pembinaan keagamaan kepada komunitas preman...

227
i PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER MAGELANG TAHUN 2019/2020) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: RINA BUDIYATI 23010160254 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

12 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

i

PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN

(STUDI KASUS DI MUALAF CENTER MAGELANG

TAHUN 2019/2020)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

RINA BUDIYATI

23010160254

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2020

Page 2: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

ii

Page 3: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

iii

PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN

(STUDI KASUS DI MUALAF CENTER MAGELANG TAHUN

2019/2020)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

RINA BUDIYATI

23010160254

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2020

Page 4: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

iv

Page 5: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

v

Page 6: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

vi

Page 7: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

vii

MOTTO

هون عن المنكر لمعروف وي ن ي ويمرون ب ولتكن م نكم أمة يدعون إل ال وأول ئك هم المفلحون

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari

yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.”

(Q.S Ali-Imron: 104)

Page 8: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

viii

PERSEMBAHAN

Atas ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai Bapak Sawali dan Ibu

Kowiyah karena dengan bimbingan, kasih sayang, dan doa keduanya lah aku

melangkah ke depan dengan optimis untuk meraih cita-cita dan merekalah

yang selalu memberiku semangat.

2. Kakakku Fahrurrozi beserta seluruh keluarganya yang telah memberi

semangat dan adikku yang telah lebih dulu lulus Fitri Irmawati yang sudah

mendukung dan selalu memberi semangat agar aku tidak menyerah.

3. Dosen Pembimbing Akademik Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. yang telah

membimbing dari semester 1 sampai selesai.

4. Dosen Pembimbing skripsi bapak Dr. Achmad Maimun, M.Ag. yang telah

banyak membimbing peneliti, memotivasi serta memberikan banyak sekali

ilmu kepada peneliti dalam mengerjakan skripsi.

5. Seluruh Dosen dan Staf akademik yang memberiku ilmu dan selalu

menjawab segala pertanyaan dengan penuh keramahan.

6. Sahabatku semuanya santri Rumah Tahfidz Daarul Ilmi, yang telah

menemani aku selama 2,5 tahun melalui masa-masa kuliah yang sangat

menyibukkan, memberi nasehat ketika aku luput dan menjadi penyemangatku

disaat aku rapuh terutama Khoridatul Bahiyyah dan Melani Enggarsari

sahabat curhatku yang senantiasa memberi semangat dan membuatku tetap

kuat melewati life quarter crisis.

Page 9: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

ix

7. Teman-teman Asrama Immawati 2 yang selalu memberi support dan mau

mendengarkan segala keluh kesahku. Terutama teman-teman seperjuangan

angkatan 2016 yang selalu saling memberi motivasi agar tak menyerah pada

skripsi.

8. Teman-teman di IMM yang selalu memberiku ruang untuk belajar di

organisasi, yang membuatku lebih berani keluar dari zona nyaman. Membuat

jiwa kepemimpinanku lebih tertantang.

9. Teman-temanku PPL SMAN 1 Getasan yang telah membuat masa magangku

istimewa, teman-teman KKN Posko 9 Candimulyo yang membuat masa

pengabdianku tak terlupa.

10. Teman-temanku PAI H yang kompak selalu dan teman-teman kampus yang

selalu memberi support kepadaku, serta semua pihak yang telah membantu

dalam menjalani perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

x

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur senantiasa peneliti haturkan kepada Allah SWT. Atas

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat diberikan

kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah

kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut yang

senantiasa mengikuti sunnah-sunnahnya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh

gelar sarjana Pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa peneliti mengucapkan terima

kasih yang kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin M.Ag, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. Mansur M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

keguruan IAIN Salatiga.

3. Bapak Hamman Ph.D, selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan

dan Kerjasama Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Agama Islam yang tak pernah menyerah memberikan motivasi kepada

kami dalam proses penelitian laporan penelitian ini.

5. Bapak Dr. Achmad Maimun, M.Ag, selaku dosen pembimbing penelitian

laporan penelitian ini yang dengan kesabarannya berkenan memberikan

Page 11: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

xi

petunjuk dan bimbingan kepada peneliti dalam proses penyelesaian

penelitian ini.

6. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah membimbing dari semester 1 sampai selesai

7. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu

pengetahuan, sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian

kompetitif ini.

8. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta

bantuan.

9. Pembina dan seluruh anggota Mualaf Center Magelang serta komunitas

preman Magelang.

10. Orang tua peneliti serta semua pihak yang telah membantu sehingga

penelitian skripsi ini selesai.

Teriring doa, semoga segala kebaikan semua pihak yang membantu tim

peneliti dalam penelitian laporan penelitian ini diterima di sisi Allah Swt, dan

mendapat pahala yang dilipat gandakan. Tim peneliti menyadari bahwa laporan

penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

bersifat membangun selalu diharapkan demi kebaikan dan kesempurnaan laporan

penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat. Amiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 1 Juni 2020

Peneliti

Page 12: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. i

HALAMAN BERLOGO ........................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. iv

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................................ v

DEKLARASI ............................................................................................................. vi

MOTTO ..................................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvi

ABSTRAK ............................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6

1. Secara Teoritis ............................................................................................ 6

2. Secara Praktis ............................................................................................. 6

Page 13: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

xiii

E. Penegasan Istilah ............................................................................................ 7

1. Pembinaan Keagamaan .............................................................................. 7

2. Komunitas Preman ..................................................................................... 9

3. Mualaf Center Magelang ............................................................................ 10

F. Sistematika Penelitian ..................................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ............................................................................................... 12

1. Pembinaan Keagamaan .............................................................................. 12

2. Komunitas Preman ..................................................................................... 33

B. Kajian Pustaka ................................................................................................. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 41

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 42

C. Sumber Data ................................................................................................... 43

1. Sumber Data Primer ................................................................................... 43

2. Sumber Data Sekunder ............................................................................... 43

D. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................................... 45

1. Metode Wawancara .................................................................................... 45

2. Metode Pengamatan (Observasi) ............................................................... 47

3. Metode Dokumentasi ................................................................................. 49

Page 14: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

xiv

E. Analisis Data .................................................................................................. 53

1. Reduksi Data .............................................................................................. 53

2. Penyajian Data ........................................................................................... 53

3. Menarik Kesimpulan/ Verifikasi ................................................................ 54

F. Pengecekan Keabsahan Data .......................................................................... 54

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data .................................................................................................. 56

1. Profil Mualaf Center Magelang .................................................................. 56

2. Gambaran Informan ................................................................................... 64

3. Gambaran Preman Binaan Mualaf Center Magelang................................. 66

4. Hasil Penelitian .......................................................................................... 71

B. Analisis Data .................................................................................................. 100

1. Pelaksanaan Pembinaan Keagamaan kepada Komunitas Preman ............. 101

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan Keagaamaan kepada

Komunitas Preman .................................................................................... 116

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan ..................................................................................................... 124

B.Saran ................................................................................................................ 126

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 15: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 50

Tabel 4.1 Struktur Organisasi Mualaf Center Magelang ..................................... 58

Tabel 4.2 Identitas Informan ................................................................................ 65

Tabel 4.3 Identitas Preman Binaan Mualaf Center Magelang ............................. 68

Tabel 4.4 Pengelolaan Keuangan Pembinaan Preman Bulan April 2020 ............ 71

Tabel 4.5 Jadwal Konsumsi NGOPI Malam Ahad .............................................. 77

Page 16: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing ............................................. 131

Lampiran 2 Surat Izin Penelitan ........................................................................... 132

Lampiran 3 Surat Keterangan Melakukan Penelitian .......................................... 133

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Pembimbing ...................................................... 134

Lampiran 5 Daftar Nilai SKK .............................................................................. 137

Lampiran 6 Pedoman Wawancara ....................................................................... 145

Lampiran 7 Catatan Hasil Wawancara ................................................................. 148

Lampiran 8 Pedoman Observasi .......................................................................... 185

Lampiran 9 Catatan Hasil Observasi ................................................................... 186

Lampiran 10 Dokumentasi ................................................................................... 194

Page 17: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

xvii

ABSTRAK

Budiyati, Rina. 2020. Pembinaan Keagamaan kepada Komunitas Preman (Studi

Kasus di Mualaf Center Magelang Tahun 2019/2020). Skripsi, Program

Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Achmad Maimun,

M. Ag.

Kata Kunci: Pembinaan Keagamaan; Komunitas Preman; Mualaf Center

Magelang

Tujuan penelitian dalam skripsi ini yaitu: (1) Untuk mengetahui

pelaksanaan pembinaan keagamaan kepada komunitas preman di Mualaf Center

Magelang. (2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pembinaan

keagamaan kepada komunitas preman di Mualaf Center Magelang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian

lapangan (field research). Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber

primer dan sumber sekunder. Sumber primer yakni pengamatan dan wawancara.

Sumber data primer adalah pembina Mualaf Center Magelang, ketua Mualaf

Center Magelang, ustadz pembinaan preman, dan anggota komunitas preman.

Sementara sumber sekunder merupakan dokumen di lokasi penelitian yang dapat

menunjang penelitian. Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengadakan

wawancara, participant observation, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan pembinaan

keagamaan kepada komunitas preman telah dilakukan selama 2 tahun, tepatnya

sejak bulan ramadhan tahun 2018. Pelaksanaan pembinaan dilaksanakan dengan

melakukan perencanaan yang dilakukan dengan menentukan objek yang dibina,

strategi serta metode pembinaan. Kurikulum yang digunakan belum terstruktur

secara jelas dan sistematis. Landasan pembinaan menggunakan 2 sumber hukum

Islam yaitu al-Qur’an dan Hadis. Program yang diadakan meliputi program harian

yaitu mengaji al-Qur’an setiap ba’da Isya, program mingguan yaitu agenda ngopi

(ngobrol perkara iman) dan sedekah Jum’at, program bulanan yaitu gemar

(gerakan limaratus sehari) dan pengajian dengan menghadirkan ustadz lokal,

program tahunan yaitu tabligh akbar dan peringatan hari besar Islam serta

berbagai program Insidental seperti gatot (gerakan tilik (menjenguk) orang sakit),

penggalangan dana untuk korban bencana atau ikut pencegahan virus Covid-19,

bedah rumah dan mengikuti event Muslim United. Metode yang digunakan adalah

metode diskusi, ceramah serta keteladanan dan pembiasaan. Materi yang diajarkan

yaitu aqidah, syariah dan akhlaq. Media yang digunakan adalah papan tulis dan

spidol. Evaluasi yang digunakan yaitu non tes dengan mengobservasi perubahan

tingkah laku para preman. (2) Faktor yang mendukung pembinaan keagamaan

kepada komunitas preman adalah adanya motivasi diri, metode yang menarik dan

beragam, kerjasama tim yang baik, serta dukungan dari berbagai pihak.

Sedangkan faktor yang menghambat yaitu karakteristik individu, lingkungan,

sumber dana serta sarana dan prasarana.

Page 18: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna.

Manusia memiliki kelebihan dibanding makhluk lain baik secara fisik

maupun psikis. Dari segi fisik, anggota badan manusia paling sempurna

dibanding yang lainnya sedangkan dari segi psikis ia mempunyai akal dan

nafsu, akal berfungsi membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,

sedangkan nafsu untuk merasakan keindahan, keenakan serta merasakan

yang lain. Keduanya tidak bekerja secara berpisah, melainkan saling

memberi pertimbangan (Syukur, 2000:1).

Sebagai makhluk Allah dengan berbagai kelebihan yang dimiliki,

manusia tidak hadir begitu saja. Manusia mengemban misi dari Allah SWT

ketika diturunkan ke bumi. Dengan segala akal dan potensinya tersebut

manusia diharapkan bisa menjadi ‘khalifah di bumi. Hal ini sebagaimana

firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Q.S Al-Baqarah: 30 yang berbunyi:

وإذ قال ربك للملئكة إن جاعل ف الرض خليفة قالوا أتعل فيها من مدك ون قد س لك قال إن أعلم ما د فيها ويسفك الد ماء ونن نسب ح ب ي فس

ل ت علمون Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para

Malaikat:"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang

‘khalifah di muka bumi". Mereka berkata:"Mengapa Engkau

hendak menjadikan (‘khalifah) di bumi itu orang yang akan

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal

kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan

Engkau?" Tuhan berfirman:"Sesungguhnya Aku mengetahui apa

yang tidak kamu ketahui" (Departemen Agama, 2018:6).

Page 19: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

2

Manusia dalam menjalankan misi ke’khalifahannya tersebut

memerlukan pedoman agar berjalan sesuai dengan ketentuan Allah.

Pedoman yang dimaksud adalah agama. Agama asalnya terdiri dari dua

suku kata, yaitu a berarti tidak dan gama berarti kacau. Jadi agama

mempunyai arti tidak kacau. Arti ini dapat dipahami dengan melihat hasil

yang diberikan oleh peraturan- peraturan agama kepada moral atau materiil

pemeluknya, seperti yang diakui oleh orang yang mempunyai pengetahuan,

(Abdullah, 2004:2).

Islam menurut bahasa adalah agama yang diajarkan oleh Nabi

Muhammad SAW berpedoman kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan ke

dunia melalui wahyu Allah SWT (KBBI, 2001:444). Islam menurut istilah

adalah mengacu pada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari

Allah SWT., bukan berasal dari manusia (Abdullah, 2004:7). Agama Islam

sendiri berisi berbagai ketentuan petunjuk, perintah dan larangan yang

bertujuan untuk keselamatan manusia di dunia dan di akhirat.

Orang yang beragama Islam idealnya menampilkan segala

perbuatan seperti yang dijelaskan dalam tuntunan agama Islam, yaitu yang

termuat jelas di dalam Al-Qur’an dan juga segala keteladanan yang

dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Kedua landasan tersebut

seharusnya bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari baik

dalam berhubungan dengan orang yang lebih tua, sebaya maupun lebih

muda.

Page 20: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

3

Pada faktanya, masih banyak orang Islam sendiri yang tidak

merepresentasikan apa yang telah diajarkan, contohnya dalam berinteraksi

dengan sesama manusia. Banyak orang yang di KTP (Kartu Tanda

Penduduk) nya tertera jelas dalam kolom agama adalah Islam namun masih

suka mengambil hak-hak orang lain bahkan tak segan melakukan

kekerasan demi melancarkan aksinya, hingga sebutan preman melekat

padanya.

Preman yang sering diidentikkan dengan orang/ kelompok yang

melakukan pemberontakan, aksi kekerasan dan lain-lain tentu sangat

meresahkan masyarakat. Salah satu contohnya adalah preman di Magelang.

Premanisme di Magelang sering terjadi di sekitar Gunung Tidar, tepatnya

di Desa Barakan, Karanggading, Magersari dan sekitarnya. Hal ini terjadi

secara turun temurun dikarenakan lokasi tersebut dahulunya adalah

terminal dan banyak preman yang mangkal dilokasi tersebut, baik untuk

meminta jatah keamanan kepada sopir, maupun hanya nongkrong di

terminal. Bahkan setelah terminal tersebut pindah ke lokasi yang baru

kegiatan premanisme disekitar Gunung Tidar tersebut masih terus berjalan.

Alhasil, lokasi tersebut bahkan sudah mendapat stigma negatif dari

masyarakat sebagai sarang/ markas para preman (hasil wawancara dengan

bapak Wahyu Priyanto, 16 November 2019 pukul 09.00 di Mualaf Center

Magelang).

Pepatah mengatakan bahwa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Status para preman yang kebanyakan juga merupakan figur seorang bapak

Page 21: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

4

dikhawatirkan akan berdampak negatif bagi perkembangan sang anak.

Sebagai seorang bapak yang seharusnya bisa memberikan contoh yang

baik, namun justru mempunyai sifat yang sarat dengan kekerasan. Peran

penting seorang bapak tersebut tidak hanya dalam hal duniawi saja namun

yang lebih penting adalah dalam aspek akhiratnya. Hal ini sebagaimana

diterangkan dalam Q.S At-Tahrim: 6

ها ي أي ها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نرا وقودها الناس والجارة علي داد ل ي عصون الل ما أمرهم وي فعلون ما ي ؤمرون ملئكة غلظ ش

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia

dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan

tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

(Departemen Agama, 2018:560)

Melihat berbagai fenomena terebut timbullah keresahan dari Mualaf

Center Magelang untuk bisa membenahi premanisme di daerah tersebut.

Harapannya tentu agar masyarakat menjadi bisa lebih baik lagi, terutama

dalam hal keagamaan sehingga status Islam mereka tidak sekedar berhenti

hanya di KTP saja namun juga tampak dalam perilaku sehari-hari. Hingga

timbullah sejumlah pertanyaan, bagaimana pelaksanaan pembinaan para

preman tersebut karena para preman tersebut sudah beragama Islam?

bagaimana mengIslamkan kembali orang Islam? apakah ada dukungan dari

masyarakat ataupun justru masyarakat lah yang menjadi penghambatnya?

Bertolak dari uraian permasalahan yang telah dipaparkan di atas,

terkait dengan keberadaan orang yang beragama Islam tapi yang jauh dari

cerminan perilaku Rosulullah SAW bahkan mendapat sebutan preman,

Page 22: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

5

peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dari pembinaan

tersebut, baik kurikulum, metode atau program, media serta evaluasi dari

Mualaf Center Magelang dalam membina para preman tersebut, dan apa

saja faktor pendukung dan penghambat dari proses pembinaan agama

tersebut. Oleh karena itu skripsi ini diberi judul “PEMBINAAN

KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS

DI MUALAF CENTER MAGELANG TAHUN 2019/2020)”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penelitian ini

hanya berfokus pada:

1. Bagaimana pelaksanaan pembinaan keagamaan kepada komunitas

preman di Mualaf Center Magelang?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pembinaan keagamaan

kepada komunitas preman di Mualaf Center Magelang?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari latar belakang yang telah dipaparkan

di atas meliputi:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan keagamaan kepada

komunitas preman di Mualaf Center Magelang.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pembinaan

keagamaan kepada komunitas preman di Mualaf Center Magelang.

Page 23: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

6

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi penjelas dan

memberikan manfaat yang baik bagi siapa saja, baik bagi peneliti sendiri

maupun masyarakat serta diharapkan memberikan manfaat secara teoritis

maupun praktisnya.

1. Manfaat Teoretis

a. Dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pelaksanaan

pembinaan keagamaan kepada para preman serta faktor pendukung

dan penghambat dalam pembinaan tersebut.

b. Hasil penelitian dapat memberikan masukan dan sebagai bahan

informasi ilmiah khususnya bagi peneliti lain yang ingin melakukan

penelitian sejenis terkait pembinaan keagamaan bagi masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian bisa memberikan manfaat yang bisa dipraktikkan

bagi Mualaf Center Magelang, yaitu untuk terus berinovasi dalam

pembinaan keagamaan dan menemukan solusi dari berbagai faktor

penghambat sehingga proses pembinaan bisa berjalan lebih baik, dari

segi kualitas dan kuantitas.

b. Hasil penelitian juga memberikan manfaat yang bisa dipraktikan

peneliti yaitu agar semangat dalam mengembangkan dakwah Islam

dimanapun dan siapapun objeknya. Serta bisa mengamalkan hasil

dari penelitian yang telah dilakukan ini.

Page 24: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

7

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang

berbeda dalam ruang lingkup pembahasan penelitian ini, maka sekiranya

perlu dijelaskan istilah pokok yang terkandung dalam judul skripsi ini,

yaitu:

1. Pembinaan Keagamaan

Pembinaan merupakan suatu proses, tindakan, hasil atau

pernyataan menjadi lebih baik. Pembinaan mengacu pada adanya

perubahan, kemajuan, evolusi serta berbagai kemungkinan yang

berkembang atas peningkatan sesuatu. Jadi dalam pembinaan ini ada

dua unsur penting, yang pertama yaitu pembinaan bisa berupa tindakan,

proses atau pernyataan tujuan dan yang kedua berarti perbaikan atas

sesuatu (Susanto, 2018:207).

Senada dengan definisi tersebut, menurut Helmy (2001:31)

pembinaan adalah segala ikhtiar, usaha maupun tindakan yang bertujuan

untuk meningkatkan kualitas seseorang, dalam hal ini lebih spesifik

pada aspek keagamaannya. Baik dalam aspek tauhid, ibadah, akhlak

maupun dalam bermuamalah dengan sesama manusia.

Keagamaan berasal dari kata agama. Agama asalnya terdiri dari

dua suku kata, yaitu a berarti tidak dan gama berarti kacau. Jadi agama

mempunyai arti tidak kacau. Arti ini dapat dipahami dengan melihat

hasil yang diberikan oleh peraturan-peraturan agama kepada moral atau

materiil pemeluknya (Abdullah, 2004:2).

Page 25: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

8

Pengertian agama dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008:18)

yaitu: “ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan)

kepada Tuhan yang Mahakuasa, tata peribadatan, dan tata kaidah yang

bertalian dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya

dengan kepercayaan itu”.

Islam adalah agama yang mengajarkan kepada pemeluknya

untuk menyebarkan benih kedamaian, keamanan, dan keselamatan

untuk diri sendiri, sesama manusia dan kepada lingkungan sekitarnya

(rahmatan lil’alamin). Hal tersebut akan tercapai jika setiap muslim

menaati dan mematuhi serta mengamalkan segala aturan dari Allah,

senantiasa menjalankan perintah dan meninggalkan larangannya seperti

yang telah termuat jelas dalam sumber ajaran agama, yaitu al-Qur’an

dan Hadis (Mahfud, 2011:5).

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan

keagamaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha, ikhtiar,

tindakan, proses pemberian bantuan Mualaf Center Magelang terhadap

komunitas preman untuk memperbaiki, mempertahankan dan

menyempurnakan apa yang sudah ada agar sesuai dengan yang

diharapkan yaitu memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan tuntunan

agama agar dalam kehidupan keagamaan senantiasa selaras dengan

ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di

dunia dan akhirat.

Page 26: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

9

2. Komunitas Preman

Komunitas mengacu pada suatu kesatuan untuk bersosialisasi

dan berinteraksi dengan orang lain secara jelas dan disadari oleh

masing-masing anggotanya (Waluya, 2004:52). Komunitas juga

merujuk pada suatu kelompok yang saling bekerjasama dan berinteraksi

dikarenakan adanya kesamaan gaya hidup (Kotarba &Vanini dalam

Djaya, 2016:52).

Preman adalah kelompok yang sering melakukan tindakan

kriminal. Kelompok ini hidup dalam masyarakat dengan membuat

identitas diri baik secara fisik maupun sikap-sikap yang membuat

masyarakat takut dan resah. Biasanya mereka menampilkan kesan yang

dianggap negatif oleh masyarakat seperti, percaloan, pemerasan,

pemaksaan dan pencurian yang berlangsung secara cepat dan spontan

(Rahmawati, 2002:14).

Berdasarkan beberapa definisi di atas yang dimaksud komunitas

preman adalah sekelompok orang yang saling berinteraksi dikarenakan

mereka mempunyai kesamaan gaya hidup yaitu menjadi manusia yang

bebas, yang tidak mau terikat aturan dan saling bekerja sama namun

untuk hal-hal negatif seperti kekerasan, pencaloan, pemerasan dan

biasanya berada di pasar-pasar, terminal atau tempat umum. Komunitas

preman dalam penelitian ini adalah kelompok preman yang berada di

sekitar Gunung Tidar Kota Magelang atau di Desa Tejosari, Kelurahan

Magersari, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang.

Page 27: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

10

3. Mualaf Center Magelang

Mualaf Center Magelang (MCM) merupakan organisasi yang

berdiri di bawah naungan Mualaf Center Indonesia dan telah banyak

bergerak dalam bidang kemasyarakatan seperti pembinaan keagamaan,

ekonomi, sosial dan kebencanaan. Organisasi ini berdiri di Magelang

sendiri sejak tahun 2015. Sekertariat Mualaf Center Magelang

beralamat di Jalan KH. Dalhar 174, RT. 02/RW. 09, Santren, Kelurahan

Gunungpring, Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang (hasil

wawancara dengan bapak Wahyu Priyanto, 16 November 2019 pukul

09.00 di Mualaf Center Magelang).

F. Sistematika Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menyusun ke dalam 5 bab yang

rinciannya sebagai berikut.

BAB I: PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini berisi latar

belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

penegasan istilah, dan sistematika penelitian.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA. Pada bagian ini dipaparkan terkait

landasan teoritik yang relevan dan sejalan dengan permasalahan yang

meliputi pengertian pembinaan keagamaan, dasar pembinaan keagamaan,

tujuan pembinaan keagamaan, materi pembinaan keagamaan, serta metode-

metode pembinaan keagamaan dan juga pengertian komunitas preman

serta jenis-jenis preman. Selain itu, pada bab ini dilengkapi dengan kajian

Page 28: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

11

pustaka yang berisi penelitian terdahulu yang relevan guna membantu

penelitian skripsi ini.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN. Pada bagian ini memuat

tentang metode dan langkah-langkah secara operasional. Meliputi: jenis

penelitian dan pendekatan, lokasi penelitian, sumber data, jenis data,

analisis data, pengecekan keabsahan data.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. Pada

bab ini disajikan data-data terkait, berisi gambaran umum mengenai profil

Mualaf Center Magelang, gambaran informan, gambaran preman yang

dibina (meliputi latar sejarah pembinaan, latar belakang pendidikan umum,

latar belakang pengetahuan agama dan identitasnya) serta hasil penelitian

di Mualaf Center Magelang yang menjelaskan analisis pelaksanaan dan

faktor pendukung serta penghambat dalam pembinaan keagamaan kepada

komunitas preman yang dilakukan oleh Mualaf Center Magelang tahun

2019/2020.

BAB V: PENUTUP. Meliputi kesimpulan dan saran

Page 29: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembinaan Keagamaan

a. Pengertian Pembinaan Keagamaan

Pembinaan keagamaan merupakan kalimat majemuk yang

terdiri dari dua kata yaitu pembinaan dan keagamaan yang masing-

masing kata tersebut jika diuraikan akan memiliki makna sendiri-

sendiri. Pembinaan berasal dari kata dasar bina, yang berasal dari

bahasa arab bana yang berarti membina, membangun, mendirikan,

dan membentuk. Kemudian mendapat awalan pe- dan akhiran -an

sehingga menjadi kata pembinaan yang mempunyai arti usaha,

tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efektif untuk

memperoleh hasil yang lebih baik (Alwi, 2013:152)

Definisi pembinaan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2016:32):

Pembinaan adalah proses, cara, perbuatan, membina (negara

dan sebagainya), pembaharuan, penyempurnaan, atau usaha,

tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan

efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik usaha upaya

untuk meningkatkan mutu penggunaan bahasa, antara lain

mencakupi peningkatan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan berbahasa yang dilakukan misalnya melalui

jalur pendidikan dan pemasyarakatan, atau kegiatan secara

berencana dan terarah untuk lebih menyempurnakan tata

hukum yang ada agar sesuai dengan perkembangan

masyarakat.

Page 30: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

13

Pembinaan merupakan suatu proses, tindakan, hasil atau

pernyataan menjadi lebih baik. Pembinaan mengacu pada adanya

perubahan, kemajuan, evolusi serta berbagai kemungkinan yang

berkembang atas peningkatan sesuatu. Jadi dalam pembinaan ini

ada dua unsur penting, yang pertama yaitu pembinaan bisa berupa

tindakan, proses atau pernyataan tujuan dan yang kedua berarti

perbaikan atas sesuatu (Susanto, 2018:207).

Senada dengan definisi tersebut, menurut Helmy (2001:31)

pembinaan adalah segala ikhtiar, usaha maupun tindakan yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas seseorang, dalam hal ini

lebih spesifik pada aspek keagamaannya. Baik dalam aspek tauhid,

ibadah, akhlak maupun dalam bermuamalah dengan sesama

manusia.

Keagamaan berasal dari kata agama. Agama asalnya terdiri

dari dua suku kata, yaitu a berarti tidak dan gama berarti kacau.

Jadi agama mempunyai arti tidak kacau. Arti ini dapat dipahami

dengan melihat hasil yang diberikan oleh peraturan-peraturan

agama kepada moral atau materiil pemeluknya (Abdullah, 2004:2).

Pengertian agama dalam Kamus Bahasa Indonesia

(2008:18) yaitu: “ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan

(kepercayaan) kepada Tuhan yang Mahakuasa, tata peribadatan,

dan tata kaidah yang bertalian dengan pergaulan manusia dan

manusia serta lingkungannya dengan kepercayaan itu”.

Page 31: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

14

Darajat (1982:52) mengemukakan agama merupakan

kebutuhan yang fundamental bagi jiwa manusia, dimana

didalamnya mengatur segala sikap, pandangan hidup dan juga cara

menghadapi setiap masalah. Sedangkan keagamaan adalah hal-hal

yang ada kaitannya atau berhubungan dengan agama. Agama yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah Agama Islam.

Islam secara bahasa merupakan turunan dari kata assalmu,

as-salamu, atau as-salamatu yang berarti bersih dan selamat dari

kecacatan lahir dan batin. Islam berarti suci, bersih tanpa cacat.

Islam berarti “menyerahkan sesuatu”. Islam adalah memberikan

keseluruhan jiwa raga seseorang kepada Allah SWT, dan

mempercayakan jiwa raga seseorang kepada Allah semata

(Mahfud, 2011:3). Sedangkan Islam menurut istilah adalah

Mengacu pada agama yang bersumber pada wahyu yang datang

dari Allah SWT, bukan berasal dari manusia (Abdullah, 2004:7).

Islam adalah agama yang mengajarkan kepada pemeluknya

untuk menyebarkan benih kedamaian, keamanan, dan keselamatan

untuk diri sendiri, sesama manusia dan kepada lingkungan

sekitarnya (rahmatan lil’alamin). Hal tersebut akan tercapai jika

setiap muslim senantiasa menjalankan perintah dan meninggalkan

larangannya seperti yang telah termuat jelas dalam sumber ajaran

agama, yaitu al-Qur’an dan Hadis (Mahfud, 2011:5).

Page 32: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

15

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

pembinaan keagamaan adalah usaha, ikhtiar, tindakan, proses

pemberian bantuan terhadap individu untuk memperbaiki,

mempertahankan dan menyempurnakan apa yang sudah ada agar

sesuai dengan yang diharapkan yaitu memiliki sifat-sifat yang

sesuai dengan tuntunan agama agar dalam kehidupan keagamaan

senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga

dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

b. Landasan Pembinaan Keagamaan

Pembinaan keagamaan sebagai aktivitas membina

kepribadian muslim harus memliki landasan, pondasi dan dasar

yang kuat. Landasan diperlukan agar proses pembinaan memiliki

arah dan tujuan yang jelas. Landasan dalam pembinaan keagamaan

yaitu al-Qur’an dan Hadis yang merupakan sumber utama Agama

Islam. Al-Qur’an dan Hadis dapat diistilahkan sebagai landasan

ideal dan konseptual pembinaan dan konseling Islam. Hal tersebut

tertuang dari hadis berikut:

لوا أبدا كتاب الل ، امرين ت ركت فيكم ما إن اعتصمتم به ف لن تض وسنة نبي ه صلى الله عليه وسلم

Artinya: “Aku tinggalkan dua pusaka pada kalian, jika

kalian berpegang pada keduanya, niscaya tidak akan

tersesat, yaitu kitab Allah (al-Qur’an) dan sunnah Rasul-

Nya.” (H.R. al-Hakim dari Abu Hurairah)(As-Suyuthi:130).

Page 33: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

16

1) Al-Qur’an

Al-Qur’an secara bahasa berasal dari kata qaraa-

yaqrau-Qur’anan yang berarti sesuatu yang dibaca. Arti ini

mempunyai makna anjuran kepada umat Islam untuk membaca

al-Qur’an. Al-Qur’an juga bentuk mashdar dari al-qiraah yang

berarti menghimpun dan mengumpulkan. Dikatakan demikian

sebab seolah-olah al-Qur’an menghimpun beberapa huruf, kata,

dan kalimat secara tertib sehingga tersusun rapi dan benar

(Ansori, 2013:17).

Definisi al-Qur’an menurut terminologi adalah kalam

Allah (kalamullah) yang bersifat mu’jizat yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat

Jibril dengan lafal dan maknanya dari Allah SWT, yang

dinukilkan secara mutawatir (berangsur-angsur), yang

mushafnya dimulai dari al-Fatihah dan diakhiri dengan surah

An-Nas, dan membacanya merupakan ibadah (Shihab,

2008:13).

Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur sejalan

dengan keperluan yang di butuhkan oleh Rasulullah untuk

memberitahu beliau terkait masalah-masalah baru yang terjadi

setiap hari. Melalui wahyu, Allah memberi tuntunan serta

petunjuk dan memantapkan ketabahan serta menambah

ketenangan beliau. Kurun waktu turunnya al-Qur’an kurang

Page 34: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

17

lebih selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari (Talhus, 2008:7) dan

setidaknya terdiri dari 114 surat, 6.236 ayat, 77.439 kata dan

323.015 huruf (Anwar, 2013:34).

Salah satu fungsi al-Qur’an yang berkaitan dengan

pembinaan keagamaan adalah al-Qur’an sebagai petunjuk bagi

manusia. Al-Qur’an merupakan rujukan pertama yang

memberikan rambu-rambu bagi kehidupan manusia agar

selamat di dunia dan akhirat. Hal ini sebagaimana diterangkan

dalam Qs. Al-Baqarah: 2

ذلك الكتاب ل ريب فيه هدى ل لمتقي Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan

padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”

(Departemen Agama, 2018:2).

Ayat di atas jelas menunjukkan betapa pentingnya al-

Qur’an sebagai landasan dalam proses pembinaan keagamaan.

Proses pembinaan keagamaan yang dilandasi dengan al-Qur’an

akan memiliki arah yang jelas, karena di dalam al-Qur’an telah

tersaji lengkap bagaimana metode, materi serta tujuan akhir

dalam pembinaan tersebut yang tidak perlu diragukan lagi

kebenarannya.

2) Hadis

Hadis secara bahasa mengandung beberapa makna,

seperti jadid, qarib dan khabar. Kata jadid mempunyai arti

baru dan merupakan lawan dari kata qadim yang berarti lama.

Page 35: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

18

Qarib berarti yang dekat, atau yang belum lama terjadi.

Adapun khabar berarti warta atau berita, yaitu sesuatu yang

diperbincangkan dan dikabarkan dari seseorang pada orang lain

(Ash-Shiddiqiey, 1999:1)

Definisi hadis menurut istilah adalah adalah segala

sesuatu yang disandarkan kepada Nabi shalallahu alahi

wasalam, baik berupa ucapan, perbuatan atau penetapan (An

Nadwi, 2007:12). Keterangan ini mengindikasikan bahwa

segala yang berasal dari Rasul SAW., baik berupa ucapan,

perbuatan, maupun berupa hal keadaan termasuk dalam

kategori hadis. Sedangkan menurut ulama usul fikih

memandang hadis hanya yang terkait dengan hukum syara`,

yakni segala perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi yang terkait

dengan hukum (Wahid, 2011:3).

Sudah kita ketahui bahwa hadis mempunyai kedudukan

yang sangat penting dalam ajaran Islam. Posisi hadis ini

merupakan sumber agama yang kedua setelah al-Qur’an. Al-

Qur’an sebagai sumber ajaran pertama memuat ajaran-ajaran

yang bersifat umum (global), yang perlu dijelaskan lebih lanjut

dan terperinci. Di sinilah, hadis menduduki dan menempati

fungsinya sebagai sumber ajaran kedua (Sholahuddin dan

Suyadi, 2011:78).

Page 36: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

19

Hadis Nabi saw diyakini oleh mayoritas umat Islam

sebagai bentuk ajaran paling nyata dan merupakan realisasi dari

ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an. Mengakui

kebenaran al-Qur’an namun tidak mengakui hadis maupun

sunnah Rasulullah itu tidak berarti apa-apa. Karena menaati

Rasulullah berarti menaati Allah. Hal tersebut dijelaskan dalam

Qs. an-Nisa: 80.

م من يطع الرسول ف قد أطاع الل ومن ت ول فما أرسلناك عليه حفيظا

Artinya: “Barangsiapa yang menta'ati Rasul itu,

sesungguhnya ia telah menta'ati Allah. Dan barangsiapa

yang berpaling (dari keta'atan itu), maka Kami tidak

mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka”.

(Departemen Agama, 2018:91)

Ayat di atas menjelaskan bahwa taat kepada Nabi

menjadi ciri utama ketakwaan seseorang. Sebaliknya yang

menentang kenabian Muhammad atau menentang ajaran yang

dibawanya, menjadi ukuran kualitas keagamaan seseorang.

Bagi setiap orang yang menyatakan dirinya beriman kepada

Allah dan Rasul-Nya harus menaati segala petunjuk yang

berupa perintah dan larangan yang termuat dalam al-Qur’an

dan Hadis dalam setiap aspek kehidupannya.

Page 37: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

20

c. Tujuan Pembinaan Keagamaan

Tujuan pembinaan keagamaan sejalan dengan definisinya

yaitu usaha yang dilakukan untuk mengubah ataupun memberbaiki

sesuatu ke arah yang lebih baik lagi, dalam hal ini tentu saja

berkaitan dengan keagamaannya. Sehingga seseorang yang telah

mendapat pembinaan keagamaan, sikap dan perilakunya menjadi

lebih baik lagi dan sesuai dengan yang telah dijelaskan dalam al-

Qur’an dan Hadis.

Tujuan pembinaan keagamaan yang dikemukakan oleh

Muhammad Muhammad Ali Quthb al-Misri (seorang intelektual

muslim dan pemikir pendidikan islam) dalam Syihab (1994:172-

173) adalah untuk membina manusia, baik pribadi atau kelompok

sehingga menjadi manusia yang mampu menjalankan perannya

baik sebagai hamba Allah maupun sebagai khalifah di bumi

manusia sesuai dengan aturan dari Allah guna membangun dunia

menjadi lebih baik lagi.

Senada dengan hal tersebut Darajat (1990:29)

mengemukakan:

Tujuan pembinaan keagamaan tersebut dibagi menjadi dua

yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari

pembinaan keagamaan adalah penyampaian ajaran Allah

kepada umat manusia agar terwujud masyarakat yang

berbakti dan taat kepada Allah untuk mencapai keridhaan-

Nya. Sedangkan tujuan khususnya adalah penjiwaan

kepada terbimbing, khususnya dalam memecahkan

problem kehidupannya, asal yang bersangkutan mau

kembali kepada jalan yang benar.

Page 38: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

21

Pendapat lain, Khalifah (1982:16) menjelaskan bahwa

tujuan dari pembinaan keagamaan adalah agar seseorang tidak

hanya meyakini aqidah ataupun hanya melaksanakan tata

peribadatannya saja tetapi lebih kepada usaha agar seseorang terus

berusaha memperbaiki dirinya dalam hal berhubungan secara

vertikal kepada Allah (hablum minallah) dan juga hubungan

vertikal dengan sesama manusia dan lingkungan (hablum

minannas) sehingga terjadi keselarasan dalam hidupnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa tujuan akhir dari pembinaan adalah membentuk kepribadian

seseorang sehinga terjadi keselarasan atau keseimbangan antara

kehidupan jasmani dan rohani, material dan spiritual serta dunia

dan akhirat. Hal ini seperti dalam Qs. al-Qashash: 77

ن ي ن الد يبك م رة ول تنس نص الدار الخ ن واب تغ فيما آتك الل ا وأحسكما أحسن الل إليك ول ت بغ الفساد ف الرض إن الل ل يب

دين المفسArtinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan

Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan

janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)

duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)

sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan

janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

berbuat kerusakan.” (Departemen Agama, 2018:394).

Page 39: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

22

d. Materi Pembinaan Keagamaan

Materi pembinaan keagamaan tidak terlepas dari apa yang

telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam dakwahnya.

Materi dakwah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW

tentu bertujuan berlandaskan al-Qur’an dan mempunyai tujuan

untuk kemaslahatan umat manusia di dunia dan akhirat.

Secara konseptual, menurut Amin (2013:89) materi dakwah

keIslaman tergantung pada tujuannya yang hendak dicapai, namun

secara global materi keIslaman dapat diklasifikasikan menjadi tiga

pokok permasalahan, yaitu masalah aqidah (keimanan), masalah

syariat (keIslaman), masalah akhlaq (budi pekerti).

1) Aqidah

Kata aqidah secara bahasa (etimologi) berasal dari

bahasa Arab ‘aqada-ya’qadu-’uqdatan-wa‘aqidatan yang

memiliki arti ikatan atau perjanjian. Sedangkan menurut Istilah

(terminologi) kata aqidah berarti iman yang teguh dan pasti,

tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang meyakininya

(Jawas, 2006:27). Kamus Bahasa Indonesia mendefinisikan

“aqidah adalah suatu yang dipercayai atau yg diyakini (agama):

hal itu dilakukannya sesuai dengan agama, kepercayaan,

keyakinan.”

Page 40: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

23

Definisi aqidah yang dikemukakan oleh ulama fiqh

adalah sesuatu yang diyakini dan dipegang teguh oleh

seseorang dan sulit untuk diubah. Dia meyakini rukun Iman

berdasarkan dalil-dalil yang pasti. Beriman kepada Allah, para

MalaikatNya, Kitab-kitabNya, para Rosulnya, dan meyakini

adanya hari kiamat serta qadha dan qadar (Ahmad, 2008:116).

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat kita pahami

bahwa aqidah ialah iman, keyakinan atau kepercayaan yang

dipegang teguh oleh seseorang dengan bersumber utama

kepada al-Qur’an. Ruang lingkup dari aqidah sendiri lebih kita

kenal dengan rukun Iman yang meliputi iman kepada Allah,

malaikat (termasuk di dalamnya: jin, setan, dan iblis), kitab-

kitab Allah yang diturunkan kepada para utusan-Nya, Nabi dan

Rasul, hari akhir, dan takdir Allah.

Aqidah merupakan suatu pusaka yang ditinggalkan oleh

Rasulullah yang akan tetap sama dimanapun tempatnya dan

kapanpun waktunya. Tidak ada yang berubah dalam aspek

aqidah. Selain itu aqidah adalah suatu kepercayaan yang tidak

memaksa, mudah diterima oleh akal fikiran tetapi mampu

mengarahkan seseorang kepada kebaikan dan kemuliaan dalam

menjalani hidup ini (Sabiq, 1989:10).

Page 41: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

24

Materi aqidah dalam pembinaan keagamaan adalah

pondasi awal untuk mendirikan bangunan spiritual. Analoginya

semakin tinggi bangunan yang akan didirikan, maka semakin

kokoh pondasi yang harus dibuat. Seorang yang memiliki

aqidah yang kuat, pasti akan melaksanakan ibadah dengan

tertib, memiliki akhlak mulia dan mu’amalah yang baik.

Oleh karena itu materi keimanan (aqidah) ini sangat

penting untuk disampaikan dalam pembinaan keagamaan

dikarenakan yang dapat digunakan untuk masa mendatang atau

kehidupan yang sedang dan akan dijalani. Sebab semakin tua

usia manusia semakin banyak pula goncangan yang dihadapi.

Maka sangatlah penting peran aqidah dalam kehidupan untuk

menempuh ridha-Nya.

2) Syariat

Syariat atau yang sering ditulis dengan kata syariah

secara harfiyah memiliki arti jalan ke sumber (mata) air, artinya

yaitu jalan lurus yang harus diikuti oleh setiap muslim. Jalan

tersebut merupakan ketetapan dari Allah baik berupa perintah

mapun larangan yang harus diikuti oleh muslim dalam setiap

aspek kehidupannya (Ali, 2011:46).

Page 42: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

25

Syariat secara istilah seperti yang dikemukakan oleh

Amin (2013:90) adalah “seluruh hukum dan perundang-

undangan yang terdapat dalam Islam, baik yang berhubungan

manusia dengan Tuhan, maupun antara manusia sendiri”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat

disimpulkan bahwa setidaknya syariat ini berisi hukum yang

mengatur dua aspek hubungan, yaitu hubungan secara vertikal

antara manusia dengan Allah (hablum minallah) yang

termanifestasi dalam bentuk ibadah dan hubungan horizontal

antara manusia dengan sesama manusia (hablum minannas)

atau biasa dikenal dengan istilah muamalah.

Materi syariat dalam pembinaan keagamaan sangat

penting untuk disampaikan. Hal ini dikarenakan kehidupan

manusia tidak terbatas pada hubungannya dengan ibadah

kepada Allah, akan tetapi masalah-masalah yang berkenaan

dengan pergaulan hidup antar sesama manusia juga diperlukan.

Seperti hukum jul beli, berumah tangga, bertetangga, warisan,

kepemimpinan, dan amal-amal sholeh lainnya. Demikian juga

larangan-larangan Allah seperti meminum-minuman keras,

mencuri, berzina, dan membunuh. Materi yang demikian harus

disampaikan agar tujuan dari pembinaan keagamaan bisa

tercapai.

Page 43: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

26

3) Akhlak

Kata akhlak berasal dari Bahasa Arab yang sudah

diserap kedalam Bahasa Indonesia, merupakan jamak taksir

dari kata khuluq yang memiliki arti tingkah laku, budi pekerti,

tabiat (Munawwir, 2012:364). Akhlak dalam Bahasa Indonesia

biasanya disinonimkan dengan budi pekerti, kesusilaan dan

sopan santun. Hal ini tak jauh berbeda dengan Bahasa Inggris

yang mengenal istilah akhlak dengan sebutan moral, ethic

(Mansur, 2009:221).

Keterangan akhlak juga dijelaskan dalam kitab karangan

Al-Ghazali yang selanjutnya diterjemahkan oleh Ibnu Ibrahim

Ba’adillah (2012:188).

Kata al-khuluqu (akhlak) menjadi suatu ibarat tentang

kondisi dalam jiwa yang menetap di dalamnya. Dari

keadaan dalam jiwa itu kemudian muncul perbuatan-

perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran

maupun penelitian. Jadi, apabila aplikasi dari kondisi

dimaksud muncul perbuatan-perbuatan yang baik lagi

terpuji secara akal dan syara’, maka itu disebut sebagai

akhlak yang baik. Sedangkan apabila sesuatu perbutan-

perbuatan yang mencul dari kondisi dimaksud adalah

sesuatu yang berdampak buruk, maka keadaan yang

menjadi tempat munculnya perbuatan-perbuatan itu

disebut sebagai akhlak yang buruk.

Materi akhlak dalam pembinaan keagamaan memiliki

fungsi yang sangat penting. Akhlak merupakan penyempurna

dari materi keimanan dan keIslaman. Materi akhlak

mengandung nilai moralitas dalam kehidupan manusia yang

mengarahkan manusia untuk mampu membedakan akhlak yang

Page 44: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

27

baik dan buruk, dengan harapan manusia senantiasa

mengamalkan akhlak yang baik sehingga tercermin kepribadian

muslim sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan Hadis.

Jadi dapat dipahami bahwa antara materi keimanan,

keIslaman serta akhlak memiliki sinergitas yang sulit untuk

dipisahkan. Ketiganya poin tersebut saling melengkapi untuk

mewujudkan pribadi muslim yang baik. Sehingga dalam proses

pembinaan keagamaan sangat ditekankan untuk menyentuh tiga

poin materi tersebut

e. Metode Pembinaan Keagamaan

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk

merealisasikan rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata

sehingga tujuan yang diharapkan bisa tercapai secara optimal

(Sanjaya, 2008:147). Menurut Arief (2002:88) metode pembinaan

merupakan cara yang ditempuh untuk melakukan kegiatan

pembinaan sehingga bisa membentuk muslim yang berkepribadian

Islami dan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan Hadis. Metode

yang digunakan tersebut diharapkan bisa membantu dan

memudahkan pembina dalam penyampaian materinya.

Berbicara mengenai metode pembinaan keagamaan, al-

Qur’an sendiri telah menjelaskannya dalam Qs. An-Nahl: 125

لت هي لكمة والموعظة السنة وجادلم ب ادع إل سبيل رب ك بلمهتدين أحسن إن ربك هو أ ن ضل عن سبيله وهو أعلم ب علم ب

Page 45: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

28

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan

hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka

dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah

yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang

yang mendapat petunjuk.” (Departemen Agama, 2018:281)

Ayat tersebut menjelaskan setidaknya ada beberapa metode

yang bisa digunakan dalam dakwah (pembinaan keagamaan).

Metode-metode yang dijelaskan diantaranya adalah metode

hikmah, nasehat, dan diskusi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa

dalam proses pembinaan keagamaan tidak hanya terfokus terhadap

satu metode saja, namun bisa memilih bahkan mengombinasikan

berbagai metode sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga tujuan

yang diharapkan bisa terrealisasi.

Menurut An-Nahlawi (1989:283) beberapa metode yang

bisa digunakan dalam pembinaan keagamaan adalah sebagai

berikut:

1) Metode Hiwar Qur’ani dan Nabawi Hiwar (Dialog)

Dialog menurut Kamus Bahasa Indonesia (2018:351)

adalah “percakapan (dalam sandiwara, cerita, dan sebagainya)

atau karya tulis yg disajikan dalam bentuk percakapan”. Dialog

adalah metode dimana antara dua pihak atau lebih terjadi

percakapan tertentu dan melakukan tanya jawab terkait suatu

topik tertentu dan mengarah kepada tujuan tertentu.

Metode hiwar ini terbagi menjadi dua, yaitu hiwar

Qur’ani dan nabawi hiwar. Hiwar Qur’ani adalah dialog yang

Page 46: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

29

berlangsung antara Allah dan hambanya, sedangkan nabawi

hiwar adalah dialog yang dilakukan nabi dalam mendidik para

sahabatnya (Umar, 2011:189).

Berdasarkan uraian di atas dapat kita ketahui bahwa

dalam metode dialog ini terjadi adanya saling tukar pendapat

sehingga masing-masing pihak mendapat wawasan dan

pengetahuan baru sehingga daya nalarnya akan lebih terasah

dan terjadi perubahan sikap setelah proses tersebut melalui

proses berfikir.

2) Metode Kisah Qur’ani dan Nabawi

Metode kisah Qur’ani dan nabawi adalah metode yang

berokus pada cerita cerita yang terkandung didalam al-Qur’an

dan Hadis nabi. Kisah-kisah ini bukan hanya karya seni yang

indah, namun kontennya berisi bagaimana mendidik umat agar

beriman kepada Allah (Minarti, 2013:142).

Metode ini sangat penting digunakan dikarenakan

dengan kisah/ cerita hati seseorang biasanya lebih mudah

tersentuh dan materi mudah diterima oleh akal mereka,

sehingga menimbulkan motivasi bagi pendengarnya serta

terjadi perubahan positif pada sikap atau perilakunya.

Page 47: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

30

3) Metode Perumpamaan (Matsal)

Metode perumpamaan adalah metode yang banyak

dipergunakan dalam al-Qur’an dan hadis untuk mewujudkan

akhlak mulia. Metode perumpamaan berarti pemberian contoh,

yaitu menuturkan sesuatu guna menjelaskan suatu keadaan

yang selaras dan serupa dengan yang dicontohkan, lalu

menonjolkan kebaikan dan keburukan yang tersamar (An-

Nahlawi, 1995:251).

Rosulullah SAW saat mendidik para sahabatnya

menggunakan metode yang beragam, diantaranya dengan

menggunakan metode perumpamaan. Metode ini memiliki

pengaruh yang signifikan dalam mendekatkan sesuatu yang

masuk akal pada ingatan lawan bicara, dan mempermudah para

pendengarnya untuk memahaminya.

4) Metode Teladan

Kata teladan menurut Kamus Bahasa Indonesia

(2018:1475) adalah “sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk

dicontoh (perbuatan, kelakuan, sifat, dan sebagainya). Hal ini

mengindikasikan bahwa kata teladan ini hanya berlaku pada

hal-hal yang baik saja dan tidak berlaku untuk hal buruk yang

tidak patut ditiru.

Page 48: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

31

Definisi di atas memberi kita gambaran bahwa metode

teladan ini menekankan pada modeling dimana ada seseorang

yang menjadi contoh agar bisa ditiru oleh orang lain. Tentunya

teladan yang dijadikan model ini adalah yang memiliki akhlak

yang baik. Salah satu teladan yang sudah tidak diragukan lagi

adalah Rasulullah SAW. Hal ini dijelaskan dalam Qs. al-

Ahzab: 21.

لقد كان لكم ف رسول الل أسوة حسنة ل من كان ي رجو الل والي وم ر وذكر الل كثيا الخ

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah

itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang

mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan dia banyak menyebut Allah.” (Departemen Agama,

2018:240)

5) Metode Latihan dan Pengamalan

Metode latihan dan pengamalan ini ini bertujuan agar

gambaran materi bisa dipahami menjadi lebih rinci sehingga

bekasnya dapat terasa sampai ke jiwa dan bisa diaplikasikan

dalam kehidupannya. Metode ini meliputi praktik, menghafal

dan pembiasaan (An-Nahlawi, 1989:376).

6) Metode Ibrah dan Mau’idhah

Metode ibrah dan mau’idhah adalah suatu cara

menyampaikan materi melalui bahasa yang bisa berisi nasihat

dan peringatan tentang baik buruknya sesuatu yang diambil

dari keteladanan atau pengalaman seseorang yang bisa

Page 49: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

32

mempengaruhi hati orang tersebut dan bisa diterima secara

nalar (Muchtar, 2005:222).

Ibrah merupakan kondisi yang memungkinkan

seseorang faham baik sesuatu tersebut baik kongkrit maupun

abstrak melalui proses perenungan atau tafakur. Sedangkan

mau’idhah adalah pemberian nasehat dan pengingatan akan

kebaikan dan kebenaran dengan cara yang menyentuh hati dan

menggugah untuk mengamalkannya.

7) Metode Targhib dan Tarhib

Targhib adalah metode yang menekankan pada janji

yang disertai bujukan atau rayuan untuk menunda suatu

kenikmatan dimana penundaan tersebut bersifat pasti dan

dilakukan melalui amal sholeh atau pencegahan diri dari

sesuatu yang buruk, dimana semua hal tersebut dilakukan

dalam rangka mencari ridho Allah.

Metode tarhib adalah metode yang menekankan pada

ancaman-ancaman Allah kepada hambanya yang ingkar,

enggan melaksanakan kewajibannnya dan justru berbuat

maksiat atau dosa dengan menonjolkan pada salah satu

keagungan atau kekuatan Ilahiyahnya. Hal ini dimaksudkan

agar hambanya takut dan menjauhi dosa dan maksiat tersebut

(Umar, 2015:137-138).

Page 50: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

33

2. Komunitas Preman

a. Pengertian Komunitas Preman

Komunitas mengacu pada suatu kesatuan untuk

bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain secara jelas dan

disadari oleh masing-masing anggotanya (Waluya, 2004:52).

Komunitas juga merujuk pada suatu kelompok yang saling

bekerjasama dan berinteraksi dikarenakan adanya kesamaan gaya

hidup (Kotarba &Vanini dalam Djaya, 2016:52).

Menurut Pranoto (2011:108) pengertian komunitas adalah

sekelompok orang yang berada ditingkat lokal, yang mempunyai

ciri dimana para anggota-anggotanya saling berinteraksi sosial

secara intensif. Komunitas ini memiliki cakupan yang sangat luas,

dimulai dari unit yang terendah yaitu keluarga, kemudian naik

menjadi RT, RW dan seterusnya sampai tingkat nasional bahkan

internasional.

Istilah preman berasal dari Bahasa Inggris dan Bahasa

Belanda. Preman dalam bahasa Inggris berasal dua kata yaitu

“free” dan “man” yang berarti manusia yang bebas, manusia

merdeka, manusia independen (Krishna, 2015:218). Sedangkan

preman dalam Bahasa Belanda yaitu vrijman yang berarti orang

bebas atau tidak memiliki ikatan pekerjaan dengan pemerintah atau

pihak tertentu lainnya (Pujaastawa, 2011:5).

Page 51: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

34

Menurut Kunarto (1999:252) definisi preman adalah

sebagai berikut:

Preman adalah orang/individu dan atau kelompok orang

yang tidak berpenghasilan tetap, tidak punya pekerjaan

yang pasti, mereka hidup atas dukungan orang-orang yang

terkena pengaruh keberadaannya. Karena tidak bekerja dan

harus bertahan hidup, mulanya mereka berbuat apa saja

yang dapat menghasilkan uang, namun karena dia melihat

ada orang-orang penakut yang dapat dimintai uang, mereka

juga melakukan penekanan fisik maupun psikis, agar

mereka mau mendukung kebutuhannya. Sikap, tindakan,

perilaku para preman itulah yang disebut sebagai

premanisme.

Definisi lain menyebutkan bahwa preman adalah kelompok

yang sering melakukan tindakan kriminal. Kelompok ini hidup

dalam masyarakat dengan membuat identitas diri baik secara fisik

maupun sikap-sikap yang membuat masyarakat takut dan resah.

Biasanya mereka menampilkan kesan yang dianggap negatif oleh

masyarakat, seperti: percaloan, pemerasan, pemaksaan dan

pencurian yang berlangsung secara cepat dan spontan (Rahmawati,

2002:14).

Sebutan preman pada awalnya lebih berkisar pada orang-

orang yang meresahkan di pasar, terminal dan di tempat-tempat

umum. Namun pada perkembangan berikutnya, kata preman

sendiri sudah digunakan dalam arti dan aspek yang lebih luas,

seperti dalam birokrasi, agama, hukum, hingga dalam dunia maya

sekalipun. Evolusi makna premanisme demikian disebabkan oleh

Page 52: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

35

perkembangan kehidupan dan pemikiran manusia yang dinamis

(Jauhari, 2002:19).

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan

bahwa komunitas preman adalah sekelompok orang yang saling

berinteraksi dikarenakan mereka mempunyai kesamaan gaya hidup

yaitu menjadi manusia yang bebas, yang tidak mau terikat aturan

dan saling bekerja sama namun untuk hal-hal negatif seperti

kekerasan, pencaloan, pemerasan dan biasanya berada di pasar-

pasar, terminal atau tempat umum.

b. Jenis-jenis Preman

Jenis-jenis preman yang dikemukakan oleh beberapa ahli

adalah sebagai berikut.

1) Menururt Ketua Presidium Indonesia Police Watch

Pane (2011:10) mengemukakan bahwa jenis-jenis

preman yang dikategorikan berdasarkan cara kerjanya terbagi

menjadi 4 yaitu:

a) Preman Tidak Terorganisasi

Preman dengan jenis ini mempunyai ciri mereka

bekerja sendiri-sendiri atau jika berkelompok sifatnya

sementara dan tidak memiliki ikatan yang jelas dan tegas.

b) Preman Berpemimpin

Preman jenis ini biasanya bekerja secara kelompok,

mereka memiliki seorang pemimpin yang biasanya paling

Page 53: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

36

hebat dikelompok tersebut dan mempunyai daerah

kekuasaan yang bersifat tetap dan akan terusik jika daerah

kekuasaannya ditempati kelompok lain.

c) Preman Terorganisasi

Preman jenis ini bergerak dengan kelompoknya dan

memiliki pemimpin dan aturan yang jelas dan anggotanya

menyetorkan uang kepada pimpinan.

d) Preman Berkelompok

Preman jenis ini jangkauannya sudah besar, berani

menggunakan bendera organisasi dan justru membayar para

preman bawahannya. Preman jenis ini biasanya dibayar

untuk melakukan pekerjaan tertentu yang wilayah kerjanya

berada di kawasan elit, dan masuk ke ranah politik,

birokrasi dan bisnis gelap. Kerjanya sangat rapi dan jarang

tersentuh hukum karena biasanya sudah ada bacukup dari

aparat.

2) Menurut Azwar Hazan

Jenis preman yang dijabarkan oleh Azwar Hazan dalam

Mirwahah ZI. (2017:39-40) setidaknya ada 4 yang

dikategorikan bersadarkan ciri fisik dan pekerjaanya, yaitu:

a) Preman Tingkat Bawah

Ciri khas dari preman jenis ini biasanya terlihat dari

tampilan fisiknya, tampilan dekil, bertato, berambut

Page 54: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

37

gondrong itulah identitasnya. Kejahatan yang biasa

dilakukan adalah pemalakan, pemerasan dan melakukan

ancaman kepada korbannya.

b) Preman Tingkat Menengah

Preman jenis ini penampilannya lebih rapi dan

mempunyai pendidikan yang cukup. Biasanya pekerjaan

mereka legal dalam suatu organisasi yang rapi. Karena

merasa legal, cara yang mereka gunakan cenderung lebih

berani dan lebih kejam daripada preman tingkat bawah.

Misalnya adalah agency debt collector yang disewa oleh

lembaga perbankan untuk menagih hutang nasabah yang

menunggak.

c) Preman Tingkat Atas

Kelompok preman ini biasanya berlindung di balik

sesuatu, bisa partai politik, organisasi massa bahkan dibalik

agama tertentu. Biasanya mereka disewa untuk membela

kepentingan kelompok tertentu.

d) Preman Elit

Preman ini disebut elit karena berasal dari kalangan

atas, biasanya adalah oknum aparat yang menjadi backing

dari premanisme, mereka adalah aktor intelektual

premanisme yang handal, sehingga perilaku mereka sulit

dikenali.

Page 55: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

38

3) Tamrin Amal

Sebagai seorang sosiolog, Amal (2012) mengungkapkan

bahwa preman ini secara ranah/ aspek pekerjaannya terbagi

menjadi tiga jenis, yaitu:

a) Preman Politik, Hukum dan Kemananan

Preman jenis ini beraktifitas secara legal dalam

berbagai lembaga negara dan berbagai profesi, baik jaksa,

hakim, pengacara, politisi di parlemen maupun di kantor

DPP. Preman ini biasanya berseragam dan memiliki

rekening gendut.

b) Preman Sosial

Preman jenis ini lahir karena didukung oleh preman

politik dan keamanan. Cirinya berseragam jawara yang

dipersatukan dalam organisasi massa. Pekerjaannya tentu

melancarkan aksi dari preman politik dan keamanan yang

berkaitan dengan kasus-kasus sosial.

c) Preman Ekonomi

Preman ini ranah geraknya dalam bidang ekonomi.

Biasanya mereka adalah pemuda putus sekolah dan

pengangguran yang bermodal nyali dan kekuatan fisik,

dimana aksi yang mereka lakukan hanya sekedar untuk

memenuhi kebutuhan ekonomi dan untuk kepentingan

mereka sendiri.

Page 56: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

39

B. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan penelitian yang digunakan untuk

mempertajam metodologi, memperkuat kajian teoritis serta memperoleh

informasi mengenai penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti

lain (Danim, 2001:105). Kajian penelitian terdahulu berguna sebagai

pembanding antara penelitian yang sedang dilakukan dengan penelitian

yang sudah ada sebelumnya. Diantara penelitian yang relevan dengan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mirwahah ZI. (UIN Malik Ibrahim Malang, 2017) dalam skripsinya

yang berjudul Pembinaan Keagamaan Bagi Mantan Preman di

Pondok Pesantren Nurul Ulum Kacuk Malang. Dalam hasil penelitian

yang dilakukan oleh saudara Mirwahah ini berfokus pada peran dari

pondok pesantren dalam membina mantan preman, kesimpulannya

program dalam Pondok Pesantren tersebut bisa mengubah preman

meski belum 100%.

Perbedaan skripsi ini dengan skripsi saudara Mirwahah terletak

pada hal yang diteliti, lokasi dan lembaga yang melakukan pembinaan.

Jika skripsi saudara Mirwahah ZI lebih menitikberatkan kepada fungsi

pondok pesantren, maka skripsi milik peneliti lebih menitik beratkan

kepada pelaksanaan pembinaan Mualaf Center Magelang dalam

melakukan pembinaan keagamaan kepada komunitas preman serta

faktor pendukung dan penghambat dari pembinaan tersebut.

Page 57: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

40

2. Arafat Noor Abdillah (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017) yang

berjudul Pembinaan Keagamaan pada Muallaf di Muallaf Center

Yogyakarta (Perspektif Psikologi Agama). Hasil penelitian tersebut

menunjukkan pembinaan keagamaan bagi para mualaf berdampak

terhadap keberagaman dan keyakinan beragama mereka.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu jika

penelitian karya Arafat Noor Abdillah sumber data yang diteliti adalah

mualaf, sedangkan penelitian ini adalah komunitas preman. Selain itu

lokasi penelitian juga berbeda.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Alan Prabowo (UIN Raden Intan

Lampung, 2018), yang berjudul “Pembinaan Keagamaan Bagi

Narapidana (Studi Deskriptif di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I

Rajabasa, Bandar Lampung)”. Penelitian ini membahas program-

program dalam membina keagamaan bagi narapidana, metodenya serta

pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembinaan tersebut.

Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian

Alan Prabowo yaitu dari fokus penelitian dan lokasi pembinaan.

Dimana dalam penelitian di atas fokus penelitiannya kepada

narapidana sementara dalam skripsi ini fokus penelitiannya adalah

kepada komunitas preman. Serta jika lokasi penelitian Alan Prabowo

di Lampung sementara lokasi penelitian peneliti berada di Magelang.

Page 58: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian memerlukan suatu pendekatan yang tepat sehingga data

yang didapatkan lebih akurat. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memahami

fenomena yang dialami oleh subjek dari penelitian tersebut, misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik,

kemudian hasilnya dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah (Moeloeng, 2017:6).

Penelitian ini bersifat deskriptif. Karena peneliti di sini berusaha

memotret apa yang terjadi pada suatu objek yang diteliti, selanjutnya

peneliti berusaha memaparkan fakta yang terjadi di lapangan secara lugas

dan apa adanya (Arikunto, 2010:3). Dengan menggunakan metode

penelitian ini, peneliti bermaksud dapat meneliti secara mendalam terkait

pelaksanaan pembinaan keagamaan dan faktor pendukung serta

penghambat dalam pembinaan keagamaan kepada komunitas preman.

Dalam hal ini peneliti memaparkan sesuai fakta terkait dengan pembinaan

keagamaan bagi komunitas preman yang dilakukan oleh Mualaf Center

Magelang tahun 2019/2020.

Page 59: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

42

Langkah-langkah yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian di

Mualaf Center Magelang adalah mengidentifikasi adanya masalah yang

terjadi, selanjutnya peneliti membuat daftar informasi yang dibutuhkan,

menentukan prosedur pengumpulan data, pengolahan data atau informasi,

dan yang terakhir menarik kesimpulan penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Mualaf Center Magelang yang

beralamat di Sekertariat Mualaf Center Magelang beralamat di Jalan KH.

Dalhar 174, RT. 02/RW. 09, Santren, Kelurahan Gunungpring, Kecamatan

Muntilan Kabupaten Magelang. Lokasi Mualaf Center sendiri masih

terintegrasi dengan rumah dari pembina Mualaf Center Magelang yaitu

Bapak Wahyu Priyanto dan belum memiliki kantor sendiri. Di tempat

itulah berbagai kegiatan pembinaan serta rapat-rapat koordinasi dilakukan.

Adapun waktu penelitian dimulai dari bulan November 2019 sampai

selesai.

Alasan pemilihan lokasi ini salah satunya karena lokasi ini belum

pernah diteliti oleh peneliti manapun. Selain itu, meskipun ada pembinaan

mualaf namun peneliti lebih memilih untuk meneliti pembinaan kepada

komunitas preman diakarenakan pembinaan mualaf sudah berlangsung

cukup lama dan sudah berjalan lancar serta tidak banyak kendala,

sementara pembinaan kepada preman baru dilaksanakan sejak 2 tahun lalu.

Tentu dengan usia pembinaan yang masih terhitung muda banyak kendala

dan permasalahan yang dihadapi terlebih objek pembinaannya adalah para

Page 60: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

43

preman khususnya para preman di kawasan Gunung Tidar, Kota

Magelang. Melakukan pembinaan keagamaan kepada komunitas preman

bukan hal yang mudah, karena preman tersebut sudah dewasa dan

mempunyai pandangan hidup dan prinsip-prinsip yang pastinya

memerlukan cara tersendiri untuk membinanya.

C. Sumber Data

Sumber data dalam sebuah penelitian berarti subjek darimana data

tersebut diperoleh (Arikunto, 2010:172). Subjek dalam penelitian adalah

orang atau siapa saja yang menjadi sumber informasi yang relevan dengan

penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2016:225). Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini ada dua sumber, yaitu:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang memberikan

data yang dibutuhkan oleh peneliti secara langsung (Sugiyono,

2016:137). Sumber data primer ini bentuknya verbal atau kata-kata,

baik diucapkan secara lisan, gerak gerik atau perilaku yang dilakukan

oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010:22).

Dalam penelitian ini sumber data primer adalah pembina Mualaf

Center Magelang, ketua Mualaf Center Magelang, ustadz pembina

preman, dan beberapa anggota komunitas preman.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber yang secara tidak

langsung dapat memberikan data kepada pengumpul data, misalnya

Page 61: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

44

lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2016:137). Data ini

diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat,

SMS, dan lain-lain), foto-foto, film, rekaman video, dan benda-benda

yang dapat memperkaya data primer (Arikunto, 2010:22). Sumber data

sekunder dalam penelitian ini adalah catatan kegiatan dan data-data

lain yang peneliti temukan di lokasi.

Data-data dalam penelitian ini dikumpulkan dari informan yang

dipilih dengan teknik nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2009,

218), “nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi,

sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball”.

Jenis nonprobability sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah adalah purposive sampling dan snowball sampling. Purposive

sampling merupakan teknik sampel yang digunakan untuk memilih

sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut

dimaksudkan agar peneliti lebih dimudahkan dalam menjelajahi objek

yang diteliti. Sumber data yang dipilih adalah orang yang dianggap

mengetahui seluk beluk dari data yang akan kita cari. Snowball sampling

adalah teknik sampling yang dilakukan dengan awalnya sumber data

hanya sedikit kemudian karena data yang dibutuhkan masih kurang, maka

mencari orang lain lagi sebagai sumber data agar data yang diperlukan

terpenuhi.

Page 62: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

45

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini awalnya peneliti

memilih pembina Mualaf Center Magelang sebagai sumber data pertama

yang peneliti anggap mengetahui seluk beluk dari data yang akan diteliti.

Selanjutnya oleh pembina Mualaf Center Magelang disarankan kepada

ketua Mualaf Center Magelang, dan ustadz pembina preman. Kemudian

untuk mendapatkan data yang lebih akurat ustadz pembina menyarankan

untuk melakukan wawancara juga dengan beberapa anggota komunitas

preman.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, diperlukan metode

yang tepat sesuai dengan jenis penelitian dan tujuan penelitian. Adapun

metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi secara langsung antara

peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung secara tatap muka

dan saling tanya jawab. Wawancara tidak hanya menangkap ide atau

kata-kata dari responden semata, namun juga perasaan, pengalaman,

emosi dan motif yang ditampilkan oleh responden (Gulo, 2002:119).

Wawancara berdasarkan bentuk pertanyaannya, menurut

Esterberg dalam Sugiyono (2016:233) dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Wawancara Terstruktur (Structured Interview)

Wawancara terstruktur digunakan jika peneliti telah

mengetahui pasti tentang data yang diperoleh. Peneliti telah

Page 63: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

46

menyiapkan pertanyaannya secara tertulis disertai dengan alternatif

jawabannya. Kemudian masing-masing responden mendapat

pertanyaan yang sama dan peneliti menuliskan jawabannya.

Bahkan peneliti bisa meminta tolong responden (yang telah diberi

training) untuk mengumpulkan jawaban dari responden lain.

b. Wawancara Semiterstruktur (Semistuctured Interview)

Wawancara ini cenderung lebih bebas dari wawancara

terstruktur. Tujuannya adalah untuk menemukan permasalahan

secara lebih terbuka ketika responden mengemukakan ide-idenya.

c. Wawancara Tak Berstruktur (Unstructured Interview)

Pelaksanaan wawancara ini dilakukan tanpa adanya

pedoman wawancara. hal ini dikarenakan peneliti belum banyak

mengetahui secara pasti data apa saja dari responden.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara

terbuka dan bersifat semiterstruktur. Hal ini karena responden

menyadari bahwa dirinya bertindak sebagai informan dan mengetahui

tujuan dari wawancara tersebut. Wawancara juga bersifat semistruktur,

karena selain melakukan wawancara dengan pertanyaan yang peneliti

siapkan, peneliti juga mengembangkan pertanyaan yang masih relevan

sehingga pertanyaan mengalir begitu saja namun tetap masih dalam

konteks penelitian, sehingga peneliti bisa menerapkan in depth interview

atau wawancara mendalam, yaitu wawancara yang mendalami apa yang

Page 64: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

47

ada di benak seseorang, baik itu masa kini, masa lampau, maupun masa

sekarang (Bunhan, 2009:67).

Adapun responden atau informan dari penelitian ini adalah

pembina Mualaf Center Magelang, ketua Mualaf Center Magelang,

ustadz pembina preman dan anggota komunitas preman. Wawancara

dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang nyata dan akurat dari

informan. Meskipun demikian peneliti tidak menutup kemungkinan

untuk mengajukan pertanyaan pada hal-hal lain yang mendukung topik

penelitian.

Metode wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk

menggali data tentang sejarah dan gambaran umum Mualaf Center

Magelang, pelaksanaan pembinaan keagamaan kepada komunitas

preman di Mualaf Center Magelang dan faktor pendukung serta

penghambat pembinaan keagamaan tersebut.

2. Metode Pengamatan (Observasi)

Pengamatan (Observasi) adalah metode pengumpulan data

dimana peneliti mengamati, melihat, mendengarkan, merasakan dari

situasi yang terjadi dilapangan kemudian mencatatnya seobyektif

mungkin (Gulo, 2002:116)

Berdasarkan pelaksanaan pengumpulan data, Sugiyono

(2016:145) membagi menjadi dua jenis, yaitu:

Page 65: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

48

a. Observasi Berperan Serta (Participant Observation)

Pengamat ikut terjun secara langsung bahkan ikut tinggal

bersama dengan kelompok yang ditelitinya, ikut melakukan

kegiatan seperti yang dilakukan oleh sumber data serta merasakan

suka duka didalamnya. Dalam hal ini seorang pengamat

menyamakan dirinya dengan orang/ kelompok yang sedang

diamatinya.

b. Observasi Tidak Berperan Serta (Nonpartisipan Observation)

Kebalikan dari observasi partisipan, dimana dalam

observasi ini pengamat tidak ikut terjun. Hanya murni sebagai

pengamat saja dan mengamati sesuai dengan kebutuhannya saja.

Peneliti dalam hal ini menggunakan jenis observasi partisipan

dikarenakan peneliti ikut berpartisipasi ketika kegiatan-kegiatan

pembinaan keagamaan tersebut berlangsung serta memahami

bagaimana seluk beluk kegiatan pembinaan tersebut berlangsung dan

berinteraksi langsung dengan para preman selama proses kegiatan.

Tujuan observasi ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas

tentang pelaksanaan pembinaan keagamaan kepada komunitas preman,

program maupun kegiatan yang digunakan dalam pembinaan

keagamaan kepada komunitas preman, serta digunakan sebagai data

pelengkap dari wawancara yang diajukan.

Metode observasi partisipan dalam penelitian ini digunakan

untuk menggali data tentang kondisi Mualaf Center Magelang,

Page 66: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

49

pelaksanaan pembinaan keagamaan kepada komunitas preman di

Mualaf Center Magelang, kondisi preman yang dibina Mualaf Center

Magelang dan faktor pendukung serta penghambat pembinaan

keagamaan tersebut.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal

yang dibutuhkan baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.

Dalam metode dokumentasi ini yang diamati jelas bukan benda hidup

tapi benda mati. Metode dokumentasi sangat penting agar ketika

terjadi kekeliruan sumber datanya masih tetap utuh (Siyoto dan Sodik,

2015:77). Dalam penelitian ini, data yang diambil adalah data

mengenai proses wawancara dengan informan, maupun kegiatan-

kegiatan pembinaan keagamaan yang berlangsung.

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

menggali data tentang profil Mualaf Center Magelang, pelaksanaan

pembinaan keagamaan kepada komunitas preman di Mualaf Center

Magelang, kondisi preman yang dibina Mualaf Center Magelang dan

data anggota preman yang dibina.

Untuk lebih mudah dalam memahami prosedur pengumpulan data

tersebut, berikut peneliti sertakan tabel yang berisi metode pengumpulan

data, sumber data dan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Page 67: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

50

Tabel 3.1 Prosedur Pengumpulan Data

No Metode Sumber Data Data yang Dibutuhkan

1. Wawancara Pembina Mualaf

Center Magelang

1. Sejarah dan gambaran Mualaf

Center Magelang

2. Pelaksanaan pembinaan

keagamaan kepada komunitas

preman

3. Faktor pendukung &

penghambat pembinaan kepada

komunitas preman

Ketua Mualaf

Center Magelang &

Ustadz pembina

preman

1. Gambaran preman yang dibina

2. Pelaksanaan pembinaan

keagamaan kepada komunitas

preman

3. Faktor pendukung dan

penghambat pembinaan

keagamaan kepada komunitas

preman

Anggota preman 1. Pelaksanaan pembinaan

keagamaan kepada komunitas

preman

2. Perbedaan sebelum dan setelah

mengikuti pembinaan

3. Faktor pendukung dan

penghambat dalam pembinaan

keagamaan

Page 68: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

51

Lanjutan Tabel...

No Metode Sumber Data Data yang Dibutuhkan

2. Observasi 1. Mualaf Center

Magelang

1. Kondisi Mualaf Center

Magelang

2. Pelaksanaan pembinaan

keagamaan kepada komunitas

preman di Mualaf Center

Magelang

3. Kondisi preman yang dibina

Mualaf Center Magelang

4. Faktor pendukung serta

penghambat pembinaan

keagamaan tersebut.

3. Dokumentasi 1. Gambar

2. Dokumen

1. Visi & misi Mualaf Center

Magelang

2. Tujuan Mualaf Center

Magelang

3. Struktur Organisasi Mualaf

Center Magelang

4. Kegiatan/ Proses Pembinaan

Keagamaan

5. Data anggota Komunitas

preman yang dibina

Page 69: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

52

Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif bersifat suatu

keharusan. peneliti sebagai human instrument, berfungsi menetapkan

fokus penelitian, memilih informan sumber data, melakukan

pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan

data, dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2015:222),

Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif tidak bisa

diwakilkan dikarenakan adanya proses pengambilan data yang perlu

ditafsirkan langsung oleh peneliti, karena informan terkadang tidak

mengatakan secara jelas namun hanya menggunakan isyarat tubuhnya

untuk menjawab sebuah pertanyaan.

Keterlibatan peneliti dalam pengumpulan data penelitian ini

adalah peneliti hadir secara langsung dan bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpul data di lapangan. Kehadiran peneliti di lapangan

dimaksudkan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus

yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif

dengan informan atau sumber data lainnya mutlak dilakukan.

Penelitian ini direncakan akan dilakukan dari bulan November

2019 hingga selesai. Berawal dari pengajuan izin penelitian yang

dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut

Agama Islam Negeri Salatiga. Melalui Surat izin tersebut memulai

penelitian dengan melakukan wawancara dengan informan, melakukan

observasi di lokasi penelitian dan mengambil dokumentasi yang

relevan dan mendukung penelitian.

Page 70: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

53

E. Analisis Data

Setelah mendapatkan berbagai data yang kredibel dan sesuai

kebutuhan, kemudian data tersebut dianalisis. Dalam hal ini peneliti

menganalisis data menggunakan analisa data kualitatif model interaktif

dari Miles dan Huberman (1994) yang terdiri dari:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak dan

masih tidak beraturan, maka perlu dicatat secara teliti dan terperinci

sehingga data akan menjadi jelas dan memudahkan peneliti menemukan

data yang akan diperlukan. Jadi reduksi data adalah lebih memfokuskan

pada penyederhanaan, dan memindahkan data mentah kedalam bentuk

yang mudah dikelola. Proses reduksi data ini berlangsung terus menerus

sampai laporan akhir tersusun (Salim & Syahrum, 2012:148).

2. Penyajian Data

Setelah melakukan berbagai reduksi data maka dilanjutkan

dengan penyajian data, yaitu sekumpulan informasi yang tersusun jelas,

sehingga memungkinkan adanya penarikan kesimpulan. Penyajian data

bisa berbenuk naratif, bagan, matrik, grafik dan jaringan sehingga

diperoleh informasi yang tersusun sehingga peneliti dapat mengetahui

apa yang terjadi untuk menarik kesimpulan. (Salim & Syahrum,

2012:150). Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan data

menggunakan naratif dalam penyajiannya dan dilengkapi dengan

beberapa tabel agar mudah dipahami.

Page 71: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

54

3. Menarik Kesimpulan/ Verifikasi

Langkah ketiga setelah mereduksi dan menyajikan data adalah

menarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan di awal penelitian

sifatnya masih sementara. Kesimpulan akan berganti jika tidak

ditemukan bukti yang mendukung, dan akan menjadi kredibel jika

kesimpulan awal tersebut didukung oleh bukti-bukti yang valid,

konsisten dan akurat saat penelitian berlangsung (Sugiyono, 2016:252)

Proses verifikasi data yaitu tinjauan ulang terhadap catatan

lapangan, tukar pikiran dengan informan untuk mengembangkan

“kesepakatan intersubjektivitas”. Jadi setiap data yang ada diuji

kebenarannya, kekokohan dan kecocokan tersebut merupakan

validitasnya (Salim & Syahrum, 2012:151).

F. Pengecekan Keabsahan Data

Setelah data terkumpul secara menyeluruh maka diperlukan

pengecekan keabsahanya. Terdapat empat kriteria yang digunakan yaitu:

kepercayaan (credibelity), keteralihan (transferability), ketergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability) (Moleong, 2017:324). Pada

penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan (credibelity).

Teknik pemeriksaan kebasahan data yang peneliti gunakan adalah

perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan dan teknik

triangulasi. Menurut Moeloeng (2017:330) “triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar

Page 72: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

55

data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data itu”.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

teknik dan sumber. Triangulasi teknik berarti pengecekan data

menggunakan cara yang berbeda (observasi, wawancara dan dokumentasi)

untuk mendapat data dari sumber yang sama (Sugiyono, 2016:220).

Kemudian peneliti membandingkan data antara hasil wawancara dengan

observasi, hasil observasi dengan dokumentasi dan hasil wawancara

dengan dokumentasi. Hasil perbandingan diharapkan dapat dijadikan

sebagai acuan untuk menyatukan persepsi peneliti dalam melihat data

penelitian. Jadi, data tersebut dapat dipahami secara komprehensif.

Selain itu penelitian ini juga menggunakan triangulasi sumber.

Menurut Sugiyono (2016:330) triangulasi sumber yaitu cara pengecekan

keabsahan data dimana data diperoleh dari sumber yang berbeda-beda

dengan teknik yang sama. Peneliti menggunakan teknik yang sama yaitu

wawancara mendalam kepada sumber yang berbeda-beda yaitu pembina

Mualaf Center Magelang, ketua Mualaf Center Magelang, ustadz pembina

preman serta anggota komunitas preman. Kemudian hasil wawancara antar

informan tersebut dibandingkan sehingga bisa di cek kebenarannya.

Page 73: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

56

BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data

1. Profil Mualaf Center Magelang

a. Gambaran Umum Mualaf Center Magelang

Mualaf Center Magelang (MCM) merupakan organisasi yang

bergerak dalam pembinaan keagamaan kepada masyarakat. Organisasi

yang berdiri di bawah naungan Mualaf Center Indonesia ini mulai ada

di Magelang sendiri sejak tahun 2015 dan sekretariatnya berlokasi di

Jalan KH. Dalhar 174, RT. 02/RW. 09, Santren, Kelurahan

Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

Mualaf Center Magelang hadir ditengah kebingungan para

mualaf. Setelah bersyahadat para mualaf akan belajar Islam kepada

siapa, akan bergaul dengan siapa ketika ditinggalkan kawan-kawan

lamanya dan siapa yang membantu menyelesaikan berbagai

permasalahan yang timbul ketika para mualaf tersebut masuk Islam.

Melihat berbagai masalah tersebut akhirnya hadirlah Mualaf Center

Magelang untuk membantu para mualaf mempelajari Islam dan

memberikan perlindungan.

Pada awal berdirinya, organisasi ini hanya digawangi oleh 3

orang saja yaitu Bapak Wahyu Priyanto, Bapak Asrori dan Bapak

Agung Prabowo, kemudian mulai berkembang menjadi besar dan

melakukan berbagai kegiatan yang tidak hanya berfokus terhadap

Page 74: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

57

mualaf saja namun melebarkan perannya bagi umat Islam dan

masyarakat. Sejalan dengan perkembangan objek dakwahnya, bidang

dakwahnya juga dilebarkan seperti bidang ekonomi, sosial dan juga

kebencanaan (Wawancara dengan Bapak Wahyu Priyanto tanggal 23

Februari 2020 pukul 14.00WIB di Mualaf Center Magelang).

b. Visi dan Misi Mualaf Center Magelang

Mualaf Center Magelang sebagai organisasi dengan fokus

pembinaan keagamaan kepada masyarakat tentu memiliki visi dan misi

dalam menjalankan setiap program dan kegiatannya. Visi yang dimiliki

oleh Mualaf Center Magelang adalah: “Mualaf Center Magelang Ada

untuk Mualaf dan Umat”. Dalam rangka mencapai visi tersebut,

Mualaf Center Magelang menjalankannya dengan misi yang dikenal

dengan istilah “3P, yaitu pembinaan, pendampingan dan

perlindungan”.

c. Tujuan Mualaf Center Magelang

1) Menjadi tempat utama dalam pembinaan mualaf dan umat dalam

hal ilmu agama melalui berbagai program baik ta’lim maupun

pengajian akbar.

2) Memberikan pendampingan baik dalam hal psikologis maupun

ekonomi sehingga tercipta persaudaraan antara MCM dengan umat

dan mualaf.

3) Memberikan perlindungan baik fisik maupun hukum sehingga

keamanan umat dan mualaf selalu terjamin.

Page 75: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

58

d. Struktur Organisasi Mualaf Center Magelang

Mualaf Center Magelang menggunakan sistem perampingan

organisasi mengingat personilnya yang masih terbatas. Semua

pengurus inti di Mualaf Center Magelang asli beragama Islam dan

tidak ada yang berasal dari mualaf. Para mualaf dilibatkan dalam

kelompok kerja yang bekerja dibawah pengurus inti.

Tabel 4.1 Struktur Organisasi Mualaf Center Magelang

Pembina Wahyu Priyanto

Ketua Muhamad Asrori, S.Ag., M.Pd

Sekretaris Agung Prabowo, ST.

Bendahara Ahmad Surya & Hartono

Pokja Mualaf Ostern Albert

Pokja Preman Marno

(Sumber: Dokumentasi Mualaf Center Magelang Tanggal 23 Februari 2020)

e. Program Kegiatan Mualaf Center Magelang

Mualaf Center Magelang sebagai organisasi yang sudah berdiri

sekitar 5 tahun selalu berbenah dan terus melakukan berbagai kegiatan,

sehingga visi dan misi yang sudah dicanangkan tidak berhenti hanya

sebagai tulisan saja. Berikut beberapa program dari Mualaf Center

Magelang. (Wawancara dengan Bapak Wahyu Priyanto tanggal 16

November 2019 pukul 09.30 di Mualaf Center Magelang)

Page 76: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

59

1) Pembinaan

Program pembinaan di Mualaf Center Magelang diberikan

kepada beberapa objek dakwah, diantaranya adalah sebagai

berikut:

a) Mualaf

Pembinaan kepada mualaf dilakukan ketika pra syahadat

dan pasca syahadat, masing-masing 3 bulan lamanya.

Pembinaan pra syahadat dilakukan secara intensif dengan

mendiskusikan berbagai hal yang berkaitan dengan Islam

dengan terutama dalam hal aqidah, sehingga calon mualaf

tersebut semakin mantap untuk melakukan konversi agama.

Pembinaan pasca syahadat pun juga dilakukan secara

intensif selama 3 bulan. Mualaf dibimbing langsung berkaitan

dengan masalah ibadah praktik sehari-hari seperti: wudhu,

sholat dan lain-lain. Biasanya setiap sore hari para mualaf

mendatangi kajian seputar ibadah harian tersebut.

Pembinaan juga terus berlanjut ke aspek yang lain tak

terkecuali dalam membaca al-Qur’an. Setiap malam hari

setelah maghrib para mualaf dititipkan ke TPA disekitar

Mualaf Center Magelang untuk mendapatkan pengajaran al-

Qur’an mulai dari membaca huruf dasar dengan buku iqro’

sampai bisa membaca al-Qur’an. Tak lupa juga para mualaf

Page 77: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

60

diajarkan menghafal surat-surat pendek (Juz Amma), hadis-

hadis yang singkat dan juga doa-doa harian.

Saat ini jumlah mualaf yang terdaftar sudah dibina oleh

Mualaf Center Magelang mulai dari pra syahadat sampai pasca

syahadat kurang lebih ada 250 orang. Para mualaf tersebut

tidak hanya berasal dari Magelang saja namun juga ada yang

berasal dari daerah lain, seperti Boyolali dan Yogyakarta.

b) Preman

Pembinaan preman dilakukan sejak 2 tahun yang lalu,

kurang lebih dari tahun 2018. Pembinaan preman ini dilakukan

kepada komunitas preman di sekitar Gunung Tidar, Kota

Magelang yang sudah ada turun temurun sejak dahulu

dikarenakan kawasan tersebut merupakan terminal lama Kota

Magelang.

Pembinaan preman berawal dari keresahan Mualaf

Center Magelang terhadap premanisme di daerah tersebut,

kejadian tawuran, pemalakan, pencopetan yang berasal dari

orang-orang dari daerah tersebut sangat meresahkan warga

sekitar. Berlatar belakang hal tersebut, Mualaf Center

Magelang mulai pelan-pelan mendekati para preman tersebut

dan mulai mengajak mereka kembali ke jalan Islam dan

meninggalkan pekerjaan mereka seperti pemalak, pencopet dan

lain-lain.

Page 78: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

61

c) Masyarakat Umum

Pembinaan yang dilakukan Mualaf Center Magelang

untuk masyarakat umum dilakukan di daerah lereng-lereng

gunung, seperti di lereng Gunung Merapi, Merbabu dan

Pegunungan Menoreh. Biasanya orang-orang dari daerah

tersebut belum melek membaca al-Qur’an. Pengajian-pengajian

yang ada hanya membicarakan seputar masalah syariat seperti

surga dan neraka.

Metode yang dilakukan yaitu dengan bekerja sama

dengan ulama setempat melakukan berbagai kegiatan seperti

memberdayakan TPA dan memakmurkan masjid dengan

mengadakan tabligh akbar, ikut serta merayakan peringatan

hari besar Islam dan bakti sosial.

2) Pendampingan

Pendampingan yang dilakukan oleh Mualaf Center

Magelang ini diberikan kepada 3 objek dakwah di atas dalam

beberapa bidang, yaitu:

a) Sosial

Pendampingan sosial ini diberikan kepada para mualaf

pra dan pasca syahadat. Hal ini dikarenakan secara sosial para

mualaf masih labil. Berbagai tekanan baik dari keluarga

maupun teman membuat kejiwaan dan logika mereka ada di

persimpangan jalan. Kondisi psikis mereka masih labih, jadi

Page 79: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

62

kita terus memberikan pendampingan secara sosial dengan

merangkul mereka sehingga mereka tidak takut akan dikucilkan

atau kehilangan teman-temannya.

b) Ekonomi

Pendampingan ekonomi mualaf juga diperhatikan.

Biasanya orang yang memutuskan untuk melakukan konversi

agama akan dikucilkan keluarga, dipecat dari pekerjaan

lamanya dan bahkan pihak gereja lama mereka akan

memberikan gangguan berupa tawaran secara materiil.

Peran penting pendampingan ekonomi yang diberikan

oleh Mualaf Center Magelang adalah berusaha mencarikan

pekerjaan baru sehingga kebutuhan ekonomi para mualaf tidak

terganggu dan stabil. Hal demikian juga berlaku pada para

preman yang dibina. Para preman dicarikan pekerjaan baru

yang bisa menghasilkan uang sehingga tidak ada

kecenderungan untuk kembali ke pekerjaan lama mereka yang

notabenenya tidak halal.

c) Kebencanaan

Pendampingan kebencanaan dilakukan oleh Mualaf

Center Magelang dengan berbagai cara. Selain melakukan

penggalangan dana ketika terjadi bencana, Mualaf Center

Magelang juga ikut terjun langsung ke lokasi kejadian untuk

Page 80: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

63

memberi bantuan logistik dan yang utama memberi penguatan

aqidah kepada para korban.

Contoh dari pendampingan kebencanaan ini adalah

ketika gempa Lombok, Palu dan Lampung semua ikut

menggalang dana dan bahkan ada yang terjun langsung ke

lokasi. Sementara ketika terjadi pandemi Covid-19, Mualaf

Center Magelang juga ikut melakukan berbagai pencegahan

dengan melakukan penyemprotan disinfektan ke berbagai

masjid dan ikut membagikan hand sanitizer kepada

masyarakat.

3) Perlindungan

Perlindungan ini diberikan kepada mualaf dikarenakan

biasanya pasca syahadat ini para mualaf akan mendapat tekanan

dari berbagai pihak. Adapun bentuk perlindungannya adalah

sebagai berikut:

a) Fisik

Perlindungan fisik dilakukan ketika mualaf mendapat

tekanan fisik dari berbagai pihak. Tidak jarang keluarga mualaf

yang tidak terima anggota keluarganya masuk Islam melakukan

kontak fisik yang membahayakan jiwa mualaf seperti

kekerasan, penyekapan dan pemaksaan untuk kembali ke

agama lama.

Page 81: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

64

Ketika mengalami hal demikian, maka pihak Mualaf

Center Magelang akan mengamankan si mualaf dan

membawanya ke kantor yang juga merupakan safehouse bagi

para mualaf. Mereka dijauhkan dulu dari keluarganya yang

melakukan kekerasan fisik sampai kondisi stabil. Jika mualaf

tersebut membawa anak, maka anaknya akan dimasukkan ke

pesantren dan dicarikan sekolah baru oleh pihak Mualaf Center

Magelang.

b) Hukum

Perlindungan hukum juga diberikan ketika para mualaf

terkena kasus hukum atau kasus kekerasan fisik tersebut

dilanjutkan ke jalur hukum. Mualaf Center Magelang

membantu memberikan bantuan hukum dengan menyediakan

pengacara secara gratis hingga masalah tersebut teratasi.

2. Gambaran Informan

Pemilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini

adalah berdasarkan subjek yang menguasai permasalahan, memiliki data,

dan bersedia memberikan informasi secara lengkap. Untuk mengetahui

pelaksanaan pembinaan keagamaan kepada komunitas preman serta faktor

pendukung dan penghambatnya, dapat didasarkan pada informasi yang

berhasil dihimpun melalui beberapa informan yang peneliti rasa dapat

mewakili keseluruhan informasi yang akan diteliti dengan rincian tabel

berikut ini:

Page 82: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

65

Tabel 4.2 Identitas Informan

No. Nama Informan

Kode

Informan

Jabatan Alamat

1. Wahyu Priyanto WP Pembina Mualaf

Center Magelang

Dsn. Santren, Desa

Gunungpring, Kec.

Muntilan, Kab. Magelang

2. Muhamad Asrori,

S.Ag., M.Pd

MA Ketua Mualaf

Center Magelang

Dsn. Srikuwe, Desa

Ambartawang,Kec.

Mungkid, Kab. Magelang

3. Marno Mn Ustadz Pembinaan

Preman

Dsn. Tejosari, Desa

Magersari, Kec Magelang

Selatan, Kota Magelang

4. Slamet Wahyono SW Anggota Komunitas

Preman

Tejosari, RT 05/ RW 07,

Kelurahan Magersari, Kec.

Magelang Selatan, Kota

Magelang

5. Asep Hariyadi AH Anggota Komunitas

Preman

Tejosari, RT 06/ RW 07,

Kelurahan Magersari, Kec.

Magelang Selatan, Kota

Magelang

6. Hidayat Mustofa HM Anggota Komunitas

Preman

Tejosari, RT 05/ RW 07,

Kelurahan Magersari, Kec.

Magelang Selatan, Kota

Magelang

Page 83: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

66

3. Gambaran Preman Binaan Mualaf Center Magelang

Komunitas preman yang dibina oleh Mualaf Center Magelang

termasuk jenis preman berpemimpin, preman kelas bawah dan preman

ekonomi yang berada di sekitar Gunung Tidar dan merupakan terminal

lama Kota Magelang. Para preman ini bertempat tinggal di Desa Tejosari

Kelurahan Magersari Kecamatan Magelang Selatan Kota Magelang atau

masyarakat Magelang biasa mengenal dengan Desa Barakan.

Latar belakang pembinaan keagamaan kepada komunitas preman

dijelaskan oleh Bapak WP sebagai berikut:

Pembinaan keagamaan kepada para preman didasari rasa

keprihatinan Mualaf Center Magelang terhadap kondisi wilayah itu.

Situasi dan kondisi di wilayah tersebut sangat memilukan. Bahkan

wilayah tersebut sudah mendapat stigma negatif dari masyarakat

magelang sebagai sarang para preman. Hampir semua masyarakat

di wilayah tersebut menjadi preman kalau tidak jiwa premannya

masih terlihat. (Wawancara dengan Bapak Wahyu Priyanto tanggal

16 November 2019 pukul 09.30 di Mualaf Center Magelang).

Kondisi para preman jika dilihat dari segi pengetahuan agamanya

juga sangat kurang. Hal ini dikarenakan mereka hanya mendapat

pengetahuan agama hanya di sekolah melalui mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam saja, sementara di lingkungan tempat tinggal mereka tidak

ada fasilitas untuk belajar agama dan justru mereka disuguhi dengan

pemandangan yang tidak etis setiap harinya. Jadi pengetahuan keagamaan

mereka terbilang minim sekali.

Page 84: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

67

Hal senada juga terlihat dari segi pendidikan umumnya. Para

preman yang mengikuti pembinaan notabenenya hanya lulusan SD, SMP

dan beberapa saja yang sampai tingkat SMA. Kebanyakan dari mereka

bersekolah di sekolah negeri dan bukan mengambil madrasah. Hal inilah

yang menyebabkan mereka terpaksa terjebak dengan dunia premanisme

dan memilih pekerjaan yang tidak halal karena mencari pekerjaan yang

halal sangat sulit.

Awal mula kegiatan pembinaan keagamaan kepada komunitas

preman diungkapkan oleh Bapak Mn sebagai berikut:

Pembinaan keagamaan kepada para preman dimulai sejak 2 tahun

lalu tepatnya pada ramadhan tahun 2018. Kegiatan bermula ketika

ada seorang donatur yang hendak memberikan shadaqah untuk

berbuka puasa. Menurut Bapak Marno, awalnya paket makanan

tersebut akan diberikan ke masjid. Namun, hal tersebut terkesan

sudah sangat biasa. Oleh karena itu beliau berinisiatif untuk

mengundang para preman untuk berbuka puasa. Awalnya jelas para

preman tersebut menolak karena sebagian besar diantara mereka

tidak puasa. Namun setelah melalui negosiasi dengan yang

dituakan oleh mereka acara buka bersama pun terlaksana di

lapangan voli Desa Tejosari dengan jumlah peserta kurang lebih

100 orang. Tindak lanjut dari kegiatan buka bersama itu, beberapa

preman mulai terketuk hatinya untuk dilakukan kegiatan yang lebih

mendalam. Pihak Mualaf Center Magelang jelas merespon positif

hal tersebut. Sehingga dimulailah merencanakan bagaimana

metode yang tepat untuk membina keagamaan para preman

tersebut dan sejak saat itu pembinaan rutin dilaksanakan.

(Wawancara dengan Bapak Marno tanggal 1 Mei 2020 pukul 16.00

di Rumah Bapak Marno).

Untuk mengikuti pembinaan ini tergolong mudah. Tidak ada syarat

khususnya. Jika para preman ingin mengikuti pembinaan keagamaan

hanya dengan menemui Bapak Marno atau pihak Mualaf Center Magelang

dan akan dibina dengan beberapa kegiatan. Jumlah peserta pembinaan juga

Page 85: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

68

naik turun. Peserta yang awalnya sudah semangat mengikuti terkadang

terpengaruh lingkungan dan berhenti mengikuti. Namun ada juga peserta

yang berhasil ikut diajak oleh preman yang lain. Saat ini jumlah peserta

yang dibina ada sekitar 19 orang dengan data sebagai berikut:

Tabel 4.3 Identitas Preman Binaan Mualaf Center Magelang

No Nama Tanggal Lahir Usia Alamat

1. Sumarno 8 Agustus 1981 38 Tejosari, RT 06/ RW 07,

Kelurahan Magersari, Kec.

Magelang Selatan, Kota Magelang

2. Sumarno 18 Juni 1976 43 Tejosari, RT 05/ RW 07,

Kelurahan Magersari, Kec.

Magelang Selatan, Kota Magelang

3. Suhartono 18 Mei 1975 45 Tejosari, RT 06/ RW 07,

Kelurahan Magersari, Kec.

Magelang Selatan, Kota Magelang

4. Supardi 4 April 1974 46 Tejosari, RT 07/ RW 07,

Kelurahan Magersari, Kec.

Magelang Selatan, Kota Magelang

5. Asep

Hariyadi

23 Mei 1988 32 Tejosari, RT 06/ RW 07,

Kelurahan Magersari, Kec.

Magelang Selatan, Kota Magelang

Page 86: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

69

Lanjutan Tabel...

No Nama Tanggal Lahir Usia Alamat

6. Hidayat

Mustofa

2 Juni 1989 31 Tejosari, RT 05/ RW 07, Kelurahan

Magersari, Kec. Magelang Selatan,

Kota Magelang

7. Wahyu

Santosa

9 September

1993

27 Tejosari, RT 05/ RW 07, Kelurahan

Magersari, Kec. Magelang Selatan,

Kota Magelang

8. Riyanto 14 April 1991 29 Tejosari, RT 07/ RW 07, Kelurahan

Magersari, Kec. Magelang Selatan,

Kota Magelang

9. Slamet

Wahyono

15 Maret 1983 37 Tejosari, RT 05/ RW 07, Kelurahan

Magersari, Kec. Magelang Selatan,

Kota Magelang

10. Muhammad

Irfan

12 September

1997

22 Tejosari, RT 05/ RW 07, Kelurahan

Magersari, Kec. Magelang Selatan,

Kota Magelang

11. Ardian 15 Mei 1996 24 Tejosari, RT 05/ RW 07, Kelurahan

Magersari, Kec. Magelang Selatan,

12. Joko Riyanto 5 Januari 1987 33 Tejosari, RT 05/ RW 07, Kelurahan

Magersari, Kec. Magelang Selatan,

Kota Magelang

Page 87: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

70

Lanjutan Tabel...

No Nama Tanggal Lahir Usia Alamat

13. Juwandi 10 Januari 1989 31 Tejosari, RT 05/ RW 07, Kelurahan

Magersari, Kec. Magelang Selatan,

Kota Magelang

14. Tono Sutopo 3 Maret 1983 37 Tejosari, RT 05/ RW 07, Kelurahan

Magersari, Kec. Magelang Selatan,

Kota Magelang

15. Feri Imam

Saputra

5 Oktober 1997 22 Tejosari, RT 06/ RW 07, Kelurahan

Magersari, Kec. Magelang Selatan,

Kota Magelang

16. Budi Purnomo 15 Desember

1985

34 Tejosari, RT 06/ RW 07, Kelurahan

Magersari, Kec. Magelang Selatan,

Kota Magelang

17. Sudiono 8 Juni 1980 40 Tejosari, RT 05/ RW 07, Kelurahan

Magersari, Kec. Magelang Selatan,

Kota Magelang

18. Wahyu

Slamet Adil

Indra

Nugroho

17 Juni 1996 24 Tejosari, RT 05/ RW 07, Kelurahan

Magersari, Kec. Magelang Selatan,

Kota Magelang

19. Ari Setiawan 1 Januari 1987 33 Tejosari, RT 06/ RW 07, Kelurahan

Magersari, Kec. Magelang Selatan,

Kota Magelang

(Sumber: Dokumentasi di Mualaf Center Magelang 11 Maret 2020)

Page 88: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

71

Untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam pembinaan

keagamaan kepada para preman tersebut tentu membutuhkan dan yang

tidak sedikit. Dana untuk pembinaan ini diperoleh baik melalui MCI Pusat

yang memiliki channel youtube Vertizone TV, dari donatur maupun dari

para preman sendiri, dimana dana tersebut digunakan untuk kebutuhan

operasonal mereka. Berikut data yang peneliti temukan mengenai

pengelolaan pendanaanya.

Tabel 4.4 Pengelolaan Keuangan Pembinaan Preman Bulan April 2020

No Tanggal Keterangan Masuk Keluar Saldo

1. 1/4/2020 Sisa Bulan Maret 225.000 - 225.000

2. 1/4/2020 Uang GEMAR 230.000 - 455.000

3. 10/4/2020 Membeli keperluan

penyemprotan disinfektan

400.000 55.000

4. 15/4/2020 Donatur 100.000 - 155.000

5. 19/4/2020 Penyemprotan Disinfektan

ke 2

150.000 5.000

6. 20/4/2020 MCI Pusat 350.000 - 355.000

7. 26/4/2020 Donatur 50.000 - 405.000

(Sumber: Dokumentasi di Mualaf Center Magelang 1 Mei 2020)

4. Hasil Penelitian

Setelah melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, maka

berikut data yang ditemukan di lapangan. Adapun data yang akan

dipaparkan dan dianalisa adalah sesuai dengan fokus penelitian yang telah

dipaparkan di BAB I yaitu tentang pelaksanaan pembinaan keagamaan

Page 89: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

72

kepada komunitas preman di Mualaf Center Magelang tahun 2019/2020.

Serta peneliti akan menganalisa faktor pendukung dan penghambat dalam

kegiatan tersebut.

a. Pelaksanaan Pembinaan Keagamaan kepada Komunitas Preman

Temuan berdasarkan penelitian yang ada di lapangan

menunjukkan bahwa pelaksanaan pembinaan keagamaan kepada

komunitas dilakukan sejak tahap perencanaan dan dilanjutkan dengan

berbagai program, metode, dan media serta evaluasi untuk mengetahui

keberhasilan pembinaan keagamaan tersebut.

1) Perencanaan Pembinaan

Sebelum melaksanakan pembinaan pihak Mualaf Center

melakukan beberapa perencanaan diantaranya, awalnya dengan

mengajak seseorang yang dituakan diantara mereka sehingga

pembinaan akan lebih mudah dilakukan, namun seiring waktu tidak

hanya pentolannya namun siapapun preman yang ingin dibina. Hal

ini sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Mn:

“...Awalnya kita memang ke pentolan-pentolannya mbak,

tapi dari prosesnya ya ada penyaringan sekarang ya siapa

saja, pokoknya yang mau ikut ya monggo...”. (Wawancara

tanggal 1 Mei 2020 pukul 16.00 di Rumah Bapak Mn).

Bapak WP selaku pembina Mualaf Center Magelang juga

mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut:

“...Saya harus punya titik dakwah. Jadi ini adalah

metodologi dakwah. Jadi metodologi dakwah ini salah

satunya bagaimana kita punya pemetaan terhadap wilayah

itu. Tujuan kita apa, oh tujuan kita preman, membina

preman, ya saya harus masuk sana, siapa yang harus saya

Page 90: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

73

kader kan gitu, baru itu kader-kader ini yang bergerak

simultan ke wilayah itu jadi bukan kita lagi tapi mereka...”.

(Wawancara tanggal 16 November 2019 pukul 09.00 di

Mualaf Center Magelang).

Bapak MA juga mengungkapkan jika perencanaan

pembinaan dilakukan dengan memikirkan metodenya dikarenakan

objek dakwah mereka preman yang sudah besar, sehingga tidak

bisa dibuat terlalu formal.

“...Ya awalnya direncanakan bagaimana supaya mereka itu

mau sedikit-sedikit lebih baik. Pelan-pelan saja mbak. Ya

kita memikirkan bagaimana metodenya. soalnya kan

mereka sudah besar mbak, sudah punya prinsip sendiri jadi

gak bisa dibuat sakklek kaya di sekolah-sekolah umum

gitu...”. (Wawancara tanggal 31 Maret 2020 pukul 16.00 di

Mualaf Center Magelang).

2) Kurikulum Pembinaan

Kurikulum pembinaan kepada komunitas preman belum

disusun secara jelas dan sistematis, dikarenakan pembinaan baru

berjalan 2 tahun. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh

Bapak Mn:

“...Kurikulum secara tertulis dan resmi belum ada mbak

karna ya kita ngalir gitu aja...”. (Wawancara tanggal 1 Mei

2020 pukul 16.00 di Rumah Bapak Mn).

Hal senada juga dikemukakan oleh Bapak MA:

“...Belum ada mbak, yo cuma itu kegiatannya yang penting

jalan trus ada perubahan dari sedikit lah dari premannya...”.

(Wawancara tanggal 31 Maret 2020 pukul 16.00 di Mualaf

Center Magelang).

Page 91: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

74

3) Landasan Pembinaan

Landasan pembinaan keagamaan kepada komunitas preman

jelas sejalan dengan landasan agama Islam sendiri yaitu al-Qur’an

dan Hadis. Hal tersebut dijelaskan oleh Bapak WP:

“...Jelas menggunakan sumber hukum Islam mbak, al-

Qur’an dan Hadis...”. (Wawancara tanggal 23 Februari 2020

pukul 09.00 di Mualaf Center Magelang).

Hal senada juga diperkuat oleh Bapak Mn selaku ustadz

pembinaan keagamaan kepada komunitas preman yang

mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

“...Landasannya ya tentu al-Qur’an dan Hadis, pertama kita

membina mereka itu kan tidak langsung ke hukum-hukum,

yang penting targetnya mereka meninggalkan maksiat

dulu...”. (Wawancara tanggal 1 Mei 2020 pukul 16.00 di

Rumah Bapak Mn).

4) Program Pembinaan

Sejak tahun 2018, berbagai program terus dilakukan oleh

pihak Mualaf Center Magelang dalam membina para preman

terutama dalam hal keagamaan sehingga baik aqidah, ibadah

maupun akhlaknya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Program-

program tersebut ada yang dilakukan secara rutin dan ada pula

program tidak terencana ataupun insidental (Wawancara dengan

Bapak Asrori Tanggal 31 Maret 2020 pukul 16.00 WIB di Mualaf

Center Magelang).

Page 92: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

75

a) Program Harian

Program harian yang dilakukan dalam melaksanakan

pembinaan yaitu dengan mengaji al-Qur’an setiap habis isya.

Hal ini seperti diungkapkan oleh Bapak Mn:

“...Kalau program harian dulu pernah ada, tiap bakda

isya ngaji baca al-Qur’an, sekarang berhenti. Insyaallah

akan berjalan setelah krisis corona ini berlalu...”.

(Wawancara tanggal 11 April 2020 pukul 9.30 di Rumah

Bapak Mn).

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak SW selaku

anggota komunitas preman yang mengatakan bahwa setiap

habis isya mereka mengaji membaca al-Qur’an satu persatu

dengan disimak dan dibetulkan ketika salah.

“...Ada beberapa program yang saya ikuti yaitu program

hariannya ada mengaji. Kita tiap ba’da isya mengaji al-

Qur’an membaca satu satu terus disimak dan dibetulkan

sama Mas Marno...”. (Wawancara tanggal 11 April 2020

pukul 14.00 di Mualaf Center Magelang).

Pelaksanaan kegiatan harian tersebut juga peneliti

saksikan sendiri ketika melakukan observasi dan dapat

digambarkan sebagai berikut:

Setelah sholat isya para preman tersebut membentuk

lingkaran dan membaca al-Qur’an satu persatu dan

diberikan beberapa materi terkait dengan cara membaca

al-Qur’an yang baik dan benar. Terlihat mereka begitu

antusias mempelajari kalam ilahi tersebut. Beberapa

preman sudah mulai lancar membaca al-Qur’an namun

kebanyakan masih terbata-bata. Dengan penuh kesabaran

Bapak Marno memberikan bimbingan. (Observasi

tanggal 23 Februari 2020, pukul 19.00-20.00 di Mualaf

Center Magelang).

Page 93: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

76

b) Program Mingguan

Program mingguan juga merupakan agenda rutin dalam

membina preman yang diadakan seminggu sekali. Beberapa

program mingguan yang dilaksanakan salah satunya adalah

agenda diskusi, seperti yang diungkapkan Bapak MA:

“...Program mingguannya ya kumpul maupun diskusi

maupun kajian di daerah masing-masing...”.

(Wawancara tanggal 31 Maret 2020 pukul 16.00 di

Mualaf Center Magelang).

Pendapat tersebut juga dikuatkan dengan pernyataan

Bapak Mn yang menyatakan bahwa tiap malam ahad mereka

melakukan agenda ngopi (ngobrol perkara iman).

“...Program pekanan, tiap malam ahad ada ngopi

(ngobrol perkara iman) dilanjut dengan kajian ataupun

taklim. kegiatan ngopi (ngobrol perkara iman)

bentuknya saya tidak ceramah, hanya pendekatan

kepada mereka melalui kegiatan sosial, setiap malam

ahad itu kita adakan ngopi itu, temen-temen yang

tadinya sering minum-minuman keras kita ajak untuk

ngopi. Pertama kita berkorban untuk kopi dan snacknya

nggak papa...”. (Wawancara tanggal 11 April 2020

pukul 9.30 di Rumah Bapak Mn).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak SW, anggota

komunitas preman yang selalu mengikuti kegiatan rutin

tersebut.

“...Ada juga program pekanan tiap malam ahad kita ada

acara ngopi bareng yaitu ngobrol perkara iman. Yang

dulunya kami minum-minuman keras alhamdulillah

sekarang kita minum kopi sambil ngobrol perkara

iman...”. (Wawancara tanggal 11 April 2020 pukul

14.00 di Mualaf Center Magelang).

Page 94: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

77

Penjelasan yang diungkapkan oleh Bapak MA, Bapak

Mn dan Bapak SW memberikan informasi bahwa setiap malam

ahad para preman yang biasanya mabuk-mabukan diarahkan

untuk berkumpul menjadi satu dan kemudian acaranya diganti

dengan minum kopi dan snack. Awalnya snack disediakan oleh

pihak Mualaf Center Magelang, namun ketika jumlah preman

yang dibina semakin banyak dibuatlah jadwal, sehingga setiap

orang bertanggung jawab untuk memberikan konsumsi.

Berikut jadwal konsumsi yang sudah peneliti dokumentasikan.

Tabel 4.5. Jadwal Konsumsi NGOPI Malam Ahad

No Pekan ke-1 Pekan ke-2 Pekan ke-3 Pekan ke-4

1. Sumarno Sumarno Suhartono Supardi

2. Asep

Hariyadi

Hidayat

Mustofa

Wahyu Santosa Riyanto

3. Slamet

Wahyono

Muhammad

Irfan

Ardian Joko

Riyanto

4. Juwandi Tono Sutopo Feri Imam

Saputra

Budi

Purnomo

5.

Ari Setiawan Wahyu

Slamet Adil

Indra

Nugroho

Sudiono

(Dokumentasi di Rumah Bapak Mn tanggal 7 Maret 2020)

Selain kegiatan ngopi (ngobrol perkara iman) program

mingguan yang dilakukan untuk membina preman yaitu

sedekah Jum’at. Sedekah Jum’at dilakukan dengan

membagikan makanan yang sebelumnya telah dimasak,

kemudian dibagikan kepada jamaah shalat Jum’at di Masjid

Ibadullah Dusun Tejosari, Kelurahan Magersari, Kecamatan

Page 95: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

78

Magelang Selatan, Kota Magelang. Hal ini sebagaimana

dipaparkan oleh Bapak Mn:

“...Selain itu ada juga sedekah Jumat dimana itu akan

memasak dan membagikan makanan ke jamaah sehabis

melakukan shalat Jumat...”. (Wawancara tanggal 11

April 2020 pukul 9.30 di Rumah Bapak Mn).

c) Program Bulanan

Program bulanan yang dilakukan untuk membina

preman cukup beragam, diantaranya adalah kajian dengan

mengundang ustadz lokal atau kalau tidak, ustadz dari Mualaf

Center Magelang. Sebagaimana dituturkan Bapak MA:

“...bulanannya biasanya kajian dengan menghadirkan

ustadz lokal atau kalau tidak ada ya dari pihak Mualaf

Center Magelang yang mengisi...”. (Wawancara

tanggal 31 Maret 2020 pukul 16.00 di Mualaf Center

Magelang).

Selain kajian, ada juga program GEMAR (Gerakan

Lima ratus Sehari, seperti diungkapkan oleh Bapak Mn berikut:

“...Tiap bulan kita juga ada GEMAR (geraka lima ratus

sehari) yaitu kita bagikan kaleng ke setiap anggota yang

berkeinginan untuk infak/shodaqoh, tiap bulannya ada

petugas yang narik, uangnya untuk kas...”. (Wawancara

tanggal 11 April 2020 pukul 9.30 di Rumah Bapak

Mn).

Kegiatan ini meskipun sifatnya tidak wajib, namun

banyak yang tertarik untuk mengikutinya. Salah satunya adalah

Bapak SW yang mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut.

“...Tiap bulan saya juga ikut gerakan limaratus sehari itu

mbak, tiap bulan anggota yang pengen sedekah gitu

diberi kaleng nanti ada petugas yang ngambil uang itu

Page 96: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

79

trus dimasukkan ke kas...”. (Wawancara tanggal 11 April

2020 pukul 14.00 di Mualaf Center Magelang).

Berdasarkan penjelasan Bapak Mn dan Bapak SW di

atas, agenda GEMAR ini dilaksanakan dengan mengumpulkan

uang paling tidak 500 rupiah sehari dan setiap bulan sekali

uang dalam kaleng tersebut dikumpulkan kepada petugas yang

kemudian uang tersebut digunakan sebagai uang kas.

d) Program Tahunan

Program tahunan yang diadakan biasanya adalah

agenda-agenda besar yaitu mengadakan tabligh akbar dan juga

turut serta dalam merayakan hari-hari besar Islam. Seperti yang

dipaparkan Bapak Mn:

“...Untuk tahunan kita agendakan untuk kegiatan

tabligh akbar. Juga setiap ada peringatan hari besar

Islam kita ikut berpartisipasi seperti idul adha, isra’

mi’raj dll...”. (Wawancara tanggal 11 April 2020 pukul

9.30 di Rumah Bapak Mn).

Berbeda dengan kajian bulanan yang menghadirkan

ustadz lokal, dalam tabligh akbar ini biasanya ustadz yang

dihadirkan lebih populer. Hal ini sebagaimana diungkapkan

oleh Bapak MA:

“...Kalau program tahunannya tabligh akbar biasanya,

mungkin salah satu bentuk pengajian seperti beberapa

waktu lalu di Borobudur kita adakan pengajian

peringatan hari besar Islam dan menghadirkan dari artis

nasional yang hijrah yaitu Dewa, Dewa ini cucu dari

pendeta Hindu Bali tertinggi. Kemudian pengajian

dimana kita hadirkan tokoh muda nasional juga, Handy

Bony dan juga artis Arie Untung...”. (Wawancara

Page 97: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

80

tanggal 31 Maret 2020 pukul 16.00 di Mualaf Center

Magelang).

Selain mengadakan tabligh akbar dalam memperingati

hari besar Islam, peneliti juga menemukan dokumentasi berupa

keikutsertaan para preman dalam perayaan hari besar Idul

Adha. Mereka turut ikut serta dalam penyembelihan binatang

qurban dan dan membagikannya dengan masyarakat sekitar.

e) Program Insidental

Program insidental yaitu program yang tidak

direncanakan dan dilakukan karena ada kepentingan mendesak.

Program insidental dalam pembinaan keagamaan kepada

komunitas preman di Mualaf Center Magelang ini cukup

beragam, seperti yang diungkapkan oleh Bapak MA:

“...Namun yang lebih sering kegiatan insidentalnya,

biasanya berkaitan dengan kebencanaan dan kegiatan

dukungan kegiatan luar seperti Muslim United dll.

Termasuk yang insidental yaitu kegiatan bedah

rumah...”. (Wawancara tanggal 31 Maret 2020 pukul

16.00 di Mualaf Center Magelang).

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Mn yang

mengungkapkan beberapa kegiatan insidental lain selain yang

sudah dipaparkan diatas yaitu ada GATOT (gerakan tilik orang

sakit) dan menguatkan pendapat Bapak MA yang menyatakan

kegiatan insidental utama yaitu penggalangan dana.

“...Untuk program yang tidak direncanakan ya kita ada

GATOT (Gerakan Tilik Orang Sakit) dimana ketika ada

anggota/ keluarga yang sakit kita besuk ke RS. Selain

itu juga ada bakti sosial dan peduli bencana, ada

Page 98: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

81

penggalangan dana ketika terjadi bencana bahkan terjun

ke lapangan, seperti pas gempa Lombok, Palu dan

ketika ada corona kita ikut menyemprotkan disinfektan

ke masjid-masjid guna mencegah virus tersebut...”.

(Wawancara tanggal 11 April 2020 pukul 9.30 di

Rumah Bapak Mn).

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa kegiatan

insidental lah yang termasuk sering dilaksanakan. Baik

menjenguk anggota ketika sakit, atau melakukan berbagai

kegiatan sosial untuk menanggulangi bencana yang sedang

melanda Indonsesia, seperti gempa di Palu dan Lombok dan

yang terbaru ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia

mereka membantu dengan menyemprotkan disinfekan ke

masjid-masjid.

Kegiatan insidental yang lain yaitu kegiatan bedah

rumah di rumah Bapak Marno yang kebetulan sedang

diperbaiki. Sebagaimana yang peneliti dapatkan ketika

melakukan observasi dengan gambaran sebagai berikut.

Pukul 08.00 WIB beberapa anggota sudah mulai

berdatangan ke rumah Bapak Marno. Mereka secara

sukarela dan penuh semangat membantu memperbaiki

rumah Mas Marno. Ada yang mengaduk semen,

mengambil batu bata, dan sebagainya. Beberapa ibu

mempersiapkan konsumsi bagi para pekerja. Pukul

12.00 WIB semua istirahat dan melaksanakan Shalat

Dhuhur berjamaah dilanjurtkan makan siang bersama.

Mereka baru berhenti pukul 16.00 WIB. (Observasi

tanggal 8 Maret 2020, pukul 08.00-12.00 di Rumah Bp

Mn).

Page 99: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

82

5) Metode Pembinaan

a) Metode Diskusi

Pembinaan keagamaan yang dilakukan oleh Mualaf

Center Magelang menggunakan beberapa metode, salah

satunya adalah metode diskusi. Hal ini seperti diungkapkan

oleh Bapak WP:

“...Ngajinya gak serius, gak yang di ta’lim saya ngaji di

depan enggak, meliuk wae, guyon-guyon (sambil

bercanda) 3x baru dikasih sisipan itu lebih efektif

daripada 1 arah karena pembahasannya gak mendalam.

Biasanya saya kesana 2 minggu sekali, yaitu pekan ke 2

dan ke 4. Lokasinya berpindah-pindah. Juga nggak ada

tema khusus. Misale ada yang tanya “Pak wingi aku

mbacok wong (pak kemarin saya melukai orang), masih

ada. Lha ada yang masih bawa botol. Pak aku mendem

pak ning pingin ngaji (pak saya lagi mabuk, tapi saya

ingin ikut mengaji)”. tak jawab aja boleh ikut ngaji tapi

botolnya ditaruh sana dulu, jauh-jauh dari sini. Hal ini

asyiknya disini. Masih banyak mbak yang bawa

pedang, habis tawuran dimana. Ngaji masih tengkleng-

tengkleng habis mabuk, ini ada. Mereka pekerjaannya

juga masih ada yang debt collector tapi mau ngaji

karena yang namanya dakwah itu kan bukan target

akhir tapi proses. Ketika anak-anak semakin intensif

kita hanya mendamping...”. (Wawancara tanggal 16

November 2019 pukul 09.00 WIB di Mualaf Center

Magelang).

Bapak Mn juga menyatakan bahwa metode diskusi

merupakan salah satu metode yang digunakan dalam

pembinaan preman, penerapannya ketika agenda ngopi

(ngobrol perkara iman) setiap malam Minggu berlangsung.

“...ngopi (ngobrol perkara iman) bentuknya saya tidak

ceramah, hanya pendekatan kepada mereka melalui

kegiatan sosial, setiap malam ahad itu kita adakan

Ngopi itu, temen-temen yang tadinya sering minum-

Page 100: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

83

minuman keras kita ajak untuk ngopi. Pertama kita

berkorban untuk kopi dan snacknya nggak papa. Kita

kumpul, kita undang resmi mereka datang ya cuma

ngobrol-ngobrol seperti biasa, cuma mereka tau basic

saya adalah bidang keagamaan jadi mereka sering tanya

ke saya, nah lama-lama mereka tertarik dengan agama

trus mau ikut, dan meminta tiap malam ahad diadakan

seperti itu rutin dan tiap malam ahad itu ada pertanyaan

yang membuat mereka semangat untuk memperdalam

agama dan mengamalkan. Alhamdulillah dengan

kegiatan seperti itu mereka bisa berubah dari yang tiap

malam ahad minum-minuman keras trus jd kumpul

membahas seputar agama dan pelan-pelan kita ajak

mereka ke masjid dan alhamdulilllah mereka mau ke

masjid dan mengikuti kegiatan...” (Wawancara tanggal

11 April 2020 pukul 9.30 di Rumah Bapak Mn).

Metode diskusi yang diterapkan di Mualaf Center

Magelang ini tidak menerapkan tema khusus. Para preman

bebas bertanya apa saja dan akan dijawab oleh pembina

maupun ustadz yang hadir saat itu. Agenda yang rutin

dilaksanakan tiap malam Ahad ini membuat para preman

tersebut lebih tertarik untuk belajar agama dan mulai

mengamalkannya.

b) Metode Ceramah

Selain menggunakan metode diskusi, metode lain yang

digunakan adalah metode ceramah. Metode ceramah ini

dilaksanakan dalam bentuk pengajian dan mengundang ustadz

lokal yang berkompeten. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum

agenda ngopi (ngobrol perkara iman) malam Minggu, maupun

ketika agenda tabligh akbar. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Mn:

Page 101: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

84

“...Alhamdulillah kita ada agenda untuk kegiatan baik

majlis taklim maupun tabligh akbar setiap pekan.

Sebelum ngopi kita majlis taklim baru acara ngopi.

Dulu majlis taklim ini kita mengundang ustadz-ustadz

yang berkompeten di bidangnya baik di bidang fiqih,

muamalah maupun aqidah. Jadi ilmu yang mereka

dapat tidak hanya sekedar dari yang kita punya namun

juga dari ustadz yang lebih berpengalaman...”.

(Wawancara tanggal 11 April 2020 pukul 9.30 di

Rumah Bapak Mn).

Bapak MA juga mengungkapkan bahwa selain dalam

tabligh akbar, pengajian juga dilaksanakan dalam peringatan

hari besar Islam dengan mengundang ustadz yang lebih

terkenal dan merupakan tokoh publik.

“...Kita adakan pengajian, mungkin salah satu bentuk

pengajian seperti beberapa waktu lalu di Borobudur

kita adakan pengajian peringatan Hari Besar Islam dan

menghadirkan dari artis nasional yang hijrah yaitu

Dewa, Dewa ini cucu dari pendeta Hindu Bali tertinggi.

Kemudian pengajian dimana kita hadirkan tokoh muda

nasional juga, Handy Bony...”. (Wawancara tanggal 31

Maret 2020 pukul 16.00 di Mualaf Center Magelang).

c) Metode Keteladanan dan Pembiasaan

Metode keteladanan dan pembiasaan juga dilaksanakan

dalam membina keagamaan para preman. Metode keteladanan

dan pembiasaan ini dilakukan dengan cara para anggota

preman dilibatkan secara langsung dalam berbagai kegiatan

sosial, sehingga mereka masih merasa berguna, karena

biasanya mereka berfikiran negatif bahwa mereka sudah tidak

berguna. Para preman langsung dibawa ke lapangan dengan

harapan mereka bisa mencontoh apa yang dilakukan pihak

Page 102: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

85

Mualaf Center Magelang dan bisa merasakan penderitaan orang

lain. Hal ini dipaparkan oleh Bapak WP:

“Ya selain diskusi kita praktik langsung dengan

melibatkan juga dalam berbagai kegiatan agar mereka

melihat dan bisa meneladani kita. Contohe pengajian

ini mbak, mereka yang cover terutama dari segi

keamanannya. Jadi bagaimana para preman itu diluar

pekerjaannya yang tidak halal itu kita upayakan ada

kegiatan yang bermanfaat untuk orang lain. Sehingga

mereka merasa masih bisa berguna, karna biasanya

preman berfikir mereka adalah sampah masyarakat.

Kita libatkan juga dalam hal bedah rumah termsuk

dalam hal kebencanaan, mereka ikut ke Lombok, Palu

sehingga mereka merasakan persaudaraan Islam. Saya

bawa mereka ke lapangan agar mereka bisa mencontoh

hal yang baik dari kita dan agar mereka merasakan

penderitaan orang lain. Ya itu karena biasanya preman

itu merasa ah kok ra kanggo nggawe (ah saya tidak

berguna), saya sampah saya tidak ada gunanya, saya

bawa ke tempat dimana mereka berguna untuk orang

lain. (Wawancara tanggal 23 Februari 2020 pukul 14.00

di Mualaf Center Magelang).

Bapak MA juga menjelaskan bahwa para preman sering

dilibatkan dalam berbagai kegiatan sehingga mereka merasa

dimanusiakan. Mereka dilibatkan menjadi relawan yang

melakukan penggalangan dana ketika terjadi bencana alam,

contohnya gempa Lombok dan Palu bahkan ada yang terjun

langsung ke lapangan. Mereka juga menjadi relawan bedah

rumah, sehingga mereka merasakan ada komunikasi yang

harmonis dan mereka benar-benar merasakan menyatu dalam

persaudaraan. Selain itu mereka juga didatangkan beberapa

tokoh yang bisa memberikan teladan bagi mereka menjadi

lebih baik lagi.

Page 103: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

86

“...Tidak perlu banyak omong tapi kita kerja bersama-

sama mereka melihat keakraban kita, persaudaraan kita

yang kuat. Kemudian kita libatkan juga dalam event-

event yang cukup besar seperti muslim united. Jadi

mereka merasa diperhatikan coro jawane diuwongke

(dimanusiakan). Kita sama dengan mereka, kita tidak

lebih pinter dari mereka. Pernah juga kita hadirkan

mubaligh mantan, ya ada lah macam-macam lah dari

dunia hitam sehingga teman-teman itu menjadi

termotivasi oh ternyata orang yang sebegitu gelap,

sebegitu jahat pada awalnya akhirnya kembali juga

menjadi orang yang baik, ini menginspirasi bagi teman-

teman komunitas preman. Temen-temen yang kita bina

ini dari latar belakang yang bermacam-macam itu salah

satu metode. Ketika kita mengadakan kegiatan bedah

rumah mereka kita libatkan jadi ada komunikasi yang

harmonis yang baik betul-betul mereka merasakan

menyatu. Kita ndak banyak memberi nasehat, nasehat

sudah banyak dimana-mana. Pengajian dimana-mana

yang penting kita bersama mereka dalam kegiatan dan

mereka menyatu dengan kita. Kegiatan bedah rumah

kita libatkan menjadi relawan kebencanaan ketika

terjadi berbagai macam bencana mereka terlibat ada

yang menggalang dana bahkan terjun lagsung di

lapangan. Tidak perlu kita banyak omong, kita hanya

memberi contoh dan mereka terjun otomatis.

Menggalang dana di Barakan berkali-kali ketika ada

bencana Lombok, Palu, Lampung bahkan ada yang

terjun langsung ke lokasi. Juga waktu wabah corona ini

menjadi bencana nasional bukan hanya nasional tapi

dunia mereka juga ikut berpartisipasi seperti

menyemprotkan desinfektan ke masjid-masjid. Ini

keterlibatan mereka. Mereka sedang proses dari kurang

baik menjadi baik dari gelap menjadi terang dan

sebagainya..”. (Wawancara tanggal 31 Maret 2020

pukul 16.00 di Mualaf Center Magelang).

Hal senada juga diperkuat oleh pendapat yang

diungkapkan oleh Bapak Mn berikut:

“...Selain dengan metode NGOPI tadi kita juga

mengajak teman-teman dalam kegiatan yang bersifat

kemanusiaan seperti penggalangan dana untuk korban

bencana juga kegiatan-kegiatan sosial lain dimana

saudara-saudara kita kena musibah kita ajak untuk ikut

Page 104: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

87

kegiatan, jadi awalnya tidak ada yang bersifat

keagamaan karna kalau langsung mereka akan sungkan.

Mereka justru malah menghindar tapi kalau dengan

kemanusiaan mereka bisa lebih ikut andil dan kita bisa

lebih dekat dengan mereka dan dari situlah kita bisa

memberi masukan-masukan seputar agama kepada

mereka. Setelah kita dekat dengan mereka secara

emosional maka sangat mudah untuk mengajak mereka

dalam hal keagamaan misalnya dalam pengajian

maupun majlis taklim...” (Wawancara tanggal 11 April

2020 pukul 9.30 di Rumah Bapak Mn).

Dari penjelasan Bapak Mn di atas dapat diketahui

bahwa para anggota preman tersebut dilibatkan dalam kegiatan

yang bersifat kemanusiaan dan sosial, sehingga mereka tidak

merasa sungkan dan bisa menjadi lebih dekat secara emosional

dengan para preman, sehingga akan lebih mudah diajak ke hal

keagamaan.

a) Materi Pembinaan

Materi pembinaan fokus utamanya adalah perbaikan

akhlak, kemudian setelah itu tentang ibadah dan hal-hal

lainnya. Hal tersebut dikemukakan oleh Bapak MA:

“...Pelan-pelan sih mbak kita mengajarkannya. Gak

yang langsung tumplek blek, nanti mereka malah

pusing. Yang penting akhlak mereka dulu mbak. Mau

ikut kajian-kajian. Baru kita ajarin yang bab fiqh

nya...”. (Wawancara tanggal 31 Maret 2020 pukul

16.00 di Mualaf Center Magelang).

Bapak Mn juga mengungkapkan pendapatnya mengenai

materi yang diberikan dalam pernyataan sebagai berikut.

“...Kalau materi pertama kita fokus ke akhlaq dulu,

yang penting pertama mereka meninggalkan maksiat

dulu, masalah hukum-hukum kta akhir, karena rentan.

Page 105: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

88

Di Islam sendiri kan banyak cabang-cabangnya. Yang

penting pertama meninggalkan maksiat dulu setelah itu

ngumpul-ngumpul ngaji bareng shalat bareng yang

baru kalau akhlaknya bisa sedikit berubah kita ngaji

baca Qur’an, persholatan nah kalau ada pertanyaan-

pertanyaan ke hal fiqih itu biasanya saya atau temen

yang sekranya bisa ksih jawaban lah, biasanya kita beri

beberapa opsi jawaban...”. (Wawancara tanggal 1 Mei

2020 pukul 16.00 di Rumah Bapak Mn).

Dari penjelasan Bapak Mn di atas didapatkan informasi

bahwa materi yang diberikan fokus terhadap akhlaq para

preman, yang penting para preman meninggalkan maksiat,

setelah itu berlanjut membaca al-Qur’an, shalat dan bab fiqh

lainnya dengan diselingi tanya jawab untuk masalah fiqh yang

sering mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

b) Media

Media yang digunakan seperti media pada umumnya

yaitu papan tulis dan spidol untuk mendukung pembinaan

ketika materi tentang al-Qur’an sedang dipelajari. Berikut

penuturan Bapak Mn:

“...Biasa saja mbak, kalau baca qur’an kita pakai media

sakifah, kalau ngaji biasa ya ada papan tulis sama

spidol begitulah kalau untuk mengaji yang tajwid-

tajwid itu...”. (Wawancara tanggal 1 Mei 2020 pukul

16.00 di Rumah Bapak Mn).

Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Bapak MA

yang mengungkapkan bahwa media yang digunakan hanya

papn tulis dan spidol dikarenakan kegiatan mereka banyak di

lapangan.

Page 106: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

89

“...Kalau di lapangan ya gak ada kita terjun langsung

aja, paling yang menggunakan media pas ngaji Qur’an

itu pakenya ya biasa papan tulis...”. (Wawancara

tanggal 31 Maret 2020 pukul 16.00 di Mualaf Center

Magelang).

c) Evaluasi

Evaluasi yang digunakan oleh Mualaf Center Magelang

tidak seperti di sekolah umum. Pihak pembina hanya

mengamati perubahan tingkah laku yang terjadi kepada para

preman. Berikut pendapat dari Bapak MA:

“...Evaluasi langsung tidak ada, tidak seperti sekolah

umum pake tes gitu enggak, ya kita cuma melihat saja

kalau ada perubahan dari sedikit dari ibadahnya atau

tingkah lakunya ya berarti berhasil seperti itu...”.

(Wawancara tanggal 31 Maret 2020 pukul 16.00 di

Mualaf Center Magelang).

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Mn sebagai

berikut:

”...Kalau pandangan saya ya evaluasinya dari akhlak

mereka berubah, mereka mau shalat, meninggalkan hal

maksiat paling tidak mereka shalat. Kalau ada

kelanjutannya monggo mereka mau ngaji ke tempat lain

yang lebih tinggi ilmunya ya kita tidak membatasi...”.

(Wawancara tanggal 1 Mei 2020 pukul 16.00 di Rumah

Bapak Mn).

Meskipun evaluasi yang digunakan belum terstruktur

dengan jelas namun hasil dari pembinaan ini sudah terlihat pada

diri para preman. Hal ini diungkapkan oleh salah satu anggota

komunitas preman Bapak AH sebagai berikut:

“...Ayem, tenang, semeleh. Sebelumnya kacau sekarang

jadi ayem. Kalau dari Ibadah ya ibaratnya biasanya

Page 107: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

90

shalat sekali ya jadi 2 kali gitu, hahaha...”. (Wawancara

tanggal 1 Mei 2020 pukul 16.00 di Rumah Bapak Mn).

Selain dari segi ibadah, akhlak/ tingkah lakunya juga

menjadi lebih baik. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak HM

selaku anggota komunitas preman.

“...Ya akhlaknya/ tingkah laku jadi teratur ketimbang

kemarin...” (Wawancara tanggal 1 Mei 2020 pukul

16.00 di Rumah Bapak Mn).

b. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan Keagamaan

kepada Komunitas Preman

Faktor pendukung dan penghambat pembinaan keagamaan

kepada para preman sangat penting untuk diketahui, karena dengan

adanya faktor pendukung dan penghambat pembinaan keagamaan ini

bisa memperlancar program pembinaan dan faktor penghambatnya

bisa ditanggulangi, sehingga kegiatan bisa berjalan sesuai dengan yang

diharapkan. Temuan data penelitian menunjukkan bahwa faktor

pendukung dan penghambat pembinaan yaitu sebagai berikut:

1) Faktor Pendukung

a) Motivasi Diri

Salah satu faktor yang mendukung pembinaan

keagamaan kepada preman ini adalah adanya motivasi dari

preman itu sendiri yang secara psikologis ingin menjadi lebih

baik, namun karena berbagai situasi dan kondisi akhirnya

mereka terjebak dalam kondisi tersebut. Hal ini sebagaimana

dipaparkan oleh Bapak WP:

Page 108: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

91

“...Kalau faktor pendukungnya dari dalam diri ya tadi

mbak sudah saya bilang bahwa siapapun itu pasti ingin

menjadi lebih baik. Secara psikologis, dasar manusia

itu ingin menjadi baik Semua. Baik itu orang rumahan,

preman, dalam hati kecilnya ingin menjadi baik itu

pasti. Hanya mereka dipaksa oleh kondisi dan

situasi...”. (Wawancara tanggal 16 Noveber 2019 pukul

09.30 di Mualaf Center Magelang).

Bapak SW selaku preman juga mengemukakan bahwa

dirinya sendiri ingin menjadi orang yang lebih baik lagi,

sehingga orang-orang di sekitarnya tidak merasa malu dengan

keberadaanya yang berstatus sebagai preman.

“...Selain itu ya saya pribadi pengen lah menjadi

pribadi yang lebih baik lagi mbak. Kasian anak istri

mbak, malu mereka kalau orang-orang tau suami dan

bapak mereka itu kok ya preman. Jadi saya termotivasi

untuk berbenah menjadi hijrah lah ke arah yang lebih

baik...”. (Wawancara tanggal 11 April 2020 pukul

14.00 di Mualaf Center Magelang).

Hal senada diperkuat dengan pendapat anggota

komunitas preman yang lain yaitu Bapak HM yang

mengemukakan bahwa diri sendiri menjadi faktor yang

mendukung pembinaan ini, dilandasi dari keyakinan dari

pribadinya untuk menjadi lebih baik lagi.

“...Dari hati/ diri sendiri ingin jadi lebih baik. Kalau

lingkungan biasa...”. (Wawancara tanggal 1 Mei 2020

pukul 16.00 di Rumah Bapak Mn).

b) Metode yang Menarik dan Beragam

Menurut Bapak MA salah satu daya tarik yang

mendukung keberhasilan pembinaan keagamaan kepada

komunitas preman ini adalah metode yang menarik dan

Page 109: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

92

beragam. Salah satunya yaitu dengan menghadirkan tokoh-

tokoh terkenal yang mengisi kajian dan memberi motivasi

sehingga para preman tertarik mengikutinya.

“...Mungkin daya tarik juga karena metode kita yang

cukup banyak dan tidak monoton, salah satunya kita

sempat menghadirkan tokoh-tokoh yang cukup terkenal

seperti artis mas ari untung kita undang dalam 2 hari

kita minta isi di beberapa tempat kita sampaikan kita

tidak punya uang dan tidak bisa memberi apapun.

Hanya kita fasilitasi menginap di hotel itu mungkin

salah satu yang mendukung...”. (Wawancara tanggal 31

Maret 2020 pukul 16.00 di Mualaf Center Magelang).

Salah satu anggota preman yaitu Bapak AH juga

mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut:

“...Teman pengaruh besar. Ada mas marno juga, ustadz

kami yang pinter ngrangkule. Kami seneng gitaran

mereka ikut kami, kita nggak terasa di tekan jadi gak

terasa ditarik, natural aja, nyaman. Kalau dari keluarga

ya biasa saja...”. (Wawancara tanggal 1 Mei 2020 pukul

16.00 di Rumah Bapak Mn).

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pihak

Mualaf Center Magelang selalu berbaur dengan para preman

sehingga mereka merasa nyaman dan tidak terasa jika sedang

dibina. Jadi tidak ada kesan terpaksa ketika mengikuti

pembinaan.

c) Kerjasama Tim yang Baik

Kerjasama tim yang baik juga menjadi faktor penting

yang mendukung keberhasilan pembinaan keagamaan kepada

komunitas preman. Kekompakan mereka terlihat dengan

motivasi mereka yang kuat dan menganggap para anggota

Page 110: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

93

preman tersebut sebagai saudara sehingga para preman merasa

dimanusiakan. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak MA:

“...Faktor pendukungnya, karena dari teman-teman di

MCM ini terjunya kompak, apa adanya, kita

memanusiakan mereka. Ya benar-benar saudara. Anda

saudara kami, kami saudara anda. Kita ndak punya apa-

apa hanya bermodal motivasi kuat dari dalam

menganggap mereka saudara...”. (Wawancara tanggal

31 Maret 2020 pukul 16.00 di Mualaf Center

Magelang).

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Mn bahwa

salah satu faktor pendukung dalam kegiatan ini adalah adanya

kerjasama tim yang baik yang bersama-sama mempunyai

motivasi yang kuat dalam mengajak kepada kebaikan dan

mencari berbagai keperluan demi terselenggaranya kegiatan ini.

“...Selama ini kerjasama tim yang baik sangat

mendukung pembinaan agama ini. Kita bersama-sama

untuk mencari dana, ustadz, fasilitas kita sama-sama

punya motivasi yang kuat untuk mengajak orang

menjadi lebih baik lagi...”. (Wawancara tanggal 11

April 2020 pukul 09.00 di Rumah Bapak Mn).

d) Dukungan dari Berbagai Pihak

Menurut penuturan Bapak SW salah satu faktor

pendukung dalam kegiatan pembinaan preman ini adalah

dukungan dari berbagai pihak, salah satunya dari keluarga.

Keluarga sebagai orang yang setiap hari bertemu dengan

mereka selalu mengingatkan ketika sudah tiba waktu shalat dan

ketika ada kegiatan di Mualaf Center Magelang.

Page 111: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

94

“...Dukungan dari keluarga mbak yang selalu

ngingetin kalo udah waktu sholat atau ada acara gitu

selalu diingetin sama anak istri saya...” (Wawancara

tanggal 11 April 2020 pukul 14.00 di Mualaf Center

Magelang).

Selain pihak keluarga, pejabat masyarakat seperti RT,

RW bahkan polisi setempat juga turut mendukung kegiatan ini,

sehingga ketika ingin mengadakan kegiatan mereka tidak sulit

mendapat izin dari pejabat setempat. Bahkan pihak Kapolresta

Kota Magelang juga turut mendukung kegiatan ini. Hal ini

disampaikan oleh Bapak WP”

“...Kalau sekarang banyak mendukung, keluarganya

mendukung, siapa kan yang tidak ingin suaminya,

pamannya menjadi lebih baik. Tentu keluarganya

mendukung agar bisa lebih baik lagi. RT, RW juga

mendukung, jadi sekarang kalau mau peminjaman

tempat ya lebih mudah mbak gak kaya dulu yang

bahkan sampai di lapangan voli. Itulah mengapa saya

adakan bedah rumah di sana. Sehingga warga sana

tidak meremehkan preman disana lagi dan mereka

bangga bisa bermanfaat. Saya 3 tahun membina

mereka, 1 tahun terakhir Kapolresta ngomong ke saya

“terimakasih pak dengan adanya pembinaan preman

untuk tahun ini tidak ada kriminalitas di Barakan...”.

(Wawancara tanggal 23 Februari 2020 pukul 14.00 di

Mualaf Center Magelang).

Hal senada juga dikuatkan oleh pendapat Bapak Mn

sebagai berikut:

“...Selain itu kita juga melakukan pendekatan kepada

pejabat setempat, RT, RW sehingga dalam kegiatan

kita sangat mudah untuk mendapatkan perijinan

maupun mendapat tempat...”. (Wawancara tanggal 11

April 2020 pukul 09.00 di Rumah Bapak Mn).

Page 112: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

95

Pendapat Bapak MN tersebut mengindikasikan bahwa

pihak Mualaf Center Magelang melakukan pendekatan kepada

pejabat setempat, RT maupun RW sehingga sangat mudah

untuk mendapatkan perijinan dan juga tempat ketika mereka

akan mengadakan kegiatan di lingkungan tersebut.

2) Faktor Penghambat

a) Karakteristik Individu

Berdasarkan penuturan Bapak WP, salah satu faktor

yang menghambat pembinaan keagamaan kepada komunitas

preman ini adalah dari diri preman sendiri yang belum bisa

menghilangkan karakter lamanya yang keras dan suka emosi,

sehingga mereka akan bosan karena dikatakan sok suci oleh

masyarakat, jadi semangat mereka menjadi kendor.

“...Ada juga mbak yang dari premannya. Karena

mereka sifat aslinya kan keras juga jadi mereka

gampang emosi ketika dengar ada yang menjelekan

mereka. Mereka bosan dikatain sok suci jadi kadang

kendor karena ucapan negatif dari lingkungan...”

(Wawancara tanggal 23 Februari 2020 pukul 14.00 di

Mualaf Center Magelang).

Hal serupa juga dirasakan oleh SW selaku anggota

komunitas preman yang menyatakan bahwa dirinya sendiri

lah yang masih sering ingin kembali ke hal-hal yang dulu,

sehingga terkadang tidak ikut kegiatan pembinaan.

“...Mungkin dari diri saya sendiri mbak. Masih sering

plin-plan kadang pengen balik kaya dulu langsung

istighfar inget kalo itu gak bener. Kalau lagi kumat ya

kadang gak ikut pembinaan jadinya mbak.

Page 113: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

96

Alhamdulillah setelah 2 tahun saya ikut pembinaan ini

saya merasakan nikmat dan syukur ikut pembinaan dan

merasakan ketenangan batin...”. (Wawancara tanggal

11 April 2020 pukul 14.00 di Mualaf Center

Magelang).

b) Lingkungan

Bapak MA menyatakan bahwa lingkungan menjadi

faktor yang sangat berpengaruh dalam menghambat kegiatan

pembinaan keagamaan kepada komunitas preman ini.

Lingkungan yang dimaksud disini adalah teman-teman lama

mereka ketika menjadi preman yang masih sering mengajak

mereka kembali ke dunia hitam mereka. Hal ini dikarenakan

tempat tinggal mereka tidak berpindah dan masih menjadi satu

dengan lingkungan sebelumnya yang kebanyakan masih

menjadi preman. Berikut penjelasan dari Bapak MA:

“...Selain itu dari lingkungan juga, mereka itu kan

mantan yaa mantan macem-macem lah tidak etis

disebutkan disini dari dunia hitam lah istilahnya,

kadang-kadang masih banyak yang dibujuk/ dipenaruhi

teman lama mereka, karena kan mereka tidak berpindah

dari sisi tempat tinggal mereka dan teman-teman

mereka yang masih bergelimang di dunia hitam itulah

banyak mempengaruhi mereka. Ya ini istilahnya kuat-

kuatan saja kita bisa bertehan apa tidak, kita mencoba

untuk selalu mempengaruhi yang baik,mengingatkan

tetapi lingkungan dan teman-teman lama mereka tidak

ingin melepaskan, ini salah satu penghambatnya...”.

(Wawancara tanggal 31 Maret 2020 pukul 16.00 di

Mualaf Center Magelang).

Hal senada juga dijelaskan oleh Bapak Mn bahwa

lingkungan yang menghambatnya yaitu berkaitan dengan

lingkungan pekerjaan mereka. Ketika memutuskan untuk

dibina banyak yang mulai meninggalkan pekerjaan lama

mereka dan tak sedikit yang menjadi pengangguran, padahal

Page 114: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

97

keluarga mereka tetap memerlukan nafkah. Alhasil tidak

sedikit dari mereka yang kembali melakukan pekerjaan

lamanya demi mencukupi kebutuhan keluarganya.

“...Yang menghambat ya masalah klasik mbak, masalah

pekerjaan, karena mereka kan basicnya adalah preman

jadi sebagian besar mereka memiliki pekerjaan-

pekerjaan yang katakanlah tidak 100% halal. Jadi saat

mereka bertekad untuk dibina tentu mereka

meninggalkan pekerjaan mereka seperti ya pekerjaan

pemalak dan lain-lain. Itu yang menjadi masalah. Jadi

banyak dari teman ini yang masih pengangguran juga

karena untuk mencari pekerjaan saat ini sangat sulit jadi

mereka jadi tidak punya penghasilan. Alhasil tidak

sedikit yang kembali ke pekerjaan lamanya. Apalagi

kan mereka tetap berkomunikasi dengan lingkungan

dan teman-teman yang seperti itu. Lingkungannya yang

kadang membuat semangat mereka mulai kendor

lagi...” (Wawancara tanggal 11 April 2020 pukul 09.00

di Rumah Bapak Mn).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak AH bahwa

pekerjaan menjadi kendala mereka dalam mengikuti

pembinaan keagamaan ini karena pekerjaan lama mereka.

Berikut penuturan Bapak AH:

“...Pekerjaan terutama mbak, istilahe kalau kecukupan

mau acara kajian tiap hari we lakoni. Kadang kita pas

ada kajian pas ra nduwe det (pas tidak mempunyai

uang). Kami kan banyak yang bukan dari kalangan

menengah ke atas. Kami gak kerja sehari ya besok ndak

punya uang...”. (Wawancara tanggal 1 Mei 2020 pukul

16.00 di Rumah Bapak Mn).

Bapak HM juga mengungkapkan hal serupa dalam

pernyataannya sebgai berikut:

“...Pekerjaan sih mbak. Kadang kalau ada kajian

benturan sama kerjaan jadi gak bisa ikut. Tantangannya

disitu ada yang ketika hijrah itu benar-benar

Page 115: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

98

meninggalkan pekerjaan lamanya. Yang dulu jual miras

sekarang sudah enggak yanjadi nganggur padahal

ekonominya tidak mapan...”. (Wawancara tanggal 1

Mei 2020 pukul 16.00 di Rumah Bapak Mn).

Selain teman-teman lama mereka, ada juga lingkungan

yang tidak suka dan memandang sebelah mata kepada mereka.

Hal ini diungkapkan oleh Bapak AH selaku anggota preman.

“...Banyak yang kontra juga. Banyak yang

menyepelekan. Halah meng opo kui (halah, cuma apa

itu) Paling tren. Dipandang sebelah mata saja....”.

(Wawancara tanggal 1 Mei 2020 pukul 16.00 di Rumah

Bapak Mn).

Hal senada juga diperkuat oleh penjelasan dari Bapak

WP berikut:

“...Lingkungan mbak, pertama dari lingkungan yang

tidak suka dengan adanya pembinaan preman itu,

seperti yang saya jelaskan tadi yang mengatakan sok

suci lah sok baik lah dan pandangan buruk lainnya juga

dari lingkungan mereka yang tidak berubah jadi ya

masih sering ketemu sama temen-temen atau anak

buahnya dulu itu. Sudah mau baik diajak lagi mabuk,

ya itu hambatanya mungkin. Kalau awalnya dulu

masyarakat agak kurang mendukung mbak. Dulu

masjid di Barakan tidak boleh dipakai untuk kajian jadi

kita kajiannya di lapangan voli. Stigma masyarakat

yang sudah jelek, cah koyo ngono mlebu masjid.

Masjid kok di nyek-nyek, ha wong mendeman kok

mlebu mesjid.” (anak seperti itu kok masuk masjid,

masjid kok diinjak-injak, orang suka mabuk kok masuk

masjid). Biasanya orang-orang ini adalah kalangan

yang tidak bisa menghargai perbedaan...”. (Wawancara

tanggal 16 November 2019 pukul 09.00 di Mualaf

center Magelang).

Masyarakat di lingkungan tersebut awalnya tidak setuju

sehingga pembinaan dilakukan di lapangan voli. Mereka sudah

terlanjut mempunyai stigma negatif terhadap para preman itu

Page 116: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

99

bahwa mereka tidak pantas masuk dan berada di dalam masjid.

Stigma negatif dari masyarakat ini juga menjadi salah satu

penghambat dalam pembinaan keagamaan kepada komunitas

preman.

c) Sumber Dana

Menurut pendapat dari Bapak MA salah satu faktor

penghambat dalam kegiatan ini adalah sumber dana.

“...Ya mungkin faktor penghambat salah satunya adalah

keterbatasan kita ini baik dari segi logistik, finansial

maupun personil...”. (Wawancara tanggal 31 Maret

2020 pukul 16.00 di Mualaf Center Magelang).

Hal tersebut juga diperkuat dengan pendapat Bapak Mn

yang menyatakan bahwa sumber dana menjadi salah satu

kendala. Karena mereka meninggalkan pekerjaan lama mereka,

mereka menjadi pengangguran dan tidak punya penghasilan

sehingga ketika ada kegiatan menjadi terkendala karena sumber

dananya hanya dari donatur dan MCI pusat.

“...Selain itu ya karena mereka tidak punya pekerjaan,

tidak ada penghasilan jadi kita mengalami masalah

dalam hal keuangan/dana. Jadi ketika kegiatan kita

agak sulit mengumpulkan dana dari anggota. Hanya

bermodal dari donatur atau MCI pusat...” (Wawancara

tanggal 11 April 2020 pukul 09.00 di Rumah Bapak

Mn).

d) Sarana dan Prasarana

Bapak WP mengungkapkan bahwa salah satu yang

menjadi kendala adalah sarana prasarana, dimana fasilitas di

Mualaf Center Magelang masih sangat minim sekali. Bahkan

Page 117: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

100

gedung yang menjadi pusat kegiatan tersebut adalah rumah dari

pembina Mualaf Center Magelang dan belum memiliki gedung

sendiri. Berikut pernyataan Bapak WP:

“...Trus bisa dimasukkan ke hambatan ya karna

kurangnya sarana prasarana, fasilitas atau dana yang kita

punya mbak, karna kita ini tidak punya apa-apa. Kantor

saja masih jadi satu dengan rumah pembina Mualaf

Center Magelang, mobil juga pinjaman jadi kegiatan

masih kurang berjalan maksimal...” (Wawancara tanggal

23 Februari 2020 pukul 14.00 di Mualaf Center

Magelang).

B. Analisis Data

Setelah melakukan penelitian kurang lebih selama 7 bulan dengan

metode observasi, dokumentasi dan wawancara, maka dalam pembahasan ini

akan dipaparkan mengenai analisis dari hasil temuan penelitian yang diperoleh

oleh peneliti. Pertama, pelaksanaan pembinaan keagamaan kepada komunitas

preman. Kedua, faktor pendukung dan penghambat pembinaan keagamaan

kepada komunitas preman.

1. Pelaksanaan Pembinaan Keagamaan kepada Komunitas Preman di

Mualaf Center Magelang Tahun 2019/2020

Pelaksanaan pembinaan keagamaan kepada komunitas preman

seperti yang sudah dipaparkan di atas dilaksanakan awalnya tidak sengaja.

Melihat berbagai latar belakang kondisi masyarakat yang memprihatinkan,

baik dari segi pendidikan umum yang cenderung berpendidikan rendah

dan pengetahuan agama yang masih sangat minim, membuat Mualaf

Center Magelang lebih serius dalam melakukan pembinaan.

Page 118: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

101

Selaras dengan definisi pembinaan keagamaan yang dipaparkan di

BAB II pembinaan keagamaan kepada komunitas preman memiliki arti

pembinaan keagamaan adalah usaha, ikhtiar, tindakan, proses pemberian

bantuan terhadap individu untuk memperbaiki, mempertahankan dan

menyempurnakan apa yang sudah ada agar sesuai dengan yang diharapkan

yaitu memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan tuntunan agama agar dalam

kehidupan keagamaan senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk

Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dalam

hal ini objek yang dibina adalah para preman yang sudah beragama Islam

namun meninggalkan nilai-nilai keIslamannya.

Tujuan pembinaan keagamaan sejalan dengan definisinya yaitu

usaha yang dilakukan untuk mengubah ataupun memberbaiki sesuatu ke

arah yang lebih baik lagi dalam hal ini tentu saja berkaitan dengan

keagamaannya. Sehingga seseorang yang telah mendapat pembinaan

keagamaan sikap dan perilakunya menjadi lebih baik lagi dan sesuai

dengan yang telah dijelaskan dalam al-Qur’an dan Hadis. Demikian juga

dalam pembinaan keagamaan ini tentu memiliki tujuan untuk

mengarahkan para preman menjadi lebih baik lagi baik dari segi akhlak

maupun ibadahnya.

Komponen-komponen dari pembinaan keagamaan ini banyak

sekali, sehingga pembinaan keagamaan ini bisa mencapai tujuannya.

Berikut beberapa komponen yang sangat krusial, yang mendorong

Page 119: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

102

keberhasilan dari pembinaan keagamaan kepada para preman yang

dilakukan oleh Mualaf Center Magelang.

1. Perencanaan Pembinaan

Perencanaan menjadi hal yang penting dalam suatu kegiatan.

Bahkan ada istilah populer mengatakan gagal merencanakan berarti

merencanakan kegagalan. Begitu juga dalam pembinaan ini. Pihak

Mualaf Center Magelang mulai merencakan pembinaan meskipun awal

adanya pembinaan ini tidak disengaja.

Perencanaan dilakukan dengan memilih seseorang yang

dituakan atau istilahnya ketua geng mereka untuk diajak dalam

pembinaan sehingga akan lebih mudah untuk mengajak anak buahnya.

Selain itu mereka juga memikirkan metode dan program apa yang akan

dilakukan sehingga para preman itu tertarik untuk mengikuti

pembinaan.

2. Kurikulum Pembinaan

Kurikulum juga menjadi salah satu komponen yang penting

dalam sebuah proses pembelajaran. Belum ada kurikulum resmi dan

tertulis dalam pembinaan preman ini, prinsip mereka program yang

dicanangkan berjalan lancar dahulu dan peserta semakin hari semakin

bertambah mengingat usia pembinaan kepada komunitas preman ini

masih tergolong belia, yaitu baru sekitar 2 tahun.

Page 120: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

103

3. Landasan Pembinaan

Setiap pembinaan tentu memiliki landasan agar programnya

bisa berdiri dengan kokoh. Berkaitan dengan hal ini Mualaf Center

Magelang yang melakukan pembinaan keagamaan kepada para preman

jelas menggunakan landasan yaitu 2 sumber hukum Islam yaitu al-

Qur’an dan Hadis. Dua landasan inilah yang menjadi pijakan dalam

membina preman.

Nilai-nilai al-Qur’an dan Hadis senantiasa diintegrasikan dalam

setiap program mereka. Baik melalui kajian al-Qur’an maupun

langsung di praktikkan dalam setiap program. Harapannya para

preman tersebut senantiasa menjadikan 2 sumber hukum tersebut

sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

4. Program Pembinaan

Berbagai program terus dikembangkan sehingga pembinaan

keagamaan kepada preman yang dilakukan oleh Mualaf Center

Magelang bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Program-program

tersebut ada yang bersifat rutin meliputi program harian, mingguan,

bulanan dan tahunan serta ada program insidental yang sifatnya

mendadak dan dilakukan tanpa rencana.

a. Program harian

Program harian yang dilakukan dalam pembinaan preman

yang dilakukan oleh Mualaf Center Magelang dimaksudkan untuk

meningkatkan intensitas pertemuan para preman dengan pihak

Page 121: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

104

pembina. Hal ini dilakukan agar setiap hari para preman

melakukan kegiatan-kegiatan positif dan intensitas pertemuan

dengan teman-teman lama mereka berkurang.

Program harian tersebut adalah kajian al-Qur’an setiap

ba’dha Isya. Kegiatan ini meliputi kajian membaca al-Qur’an dan

belajar tajwid. Para anggota dikelompokkan berdasarkan

kemampuan membaca al-Qur’an mereka sehingga lebih mudah

dalam pemantauan. Dalam hal ini pihak Mualaf center Magelang

menggunakan metode sakifah untuk mengajari para preman

membaca al-Qur’an.

Sebagai landasan yang digunakan dalam pembinaan,

pemahaman terhadap al-Qur’an pun sangat ditekankan. Oleh

karena itu program ini dilakukan secara rutin dengan harapan para

preman semakin hari semakin lancar membaca al-Qur’an dan

memahaminya, sehingga nilai-nilai di dalamnya mampu

termanifestasi dalam kehidupan mereka.

b. Program mingguan

Program mingguan yang dilaksanakan dalam pembinaan

preman bersifat lebih santai dan fleksibel. Program mingguan ini

ada 2 kegiatan yaitu kegiatan sedekah jumat dan ngopi (ngobrol

perkara iman). Kegiatan sedekah jumat dilakukan dengan

membagi-bagikan makanan ke jamaah masjid Ibadullah Tejosari/

Barakan setelah shalat Jum’at selesai.

Page 122: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

105

Selain itu ada juga program mingguan yaitu ngopi (ngobrol

perkara iman). Program ini dilaksanakan setiap malam ahad

dengan tujuan untuk mengalihkan perhatian para preman dengan

kegiatan yang lebih bermanfaat. Sebelum ada pembinaan, para

preman selalu ber mabuk-mabukan di lingkungan rumah. Tentu hal

tersebut sangat tidak etis, terlebih para preman tersebut banyak

yang sudah berstatus sebagai seorang ayah. Oleh karena itu pihak

Mualaf Center Magelang mengalihkan kegiatan tersebut menjadi

kumpul-kumpul yang bermanfaat.

Awal mulanya kegiatan mingguan tersebut hanya sekedar

berkumpul, kemudian bermain gitar saja, kemudian baru dari

sedikit disisipi dengan keagamaan jika ada anggota yang bertanya

tentang masalah mereka. Penjelasan yang dilakukan dengan kehati-

hatian ternyata mampu membuat mereka merasa nyaman dan tidak

terasa bahwa mereka melakukan pembinaan. Jadi tidak ada kesan

terpaksa ketika mereka melakukan pembinaan tersebut.

c. Program bulanan

Program bulanan dilaksanakan selama satu bulan sekali dan

lebih banyak terjun di masyarakat. Program ini meliputi kajian

bulanan dengan mengahdirkan ustadz-ustadz lokal yang mumpuni

sehingga mereka mendapat pencerahan agama dari ustadz yang

berbeda dengan harapan mereka tidak bosan dengan ustadz yang

monoton saja.

Page 123: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

106

Selain itu ada juga program gemar (gerakan limaratus

sehari) dimana kegiatan ini dimaksudkan untuk mengumpulkan

uang dari para anggota guna keperluan uang kas. Setelah uang

tersebut terkumpul, tiap satu bulan sekali akan ada petugas yang

mengumpulkan dan uang tersebut digunakan untuk operasional

pendanaan semua kegiatan pembinaan.

Pelaksanaan program gemari ini yang dirasa paling belum

maksimal, dikarenakan para anggota preman berasal dari ekonomi

lemah. Sebelum mengikuti pembinaan mereka biasanya melakukan

pekerjaan yang tidak baik seperti pemalak, menjual minuman keras

dan kegiatan premanisme yang lain. Sehingga ketika mereka

memutuskan untuk hijrah mereka meninggalkan pekerjaan lama

mereka dan menjadi pengangguran. Itulah yang menyebabkan

program ini belum berjalan maksimal, karena para preman tersebut

menjadi pengangguran dan tidak memiliki pemasukan.

d. Program tahunan

Program tahunan merupakan agenda-agenda besar yang

membuat para preman lebih semangat untuk mengikuti pembinaan.

Program tahunan ini biasanya adalah adanya tabligh akbar dimana

para preman bertanggung jawab terhadap pelaksanaan agenda

tersebut. Selain itu dalam agenda ini dihadirkan tokoh-tokoh yang

populer maupun tokoh yang berasal dari dunia hitam yang sama

Page 124: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

107

dengan mereka. Sehingga mereka menjadi termotivasi untuk

menjadi lebih baik lagi.

Selain itu agenda besar lainnya yaitu adanya peringatan hari

besar Islam yang selalu diagendakan oleh Mualaf Center

Magelang. Salah satu contohnya adalah agenda hari raya Idul

Adha, dimana yang tadinya para preman sangat tidak peduli

dengan hal-hal tersebut, bahkan menjadi anggota inti dalam

penyembelihan hewan qurban. Mereka tak segan ikut berperan

serta dalam memotong dan membagikan daging qurban kepada

msyarakat.

e. Program Insidental

Program Insidental merupakan program yang tidak

direncanakan dan dilakukan jika ada keperluan mendesak.

Meskipun tidak direncanakan, justru program ini termasuk sering

dilaksanakan. Kegiatan ini bersifat aplikatif dari kajian-kajian yang

telah mereka lakukan di program-program harian maupun

mingguan.

Banyak sekali program insidental yang dilakukan oleh para

preman binaan Mualaf Center Magelang. Salah satunya adalah

peduli sosial ataupun tanggap bencana. Ketika terjadi bencana

gempa di Lombok dan Palu para preman melakukan kegiatan

galang dana untuk menolong para korban, padahal sebelumnya

jangankan peduli dengan korban bencana, bahkan mereka tidak

Page 125: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

108

segan untuk meminta uang dengan paksa ke orang lain. Tidak

berhenti sampai disitu, kepedulian mereka juga ditunjukkan dengan

terjun langsung di lokasi bencana tersebut.

Program insidental terbaru yang mereka ikuti adalah terkait

dengan penanganan virus Covid-19 yang tengah melanda

Indonesia. Dengan penuh semangat mereka ikut mengamankan

Desa setempat. Tidak hanya itu, mereka juga ikut menyemprotkan

disinfektan ke masjid-masjid serta ikut membagikan handsanitizer.

Kegiatan kepedulian juga dilakukan terhadap anggota-

anggota yang lain. Ada program gatot (gerakan tilik orang sakit),

yaitu menjenguk ketika ada anggota yang sakit dan memberi

semangat serta doa kepada mereka. Sikap kepedulian mereka yang

berubah menjadi lebih peduli dengan orang lain juga ditunjukkan

ketika anggota lain mengalami kesusahan mereka akan membantu.

Salah satunya pada kegiatan bedah rumah di rumah anggota yang

lain, dimana para preman tersebut langsung ikut membantu.

5. Metode Pembinaan

Menurut Arief (2002:88) metode pembinaan merupakan cara

yang ditempuh untuk melakukan kegiatan pembinaan sehingga bisa

membentuk muslim yang berkepribadian Islami dan sesuai

dengantuntunan al-Qur’an dan Hadis. Metode yang digunakan tersebut

diharapkan bisa membantu dan memudahkan pembina dalam

penyampaian materinya.

Page 126: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

109

Metode memegang peranan penting dalam tercapainya tujuan

pembinaan. Suatu metode jika dilakukan dengan porsi yang tepat akan

mendukung keberhasilan pembinaan keagamaan. Tak terkecuali dalam

pembinaan keagamaan kepada komunitas preman. Mengingat objek

dakwahnya bukan sembarang orang, melainkan manusia dewasa yang

sudah memiliki prinsip sendiri, tentu metode yang digunakan juga

harus beragam. Berikut beberapa metode yang digunakan oleh Mualaf

Center Magelang dalam membina para preman.

a. Metode Diskusi

Metode diskusi bisa juga disebut dengan metode dialog.

Metode ini dilakukan dimana satu pihak bertanya dan pihak lain

dalam hal ini adalah pembina akan menjawabnya. Metode diskusi

sangat tepat jika dilakukan kepada para preman dikarenakan pola

fikir dan logika mereka sudah berjalan, dan usia serta pengalaman

hidup mereka tentu memiliki beragam persoalan yang perlu

dipecahkan. Tentu dalam metode ini harus ada satu pihak yang

mengerti seluk beluk tentang keagamaan dan bisa menjawab

pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Implementasi metode diskusi dalam pembinaan keagamaan

kepada komunitas preman oleh Mualaf Center Magelang bisa

terlihat dalam agenda mingguan mereka yang disebut dengan ngopi

(ngobrol perkara iman). Seperti dalam paparan data di atas, agenda

ini dilaksanakan setiap malam minggu sebagai bentuk pengalihan

Page 127: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

110

dari kegiatan mabuk-mabukan para preman. Mengusung konsep

yang fleksibel dan membaur dengan para preman kegiatan ini

berjalan cukup baik.

Setiap malam minggu para preman berkumpul di teras

rumah ustadz Marno, kemudian berbincang-bincang berbagai

persoalan yang mereka hadapi. Tanpa tema khusus yang

ditetapkan, diskusi tersebut mengalir begitu saja dan membuat

para preman merasa nyaman dan tidak terasa sedang dibina.

Dengan metode diskusi ini para preman akan mendapat wawasan

dan pengetahuan baru sehingga daya nalarnya akan lebih terasah

dan terjadi perubahan sikap setelah melalui proses berfikir.

b. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode yang terkesan

sederhana dan sudah umum digunakan. Metode ini dilakukan

dengan menyampaikan materi melalui bahasa yang bisa berisi

nasihat dan peringatan tentang baik buruknya sesuatu yang diambil

dari keteladanan atau pengalaman seseorang yang bisa

mempengaruhi hati orang tersebut dan bisa diterima secara nalar

(Muchtar, 2005:222). Selain mudah dalam penerapannya, metode

ini akan memberikan kesan mendalam ketika pengisinya bisa

menguasai audien. Metode ini juga digunakan oleh Mualaf Center

Magelang dalam membina para preman.

Page 128: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

111

Implementasi dari metode ini dilakukan dalam berbagai

kegiatan. Misalnya dalam kajian rutin maupun dalam kajian

tabligh akbar. Ustadz-ustadz yang mengisi kegiatan tersebut

biasanya menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan

materi. Tak jarang Mualaf Center Magelang menghadirkan

beberapa tokoh populer seperti ustadz Handy Bony bahkan Ari

Untung untuk memberikan ceramah kepada para preman.

Selain itu Mualaf Center Magelang juga pernah

menghadirkan beberapa mantan preman yang sudah hijrah untuk

memberikan motivasi dengan metode ceramah juga. Hal ini

menjadikan kesan tersendiri di hati para preman diakrenakan

mereka memiliki background yang sama, sehingga membuat para

preman menjadi lebih semangat dalam memperbaiki diri.

c. Metode Keteladanan dan Pembiasaan

Metode keteladanan dan pembiasaan ini bersifat aplikatif

dan banyak ditunjukkan dalam aksi-aksi yang nyata. Metode ini

selain melibatkan pembina sendiri sebagai role mode yang akan

dijadikan teladan, juga melibatkan peran aktif dari para anggota

sehingga terjadi pembiasaan. Metode ini telah banyak dicontohkan

oleh Rosulullah SAW ketika berdakwah kepada umatnya.

Penerapan metode ini juga menjadi perhatian penting

Mualaf Center Magelang dalam membina komunitas preman.

Sebagian besar kegiatan mereka berada di lapangan. Para pembina

Page 129: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

112

tidak hanya sekedar menyampaikan teori, namun juga memberikan

teladan yang baik untuk para preman. Contohnya ketika terjadi

bencana gempa, para pembina langsung terjun ke lapangan

menggalang dana dan terjun ke lokasi untuk memberikan bantuan.

Hal ini tentu membuat para preman melihat langsung bagaimana

teladan yang ditampilkan, sehingga langsung ikut juga dalam

kegiatan tersebut.

Metode pembiasaan juga dilakukan dalam membina preman

tersebut. Para preman dibiasakan dengan program-program baik

rutinan maupun insidental sehingga terbiasa melihat, mendengar

dan berada di lingkungan yang baik, sehingga lambat laun hati

mereka akan terarah ke hal-hal yang positif dan mulai

meninggalkan maksiat. Metode ini terbukti cukup efektif karena

banyak dari para preman yang sudah mulai meninggalkan maksiat

dengan teladan yang sudah diberikan dan pembiasaaan yang rutin

mereka lakukan.

Berdasarkan beberapa metode yang telah dipaparkan di atas, bisa

peneliti analisa bahwa ada kesamaan antara teori yang telah dipaparkan

di BAB II mengenai metode pembinaan dengan realita yang terjadi di

lapangan. Setidaknya jika dikaitkan dengan Qs an-Nahl: 125 terjadi

kesamaan dalam metodenya. Jika dalam an-Nahl ayat 125 ada beberapa

metode yaitu hikmah, nasehat dan diskusi maka metode yang dilakukan

Page 130: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

113

oleh Mualaf Center Magelang pun juga menggunakan ketiga metode

tersebut.

Sedangkan jika dikaitkan dengan teori metode pembinaan yang

dikemukakan oleh an-Nahlawi juga banyak kesamaan. Setidaknya ada

beberapa persamaan metode yang digunakan, diantaranya adalah

metode diskusi atau dalam teori an-Nahlawi disebut dengan hiwar,

kemudian ceramah atau mauidhah, teladan serta pembiasaan atau

pengamalan. Meskipun metode-metode lain seperti kisah, perumpaan,

targhib dan tarhib tidak dijelaskan secara rinci oleh informan, namun

metode-metode tersebut sedikit banyak digunakan dalam pembinaan,

namun terintegrasi di dalam metode-metode yang lain.

6. Materi Pembinaan

Secara konseptual, menurut Amin (2013:89) materi dakwah

keIslaman tergantung pada tujuan yang hendak dicapai, namun secara

global materi keislaman dapat diklasifikasikan menjadi tiga pokok

permasalahan, yaitu masalah aqidah (keimanan), masalah syariat

(keIslaman), masalah akhlaq (budi pekerti).

Implementasi materi pembinaan yang dilakukan oleh Mualaf

Center Magelang juga sejalan dengan teori yang telah disampaikan di

atas. Meskipun dalam pelaksanaannya belum terstruktur secara jelas

dan sistematis, namun peneliti menemukan adanya nilai-nilai aqidah,

syariat dan akhlaq di dalam setiap program yang dijalankan oleh

peserta pembinaan.

Page 131: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

114

Materi akhlaq terutama menjadi yang paling fundamental

dikarenakan objek pembinaan ini adalah para preman. Akhlaq mereka

yang sebelumnya kacau, setelah mengikuti pembinaan menjadi lebih

tertata. Malam minggu mereka yang biasanya dihabiskan dengan

nongkrong yang tidak jelas dan mabuk-mabukan diganti dengan ngopi

(ngobrol perkara iman) yang di dalamnya terintegrasi pula nilai-nilai

aqidah dan syariat. Selain itu pekerjaan lama mereka yang biasanya

menjual miras, berjudi, tawuran dan lain sebagainya juga mereka

tinggalkan. Hal ini menjadi indikator bahwa materi-materi dalam

pembinaan ini, terutama akhlaq bisa tersampaikan dengan cukup baik.

7. Media

Media merupakan alat bantu yang digunakan untuk

menyampaikan materi. Meskipun bersifat tidak wajib, namun media

ini dalam beberapa situasi sangat membantu si penyampai pesan.

Dalam pembinaan kepada komunitas preman ini, Mualaf Center

Magelang menggunakan media yang cukup sederhana. Hanya

bermodal papan tulis dan spidol untuk membantu menjelaskan materi-

materi yang disampaikan terutama ketika materi tentang membaca al-

Qur’an atau yang dikenal dengan tajwid.

8. Evaluasi

Evaluasi merupakan tolak ukur keberhasilan suatu program.

Dengan evaluasi, akan diketahui apakah program tersebut sudah

berhasil atau belum, kemudian jika belum akan di cari penyebabnya

Page 132: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

115

serta solusinya, sehingga kegiatan tersebut kedepannya akan menjadi

lebih baik lagi dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Implementasi evaluasi dalam pembinaan keagamaan kepada

komunitas preman ini belum dilakukan secara jelas dan terstruktur

mengingat usia pembinaan yang baru berusia 2 tahun. Namun

demikian evaluasi tetap dilakukan dengan mengamati perubahan yang

terjadi kepada anggota komunitas preman, baik dari segi akhlak

maupun ibadahnya. Tak sedikit dari para preman yang memilih

kembali ke jalan lama mereka, dengan mengevaluasi hal tersebut para

pembina akan mencari solusi, misalnya dengan mengajak kembali para

preman tersebut dan melibatkannya dalam agenda penting. Atau jika

ada masalah internal dengan sesama anggota maka pembina akan

mengislahkan mereka kembali.

Evaluasi pembinaan tersebut jika dikaitkan dengan teori

evaluasi dalam dunia pendidikan maka termasuk dalam evaluasi non

tes dimana instrumen yang digunakan adalah observasi. Serta jika

dilihat dari aspeknya evaluasi tersebut termasuk ke dalam ranah

afektif. Hal ini dikarenakan yang menjadi fokus utama adalah pada

perubahan sikap dari para preman tersebut.

Page 133: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

116

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan Keagamaan kepada

Komunitas Preman di Mualaf Center Magelang Tahun 2019/2020

a. Faktor Pendukung

1) Motivasi Diri

Motivasi diri merupakan salah satu faktor intrinsik yang

penting dalam proses pembinaan keagamaan. Tanpa motivasi yang

kuat dari diri para preman, pembinaan yang dilakukan semaksimal

apapun hasilnya akan sia-sia, karena tidak ada keinginan berubah

dari diri preman tersebut. Pembina hanyalah sebagai fasilitator,

keberhasilan dari pembinaan tergantung dari preman itu sendiri.

Melalui wawancara dan observasi motivasi yang dimiliki

oleh para preman ini sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari

antusias mereka dalam mengikuti berbagai program. Motivasi ini

hadir karena adanya keinginan para preman untuk menjadi lebih

baik. Hati kecil atau nurani mereka bahkan menyadari bahwa

perbuatan premanisme yang mereka lakukan adalah salah, namun

karena situasi dan kondisi mereka sulit terlepas dari perbuatan

tersebut.

2) Metode yang Menarik dan Beragam

Metode-metode pembinaan keagamaan seperti yang telah

dijelaskan dalam paparan data di atas setidaknya memberikan

informasi bahwa dalam membina keagamaan para preman ini tidak

hanya menggunakan satu metode saja. Ada berbagai metode yang

Page 134: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

117

bahkan dikombinasikan untuk mencapai tujuan pembinaan

tersebut.

Masing-masing metode tersebut memiliki karakteristik dan

tujuannya. Diskusi yang merupakan metode yang rutin diterapkan

bisa menambah daya kritis para preman dan menambah wawasan

mereka melalui proses berfikir dan menghasilkan pandangan hidup

baru. Metode ceramah dengan menghadirkan ustadz populer atau

mantan preman menjadi magnet tersendiri bagi minat mereka, serta

metode keteladanan dan pembiasaan membuat mereka merasa

dimanusiakan sehingga nyaman berada di lingkungan tersebut.

Berbagai metode tersebut rupanya menjadi magnet bagi

para preman untuk mengikuti pembinaan. Para preman merasa

dimanusiakan, merasa berguna dan bermanfaat bagi orang lain

serta menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Faktor metode ini tentu

akan terus dikembangkan oleh Mualaf Center Magelang sehingga

ranah gerak mereka lebih luas dan jumlah preman yang dibina

semakin hari semakin bertambah jumlahnya.

3) Kerjasama Tim yang Baik

Keberhasilan suatu kegiatan tidak bisa mengandalkan satu

orang saja, namun harus dengan kerja keras dari berbagai pihak

yang membantu. Sebagai sebuah tim yang mengajak kepada

kebaikan, Mualaf Center Magelang terjun mendampingi secara

total. Dengan bersikap tetap fleksibel, apa adanya dan tidak

Page 135: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

118

menggurui, kerjasama tim Mualaf Center Magelang ternyata

mampu menjadi faktor penting dalam keberhasilan keagamaan

kepada para preman.

Tidak ada prinsip one man show dalam pembinaan ini

membuat seluruh tim bekerja keras, mulai dari mencari dana

hingga menggiatkan kegiatan seliuruh tim bekerja sama dan

berbaur langsung dengan para preman. Tak jarang para preman

dilibatkan dengan tim dalam berbagai acara sehingga keteladanan

dan kekompakan mereka membuat para preman menjadi nyaman

dan semangat untuk dibina.

Sejalan dengan kompaknya kerja dari Mualaf Center

Magelang ini nampaknya merupakan manifestasi dari ayat al-

Qur’an yaitu Qs as-Shaff:4

م بنيان مرصوص إن الل يب الذين ي قاتلون ف سبيله صف ا كأنArtinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang

berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-

akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”

(Departemen Agama, 2018:551).

4) Dukungan dari Berbagai Pihak

Faktor pendukung pembinaan keagamaan kepada preman

salah satunya adalah dukungan dari berbagai pihak. Tanpa

dukungan, kerja tim Mualaf Center Magelang tentu akan

mengalami kendala. Berbagai perizinan baik kegiatan ataupun

Page 136: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

119

tempat harus membutuhkan bantuan orang lain terutama pejabat

setempat.

Kegiatan pembinaan keagamaan yang jelas positif ini jelas

mendapat dukungan dari berbagai pihak, seperti keluarga,

masyarakat bahkan pejabat setempat. Dukungan tersebut selain

berupa semangat maupun perijinan tempat, dukungan berupa dana

juga tak segan untuk dikucurkan oleh beberapa orang sehingga

berbagai kegiatan operasional dari pembinaan tersebut bisa

berjalan maksimal.

b. Faktor Penghambat

1) Karakteristik Individu

Mengubah karakteristik seseorang bukanlah perkara yang

mudah. Karena karakter tersebut sudah mengakar kuat dalam

dirinya. Karakteristik para preman yang cenderung kasar dan

emosian menjadi salah satu penghambat dalam membina

keagamaan para preman. Terkadang ketika pembinaan berlangsung

ada saja para preman yang masih sering marah-marah. Ego dan

jiwa jawara mereka yang belum hilang sering menguji kesabaran

para pembina.

Melalui proses wawancara, para preman tersebut bahkan

mengakui bahwa jiwa keras mereka masih bersemayam kuat.

Terkadang jika terjadi gesekan kecil saja mereka akan tersulut

emosinya. Disini peran pembina tersebut diperlukan untuk

Page 137: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

120

menurunkan emosi mereka dengan nasehat-nasehatnya. Tidak

langsung instan tetapi melalui beberapa proses mereka akhirnya

mulai sedikit demi sedikit bisa mengontrol emosi mereka dan

menjadi lebih sabar.

2) Lingkungan

Lingkungan menjadi penghambat yang paling cukup

berpengaruh dalam pembinaan ini. Lingkungan sendiri salah

satunya adalah lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat

yang menurut Ki Hajar Dewantara sebagai tri pusat pendidikan

memegang peranan penting dalam membentuk karakteristik

seseorang.

Mengenai peran lingkungan dalam proses pembinaan,

agaknya hadis di bawah ini sangat relevan sebagai

penggambarannya.

ل مثل الليس الصالح والسوء كحامل المسك ونفخ الكيفحامنه ريا طي بة نه وإما أن تد م تاع م المسك إما أن يذيك ، وإما أن ت ب

درياخبيثة ونفخ الكي إما أن يرق ثيابك وإماأن تج Artinya: “Permisalan teman yang baik dan teman yang

buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang

pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan

memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli

minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap

mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi,

bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan

kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya

yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628).

Page 138: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

121

Hadis diatas menjelaskan bahwa lingkungan yang buruk,

bukan tidak mungkin akan memberikan dampak yang buruk juga

bagi orang lain. Hal ini sesuai dengan lingkungan masyarakat di

sekitar tempat tinggal para preman tersebut yang setelah peneliti

observasi merupakan kawasan yang padat penduduk, serta dari

hasil wawancara menunjukkan bahwa mayoritas lingkungan

tersebut terkenal dengan banyaknya preman dan sudah terjadi turun

temurun. Melihat pemandangan premanisme setiap hari dan

bertemu teman-teman lama mereka tentu akan membuat mereka

goyah untuk kembali ke jalan mereka.

Lingkungan masyarakat sekitar juga bahkan tidak sedikit

yang justru mencibir para preman yang ingin berubah tersebut

dengan kata yang menyakitkan. Hanya ikut trend atau hanya taubat

musiman sudah tidak asing lagi di telinga para preman yang

terkadang membuat mereka juga bosan dengan cibiran tersebut.

Namun pihak pembina terus berupaya menguatkan prinsip dari

para preman untuk tetap teguh mengikuti pembinaan.

Selain lingkungkan masyarakat, lingkungan pekerjaan juga

menjadi faktor penghambat. Seperti data yang di paparkan di atas

bahwa mayoritas para preman berpendidikan rendah atau

menengah mengakibatkan mereka sulit untuk mendapatkan

pekerjaan halal. Padahal ketika mengikuti pembinaan tentu

pekerjaan lama mereka yang tidak baik harus mereka tinggalkan.

Page 139: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

122

Hal ini membuat perekonomian mereka terganggu, padahal ada

keluarga yang harus mereka penuhi kebutuhannya.

3) Sumber Dana

Sumber dana merupakan salah satu komponen penting

dalam menjalankan semua kegiatan. Tanpa dana yang cukup,

kegiatan apapun tentu akan mengalami kendala. Hal ini juga terjadi

dalam pembinaan keagamaan kepada komunitas preman yang

dilakukan oleh Mualaf Center Magelang. Sumber dana yang hanya

berasal dari MCI pusat, donatur dan kegiatan gemar sering tidak

cukup untuk kebutuhan operasional pembinaan preman.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa sebagian besar

para preman sudah meninggalkan pekerjaan lama mereka,

mengakibatkan para preman menjadi pengangguran. Kegiatan

gemar yang seyogyanya bisa dialokasikan untuk kas menjadi

terkendala karena sebagian preman menjadi pengangguran.

Sehingga dana yang masuk menjadi terbatas dan menjadi salah

satu penghambat dalam kegiatan pembinaan keagamaan.

4) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana juga mendorong keberhasilan suatu

kegiatan. Minimnya fasilitas yang dimiliki oleh Mualaf center

Magelang dalam membina preman menjadikan pembinaan ini

berjalan kurang maksimal. Belum adanya gedung sendiri karena

sementara masih terintegrasi dengan rumah ketua Mualaf Center

Page 140: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

123

Magelang membuat kegiatan masih harus dilakukan di berbagai

tempat.

Selain gedung, masalah lain yang dimiliki adalah prasarana

yang masih sangat minim. Hanya bermodal satu unit mobil

pinjaman dari pihak Mualaf Center Indonesia, membuat kegiatan

yang sifatnya keluar atau membutuhkan transportasi menjadi

terkendala. Tak jarang para preman hanya sedikit yang ikut karena

keterbatasan alat transportasi ini.

Page 141: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

124

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang

pembinaan keagamaan kepada komunitas preman di Mualaf Center

Magelang tahun 2019/2020, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pelaksanaan pembinaan keagamaan kepada komunitas preman di

Mualaf Center Magelang tahun 2019/2020

Pelaksanaan pembinaan keagamaan kepada komunitas preman

telah dilakukan selama 2 tahun, tepatnya sejak bulan ramadhan tahun

2018. Pelaksanaan pembinaan dilaksanakan dengan rincian sebagai

berikut:

a. Perencanaan dilakukan dengan menentukan objek yang dibina,

strategi serta metode pembinaan.

b. Kurikulum yang digunakan belum terstruktur secara jelas dan

sistematis

c. Landasan pembinaan menggunakan 2 sumber hukum Islam yaitu

al-Qur’an dan Hadis

d. Program yang diadakan meliputi:

1) Program harian, yaitu mengaji al-Qur’an setiap ba’da Isya

2) Program mingguan, yaitu agenda ngopi (ngobrol perkara iman)

dan sedekah Jum’at

Page 142: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

125

3) Program bulanan, yaitu gemar (gerakan limaratus sehari) dan

pengajian dengan menghadirkan ustadz lokal

4) Program tahunan, yaitu tabligh akbar dan peringatan hari besar

Islam

5) Program Insidental, yaiu gatot (gerakan tilik (menjenguk) orang

sakit), penggalangan dana untuk korban bencana atau ikut

pencegahan virus Covid-19, bedah rumah dan mengikuti event

Muslim United.

e. Metode yang digunakan adalah metode diskusi, ceramah serta

keteladanan dan pembiasaan

f. Materi yang diajarkan yaitu aqidah, syariah dan akhlaq

g. Media yang digunakan adalah papan tulis dan spidol

h. Evaluasi yang digunakan yaitu non tes dengan mengobservasi

perubahan tingkah laku para preman

2. Faktor yang mendukung dan menghambat kegiatan pembinaan

keagamaan kepada komunitas preman di Mualaf Center Magelang

a. Faktor Pendukung

1) Motivasi diri

2) Metode yang menarik dan beragam

3) Kerjasama tim yang baik

4) Dukungan dari berbagai pihak

Page 143: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

126

b. Faktor Penghambat

1) Karakteristik individu

2) Lingkungan

3) Sumber dana

4) Sarana dan prasarana

B. Saran-Saran

1. Pengurus Mualaf Center Magelang

Kepada pengurus Mualaf Center Magelang diharapkan

senantiasa meningkatkan koordinasi, dan mengimplementasikan

metode yang lain sehingga anggota komunitas preman tidak bosan.

Kegiatan-kegiatan rutin juga selalu diperhatikan dan dibuat kurikulum

serta evaluasi yang jelas, sehingga pembinaan lebih terkoordinir, serta

menambah jumlah ustadz dan memperdalam materi yang lain.

Hal lain yang tidak kalah penting adalah hendaknya Mualaf

Center Magelang mempunyai gedung sendiri dan menambah sarana

prasarana. Sehingga bisa menjadi pusat pembinaan dan memudahkan

semua kegiatan terpusat di satu tempat. Sehingga harapannya kelak

Mualaf Center Magelang bisa membina umat siapapun objeknya dan

jumlah yang mengikuti pembinaan semakin bertambah.

2. Komunitas Preman

Diharapkan anggota komunitas preman selalu rutin dalam

mengikuti pembinaan. Selain itu karena tidak berpindah tempat dan

masih dalam lingkungan yang sama ada baiknya mengajak teman-

Page 144: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

127

teman preman lain yang belum mengikuti pembinaan agar bisa ikut.

Para anggota juga hendaknya mulai mencari pekerjaan lain yang lebih

halal untuk menghidupi keluarga mereka.

3. Pejabat Setempat

Pejabat setempat diharapkan mendukung semua kegiatan

pembinaan dengan memberikan ijin maupun menyediakan tempat

untuk para preman. Serta menegur atau bahkan memberikan aturan

yang tegas jika tindakan premanisme masih terjadi di lingkungan

tersebut.

4. Masyarakat

Masyarakat jangan berstigma negatif terhadap para preman

yang sedang memperbaiki diri dengan mengikuti pembinaan. Karena

mereka juga manusia yang pernah punya salah dan berhak untuk

memperbaiki. Seharusnya mereka mendukung semua kegiatan tersebut

dan mengajak preman yang belum ikut agar mengikuti pembinaan,

sehingga lingkungan mereka menjadi lebih baik dan tidak dikenal

buruk lagi oleh masyarakat Magelang.

Page 145: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

128

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Yatimin. 2004. Studi Islam Kontemporer. Pekanbaru: Amzah.

Al-Ghazali. 2012. Ihya’ Ulumuddin Menghidupkan Kembali Ilmu-Ilmu Agama

Juz 4, Terj. Ibnu Ibrahim Ba’adillah. Jakarta: Republika Penerbit.

Amin, Samsul Munir. 2013. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.

An-Nahlawi, Abdurahman. 1989. Prinsip-Prinsip Dan Metoda Pendidikan Islam.

Terjemahan oleh Herry Noer Ali. Bandung: CV Diponegoro.

. 1995. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan

Masyarakat, cet. 4, terj. Shihabuddin. Jakarta: Gema Insani Press.

Anshori. 2013. Ulumul Qur’an. Jakarta: Rajawali Press.

Anwar, Rosihon. 2013. Ulum AlQur’an. Bandung : Cv Pustaka Setia.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Armai, Arief. 2002. Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:

Ciputat Press.

Ash-Shiddieqy, T. M. Hasbi. 1999. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, cet. VI.

Jakarta: Bulan Bintang.

As-Suyuthi. Al-Jami’ Ash-Shagir. Beirut: Dar Al-Fikr.

Bagja, Waluya. 2004. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat.

Bandung: PT Setia Purna Inves.

Bungin, Burhan. 2009. Analisis Data Kualitatif: Pemahaman Filosofi dan

Metodologi ke Arah Penguasaan Modal Aplikasi. Jakarta : Rajawali Press.

Danim, Sudarwan. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif .Bandung: Pustaka

Pelajar.

Darajat, Zakiyah. 1990. Peranan Agama dalam Pembinaan Mental. Jakarta: CV

Hajar Mas Agung.

Page 146: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

129

Daud, Ali Mohammad. 2011. Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata

Hukum Islam din Indonesia. Cet. XVI. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.

Departemen Agama. 2018. Al Qur’anul Karim. Bandung: Penerbit Cordoba.

Dewan Redaksi. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta: Pusat

Bahasa Dep. Pendidikan.

Djaya, Wilton. 2016. Identitas Kolektif Komunitas Jazz Jogja. Magelang: Gre

Publishing.

Hasan, Alwi dkk,. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ilyas,Yunahar. 1993. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan

Pengamalan Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Jauhari, Hadlor. 2002. Preman Menjadi Politisi. Majalah Politika Sumenep. hlm.

19.

Jawas,Yazid bin Abdul Qadir. 2006. Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah,

Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Cetakan ke-3

Khalifah, Hamdani. 1982. Membina Kepribadian Masyarakat Melalui

Pengalaman.

Krisnha, Anand. 2015. Kearifan Mistisme. Jakarta: PT Gramedia Pustka Utama.

Kunarto. 1999. Kejahatan Berdimensi Baru. Jakarta: Cipta Manunggal, 1999.

Mahfud, Rois. 2011. Al- Islam Pendidikan Agama Islam. Penerbit: Erlangga.

Minarti, Sri. 2013. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta Amzah.

Mirwahah ZI. 2017. Pembinaan Keagamaan Bagi Mantan Preman di Pondok

Pesantren Nurul Ulum Kacuk Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:

Jurusan PAI UIN Malik Ibrahim Malang.

Moelong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Muchtar, Heri Auhari. 2005. Fiqih Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Munawir, Ahmad Warson. 2012. Kamus Al-Munawwir: Arab-Indonsesia

Terlengkap Cet.25. Surabaya: Pustaka Progresif.

Pane, Neta S.2011. Model-Model Premanisme Modern. Presidium Indonesia

Police Watch. http: //eep. saefulloh.fatah. tripod.com, 2011. Hlm. 10.

Page 147: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

130

Pranoto, Sugimin. 2011. Pembelajaran Rehabilitasi dan Rekontruksi Pasca

Gempa di Sumatera Barat. Padang: Pilar Karya.

Prasetya, Everd Nandya dkk. 2015. Premanisme di Indonesia (Online),(https:

//www.kompasiana.com/everdnandya/55116c79813311fc48bc5f9d/prema

nisme-di-indonesia, diakses 6 Maret 2020)

Rahmawati, L. 2002. Pengaruh Perkembangan Bidang Industri Terhadap

Premanisme (Studi Sosio Kriminologi). Jurnal Penelitian Hukum

Universitas Singaperbangsa. Hlm. 14.

Sabiq, Sayyid. 1989. Aqidah Islam. Bandung: Diponegoro.

Sakim & Syahrum. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Citapustaka

Media.

Sanjaya,Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Shihab, M. Quraish et. all. 2008. Sejarah dan Ulum Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka

Firdaus.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung.

Penerbit Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2018. Konsep, Strategi dan Implementasi Peningkatan Kinerja

Guru. Jakarta: Prenada Media.

Syihab, Muhammad Quraish. 2002. Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-qur’an.

Jakarta : Lentera Hati.

Syukur, Amin. 2000. Pengantar Studi Islam. Semarang: CV. Bima Sejati.

Talhus. 2008. Fokus Isi dan Makna al-Qur’an. Jakarta: Galura Pase.

Tomagola, Tamrin Amal. 2012. Majalah Kompas. Edisi 1 Maret 2012.

Umar, Bukhari 2015. Hadis Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Hadis. Jakarta:

Amzah.

Umar, Bukhari. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.

W. Gulo. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo.

Wahid, Ramli Abdul. 2011. Studi Ilmu Hadis, Cet. III. Bandung; Citapustaka

Media Perintis.

Page 148: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

131

Lampiran 1 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing

Page 149: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

132

Lampiran 2 Surat Izin Penelitan

Page 150: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

133

Lampiran 3 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian

Page 151: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

134

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Pembimbing

Page 152: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

135

Page 153: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

136

Page 154: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

137

Lampiran 5 Daftar Nilai SKK

SATUAN KREDIT KEGIATAN

Nama : Rina Budiyati Jurusan : Pendidikan Agama Islam

NIM : 23010160254 Dosen PA : Siti Rukhayati, M.Pd

No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai

1 Sertifikat Orientasi Pengenalan

Akademik dan Kemahasiswaan

IAIN Salatiga dengan Tema

“Reaktualisasi Gerakan

Mahasiswa Menuju Era

Kompetisi Global”

19-21 Agustus 2016 Peserta 3

2 Sertifikat Orientasi Pengenalan

Akademik Fakultas Tarbiyah &

Ilmu Keguruan dengan Tema

“Peranan Budaya di Perguruan

Tinggi dalam Membentuk

Karakter Pendidik yang

Profesional dan Bermartabat”

22-23 Agustus 2016 Peserta 3

3 Sertifikat UPT Perpustakaan

Library User Education

(Pendidikan Pemustaka) IAIN

Salatiga

30 Agustus 2016 Peserta 3

Page 155: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

138

4 Sertifikat Grand Launching

Inspirasi Tazkia & Kursus

Karakter dengan Tema “Kisah

Sang Rektor: Tersesat di jalan

yang benar” yang

diselenggarakan oleh Biro

Konsultasi Psikologi Tazkia

13 Desember 2016 Peserta 3

5 Sertifikat Kursur Karakter

Angkatan 1 yang

diselenggarakan oleh Biro

Konsultasi Psikologi Tazkia

10-11 Januari 2017 Peserta 3

6 Sertifikat Kursur Karakter

Angkatan 2 yang

diselenggarakan oleh Biro

Konsultasi Psikologi Tazkia

30-31 Maret 2017 Panitia 4

7 Sertifikat Seminar Pranikah

dengan tema “Pentingnya

Menjaga Kesehatan

Reproduksi” yang

diselenggarakan oleh

Komunitas Rumah Jodoh

Salatiga

23 April 2017 Peserta 3

8 Sertifikat Art Language & 26 April 2017 Peserta 3

Page 156: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

139

Exhibition dengan tema

“Kidung Katresnan Dewi

Arimbi” yang diselenggarakan

oleh International Class

Program IAIN Salatiga

9 Sertifikat “Khotmil Qur’an Bil

Ghaib 30 Juz” yang

diselenggarakan oleh Rumah

Tahfidz Daarul Ilmi Salatiga

17 Juni 2017 Peserta 3

10 Sertifikat MASTA (Masa

Ta’aruf) dengan tema “Sukses

Organisasi, Unggul

dalamStudi” yang

diselenggarakan oleh IMM

Kota Salatiga

30-31 Agustus 2017 Panitia 3

11 Sertifikat “Wisuda Akbar Dunia

Menghafal” yang

diselenggarakan oleh PPPA

Daarul Qur’an

22 Oktober 2017 Peserta 3

12 Sertifikat Dialog Interaktif

Kebangsaan dengan tema

“Pendidikan Pemilih dalam

Menghadapi Pemilu Serentak”

17 Oktober 2017 Peserta 3

Page 157: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

140

yang diselenggarakan oleh

Pimpinan Daerah

Muhammadiyah Salatiga.

13 Sertifikat Seminar Nasional

dengan tema “Mahasiswa

Zaman Now” yang

diselenggarakan oleh Karima

Institute.

2 Januari 2018 Peserta 8

14 Sertifikat Seminar Regional

dengan tema “Digitalisasi

Hadis: Model Studi Hadis Era

Milenial”

2 April 2018 Peserta 3

15 Sertifikat Madrasah Politik

dengan tema “Membangun

Kesadaran Kader terhadap

Nilai-nilai Politik” yang

diselenggarakan oleh IMM

Kota Salatiga.

7 April 2018 Peserta 3

16 Sertifikat Seminar dengan tema

“Teknis Menulis Artikel pada

Media Masa” yang

disleneggarakan oleh MGMP

PAI SMP Kota Salatiga.

28 April 2018 Peserta 3

Page 158: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

141

17 Piagam Penghargaan Gebyar

Kreatifitas Mahasiswa oleh

HMJ PAI Cabang Lomba

Pidato

9 Mei 2018 Juara 1 6

18 Sertifikat Seminar Nasional

dengan tema “Wonderful

Ramadhan” oleh Komunitas

Muslim Cendekia.

16 Mei 2018 Peserta 8

19 Sertifikat Nasional Training

Public Speaking dengan tema

“Peak Performance Training”

oleh WIMNUS

1 Juni 2018 Peserta 8

20 Sertifikat Seminar dengan tema

“Mewujudkan Islam

Wasathiyah, Memantapkan

Keberagaman dan Merawat

Keragaman” oleh DPW

Pergunu Provinsi Jawa Tengah

6 Juni 2018 Peserta 3

24 Sertifikat Seminar dengan tema

“Love Story From Allah” oleh

Biro Konsultasi Psikologi

Tazkia.

6 Oktober 2018 Peserta 3

26 Piagam Penghargaan Lomba 29 Oktober 2018 Peserta 6

Page 159: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

142

Pekan Budaya FUADAH IAIN

Salatiga Cabang Lomba Pidato

Bahasa Jawa

27 Sertifikat Student Interfaith

Peace Camp regional 2018

oleh Young Interfaith Peace

Maker Community

2-4 November 2018 Peserta 6

28 Piagam Penghargaan Lomba

Orasi dengan tema “Semangat

Pemuda dalam Membangun

Bangsa

7 November 2018 Juara 2 6

29 Sertifikat Pelatihan terpadu

dengan tema “Sehat dan Cerdas

Bersama Al-Qur’an” oleh

Yayasan Daarul Hidayah

Nasional.

24 November 2019 Peserta 3

30 Sertifikat Seminar Ilmiah

dengan tema “Peran Legislatif

dalam Pengembangan Sumber

Daya Pendidikan Nasional

Menuju Generasi Milenial yang

Berkarakter”

15 Desember 2019 Peserta 3

31 Sertifikat Seminar Nasional 23 Februari 2019 Peserta 8

Page 160: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

143

dengan tema “Generasi

Milenial dalam Perspektif

Politik” oleh MPK Kota

Salatiga

32 Sertifikat Kegiatan Peningkatan

Keimanan dan Ketaqwaan

Kepemudaan Kota Salatiga.

30-31 April 2019 Peserta 3

34 Sertifikat Seminar Nasional

dengan tema “Lets Be a Good

Milenial’s Person With Peer

Conseling” oleh HMJ BKI

IAIN Salatiga

25 Juli 2019 Peserta 8

35 Sertifikat Orientasi

Kepramukaan Mahasiswa oleh

FTIK IAIN Salatiga

2 Juli 2019 Peserta 3

36 Piagam Penataran Ustadz/

Pengelola TKA/TPQ Tingkat

Dasar oleh Team tadarus AMM

Yogyakarta

13 Juli 2019 Peserta 3

37 Sertifikat Lomba Mata

Pelajaran dan Seni Islami

Tingkat Sub Sanggar Kab.

Semarang Cabang Lomba

20 Agustus 2019 Dewan

Juri

3

Page 161: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

144

Page 162: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

145

Lampiran 6 Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN

(STUDI KASUS DI MUALAF CENTER MAGELANG

TAHUN 2019/2020)

No Rumusan

Masalah Pertanyaan

Narasumber

/ Informan

1. Bagaimana

pelaksanaan

pembinaan

keagamaan

pada

komunitas

preman?

1. Apa yang melatarbelakangi adanya

pembinaan keagamaan kepada

komunitas preman di Mualaf Center

Magelang?

2. Sejak kapan pembinaan preman ini

berlangsung?

3. Bagaimana awal mula terjadinya

pembinaan keagamaan kepada

preman?

4. Bagaimana latar belakang kehidupan

sehari-hari preman yang dibina?

5. Bagaimana pendidikan umum para

preman?

6. Bagaimana kondisi lingkungan

sekitar dari para preman yang dibina?

7. Bagaimana pengetahuan agama para

preman sebelum dibina?

8. Perubahan apa yang terjadi setelah

para preman melakukan pembinaan?

9. Apa ada persyaratan untuk mengikuti

pembinaan preman ini?

1. Pembina

Mualaf

Center

Magelan

g.

2. Ketua

Mualaf

Center

Magelan

g

3. Ustadz

pembina

keagam

aan para

preman.

Page 163: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

146

10. Bagaimana prosedur jika ada preman

yang ingin mengikuti pembinaan ini?

11. Bagaimana perencanaan dari

pembinaan keagamaan kepada

komunitas preman?

12. Landasan apa yang Mualaf Center

Magelang gunakan dalam membina

preman?

13. Dalam membina preman apakah ada

kurikulumnya?

14. Program apa saja yang diadakan oleh

Mualaf Center magelang dalam

membina keagamaan para preman?

15. Siapa yang bertanggung jawab untuk

menjadi ustadz ketika kegiatan

berlangsung?

16. Untuk melaksanakan program

tersebut metode apa saja yang

digunakan oleh Mualaf Center

Magelang?

17. Media apa yang digunakan dalam

pembinaan keagamaan kepada para

preman?

18. Materi apa saja yang diajarkan

Mualaf Center Magelang dalam

pembinaan keagamaan kepada para

preman?

19. Apakah dalam pembinaan atau

penyampaian materi tersebut ada

tingkatan-tingkatannya?

20. Sampai kapan para preman tersebut

Page 164: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

147

ikut pembinaan, apakah ada batas

waktunya?

21. Bagaimana cara Mualaf Center

Magelang mengevaluasi keberhasilan

pembinaan preman?

22. Bagaimana jika ada preman yang

belum berhasil dibina/ kembali ke

masa lalunya?

23. Bagaimana pengelolaan dan

pendanaan semua kegiatan

pembinaan preman?

2. Apa faktor

pendukung dan

penghambat

pembinaan

keagamaan

pada

komunitas

preman?

1. Apa saja faktor yang mendukung

dalam pembinaan keagamaan pada

komunitas preman?

2. Apa saja faktor yang menghambat

dalam pembinaan keagamaan pada

komunitas preman?

Page 165: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

148

Lampiran 7 Catatan Hasil Wawancara

CATATAN HASIL WAWANCARA

Hari/ Tanggal : Sabtu, 16 November 2019 & Ahad, 23 Februari 2020

Tempat : Mualaf Center Magelang

Pukul : 09.00-10.30 / 14.00-15.00 WIB

Nara Sumber : Bapak Wahyu Priyanto (Pembina Mualaf Center

Magelang)

Fokus : Pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi komunitas

preman serta faktor penunjang dan penghambatnya

Peneliti : Assalamualaikum, Bapak sejak kapan Mualaf Center ini berdiri

dan apa saja programnya?

Narasumber: “Mualaf center sendiri sebenarnya telah ada dari tahun 2003,

namun baru resmi berbadan hukum di tahun 2013, saya mulai

dari awal jadi baru sekitar 6 tahun. Untuk programnya

bermacam-macam. Mulai dari pembinaan untuk mualaf pra dan

pasca syahadat, dan juga pembinaan untuk para preman. Selain

itu kita juga melakukan pendampingan sosial, ekonomi dan

hukum serta kebencanaan dalam hal ini penguatan aqidah.

Intinya kita bergerak untuk umat.”

Peneliti : Maaf bapak, sepertinya sangat menarik sekali mendengar

bahwa ada kajian ataupun pembinaan agama untuk para preman,

Page 166: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

149

mungkin bisa dijelaskan bagaimana asal muasal/ latar belakang

kegiatan tersebut bapak?

Narasumber : “Secara psikologis, dasar manusia itu ingin menjadi baik.

Semua. Baik itu orang rumahan, preman, dalam hati kecilnya

ingin menjadi baik itu pasti. Hanya mereka dipaksa ole kondisi

dan situasi. Kondisi misalnya keluarganya tidak mampu. Situasi

itu seperti daerah Barakan, Karang Gading, Magersari itu kan

daerah terminal. Sejak saya kecil dulu terminal itu dulu. Saya

bayi itu di Magersari dekat Pasar Rejowinangun, terminal lama,

dulu saya kecil disitu mbak, trus pindah di Barakan, itu tidak

jauh dari Magersari. Ia itulah situasi di terminal sarat dari

kekerasan dari perilaku ataupun perikehidupan yang tidak

teratur, nah ini yang mempengaruhi. Preman itu hati kecilnya

ingin kembali ke hal baik. Saya ada mbak kenalan mantan

kepala copet Magelang, taubat sekarang ngaji, ilang sudah muka

premannya. Kenapa mereka mau? Hidayah itu namanya.

Rosulullah saja tidak bisa memberikan, kita hanya

menyampaikan saja. Kenapa saya bisa masuk kesana yaitu

karena penetrasi, pelan-pelan. Saya harus punya titik dakwah.

Jadi ini adalah metodologi dakwah. Jadi metodologi dakwah ini

salah satunya bagaimana kita punya pemetaan terhadap wilayah

itu. Tujuan kita apa, oh tujuan kita preman, membina preman, ya

saya harus masuk sana, siapa yang harus saya kader kan gitu

Page 167: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

150

baru itu kader-kader ini yang bergerak simultan ke wilayah itu

jadi bukan kita lagi tapi mereka. Saya 2 tahun membina mereka,

1 tahun terakhir Kapolresta ngomong ke saya “terimakasih pak

dengan adanya pembinaan preman untuk tahun ini tidak ada

kriminalitas di Barakan”. Nah, ini efektifnya. Padahal disitu

hanya sekitar 20an orang. 20 santri katakanlah. Sedangkan

lingkungan sana itu ratusan KK. Jumlah yang dibina itu hanya

1/5 atau 1/6 dari seluruh rerata, tapi karena ini dibawa ke arah

benar mereka mau protes juga susah karena hati kecil meyakini

bahwa itu benar dan saya tidak/ belum mampu seperti itu.”

Peneliti : Memang di daerah sana jumlah premannya banyak ya pak?

Narasumber : “Halah meh kabeh (hampir semua) itu preman mbak. Kalo

mereka gak preman ya jiwa premannya masih ada ya karna

situasi itu tadi. Kalau di Magelang yang terkenal ya daerah

Barakan itu, bawah Gunung Tidar, Magersari sama

Karanggading, Karangkidul itu terkenal lingkungan keras,

pusat-pusat preman.”

Peneliti : Kalau dari segi pendidikan umunya seperti apa disana pak?

Narasumber : “ Biasa sih mbak, paling yo Cuma lulusan SD, SMP dan

biasanya ya sekolahnya di sekolah negeri.”

Peneliti : Bagaimana pengetahuan agama para preman sebelum dibina?

Page 168: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

151

Narasumber : “ Agamane ya jelas kurang, ya itu tadi karena lingkungannya

udah dari kecil preman, tiap hari ngadepin kaya gitu jadi kurang

lah agamanya, akhlaknya apalagi mbak.”

Peneliti :Apa ada persyaratan untuk mengikuti pembinaan preman ini?

Narasumber : “Tidak ada syaratnya.”

Peneliti : Bagaimana prosedur jika ada preman yang ingin mengikuti

pembinaan ini?

Narasumber : “Kalau mau ikut ya tinggal ngomong sama mas marno nanti

pasti dirangkul.”

Peneliti : Landasan apa yang Mualaf Center Magelang gunakan dalam

membina preman?

Narasumber : “Jelas menggunakan sumber hukum Islam mbak, al-Qur’an

dan Hadis.”

Peneliti : Dalam membina preman apakah ada kurikulumnya?

Narasumber : “Tidak ada.”

Peneliti : Untuk program-programnya apa saja itu pak?

Narasumber : “Saya tiap ahad minimal 1 bulan sekali saya ke daerah Gunung

tidar itu mbak, anak-anak punya basecamp disitu, Ngajinya gak

serius, gak yang di ta’lim saya ngaji di depan enggak, meliuk

wae, guyon-guyon (becanda) 3x baru dikasih sisipan itu lebih

efektif daripada 1 arah karena pembahasannya gak mendalam.

Biasanya saya kesana 2 minggu sekali, yaitu pekan ke 2 dan ke

4. Lokasinya berpindah-pindah.”

Page 169: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

152

Peneliti : Berarti bebas ya pak, tidak ada tema khusus gitu?

Narasumber : “Bebas, ndak ada tema khusus. Misale ada yang tanya “Pak

wingi aku mbacok wong (kemarin saya melukai orang), masih

ada. Lha wong ada yang masih bawa botol. Pak aku mendem pak

ning pingin ngaji (aku mabuk, tapi ingin ikut mengaji). Tak

jawab aja boleh ikut ngaji tapi botolnya ditaruh sana dulu, jauh-

jauh dari sini. Hal ini asyiknya disini. Masih banyak mbak yang

bawa pedang, habis tawuran dimana. Ngaji masih tengkleng-

tengkleng habis mabok, ini ada. Mereka pekerjaannya juga

masih ada yang debt collector tapi mau ngaji karena yang

namanya dakwah itu kan bukan target akhir tapi proses. Ketika

anak-anak semakin intensif kita hanya mendampingi.”

Peneliti : Itu saja Bapak?

Narasumber : “Ya selain diskusi kita praktik langsung dengan melibatkan

juga dalam berbagai kegiatan agar mereka melihat dan bisa

meneladani kita. Contohe pengajian ini mbak, mereka yang

cover terutama dari segi keamanannya. Jadi bagaimana para

preman itu diluar pekerjaannya yang tidak halal itu kita

upayakan ada kegiatan yang bermanfaat untuk orang lain.

Sehingga mereka merasa masih bisa berguna, karna biasanya

preman berfikir mereka adalah sampah masyarakat. Kita

libatkan juga dalam hal bedah rumah termsuk dalam hal

kebencanaan, mereka ikut ke Lombok, Palu sehingga mereka

Page 170: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

153

merasakan persaudaraan Islam. Saya bawa mereka ke lapangan

agar mereka bisa mencontoh hal yang baik dari kita dan agar

mereka merasakan penderitaan orang lain. Ya itu karena

biasanya preman itu merasa ah kok ra kanggo nggawe saya

sampah saya tidak ada gunanya, saya bawa ke tempat dimana

mereka berguna untuk orang lain.”

Peneliti : Sampai kapan para preman tersebut ikut pembinaan, apakah

ada batas waktunya?

Narasumber : “ Nggak ada batas waktunya mbak, selamanya dan kalau bisa

yo mereka tambah semangat terus.”

Peneliti : Bagaimana pengelolaan dan pendanaan semua kegiatan

pembinaan preman?

Narasumber : “Pendanaan kita ada dari donatur mbak, ada juga kita dapet

dari Mualaf Center Pusat, ada juga yang dari Vertizone TV

mbak.

Peneliti : Mungkin apa yang membuat mereka semangat untuk

mengikuti pembinaan bapak, katakan faktor pendukungnya lah

seperti itu?

Narasumber : “Kalau faktor pendukungnya dari dalam diri ya tadi mbak

sudah saya bilang bahwa sipapun itu pasti ingin menjadi lebih

baik. Kalau awalnya dulu masyarakat agak kurang mendukung

mbak. Dulu masjid di Barakan tidak boleh dipakai untuk kajian

jadi kita kajiannya di lapangan voli.”

Page 171: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

154

Peneliti : Itu kenapa pak kok masjid tidak boleh dipakai, padahal kan itu

milik umat?

Narasumber : “Ya karna stigma masyarakat yang sudah jelek. Cah koyo

ngono mlebu masjid (anak seperti itu kok masuk masjid). Masjid

kok di nyek-nyek (diinjak-injak). Ha wong mendeman kok mlebu

mesjid (orang mabukan kok masuk masjid).” Biasanya orang-

orang ini adalah kalangan yang tidak bisa menghargai

perbedaan. Nah disini fungsi pendampingan. Dakwah kalau di

dalam masjid itu gampang mbak, tinggal ngomong. Nah kalau

merangkul yang diluar itu tidak mudah. Umar bin Khattab tanpa

diberi pengertian juga tidak akan beliau menjadi Khalifah.”

Peneliti : Kalau sekarang bagaimana apa masih sama pak?

Narasumber : “Kalau sekarang banyak mendukung, keluarganya mendukung,

siapa kan yang tidak ingin suaminya, pamannya menjadi lebih

baik. Tentu keluarganya mendukung agar bisa lebih baik lagi.

RT, RW juga mendukung, jadi sekarang kalau mau peminjaman

tempat ya lebih mudah mbak gak kaya dulu yang bahkan sampai

di lapangan voli. Itulah mengapa saya adakan bedah rumah di

sana. Sehingga warga sana tidak meremehkan preman disana

lagi dan mereka bangga bisa bermanfaat.”

Peneliti : Kalau faktor yang menghambat pak?

Narasumber : “Lingkungan mbak, pertama dari lingkungan yang tidak suka

dengan adanya pembinaan preman itu, seperti yang saya

Page 172: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

155

jelaskan tadi yang mengatakan sok suci lah sok baik lah dan

pandangan buruk lainnya juga dari lingkungan mereka yang

tidak berubah jadi ya masih sering ketemu sama temen-temen

atau anak buahnya dulu itu. Sudah mau baik diajak lagi mabuk,

ya itu hambatanya mungkin. Trus bisa dimasukkan ke hambatan

ya karna kurangnya sarana prasarana, fasilitas atau dana yang

kita punya mbak, karna kita ini tidak punya apa-apa. Kantor saja

masih jadi satu dengan rumah Ketua Mualaf center Magelang,

mobil juga pinjaman jadi kegiatan masih kurang berjalan

maksimal.”

Peneliti : Kalau dari diri premannya sendiri pak?

Narasumber : “Ada juga mbak yang dari premannya. Karena mereka sifat

aslinya kan keras juga jadi mereka gampang emosi ketika

dengar ada yang menjelekan mereka. Mereka bosan dikatain sok

suci jadi kadang kendor karena ucapan negatif dari lingkungan.”

REFLEKSI:

Dari wawancara dengan Bapak Wahyu Priyanto peneliti dapat

menyimpulkan bahwa Mualaf Center Magelang adalah organisasi yang

bergerak dibidang kemasyarakatan salah satunya adalah pembinaan

keagamaan kepada para preman. Pembinaan kepada preman ini tidak mudah

dilakukan dan memiliki tantangan tersendiri, dikarenakan para preman

berwatak keras dan sudah memiliki prinsip sendiri.

Page 173: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

156

Namun demikian Bapak Wahyu priyanto beserta tim tetap semangat

dalam membina para preman. Hal ini terbukti dengan berbagai kegiatan yang

sudah berjalan dengan berbagai metode yang juga diterapkan sehingga

pembinaan preman sudah berjalan selama dua tahun. Stigma negatif dari

masyarakat tak menghentikan langkah Bapak Wahyu dan tim, justru malah

menjadi dukungan. Selain itu dukungan dari keluarga para preman juga turut

membantu mensuskeskan pembinaan keagamaan kepada preman ini.

Berbagai kendala juga tak lepas dari pembinaan ini. Selain karena

belum adanya kantor Mualaf Center Magelang yang berdiri sendiri, berbagai

fasilitas juga kurang memadai sehingga kegiatan pembinaan ini dirasa kurang

maksimal. Dana yang jumlahnya masih sedikit, sarana prasarana yang kurang

serta tim yang juga masih sedikit anggotanya turut menjadi penghambat.

Berbagai hambatan tersebut tak menyurutkan langkah Bapak Wahyu dan tim

Mualaf Center Magelang karena dakwah adalah prinsip hidup mereka.

Page 174: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

157

CATATAN HASIL WAWANCARA

Hari/ Tanggal : Selasa, 31 Maret 2020

Tempat : Mualaf Center Magelang

Pukul : 16.00-18.00 WIB

Nara Sumber : Bapak Muhamad Asrori, S.Pd., M.Pd (Ketua Mualaf

Center Magelang

Fokus : Pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi komunitas

preman serta faktor penunjang dan penghambatnya

Peneliti : Maaf Bapak, ada beberapa pertanyaan yang harus saya

tanyakan terkait dengan pembinaan keagaamaan kepada

komunitas preman yang dilakukan oleh Mualaf Center

Magelang

Narasumber : “Silahkan mbak, saya akan jawab sebisa saya.”

Peneliti : Apa yang melatarbelakangi adanya pembinaan keagamaan

kepada komunitas preman di Mualaf Center Magelang?

Narasumber : Ini inisiatif dari Bapak Wahyu mbak karena beliau yang lebih

tau daerah sana, dan juga kita prihatin sama kondisi warga

disana juga.

Peneliti : Sejak kapan pembinaan preman ini berlangsung?

Narasumber : Kurang lebih sudah mau 2 tahunan mbak.

Peneliti : Bagaimana awal mula terjadinya pembinaan keagamaan

kepada preman?

Page 175: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

158

Narasumber : Ya disana itu kan sudah terkenal banyak preman, banyak yang

di dunia hitam jadi kita berusaha bagaiaman bisa merubah

mereka. Awalnya pas romadhon itu ada buka bersama. Trus ada

beberapa yang semangat dan tertarik dengan Islam lah mbak.

Jadi kita bertekad membina mereka. Namanya orang mau tobat

ya mesti kita dukung.

Peneliti : Bagaimana latar belakang kehidupan sehari-hari preman yang

dibina?

Narasumber : “Ya itu tadi mbak, kebanyakan dari dunia hitam. Mabuk-

mabukan, tawuran maling, itu sudah hal biasa bagi mereka

mbak.

Peneliti : Bagaimana pendidikan umum para preman?

Narasumber : “Wah kalau itu tanya mas marno yang lebih paham mbak.”

Peneliti : Bagaimana pengetahuan agama para preman sebelum dibina?

Narasumber : “ Kalau agama kurang mbak mereka, jarang sholat bahkan

puasa ramadhan ya gak puasa jadi keasadaran beragamanya

kurang.

Peneliti : Perubahan apa yang terjadi setelah para preman melakukan

pembinaan?

Narasumber : “ Ya pelan-pelan jadi baik lah mbak, mau ngaji, mau sholat.”

Peneliti : Apa ada persyaratan untuk mengikuti pembinaan preman ini?

Page 176: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

159

Narasumber : Tidak ada syarat apa-apa karna kita geraknya untuk mengajak

kebaikan ya kalau ada yang mau ikut monggo sangat senang

sekali.

Peneliti :Bagaimana perencanaan dari pembinaan keagamaan kepada

komunitas preman?

Narasumber : Ya awalnya direncanakan bagaimana supaya mereka itu mau

sedikit-sedikit lebih baik. Pelan-pelan saja mbak. Ya kita

memikirkan bagaimana metodenya. soalnya kan mereka sudah

besar mbak, sudah punya prinsip sendiri jadi gak bisa dibuat

sakklek kaya di sekolah-sekolah umum gitu.

Peneliti : Landasan apa yang Mualaf Center Magelang gunakan dalam

membina preman?

Narasumber : Pakainya ya al-Qur’an sama Hadis jelas mbak.

Peneliti : Dalam membina preman apakah ada kurikulumnya?

Narasumber : Belum ada mbak, yo cuma itu kegiatannya yang penting jalan

trus ada perubahan dari sedikit lah dari premannya.

Peneliti : Dalam membina preman ini program-program apa saja Bapak

yang diadakan oleh Mualaf Center Magelang?

Narasumber : “Ya macam-macam mbak programnya, ada yang rutin ada juga

yang tidak.”

Peneliti : Lebih detailnya bagaimana itu pak?

Narasumber : “Kalau yang rutinan itu ada yang mingguan, bulanan, tahunan

dan juga ada program yang insidental. Program mingguannya ya

Page 177: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

160

kumpul maupun diskusi maupun kajian di daerah masing-

masing. Kemudian bulanannya biasanya kajian dengan

menghadirkan ustadz lokal kalau program tahunannya tabligh

akbar biasanya. Namun yang lebih sering kegiatan

insidentalnya, biasanya berkaitan dengan kebencanaan dan

kegiatan dukungan kegiatan luar seperti Muslim United dll.

Termasuk yang insidental yaitu kegiatan bedah rumah.”

Peneliti : Kalau metode yang digunakan dalam membina preman

tersebut bagaimana ya Bapak?

Narasumber : “Ya, kita dari Mualaf Center Magelang ada beberapa metode,

yang pertama kita adakan pengajian, mungkin salah satu bentuk

pengajian seperti beberapa waktu lalu di Borobudur kita adakan

pengajian peringatan Hari Besar Islam dan menghadirkan dari

artis nasional yang hijrah yaitu Dewa, Dewa ini cucu dari

pendeta Hindu Bali tertinggi. Kemudian pengajian dimana kita

hadirkan tokoh muda nasional juga, Handy Bony. Ini menjadi

daya tarik bagi mereka. Kemudian kita adakan juga diskusi,

diskusi ini ya mereka terserah mau tanya apa saja seputar

masalah kehidupan mereka, nanti kita jawab tentunya dengan

memasukkan sisipan agama di dalamnya. Sehingga pertanyaan-

pertanyaan yang ada di benak mereka bisa terjawab dan mereka

tidak penasaran lagi. Mereka juga kita libatkan semua baik

melalui penyelenggaraan, pengamanan, pengadaan segala

Page 178: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

161

seusatunya kita libatkan, sehingga mereka bergaul bersama-

sama dengan kita, kita saling memberikan penguatan-penguatan.

Tidak perlu banyak omong tapi kita kerja bersama-sama mereka

melihat keakraban kita, persaudaraan kita yang kuat. Kemudian

kita libatkan juga dalam event-event yang cukup besar seperti

muslim united. Jadi mereka merasa diperhatikan coro jawane

diuwongke (dimanusiakan). Kita sama dengan mereka, kita tidak

lebih pinter dari mereka. Pernah juga kita hadirkan mubaligh

mantan, ya ada lah macam-macam lah dari dunia hitam sehingga

teman-teman itu menjadi termotivasi oh ternyata orang yang

sebegitu gelap, sebegitu jahat pada awalnya akhirnya kembali

juga menjadi orang yang baik, ini menginspirasi bagi teman-

teman komunitas preman. Temen-temen yang kita bina ini dari

latar belakangyang bermacam-macam itu salah satu metode.

Ketika kita mengadakan kegiatan bedah rumah mereka kita

libatkan jadi ada komunikasi yang harmonis yang baik betul-

betul mereka merasakan menyatu. Kita ndak banyak memberi

nasehat, nasehat sudah banyak dimana-mana. Pengajian dimana-

mana yang penting kita bersama mereka dalam kegiatan dan

mereka menyatu dengan kita. Kegiatan bedah rumah kita

libatkan kemudian relawan menjadi relawan kebencanaan ketika

terjadi berbagai macam bencana mereka terlibat ada yang

menggalang dana bahkan terjun lagsung di lapangan. Tidak

Page 179: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

162

perlu kita banyak omong, kita hanya memberi contoh dan

mereka terjun otomatis. Menggalang dana di Barakan berkali-

kali ketika ada bencana Lombok, Palu, Lampung bahkan ada

yang terjun langsung ke lokasi. Juga waktu wabah corona ini

menjadi bencana nasional, bukan hanya nasional tapi dunia

mereka juga ikut berpartisipasi seperti menyemprotkan

desinfektan ke masjid-masjid. Ini keterlibatan mereka. Mereka

sedang proses dari kurang baik menjadi baik dari gelap menjadi

terang dan sebagainya”

Peneliti : Kalau media yang digunakan pak?

Narasumber : Kalau di lapangan ya gak ada kita terjun langsung aja, paling

yang menggunakan media pas ngaji Qur’an itu pakenya ya biasa

papan tulis.

Peneliti : Kalau materi yang diajarkan?

Narasumber : “Pelan-pelan sih mbak kita mengajarkannya. Gak yang

langsung tumplek blek, nanti mereka malah pusing. Yang

penting akhlak mereka dulu mbak. Mau ikut kajian-kajian. Baru

kita ajarin yang bab fiqh nya.

Peneliti : Sampai kapan para preman tersebut ikut pembinaan, apakah

ada batas waktunya?

Narasumber : “Ya sampai kapanpun mbak, sampai mereka benar-benar

mengerti fitrahnya dan bisa mengajak yang lain ke arah

kebaikan.”

Page 180: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

163

Peneliti : Bagaimana cara Mualaf Center Magelang mengevaluasi

keberhasilan pembinaan preman?

Narasumber : “Evaluasi langsung tidak ada, tidak seperti sekolah umum pake

tes gitu enggak, ya kita Cuma melihat saja kalau ada perubahan

dari sedikit dari ibadahnya atau tingkah lakunya ya berarti

berhasil seperti itu.”

Peneliti : Bagaimana jika ada preman yang belum berhasil dibina/

kembali ke masa lalunya?

Narasumber : Ya banyak mbak, yang penting kita sudah berusaha merangkul,

mengajak ke jalan yang benar. Tapi pilihan hidup kan mereka

sendiri yang menentukan. Kalo kita paksa-paksa juga nanti

malah ndak baik.”

Peneliti : Bagaimana pengelolaan dan pendanaan semua kegiatan

pembinaan preman?

Narasumber : “Ya ada dari donatur atau vertizone TV juga mbak.”

Peneliti : Kira-kira apa saja yang mendukung dalam proses pembinaan

ini?

Narasumber : “Faktor pendukungnya, karena dari teman-teman di MCM ini

terjunya kompak, apa adanya, kita memanusiakan mereka. Ya

benar-benar saudara. Anda saudara kami, kami saudara anda.

Kita ndak punya apa-apa hanya bermodal motivasi kuat dari

dalam menganggap mereka saudara. Mungkin daya tarik juga

karena metode kita yang cukup banyak dan tidak monoton, salah

Page 181: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

164

satunya kita sempat menghadirkan tokoh-tokoh yang cukup

terkenal seperti artis mas ari untung kita undang dalam 2 hari

kita minta isi di beberapa tempat kita sampaikan kita tidak

punya uang dan tidak bisa memberi apapun. Hanya kita

fasilitasi menginap di hotel itu mungkin salah satu yang

mendukung.”

Peneliti : Kalau yang menghambat Pak?

Narasumber : “Ya mungkin faktor penghambat salah satunya adalah

keterbatasan kita ini baik dari segi logistik, finansial maupun

personil. Diawal kita hanya beberapa personil saja 3, 3 jadi 4, 4

jadi 5 kemudian 10. Kurang banyak lah mbak untuk bisa

membuat pembinaan itu maksimal makanya kita bekerja keras

untuk membuat pembinaan ini sebisa mungkin berjalan.

Mungkin juga bisa dimasukkan ke faktor penghambat itu ya

selain dari diri preman itu yang namanya juga manusia, imannya

kadang naik, kadang turun, kadang rajin ikut kadang malas dan

preman itu kan ya sifatnya keras ya mbak, jiwa jawaranya masih

ada jadi harus pelan-pelan kita. Selain itu dari lingkungan juga,

mereka itu kan manta yaa mantan macem-macem lah tidak etis

disebutkan disini dari dunia hitam lah istilahnya, kadang-kadang

masih banyak yang dibujuk/ dipenaruhi teman lama mereka,

karena kan mereka tidak berpindah dari sisi tempat tingga

mereka dan teman-teman mereka yang masih bergelimang di

Page 182: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

165

dunia hitam itulah banyak mempengaruhi mereka. Ya ini

istilahnya kuat-kuatan saja kita bisa bertehan apa tidak, kita

mencoba untuk selalu mempengaruhi yang baik,mengingatkan

tetapi lingkungan dan teman-teman lama mereka tidak ingin

melepaskan, ini salah satu penghambatnya.”

Peneliti : Terimakasih banyak Bapak atas jawaban dan waktunya, saya

pamit Assalamualaikum Wr.Wb

Narasumber : “Ya mbak, Waalaikumsalam Wr.Wb.”

REFLEKSI:

Dari wawancara dengan Bapak Muhamad Asrori peneliti mendapatkan

informasi bahwa beliau adalah ketua Mualaf Center Magelang yang selalu

berusaha dengan maksimal untuk melakukan pembinaan keapada para preman.

Pembinaan para preman dilakukan dengan adanya kegiatan rutin yang meliputi

kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan serta ada juga kegiatan

insidental seperti penggalangan dana dan peduli sosial.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan berbagai metode seperti ceramah,

diskusi dan menghadirkan tokoh inspiratif yang membuat semangat preman

semakin membara. Berbagai kegiatan pembinaan tersebut berhasil dilakukan

karena adanya rasa memanusiakan manusia atau humanitas yang dimiliki oleh

Mualaf Center Magelang. Namun pembinaan tak jarang pembinaan ini

mengalami kendala karena lingkungan tempat tinggal mereka masih sama.

Page 183: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

166

CATATAN HASIL WAWANCARA

Hari/ Tanggal : Sabtu, 11 April 2020/ Jum’at, 1 Mei 2020

Tempat : Rumah Bapak Marno (Tejosari, Magersari, Kota

Magelang)

Pukul : 09.00-10.30 / 16.00-17.00 WIB

Nara Sumber : Bapak Marno (Ustadz pembinaan preman)

Fokus : Pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi komunitas

preman serta faktor penunjang dan penghambatnya

Peneliti : Apa yang melatar belakangi pembinaan keagamaan kepada

preman ini pak?

Narasumber : ”Ya karena rasa kepedulian kita terhadap masyarakat sini itu

kan sudah terkenal dengan banyak premannya. Itu bentuk

keprihatinan kita sehingga ada ide untuk dibina, karena mereka

sudah banyak berkecimpung di dunia hitam ya kita ingin

merubah mereka menjadi lebih baik”.

Peneliti :Bagaimana latar belakang kehidupa sehari-hari mereka?

Narasumber : “Kalau kehidupan mereka itu ya setiap malam ahad mereka

kebiasaannya mabuk-mabukan hanya nongkrong-nongkrong

cepat sekali mereka naik emosinya. Kalau pekerjaannya ya

macem,-macem mbak, ada yang jualan miras, ada yang jadi

pemalak, ya pokoknya sudah terkenal preman lah sini.”

Peneliti : Kalau dari pendidikannya mereka bagaimana?

Page 184: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

167

Narasumber : “Kalau pendidikan mereka ya tidak berpendidikan tinggi, ya

SD,SMP, SMA jarang lah malah gak ada yang sampe kuliah”.

Peneliti : Kalau bacground agamanya pak?

Narasumber : “Kalau pengetahuan agama nol, karena dari kecil kebanyakan

dari masyarakat sini tidak ngaji, tidak mengenal agama, paling

mengenal agama ketika di sekolah di peajaran agama saja itu”.

Peneliti : Sejak kapan pembinaan ini ada?

Narasumber : “Ini sekitar 2 tahunan, awal mulanya ramadhan 2 tahun yang

lalu, awalnya kita tidak sengaja. Ada donatur yang ingin

memberikan unuk buka bersama, kita awalnya masu dikasih ke

masjid tapi kayaknya sudah biasa dan kita punya ide untuk

mengundang teman-teman yang notabenenya para preman ini

untuk buka bersama, ya mereka menolak ya karena sebagian

besar dari mereka kan tidak berpuasa mereka menolak terus

saya mendekati yang dituakan oleh merekalah seperti itu, kita

undang kita adakan acara bukber di lapangan voli kurang lebih

ada 100 orang. Disitu kita adakan pengajian dan sholat jamaah

mereka pertama itu, sholat bareng-bareng akhirnya mereka

tergerak hatinya dan pengen ada kelanjutannya dan

alhamdulillah bisa ke masjid istilahnya tobatlah”.

Peneliti : Kalau ada yang au ikut prosedur dan syaratnya bagaimana

pak?

Page 185: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

168

Narasumber : “Kalau ada yang mau ikut ya tidak ada persyaratan

khususnya, kalau mau ikut ya tinggal ikut kumpul, ikut ngopi,

dan ikut membaur dengan anggota sini”.

Peneliti : Perencanaan pembinaan ini seperti apa pak?

Narasumber : “Awalnya kita memang ke pentolan-pentolannya mbak, tapi

dari prosesnya ya ada penyaringan sekarang ya siapa saja,

pokoknya yang mau ikut ya monggo”.

Peneliti : Kalau kurikulumnya bagaimana pak?

Narasumber : Kurikulum secara tertulis dan resmi belum ada mbak karna

yakita ngalir gitu aja”.

Peneliti : Landasan yang digunakan dalam pembinaan ini apa pak?

Narasumber : “Landasannya ya tentu al-Qur’an dan Hadis, pertama kita

membina mereka itu kan tidak langsung ke hukum-hukum,

yang penting targetnya mereka meninggalkan maksiat dulu”.

Peneliti : Bapak, program apa saja yang diterapkan oleh Mualaf Center

Magelang ketika membina preman?

Narasumber : “Kalau program harian dulu pernah ada, tiap bakda isya ngaji

baca Al-Qur’an, sekarang berhenti. Insyaallah akan berjalan

setelah crisis corona ini berlalu. Program pekanan, tiap malam

ahad ada NGOPI (Ngobrol Perkara Iman) dilanjut dengan

kajian ataupun taklim. Selain itu ada juga sedekah Jumat

dimana itu akan memasak dan membagikan makanan ke

jamaah sehabis melakukan shalat Jumat. Yang bulanan juga

Page 186: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

169

dulu ada tapi ini sekarang agak vakum juga. Tiap bulan kita

juga ada GEMAR (Geraka liMARatus sehari) yaitu kita

bagikan kaleng ke setiap anggota yang berkeinginan untuk

infak/shodaqoh, tiap bulannya ada petugas yang narik,

uangnya untuk kas. Untuk tahunan kita agendakan untuk

kegiatan tabligh akbar. Juga setiap ada peringatan hari besar

Islam kita ikut berpartisipasi seperti idul adha, isra’ mi’raj dll.

Untuk program yang tidak direncanakan ya kita ada GATOT

(Gerakan Tilik Orang SakiT) dimana ketika ada anggota/

keluarga yang sakit kita besuk ke RS. Selain itu juga ada bakti

sosial dan peduli bencana, ada penggalangan dana ketika

terjadi bencana bahkan terjun ke lapangan, seperti pas gempa

Lombok, Palu dan ketika ada corona kita ikut menyemprotkan

disinfektan ke masjid-masjid guna mencegah virus tersebut.”

Peneliti : Penerapan kegiatannya seperti apa itu Bapak?

Narasumber : “Ya bentuknya bermacam macam mbak, salah satunya ya

kegiatan NGOPI (Ngobrol Perkara Iman) bentuknya saya tidak

ceramah, hanya pendekatan kepada mereka melalui kegiatan

sosial, setiap malam ahad itu kita adakan Ngopi itu, temen-

temen yang tadinya sering minum-minuman keras kita ajak

untuk NGOPI. Pertama kita berkorban untuk kopi dan

snacknya nggak papa. Kita kumpul, kita undang resmi mereka

datang ya cuma ngobrol-ngobrol seperti biasa, cuma mereka

Page 187: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

170

tau basic saya adalah bidang keagamaan jadi mereka sering

tanya ke saya, nah lama-lama mereka tertarik dengan agama

trus mau ikut, dan meminta tiap malam ahad diadakan seperti

itu rutin dan tiap malam ahad itu ada pertanyaan yang

membuat mereka semangat untuk memperdalam agama dan

mengamalkan. Alhamdulillah dengan kegiatan seperti itu

mereka bisa berubah dari yang tiap malam ahad minum-

minuman keras trus jd kumpul membahas seputar agama dan

pelan-pelan kita ajak mereka ke masjid dan alhamdulilllah

mereka mau ke masjid dan mengikuti kegiatan. Selain dengan

metode NGOPI tadi kita juga mengajak teman-teman dalam

kegiatan yang bersifat kemanusiaan seperti penggalangan dana

untuk korban bencana juga kegiatan-kegiatan sosial lain

dimana saudara-saudara kita kena musibah kita ajak untuk ikut

kegiatan, jadi awalnya tidak ada yang bersifat keagamaan

karna kalau langsung mereka akan sungkan. Mereka justru

malah menghindar tapi kalau dengan kemanusiaan mereka bisa

lebih ikut andil dan kita bisa lebih dekat dengan mereka dan

dari situlah kita bisa memberi masukan-masukan seputar

agama kepada mereka. Setelah kita dekat dengan mereka

secara emosional maka sangat mudah untuk mengajak mereka

dalam hal keagamaan misalnya dalam pengajian maupun

majlis taklim. Alhamdulillah kita ada agenda untuk kegiatan

Page 188: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

171

baik majlis taklim maupun tabligh akbar setiap pekan.

Sebelum ngopi kita majlis taklim baru acara ngopi. Dulu majlis

taklim ini kita mengundang ustadz-ustadz yang berkompeten di

bidangnya baik di bidang fiqih, muamalah maupun aqidah.

Jadi ilmu yang mereka dapat tidak hanya sekedar dari yang

kita punya namun juga dari ustadz yang lebih berpengalaman.”

Peneliti : Materi yang diajarkan apa saja berarti pak?

Narasumber : “Kalau materi pertama kita fokus ke akhlaq dulu, yang

penting pertama mereka meninggalkan maksiat dulu, masalah

hukum-hukum kta akhir, karena rentan. Di Islam sendiri kan

banyak cabang-cabangnya. Yang penting pertama

meninggalkan maksiat dulu setelah itu ngumpul-ngumpul ngaji

bareng shalat bareng yang baru kalau akhlaknya bisa sedikit

berubah kita ngaji baca Qur’an, persholatan nah kalau ada

pertanyaan-pertanyaan ke hal fiqih itu biasanya saya atau

temen yang sekranya bisa ksih jawaban lah, biasanya kita beri

beberapa opsi jawaban”.

Peneliti : Ustadznya siapa pak, apa ada jadwalnya atau seperti apa?

Narasumber : “Kalau malam ahad itu saya sendiri ustadznya, kalau ada

pertanyaan saya jawab kadang juga ada dari pihak Mualaf

Center Magelang pernah juga ada ustadz dari Borobudur. Tapi

ya seringnya saya sendiri”.

Peneliti : Media yang digunakan apa ya pak?

Page 189: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

172

Narasumber : “Biasa saja mbak, kalau baca qur’an kita pakai media sakifah,

kalau ngaji biasa ya ada papan tulis sama spidol begitulah

kalau untuk mengaji yang tajwid-tajwid itu”.

Peneliti : Apakah semua dijadikan satu atau ada tingkatannya pak?

Narasumber : “Semua dijadikan satu, yang baru yang lama. Tapi kalau yang

baca tulis al-Qur’an itu ada yang sudah lancar ada yang masih

plegak pleguk itu kita pisahkan. Tapi kalau pada umumnya

juga dijadikan satu”.

Peneliti : Apakah ada target dari pembinaan ini?

Narasumber : “Sementara kita tidak ada target pasti, ya kalau bisa ya

selamanya, jangan pernah balik lagi ke yang dulu”..

Peneiti : Bagaimana cara mengevaluasinya pak?

Narasumber :”Kalau pandangan saya ya evaluasinya dari akhlak mereka

berubah, mereka mau shalat, meninggalkan hal maksiat paling

tidak mereka shalat. Kalau ada kelanjutannya monggo mereka

mau ngaji ke tempat lain yang lebih tinggi ilmunya ya kita

tidak membatasi.”

Peneliti : Apa ada preman yang kembali ke masalalunya, dan

bagaimana bapak mengatasinya?

Narasumber : “Ya proses penyaringan itu mbak, jelas ada dan tidak satu

dua, kebanyakan mereka ada yang mbalik ada yang ngaji, ada

yang berbeda pendapat dengan teman ya mereka sudah hijrah

Page 190: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

173

begitu, sudah ngaji, sudah sholat namun tidak srawung dengan

kita”.

Peneliti : Kalau pengelolaan pendanaannya bagaimana bapak?

Narasumber : “Pendanaan kita ya ada dari Gemari itu, kemudian dikelola

sedemikian rupa ya meski banyak minusnya.”

Peneliti : Pembinaan ini kan sudah berlangsung lama, nah apa yang

menyebabkan pembinaan ini berhasil ya?

Narasumber : “Selama ini kerjasama tim yang baik sangat mendukung

pembinaan agama ini. Kita bersama-sama untuk mencari dana,

ustadz, fasilitas kita sama-sama punya motivasi yang kuat

untuk mengajak orang menjadi lebih baik lagi. Selain itu kita

juga melakukan pendekatan kepada pejabat setempat, RT, RW

sehingga dalam kegiatan kita sangat mudah untuk

mendapatkan perijinan maupun mendapat tempat.”

Peneliti : Kalau faktor penghambatnya pak?

Narasumber : “Yang menghambat ya masalah klasik mbak, masalah

pekerjaan, karena mereka kan basicnya adalah preman jadi

sebagian besar mereka memiliki pekerjaan-pekerjaan yang

katakanlah tidak 100% halal. Jadi saat mereka bertekad untuk

dibina tentu mereka meninggalkan pekerjaan mereka seperti ya

pekerjaan pemalak dll. Itu yang menjadi masalah. Jadi banyak

dari teman ini yang masih pengangguran juga karena untuk

mencari pekerjaan saat ini sangat sulit jadi mereka jadi tidak

Page 191: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

174

punya penghasilan. Alhasil tidak sedikit yang kembali ke

pekerjaan lamanya. Apalagi kan mereka tetap berkomunikasi

dengan lingkungan dan teman-teman yang seperti itu.

Lingkungannya yang kadang membuat semangat mereka mulai

kendor lagi. Selain itu ya karena mereka tidak punya

pekerjaan, tidak ada penghasilan jadi kita mengalami masalah

dalam hal keuangan/dana. Jadi ketika kegiatan kita agak sulit

mengumpulkan dana dari angota. Hanya bermodal dari donatur

atau MCI pusat.”

Peneliti : Ada yang lain lagi mungkin bapak?

Narasumber : “Ya karena mereka itukan preman. Karakteristik mereka itu

orang yang kasar jadi untuk kita membina butuh kesabaran

yang ekstra. Jadi kadang kalau umat jiwa premannya ya kita

sendiri yang harus mengalah dan tidak mudah putus asa jadi

pelan-pelan kita merubah mereka yang dulunya keras menjadi

lembut.”

Peneliti : Apa harapan bapak terhadap pembinaan ini ke depannya?

Narasumber : “Jamaahnya banyak, istiqomah always. PR saya ini yang

terbesar lak karena mereka ini pengangguran. Mungkin kalau

pekerjaan yang amburadul banyak tapi kan kita udah hijrah

jadi gak mungkin. Dan mereka kebanyakan hanya lulusan

rendah, jadi ya untuk mencari pekerjaan itu sulit”.

Page 192: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

175

Peneliti : Terimakasih banyak bapak atas waktu dan jawabannya.

Assalamualaikum Wr.Wb.

Narasumber : “Waalaikumsalam.”

REFLEKSI:

Wawancara dengan Bapak Marno membuat peneliti tersentak,

bagaimana masih banyaknya orang Islam yang belum mau mengamalkan

keIslamannya. Salah satunya adalah para preman. Bapak Marno selaku ustadz

yang bertanggung jawab serta satu lingkungan dengan para preman langsung

mempunyai peran yang sangat vital dalam pembinaan ini. Berbagai program

seperti ngopi (ngobrol perkara iman), gemar (gerakan limaratus sehari),

sedekah jumat, gatot (gerakan tilik orang sakit) dan berbagai kegiatan lain

yang terus dikembangkan dan dibina langsung oleh Bapak Marno tentu tak

semudah itu dijalankan. Pekerjaan mereka yang ditinggalkan dan berakibat

para preman menjadi pengangguran menjadi PR tersendiri juga bagi

pembinaan ini.

Pembinaan yang bermula dengan acara buka bersama di lapangan voli

sejak 2 tahun silam ini terus mengalami pasang surut. Namun hal tersebut tak

membuat semangat Bapak Marno ikut redup. Bapak Marno terus berjuang

menjadikan al-Qur’an dan hadis sebagai landasan hidup dengan

mengajarkannya setiap malam ba’dha Isya serta memberikan berbagai materi

di setiap malam Ahad. Peneliti menilai beliau adalah sosok yang patut

dicontoh karena semangatnya dalam dakwah. Seperti harapan beliau terhadap

pembinaan ini adalah jamaahnya selalu istiqamah always.

Page 193: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

176

CATATAN HASIL WAWANCARA

Hari/ Tanggal : Sabtu, 11 April 2020

Tempat : Mualaf Center Magelang

Pukul : 14.00-15.00 WIB

Nara Sumber : Bapak Slamet Wahyono (Anggota komunitas preman)

Fokus : Pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi komunitas

preman serta faktor penunjang dan penghambatnya

Peneliti : Bapak, program apa saja yang bapak ikuti di Mualaf Center

Magelang?

Narasumber : “Ada beberapa program yang saya ikuti yaitu program

hariannya ada mengaji kita tiap ba’da isya mengaji al-Qur’an

membaca satu satu terus disimak dan dibetulkan sama Mas

Marno. Ada juga program pekanan tiap malam ahad kita ada

acara ngopi bareng yaitu ngobrol perkara iman. Yang

dulunya kami minum-minuman keras alhamdulillah sekarang

kita minum kopi sambil ngobrol perkara iman dan yang

bulanan ada kajian selapanan dan belum tahu ini kapan akan

mulai lagi. Tiap bulan saya juga ikut gerakan limaratus sehari

yaitu tiap anggota yang pengen sedekah gitu diberi kaleng

nanti ada petugas yang ngambil uang itu trus dimasukkan ke

kas. Ada juga program Gatot (Gerakan Tilik Orang Sakit)

dimana ada anggota yang sakit kita besuk ada juga kita

Page 194: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

177

ngluruk ngaji ke daerah lain misalnya ke Borobudur atau ke

Jogja.”

Peneliti : Kalau metodenya biasanya pake apa pak?

Narasumber : “Kita sharing-sharing dan ada juga kajian. Kita bebas tanta

apa saja nanti akan dijawab sama ustadznya.”

Peneliti : Kira-kira faktor apa yang mendukung bapak dalam kegiatan

ini?

Narasumber : “Dukungan dari keluarga mbak yang slalu ngingetin kalo

udah waktu sholat atau ada acara gitu selalu diingetin sama

anak istri saya. Selain itu ya saya pribadi pengen lah menjadi

pribadi yang lebih baik lagi mbak. Kasian anak istri mbak,

malu mereka kalau orang-orang tau suami dan bapak mereka

itu kok ya preman. Jadi saya termotivasi untuk berbenah

menjadi hijrah lah ke arah yang lebih baik.

Peneliti : Kalau yang menghambat?

Narasumber : “Mungkin dari diri saya sendiri mbak. Masih sering plin-

plan kadang pengen balik kaya dulu langsung istighfar inget

kalo itu gak bener. Kalau lagi kumat ya kadang gak ikut

pembinaan jadinya mbak. Alhamdulillah setelah 2 tahun saya

ikut pembinaan ini saya merasakan nikmat dan syukur ikut

pembinaan dan merasakan ketenangan batin.”

Page 195: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

178

REFLEKSI:

Wawancara dengan Bapak Slamet Wahyono, memebrikan informasi

kepada peneliti bahwa beliau dahulunya adalah salah satu preman yang

mengikuti pembinaan keagamaan. Bapak Slamet mengikuti hampir semua

kegiatan di Mualaf Center Magelang karena berniat ingin berubah. Posisi

beliau sebagai seorang bapak membuat keluarganya sangat mendukung sekali

beliau untuk berubah menjadi lebih baik. Namun karena lingkungan,

terkadang Bapak Slamet ingin kembali ke kebiasaan lamanya.

Page 196: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

179

CATATAN HASIL WAWANCARA

Hari/ Tanggal : Jum’at, 1 Mei 2020

Tempat : Rumah Bapak Marno

Pukul : 16.00-17.00 WIB

Nara Sumber : Bapak Asep Haryadi (Anggota komunitas preman)

Fokus : Pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi komunitas

preman serta faktor penunjang dan penghambatnya

Peneliti : Sejak kapan mas mengikuti pembinaan ini?

Narasumber : ”Saya ikut mulai dari 2 tahun yang lalu, sejak awal

adanya pembinaan preman ini saya sudah ikut

Peneliti : Apa motivasi mas sehingga ikut pembinaan ini?

Narasumber : “Bosen Nakal...hahahha

Peneliti : Program apa saja yang mas ikuti?

Narasumber : “Ngopi, Gemari, Ngepam (Pasukan Kemananan) kalau

ada event besar seperti Muslim United itu kita di ring 1

mengamankan ustadznya malahan

Peneliti : Perubahan apa yang mas rasakan selama mengikuti

pembinaan?

Narasumber : “Ayem, tenang, semeleh. Sebelumnya kacau sekarang

jadi ayem. Kalau dari Ibadah ya ibaratnya biasanya shalat

sekali ya jadi 2 kali gitu..hahaha”.

Page 197: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

180

Peneliti : Bagaimana tanggapan masyarakat ketika tahu mas ikut

pembinaan ini?

Narasumber : “Ya ada yang pro ada yang kontra, yang pro ya banyak

yang seneng, yang kontra ya istilahnya hujatan-

hujatan/serangan ya masa bodoh saja.”

Peneliti : Apa faktor pendukung mas dalam pembinaan ini?

Narasumber : “Teman pengaruh besar. Ada mas marno juga, ustadz

kami yang pinter ngrangkule. Kami senneg gitaran mereka

ikut kami, kita nggak terasa di tekan jadi gak terasa

ditarik, natural aja, nyaman. Kalau dari keluarga ya biasa

saja.”

Peneliti : Kalau yang menghambat?

Narasumber : “Pekerjaan terutama mbak, istilahe kalau kecukupan mau

acara kajian tiap hari we lakoni. Kadang kita pas ada

kajian pas ra nduwe det. Kami kan banyak yang bukan

dari kalangan menengah ke atas. Kami gak kerja sehari ya

besok ndak punya uang.

Peneliti : Harapannya untuk pembinaan ini apa mas?

Narasumber : “Harapanya ya istiqamah always..hehehe

Page 198: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

181

REFLEKSI:

Dari wawancara dengan Bapak Asep Hariyadi peneliti menyimpulkan

bahwa dahulunya Bapak adalah preman yang ‘amburadul’ kelakukannya.

Alasan beliau mengikuti pembinaan ini dengan becanda beliau mengatakan

bosan nakal. Pribadinya yang ramah sebenarnya tidak terkesan bahwa dia

adalah preman, namun karena lingkungannya yang sudah menjadi sarang

preman dia juga tak luput menjadi bagian salah satunya. Menurut beliau,

metode yang digunakan oleh Mualaf Center Magelang dalam membinanya

cukup berhasil membuatnya betah berada di dalamnya. Sayangnya, pekerjaan

lama yang ia tinggalkan membuatnya menjadi pengangguran dan menjadi

problem tersendiri bagi dirinya.

Pelajaran berharga peneliti dapatkan dari wawancara ini, bahwa orang

yang buruk dimasa lalunya berhak untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Meskipun cemoohan dari masyarakat yang meremehkan mereka, mereka

tidak ambil pusing. Mereka hanya bertekad menjadi lebih baik lagi sedikit

demi sedikit. Meskipun berbagai halangan mereka hadapi, namun semangat

mereka dalam menuntut ilmu agama patut di apresiasi, hal ini menjadi

motivasi bagi peneliti untuk mencontoh semangat mereka.

Page 199: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

182

CATATAN HASIL WAWANCARA

Hari/ Tanggal : Jum’at, 1 Mei 2020

Tempat : Rumah Bapak Marno

Pukul : 16.00-17.00 WIB

Nara Sumber : Bapak Hidayat Mustofa (Anggota komunitas preman)

Fokus : Pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi komunitas

preman serta faktor penunjang dan penghambatnya

Peneliti : Sejak kapan mas mengikuti pembinaan ini?

Narasumber : “Ikut dari awal, dari 2 tahun lalu juga.”

Peneliti :Apa motivasi mas sehingga ikut pembinaan ini?

Narasumber : “Pengen berubah jadi lebih baik lagi.”

Peneliti :Program apa saja yang mas ikuti?

Narasumber : “Ikut semua.”

Peneliti : Perubahan apa yang mas rasakan selama mengikuti

pembinaan?

Narasumber : “Ya akhlaknya/ tingkah laku jadi teratur ketimbang

kemarin.”

Peneliti : Bagaimana tanggapan masyarakat ketika tahu mas ikut

pembinaan ini?

Narasumber : “Banyak yang kontra juga. Banyak yang menyepelekan.

Halah meng opo kui. Paling tren. Dipandang sebelah mata

saja”.

Page 200: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

183

Peneliti : Apa faktor pendukung mas dalam pembinaan ini?

Narasumber : “Dari hati/ diri sendiri ingin jadi lebih baik. Kalau

lingkungan biasa.”

Peneliti : Kalau yang menghambat?

Narasumber : “Pekerjaan sih mbak. Kadang kalau ada kajian benturan

sama kerjaan jadi gak bisa ikut. Tantangannya disitu ada

yang ketika hijrah itu benar-benar meninggalkan pekerjaan

lamanya. Yang dulu jual miras sekarang sudah enggak

yanjadi nganggur padahal ekonominya tidak mapan.”

Peneliti : Harapannya untuk pembinaan ini apa mas?

Narasumber : “Tambah anggotanya biar tambah semangat.”

REFLEKSI:

Wawancara dengan Bapak Hidayat Mustofa yang cenderung pendiam

membuat peneliti harus lebih aktif dalam bertanya. Meski demikian, dari

Bapak Hidayat peneliti mendapat informasi bahwa alasan beliau untuk

mengikuti pembinaan ini adalah dari dirinya sendiri yang ingin menjadi

pribadi yang lebih baik.

Hinaan dan cibiran juga datang kepada Bapak Hidayat yang dianggap

hanya mengikuti tren. Namun tak dihiraukan dan justru menjadi lecutan

semangat bagi beliau. Perubahan yang dialami setelah mengikuti pembinaan

adalah akhlaknya yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dengan dorongan

Page 201: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

184

dirinya sendiri beliau berharap bahwa pembinaan ini bertambah anggotanya

dan bertambah semangatnya.

Faktor pekerjaan juga tak lepas menjadi kendala beliau dalam

mengikuti pembinaan ini. Menurutnya waktu pembinaan terkadang

bertabrakan dengan jadwal kerja beliau yang mengakibatkan beliau tidak bisa

mengikuti. Tai terlepas dari hal itu, ketika ada waktu senggang beliau selalu

hadir dalam berbagai kegiatan.

Hal di atas mencerminkan bahwa semangat perubahan untuk menjadi

lebih baik pada dasarnya ada dalam diri beliau. Namun karena dipaksa oleh

stu dan hal lain beliau terpaksa menjadi preman. Meskipun masih memakai

kalung dan bertindik namun beliau tidak minder untuk berubah menjadi lebih

baik. Hal tersebut menjadikan pelajaran bagi peneliti bahwa kita tidak boleh

menilai seseorang dari tampilan luarnya saja.

Page 202: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

185

Lampiran 8 Pedoman Observasi

PEDOMAN OBSERVASI

PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN

(STUDI KASUS DI MUALAF CENTER MAGELANG

TAHUN 2019/2020)

No Data Yang diobservasi Lokasi

1. 1. Kondisi Mualaf Center Magelang

2. Fasilitas/ sarana prasarana Mualaf

Center Magelang

3. Kegiatan pembinaan keagamaan

kepada Komunitas Preman

4. Metode yang digunakan ketika

membina preman.

5. Materi pembinaan yang diajarkan.

6. Media yang digunakan ketika

kegiatan berlangsung.

7. Kondisi para preman ketika

pembinaan berlangsung

8. Interaksi antara pembina dan para

preman

1. Mualaf Center

Magelang

2. Rumah Ustadz Marno

(Tejosari, Magersari,

Magelang Selatan,

Magelang)

Page 203: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

186

Lampiran 9 Catatan Hasil Observasi

CATATAN HASIL OBSERVASI

Hari/ Tanggal : Sabtu, 16 November 2019

Tempat : Mualaf Center Magelang

Pukul : 10.00-12.00 WIB

Fokus : Pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi komunitas

preman serta faktor penunjang dan penghambatnya

Peneliti datang ke kantor Mualaf Center Magelang setelah sebelumnya

telah membuat janji dengan pembina Mualaf center. Setelah sampai disana

sambutan ramah dari pembina membuat peneliti merasa nyaman. Peneliti

kemudian melakukan wawancara dengan pembina sampai pukul 10.00.

Setelah itu peneliti dikenalkan dengan koordinator pembinaan preman untuk

selanjutnya bisa melakukan penelitian lebih mendalam.

Setelah mendapatkan nomer dari ustadz pembinaan preman yang

bernama Bapak Marno peneliti melanjutkan penelitian dengan mengamati

kondisi sekitar Mualaf Center Magelang dan mendokumentasikan beberapa

data yang dirasa penting dan informatif. Sembari berkeliling, pembina mualaf

center dengan penuh antusias menjelaskan setiap detail program dan kegiatan

yang dikerjakan oleh Mualaf Center. Setelah dirasa cukup peneliti berpamitan

dan membuat janji akan datang lagi ketika kegiatan pembinaan berlangsung.

Page 204: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

187

REFLEKSI:

Dari hasil observasi peneliti menyimpulkan bahwa lokasi basecamp

atau kantor Mualaf Center Magelang masih terintergasi dengan rumah ketua

Mualaf Center Magelang yaitu Bapak Muhamad Asrori, S.Pd., M.Pd. Meski

dengan kondisi yang demikian, namun proses kegiatan di Mualaf Center

Magelang tetap berjalan meski belum maksimal. Dengan keramahan dari

Bapak Wahyu priyanto selaku pembina, peneliti merasa nyaman melakukan

penelitian dan mendapatkan informasi dengan cukup mudah.

Page 205: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

188

CATATAN HASIL OBSERVASI

Hari/ Tanggal : Ahad, 23 Februari 2020

Tempat : Mualaf Center Magelang

Pukul : 19.00-20.00 WIB

Fokus : Pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi komunitas

preman serta faktor penunjang dan penghambatnya

Setelah observasi pertama dan dikenalkan dengan Bapak Marno,

penelii membuat janji untuk ikut serta dalam beberapa program yang ada

dalam pembinaan tersebut, dan Bapak Marno menyarankan untuk datang

setiap ba’da Isya karena ada agenda rutinan mengaji al-Qur’an.

Peneliti datang sebelum sholat Isya agar bisa mengikuti Sholat Isya

berjamaah. Setelah sholat isya para preman tersebut membentuk lingkaran dan

membaca al-Qur’an satu persatu dan diberikan beberapa materi terkait dengan

membaca al-Qur’an yang baik dan benar. Terlihat mereka begitu antusias

mempelajari kalam ilahi tersebut. Beberapa preman sudah mulai lancar

membaca al-Qur’an dan kebanyakan masih terbata-bata. Namun dengan penuh

kesabaran Mualaf Center Magelang memberikan bimbingan. Setelah pukul

20.00 peneliti pamit dikarenakan waktu sudah malam.

Page 206: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

189

REFLEKSI:

Berdasarkan observasi ketika melakukan kajian al-Qur’an, peneliti bisa

melihat betapa antusiasnya para preman belajar al-Qur’an dengan bimbingan

Bapak Marno. Meskipun banyak yang masih belum lancar dalam membaca,

namun Bapak Marno dengan penuh kesabaran tetap membimbing mereka

desilingi dengan becanda, namun esensi dari kajian al-Qur’an tetap bermakna.

Peneliti bisa melihat metode yang santai tapi serius ini jutru menjadi maggnet

bagi para preman untuk melakukan pembinaan.

Page 207: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

190

CATATAN HASIL OBSERVASI

Hari/ Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2020

Tempat : Rumah Mas Marno

Pukul : 19.00-20.00 WIB

Fokus : Pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi komunitas

preman serta faktor penunjang dan penghambatnya

Peneliti kembali melakukan observasi setelah berkoordinasi dengan

pihak Mualaf Center Magelang. Kali ini peneliti mengikuti kegiatan yang

menjadi agenda rutin pembinaan keagamaan bagi preman yaitu acara NGOPI

(Ngobrol Perkara Iman) Peneliti datang pukul 19.00 dan langsung ikut

melaksanakan sholat isya. Setelah sholat Isya peneliti ikut bergabung dengan

komunitas preman tersebut.

Peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan saat itu di rumah Bapak

Marno. Tidak berselang lama beberapa anggota komunitas preman mulai

berdatangan. Ada yang membawa camilan dan ada yang membawa teh dan

kopi beberapa renteng. Yang kemudian oleh Istri Bapak Marno langsung

diolah teh dan kopi tersebut dan beberapa camilan langsung diletakkan

dipiring. Setelah itu para anggota preman mulai nyamil dan mulai berdiskusi

perihal masalah mereka, kemudian lama-lama mereka mulai masuk dan

mendiskusikan perihal keagamaan. Diskusi mengalir bergitu saja bersama

kehangatan obrolan mereka dan peneliti pun mendokumentasikannya.

Terakhir mereka diberikan penjelasan perihal keagamaan oleh Ustadz Marno.

Kemudian, peneliti ijin pamit karena waktu sudah malam.

Page 208: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

191

REFLEKSI:

Setelah melakukan observasi di agenda ngopi (ngonrol perkara iman)

peneliti bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya para preman ini begitu kritis

dan menghadapi berbagai persoalan dari pertanyaan yang mereka lontarkan.

Ustadz Marno yang menerima pertanyaan tersebut menjawab dengan santai

tapi mengena. Diskusi megalir begitu saja, sampai tidak terasa snack dan kopi

yang tersedia mulai menipis. Terlihat kehangatan dan kekeluargaan begitu

kental diantara mereka.

Page 209: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

192

CATATAN HASIL OBSERVASI

Hari/ Tanggal : Ahad, 8 Maret 2020

Tempat : Rumah Mas Marno (Tejosari, Magersari, Kota

Magelang)

Pukul : 08.00-12.00 WIB

Fokus : Pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi komunitas

preman serta faktor penunjang dan penghambatnya

Setelah malamnya mengikuti agenda NGOPI dengan para preman,

paginya peneliti kembali mengikuti agenda di Mualaf Center Magelang. Kali

ini kegiatan yang diikuti adalah kegiatan insidental, yaitu kegiatan bedah

rumah di rumah Mas Marno.

Peneliti datang pukul 08.00 WIB dan beberapa anggota sudah mulai

berdatangan hadir. Mereka secara sukarela dan penuh semangat membantu

memperbaiki rumah mas Marno. Ada yang mengaduk semen, mengambil batu

bata, dan sebagainya Sementara itu saya membantu beberapa ibu yang

mmepersiapkan konsumsi bagi para pekerja. Pukul 12.00 WIB semua istirahat

dan melaksanakan Shalat Dhuhur setelah melakukan makan siang bersama.

Kehangatan dan persaudaraan diantara mereka sangat terasa. Karena mereka

baru berhenti pukul 16.00, peneliti langsung pamit setelah sholat Dhuhur dan

tidak mengikuti kegiatan bedah rumah sampai selesai.

Page 210: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

193

REFLEKSI:

Observasi yang peneliti kali ini lakukan sedikit berbeda, karena ini

adalah kegiatan insidental dimana semua anggota preman mengikutinya.

Kegiatan bedah rumah Ustadz Marno yang kebetulan melakukan perbaikan

mendapat perhatian yang cukup serius dari para preman. Hal ini terbukti

dengan antusias para preman saat mengikutinya. Para preman terlihat tidak

canggung untuk bergabung bersama dengan pihak Mualaf Center Magelang.

Mereka saling bergotong royong. Terlihat tidak ada jarak diantara mereka.

Bahakan peneliti sendiri sulit mengenali mana yang anggota preman.

Kebersamaan saat makan siang dan sholat Dhuhur berjamaah membuat

keakraban dan ukhuwah Islamiyah mereka semakin terasa.

Page 211: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

194

Lampiran 10 Dokumentasi

DOKUMENTASI

Wawancara dengan Bapak Wahyu Priyanto (Pembina Mualaf Center

Magelang)

Wawancara dengan Bapak Muhammad Asrori, S.Pd., M.Pd (Ketua Mualaf

Center Magelang)

Page 212: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

195

Wawancara dengan Bapak Marno (Ustadz pembina keagamaan komunitas

preman Mualaf Center Magelang)

Wawancara dengan Anggota Komunitas Preman Binaan Mualaf Center

Magelang

Page 213: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

196

Kegiatan rutin harian, mengaji cara membaca al-Qur’an

Kegiatan rutin harian, mengaji cara membaca al-Qur’an

Page 214: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

197

Kegiatan rutin mingguan NGOPI (Ngobrol perkara Iman)

Kegiatan rutin mingguan NGOPI (Ngobrol perkara Iman)

Page 215: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

198

Kegiatan rutin mingguan Sedekah Jumat

Kegiatan rutin mingguan Sedekah Jumat

Page 216: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

199

Kegiatan Bulanan Mengaji dengan Ustadz lokal

Kegiatan Tahunan Tabligh akbar

Page 217: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

200

Kegiatan Tahunan Tabligh akbar Menghadirkan Artis Arie Untung

Kegiatan Tahunan Penyembelihan Hewan Qurban

Page 218: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

201

Kegiatan Pengajian Menghadirkan Mantan Preman yang Hijrah

Kegiatan Insidental Bedah Rumah

Page 219: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

202

Kegiatan Insidental Gatot (gerakan tilik orang sakit)

Kegiatan Insidental Peduli Bencana

Page 220: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

203

Kegiatan Insidental Penyemprotan Desinfektan untuk Pencegahan Covid-19

Lokasi Basecamp Mualaf Center Magelang

Page 221: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

204

Profil Mualaf Center Magelang

Struktur Organisasi Mualaf Center Magelang

Page 222: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

205

Jadwal Konsumsi Kegiatan Ngopi (Ngobrol Perkara Iman)

Laporan Keuangan Pembinaan Preman Bulan April 2020

Page 223: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

206

Data Anggota Komunitas Preman

1. Nama : Sumarno

Alamat : Tejosari Rt 06 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 08 Agustus 1981

2. Nama : Sumarno

Alamat : Tejosari Rt 05 Rw 06 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 18 juni 1976

3. Nama : Suhartono

Alamat : Tejosari Rt 06 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 18 Mei 1975

4. Nama : Supardi

Alamat : Tejosari Rt 07 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 04 April 1974

5. Nama : Asep Hariyadi

Alamat : Tejosari Rt 06 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 23 mei 1988

6. Nama : Hidayat Mustofa

Alamat : Tejosari Rt 05 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 12 Juni 1989

7. Nama : Wahyu Santosa

Alamat : Tejosari Rt 05 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 09 September 1993

Page 224: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

207

8. Nama : Riyanto

Alamat : Tejosari Rt 07 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 14 April 1991

9. Nama : Slamet Wahyono

Alamat : Tejosari Rt 05 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 15 Maret 1983

10. Nama : Muhammad Irfan

Alamat : Tejosari Rt 05 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 12 September 1997

11. Nama : Ardian

Alamat : Tejosari Rt 05 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 15 Mei 1996

12. Nama : Joko riyanto

Alamat : Tejosari Rt 05 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 05 Januari 1987

13. Nama : Juwandi

Alamat : Tejosari Rt 05 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 10 Januari 1989

14. Nama : Tono Sutopo

Alamat : Tejosari Rt 05 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 03 Maret 1983

Page 225: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

208

15. Nama : Feri Imam Saputra

Alamat : Tejosari Rt 06 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 05 Oktober 1997

16. Nama : Budi Purnomo

Alamat : Tejosari Rt 06 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 15 Desember 1985

17. Nama : Sudiono

Alamat : Tejosari Rt 05 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 08 Juni 1980

18. Nama : Wahyu Slamet Adii Indra Nugroho

Alamat : Tejosari Rt 05 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 17 Juni 1996

19. Nama : Ari Setiawan

Alamat : Tejosari Rt 06 Rw 07 Kelurahan Magersari Magelang

Tgl Lahir : 01 Januari 1987

Page 226: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

209

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rina Budiyati

Tempat dan Tanggal lahir : Magelang, 1 Oktober 1994

Jenis kelamin : Perempuan

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Timoho 3/3, Sidorejo, Bandongan, Magelang, Jawa

Tengah

Riwayat Pendidikan:

1. BA Muhammadiyah Timoho Sidorejo (1999-2001)

2. MI Muhammadiyah Sidorejo Bandongan Magelang (2001-2007)

3. SMP Muhammadiyah Bandongan Magelang (2007-2010)

4. SMK Muhammadiyah Bandongan Magelang (2010-2013)

5. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga (2016-2020)

Riwayat Organisasi:

1. Bidang Keamanan Rumah Tahfidz Daarul Ilmi Salatiga.

2. Kabid Immawati PK Ahmad Dahlan IMM Kota Salatiga 2017.

3. Kabid Organisasi PK Ahmad Dahlan IMM Kota Salatiga 2018.

4. Sekbid Tabligh PC IMM Kota Salatiga 2019-2020.

5. Ketua Korps Instruktur PC IMM Kota Salatiga 2019-2020.

Page 227: PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8343/1/RIna... · iii PEMBINAAN KEAGAMAAN KEPADA KOMUNITAS PREMAN (STUDI KASUS DI MUALAF CENTER

210

Sertifikat/ Penghargaan:

1. Juara 1 Pidato 3 Bahasa Feskar PAI IAIN Salatiga 2018

2. Juara 1 Pidato Bahasa Jawa Festival Budaya FUADAH IAIN Salatiga

2018

3. Juara 2 Orasi DEMA IAIN Salatiga 2019

4. Beasiswa DIPA prestasi 2016

5. Beasiswa Tahfidz 2017-2019

6. Beasiswa Baznas Jateng 2019-2020

7. Best delegates DAD IMM Kota Salatiga 2016.

8. Best delegates LID IMM Kota Magelang 2018.