pemberdayaan nelayan kecil di kota batam tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/syntia...

21
1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia Arafika Sari ( 140565201003) [email protected] Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Abstrak Pemberdayaan nelayan merupakan suatu proses untuk memperoleh daya, kekuatan, atau kemampuan danatau proses pemberian daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. Program pemberdayaan nelayan ini meliputi ruang lingkup permodalan,pelatihan,penumbuhkembangan,pelaksanaan dan kemitraan. Untuk melihat pemberdayaan nelayan kecil di Batam dengan menggunakan teori ukuran perencanaan program yang baik. Mengenai perkembangan sejauh mana program pemberdayaan nelayan di Kota Batam. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dikumpulkan dari berbagai sumber dan teknik penentuan informan. Adapun yang dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini sebanyak 8 orang. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif kemudian menguraikannya dan selanjutnya membuat kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini menjelaskan bahwa untuk ukuran perencanaan program yang baik dalam konteks pemberdayaan nelayan kecil di Kota Batam masih dikategorikan cukup hal ini dikarenakan masih adanya beberapa kendala yang dialami oleh kelompok KUB nelayan di Kota Batam dalam mensejahterakan kehidupan nelayan, tidak diikuti dengan pemerataan pendapatan bagi penduduknya khususnya masyarakat nelayan Kata kunci : Program, Pemberdayaan nelayan, Kesejahteraan

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

1

Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017

Syntia Arafika Sari ( 140565201003)

[email protected]

Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim

Raja Ali Haji.

Abstrak

Pemberdayaan nelayan merupakan suatu proses untuk memperoleh daya,

kekuatan, atau kemampuan danatau proses pemberian daya, kekuatan atau

kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum

berdaya. Program pemberdayaan nelayan ini meliputi ruang lingkup

permodalan,pelatihan,penumbuhkembangan,pelaksanaan dan kemitraan. Untuk

melihat pemberdayaan nelayan kecil di Batam dengan menggunakan teori ukuran

perencanaan program yang baik. Mengenai perkembangan sejauh mana program

pemberdayaan nelayan di Kota Batam.

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara,

dan dokumentasi. Data dikumpulkan dari berbagai sumber dan teknik penentuan

informan. Adapun yang dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini

sebanyak 8 orang. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif kemudian

menguraikannya dan selanjutnya membuat kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian ini menjelaskan bahwa untuk ukuran

perencanaan program yang baik dalam konteks pemberdayaan nelayan kecil di

Kota Batam masih dikategorikan cukup hal ini dikarenakan masih adanya

beberapa kendala yang dialami oleh kelompok KUB nelayan di Kota Batam

dalam mensejahterakan kehidupan nelayan, tidak diikuti dengan pemerataan

pendapatan bagi penduduknya khususnya masyarakat nelayan

Kata kunci : Program, Pemberdayaan nelayan, Kesejahteraan

Page 2: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

2

A. Pendahuluan

Kota Batam merupakan satu dari daerah bahari di provinsi Kepulauan Riau

dengan luas wilayah seluas 251.810,71 KM2 (25.181.071 Ha). Kota Batam

memiliki potensi sebagai kawasan pesisir, ekosistem yang khas dapat dilihat dari

masyarakat yang sejahtera karena potensi sumber daya alamnya yang besar.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2015 Tentang Pemberdayaan

Nelayan Kecil dan Pembudidayaan-Ikan Kecil bahwasannya Nelayan kecil

merupakan orang yang mata pencahariaanya melakukan penangkapan ikan untuk

memenuhi kebutuhan sehari – hari yang menggunakan kapal perikanan.

Dinas Perikanan Kota Batam terdapat bidang perikanan tangkap dan

pemberdayaan masyarakat yang mempunyai program bertujuan untuk

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat nelayan. Adapun

programnya yaitu Pemberdayaan (Pembinaan), Pengembangan, dan Pengawasan

Perikanan Dinas Perikanan. Untuk sumber dana yang didapat oleh Dinas

perikanan Dalam Tingkat 2 Kota Batam yakni sebagai berikut :

NO SUMBER ANGGARAN RAGU (Rp)

1 DAK 2.972.734.300,00

2 APBD 4.175.776.200,00

JUMLAH 7.148.510.500

Dalam anggaran sumber dana awal Dinas perikanan untuk Tahun 2017

sejumlah 7.148.510.500 pembagian dana ini tidak hanya berfokus kepada salah

satu program saja tetapi dana tersebut digunakan untuk keseluruhan Dinas

Perikanan baik dari segi program, kelembagaan, serta penyuluh baikpun yang

lainnya

Page 3: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

3

Dalam pembahasan ini kecamatan yang menjadi objek penelitian yakni

Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Bengkong, dan Kecamatan Lubuk Baja. Hal

yang melatar belakangi penelitian ini ialah dengan gambaran bahwasannya Kota

Batam identik dengan kota industi maka dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi

di Kota Batam tidak diikuti dengan pemerataan pendapatan bagi penduduknya.

Pengembangan kawasan industri Batam salah satunya mengakibatkan penduduk

setempat termarginalkan. Hal ini dirasakan kepada masyarakat yang berkehidupan

di wilayah pesisir Kota Batam.

KEHIDUPAN

NELAYAN

DESKRIPSI

1. Kegiatan

Melaut

Kegiatan melaut (tangkap ikan) umumnya dilakukan selama 7-9

jam dan turun melaut dilakukan dalam 2 waktu melaut : (1)

subuh/pagi, (2) sore dan mengikuti arus pasang air laut

2. Hasil Melaut Hasil melaut (tangkap ikan) berkisar Rp 70.000 sampai Rp.100.000

sekali melaut, jumlah hasil tangkap ikan tersebut tergantung pada

kapasitas alat tangkap dan jangkauan melaut serta musim

3. Pasar Hasil tangkapan ikan umumnya disimpan untuk dijual di pasar

tradisional pada besok paginya, namun terdapat juga didistribusikan

ke tetangga sekitarnya juga untuk dikonsumsi sendiri

4. Pengeluaran

pokok pangan

Pemenuhan kebutuhan pangan bagi rumah tangga nelayan pada

umumnya bergantung pada hasil melaut, jika pada kondisi tertentu

seperti kerusakan perahu merupakan ancaman untuk memenuhi

kebutuhan pangan sehari-hari karena nelayan hanya bergantung

pada 1 perahu

Page 4: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

4

Pemerintah Kota Batam cenderung lebih fokus membangun pusat-pusat

industri di Kota Batam daripada mengembangan kawasan pesisir, padahal untuk

membangun Kota Batam utuh perlu diciptakan pusat-pusat pertumbuhan diluar

Batam kota sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing seperti

pemberdayaan nelayan, industri pengelolaan perikanan dan membangun sentra-

sentra perikanan. Ada beberapa indikator munculnya kebijakan program

pemberdayaan ini salah satunya yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia

serta ketersediaan sarana dan prasarana di Kota Batam Konteks kesejahteraan

nelayan bukan hanya dengan bantuan saja tetapi dalam undang – undang Nomor 7

Tahun 2016 aturan ruang lingkup pemberdayaan terbagi menjadi 4 indikator yakni

Pembiayaan dan permodalan, Pelatihan di Bidang Perikanan,

Penumbuhkembangan Kelompok Nelayan Kecil, serta Pelaksanaan. Hal ini yang

menjadi alasan kuat pemilihan objek penelitian nelayan kecil di Kota Batam yang

notabene masyarakat diluar Kota Batam mengangap sebagai kota industry dan

dengan adanya program kebijakan yang di laksanakan oleh Dinas Perikanan Kota

Batam peneliti ingin melihat bagaimana perencanaan program pemberdayaan

yang dilaksanakan oleh Dinas Perikana pada Tahun 2017. maka peneliti ingin

mengetahui perencanaan Pemberdayaan Nelayan Kecil Di Kota Batam Tahun

2017

B. Kerangka Teori

1. Pemberdayaan

Menurut I Nyoman dalam sosiologi pemerintahan mengenai pemberdayaan

Masyarakat yakni Pemberdayaan diartikan sebagai proses melepaskan situasi atau

Page 5: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

5

keadaan, ketertekanan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan, kehilangan atau

ketidadaan otoritas, keterpinggiran, ketersisihan, kebangkitan dari kekalahan, dan

hal-hal yang berkaitan dengan kelemahan/powerless. Dengan diberdayakan

diharapkan dapat member energi dan kekuatan baru untuk dapat mereposisi status

yang lemah menjadi setara dan sejajar dengan status yang diharapkan.

Ndhara(2000) menegaskan bahwa tujuan mutlak setiap program pemberdayaan

adalh peningkatan bargaining position dan bargaining power suatu pihak agar

mampu berhadapan secara relatif sejajar dengan pihak lain dalam rangka

menciptakan rasa keadilan bersama melalui solusi (kesepa/katan) yang saling

menguntungkan.

2. Ukuran Program Perencanaan Yang Baik

Arikunto (2009:1) berpendapat bahwa “program adalah suatu rencana yang

harus dilaksanakan, program ini merupakan sederatan kegiatan yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan Hasibuan (2001:100)

menyatakan bahwa “program adalah suatu rencana kongkrit, disebut rencana

kongkrit karena dalam program sudah tercantum baik itu sasaran, kebijakan,

prosedur, waktu maupun anggrannya, jadi program juga merupakan usaha-usaha

untuk mengefektifkan rangkaian tindakan yang harus dilaksanakan menurut

bidang masing-masing”. Adapun Ukuran program perencanaan yang baik

(Mardikanto) yakni :

a. Analisis Fakta dan Keadaan

Perencanaan program yang baik harus mengungkapkan hasil analisis fakta

dan keadaan sarana dan prasarana dan dukungan kebijakan.

Page 6: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

6

b. Pemilihan Masalah Berlandaskan pada Kebutuhan

Hasil analisis fakta dan keadaan, biasanya menghasilkan berbagai masalah,

Sehingga pokok permasalahan dipusatkan pada satu permasalahan

c. Jelas dan Menjamin Kebutuhan

Setiap perencanaan harus di beri peluang untuk dimodifikasi sebab jika

tidak program tersebut tidak dapat terlaksana dengan baik

d. Merumuskan tujuan dan pemecahan masalah yang menjanjikan kepuasan

Tujuan yang dicapai haruslah menjanjikan perbaikan kesejahteraan atau

kepuasan masyarakat

e. Menjaga Keseimbangan

Setiap pengambilan keputusan harus ditekankan kepada kebutuhan yang

harus diutamakan yang mencakup kebutuhan masyarakat banyak. Efisiensi

diarahkan demi pemerataan kegiatan dan waktu pelaksanaan.

f. Pekerjaan yang jelas

Merumuskan prosedur dan tujuan serta sasaran kegiatan

g. Proses berkelanjutan

Perubahan – perubahan yang perlu dilakukan, selaras dengn perubahan

kebutuhan dan masalah yang dihadapi

h. Merupakan Proses belajar dan Mengajar

Semua pihak yang terlibat perlu mendapatkan kesempatan “belajar” dan

“mengajar” dan fasilitator dan aparat pemerintah mampu memanfaatkan

kesempatan.

Page 7: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

7

i. Proses Koordinasi

Hubungan antara kedua belah pihak sangat di perlukan dalam proses

pelaksanaan kegiatan, Tanpa adanya koordinasi yang baik tujuan kegiatan tidak

akan tercapai

j. Memberikan Kesempatan Evaluasi Proses dan Hasilnya

3. Masyarakat Nelayan

Berdasarkan Undang – Undang nomor 7 tahun 2016 pasal 6 ayat 1 tentang

perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudi daya ikan, dan petambak

garam klasifikasi nelayan meliputi:

a. Nelayan kecil

Merupakan nelayan yang melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari, baik yang tidak menggunakan kapal penangkap ikan

maupun yang menggunakan kapalpenangkap ikan berukuran paling besar 10

(sepuluh) gros ton (gt).

b. Nelayan tradisional

Merupakan nelayan yang melakukan penangkapan ikan di perairan yang

merupakan hak perikanan tradisional yang telah dimanfaatkan secara turun-

temurun sesuai dengan budaya dan kearifan lokal.

c. Nelayan buruh

Merupakan nelayan yang menyediakan tenaganya yang turut serta dalam

usaha penangkapan ikan.

Page 8: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

8

d. Nelayan pemilik

Merupakan nelayan yang memiliki kapal penangkap ikan yang digunakan

dalam usaha penangkapan ikan dan secara aktif melakukan penangkapan ikan.

Dalam pasal 3 terdapat ruang lingkup pengaturan pemberdayaan nelayan

kecil meliputi :

a. Pembiayaan dan permodalan

b. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan dibidang perikanan

c. Penumbuhkembangan kelompok nelayan kecil

d. Pelaksanaan penangkapan ikan oleh nelayan kecil dan pembudidayaan ikan

e. Kemitraan

C. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Dalam penelitian deskriptif ini peneliti hanya melihat

gambaran fenomena-fenomena yang terjadi di tengah masyarakat, khususnya

mengenai pemberdayaan nelayan kecil di Kota Batam tahun 2017.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kota Batam sebagai objek penelitian ialah

Kecamatan Lubuk Baja, Bengkong, Batu Ampar dengan pertimbangan

bahwasannya untuk mengetahui bagaimana perencanaan program pemberdayaan

di Kota Batam terhadap nelayan kecil.

Page 9: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

9

3. Sumber dan Jenis Data

Sumber dan jenis data dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan

data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari informan

melalui wawancara. Data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak melalui

wawancara, melainkan dari sumber lain berupa dokumen-dokumen dan literature.

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1) Observasi

Untuk teknik observasi atau pengamatan, dilakukan secara langsung di

lapangan berkenaan dengan perencanaan pelaksanaan program pemberdayaan

nelayan kecil di Kota Batam Tahun 2017

2) Wawancara

Dalam melakukan penelitian teknik wawancara merupakan hal yang

penting untuk memperoleh informasi dari informan terkait permasalahan yang

akan diteliti. Wawancara merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih. Wawancara ini

ditujukan kepada Kepala Bidang Perikanan, Kepala Bidang Budidaya, Kelurahan,

serta Ketua KUB nelayan di Kota Batam

3) Dokumentasi

Dokumentasi dalam sebuah penelitian digunakan sebagai penunjang

penelitian penulis, dimana dalam dokumentasi ini dapat melihat serta

mengabadikan gambar dilokasi penelitian, catatan-catatan penting, yang mana

dokumen juga sebagai sumber data dimanfaatkan untuk mengkaji, menafsirkan

bahkan untuk meramalkan. Alat yang digunakan adalah buku, jurnal, peraturan

Page 10: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

10

perundang-undangan, rencana kerja/, surat kabar serta gambar mengenai

penelitian

D. Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini untuk melihat bagaimana perencanaan Dinas

Perikanan Kota Batam selaku stakeholder dalam program pemberdayaan terhadap

nelayan kecil di Kota Batam yang di lihat dari sudut pandang ukuran perencanaan

program yang baik, apakah program ini sudah sesuai dengan ketentuan –

ketentuan dalam keberhasilannya suatu program. Konsep pemberdayaan nelayan

merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial

yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang

bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam

kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya kehidupannya.

1. Analisis Fakta dan Keadaan

Dalam ini indikatornya mengenai dukungan kebijakan bahwasannya latar

belakang sumber dana perikanan terkait dengan pemberdayaan nelayan di Kota

Batam dana tersebut berasal dari dana Kota Batam Tingkat 2 itu ada dari

Musrembang, Pokir (pokok-pokok pikiran), dan juga dan OPD dan dilakukan

secara musrembang. Untuk tahun 2017 sejumlah 7.148.510.500.

Anggaran ini bukan hanya didapat untuk satu program saja tetapi anggaran

ini merupakan dana keselurahan Dinas Perikanan Kota Batam. Anggaran ini

setiap tahunnya ada jadi tidak spesifik bahwa kegiatan pemberdayaan itu

Page 11: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

11

bermacam-macam mulai dari bantuan sosial misalnya penguatan kelompoknya,

penguatan orangnya karena hal itu merupakan proses pemberdayaanya, jadi yang

spesifik untuk bantuan untuk penguatan kelembagaannya, untuk penguatan

nelayannya dalam hal ini ini tidak semua ada anggaran tetapi ada angggaran yang

di dapatkan untuk Dinas Perikanan.

2. Pemilihan Masalah Berlandasan Pada Kebutuhan

Untuk Pemilihan masalah berlandaskan pada kebutuhan dilihat dari segi

keterkaitan dalam pembuatan program . Keterlibatan masyarakat dalam membuat

suatu kebijakan atau program merupakan faktor utama dalam pengelolaan

pemerintahan yang baik. Hal ini akan memberikan manfaat yang besar terhadap

meningkatkan kualitas program. Dari ketiga kelurahan tersebut yang dijadikan

sebagai lokasi/objek penelitian terhadap pemberdayaan nelayan di Kota Batam

masih terdapat masyarakat kelompok nelayan yang tidak mengetahui adanya

keterkaitan dalam pembuatan program yang dilakukan melalui musrembang,

biasanya mereka hanya mengajukan proposal untuk mendapatkan bantuan dari

pemerintah. Ada bebrapa faktor yang menjadi tidak berjalannya keterlibatan

program yakni :

1. Kurangnya sosialisasi

2. Kurangnya koordinasi pemerintah dengan nelayan

3. Jelas dan menjamin Kebutuhan

Dalam hal ini perencanaan program, harus dengan jelas (dan tegas)

sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan atau kesalah-pengertian dalam

Page 12: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

12

pelaksanaanya. Dalam program ini jaminan terhadap masyarakat nelayan berupa

Asuransi Mandiri,

Untuk Sistem untuk memperoleh asuransi tersebut untuk tahap awal

masyarakat di kasih free oleh pemerintah dalam bulan pertama selebihnya

masyarakat diminta untuk menlanjutkan sendiri pembayaran. Ada 3 golongan

premi dalam asuransi yakni 175.000,100.000, dan 75.000. Asuransi ini bertujuan

apabila masyarakat nelayan mengalami kecelakaan kerja dalam saat melaut.

Hanya saja, dalam pelaksanaanya masyarakat nelayan merasa keberatan terkait

dengan pembayaran asuransi nelayan yang ditanggung sendiri, mereka menggap

bahwasannya nelayan untuk pendapatan berhadapan dengan ketidakpastian

pendapatan.

4. Merumuskan tujuan dan Pemercahan masalah yang menjanjikan

kepuasan

Dalam sebuah program pengambilan keputusan dalam menyelesaikan

masalah secara musyawarah merupakan faktor penting dalam pemecahan

masalah. Pihak pemerintah mempaparkan bahwasannya pemerintah ikut turun

langsung apabila masyarakat nelayan mengalami permasalahan Tetapi hal ini

bertolak belakang dengan keadaan yang masyarakat kelompok nelayan rassakan.

masyarakat kelompok nelayan di Kota Batam menganggap pemerintah tidak ada

ikut andil dalam menyelesaikan masalah seperti halnya permasalahan mengenai

reklamasi yang terjadi di beberapa kelurahan salah satunya kelurahan Batu merah

padahal dengan adnya permasalah ini akan berdampak kepada lokasi nelayan

mencari ikan sedangkan kepastiaan pendapatan masyarakat kelompok nelayan

Page 13: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

13

semua bergantung kepada keadaan sumber daya alam. Bukan hanya itu,

permasalahan lainnya seperti lokasi pencarian ikan, keadaan kapal-kapal besar

yang meelewati batas nelayan dalam lokasi nelayan mencari ikan Dengan begitu

untuk konteks pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah maka dapat

dikatakan bahwasannya, Tidak ada penyelesaian masalah dari pemerintah baik

dari penentuan dari masalah yang dihadapi.

Untuk dari segi Ruang lingkup sarana dan prasarana Ruang lingkup

pemberdayaan salah satunya adalah permodalan. Permodalan dalam

pemberdayaan ini bisa dalam konteks permodalan berupa uang dan bisa juga

dalam segi permodalan bantuan sarana-prasarana. Untuk tahun 2017 permodalan

yang dilakukan dengan memberikan bantuan sarana-prasarana tidak dengan

memberikan modal berupa uang. Bantuan yang diberikan tidak dengan secara

Cuma-Cuma tetapi masyarakat tetap membayarkannya kembali untuk dimasukkan

kedalam tabungan setiap kelompok nelayan dan program bantuan ini tidak setiap

tahunnya dilaksanakan, tetapi apabila ada anggaran yang mencukupi bantuan ini

tetap diajukan. Hanya saja sebagain dari masyarakat kelompok nelayan

menganggap bahwa bantuan yang diberikan belum memenuhi kebutuhan

nelayan. Ketersediaan sumber daya pendukung lapangan tidak sepadan dengan

jumlah kelompok nelayan yang harus diberdayakan Dengan begitu program

pemberdayaan nelayan melalui permodalan sarana sudah berjalan dengan baik

hanya saja proses pelaksanaan pembagian bantuan yang belum terealisasi

semuanya.

Page 14: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

14

5. Menjaga Keseimbangan

Untuk melihat efektifitas dalam mewujudkan kemandirian masyarakat untuk

berswadaya dari segi pemberdayaan nelayan di Kota Batam dijadikan sebagai

tolak ukur bagaimana ukuran perencanaan program yang baik. program

pemerintah terhadap mewujudkan kemandirian masyarakat untuk berswadaya

yakni pelatihan kepada nelayan yang dikirm ke ahli penangkapan dimedan

Pelatihan ini termasuk dalam ruang lingkup aturan pemberdayaan yang di atur di

peraturan pemerintah. Model pelatiahan yang diberikan seperti pemahaman

mengenai bagaimana melakukan penangkapan, apabila terjadi permasalahan saat

ditengah laut, keselamatan. Kebijakan pemerintah dalam mewujudkan

kemandirian masyarakat melalui pelatihan sudah terealisasi sesuai dengan aturan

ruang lingkup pemberdayaan

6. Pekerjaan yang Jelas

Dalam hal ini dilihat dari sudut pandang pemberdayaan nelayan bahwasannya

konsep ini lebih merujuk semata-mata untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

untuk masyarakat kelompok nelayan. Untuk tahun 2017 penguatan modal berupa

uang memang tidak ada untuk tahun ini kurang efisien apabila diberikan modal

berupa uang karena takutnya akan disalahgunakan dalam proses pelaksanaanya.

Maka sistem nya sekarang pemerintah memberikan bantuan seperti mesin

dengan harga 26 juta diberikan kepada salah satu kelompok yang berhak

mendapatkan bantuan tersebut sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan,

setiap anggota kelompok KUB nelayan juga harus mencicil seharga bantuan

mesin itu, setelah itu uang tersebut dimasukkan kedalam kas kelompok KUB

Page 15: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

15

nelayan. Maka dari bantuan itu bisa dijadikan sebagai modal kelompok KUB

nelayan tersebut dari maupun yg dirasan oleh masyakat.

7. Proses Berkelanjutan

Dalam hal ini Perubahan kebutuhan merupakan permasalahan yang dihadapi

oleh nelayan. Apalaagi dalam melaksanakan aktivitasnya terutama dalam hal

melaut, masalah perlatan yang sederhana tentunya akan mempengaruhi jangkauan

untuk mencari ikan,belum lagi apabila terjadi kerusakan pada alat untuk nelayan

mencari ikan. Untuk melihat kehidupan nelayan adanya peningkatan kebutuhan

sehari-hari dalam kehidupan nelayan kecil seperti biaya pendidikan, biaya

kebutuhan primer maupun biaya kebutuhan sekunder sedangkan masyarakat

nelayan untuk sumber pendapataan mereka semua bergantung kepada keadaan

sumber daya alam sedangkan masyarakat nelayan selalu berhadapan dengan

ketidakpastian pendapatan . jikalau peralatan nelayan yang digunakan mengalami

kerusakan, tidak ada sentuh tangan dari pemerintah ataupun melihat layak atau

tidaknya peralatan nelayan yang digunakan,

8. Proses Belajar Dan Mengajar

Dalam hal ini indikator nya mengenai kemanfaatan program manfaat yang

langsung dinikmati oleh masyarakt karena adanya perbaikan kualitas terhadap

suatu kebijakan. Untuk Sebagaian masyarakat merasakan manfaat adanya

program pemberdayaan untuk kesejahteraanh nelayan hanya saja memang belum

semua berjalan dengan baik untuk setiap indikatornya. Bahkan dengan adanya

program pemberdayaan ini masyarakat kelompok nelayan lebih mengerti cara

pengelolaan keuangan dengan adanya sistem simpan pinjam didalam kelompok

KUB masing-masing.

Page 16: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

16

Dalam segi kemafaatan program dalam taraf “cukup” hal ini dikarenakan

pemerintah tidak ada melakukan pengontrolan setiap bulannya terhadap

kehidupan nelayan di Kota Batam Walaupun memang pemerintah memberikan

bantuan untuk masyarakat nelayan tetapi bukan hanya bantuan saja yang dijadikan

taraf kesejahteraan masyarakat nelayan tetapi ada banyak hal yang seharusnya

pemerintah perbaikin dengan begitu ada sebagian dari masyarakat KUB nelayan

di Kota Batam

9. Proses Koordinasi

Komponen yang terlibat dalam program pemberdayaan ini semua

menjalankan koordinasi antara satu dengan yang lainnya sebeb program

pemberdayaan ini diibaratkan seperti rantai dimana setiap komponen memiliki

fungsi dan kinerja masing- masing hanya saja walau belum begitu sempurna

koordinasi yang dilakukan oleh dinas perikanan terhadap masyarakat nelayan

KUB di Kota Batam

- Koordinasi antara dinas dengan kelurahan terkait mengenai administrasi

dan sebgainya

- koordinasi antara dinas dengan nelayan mengenai program pemberdayaan

Hanya saja, Peran dinas dalam koordinas masih dianggap belum sepenuhnya

berhubungan dengan masyarakat nelayan. Hal ini bisa dilihat dari segi

penyelesaian masalah yang masyarakat nelayan hadapi seperti reklamasi, lokasi

penangkapan serta jangkar serta keterlibatan antara poemerintah dengan

masyarakat nelayan KUB di setiap Kecamatanh yang ada di Kota Batam.

Page 17: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

17

10. Evaluasi

Dengan adanya sub bab teori ini tujuaan dari evaluasi itu sendiri untuk

mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program ini

perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan . Banyak harapan nelayan yang begitu

besar terhadap adanya program ini, sebenarnya dengan adanya kebijakan dalam

program pemberdayaan ini sangat membantu terhadap kesejateraah nelayan dikota

batam, tetapi dalam berjalannya program ini pengimplemntasian program ini

masih sangat jauh dari yang diharapkan oleh nelayan

E. Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pemberdayaan

Nelayan di Kota Batam Tahun 2017, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kebijakan proram pemberdayaan nelayan memfokuskan kesejateraan

nelayan tetapi konteks bukan hanya hantuan saja

2. Keadaan ketersediaan sumber daya pendukung lapangan tidak seimbang

dengan jumlah kelompok nelayan yang harus diberdayakan di Kota Batam

3. Kualitas hubungan timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat

nelayan tidak bejalan optimal oleh karena kurangnya kontrol

4. Dan untuk dari segi jaminan para pelaksana kebijakan hanya melihat ini

hanya sebagai sebuah kebijakan dari pemerintah pusat yang sekedar hanya

dilaksanakan tanpa mengetahui keluhan keterberatan masyarakat nelayan.

5. Penyelesaian masalah yang tidak ada kepastiaan dalam kehidupan nelayan

Page 18: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

18

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian tentang Pemberdayaan Nelayan

Kecil di Kota Batam Tahun 2017, maka peneliti akan memberikan saran-saran

dan masukan yang tujuannya agar dapat menjadi bahan ukuran perencanaan

program yang baik dalam program pemberdayaan nelayan di Kota Batam.

Saran-saran yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya pemerintah dinas perikanan lebih berperan aktif dalam

meberikn motiasi seperti menggalakan kegiatan nelayan, karena dengana

adanya hal ini bisa menambah pendapatan nelayan

2. Pemerintah lebih berkoordinasi langsung dengan masyarakat nelayan

bukan hanya melihat saja tetapi juga mendengar dan merasakan serta

mencari jalan keluarnya.

3. Pemerintah harus melibatkan anggota rumah tangga lain untuk ikut

berperan dalam membantu mencari tambahan pendapatan untuk

pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

4. Dan masukkan untuk pemerintah kedepannya agar membuat program

sesuai dengan ukuran perencanaan program yang baik, agar program

bener-bener kebijakan yang sesuai dengan harapan masyarakat nelayan

5. Pemerintah lebih memperjuangkan Hak-hak yang seharusnya masyarakat

nelayan rasakan

Page 19: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

19

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Adi,Isbandi Rukminto,2001.Pemberdayaan,Pengembangan Masyarakat Dan

Intervensi Komunitas, Lembaga Penelitian FE-IU, Jakarta

Arikunto,S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Jakarta

Hasibuan,Melayu,2011,Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Bumi

Aksara,Jakarta

Iskandar,Agung, Pendidikan wawasan kebangsaan di daerah perbatasan,Bee

Media Pustaka,Jakarta

KencanaSyafie,Inu.2011,Manajemen Pemerintahan, Pustaka Reka Cipta,Bandung

Kusnadi, 2006, Filosofi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, Humaniora. Bandung

Mardikanto,Totok ,2014,Pemberdayaan Masyarakat,Alfabeta, Bandung

Ndraha,Taliziduhu.2003.Kybernology(ilmu pemerintahan baru 1),PT RINEKA

CIPTA,Jakarta

Suharto,Edi,Ph.D.2005, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian

Strategis Pembangunan Kesejateraan Sosial dan Pekerjaan sosial.PT

Refika Aditama, Bandung

Suhendra.K, 2006, Peranan Birokrasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat .

Alfabeta.Bandung

Sumaryadi,Nyoman.2010.Sosiologi Ilmu Pemerintahan, Penerbit Ghalia

Indonesia,Bogor

Sugiyono,2011,Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta,Bandung

Sugiyono.2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Alphabeta. Bandung

B. Dokumen :

Page 20: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

20

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Dan Pemberdayaan

Nelayan, Pembudi Daya Ikan, Dan Petambak GaramPeraturan Pemerintah Nomor

50 Tahun 2015

Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2015 Tentang Pemberdayaan Nelayan

Kecil dan Pembudidaya Ikan Kecil

RENSTRA DINAS PERIKANAN KOTA BATAM 2016-2021

Kecamatan Bengkong Dalam Angka 2017

Kecamatan Lubuk Baja Dalam Angka 2017

Kecamatan Batu Ampar Dalam Angka 2017

Statistik Daerah Kecamatan Bengkong 2015

C. Sumber Online

mediacenter.batam.go.id ( Diakses pada 2016)

m.antarakepri.com ( Diakses pada 2017)

http://bappeda.kepriprov.go.id/data/musrebang/Paparan_Kabupaten_Kota/Kota_B

atam/ekspose.pdf (diakses pada 10 maret 2014)

https://transparansi.batam.go.id/penganggaran/file/Ringkasan%20APBD%20TA

%202017.pdf (Di akses pada 10 maret 2014 )

http://aplikasipupi.kkp.go.id/download/Juknis_Bantuan_Sarana_Penangkapan_Ika

n_2016.pdf ( Diakses 21 Maret 2018)

D. Jurnal

Haryono Nuryanto.2017. “Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Pantai Utara Jawa

Tengah Melalui Koperasi Nelayan Dan E-Commerce. Jurnal Saintek Maritim,

Vol XVII Nomor 1: September 2017

Mamentu Michael.2015. “ Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Nelayan

Tangkap Di Kota Manado”.Jurnal LPPM, Vol 2 Nomor 2 :Oktober 2015

Tampubolon Dahlan.” Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Di Kabupaten

Kepulauan Meranti”.Jurnal Sorort Vol 8 Nomor 2 : Oktober

Page 21: Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017repository.umrah.ac.id/1980/1/Syntia Arafika-140565201003-FISIP.pdf · 1 Pemberdayaan Nelayan Kecil di Kota Batam Tahun 2017 Syntia

21