pembuatan alat peraga mekanika paru-paru dengan ...€¦ · pembuatan alat peraga mekanika...

22
1 PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP Oleh Rabinus NIM: 19 2007 023 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2013

Upload: others

Post on 09-Dec-2020

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

1

PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA

PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON

TERTUTUP

Oleh

Rabinus

NIM: 19 2007 023

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan.

Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Sains dan Matematika

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2013

Page 2: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS
Page 3: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

2

Page 4: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

3

Page 5: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

4

Page 6: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

5

“Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah

sekali. Ingat hanya pada Tuhan apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan

memohon.”

Dipersembahkan kepada :

1. Juru slamat Tuhan kita yesus Kristus 2. Ayah dan Ibu 3. Keluarga besar Kudum and Ajulan 4. Pacarku tercinta, Putri Lusiando 5. Teman-teman seperjuangan 6. Para pembaca maupun praktisi pendidikan semoga membangun dan

merubah ke arah yang lebih baik.

Page 7: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Jurnal penelitian yang berjudul “Pembuatan Alat Peraga Mekanika Paru-Paru Dengan Menggunakan Piston Tertutup” ini dapat diselesaikan.

Jurnal ini disusun dalam rangka penulisan jurnal guna memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) Fisika di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Melalui kesempatan yang sangat berharga ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian jurnal ini, terutama kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Jhon A. Titaley, selaku rektor UKSW salatiga jawa tengah 2. Ibu Made Rai Suci Shanti N.A,S.Si,M.Pd. selaku Dosen pembimbing I 3. Bapak Nur Aji Wibowo,S.Si,M.Si. selaku Dosen pembimbing II 4. PEMDA Kabupaten Landak yang telah memberikan Beasiswa hingga Penulis

menyelesaikan studinya di UKSW salatiga 5. Ibu Dra.Marmi Sudarmi, M.Si, selaku kaprodi fisika 6. Mas Tri, Mas Sigit dan Pak Tafip selaku laboran Fisika UKSW 7. Keluarga besar Kudum (ayah) dan Ajulan (Ibu),bang Josin, bang Gatot, bang

Jinung, bang Faran, bang Olan bang Salim dan kak Marselina, kak Endang, kak Indos, kak Owen, kak Jaenal.

8. Buat teman-teman satu angkatan Fisika 2007 dari PEMDA landak (Putri Lusiando, Carles, Ica, Lia, Dodi, Tini, Supri, Aloy, Okta, Agus, Aska, Apri, Anggi, Devi, Monica, Hengki, Marius, Brama, Yusack, Thmrin, Wilson, Rodi, Deo, Suwardi).

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini, yang telah memberikan bantuan moral dan materiil dalam proses penyelesaian jurnal ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang setimpal atas segala bantuan

yang telah diberikan.

Salatiga, 21 Januari 2013

Rabinus

Page 8: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

7

Pembuatan Alat Peraga Mekanika Paru-Paru Dengan Menggunakan

Piston Tertutup

Rabinus 1(*), Made Rai Suci Shanti2, Nur Aji Wibowo2,

(1)Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

(2)Program Studi Fisika, FSM

Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Indonesia. (*)Email: [email protected]

Abstrak

Fisika merupakan bidang pengetahuan yang mempelajari alam, yang sering

sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan orang

beranggapan bahwa pelajaran fisika sangat sulit, membosankan, dan tidak

menarik. Tanpa sadari, setiap orang selalu menerapkan hukum fisika dan

salah satu contoh yang sangat penting adalah hukum fisika didalam

mekanisme pernapasan di dalam paru-paru. Oleh karena itu, sistem kerja

paru-paru dengan menggunakan piston tertutup memakai sensor strain gauge

diharapkan dapat menjadi solusi dalam menjelaskan sistem kerja paru-paru.

Perancangan sistem alat peraga paru-paru ini terdiri dari dua bagian utama

yaitu sistem mekanis dan sistem elektris. Sistem mekanis yaitu pembuatan alat

peraga paru-paru dari pipa paralon, sedangkan bagian sistem elektris terdiri

dari strain gauge yang memanfaatkan perubahan resistansi akibat perubahan

strain gauge yang ditempelkan pada karet yang sudah terpasang di dalam

paralon. Dengan menggunakan rangkaian jembatan, perubahan resistansi ini

akan diubah menjadi tegangan. Keluaran dari strain gauge yang masih dalam

bentuk data akan diterima oleh sebuah pengubah analog ke voltmeter.

Perancangan dan realisasi alat peraga paru-paru sederhana menggunakan

strain gauge dapat dilakukan. Tingkat ketelitian dari alat peraga ini masih

kurang. Ketika dilakukan pengujian, respon strain gauge tidak stabil, hal ini

disebabkan oleh karena trafo atau sumber tegangan yang dipakai tidak stabil.

Respon Light Dependent Resistor juga tidak stabil, karena dipengaruhi oleh

intensitas cahaya dan berkurangnya sumber tegangan

Kata kunci: paru-paru, strain gauge

1. Pendahuluan

Fisika merupakan bidang pengetahuan yang mempelajari alam, yang

sering sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan orang

beranggapan bahwa pelajaran fisika sangat sulit, membosankan, dan tidak

menarik. Tanpa di sadari, setiap orang selalu menerapkan hukum fisika dan salah

satu contoh yang sangat penting adalah hukum fisika di dalam mekanisme

pernapasan di dalam paru-paru. Paru-paru merupakan organ yang sangat vital

Page 9: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

8

bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup.

Paru adalah organ tubuh yang berperan dalam sistem pernapasan (respirasi)

yaitu proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas saat menarik napas,

melalui saluran napas (bronkus) dan sampai di dinding alveoli (kantong udara) O2

akan ditranfer ke pembuluh darah yang di dalamnya mengalir antara lain sel-sel

darah merah untuk dibawa ke sel‐sel di berbagai organ tubuh lain sebagai energi

dalam proses metabolisme. Pada tahap berikutnya setelah metabolisme maka

sisa-sisa metabolisme itu terutama karbondioksida (CO2) akan dibawa darah

untuk dibuang kembali ke udara bebas melalui paru pada saat membuang napas.

Pada pembelajaran di kelas teori ini hanya bisa disampaikan dengan metode

ceramah saja, mahasiswa hanya dapat berimajinasi tentang mekanika paru-paru.

Untuk itu diperlukan alat peraga yang dapat digunakan untuk menjelaskan

mekanika paru-paru dengan sederhana. Penelitian ini dilakukan untuk

merancang alat peraga sederhana terutama pada sistem kerja paru-paru dapat

dianalogikan dengan perubahan tekanan piston tertutup.

Perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah bagaimana

mendesain alat peraga sistem kerja paru-paru dengan menggunakan piston

tertutup.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain alat peraga sistem

kerja paru-paru dengan menggunakan piston tertutup memakai sensor strain

gauge.

Penelitian ini dibatasi hanya pada pengukuran tegangan dari sensor

tekanan dan volume.

2. Landasan Teori

2.1 Mekanika Paru-paru Paru-paru diliputi selaput yang disebut pleura visceralis yang tumbuh

menjadi satu dengan jaringan paru-paru. Di luar pleura visceralis terdapat selaput pleura parietalis (selaput dinding). Ruang antara pleura visceralis dan parietalis disebut ruang intrapleural. Ruangan ini berisi lapisan cairan yang tipis.

Gambar 1. Dikutip dari Arthur C. Guyton M.D., “Function of the Human Body” second edition, WB. Saunders Company, London.

Pleura Viseralis

Pleura Parietalis

Page 10: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

9

Gambar 2. Perbandingan alat peraga dengan mekanika paru-paru.

Apabila piston ditarik, ruang antara pleura viseralis, dan pleura parietalis

akan bertambah besar, dengan demikian volume antara kedua pleura akan meningkat, sedangkan tekanan dalam ruang tersebut akan mengalami penurunan secara drastis. Kalau digambar P-V diagram akan terlihat jenis hubungan volume dan tekanan (lihat gambar).

(a) (b)

Gambar 3. Dikutip dari Prof. Drs. J. Steketee “Fisika bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu Kedokteran” Universitas Rotterdam, 1978 [1].

Kalau karetnya lemah maka ketika piston ditarik, karet akan tertarik juga,

sehingga tampak penambahan volume (∆V) hanya sedikit saja dan terjadi

penurunan tekanan sangat kecil sekali ∆V/∆P ini merupakan keikutsertaan paru-

paru yang disebut kompliansi.

Pada penyakit paru-paru misalnya Fibrosis paru-paru (pembentukan

jaringan pada paru-paru) maka kompliansi akan tampak mengecil. Pada waktu

pernapasan normal akan nampak seperti pada gambar 4, yaitu gambaran

semacam elips. Jadi komplikasi merupakan suatu perubahan yang kecil dari

tekanan.

Pleura Parietalis

Pleura Viseralis

Page 11: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

10

Gambar 4. Dikutip dari Drs. J. Steketee “ Natuurkunde voor Studenten aan de

Medischa Faculteit.” Deel 1, Erasmus Universiteit Rotterdam, 1979 [2].

Pada penyakit paru-paru yang mempunyai kompliansi yang rendah

dimana terlihat sedikit sekali perubahan volume untuk perubahan yang besar,

misalnya fibrosis (berserat zat) yang besar untuk terjadi suatu perubahan

tekanan yang kecil [3].

2.2 Gas Ideal

Misalkanlah sebuah masa nM dari suatu gas dibatasi di dalam sebuah

wadah yang volumenya, V;M adalah berat molekuler (gram/mol) dan n adalah

banyaknya mol. Masa jenis ρ dari gas tersebut adalah nM/V bahwa kita dapat

mereduksi ρ baik dengan memindahkan sebagian gas dari wadah (dengan

mereduksi n) atau dengan menaruh gas tersebut di dalam sebuah wadah yang

lebih besar (dengan memperbesar V). Kita mendapatkan dari eksperimen

bahwa, pada kerapatan yang cukup rendah, maka semua gas, bagaimanapun

komposisi kimianya, cenderung memperlihatkan sebuah hubungan sederhana

yang tertentu di antara variabel-variabel termodinamika p, V, dan T. Hal ini

menyarankan konsep mengenai suatu gas ideal, yakni gas yang akan mempunyai

sifat sederhana yang sama di bawah sama kondisi. Di dalam bagian ini kita

memberikan sebuah definisi makroskopik atau definisi termodinamika dari suatu

gas ideal [4].

Diberikan sebuah massa nM dari suatu gas di dalam keadaan

kesetimbangan termal maka kita dapat mengukur tekanannya p, temperaturnya

T, dan volumenya V. Untuk nilai-nilai kerapatan yang cukup rendah maka

eksperimen memperlihatkan bahwa untuk sebuah massa gas yang diberikan

yang dipegang pada suatu temperature konstan, maka tekanan adalah

berbanding terbalik dengan volume (hukum Boyle). Dan untuk sebuah massa gas

Page 12: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

11

yang diberikan yang dipegang pada suatu tekanan konstan, maka volume adalah

berbanding langsung dengan temperature (hukum Charles dan Gay-Lussac). Kita

dapat mengikhtisarkan kedua hasil eksperimental ini dengan hubungan:

T

PV Sebuah konstanta (untuk sebuah massa gas yang tetap). (1)

Maka kita menuliskan konstanta di dalam persamaan pV/T sebagai nR,

dengan n adalah banyaknya mol gas dan R adalah sebuah konstanta yang harus

ditentukan dengan eksperimen untuk setiap gas. Bahwa kesederhanaan akan

muncul jika kita membandingkan gas-gas dengan menggunakan basis molar

memang dapat dibenarkan karena eksperimen memperlihatkan bahwa, pada

kerapatan yang cukup rendah, R mempunyai nilai yang sama untuk semua gas,

yaitu:

R = 8,314 J/mol K = 1,986 kal/mol K

R dinamakan konstanta gas universal. Maka kita menuliskan persamaan

pV/T sebagai [4]:

nRTPV (2)

2.3 Hukum Boyle

Robert Boyle menyatakan tentang sifat gas bahwa massa gas (jumlah

mol) dan temperatur suatu gas dijaga konstan, sementara volume gas diubah

ternyata tekanan yang dikeluarkan gas juga berubah sedemikian hingga

perkalian antara tekanan (P) dan volume (V), selalu mendekati konstan. Dengan

demikian suatu kondisi bahwa gas tersebut adalah gas sempurna (ideal).

Kemudian hukum ini dikenal dengan Hukum Boyle dengan persamaan :

P1V1 = Selalu konstan (3)

Jika P1 dan V1 adalah tekanan awal dan volume awal, sedangkan P2 dan

V2 adalah tekanan dan volume akhir, maka :

P1 V1 = P2 V2 = Konstan (4)

Syarat berlakunya hukum Boyle adalah bila gas berada dalam keadaan

ideal (gas sempurna), yaitu gas yang terdiri dari satu atau lebih atom-atom dan

dianggap identik satu sama lain. Setiap molekul tersebut tersebut bergerak

secara acak, bebas dan merata serta memenuhi persamaan gerak Newton. Yang

dimaksud gas sempurna (ideal) dapat didefinisikan bahwa gas yang

perbandingannya PV/nT nya dapat definisikan sama dengan R pada setiap besar

tekanan. Dengan kata lain, gas sempurna pada tiap besar tekanan bertabiat

Page 13: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

12

sama seperti gas sejati pada tekanan rendah. Persaman gas sempurna seperti

pada persamaan 2.

2.4 Strain gauge

Sensor merupakan komponen utama dari tranduser. Tranduser yaitu

suatu alat yang merupakan sensor untuk mengubah besaran fisik menjadi

besaran elektrik. Fungsi tranduser yaitu mengukur besarnya perubahan elektrik

dan frekuensi dari beberapa pengukuran, menampilkan output elektrik yang

nantinya dapat dibaca device dan memberikan kuantitatif data yang akurat

seputar pengukuran [5]. Beberapa variasi hambatan Strain gauge yang terbuat

dari jala-jala kawat disusun zig-zag dengan diameter 0,025 mm atau kurang.

Kawat menggunakan 60% Cu dan 40% Ni atau campuran 92% Pt dan 8% W dan

menempel di kertas tipis atau bakelit (sejenis bahan yang mudah pecah) yang

sangat tipis, dan dilindungi sampul berupa kertas tipis atau bakelit tipis [6].

Biasanya pabrik memberikan hambatan antara 100 ohm sampai beberapa ratus

ohm (120 ohm, 350 ohm, 600 ohm) [7].

Strain gauge adalah salah satu sensor yang umum digunakan pada

tranduser elektrik [8]. Sensor Strain Gauge, prinsip kerjanya menggunakan

prinsip regangan, dimana Strain Gauge tersebut ditaruh di atas atau di bawah

plat lalu diberi tekanan ke atas atau ke bawah maka Strain Gauge itu mengubah

resistansi elektrik di dalamnya. Strain Gauge yang memanjang saat penekanan

akan memberikan resistansi yang sangat besar, karena panjang normal dari

pengukuran regangan ditambah. Sebaliknya jika Strain Gauge memendek saat

penekanan, akan memberikan resistansi yang sangat kecil, karena panjang

normal dari pengukuran regangan dikurangi.

Page 14: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

13

Gambar 5. Cara kerja Strain Gauge, Dikutip dari

http://machinedesign.com/article/sensor-sense-resistive-strain-gages-0605

Untuk menggunakan data pengukuran regangan, dalam instrumentasi

kita hanya mengukur perubahaan resistansi pengukuran ∆R saja, dan produsen

memperinci resistansi R, begitu ∆R diketahui maka perbandingan ∆R/R dapat

dihitung. Produsen juga memberikan factor pengukuran GF (gauge factor)

terperinci untuk setiap pengukuran. Faktor pengukuran adalah perbandingan

dari persen perubahan resistansi sebuah pengukuran terhadap persen

perubahan panjangnya. Jika perubahan resistansi ∆R/R dibagi dengan factor

pengukuran GF, hasilnya adalah perbandingan panjang pengukuran ∆L terhadap

panjang semula L, dengan persamaan sebagai berikut:

L

L

FRG

R

L

LGF

R

R

L

LRGFR

R

LRGFL

.

..

).(

(5)

Page 15: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

14

2.5 Jembatan Wheatstone

Jembatan wheatstone sangat ideal untuk pada perubahan resistansi

yang sangat kecil, dimana rangkaian ini yang memungkinkan kita untuk

memperkuat perbedaan tegangan yang melintasi pengukuran rengangan yang

disebabkan oleh perubahan resistansi.

Gambar 6. Untuk Jembatan wheatstone, nilai R1, R2, R3 dan R4 sama yaitu 100 ohm.

Jembatan resistansi ini menghasilkan tegangan DC dari Vout. Jembatan Wheatstone

pada gambar akan mencapai kesetimbangan ∆Vout adalah nol, dimana R1.R4 = R2.R3, dengan

mengasumsikan bahwa semua harga resistansi dari jembatan adalah sama dengan R.

Peningkatan resistansi ∆R dari semua resistansi adalah masih hasil dalam jembatan

kesetimbangan, dimana jika R1 dan R4 naik sebesar ∆R, dan R2, R3 turun sebesar ∆R maka

[9]:

VoutR

RVin (6)

Dalam jembatan wheatstone, walau kita sudah merangkai atau menyimbangkan

rangkaian jembatan, namun rangkaian ini tidak akan tetap seimbang karena disebabkan oleh

perubahaan suhu kecil dalam pengukuran regangannya yang menyebabkan perubahan

resistansi yang sama dengan atau yang lebih besar dari yang menyebabkan oleh tegangan.

Tetapi hal ini dapat terselesaikan dengan memasang pengukur regangan lainnya yang tepat

di sebelah pengukur regangan yang bekerja, sedemikian rupa sehingga keduanya membagi

lingkungan panas yang sama. Pengukur kompensasi suhu ini dipasang dengan sumbu tegak

lurus terhadap sumbu tegak dari pengukur kerja. Pengukur yang baru dihubungkan untuk

mengantikan tempat R1 dalam rangkaian jembatan. Begitu jembatan ini telah

diseimbangkan, R dari pengukur kompensasi suhu dan pengukur kerja saling berhubungan

dengan yang lain untuk mempertahankan jembatan tersebut dalam kesetimbangan. Dalam

setiap ketidak seimbangan jelas disebabkan oleh ∆R pengukur kerja akibat rengangan.

Page 16: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

15

2.6 LDR (Light Dependent Resistor)

LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai

perubahan resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari

dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral [10].

Laju Recovery bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan

cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai

resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap

tersebut.

Respon Spektral LDR (Light Dependent Resistor) tidak mempunyai sensitivitas yang

sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang

biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, alumunium.

3. Metodologi Perancangan Alat

3.1 Cara kerja Alat

Perancangan sistem alat peraga paru-paru ini terdiri dari dua bagian yaitu mekanis

dan elektris seperti terlihat pada Gambar 7. Bagian yang pertama yaitu bagian mekanis yang

berupa pipa paralon seperti terlihat pada gambar 7. Dan yang ke dua yaitu bagian elektris

yang terdiri dari Strain gauge yaitu memanfaatkan perubahan resistansi akibat perubahan

Strain gauge yang ditempelkan pada karet yang sudah terpasang di dalam paralon. Kemudian

dengan menggunakan rangkaian jembatan Wheanstone perubahan resistansi ini akan diubah

menjadi tegangan. Perubahan yang diperoleh disini sangat kecil sehingga tegangan yang

diperoleh masih kecil, untuk itu dibutuhkan penguat instrumentasi untuk meningkatkan

tegangannya.

Gambar 7. Blok Diagram Sistem Alat Peraga Paru-paru.

Penguat

Instrumentasi

Voltmeter

Jembatan

Wheatstone

Voltmeter

LDR

LED

Catu Daya

Catu Daya

Paralon

Sumber

Piston

LED

LDR

Sumber

Karet

Strain Gauge

Page 17: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

16

3.2 Tehnik Pengambilan Data

Gambar 8. Tehnik Pengambilan Data

Perhatikan Gambar 8, cara pengambilan data dengan memberikan massa pada atas

pegangan piston. Di mana massa benda diubah-ubah seperti data pada Table I. berikut ini:

Tabel 1 . Pengaruh massa benda terhadap Tegangan pada Strain gauge.

Massa benda

(kg)

outV Strain

gauge (Volt)

1 2.2

2 4.3

3 4.8

4 5.5

5 7.0

Untuk menghitung tekanan pada tabung paralon, kita terlebih dahulu menghitung

gaya yang bekerja pada benda yang diletakkan pada pegangan piston, yaitu:

FW (8)

Fmg (9)

Maka tekanan pada tabung paralon diperoleh persamaan yaitu:

A

FP (10)

Dimana A adalah luas alas paralon.

Massa

Paralon

Sumber

Piston

LED

LDR

Sumber

Karet

Strain Gauge

Page 18: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

17

Tabel 2. Hubungan M dan P

Massa benda (kg) A

FP (102N/m2)

1 2.31

2 4,61

3 6.92

4 9.22

5 11.53

Setelah mendapatkan nilai P dan nilai Vout Strain gauge (Vosg) seperti terlihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Pengaruh P terhadap Vout Strain gauge.

P = 2.018 Vosg ─ 2.690

0

2

4

6

8

10

12

14

0 2 4 6 8

Vosg.(Volt)

P(102N/m2)

Page 19: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

18

Gambar 10. Pengaruh VLDR terhadap V

4. Analisa

Gambar 11. Tehnik Pengambilan Data

Untuk proses pengambilan data, piston ditekan dan ditarik secara acak. Sehingga kita

dapat mengetahui VLDR dan Vout Strain gauge. Dan setelah mengetahui nilai VLDR dan Vout

Strain gauge, maka dapat menghitung tekanan dan volume dengan menggunakan

persamaan P = 2.018. Vout strain gauge - 2.690 dan VLDR = -4183. V + 40930 .

VLDR = -4183.V + 40930

600

650

700

750

800

850

900

950

9.56 9.57 9.58 9.59 9.6 9.61 9.62 9.63 9.64

VLDR(mVolt)

V(m3)

Paralon

Piston

LED

LDR

Sumber

Strain Gauge

Sumber

Karet

Massa

Page 20: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

19

Tabel V. Hubungan VLDR dan Vout Strain gauge saat di dorong dan di tarik.

VLDR (volt)

P (102N/m2)

Vout Strain gauge (volt)

V (m3)

9.57 4.762140733 12.3 9.782087875

9.59 5.654112983 14.1 9.782083094

9.60 5.703666997 14.2 9.782080704

9.62 6.694747275 16.2 9.782075923

9.63 7.834489594 18.5 9.782073532

9.61 7.537165510 17.9 9.782078313

9.59 6.992071358 16.8 9.782083094

9.58 6.000991080 14.8 9.782085485

9.57 4.762140733 12.3 9.782087875

Gambar 12. Hubungan P terhadap V

Inspirasi a-b, saat piston ditarik menggambarkan saat mengeluarkan udara. Ekspirasi

b-a, saat piston ditekan menggambarkan menghirup udara. Dari Grafik terlihat proses saat

tarik dan tekan tidak menunjukan Grafik yang naik atau turun dengan halus, tetapi pada

tekanan ke 2 dan ke 3 terjadi perubahan yang kecil. P yang kecil dan perubahan V yang besar

pada piston.

9.782072

9.782074

9.782076

9.782078

9.78208

9.782082

9.782084

9.782086

9.782088

9.78209

4 5 6 7 8 9

P(102N/m2)

V (m3)

a

b

Page 21: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

20

Gambar 13. Garis kompliansi

Garis kompliansi merupakan garis perbandingan antara ∆V/∆P, yang besarnya = -

3,445735x10-6

, nilai tersebut merupakan nilai yang rendah. Jadi kita dapat lihat dari gambar

13 garis kompliansi yang berarti mengalami gangguan pada proses pernapasan pada paru-

paru.

5. Kesimpulan Dan Saran

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengujian dan analisa yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa hal

sebagai kesimpulan yaitu perancangan dan realisasi alat peraga paru-paru sederhana

mengunakan strain gauge dapat dilakukan. Dalam hal ∆V/∆P = -3,445735x10-6 bahwa

pembuatan alat peraga paru-paru dengan piston tertutup dan alas karet. Menunjukan proses

pernapasan paru-paru yang mengalami ganguan.

5.2. Saran

Pada saat perancangan alat ini dilakukan ada beberapa kendala yang perlu diperbaiki

untuk pengembangan selanjutnya. Untuk desain mekanisnya perlu dibuat yang lebih bagus,

menggunakan bahan yang lain yang lebih keras. Karet sebagai tempat untuk penempatan

strain gauge disarankan mengunakan bahan yang lebih baik agar penempatan strain gauge

mudah dan tepat. Bahan pembuatan piston sebaiknya dari silikon rubber, dan untuk

pemilihan komponen-komponen elektronika dalam perancangan juga harus tepat, sehingga

bisa mendapatkan hasil yang lebih stabil.

9.782076

9.782078

9.78208

9.782082

9.782084

9.782086

9.782088

9.78209

4 5 6 7 8

V (m3)

P(102N/m2)

Page 22: PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN ...€¦ · PEMBUATAN ALAT PERAGA MEKANIKA PARU-PARU DENGAN MENGGUNAKAN PISTON TERTUTUP . Oleh . Rabinus . NIM: 19 2007 023 . TUGAS

21

DAFTAR PUSTAKA

[1] Gabriel J.F. 1996. ”Fisika Kedokteran” EGC. Jakarta

[2] Prof. Drs. J. Steketee “Fisika bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu Kedokteran” Universitas

Rotterdam, 1978.

[3] Campbell NA, Reece JB, and Mitchel LG. 2004. Biologi. Alih Bahasa : Wasmen Manalu. Jakarta :

Erlangga.

[4] Halliday Resnick. Fisika, Jilid 1. Halaman 762.

[5] Jones D. larry; Chin A. Foster.1991. ”Electronic Instruments And Measuremants

Second Edition. Prentice Hall: New Jersey

[6] Sawheny A. K..1976. ”Acourse In Electrical And Electronic Measurement And

Instrumentation”. Dhanpatrai

[7] Newman, Martin.1986. ” Industrial Electronics And Control”. Prentice Hall,Inc:New

Jersey

[8] Wolf. Stanley; Richard F. M. Smith. 2004. ” Student Reference Manual for Electronic

Instrumentation Laboratories”. Prentice Hall

[9] Webster, John G.1976. ”Medical Instrumentation Application and Design “Houghton

Mifflin Company: Boston

[10] Effendi R. B..2011. ” Aplikasi Keamanan Ruanagn Menggunakan Sensor LDR Dan

Sms GatewayPdf .” Yogyakarta.