pembinaan kesadaran santri melalui pengelolaan lingkungan …

103
PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Kasus Pesantren Ath- Thariq Garut) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh Hisan Harir Rido NIM 1112052000033 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

(Studi Kasus Pesantren Ath- Thariq

Garut)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh

Hisan Harir Rido

NIM 1112052000033

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …
Page 3: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …
Page 4: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …
Page 5: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

iv

ABSTRAK

Hisan Harir Rido 1112052000033, Pembinaan Kesadaran Santri

melalui Pengelolaan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Pesantren

Ath-Thariq Garut). Dibawah bimbingan Prof. H. Daud Effendi,

AM.

Pemeliharaan lingkungan bukanlah sekedar estetika

(keindahan) semata tapi juga lebih kepada implementasi dari nilai-

nilai ajaran Islam. Apabila ada manusia yang berbuat kerusakan atau

merusak lingkungan, maka dianggap telah melanggar syariat Islam.

Tujuan Penelitian ini untuk menjelaskan: 1) proses

pembinaan kesadaran santri melalui pengelolaan lingkungan hidup,

2) faktor pendukung dan penghambat pembinaan kesadaran santri

melalui pengelolaan lingkungan hidup.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah

dua orang pembina pesantren dan tiga orang santri. Data dianalisis

menggunakan teknik model Miles dan Huberman meliputi meliputi

reduksi data, penyajian data serta Penarikan kesimpulan dan

verifikasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) proses pembinaan

kesadaran santri menggunakan pendekatan keagamaan dan

agroekologi baik teori maupun praktek. Pembinaan di Pesantren Ath-

Thariq tidak hanya dilakukan di dalam ruang dengan patokan jam

pelajaran. Materi yang disampaikan secara bertahap mulai dari

diskusi terkait lingkungan hidup dalam berbagai perspektif

berlandaskan agama. Kemudian kegiatan agroekologi sebagai bentuk

pengelolaan lingkungan hidup dilakukan mulai dari pembenihan,

penanaman, perawatan tanaman, memanen hingga pengolahan pasca

panen. 2) faktor pendukung Pembinaan Kesadaran Santri Melalui

Pengelolaaan Lingkungan Hidup di Pesantren Ath-Thariq adalah

letak geografis yang strategis dan dukungan masyarakat sekitar yang

sangat besar, adapun faktor penghambatnya adalah kurangnya

fasilitas dan tenaga pembina di Pesantren Ath-Thariq

Kata Kunci: Pembinaan, Kesadaran, Lingkungan Hidup, dan

Pesantren

Page 6: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

v

KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan

Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan yang tiada

terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial

(S.Sos). tak lupa shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada

nabi Muhammad SAW.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima

kasih yang terdalam kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda

Opa Mustopa dan Ibunda Didah, berkat doa yang selalu

dipanjatkannya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi.

Rasa dan ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada

yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Suparto, M. Ed., Ph.D., Wakil

Dekan I Bidang Akademik Dr. Siti Napsiah, S.Ag., BSW.,

MSW., Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Dr.

Sihabudin Noor, MA., dan Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Drs. Cecep

Castrawijaya, MA.

2. Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si selaku Ketua Program

Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Jakarta yang

telah banyak membantu meringankan beban penulis.

3. Artiarini Puspita Arwan, M.Psi selaku Sekretaris Program

Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif

Page 7: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

vi

Hidayatullah Jakarta yang juga ikut membantu

mensukseskan dan memperlancar proses yang dibutuhkan.

4. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Dosen Penasihat

Akademik yang telah banyak meluangkan waktu serta

memberikan segenap ilmu, arahan dan masukan kepada

penulis.

5. Prof. H. Daud Effendi, AM. selaku Dosen Pembimbing

Skripsi penulis yang dengan sabar menuntun penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

serta dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kepala dan staf Perpustakaan Utama serta Perpustakaan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta serta seluruh civitas akademik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Pembina dan Santri Pesantren Ath- Thariq yang telah

sukarela meluangkan waktu dan pikiran dalam

memberikan informasi demi kelancaran skripsi.

Ucapan dan rasa Terimakasih juga penulis sampaikan kepada

seluruh pihak yang telah membantu proses skripsi ini dari awal

hingga akhir. Semoga seluruh bantuan dalam bentuk apapun

menjadi amal ibadah dan dibalas oleh Allah SWT.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, amiin.

Jakarta, 25 Juli 2019

Hisan Harir Ridho

Page 8: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................ i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................... ii

PERNYATAAN .......................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................... v

DAFTAR ISI .............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................ 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 8

D. Metodologi Penelitian ....................................................... 10

1. Metode Penelitian .................................................... 10

2. Subjek Penelitian ..................................................... 10

3. Lokasi Penelitian .................................................... 10

4. Teknik Pengambilan Data ....................................... 11

5. Teknik Analisis Data .............................................. 13

E. Tinjauan Kepustakaan ...................................................... 16

F. Sistematika Penulisan ....................................................... 19

G. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ..................................... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................... 21

A. Kesadaran Santri ............................................................... 21

1. Pengertian Kesadaran .............................................. 21

2. Bentuk- bentuk Kesadaran ...................................... 22

3. Karakteristik Kesadaran .......................................... 24

4. Pengertian Santri ..................................................... 27

5. Pengertian Kesadaran Santri ................................... 29

B. Pengertian Pembinaan ...................................................... 30

C. Pengertian Lingkungan Hidup .......................................... 32

1. Fungsi Lingkungan Hidup ....................................... 35

2. Pencemaran Lingkungan Hidup .............................. 36

D. Kajian Lingkungan Hidup dalam Islam ............................ 38

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN ...... 46

A. Sejarah Pesantren Ath- Thariq .......................................... 46

B. Visi dan Misi Pesantren Ath- Thariq ................................ 49

C. Profil Legalitas Pesantren Ath- Thariq ............................. 49

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................... 51

A. Deskripsi Informan ........................................................... 51

Page 9: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

viii

B. Temuan Penelitian ............................................................ 54

1. Proses Pembinaan Kesadaran Santri Melalui

Pengelolaan Lingkungan Hidup .............................. 54

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan

Kesadaran Santri ..................................................... 57

BAB V PEMBAHASAN .......................................................... 69

A. Proses Pembinaan Kesadaran Santri Melalui Pengelolaan

Lingkungan Hidup ............................................................ 69

B. Faktor Pendukung dan Penghambat ................................ 73

BAB VI PENUTUP .................................................................. 75

A. Kesimpulan ....................................................................... 75

B. Implikasi ........................................................................... 76

C. Saran ................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 77

LAMPIRAN ............................................................................... 79

Page 10: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesantren sebagai model lembaga pendidikan Islam

pertama yang mendukung kelangsungan sistem pendidikan

nasional, selama ini tidak diragukan kontribusinya dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus mencetak kader-kader

intelektual yang siap mengaplikasikan potensi keilmuannya di

masyarakat. Pesantren selama ini telah dikenal sebagai lembaga

pendidikan Islam yang paling mandiri. Kemandirian ini tentunya

menjadi doktrin yang dipertahankan dan harus ditanamkan

kepada santri. Tujuannya adalah agar mereka mampu hidup

secara mandiri ketika terjun ditengah-tengah masyarakat.1

Pesantren dalam hal ini merupakan institusi khas Indonesia.

Kekhasan ini menjadi salah satu nilai sosial yang terrus

dipertahankan dan menjadi identitas umat Islam Indonesia.

Pesantren dijadikan sebagai salah satu penggerak terkait

permasalah lingkungan.2 Peran pesantren menjadi sangat relevan,

mengingat ikatan sosial yang telah terbangun dengan masyarakat

sekitarnya, baik pada ranah pendidikan keagamaan maupun

pengembangan kemasyarakatan. Kedua sisi ini menjelaskan

bahwa Islam sebagai agama, tidak hanya terbatas pada masalah

teologis, tetapi juga menjadi cara hidup (way of life) dan petunjuk

1 Imam Tolkhah dan A. Barizi, Membuka Jendela Pendidikan,

Mengurai Akar Tradisi, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004 ) h. 49

2 H. Badri dan Munawiroh, Pergeseran Literatur Pesantren Salafiah,

( Jakarta: Puslitbang Leektur Keagamaan, 2007 ) h. 23

Page 11: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

2

bagi pemeluknya, mulai dari sisi teologis hingga hal-hal praktis,

dari ruang individual hingga ruang publik. Tidak hanya berkutat

pada dominan pendidikan keagamaan, tapi meluas pada ranah

pendidikan sosial.3

Komitmen Pesantren dalam menanamkan nilai-nilai ajaran

Islam direalisasikan dengan berbagai macam bentuk pelayanan

keagamaan, seperti mengadakan pembimbingan konseling pada

remaja, memberikan penyuluhan kepada masyarakat, mengatasi

permasalahan dalam rumah tangga, dan berbagai macam

penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam.

Pesantren terlibat aktif dalam pengkajian keagamaan dan pola-

pola sejenis yang dikembangkan dimasyarakat. Kegiatan

pesantren ini merupakan benih yang sangat potensial dalam

upaya pengembangan dan pemerdayaan masyarakat. Peran aktif

pesantren tersebut tampak jelas pada akhir dasawarsa 70-an dan

dekade 80-an dimana peran pesantren terlibat secara langsung

dalam kegiatan yang lebih subtansial dan memfokuskan diri pada

kebutuhan riil masyarakat, seperti pengembangan ekonomi,

pelestarian ekonomi, dan penggunaan teknologi.4

Begitupun dengan peran pesantren amat penting dalam

pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup, karena pesantren

menjadi lembaga pendidikan yang sangat dekat dengan

masyarakat, bahkan menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri.

3 Ahmad Muthohar, Pesantren di Tengah Arus Ideologi-Ideologi

Pendidikan, ( Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2007 ) h. 12

4 Muhammad Nawawi, Dewi Gunawati, Sunarto “ Peningkatan Sikap

Peduli Lingkungan Melalui Program Eko-Pesantren di Pondok Pesantren

Nurul Haramain NW Narmada Kabupaten Lombok Barat”

Page 12: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

3

Lemabaga ini telah lama menjadi rujukan, baik dalam

pengembangan pendidikan, social, dan budaya masyarakat

setempat. Besarnya peran pesantren dalam kehidupan masyarakat

terbukti efektif sebagai agen perubahan (agen of change).

Posisi pesantren yang strategis dalam mendidik penerus

bangsa yang ramah dan peduli terhadap lingkungan. Dalam hal

ini pesantren menjadi lemabaga pendidikan islam swadaya

masyarakat yang mandiri dalam peranannya juga dapat

memberikan kontribusi penting terhadap perawatan lingkungan,

baik sekarang ataupun masa depan. Karena lemabaga ini

merupakan tempat menggembleng para santri sebagai kader

bangsa, yang diharapkan mampu menjawab tantangan keperluan

pengetahuan agama yang didalamnya termasuk pengetahuan

mengenai lingkungan.

Potensi yang dimiliki pesantren membuat Kementrian

Lingkungan Hidup Republik Indonesia pada tahun 2008

mengusulkan program Eco-Pesantren yang memberikan

penghargaan kepada pesantren yang mempunyai inisiatif dan

inovasi dalam berperan serta untuk melestarikan lingkungan”.5

Pemeliharaan lingkungan bukanlah sekedar estetika

(keindahan) semata namun lebih kepada implementasi dari nilai-

nilai ajaran Islam. Apabila ada manusia yang berbuat kerusakan

5 M. Bashori Muchsin, Yuli Andi Gani, dan M. Irfan Ismail, ”Upaya

Pondok Pesantren Dalam Pemerdayaan Masyarakat Serikat Hutan”,Wacana

Vol. 12 No. 2 (April 2009). h.. 377

Page 13: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

4

atau merusak lingkungan, maka dianggap telah melanggar syariat

Islam.6

Maka dari itu keberadaan pesantren menjadi sangat

potensial dan strategis ketika melihat Data Sistem Informasi, dan

Hubungan Masyarakat Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan

Islam Kementerian Agama pada tahun 2016 terdapat 28, 194

pesantren baik diwilayah kota maupun pedesaan dengan

4.290.626 santri dan semuanya berstatus swasta. Dari sekian

banyak pesanren yang ada, hanya beberapa pesantren yang

memfoksukan dirinya kepada pelestarian lingkungan hidup dalam

Bahasa lain pesantren berbasis lingkungan hidup seperti

diantaranya Pesantren At-Thariq Gatur, dan Pesantren Nurul

Hakim Lombok. Tentu keberadaan pesantren-pesantren yang

berbasis lingkungan, menjadi alternatif dalam pemecahan

masalah lingkungan hidup.7

Permasalahan Lingkungan Hidup, dan keberadaan

pesantren menjadi penting adanya untuk merentas berbagai

permasalah lingkungan hidup. Mengamati pesantren secara

penghidupan sudah dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri,

Pesantren yang dimaksud dalam hal ini sistem kemandirian para

santrinya belajar agama dan diajarkan cara merawat lingkungan,

bercocok tanam, berkebun, dan segala kegiatan yang dapat

menunjang kelestarian dan penghidupan selama di pesantren.

6 Ali Muhtarom “Pembinaan Kesadaran Lingkungan Hidup Di

Pondok Pesantren: Studi Kasus Di Pondok Pesantren Al-Mansur Darunnajah

3 Kabupaten Serang, Ibda Jurnal Kubadayaan Islam,” Vol. 12 No. 2, (Juli-

Desember 2014) h. 229-230

Page 14: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

5

Pada aspek kesadarn merawat, melestarikan lingkungan

serta kemandirian ekonomi, disini santri tentunya diberikan

penyuluhan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam

yang telah dimiliki pesantren agar dapat menghasilkan sesuatu

yang berdaya guna8 . Pesantren yan konsisten dan focus terhadap

pemeliharan lingkungan ialah Pesantren Nurul Hakim Lombok,

dan Pesan At-Thariq Garut Jawa Barat. Pesantren Nurul Lomboh

lebih mengarahkan pengajara lingkungan kepada Doktrin Kia

yang secara status lebih di agungkan dan dikultuskan sehingga

perintahnya sangat menekan dan sacral bagi santrinya.

Selebihnya pengejaran santri terkait dengan lingkungan didapat

dari kirikulum, program kepesantrenan, dan rutininas pesantren.

Adapun Pesantren At-Thariq Garut, merupakan pesantren

dengan metode pendidikan alternatif. Memberikan ilmu

pengetahuan lebih kontekstual dan terapan, dapat

mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pesantren

yang mengajarkan siswanya untuk menjaga alam dengan

keseimbangan ekosistemnya. Selain itu santrinya di tuntut agar

bisa bertahan hidup dengan memanfaatkan alam tanpa merusak

habitat maupun ekosistemnya. Dan lebih menariknya Pesantren

At-Thariq sangat menekan pada kesadaran dan kemandirian

santri artinya santri hidup dengan mamenfaatkan alam tanpa

merusak, dan pesantren inipun menekan akan semangat egaliter

yang mengedepankan kesetaraanya santri dan ustad untuk sama-

sama menanam, keduanya terlibat dalam mememlihara dan

8 Mujamil Qomar, Pesantren dari Tranformasi Metodelogi Menuju

Demokrasi Institusi, ( Jakarta: Erlangga, 2007 ) h. 134

Page 15: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

6

melestarikan lingkungan hidup. Sehingga dengan ini menjadi

menarik untuk lebih dikaji dan didalami terkait Pesantren At-

Thariq Garut.9

Pesantren Ath-Thaariq adalah sebuah lembaga yang

menganut sistem kemandirian ekonomi. Berasaskan mempelajari

agama dan menyebarkan pengetahuan pertanian berkelanjutan

yang berpandangan pada penyelamatan dan kepedulian terhadap

bumi, semesta dan masa depan. Oleh karenanya pesantren ini

dinamakan pesantren ekologi. Disebut pesantren ekologi karena

lembaga ini memberikan penyadaran, pembelajaran kepada santri

bagaimana cara agar bertahan hidup (Survive), dan difokuskan

pada pembelajaran bagaimana seorang santri dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya sendiri, alam menjadi sumber daya yang

dapat santri kelola. Pesantren ekologi ini juga mengenalkan pada

lingkungan sekitar tentang pentingnya menanam tanpa merusak

ekosistem, merawaat memanen, dan memasarkan dengan harga

yang adil sekaligus mengajarkan makna egaliter atau kesataraan

dalam merawat lingkungan ustad dengan santrinya.

Pesantren Ath-Thaariq didirikan pada bulan September

tahun 2009. Terletak di Desa Cimurugul, Kelurahan Sukagalih,

Kecamatan Tarogong Kidul, Garut ( Jawa Barat ). Lahan seluas

7500m2

dimanfaatkan menjadi beberapa zona yaitu area

pesawahan, kebun tanaman pangan, peternakan, dan juga

pembinihan. Melalui pesantren ini secara nyata menjaga ekologi

dengan kajian ilmu agam sebagai pijakannya.

Page 16: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

7

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk

meneliti Pesantren At-Thariq Garut dalam Proses pembinaan

kesadaran santri di pesantren dalam upaya menjaga dan

melestarika lingkungan hidup, dalam mengkaji ini penulis

menggunakan pendekatan kulitatif. Adapun untuk karya

ilmiahnya berjudul; “Pembinaan Kesadaran Santri melalui

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Pesantren Ath-

Thariq Garut )”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah maka

penulis membatasi penulisan ini yang difokuskan

terhadap proses pembinaan kesadaran santri melalui

pengelolaan lingkungan hidup di pesantren.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan pembatasan masalah diatas,

untuk mempermudah penelitian ini, peniliti

merumuskan masalahnya sebagai berikut:

a. Bagaimana Proses pembinaan kesadaran santri

melalui pengelolaan lingkungan hidup di

Pesantren ?

b. Apa saja faktor pendukung dan penghambat

pembinaan kesadaran santri melalui

pengelolaan lingkungan hidup di Pesantren ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah seperti yang

Page 17: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

8

Diuraikan, tujuan penelitian untuk menjelaskan:

a. Proses pembinaan kesadaran santri dalam

memberdayakan lingkungan hidup di Pesantren.

b. Faktor pendukung dan penghambat pembinaan

kesadaran santri dalam menjaga lingkungan

hidup di Pesantren.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dibedakan menjadi

dua:

a. Manfaat teoritis. Yaitu melatih kemampuan

penelitian secara ilmiah dan merumuskan hasil-

hasil penelitian tersebut ke dalam bentuk

tulisan. Serta, mampu menerapkan teori-teori

yang diperoleh di bangku perkuliahan dan

menghubungkan dengan praktik di lapangan.

b. Manfaat praktis. Manfaat lebih lanjut dari

penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan

bagi para pembaca dan pekerja sosial yang

berkaitan dengan pembinaan kesadaran

lingkungan hidup di Pesantren.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan ialah Deskriptif. Menurut

Wiranto Surachman (1993;63) suatu metode yang memiliki

sifat menuturkan dan menafsirkan data yang ada tentang

suatu proses yang berlangsung. Sedangkan pendekatan

Page 18: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

9

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Menurut bodgam dan taylor yang dikutip Lexy.

Moleong, pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

ataub lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.10

2. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini

yaitu tempat memperoleh keterangan. Yang dimaksud

adalah pesantren yang terlibat andil dalam memberikan

pembinaan kesadaran untuk para santrinya dalam menjaga

lingkungan hidup. Diantaranya dua orang pembina dan tiga

orang santri sebagai terbina.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Wilayah Desa

Cimurulug, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.

4. Teknik Pengambilan Data

Dalam penelitian ini untuk mencari dan

mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

a. Pengamatan Lapangan (Observasi)

Observasi dilakukan guna menggali informasi

dari beberapa sumber di Pesantren Ath-Thariq Garut,

sehingga peneliti menempatkan diri secara sadar pada

suatu lokasi tertentu guna mengamati perilaku subyek

atau hal alami di sekitarnya. Kemungkinan pengamat

10

Lexy.J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2007 ) h.26

Page 19: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

10

belum mengenal tentang subyek dan lokasi yang akan

diamati, oleh karena itu pengamat atau peneliti dapat

menggunakan seluruh inderanya dan menerapkan

budaya atau akal budinya untuk mengungkap apa

yang sebenarnya ada di subyek dan lokasi penelitian

(Douglas 1976)11

.

Dengan menggunakan observasi, peneliti

berusaha mengamati dan mencatat segala sesuatu

yang terjadi saat melakukan pengamatan. Adapun

pengamatann yang dilakukan meliputi proses

pembinaan kesadaran santri dalam memberdayakan

lingkungan hidup di Pesantren.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.12

Mengajukan pertanyaan untuk

mendapat jawaban yang benar merupakan pekerjan

yang cukup sulit, wawancara merupakan cara yang

umum dan ampuh untuk memahami

keinginan/kebutuhan.13

Dalam hal ini wawancara

dilakukan terhadap pihak Pesantren dan santri yang

11 Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian,

(Bandung : CV. Mandar Maju, 2011), h. 76.

12

Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif : Teori dan

Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 143.

13

Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian,

(Bandung : CV. Mandar Maju, 2011), h. 80.

Page 20: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

11

terkait di dalamnya untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian kualitatif. Dokumentasi adalah catatan

yang dapat berupa secarik kertas yang berisi tulisan

mengenai kenyataan, bukti, ataupun informasi, dapat

pula berupa foto, pita-kaset atau pita recording, slide,

mikro film dan film. Dokumen tersebut berguna

sebagai bukti sumber data untuk membuka

kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan

terhadap sesuatu yang diselidiki (Parsudi: 1994:

160).14

Adapun dalam hal ini peneliti berusaha

mendokumentasikan proses pembinaan kesadaran

santri dalam memberdayakan lingkungan hidup di

Pesantren.

5. Teknik Analisi Data

Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data kualitatif

adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milihnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mentesiskannya, mencari dan

menemukan pola, memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain.15

Analisis data dalam penelitian

14 Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian,

(Bandung : CV. Mandar Maju, 2011), h. 86.

15

Ibid, h. 248.

Page 21: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

12

kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,

selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.16

Langkah selanjutnya adalah mengolah data yang terkumpul

dengan menganalisis data, mendeskripsikan data serta

mengambil kesimpulan. Menganalisis data ini

menggunakan teknik analisis data kualitatif, karena data-

data yang diperoleh merupakan keterangan-keterangan.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh

data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari

wawancara, pengamatan yang telah dituliskan dalam

catatan lapangan, dokumen resmi, gambar, foto, dan

sebagainya. Analisis data dalam penelitian kualitatif

dilakukan pada saat pengumpulan data seperti yang

dikemukakan oleh Miles dan Huberman bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya jenuh.17

Aktivitas dalam menganalisis data

kualitatif adalah:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian

data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

16 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 245.

17

Ibid, h. 243.

Page 22: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

13

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan

mencarinya bila diperlukan. Secara teknis, pada

kegiatan reduksi data yang telah dilakukan dalam

penelitian ini meliputi: perekapan hasil wawanacara

kemudian pengamatan hasil pengumpulan dokumen

yang berhubungan dengan fokus penelitian.

b. Penyajian Data (Data Display)

Menyajikan data yaitu penyusunan sekumpulan

informasi yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Dalam

penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart atau sejenisnya. Dalam penelitian

ini, secara teknis data-data akan disajikan dalam

bentuk teks naratif, tabel, foto, bagan.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Langkah ketiga dalam analisis data menurut

Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan

dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya

belum pernah ada. Dengan demikian kesimpulan

dalam penelitian kualitatif mungkindapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

mungkin juga tidak karena masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah penelitian

berada dilapangan. Secara teknis proses penarikan

Page 23: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

14

kesimpulan dalam penelitian ini akan dilakukan

dengan cara mendiskusikan data-data hasil temuan

dilapangan dengan teori-teori yang dimasukan dalam

bab tinjauan pustaka.

E. Tinjauan Kepustakaan

Dalam upaya menghindari bentuk plagiat, penulis

melakukan tinjauan kepustakaan di Perpustakaan Utama

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap

beberapa skripsi yang memiiki kemiripan judul, diantaranya:

1. Skripsi berjudul : “Metode Bimbingan Islam dalam

Pembinaan Akhlak anak Yatim di Panti Asuhan

Yakin Larangan Tangerang” oleh Fitriani

(103052028657) Studi Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2018.

Skripsi tersebut memiliki rumusan masalah dalam

skripsi ini adalah metode atau program-program yang

dilakukan panti asuhan dalam pembinaan akhlak anak

yatim dan bagaimana solusi untuk menyelesaikan

hambatan-hambatan pada anak yatim.

2. Skripsi berjudul: “Pembinaan Kesadaran Lingkungan

Hidup di Pondok Pesantren Nurul Asna Kelurahan

Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga”,

oleh Kuni Sa’adati (111-12-116) Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun

2018. Hasil penelitian ini berisi tentang bentuk

Page 24: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

15

pembinaan kesadaran lingkungan hidup. Bentuk

pembinaan dibagi menjadi beberapa metode, metode

yang pertama adalah himbauan pengasuh dan ustadz

kepada seluruh santri untuk saling menjaga

kebersihan terutama kebersihan diri sendiri kemudian

kebersihan lingkungan. Metode yang kedua yaitu

dengan jadual piket harian yang diikuti oleh seluruh

santri pondok pesantren Nurul Asna. Metode

pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ketiga

adalah dengan diadakannya kegiatan kerja bakti

sebulan dua kali yang dilakukan dihari sabtu atau

minggu. Metode yang keempat adalah memberikan

slogan tentang pentingnya kebersihan.

3. Skripsi berjudul: “Pembinaan Karakter Peduli

Lingkungan di MAN Gondangrejo Kabupaten

Karanganyar Tahun 2017”, oleh Muhammad Shohib

Al Jazuli (1331111377) Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

Agama Islam Negeri Surakarta tahun 2017. Penelitian

ini membahas tentang pembinaan karakter peduli

lingkungan. Hasil penelitian tersebut diantaranya

pelaksanaan pembinaan karakter peduli lingkungan

terdiri atas kegiatan sosialisasi peduli lingkungan

secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu

sosialisasi tersebut yaitu dengan menempelkan visi

dan misi madrasah, poster, maupun slogan yang

Page 25: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

16

bersifat ajakan untuk menjaga lingkungan hidup di

lingkungan madrasah yang strategis.

4. Skripsi berjudul: “Hubungan Tingkat Ubudiyah

dengan Kesadaran Lingkungan Sekolah Pada Siswa

SMP Negeri 1 Kalasan”, oleh Muhammad Nur Faizin

(12410094) Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2017.

Penelitian tersebut berisi tentang hubungan antara

tingkat ubudiyah dengan kesadaran lingkungan

sekolah. Hasil penelitian diantaranya tingkat

ubudiyah siswa seperti membaca Al- Quran, sholat

dhuha, sholat dzuhur berjamaah, sholat jumat, puasa

senin kamis, dan pengetahuan tentang agama islam

berada pada kategori cukup baik, sehingga kesadaran

lingkungan meliputi tanggung jawab menjaga

lingkungan, kesadaran membuang sampah,

kebersihan lingkungan, melestarikan lingkungan

sekolah, kedisiplinan, dan ketaatan pada peraturan

sekolah dapat dinyatakan cukup baik juga.

5. Skripsi berjudul : “Pelaksanaan Bimbingan Agama

Dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak

Di Sekolah Alam Depok”. Oleh Ina Nurul Lestari

(105052001747) Program Studi Bimbingan dan

Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

angkatan 2010. Penelitian ini berisi tentang

Page 26: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

17

kurangnya perhatian orang tua terhadap kecerdasan

spritual (SQ) anak. Berdasarkan hasil yang didapat

dalam penelitian ini membuktikan bahwa pelaksanaan

bimbingan agama di Sekolah Alam Depok cukup

signifikan dan menunjukan kearah yang postif.

Namun kekurangan dalam penelitian ini adalah

pembimbing hanya berkewajiban memberikan

bimbingan dalam upaya memecahkan masalah.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN : Pada bab ini penulis membahas

tentang latar belakang, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan kepustakaan

dan sistematika penulisan skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA : Pada bab ini membahas tentang

landasan teoritis mengenai pengertian pembinaan, kesadaran

santri, dan lingkungan hidup.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN : Bab

ini berisikan tentang gambaran pesantren Ath-Thaariq Garut.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN : Berisi uraian

penyajian data dan temuan penelitian

BAB V PEMBAHASAN : Bagian ini berisi uraian yang

mengaitkan latar belakang, teori, dan Rumusan teori baru dari

penelitian.

BAB VI : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

G. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Pedoman dalam penulisan penelitian ini, peneliti mengacu

pada Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor:

Page 27: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

18

507 Tahun 2017 tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

(Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 28: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kesadaran Santri

1. Pengertian Kesadaran

Self- awareness atau kesadaran diri adalah wawasan

kedalam atau wawasan mengenai alasan- alasan dari

tingkah laku sendiri atau pemahaman diri sendiri.

Kesadaran diri adalah bahan baku yang penting untuk

menunjukan kejelasan dan pemahaman tentang perilaku

seseorang. Kesadaran diri juga merupakan suatu yang bisa

memungkinkan orang lain mampu mengamati dirinya

sendiri maupun membedakan dirinya dari dunia (orang

lain), serta yang memungkinkan orang lain mampu

menempatkan diri dari suatu waktu dan keadaan.

Kesadaran diri merupakan salah satu bentuk

bimbingan yang dilakukan melalui media kelompok dimana

metode yang dibahas penyelesaian ditentukan atas

kesepakatan seluruh anggota kelompok. Anggota kelompok

bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran

tetapi tidak boleh keluar dari materi yang sudah ditentukan

oleh pembimbing.

Kesadaran diri sangat tepat bagi kelompok remaja

karena memberikan kesempatan untuk menyampaikan

gagasan, perasaan, permasalahan, melepas keragu- raguan

diri, dan pada kenyataannya anggota kelompok akan senang

berbagi pengalaman dan keluhan- keluhan pada teman

sebayanya. Kesadaran diri adalah bahan baku yang penting

Page 29: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

22

untuk menunjukkan kejelasan dan pemahaman tentang

perilaku seseorang. Kesadaran diri juga menjadi titik tolak

bagi perkembangan pribadi. Patton menyebutkan bahwa

kesadaran diri merupakan sifat yang ada pada Emosional

dan Intellegency dan pada titik kesadaran inilah

pengembangan (EQ) dapat dimulai, saluran menuju pada

kesadaran diri adalah rasa tanggung jawab dan keberanian.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan

kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenal dan

memilah- milah perasaan pada diri, memahami hal yang

sedang kita rasakan dan mengapa hal tersebut bisa kita

rasakan dan mengetahui penyebab munculnya perasaan

tersebut, serta pengaruh perilaku kita terhadap orang lain.

2. Bentuk-Bentuk Kesadaran Diri

Menurut Baron dan Byrne tokoh psikologi sosial,

mengatakan bahwa kesadaran diri memiliki beberapa

bentuk diantaranya :

a. Kesadaran Diri Subjektif, yaitu kemampuan

orgasme untuk membedakan dirinya dari

lingkungan fisik dan sosialnya. Dalam hal ini

sering siswa disadarkan tentang siapa dirinya

dan statusnya yang membedakan dirinya

dengan orang lain. Ia harus sadar bahwa siapa

dia di mata orang orang sekitarnya. Dan

bagaimana ia harus bersikap yang membuat

orang bisa menilai siswa tersebut bisa berbeda

dengan yang lainnya.

Page 30: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

23

b. Kesadaran diri objektif adalah kapasitas

orgasme untuk menjadi objek perhatiannya

sendiri, kesadaran akan keadaan pikirannya dan

mengetahui bahwa ia tahu dan mengingat

bahwa ia ingat. Hal ini berkaitan dengan

identitas siswa sendiri sebagai seorang pelajar.

Kalau siswa ingat bahwa ia adalah seorang

murid, ia akan memfokuskan dirinya dan

menempatkan dirinya pula sebagai siswa. Dan

mengingat berbagai bentuk hak dan kewajiban

yang menjadi tanggung jawabnya.

c. Kesadaran diri simbolik adalah kemampuan

organisme untuk membentuk sebuah konsep

abstrak dari diri melalui Bahasa kemampuan ini

membuat organisme mampu untuk

berkomunikasi, menjalin hubungan,

menentukan tujuan, mengevaluasi hasil, dan

membangun sikap yang berhubungan dengan

diri dan membelanya terhadap komunikasi yang

mengancam. Siswa dalam hal ini lebih

ditekankan untuk bisa mengenali dirinya dan

harus bisa berfikir jauh tentang dirinya di mata

orang lain, siswa dalam hal ini lebih banyak

belajar dari sekitarnya, dan lebih penting siswa

harus bisa belajar bagaimana bisa

menyampaikan sesuatu dengan baik kepada

orang lain lewat sebuah komunikasi yang baik

Page 31: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

24

agar siswa bisa membentuk sebuah hubungan

dengan orang lain.

3. Karakteristik Dalam Pembentukan Kesadaran Diri

Menurut Charles dalam membentuk kesadaran dalam

diri seseorang dibutuhkan sebuah kerangka kerja yang

terdiri dari lima elemen primer, diantaranya:

a. Attention (Atensi Perhatian) adalah pemusatan

sumber daya mental ke hal- hal eksternal

maupun internal. Kita dapat mengarahkan

atensi kita ke peristiwa- peristiwa eksternal

maupun internal, dan oleh sebab itu, kesadaran

pun dapat kita arahkan ke peristiwa eksternal

dan internal.

b. Wakefulness (kesiagaan/ kesadaran) adalah

kontinum dari tidur hingga terjaga. Kesadaran,

sebagai suatu kondisi kesiagaan memiliki

komponen arousal. Dalam bagian kerangka

kerja kesadaran ini, kesadaran adalah suatu

kondisi mental yang dialami seseorang

sepanjang hidupnya. Kesadaran terdiri berbagai

level kesadaran dan esksetasi yang berbeda, dan

kita bisa mengubah kondisi kesadaran kita

menggunakan berbagai hal.

c. Architecture (Arsitektur) adalah lokasi fisik

struktur fisiologis dan proses- proses yang

berhubungan dengan struktur tersebut yang

menyokong kesadaran. Sebuah konsep dari

Page 32: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

25

definitive dari kesadaran adalah bahwa

kesadaran memiliki sejumlah struktur fisiologis

(suatu struktur arsitektual). Diasumsikan bahwa

kesadaran berpusat di otak dan dapat

didefinisikan melalui penyelidikan terhadap

korelasi natural kesadaran di otak dan dapat

didefinisikan terhadap korelasi natural

kesadaran.

d. Recall of knowledge (mengingat pengetahuan)

adalah proses pengambilan informasi tentang

pribadi yang bersangkutan dengan dunia

sekelilingnya.

e. Self knowledge (pengetahuan diri) adalah

pemahaman tentang informasi jati diri pribadi

seseorang. Pertama, terdapat pengetahuan

fundamental bahwa anda adalah anda.

Teori Kesadaran yang dalam Bahasa Sigmund Freud

dikenal dengan Psikoanalisis/Teori Perkembangan,

mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat

kesadaran yakni sadar conscious, menurut Freud hanya sebagian

kecil saja dari kehidupan mental yaitu pikiran, persepsi, persaan

dan ingatan yang masuk kekesadaran, isi-isi kesdaran itu hanya

akan bertahan dalam waktu yang singkat. Prasadar atau

preconscious, tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara

sadar dan tidak sadar, pengalaman yang ditinggal oleh perhatian

semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan

ditekan pindah ke daerah prasadar. Disisi lain, isi materi daerah

Page 33: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

26

tak sadar dapat muncul kedaerah prasadar. Tak sadar atau

unconscious, merupakan bagian yang paling dalam dari struktur

kesadaran dan menurut freud merupakan bagian yang terpenting

dari jiwa manusia, secara khusus freud membuktikan bahwa

ketidak sadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu kenyataan

empirik.

Teori Psikoanlisis merupakan teori yang berusaha untuk

menjelaskan tentang hakikat dan perkembangan kepribadian

manusia . unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah

motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini

mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi

konflik-konflik dari aspek-aspek psikologi tersebut, yang pada

umumnya terjadi pada anak-anak atau usia dini. Tujuan-tujuan

Pendidikan yang dinyatakan berdasarkan analisis psikoanalisis

adalah memberi tuntunan bagi pendidik dan anak didik tentang

apa yang hendak dicapai, kegiatan-kegiatan, yang mereka

lakukan, dan kemajuan yang dicapai oleh anak didik.

4. Pengertian Santri

Kata santri menurut C. C Berg berasal dari Bahasa

india , shastri yaitu orang-orang yang tahu buku-buku suci

agama hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama

Hindu. Sementara itu A. H John menyebutkan bahwa istilah

santri berasal dari Bahasa Tamil yang berarti guru

mengaji.18

Nurcholish Madjid juga memiliki pendapat yang

18 Babun Suharto, Dari Pesantren untuk umat: Reiventing Eksistensi

Pesantren di Era Globalisasi (Surabaya: Imtiyaz, 2011) h. 9

Page 34: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

27

berbeda. Dalam pandangannya asal usul kata santri dapat

dilihat dari dua pendapat. Pertama, pendapat yang

mengatakan bahwa santri berasal dari kata sastri, sebuah

kata dari bahasa sansekerta yang artinya melek huruf.

Pendapat ini menurut Nurcholish Madjid di dasarkan atas

kaum santri kelas literary bagi orang jawa yang berusaha

mandalami melalui kitab-kitab bertulisan dan bahasa arab.

Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri

sesungguhnya berasal dari Bahasa jawa, dari kata cantrik

berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru

kemanapun guru ini pergi dan menetap.19

Santri adalah sekelompok orang yang tidak bisa dipisahkan

dari kehidupan ulama. Santri dididik dan menjadi pengikut serta

pelanjut perjuangan ulama. Pridikat santri atau julukan santri

merupakan panggilan kehormatan, karena seseorang bisa

mendapat gelar santri bukan semata-mata karena sebagai

pelajar/mahasiswa tetapi karena ia memiliki ahlak yang berlainan

dengan orang awam yang ada disekitarnya. Buktinya ialah ketika

ia keluar dari pesantren, gelar yang ia bawa adalah santri, dan

santri itu memiliki akhlak dan kepribadian tersendiri.20

Penggunaan Istilah santri ditujukan kepada orang yang

sedang menuntut pengetahuan agama di pondok pesantren.

19 Yasmadi, Moderasi Pesantren: Kritik Nurchlish Madjid Terhadap

Pendidikan Islam Tradisional (Jakarta Ciputat Press, 2005) h. 61

20

Abdul Qadir Jailani, Peran Ulama dan Santri, (Surabaya: Bina

Ilmu, 1994) h. 7-8

Page 35: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

28

Sebutan santri senantiasa berkonotasi kepada kiyai.21

Para santri

menuntut pengetahuan ilmu agama kepada kiai dan mereka

bertempat tinggal di Pesantren, karena posisi santri yang seperti

itu, maka kedudukan santri dalam pesantren menempati posisi

subordinat. Santri merupakan siswa yang mendalami ilmu-ilmu

agama di pesantren, baik yang tinggal di pondok maupun pulang

setelah selesai waktu belajar. Zamakhsyari Dhorif membagi

menjadi dua kelompok sesuai tradisi pesantren yang diamatinya,

yaitu: Pertama, Santri Mukmin, yakni para santri yang menetap di

Pesantren biasanya diberikan tanggung jawab mengurusi

kepentingan pesantren. Kedua, Santri Kalong, yakni santri yang

selalu pulang setelah selesai belajar atau kalau malam ia berada di

Pesantren dan kalau siang Pulang kerumah.22

5. Pengertian Kesadaran Santri

kemampuan santri untuk membedakan dirinya dari

lingkungan fisik dan sosialnya. Dalam hal ini sering santri

disadarkan tentang siapa dirinya dan statusnya yang

membedakan dirinya dengan orang lain. Ia harus sadar

bahwa siapa dia di mata orang orang sekitarnya. Dan

bagaimana ia harus bersikap yang membuat orang bisa

menilai santri tersebut bisa berbeda dengan yang lainnya.

kapasitas santri untuk menjadi objek perhatiannya sendiri,

kesadaran akan keadaan pikirannya dan mengetahui bahwa ia

tahu dan mengingat bahwa ia ingat. Hal ini berkaitan dengan

21 Sukanto, Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren (Jakarta: Pustaka

LP3ES, 1999) h. 97

22

Harun Nasution, Ensklopedia Islam ( Jakarta, Depag RI, 1993 ) h.

1036

Page 36: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

29

identitas santri sendiri sebagai seorang pelajar. Kalau santri ingat

bahwa ia adalah seorang murid, ia akan memfokuskan dirinya

dan menempatkan dirinya pula sebagai santri. Dan mengingat

berbagai bentuk hak dan kewajiban yang menjadi tanggung

jawabnya.

kemampuan santri untuk membentuk sebuah konsep

abstrak dari diri melalui Bahasa kemampuan ini membuat santri

mampu untuk berkomunikasi, menjalin hubungan, menentukan

tujuan, mengevaluasi hasil, dan membangun sikap yang

berhubungan dengan diri dan membelanya terhadap komunikasi

yang mengancam. Santri dalam hal ini lebih ditekankan untuk

bisa mengenali dirinya dan harus bisa berfikir jauh tentang

dirinya di mata orang lain, santri dalam hal ini lebih banyak

belajar dari sekitarnya, dan lebih penting santri harus bisa belajar

bagaimana bisa menyampaikan sesuatu dengan baik kepada

orang lain lewat sebuah komunikasi yang baik agar santri bisa

membentuk sebuah hubungan dengan orang lain.

B. Pengertian Pembinaan

Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata

Pembinaan berasal dari kata bina, yang mendapat imbuhan pe-an

sehingga menajadi kata pembinaan. Pembinaan adalah usaha,

tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif

untuk memperoleh hasil yang lebih baik.23

Pembinaan merupakan

proses dan cara membina, menyempurnakan, atau usaha tindakan

dan kegiaatan yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih

Page 37: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

30

baik. Pembinaan pada dasarnya merupakan kegiatan yang

dilakukan secara sadar, berencana, terarah dan teratur serta

bertanggung jawab dalam rangka penumbuhan, peningkatan dan

mengembangkan kemampuan serta sumber-sumber yang tersedia

untuk mencapai tujuan. 24

Menurut Mangunhardja untuk melakukan pembinaan ada

beberapa pendekatan yang harus diperhatikan oleh seorang

Pembina antara lain: Pertama, Pendekatan Informatif yaitu cara

menjalankan program dengan menyampaikan informasi kepada

peserta didik. Peserta didik dalam pendekatan ini dianggap belum

tahu dan tidak punya pengalaman. Kedua, Pendekatan

Partisipatif, dalam pendekatan ini peserta didik dimanfaatkan

sehingga lebih ke situasi belajar Bersama. Ketiga, Pendekatan

Eksperiansial, dalam pendekatan ini menempatkan peserta didik

langsung terlibat dalam pembinaan. Ini disebut sebagai belajar

yang sejati karena pengalaman pribadi dan langsung terlibat

dalam situasi tersebut. 25

Dengan demikian dapat disimpulkan bawah pembinaan

adalah suatu proses belajar dalam upaya mengembangkan dan

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

bertujuan untuk lebih meningkatkan kemampuan seseorang atau

kelompok.

24 Simanjuntak B, I.L pasaribu, Membina dan Mengembangkan

Generasi Muda, ( Bandung, Tarsito, 1990 ) h. 84

25

Mangunhardjana, Pembinaan, Arti dan Metodenya ( Yogyakarta:

Kainmus, 1986 ) h. 17

Page 38: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

31

C. Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup dengan segala komponen yang ada

didalamnya sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan dan

perkembangan hidup manusia. Allah SWT telah menciptkan

lingkungan dengan berbagai macam komponen yang dapat

dipergunakan manusia dalam rangka menjalankan tugas yang

telah ditetapkan Allah SWT, baik pelaksanaan tugas itu dalam

rangka ibadah, dalam rangka menjalankan amanah sebagai

khalifah dimuka bumi, maupun dalam rangka membangun dan

memakmurkan bumi. Manusia mempunyai ketergantungan kuat

dengan lingkungan hidupnya. Membicarakan manusia harus pula

membicarakan lingkungan hidupnya demikian pula sebaliknya

membicarakan lingkungan juga membicarakan manusia. Manusia

tanpa lingkungan juga abstaraksi belaka.26

Untuk mengetahui hubungan manusia dengan lingkungan

hidupnya, maka perlu diketahui maksud dari lingkungan itu

sendiri. Lingkungan hidup sendiri terdiri dari dua kata, yakni

lingkungan dan hidup. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia

lingkungan berarti daerah, golongan, kalangan, dan semua yang

mempengaruhi pertumbuhan manusia dan hewan. Sedangkan

hidup berarti masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana

mestinya. Jika kedau kata tersebut digabungkan, maka

lingkungan hidup berarti daerah atau tempat dimana mahluk

hidup untuk bertahan dan bergerak sebagaimana mestinya.

26 Otto Soemarwoto, Analisi Mengenal Dampak Lingkungan, (

Yogyakarta: UGM Press, 2001 ) Cet ke 9 h. 18

Page 39: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

32

“Secara umum lingkungan hidup dapat diatikan sebagai kesatuan

ruang dengan semua benda, gaya, keadaan, dan mahluk hidup

termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang

mempengaruhi kelangsungan Hidup dan kesejahteraan manusia

serta mahluk hidup lainnya”.27

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang

pengertian lingkungan Hidup, penulis memamparkan beberapa

pendapat dari para pakar-pakar lingkungan tentang pengertian

lingkungan hidup diantaranya: Pertama, S.J Mc Naughton dan

Larry L Wolf mengartikannya dengan semua faktor eksternal

yang bersifat biologis dan fisika yang langsung mempengaruhi

kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi

organisme. 28

Kedua, Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto, seorang ahli

ilmu lingkungan ( Ekologis ) terkemuka mendefinisikannya

sebagai berikut, Lingkungan adalah jumlah semua benda dan

kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati mempengaruhi

kehidupan kita. Ketiga, Prof. Dr. St. Munandjat, SH, ahli hukum

lingkungan terkemuka dan guru besar hukum lingkungan

Universitas Padjajaran mengartikan lingkungan hidup sebagai

semua benda dan kondisi, termasuk didalamnya manusia dan

tingkat perbuatannya yang terdapat dalam ruang tempat manusia

berada dan mempengaruhi hidup serta kesejahteraan mausia dan

jasad hidup lainnya. Sedangkan yang Ke empat Soedjono

27 Andi Hamzah, Penegakan Hukum Lingkungan, ( Jakarta, Sinar

Grafika, 2008 ) cet. II h. 1

28

N.H.T. Silahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, (

Jakarta, Erlangga 2004 ) Eds 2 h. 4

Page 40: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

33

mengartikan Lingkungan Hidup sebagai lingkungan Hidup Fisik

atau Jasmani yang mencangkup dan meliputi semua unsur dan

factor fisik jasmaniah yang terdapat dalam alam. Dalam

pengertian ini maka manusia, hewan, dan tumbuhan-tumbuhan

tersebut dilihat dan dianggap sebagai perwujudan fisik jasmani

belaka. Dalam hal ini lingkungan hidup manusia, hewan, dan

tumbuh-tumbuhan ada didalamnya.29

Sedangkan menurut penetian yuridis seperti yang diberikan

dalam pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009

TentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan ruang dengan

semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk

manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri,

kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta mahluk

hidup lain. 30

Dari beberapa defenisi tentang lingkungan hidup yang telah

penulis paparkan dapat disimpulkan bahwa lingkungan hidup

ialah suatu rangkaian atau suatu sistem yang saling

mempengaruhi satu sama lain terhadap kehidupan dan

kesejahteraan, baik terhadap manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,

maupun terhadap benda mati lainnya.

1. Fungsi Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup merupakan bagian yang mutlak

dari kehidupan manusia. Dengan kata lain, lingkungan

29 Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah, Pengelolaan, Dan

Penegakan Hukumnya ( Jakarta: Bumi Aksara, 1995 ) cet. II h. 7

30

Tim Redaksi Pustaka Yustisia, Perundangan Tentang Lingkugan

Hidup, ( Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2010 ) cet 1, h. 130

Page 41: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

34

hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia. Manusia

mencari makan dan minum serta memenuhi kebutuhan

lainnya dari ketersediaan atau sumber-sumber yang

diberikan oleh lingkungan hidup dan kekayaan alam

sebagai sumber pertama dan terpenting bagi pemenuhan

berbagai kebutuhannya. Dari lingkungan hidupnya manusia

memanfaatkan bagian-bagian lingkungan hidup seperti

heawan-hewan, tumbuh-tumbuhan, air, udara, sinar

matahari, garam, kaya, barang-barang tambang dan lain

sebagainya, untuk keperluan hidup manusia.31

Dari lingkungan hidup, manusia, hewan, dan tumbuh-

tumbuhan bisa memperoleh daya atau tenaga. Manusia

memperoleh kebutuhan pokok atau primer, kebutuhan sekunder

atau bahkan memenuhi lebih dari kebutuhannya sendiri berupa

hasrat atau keinginan. Atas dasar lingkungan hidupnya pulalah

manusia dapat berkreasi dan mengembangkan bangkat atau seni.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa manusia dan mahluk

lainnya tidak bisa hidup dalam kesendirian. Bagian-bagian atau

komponen-komponen lain mutlak harus ada untuk mendampingi

dan meneruskan kehidupan atau eksistensinya.

2. Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Bahaya yang senantiasa mengancam kelestarian

lingkungan dari waktu ke waktu ialah pencemaran dan

pengrusakan lingkungan hidup. Ekosistem dari suatu

lingkungan dapat terganggu kelestariannya oleh karena

31 N.H.T. Silahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan,

h. 3

Page 42: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

35

pencemaran dan perusakan lingkungan. Orang sering

mencampur adukan antara pengertian pencemaran dan

perusakan lingkungan padahal antara keduanya terdapat

perbedaan. Undang- undang Republik Indonesia

membedakan keduanya: Pertama, pencemaran lingkungan

hidup adalah masuk atau dimasukannya mahluk hidup, zat,

energi, atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh

kegiatan manusia sehingga melampaui baku kerusakan

lingkungan hidup (Pasal 1 ayat 14). Kedua, pengrusakan

lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan

perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik,

kimia, atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui

kriteria baku kerusakan lingkungan hidup (Pasal 1 ayat 16).

Secaara mendasar dalam pencemaran terkandung

pengertian pengotoran (Costamination) dan Perburukan

(Deterioration). Pengotoran dan pemburukan terhadap sesuatu

semakin lama akan menghancurkan apa yang dikotori atau

diburukan sehingga akhirnya dapat memusnahkan setiap sasaran

yang dikotorinya. Sebagaimana yang terdapat dalam buku

Pengantar Hukum Lingkungan Indonesia karya Abdurahman,

para pakar lingkunganpun memberikan defenisi yang berbeda-

beda mengenai masalah pencemaran lingkungan.

R.T.M Sutamihardja, merumuskan pencemaran adalah

penambahan bermacam-macam bahan sebagai hasil dari aktivitas

manusia ke lingkungan dan biasanya memberikan pengaruh yang

terhadap lingkungan. Sedangkan Munadjad Danusaputra

merumuskan pencemaran lingkungan sebagai suatu keadaan

Page 43: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

36

dalam mana suatu materi, energi, atau informasi masuk atau

dimasukan di dalam lingkungan oleh kegiatan manusia dan secara

alami dalam batas-batas dasar atau kadar tertentu, hingga

mengakibatkan terjadinya gangguan kerusakan atau penurunan

mutu lingkungan, sampai lingkungan tidak dapat berfungsi

sebagaimana mestinya dilihat dari segi kesehatan, kesejahteraan,

dan keselamatan hayati.32

Pencemaran erat kaitannya dengan kegiatan manusia, antara

lain berupa kegiatan-kegiatan Industri, kegiatan pertambangan,

kegiatan transportasi dan kegiatan pertanian akibat dari residu

pemakaian zat-zat kimia yang memberantas binatang-binatang

pengganggu seperti insektisida, pestisida, herbisida, dan fungsida.

Demikian pula pemakaian pupuk dan arorganis dan lain-lain.

D. Kajian Lingkungan Hidup dalam Islam

kita perlu mengeksplorasi hubungan antara Islam dan

lingkungan untuk menggali nilai-nilai spiritual dan memikirkan

kembali tanggung jawab manusia terhadap alam. Umat Islam

perlu menggali nilai-nilai etik universal tentang lingkungan hidup

agar dapat merekonstruksi sebuah pandangan kosmologis yang

lebih bersahabat kepada alam.

Alquran sendiri menggunakan petunjuk tidak langsung yang

terkait dengan komponen-komponen penting dari lingkungan;

seperti langit, matahari, bumi, dan makhluk hidup. Beberapa ayat

yang bisa dirujuk di antaranya adalah QS. al-Jasiyah (45):13,

Yasin: 33, dan Al- Baqoroh (2): 61.

32 Abdurahmab, Pengantar Hukum Lingkungan Indonesia, (Bandung:

Alumni, 1986 ) Cet ke 2 h. 98

Page 44: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

37

و خفكش أ ج نق نك ل ف ر إ أ عا ي ض ج سأ يا ف ٱلأ ث ا ف ٱنغ ش نكى ي عخ

٣١

Artinya: “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa

yang di langit dan apa yang di bumi semuanya,

(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada

yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda

(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir” (Q.S.

Al- Jasiyah: 13).33

Dalam ayat tersebut menurut Muhammad bin Shalih Asy-

Syawi pada penciptaan, pengaturan dan penundukan-Nya kepada

alam semesta terdapat dalil yang menunjukkan berlakunya

kehendak Allah dan sempurnanya kekuasaan-Nya. Demikian pula

kerapihan, keserasian dan indahnya ciptaan-Nya juga

menunjukkan sempurnanya hikmah-Nya dan ilmu-Nya. Apa yang

terlihat di alam semesta berupa luas, besar dan banyak juga

menunjukkan luasnya kerajaan-Nya. Pengkhususan yang

diberikan-Nya serta adanya sesuatu yang berlawanan juga

menunjukkan bahwa Dia berbuat apa yang Dia kehendaki.

Manfaat dan maslahat baik yang terkait dengan agama maupun

dunia menunjukkan luasnya rahmat-Nya, meratanya karunia dan

ihsan-Nya, dan pada indahnya kelembutan-Nya dan kebaikan-

Nya dan pada semua yang disebutkan tadi juga menunjukkan

bahwa Dia yang berhak disembah, dimana tidak pantas ibadah,

penghinaan diri dan kecintaan kecuali kepada-Nya, dan bahwa

apa yang dibawa para rasul-Nya adalah benar. Ini adalah dalil

„aqli (akal) yang begitu jelas, yang tidak menerima lagi keraguan

dan kebimbangan.34

33

Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Kemenag RI

Page 45: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

38

ا أ ا ي شجأ أخأ ا أ خت أحأ أ ض ٱنأ سأ ى ٱلأ ءات ن كه أأ أ ا ف ١١حب

Artinya: “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang

besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami

hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya

biji-bijian, maka daripadanya mereka makan” (Q.S.

Yasin: 33)

Menurut Qurasih Shihab dalam ayat tersebut sebagai bukti

untuk manusia bahwa Allah Mahakuasa membangkitkan dan

mengumpulkan adalah tanah kering- kerontang yang Allah

hidupkan dengan air. Lalu, dari tanah itu, Allah keluarkan biji-

bijian yang kemudian dapat mereka makan. Manusia dapat

memanfaatkan dan mengolah dari apa yang Allah berikan berupa

tanah yang subur untuk kelangsungan hidup manusia. 35

ا شجأ نا ي ع نا سبك خأ حذ فٱدأ بش عهى طعاو عى ن صأ خىأ إرأ قهأ ض سأ بج ٱلأ ح ذن خبأ بصها قال أحغأ عذعا فيا ائا قث ها بقأ ي

ضشبجأ خىأ ا عأنأ نكى ي شا فإ بطا يصأ أ ش ٱ أ خ ى بٱنزي أدأ ٱنزي

باء بغضب ي كت غأ ٱنأ نت ى ٱنز أ ب عه فش ىأ كاا كأ نك بأ ر ج ٱلل ا

ٱنب خه قأ ٱلل خذ كاا عأ ا عصا نك ب ر ش ٱنأ أ ١٣ بغArtinya: “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai

Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu

macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk

kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi

kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-

mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang

adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata:

"Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai

pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu

kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta".

Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan

35 Wisnu Manupraba, diunggah pada tanggal 5 januari 2015, diakses

pada tanggal 19 Juli 2019 pukul 16.45 WIB pada halaman web

https://tafsirq.com/36-ya-sin/ayat-33#tafsir-quraish-shihab

Page 46: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

39

kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari

Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu

mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para

Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu

(terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan

melampaui batas” (Q.S. Al- Baqoroh: 61) 36

عهى عه صهى الل قال قال سعل الل ع الل يانك سض أظ ب ع

أ غا إ ش أ ط ضسع صسعا فأكم ي يغهى غشط غشعا أ يا ي

ت إل ك صذقت ب ن ب ا

Artinya: Dari Anas bin Malik ra. Dia berkata:

Rasulullah Saw bersabda: “Tidaklah seorang Muslim

pun yang menanam atau bercocok tanam, lalu

tanamannya itu dimakan oleh burung, atau orang,

atau binatang, melainkan hal itu menjadi shadaqah

baginya”. (HR. Bukhari)

Melalui hadis ini, Rasulullah Saw menganjurkan

umatnya untuk menanam atau bercocok tanam.

Berdasarkan hadis ini dapat dikatakan pula bahwa dengan

bercocok tanam atau menanam pohon akan diperoleh dua

manfaat, yaitu manfaat keduniaan dan manfaat keagamaan.

Bahkan manfaat yang mereka berikan tidak terbatas

pada penyediaan bahan makanan bagi orang lain saja akan

tetapi dengan bercocok tanam, mereka telah menjadikan

lingkungan lebih sehat untuk manusia, udara juga menjadi

lebih sehat karena tanamanmenghasikan oksigen yang juga

sangat dibutuhkan manusia dalam proses pernafasan.

Tanaman berupa pepohonan besar juga memberikan

kerindangan dan keteduhan bagi orang-orang yang

36

Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Kemenag RI

Page 47: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

40

bernaung di bawahnya serta kesejukan bagi orang-orang di

sekitarnya. Tanaman dan pepohonan juga menjadikan

pemandangan alam yang indah dipandang mata, sehingga

perasaan pun ikut menjadi damai berada di dekatnya.

عه عه صهى الل قال قال سعل الل ع الل شة سض أب ش ع ى ي

غك أسض أبى فه ا أخا فإ ن كاج ن أسض فهضسعا أ

Artinya:“Dari Abu Hurarah ra. Dia berkata:

“Rasulullah saw bersabda „siapa yang memiliki tanah

hendaklah dia menanaminya, atau hendaklah dia

serahkan kepada saudaranya untuk ditanami, jika

tidak mau, maka hendaklah dia tahan (kepemilikan)

tanah itu (disewakan kepada orang lain untuk

ditanami)" (HR. Bukhary).

Hadis di atas menunjukkan bahwa Rasulullah sangat

menghargai tanah yang merupakan karunia Allah Swt. Karena itu

orang yang memiliki tanah cukup luas tetapi tidak sanggaup

untuk mengelola dan memanfaatkan tanahnya dengan

menanaminya, diperintahkan untuk menghibahkannya kepada

saudaranya agar dikelola, atau disewakan kepada orang lain

untukdigarap. Dengan cara demikian maka dia tidak dianggap

menelantarkan lahan.

Selain itu dia telah menolong orang lain dengan memberiya

pekerjaan. Begitulah Islam sejak zaman Nabi telah

memperhatikan lingkungan sebagai upaya pelestarian lingkungan

itu sendiri sehingga tidak terbengkalai bahkan memberikan

manfaat dan maslahat kepada umat manusia.

Page 48: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

41

E. Tipologi Pesantren

Menurut Yacub yang dikutip oleh Khozin mengatakan

bahwasanya ada beberapa pembagian pondok pesantren dan

tipologinya yaitu :

1. Pesantren Salafi, yaitu pesantren yang tetap

mempertahankan pelajarannya dengan kitab-kitab

klasik dan tanpa diberikan pengetahuan umum.

Model pengajarannyapun sebagaimana yang lazim

diterapkan dalam pesantren salaf, yaitu dengan

metode sorogan dan weton.

2. Pesantren Khalafi, yaitu pesantren yang menerapkan

sistem pengajaran klasikal (madrasi), memberikan

ilmu umum dan ilmu agama, serta juga memberikan

pendidikan keterampilan.

3. Pesantren Kilat, yaitu pesantren yang berbentuk

semacam training dalam waktu relatif singkat, dan

biasanya dilaksanakan pada waktu libur sekolah.

Pesantren ini menitik beratkan pada keterampilan

ibdah dan kepemimpinan. Sedangkan santrinya terdiri

dari siswa sekolah yang dipandang perlu mengikuti

kegiatan keagamaan di pesantren kilat.

4. Pesantren terintegrasi, yaitu pesantren yang lebih

menekankan pada pendidikan vocasional atau

kejuruan, sebagaimana balai latihan kerja di

Departemen Tenaga Kerja, dengan program yang

terintegrasi. Sedangkan santrinya mayoritas berasal

Page 49: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

42

dari kalangan anak putus sekolah atau para pencari

kerja.37

Dilihat dari metode dan substansi pengajaran, pesantren

ekologi masuk dalam kategori pesantren Khalafi/ modern.

Pesantren Ekologi mengelaborasi antira pengajaran madrasi

(klasikal), ilmu agama, dan juga ilmu umum, terlebih pesantren

ekologi memberikan pendidikan keterampilan berupa

pengetahuan dan implementasi dalam memberdayakan

lingkungan hidup.

37 KSI Al-Khoirot, diunggah pada tanggal 6 September 2012, diakses

pada tanggal 19 Juli 2019 pukul 16.59 WIB pada halaman web

https://www.alkhoirot.net/2011/07/3-tipe-pondok-pesantren.html

Page 50: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

46

BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. Sejarah Pesantren Ath-Thariq

Sekolah Ekologi Pesantren Ath-Thariq Garut ialah sebuah

lembaga Pendidikan yang bergerak pada pembelajaran siswa

bagaimana bisa survive, baik itu dalam masa belajar maupun

setelah selesai belajar, difokuskan pada pembelajaran melayani

diri sendiri serta alam, adalah bagian yang tidak terpisahkan

dalam kurikulum belajar pesantren. Lebih dari itu belajar

bagaimana mengolah pertanian/perkebunan dengan menggunakan

Open Pollinated Organic Sedd. Seluruh sistem pengelolaan Open

Pollinated Organic Seed berbasiskan pengetahuan Ekologi, yang

sangat mempertimbangkan keterjagaan Ekosistem sebagai bentuk

kepedulian dan penghormatan kita kepada alam semesta. 1

Lebih luas mengandung arti sebuah Pendidikan yang

berbasis Agro Ekologi yaitu Pendidikan yang mengenalkan

kepada lingkungan sekitar pada pentingnya menanam tanpa

merusak ekosistem, merawat, memanen, dan memasarkan dengan

harga yang adil, bahkan melakukan penelitian dan menjadi

investor, sehingga kelak siswa akan tumbuh pribadi-pribadi yang

berpandangan pada penyelamatan dan kepedulian pada manusia,

bumi, dan masa deepan. Mengenai kehidupan bukan hanya bicara

tentang kebutuhan manusia, tetapi juga mahluk lain yang ada di

bumi.

Pesantren Ath-Thariq memiliki konsep pesantren Ekologi.

Selain belajar mengaji, para santri juga diajarkan Bertani dengan

1 Hasil wawancara dengan Ust. Ibang pada tanggal 18 Mei 2019

Page 51: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

47

model pertanian ekologi, yakni memelihara berbagai habitat di

dalamnya untuk menjaga ekosistem yang saling terkait satu sama

lainnya. Pesantren At-Thariq didiran pada akhir bulan di tahun

2009 dengan konsep kekeluargaan. Melalui pesantren ini secara

nyata menjaga ekologi dengan kajian ilmu agama sebagai

pijakannya. Bertani menggunakan cara kuno dan tradisional,

tetapi kami yakini bahwa model pertanian itu adalah model

pertanian yang alternatif, model yang menjaga soal lingkungan,

soal ekologi, soal hubungan manusia dengan alam.

Setiap hari para santri diajak untuk bertani, berbagai jenis

pangan untuk kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga

pesantren. Lahan seluas 7500 m2 dimanfaatkan menjadi beberapa

zona, yaitu area persawahan, kebun tanaman pangan, peternakan,

dan juga pembenihan. Keluarga pesantren mengkonsumsi

tanaman pangan sesuai dengan hasil panen yang tersedia,

sehingga tidak bergantung pada satu jenis pangan. Para santri di

Ath-Thariq kini terbiasa mengkonsumsi umbi-umbian, pisang,

dan pangan selain nasi untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat.

Selain itu, mereka mengkonsumsi sayuran-sayuran yang mereka

tanam dikebun sendiri. Seluruh hasil pertanian di lahan pesantren

At-Thariq dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan

keluarga pesantren.

Jika hasil panen berlimpah, baru kemudian dijual untuk

menumbuhkan kehidupan perekonomian pesantren. Kami menilai

bahwa konsep pertanian seharusnya mengutamakan kebutuhan

pangan sendiri terlebih dahulu sebelum kemudian berpikir untuk

menjual hasil pertanian tersebut. Pesantren ini akan memenuhi

Page 52: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

48

dulu kebutuhan keluarga akan nutrisi, vitaminnya,

karbohidratnya, sayurannya. Hampir semua santri Ath-Thariq

berhasil mendapat peringkat kelas yang baik disekolahnya

masing-masing, bahkan ada pula yang mendapat nilai cum laude.

Selain itu, menanam bebagai jenis tanaman juga memberikan

manfaat bagi kualitas lingkungan, tanah menjadi sehat, air

menjadi bersih, dan tanamanpun tidak mudah terserang penyakit

tanpa perlu menggunakan bahan-bahan kimia. Jika lingkungan

sehat, mahluk hidup didalamnya pun akan hidup dengan baik dan

menjalankan perannya masing-masing dalam kehidupan. Itu

mengapa kita menyebut pesantren ini sebagai pesantren ekologi,

karena mementingkan hidup semua mahluk. Karena kalau salah

satu hilang, akan kacau semua.

Saat ini pesantren Ath-Thariq Bersama para santri

mengembangkan produk olahan dari hasil panen yakni cabai dan

tomat. Pengembangan produk ini sebagai unit bisnis pesantren

yang dikelola secara terbuka Bersama para santri. Kami juga

menjual bebagai tanaman obat yang dikeringkan dan berbagai

jenis benih tanaman lokal. Selain itu, pesantren juga membuat

perpustakaan benih untuk kebutuhan ilmu pengetahuan.2

B. Visi dan Misi Pesantren Ath- Thariq

Menyebarkan pengetauan dan mencetak kader agro ekologi

yang berpandangan pada penyelamatan dan kepedulian terhadap

bumi, manusia dan masa depan.

Menjadikan sekolah ekologi kebon sawah Pesantren Ath-

Thariq sebagai pusat tersebarnya sistem pengetahuan pertanian

2 Hasil wawancara dengan Ust. Ibang pada tanggal 18 Mei 2019

Page 53: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

49

berkelanjutan yang berpandangan pada penyelamatan dan

kepedulian terhadap bumi, manusia, dan masa depan, serta

menjadi contoh di Indonesia, yang mampu mengeluakan berbagai

produksi hasil pertanian tanpa merusak ekosistem yang ada,

menjaga habitat, menjaga ke anekaragaman hayati, memanen,

dan memasarkannya dengan harga yang adil, sebagai bagian dari

Gerakan Sosial, Ekonomi dan Ekologi yang berkeadilan.

C. Profil Legalitas Pesantren

Sebagai sebuah Pesantren, Ath- Thariq memiliki izin

operasional yang dikeluarkan oleh Kepala Kementerian Agama

Kantor Kabupaten Garut Nomor:

Kd.10.05/5/3/PP.00.7/0981719/210 dengan NSPP

510032050981 dan Legalitas Pesantren Ath- Thariq dikeluarkan

oleh kantor Notaris Ny. Yayah Kusnariah, SH. Jalan Cimanuk

No. 95, Telepon 0262-235595 Garut 44151 dengan Nama

Yayasan, yaitu Yayasan Lembaga Study Penelitian dan

Pemberdayaan Masyarakat - LASPIM. Nomor: 25

Tanggal/Bulan/Tahun: 24 Desember 1998 untuk itu Nama di

NPWP adalah LASPIM dengan Nomor di NPWP: 31.321.705.1-

443.000.

Page 54: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

51

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Informan

Pada penelitian ini, penulis meminta keterangan melalui

teknik wawancara terhadap beberapa orang yang penulis jadikan

sebagai informan penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah

orang yang dianggap mengetahui dan dapat memberikan

informasi mengenai proses pembinaan kesadaran santri dalam

memberdayakan lingkungan hidup. Untuk melihat topik

penelitian dalam sudut pandang yang berbeda, maka penulis

menyajikan deskripsi informan ini menjadi 2 kategori, yaitu

Pembina Pesantren yang memberikan pembinaan kesadaran

santri, dan santri yang menjadi subjek pembinaan kesadaran

dalam memberdayakan lingkungan hidup.

1. Pembina Pesantren

Pembina di Pesantren Ath- Thariq yang penulis

jadikan sebagai informan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Ust. Ibang Lukman Nurdin

Ust. Ibang Lukman Nurdin lahir pada

tanggal 18 Oktober 1971 di Kabupaten Garut.

Beliau pendiri sekaligus Pembina di Pesantren

Ath- Thariq sejak tahun 2008 pesantren

didirikan sampai sekarang.

Selain mendalami ilmu agama, sedari dulu

beliau sering melakukan kegiatan advokasi pertanian.

Bersama sang istri mendirikan dan menghidupkan

Page 55: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

52

Serikat Petani Pasunda di Kabupaten Garut,

Tasikmalaya, dan Ciamis.

b. Nissa Wargadipura

Nissa Wargadipura lahir pada tanggal 23

Februari 1972 di Kabupaten Garut. Beliau bahu

membahu bersama sang suami mendirikan Pesantren

Ath Thariq, sebuah pesantren berkonsep ekologi.

Nissa sendiri dulunya adalah seorang aktivis

yang hampir 20 tahun bergabung di Serikat Petani

Pasundan, sebuah lembaga advokasi yang bergerak di

bidang penyelesaian sengketa tanah. Dari

pengalamannya di sana, Nissa menemukan bahwa

hampir sebagian besar petani atau sistem pertanian di

Indonesia tidak melakukan tata produksi secara benar.

Dari referensi dan pengalaman bergaul dengan para

petani itulah, ia lantas memutuskan membuat sebuah

sekolah berbentuk pesantren, namun pesantren ini

harus berbeda dari pesantren lainnya.

2. Santri Pesantren Ath- Thariq

Santri di Pesantren Ath- Thariq yang penulis jadikan

sebagai informan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Sehabudin

Sehabudin lahir pada tanggal 4 November 2003

di kecamatan Cibalong kabupaten Garut. Anak

berusia 15 tahun ini bersekolah di SMP

Page 56: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

53

Muhammadiyah Garut kelas 9. Dia menetap di

Pesantren sudah hampir tiga tahun.

Sehabudin yang setiap hari berjalan kaki

menuju sekolahnya sepanjang 3 km ini memutuskan

untuk menetap di pesantren karena jarak dari

rumahnya berkisar 40 km.

b. Neng Hilma

Neng Hilma lahir pada tanggal 12 Oktober 1999

di Kecamatan Pendeuy kabupaten Garut. Dia

bersekolah SMK Maarif Garut. Neng Hilma sudah

menetap di Pesantren selama kurang lebih 3 tahun.

c. Nunung Nurhasanah

Nunung Nurhasanah lahir pada tanggal 5

Oktober 1996 di kabupaten Garut. Nunung sebagai

mahasiswa akhir di STAI Musaddadiyah Garut ini

mengaku sudah menetap di pesantren selama kurang

lebih 3 tahun.

B. Temuan Penelitian

1. Proses Pembinaan Kesadaran Santri Dalam

Memberdayakan Lingkungan Hidup

Dalam mengasuh anak didiknya, Pembina itu berbagi

tugas. Ibang yang berasal dari lingkungan pesantren

bertugas mengajarkan para santri ilmu keagaman ditambah

materi kajian ekologi persepektif Al-quran, sementara Nissa

berfokus memberikan pembelajaran agroekologi.

“Pendidikan penting bagi siapapun tanpa

terkecuali, memadukan antara nilai agama dan

Page 57: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

54

dunia. Jangan kamu lupakan, dunia itu sebagai

jembatan menuju akhirat. Bagaimana mau

menuju akhirat kalau dunia tidak dikelola

dengan baik”45

Sekolah yang mengajarkan siswanya untuk menjaga

alam dengan keseimbangan ekosistemnya. Siswa dituntut

agar bisa bertahan hidup dengan memanfaatkan alam tanpa

merusak habitat atau ekosistemnya.

Santri diarahkan menyukai terlebih dahulu kegiatan

bertani lewat metode belajar bebas aktif. Sehingga santri

bebas mengeksplorasi kemampuan bertani mereka dari

mulai pembenihan, penanaman sampai tahap panen mereka

melakukan sendiri. Mulai dari jenjang Pendidikan PAUD,

SD, SMP, SMA dan mahasiswa yang menimba ilmu di

pesantren. Dia menyebutkan bahwa tidak hanya santri dari

pesantrennya saja mendapatkan Pendidikan ekologi kadang

ada juga siswa SD yang ikut belajar Bersama.

“kita sangat terbuka bagi siapapun, mau anak

SD, SMP, SMA, bahkan mahasiswa kita

bebaskan mengekspresikan dan eksplorasi

kemampuan bertani mereka”46

Membangun kesadaran untuk mencintai lingkungan

hidup dapat dilakukan dengan mengikuti alur kesadaran

tersebut, dilakukan dengan meningkatkan pemahaman

pentingnya melestarikan lingkungan hidup disertai kajian

pengalaman nyata baik yang positif maupun negatif akan

45 Wawancara dengan Ust. Ibang Lukman Nurdin pada tanggal 18

Mei 2019

46

Wawancara dengan Nissa Wargadipura pada tanggal 18 Mei 2019

Page 58: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

55

berpengaruh terhadap perkembangan kekuatan potensi

internal seseorang, sehingga melahirkan sikap humanis dan

perilaku sesuai keinginan.

“dari awal kita membangun pesantren ini

supaya generasi penerus mengerti dan

memahami pentingnya melestarikan dan

merawat lingkungan hidup. Setiap hari kita

kasih pemahaman pengetahuan tentang agama

dan lingkungan hidup di setiap setelah ibadah

shalat”47

Agar kesadaran menguat perlu disertai dengan

perkembangan pemikiran dari yang bersifat animistic

menjadi rasional religious objektif dikaitkan dengan potensi

lingkungan hidup yang diyakini memiliki potensi dapat

memberikan kebahagiaan hidup, sehingga menjaga

kelestariannya merupakan kewajiban yang harus dipatuhi.

“dalam pengajian yang dilakukan setiap hari

dengan diskusi dua arah dengan santri, selalu

disampaikan pentingnya menjaga lingkungan

karena bagian dari ajaran agama yang telah

tertulis jelas dalam Al-Quran”48

Materi tersebut menjadi masukan untuk menyadarkan

santri melalui proses pengajian dan simulasi pelestarian

lingkungan agar memiliki sifat responsif dan menyayangi

lingkungan. Mereka masih perlu penjelasan secara

mendalam bahwa sikap memperlakukan lingkungan yang

tidak memperhatikan kelestariannya sama dengan merusak

47 Wawancara dengan Nissa Wargadipura pada tanggal 18 Mei 2019

48

Wawancara dengan Ibang Lukman Nurdin pada tanggal 18 Mei

2019

Page 59: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

56

lingkungan yang berarti menghancurkan masa depan

generasi selanjutnya.

Lebih penting adalah mencari upaya yang bisa

membangkitkan kesadaran untuk menigkatkan pengetahuan

dan penghayatan keberagamaannya sendiri sekaligus

menumbuhkan kedewasaan dalam beragama. Kesadaran

akan berkembang sejalan dengan meningkatnya

pemahaman, penghayatan dan pengalaman dalam hidup

berlingkungan. Program pemberdayaan lingkungan dengan

model seperti itu dilakukan secara berulang- ulang dan

terpadu, misalnya dengan pendekatan berbasis ekonomi,

agar proses terbentuknya kesadaran semakin menguat.

“selain pengajian yang dilaksanakan tiap hari,

di sore hari kita turun ke kebun merawat

tumbuhan secara mandiri sehingga pas sudah

waktunya panen hasilnya kalau ada sisa kita

berdayakan untuk diolah dan dijual agar

mendapatkan pendapatan dan persiapan

kebutuhan kehidupan di kemudian hari”49

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan

Kesadaran Santri Melalui Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Santri sangat mendukung jika kegiatan pengajian dan

simulasi pemberdayaan lingkungan hidup diintegrasikan

dengan materi agama terlebih dari sumber- sumber Al-

Quran dan atau Hadits. Alasannya dapat menambah

pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan agama,

49 Wawancara dengan Nissa Wargadipura pada tanggal 18 Mei 2019

Page 60: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

57

sehingga tidak tersesat ke dalam perbuatan yang tidak

dibenarkan dalam menjalani kehidupan sehari- hari.

Pola pembelajaran pesantren ekologi ini tidak

layaknya di sekolah formal. pembelajaran siswa tidak

hanya dilakukan didalam ruang dengan patokan jam

pelajaran. Materi yang disampaikan secara bertahap mulai

dari subuh dengan materi pengajian Al-Quran. Disiang

harinya, siswa menimba ilmu disekolah formal yang tidak

jauh dari lingkungan pesantren. Pulang sekolah sekitar

pukul 15.00, pembelajaran ekologi kembali dilakukan

secara teori maupun praktek. Kegiatan yang dilakukan

berupa pembenihan, penanaman, perawatan tanaman,

memanen hingga pengolahan pasca panen

“Setiap minggu anak-anak diajak bertani

disekitar pesantren, mereka berinteraksi

langsung dengan sesama santri dan juga

alam”50

Pesantren ini berbeda dengan kebanyakan pesantren

yang lainnya, di pesantren ini belajar lebih aplikatif, seperti

belajar pertanian yang tidak hanya teori akan tetapi

dibarengi dengan prakteknya dari mulai menanam sampai

panen dilanjutkan dengan mengeloahnya menjadi lebih

produktif. Di pesantren inipun semua santri diperlakukan

sama, tidak ada pembeda antara laki-laki dan perempuan.

Nilai kesetaraan sangat terasa dipesantren ini sehingga para

santrinya menikmati semua proses belajar dengan adil.

50 Wawancara dengan Neng Hilma pada tanggal 19 Mei 2019

Page 61: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

58

Pesantren ini mengajarkan banyak hal yang berguna

bagi kehidupan, waktu tidak terbuang sia-sia banyak hal

yang didapat dan banyak manfaat yang diperoleh. Dari

bangun tidur sampai tidur lagi dipenuhi dengan aktifitas

yang sarat akan ilmu dan pengetahuan yang tadinya sekedar

tahu menjadi lebih tahu, bahkan yang tadinya tidak tahu

apa-apa menjadi tahu.

“Sebelum masuk pesantren hidup sangat

konsumtif, makanan lebih banyak beli. Setelah

dipesantren bisa bertani menjual hasilnya,

lebih dari itu bisa mengetahui lebih banyak

tanaman dan manfaatnya. Setelah banyak

belajar dipesantren ternyata menjadi tahu, dari

yang awalnya menganggap tanaman

dihalaman rumah tidak ada apa-apanya,

setelah dipesantren ternyata bisa dikelola,

dimakan, bahkan dimanfaatkan menjadi obat-

obatan”51

Ketika di pesantren banyak terjadi perubahan pada

polah hidup dan pola makan. Pola hidup yang tadinya

kurang teratur tidak disiplin bahkan cenderung kontra

produktif, artinya banyak waktu yang terbuang sia-sia

semenjak masuk pesantren hidup menjadi lebih teratur,

disiplin dan produktif. Begitupun dengan pola

makan,menjadi lebih teratur dan tidak konsumtif. Di

pesantrenpun santri diarahkan untuk terus membangun

kemandiriannya dengan memberdayakan dan

memanfaatkan lingkungan.

51 Wawancara dengan Neng Hilma pada tanggal 19 Mei 2019

Page 62: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

59

“Santri dikasih kebun dan benih, kemudian

diberikan cara-caranya untuk mengelola dari

mulai menanam sampai dengan memanen.

Selanjutnya santri dituntut untuk memiliki

produk dari kebunnya masing-masing.

Sehingga kemandirian dan kesadaran santri

terhadap lingkungannya betul-betul dibangun

dan diajarkan lebih aplikatif ”52

Dalam menjaga memlihara dan menjaga lingkungan,

santri betul-betul diarahkan dan dituntut untuk terus

memelihara dan melestarikan lingkungan hidup. Tidak ada

buang sampah sembarang, tidak ada beli makanan

sembarang semua diarahkan dan diajarkan dengan penuh

kedisiplinan dan kepeudian terhadap lingkungan.

“Kedisiplinan pesantren di peruntukan untuk

kebaikan lingkungan dan pada akhirnya

kebaikan manusia juga. Kalau dari sejak dini,

di pesantren diajarkan tentang kepedulian

untuk memelihara lingkungan supaya terawat

baik, maka kebaikan dan kemanfaatannya akan

balik kepada manusia. Maka sangat bersyukut

bisa belajar dipesantren ini” 53

Jika lingkungan sehat, mahluk hidup di

dalamnyapun akan hidup dengan baik dan

menjalankan perannya masing-masing dalam

kehidupan. Itu mengapa pesantren ini sebagai

pesantren ekologi, karena mementingkan hidup

semua mahluk. Karena kalau salah satu hilang,

semua akan kacau.

52 Wawancara dengan Neng Hilma pada tanggal 19 Mei 2019

53

Ibid

Page 63: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

60

“Sangat bangga dan bersyukur bisa pesantren

di tempat ini, banyak hal yang didapat, banyak

manfaat yang terasa dan wawasan menjadi

sangat terbuka sehingga sangat berpengaruh

tehadap kedewasaan berpikir dan bertindak.

Waktu menjadi lebih dihargai dan setiap

anugrah disyukuri dengan berbagai bentuk dan

peruntukannya”54

.

Dalam lingkungan pesantren semua santri dituntut

untuk saling mengenal, berinteraksi, supaya akrab dan

saling memahmi. Karena hidup bersosial menjadi sebuah

kebutuhan dan keniscayaan diantara manusia, maka dari itu

pesantren mengajakan para santri untuk bersosial dengan

baik, mengedepankan rasa persaudaran dan rendah hati.

Karena dengan seperti itu terciptalah pergaulan didalam

pesantren yang produktif dan berahlak

“Selain terbangunnya jiwa sosial, dipesantren

diajarkan ilmu bertani, ilmu agama, dan ilmu

sosial. Kegiatan belajar disini yaitu belajar

sesama manusia, antar manusia dengan alam

serta bagaimana cara menjaganya. Itu menjadi

nilai lebih pesantren ini. Karena belajar itu

tidak ada batas tempatnya. Ketika ilmu di

kuliah dapat disinipun dapat itu menjadi

sesuatu yang lebih. Ketika ngekost paling

dapat ilmu lebih dari seminar- seminar, disini

bisa dapat ilmu lebih, berupa bertani dan

banyak tamu juga yang sering berbagi ilmu”55

Pesantren ekologi ini pembelajarannya sangat

aplikatif. Ajaran-ajaran keagamaan yang berkenaan dengan

54 Wawancara Neng Hilma pada tanggal 19 Mei 2019

55

Wawancara dengan Nunung Nurhasanah pada tanggal 19 Mei 2019

Page 64: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

61

kemandirian, kedisiplinan, kebersihan yang berkenaan

dengan pemiliharaan lingkungan diejawantahkan secara

praktis dan konsisten, sehingga menjadi nilai lebih yang

terasa oleh para santrinya.

“Dulu pernah bertani tapi tidak seperti disini.

Disini mengetahui dan paham dari mulai

pembenihan, sampai panen. Hasilnya

panennya dimakan sendiri. Kalau dulu tidak

tahu prosesnya bagaimana. Kalau disini kita

jadi lebih tahu prosesnya” 56

Proses hidup dipesantren berpengaruh terhadap

meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan, biasanya

kebanyakan orang abai terhadap sampah, dipesantren

diajarkan mengelola sampah dengan baik, bahkan dari

sampah-sampah bisa dimanfaatkan menjadi barang yang

berdaya guna. Tidak hanya mengelola sampah, dipesantren

juga diajarkan pola hidup yang baik dengan meminimlisir

pemakaian dan penggunaan pelastik.

“Setelah masuk pesantren, kepedulian

terhadap lingkungan itu lebih meningkat.

Contohnya bisa membedakan antara tumbuhan

organik dan tumbuhan non organik. Kedua,

kita tidak terlalu banyak menggunakan sesuatu

yang berpotensi menjadi sampah.

Meminimalisir penggunaan pelastik. Ketiga,

karena sudah mengetahui potensi sampah

maka sering bekal nasi ke kampus, minuman

juga tidak pakai wadah yang sekali pakai.

Kemudian membiasakan menanam tanaman

56 Wawancara dengan Nunung Nurhasanah pada tanggal 19 Mei

2019

Page 65: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

62

organik di rumah dengan tidak memakai pupuk

pestisida”57

Pesantren memiliki program-program yang

diperuntukan untuk menopang belajar para santri, sehingga

santri memiki kemampuan yang mendalam, dipahami dan

dapat dipraktekan. Sehingga kelak akan menjadi modal

dalam mengarungi kehidupan yang lebih luas dan dinamis.

Program-program yang ada tentu berangkat dari kebutuhan

untuk pemiliharaan lingkungan.

“Ada program satu orang satu produk. Santri

dituntut mempunyai fokus dan keahlian

minimal satu. Selalu belajar bareng tapi

dengan tanggung jawab yang berbeda. Tapi

bukan berarti tiap santri tidak boleh memiliki

produk dan keahlian yang sama. Kita punya

tanggung jawab masing- masing tiap kebun

tumbuh kesadaran diri” 58

Setiap hari juga berjalan program. Tapi untuk hari

sabtu dan minggu serta tanggal merah kita fokus di kebun.

Kalo hari biasa setelah subuh mengaji sampai jam sebelum

sekolah/ kuliah di tempat masing- masing belajar formal.

Setelah pulang sekolah/ kuliah masing- masing kira- kira

jam 4 mengaji sampai jam 5. Setelah itu persiapan makan.

Setelah shalat magrib mengaji sampai isya.

“pembagian tugas yang diganti setiap 3 bulan

sekali. Misal dia cuci piring saya pel, dan

57 Wawancara dengan Nunung Nurhasanah pada tanggal 19 Mei

2019

58 Ibid

Page 66: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

63

sebaliknya. Cuci piring sih biasanya laki- laki,

ada yang bagian bersihkan, ada yang bagian

bilas, dll. Selalu Bersama tidak pernah satu

orang”. 59

Dalam menjaga memlihara dan menjaga lingkungan,

santri betul-betul diarahkan dan dituntut untuk terus

memelihara dan melestarikan lingkungan hidup. Tidak ada

buang sampah sembarang, tidak ada beli makanan

sembarang semua diarahkan dan diajarkan dengan penuh

kedisiplinan dan kepeudian terhadap lingkungan

“Ketika kita membiarkan lingkungan ini

hancur oleh tangan kita sendiri dengan hal-

hal kecil misal, buang sampah sembarangan,

banyak mengkonsumsi pelastik, dan bebagai

perbuatan yang merusak lainnya yang

berakibat rusaknya masa depan lingkungan

yang juga akan berakibat kepada rusaknya

tatanan hidup manusia. Sehingga keutuhan

lingkungan hidup ini sangat mahal”.60

Pesantren yang terletak digarut ini didukung dengan

keadaan alam yang cukup strategis. Tanah yang subur dan

masih banyak dikelilingi oleh pepohonan dan sawah.

Airnya yang sangat cukup sehingga santri tidak kesusahan

air, ditambah ke pusat perkotaan tidak terlalu jauh,

sehingga sebagian besar kebutuhan dapat diakses.

“Lingkungan kita sekarang sudah asri

dibanding 10 tahun ke belakang gersang. Air

59 Wawancara dengan Nunung Nurhasanah pada tanggal 19 Mei

2019

60 Ibid

Page 67: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

64

mengalir dengan deras karena ada irigasi dan

tidak pernah kekurangan air. Setiap tanaman

yang ditanam disini pasti tumbuh. Didukung

juga oleh sumber daya manusia yang mau di

berdayakan untuk mengelola lingkungan.

Adapun persoalan atau hambatan yang ada

terjadi di tetangga kadang buang sampah

seenaknya ke perumahan, mampet berakibat

banjir. selanjutnya kadang disini dijaga ke

depan beda lagi. Kesenjangan antara

lingkungan pesantren dan warga”.

Pesantren menjadi lemabaga Pendidikan yang

diharapakn oleh banyak masyarakat memberikan dampak

sosial yang kontruktif untuk perbaikan lingkungan dan

kebaikan hidup manusia. Jadi lingkungan dan manusia ialah

satu kesatuan yang saling mempengaruhi.

“Pesantren semoga menjadi lebih baik dalam

segala hal. Semoga lebih banyak santrinya

semoga lebih banyak orang yang sadar

terhadap lingkungannya. Harapan untuk diri

sendiri lebih peka menjaga alam”. 61

Pesantren ini selain belajar mengaji, para santri juga

diajarkan belajar bagaimana mengolah pertanian ataupun

perkebunan dengan menggunakan pollinated organic seed

(Pembenihan Benih), yakni mengembangkan benih lokal.

Kemudian santripun di bekali pemahaman tentang

membuat pupuk kompos sendiri yang terbuat dari bahan

organic dan limbah ternak.

61 Wawancara dengan Nunung Nurhasanah pada tanggal 19 Mei

2019

Page 68: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

65

Dengan memanfaatkan lahan seluas 7500 mater

persegi yang di bagi menjadi persawahan, kebun,

peternakan dan pembenihan. Sedikitnya ada 52 jenis

tanaman yang tersebar disekitar lingkungan pesantren.

Pembelajaran awal yang diberikan berupa penanaman

sayuaran non popular asli Garut. Tanaman itu di antaranya

kenikir, ganyong, kacang kotopes, dan surawung gunung.

Para santri diminta menanamnya hingga bisa di panen.

“tanaman lokal dipilih karena bisa tumbuh di

berbagai cuaca. Selain itu, sayuran-sayuran

tersebut tidak memerlukan perawatan rutin,

sehingga memudahkan siswa. Setelah panen

siswa dituntut mengolahnya agar dapat

dikonsumsi sendiri. Pengolahan pasca panen

ini bertujuan menciptakan ketahanan pangan

dan konversi pangan” 62

Para santri diajakan teknik menanam tanaman herbal.

Pada proses pasca panen para siswa diminta mengolahnya

hingga bernilai ekonomi. Beberapa karya siswa dari

tanaman adalah garam rosela, gula kristal, dan temu lawak.

“Sebelum dipasarkan keluar, kebutuhan

pesantren harus tercukupi dulu. Baru kalau

berlebih kami pasarkan keluar” 63

Pemenuhan kebutuhan hidup dalam lingkungan

Pesantren Ath-Thariq, kebutuhan terutama pangan dipenuhi

oleh komunitas tidak ada produksi sengaja untuk tujuan

dijual (Berlebih) atau diperdagangkan namun bila ada

62 Wawancara dengan Nunung Nurhasanah pada tanggal 19 Mei

2019

63 Wawancara dengan Sehabudin pada tanggal 19 Mei 2019

Page 69: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

66

kelebihan pangan ataupun herbal baru akan ditawarkan

kepada kawan atau kerabat yang mau “membelinya”.

“Orang dapat memproduksi dan memproduksi

kehidupan mereka sendiri, untuk berdiri diatas

kaki sendiri dan memakai suara mereka

sendiri. Memenuhi kebutuhan hidup sendiri

tanpa tergantung kekuatan lain atau agen lain

termasuk uang”. 64

Selain itu, menanam berbagai jenis tanaman

memberikan manfaat bagi kualitas lingkungan, tanah

menjadi sehat, air menjadi bersih, dan tanamanpun tidak

mudah terserang penyakit tanpa perlu menggunakan bahan-

bahan kimia.

Ketika dipesantren banyak terjadi perubahan pada

polah hidup dan pola makan. Pola hidup yang tadinya

kurang teratur tidak disiplin bahkan cenderung kontra

produktif, artinya banyak waktu yang terbuang sia-sia

semenjak masuk pesantren hidup menjadi lebih teratur,

disiplin dan produktif. Begitupun dengan pola

makan,menjadi lebih teratur dan tidak konsumtif.

Dipesantrenpun santri diarahkan untuk terus membangun

kemandiriannya dengan memberdayakan dan

memanfaatkan lingkungan.

“Jika lingkungan sehat, mahluk hidup

didalamnyapun akan hidup dengan baik dan

menjalankan perannya masing-masing dalam

kehidupan. Itu mengapa pesantren ini sebagai

pesantren ekologi, karena mementingkan hidup

64 Wawancara dengan Sehabudin pada tanggal 19 Mei 2019

Page 70: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

67

semua mahluk. Karena kalau salah satu hilang,

akan kacau semua”.65

65 Wawancara dengan Sehabudin pada tanggal 19 Mei 2019

Page 71: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

69

BAB V

PEMBAHASAN

A. Proses Pembinaan Kesadaran Santri dalam

Memberdayakan Lingkungan Hidup di Pessantren

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan

dua pembina dan tiga santri di Pesantren Ath- Thariq, terdapat

hal-hal menarik yang akan dibahas pada bagian ini yaitu

mengenai proses kesadaran santri melalui pengelolaan

lingkungan hidup di pesantren. Pertama pembinaan secara

dilakukan dengan dua arah atau diskusi, semua santri memiliki

hak yang sama dalam menyampaikan pendapat serta antara

pembina dan santri atau antar santri tidak ada sekat pemisah

dalam pembinaan.

Santri mengalami perubahan pola pikir dalam melihat

lingkungan di sekitarnya. Mereka menjadi lebih bisa melihat

peluang bisnis dari memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya

untuk diproduksi dan dijual. Sehingga santri dapat mengurangi

gaya hidup konsumtif.

Dalam proses kesadaran santri dalam memberdayakan

lingkungan hidup, santri dibimbing dan dibina oleh dua orang

Pembina yang fokus pada pembinaan kegamaan dan juga ekologi

baik teori maupun praktek.

Pembinaan merupakan proses dan cara membina,

menyempurnakan, atau usaha tindakan dan kegiaatan yang

dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Pembinaan

pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar,

berencana, terarah dan teratur serta bertanggung jawab dalam

Page 72: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

70

rangka penumbuhan, peningkatan dan mengembangkan

kemampuan serta sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai

tujuan.66

Menurut Mangunhardja untuk melakukan pembinaan ada tiga

pendekatan, yaitu pendekatan informatif, pendekatan partisipatif, dan

pendekatan eksperiansial. 67

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti

melihat pembinaan yang dilakukan oleh pembina di Pesantren

Ath- Thariq ini berbeda dengan kebanyakan pesantren yang

lainnya, di pesantren ini pembinaan lebih aplikatif, seperti belajar

pertanian yang tidak hanya teori akan tetapi dibarengi dengan

prakteknya dari mulai menanam sampai panen dilanjutkan

dengan mengeloahnya menjadi lebih produktif.

Materi yang disampaikan oleh Pembina sebagai motivasi

bagi santri untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga dan

memberdayakan lingkungan hidup diantaranya dengan ayat Al-

Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW. salah satu ayat Al-

Quran yakni QS. al-Jasiyah (45):13, Yasin: 33, dan Al- Baqoroh (2):

61.

Di pesantren ini pun semua santri diperlakukan sama, tidak

ada pembeda antara Pembina dan Santri, begitupun antara santri

laki-laki dan perempuan. nilai kesetaraan sangat terasa di

pesantren ini sehingga para santrinya menikmati semua proses

belajar dengan adil. Selain itu ajaran-ajaran keagamaan yang

berkenaan dengan kemandirian, kedisiplinan, kebersihan yang

66

Simanjuntak B, I.L pasaribu, Membina dan Mengembangkan

Generasi Muda, (Bandung, Tarsito, 1990) h. 84 67

Mangunhardjana, Pembinaan, Arti dan Metodenya (Yogyakarta:

Kainmus, 1986) h. 17

Page 73: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

71

berkenaan dengan pemiliharaan lingkungan diejawantahkan

secara praktis dan konsisten, sehingga menjadi nilai lebih yang

dirasakan oleh para santrinya.

Dari hasil temuan di pesantren, tingkat kesadaran tiap santri

bisa berbeda, misal dari perbedaan usia dan tingkat Pendidikan.

Semakin usia santri tua, maka tingkat kesadaran terhadap

lingkungan hidup semakin tinggi. Begitu juga tingkat Pendidikan

semakin tinggi, maka tingkat kesadaran santri semakin tinggi. Hal

itu disebabkan wawasan pengetahuan, dan pengalaman berbeda

tiap santri, semakin tua dan tingkat Pendidikan tinggi dibarengi

dengan wawasan, pengetahuan, dan pengalaman semakin banyak

sehingga tingkat kesadaran santri semakin tinggi.

Berdasarkan teori perkembangan psikologi pendidikan

Piaget teori perkembangan psikologi pendidikan perkembangan

moral berlangsung dalam tahapan yang dapat diprediksi, dalam

hal ini dari tipe moral yang sangat egosentrisme ke tipe penalaran

yang berdasarkan keadilan, kerjasama dan timbal balik.

Menurut Kohlberg terdapat tahapan teori perkembangan

psikologi pendidikan perkembangan moral yang menjadi ukuran

tinggi rendahnya moral seseorang. Tahapan tersebut di bagi

kedalam enam tahap dan tiga tingkat.

Tahap I dan II (tingkat prakonvensional) dimana

anak-anak menaati peraturan dan memaksimalkan

kepentingan pribadi.

Tahap III dan IV (tingkat konvensional), seseorang

menganut peraturan dan mencari persetujuan

seseorang lain.

Page 74: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

72

Tahap V dan VI (tingkat pasca konvensional), dimana

seseorang mendefinisikan nilai mereka sendiri

berdasarkan prinsip yang mereka pilih.

Dari teori tersebut terlihat bahwa semakin seseorang

dewasa, maka seseorang semakin bisa mendefinisikan nilai

sendiri berdasarkan prinsip yang mereka pilih setelah

mendapatkan dan mengalami berbagai masukan baik secara

kognitif, afektif, dan atau psikomotorik.

Aktifitas keseharian santri bisa pada tabel 1.

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Santri

No Waktu Kegiatan

1 03.30 – 5.00 Bangun pagi, Shalat Tahajud, Pembacaan

Ratib

2 05.00– 05.40 Pengajian Kitab

3 05.40 –07.10 Mandi/ Sarapan Pagi/ Persiapan KBM di

Sekolah Formal

4 07.10 –12.20 Kegiatan Belajar Formal di Kelas

5 12.20 – 13.00 Shalat Dzuhur Berjamaah dan Tadarus Al-

Qur’an

6 13.00 – 14.00 Makan Siang

7 14.00 – 15.00 Kegiatan Ekstrakulikuler

8 15.00 – 15.30 Shalat Ashar dan Diskusi

9 15.30 – 17.30 Pembinaan Ekologi

10 17.30 – 18.00 Mandi dan Persiapan Shalat Magrib

11 18.00 – 18.30 Shalat Maghrib berjamaah dan Tadarus Al-

Page 75: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

73

Qur’an

12 18.30 – 19.00 Mengaji dan Diskusi

13 19.00 – 19.30 Shalat Isya berjamaah

14 19.30 – 03.30 Makan Malam dan Istirahat

B. Faktor Pendukung dan Penghambat

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti

mengamati ada beberapa faktor pendukung dan penghambat

dalam pembinaan kesadaran santri melalui pengelolaan

lingkungan hidup di Pesantren Ath- Thariq dapat dilihat di tabel

2.

Tabel 2 Faktor Pendukung dan Penghamat

FAKTOR PENDUKUNG FAKTOR PENGHAMBAT

1. Pesantren yang terletak di

Garut ini didukung dengan

kondisi alam yang cukup

strategis. Tanah yang subur

dan masih banyak

dikelilingi oleh pepohonan

dan sawah. Airnya yang

sangat cukup sehingga

santri tidak kesusahan air,

ditambah ke pusat

perkotaan tidak terlalu jauh,

sehingga sebagian besar

kebutuhan dapat diakses.

1. Kurangnya tenaga

pembina di Pesantren

2. Kurangnya fasilitas

infrastruktur Pesantren

Page 76: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

74

2. Dukungan besar dari

masyarakat di sekitar

Pesantren yang berharap

memberikan dampak sosial

yang konstruktif untuk

perbaikan lingkungan

Page 77: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

75

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis penelitian mengenai

Pembinaan Kesadaran Santri Melalui Pengelolaan Lingkungan

Hidup (Studi Kasus Pesantren Ath-Thariq Garut), dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembinaan di Pesantren Ath-Thariq ini

mengelaborasi antara ilmu agama dan ekologi. Dalam

pembinaan kesadaran, Pembina memotivasi santri

dengan berbagai dalil naqli yang ada dalam Al- Quran

maupun hadits. Sementara dalil aqli disampaikan

dengan metode diskusi interaktif antara Pembina dan

Santri agar mendapatkan wawasan pengetahuan

agama maupun ekologi secara terbuka. Selain itu

pembelajaran ekologi dilakukan secara teori maupun

praktek. Kegiatan yang dilakukan berupa

pembenihan, penanaman, perawatan tanaman,

memanen hingga pengolahan pasca panen sampai

menghasilkan produk dan diperjualbelikan untuk

kelangsungan hidup.

2. Faktor pendukung Pembinaan Kesadaran Santri

Dalam Memberdayakan Lingkungan Hidup di

Pesantren Ath-Thariq adalah letak geografis yang

strategis dan dukungan masyarakat sekitar yang

sangat besar, adapun faktor penghambatnya adalah

kurangnya tenaga pembina di Pesantren Ath-Thariq.

Page 78: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

76

B. Implikasi

Permasalahan Lingkungan Hidup, dan keberadaan

pesantren menjadi penting adanya untuk merentas berbagai

permasalah lingkungan hidup. Mengamati pesantren secara

penghidupan sudah dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri,

pesantren yang dimaksud dalam hal ini sistem kemandirian para

santrinya belajar agama dan diajarkan cara merawat lingkungan,

bercocok tanam, berkebun, dan segala kegiatan yang dapat

menunjang kelestarian dan penghidupan selama di pesantren.

Pada aspek kesadaran merawat, melestarikan lingkungan

serta kemandirian ekonomi, santri tentunya diberikan pembinaan

pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam yang telah

dimiliki pesantren agar dapat menghasilkan sesuatu yang berdaya

guna dan bertahan hidup (survive).

C. Saran

Dari hasil pembahasan dan kesimpulan mengenai

Pembinaan Kesadaran Santri Melalui Pengelolaan Lingkungan

Hidup (Studi Kasus Pesantren Ath-Thariq Garut), penulis

menyarankan agar pesantren segera mencari tenaga pembina

tambahan untuk membantu proses pembinaan di pesantren.

Page 79: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

DAFTAR PUSTAKA

Ali Mohammad & Mohammad Asrori. 2011. “Psikologi Remaja:

perkembangan peserta didik”. Jakarta: Bumi Aksara.

Alma Buchari. 2008. “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran

Jasa”. Bandung: Alfabeta, 2008.

Arif, Yusuf Hamali. 2016. “Pemahaman Strategi Bisnis dan

Kewirausahaan”. Jakarta: Prenadamedia Group.

Azra Azyumardi. 1999. “Pendidikan Islam: Tradisi Dan

Modernisasi Menuju Meilemium Baru”, Jakarta : Logos

Wacana Ilmu.

Bintarti Surya. 2013. “Manajemen Pengembangan Diri”.

Yogyakarta: Andi Publishing.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. “Belajar dan Pembelajaran.

Jakarta : Rineka Cipta.

Dhofier Zamakhsyari. 1982. Tradisi Pesantren. Jakarta: Matahari

Bhakti.

Fatimah Eneng. 2006. “Psikologi Perkembangan:

PerkembanganPeserta Didik”. Bandung: CV.

Pustaka Setia.

Fahmi Musthafa. 1977. “Kesehatan Jiwa: dalam Keluarga,

Sekolah, dan Masyarakat”. Jakarta:Bulan Bintang.

Fahmi Mustahafa. 1982. “Attakayyuf Annafsy alih bahasa oleh

Zakiah Darajat dalam Penyesuaian Diri Pengertian dan

Peranannya dalam Kesehatan Mental”. Jakarta: Bulan

Bintang.

Page 80: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

Gunawan Imam. 2013. “Metode Penelitian Kualitatif Teori dan

Praktik”. Jakarta: Bumi Aksara.

Herdiansyah Haris. 2012. “Metodologi Penelitian Kualitatif:

Untuk Ilmu-ilmu Sosia”l. Cet ke-3. Jakarta: Salemba

Humanika.

Hidayat Khoiruddin. 2003. “Probelm Psikologis Kaum Santri”.

FKBA: Yogyakarta. Penyusun Tim. 2016. Pesantrenku:

Buku Pedoman Pengenalan Pesantren. Bogor: Ummul

Quro Press.

Hikmat, Mahi M. 2011. “Metode Penelitian Dalam Perspekif

Ilmu Komunikasi dan Sastra”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Majid Nurcholis. 1997. “Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Proses

Perjalanan” Jakarta: Paramadina.

Nawawi Hadari dan Mimi Martini. 1994. “Penelitian Terapan”.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Poerwandari, E. Kristi. 2011. “Pendekatan Kualitatif untuk

Penelitian Perilaku Manusia”. Cet ke-4 Depok: LPSP3

UI.

Qomar Mujamil. 2005. “Pesantren: dari transformasi metodologi

menuju demokratisasi institusi”. Ciracas, Jakarta: Gelora

Aksara Pratama.

Sarwono Jonathan. 2006. “Metode Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siagian, Sondang P. 2000. “Manajemen Strategik”. Jakarta:

Bumi Aksara.

Sugiyono. 2014. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

R&D”. Bandung : Alfabeta.

Page 81: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

Sunarto dan Hartono. 2002. “Perkembangan Peserta Didik”.

Jakarta: Rineka Cipta.

W, Santrock J. 2002. “Life Span Development”, Dallas : Brown

and Benchmark. Alih bahasa oleh Benedictine Widyasinta

dalam Perkembangan Masa Hidup. Jakarta : Erlangga,

2002.

Zarkasyi, Abdullah Syukri. 2005. “Gontor dan Pembaharuan

Pendidikan Pesantren”, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Abdi Fauji Hadiono., “Komunikasi Antar Budaya : Kajian

Tentang Komunikasi Antar Budaya Di Pondok Pesantren

Darussalam Blokagung Banyuwangi,” Jurnal pendidikan,

komunikasi dan Pemikiran Islam, Vol. VIII, No. 1: 133-

156. (September 2016).

Putri Rosalia Ningrum, Perceraian Orang Tua dan Penyesuaian

Diri Remaja (Studi pada Remaja Sekolah Menengah

Atas/Kejuruan di Kota Samarinda), Jurnal Psikologi,

2013), h,73.

Page 82: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …
Page 83: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …
Page 84: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …
Page 85: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …
Page 86: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …
Page 87: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …
Page 88: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

Lampiran I

PEDOMAN WAWANCARA

Pertanyaan Penelitian untuk Dua orang (Pembina)

NO ASPEK Pertanyaan Proses Pembinaan

Kesadaran

1 Identitas Informan a. Bisa tolong ceritakan

indentitas anda

secara keseluruhan ?

b. Bagaimana proses

pendidirian atau

pembentukan pesantren ini?

c. Bagaimana latar belakang

pesantren ini didirikan?

d. Apa harapan dan cita- cita

dalam mendirikan

pesantren ini?

e.

2 Proses Pembinaan

Kesadaran Santri

dalam

Memberdayakan

Lingkungan Hidup

a. Bagaimana perhatian anda

terhadap lingkungan

sebelum dan setelah

mendirikan pesantren?

b. Sejauh mana keterlibatan

anda selama ini terhadap

pentingnya menjaga

lingkungan?

c. Bagaimana perbedaan

kepedulian anda terhadap

kondisi lingkungan sebelum

dan setelah mendirikan

pesantren?

d. Adakah perbedaan

kepedulian anda terhadap

pengembangan lingkungan

sekitar sebelum dan setelah

mendirikan pesantren?

e. Pernahkah anda mengiikuti

program pengembangan

lingkungan?

f. Bagaimana program

Page 89: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

pesantren dalam

memberdayakan

lingkungan?

g. Sudah berapa lama program

pemberdayaan lingkungan

di pesantren?

h. Seberapa sering program

pemberdayaan lingkungan

di pesantren?

i. Bagaimana dampak

program pesantren dalam

memberdayakan

lingkungan?

j. Bagaimana kondisi dan

fasilitas pesantren dalam

pemberdayaan lingkungan?

k. Bagaimana menjaga

kestabilan agar tetap

konsisten memberdayakan

lingkungan di pesantren?

l. Bagaimana anda mencari

informasi dan pengetahuan

tentang pemberdayaan

lingkungan?

m. Informasi dari mana saja

yang anda dapatkan terkait

pemberdayaan lingkungan?

n.

3 Faktor Pendukung dan

Penghambat Proses

Pembinaan Kesadaran

Santri dalam

Memberdayakan

Lingkungan Hidup

a. Bagaimana dampak

pembinaan yang dilakukan

terhadap pemberdayaan

lingkungan?

b. Apa saja faktor pendukung

dan penghambat dalam

pembinaan pemberdayaan

lingkungan?

c. Apa yang membuat anda

bertahan menjaga dan

membina pemberdayaan

lingkungan?

Page 90: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

Pertanyaan Penelitian untuk Tiga orang (Santri)

NO ASPEK Pertanyaan Proses Kesadaran

1 Identitas Informan a. Bisa tolong ceritakan

indentitas anda

secara keseluruhan ?

b. Bisa ceritakan kondisi anda

sebelum masuk pesantren?

c. Bagaimana proses anda

masuk pesantren?

d. Apa yang anda rasakan

ketika masuk pesantren?

e. Apa perbedaan yang

dirasakan sebelum dan

sesudah masuk pesantren?

2 Proses Kesadaran

Diri Santri Terhadap

Lingkungan

a. Bagaimana perhatian anda

terhadap lingkungan sebelum

dan setelah masuk pesantren?

b. Sejauh mana keterlibatan

anda selama ini terhadap

pentingnya menjaga

lingkungan?

c. Bagaimana perbedaan

kepedulian anda terhadap

kondisi lingkungan sebelum

dan setelah masuk pesantren?

d. Adakah perbedaan

kepedulian anda terhadap

pengembangan lingkungan

sekitar

e. Pernahkah anda mengiikuti

program pengembangan

lingkungan?

f. Bagaimana program

pesantren dalam

memberdayakan lingkungan?

g. Bagaimana dampak program

pesantren dalam

memberdayakan lingkungan?

h. Sudah berapa lama anda

mengikuti program

Page 91: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

pemberdayaan lingkungan di

pesantren?

i. Seberapa sering anda

mengikuti program

pemberdayaan lingkungan di

pesantren?

j. Bagaimana kondisi dan

fasilitas pesantren dalam

pemberdayaan lingkungan?

k. Bagaimana menjaga

kestabilan kesehatan anda

agar tetap konsisten

memberdayakan lingkungan

di pesantren?

l. Bagaimana anda mencari

informasi dan pengetahuan

tentang pemberdayaan

lingkungan?

m. Informasi dari mana saja

yang anda dapatkan terkait

pemberdayaan lingkungan?

n. Apa saja bukti kesadaran diri

terhadap lingkungan selama

tinggal di pesantren?

o. Apa yang anda lakukan

ketika terjadi kerusakan

lingkungan di sekitar anda?

3 Faktor pendukung

dan penghambat

a. Bagaimana dampak

kesadaran diri anda terhadap

pemberdayaan lingkungan?

b. Apa saja faktor pendukung

dan penghambat dalam

pemberdayaan lingkungan?

c. Apa yang membuat anda

bertahan menjaga dan

memberdayakan

lingkungan?

Page 92: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

Lampiran II

TRANSKIP WAWANCARA

awancara santri SMA (Neng Hilma)

Tanya: Bagaiamana Proses masuk pesantren ini?

Jawab: saya dikenalkan santri disini dengan kakak saya, karena

rumah jauh dari sekolah daripada ngekost mending tinggal disini,

selain bisa dapat tempat tinggal juga bisa belajar ilmu duniawi

dan akhirat. Kemudian survey dua kali kesini nanya- nanya ada

apa saja disini dan apa yang dipeljari. Setelah survey langsung

bilang ke ustadz melalui teman kakak. Ustadz langsung

menerima dan sehari sebelum masuk sekolah saya langsung

tinggal disini.

Tanya: alasan apa yang melatar belakangi masuk pesantren ini?

Jawab: tadinya mau ngekost, berhubung orangtua tidak

mengijinkan. Di pesantren bisa menjaga pergaulan dan

Pendidikan yang bertambah. Yang ngekost dan yang di pesantren

berbeda dari segi perkataan dan ilmunya. Selain memang saya

sudah ingin masuk pesantren sejak SMP. Saya memilih pesantren

ini karena berbeda dengan pesantren lainnya. Saya pernah masuk

pesantren lain tapi disini berbeda, dalam pengetahuan pertanian

misalnya pesantren lain hanya sekedar teori tapi disini dari dasar

teori sampai praktek panen. Kemudian di pesantren ini tidak

memandang laki- laki dan perempuan, semuanya sama

disetarakan. Tidak ada perempuan harus ini dan laki- laki harus

itu, semuanya sama. Kalau di pesantren lain kan laki- laki harus

ini dan perempuan harus itu.

Tanya: bagaimana kepedulian terhadap lingkungan sebelum dan

sesudah masuk pesantren?

Jawab: sebelum masuk pesantren makanan lebih banyak beli.

Setelah disini hasil bertani selain bisa di makan sendiri juga bisa

dijual. Kemudian mengetahui berbagai jenis tumbuhan serta

manfaatnya. Ternyata tanaman yang dianggap tidak ada apa

apanya di rumah disini bisa dikelola, dimakan dan dimanfaatkan

sebagai obat

Tanya: bagaimana peningkatan kepedulian terhadap lingkungan

hidup setelah masuk pesantren?

Page 93: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

Jawab: ada peningkatan setelah masuk pesantren ini.

Tanya: ada program apa saja dalam rangka menjaga lingkungan

hidup di pesantren ini?

Jawab: santri disini wajib berkebun tanpa terkecuali yang

sekolah. Jadi santri dikasih kebun dan benih sendiri, dikasih

arahan dari menanam sampe memanen. Pada akhirnya ketika

terjun ke lapangan sudah tahu cara- caranya. Biasanya juga ada

festival, santri memiliki produk dari kebun masing- masing.

Tanya: seberapa sering program peningkatan kepedulian dan

pemberdayaan lingkungan hidup dilaksanakan?

Jawab: ada pembagian tugas ketika masak misal, yang satu masak

nasi yang lain goreng dan yang lainnya mempersiapkan alat

masak dan makannya.

Tanya: apakah selama ini ada pengaruh dalam menjaga

lingkungan hidup?

Jawab: ngaruh banget beda dengan dulu. Kalau dulu itu jajan

seenaknya buang sampah seenaknya dimana- mana.. tapi setelah

disini kalau lihat sampah suka diambilin. Apalagi kalau disini

siapapun yang lihat sampah tolong diambilin. Terus bisa bedain

sampah organik dan non organik itu harus dipisahkan. Kalau

disini pengetahuannya sudah lebih luas sampah itu dipisahkan.

Kalau dulu di rumah sampah organik hanya dibuang ke kolam

saja, kalau disini ada untuk pupuk, tumbuh- tumbuhan, sawah,

dikasih ke binatang, dikasih ke pohon- pohon yang besar.

Tanya: apakah merasa terlambat dalam menjaga dan

memberdayakan lingkungan hidup?

Jawab: kenapa gak dari dulu, memang sudah tau dari dulu tapi

pas disini lebih paham dan lebih detail dan sekalian prakteknya.

Jadi pengetahuan itu penting.

Tanya: Bagaimana kalian menjaga konsistensi dalam menjaga

dan memberdayakan lingkungan hidup?

Jawab: mulai dari diri sendiri. Jangan hanya ngomong ke orang

begini begitu tapi diri sendiri tidak melakukan.

Page 94: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

Tanya: kenapa kita harus tetap menjaga dan memberdayakan

lingkungan hidup?

Jawab: kalo gak kita siapa lagi kalo gak sekarang kapan lagi.

Tanya: apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam

menjaga dan memberdayakan lingkungan hidup?

Jawab: penghambat perbedaan antara lingkungan pesantren dan

lingkungan luar. Kurangnya interaksi antara warga dan

lingkungan pesantren karena sedikitnya warga. Informasi tentang

pesantren kurang meluas.

Tanya: bagaimana harapan untuk diri sendiri dan pesantren ke

depan?

Jawab: kalau buat pesantren mudah- mudahan bisa lebih maju

walaupun mau ada penggusuran dan mau pindah, mudah-

mudahan makin banyak orang yang tahu. Dengan berdirinya

nanti pesantren yang baru semoga lebih dikenal masyarakat luas

dan lebih banyak santrinya. Untuk pribadi lebih baik dari

sekarang meskipun selama disini sudah merasa lebih baik. Sudah

banyak ilmu yang didapat dari sini mudah- mudahan tidak puas

sampai disini karena masih banyak ilmu yang harus dipelajari.

Saya ingin ke depan disini tidak hanya sebagai sekolah informal,

tapi juga sebagai sekolah formal mulai dari TK, SD, Sampai

universitas.

Wawancara santri Mahasiswa (Nunung Nurhasanah)

Tanya: Bagaiamana Proses masuk pesantren ini?

Jawab: proses masuk pesantren ini karena sudah mengetahui

sebelumnya disini ada pesantren ekologi saya langsung survey

memang berbeda dengan pesantren pada umumnya dimana

belajar ilmu bertani, ilmu agama, dan ilmu sosial. Kegiatan

belajar disini memang belajar sesame manusia, antar manusia

dengan alam serta bagaimana cara menjaganya. Itu kelebihan

pesantren ini. Setelah itu memang berangkat dari rancabuaya

(rumah) mencari informasi terlebih dahulu kemudian memang

harus ada ilmu yang dikuasai setelah nanti lulus kuliah. Karena

belajar itu tidak ada batas tempatnya. Ketika ilmu di kuliah dapat

disini dapat itu menjadi sesuatu yang lebih. Ketika ngekost paling

dapat ilmu lebih dari seminar- seminar, disini bisa dapat ilmu

Page 95: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

lebih berupa bertani dan banyak tamu yang bisa sharing ilmu

juga.

Tanya: bagaimana kepedulian terhadap lingkungan sebelum dan

sesudah masuk pesantren?

Jawab: sangat berbeda, di daerah dulu memang bertani juga tapi

tidak seperti disini. Disini mengetahui dan paham dari mulai

pembenihan, penyemaian, menanam, panen. Hasilnya panennya

dimakan sendiri. Kalau dulu tidak tahu prosesnya bagaimana.

Kalau disini kita jadi lebih paham bagaimana menghargai alam

terlebih tahu prosesnya. Kemudian dalam ilmu sosial, saya dulu

termasuk orang yang tertutup karena melihat orang lain agak

gimana, setelah disini banyak belajar dan arahan dari Abi dan

Umi (Pembina) bahwasannya manusia itu harus bersosial baik

sehingga sampai sekarang alhamdulillah lebih baik dalam

bersosial daripada sebelumnya.

Tanya: bagaimana peningkatan kepedulian terhadap lingkungan

hidup setelah masuk pesantren?

Jawab: setelah masuk pesantren ini, kepedulian terhadap

lingkungan itu lebih meningkat. Contohnya bisa membedakan

antara tumbuhan organik dan tumbuhan non organik. Yang kedua

kita tidak terlalu banyak menggunakan sesuatu yang berpotensi

menjadi sampah. Disini diusahakan plastic sangat diminimalisir

penggunaannya. Yang ketiga karena sudah mengetahui potensi

sampah maka sering bekal nasi ke kampus misal, minuman juga

tidak pakai wadah yang sekali pakai. Kemudian membiasakan

menanam tanaman organik di rumah dengan tidak memakai

pupuk pestisida.

Tanya: ada program apa saja dalam rangka menjaga lingkungan

hidup di pesantren ini?

Jawab: jadi ketika festival, ada program satu orang satu produk.

Santri dituntut mempunyai fokus dan keahlian minimal satu

maksimal banyak. Kita selalu belajar bareng tapi dengan

tanggung jawab yang berbeda. Tapi bukan berarti tiap santri tidak

boleh memiliki produk dan keahlian yang sama. Kita punya

tanggung jawab masing- masing tiap kebun, jadi tidak saling

nuduh untuk bertanggung jawab sehingga tumbuh kesadaran diri.

Page 96: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

Tanya: seberapa sering program peningkatan kepedulian dan

pemberdayaan lingkungan hidup dilaksanakan?

Jawab: sebenarnya setiap hari juga berjalan program itu. Tapi

untuk hari sabtu dan minggu serta tanggal merah kita fokus di

kebun. Kalo hari biasa setelah subuh mengaji sampai jam

sebelum sekolah/ kuliah di tempat masing- masing belajar formal.

terus setelah pulang sekolah/ kuliah masing- masing kira- kira

jam 4 mengaji sampai jam 5. Jam 5 persiapan makan malam. Jam

6 setelah shalat magrib mengaji sampai isya.

ada pembagian tugas yang diganti setiap 3 bulan sekali. Misal dia

cuci piring saya pel, dan sebaliknya. Cuci piring sih biasanya

laki- laki, ada yang bagian bersihkan, ada yang bagian bilas, dll.

Selalu Bersama tidak pernah satu orang.

Tanya: apakah selama ini ada pengaruh dalam menjaga

lingkungan hidup?

Jawab: ngaruh banget. Dulu itu buang sampah seenaknya, kalau

sekarang buang sampah simpan dulu di kantong atau tas. Dulu itu

kaya makanan instan- instan lebih seneng kaya mie itu lebih

sering, kalau sekarang sangat- sangat dikurangi karena tahu

dengan saya makan ini saya merusak alam terus ngerusak diri

juga. Yang kedua lebih peduli lingkungan. Kalau dijalan ada

sampah pasti diambil, terus lebih seneng menanam juga di rumah.

Kalau dulu karena rumah dekat pasar apa aja di beli, kalau

sekarang, menanam aja seenggaknya buat diri kita, keluarga, bisa

tetangga juga.

Tanya: apakah merasa terlambat dalam menjaga dan

memberdayakan lingkungan hidup?

Jawab: telat sih, seharusnya kebiasaan seperti ini dari dulu karena

memang kita hidup itu bukan untuk saat ini saja tapi untuk

berkelanjutan, setelah kita aka nada generasi lagi, dan akan ada

generasi lagi dan terus berganti generasi seperti itu. Ketika kita

membiarkan lingkungan ini hancur dengan tangan kita sendiri

dengan hal- hal kecil misal buang sampah sembarangan teru gak

ngejaga lingkungan itukan buat masa depannya juga akan rusak.

Sehingga keutuhan lingkungan hidup ini sangat mahal. Nanti itu

yang mahal itu udara, bukan mobil, motor atau rumah lagi. Tapi

yang mahal itu udara, lingkungan yang indah. Contoh seperti hari

Page 97: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

ini pesawahan sudah dijadikan perumahan, hutan sudah dijadikan

jalan tol.

Sekarang sudah banyak sekolah yang dari SMP ke SMA itu

sekolah alam gitu.

Tanya: darimana saja sumber informasi dan pengetahuan

menjaga dan memberdayakan lingkungan hidup di dapatkan?

Jawab: kita biasanya belajar ke Jogja, waktu dulu pernah ke Bali.

Jadi belajar mengenai ekologi juga, maksudnya belajar

membandingkan kondisi antara disini dan disana, sebenarnya

tidak ada alasan kita yang disini untuk belajar karna sumber daya

alam yang sudah mendukung, beda di tempat lain yang sumber

daya alamnya kurang mendukung. Seringnya festival ke bandung,

bogor, dan Jakarta. Sudah menjadi program rutinan.

Tanya: Bagaimana kalian menjaga konsistensi dalam menjaga

dan memberdayakan lingkungan hidup?

Jawab: ilmu yang sudah didapatkan disini diterapkan di

kehidupan sehar- hari. Baik ilmu agam, sosial, dan alamnya.

Tanya: kenapa kita harus tetap menjaga dan memberdayakan

lingkungan hidup?

Jawab: karena dengan kita menjaga lingkungan kita menjaga diri

kita sendiri dan menjaga generasi setelah kita. Ketika kita

merusak lingkungan berarti kita merusak diri sendiri. Misal udara

mulai gak segar sayuran udah mulai tidak segar itu merusak diri

sendiri.

Tanya: apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam

menjaga dan memberdayakan lingkungan hidup?

Jawab: pendukung alhamdulillah lingkungan kita sekarang sudah

asri disbanding 10 tahun ke belakang gersang. Karena dulu disini

tuh kaya sawah- sawah gitu. Air mengalir dengan deras disana

ada irigasi juga kita gak pernah kekurangan air. Setiap tanaman

yang ditanam disini pasti tumbuh. Didukung juga sama sdm yang

mau di berdayakan untuk mengelola lingkungan disini.

Hambatannya di lingkungan di tetangga kadang buang sampah

seenaknya ke perumahan mampet jadi banjir. Yang kedua kadang

disini dijaga ke depan beda lagi. Kesenjangan antara lingkungan

pesantren dan warga.

Page 98: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

Tanya: bagaimana harapan untuk diri sendiri dan pesantren ke

depan?

Jawab: harapan untuk pesantren semoga menjadi lebih baik

dalam segala hal. Semoga lebih banyak santrinya semoga lebih

banyak orang yang sadar terhadap lingkungannya. Harapan untuk

diri sendiri lebih peka terhadap diri sendiri tahu apa yang harus

dilakukan ketika kita mencintai diri kita harus konsisten menjaga

alam.

Page 99: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

Lampiran III

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar I masjid pesantren

Gambar II Asrama Pesantren

Page 100: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

Gambar III proses wawancara dengan Pembina pesantren

Gambar IV proses wawancara dengan Pembina pesantren

Page 101: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

Gambar V proses wawancara dengan santri pesantren

Gambar VI proses wawancara dengan santri pesantren

Page 102: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

Gambar VII proses panen ikan dan tanaman untuk konsumsi

Page 103: PEMBINAAN KESADARAN SANTRI MELALUI PENGELOLAAN LINGKUNGAN …

Gambar VIII produk hasil olahan santri