabila perbandingan panjang

dengan diameter terlalu kecil juga perlu dmindari, jadi perbandingan panjang

dengan diameter yang ideal untuk pengujian kuat tekan adalah L/d = 3 untuk

material yang liat. Nilai pada L/d 1,5 atau 2 untuk material yang rapuh.

Persamaan untuk pengujian kuat tekan dengan menggunakan Universal

Testing Machine adalah sebagai berikut:

P = AF (2.6)

Dimana:

P = Kuat tekan (N/m2)

F = Beban maksimum (N)

A = Luas bidang permukaan (m2)

Pengujian kuat tekan dengan menggunakan hydraulic press dapat

ditentukan dengan menggunakan hukum Pascal sebagai berikut:

2211 APAP = (2.7)

Dimana:

P1 = Beban maksimum yang diberikan terhadap benda uji (N/mm2).

P2 = Beban maksimum yang diterima benda uji (N/mm2).

A1 = Luas permukaan silinder piston hydraulic press (mm2).

A2 = Luas permukaan benda uji (mm2).

(Norman E. Dawling, 1999)

48

Page 59: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

2.9.3 Analisa Mikrostruktur

SEM (Scanning Electron Microscope)

Scanning Electron Microscope atau SEM merupakan mikroskop elekteron

yang banyak digunakan dalam ilmu pengetahuan material. SEM banyak

digunakan karena memiliki kombinasi yang unik, rnulai dari persiapan speshnen

yang simpel dan mudah, kapabilitas tampilan yang bagus serta fleksibel.

SEM digunakan pada sampel yang tebal dan memungkinkan untuk analisis

permukaan. Pancaran berkas yang jatuh pada sampel akan dipantulkan dan

didifraksikan. Adanya elektron yang terdifraksi dapat diamati dalam bentuk pola-

pola difraksi. Pola-pola difraksi yang tampak sangat bergantung pada bentuk dan

ukuran sel satuan dari sampel. SEM juga dapat digunakan untuk menyimpulkan

data-data kristalografi, sehingga hal ini dapat dikembangkan untuk menentukan

elemen atau senyawa.

Prinsip kerja SEM dapat dilihat pada garnbar 2.12. Dua sinar elektron

digunakan secara simultan. Satu strike specimen digunakan untuk menguji dan

strike yang lain adalah CRT (Cathode Ray Tube) memberi tampilan yang dapat

dilihat oleh operator. Akibat tumbukan pada spesimen dihasilkan satu jenis

elektron dan emisi foton. Sinyal yang terpilih dikoleksi, dideteksi dan dikuatkan

untuk memodulasi tinmgkat keterangan dari sinar elektron yang kedua, maka

sejumlah besar sinar akan menghasilkan bintik gelap. SEM menggunakan prinsip

scanning, maksudnya berkas elektron di arahkan dari titik ke titik pada objek.

Gerakan berkas elektron dari satu titik ke titik yang lain pada suatu daerah objek

menyerapai gerakan membaca. Gerakan membaca ini disebut dengan scanning,

49

Page 60: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Gambar 2.12 Skema Prinsip Dasar SEM (Cahn, 1993)

Komponen utama SEM terdiri dari dua unit, electron column dan display

console. Electron column merupakan model electron beam scanning. Sedangkan

display console merupakan elektron skunder yang didalamnya terdapat CRT.

Pancaran elektron energi tinggi dihasilkan oleh electron gun yang kedua tipenya

berdasar pada pemanfaatan arus. Yang pertama pistol termionik dimana pancaran

elektron tercapai dengan pemanasan tungsten atau filamen katoda

lantanumksaborid pada suhu 1500 K sampai 3000 K. Katoda adalah kutub negatif

yang dibutuhkan untuk mempercepat tegangan Eo ke anoda yang di groundkan,

sehingga elektron yang bermuatan negatif dipercepat dari katoda dan

meninggalkan anoda dengan energi Eo kali elektron volt (KeV). Pistol termionik

sangat luas penggunaannya karena relatif aman untuk digunakan dalam tabung

vakum 10-9 Torr, atau lebih kecil dari itu.

Sumber alternatif lain dari pistol field emission dimana ujung kawat

wolfram yang tajam dihubungkan tertutup dengan anoda ekstraksi dan diterapkan

potensional sampai beberapa ribu volt. Elektron yang keluar dari kawat wolfram

50

Page 61: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

tidak membutuhkan pemanasan yang dapat dilakukan pada suhu kamar, menuju

tabung vakum yang dipercepat seperti pada pistol termionik kearah anoda. Pistol

field emission tergantung dari permukaan emitter yang secara otomatis bersih,

sehingga harus bekerja pada operasi kevakuman yang ultra tinggi kira-kira 10-9

Torr, namun jika lebih besar maka akan lebih baik. Jarak panjang dari emiter

electron column. Pemancaran elektron dari electron column pada chamber harus

dipompa cukup vakum menggunakan oil-diffusion, turbo molecular, atau pompa

ion. (Chan, 1993)

2.9.4 Analisa Sruktur Kristal

XRD (X-Ray Diffraction)

Fenomena interaksi dan difraksi sudah di kenal pada ilmu optik. Standart

pengujian di laboratorium fisika adalah untvik menentukan jarak antara dua

gelombang dengan mengetahui panjang gelombang sinar, dengan mengukur sudut

berkas sinar yang terdifraksi. Pengujian ini merupakan aplikasi langsung dari

pemakaian sinar X untuk menentukan jarak antara kristal dan jarak antara atom

dalam kristal.

Gambar 2.13 Difraksi bidang atom (Small man, 1991)

51

Page 62: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

52

Gambar 2.13, menunjukkan suatu berkas sinar X dengan panjang

gelombang λ, jatuh pada sudut θ pada sekumpulan bidang atom berjarak d. Sinar

yang dipantulkan dengan sudut θ hanya dapat terlihat jika berkas dari setiap

bidang yang berdekatan saling menguatkan. Oleh sebab itu, jarak tarnbahan satu

berkas dihamburkan dari setiap bidang yang berdekatan, dan menempuh jarak

sesuai dengan perbedan kisi yaitu sama dengan panjang gelombang n λ. Sebagai

contoh, berkas kedua yang ditunjukkan gambar 2.18 harus menempuh jarak lebih

jauh dari berkas pertama sebanyak PO + OQ. Syarat pemantulan dan saling

menguatkan dinyatakan oleh:

nλ = PO + OQ = 2ON sinθ = 2d sinθ (2.8)

persamaan 2.15 tersebut terkenal dengan hukum Bragg dan harga sudut kritis θ

untuk memenuhi hukum tersebut dikenal dengan sudut Bragg. (Smallman, 1991)

Page 63: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : 1 Desember 2009 sampai dengan 30 Januari 2010

Tempat : Laboratorium Rekayasa Material

Pusat Penelitian Fisika (P2F), Gedung 440

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(PUSPITEK) Serpong – Tangerang

15314 . Telp: (021) 68483137 - Fax (021) 7560554

http://fisika.lipi.go.id

3.2. Peralatan dan Bahan Penelitian

3.2.1 Peralatan Penelitian

Alat-alat yang dipergunakan dalam pembuatan komposit matrik logam

adalah:

a. Ayakan < 50 μm

Berfungsi untuk memisahkan butiran sesuai dengan yang dibutuhkan.

b. Neraca digital (Sartorius Analytic Digital AC210P)

Berfungsi untuk menimbang massa sampel dengan ketelitian 0,0000001 g.

c. Wadah, gelas dan labu ukur

Berfungsi untuk mengukur volume dari bahan baku.

53

Page 64: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

d. Ball mill

Berfungsi menghaluskan atau menggiling campuran serbuk agar homogen.

e. Cetakan sampel (molding)

Berfungsi sebagai tempat untuk mencetak berupa sampel uji silinder,

dengan dimensi diameter x tinggi = 1,5 cm x 5 cm.

f. Hydraulic press (Hydraulic jack)

Berfungsi untuk menekan pada proses cold compaction sampel yang telah

dimasukkan kedalam cetakan dengan kekuatan tekanan tertentu dengan

kapasitas tekanan sampai dengan 100 ton (700 kg/cm2).

g. Oven (memmert)

Berfungsi untuk memanaskan/mengeringkan sampel.

h. High Temperature Furnace

Berfungsi untuk tempat pembakaran sampel dalam proses sintering,

dengan kapasitas sintering sampai dengan 1200 oC.

i. Autoclave + Kompor gas

Berfungsi sebagai tempat merebus sampel pada saat pengujian daya serap

air (Water absorption).

j. Vernier Calipper (Jangka sorong)

Berfungsi untuk mengukur dimensi dari sampel uji dengan ketelitian 0,001

mm.

k. Universal Testing Machine (UTM COMTEK Model SPG4000)

Alat ini berfungsi untuk menguji kuat tekan (compressive) sampel.

54

Page 65: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

l. XRD (X-Ray Diffraction)

Berfungsi untuk mengetahui komposisi kimia dari sampel.

m. SEM (Scanning Electron Microscope)

Berfungsi untuk mengetahui struktur mikro sampel.

3.2.2 Bahan yang Dipergunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Al alloy powder type 2124, ukuran butiran serbuk < 50 μm

Berfungsi sebagai matrik.

b. SiC partikel, ukuran butiran serbuk 50 μm

Berfungsi sebagai penguat (rainforce).

c. Serbuk kayu kamper, ukuran butiran serbuk 50 μm

Berfungsi untuk menurunkan nilai densitas

d. Asam Stearat (Stearat Acid)

Berfungsi sebagai pelumas (lubricant) agar memudahkan proses kompaksi

dan mereduksi gesekan antara serbuk Al 2124 terhadap dinding mold

(cetakan) serta menghindari spesimen Al/SiC melekat pada dinding

cetakan.

55

Page 66: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

3.3. Diagram Alir Penelitian

Alloy Al serbuk type 2124 SiC serbuk Serbuk kayu kamper

Penyampuran biasa (dry mixing)

(80 : 20 %wt)

(dry mixing) Al/SiC dengan

serbuk kayu (50:50, 60:40, 70:30, 80:20, 90:10, 100:0 %wt)

Ball millmasing-masing di selama 24 jam

Penekanan (Cold Compaction)

HT: 5 menit 500 MPa

Sintering tanpa inner gas, HT: 2 jam, 400 0C dan dilanjutkan

HT: 2

500 0C dan 600 0Cjam, ( )

Sintering tanpa inner gas, HT: 2 jam, 700 0C

Pengujian Sifat Fisis

Pengujian Sifat Mekanik

Analisa

Kesimpulan

Gambar 3.1 Skema diagram alir pembuatan komposit Matrik Al/SiC yang ditambahkan serbuk kayu melalui proses penyampuran biasa (dry mixing)

56

Page 67: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

3.4. Parameter Uji

Beberapa hal yang perlu diingat dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Perbandingan komposisi berat antara matrik Al alloy dan penguat SiC

yaitu 80 : 20 %wt.

b. Perbandingan komposisi berat antara Al/SiC dan serbuk kayu kamper

mulai dari 50:50, 60:40, 70:30, 80:20, 90:10 dan 100 : 0 %wt.

c. Variasi suhu sintering yaitu 500 dan 600 0C dan suhu sintering lanjutan

700 0C.

Sedang variabel uji, antara lain:

a. Sifat Fisis

- Densitas (Density)

- Daya serap air (Water Absorption)

b. Sifat Mekanik

- Uji Kuat Tekan (Compressive)

c. Analisa Mikrostruktur

- SEM (Scanning Electron Microscope)

d. Analisa Struktur Kristal

- XRD (X-Ray Diffraction)

57

Page 68: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

3.5. Prosedur Pembuatan Sampel

3.5.1. Preparasi Serbuk

Serbuk kayu kamper diayak dengan lolos ayakan < 50 µm), kemudian

serbuk kayu kamper dikeringkan pada suhu 110 oC selama 24 jam di dalam dry

oven.

Sedangkan untuk Aluminium (Al) dan Silicon Carbida (SiC),

menggunakan bahan baku matriks (serbuk aluminium alloy 2124) yang berukuran

38 – 50 μm dan bahan penguat (reinforce) partikel SiCp.

3.5.2. Pencampuran (mixing)

Proses selanjutnya adalah proses pencampuran (mixing) antara bahan baku

matriks (serbuk aluminium alloy) yang berukuran 38 - 50 um dan bahan penguat

(reinforce) partikel SiC sampai merata (homogen). Pencampuran dilakukan di

dalam beaker glass dengan cara pencampuran biasa (dry mixing). Perbandingan

persentase berat antara serbuk Al terhadap penguat SiCp adalah 80 : 20 %wt.

Setelah tercampur secara homogen, Al/SiC dicampur dengan serbuk kayu kamper

menggunakan cara pencampuran yang sama (dry mixing). Variasi persentase berat

Al/SiCp yang dilakukan yaitu: 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 %wt terhadap serbuk

kayu kamper.

Untuk mendapatkan campuran yang lebih homogen, masing-masing

perbandingan di ball mill selama 24 jam.

58

Page 69: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

3.5.3. Pencetakan Sampel Uji

Pencetakan sampel uji dilakukan dengan cara cold compaction dengan

menggunakan hydraulic press kapasitas 100 ton. Sebelum sampel dimasukkan

kedalam cetakan, dinding, cetakan terlebih dahulu dilapisi (diolesi) dengan asam

stearat (stearat acid) agar mempermudah proses kompaksi (penekanan),

mereduksi gesekan antara serbuk logam (aluininium alloy 2124) terhadap dinding

cetakan, dan menghindari spesimen Al/SiC melekat pada dinding cetakan.

Penambahan jumlah asam stearat (bahan pelicin) adalah sekitar 0,2 - 1 %wt.

Campuran bahan baku matrik (serbuk Al alloy 2124), penguat (partikel SiC), dan

serbuk kayu kamper dimasukkan ke dalam cetakan (moulding) dan dilakukan

penekanan (kompaksi) sebesar 500 MPa. Proses kompaksi ditahan selama 5 menit

untuk memperoleh spesimen dengan kekuatan yang mencukupi agar mudah

dikeluarken dari cetakan dan tidak hancur pada saat dipegang.

3.5.4. Proses Sintering

Sintering merupakan suatu proses pembakaran bahan komposit agar

butiran-butiran saling mengikat (difusi) dan terjadi peningkatan nilai densitas.

Pada penelitian ini variasi suhu sintering adalah 500 dan 600 °C, serta suhu

sintering lanjutan 700 oC.

Proses sintering dilakukan dengan menggunakan tungku listrik tabung

(furnace) yang dapat diatur sesuai dengan suhu pembakaran yang telah ditentukan

dengan waktu penahanan selama 2 jam pada suhu 400 oC dan 2 jam pada suhu

yang ditentukan.

59

Page 70: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

3.6. Pengujian

Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: densitas, daya

serap air (water absorption), kuat tekan, analisa mikrostruktur, dan analisa sruktur

kristal.

3.6.1. Sifat Fisis

A. Densitas

Tujuan dari pengukuran densitas adalah untuk mendapatkan hasil

komposit matrik logam yang memiliki densitas mendekati densitas literatur yaitu

2,6-3,1 g/cm3, karena pencampuran hanya menggunakan pencampuran biasa (dry

mixing).

Pengukuran densitas pada pembuatan komposit matrik logam ini

dilakukan dengan pengukuran massa dan dimensi sampel. Untuk mendapatkan

nilai densitas, digunakan persamaan (2.4).

B. Daya Serap Air (Water Absorption)

Tujuan dari pengukuran daya serap air adalah untuk mengetahui hasil

apakah komposit matrik logam yang memiliki daya serap mendekati dengan yang

diharapkan.

Dalam pembuatan komposit logam yang dicampur serbuk kayu,

pengukuran daya serap air dilakukan setelah sintering, dengan proses sebagai

berikut:

a. Sampel yang telah disintering dibersihkan kemudian ditimbang dengan

menggunakan neraca digital (mu)

60

Page 71: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

b. Sampel yang telah ditimbang kemudian direbus dalam air mendidih

dengan menggunakan kompor gas/listrik selama 2 jam yang bertujuan

untuk mengoptimalkan penetrasi air terhadap sampel uji.

c. Sampel yang telah direbus di dalam air mendidih selama 2 jam terlebih

dahulu dilap dengan kain halus/tissue, kemudian ditimbang massanya

(m0).

Dengan menggunakan besaran-besaran tersebut, maka daya serap air

(water absorption) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (2.5).

3.6.2. Sifat Mekanik

Uji Kuat Tekan (Compressive Strength)

Pengujian kekuatan tekan adalah untuk mengukur kekutan tekan bahan

(sampel uji) terhadap tekanan mekanis. Alat yang digunakan untuk menguji kuat

tekan adalah Universal Testing Mechinen (UTM) dan Hydraulic press. ASTM C-

773 (Lampiran E).

Gambar 3.2 Gambar sampel uji kuat tekan komposit matrik logam Al/SiCp yang

ditambahkan serbuk kayu kamper

a. Sampel yang akan diuji, diukur luas permukaannya yang dinyatakan dengan 1.

b. Sampel diletakkan diantara tumpuan (lempengan) penekan (gambar 3.3).

61

Page 72: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Gambar 3.3 Sampel uji kuat tekan yang diletakkan diantara lempengan penekan

c. Sebelum pengujian berlangsung, alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan jarum

penunjuk tepat pada angka nol.

d. Dihidupkan alat, kemudian dicatat angka yang ditunjukkan oleh skala

pengukuran pada alat sebagai nilai P, setelah sampel menjadi hancur (gambar

3.6).

Gambar 3.4 Sampel yang hancur setelah pengujian kuat tekan

e. Apabila kuat tekan sampel melebihi batas ukur pada Universal Testing

Machine, maka sampel diuji dengan menggunakan hydraulic press, rnaka

untuk sampel uji yang memiliki kuat tekan diatas 4000 Ibf diuji dengan

menggunakan hydraulic press.

Dengan mengetahui besaran tersebut, maka nilai kekuatan tekan dapat

ditentukan dengan menggunakan persamaan (2.6).

62

Page 73: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

3.6.3. Analisa Mikrostruktur

SEM (Scaning Electron Microscope)

Bentuk dan ukuran partikel komposit matrik logam Al/SiC dapat

diidentifikasikan berdasarkan data yang di peroleh dari alat ukur SEM (Scanning

Electron Microscope).

Mekanisme alat ukur SEM dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Sampel diletakkan dalam cawan yang dilapisi emas.

b. Sampel disinari dengan pancaran elektron bertenaga kurang lebih 20 kV

sehingga sampel memancarkan elektron tunman (secondary electron) dan

elektron terpantul (back scattered electron) yang dapat dideteksi dengan

detector scintilator yang diperkuat sehingga timbul gambar pada layar

CRT.

c. Pemotretan dilakukan setelah dilakukan pengesetan pada bagian tertentu,

dari objek dan perbesaran yang diinginkan sehingga diperoleh foto sesuai

yang diinginkan.

d. Gambar yang didapat selanjutnya diidentifikasi.

3.6.4. Analisa Struktur Kristal

Difraksi Sinar -X (X-Ray Diffraction)

Dalam penelitian ini, karakterisasi struktur kristal sampel uji dilakukan

dengan menggunakan metode difraksi sinar-x. Tujuan dilakukannya pengujian

analisis struktur kristal adalah untuk mengetahui perubahan fase struktur bahan

63

Page 74: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

dan mengetahui fase-fase apa saja yang terbentuk selama proses pembuatan

sampel uji.

XRD adalah suatu peralatan yang dapat memberikan data-data difraksi dan

besar kuantitas intensitas difraksi pada sudut-sudut difraksi (2θ). Secara umum

prinsip kerja XRD ditunjukkan oleh gambar 3.5 berikut:

Gambar 3.5 Skema alat uji XRD

a. A adalah generator tegangan tinggi yang berfungsi sebagai catu

daya sumbu sinar -X (B)

b. Sampel (C) diletakkan di atas tatakan (D) yang dapat diatur.

c. Sinar-X dari sumber (B) didifraksi oleh sampel menjadi berkas

sinar konfergen yang terfokus di celah (E), kemudian masuk ke alat

pencacah (F).

d. D dan F dihubungkan secara mekanis. Jika (F) berputar 2θ maka D

berputar sebesar θ.

e. Intensitas difraksi sinar-X yang masuk dalam plat pencacah (F),

dikonversikan dengan alat kalibrasi (G) dalam signal tegangan

64

Page 75: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

65

yang disesuaikan dan direkam oleh recorder (H) dalam bentuk

kurva.

f. Dari pengujian ini diperoleh grafik hubungan sudut 2θ dengan

intensitas pola struktur dari berbagai puncak.

g. Dengan persamaan 2.8 dapat ditentukan jarak kekisi (d).

h. Nilai-nilai d yang telah dihitung dicocokan dengan nilai-nilai d

pada JCPDS yang sesuai dengan fase-fase kristal yang terbentuk

pada campuran bahan yang dibuat.

Page 76: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sifat Fisis Komposit Al/SiC

Ikatan kohesivitas dapat dipengaruhi oleh: ikatan antar muka (interface)

partikel penguat SiC dan matrik Al Alloy, gaya elektrostatik, dan ikatan Van Der

Walls.

Ikatan antar muka partikel penguat dan matrik erat kaitannya dengan

kekasaran permukaan partikel, dimana kekasaran partikel yang tinggi

menyebabkan kontak antar permukaan menjadi lebih luas, sehingga interaksi antar

partikel juga semakin tinggi, sedangkan pengaruh dari ikatan elektrostatik terjadi

akibat adanya penekanan, dengan adanya tekanan, maka permukaan antar partikel

akan mengalami gesekan, sehingga dengan adanya gesekan antar partikel

menyebabkan terjadinya ikatan lektrostatik. (Zainuri, 2007)

Hal lain yang mempengaruhi kohesivitas adalah gaya Van Der Walls.

Besar beban penekanan yang diberikan pada saat proses pembentukan akan

menghasilkan tiga kemungkinan model ikatan yang disebabkan oleh gaya Van

Der Walls pada partikel serbuk seperti gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.1. Kemungkinan bentuk serbuk Al dan SiCp pada saat proses Kompaksi (a) bola-bola, (b) bola-bidang, dan (c) bidang-bidang

(Widyastuti dkk, 2007)

66

Page 77: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

a. Bola-bola, apabila gaya tekan yang diberikan berada di bawah yield

strenght dari matrik dan dibawah yield strenght penguat. Gaya ini

menyebabkan matriks dan penguat terdeformasil elastis dan hal ini akan

mengakibatkan nilai densitas yang terlalu rendah dan ikatan antar muka

awal juga rendah.

b. Bola-bidang, apabila gaya tekan yang diberikan berada diatas yield

strenght dari matrik dan dibawah yield strenght penguat, dan model

seperti inilah yang diharapkan terjadi dalam proses pembuatan komposit

dengan menggunakan metode metalurgi serbuk karena matriks akan

terdeformasi plastis dan penguat terdeformasi elastis.

c. Bidang-bidang, apabila gaya tekan yang diberikan diatas yield strenght

dari matrik dan penguat. Hal ini mengakibatkan pengembangan (bloating)

pada komposit sehingga terjadi perubahan dimensi diluar batas toleransi.

(Heny Faisal, 2007)

Pada penelitian ini, sifat fisis yang dibutuhkan adalah densitas (massa

jenis) dan penyerapan air (water absorption).

4.1.1 Densitas Komposit Al/SiC

A. Densitas Pasca Sintering (500 oC dan 600 oC)

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka nilai densitas dapat ditentukan

dengan menggunakan persamaan 2.4 (mengukur massa dan volume sampel).

Contoh perhitungan untuk menentukan nilai densitas dapat dilihat pada lampiran

A.

67

Page 78: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Nilai tersebut dapat diperoleh melalui proses pencetakan (casting) dan

penekanan (kompaksi) dengan menggunakan alat hydraulic press pada nilai beban

sebesar 500 MPa dan waktu tahan (holding time) selama 5 menit. Nilai densitas

setelah proses kompaksi (green density) terjadi karena adanya ikatan kohesivitas

(adhesif-kohesif) bahan komposit.

Dengan perhitungan yang sama, dapat dibuat tabel pengukuran nilai

densitas pasca sintering sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pengukuran densitas pasca sintering pada suhu sintering 500o C dan 600oC

Temperatur

(o C)

Sampel

(Al/SiC:kamper)

d rata-rata

(cm)

t rata-rata

(cm)

Volume

(cm3)

Massa

(g)

Densitas

(g/cm3)

50 : 50 (1) 1,60 0,48 0,96 0,64 1,01

60 : 40 (2) 1,60 0,56 1,13 1,01 1,01

70 : 30 (3) 1,60 0,56 1,13 1,29 1,14

80 : 20 (4) 1,59 0,45 0,89 1,26 1,42

90 : 10 (5) 1,60 0,49 0,98 1,66 1,70

500

100 : 0 (6) 1,58 0,49 0,97 2,02 2,08

50 : 50 (1`) 1,58 0,53 1,03 0,73 1,01

60 : 40 (2`) 1,59 0,58 1,16 1,11 1,01

70 : 30 (3`) 1,58 0,37 0,73 0,87 1,20

80 : 20 (4`) 1,59 0,51 1,02 1,49 1,47

90 : 10 (5`) 1,56 0,48 0,93 1,60 1,73

600

100 : 0 (6`) 1,56 0,43 0,83 1,76 2,11

68

Page 79: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Dari tabel 4.1, dapat dibuat grafik hubungan antara nilai densitas terhadap

perubahan komposisi Al/SiC : kayu kamper, seperti gambar di bawah ini:

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA DENSITAS TERHADAP PERUBAHAN KOMPOSISI KAYU

1.00

1.20

1.40

1.60

1.80

2.00

2.20

0 1 2 3 4 5 6

Al/SiC : Kayu

DE

NSI

TA

S (g

/cm

3)

Suhu Sintering 500 CSuhu Sintering 600 C

Gambar 4.2. Grafik hubungan antara densitas terhadap perubahan komposisi Al/SiC : Kayu Kamper %wt pada suhu sintering 500o C dan 600o C

Dari gambar 4.2 menunjukkan hubungan antara densitas terhadap

komposisi Al/SiC : kayu kamper %wt, semakin banyak serbuk kayu kamper yang

ditambahkan maka densitas akan semakin rendah dan semakin sedikit serbuk kayu

kamper yang ditambahkan maka densitas akan semakin tinggi. Sehingga dapat

dilihat penambahan serbuk kayu berbanding terbalik dengan densitas sampel.

B. Densitas Pasca Sintering (700o C)

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka nilai densitas dapat ditentukan

dengan menggunakan persamaan 2.4 (mengukur massa dan volume sampel).

Contoh perhitungan untuk menentukan nilai densitas dapat dilihat pada lampiran

A.

69

Page 80: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Dengan perhitungan yang sama, dapat dibuat tabel pengukuran nilai

densitas pasca sintering sebagai berikut:

Tabel 4.2 Pengukuran densitas pasca sintering pada suhu sintering 700 oC

Temperatur

(o C)

Sampel

(Al/SiC:kamper)

d rata-rata

(cm)

t rata-rata

(cm)

Volume

(cm3)

Massa

(g)

Densitas

(g/cm3)

50 : 50 (1) - - - - -

60 : 40 (2) - - - - -

70 : 30 (3) 1.59 1.13 2.25 2.56 1.14

80 : 20 (4) 1.61 1.14 2.31 3.31 1.43

90 : 10 (5) 1.60 1.03 2.08 3.53 1.70

500 700

100 : 0 (6) 1.58 1.03 2.03 4.47 2.20

50 : 50 (1`) - - - - -

60 : 40 (2`) - - - - -

70 : 30 (3`) 1.60 1.35 2.70 3.19 1.18

80 : 20 (4`) 1.60 1.14 2.30 3.45 1.50

90 : 10 (5`) 1.58 1.04 2.03 3.90 1.92

600 700

100 : 0 (6`) 1.56 0.95 1.82 4.04 2.22

70

Page 81: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Dari tabel 4.2, dapat dibuat grafik hubungan antara nilai densitas terhadap

perubahan komposisi Al/SiC : kayu kamper, seperti gambar di bawah ini:

Gambar 4.3. Grafik hubungan antara densitas terhadap perubahan komposisi

Al/SiC : Kayu Kamper %wt pada suhu sintering lanjutan (700o C)

Sintering lanjutan ini dilakukan karena pada saat sampel dengan suhu

sintering 500 dan 600 oC diuji tekan, alat UTM (Universal Testing Machine) tidak

dapat mendeteksi nilai kuat tekan sampel yang terlalu rendah. Sehingga peneliti

berinisiatif untuk melakukan sintering lanjutan dengan suhu 700 oC, tetapi sampel

1 dan 2 tidak dapat dilanjutkan karena hancur pada saat uji tekan sebelumnya.

Walaupun demikian, gambar 4.3 menunjukkan hubungan antara densitas

terhadap komposisi Al/SiC : kayu kamper %wt, semakin banyak serbuk kayu

kamper yang ditambahkan maka densitas akan semakin rendah dan semakin

sedikit serbuk kayu kamper yang ditambahkan maka densitas akan semakin tinggi.

Sehingga dapat dilihat penambahan serbuk kayu berbanding terbalik dengan

densitas sampel.

71

Page 82: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Dengan membandingkan gambar 4.2 dan gambar 4.3, dapat dilihat

hubungan antara peningkatan suhu sintering terhadap densitas, semakin tinggi

suhu sintering maka densitas akan semakin tinggi, berarti suhu sintering

berbanding lurus dengan densitas sampel.

4.1.2 Penyerapan Air (Water Absorption) Komposit Al/SiC

Selanjutnya, dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka nilai

penyerapan air (water absorption) pasca sintering dan menggunakan metode

Archimedes dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.5. Perhitungan

untuk menentukan nilai penyerapan air (water absorption) dapat dilihat pada

lampiran A.

Dari hasil perhitungan yang sama, maka dapat dibuat tabel pengukuran

nilai penyerapan air (water absorption) pasca sintering sebagai berikut:

72

Page 83: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Tabel 4.3 Pengukuran water absorption pasca sintering pada suhu sintering 500o C dan 600o C

Temperatur

(o C)

Sampel

(Al/SiC:kamper)

mo

(g)

mu

(g)

Water

Absorption

(%)

50 : 50 (1) 0,9973 0,6382 36,01

60 : 40 (2) 1,3994 1,0097 27,13

70 : 30 (3) 1,3863 1,0099 17,24

80 : 20 (4) 1,3721 1,0101 10,68

90 : 10 (5) 1,3859 1,0099 4,37

500

100 : 0 (6) 1,5562 1,2876 0,46

50 : 50 (1`) 1,0503 0,7253 30,94

60 : 40 (2`) 1,5207 1,1069 26,63

70 : 30 (3`) 1,5095 1,1069 16,78

80 : 20 (4`) 1,4959 1,1069 10,49

90 : 10 (5`) 1,5087 1,1069 3,86

600

100 : 0 (6`) 1,0528 0,8703 0,42

Dari tabel 4.3, dapat dibuat grafik hubungan antara nilai penyerapan air

(water absorption) terhadap perubahan komposisi Al/SiC : Kayu kamper %wt

pasca sintering seperti gambar di bawah ini:

73

Page 84: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA WATER ABSORPTION TERHADAP KOMPOSISI KAYU

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0 1 2 3 4 5 6

Al/SiC : Kayu

WA

TE

R A

BSO

RPT

ION

Suhu Sintering 500 CSuhu Sintering 600 C

Gambar 4.4. Grafik hubungan antara penyerapan air (water absorption) terhadap perubahan komposisi Al/SiC:Kayu Kamper %wt pada suhu sintering 500oC dan

600oC

Dari gambar 4.2 menunjukkan hubungan antara penyerapan air terhadap

komposisi Al/SiC : kayu kamper %wt, semakin banyak serbuk kayu kamper yang

ditambahkan maka penyerapan air akan semakin tinggi dan semakin sedikit

serbuk kayu kamper yang ditambahkan maka densitas akan semakin rendah.

Sehingga dapat dilihat penambahan serbuk kayu berbanding lurus dengan

penyerapan air sampel.

Secara umum, mekanisme proses sintering mengalami tiga tahapan yaitu:

pembentukan leher (necking), pertumbuhan butir baru (seperti diperlihatkan pada

gambar 2.7), dan yang terakhir adalah proses penyusutan atau shringkage (seperti

diperlihatkan pada gambar 2.8). Pada proses awal sintering terjadi difusi atom

pada bagian titik kontak permukaan partikel. Pada saat pemberian energi panas di

dalam furnace sama artinya dengan memberikan energi aktivasi pada atom

74

Page 85: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

penyusun bahan tersebut, sehingga dengan adanya energi aktivasi menyebabkan

atom penyusun bahan akan bervibrasi kemudian melepaskan ikatannya dan

bergerak ke posisi baru atau berpindah ke kisi yang lain, proses tersebut sering

disebut dengan proses difusi.

Sintering pada proses pembuatan komposit dengan menggunakan metode

metalurgi serbuk merupakan fenomena yang menarik untuk diperhatikan lebih

seksama, karena proses ikatan akhir antar penguat SiC dengan matrik Al Alloy

sangat menentukan sifat mekanis dan sifat fisis dari bahan komposit yang akan

dibuat. Proses sintering merupakan fenomena difusi antar permukaan partikel

dalam skala atomik yang sangat bergantung kepada kereaktifan permukaan antar

partikel yang berinteraksi, dalam proses pembuatan komposit matrik logam

Al/SiC sangat diharapkan pada material matrik Al Alloy dan penguat SiC

berinteraksi dengan sempurna.

Dari gambar 4.2, dapat dilihat bahwa nilai densitas untuk masing-masing

komposisi meningkat secara linear dengan peningkatan komposisi Al/SiC atau

semakin sedikitnya serbuk kayu yang ditambahkan, dan dari gambar 4.3, nilai

penyerapan air untuk masing-masing komposisi semakin kecil dengan

meningkatnya komposisi Al/SiC atau semakin sedikitnya serbuk kayu yang

ditambahkan. Hal ini terjadi karena semakin sedikit serbuk kayu yang

ditambahkan maka densitas material akan semakin meningkat dan pori-pori yang

dihasilkan juga akan semakin berkurang, sehingga penyerapan air berkurang.

Berdasarkan hasil pengujian densitas sampel pada kenaikan temperatur

sintering, ternyata densitas berbanding lurus dengan temperatur, semakin tinggi

75

Page 86: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

temperatur akan semakin meningkat pula densitasnya. Hal ini terjadi karena

semakin ditingkatkan temperatur maka sampel akan mengalami proses difusi

matriks Al terhadap penguat SiC yang ditandai dengan perubahan bentuk setelah

disinter (sebagian badan sampel timbul tonjolan-tonjolan yang porous). Dengan

bertambahnya temperatur, maka butiran-butiran Al/SiC akan semakin merapat dan

densitas akan meningkat hingga pematangan bahan yang sempurna.

Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa nilai densitas tertinggi untuk

masing-masing komposisi sampel adalah pada komposisi Al/SiC : kayu, 100:0

%wt. Untuk suhu sintering 500o C dengan nilai densitas 2,08 g/cm3, dan

penyerapan air yang diperoleh adalah 0,46%. Untuk suhu sintering 600o C nilai

densitas yang diperoleh adalah 2,11 g/cm3 dan penyerapan air yang diperoleh

adalah 0,42%.

Untuk densitas lanjutan pada suhu 700 oC mengalami peningkatan dari

sintering sebelumnya, yaitu: untuk sintering awal 500 oC densitas yang diperoleh

adalah 2,20 gr/cm3, dan untuk sintering awal 600 oC densitas yang diperoleh

adalah 2,22 gr/cm3.

Dari hasil yang diperoleh, perbedaan nilai densitas untuk masing-masing

komposisi disebabkan oleh densitas masing-masing material/unsur penyusun

komposit itu sendiri. Dimana nilai densitas untuk partikel SiC adalah 3,22 g/cm3,

dan nilai densitas matrik Al adalah 2,78 g/cm3, serta nilai densitas kayu kamper

adalah 0,84 g/cm3. Dengan demikian nilai densitas untuk komposisi 100 : 0 %wt

Al/SiC : kayu kamper lebih besar dibandingkan dengan komposisi 50 : 50 %wt

Al/SiC.

76

Page 87: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

4.2 Sifat Mekanis

4.2.1 Uji Kuat Tekan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka nilai kuat tekan dapat

dicari dengan menggunakan persamaan 2.6 yang mengacu pada standar pengujian

ASTM C 773. Contoh perhitungan untuk menentukan nilai kuat tekan sampel uji

dapat dilihat pada lampiran A.

Dari hasil perhitungan, maka dapat dibuat tabel pengukuran nilai kuat

tekan sebagai berikut:

Tabel 4.4 Pengukuran kuat tekan pasca sintering lanjutan (700 oC)

Temperatur

(o C)

Sampel

(Al/SiC:kamper)

A

(cm2)

F

(N)

P

(N/cm2)

50 : 50 (1) - - -

60 : 40 (2) - - -

70 : 30 (3) 1.99 2430 1219.34

80 : 20 (4) 2.03 3020 1490.34

90 : 10 (5) 2.01 3520 1751.59

500 700

100 : 0 (6) 1.97 4000+ 2032.57

50 : 50 (1`) 1.96 240 122.47

60 : 40 (2`) 2.03 800 393.16

70 : 30 (3`) 2.00 3360 1678.96

80 : 20 (4`) 2.01 3440 1711.78

90 : 10 (5`) 1.95 3880 1988.30

600 700

100 : 0 (6`) 1.91 4000+ 2093.83

77

Page 88: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Dari tabel 4.4, maka dapat dibuat grafik hubungan antara nilai kuat tekan

terhadap perubahan komposisi Al/SiC : kayu kamper %wt seperti gambar berikut:

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN KOMPOSISI KAYU TERHADAP KUAT TEKAN (SETELAH DISINTERING DENGAN T = 700 C)

0.00 0.00

1219.34

1490.34

1751.59

2032.57

122.47

393.16

1678.96 1711.78

1988.302093.83

0

500

1000

1500

2000

2500

0 1 2 3 4 5 6

Al/SiC : Kayu

Kua

t Tek

an

500 C sebelum disintering 700 C600 C sebelum disintering 700 C

Gambar 4.5. Grafik hubungan antara kuat tekan terhadap perubahan komposisi Al/SiC:Kayu Kamper %wt pada suhu sintering 500oC, 600oC dan

suhu sintering lanjutan 700 oC

Dari 4.5 diatas dapat dilihat bahwa nilai kuat tekan meningkat sebanding

peningkatan komposisi Al/SiC. Dari data yang diperoleh (Tabel 4.6), nilai kuat

tekan komposisi Al/SiC : kayu kamper, 100 : 0 %wt untuk suhu sintering 500 oC

adalah 2032.57 N/cm2, sedangkan untuk suhu sintering 600 oC adalah 2093.83

N/cm2. Peningkatan nilai kuat tekan juga dipengaruhi oleh nilai densitas dari

sampel uji karena apabila nilai densitas sampel uji makin tinggi maka nilai kuat

tekan dari sampel juga meningkat.

Perbedaan nilai kuat tekan untuk masing-masing komposisi disebabkan oleh

penambahan serbuk kayu kamper yang memiliki densitas kurang dari 1 gr/cm3,

sehingga material yang dihasilkan memiliki pori yang lebih banyak dan densitas

78

Page 89: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

yang lebih rendah. Di samping itu faktor penguat partikel SiC, secara umum

partikel SiC memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan matrik logam Al,

seperti: kekerasan, ketahanan erosi, modulus elastisitas, dan lain-lain, disamping

itu partikel penguat keramik SiC juga memiliki kekurangan yaitu dalam hal sifat

getas. Oleh karena itu, pada saat pabrikasi perlu diperhatikan penambahan

komposisi serbuk kayu kamper yang tepat sehingga sifat-sifat fisis dan mekanis

sampel seperti yang diharapkan (direncanakan).

4.3 Analisa Mikrostruktur Komposit Al/SiC

SEM (Scanning Electron Microscope)

Gambar 4.6. SEM Micrograph 100 : 0 %wt Al/SiC : kayu kamper

Gambar 4.7. SEM Micrograph 50 : 50 %wt Al/SiC : kayu kamper

79

Page 90: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Dari gambar 4.6, menunjukkan hasil pengamatan X1500 dan X3000

perbesaran SEM micrograph pada komposit matrik logam dengan komposisi 100 :

0 %wt, Al/SiC : Kayu kamper dan pada gambar 4.7, menunjukkan hasil

pengamatan X1500 dan X3000 perbesaran SEM micrograph pada komposit

matrik logam dengan komposisi 50: 50 %wt, Al/SiC : Kayu kamper.

Dalam proses pembuatan komposit matrik logam dengan menggunakan

metalurgi serbuk, sangat diharapkan partikel penguat SiC terdistribusi secara

merata pada matrik Al dan tidak terjadi penggumpalan, karena apabila hal ini

terjadi maka dapat mengurangi sifat mekanis dan sifat fisis dari komposit matrik

logam tersebut.

Dari hasil pengamatan SEM (gambar 4.6 dan 4.7) untuk masing-masing

komposisi menunjukkan bahwa serbuk kayu kamper belum terdistribusi secara

merata dengan matrik Al dan partikel penguat SiC. Sehingga dapat mengurangi

sifat mekanis dan sifat fisis dari komposit logam tersebut.

Hal ini terlihat dari hasil penelitian, salah satunya densitas dari Al/SiC

pada literatur antara 2,6 – 3,1 gr/cm3 sedangkan pada hasil penelitian hanya

mencapai 2,22 gr/cm3. (Olivier Beffort, 2002)

4.4 Analisa Struktur Kristal

XRD (X-Ray Diffraction)

Pengujian analisa XRD bertujuan untuk mengamati unsur-unsur (fase-

fase) yang terbentuk pada sampel uji setelah proses sintering dalam pembuatan

komposit matrik logam. Hasil pengujian XRD ditunjukkan pada gambar 4.8.

80

Page 91: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Al/SiC : kayu kamper, 100 : 0 %wt

Gambar 4.8. X-Ray Difraktogram komposit matrik logam 100 : 0 %wt, Al/SiC : serbuk kayu

Dari gambar 4.8 diatas, posisi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 merupakan dimana

fase-fase yang memiliki puncak tertinggi dalam proses fabrikasi Al/SiC dan kayu

kamper pascasintering dengan komposisi 100 : 0 %wt. Berdasarkan perhitungan

maka tiap-tiap fase pada sudut 2θ atau sumbu X, antara lain: posisi no 1 yaitu

32,198o, no 2 yaitu 35,745o, no 3 yaitu 38,629o, no 4 yaitu 44,844o, no 5 yaitu

60,106o, no 6 yaitu 65,225o, no 7 yaitu 71,859o, dan no 8 yaitu 78,358o.

Setelah mendapatkan nilai 2θ dari fase-fase puncak tertinggi yang muncul,

maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai d atau panjang kisi kristal yaitu

jarak antar atom penyusun suatu fase (senyawa), dengan menggunakan hukum

Bragg (Persamaan 2.8)

nλ = 2d sinθ

81

Page 92: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Contoh perhitungan dapat dilihat pada lampiran A, dan dari hasil

perhitungan, nilai d yang diperoleh untuk masing-masing puncak tertinggi

disesuaikan dengan tabel Hanawalt sehingga dapat dibuat tabel nilai d dan

senyawa yang terbentuk selama pembuatan komposit matrik logam.

Tabel 4.5 Nilai d dan senyawa yang terbentuk selama proses pembuatan komposit matrik logam Al/SiC dan kayu untuk komposisi 100 : 0 %wt

No 2θ d Senyawa

1 32,198 2,78 Al4Si4C7

2 35,745 2,51 SiC

3 38,629 2,33 Al

4 44,844 2,02 Al

5 60,106 1,54 SiC

6 65,225 1,43 Al

7 71,859 1,31 Si

8 78,358 1,22 Al

82

Page 93: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Al/SiC : kayu kamper, 50 : 50 %wt

Gambar 4.9. X-Ray Difraktogram komposit matrik logam 50 : 50 %wt, Al/SiC : serbuk kayu

Dari gambar 4.9 diatas, posisi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 merupakan dimana

fase-fase yang memiliki puncak tertinggi dalam proses fabrikasi Al/SiC dan kayu

kamper pascasintering dengan komposisi 100 : 0 %wt. Berdasarkan perhitungan

maka tiap-tiap fase pada sudut 2θ atau sumbu X, antara lain: posisi no 1 yaitu

32,352o, no 2 yaitu 35,896o, no 3 yaitu 38,744o, no 4 yaitu 44,989o, no 5 yaitu

58,414o, no 6 yaitu 60,203o, no 7 yaitu 65,339o, no 8 yaitu 71,976o, dan no 9 yaitu

78,461o.

Contoh perhitungan dapat dilihat pada lampiran A, dan dari hasil

perhitungan, nilai d yang diperoleh untuk masing-masing puncak tertinggi

disesuaikan dengan tabel Hanawalt sehingga dapat dibuat tabel nilai d dan

senyawa yang terbentuk selama pembuatan komposit matrik logam.

83

Page 94: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

84

Tabel 4.6 Nilai d dan senyawa yang terbentuk selama proses pembuatan komposit matrik logam Al/SiC dan kayu untuk komposisi 50 : 50 %wt

No 2θ d Senyawa

1 32,352 2,77 Al4Si4C7

2 35,896 2,50 SiC

3 38,744 2,32 Al

4 44,989 2,01 Al

5 58,414 1,58 Si

6 60,203 1,54 SiC

7 65,339 1,43 Al

8 71,976 1,31 SiC

9 78,461 1,22 Al

Dari tabel 4.5 dan tabel 4.6 dapat dilihat perbedaan antara komposit matrik

logam Al/SiC yang dicampur serbuk kayu kamper dengan komposisi 100 : 0 %wt

dan 50 : 50 %wt. Pada komposisi 50 : 50 %wt terdapat unsur Si (Silicon) yang

terpisah, hal ini diindikasikan terjadi karena proses sintering terhadap Al/SiC yang

dicampur dengan serbuk kayu kamper.

Page 95: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian pembuatan komposit matriks logam berpenguat

keramik Al/SiC yang ditambahkan serbuk kayu kamper dan karakterisasinya

melalui metode metalurgi serbuk, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Dari hasil pengujian nilai densitas dan penyerapan air (water absorption)

pasca sintering menunjukkan bahwa nilai densitas meningkat dan nilai

penyerapan air menurun seiring berkurangnya serbuk kayu kamper yang

ditambahkan. Hal ini dapat dilihat dari grafik hubungan densitas terhadap

perubahan komposisi kayu, semakin sedikit serbuk kayu kamper yang

ditambahkan semakin tinggi densitasnya dan semakin rendah penyerapan

airnya. Nilai densitas paling tinggi didapatkan yaitu: 2,11 gr/cm3 untuk

suhu sintering 600 oC dan 2,08 gr/cm3 untuk suhu sintering 500 oC,

masing-masing untuk komposisi Al/SiC : Serbuk kayu ; 100:0 %wt.

2. Dari hasil pengujian sifat mekanik untuk komposisi Al/SiC dan serbuk

kayu diperoleh hubungan kuat tekan terhadap perubahan komposisi kayu,

semakin sedikit serbuk kayu yang ditambahkan semakin tinggi nilai kuat

tekan yang didapatkan. Nilai kuat tekan paling tinggi yaitu: 2093,83

N/cm2 untuk suhu sintering 600 oC dan 2032,57 N/cm2 untuk suhu

85

Page 96: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

sintering 500 oC, masing-masing untuk komposisi Al/SiC : serbuk kayu ;

100 : 0 %wt.

3. Dari hasil analisa mikrostruktur dengan menggunakan alat uji SEM

(Scanning Electron Microscope) menunjukkan bahwa partikel penguat

SiC terdistribusi kurang merata.

4. Dari hasil analisa struktur Kristal dengan menggunakan alat uji XRD (X-

Ray Diffraction), fase-fase (senyawa) yang terbentuk selama proses

pembuatan komposit matrik logam berpenguat keramik Al/SiC yang

ditambahkan serbuk kayu kamper adalah sebagai berikut: Al, SiC,

Al4Si4C7 dan Si.

5. Dari hasil penelitian, komposisi penambahan serbuk kayu yang paling

mungkin dilakukan adalah penambahan serbuk kayu sebanyak 10% - 20%.

Hal ini dapat meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam yang

melimpah seperti kayu, untuk pembuatan komposit matrik logam.

86

Page 97: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

87

5.2 Saran

Untuk proses penelitian lebih lanjut dalam pembuatan komposit matrik

logam aluminium dengan menggunakan penguat Al/SiC disarankan:

1. Dalam penelitian ini, bahan baku utama dalam pembuatan komposit

matriks logam dalam penelitian ini menggunakan aluminium dan silicon

karbida yang sudah jadi (pabrikan), maka untuk penelitian selanjutnya

diharapkan bahan baku aluminium dari kaleng minuman dan makanan

bekas serta silicon karbida disintesa dari bahan lain, seperti: sekam padi

dan tempurung kelapa.

2. Untuk selanjutnya diharapkan dilakukan pengujian sifat mekanik dan fisis

untuk variasi kuat tekan pada saat pencetakan sampel (cold compaction).

3. Untuk penelitian selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sifat listrik,

konduktivitas termal, dan modulus elastisitas serta kuat patah dari

komposit matrik logam Al/SiC yang ditambahkan serbuk kayu.

Page 98: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

DAFTAR PUSTAKA

Al-Haidary, J. T., et all., 2007, Evaluation Study of Cast Al-SiCp Composites,

Department of Materials and Metallurgical Engineering, Al-Baqla Apllied

University, Al-Salt 19117 Jordan and University of Technology Baghdad.

12906 Baghdad. Iraq

Billmeyer, F. W. Jr., 1984, Textbook of Polymer Science, 3th edition, A Wiley

Interscience Publication, Jhon Wiley and Soon, New York.

Cahn, R. W., Haasen. P., Kramer. E. J., 1993, Material Science and Technology,

A Comprehensive Treatment, Vol 2A., Characterisation of Material Part 1.

Eric Lifshin. V. H, New York.

Clyne, T. W., 2001, Metal Matrix Composites: Matrices and Processing,

Departement of Material Science and Metallurgy, University of

Cambridge, Pambroke Street Cambridge CB2 3 QZ, U.K.

Dawling, E. N., 1999, Mechanical Behavior of Material, Second edition, Prentice

Hall International INC, New Jersey.

Downson, G., 1990, Powder Metallurgy The Processing and its Product, Series

Edition: John Wood, Adam Higler Imprint by IOP Publishing Ltd, Tecno

House, Reddiffe Way, Bristol BS1 6NX, England.

Faisal, H., dkk., 2007, Pengaruh Perubahan Tekanan pada Pembuatan Komposit

Serbuk Al-MgSi Terhadap Sifat Mekanis, Seminar Fisika dan Aplikasinya

2007, Fisika FMIPA ITS, Surabaya.

German, R. M., 1991, Fundamental of Sintering, Engineering Materials

Handbook, vol 4, Ceramic Glasses, L. F Heather, W.D Nikki, ed. The

Materials Information Society.

Page 99: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Kainer, K. U., 2006, Metal Matrix Composites: Costum Made Material for

Automotive and Aerospace Engineering, WILEY-VCH Verlag GmbH &

Co. KGaA, Weinheim.

Khaerudini, D. S., et all., 2008, Microstructur and Mechanical Behaviour of

Powder Metallurgy AA 2124/SiCp Metal Matrix Composites, Pusat

Penelitian Fisika-LIPI, Proceeding Seminar Material and Metallurgy,

December 18th 2008, DRN Puspitek, Serpong, Tangerang.

Khairaldien, W. M., et all., 2008, Production of Aluminium-Silicon Carbide

Composites Using Powder Metallurgy at Sintering Temperatures above

the Aluminium Melting Point, Mechanical Engineering Department Assiut

University, Assiut, Agypt.

Lin C. W., et all., 1998, Production of Silicon Carbida Al 2124 Alloy Functionally

Graded Materials by Mechanical Powder Metallurgy Technique,

Department of Material, Imperial College of Science Technology and

Medicine, Prince Consort Road, London SW7 2BP.

Olivier, B., 2002, Metal Matrix Composites (MMC’s), Empa, Swiss Federal

Laboratories of Material Research and Testing. Dept Material and

Technology. Swiss.

Potter, T.B., 1990, Shafer Engineering Properties of Carbida, Engineered

Material Hand Book, vol 4, Ceramics and Glasess, Heather, L. F. and

Nikki, W. D., ed., The Material Information Society.

Pramono, A., 2008, Komposit Sebagai Trend Teknologi Masa Depan, Fakultas

Teknik Metalurgi dan Material, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Ristic, M.M., 1977, Sintering New Developments, Material Science Monographs,

vol 4, Proceeding of 4th International Round Table Conference on

Sintering, Dubrovnik, Yugoslavia, September 5 – 10, 1979, Elsevier

Scientif Publishing Company, Amsterdam-Oxford, New York.

Page 100: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Smallman, R.E., 1991, Metalurgi Fisik Modern, Edisi 4, PT. Gramedia, Jakarta.

Smallman, R.E., Bisop. R. J., 1995, Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa

Material, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.

Surrapa, M. K., 2003, Aluminium Matrix Composites: Challenges and

Opportunities, Shadana vol 28, Part 1 & 2, Department of Metallurgy,

Indian Institute Science, Bangalore 560 012, India.

Surdia, T. dan Shinroku, S., 1995, Pengetahuan Bahan Tekhnik, Pradnya

Paramita, Jakarta.

Van Vlack, L. H., 1989, Ilmu dan Teknologi Bahan-bahan Logam dan Bukan

Logam, Edisi kelima, Erlangga, Jakarta.

Widyatuti, dkk., 2007, Efek Green Density Terhadap Kualitas Komposit Isotropik

Al/Al2O3 Dengan Proses Single Compaction, Material, Komponen dan

Konstruksi, Laboratorium Material, Inovatif, Jurusan Teknik Material dan

Metalurgi FTI-ITS, Surabaya.

Yih, Pay, et. All., 1995, Powder Metallurgy Fabrication of Metal Matrics

Composites Using Coated Fillers, The International Journal of Powder

Metallurgy, Composit Material Research Laboratory State University of

New York at Buffalo, Buffalo, New York 14260-4400, USA.

Zainuri, M., dkk., 2007, Peningkatan Wettability Partikel Komposit Isotropik

Al/SiC Dengan Pelapisan Elektroles Metal Oksida Pada Partikel Penguat

SiC, Seminar Fisika dan Aplikasinya 2007, Fisika FMIPA ITS, Surabaya.

http://matweb.com

Page 101: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

LAMPIRAN A

CONTOH PERHITUNGAN

4.1.1 Densitas

4.1.1.1 Densitas Pasca Sintering (500 oC dan 600 oC)

Kode sampel 6 Al/SiC:kayu kamper, 100 : 0 %wt; pasca sintering (Tabel 4.1)

m = 2,02 gr

v = 0,97 cm3

maka, densitas :

ρ = vm

ρ = 97,002,2 g/cm3

ρ = 2,08 g/cm3

4.1.1.2 Densitas Pasca Sintering (700 oC)

Kode sampel 6 Al/SiC:kayu kamper, 100 : 0 %wt; pasca sintering (Tabel 4.2)

m = 4,47 gr

v = 2,03 cm3

maka, densitas :

ρ = vm

ρ = 03,247,4 g/cm3

ρ = 2,20 g/cm3

Page 102: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

4.1.2 Penyerapan Air (Water Absorption)

Kode sampel 1 Al/SiC : kayu kamper, 50 : 50 %wt, pasca sintering (Tabel 4.2).

mo = 0,9973 g

mu = 0,6382 g

Water Absorption (WA)

%100xm

mmWAo

uo −=

%1009973,0

6382,09973,0 xWA −=

%1009973,03591,0 xWA =

%01,36=WA

4.2.1 Kuat Tekan

Sampel uji 1` Al/SiC : Kayu kamper 50 : 50 %wt dengan suhu sintering 600o C

(Tabel 4.4)

Diketanya : F = 240 N

A = 1,96 cm2

Ditanya : P = …?

Maka :

P = AF

P = 2 96,1 240cmN

P = 122,47 N/cm2

Page 103: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

4.4.1 Nilai panjang kisi (d) pada XRD (X-Ray Diffraction)

nλ = 2d sinθ

Salah satu perhitungan untuk menentukan nilai d untuk puncak no 1

2θ = 34,189

θ =

θ = 17,0945

sin θ = 0,293

d = nλ

d = 1,54 Å dimana λ = 1,54 … Å

d = 1,54 Å

d = 1,54 Å

d = 1,54 Å

Page 104: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

LAMPIRAN B

DATA PERCOBAAN

Tabel 1 Data Pengujian densitas pasca sintering 500 oC dan 600 oC

Diameter (cm) Tinggi (cm) Temperatur (oC) Sampel

(Al/SiC:kamper) 1 2 3 D

(cm) 1 2 3 T

(cm)Volume

(cm3)

Massa Kering

(gr)

Densitas (kg/cm3)

50 : 50 1,61 1,60 1,59 1,60 0,49 0,47 0,48 0,48 0,96 0,64 1,01 60 : 40 1,60 1,61 1,59 1,60 0,57 0,55 0,57 0,56 1,13 1,01 1,01

70 : 30 1,59 1,61 1,60 1,60 0,56 0,55 0,57 0,56 1,13 1,29 1,14

80 : 20 1,58 1,60 1,60 1,59 0,45 0,45 0,44 0,45 0,89 1,26 1,42

90 : 10 1,61 1,61 1,58 1,60 0,48 0,49 0,49 0,49 0,98 1,66 1,70

500

100 : 0 1,57 1,59 1,59 1,58 0,49 0,51 0,48 0,49 0,97 2,02 2,08

50 : 50 1,58 1,58 1,57 1,58 0,53 0,53 0,52 0,53 1,03 0,73 1,01

60 : 40 1,60 1,59 1,59 1,59 0,59 0,57 0,58 0,58 1,16 1,11 1,01

70 : 30 1,58 1,59 1,58 1,58 0,38 0,36 0,37 0,37 0,73 0,87 1,20

80 : 20 1,58 1,61 1,58 1,59 0,50 0,53 0,51 0,51 1,02 1,49 1,47

90 : 10 1,56 1,57 1,56 1,56 0,49 0,48 0,48 0,48 0,93 1,60 1,73

600

100 : 0 1,56 1,57 1,56 1,56 0,44 0,43 0,43 0,43 0,83 1,76 2,11

Page 105: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Tabel 2 Data Pengujian densitas pasca sintering lanjutan 700 oC

Diameter (cm) Tinggi (cm) Temperatur (oC) Sampel

(Al/SiC:kamper) 1 2 3 D

(cm) 1 2 3 T

(cm)Volume

(cm3)

Massa Kering

(gr)

Densitas (kg/cm3)

50 : 50 - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - -

70 : 30 1,59 1,60 1,59 1,59 1,14 1,13 1,12 1,13 2,25 2,56 1,14

80 : 20 1,61 1,60 1,61 1,61 1,13 1,14 1,15 1,14 2,31 3,31 1,43

90 : 10 1,59 1,60 1,61 1,60 1,03 1,05 1,02 1,03 2,08 3,53 1,70

500 →700

100 : 0 1,59 1,58 1,58 1,58 1,04 1,04 1,02 1,03 2,03 4,47 2,20

50 : 50 1,58 1,58 1,58 1,58 1,35 1,38 1,34 1,37 2,67 1,78 1,01

60 : 40 1,61 1,62 1,60 1,61 1,37 1,35 1,33 1,35 2,75 2,46 1,01

70 : 30 1,59 1,61 1,59 1,60 1,35 1,34 1,36 1,35 2,70 3,19 1,18

80 : 20 1,59 1,61 1,60 1,60 1,15 1,13 1,15 1,14 2,30 3,45 1,50

90 : 10 1,58 1,58 1,57 1,58 1,03 1,04 1,05 1,04 2,03 3,90 1,92

600→700

100 : 0 1,56 1,56 1,56 1,56 0,94 0,96 0,96 0,95 1,82 4,04 2,22

Page 106: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Tabel 3 Data Pengujian penyerapan air (water absorption)

pasca sintering 500 oC

Temperatur (oC)

Sampel (Al/SiC:kamper) mu (gr) mo

(gr) WA (%)

0,6381 0,9975

0,6382 0,9973

0,6383 0,9970 50 : 50

0,6382 0,9973 36,01%

1,0097 1,3994

1,0099 1,3863

1,0101 1,3721 60 : 40

1,0099 1,3859 27,13%

1,2876 1,5562

1,2879 1,5560

1,2877 1,5558

70 : 30

1,2877 1,5560 17,24%

1,2620 1,4131

1,2621 1,4129

1,2621 1,4127 80 : 20

1,2621 1,4129 10,68%

1,6633 1,7396

1,6634 1,7394

1,6636 1,7391 90 : 10

1,6634 1,7394 4,37%

2,0232 2,0329

2,0233 2,0327

2,0234 2,0325

500

100 : 0

2,0233 2,0327 0,46%

Page 107: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Tabel 4 Data Pengujian penyerapan air (water absorption)

pasca sintering 600 oC

Temperatur (oC)

Sampel (Al/SiC:kamper) mu (gr) mo

(gr) WA (%)

0,7252 1,0510

0,7254 1,0503

0,7254 1,0497 50 : 50

0,7253 1,0503 30,94%1,1069 1,5207

1,1069 1,5095

1,1069 1,4959 60 : 40

1,1069 1,5087 26,63%

0,8703 1,0528

0,8705 1,0459

0,8706 1,0394

70 : 30

0,8705 1,0460 16,78%

1,4936 1,6742

1,4935 167%

1,4932 1,6574 80 : 20

1,4934 1,6685 10,49%1,6009 1,6705

1,6010 1,6653

1,6010 1,6600 90 : 10

1,6010 1,6653 3,86%

1,7557 1,7634

1,7555 1,7629

1,7556 1,7626

600

100 : 0

1,7556 1,7630 0,42%

Page 108: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Tabel 5 Data Pengujian kuat tekan pasca sintering lanjutan 700 oC

Diameter (cm) Tinggi (cm) Temperatur (oC)

Sampel (Al/SiC:kamper) 1 2 3

D (cm) 1 2 3

T (cm)

A (cm2)

F (N)

P (N/cm2)

50 : 50 - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - -

70 : 30 1,59 1,60 1,59 1,59 1,14 1,13 1,12 1,13 1,99 2430 1219,34

80 : 20 1,61 1,60 1,61 1,61 1,13 1,14 1,15 1,14 2,03 3020 1490,34

90 : 10 1,59 1,60 1,61 1,60 1,03 1,05 1,02 1,03 2,01 3520 1751,59

500 →700

100 : 0 1,59 1,58 1,58 1,58 1,04 1,04 1,02 1,03 1,97 4000 2032,57

50 : 50 1,58 1,58 1,58 1,58 1,35 1,38 1,34 1,37 1,96 240 122,47

60 : 40 1,61 1,62 1,60 1,61 1,37 1,35 1,33 1,35 2,03 800 393,16

70 : 30 1,59 1,61 1,59 1,60 1,35 1,34 1,36 1,35 2,00 3360 1678,96

80 : 20 1,59 1,61 1,60 1,60 1,15 1,13 1,15 1,14 2,01 3440 1711,78

90 : 10 1,58 1,58 1,57 1,58 1,03 1,04 1,05 1,04 1,95 3880 1988,30

600→700

100 : 0 1,56 1,56 1,56 1,56 0,94 0,96 0,96 0,95 1,91 4000 2093,83

Page 109: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

LAMPIRAN C

GAMBAR BAHAN PENELITIAN

Serbuk Aluminium (Al 2124)

Partikel SiC Serbuk kayu kamper

Asam Stearat

Page 110: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Tabel Spesifikasi Bahan

Nama Bahan Spesifikasi

Serbuk Aluminium Al 2124 Al (Aluminium fine powder bronze)

(M = 26,98 gr/mol)

Gehalt (Al) : > 90 %

Pb : < 0,03 %

Arsen (As) : < 0,005%

Eisen (Fe) : < 0,05 %

Fett : < 1 %

Partikel Silicon Carbida (SiC) SiC : 98,70 %

SiO2 : 0,60 %

Al2O3 : 0,50 %

Fe2O3 : 0,20 %

Serbuk kayu kamper BJ : 0,84 gr/cm2

Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki

tipe bermacam-macam dan susunan

dinding selnya terdiri dari senyawa kimia

berupa selulosa dan hemi selulosa

(karbohidrat) serta lignin (non

karbohidrat).

Asam Stearat (Stearic Acid) C18H36O2

M = 284,48 g/mol

Assay (GC)

Area ≥ 97 %

Melting range (lower value) ≥ 60 oC

Melting range (upper value) ≥ 70 oC

Identity (IR) Passes test

Page 111: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

LAMPIRAN D

GAMBAR PERALATAN PENELITIAN

Ayakan < 50 µm Neraca digital (digital weight)

Wadah, gelas, dan labu ukur Ball mill

Cetakan sampel (moulding) Hydraulic press

Page 112: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

Oven (mammert) High Temperature Furnace

Autoclave + Kompor gas Vernier Calipper (Jangka sorong)

Universal Testing Machine

(UTM COMTEK Model SPG4000)

Page 113: PEMBUATAN KOMPOSIT MATRIKS LOGAM BERPENGUAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3286/1/SYAHRU... · Matriks Logam Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Serbuk Kayu

XRD (X-Ray Diffraction)

SEM (Scanning Electron Microscope)

JEOL JSM-6510 LA