pemberian obat

28
PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL DAN TOPICAL By : group 6

Upload: latiefs-oy

Post on 02-Nov-2015

249 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Obat  adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang dalam takaran (dosis) yang  tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya

TRANSCRIPT

PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL DAN TOPICAL

PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL DAN TOPICAL

By : group 6Member :Ahmad Eri Setiawan(P17420112003)Arliza Fajrrona Farah (P17420112008)Belladina Wahyu F A(P17420112010)Endang Purwanti (P17420112036)Galih Pamujining Tyas(P17420112040)

Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanyaObat ada yang berbentuk tablet, pil, dan kapsul. Ada beberapa cara pemberian obat yang dapat dilakukan untuk kesembuhan pasien. Diantaranya yaitu pemberian obat oral dan topicalObat OralYaitu obat yang diberikan melalui mulut dan di telan. Obat diletakkan dibawah lidah (sublingual) atau diletakkan di pipi bagian dalam (buccal) serta ditunggu sampai obat tersebut larut. Pemberian obat secara oral juga dapat dilakukan melalui selang nasogastrik ( NGT).

Contoh gambar :

Lanjutan Pemberian obat melalui oral atau mulut memang merupakan cara termudah dan paling sederhana. Cara tersebut meminimalkan ketidaknyamanan pada klien dan dengan efek samping yang paling kecil, serta paling murah dibandingkan dengan cara pemberian yang lain.

Obat TopicalYaitu obat yang diberikan melalui kulit dan membran mukosa, dapat pula dilakukan melalui lubang yang terdapat pada tubuh (anus). Obat yang biasa digunakan adalah obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep. Hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi (contoh: lotion). Contoh gambar :

Lanjutan Krim, dapat mengandung zat anti fungal (jamur), kotikosteroid, atau antibiotic yang dioleskan pada kulit dengan menggunakan kapas lidi steril. Bersihkan dan keringkan kulit sebelum mengoleskan krim atau obat tersebut. Krim dengan antibiotic sering digunakan pada luka bakar atau ulkus dekubitus. Sedangkan salep, dapat digunakan untuk melindungi kulit dari iritasi atau laserasi kulit akibat kelembaban kulit pada kasus inkontinensia urin atau fecal. Mekanisme Kerja ObatObat yang masuk kedalam tubuh melalui berbagai cara pemberian umumnya mengalami absorpsi, distribusi, dan pengikatan untuk sampai ditempat kerja dan menimbulkan efek.

Absorpsi dan BioavailabilitasAbsorpsi yaitu proses penyerapan obat dari tempat pemberian, menyangkut kelengkapan dan kecepatan proses tersebut. Bioavailabilitas adalah menyatakan jumlah obat, dalam persen terhadap dosis, yang mencapai sirkulasi sistematik dalam bentuk utuh atau aktif. Ini terjadi karena untuk obat obat tertentu, tidak semua yang di absorpsi dari tempat pemberian akan mencapai sirkulasi sistematik. Sebagian akan dimetabolisme oleh enzim di dinding usus pada pemberian oral dan atau di hati pada lintasan pertamanya melalui organ organ tersebut. DistribusiSetelah diabsorpsi obat akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Selain tergantung dari aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat fisikokimianya. Distribusi obat dibedakan atas 2 fase berdasarkan penyabarannya di dalam tubuh. Distribusi fase pertama terjadi segera setelah penyerapan yaitu ke organ yang perfusinya sangat baik misalnya jantung, hati, ginjal, dan otak. Selanjutnya distribusi fase kedua lebih luas yaitu mencakup jaringan yang perfusinya tidak sebaik organ di atas misalnya otot, visera, kulit, dan jaringan lemak. Biotransformasi atau MetabolismeBiotransformasi atau metabolisme obat ialah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan di katalis oleh enzim. Pada proses ini molekul obat di ubah menjadi lebih polar, artinya lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah dieksresi melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi in aktif, sehingga biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri kerja obat.

EkskresiObat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Obat atau metabolit polar lebih cepat daripada obat larut lemak, kecuali pada ekskresi melalui paru. Ginjal merupakan organ ekskresi yang terpenting. Ekskresi disini merupakan resultante dari 3 proses.

Mekanisme Kerja ObatEfek Obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada sel suatu organisme. Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang merupakan respon khas untuk obat tersebut

Lanjutan Cara Pemberian Obat Oral dan TopicalPemberian Per OralRute oral adalah rute yang paling mudah dan yang paling umum digunakan. Obat diberikan melalui mulut dan ditelan. Obat yang diberikan per Oral lebih murah daripada banyak preparat yang lain.

2. Pemberian Per Topikal

Obat yang digunakan melalui kulit dan membrane mukosa pada prinsipnya menimbulkan efek luka. Pemberian topical dilakukan dengan mengoleskannya disuatu daerah kulit, memasang balutan yang lembab, merendam bagian dalam larutan, atau menyediakan air mandi yang dicampurkan. Obat diberikan secara Topical dengan menggunakan cakram atau lempeng Transdermal (Co, Litrogliserin, Skopolamin, Fentanil, dan Estrogen). Cakram melindungi salep obat pada kulit. Metode pengantaran obat ini menjamin klien menerima kadar obat secara kontinu dalam darahnya, bukan kadar yang putus-putus, seperti yang terjadi pada pemberian obat dalam bentuk oral atau injeksi. Obat topical ini diberikan sekurang-kurangnya 24 jam sampai 7 hari. Obat juga dapat diberikan pada membrane mukosa. Dengan cara ini, obat biasanya diabsorbsi lebih cepat.Perawat menggunakan metode ini di dalam pemberian obat pada membrane mukosa : 1.Pemberian cairan secara langsung. Contoh meminta klien berkumur, mengusap tenggorok.2. Insersi obat kedalam rongga tubuh. Contoh menempatkan suporiteria pada rektum atau vagina atau menginsersi paket obat kedalam vagina. 3. Instilasi (pemasukan lambat) cairan kedalam rongga tubuh.Contoh memasukan tetes telinga, tetes hidung, dan memasukan cairan kedalam kandung kemih dan rektum. 4. Irigasi (mencuci bersih) rongga tubuh.Contoh membilas mata, telinga, vagina, kandung kemih, atau rektum dengan obat cair.5. Penyemprotan.Contoh memasukan obat kedalam rongga tubuh atau tenggorok.

Kelebihan dan Kekurangan Pemberian Obat Oral dan TopicalKelebihan Pemberian Obat Secara Oral:Tidak diperlukan latihan khusus.Penyimpanan mudah dibawa.Relatif lebih aman.Praktis dan ekonomis.Efek samping yang paling kecil.

Kekurangan Pemberian Obat Secara Oral:Iritasi pada saluran cerna, perlu kerja sama pada penderita (tidak bisa diberikan kepada penderita koma).Timbul efek lambat, tidak bermanfaat untuk pasien yang sering muntah, diare, dan tidak sadar.Sangat tergantung pada kepatuhan pasien.Banyak obat rusak dalam saluran cerna (misalnya Penisil G, dan Insulin).Absorbsi obat tidak teratur, efeknya lebih lama dirasakan.

Kelebihan Pemberian Obat Topicalu/ efek lokal : efek samping sistemik minimal, mencegah first-pass effectu/ efek sistemik, menyerupai IV infusKekurangan Pemberian Obat TopicalSecara kosmetik kurang menarikAbsorbsi tidak menentu

Hal Yang Harus Diperhatikan dalam Pemberian ObatTepat obatSebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas medis harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak tiga kali, yakni : ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ke tempat penyimpanan.

Tepat dosisUntuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet, dan lain-lain. Dengan demikian, penghitungan dosis benar untuk diberikan ke pasien.

Tepat pasienObat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan.hal ini dilakukan dengan mengidentifikasikan identitas kebenaran obat, yaitu mencocokkan nama, nomor registrasi, alamat, dan program pengobatan pada pasien

Tepat jalur pemberianKesalahan rute pada pemberian dapat menimbulkan efek sistenik yang fatal pada pasien untuk itu, cara pemberiannya adalah dengan melihat cara pemberian/ jalur obat pada lebel yang dada sebelum memberikannya ke pasien.

Tepat waktuPemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obatTerima kasih