pembiayaan salam dan pertania

33
KELOMPOK 2 A K U N T A N S I B ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. Azi Fazriansyah 1034030 64 Muhammad Fajar 1034030 45 Budi Agung Indra Buana 1034030 70 Annisa Nurul Falah 1034030 72 Rizky Dea 1034030 54 Yayu Raodatul Jannah 1034030

Upload: nichi

Post on 08-Feb-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembiayaan Salam Dan Pertania

KELOMPOK 2 AK

UN

TAN

SI B

ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.

Azi Fazriansyah 103403064

Muhammad Fajar 103403045

Budi Agung Indra Buana 103403070

Annisa Nurul Falah 103403072

Rizky Dea 103403054

Yayu Raodatul Jannah 103403073

Rikha Khadariah 103403048

Kiki Zakiah 103403049

Page 2: Pembiayaan Salam Dan Pertania

ANALISIS PEMBIAYAAN SYARIAH BAGI SEKTOR PERTANIAN DENGAN

MENGGUNAKAN AKAD BAI SALAM(Studi Kasus Pada Petani Di Kabupaten

Bogor)

Page 3: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Konsep Pembiayaan

Menurut Drs. Ismail, MBA., Ak mengenai Konsep Pembiayaan Syariah dalam bukunya Perbankan Syariah:

Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dana kepada pihak lain selain bank berdasarkan prinsip syariah. Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana.

Berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998:“Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Di dalam perbankan syariah, pembiayaan yang diberikan kepada pihak pengguna dana berdasarkan pada prinsip syariah. Aturan yang digunakan yaitu sesuai dengan hukum islam.”

Page 4: Pembiayaan Salam Dan Pertania

PEMBIAYAAN JUAL BELI

PEMBIAYAAN MURABAHAH

PEMBIAYAAN ISTISHNA

PEMBIAYAAN SALAM

Page 5: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Pembiayaan Salam

Dalam pengertian yang sederhana menurut Drs. Ismail, MBA., Ak. , bai` as-salam berarti pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari, sedangakan pembayarannya dilakukan dimuka pada saat akad dan pengiriman barang dilakukan pada saat akhir kontrak.

SALAM PARALELartinya melaksanakan dua transaksi salam yaitu antara pemesanan pembeli dan penjual serta antara penjual dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga lainnya. Hal ini terjadi ketika penjual tidak memilikibarang pesanan dan memesan kepada pihak lainuntuk menyediakan barang pesanan tersebut.

Page 6: Pembiayaan Salam Dan Pertania

DASAR SYARIAH TENTANG TRANSAKSI SALAM

1. Al-Qur’an “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaknya kamu menuliskannya dengan benar….” (Q.S 2:282)“Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu….(Q.S 5:1) 2. Al-Hadits “Barang siapa melakukan salam, hendaknya ia melakukannya dengantakaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui.” (HR. Bukhari Muslim)

Page 7: Pembiayaan Salam Dan Pertania

MEKANISME AKAD SALAM

Page 8: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Salam Paralel

Page 9: Pembiayaan Salam Dan Pertania

HASIL PENELITIAN

ANALISIS PEMBIAYAAN SYARIAH BAGI SEKTOR PERTANIAN DENGAN

MENGGUNAKAN AKAD BAI SALAM(Studi Kasus Pada Petani Di Kabupaten

Bogor)

Page 10: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Objek Penelitian

Objek atau Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani di Kabupaten Bogor, sedangkan sampel yang direncanakan dalam penelitian ini adalah petani dari Kecamatan Tenjo, Kecamatan Parung Panjang, Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Pamijahan.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara membuat kuisioner yang akan dibagikan kepada responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil riset kepustakaan (library research) berupa penelitian terdahulu, buku-buku yang terkait, jurnal dan informasi valid yang diperoleh dari internet.

Page 11: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Untuk mengetahui masalah (pembiayaan dan pemasaran serta produktivitas) yang dihadapi oleh petani pada saat penanaman dan pemanenan, kontribusi lembaga pembiayaan formal dan informal pada sektor pertanian dan metode pembiayaan syariah dengan akad Bai’ Salam dapat digunakan sebagai alternatif untuk pembiayaan sektor pertanian di Kabupaten Bogor, serta profitabilitas yang dihasilkan dari usaha pertanian di Kabupaten Bogor, maka peneliti menggunakan Analisis Deskriptif

Page 12: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Model/Paradigma Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat

SIKAP

NORMA SUBJEKTIF

HARGA DARI AKAD BAI’ SALAM RELATIF

TERHADAP PINJAM MODAL

MODAL HARGA DARI AKAD BAI’

SALAM RELATIF

TERHADAP SISTEM IJON

PENERIMAAN UNTUK

MENGGUNAKAN

AKAD BAI’ SALAM

Page 13: Pembiayaan Salam Dan Pertania

PERMASALAHAN PETANI BOGOR

(PENELITIAN)

Page 14: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Masalah pembiayaan dan pemasaran

Metode Pengadaan Input Pertanian dan Penjualan Hasil Pertanian

Sumber Pengadaan Input Pertanian (%)

sumber Penjualan Hasil Pertanian (%)

Tunai 30 Tunai (setelah panen) 62

Tunai (sebelum panen) 1 Kredit 4 Kredit 9

Keduanya 66 Keduanya 28 TOTAL 100 100

(Sumber : Data Primer, 2012)

Kesimpulan :Hasil yang diperoleh memberikan informasi bahwa mayoritas petani atau sebanyak 70% responden membutuhkan pembiayaan untuk pengadaan input pertanian, hal ini dikarenakan keterbatasan modal yang dimiliki petani.

Page 15: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Masalah Utama yang Menyebabkan Hasil Panen Rendah

Tabel 4.2

Masalah Utama yang Menyebabkan Hasil Panen Rendah

Masalah Utama (%) Ranking

Kualitas benih, pupuk dan pestisida yang tidak bagus 46 1

Tidak tersedia pengairan yang cukup untuk lahan pertanian 29 2

Hama dan Penyakit tanaman 20 3

Tidak tersedia mesin dan alat pertanian yang dibutuhkan 3 4

Tidak tersedia kendaraan untuk transportasi 2 5

Rendahnya penyuluhan tentang tata cara pertanian yang baik 0 6

Total 100

(Sumber : Data Primer, 2012)

Kesimpulan: sebagian besar petani menggunakan benih dari menyisihkan sebagian dari hasil panen sebelumnya, hal ini mengindikasikan ketiadaan modal petani untuk membeli benih kualitas unggul hasil penelitian terkini.

Page 16: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Masalah Utama yang Dihadapi Ketika Menjual Hasil Panen

Masalah Utama yang Dihadapi Ketika Menjual Hasil Panen

Masalah Utama (%) Ranking

Terpaksa menjual ke tengkulak dengan harga yang rendah, karena

harus segera bayar hutang44 1

Hasil panen rusak karena banjir dan cuaca buruk (kekeringan) 27 2

Tidak ada kendaraan untuk menjualnya ke kota atau ke pasar 12 3

Tidak menerima uang tunai pada waktu penjualan hasil panen 7 4

Pemerintah tidak perduli terhadap hasil panen petani karena membeli

dengan harga yang rendah7 5

Tertipu oleh pembeli 3 6

Total 100

(Sumber : Data Primer, 2012)

Page 17: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Modal untuk membiayai penanaman

29%

24%19%

17%

6% 5%

Modal Pembiayaan Penanaman

Tabungan Sendiri

Meminjam ke Tengkulak

Meminjam Teman/Tetangga

Minjam ke Toko Pertaian

Hasil Panen sebelumnya

Bank atau Koprasi

Kesimpulan : 60 % petani mendapatkan modal dari sumber informal

Page 18: Pembiayaan Salam Dan Pertania

• Untuk mendapatkan pembiayaan dari sumber formal, seperti Perbankan atau

Koperasi, biasanya diperlukan jaminan (collateral). Ketika responden ditanyakan

mengenai jaminan apa yang akan diserahkan untuk meminjam uang, sebesar 52%

responden menyatakan tidak ada jaminan sama sekali, sedangkan 43% responden

menawarkan jaminan diri pribadi/nama baik dan hanya 5% responden yang

menyatakan memberikan jaminan barang berharga.

• Dari hasil penelitian juga diperoleh bahwa 56% responden membayar pinjaman

mereka setelah panen, sedangkan 17% dan 27% responden membayar pinjaman

mereka setelah mendapatkan uang dari hasil usaha selain pertanian dan sesuai

perjanjian kapan akan dilunasi.

Page 19: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Pendapat tentang cara jual beli salam

Pendapat Petani terhadap Cara Jual Beli Salam

Pendapat terhadap cara jual beli Salam (%)

Bagus

Tidak Bagus

Tidak Tahu

Total

59

12

29

100

(Sumber : Data Primer, 2012)

Kesimpulan: sesuai dengan kebutuhan petani akan modal awal untuk penanaman, maka opini responden terhadap cara jual beli Salam menunjukkan sebanyak 59% responden menyatakan bagus, sisanya sebanyak 29% tidak tahu dan 12% tidak bagus

Page 20: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Persentase margin untuk pembeli hasil panen dengan cara jual beli salam

Persentase Margin untuk Pembeli dengan Cara Jual Beli Salam

Persentase Margin (%)

0% - 3%

4% - 6%

7% - 9%

10% - 12%

13% - 15%

>15%

Total

23

13

16

21

22

5

100

(Sumber : Data Primer, 2012)

Kesimpulan: sebagian besar petani yaitu hampir 50% responden bersedia memberikan harga jual dengan persentase margin untuk pembeli sebesar lebih dari 10%.

Page 21: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Pengukuran terhadap profitabilitas

Rata-rata Biaya Produksi untuk Penanaman dalam Satu Musim

Tipe Biaya (Cost Type)Rata-rata Biaya

(Rupiah)

Persentase

(%)

Beli Benih, pupuk dan pestisida

Bayar sewa mesin dan alat pertanian

Bayar buruh tani (bagi hasil) / buruh angkut

Total Variable Costs (TVC)

Total Fixed Costs (TFC)

Total Costs (TVC+TFC)

1,219,500

689,000

3,138,000

5,046,500

2,780,500

7,827,000

16%

9%

40%

64%

36%

(Sumber : Data Primer, 2012)

Kesimpulan: rata-rata biaya yang dibutuhkan oleh petani untuk penanaman dalam satu musim yaitu sekitar Rp 7.827.000,-. Dengan komposisi struktur biaya untuk variable costs sebesar 64% dan untuk fixed costs sebesar 36%.

Page 22: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Hasil Perhitungan Profitabilitas Petani di Kabupaten Bogor

Variabel Rupiah

Total Cost (TVC+TFC)

Total Revenue (TR)

Gross Margin (TR-TVC)

Net Farm Income (TR-TC)

Net Return on Investment atau Net Farm Income/Total Cost (%)

Profit Margin Ratio atau Net Farm Income/Total Revenue (%)

7,827,000

10,882,500

5,836,000

3,055,500

39%

28%

(Sumber : Data Primer, 2012

Kesimpulan: rata-rata pendapatan kotor (gross margin) yang dapat dihasilkan petani di Kabupaten Bogor adalah Rp 5.836.000,- dan rata-rata pendapatan bersih (net farm income) adalah Rp 3.055.500,-. Net ROI yang diperoleh yaitu 39% atau 0,39, mengindikasikan bahwa setiap Rp 1.000.000,- yang diinvestasikan dalam usaha pertanian dapat menghasilkan imbal hasil (return) sebesar Rp 390.000,-.

Page 23: Pembiayaan Salam Dan Pertania

PEMBAHASAN

Page 24: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Persentase Margin (untuk Kesejahteraan Petani dan Bank Syariah)

• Persentase margin yang disarankan adalah sebesar 12,5% dengan

maksimal jangka waktu pembiayaan adalah 6 (enam) bulan.

Namun, bila jangka waktu pembiayaan untuk hasil pertanian lebih dari 6

(enam) bulan, maka disarankan dilakukan negosiasi dengan kenaikan

persentase margin sebesar 0,5% setiap bulan. Misalkan, untuk panen hasil

pertanian yang memerlukan waktu 7 (tujuh) bulan, maka persentase margin

yang digunakan adalah sebesar 13%.

• Margin program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bank Syariah Mandiri (BSM)

untuk Segmen Ritel yaitu sebesar 14% (syariahmandiri.co.id., 2012).

Page 25: Pembiayaan Salam Dan Pertania

simulasi cara jual beli Salam dengan persentase margin 12,5% untuk komoditi Gabah Kering

Harga pasar Gabah Kering pada saat akad : Rp 4,000,000/ton

Persentase Margin untuk pembeli sebesar 12,5% : Rp 500,000/ton

Harga beli Salam dengan margin sebesar 12,5% : Rp 3,500,000/ton

 

Dari simulasi diatas, Perbankan Syariah (sebagai pembeli) akan membayar harga

beli gabah kering dari petani sebesar Rp 3.500.000,- per ton atau lebih rendah

12,5% dari harga pasar gabah kering pada saat akad. Hal ini dimaksudkan agar

kepentingan pihak Perbankan Syariah sebagai pembeli tidak terabaikan. Pada

kondisi ini Perbankan Syariah melakukan pembayaran kepada petani secara tunai

dan penyerahan gabah kering oleh petani akan dilakukan 4 (empat) bulan

kemudian.

Page 26: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Solusi Meminimalkan Resiko gagal serah hasil pertanian

• Pertama, apabila petani hanya mampu menyerahkan setengah (1/2) dari

perjanjian quantity transaksi jual beli Salam, maka petani diharuskan

mengembalikan uang kepada pembeli sejumlah dari setengah quantity hasil

panen yang tidak dapat diserahkan. Misalnya perjanjian quanitity adalah 4 ton

dengan harga Rp 3.500.000,- per ton, pada saat penyerahan hasil panen 4

(empat) bulan kemudian, Petani hanya menyerahkan sebanyak 2 (dua) ton,

maka petani berkewajiban mengembalikannya dalam bentuk uang sebesar 2

(dua) ton dikali Rp 3.500.000,- per ton adalah Rp 7.000.000,-.

Page 27: Pembiayaan Salam Dan Pertania

• Kedua, petani dapat meminta kepada Perbankan Syariah sebagai pembeli

untuk ditunda penyerahan setengah quantity yang gagal serah tersebut

hingga saat panen berikutnya, dengan syarat bahwa gagal serah

disebabkan gagal panen karena kondisi cuaca (kekeringan atau banjir)

bukan disebabkan karena kelalaian petani dalam melakukan pemeliharaan

tanaman.

• Ketiga, petani sebagai penjual dapat membeli kekurangan setengah

quantity dari petani lain yang kemudian diserahkan kepada Perbankan

Syariah sebagai pembeli

Page 28: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Perbedaan sistem ijon dengan bai’ salam ditinjau dari perhitungan margin

Simulasi Perhitungan Perbandingan Margin Antara Sistem Ijon Dengan Bai’ Salam

Petani (Penjual) Penyedia pembiayaan (Pembeli)

Perhitungan

MarginSistem Ijon Bai' Salam

Perhitungan

MarginSistem Ijon Bai' Salam

Revenue 2.000.000 15.000.000 Revenue 20.000.000 20.000.000

Cost 0 11.000.000 Cost 13.000.000 15.000.000

Margin 2.000.000 4.000.000 Margin 7.000.000 5.000.000

Kesimpulan: manfaat dengan menggunakan akad Bai’ Salam bagi petani adalah petani memperoleh margin yang lebih besar yaitu Rp 4.000.000,- dibandingkan dengan menggunakan sistem ijon yaitu Rp 2.000.000,-.

Page 29: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Keseimbangan (equilibrium) margin antara sistem jual beli ijon dengan jual beli Salam (harga penawaran pada sistem jual beli ijon sebesar Rp 4.000.000)

Equilibrium Margin Sistem Ijon dengan Bai' Salam bagi Petani (Penjual) dan

Penyedia Pembiayaan (Pembeli)

Petani (Penjual) Penyedia pembiayaan (Pembeli)

Perhitungan

MarginSistem Ijon Bai' Salam

Perhitungan

MarginSistem Ijon Bai' Salam

Revenue 4.000.000 15.000.000 Revenue 20.000.000 20.000.000

Cost 0 11.000.000 Cost 15.000.000 15.000.000

Margin4.000.000

4.000.000

Margin 5.000.000 5.000.000

Page 30: Pembiayaan Salam Dan Pertania

Perbedaan perhitungan margin bagi petani dan penyedia pembiayaan

Simulasi Perhitungan Perbandingan Margin Antara Pinjam Modal Dengan Bai’

Salam

Petani (Penjual) Penyedia pembiayaan (Pembeli)

Perhitungan

Margin

Pinjam

ModalBai' Salam

Perhitungan

Margin

Pinjam

ModalBai' Salam

Revenue 20.000.000 15.000.000 Revenue 2.800.000 20.000.000

Cost 13.800.000 11.000.000 Cost 500.000 15.000.000

Margin 6.200.000 4.000.000 Margin 2.300.000 5.000.000

Kesimpulan: margin pada pembiayaan dengan akad Bai’ Salam lebih kecil dibandingkan dengan margin pada pembiayaan dengan pinjam modal.

Page 31: Pembiayaan Salam Dan Pertania

KESIMPULAN

Page 32: Pembiayaan Salam Dan Pertania

• Mayoritas petani atau 70% responden membutuhkan pembiayaan untuk pengadaan input pertanian.

• Untuk pemasaran hasil pertanian, 43% responden menyatakan bahwa tengkulak adalah pembeli yang paling sering membeli hasil panen.

• Masalah produktivitas petani di Kabupaten Bogor, dapat disimpulkan bahwa kualitas benih, pupuk dan pestisida yang tidak bagus merupakan masalah utama yang menyebabkan hasil panen rendah.

• Sebanyak 60% petani mendapatkan modal dari sumber informal

• metode pembiayaan syariah dengan akad Bai’ Salam dapat digunakan sebagai alternatif untuk pembiayaan sektor pertanian di Kabupaten Bogor.

• Rata-rata pendapatan bersih petani (net farm income) adalah Rp 3.055.500,-. Dengan nilai Net Return on Investment (Net ROI) yang diperoleh yaitu 39%, ini menunjukkan nilai yang sangat menarik bagi investor potensial, khususnya perbankan syariah sebagai penyedia pembiayaan syariah.

• Sikap, Norma Subjektif dan Harga dari akad Bai’ Salam relatif terhadap sistem ijon berpengaruh signifikan positif terhadap Penerimaan untuk menggunakan akad Bai’ Salam.

Kesimpulan

Page 33: Pembiayaan Salam Dan Pertania

WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.

TERIMAKASIH