pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur...

95
1 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK (STUDI KASUS PADA KOMUNITAS BANK SAMPAH POKLILI PERUMAHAN GRIYA LEMBAH DEPOK KECAMATAN SUKMAJAYA KOTA DEPOK) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nurul Purbasari NIM 1110015000083 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: tranngoc

Post on 06-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

1

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN DAUR

ULANG SAMPAH PLASTIK (STUDI KASUS PADA KOMUNITAS

BANK SAMPAH POKLILI PERUMAHAN GRIYA LEMBAH

DEPOK KECAMATAN SUKMAJAYA KOTA DEPOK)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nurul Purbasari

NIM 1110015000083

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

2

2

3

3

4

4

5

5

i

ABSTRAK

Nurul Purbasari (NIM: 1110015000083). Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus Pada Komunitas Bank

Sampah POKLILI Perumahan Griya Lembah Depok Kecamatan

Sukmajaya Kota Depok)

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa tulisan dan lisan dari orang-orang atau

perilaku yang diamati. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara,

dan dokumentasi.

Salah satu kegiatan pemberdayaan adalah dengan pengelolaan sampah.

Permasalahan sampah ini telah terjadi pula di kota Depok, yakni terjadi

penumpukan sampah dimana-mana. Upaya-upaya dilakukan untuk menangani

sampah, salah satunya dengan kegiatan yang menggunakan konsep pengolahan

sampah. Kegiatan tersebut salah satunya dilakukan di bank sampah, yaitu proses

pengelolaan sampah dengan cara daur ulang, yakni memilah-milah sampah,

menimbang, dan merubah sampah menjadi kerajinan yang bernilai jual tinggi.

Penelitian ini membahas mengenai pemberdayaan masyarakat yang dilakukan

melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di Bank Sampah POKLILI di

Perumahan Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Kegiatan

ini telah berhasil memberdayakan masyarakat setempat untuk merubah sampah

menjadi barang kerajinan yang bernilai. Keberhasilan kegiatan ini berpengaruh

pada lingkungan di sekitar Perumahan Griya Lembah Depok dan juga

berpengaruh pada aspek ekonomi warga yang bergabung dalam kegiatan di Bank

Sampah POKLILI.

Kata kunci: Pemberdayaan masyarakat, Daur ulang sampah plastik.

ii

ii

ABSTRAK

Nurul Purbasari (NIM: 1110015000083). Community Empowerment Through

Recycling Plastic Trashes (Case Study on Trash Bank Community Housing

POKLILI in Griya Lembah Depok District Town Sukmajaya Depok)

This research uses the qualitative method and it is procedure research. Which

produces descriptive data in writing and oral from the peopled or their behaviour

observe. The techniques of the data are observation interview and documentation.

One of those providing agenda is trash management. The problem of those

thrashesalso happened at Depok City, the hoarding trashes happened everywhere,

eforts has been done to handle it, one of the agenda is using the trashes

management concept. It is done in trash bank, in other word, recycling trash. It is

sorting, considering, and transforming the trashes until it’s become the high value

handicraft. And this research about seciety providing which is done by recycling

plastics thrashes at POKLILI’s trash bank, at Griya Lembah Depok Sub district

Sukmajaya at Depok City.

This activity has succeeded in providing their society to transform the trashes

to become the high value handicraft. This success activity, influences to

surrounding area of Griya Lembah Depok and influences to their economy

aspects that join at trash bank of POKLILI.

Keywords: Community Empowerment, Recycling Plastic Trashes.

iii

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT sebagai penjaga rahmatnya. Zat

yang maha menggenggam segala sesuatu yang ada dan tersembunyi di balik jagad

semesta alam, zat yang maha meliputi segala sesuatu yang terfikir maupun yang

tidak terfikir. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda

Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan bagi seluruh umat Islam

yang terjaga atas sunahnya.

Alhamdulillahirabbil‟alamin, penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah

SWT atas segala rahmat dan ridhaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Karen tanpa rahmat dan ridhaNya tidaklah mungkin pennulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, selesainya skripsi ini tidak

lepas dari bantuan, bimbingan, do‟a, dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis

ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa‟i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Muhamad Arif, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing pertama

yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk

memberikan bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Sodikin, M.Si sebagai Dosen Pembimbing kedua yang telah

meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan

bimbingan, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

iv

iv

5. Bapak Drs. H. Nurochim, M.M, selaku Dosen Pembimbing Akademik,

Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

telah mengajar di Pendidikan IPS angkatan 2010 yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan pendapat dan sarannya kepada penulis dalam

penyusunan karya ilmiah ini.

6. Ibu Djuniawan Wanitarti beserta Pengurus Bank Sampah Kelompok

Peduli Lingkungan (POKLILI) atas informasi, bantuan, dan sarannya

sehingga penelitian dapat dilakukan dengan baik.

7. Teruntuk kedua orang tua tercinta Ayahanda Eko Basuki dan Ibunda

Neneng Supriati yang selalu mencurahkan cinta, kasih sayang, do‟a, air

mata yang selalu tercurahkan, motivasi yang luar biasa serta dukungan

moril maupun materil kepada penulis, terimakasih atas kesabarannya.

Serta adikku Refiona Sekar Sari dan semua keluarga besarku, hanya Allah

SWT yang dapat membalas semuanya.

8. Terimakasih untuk Ariya Sudrajat atas semangat, kesabaran, bantuan,

pengorbanan, dan kasih sayang yang selalu tercurahkan sejak perkuliahan

sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada seluruh teman-teman Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

angkatan 2010 (Umi, Anisa, Rizka, Wina, Triatuti, Epi, Wilda, Metri, Bici,

Desti) dan semua teman-teman di Konsentrasi Geografi 2010 yang selalu

memberikan semangat, bantuan, dan motivasi yang luar biasa, semoga kita

semua dapat menggapai kesuksesan.

10. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini,

tidak lupa Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

segala buku-buku rujukannya sehingga penulisan karya ilmiah ini bisa

terselesaikan.

Jakarta, 23 November 2014

Penulis,

Nurul Purbasari

v

v

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah .........................................................................1

B. Identifikasi masalah ..............................................................................5

C. Pembatasan masalah..............................................................................5

D. Rumusan masalah..................................................................................6

E. Tujuan dan kegunaan penelitian............................................................6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pemberdayaan Masyarakat ......................................................8

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ...........................................8

2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ................................................9

3. Proses Pemberdayaan Masyarakat ...............................................11

4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat .............................................12

B. Daur Ulang Sampah Plastik ................................................................14

1. Pengertian Daur Ulang .................................................................14

2. Teknologi Daur Ulang Sampah ....................................................16

3. Manfaat Daur Ulang .....................................................................17

4. Pengertian Sampah Plastik ...........................................................18

vi

vi

5. Karakteristik Sampah Plastik .......................................................19

6. Daur Ulang Sampah Plastik .........................................................20

7. Produk Daur Ulang Sampah Plastik .............................................20

C. Komunitas Bank Sampah ....................................................................21

1. Pengertian Komunitas Bank Sampah ...........................................21

2. Manfaat dan Tujuan Komunitas Bank Sampah............................22

3. Peran Bank Sampah Dalam Kehidupan Masyarakat ....................23

D. Partisipasi Masyarakat ........................................................................23

E. Hasil Penelitian Yang Relevan ...........................................................24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................26

1. Tempat Penelitian .........................................................................26

2. Waktu Penelitian ..........................................................................27

B. Metode Penelitian................................................................................28

C. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data ....................................29

1. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................29

2. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................31

3. Prosedur Pengolahan Data ...........................................................36

D. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data .................................37

E. Analisis Data .......................................................................................38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data .....................................................................................40

1. Kondisi Geografis ........................................................................40

2. Kondisi Iklim................................................................................41

3. Kondisi Geologi Dan Geomorfologi ............................................41

4. Kondisi Kependudukan ................................................................41

5. Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur Ulang

Sampah Plastik ............................................................................44

6. Manfaat Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik............................50

vii

vii

B. Pembahasan .........................................................................................53

1. Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur

Ulang Sampah Plastik ..................................................................54

2. Manfaat Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik............................63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .........................................................................................69

B. Saran ....................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................71

LAMPIRAN ...................................................................................................73

viii

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu penelitian .............................................................................27

Tabel 3.2 Kisi-kisi lembar observasi pemberdayaan masyarakat melalui

kegiatan daur ulang sampah plastik ................................................31

Tabel 3.3 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk nasabah bank sampah ..........32

Tabel 3.4 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk ketua bank sampah ..............33

Tabel 3.5 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk pengurus bank sampah ........34

Tabel 3.6 Kisi-kisi studi dokumentasi pemberdayaan masyarakat melalui

kegiatan daur ulang sampah plastik ................................................36

Tabel 4.1 Kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin .........................41

Tabel 4.2 Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur ....................42

Tabel 4.3 Kondisi kependudukan berdasarkan mata pencaharian ..................43

Tabel 4.4 Kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan.............................44

Tabel 4.5 Daftar harga sampah di bank sampah POKLILI .............................46

ix

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian .................................................................26

Gambar 4.1 Struktur Kepengurusan Bank Sampah POKLILI ........................58

Gambar 4.2 Siklus Daur Ulang Sampah Plastik di Bank Sampah POKLILI .59

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah merupakan dambaan

setiap masyarakat, lingkungan yang bersih juga menciptakan suasana yang

nyaman dan menyenangkan. Jalan yang bersih, sungai yang bebas dari

sampah, dan udara yang segar merupakan keadaan lingkungan ideal yang

membuat masyarakat disekitarnya hidup dengan sehat. Dengan terciptanya

lingkungan yang bersih maka akan membawa masyarakatnya menjadi

lebih semangat, kreatif, inovatif dan selalu ingin berubah kepada kondisi

yang lebih baik.

Menjaga kebersihan lingkungan pada masa ini telah menjadi hal yang

sangat sulit ditemukan, masih banyak orang yang membuang sampah

sembarangan dan tidak peduli pada keindahaan lingkungan. Sampah

merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang sampai saat ini

masih belum bisa ditangani dengan baik, terutama pada negara-negara

berkembang. Kemampuan pengelolaan sampah yang masih rendah dengan

ketidakseimbangan produksi sampah membuat sampah menjadi

menumpuk dimana-mana. Sampah yang tidak terurus dengan baik akan

menghasilkan kualitas lingkungan yang tidak baik pula, air yang

dihasilkan dari sampah menyebabkan pencemaran baik di tanah, air, dan

udara, meningkatkan perkembangan hama penyakit, menurunnya

kesehatan dan nilai estetika lingkungan karena pencemaran air, tanah dan

udara.

Masalah sampah yang timbul di kota-kota besar adalah karena

sulitnya pengumpulan, pengangkutan, pembuangan, pemanfaatan, dan

pemusnahan sampah, baik sampah yang berasal dari rumah tanggga, pasar,

industri maupun sampah kantor.

2

Permasalahan sampah ini telah terjadi pula di kota Depok, yakni

terjadi penumpukan sampah dimana-mana. Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Depok tengah memperkenalkan konsep pengolahan

sampah, pasalnya timbunan sampah di Depok sudah melebihi kapasitas.

Rata-rata timbunan sampah di seluruh kota Depok berkisar antara 3500

sampai 4000m3/hari, sementara kapasitas angkut pelayanan hanya sekitar

35% atau hanya tersedia 54 truk sampah dan sekitar 250 orang sumber

daya manusia.1

Keberadaan tempat pembuangan sampah atau TPS sangat diperlukan

ditiap-tiap kota, tempat pembuangan sampah yang terorganisir dengan

baik akan membuat lingkungan tempat tinggal di sekitar menjadi terlihat

rapi. Namun sebagian banyak tempat pembuangan sampah kurang

terorganisir dengan baik, penumpukan sampah di TPS semakin

menggunung, sampah yang belum diolah sehingga belum terpilah sesuai

bahannya, hingga aroma sampah yang membuat resah masyarakat sekitar.

Tempat pembuangan sampah yang belum ideal ini juga memberikan

dampak yang buruk untuk kesehatan masyarakat, baik masyarakat yang

menetap di sekitar TPS dan masyarakat yang melewati TPS. Salah satunya

dapat dilihat di TPS Sukmajaya yang berada tepat di depan Perumahan

Griya Lembah Depok, TPS ini sangat membuat masyarakat geram karena

aroma bau yang tersebar sampai ke area perumahan.

Namun bukan hanya permasalahan pada tempat pembuangan sampah

atau TPS saja yang menjadi masalah utama, kurangnya kesadaran

masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya juga merupakan

masalah. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah dengan

praktis di jalan, bahkan di depan rumah sampah masih berserakan.

Kesadaran akan kebersihan harus dibangun dari diri sendiri. Seperti yang

terjadi pada masyarakat di Perumahan Griya Lembah Depok, sebelum

terbentuknya Bank Sampah, mereka masih buang sampah sembarangan,

1 Depok Hadapi Masalah Sampah Serius, diakses pada 04 September 2014 pukul 21:22

WIB melalui m.republika.co.id/berita/shortlink/31678.

3

tempat sampah yang terdapat di depan rumah masing-masing juga terlihat

kurang terawat sehingga pemandangan di area perumahan tampak kurang

nyaman.

Kesadaran masyarakat yang kurang untuk buang sampah pada

tempatnya akan berakibat pada kurangnya partisipasi masyarakat untuk

menjaga lingkungan. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk mengikuti

kegiatan bersama membersihkan lingkungan membuat sampah-sampah

yang ada belum ditangani dengan baik.

Dari permasalahan-permasalahan yang terjadi terdapat salah satu

upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mendaur ulang sampah.

Kegiatan daur ulang sampah ini melibatkan seluruh anggota masyarakat

dan kerjasama antara masyarakat sekitar, sehingga masyarakat dapat

diberdayakan dengan baik. Program pemberdayaan melalui daur ulang

sampah ini menjadi sangat penting dan strategis sebagai upaya

meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mengolah dan memanfaatkan

sampah, terutama sampah rumah tangga. Program daur ulang sampah ini

dapat dilakukan dalam ruang lingkup kecil seperti kawasan perumahan

warga, jika program itu telah berhasil maka tidak menutup kemungkinan

perumahan-perumahan warga lain pun juga akan mengikuti langkah-

langkah daur ulang tersebut, karena mereka pun menginginkan kebersihan

dan keindahan, sehingga sedikit demi sedikit permasalahan sampah akan

teratasi.

Pemanfaatan sampah belakangan ini sudah banyak dilakukan oleh

berbagai kelompok warga yang dibantu oleh pemerintah agar sampah yang

menjadi masalah masyarakat di daerah perkotaan dapat diminimalisir

sehingga barang-barang yang tadinya tidak memiliki nilai menjadi barang

yang bermanfaat dan bernilai jual bagi masyarakat.

Program pemberdayaan melalui daur ulang sampah ini menjadi sangat

penting dan strategis sebagai upaya pembangunan lingkungan berbasis

masyarakat, yaitu mengupayakan peran serta atau partisipasi masyarakat.

Langkah ini bukan hanya dilakukan untuk mengurangi penumpukan

4

sampah saja, namun juga untuk memberdayakan masyarakat agar peduli

terhadap lingkungan. Pemberdayaan masyarakat ini dapat menangani

penumpukan sampah sangat beragam, seperti mengolah cangkang telur

menjadi sebuah lukisan, sampah plastik menjadi kerajinan tangan, hingga

limbah kotoran hewan menjadi biogas.

Dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang sekelompok warga yang peduli terhadap masalah lingkungan

berupa sampah yang terjadi di Perumahan Griya Lembah Depok,

Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Sekelompok warga tersebut

memberdayakan sampah menjadi barang-barang yang bernilai jual tinggi.

Sampah-sampah yang mereka olah itu didapatkan dari rumah mereka

sendiri dan rumah warga lain yang dikumpulkan dalam satu tempat yang

mereka beri nama “Bank Sampah Poklili (kelompok peduli lingkungan)”.

Kegiatan pengelolaan sampah dilingkungan Griya Lembah Depok

bermula dari adanya kegiatan di RT 003 RW 004 dalam rangka untuk

mengurangi volume sampah dilingkungan RT pada awal tahun 2008.

Kegiatan yang dilakukan beraneka ragam, awalnya bank sampah poklili

mengolah sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos, sejalan dengan

kegiatan tersebut bank sampah poklili juga mengadakan kegiatan

mengolah sampah kering (anorganik) menjadi produk kerajinan yang

bermanfaat dan bernilai jual. Tentu hal ini sangat positif karena bank

sampah mengajak masyarakat agar lebih peka terhadap permasalahan yang

mereka alami bersama. Lembaga ini tidak hanya mengolah sampah secara

kreatif di Bank Sampah mereka saja, tetapi juga mengadakan workshop

ke daerah-daerah lain dan ikut mengajak masyarakat tersebut untuk peduli

terhadap lingkungan.

Sesuai dengan namanya, fungsi “Bank Sampah” disini hampir sama

dengan bank pada umumnya, suatu bank memiliki nasabah untuk

berinvestasi, di Bank Sampah nasabahnya adalah para warga. Warga yang

ikut bergabung di dalam naungan bank sampah ini menabungkan sampah-

sampah mereka, lalu sampah-sampah tersebut diolah secara kreatif atas

5

ide-ide dan pemikiran kreatif para warga untuk dijadikan menjadi sebuah

produk yang bermanfaat dan juga bernilai jual.

Dengan memperhatikan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji

lebih mendalam mengenai pemberdayaan masyarakat di Perumahan Griya

Lembah Depok dalam kegiatan daur ulang sampah plastik. Berdasarkan

uraian di atas, peneliti mengkaji permasalahan tersebut untuk dijadikan

sebuah penelitian dengan judul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus Pada Komunitas Bank

Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya

Kota Depok).”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis buat, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Penumpukan sampah yang terjadi di daerah perkotaan

2. Tempat pembuangan sampah (TPS) yang mengancam kesehatan

lingkungan sekitar

3. Kesadaran masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya masih

kurang

4. Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi

masalah sebagai berikut:

1. Kesadaran masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya masih

kurang

2. Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan

Terkait dengan dua masalah tersebut diatas, peneliti ingin melakukan

penelitian tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur

6

Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus Pada Komunitas Bank Sampah Poklili

Perumahan Griya Lembah Depok, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan di atas, maka perlu

adanya penyusunan suatu perumusan masalah dalam penelitian ini. Dalam

penelitian ini terdapat pertanyaan dasar yaitu bagaimana pemberdayaan

masyarakat dalam kegiatan daur ulang sampah plastik (studi kasus pada

komunitas Bank Sampah POKLILI Perumahan Griya Lembah Depok

Kecamatan Sukmajaya Kota Depok.

Dari pertanyaan dasar tersebut terdapat rumusan masalah, yakni

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses pemberdayaan masyarakat Perumahan Griya

Lembah Depok melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di Bank

Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok?

2. Bagaimanakah manfaat yang dirasakan oleh masyarakat Perumahan

Griya Lembah Depok setelah dilakukan kegiatan daur ulang sampah

plastik di Bank Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pembaca untuk mengetahui pemanfaatan sampah plastik sebagai upaya

kreativitas dalam masyarakat. Secara khusus penelitian ini bertujuan

untuk:

a. Untuk mengetahui proses pemberdayaan masyarakat Perumahan

Griya Lembah Depok melalui kegiatan daur ulang sampah plastik

di Bank Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok.

b. Untuk mengatahui manfaat yang dirasakan oleh masyarakat

Perumahan Griya Lembah Depok setelah dilakukan kegiatan daur

7

ulang sampah plastik di Bank Sampah Poklili Perumahan Griya

Lembah Depok.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Praktis

1) Untuk bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.

2) Untuk bahan evaluasi bagi Bank Sampah Poklili di Perumahan

Griya Lembah Depok, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok

dalam melaksanakan program selanjutnya.

3) Untuk masyarakat penelitian ini memberikan sumbangan

pengetahuan tentang pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan

daur ulang sampah plastik serta memberikan penyadaran akan

pentingnya peran mereka dalam menyukseskan kegiatan ini.

b. Kegunaan Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan bagi pemberdayaan ilmu sosial terutama pada

jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, tentang

pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan daur ulang sampah

plastik.

2) Sebagai tambahan materi pembelajaran pada bab perubahan

lingkungan dan daur ulang limbah di kelas X.

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu

empowerment, yang secara harfiah berarti pemberkuasaan.

Pemberkuasaan itu sendiri dapat dipahami sebagai upaya memberikan

atau meningkatkan kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah atau

kurang beruntung (disadventaged). Pemberdayaan merupakan upaya

untuk membangun eksistensi seseorang dalam kehidupannya dengan

memberi dorongan agar memiliki kemampuan/keberdayaan.2

Pemahaman pemberdayaan ini adalah sebagai cara untuk

memberikan kekuatan kepada masyarakat yang mengalami situasi

ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan dimaksudkan bukan hanya dari

segi ekonomi saja, tapi juga ketidakberdayaan dalam menciptakan ide-

ide kreatif, ketidakberdayaan dalam hubungan sosial, dan

ketidakberdayaan dalam segi ekologi.

Shardlow melihat bahwa berbagai pengertian mengenai

pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok

ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan

mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai keinginan

mereka.

Sementara itu, Ife melihat pemberdayaan secara ringkas sebagai

upaya untuk meningkatkan daya (power) dari kelompok yang kurang

beruntung (disadvantaged).3

Seperti yang telah Shardlow dan Ife kemukakan, pemberdayaan

pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan kemampuan menuju

2 Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 232. 3 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai

Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), cet. 2, h.206.

9

kemandirian, pemberdayaan menekankan pada pentingnya masyarakat

untuk mengorganisir diri mereka sendiri secara mandiri untuk

meningkatkan kemampuan.

Lebih lanjut Ife berpendapat bahwa “pemberdayaan adalah upaya

menyediakan sumber daya, peluang, pengetahuan, dan keterampilan

bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk

menentukan masa depan mereka sendiri dan untuk mengambil bagian

dan mempengaruhi kehidupan masyarakat”.4

Masyarakat yang dimaksud disini bukan berarti tidak memiliki

potensi dan pengetahuan, namun masyarakat belum memiliki

kemampuan, pengetahuan, peluang dan keterampilan untuk mengelola

potensi yang ada. mereka belum mengetahui potensi-potensi yang ada

disekitar mereka atau belum mengetahui potensi-potensi yang ada pada

diri mereka sendiri.

2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai tujuan

maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin

dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya,

memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik,

ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi

dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas

kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali

digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai

sebuah proses.5

Pemberdayaan bertujuan juga untuk meningkatkan kekuasaan

orang-orang yang lemah atau tidak beruntung. Pemberdayaan

masyarakat disebut sebagai tujuan, yakni pemberdayaan menunjuk

4 Salam, op. cit., h. 233

5 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Refika

Aditama, 2005), h.60.

10

pada keadaan yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

baik fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri,

mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan

tugas-tugas kehidupannya.6

Seperti yang telah dijelaskan di atas, tujuan dari pemberdayaan

masyarakat adalah untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang lemah

atau tidak beruntung. Penulis mengartikan orang-orang yang lemah

dan tidak beruntung ini bukan hanya dilihat dari perekonomiannya saja

tapi lemah dan tidak beruntung dapat dilihat dari berbagai ragam,

seperti lemah dan tidak beruntung dalam kreativitas, lemah dan tidak

beruntung dalam segi sosial, dan lemah dan tidak beruntung dalam

ilmu. Dalam hal ini masyarakat harus difasilitasi agar memiliki

kekuasaan atau mempunyai keilmuan yang bisa memberdayakan

dirinya baik yang bersifat fisik, sosial, dan ekonomi.

Kristiadi melihat bahwa ujung dari pemberdayaan masyarakat

harus membuat masyarakat menjadi swadiri, swadana, dan

swasembada.

a. Swadiri : yaitu mampu mengurusi dirinya sendiri.

b. Swadana : yaitu mampu membiayai keperluan sendiri

c. Swasembada : yaitu mampu memenuhi kebutuhannya sendiri

secara berkelanjutan. 7

Sebuah masyarakat yang telah menjalankan kegiatan

pemberdayaan haruslah memiliki tujuan yang signifikan, masyarakat

sudah harus bisa mengurusi dirinya sendiri dan tidak selalu

bergantung kepada orang lain, mampu membiayai dirinya sendiri

sehingga masyarakat bisa terus menerus terampil dalam kegiatan

pemberdayaan, dan terakhir masyarakat mampu memenuhi

kebutuhannya sendiri secara berkelanjutan.

6 Ibid., h. 60.

7 Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwidjowijoto, Manajemen Pemberdayaan,

(Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007), h. 117.

11

3. Proses Pemberdayaan Masyarakat

Sebagai suatu proses, pemberdayaan merupakan proses yang

berkesinambungan sepanjang hidup seseorang (on going) dan

sepanjang komunitas itu masih ingin melakukan perubahan dan

perbaikan, dan tidak hanya terpaku pada suatu program saja. Sebagai

suatu program, pemberdayaan dilihat dari tapahan-tahapan kegiatan

guna mencapai suatu tujuan, yang biasanya sudah ditentukan jangka

waktunya.8

Tahapan pemberdayaan merupakan salah satu langkah dimana

lembaga melakukan kegiatan pemberdayaan terhadap komunitas atau

masyarakat disekitarnya. Tahapan pemberdayaan masyarakat seperti

yang diungkapkan oleh Nana Mintarti yaitu:

a. Penyadaran

Dimana kegiatan penyadaran yang dilakukan meliputi

proses pengenalan potensi diri dan lingkungan serta membantu

komunitas untuk merefleksikan dan memproyeksikan keadaan

dirinya, baik dalam berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan

domistik maupun kekuatan global dalam bentuk informasi,

teknologi, modal sosial, budaya dan peluang politik.

b. Pengorganisasian

Tahapan ini merupakan tahapan dimana suatu organisasi

dan kelembagaan harus berawal dari prakasa masyarakat

secara sukarela serta diadakannya suatu penguatan organisasi.

c. Kaderisasi

Suatu tahapan dimana suatu organisasi mempersiapkan

kader-kader pengembangan keswadayaan lokal yang akan

mengambil alih tugas pendampingan setelah program berakhir.

Kader-kader dipillih secara partisipatif oleh masyarakat.

8 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan

Sosial, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2002), h. 172-171.

12

d. Dukungan Teknis

Dukungan teknis ini diberikan pada proses produksi yang

mencakup dukungan untuk memperbaiki proses atau teknologi

yang sedang digunakan.

e. Pengelolaan Sistem

Tahapan dimana organisasi membantu kliennya dalam

upaya memperlancar upaya masyarakat memperoleh

kebutuhan, baik secara individu maupun kelompok.9

Tahapan pemberdayaan ini akan berjalan dengan baik bila adanya

dukungan dari pihak-pihak internal dan eksternal seperti dukungan

dari para anggota bank sampah POKLILI, masyarakat disekitar

perumahan Griya Lembah Depok, pihak RT dan RW, pihak kelurahan

hingga pemerintah kota Depok. Karena untuk menciptakan

masyarakat yang terbedaya membutuhkan dukungan dari semua

pihak.

4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Upaya pemberdayaan masyarakat merupakan tuntutan utama

pembangunan, ini terkait dengan teori sumber daya manusia yang

memandang mutu penduduk sebagai kunci utama pembangunan.10

Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan

melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting):

mikro, mezzo, dan makro.

a. Aras Mikro

Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu

melalui bimbingan, konseling, stress management crisis

9 Siti Habibah, “Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Wirausaha Daur Ulang

Sampah Kering di Kelurahan Pasar Minggu”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Jakarta, 2009, h.18-19, tidak dipublikasikan. 10

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Mamberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Refika

Aditama, 2005) h. 66.

13

intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau

melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya.

Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat

pada tugas.

Pemberdayaan dalam aras mikro ini lebih kepada

membimbing dan melatih masyarakat untuk menjalankan

tugas-tugas kehidupan. Dalam pemberdayaan masyarakat

melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di bank sampah

poklili ini bertujuan juga untuk membimbing dan melatih

masyarakat agar dapat melakukan tugas-tugas daur ulang

secara mandiri.

b. Aras Mezzo

Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.

Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok

sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika

kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam

meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan

sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan

permasalahan yang dihadapinya.

Dalam aras mezzo ini, pemberdayaan masyarakat juga

dilakukan dengan mengadakan seminar-seminar pelatihan dan

pendidikan di luar bank sampah poklili. Seminar pelatihan dan

pendidikan bertujuan agar masyarakat bisa lebih peduli

terhadap lingkungan terutama sampah. Selain meningkatkan

rasa kepedulian terhadap lingkungan, masyarakat juga dapat

memberdayakan diri sendiri dan bahkan juga masyarakat

sekitar untuk meningkatkan kreativitas dan perekonomian

keluarga.

c. Aras Makro

Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar,

karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan

14

yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial,

kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,

manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan

ini. Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang

memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka

sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang

tepat untuk bertindak.11

Menurut penulis melalui pendekatan tiga model pemberdayaan ini

diharapkan agar masyarakat dapat berdayakan diri sendiri untuk

memenuhi kebutuhan sesuai rencana dan langkah yang sudah

direncanakan.

B. Daur Ulang Sampah Plastik

1. Pengertian Daur Ulang

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi

volume sampah, empat (4R) prinsip yang dapat digunakan dalam

menangani masalah sampah antara lain sebagai berikut:

a. Reduce (mengurangi), yakni upayakan meminimalisi barang atau

material yang kita pergunakan.

b. Reuse (menggunakan kembali), yakni pilihlah barang yang bisa

dipakai kembali, hindari pemakaian barang yang sekali pakai

(disposable).

c. Recycle (mendaur ulang), yaitu barang yang sudah tidak berguna

lagi bisa didaur ulang sehingga bermanfaat serta memiliki nilai

tambah. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini

sudah banyak industri formal dan industri rumah tangga yang

memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat dan

memiliki nilai ekonomis.

11

Ibid., h. 67.

15

d. Replace (mengganti), yakni mengganti barang-barang yang hanya

bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Selain

itu menggunakan barang-barang yang lebih ramah lingkungan,

misalnya mengganti kantong keresek dengan keranjang bila

berbelanja, dan menghindari penggunaan styrofoam karena kedua

bahan ini tidak bisa terdegradasi secara alami.12

Pada penelitian ini, penulis membahas mengenai Recycle atau

mendaur ulang. Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu

bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya

sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna,

mengurangi bahan baju yang baru, mengurangi penggunaan energi,

mengurang polusi, kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca jika

dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat

yang terdiri atas kegiatan pemisahan, pengumpulan, pemrosesan,

pendistribusian, dan pembuatan produk atau material bekas pakai dan

komponen utama dalam menajemen sampah modern.13

Sampah padat dapat di daur ulang dengan cara memisahkan,

mengumpulkan, memproses, mendistribusi dan membuatnya menjadi

barang-barang yang dapat digunakan kembali. Sampah padat juga

menjadi bahan utama dalam proses daur ulang.

Sampah dapat mencemari lingkungan dan mambahayakan

kesehatan. Sampah juga menyebabkan timbulnya banjir. Akan tetapi,

melalui daur ulang, sampah dapat diolah lagi menjadi barang yang

berguna. Daur ulang sampah adalah proses pengolahan kembali

barang-barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna.14

12

Arif Zulkifli, Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan, (Jakarta: Salemba Teknika, 2014), h. 106. 13

A. Guruh Permadi, Menyulap Sampah Jadi Rupiah, (Surabaya: Mumtaz Media, 2011),

h.35. 14

Trim Sutidja, Daur Ulang Sampah, (Bumi Aksara, 2001), cet-2, h. 38.

16

Pendaurulangan sampah di masyarakat dapat dilakukan dalam

beberapa cara, antara lain pendaurulangan sampah secara manual dan

pendaurulangan dilakukan oleh pabrik. Sampah yang didaur ulang

secara manual biasanya berasal dari benda-benda, misalnya plastik,

kertas, karton, besi, tembaga, tulang, kaca, dan lain sebagainya.

Pendaurulangan yang dilakukan oleh pabrik juga memerlukan bahan

baku yang berasal dari plastik, kaca, besi, kertas, tembaga, tulang,

tergantung dari hasil produksi dari pabrik yang bersangkutan.15

Sampah memiliki jenis yang bermacam-macam, pengolahan

terhadap sampah juga bervariasi tergantung dari jenis sampah tersebut.

Pengolahan sampah dapat dilakukan secara manual dengan diolah

langsung oleh manusia, dan juga dapat diolah oleh pabrik. Sampah

yang diolah secara manual biasanya berbentuk kreasi dan produk yang

diolah dengan ide-ide kreatif. Sampah yang diolah oleh pabrik

biasanya akan menjadi produk yang sama seperti barang yang telah di

daur ulang sebelumnya.

2. Teknologi daur ulang sampah

Dalam usaha mengelola limbah atau sampah secara baik, ada

beberapa pendekatan teknologi, diantaranya penanganan pendahuluan.

Penanganan pendahuluan umumnya dilakukan untuk memperoleh hasil

pengolahan atau daur ulang yang lebih baik dan memudahkan

penanganan yang akan dilakukan. Penanganan pendahuluan yang

umum dilakukan saat ini adalah pengelompokan limbah sesuai

jenisnya, pengurangan volume dan pengurangan ukuran.16

Usaha penanganan pendahuluan ini dilakukan dengan tujuan

memudahkan dan mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya,

15

Achmad Serudji Hadi, “Daur Ulang Barang Bekas sebagai Penopang Sumber

Kehidupan”, Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu

Hukum, Jakarta, 2001, h. 28-29. 16

Enri Damanhuri dan Tri Padmi, Teknologi Pengelolaan Sampah, (Bandung: Penerbit

ITB), h.55.

17

termasuk upaya daur ulang. Dalam pengelolaan sampah, upaya daur

ulang akan berhasil baik bila dilakukan pemilahan dan pemisahan

komponen sampah mulai dari sumber sampi ke proses akhirnya.

Upaya pemilahan sangat dianjurkan dan hendaknya diprioritaskan

sehingga termasuk yang paling penting didahulukan. Persoalannya

adalah bagaimana meningkatkan keterlibatan masyarakat. Pemilahan

yang dianjurkan adalah pola pemilahan yang dilakukan mulai dari

level sumber atau sifat awal yaitu belum tercampur atau

terkontaminasi dengan sampah lainnya.17

3. Manfaat Daur Ulang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , manfaat adalah

guna, faedah, laba, untung. Arti memanfaatkan adalah „menjadikan ada

manfaatnya‟, sedangkan pemanfaatan adalah „proses, cara, perbuatan

memanfaatkan‟.18

Dengan daur ulang, sampah dapur dan sampah pasar dapat diolah

menjadi pupuk. Sampah plastik dapat dilebur dan dicetak ulang

menjadi alat-alat rumah tangga. Sampah kayu dapat dipakai sebagai

bahan untuk membuat kerajinan tangan. Sampah kayu juga dapat

digunakan sebagai bahan bakar. Sampah logam atau besi dapat didaur

ulang menjadi alat-alat pertanian dan pertukangan.19

Sudah pasti daur ulang sampah sangat banyak manfaatnya, karena

dengan daur ulang sampah-sampah yang ada di lingkungan dapat

diminimalisir. Sampah terdiri dari berbagai macam jenis, dan dapat

dimanfaatkan kembali sehingga sampah barang-barang yang tadinya

hanya sampah dapat berubah menjadi barang berguna.

Pendaurulangan sampah sudah mempunyai nilai ekonomi yang

cukup tinggi di negara-negara maju. Banyak berdiri pabrik-pabrik

pendaurulangan sampah, mereka menjadikan sampah tersebut sebagai

17

Ibid, h.55. 18

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, versi 1.3 19

Trim Sutidja, Daur Ulang Sampah, (Bumi Aksara, 2001), cet. 2, h. 38.

18

bahan baku atas produk benda-benda tertentu, hal ini jelas

meningkatkan nilai ekonomi dari benda yang bersangkutan.

Pengelolaan sampah yang baik memberikan dua manfaat penting

yaitu:

a. Mengurangi pencemaran lingkungan

b. Pemanfaatan sampah dapat meningkatkan nilai ekonomi atas

benda yang bersangkutan, sehingga menguntungkan

masyarakat tertentu yang mengelolanya.20

4. Pengertian Sampah Plastik

Sampah adalah suatu bahan atau benda yang bersifat padat, yang

sudah tidak dipakai lagi, atau harus dibuang, sebagai hasil dari

aktivitas manusia, yang bukan biologis, belum memiliki nilai

ekonomis dan bersifat padat (solid waste).21

Plastik merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari

bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah

dari plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk

menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurrang lebih 80

tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna.22

Sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah rumah tangga

yang punya peran besar dalam perusakan lingkungan. Sampah plastik

yang kita buang akhirnya akan menumpuk di tempat pembuangan

sampah atau terkubur di dalam tanah. Akibatnya struktur dan

20

Achmad Serudji Hadi, “Daur Ulang Barang Bekas sebagai Penopang Sumber

Kehidupan”, Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu

Hukum, Jakarta, 2001, h. 64. 21

Misbahul Ulum, dkk, “Pengertian Sampah”, dalam suisyanto (ed), “Model-Model

Kesejahteraan Sosial Islam”, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

bekerjasama dengan IISEP-CIDA, 2007), cet. 1, h. 170. 22

A. Guruh Permadi, Menyulap Sampah Jadi Rupiah, (Surabaya: Mumtaz Media, 2011),

h.32.

19

kesuburan tanah akan terganggu, apalagi kalau sampai mencemari

aliran sungai.23

Menurut Buntoro, “perkembangan industri plastik di Indonesia

dimulai sekitar tahun 1963. Perkembangan ini disebabkan oleh

kegunaan plastik yang sangat luas, baik untuk rumah tangga maupun

untuk industri dan alat-alat lainnya”.24

5. Karakteristik Sampah Plastik

Plastik yang dalam bahasa ilmiahnya disebut sebagai polimer

banyak dikenal sebagai material sintetik atau bahan kimia yang

memiliki karakteristik yang khas. Karakteristik plastik dianggap khas

karena selain bisa menjadi menjadi substansi bagi meterial lain, plastik

juga mempunyai karakter tersendiri sebagai material alternatif selain

material yang sudah ada.

Polimer adalah material yang molekul-molekulnya berupa

pengulangan atau gabungan iktan-ikatan kovalen pertikelnya yang

lebih kecil.25

Berdasarkan strukturnya polimer diklasifikasikan menjadi tiga

kategori, yaitu:

a) Platik, yaitu polimer yang strukturnya permanen

b) Elastomer, yaitu polimer yang strukturnya elastis

c) Fibre, yaitu polimer yang strukturnya berupa serat

Dari klasifikasi di atas, dapat diketahui bahwa material plastik

adalah salah satu jenis polimer yang strukturnya permanen atau dengan

kata lain bahwa istilah material platik merupakan sebuah istilah

spesifik dan berbagai macam jenis polimer.26

23

Mien R. Uno dan Siti Gretiani, Buku Pintar Etiket Hijau, (Jakarta: PT. Gramedia,

2011), h.34. 24

Etrizal Suar, “Pengaruh Sampah Plastik Terhadap Pengelolaan Lingkungan Hidup di

DKI Jakarta”, Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu

Hukum, Jakarta, 1996, h. 51. 25

Karakteristik sampah plastik, diakses pada 02 Oktober 2014 pukul 21:42 WIB melalui

http://jujubandung.wordpress.com. 26

Ibid

20

6. Daur Ulang Sampah Plastik

Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya

dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar

suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain

limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, peellet,

serbuk, pecahan) limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta

diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut,

sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana,

yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat

seperti besi dan sebagainya.27

Daur ulang sampah yang dilakukan oleh industri/pabrik yaitu

melalui pemisahan limbah plastik, pemotongan limbah plastik,

pencucian limbah plastik yang telah dipotong sebelumnya, dan

menghilangkan zat-zat berbahaya pada plastik setelah limbah plastik

dipotong. Selain daur ulang yang dilakukan oleh industri atau pabrik,

daur ulang sampah plastik juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan

kembali barang-barang dari limbah plastik.

Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-

barang platik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah

plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi menjadi barang semula

walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru

untuk meningkatkan kualitas.28

7. Produk Daur Ulang Sampah Plastik

Pemakaian barang-barang dari bahan plastik sekarang ini

sangatlah luas. Plastik digunakan sebagai pengganti daun dan kertas.

Plastik dipakai untuk pembungkus, alat rumah tangga, alat tulis,

perlengkapan kendaraan bermotor, bahkan juga sebagai bahan

bangunan.

27

A. Guruh Permadi, Menyulap Sampah Jadi Rupiah, (Surabaya: Mumtaz Media, 2011),

h.34. 28

Ibid

21

Sampah plastik akan terus mengotori lingkungan hidup karena

sifatnya yang tidak mudah hancur. Akan tetapi, sampah plastik masih

bisa didaur ulang. Plastik-plastik itu dibawa ke pabrik untuk dilebur

dan diolah kembali menjadi barang yang berguna. Hasil daur ulang

plastik contohnya kantong plastik, mainan anak-anak, alat rumah

tangga, dan perlengkapan-perlengkapan lainnya.29

Sampah sebagai sumber bahan untuk dimanfaatkan adalah apabila

digunakan kembali atau di daur ulang (recycling), antara lain dengan

melakukam pengolahan kembali (reused) dengan hasil yang sama,

berubahnya fungsi menjadi benda baru yangberbeda dengan fungsi

semula, atau menjadi bahan mentah atau bahan baku suatu produk

tertentu dengan mengalami pengolahan kembali (recuperated

material).

Sampah yang dapat dimanfaatkan bergantung dari jenis sampah

tersebut. Jenis sampah (limbah padat) yang dapat dimanfaatkan

kembali tersebut adalah plastik, kertas, kain, besi, gelas, tembaga,

kaleng, alumunium, tulang, dan lain sebagainya.30

C. Komunitas Bank Sampah

1. Pengertian Komunitas Bank Sampah

Bank sampah adalah sebuah yayasan yang awalnya dibina di

daerah Yogyakarta, dan kini sudah diadopsi di kota-kota seluruh

Indonesia.31

Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian

masyarakat agar dapat „berkawan‟ dengan sampah untuk mendapatkan

manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat

berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 4R

29

Trim Sutidja, Daur Ulang Sampah, (Bumi Aksara, 2001), cet. 2, h. 50. 30

Achmad Serudji Hadi, “Daur Ulang Barang Bekas sebagai Penopang Sumber

Kehidupan”, Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu

Hukum, Jakarta, 2001, h. 27. 31

Bambang Wintoko, Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah, (Yogyakarta: Pustaka

Baru Press) cet-1, h. 58.

22

sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi,

namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau, dan sehat.

Bank sampah juga dapat dijadikan solusi untuk mencapai

pemukiman yang bersih dan nyaman bagi warganya. Dengan pola ini

maka warga selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga

mendapatkan tambahan pemasukan dari sampah-sampah yang mereka

kumpulkan.32

Dalam penelitian ini peneliti akan mengadakan penelitian di bank

sampah yang terdapat di kota Depok, tepatnya di Perumahan Griya

Lembah Depok Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya. Bank

sampah ini dikenal dengan nama Bank Sampah Poklili (Kelompok

Peduli Lingkungan). Kegiatan utama dalam bank sampah adalah daur

ulang sampah, baik sampah kertas, plastik, rumah tangga, logam.

Namun sebagian besar kegiatan disini adalah daur ulang sampah

plastik, karena volume sampah plastik sangat besar. Bank sampah ini

juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk ikut berpartisipasi

dalam kegiatan daur ulang sampah plastik.

2. Manfaat dan Tujuan Komunitas Bank Sampah

Tujuan didirikannya bank sampah tentu saja menerima

penyimpanan sampah masyarakat sekitar, dan menjadikan sampah

tersebut uang. Jumlah sampah yang masuk dengan uang yang diterima

tentu akan berbeda jauh. Kalau sampah yang masuk banyak, jangan

harap uang yang masuk sebanyak sampah yang disetorkan.

Bank sampah bertujuan menjaga lingkungan, sisanya agar

masyarakat mampu memberdayakan barang bekas menjadi sesuatu

yang bisa dijadikan uang. Kinerjanya lebih pada sampah di sekitar

masyarakat dipilah-pilah, lantas ditimbang.33

32

Ibid, h. 69. 33

Ibid., h. 59.

23

Tujuan didirikannya bank sampah adalah untuk mengubah barang

bekas menjadi barang yang berguna dan menghasilkan uang. Namun

tidak hanya sekedar itu saja, adanya bank sampah juga untuk menjaga

lingkungan agar lebih bersih, rapi, dan indah. Bank sampah tidak

hanya mengubah sampah menjadi uang saja, namun lebih jauh dari itu

bank sampah memberdayakan mayarakat agar lebih mandiri dan dapat

mengembangkan ide dan kreativitas dalam mengolah dan mendaur

ulang sampah.

3. Peran Bank Sampah dalam Kehidupan Masyarakat

Bank sampah ini fungsinya bukan melulu menumpuk sampah,

namun bank ini menyalurkan sampah yang didapat sesuai dengan

kebutuhan. 34

Peran bank sampah dalam kehidupan masyarakat memiliki misi

misi tertentu, yaitu mengelola sampah hingga memiliki nilai ekonomi

tinggi, mendirikan bank sampah melalui kemitraan yang sinergi dan

menguntungkan, melahirkan pengusaha Indonesia baru bidang

lingkungan, menghidupkan kembali PKK dilingkungan sekitar, dan

menyediakan wadah kreativitas untuk masyarakat sekitar.35

Bank sampah sangat berperan penting dalam kehidupan

masyarakat, bank sampah juga memberikan pelatihan dan pengajaran

kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa melakukan kegiatan daur

ulang dan bahkan bisa mendirikan bank sampah di lingkungan tempat

tinggalnya, sehingga keberadaan bank sampah semakin banyak dan

bisa megelola lingkungan dengan baik secara mandiri.

D. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat sering kali dianggap sebagai bagian yang tidak

terlepas dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu,

34

Ibid., h. 60. 35

Ibid., h. 65.

24

Mikkelsen mengutip dari Chambers melihat partisipasi digunakan untuk

menggambarkan proses pemberdayaan (empowering process).

Dalam hal ini partisipasi dimaknai sebagai suatu proses yang

memampukan masyarakat lokal untuk melakukan analisis masalah

mereka, memikirkan bagaimana cara mengatasinya, mendapatkan rasa

percaya diri untuk mengatasi masalah, engambil keputusan sendiri tentang

alternatif pemecahan masalah apa yang ingin mereka pilih.36

Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses

pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan

dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani

masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan ketelibatan

masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.37

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Maka setelah peneliti berusaha membaca, mempelajari, dan mengkaji

tentang hasil karya ilmiah sebelumya maka peneliti mengacu kepada karya

ilmiah yang ditulis oleh:

1. Bunga Nur Mawaddah Nasution, dengan judul skripsi “Pemberdayaan

Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bukit

Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan”. Skripsi

mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakata (2013). Penelitian

ini mengkaji mengenai pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di

bank sampah melati bersih BPI, kegiatan-kegiatan yang dilakukan

adalah untuk mengelola sampah dari sampah anorganik menjadi

barang yang bernilai. Bank sampah melati bersih telah berhasil

membangun kepercayaan potensi dan kreativitas warga Bukit

Pamulang Indah. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama

membahas pemberdayaan masyarakat dan mengolah sampah dengan

36

Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai

Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali, 2008), cet-2, h.106-108. 37

Ibid, h. 111.

25

mendaur ulang sampah menjadi barang yang bernilai jual.

Perbedaannya adalah pada tempat penelitian dan pengolahan yang

berbeda.

2. Arif Nurmuhamad, dengan judul artikel jurnal ilmiah “Merubah

Sampah Menjadi Uang”. Artikel jurnal ilmiah mahasiswa Fakultas

Ilmu Pendidikan, Jurusan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri

Semarang (2013). Penelitian ini mengkaji mengenai sampah yang

dimanfaatkan untuk didaur ulang dan dibuat sebagai kerajinan dan

produk baru, serta dapat dijual dan menambah pendapatan. Persamaan

penelitian ini adalah sama-sama meneliti bagaimana sampah didaur

ulang dan merubahnya menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai

jual. Perbedaannya adalah pada fokus penelitian mengenai jenis

sampah yang diolah dan tempat penelitian yang berbeda.

3. Faizah, dengan judul tesis “Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Berbasis Masyarakat (Studi Kasus di Kota Yogyakarta)”. Tesis

mahasiswa Program magister ilmu lingkungan, program studi ilmu

lingkungan, Universitas Diponegoro (2008). Penelitian ini mengkaji

pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan prinsip 3R (Reduce,

Recycle, Reuse) melalui proses pemilahan sampah. Persamaan

penelitian ini adalah sama-sama meneliti bagaimana mengelola

sampah dengan prinsip Reduce, Recycle, dan Reuse. Perbedaannya

adalah pada fokus penelitian mengenai jenis sampah yang diolah dan

tempat penelitian yang berbeda.

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Bank Sampah POKLILI

Perumahan Griya Lembah Depok Blok B1 RT 003 RW 024 Nomor 5,

Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Jawa Barat

dan memiliki titik koordinat S 6o 23.8213‟ dan E 106

o 50.2357‟.

Gambar 3.1

Peta Lokasi Penelitian38

Sumber: mediacenterkpudepok

38

Peta Kota Depok, diakses pada 04 September 2014 pukul 21:30 WIB melalui

mediacenterkpudepok.blogspot.com

27

Lokasi ini dipilih peneliti sebagai lokasi penelitian karena bank

sampah poklili perumahan griya lembah depok ini telah berhasil

mengajak hampir semua warga yang tinggal di perumahan ini untuk

lebih peduli terhadap lingkungan, serta mengumpulkan berbagai

sampah untuk diolah atau didaur ulang menjadi barang yang dapat

digunakan kembali.

Bank sampah pokllili ini juga telah memberikan berbagai manfaat

untuk para nasabahnya, namun seiring berjalannya waktu sebagian

besar para nasabah mendaur ulang sampah plastik secara individu dan

tidak lagi di tuntun oleh bank sampah. Hal ini membuat para nasabah

harus lebih mandiri dan memberdayakan kreativitas mereka masing-

masing.

2. Waktu Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari

perencanaan penyusunan proposal skripsi, pendalaman pustaka,

membuat rancangan penelitian, observasi awal ke tempat penelitian,

penyusunan instrumen penelitian, pengumpulan data penelitian, dan

pengolahan dan analisis data penelitian. Rentang waktu yang

dibutuhkan secara keseluruhan selama 7 (tujuh) bulan, mulai pada

ulan Desember dan berlanjut pada bulan Juni sampai November 2014.

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

No Kegiatan Bulan

Des Jun Jul Ag Sep Okt Nov

1 Penyusunan

proposal skripsi

2 Pendalaman

pustaka

28

3

Membuat

rancangan

penelitian

4 Observasi awal ke

tempat penelitian

5

Penyusunan

instrumen

penelitian

6 Pengumpulan data

penelitian

7

Pengolahan dan

analisis data

penelitian

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif

deskriptif. Peneliti menggunakan metode ini untuk menggambarkan atau

memaparkan suatu keadaan dan untuk membedah suatu fenomena yang

ada di lapangan.

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan

secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.39

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, secara

harfiah penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk

membuat pecandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-

39

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2012), Cet-15, h.15.

29

kejadian. Dalam arti ini penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data

dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau

menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan, atau

mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan

untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode

deskriptif.40

Sumber data dalam penelitian ini yaitu Bank Sampah Kelompok

Peduli Lingkungan Perumahan Griya Lembah Depok, Kecamatan

Sukmajaya Kota Depok atau biasa disebut “Bank Sampah POKLILI” dan

data-data yang menunjang dalam penelitian ini. Penelitian dengan metode

kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat

melalui kegiatan daur ulang sampah plastik pada komunitas bank sampah

poklili Perumahan Griya Lembah Depok.

C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak

akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

sumber, dan berbagai cara. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi seperti di bawah ini:41

a. Observasi

Menurut Ngalim Purwanto, observasi ialah metode atau cara-cara

menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai

tingkah lakudengan melihat atau mengamati individu atau kelompok

secara langsung. Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati

40

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012),

cet-23, h. 76. 41

Sugiyono, op. cit, h. 308.

30

secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh

gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti.42

Dalam observasi ini peneliti mengadakan observasi di Bank

Sampah Poklili di Perumahan Griya Lembah Depok dengan melihat

langsung kegiatan yang dilakukan oleh anggota Bank Sampah,

bagaimana kegiatan mendaur ulang sampah-sampah plastik dan apa

manfaat yang dirasakan oleh masyarakat di perumahan griya lembah

depok setelah melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.43

Dalam wawancara yang dilakukan peneliti di Bank Sampah

POKLILI, penentuan informan menggunakan teknik snowball

sampling. Teknik snowball sampling yaitu penentuan sampel yang

awalnya dalam jumlah kecil, kemudian membesar karena terus

menerus mencari data sampai data yang ditemukan dirasa lengkap.

Subjek dari penelitian ini adalah anggota bank sampah POKLILI,

mencakup ketua, pengurus, dan nasabah karena mereka semua yang

berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat melalui kegiatan

daur ulang sampah plastik.

c. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap,sah

dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data

42

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2008), cet. 1,h. 94. 43

Lexy, J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2009), cet. 26, h. 186.

31

yang sudah ada seperti indeks prestasi, jumlah ada, pendapatan, luas

tanah, jumlah penduduk, dan sebagainya.44

Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan teknik

dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data melalui data

monografi Kelurahan Abadijaya, data profil bank sampah POKLILI,

dan foto-foto kegiatan di bank sampah POKLILI.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat

penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human

instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas

data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas

temuannya.

Selain peneliti, instrumen penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Lembar observasi

Lembar observasi yaitu hasil dari observasi yang dilakukan saat

penelitian. Setiap temuan yang ditulis menjadi bahan kajian dalam

penelitian.

Tabel 3.2

Kisi-kisi lembar observasi pemberdayaan masyarakat melalui

kegiatan daur ulang sampah plastik

No Data yang

diperlukan Objek yang dilihat

1 Sampah plastik Proses daur ulang sampah plastik

2 Daur ulang sampah Warga mengumpulkan, memilah, dan mengolah

sampah plastik

44 Basrowi, loc. cit.

32

plastik

3 Sampah disekitar

lokasi penelitian Pengangkutan sampah di wilayah perumahan

4 Kegiatan daur ulang

sampah plastik Pelatihan kegiatan daur ulang

5 Hasil kegiatan daur

ulang Produk-produk hasil daur ulang

6 Penjualan hasil daur

ulang Kegiatan jual beli produk daur ulang

7

Sarana dan

prasarana daur

ulang

Alat-alat untuk kegiatan daur ulang

b. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk menganalisis data yang

didapat dari responden dan nantinya akan menjadi sumber penelitian.

Tabel 3.3

Kisi-kisi pedoman wawancara untuk nasabah bank sampah

No Data yang

diperlukan Pertanyaan

1

Pemahaman

mengenai sampah

plastik

Apa yang anda ketahui tentang sampah plastik?

2

Latar belakang

bergabung dengan

bank sampah

Sudah berapa lama anda tergabung dalam komunitas

bank sampah poklili, dan apa yang menjadi motivasi

anda bergabung ke dalam bank sampah poklili?

3 Proses daur ulang

sampah plastik

Bagaimana proses daur ulang sampah plastik yang

dilaksanakan di bank sampah poklili?

4 Produk yang Produk apa saja yang dihasilkan dari kegiatan bank

33

dihasilkan sampah ini?

5 Pemberdayaan

masyarakat

Bagaimana anda mendapatkan ide-ide untuk

menciptakan suatu produk atau barang dari sampah

plastik ini?

6

Pemberdayaan

masyarakat

Berapa rata-rata hasil hasil tabungan yang anda

peroleh dalam sebulan selama menjalani kegiatan

dan menjadi nasabah bank sampah poklili?

7

Adakah peningkatan taraf hidup setelah bergabung

dan melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik

di bank sampah poklili?

8 Manfaat kegiatan

daur ulang

Apa saja manfaat yang anda rasakan setelah ikut

bergabung dan melakukan kegiatan daur ulang

sampah plastik di bank sampah poklili?

9 Kendala kegiatan

daur ulang

Apa saja kendala yang anda rasakan setelah ikut

bergabung dan melakukan kegiatan daur ulang

sampah plastik di bank sampah poklili?

10

Harapan setelah

melakukan kegiatan

daur ulang

Apa harapan anda kedepan setelah mengikuti

program daur ulang sampah plastik?

Tabel 3.4

Kisi-kisi pedoman wawancara untuk ketua bank sampah

No Data yang

diperlukan Pertanyaan

1 Latar belakang

bank sampah

Apa yang melatarbelakangi berdirinya bank sampah

Kelompok Peduli Lingkungan di Perumahan Griya

Lembah Depok?

2 Pengorganisasian Cara-cara apa sajakah yang dilakukan untuk

34

mendirikan bank sampah ini?

3 Peran bank sampah Bagaimana peran bank sampah untuk

mengembangkan potensi diri dan lingkungan?

4 Modal awal Darimanakah modal awal untuk melaksanakan

kegiatan ini?

5 Daur ulang sampah

plastik

Mengapa sebagian besar bahan sampah plastik yang

didaur ulang?

6

Kaderisasi

Bagaimana proses perekrutan anggota dan sudah

berapa banyak anggota yang bergabung?

7

Bagaimana cara bank sampah mempersiapkan

kader-kader untuk melaksanakan program-program

di bank sampah?

8 Dukungan teknis Apa saja dukungan-dukungan yang diberikan bank

sampah untuk memberdayakan masyarakat sekitar?

9 Pemberdayaan

masyarakat

Apakah tiap anggota digaji setiap bulannya? Kalau

ya, berapa rata-rata gaji yang diperoleh anggota

setiap bulannya?

10 Proses daur ulang Bagaimana proses daur ulang plastik yang

dilaksanakan di bank sampah poklili?

11 Pemasaran produk

daur ulang

Dipasarkan kemana sajakah biasanya barang-barang

yang telah dibuat dan berapa kisaran harganya?

11 Pemberdayaan

masyarakat

Berapakah omset yang diperoleh setiap bulannya

dari hasil daur ulang dan pemanfaatan sampah

plastik ini?

12 Pengelolaan sistem Bagaimana cara bank sampah mengelola kegiatan-

kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan?

14 Manfaat kegiatan Apa saja manfaat yang anda rasakan setelah

melakukan kegiatan daur ulang di bank sampah?

15 Harapan setelah

melakukan

Apa yang menjadi harapan bapak/ibu kedepannya

dengan adanya program daur ulang atau

35

kegiatan daur ulang pemanfaatan sampah plastik ini?

Tabel 3.5

Kisi-kisi pedoman wawancara untuk pengurus bank sampah

No Data yang

diperlukan Pertanyaan

1 Awal kegiatan

dijalankan

Sejak kapan program daur ulang sampah plastik ini

berjalan?

2 Partisipasi

masyarakat

Bagaimanakah cara para pengurus bank sampah

disini untuk mengajak warga berpartisipasi di dalam

bank sampah?

3 Bahan baku daur

ulang

Bagaimana cara bank sampah mendapatkan bahan

baku berupa sampah plastik untuk di daur ulang?

4 Partisipasi

masyarakat

Apakah pengurus bank sampah poklili juga ikut

serta melaksanakan kegiatan daur ulang sampah

plastik?

5 Proses daur ulang

plastik

Bagaimana proses daur ulang plastik yang

dilaksanakan di bank sampah poklili?

6 Partisipasi

masyarakat

Ada berapa orang yang ikut serta melakukan daur

ulang dalam sekali pelaksanaan?

7 Manfaat bergabung

dalam bank sampah

Bagaimana manfaat yang anda rasakan setelah ikut

bergabung ke dalam bank sampah?

8 Pemberdayaan

masyarakat

Adakah peningkatan taraf hidup setelah anda ikut

bergabung disini?

9 Kendala selama

menjadi pengurus

Apa saja kendala yang anda rasakan selama

menjadi pengurus di bank sampah poklili?

10

Harapan setelah

melakukan

kegiatan daur ulang

Apa harapan anda kedepan setelah program-

program daur ulang sampah plastik dilaksanakan?

36

c. Studi dokumentasi

Pengumpulan data dengan studi dokumentasi adalah

pengambilan data yang diperoleh melaluui dokumen-dokumen.

Tabel 3.6

Kisi-kisi studi dokumentasi pemberdayaan masyarakat melalui

kegiatan daur ulang sampah plastik

No Data yang

diperlukan Dokumen yang diperlukan

1 Lokasi penelitian Peta lokasi penelitian

2 Kependudukan Monografi kelurahan Abadijaya

3 Struktur organisasi

bank sampah Data profil bank sampah poklili

4 Kegiatan bank

sampah POKLILI Foto-foto kegiatan bank sampah POKLILI

3. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data selesai dikumpulkan maka tahap selanjutnya yaitu

melakukan pengolahan data. Pengolahan data mencakup kegiatan

penyusunan data, klasifikasi data, manipulasi data, dan interpretasi data.

a. Penyusunan data

Data yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar mudah untuk

mengecek apakah semua data yang dibutuhkan sudah terekap semua.

b. Klasifikasi data

Merupakan usaha menggolongkan, mengelompokkan, dan memilah

data berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan

ditentukan oleh peneliti

c. Manipulasi data

Mengadakan manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data

mentah tersebut dari bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang

37

dapat dengan mudah memperlihatkan hubungan-hubungan antara

fenomena.

d. Interpretasi data

Peneliti menginterpretasikan hasil analisis akhirnya dan menarik

suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian

penelitian dan membuat rekomendasinya.45

D. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Pemerikasaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan

dengan teknik-teknik berikut ini:

1. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil

penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan

keikutsertaan, peningkatan ketekunan, triangulasi, dan diskusi teman

sejawat.

Pemerikasaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini

dilakukan dengan teknik trianggulasi. Secara definisi trianggulasi

adalah penggunaan dua atau lebih sumber untuk mendapatkan

gambaran yang menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan

diteliti. Denzin mengemukakan empat tipe trianggulasi yang dapat

digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu theory triangulation

(trianggulasi dalam hal teori), methodological triaangulation

(trianggulasi dalam hal metodologi), data triangulation (trianggulasi

dalam hal metode pengumpulan data), dan observer triangulation

(trianggulasi dalam hal observer).

Namun dari sekian banyak tipe trianggulasi yang dikemukakan

oleh Denzim, peneliti menggunakan data triangulation (trianggulasi

dalam hal metode pengumpulan data) dan observer triangulation

(trianggulasi dalam hal observer) untuk penelitian ini.

45

Teknik Pengolahan Data, diakses pada 04 November 2014 pukul 21.34 WIB melalui

diachs-an-nur.blogspot.com

38

a. Data Triangulation (Trianggulasi dalam hal metode

pengumpulan data)

Yaitu penggunaan lebih dari satu metode pengumpulan data

dalam kasus tunggal. Metode pengumpulan data data yang pada

umumnya dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu

wawancara, observasi, FGD, dokumentasi, dan lain sebagainya.

Karena sifat penelitian kualitatif yang dinamis, penggunaan data

trianggulation sering kali diperlukan, sehingga hampir tidak

dianjurkan dalam penelitian kualitatif hanya mengandalkan satu

metode pengumpulan data.

b. Observer Triangulation (Trianggulasi dalam hal observer)

Yaitu penggunaan lebih dari satu orang observer dalam satu

kasus tunggal dalam rangka untuk mendapatkan kesepakatan

intersubjektif antar observer. Alasan lain penggunaan Observer

Triangulation adalah untuk mengurangi bias observer yang

biasanya terjadi ketika peneliti melakukan penelitian.46

2. Pengujian Konfirmability

Pengujian konfirmability dalam penelitian kualitatif disebut

dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila

hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Menguji

konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan

proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari

proses yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi

standar konfirmability.47

E. Analisis Data

Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman

terdiri atas empat tahapan yang harus dilakukan. Tahapan pertama adalah

46

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), cet.3, h. 201-202. 47

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 15, h. 377

39

tahap pengumpulan data, kedua adalah tahap reduksi data, ketiga adalah

tahap display data, keempat adalah tahap penarikan kesimpulan dan/atau

tahap verifikasi.

1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data berisi tentang serangkaian proses

pengumpulan data yang sudah dimulai ketika awal penelitian, baik

melalui wawancara atau studi pre-elementary.

2. Tahap Reduksi Data

Selanjutnya tahap reduksi data yang berisi tentang proses

penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh

menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalisis.

3. Tahap Display Data

Setelah dua tahap diatas, selanjutnya tahap display data berisi

tentang pengolahan data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk

tulisan dan memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks

kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokan dan

dikategorisasikan.

4. Tahap Kesimpulan /Verifikasi

Yaitu menjurus pada jawaban dari pertanyaan penelitian yang

diajukan dan mengungkap “what” dan “how” dari temuan penelitian

tersebut.48

Inti dari analisis data, baik dalam penelitian kualitatif maupun

kuantitatif adalah mengurai dan mengolah data mentah menjadi data

yang dapat ditafsirkan dan dipahami lebih spesifik dan diakui dalam

suatu perspektif ilmiah yang sama, sehingga hasil dari analisis data yang

baik adalah data olah yang tepat dan dimaknai sama atau relatif sama dan

tidak bias atau menimbulkan perspektif yang berbeda-beda.49

48

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), cet-3, h. 180. 49

Ibid.

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada penelitian ini akan dipaparkan mengenai pemberdayaan

masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di Perumahan

Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif yaitu peneliti

meneliti dengan menggunakan pengamatan, wawancara, atau studi

dokumentasi. Data yang di dapatkan dari hasil penelitian merupakan data

yang memang benar-benar ada di lapangan, dialami dan dirasakan oleh

informan.

Dengan menggunakan pendekatan deskriptif, peneliti menganalisis,

menjelaskan, dan mendeskripsikan data yang sangat kaya tersebut sejauh

mungkin dalam bentuk aslinya.

1. Kondisi Geografis

Perumahan Griya Lembah Depok (Bank Sampah POKLILI)

terletak di Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa

Barat. Kelurahan Abadijaya memiliki luas wilayah 237 Ha. Batas

wilayah Kelurahan Abadijaya adalah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Baktijaya

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Sukmajaya

c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Mekarjaya

d. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sukamaju/Cisalak50

50

Dokumentasi data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.

41

2. Kondisi Iklim

Kelurahan Abadijaya berada di dataran rendah dengan ketinggian

50 meter dari permukaan laut dengan curah hujan sekitar 240

mm/tahun, suhu udara disini rata-rata 32oC, dengan demikian kondisi

iklim di daerah ini adalah beriklim tropis.51

3. Kondisi Geologi dan Geomorfolgi

Struktur geologi di daerah ini merupakan lapisan horizontal atau

sayar lipatan dengan kemiringan lapisan yang hampir datar, sesar

mendatar yang diperkirakan berarah utara – selatan.

Kondisi geologi di wilayah ini termasuk ke dalam sistem geologi

cekungan botabek yang dibentuk oleh endapan kuarter yang berupa

rombakan gunung api muda dan endapan sungai.

4. Kondisi Kependudukan

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data monografi Kelurahan Abadijaya, kondisi

kependudukan berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin52

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 24.386 orang

2 Perempuan 24.661 orang

Total 49.047 orang

Sumber: Data monografi kelurahan Abadijaya tahun 2013.

51

Ibid. 52

Ibid.

42

Jumlah penduduk perempuan di kelurahan Abadijaya lebih

banyak dari jumlah penduduk laki-laki. Sama halnya dengan jumlah

anggota bank sampah POKLILI yang sebagian besar adalah

perempuan.

b. Berdasarkan Komposisi Umur

Berdasarkan data monografi Kelurahan Abadijaya, kondisi

kependudukan berdasarkan komposisi umur adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur53

Kelompok pendidikan Kelompok tenaga kerja

No Usia Jumlah No Usia Jumlah

1. 00–05

tahun 2.449 orang 1.

10-14

tahun 254 orang

2. 06-16

tahun 5.380 orang 2.

15-19

tahun 1.340 orang

3. 17-25

tahun 8.373 orang 3.

20-26

tahun 14.158 orang

4. 26-55

tahun 23.182 orang 4.

27-40

tahun 21.750 orang

5. 56

keatas 9.052 orang 5.

41-56

tahun 9.376 orang

6. 57 keatas 2.169 orang

Total 49.047 orang Total 49.047 orang

Sumber: Data monografi kelurahan Abadijaya tahun 2013.

53

Ibid

43

Jumlah penduduk di kelurahan Abadijaya paling banyak ada

pada rentang usia 26-55 tahun pada kelompok pendidikan dan 27-40

tahun pada kelompok tenaga kerja. Rata-rata usia pada anggota bank

sampah POKLILI berkisar dari umur 22 sampai 60 tahun.

c. Mata Pencaharian

Berdasarkan data monografi Kelurahan Abadijaya, kondisi

kependudukan berdasarkan mata pencaharian adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Kondisi kependudukan berdasarkan mata pencaharian54

No. Mata pencaharian Jumlah

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1.226 orang

2. ABRI 1.005 orang

3. Pegawai Swasta 4.531 orang

4. Wiraswasta/pedagang 9.809 orang

5. Pensiunan 7.357 orang

6. Jasa 4.905 orang

Total 49.047 orang

Sumber: Data monografi kelurahan Abadijaya tahun 2013.

Dari data monografi, penduduk mayoritas adalah

wirausaha/pedagang dan pensiunan. Hal ini serupa dengan anggota

bank sampah yang mayoritas adalah ibu rumah tangga, pedagang

warung dan pensiunan.

54

Ibid.

44

d. Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan data monografi Kelurahan Abadijaya, kondisi

kependudukan berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan55

No Pendidikan Jumlah

1. TK/RA 13.488 orang

2. SD/MI 7.602 orang

3. SLTP/MTs 7.357 orang

4. SLTA/MA 12.262 orang

5. Akademi (D1-D3) 4.905 orang

6. Sarjana (S1-S3) 3.433 orang

Total 49.047 orang

Sumber: Data monografi kelurahan Abadijaya tahun 2013.

Anggota bank sampah POKLILI berasal dari latar belakang

pendidikan yang beragam. Tetapi sebagian besar pengurus dan

nasabah bank sampah POKLILI berasal dari pendidikan sarjana.

5. Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur Ulang

Sampah Plastik

a. Latar Belakang Bank Sampah

Seperti yang dijelaskan oleh ibu Yuni selaku pendiri bank

sampah POKLILI, latar belakang berdirinya bank sampah

POKLILI adalah karena keresahan masyarakat di Perumahan Griya

Lembah Depok yang terganggu oleh sampah-sampah yang

berserakan dan sampah yang menumpuk baik di tempat sampah

depan rumah maupun di Tempat Pembuangan Sampah Sementara

(TPSS), maka dari itu bank sampah POKLILI ingin mengurangi

volume sampah, memberikan pengetahuan bila sampah diolah

55

Ibid.

45

dengan baik dan benar sampah dapat menjadi barang yang

berguna, dan juga dapat mengasah kreativitas dan minat

masyarakat di sekitar perumahan.56

b. Pengorganisasian

Karena sebelumnya sudah terbentuk kelompok peduli

lingkungan disini, maka kegiatan-kegiatan daur ulang sampah yang

progresnya sangat baik yang membuat kelompok peduli

lingkungan berubah menjadi bank sampah.57

c. Peran bank sampah

Bank sampah memberikan pemahaman kepada warga sekitar

untuk mulai memilah-milah sampah sejak dari rumah, sampah

yang mulai dikumpulkan warga bisa membantu lingkungan

menjadi lebih bersih dan rapi. Bank sampah juga mencoba untuk

membuat masyarakat melatih diri agar bisa mengolah sampah

dengan baik.58

d. Modal Awal Kegiatan

Modal awal dalam kegiatan daur ulang ini adalah uang pribadi

dari ibu Yuni, namun setelah dirasa kinerja bu Yuni dan beberapa

rekan di perumahan berjalan positif bank sampah POKILI

mendapat bantuan dari kas RT dan juga dari tiap kepala keluarga di

Perumahan Griya Lembah Depok khususnya RT 003 RW 24

diminta uang sebesar Rp. 10.000 yang bertujuan agar masyarakat

punya rasa memiliki sehingga bisa menjaga keberadaan bank

56

Wawancara dengan Ibu Yuni, Ketua Bank Sampah, Rabu 15 Oktober 2014 Pukul 17.11

WIB di Bank Sampah POKLILI. 57

Ibid. 58

Ibid.

46

sampah dengan segala inventaris yang ada dengan sebaik

mungkin.59

e. Proses Perekrutan Masyarakat/ Kaderisasi

Cara bank sampah mengajak warga berpartisipasi dalam

kegiatannya yaitu melalui sosialisasi. Kegiatan-kegiatan yang telah

ada di agenda bank sampah disosialisasikan dulu awalnya didalam

satu RT dengan cara memilah-milah sampah dirumah masing-

masing.60

Menurut beberapa pengurus bank sampah lainnya seperti bu

Ani, bu Nunik, bu Iis, dan bu Yeni cara pengurus mengajak warga

yaitu dengan disosialisasikan di dalam arisan RT dan

disosialisasikan kepada warga-warga sekitar perumahan.61

Seperti yang telah dituturkan oleh beberapa pengurus di atas

mengenai proses atau cara perekrutan masyarakat, hasil wawancara

peneliti kepada salah satu nasabah bank sampah POKLILI

mengenai keinginannya bergabung ke dalam bank sampah karena

awalnya ingin sampah tidak menumpuk, dan juga karena telah

disosialisasikan di sekitar perumahan jadi itu yang membuat warga

tertarik untuk bergabung.62

f. Bahan Baku Sampah Plastik

Bahan baku sampah plastik untuk didaur ulang didapatkan dari

para anggota bank sampah POKLILI dan dari warung-warung

sekitar seperti warung kopi dan warung tegal.63

59

Ibid. 60

Wawancara dengan Ibu Rumsinah, Pengurus Bank Sampah, Kamis 9 Oktober 2014

Pukul 09.45 WIB di Bank Sampah POKLILI. 61

Wawancara dengan beberapa Pengurus Bank Sampah, Jumat 10 Oktober 2014 di Bank

Sampah POKLILI. 62

Wawancara dengan Ibu Joice, Nasabah Bank Sampah, Jumat 10 Oktober 2014 Pukul

14.00 WIB di Bank Sampah POKLILI. 63

Observasi di Bank Sampah POKLILI, Jumat 10 Oktober 2014 di Bank Sampah

POKLILI.

47

Seperti yang telah dijelaskan oleh salah satu informan, bu Yeni

Prasetyo mengatakan sampah-sampah plastik didapatkan dari

warga sekitar, tetapi ada juga dari warga luar, dan dari warung-

warung di sekitar perumahan juga ada.64

Berikut daftar tabel harga untuk penjualan penimbangan bank

sampah POKLILI sesuai dengan jenisnya.

Tabel 4.5

Daftar harga sampah di bank sampah POKLILI65

No. Jenis Barang Harga (Rp)

1. Kardus 4.000/Kg

2. HVS 1000 - 1500/Kg

3. Buku/ majalah 600 - 800/Kg

4. Duplek 400/Kg

5. Koran 1000 - 1300/Kg

6. Plastik Putih PET 2800 – 3500/Kg

7. Plastik PET Warna 1700/Kg

8. Plastik Mainan 2500 – 2700/Kg

9. Plastik Campur 1500/Kg

10. LD/ Tutup Botol Plastik 3000 – 3500/Kg

11. PS/ Tutup Mika 3000 – 3500/Kg

12. PPC 400/Kg

13. Gelas A 5000 – 5500/Kg

14. Gelas B 3000 – 3500/Kg

15. Kaleng 1500/Kg

16. Besi 2800 – 3500/Kg

17. Kabin 1800 – 2200/Kg

18. Rongsok/ Soft Drink 7000 – 8000/Kg

64

Wawancara dengan Ibu Yeni, Pengurus Bank Sampah, Jumat 10 Oktober 2014 Pukul

14.50 WIB di Bank Sampah POKLILI. 65

Dokumentasi harga sampah di bank sampah POKLILI tahun 2013-2014.

48

19. Aki 5000 – 6000/Kg

20 Alumunium 8000 – 10.000/Kg

21. Tembaga 40.000 – 50.000/Kg

22. Botol Sirup 100/Bh

23. Botol Kecap 200 – 400/Bh

24. Botol Bir 300 – 400/Bh

25. Botol Timbang 100/Kg

26. Assoy 400 – 600/Kg

27. B. Plastik/ P. Kerajinan 1000/Kg

Sumber: Dokumentasi harga sampah di bank sampah POKLILI

tahun 2013-2014.

g. Proses Daur Ulang Sampah Plastik

Proses daur ulang yang dilakukan di bank sampah POKLILI

yaitu awalnya sampah yang disetorkan oleh para nasabah

ditimbang berdasarkan jenis sampahnya, lalu sampah di cuci

sampai bersih dan dikeringkan, setelah sampah telah kering baru

dibuat pola sesuai kerajinan apa yang ingin dibuat, lalu sampah

digunting dan dijait sesuai pola.66

Kegiatan daur ulang ini dikerjakan oleh sekitar 7-8 orang

sekali pelaksanaan tergantung dari banyaknya yang datang, dan

apabila kerajianan daur ulang belum selesai dibuat maka kerajinan

dibawa pulang dan dikerjakan dirumah hingga selesai. Ibu Anggi

menuturkan bahwa sampah yang sudah dikumpulkan akan

ditimbang lalu dicuci/dibersihkan, dikeringkan atau bisa juga

langsung dijemur, dan diatur polanya untuk dibuat kerajinan

setelah itu baru dijahit.”67

66

Observasi di Bank Sampah POKLILI, Jumat 10 Oktober 2014 di Bank Sampah

POKLILI. 67

Wawancara dengan Ibu Anggi, Nasabah Bank Sampah, Jumat 10 Oktober 2014 Pukul

14.32 WIB di Bank Sampah POKLILI.

49

h. Dukungan Teknis

Dengan memberikan pelatihan-pelatihan pada anggota bank

sampah, memfasilitasi kegiatan dengan mesin jahit dan alat-alat

yang mendukung kegiatan.68

i. Ide dan Produk Daur Ulang

Dalam melaksanakan kegiatan daur ulang ini, sampah plastik

yang akan didaur ulang menjadi sebuah kerajinan memerlukan ide-

ide kreatif, para pengurus dan nasabah yang melakukan kegiatan

ini mendapatkan banyak ide dari berbagai macam sumber.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan

sejumlah nasabah, seperti penjelasan dari ibu Erna Yulis bahwa

ide-idenya didapat karena diajarkan oleh para pengurusnya disini,

lalu mencari-cari juga di internet beserta contoh-contoh

kerajinannya.69

Sama halnya dengan ibu Djumitra, Ia mendapat idenya dari

internet dan mencoba sendiri dirumah, Ia juga diajarkan dan

dibantu oleh sesama anggota di bank sampah.70

j. Pengelolaan Sistem

Dengan terus melaksanakan kegiatan dengan rutin, kegiatan

yang rutin dilakukan itulah yang akan terus membuat warga belajar

dan terus belajar. Selain kegiatan yang telah dilaksanakan secara

rutin, kegiatan baru lain juga dibuat agar menambah inovasi dan

kreativitas bank sampah.71

68

Wawancara dengan Ibu Yuni, Ketua Bank Sampah, Rabu 15 Oktober 2014 Pukul 17.11

WIB di Bank Sampah POKLILI. 69

Wawancara dengan Ibu Erna Yulis, Nasabah Bank Sampah, Jumat 10 Oktober 2014

Pukul 15.03 WIB di Bank Sampah POKLILI. 70

Wawancara dengan Ibu Djumitra, Nasabah Bank Sampah, Jumat 10 Oktober 2014 pukul

15.24 WIB di Bank Sampah POKLILI. 71

Wawancara dengan Ibu Yuni, Ketua Bank Sampah, Rabu 15 Oktober 2014 Pukul 17.11

WIB di Bank Sampah POKLILI.

50

6. Manfaat Kegiatan Daur Ulang Sampah Platik

a. Motivasi bergabung

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan diketahui

bahwa motivasi masyarakat ikut bergabung ke dalam bank sampah

dan melakukan kegiatan daur ulang adalah untuk mengurangi

sampah dirumah, menjaga agar sampah tidak menumpuk dirumah,

ingin berkumpul bersama tetangga, ingin mengumpulkan uang,

ingin menyalurkan barang-barang yang tidak terpakai, tertarik

dengan program daur ulang dan ingin membuat kerajinan,

sampahnya bisa ditukar dengan uang, dan ada juga yang sekedar

ikut-ikutan dengan warga lain karena tertarik dan pernah

disosialisasikan di sekitar perumahan.72

Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancancara peneliti

dengan bu Anggi yang menjadi nasabah bank sampah bahwa Ia

bergabung di bank sampah POKLILI kira-kira dari tahun 2011 dan

sudah 3 tahun bergabung, motivasi awalnya karena tertarik dengan

program-programnya dan dapat membuat kerajinan sendiri.73

Selain karena tertarik dengan program bank sampah, motivasi

lain masyarakat bergabung adalah ingin lingkungan berubah jadi

bersih dan rapi, seperti hasil wawancara penulis dengan beberapa

nasabah bahwa motivasi untuk ikut bergabung karena ingin

lingkungan disini jadi lebih bersih dan rapi, ada juga yang

termotivasi karena ingin berpartisipasi saja, dan ingin ikut merubah

lingkungan jadi lebih baik.74

72

Wawancara dengan beberapa Anggota Bank Sampah, Jumat 10 Oktober 2014 di Bank

Sampah POKLILI. 73

Wawancara dengan ibu Anggi, Nasabah Bank Sampah, Jumat 10 Oktober 2014 Pukul

14.32 WIB di Bank Sampah POKLILI. 74

Wawancara dengan beberapa Nasabah Bank Sampah, Jumat 10 Oktober 2014 di Bank

Sampah POKLILI.

51

b. Manfaat setelah bergabung dan melakukan kegiatan daur

ulang sampah plastik

Kegiatan daur ulang sampah plastik yang dilakukan oleh bank

sampah POKLILI selain bisa memberikan peluang kerja dan dapat

meningkatkan pendapatan nasabahnya, kegiatan ini juga

mempunyai dampak positif terhadap lingkungan, yaitu

berkembangnya komunitas dan kegiatan sejenis yang dapat

mengurangi volume sampah.75

Hal ini dituturkan juga oleh pendiri bank sampah, bu

Djuniawan Wanitarti, bahwa manfaat yang Ia rasakan setelah

melakukan kegiatan daur ulang ini adalah Ia merasa senang dan

merasa ada rasa kepuasan tersendiri, bu Yuni menuturkan bahwa Ia

ingin sampah dipilah-pilah terlebih dahulu, Ia juga senang karena

warga atau nasabah yang ikut dalam kegiatan ini ada yang sudah

bisa membangun bank sampah sendiri dan melakukan kegiatan

daur ulang juga.76

Manfaat yang hampir dirasakan oleh semua pengurus dan

nasabah adalah kegiatan daur ulang sampah ini dapat menambah

penghasilan dan juga menambah pengetahuan akan sampah.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pengurus bank sampah,

manfaatnya yang dirasakan ialah dapat Ia mendapat penghasilan

tambahan, karena sebagian anggota pekerjaannya hanya sebagai

ibu rumah tangga.77

Manfaat lain yang dirasakan oleh Ibu Maria adalah Ia merasa

hasilnya bisa untuk menambah kebutuhan dirumah, untuk

75

Observasi di Bank Sampah POKLILI, Jumat 10 Oktober 2014 di Bank Sampah

POKLILI. 76

Wawancara dengan Ibu Yuni , Ketua Bank Sampah, Rabu 15 Oktober 2014 Pukul 17.11

WIB di Bank Sampah POKLILI. 77

Wawancara dengan Ibu Yeni Prasetyo , Pengurus Bank Sampah, Jumat10 Oktober 2014

Pukul 14.50 WIB di Bank Sampah POKLILI.

52

keperluan dapur juga terasa lumayan, dan sampah dirumah jadi

berkurang, jadi lebih rapi dan bersih.”78

c. Kendala dan harapan dalam kegiatan daur ulang sampah

plastik

Disamping terdapat banyak manfaat yang dihasilkan dari

kegiatan daur ulang sampah plastik di bank sampah POKLILI,

ternyata masih banyak pula kendala yang harus dihadapi baik oleh

para pengurus dan juga oleh para nasabah, seperti banyaknya

program-program yang telah disosialisasikan kepada masyarakat

namun masih banyak masyarakat yang kurang antusias bahkan

cenderung masih kurang peduli dengan kegiatan daur ulang,

sampah yang telah banyak dikumpulkan juga masih harus di cuci

sampai bersih sehingga membuat hampir seluruh pengurus dan

nasabah kelelahan.79

Kendala-kendala teknis seperti menumpuknya sampah di

depan rumah warga dan kurangnya cahaya matahari juga menjadi

suatu hambatan. Sampah-sampah yang sudah dikumpulkan

menunggu waktu lama untuk ditimbang karena penimbangan

dilakukan setiap satu minggu sekali, jadi sampah menumpuk di

depan rumah.”80

Sampah yang sudah dikumpulkan dan dipilah juga harus

dikeringkan, terlebih lagi jika cuaca mendung atau hujan datang

jadi sulit untuk menjemurnya, jadi sampah-sampah tersebut harus

dikeringkan secara manual oleh anggota disini.”81

78

Wawancara dengan Ibu Maria, Nasabah Bank Sampah, Jumat 10 Oktober 2014 Pukul

14.19 WIB di Bank Sampah POKLILI. 79

Observasi di Bank Sampah POKLILI, Jumat 10 Oktober 2014 di Bank Sampah

POKLILI. 80

Wawancara dengan Ibu Erna Yulis , Nasabah Bank Sampah, Jumat 10 Oktober 2014

Pukul 15.03 WIB di Bank Sampah POKLILI. 81

Wawancara dengan Ibu Lubis , Nasabah Bank Sampah, Jumat 10 Oktober 2014 Pukul

15.16 WIB di Bank Sampah POKLILI.

53

B. Pembahasan

Permasalahan mengenai sampah merupakan hal yang sangat

membutuhkan perhatian dan penanganan khusus, karena sampah telah

menjadi permasalahan nasional. Kegagalan dalam pengelolaan sampah

akan berimbas pada menurunnya kualitas kesehatan masyarakat, merusak

estetika kota, dan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi investor ke

daerah.

Pembuangan sampah selama ini banyak dilakukan dengan ditumpuk-

tumpuk dipinggir jalan, lalu dinas kebersihan akan mengambil secara

rutin, tapi bagaimana dengan masyarakat yang tinggal didaerah atau

rumahnya jauh dari jangkauan dinas kebersihan, mungkin ini yang

menjadi pangkal permasalahan. Tidak menutup kemungkinan juga

masyarakat yang tinggal di perumahan membuang sampahnya ke sungai-

sungai terdekat, sekedar ditumpuk saja di lahan kosong, atau dibakar.

Kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan belum cukup

optimal bahkan cenderung banyak masyarakat yang mengabaikannya.

Sehingga hal ini banyak menimbulkan bencana seperti banjir dan tanah

longsor. Bahkan lingkungan yang buruk juga menimbulkan berbagai

macam penyakit pada masyarakat seperti demam berdarah (DBD),

chikungunya, diare, dan lain-lain. Untuk itu Bank Sampah POKLILI

mencoba membantu masyarakat dalam mengelola sampah melalui

kegiatan daur ulang sampah plastik agar masyarakat faham dan peduli

terhadap lingkungan.

Setelah terbentuknya bank sampah ini, maka para pengurus semakin

bekerja keras untuk melakukan pendekatan kepada warga sekitar dengan

melakukan sosialisasi, mereka ingin merubah paradigma yang semula

„kumpul-angkut-buang‟ menjadi „kumpul-angkut-manfaat‟. Sosialisasi

yang dilakukan oleh para pengurus dilakukan juga di tempat arisan RT

dengan meminta para warga untuk mulai memilah-milah sampah, tidak

hanya itu para pengurus juga mensosialisasikan ke warung-warung sekitar

dengan memberikan gunting dan keranjang sampah secara gratis dan

54

meminta pemilik warung mengumpulkan sampah plastiknya dengan

bersih.

Awal mula kegiatan daur ulang di bank sampah ini adalah daur ulang

kompos, yaitu mendaur ulang sampah-sampah organik menjadi pupuk

kompos dan digunakan untuk tanaman di sekitar Perumahan Griya

Lembah Depok, kegiatan daur ulang ini bisa dibilang sukses dan membuat

pemerintah kota Depok tetarik dan melirik kegiatan ini. Akhirnya kegiatan

daur ulang sampah organik ini diambil alih oleh pemerintah kota Depok,

dan bank sampah POKLILI sekarang fokus untuk mendaur ulang sampah

plastik menjadi barang kerajinan.

Sesuai dengan karakteristik plastik yaitu polimer yang strukturnya

permanen, plastik-plastik yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi

memerlukan waktu yang tidak sebentar penguraiannya. Platik memerlukan

waktu kira-kita sampai 80 (delapan puluh) tahun lamanya untuk diuraikan,

kandungan yang terdapat pada plastik yaitu material-material berbahaya

seperti logam berat (timbel dan nikel), apabila platik terurai tentu pastinya

zat-zat berbahaya juga akan tercampur ke dalam tanah dan masuk ke

dalam air tanah sehingga menyebabkan polusi pada tanah dan air. Karena

karakteristik plastik yang lama untuk terurai, maka sampah-sampah plastik

dimanfaatkan dengan didaur ulang menjadi barang yang berguna untuk

digunakan kembali.

1. Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur Ulang

Sampah Plastik

Dengan adanya partisipasi dari masyarakat maka suatu kegiatan

pemberdayaan tidak mustahil rasanya untuk mewujudkan masyarakat

yang berdikari, yaitu masyarakat yang mandiri dari segala hal. Karena

tujuan akhir dari pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan

atau meningkatkan kemandirian masyarakat atau suatu komunitas

sehingga dapat hidup berkelanjutan.

55

Hal tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh Shardlow

pada bab dua lalu bahwa pemberdayaan pada intinya membahas

bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha

mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk

membentuk masa depan sesuai keinginan mereka.82

Seperti halnya organisasi atau komunitas lain, bank sampah

POKLILI juga memiliki proses-proses yang dilaksanakan melalui

beberapa tahapan dalam melakukan pemberdayaan melalui kegiatan

daur ulang sampah plastik, seperti yang diungkapkan oleh Nana

Mintarti pada bab dua, yaitu:83

a. Penyadaran

Kegiatan penyadaran meliputi proses pengenalan potensi diri

dan lingkungan yang dapat dikembangkan di lingkungan tempat

tinggal. Serta membantu komunitas untuk memahami keadaan

dirinya, dalam bentuk informasi, teknologi, modal, dan peluang

untuk berkarya.

Sampah yang ada di Perumahan Griya Lembah Depok menjadi

masalah yang belum terselesaikan, sehingga muncullah ide

beberapa masyarakat yang telah mengenali potensi dirinya dan

lingkungan untuk bisa lebih memanfaatkan sampah dengan

mengurangi volume sampah di lingkungan perumahan Griya

Lembah Depok.

Bank sampah sendiri juga memberikan pemahaman kepada

para warga sekitar untuk mulai memilah-milah sampah sejak dari

rumah, karena sampah dikumpulkan oleh warga untuk disetorkan

ke bank sampah, lingkungan berubah menjadi lebih bersih dan

rapi. Bank sampah juga membuat masyarakat melatih diri mereka

82

Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai

Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), cet-2, h.206. 83

Siti Habibah, “Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Wirausaha Daur Ulang

Sampah Kering di Kelurahan Pasar Minggu”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Jakarta, 2009, h.18-19, tidak dipublikasikan.

56

dengan pelatihan dan kegiatan-kegiatan didalamnya agar bisa

mengolah sampah dengan baik.

Proses mengolah atau memanfaatkan sampah dilakukan

dengan cara mendaur ulang sampah dan dibuat menjadi kerajinan

tangan yang memiliki nilai. Sampah-sampah yang akan didaur

ulang adalah sampah plastik karena plastik dirasa menjadi sampah

yang sangat banyak menumpuk dan mudah untuk didaur ulang.

b. Pengorganisasian

Kegiatan pengelolaan sampah di lingkungan perumahan Griya

Lembah Depok bermula dari adanya kegiatan di RT 003 RW 024

dalam rangka untuk mengurangi volume sampah pada tahun 2008.

Awalnya komunitas bank sampah disini belum terbentuk, para ibu-

ibu PKK yang diketuai oleh ibu Djuniawan Wanitarti mengelola

sampah organik menjadi kompos dan sampah-sampah kering dan

dibuat menjadi produk kerajinan yang bermanfaat dan bernilai jual

tinggi.

Dengan berakhirnya masa kepengurusan RT, untuk

mempopulerkan kegiatan dan nama kelompok yang telah berjalan

2 tahun ini maka kegiatan ini diberi nama POKLILI (Kelompok

Peduli Lingkungan). Karena kegiatan ini dinilai banyak warga

sangat bermanfaat maka POKLILI sering diundang dan dikunjungi

untuk presentasi dan memberikan pelatihan mulai tingkat RT, RW,

Kelurahan, Kecamatan, Organisasi Masyarakat, Yayasan Sekolah,

BUMN, UMKM, maupun Perorangan.

Agar kegiatan POKLILI lebih berkembang dan untuk

menunjang proses pengelolaan sampah secara baik maka kegiatan

ini diberi nama Bank Sampah POKLILI.

57

c. Kaderisasi

Merupakan suatu tahapan dimana suatu organisasi

mempersiapkan kader-kader pengembangan keswadayaan lokal

yang akan mengambil alih tugas pendampingan setelah program

berakhir. Kader-kader dipillih secara partisipatif oleh masyarakat.

Dalam komunitas bank sampah POKLILI, untuk membentuk suatu

kepungurusan maka dilakukan dengan sosialisasi terhadap

masyarakat setempat dan membentuk kepengurusan yang telah ada

sebelumnya.

Kader-kader pengurus di bank sampah berasal dari pengurus

yang telah aktif di kegiatan kelompok peduli lingkungan, untuk

mengajak warga menjadi nasabah bank sampah yaitu melalui tahap

sosialisasi yang dilakukan oleh bank sampah. Untuk pengurus

sudah ada job desknya masing-masing sesuai dengan program di

bank sampah.

Sosialisasi dan pembentukan kepengurusan yang dilakukan

oleh bank sampah POKLILI adalah sebagai berikut:

1) Sosialisasi

Setelah bank sampah POKLILI berdiri, maka yang perlu

dilakukan selanjutnya oleh para pengurus adalah melakukan

sosialisasi pada warga terkait untuk merealisasikan rencana

dan tujuan kegiatan bank sampah. Untuk mencapai tujuan yang

direncanakan tersebut pengurus melakukan pendekatan dan

berinteraksi secara baik kepada masyarakat di Perumahan

Griya Lembah Depok. Sosialisasi dilakukan terlebih dulu di

ruang lingkup RT 003 RW 24 dengan melakukan sosialisasi

mengenai sampah, perlu adanya penyadaran kepada

masyarakat bahwa sampah tidak harus dimusuhi, tetapi sampah

bisa menjadi barang yang berguna apabila di daur ulang dan

menghasilkan nilai ekonomis. Sosialisasi yang dilakukan oleh

para pengurus bank sampah tidak hanya sekedar ajakan kata-

58

kata saja, tapi juga melalui contoh-contoh langsung agar

masyarakat melihat bagaimana bank sampah ini mengolah

sampahnya.

Bank sampah POKLILI juga memberikan

ember/keranjang sampah secara gratis untuk para warga

dimulai dari RT 003 RW 24, ember/keranjang diberikan per

kepala keluarga. Bank sampah POKLILI berharap dengan

ember/keranjang yang diberikan secara cuma-cuma ini dapat

meningkatkan rasa kepedulian warga untuk mengumpulkan

sampah dan dipilah di dalam ember/keranjang tersebut.

Sosialisasi juga dilakukan di tempat-tempat berbeda di

setiap penjuru perumahan, bank sampah telah

mensosialisasikan kegiatannya di lingkungan rumah warga

dengan memberikan ember/keranjang sampah secara gratis,

selanjutnya bank sampah POKLILI juga mensosialisasikan

kegiatannya di warung-warung dan rumah makan di sekitar

Perumahan Griya Lembah Depok dengan memberikan gunting

secara gratis juga. Hal tersebut dilakukan untuk mendorong

minat warga di warung-warung dan rumah makan agar mudah

mengumpulkan dan memilah sampah-sampahnya.

2) Pembentukan Pengurus Bank Sampah POKLILI

Pembentukan suatu organisasi bertujuan untuk

menyukseskan program daur ulang sampah berbasis

masyarakat yang konsen terhadap penanganan, pengelolaan,

dan pengolahan sampah di Perumahan Griya Lembah Depok.

Pengurus-pengurus ini memiliki fungsinya masing-masing dan

fungsinya tersebut harus dijalankan sesuai dengan rencana dan

tujuan bank sampah POKLILI.

Pengurus di bank sampah POKLILI ini sebelumnya adalah

pengurus di Kelompok Peduli Lingkungan, maka setelah nama

59

bank sampah digunakan struktur kepengurusannya pun tidak

jauh berbeda. Tugas-tugas para pengurus di bank sampah ini

tentunya dibantu juga oleh semua nasabah, adanya saling

kerjasama diantara pengurus dan nasabah membuat bank

sampah ini berjalan dengan baik.

Berikut di bawah ini adalah struktur kepengurusan di bank

sampah POKLILI, ada sekitar 8 pengurus yang menangani

jalannya kegiatan bank sampah dimulai dari ketua, sekretaris,

bendahara, seksi penimbangan, seksi kerajinan, seksi

pemasaran, seksi transportasi, dan seksi humas.

Gambar 4.1

Struktur Kepengurusan Bank Sampah POKLILI84

Sumber: Dokumentasi Struktur Kepengurusan Bank Sampah

POKLILI Tahun 2013-2014.

84

Dokumentasi Struktur Kepengurusan Bank Sampah POKLILI Tahun 2013-2014.

Ketua

(Djuniawan Wanitarti)

Sekretaris

(Ririn)

Bendahara

(Yenny)

Seksi Penimbangan

Rumsinah

Seksi Penimbangan

Iis

Seksi Kerajinan

(Muswarini)

Seksi Pemasaran

(Suwati)

Seksi Transportasi

(Nunik)

Seksi Humas

(Yuli)

60

d. Dukungan Teknis

Dukungan teknis yang dilakukan oleh bank sampah POKLILI

adalah memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai

kegiatan daur ulang sampah plastik dari awal proses pemilahan

sampah hingga ke proses penjualan barang-barang kerajinan daur

ulang. Adapun dukungan teknis yang dilakukan oleh bank sampah

POKLILI adalah proses pemilahan sampah-sampah warga mulai

dari rumah masing-masing, lalu sampah ditimbang berdasarkan

jenisnya, selanjutnya sampah-sampah tersebut dipilah ulang oleh

para pengurus di bank sampah, setelah dipilah sampah akan dicuci

dan mulai dibuat kerajinan sampai menghasilkan barang yang

bagus untuk kemudian dipasarkan. Untuk lebih jelas bisa dilihat

dari siklus daur ulang sampah plastik dibawah ini.

Gambar 4.2

Siklus daur ulang sampah plastik di Bank Sampah POKLILI

Sampah warga

Pemilahan oleh warga

Penimbangan

Pemilahan oleh bank sampah Pencucian

Pengerjaan

Penjualan

61

Sebelum mendaur ulang sampah plastik, hal pertama yang

harus dilakukan adalah melakukan pemilahan sampah. Sampah dari

para nasabah dan masyarakat sekitar yang telah dipilah dari rumah

masing-masing setelah itu ditimbang berdasarkan jenisnya.

Penimbangan sampah dilaksanakan oleh pengurus bank sampah

seksi penimbangan, hasil timbangan sampah dicatat dan uang hasil

penimbangan sampah tersebut dimasukkan ke dalam tabungan

nasabah. Setelah ditimbang, pemilahan dilakukan kembali oleh

pengurus di tempat penimbangan agar sampah yang telah

dikumpulkan diseleksi ulang di daur ulang dan di jual ke

lapak/pengepul.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, pelaksanaan

kegiatan penimbangan sampah yaitu berdasarkan waktu yang telah

ditetapkan oleh bank sampah, yaitu pada setiap hari jumat pada

pukul 13.00 sampai 15.00 WIB. Setelah sampah ditimbang

selanjutnya sampah harus dicuci sampai bersih, walaupun

sebelumnya sampah-sampah yang telah dibawa oleh warga dalam

keadaan bersih tapi untuk menjaga kualitasnya agar tetap baik

maka sampah harus dicuci ulang. Setelah dicuci bersih selanjutnya

sampah dijemur dan dikeringkan sampai benar-benar kering agar

sampah plastik yang akan didaur ulang dalam keadaan tidak

lembab.

Sampah yang telah dicuci bersih dan dikeringkan lalu

digunting bagian-bagian yang tidah terpakai dan disamakan dengan

pola-polanya untuk dibuat kerajinan, setelah digunting rapi sampah

kemudian dijahit dengan benang dan ditambah dengan aksesoris

lainnya untuk menunjang kualitas barang kerajinan tersebut.

Daur ulang ini dilakukan di dalam bank sampah, namun

apabila waktu untuk membuatnya tidak cukup bisa dilakukan juga

62

dengan dibawa pulang ke rumah masing-masing, setelah barang-

barang kerajinan telah selesai dibuat maka hal terakhir yang

dilakukan adalah menjualnya. Para pengurus dan nasabah bisa

menjual produk daur ulang ini secara pribadi kemana saja dan pada

siapa saja, selanjutnya uang hasil penjualan produk daur ulang

harus disetorkan ke bendahara bank sampah untuk di masuk ke kas

dan sebagian masuk ke tabungan nasabah.

Dukungan bank sampah terhadap kegiatan daur ulang sampah

plastik yang dilakukan oleh anggita juga dengan memberikan

pelatihan-pelatihan pada anggota bank sampah, memfasilitasi

kegiatan dengan mesin jahit dan alat-alat yang mendukung

kegiatan.

Dalam tahap dukungan teknis pada mekanisme kegiatan daur

ulang sampah plastik, peneliti berpendapat bahwa kegiatan

pemberdayaan adalah kegiatan pembelajaran, dimana masyarakat

belajar untuk berpartisipasi dalam sebuah kegiatan pemberdayaan,

namun pertisipasi tidak akan terjadi tanpa adanya kemauan dan

kesadaran masyarakat, maka perlu dilakukannya sosialisasi secara

terus menerus.

e. Pengelolaan Sistem

Dalam upaya mencapai masyarakat yang mandiri, maka bank

sampah POKLILI tidak hanya bertumpu pada kegiatan daur ulang

sampah plastik saja, namun juga dengan memberikan pelatihan

kepada para anggotanya untuk bisa mendirikan bank sampah

sendiri, karena jika bank sampah telah banyak berdiri maka

masyarakat dilingkungan bank sampah tersebut bisa terbedaya

melalui kegiatan daur ulang sampah dan volume sampah bisa

berkurang sehingga lingkungan menjadi rapi dan bersih.

63

Produk kerajinan yang dihasilkan dari kegiatan daur ulang

sampah plastik di bank sampah POKLILI, selain dijual secara

pribadi melalui mulut ke mulut juga bisa di jual dengan cara

dipajang di dalam bank sampah dan ditampilkan di berbagai

pameran-pameran. Banyak masyarakat luas dari berbagai tempat

datang berkunjung sekedar untuk melihat-lihat dan membeli

barang-barang kerajinan, seperti dari berbagai lembaga pendidikan

(sekolah dan universitas), lembaga pemerintahan, perusahaan

swasta, dan lembaga kemasyarakatan. Mereka yang berkunjung ke

bank sampah POKLILI ini selain untuk melihat dan membeli

produk daur ulang bisa juga belajar bagaimana cara mendaur ulang

dari awal penimbangan sampah sampai proses penjahitan menjadi

barang jadi.

Selain berbagai masyarakat yang berkunjung ke bank sampah,

ibu Yuni selaku ketua bank sampah dan beberapa pengurus juga

hampir setiap minggunya mendapatkan undangan untuk mengisi

acara-acara seminar baik di dalan kota maupun di luar kota. Jadi

proses memberdayakan masyarakat ini tidak hanya di dalam bank

sampah saja namun juga dilakukan pada masyarakat di berbagai

daerah lain. Selain pemasaran produk daur ulang, pengelolaan

kegiatan dalam bank sampah juga dengan terus melaksanakan

kegiatan secara rutin, dengan adanya kegiatan secara rutin warga

bisa terus belajar. Inovasipun terus dilakukan oleh bank sampah

agar kegiatan daur ulangnya bertambah dan menarik bagi warga

sekitar.

2. Manfaat Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, adanya kegiatan

daur ulang sampah plastik di bank sampah memberikan perubahan

pada masyarakat dan lingkungan, sampah sudah mulai dibuang pada

tempatnya yang selanjutnya akan dipilah-pilah dan lingkungan terasa

64

menjadi lebih bersih. Manfaat diadakannya kegiatan daur ulang

ternyata dapat membangun kesadaran masyarakat terhadap

lingkungannya. Warga yang sebelumnya tidak menyadari dan tidak

peduli dengan sampah-sampah yang berserakan di lingkungan tempat

tinggalnya sekarang sudah mulai peduli dan mau ikut serta

memperindah lingkungan perumahan. Sampah-sampah yang ada

dirumah maupun lingkungan sekitar dikumpulkan oleh warga, di

timbang di bank sampah dan pada akhirnya sampah tersebut akan

didaur ulang.

Sama halnya dengan bank-bank pada umumnya, di bank sampah

juga terjadi aktivitas menabung. Namun jika di bank-bank pada

umumnya kita menabung dalam bentuk uang, di bank sampah kita

tidak menabung uang melainkan menabung sampah. Hasil tabungan

sampah tersebut nantinya justru akan memberikan penghasilan atau

tabungan dalam bentuk uang bagi nasabahnya yang dapat diambil

kapanpun diperlukan. Bank sampah ini bekerja layaknya seperti bank

yang melakukan setoran, penarikan, dan tabungan. Pengkonversian

tabungan sampah menjadi tabungan uang merupakan suatu bentuk

perubahan yang ditawarkan oleh bank sampah POKLILI.

Setelah peneliti melakukan penelitian di bank sampah POKLILI

dan berhasil mewawancarai beberapa anggotanya, peneliti

menemukan suatu hasil yang didapatkan oleh para anggota yang

melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik di bank sampah ini,

hasil-hasil ini merupakan manfaat yang mereka rasakan diantaranya

adalah:

a. Kesadaran (Partisipasi)

Partisipasi dimaknai sebagai suatu proses yang memampukan

masyarakat lokal untuk melakukan analisis masalah mereka,

memikirkan bagaimana cara mengatasinya, mendapatkan rasa

percaya diri untuk mengatasi masalah, mengambil keputusan

65

sendiri tentang alternatif pemecahan masalah apa yang ingin

mereka pilih.85

Dengan adanya partisipasi dari masyarakat dalam sebuah

kegiatan pemberdayaan, maka tidak mustahil untuk mewujudkan

warga yang berdikari, karena tujuan akhir dari sebuah kegiatan

pemberdayaaan adalah keberlanjutan, proses belajar sosial serta

perubahan sikap dan perilaku atau nilai. Keberlanjutan disini tidak

hanya dalam tatanan begaimana warga dapat mandiri secara

individu namun mereka mandiri secara komunitas, kemandirian

tersebut tidak akan berjalan lancar tanpa adanya intervensi dari

berbagai pihak luar.

Bank sampah POKLILI juga bekerja sama dengan

pengepul/lapak, jadi sampah-sampah dari nasabah yang

sebelumnya ditimbang telah dipilah kembali dan sampah yang

tidak didaur ulang langsung dijual dan diangkut oleh

pengepul/lapak, hasil penjualannya masuk ke kas bank sampah.

Dengan kegiatan daur ulang sampah platik ini masyarakat

sudah belajar bagaimana mereka mengubah cara pandanganya

terhadap sampah yang selama ini dibuang begitu saja kemudian

diangkut oleh dinas kebersihan. Sampah yang tidak diangkut oleh

pengepul/lapak dijadikan sebagai kerajinan tangan yang kreatif dan

unik.

b. Aspek Lingkungan

Banyak manfaat yang dirasakan oleh para anggota, mereka

merasa terbedayakan selama manjadi anggota di bank sampah ini,

selain dari kegiatan daur ulang sendiri manfaat yang dirasakan

adalah semakin berkurangnya sampah dilingkungan tempat tinggal

karena sampah yang mereka hasilkan telah mereka pilah dan

85

Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai

Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali, 2008), cet-2, h.106-108.

66

dikumpulkan untuk ditimbang di bank sampah, dan hasil dari

pengumpulan sampah tersebut telah menjadi rupiah yang masuk ke

dalam tabungan yang dapat dipergunakan untuk memenuhi

kebutuhan mereka.

Manfaat kegiatan daur ulang sampah plastik terhadap

kebersihan lingkungan menjadi bentuk tindakan dan pemikiran

yang bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bersama menjaga

kebersihan lingkungan dan menjadikan lingkungan sehat dan

bersih di Perumahan Griya Lembah Depok. Lingkungan di sekitar

perumahan Griya Lembah Depok kini menjadi lebih bersih dan

hijau.

Dengan adanya bank sampah POKLILI lingkungan perumahan

Griya Lembah Depok khususnya RT 003 RW 24 menjadi semakin

indah dipandang, masyarakat juga sudah bisa belajar memilah

sampah rumah tangga yang ada dirumahnya, setiap sesi

penimbangan sampah para anggota jadi sering bertemu dengan

anggota-anggota yang lain sehingga terjalinlah tali silaturahmi

antara warga.

c. Aspek Ilmu Dan Pengetahuan

Sudah sebagian besar masyarakat di sekitar Perumahan Griya

Lembah Depok yang disiplin untuk memilah-milah sampah

berdasarkan jenisnya, para anggota juga merasa terbedayakan dari

segi ilmu dan pengetahuan karena mereka bisa tahu dan mengerti

bagaimana cara mengelola sampah dengan baik dan benar.

Di dalam buku “Teknologi Pengelolaan Sampah” yang ditulis

oleh Enri Damanhuri dan Tri Padmi, pemilahan yang dianjurkan

adalah pola pemilahan yang dilakukan mulai dari level sumber atau

67

sifat awal yaitu belum tercampur atau terkontaminasi dengan

sampah lainnya.86

Pada kegiatan daur ulang sampah plastik, para anggota juga di

berikan pengetahuan bahwa sampah harus dipilah-pilah sejak

dirumah, sampah harus dalam keadaan bersih agar tidak membuat

lingkungan rumah bau dan kotor.

Manfaat lainnya yang juga membawa hal positif adalah

terbentuknya beberapa bank sampah baru di kota depok dari hasil

pelatihan dan pembelajaran di bank sampah POKLILI ini. Dari

hasil wawancara peneliti dengan pendiri bank sampah, Ibu Yuni

mengatakan bahwa ia merasa senang sekaligus bangga karena tidak

hanya mengelola sampah, bank sampah disini juga sudah bisa

menjadi tempat pelatihan untuk warga lain membangun bank

sampah baru disekitar tempat tinggalnya.

d. Kontribusi Ekonomi

Kegiatan daur ulang sampah plastik ini dirasakan bukan hanya

mengurangi volume sampah saja namun juga dapat menambah

penghasilan untuk para pengurus dan nasabahnya masing-masing.

Uang yang dihasilkan dari hasil penimbangan sampah dan

penjualan produk daur ulang masuk ke tabungan para pengurus dan

nasabah pribadi, uang itu bisa diambil dan dipergunakan kapan saja

anggota membutuhkan.

Hasil tabungan yang didapatkan oleh para anggota tidak

semuanya sama, tergantung dari hasil kerja anggota di bank

sampah, semakin banyak sampah yang disetorkan semakin banyak

pula uang yang didapatkan dan semakin banyak sampah didaur

ulang menjadi barang kerajinan maka semakin banyak uang yang

masuk ke dalam tabungan.

86

Enri Damanhuri dan Tri Padmi, Teknologi Pengelolaan Sampah, (Bandung: Penerbit

ITB).

68

Sudah banyak nasabah yang mengambil uang tabungan, ada

yang dipergunakan untuk keperluan lebaran, membeli sembako,

membeli kebutuhan sandang seperti beli baju, dan ada juga yang

digunakan untuk berobat bila ada keluarga yang jatuh sakit.

Kebanyakan nasabah mengambil tabungannya bila sudah berbulan-

bulan bahkan ada yang sampai bertahun-tahun baru diambil

tabungannya karena hasilnya lebih terasa, jadi sangat berguna

untuk kebutuhan.

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan

masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah platik di Perumahan

Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Setelah

dilakukannya penelitian dan data telah dianalisis maka di dapatkan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang

sampah plastik di bank sampah POKLILI berjalan dengan baik dan

mendapatkan apresiasi yang baik. Para anggota bank sampah

diajarkan untuk bisa mengolah sampah dari awal proses

penimbangan hingga menjadi produk kerajinan. Kerajinan yang

dibuat diajarkan oleh pengurus bank sampah dan juga dari

kreativitas anggotanya sendiri. Warga diajarkan untuk bisa

memilah, mencuci, membuat pola kerajinan, dan menjual produk

kerajinannya sendiri dan hasilnya akan masuk ke dalam tabungan

nasabah masing-masing.

2. Kegiatan daur ulang sampah plastik di bank sampah POKLILI

telah memberikan manfaat yang sangat banyak bagi masyarakat

dan anggotanya. Lingkungan di sekitar perumahan jadi jauh lebih

rapi dan bersih, sampah yang berserakan di sekitar rumah bisa

diolah menjadi barang kerajinan, kegiatan ini juga memberikan

ilmu dan pengetahuan bagi masyarakat tentang bagaimana

mengolah sampah dengan baik dan juga meningkatkan ekonomi

para anggotanya.

70

B. Saran

1. Pemberdayaan yang dilakukan oleh bank sampah POKLILI sudah

cukup baik, banyak warga yang berpartisipasi dalam kegiatan daur

ulang ini namun banyak juga yang belum mengetahui dengan pasti

kegiatan apa saja yang dijalankan, ada baiknya bank sampah

POKLILI lebih giat melakukan sosialisasi kepada warga mengenai

penggolongan dan pemanfaatan sampah.

2. Pemantauan atau monitoring kegiatan daur ulang lebih

ditingkatkan agar anggota tidak hanya sebatas mendaur ulang

sampah plastik saja namun juga bisa belajar lebih mendalam untuk

mengetahui bagaimana membangun bank sampah baru.

71

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku dan Skripsi

Adi, Isbandi Rukminto, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat

Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: Rajawali Pers, cet. 2,

2013.

-----, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya

Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: Rajawali, 2008.

-----, Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, Jakarta:

Lembaga Penerbit FE-UI, 2002.

Bahar, Yul. H, Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah, Jakarta: PT.

Waca Utama Pramesti, cet.1, 1986.

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Rineka

Cipta, cet.1, 2008.

Damanhuri, Enri, dan Padmi, Tri, Teknologi Pengelolaan Sampah, Bandung:

Penerbit ITB.

Hadi, Achmad Serudji. “Daur Ulang Barang Bekas sebagai Penopang Sumber

Kehidupan”, Jurnal Ilmiah Program Pascasarjana Bidang Ilmu Hukum, Jakarta:

Universitas Indonesia, 2001.

Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial,

Jakarta: Salemba Humanika, cet.3, 2012.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, versi 1.3

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, cet. 26, 2009.

Permadi, A. Guruh, Menyulap Sampah Jadi Rupiah, Surabaya: Mumtaz Media,

2011.

72

Salam, Syamsir. dan Fadhilah, Amir, Sosiologi Pedesaan, Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Siti Habibah. “Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melaluui Wirausaha Daur

Ulang Sampah Kering Di Kelurahan Pasar Minggu”, Skripsi pada UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta: 2009. tidak dipublikasikan.

Suar, Etrizal. “Pengaruh Sampah Plastik Terhadap Pengelolaan Lingkungan

Hidup di DKI Jakarta”, Jurnal Ilmiah Program Pascasarjana Bidang Ilmu

Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia, 1996.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, Bandung: Alfabeta, Cet.15, 2012.

Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: PT.

Refika Aditama, 2005.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

cet-23, 2012.

Sutidja, Trim, Daur Ulang Sampah, Bumi Aksara, cet-2, 2001.

Ulum, Misbahul, dkk, Pengertian Sampah, Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta bekerjasama dengan IISEP-CIDA, 2007.

Uno, Mien. R, dan Gretiani, Siti, Buku Pintar Etiket Hijau, Jakarta: PT. Gramedia,

2011.

Wintoko, Bambang, Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah, Yogyakarta:

Pustaka Baru Press, cet.1.

Wrihatnolo, Randy. R, dan Nugroho Dwidjowijoto, Riant, Manajemen

Pemberdayaan, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007.

Zulkifli, Arif, Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan, Jakarta: Salemba Teknika, 2014.

73

B. Dokumen-dokumen

1. Data monografi kelurahan abadijaya tahun 2013

2. Profil bank sampah POKLILI

C. Media Elektronik

“Depok Hadapi Masalah Sampah Serius”, m.republika.co.id, diakses pada 04

September 2014 pukul 21:22 WIB.

“Karakteristik sampah plastik”, http://jujubandung.wordpress.com, diakses pada

02 Oktober 2014 pukul 21:42 WIB.

“Peta Kota Depok”, http://mediacenterkpudepok.blogspot.com, diakses pada 07

September 2014 pukul 19:40 WIB.

“Teknik Pengolahan Data”, diachs-an-nur.blogspot.com, diakses pada 04

November 2014 pukul 21.34 WIB.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Pedoman Wawancara Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur

Ulang Sampah Plastik untuk Ketua Bank Sampah

Nama : Ibu Djuniawan Wanitarti (Ibu Yuni)

Waktu/jam : Rabu, 15 Oktober 2014/ 17.11

1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya bank sampah kelompok peduli

lingkungan di perumahan griya lembah depok?

Jawab:

Dilatarbelakangi karena adanya keresahan masyarakat di Perumahan

Griya Lembah Depok yang terganggu oleh sampah-sampah yang

berserakan dan sampah yang menumpuk baik di tempat sampah depan

rumah maupun di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS), maka

dari itu bank sampah POKLILI ingin mengurangi volume sampah,

memberikan pengetahuan bila sampah diolah dengan baik dan benar

sampah dapat menjadi barang yang berguna, dan juga dapat mengasah

kreativitas dan minat masyarakat di sekitar perumahan.

2. Cara-cara apa sajakah yang dilakukan untuk mendirikan bank sampah ini?

Jawab:

Karena sebelumnya sudah terbentuk kelompok peduli lingkungan

disini, maka kegiatan-kegiatan daur ulang sampah yang progresnya sangat

baik yang membuat kelompok peduli lingkungan berubah menjadi bank

sampah.

3. Bagaimana peran bank sampah untuk mengembangkan potensi diri dan

lingkungan?

Jawab:

Bank sampah memberikan pemahaman kepada warga sekitar untuk

mulai memilah-milah sampah sejak dari rumah, sampah yang mulai

dikumpulkan warga bisa membantu lingkungan menjadi lebih bersih dan

rapi. Bank sampah juga mencoba untuk membuat masyarakat melatih diri

agar bisa mengolah sampah dengan baik.

4. Darimanakah modal awal untuk melaksanakan kegiatan ini?

Jawab:

Awalnya dari uang pribadi saya, tapi setelah dirasa kinerja saya dan

beberapa rekan di perumahan berjalan positif, bank sampah POKILI

mendapat bantuan dari kas RT dan juga dari tiap kepala keluarga di

Perumahan Griya Lembah Depok khususnya RT 003 RW 24 diminta uang

sebesar Rp. 10.000 tujuannya agar masyarakat punya rasa memiliki

sehingga bisa menjaga keberadaan bank sampah dengan segala inventaris

yang ada dengan sebaik mungkin.

5. Mengapa sebagian besar bahan sampah plastik yang didaur ulang?

Jawab:

Karena memang sebagian besar sampah plastik lebih mudah diolah

dan sampah plastik itu lapuknya juga sekitar ratusan tahun.

6. Bagaimana proses perekrutan anggota dan sudah berapa banyak anggota

yang bergabung?

Jawab:

Ada sosialisasi dari kita dan kesadaran juga dari masyarakat disini, sekitar

225 orang.

7. Bagaimana cara bank sampah mempersiapkan kader-kader untuk

melaksanakan program-program di bank sampah?

Jawab:

Kader-kader pengurusnya itu berasal dari pengurus yang ada di

kelompok peduli lingkungan, untuk kader nasabah sendiri melalui tahap

sosialisasi yang dilakukan oleh bank sampah. Untuk pengurus sudah ada

jobdesknya masing-masing jadi sesuai dengan jalannya program di bank

sampah.

8. Apa saja dukungan-dukungan yang diberikan bank sampah untuk

memberdayakan masyarakat sekitar?

Jawab:

Dengan memberikan pelatihan-pelatihan pada anggota bank sampah,

memfasilitasi kegiatan dengan mesin jahit dan alat-alat yang mendukung

kegiatan.

9. Apakah tiap anggota digaji setiap bulannya? Kalau ya, berapa rata-rata gaji

yang diperoleh anggota setiap bulannya?

Jawab:

Gajinya itu ya tabungan hasil kerja disini, hasil dari timbangan

samoah dan penjualan produk daur ulang.

10. Bagaimana proses daur ulang plastik yang dilaksanakan di bank sampah

poklili?

Jawab:

Dimulai dari pemilahan sampah, sampah yang dipilah lalu dicuci,

setelah bersih dan kering samoah dibuat kerajinan.

11. Dipasarkan kemana sajakah biasanya barang-barang yang telah dibuat dan

berapa kisaran harganya?

Jawab:

Lewat pameran dan juga dipasarkan ke teman-teman.

12. Berapakah omset yang diperoleh setiap bulannya dari hasil daur ulang dan

pemanfaatan sampah plastik ini?

Gak tentu, tergantung keuntungan.

13. Bagaimana cara bank sampah mengelola kegiatan-kegiatan yang telah dan

akan dilaksanakan?

Jawab:

Dengan terus melaksanakan kegiatan dengan rutin, kegiatan yang

rutin dilakukan itulah yang akan terus membuat warga belajar dan terus

belajar. Selain kegiatan yang telah dilaksanakan secara rutin, kegiatan baru

lain juga dibuat agar menambah inovasi dan kreativitas bank sampah.

14. Apa saja manfaat yang anda rasakan setelah melakukan kegiatan daur

ulang di bank sampah?

Jawab:

Saya ingin sampah dipilah-pilah terlebih dahulu, sayamerasa senang

dan ada rasa kepuasan tersendiri karena sudah ada warga yang bisa

membangun bank sampah sendiri.

15. Apa yang menjadi harapan bapak/ibu kedepannya dengan adanya kegiatan

daur ulang atau pemanfaatan sampah plastik ini?

Jawab:

Saya ingin setiap RW ada bank sampahnya sendiri, semangat terus

menjalankan kegitan bersama, oemerintah dan masyarakat saling

bersinergi.

Pedoman Wawancara Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur

Ulang Sampah Plastik untuk Nasabah Bank Sampah

Nama : Ibu Ririn Ade

Waktu/jam : Jumat, 10 Oktober 2014

1. Apa yang anda ketahui tentang sampah plastik?

Jawab:

Sampah yang memakan waktu lama untuk lapukmya, plastik juga buat

bahan baku utama daur ulang.

2. Sudah berapa lama anda tergabung dalam komunitas bank sampah poklili,

dan apa yang menjadi motivasi anda bergabung ke dalam bank sampah

poklili?

Jawab:

Sejak 2010, ingin berpartisipasi saja, ikut merubah lingkungan jadi

lebih baik.

3. Bagaimana proses daur ulang sampah plastik yang dilaksanakan di bank

sampah poklili?

Jawab:

Sampah yang sudah dikumpulin dicuci bersih dan dikeringin, lalu

dilipat-lipat dan digunting dijadiin barang kerajinan.

4. Produk apa saja yang dihasilkan dari kegiatan bank sampah ini?

Jawab:

Ada tas, keranjang permen, taplak meja, tatakan gelas dan bunga.

5. Bagaimana anda mendapatkan ide-ide untuk menciptakan suatu produk

atau barang dari sampah plastik ini?

Jawab:

Awalnya sih diajarin sm bu Yuni dan pengurus-pengurus yang lain

juga.

6. Berapakah rata-rata hasil tabungan yang anda peroleh dalam sebulan

selama menjalani kegiatan dan menjadi nasabah bank sampah poklili?

Jawab:

Kira-kira sekitar Rp. 40.000 sampai Rp. 30.000.

7. Adakah peningkatan taraf hidup setelah bergabung dalam bank sampah

poklili?

Jawab:

Ada, hasil dari ngumpulin sampah dan jualan barang-barangnya bisa

buat nambah-nambah keuangan pribadi.

8. Apa saja manfaat yang anda rasakan setelah ikut bergabung dan

melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik di bank sampah poklili?

Jawab:

Banyak, ya bisa belajar cara-cara daur ulang, bisa puter otak cari

inspirasi, hasilnya juga lumayan banget buat pegangan.

9. Apa saja kendala yang anda rasakan setelah ikut bergabung dan

melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik di bank sampah poklili?

Jawab:

Kadang pegel bersihin sampahnya karena banyak banget, terus masih

ada juga warga disini yang belum bergabung.

10. Apa harapan anda kedepan setelah mengikuti program daur ulang sampah

plastik?

Jawab:

Semakin banyak yang melirik kegiatan ini jadi semua tertarik untuk

mencoba, kan makin banyak tenaga makin baik juga.

Pedoman Wawancara Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur

Ulang Sampah Plastik untuk Pengurus Bank Sampah

Nama : Ibu Rum

Waktu/jam : Kamis, 09 Oktober 2014/ 09.45

1. Sejak kapan program daur ulang sampah plastik ini berjalan?

Jawab:

Sejak 2008

2. Bagaimanakah cara para pengurus bank sampah disini untuk mengajak

warga berpartisipasi di dalam bank sampah?

Jawab:

Caranya melalui sosialisasi. Kegiatan-kegiatan yang telah ada di

agenda bank sampah disosialisasikan dulu awalnya didalam satu RT

dengan cara memilah-milah sampah dirumah masing-masing.

3. Bagaimana cara bank sampah poklili mendapatkan bahan baku berupa

sampah plastik untuk di daur ulang?

Jawab:

Dari warga, warung kopi, dan warung tegal.

4. Apakah pengurus bank sampah poklili juga ikut serta melaksanakan

kegiatan daur ulang sampah plastik?

Jawab:

Ikut juga dalam daur ulang sampah.

5. Bagaimana proses daur ulang plastik yang dilaksanakan di bank sampah

poklili?

Jawab:

Dicuci bersih, bilas, jemur, dilap, dan diguunting sesuai pola.

6. Ada berapa orang yang ikut serta melakukan kegiatan daur ulang sampah

plastik dalam sekali pelaksanaan?

Jawab:

Tergantung banyak atau tidak yang datang, tapi banyak juga yang

dikerjakan dirumah.

7. Apa saja manfaat yang anda rasakan setelah ikut bergabung dan

melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik di bank sampah poklili?

Jawab:

Banyak, bisa menambah uang saku sendiri.

8. Adakah peningkatan taraf hidup setelah anda ikut bergabung disini? Dan

berapa rata-rata gaji yang anda terima dalam sebulan?

Jawab:

Meningkat karena bisa nambah uang saku.

9. Apa saja kendala yang anda rasakan selama menjadi pengurus di bank

sampah poklili?

Jawab:

Masih banyak warga yang kurang peduli dengan lingkungan.

10. Apa harapan anda kedepan setelah program-program daur ulang sampah

plastik dilaksanakan?

Jawab:

Semoga bank sampah yang lain dapat berjalan.