pembentukan karakter tanggung jawab dan …eprints.walisongo.ac.id/8273/1/133911040.pdf · pihak...
TRANSCRIPT
1
PEMBENTUKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB DAN
KREATIVITAS MELALUI EKSTRAKURIKULER MARCHING
BAND (STUDI KASUS di MIN BAWU JEPARA)
TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh:
NOVITA ERNAWATI
NIM: 133911040
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2018
i
2
3
4
ABSTRAK
Judu :PEMBENTUKAN KARAKTER TANGGUNG
JAWAB DAN KREATIVITAS MELALUI
EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND
(STUDI KASUS di MIN BAWU JEPARA)
TAHUN 2017.
Penulis : Novita Ernawati
NIM : 133911040
Penelitian ini diangkat dari beberapa masalah yang
banyak terjadi dilingkungan sekolah sekitar kita. Bahwasannya
banyak sekolah-sekolah yang kurang memfungsikan
ekstrakurikulernya. Dan bahkan masih ada sekolah yang tidak
memiliki program ekstrakurikuler. Padahal ekstrakurikuler
sangat membantu sekolah untuk mencetak karakter siswa. Selain
itu sekarang ini banyak siswa yang tidak bisa mengisi waktu
luangnya deengan hal-hal yang bermanfaat. Sehingga dapat
membuat siswa memiliki sikap yang menyimpang. Dengan
memberikan wadah kepada siswa untuk mengisi waktu luang
mereka dengan kegiatan yang bermanfaat, maka akan membantu
pihak sekolah dalam membentuk karakter siswa.
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu membentuk karakter
tanggung jawab dan kreativitas peserta didik, dan proses
pembentukan karakter melalui sebuah ekstrakurikuler. Dalam
penelitian ini juga di paparkan mengenai model pembentukan
karakter anak. Disamping itu dalam penelitian ini dimaksudkan
untuk mengetahui manfaat ekstrakurikuler marching band,
disamping sebagai sarana membentuk karakter siswa juga
terdapat manfaat yang lain bagi anak usia sekolah dasar.
Sehingga dapat mengetahui hasil dari pembiasaan sikap pada
saat mengikuti ekstrakurikuler marching band. Hasil dari
pembiasaan itu nantinya sangat berpengaruh terhadap karakter
peserta didik. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab
permasalahan: apakah ekstrakurikuler marching band di MIN
5
Bawu Jepara dapat membentuk karakter tanggung jawab dan
kreativitas? Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif, data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data
primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data primer
dari penelitian ini diperoleh dari wawancara, observasi, dan
dokumen pokok. Sedangkan data sekunder dari penelitian ini
didapat dari wawancara, data kepustakaan dari pihak madrasah,
buku, dan literasi. Teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu
dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data
kualitatif memiliki sifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang telah diperoleh, kemudian dikembangkan
menjadi hipotesis.
Penelitian ini menunjukan bahwa tanggung jawab dan
kreativitas akan dapat membentuk karakter siswa karena melalui
ekstrakurikuler marching band para pelatih senantiasa
menggunakan metode pembiasaan baik pada saat latihan,
sehingga dengan menggunakan metode pembiasaan maka untuk
bersikap tanggung jawab maupun berpikir kreatif siswa akan
terbiasa dengan sendirinya. Meskipun pelatih lebih menekankan
pada tanggung jawab dan kreativitas siswa pada saat latihan
maka akan tertanam juga karakter yang lain pada diri siswa
seperti kedisiplinan, kejujuran, percaya diri, kemandirian, kerja
keras, demokratis, religius, tangguh, rasa ingin tahu, patuh
terhadap aturan sosial, suka menolong, nasionalis, pluralis, dan
berani dalam mengambil resiko.
Dalam menenamkan karakter pada siswa pastinya
memiliki hambatan. Hambatannya yaitu Perlu adanya kesabaran
tersendiri untuk menanamkan kreativitas pada diri siswa. Masih
memerlukan panduan terlebih dahulu, setelah adanya panduan
dari pelatih siswa baru bisa menerapkan kreativitasnya sedikit
demi sedikit. Untuk menunjang kreativitas siswa, saat latihan
sering diberikan materi diluar materi marching band. Selain itu
siswa sering mencoba-coba alat musik marching band yang
6
tidak biasa di mainkan sehingga dapat menambah kreativitas
siswa.
Semoga dengan adanya penelitian ini dapat memberikan
manfaat, informasi dan masukan bagi semua pihak yang
membutuhkan di lingkungan UIN Walisongo khususnya
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
7
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirobbil „aalamiin, Puji syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Sholawat serta salam penulis haturkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikian syafa‟atnya di hari akhir.
Skripsi ini berjudul “Pembentukan Karakter Tanggung Jawab
Dan Kreativitas Melalui Ekstrakurikuler Marching Band (Studi Kasus
di Min Bawu Jepara).”, disusun guna memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu,
baik dalam penelitian maupun penyusunan skripsi. Ucapan
terimakasih ini penulis sampaikan kepada:
1. Dr. H. Raharjo, M.Ed. St., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
2. H. Fakrur Rozi, M.Ag., selaku ketua jurusan PGMI Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang.
3. Ubaidillah Achmad, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran guna
memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk, dan motivasi
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademik di lingkungan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang.
8
5. Kepala MIN Bawu lama almarhum Drs. Mustam dan kepala MIN
Bawu yang baru Muhajir, S. Pd.I, M. Pd dan bapak Miftakur
Ridho, S. Ag selaku wakil kepala MIN Bawu serta bapak Moh.
Sahal, S. Pd.I selaku pengurus ekstrakurikuler marching band,
serta seluruh pelatih, dewan guru dan siswa-siswi yang mengikuti
marching band yang sangat membantu selama penelitian.
6. Orang tua kandung saya bapak Kasman dan Ibu kusyati, serta
orang tua angkat saya bapak Kasmin dan ibu Nanik Haryani yang
selalu memberikan do‟a, dorongan, semangat, dan fasilitas kepada
saya.
7. Adik-adik ku Adi Setyawan, Nabila Nur Amalina, danWahyudha
Krisna Aji yang senantiasa membuat saya tersenyum dan
memberikan semangat untuk saya.
8. Seseorang yang belum bisa saya sebut inisialnya yang senantiasa
memberikan dukungan, memotivasi, membantu, dan memberikan
semangat kepada saya.
9. Sahabat-sahabatku PGMI A 2013 khususnya Novita Sari,
Sabiqotul Ismah, Iin Nabilah, dan Rokhisatun Nasihah yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku KKN reguler ke 68 posko 10 desa Trayu yang
senantiasa memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan
bantuannya dalam bentuk apapun sehingga skripsi ini bisa
terselesaikan.
11. Tak lupa kawan-kawanku sekost yang juga pejuang skripsi (Nida
dan Zakiya) yang membantu dan menyemangati saya.
Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain
untaian doa dan terima kasih semoga Allah SWT membalas semua
amal kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya. Amiin
9
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa
penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang
sebenarnya. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Semarang, 12 Desember 2017
Penulis,
NovitaErnawati
NIM. 133911040
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................ ii
PENGESAHAN ..................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING .......................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................. viii
DAFTAR ISI ........................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................ 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori ................................................ 11
1. ............................................................... Keseimbangan Karakter Anak. ..................... 14
2. ............................................................... Nilai Tanggung Jawab dan Nilai Kreativitas... 20
3. ............................................................... Ekstrakurikuler ............................................. 35
4. ............................................................... Ekstrakurikuler Marching Band.. .................. 36
5. ............................................................... Strategi, Metode, dan model pembentukan
karakter peserta didik. ................................ 39
6. ............................................................... Pembentukan Karakter Tanggung Jawab dan
Kreativitas.. ................................................ 43
B. Kajian Pustaka ................................................ 46
C. Kerangka Berfikir ... ........................................ 49
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian . .................... 52
B. Tempat dan Waktu Penelitian . ........................ 53
C. Sumber Data.. . ............................................... 54
11
D. Fokus Penelitian . ... ........................................ 55
E. Teknik Pengumpulan Data .............................. 55
F. Uji Keabsahan Data .. .. .................................... 59
G. Teknik Analisis Data. . .................................... 60
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data ................................................. 64
B. Analisis Data .. ............................................... 72
C. Keterbatasan Penelitian ……………………… 78
BAB V PENUTUP
A. Simpulan. .......................................................... 80
B. Saran .. .............................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA
Lampiran II HASIL WAWANCARA
Lampiran III PEDOMAN OBSERVASI
Lampiran IV HASIL OBSERVASI
Lampiran V STRUKTUR PENDIDIK
Lampiran VI STRUKTUR KEPENGURUSAN DAN DAFTAR
NAMA SISWA EKSTRAKURIKULER MARCHING
BAND
Lampiran VII DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, banyak
terjadi perubahan pada dunia pendidikan. Baik itu perubahan yang
bersifat positif maupun perubahan yang bersifat negatif. Dengan
perkembangan zaman dan teknologi ini jika tidak selektif dalam
menghadapi perkembangan zaman akan berdampak buruk. Maka
dari itu seorang guru, khususnya guru sekolah dasar yang menjadi
tumpuan paling dasar untuk membentuk karakter anak sejak dini
harus selektif mendidik peserta didik dalam menghadapi
perkembangan teknologi. Jika tidak selektif dalam mendidik,
maka akan berakibat fatal. Misalnya sekarang ini banyak para
generasi muda yang tidak memiliki karakter meskipun telah
mengenyam pendidikan. Tindakan yang kurang mencerminkan
karakter diantaranya: tindakan anarkis, tindakan kecurangan,
mengabaikan aturan, penggunaan bahasa yang tidak sopan, dan
lain-lain1
Maka dari itu penelitian ini dapat memberikan kontribusi
bagi dunia pendidikan untuk memberikan pengetahuan bagi
instansi pendidikan dasar agar lebih memperhatikan penanaman
karakter pada diri peserta didik sejak dini mungkin. Selain itu juga
1 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik
Siswa Menjadi pintardan Baik, (Bandung: Nusa Media, 2013), hlm. 21-30
13
dihimbau untuk sekolah-sekolah dasar agar lebih menghidupkan
ekstrakurikuler yang ada di sekolah untuk menanamkan karakter
diri peserta didik.2
Karakter yang harus dibentuk pada diri peserta didik
sangatlah banyak macamnya. Tanggung jawab dan kreativitas
adalah bagian dari nilai karakter yang penting untuk diterapkan
pada diri peserta didik. Tanggung jawab itu sendiri merupakan
suatu sikap dan perilaku seseorang untuk dapat melaksanakan
tugas dan kewajiban yang harus dilakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat, dan lingkungan sekitar. Dengan adanya tanggung
jawab maka peserta didik akan memiliki beban yang harus
diselesaikan terkait masalah yang sedang dialami. Apabila
karakter tanggung jawab dapat diterapkan dengan baik pada
peserta didik khususnya peserta didik pada sekolah tingkat dasar,
maka akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.3
Sedangkan kreativitas merupakan cara berpikir dan
melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimilikinya. Dengan kata lain kreativitas ini
merupakan cara untuk mengembangkan kemampuan yang ada
dalam diri peserta didik. Kreativitas juga dapat dikatakan sebagai
bagian dari skill.
2 Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di
Zaman Global, (Jakarta: Gramedia, 2015), hlm. 222. 3 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik
Siswa Menjadi pintardan Baik, hlm. 72-73.
14
Penerapan tanggung jawab dan kreativitas dapat
dilakukan melalui ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler juga digunakan
untuk menerapkan dan mengembangkan karakter pada diri peserta
didik. Ekstrakurikuler marching band dapat melatih peserta didik
di tingkat SD/MI berlatih berorganisasi sedini mungkin karena
melalui berorganisasi siswa juga dapat melatih tanggung jawab
mereka, selain itu juga dapat melatih kreativitas siswa tingkat
SD/MI karena marching band kebanyakan melatih otak kanan
manusia.
Penerapan nilai karakter pada diri siswa melalui
ekstrakurikuler juga bukan hal yang mudah. Masih banyak
kesulitan yang dihadapi pihak sekolah dalam membentuk karakter
peserta didik melalui ekstrakurikuler. Selain itu ini masih banyak
sekolah-sekolah yang belum terlalu mementingkan masalah
penerapan nilai-nilai karakter pada sekolah maupun pada peserta
didiknya secara langsung. Pada masa sekarang ini juga masih
banyak sekolah yang masih tertinggal dalam hal
ekstrakurikulernya, maka dari itu perlu adanya upaya khusus bagi
sekolah-sekolah yang belum mengembangkan program
ekstrakurikuler di sekolahnya.
Pada hakikatnya ekstrakurikuler ini juga penting karena
ekstrakurikuler dapat digunakan sebagai wadah untuk menerapkan
nilai-nilai karakter pada diri peserta didik. Terutama tanggung
jawab dan kreativitas yang dianggap penting sebab kedua nilai ini
dapat digunakan sebagai bekal untuk peserta didik terjun di
15
masyarakat dengan memiliki etika dan nilai-nilai yang baik. Jika
dari pihak sekolah tidak membekali peserta didiknya dengan nilai-
nilai karakter, terutama tanggung jawab maka peserta didik
nantinya akan lebih mudah dalam melakukan sikap yang tidak
baik dalam masyarakat bahkan peserta didik akan sering
melakukan penyimpangan di dalam masyarakat.
Sekarang ini banyak para peserta didik di tingkat
pendidikan SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK sederajat
yang sering melakukan penyimpangan baik di lingkungan sekolah
maupun di lingkungan masyarakat. Bentuk penyimpangan yang
dilakukan banyak peserta didik itu biasanya berbentuk kenakalan
remaja yang biasanya berupa pertengkaran antar teman atau
bahkan tawuran antar remaja.4 Hal itu dikarenakan tidak adanya
didikan nilai karakter dari pihak orang tua dan sekolah, maka dari
itu perlu adanya penanaman nilai-nilai karakter sejak dini. Oleh
sebab itu penanaman nilai-nilai karakter harus ditanamkan sejak
jenjang pendidikan dasar. Untuk mengantisipasi adanya
penyimpangan yang dilakukan oleh peserta didik sebaiknya
sekolah di semua jenjang harus pandai dalam menyibukkan
peserta didiknya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang
diadakan di lingkungan sekolah dan juga diluar jam pembelajaran.
Jika di dalam suatu sekolah terdapat berbagai macam
ekstrakurikuler, maka bisa digunakan sebagai sarana untuk
4 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik
Siswa Menjadi pintardan Baik, hlm. 20.
16
menanamkan nilai karakter pada diri peserta didik. Di dalam
ekstrakurikuler ini banyak diajarkan nilai-nilai karakter misalnya
peserta didik dapat belajar nilai tanggung jawab dan nilai
kreativitas. Seperti halnya dengan ekstrakurikuler yang lain pada
ekstrakurikuler selain belajar pengetahuan disini juga diajarkan
berbagai nilai yang dapat menunjang skill dan nilai moral pada
diri peserta didik. Misalnya diajarkan nilai tanggung jawab itu
tujuannya agar peserta didik dapat melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, disinilah
peserta didik akan lebih memahami posisi dirinya.
Dengan diajarkan nilai tanggung jawab peserta didik akan
bisa mengerti jika ia telah melakukan suatu hal nantinya ia juga
akan menanggung resikonya baik itu resiko yang positif maupun
negatif. Selain itu pada ekstrakurikuler marching band ini juga
dapat mengajarkan nilai kreativitas, yaitu dimana peserta didik itu
akan dapat mengembangkan apa yang telah dimilikinya sehingga
nantinya akan menghasilkan sesuatu yang baru. Dengan dibekali
kreativitas ini maka akan membuat generasi muda yang tidak
hanya bergantung tetapi nantinya akan tercipta generasi muda
yang memiliki ide-ide kreatif untuk membuat hal-hal yang baru
yang belum pernah ada sebelumnya.
Pada dasarnya, peneliti melakukan penelitian ini sebagai
upaya untuk memberikan pengetahuan kepada tenaga pendidik
bahwasanya penerapan nilai tanggung jawab dan kreativitas untuk
membentuk karakter peserta didik itu tidak hanya melalui
17
kegiatan belajar mengajar, akan tetapi bisa dilakukan melalui
kegiatan luar sekolah seperti halnya mengikuti ekstrakurikuler.
Disini nanti akan dipaparkan mengenai bagaimana cara
menanamkan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik melalui
ekstrakulikuler, khususnya ekstrakurikuler marching band.
Mengenai metode maupun strategi dalam menanamkan nilai
tanggung jawab dan nilai kreativitas ini nantinya akan diungkap
oleh peneliti secara detail. Dengan mengikuti ekstrakurikuler
maka karakter peserta didik akan lebih mudah terbentuk karena
peserta didik memiliki pengalaman yang lebih dibanding hanya
mengikuti kegiatan belajar mengajar saja.
Berdasarkan masalah-masalah yang ada di lapangan saat
ini, penerapan nilai karakter pada diri peserta didik sangatlah
penting bagi masa depan bangsa dan khususnya masa depan siswa
itu sendiri. Namun, penerapan nilai karakter itu tidak hanya bisa
didapat dari kegiatan belajar mengajar saja tapi juga harus
ditunjang dengan kegiatan diluar jam pelajaran seperti melalui
ekstrakurikuler seperti yang dilakukan oleh MIN Bawu jepara.5
Selain masalah tersebut penulis juga mengamati bahwa
ekstrakurikuler yang ada di MIN Bawu Jepara ini sangatlah
aktif,sehingga dapat dicontoh oleh sekolah lain yang belum aktif
menerapkan ekstrakurikulernya untuk segera mengaktifkan
5 Hasil wawancara dengan bapak Moh. Sahal selaku manajer corps
marching band MIN Bawu pada tanggal 27 Maret 2017
18
ekstrakurikuler yang ada di sekolah-sekolah yang belum
mengaktifkan ekstrakurikulernya. Penulis meneliti mengenai
ekstrakurikuler marching band, karena marching band di MIN
Bawu dipandang oleh masyarakat di MIN Bawu adalah
ekstrakurikuler yang paling berprestasi selain ekstrakurikuler
pramuka.6 Maka dari itu penulis mengangkat hal tersebut kedalam
skripsi tentang “PEMBENTUKAN KARAKTER TANGGUNG
JAWAB DAN KREATIVITAS MELALUI
EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND (STUDI KASUS
di MIN BAWU JEPARA) TAHUN 2017.”
Penelitian yang berjudul “PEMBENTUKAN
KARAKTER TANGGUNG JAWAB DAN KREATIVITAS
MELALUI EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND
(STUDI KASUS di MIN BAWU JEPARA) TAHUN 2017.” ini
memiliki kaitan dengan program studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI), diantara kaitannya yaitu penerapan nilai-nilai
karakter ini ditanamkan pada anak usia MI, dimana nanti terdapat
metode-metode khusus untuk menanamkan nilai-nilai tersebut
seperti halnya jika mengajar pada saat kegiatan belajar mengajar
perlu menggunakan metode-metode agar memahamkan peserta
didik. Tapi, disini metode-metode digunakan untuk menanamkan
nilai-nilai pada jiwa seorang peserta didik. Selain itu penelitian ini
objeknya yaitu peserta didik MIN Bawu Jepara, sangat berkaitan
6 Hasil Observasi pada tanggal 27 Maret 2017 di MIN Bawu Jepara
19
dengan program studi PGMI yang notabenenya mengajar anak-
anak tingkat dasar SD/MI.
Yang menarik dari penelitian ini adalah peneliti
melakukan penelitian penerapan karakter tanggung jawab dan
kreativitas pada peserta didik itu melalui ekstrakurikuler yang
berbeda dari penelitian-penelitian yang sudah-sudah, biasanya
penerapan nilai-nilai karakter itu diterapkan melalui
ekstrakurikuler pramuka, namun peneliti membuka hal yang baru
bahwasanya penerapan nilai-nilai karakter itu bisa dilakukan
melalui berbagai macam ekstrakurikuler, tidak hanya
ekstrakurikuler pramuka saja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti
mengambil rumusan masalah yaitu: Apakah ekstrakurikuler
marching band di MIN Bawu Jepara dapat membentuk karakter
tanggung jawab dan kreativitas?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui
ekstrakurikuler marching band di MIN Bawu Jepara dapat
membentuk karakter tanggung jawab dan kreativitas.
Adapun penelitian ini diharapkan akan memberikan
manfaat bagi semua pihak baik itu peserta didik, tenaga pendidik,
maupun institusi sekolah untuk lebih menanamkan nilai karakter
20
disetiap diri peserta didik. Penanaman karakter bisa melalui
ekstrakurikuler marching band.
Secara lebih jelas, manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan
informasi mengenai penanaman karakter khususnya tanggung
jawab dan kreativitas melalui ekstrakurikuler.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peserta Didik
1) Menghasilkan peserta didik yang memiliki karakter
dan memiliki moral yang baik.
2) Menghasilkan peserta didik yang memiliki skill,
sehingga dapat dijadikan bekal bagi peserta didik.
b. Bagi Guru
1) Guru akan mudah dalam memberikan pelajaran
kepada peserta didik jika diri peserta didik sudah
tertanam nilai karakter yang baik.
2) Mempermudah guru untuk menanamkan karakter
pada saat pembelajaran di kelas jika sudah ditunjang
dengan penanaman nilai melalui ekstrakurikuler.
c. Bagi Sekolah
1) Penelitian ini berguna untuk lebih meningkatkan
ekstrakurikuler yang ada di MIN Bawu Jepara, selain
itu juga menjadi sumbangan bagi semua sekolah
untuk lebih mengembangkan ekstrakurikuler.
21
2) Penelitian ini juga berguna untuk menjadikan MIN
Bawu Jepara sebagai sekolah yang mencetak peserta
didik yang memiliki karakter yang baik.
d. Bagi Peneliti
1) Menambah pengetahuan bagi peneliti mengenai
penanaman karakter khususnya tanggung jawab dan
kreativitas pada diri peserta didik melalui
ekstrakurikuler marching band.
2) Menjadi rujukan bagi peneliti jika sudah terjun di
dalam dunia mengajar supaya bisa menerapkan nilai
karakter pada diri peserta didik.
22
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Karakter adalah kekhasan cara berpikir dan berperilaku setiap
individu untuk bisa hidup dan bekerjasama, baik itu di dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara. Karakter antara
individu yang satu dengan individu yang lain itu berbeda-beda.
Meskipun banyak nilai karakter namun, setiap individu memiliki
karakter yang sangat menonjol pada diri setiap individu. Pendidikan
karakter adalah suatu proses yang berhubungan dengan pembentukan
karakter nilai-nilai di dalam diri seorang siswa untuk menjadi manusia
seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa
dan karsa. 7
Pendidikan karakter ini merupakan salah satu fungsi dan
tujuan dari sistem pendidikan nasional di Indonesia.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.8
Pada hakikatnya manusia memiliki dua potensi yaitu
potensi baik dan potensi buruk seperti yang telah dijelaskan
7 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan
Karakter, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 41.
8 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3.
23
dalam Al-Qur‟an surah Al-Syams (91): 8 yang dijelaskan
bahwasanya manusia memiliki kemungkinan dua jalan, yaitu
menjadi manusia yang beriman atau ingkar terhadap Allah SWT.
keberuntungan akan menyucikan dirinya, sebaliknya kerugian
akan mengotori dirinya, sebagaimana firman Allah berikut ini.
Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya (QS Al-Syams [91]:8)
Berdasarkan ayat diatas, manusia berpotensi menjadi
hamba yang baik ataupun buruk, menjalankan perintah Allah
ataupun melanggar-Nya, menjadi beriman ataupun kafir, menjadi
mukmin ataupun musyrik. Sesungguhnya manusialah makhluk
Allah SWT yang paling sempurna. Akan tetapi manusia akan
menjadi hamba yang hina melebihi binatang, sebagaimana yang
telah diterangkan dalam Al-Qur‟an berikut ini.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya kemudian Kami kembalikan dia ke tempat
yang serendah-rendahnya (neraka). (QS Al-Tin [95]:4-5)
24
… mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lalai. (QS Al-A‟raf [7]:179)
Manusia telah dibekali dua potensi yang diberikan oleh
Allah SWT, tergantung manusianya sendiri untuk menjadi baik
atau buruk,. Sifat baik manusia akan tergerak dengan hati yang
baik pula, jiwa yang tenang, akal yang sehat, serta pribadi yang
sehat pula. Begitu pula sebaliknya, potensi yang buruk pada diri
manusia digerakkan oleh hati yang sakit, nafsu pemarah, rakus,
dan memiliki pikiran yang kotor.
Sikap manusia yang menjadi bumerang bagi dirinya
sendiri antara lain dusta, munafik, sombong, takabur, dan lain
sebagainya yang memiliki dampak negatif bagi manusia sehingga
akan terlahir manusia-manusia yang memiliki karakter yang
buruk. Sebaliknya, dengan sikap jujur, qona‟ah, rendah hati, serta
sifat positif lainnya yang akan membangun karakter yang baik
bagi manusia.9
A. Deskripsi Teori
Pada deskripsi teori ini akan dibahas mengenai
keseimbangan karakter pada diri anak, tanggung jawab dan
9 Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter: Berbasis Nilai dan Etika di
Sekolah, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012), hlm. 34-36.
25
kreativitas, dan ekstrakurikuler, berikut ini adalah
pembahasannya:
1. Keseimbangan Karakter Anak
Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa
latin yaitu kharakter, kharessian, dan xharaz dan dalam bahasa
inggris, diterjemahkan menjadi character, yang memiliki arti
watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan
akhlak. Selain itu dalam bahasa arab karakter adalah „khuluq,
sajiyyah, thob‟u‟, syakhsiyyah yang memiliki arti budi pekerti,
tabiat, watak, atau kepribadian. Secara terminologi, pengertian
karakter adalah sifat manusia yang pada umumnya bergantung
pada faktor kehidupannya sendiri.
Karakter merupakan sebuah sifat kejiwaan, akhlak, atau
budi pekerti yang menjadi ciri khas dari setiap individu dan
sekelompok orang. Al-Ghazali mendefinisikan akhlak adalah
sebagai berikut:
10
Akhlak adalah suatu perangai (watak/tabiat) yang menetapkan
jiwa seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-
10
Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya‟ Ulum Ad-Din, Juz 3, (Beirut: Dar al-
khotob al-ilmiyah), hlm. 58
26
perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan tanpa
dipikirkan atau direncanakan sebelumnya.11
Karakter itu berkaitan dengan nilai-nilai sikap maupun
perilaku manusia yang berhubungan dengan Allah SWT, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan sekitar, dan kebangsaan
yang berupa pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
yang berlandaskan pada norma-norma agama, hukum, tata
krama, budaya, dan adat istiadat. “Karakter menurut kamus
psikologi yaitu kepribadian yang ditinjau dari titik tolak etis
atau moral, misalnya kejujuran seseorang.”12
Selain itu karakter juga memiliki arti seperangkat nilai
yang sudah menjadi kebiasaan hidup seorang individu dan
kemudian menjadi sifat tetap individu tersebut, misalnya
memiliki sifat yang pekerja keras, pantang menyerah, jujur,
sederhana, tanggung jawab, kreatif dan lain-lain. Dengan
adanya karakter tersebut bisa dijadikan sebagai ukuran kualitas
kepribadian dari setiap individu.13
Selain itu karakter juga dapat dimaknai sebagai nilai
dasar yang telah membentuk pribadi individu, terbentuknya
pribadi individu itu sendiri dapat dipengaruhi oleh lingkungan,
11
Al-Ghozali, Mengobati Penyakit Hati terjemah Ihya‟ Ulum Ad-Din,
dalam Tahdzib al-Akhlak wa Mu‟ajalat Amradh Al-Qulub, (Bandung:
Karisma, 2000), hlm. 31.
12 Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter: Berbasis Nilai dan Etika
di Sekolah, hlm. 20.
13 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 77-78.
27
sehingga menjadikan perbedaan antara individu yang satu
dengan yang lain, sehingga akan terwujud dalam sikap dan
perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari.14
Jadi karakter
adalah kepribadian yang berbentuk seperangkat nilai yang akan
menjadi ciri khas dari setiap individu atau kelompok yang
terbentuk dipengaruhi oleh lingkungan sekitar individu tersebut.
Dari pengertian karakter tersebut dapat diketahui bahwa
pendidikan karakter adalah upaya sadar untuk mengembangkan
karakter baik (good character) yang berlandaskan pada
kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang meliputi kebajikan
fundamental dan kebajikan esensial yang secara objektif itu
baik bagi individu maupun lingkungan masyarakat.
Kebajikan fundamental yang dibutuhkan untuk
membentuk karakter yang baik yaitu: rasa hormat (respect) dan
tanggung jawab (responsibility). Selain kebijakan fundamental
juga terdapat kebijakan esensial yang juga digunakan untuk
membentuk karakter yang baik, terdapat sepuluh kebijakan
esensial diantaranya yaitu: kebijaksanaan (wisdom), keadilan
(justice), ketabahan (fortitude), pengendalian diri (self control),
kasih (love), sikap positif (positive attitude), kerja keras (hard
14
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan
Karakter, hlm. 43.
28
work), integritas (integrity), penuh syukur (gratitude), dan
kerendahan hati (humility).15
Dengan demikian, pendidikan karakter juga dapat di
artikan usaha secara aktif untuk membentuk suatu kebiasaan
(habit) sehingga sifat pada diri anak itu akan terbentuk dengan
sendirinya sejak dini, agar dapat berpikir dan mengambil
keputusan dengan baik dan bijaksana di dalam kehidupan
sehari-hari.16
Selain itu pendidikan karakter juga mempunyai
makna proses memasukkan budaya ke dalam diri individu dan
masyarakat sehingga menjadikan individu dan masyarakat
menjadi beradab.17
Jadi pendidikan karakter adalah usaha
untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan karakter
baik dan budaya pada diri individu dan kelompok yang
berlandaskan atas kebaikan sehingga akan terbentuk sifat yang
baik pada diri individu maupun kelompok sejak dini.
Adanya pendidikan karakter itu memiliki tujuan dan
maksud tertentu. Menurut Kemendiknas, tujuan pendidikan
karakter antara lain:
a. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif
peserta didik sebagai manusia dan warga Negara
15
Thomas Lickona, Educating For Character: Mendidik Untuk
Membentuk Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 83-99. 16
Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter: Berbasis Nilai dan Etika
di Sekolah, hlm. 21.
17 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan
Krisis Multidimensional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 75.
29
yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa.
b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta
didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai
universal dan tradisi budaya bangsa yang religious.
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung
jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan
berwawasan kebangsaan.
e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah
sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh
kreativitas dan persahabatan.18
Selain itu diselenggarakannya pendidikan karakter
juga memiliki tujuan diantaranya yaitu: untuk membentuk
individu maupun kelompok yang memiliki akhlak mulia dan
moral baik sehingga kehidupan dan perkembangan individu
maupun kelompok dapat dijaga dan dipelihara.19
Serta untuk
memperbaiki mutu pelaksanaan dan hasil pendidikan yang
mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia anak,
dengan utuh, terpadu, dan seimbang.20
Anak-anak usia sekolah dasar adalah masa dimana
masa kekanak-kanakan telah berakhir. Pada usia 6-12 tahun
anak sudah mulai berpikir mengenai hal yang konkrit dan
18
Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter: Berbasis Nilai dan Etika
di Sekolah, hlm. 24.
19 Maksudin, Pendidikan Karakter Non-Dikotomik, hlm. 58
20 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan
Krisis Multidimensional, hlm. 81
30
formal, anak cenderung lebih suka dengan hal yang nyata dan
harus ada buktinya. Maka dari itu pendidik harus bisa
mengajarkan hal yang baik dengan contoh yang nyata
terhadap anak, selain itu pendidik perlu mengetahui karakter
anak agar bisa memahami anak. Pada usia sekolah dasar
ketrampilan motorik anak cenderung lebih banyak
menggunakan gerakan tubuh. Pada saat seperti inilah anak
lebih suka untuk berlari, melompat, melempar, menangkap,
memanjat, dan keseimbangan.21
Diantara karakteristik anak
yaitu senang dengan permainan, anak lebih banyak bergerak,
anak lebih suka bekerja team, anak cenderung suka
melakukan suatu hal secara langsung, anak cenderung lebih
cengeng, anak lebih suka diperhatikan, dan anak cenderung
suka meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang lain.
Bentuk adaptasi anak usia sekolah dasar ditandai
dengan kemampuannya bergaul dengan teman-teman barunya
yang memiliki berbagai macam latar belakang, menghormati
guru, dan mentaati peraturan-peraturan yang ada di sekolah.
Orang tua dan guru hendaknya senantiasa berperan aktif
dalam mengendalikan emosi dan mengontrol perilaku dirinya
melalui nasihat-nasihat dan memberikan contoh perilaku yang
baik, serta menegur anak apabila anak tersebut melakukan
21
Sudarwan Danim, Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:
Alfabeta, 2010), hlm. 60-62
31
hal-hal yang menyimpang.22
Dengan melihat karakteristik pada
diri anak maka dapat diketahui bahwa keseimbangan karakter
anak tentunya mudah digoyahkan dengan keadaan
Bentuk sikap yang harus dimiliki oleh anak agar dapat
terbentuk karakter yang baik, diantara sikap yang harus
dimiliki oleh anak yaitu kesadaran akan jati diri (conscience),
percaya diri (self esteem), kepekaan terhadap orang lain
(empathy), cinta kebenaran (loving the good), pengendalian
diri (self control), kerendahan hati (humility). Untuk bisa
memahami anak berbuat baik atau tidak maka dapat dilihat
melalui aspek karakter yaitu kompetensi (competence),
keinginan (will), dan kebiasaan (habit).23
2. Nilai Tanggung Jawab dan Nilai Kreativitas
Nilai berasal dari bahasa latin yaitu vale re yang
artinya berguna, mampu, akan, berdaya, berlaku, sehingga
nilai diartikan sebagai sesuatu hal yang dianggap baik,
memiliki manfaat dan yang dianggap paling benar menurut
pandangan masing-masing individu atau kelompok tertentu.
Nilai adalah harga dari sesuatu hal yang menjadikan hal
tersebut itu menjadi disukai, diinginkan, dikejar, dihargai,
22
Hudiyono, Membangun Karakter Siswa, (Jakarta: Erlangga, 2012),
hlm. 6-7
23 Heri Gunawan, “Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi”,
(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 39
32
berguna dan akan membuat orang yang meresapinya menjadi
lebih bermartabat.
a. Indikator-Indikator Nilai
Indikator-indikator nilai diantaranya yaitu sebagai
berikut:
1) Nilai memberi tujuan atau arah (goal or purpose)
kemanapun kehidupan itu akan menuju, harus
dikembangkan atau diarahkan agar kehidupan kita lebih
memiliki makna tertentu.
2) Nilai memberi tujuan atau arah (goal or purpose)
kemanapun kehidupan itu akan menuju, harus
dikembangkan atau diarahkan agar kehidupan kita lebih
memiliki makna tertentu.
3) Nilai memberi aspirasi (aspirations) atau memberikan
inspirasi kepada orang lain untuk hal yang berguna, hal
yang baik, dan hal yang positif bagi kehidupan.
4) Nilai mengarahkan seseorang untuk bertingkah laku
(attitudes), atau bersikap dengan moralitas masyarakat,
jadi nilai itu memberikan contoh atau teladan bagi
orang lain bagaimanakah seharusnya seseorang itu
bersikap yang baik.
33
5) Nilai itu menarik (interest), memikat hati seseorang
untuk dipikirkan, untuk direnungkan, untuk dimiliki,
untuk diperjuangkan dan untuk dihayati.24
6) Nilai mengusik perasaan (feelings), pada saat hati
nurani seseorang sedang mengalami berbagai perasaan,
atau suasana hati, misalnya senang, sedih, tertekan,
bergembira, bersemangat, dan lain-lain.
7) Nilai terkait dengan keyakinan atau kepercayaan
(beliefs and conviction) seseorang, suatu kepercayaan
atau keyakinan terkait dengan nilai-nilai tertentu.
8) Suatu nilai menuntut adanya aktivitas (activities)
perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan harus
sesuai dengan nilai, jadi nilai itu tidak berhenti pada
pemikiran, akan tetapi nilai itu harus diterapkan pada
perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan oleh setiap
individu.25
9) Nilai biasanya muncul dalam kesadaran, hati nurani
atau pikiran seseorang ketika mengalami kebingungan,
mengalami dilemma, atau menghadapi persoalan hidup
(worries, problems, obstacles)
b. Peranan Nilai
24
Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter, hlm 56.
25 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter, hlm 57.
34
Berikut ini adalah peranan nilai dalam
kehidupan manusia menurut beberapa ahli
diantaranya yaitu sebagai berikut:
1) Nilai itu merupakan panduan umum untuk
membimbing tingkah laku dalam rangka mencapai
tujuan hidup seseorang.
2) Nilai selain digunakan sebagai pegangan hidup,
menjadi pedoman hidup, penyelesaian konflik,
memotivasi dan mengarahkan hidup manusia. Nilai
itu bila ditanggapi positif akan membantu hidup
yang lebih baik. Sedangkan bila dorongan itu tidak
ditanggapi positif, maka orang tersebut akan
merasa kurang bernilai dan bahkan merasa kurang
bahagia sebagai manusia.26
c. Macam-Macam Nilai Karakter
Berikut ini adalah macam-macam nilai
karakter diantaranya sebagai berikut:
1) Religius
Religius adalah nilai dimana dalam diri manusia
itu tertanam keyakinan terhadap Tuhan yang
merupakan fitrah sejah lahir sehingga dengan ini
manusia dapat menjalankan perintah-perintah
maupun menjauhi larangan Tuhannya dan disetiap
pikiran, perkataan, dan tindakannya didasari
26
Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter, hlm 58.
35
dengan nilai-nilai ketuhanan dan ajaran
agamanya.27
2) Jujur
Jujur adalah sebuah perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan dan
perbuatannya baik kepada diri sendiri maupun
terhadap orang lain.28
3) Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara, dan
Tuhan.29
4) Disiplin
Disiplin adalah suatu tindakan yang menunjukkan
sikap atau perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan yang ada.30
5) Kerja keras
27
Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 1.
28 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 11
29 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 19.
30 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 27
36
Kerja keras adalah suatu perilaku yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan
tugas dengan sebaik-baiknya.31
6) Percaya diri
Percaya diri adalah sikap yakin akan kemampuan
diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap
keinginan, cita-cita, dan harapan.32
7) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif adalah
cara berpikir dan melakukan sesuatu secara nyata
atau logis untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dari apa yang telah dimiliki.33
8) Mandiri
Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak
mudah bergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.34
9) Ingin tahu
Ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
31
Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, 43
32Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 51
33 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 69
34 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 77.
37
luas dari apa yang telah dipelajari, dilihat, dan
didengar.
10) Patuh pada aturan-aturan sosial
Patuh pada aturan-aturan sosial adalah sikap taat
terhadap aturan-aturan yang berkenaan dengan
masyarakat dan kepentingan umum.35
11) Santun
Santun adalah sikap yang halus dan baik dari segi
bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.
12) Demokratis
Demokratis adalah cara berpikir, bersikap dan
bertindak yang menilai mengenai hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.36
13) Nasionalis
Nasionalis adalah cara berpikir, bersikap, dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan, fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.37
14) Pluralis
Pluralis adalah sikap menghormati terhadap
berbagai perbedaan yang ada di lingkungan sekitar
35
Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 111
36 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 137
37 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 155
38
baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku,
dan agama.
15) Suka menolong
Suka menolong adalah sikap dan tindakan yang
senantiasa meringankan beban orang lain.
16) Tangguh
Tangguh adalah perilaku pantang menyerah atau
tidak pernah putus asa ketika sedang menghadapi
kesulitan dalam melaksanakan kegiatan atau tugas
sehingga mampu mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dihadapi sehingga mencapai tujuan yang
diinginkan.
17) Berani mengambil resiko
Berani mengambil resiko adalah salah satu
tindakan yang mana seseorang siap dalam
menerima resiko yang terjadi dari apa yang telah
dilakukan.38
d. Nilai Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial, dan budaya), Negara, dan Tuhan.
Apabila dalam penggunaan hak dan kewajiban itu bisa
38
Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan,), hlm. 199
39
tertib, maka akan timbul rasa tanggung jawab.
Tanggung jawab yang baik itu apabila antara
perolehan hak dan penuaian kewajiban bisa saling
seimbang. Untuk itu perlu adanya perumusan konsep
tanggung jawab manusia.39
Yang harus ada pada
tanggung jawab manusia adalah:
1) Tanggung jawab terhadap Allah SWT yang telah
memberikan kehidupan dengan cara merasa takut
kepada-Nya, senantiasa bersyukur, dan memohon
petunjuk. Semua manusia itu wajib bertanggung
jawab terhadap Allah SWT, tidak ada seorangpun
manusia yang bisa lepas dengan tanggung jawab
kecuali orang tersebut sudah kehilangan akal atau
seorang yang masih anak-anak dan belum balig.
2) Tanggung jawab untuk membela dirinya sendiri
dari suatu ancaman, siksaan, penindasan, dan
bentuk perlakuan kejam dari mana pun datangnya.
3) Tanggung jawab diri dari kerakusan ekonomi yang
berlebihan dalam mencari nafkah ataupun dalam
menerima nafkah, dari sifat yang serba
kekurangan.
4) Tanggung jawab terhadap anggota keluarga.
39
Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 19
40
5) Tanggung jawab kepada masyarakat dan
lingkungan sekitar40
6) Tanggung jawab dalam berpikir, dalam berpikir
tidaklah harus meniru cara berpikir orang lain dan
sependapat dengan pendapat kebanyakan orang
atau serta merta patuh terhadap nilai-nilai tradisi,
harus bisa menyaring informasi. Dalam kebebasan
berpikir perlu adanya kreasi yaitu harus mampu
mencari pemecahan dari masalah-masalah hidup
dan mampu menciptakan alternatif baru yang
berguna bagi masyarakat.
7) Tanggung jawab dalam memelihara hidup dan
kehidupan.
Orang yang bertanggung jawab memiliki kekhasan
tersendiri dibandingkan dengan orang lain.41
Jika
orang tersebut bertanggung jawab maka memiliki
ciri khusus, berikut ini adalah ciri-ciri dari orang
yang bertanggung jawab diantaranya ialah:
a) Memilih jalan yang lurus.
b) Selalu memajukan dirinya sendiri.
c) Senantiasa menjaga kehormatan dirinya.
d) Selalu waspada.
e) Berkomitmen pada tugas.
40
Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 20
41 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 21
41
f) Melaksanakan tugas dengan baik.
g) Mengakui semua perbuatannya, tidak hanya
yang baik saja tapi juga yang buruk.
h) Senantiasa menepati janjinya.
i) Berani mengambil resiko atas apa yang ia
lakukan maupun ucapkan.42
Tanggung jawab itu banyak macamnya, berikut ini
adalah macam-macam dari tanggung jawab adalah:
1) Tanggung jawab personal
Tanggung jawab personal bisa juga dikatakan
orang yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Tanggung jawab personal (tanggung jawab kepada
diri sendiri) adalah orang yang dapat mengontrol
dirinya sendiri dan yakin bahwa kesuksesan itu
berada ditangannya sendiri. Individu yang seperti
ini merasa bahwa nasib itu tidak ditentukan dari
luar. Individu yang seperti ini cenderung bersifat
angkuh dengan kekuatannya sendiri yang tidak ada
apa-apanya, maka dari itu disamping itu semua
individu harus meyakini takdir dari Allah SWT,
terutama masalah kesuksesan adalah faktor yang
mutlak.43
2) Tanggung jawab moral
42
Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 22
43 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 21
42
Jika tanggung jawab itu adalah beban, maka
setiap manusia itu memiliki beban yang harus
dipikul oleh masing-masing individu. Beban
manusia itu sebenarnya adalah takdir manusia itu
sendiri. Hakikatnya takdir itu memiliki kelebihan,
dan kelebihan tersebut harus bisa bermanfaat bagi
dirinya sendiri maupun bagi lingkungan sekitarnya.
Kelebihan itulah yang disebut akal. Karena
manusia itu memiliki akal, maka manusia itu
memiliki beban untuk menggunakan akalnya
tersebut. Demikianlah yang melahirkan tanggung
jawab moral.
Tanggung jawab moral itu biasanya berupa
pemikiran dimana seseorang mempunyai
kewajiban moral dalam situasi tertentu. Ketidak
taatan terhadap kewajiban-kewajiban moral maka
akan diberikan sanksi. Pada umumnya manusia itu
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, dari
apa yang dilakukan tersebut maka akan
menghasilkan pujian bahkan tuduhan atas apa yang
telah dilakukan.44
3) Tanggung jawab sosial
Tanggung jawab yang membebani manusia
yang begitu besar menjadikan manusia juga
44
Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 23
43
bertanggung jawab terhadap masyarakat di
lingkungan sekitarnya, inilah yang disebut dengan
tanggung jawab social (social responsibility).
Disinilah manusia secara individu maupun
kelompok itu memiliki tanggung jawab terhadap
masyarakat disekitarnya.45
4) Tanggung jawab melalui program kegiatan
Menerapkan nilai salah satunya yaitu nilai
tanggung jawab dalam suatu program kegiatan
seperti kegiatan ekstrakurikuler lebih diutamakan
karena di situlah peserta didik dapat berinteraksi
secara langsung dengan lingkungan sekitarnya.
Dengan adanya interaksi tersebut selain
mendapatkan sebuah contoh pembelajaran yang
nyata dari pelatih, peserta didik juga bisa
menerapkan sikap tanggung jawabnya secara
langsung terhadap teman, program kegiatan yang
diikuti, dan terhadap pelatihnya. Dari kegiatan
ekstrakurikuler ini dapat dilihat sejauh mana
peserta didik bersikap tanggung jawab dalam
berpikir, berperilaku, dan bersikap.46
45
Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, hlm. 24.
46 Deni Darmayanti, Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di
Sekolah, (Yogyakarta: Araska, 2014),hlm. 66.
44
Diantara sikap yang mencerminkan nilai
tanggung jawab melalui program kegiatan
ekstrakurikuler marching band diantaranya:
mentaati peraturan kegiatan ekstrakurikuler yang
telah ditetapkan dan disepakati, mengembalikan
alat apapun yang di pakai pada tempatnya,
melaksanakan tugas masing-masing dalam
memainkan alat musik marching band yang di
mainkan dengan benar, dan lain sebagainya.
e. Nilai Kreativitas
Kreativitas adalah sebuah ketrampilan dalam
kehidupan manusia (life skill) atau merupakan sebuah
kecerdasan tertentu yang dimiliki oleh setiap manusia,
dan dari individu satu dengan yang lain itu berbeda.
Jika bertanya kepada orang kreatif mengenai
kreativitas, maka akan menghasilkan jawaban yang
berbeda-beda.maka dari itu jangan tertuju pada satu
pengertian mengenai kreativitas, karena pada
hakikatnya kreativitas itu dapat dimaknai dari
berbagai aspek.47
Berikut ini adalah aspek-aspek dari
kreativitas, diantaranya ialah:
1) Kreativitas dimaknai sebagai kekuatan atau energi
yang ada pada diri individu. Energi ini menjadikan
47
Momon Sudarma, Mengembangkan Ketrampilam Berpikir Kreatif,
(Depok: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 17.
45
dorongan bagi individu untuk melakukan sesuatu
hal dengan cara atau untuk mendapatkan hasil
yang terbaik.
2) Kreativitas dimaknai sebagai sebuah proses.
Kreativitas merupakan proses untuk mengelola
informasi, melakukan sesuatu hal untuk melakukan
sesuatu maupun membuat sesuatu. Kreativitas itu
sendiri melibatkan penggunaan ketrampilan dan
imajinasi untuk dapat menghasilkan suatu produk
yang baru atau sebuah karya seni baru.
3) Kreativitas merupakan sebuah produk. Penilaian
kreativitas seseorang biasanya diukur dengan
produk yang telah dihasilkan, produk ini berupa
pemikiran (ide), karya tulis, atau produk dalam
pengertian barang.
4) Kreativitas dimaknai sebagai person. Kreativitas
ini tidak disematkan pada produk, proses, maupun
energinya melainkan pada individunya sendiri.48
Sebenarnya kreativitas itu memiliki berbagai bentuk
yang berbeda. Berikut ini adalah bentuk-bentuk dari
kreativitas adalah:
1) Kreativitas lahir dalam bentuk kombinasi.
Individu yang kreatif itu adalah individu yang
48
Momon Sudarma, Mengembangkan Ketrampilam Berpikir Kreatif,),
hlm. 18-24.
46
mampu mengombinasikan bahan-bahan dasar
yang sudah ada, baik itu berupa ide, gagasan, atau
produk yang akan melahirkan sebuah hal yang
baru (novelty).
2) Kreativitas lahir dalam bentuk eksplorasi. Maksud
dari bentuk ini yaitu individu mampu melahirkan
sesuatu yang baru, dari sesuatu yang belum ada.
3) Kreativitas lahir dalam bentuk transformasional.
Mengubah pemikiran atau gagasan menjadi
sebuah tindakan yang bernilai praktis, atau dari
kultur menjadi sebuah struktur, dan dari satu fase
ke fase lainnya. Kreativitas bisa muncul karena
individu yang mampu mentransformasikan
pemikiran ke bentuk yang baru.49
4) Kreativitas melalui program kegiatan
Menerapkan nilai kreativitas dalam suatu program
kegiatan seperti kegiatan ekstrakurikuler lebih
diutamakan karena di situlah peserta didik dapat
berinteraksi secara langsung dengan lingkungan
sekitarnya. Dengan adanya interaksi tersebut
selain mendapatkan sebuah contoh kegiatan
secara nyata dari kegiatan ekstrakurikuler, peserta
didik juga bisa bersikap kreatif melalui
49
Momon Sudarma, Mengembangkan Ketrampilam Berpikir Kreatif,
hlm. 25-29.
47
ekstrakurikuler marching band secara langsung di
dalam sebuah kegiatan ekstrakurikuler. Dari
kegiatan ekstrakurikuler ini nanti dapat dilihat
sejauh mana peserta didik memiliki kreativitas.50
Kreativitas yang nantinya akan terbentuk oleh
peserta didik yaitu kreativitas dalam bermain alat
musik, kreativitas dalam mengembangkan ide-ide,
kreativitas dalam membuat formasi saat tampil
dalam marching band.
3. Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Dalam menyusun manajemen sekolah harus memiliki
kegiatan sekolah, kegiatan sekolah itu ada yang namanya intra
sekolah dan ekstra sekolah. Kegiatan intra sekolah biasanya
berupa kegiatan belajar mengajar, sedangkan kegiatan ekstra
sekolah biasanya disebut ekstrakurikuler yang banyak sekali
jenisnya.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar
jam pembelajaran atau bisa disebut dengan kegiatan non
akademik. Dengan adanya ekstrakurikuler maka bakat dan
minat siswa akan dapat disalurkan melalui ekstrakurikuler,
50
Deni Darmayanti, Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di
Sekolah, hlm. 66
48
selain itu bakat siswa juga bisa tersalurkan.51
Kegiatan
ekstrakurikuler bertujuan untuk mengembangkan bakat dan
minat siswa, tidak hanya itu ekstrakurikuler juga dapat
mengembangkan kemampuan siswa dan membentuk karakter
pada diri siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini sangat banyak
jenisnya, diantaranya ada kegiatan seni, olahraga, dan
kegiatan lainnya.
b. Macam-Macam Ekstrakurikuler yang Ada di Sekolah Dasar
Pada setiap sekolah maupun madrasah, baik itu
tingkat dasar, maupun menengah biasanya memiliki kegiatan
siswa diluar jam kegiatan belajar mengajar yang biasanya
disebut dengan ekstrakurikuler yang merupakan sarana untuk
menyalurkan bakat dan minat siswa. Berikut ini adalah
macam-macam ekstrakurikuler:
1) Bidang olahraga, diantaranya ada: sepak bola, bola basket,
bola voli, futsal, tenis meja, bulu tangkis, dan lain-lain.
2) Bidang seni bela diri, diantaranya ada: karate, pencak silat,
tae kwon do, kempo, dan lain-lain.
3) Bidang seni musik, diantaranya ada: paduan suara,
marching band, rebana, qiro‟ah dan lain-lain.
4) Bidang lain-lain, diantaranya ada: pramuka, PMR,
Jurnalistik, paskibra, dan lain-lain.52
51
Andro Mediawan, Ragam Ekskul Bikin Kamu Jadi Bintang,
(Jogjakarta: Buku Biru, 2012), hlm. 11.
52 Andro Mediawan, Ragam Ekskul Bikin Kamu Jadi Bintang, hlm. 6.
49
4. Ekstrakurikuler Marching Band
a. Pengertian Marching Band
Marching Band adalah suatu kegiatan musik yang
menyajikan antara kegiatan musikal (harmoni ritmis dan
melodi), dengan kegiatan visual (kekompakan dan
keseragaman) yang dilakukan oleh sekelompok orang atau
satu team. Marching Band memiliki dua alat instrument yang
dimainkan, diantaranya yaitu perkusi (snare drum, tenor
drum/timps toms, bass drum, dan cymbal) dan instrumen
melodi (marching bell, bellyra, dan pianika) sebagai bentuk
musikal. Marching band terdapat dua orang yang memimpin
yang biasanya disebut sebagai mayor (laki-laki) atau mayoret
(perempuan). Sedangkan dalam bentuk visual, marching band
selain menggunakan kostum yang sama sebagai kekompakan,
biasanya marching band juga menyertakan kelompok colour
guard dengan bendera sebagai mediannya.53
b. Manfaat Marching Band
Manfaat dari proses pembelajaran marching band
bagi anak pada khususnya, yaitu:
1) Pembelajaran kekompakan anak
2) Mengasah daya ingat anak
3) Mengajarkan anak untuk berekspresi
53
Kinardi, Pengetahuan Dasar Marching Band, (Jakarta: PT. Citra
Intirama, 2004), hlm. 1.
50
4) Mengajarkan kedisiplinan dan keberanian serta kreativitas
anak
5) Sebagai proses pembelajaran dan pengenalan teori musik
dasar.54
Selain manfaat-manfaat yang telah disebutkan di atas,
marching band juga bertujuan untuk membina watak para
pemainnya sesuai dengan pepatah “music speak better word”
yang memiliki arti melalui penghayatan nilai-nilai musikal
dalam kegiatan pokok marching band, para anggota menjadi
lebih berbudaya tinggi dan cerdas. Ekstrakurikuler marching
band merupakan kegiatan bermain tim, baik itu kelompok
kecil (sectional), maupun kelompok besar (korps). Dengan
begitu para pemain dituntut untuk mempraktikkan team
building serta melakukan aktivitas komunikasi secara verbal
secara internal maupun eksternal.
Selain itu kegiatan positif yang terdapat di dalam
ekstrakurikuler marching band dapat meningkatkan rasa
hormat karena marching band menggunakan istilah yang
berbau militer, misalnya komandan, staf, dan lain sebagainya.
Hal tersebut memiliki tujuan agar mental militer siswa bisa
terbina atau juga bisa disebut jiwa kewiraan bagi para
anggotanya. Selain itu para anggotanya juga bisa belajar
dalam berorganisasi. Siswa akan mengetahui rasanya saling
memiliki antara yang memimpin dengan yang dipimpin, dan
54
Andro Mediawan, Ragam Ekskul Bikin Kamu Jadi Bintang, hlm. 40
51
juga siswa akan memiliki tanggung jawab baik itu tanggung
jawab sebagai pemimpin maupun tanggung jawab sebagai
yang dipimpin. Sehingga siswa akan terlatih menjadi pribadi
yang peduli terhadap sesama55
5. Strategi, Metode, dan model pembentukan karakter peserta
didik
a. Strategi-strategi untuk membentuk karakter peserta didik
Untuk membentuk karakter peserta didik memerlukan
strategi khusus agar pembentukan karakter langsung
dapat mengenai sasaran yaitu peserta didik. Berikut ini
adalah beberapa strategi untuk membentuk karakter
peserta didik:
1) Strategi pemanduan (cheerleading), dengan cara
menempelkan poster-poster, spanduk-spanduk, serta
papan khusus bulletin maupun papan pengumuman
yang isinya mengenai nilai kebaikan dan isinya
tersebut tidaklah sama dalam jangka waktu satu bulan
harus diganti begitu seterusnya.56
2) Strategi pujian dan hadiah yang didasarkan pada
pemikiran yang positif (positive thinking), dan
menerapkan penguatan yang positif (positive
reinforcement). Strategi ini diberikan kepada anak
55
Andro Mediawan, Ragam Ekskul Bikin Kamu Jadi
Bintang, hlm. 42 56
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan
Karakter, hlm. 144
52
yang sedang berbuat baik (catching students being
good), namun strategi ini tidak mungkin berlangsung
lama dikarenakan kedepannya seorang siswa itu akan
berbuat kebaikan tidak tulus melainkan hanya ingin
mendapatkan pujian ataupun hadiah.57
3) Strategi definisi dan latihkan (define and drill), pada
strategi ini siswa diminta untuk mengingat beberapa
nilai kebaikan dan mendefinisikannya.
4) Strategi penegakan disiplin (forced formality), pada
strategi ini seorang siswa harus menegakkan
kedisiplinannya serta harus melakukan sebuah
pembiasaan untuk melakukan hal yang memiliki nilai
karakter.
5) Strategi peragai bulan ini (traits of the month), strategi
ini hampir sama dengan strategi pemanduan
(cheerleading) namun, strategi ini tidak hanya
menggunakan poster-poster dan spanduk-spanduk,
akan tetapi menggunakan pelatihan, introduksi,
maupun sambutan dari kepala sekolah yang berkaitan
dengan pendidikan karakter dan difokuskan oleh
penguatan peragai tunggal yang telah ditentukan.58
57
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan
Karakter, hlm. 144
58 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan
Karakter, hlm. 145
53
b. Metode-Metode Penerapan Pendidikan Karakter
Selain menggunakan beberapa strategi untuk melatih
ekstrakurikuler marching band sekaligus menanamkan
nilai-nilai karakter, juga diperlukan metode untuk
menanamkan nilai-nilai karakter pada diri siswa. Berikut
ini adalah beberapa metode yang dapat digunakan untuk
menanamkan nilai karakter melalui ekstrakurikuler
marching band:
1) Metode cerita, dalam penanaman nilai-nilai karakter
melalui bercerita ini yaitu dengan memberikan cerita
kepada siswa, dimana cerita tersebut mengandung
unsur yang dapat membangun karakter siswa.
2) Metode keteladanan, metode ini merupakan metode
yang dianggap lebih efektif dan efisien. Karena siswa
usia sekolah dasar dan menengah umumnya
cenderung meneladani (meniru) guru atau pendidik.
Dalam metode keteladanan ini seorang guru harus
memberikan contoh apapun yang baik untuk
diteladani siswanya.
3) Metode pembiasaan, sesuatu yang sengaja dilakukan
secara berulang-ulang agar dapat menjadikan
kebiasaan. Intinya metode pembiasaan ini yaitu
pengalaman diri.
54
4) Metode „ibrah dan mau‟idah, metode memberikan
nasihat dengan lembut yang dapat diterima oleh hati
seorang siswa.59
5) Metode demokratis, metode ini menekankan pada
pencarian nilai-nilai dengan secara langsung
melibatkan peserta didik untuk menemukan nilai-nilai
karakter.
6) Metode live in, metode ini dimaksudkan agar anak
memiliki pengalaman hidup bersama orang lain
secara langsung yang berbeda dengan kehidupan
sehari-harinya. Dengan pengalaman yang secara
langsung dialami peserta didik, sehingga peserta didik
dapat mengenal lingkungan yang berbeda cara
berpikirnya, mendapatkan tantangan, dan
permasalahan.60
Untuk membentuk karakter nilai tanggung jawab
dan kreativitas peserta didik melalui kegiatan
ekstrakulikuler dapat menggunakan sebuah model yaitu
dengan menggunakan model di luar pengajaran. Model
diluar pengajaran ini merupakan sebuah model dimana
penanaman nilai tanggung jawab dan nilai kreativitas
59
Heri Gunawan, “Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi”,
hlm. 88-96
60 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya
dalam Lembaga Pendidikan, hlm. 246-247.
55
dapat ditanamkan melalui kegiatan di luar jam
pembelajaran yaitu dapat juga melalui kegiatan
ekstrakurikuler. Pada penggunaan model ini peserta didik
secara langsung mendapatkan nilai-nilai dengan
pengalaman secara langsung. Selain itu model ini
menuntut kreativitas dari peserta didik secara mendalam,
tidak hanya secara instan peserta didik mendapatkan
pemahaman karakter, tapi harus kreatif dalam
mengeksplorasinya di dalam kegiatan ekstrakurikuler.61
6. Pembentukan Karakter Tanggung Jawab dan Kreativitas
Ekstrakurikuler merupakan salah satu program sekolah
sebagai penunjang dan fasilitator untuk mengembangkan
bakat dan kemampuan anak agar lebih utuh. Membina
program ekstrakurikuler dapat melahirkan kelompok-
kelompok ahli sesuai dengan bakat dan kemampuan yang
khas, selain memiliki kemampuan yang khas juga memiliki
nilai karakter yang baik sesuai dengan ajaran agama.62
Berikut
ini ada beberapa cara pembentukan nilai karakter kepada
siswa, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Keteladanan, seorang guru maupun pelatih dalam sebuah
organisasi maupun ekstrakulikuler di lembaga pendidikan
61
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya
dalam Lembaga Pendidikan, hlm. 245.
62 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya
dalam Lembaga Pendidikan, hlm. 368.
56
harus memberikan contoh yang baik, harus memiliki
Integritas Tinggi serta Memiliki Kompetensi: Pedagogik,
kepribadian, sosial, dan professional.
b. Pembiasaan, setiap siswa harus dibiasakan untuk
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter dimanapun
dia berada, dengan pembiasaan ini nantinya siswa akan
terbiasa dan lambat laun akan terbentuk karakter pada
dirinya.
c. Penanaman kedisiplinan, penanaman kedisiplinan
terhadap siswa dalam kegiatan apapun akan membantu
dalam membentuk karakter pada diri siswa, karena siswa
dibiasakan untuk berperilaku yang baik.
d. Menciptakan suasana yang kondusif, dengan terciptanya
suasana yang kondusif siswa akan mudah menyerap apa
yang disampaikan oleh pelatihnya.63
e. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui
internalisasi nilai dalam pendidikan ekstrakulikuler.
f. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap
bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan,
dan bersikap kreatif untuk membangun skill pada diri
siswa.
63
Faidillah Kurniawan dan Tri Hadi Karyono, “Ekstra Kurikuler
Sebagai Wahana Pembentukan Karakter Siswa di Lingkungan Pendidikan
Sekolah”, http://blog.uny.ac.id/faidillahkurniawan/2010/08/31/ekstra-
kurikuler-sebagai-wahana pembentukan-karakter-siswa-di-lingkungan-
pendidikan-sekolah/, diakses 19 Januari 2017
57
g. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui
pelaksanaan tugas terhadap masing-masing individu agar
memiliki rasa tanggung jawab dan kreativitas pada diri
anak.
h. Mengembangkan keterampilan diluar kegiatan belajar
mengajar untuk menanamkan karakter pada diri siswa.
i. Menumbuhkan kecerdasan emosi dan penghargaan
terhadap hak-hak asasi orang lain melalui pengamalan fair
play dan sportivitas.64
j. Mengembangkan keterampilan dan kebiasaan untuk
melindungi keselamatan diri sendiri dan keselamatan
orang lain, dengan demikian siswa akan berlatih
bertanggung jawab tidak hanya pada diri sendiri tapi juga
terhadap orang disekitarnya.
k. Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk
berpartisipasi aktif pada setiap kegiatan yang diikuti.
l. Menumbuhkan kebiasaan untuk memanfaatkan dan
mengisi waktu luang dengan aktivitas yang positif dan
bermanfaat.65
64
Faidillah Kurniawan dan Tri Hadi Karyono, “Ekstrakurikuler
Sebagai Wahana Pembentukan Karakter Siswa di Lingkungan Pendidikan
Sekolah”, http://blog.uny.ac.id/faidillahkurniawan/2010/08/31/ekstra-
kurikuler-sebagai-wahana pembentukan-karakter-siswa-di-lingkungan-
pendidikan-sekolah/, diakses 19 Januari 2017
65 Faidillah Kurniawan dan Tri Hadi Karyono, “Ekstrakurikuler
Sebagai Wahana Pembentukan Karakter Siswa di Lingkungan Pendidikan
Sekolah”, http://blog.uny.ac.id/faidillahkurniawan/2010/08/31/ekstra-
58
Di dalam ekstrakurikuler marching band merupakan
salah satu jenis ekstrakurikuler yang dilakukan secara
kelompok, bukan per individu. Di dalam bekerja team harus
memiliki rasa tanggung jawab terhadap kelompok untuk
mempersatukan anggota kelompok untuk menciptakan
tanggung jawab berkelompok perlu adanya pendekatan.
Berikut ini beberapa pendekatan untuk membangun tanggung
jawab kelompok dalam satu team:
a. Di dalam satu kelompok harus memiliki tujuan dan
peraturan, dengan menentukan tujuan dan peraturan akan
memperjelas tanggung jawab setiap anggota kelompok
agar tidak saling iri antar anggota kelompok.
b. Membentuk etika saling ketergantungan, di sini jika satu
anggota mengalami masalah anggota lain harus saling
merasakan dan memecahkan masalahnya.
c. Menghadapi krisis, disini jika ada krisis atau masalah
tentunya masalah tersebut adalah masalah satu kelompok
dan harus diselesaikan oleh semua anggota kelompok.66
B. Kajian Pustaka
Dalam judul penelitian yang akan saya buat ini yaitu
Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Dan Kreativitas Melalui
kurikuler-sebagai-wahana pembentukan-karakter-siswa-di-lingkungan-
pendidikan-sekolah/, diakses 19 Januari 2017 66
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap
Mendidik Siswa Menjadi pintardan Bai, hlm. 141-145.
59
Ekstrakurikuler Marching Band (Studi Kasus di MIN Bawu
Jepara) terdapat penelitian yang bersangkutan sehingga dapat
memberikan gambaran yang nantinya akan dapat dijadikan
pedoman untuk membuat penelitian ini, diantaranya penelitian
yang bersangkutan adalah sebagai berikut:
Skripsi dari Penny Trianawati dari jurusan politik dan
kewarganegaraan fakultas ilmu sosial Universitas Negeri
Semarang tahun 2013, yang berjudul “Penanaman Nilai
Tanggung Jawab Melalui Ekstrakurikuler Kepramukaan Di Smp
Negeri 13 Semarang” di dalam penelitian ini membahas
mengenai tanggung jawab tapi pada penelitian ini penerapan nilai
tanggung jawabnya melalui pramuka. Pada hakikatnya sama
antara pramuka dengan marching band, karena keduanya sama-
sama ekstrakurikuler yang hampir sama unsurnya. Dalam
penelitian ini membahas tentang macam-macam dari tanggung
jawab dan bagaimanakah metode yang digunakan dalam
menanamkan tanggung jawab kepada siswa melalui
ekstrakurikuler.67
Skripsi dari Afroh Nailil Hikmah, jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga tahun 2013 yang
berjudul ”Upaya pembentukan Karakter Siswa Melalui
67
Penny Trianawati, “Penanaman Nilai Tanggung Jawab Melalui
Ekstrakurikuler Kepramukaan Di Smp Negeri 13 Semarang”, Skripsi,
fakultas ilmu sosial Universitas Negeri Semarang, 2013 hlm. 54
60
Ekstrakulikuler Pramuka di SDIT Salsabila Klaseman Sinduharjo
Nganglik Sleman” di dalam penelitian ini membahas mengenai
berbagai macam nilai-nilai karakter yang dapat dibentuk melalui
ektrakurikuler. Di dalam skripsi ini saya anggap relevan dengan
penelitian yang akan saya buat karena dalam skripsi ini
membahas semua cakupan nilai karakter, hanya saja penanaman
nilai karakternya melalui ekstrakurikuler pramuka dan pada
hakikatnya sama-sama ekstrakurikuler yang mengajarkan
berorganisasi.68
Dalam artikel penelitian publikasi dari Susan Riyana,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta tahun 2015 yang berjudul
“Penanaman Nilai-Nilai Kreativitas Melalui Ekstrakurikuler
Aeromodelling (Studi Kasus di SMK Bina Dhirgantara
Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran
2014/2015)” di dalam penelitian ini membahas mengenai
penerapan nilai kreativitas, sama halnya dengan penelitian yang
akan saya buat yang di dalamnya juga terdapat penanaman nilai
kreativitas. Namun pada penelitian ini media penerapannya
melalui ekstrakurikuler aeromodeling dan penelitian yang akan
68
Afroh Nailil Hikmah, ”Upaya pembentukan Karakter Siswa
Melalui Ekstrakulikuler Pramuka di SDIT Salsabila Klaseman Sinduharjo
Nganglik Sleman”, Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2013 hlm. 14
61
saya ambil penerapannya menggunakan media ekstrakurikuler
marching band.69
Pada tugas akhir Stefanus Defri Prihantoro, Jurusan
Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia
Yogyakarta tahun 2015 yang berjudul “Pembelajaran
Ekstrakulikuler Drum Band Pada Anak Kelas 4 dan 5 di Sd
Negeri 1 Sleman” di dalam penelitian ini membahas mengenai
bagaimanakah pembelajaran ekstrakurikuler drumband yang ada
di tingkat SD, relevan dengan penelitian yang saya buat karena
penelitian yang saya buat juga menyinggung mengenai
pembelajaran ekstrakurikuler ditingkat sekolah dasar dan
sederajat. Namun perbedaanya terdapat pada ekstrakurikuler pada
akhir Stefanus Defri Prihantoro
hanya membahas mengenai
pembelajaran drum band saja, pada skripsi yang saya buat
membahas mengenai penerapan karakter melalui pembelajaran
marching band.70
Meskipun sudah banyak skripsi yang membahas
mengenai penanaman nilai karakter melalui ekstrakurikuler,
namun terdapat perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti
69
Susan Riyana, “Penanaman Nilai-Nilai Kreativitas Melalui
Ekstrakurikuler Aeromodelling (Studi Kasus di SMK Bina Dhirgantara
Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015)”, Artikel
Penelitian Publikasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta , 2015 hlm. 7
70 Stefanus Defri Prihantoro, “Pembelajaran Ekstrakulikuler Drum
Band Pada Anak Kelas 4 dan 5 di Sd Negeri 1 Sleman”, Tugas Akhir,
Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2015 hlm. 38
62
lakukan, penelitian ini akan meneliti mengenai penerapan
karakter tanggung jawab dan kreativitas melalui ekstrakurikuler
marching band di MIN Bawu Jepara.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang
menanamkan nilai-nilai kepada siswa. Adanya sebuah nilai-nilai
disini digunakan untuk membentuk karakter siswa, agar setiap
siswa memiliki karakter yang baik. Penanaman karakter pada
siswa bisa dilakukan melalui berbagai macam cara, selain dapat
melalui pembelajaran di kelas penanaman nilai karakter juga bisa
melalui ekstrakurikuler yang ada di dalam setiap sekolah.
Penanaman karakter selain melalui pembelajaran di kelas,
alangkah lebih baiknya jika ditunjang dengan menanamkan
karakter pada saat siswa mengikuti ekstrakurikuler yang sesuai
dengan bakat dan minat siswa tersebut. Di dalam ekstrakurikuler
tersebut siswa nantinya secara langsung maupun tidak langsung
akan ditanamkan karakter. Penanaman karakter tersebut seperti
halnya menyampaikan pembelajaran di dalam kelas yang
menggunakan sebuah strategi agar siswanya paham. Begitu juga
dengan penanaman karakter juga menggunakan strategi agar
lebih mudah tertanam pada diri siswa.
Karakter yang ditanamkan kepada siswa melalui
ekstrakurikuler di dalam penelitian ini yaitu tanggung jawab dan
kreativitas. Karakter tanggung jawab meliputi: tanggung jawab
63
personal, tanggung jawab moral dan tanggung jawab sosial, dan
tanggung jawab melalui program kegiatan. Sedangkan kreativitas
meliputi: kreativitas lahir berbentuk kombinasi, kreativitas lahir
berbentuk eksplorasi, kreativitas lahir dalam bentuk
transformasional, dan kreativitas melalui program kegiatan
Nilai tersebut ditanamkan melalui ekstrakurikuler
marching band, karena melalui ekstrakurikuler marching band
ini siswa dapat belajar berorganisasi selain itu siswa akan
mengetahui rasanya saling memiliki antara yang memimpin
dengan yang dipimpin, dan juga siswa akan memiliki tanggung
jawab baik itu tanggung jawab sebagai pemimpin maupun
tanggung jawab sebagai yang dipimpin. Sehingga siswa akan
terlatih menjadi pribadi yang peduli terhadap sesama. Melalui
ekstrakurikuler marching band siswa bisa belajar berkreasi
sehingga akan tumbuh kreativitas. Adapun bagan alur kerangka
berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
64
Gambar 1 Kerangka Berpikir
1. tanggung jawab personal
2. Tanggung jawab moral
3. Tanggung jawab sosial
4. tanggung jawab program
kegiatan
1. Kreativitas lahir bentuk
kombinasi
2. Kreativitas lahir bentuk
eksplorasi
3. kreativitas lahir bentuk
transformasional
4. kreativitas melalui program kegiatan
Nilai-nilai karakter
Tanggung Jawab Kreativitas
Ekstrakurikuler marching band
Karakter siswa
65
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian atau riset (research) adalah suatu upaya yang
sistematis untuk menemukan jawaban terhadap masalah-masalah
maupun fenomena yang sedang dihadapi. Dalam sebuah penelitian itu
perlu diperhatikan komponen metode yang harus diuraikan,
diantaranya yaitu: jenis dan pendekatan penelitian, tempat dan waktu
penelitian, sumber data, fokus penelitian, teknik pengumpulan data,
uji keabsahan data, teknik analisis data.71
D. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi
kasus yaitu penelitian yang memahami mengenai fenomena
tentang yang dialami oleh subjek penelitian seperti halnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya, dengan
cara holistik dan deskripsi yang berbentuk kata-kata maupun
bahasa secara alamiah. Jadi penelitian kualitatif ini datanya tidak
berbentuk angka-angka melainkan berbentuk kata-kata maupun
bahasa sebagai hasilnya.72
Sedangkan pendekatan penelitian ini yaitu menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif studi kasus yaitu penelitian yang
71
Punaji Setyasari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010), hlm. 29.
72 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 6.
66
bermaksud untuk mendapatkan sebuah informasi secara sistematis
dan akurat mengenai status gejala yang ada pada saat peneliti
melakukan penelitian mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
tertentu. selain itu dalam penelitian kualitatif ini penyajian
datanya berupa kata-kata maupun bahasa dalam konteks khusus
yang alamiah serta memanfaatkan metode yang alamiah. Metode
penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara intensif, peneliti
terjun di lapangan secara langsung, serta mencatat secara teliti apa
yang terjadi, menganalisis dokumen yang ada di lapangan dan
menyusun laporan secara detail.73
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang menjadi objek penelitian yaitu MIN Bawu,
Jepara. Madrasah ini terletak di jalan Masjid Jami‟ nomor 07,
Bawu, Jepara. Waktu pelaksanaan penelitian kira-kira antara
bulan Maret sampai dengan April2017, kemudian dilanjutkan
pada bulan Oktober 2017.
Penelitian ini dilaksanakan di MIN Bawu Jepara karena
Madrasah tersebut adalah Madrasah yang memiliki berbagai
macam ekstrakurikuler yang digunakan sebagai sarana untuk
menerapkan karakter siswa disamping di dalam kegiatan
pembelajaran. Salah satu ekstrakurikuler yang akan diteliti yaitu
ekstrakurikuler Marching Band. Peneliti mengambil objek
73
Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 447.
67
ekstrakurikuler di MIN Bawu Jepara karena ekstrakurikuler
tersebut merupakan salah satu ekstrakurikuler yang paling
diminati siswa, selain itu ekstrakurikuler Marching Band yang ada
di MIN Bawu Jepara merupakan ekstrakurikuler yang banyak
meraih prestasi dan juara ditingkat Kabupaten maupun tingkat
Nasional. Maka dari itu peneliti ingin meneliti penmbentukan
karakter tanggung jawab dan kreativitas untuk membentuk
karakter siswa melalui ekstrakurikuler Marching Band yang ada
di MIN Bawu Jepara tersebut, bagaimanakah Madrasah tersebut
menerapkan karakter pada diri siswa melalui ekstrakurikuler
khususnya ekstrakurikuler Marching Band.
F. Sumber Data
Sumber data yang paling utama yang digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah berupa kata-kata dan tindakan,
diantaranya sumber data yang utama biasanya dicatat melalui
catatan tertulis atau juga bisa menggunakan rekaman video/audio,
pengambilan foto, atau film.74
Di dalam penelitian ini sumber data
dapat diperoleh dari kepala madrasah, guru yang bertugas sebagai
pembina marching band, pelatih marching band, guru kelas, siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler marching band. Selain itu
penelitian ini juga mendapatkan data dari dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan ekstrakurikuler marching band.
74
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 157.
68
G. Fokus Penelitian
Fokus penelitian itu didasarkan pada rumusan masalah
yang telah dibuat dalam sebuah penelitian. Fokus penelitian di
dalam penelitian ini meliputi:
1. Tanggung jawab dan kreativitas bisa membentuk karakter
peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler marching band di
MIN Bawu, Jepara.
Disini peneliti akan mengupas mengenai peran
tanggung jawab dan kreativitas untuk membentuk karakter dari
peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler marching band di
MIN Bawu Jepara.
2. Cara membentuk karakter peserta didik melalui ekstrakurikuler
marching band di MIN Bawu, Jepara.
Pada penelitian ini peneliti akan mencari tahu
bagaimana cara yang dilakukan oleh pihak MIN Bawu Jepara
untuk menanamkan karakter, khususnya karakter tanggung
jawab dan kreativitas pada siswa-siswi yang mengikuti
ekstrakurikuler marching band.
H. Teknik Pengumpulan Data
Upaya dari penelitian kualitatif yaitu mengungkap situasi
yang ada dalam perilaku masyarakat maupun yang ada dalam
lingkungan sekitar. Agar tercapai hal tersebut maka perlu ada
beberapa jenis data yang harus digunakan, diantaranya berupa
pengalaman individu, intropektif, sejarah kehidupan, hasil
wawancara, observasi lapangan, perjalanan sejarah, dan hasil
69
pengamatan secara visual, yang menjelaskan sebuah momen atau
rutinitas yang memiliki nilai dan permasalahan kehidupan
individu yang terlibat di dalam sebuah penelitian. Untuk
memperoleh data tersebut ada banyak metode untuk
mengumpulkan data, diantaranya yaitu berupa wawancara
individual maupun kelompok, penelitian dokumen dan arsip, serta
pengamatan terhadap lapangan (observasi). Antara metode
pengumpulan data yang satu dengan yang lainnya harus saling
berkesinambungan dan tidak saling terpisah agar menghasilkan
data seperti yang dibutuhkan peneliti. Untuk mendapatkan data
yang dapat dipercaya dan sesuai dengan kenyataan yaitu dengan
menyilangkan antar dapat yang diperoleh dari satu metode dengan
data yang diperoleh melalui metode yang lain.
Untuk menjalankan metode, penelitian kualitatif
memposisikan manusia sebagai figure terpenting dalam sebuah
penelitian. Manusia diposisikan sebagai instrument utama dalam
sebuah penelitian karena manusia yang berhubungan langsung dan
tidak dapat dipisahkan dari proses pengumpulan data, analisis, dan
interpretasi data. Untuk memperoleh data dari sebuah penelitian
kualitatif dapat menggunakan teknik pengumpulan data dari dua
kategori, yaitu metode yang berupa interaktif dan non-interaktif.
Teknik interaktif terdiri dari wawancara dan pengamatan yang
berperan serta, sedangkan teknik non-interaktif yaitu meliputi
pengamatan yang tidak berperan serta, analisis isi dokumen, dan
70
arsip. Prinsip-prinsip dalam pengumpulan data kualitatif yaitu
meliputi:
1. Penggunaan multi sumber, banyak informan dan
memperhatikan sumber-sumber bukti yang lainnya.
2. Menciptakan data dasar studi kasus, mengorganisasikan dan
mengoordinasikan data yang telah dikumpulkan.
3. Melindungi rangkaian bukti, agar dapat ditelusuri dari bukti-
bukti yang ada, berhubungan dengan studi kasus yang sedang
diteliti untuk menelusuri adanya data yang masih kurang.
Berikut ini adalah metode pengumpulan data, diantaranya:
1. Metode Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan memerhatikan
secara akurat, mencatat fenomena-fenomena yang ada, dan
mempertimbangkan antar aspek dari fenomena tersebut, yang
berlangsung dalam konteks pengamatan maupun dalam
konteks alamiah.75
Di dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai
pengamat sekaligus menerapkan observasi partisipan, dimana
peneliti terlibat secara langsung dengan kegiatan sehari-hari
yang sedang diamati di lapangan.76
Metode ini dilakukan
untuk mengamati dan memperoleh data mengenai bagaimana
75 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), hlm. 141-143.
76 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R and D,
(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 145
71
Pembina, serta pelatih marcing band itu menanamkan nilai-
nilai karakter, khususnya nilai tanggung jawab dan nilai
kreativitas terhadap siswa-siswi yang mengikuti
ekstrakulikuler marcing band yang ada di MIN Bawu, Jepara.
2. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara (interview) adalah percakpan yang
dilakukan oleh dua belah pihak antara pewawancara dengan
terwawancara (narasumber) dengan maksud tertentu untuk
mendapatkan sebuah informasi.77
Wawancara (interview) ini
digunakan oleh peneliti untuk menemukan masalah-masalah
yang sedang diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-
hal yang lebih mendalam dari responden dengan jumlah
responden yang sedikit.78
Teknik ini digunakan dalam penelitian yaitu untuk
mendapatkan informasi secara langsung kepada pemberi
informasi, baik kepada kepala madrasah, pembina
ekstrakulikuler marcing band, pelatih ekstrakulikuler marcing
band, guru kelas siswa-siswi yang mengikuti ekstrakulikuler
marcing band yang ada di MIN Bawu, Jepara.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengumpulan data untuk
melengkapi sebuah penelitian baik berupa sumber tertulis,
77
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 186.
78 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R and D,
hlm. 137.
72
film, gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang
semuanya itu dapat memberikan informasi bagi peneliti.79
Metode ini digunakan penulis untuk mendapatkan data-data
mengenai hal-hal yang perlu diteliti dari ekstrakurikuler
marching band yang ada di MIN Bawu, Jepara sehingga data-
data yang diperlukan peneliti dapat terkumpul.
I. Uji Keabsahan Data
Triangulasi yaitu cara pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut untuk
mengecek atau membandingkan data yang ada.80
Tujuan
digunakannya triangulasi data di dalam menguji keabsahan data
dalam penelitian kualitatif yaitu sebagai proses untuk
memantapkan derajat kepercayaan dan konsistensi data, serta
sebagai alat bantu untuk menganalisis data di lapangan.
Triangulasi terhadap sebuah data yang berupa penerapan
nilai tanggung jawab dan nilai kreativitas untuk membentuk
karakter siswa melalui ekstrakurikuler marching band (studi kasus
di MIN Bawu, Jepara), dilakukan menggunakan cara sebagai
berikut:
1. Triangulasi sumber yaitu mengecek ulang informasi yang telah
diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya,
membandingkan antar hasil pengamatan dengan hasil
79
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, hlm. 178.
80 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 330
73
wawancara, membandingkan apa yang dikatakan oleh umum,
dengan apa yang dikatakan oleh pribadi, membandingkan
wawancara dengan dokumen yang ada untuk mendapatkan
sumber data penerapan tanggung jawab dan kreativitas melalui
ekstrakurikuler marching band.
2. Triangulasi metode yaitu dapat dilakukan dengan cara
menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan sebuah data yang sama. Dengan demikian peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda yaitu
berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk
mendapatkan sebuah data yang sama.81
J. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses mencari dan
menyusun data secara sistematis yang telah diperoleh melalui
hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan cara
mengkategorikan, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan
sintesis, menyusun kedalam sebuah pola, serta memilih mana
yang penting untuk dipelajari, dan menyimpulkan agar mudah
dipahami diri sendiri maupun oleh orang lain. Analisis data
kualitatif memiliki sifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan
data yang telah diperoleh, kemudian dikembangkan menjadi
hipotesis. Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono,
langkah-langkah analisis ditunjukkan sebagai berikut:
81
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, hlm. 218-220
74
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan merangkum, memilih hal yang
pokok, memfokuskan pada hal yang penting, kemudian dicari
tema serta polanya. Data yang sudah direduksi akan
memberikan sebuah gambaran yang lebih jelas dan akan
mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data yang
selanjutnya.82
Dalam reduksi data ini, data mengenai penerapan
tanggung jawab dan kreativitas melalui ekstrakurikuler
marching band diperoleh berdasarkan observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Dari ketiga pengumpulan data tersebut
kemudian diteliti berkaitan dengan masalah yang telah
diungkapkan peneliti untuk dijadikan sebuah rangkuman.
2. Penyajian Data
Langkah selanjutnya kemudian menyajikan data,
penyajian data ini dapat berupa uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, dan sejenisnya. Dengan mendisplay data, maka
akan mempermudah dalam memahami apa yang terjadi,
merencanakan tahap selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami.83
Data yang akan peneliti sajikan disini data yang
diperoleh berdasarkan metode pengumpulan data yaitu melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi kemudian dari hasil
82
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R and D,
hlm. 247
83 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R and D,
hlm. 249
75
data tersebut dipilih sesuai dengan permasalahan peneliti,
selanjutnya data tersebut disajikan. Dari penelitian data
tersebut, peneliti dapat menyajikan data misalnya proses
penerapan karakter tanggung jawab dan kreativitas untuk
membentuk karakter siswa melalui ekstrakurikuler marching
band yang ada di MIN Bawu, Jepara.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif yaitu
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pada dasarnya kesimpulan
awal yang dikemukakan dalam penelitian kualitatif masih
bersifat sementara, dan akan terjadi perubahan apabila peneliti
tidak menemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung
tahap pengumpulan data selanjutnya. Tapi, jika kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal ini didukung dengan bukti-
bukti yang valid dan konsisten jika peneliti kembali ke lapangan
untuk mengumpulkan data selanjutnya, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang dapat dipercaya.84
Data yang telah didapat selama peneliti melakukan
penelitian merupakan kesimpulan dari penelitian kualitatif. Dari
kesimpulan data ini akan melahirkan sebuah temuan baru yang
berbentuk deskripsi, yang sebelumnya masih belum jelas
kemudian dilakukan penelitian terhadap masalah yang diangkat
peneliti akan menjadi jelas. Kesimpulan dalam sebuah
84
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R and D,
hlm. 252
76
penelitian kualitatif akan melahirkan temuan baru yang belum
ada sebelumnya. Temuan baru ini dapat berupa deskripsi
ataupun gambaran yang sebelumnya masih belum jelas, dan
diadakan penelitian sehingga dapat jelas permasalahannya.
77
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan pemaparan dari apa yang telah
didapat dari penulis melakukan penelitian disebuah instansi
pendidikan. Seperti dalam judul skripsi “PEMBENTUKAN
KARAKTER TANGGUNG JAWAB DAN KREATIVITAS
MELALUI EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND
(STUDI KASUS DI MIN BAWU JEPARA) TAHUN 2017.”
Memiliki berapa diskripsi data diantaranya yaitu:
1. Pembentukan Karakter Tanggung Jawab dan Kreativitas
melalui Ekstrakurikuler Marching Band
a. Sejarah Ekstrakurikuler Marching Band di MIN Bawu Jepara
Pada awalnya pihak sekolah hanya sekedar memiliki
alat-alat marching band, selanjutnya sesuai dengan tujuan dari
MIN Bawu Jepara yang ingin meraih prestasi tidakhanya
dibidang akademiktapi juga non akademik akhirnya pihak
MIN Bawu mendirikan ekstrakurikuler marching band ini
yang diarahkan keprestasi siswa.85
Sehingga siswa yang tidak
bisa berprestasi di bidang akademik nantinya akan
mendapatkan wadah untuk membentuk prestasi di bidang non
akademik salah satunya yaitu pada ekstrakurikuler marching
85
Hasil wawancara dengan bapak Moh. Sahal selaku manjer corps
marching band MIN Bawu pada tanggal 27 Maret 2017
78
band. Selanjutnya pihak madrasah mencari beberapa pelatih
yang berkompeten di bidang marching band ini untuk melatih
siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler marching band.
Melihat tujuan dari ekstrakurikuler marching band
yang ingin mengangkat siswa-siswi yang tidak bisa
berprestasi dibidang akademik agar bisa mengukir prestasi
dibidang non akademik. Dengan seiring berjalannya waktu
kemajuan marching band MIN Bawu Jepara sangat pesat
sekali pada tahun 2004 sudah bisa menjuarai sebuah festival
sekabupaten Jepara, selanjutnya bisa menjuarai di tingkat
provinsi, kemudian merambah ke lintas provinsi dan bahkan
tingkat nasional. Dan saat ini jumlah pemain CMB KAINIMA
MIN Bawu Jepara berjumlah 75 siswa dengan komposisi
sebagai berikut: horn atau alat tiup logam 38 siswa,
percussion 16 siswa, bellera 10 siswa, colour guard 9 siswa,
dan fiell commander 2 siswa.86
b. Materi yang Diajarkan dalam Ekstrakurikuler Marching Band.
Dalam ekstrakurikuler marching band ini memang
didominasi dengan permainan musik, dan materi yang
diajarkan tidak terlepas dengan musik seperti nada, irama, dan
tempo. Penyampaian materi kepada siswa dalam
eksrakurikuler marching band seperti halnya penyampaian
materi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas.
86
Hasil wawancara dengan bapak Moh. Sahal selaku manjer corps
marching band MIN Bawu pada tanggal 27 Maret 2017
79
menggunakan metode demonstrasi dan ceramah. Selain
berhubungan dengan musik, pada ekstrakurikuler marching
band ini juga diajarkan sebuah gerakan display untuk
menunjang permainan musik yang lebih menarik. Display
adalah sebuah gerakan yang membentuk beberapa formasi
untuk memperindah tampilan. Ekstrakurikuler marching band
juga mengajarkan latihan baris berbaris seperti yang
dilakukan ekstrakurikuler pramuka. Dengan adanya materi
tentang latihan baris berbaris ini dapat mendidik siswa untuk
lebih bertanggung jawab dan disiplin.87
Mengenai materi yang diajarkan dalam marching
band bermacam-macam, karena marching band itu sendiri
terdiri dari berbagai jenis alat musik. Diantara alat musik yang
ada dalam ekstrakurikuler marching band adalah: Horn atau
alat tiup logam, percussion, bellera. Untuk alat tiup logam
atau horn memerlukan teknik khusus dalam meniupnya yaitu
meniupkan angin pada pangkal alat tiup dengan membuka
sedikit sebesar lubang sedotan dan tiup sesuai irama dan not
lagu. Teknik memainkan bellera yaitu dengan memukul
bellera sesuai dengan not musik yang telah dihafal, pada
intinya untuk permainan bellera mengandalkan hafalan not
lagu. Sedangkan alat musik percussion yang terdiri dari tiga
jenis yaitu: senar drum, quarto, dan bass drum teknik
87
Hasil observasi pada tanggal 06 Oktober 2017 di lapangan MIN
Bawu Jepara.
80
memainkannya yaitu dengan menyelaraskan pukulan dengan
aransemen lagu antara alat musik horn dan bellera. Selain alat
musik juga ada colour guard. Colour guard adalah permainan
beberapa bendera dengan beberapa gerakan. Dalam bermain
colour guard kuncinya yaitu kelincahan dan kekompakan
dengan pemain yang lain. Disamping bermain musik dalam
marching band juga ada permainan display. Display itu
sendiri dimainkan dengan teknik kekompakan antar pemain
dan keseimbangan antara gerakan display dengan permainan
musik ataupun colour guard.88
Selain itu siswa juga diajarkan gerakan display
sebagai penunjang musik marching band, tidak hanya itu
langkah kaki para pemain juga diatur untuk mendapatkan
gerakan display yang sempurna. Untuk menyamakan langkah
kaki 75 siswa itu tidaklah mudah ada teknik untuk
menyamakan gerakannya. Dalam marching band yaitu
dengan menggunakan ketukan perkusi dan dipandu oleh fiell
comander. Ada beberapa lagu yang harus dikuasai oleh para
pemain alat musik, selain lagu juga ada permainan percussion
future. Lagu yang dimainkan oleh para pemain marching
band merupakan lagu yang sudah diaransemen kembali oleh
para pelatih, jadi para siswa bisa mengerti mengenai
88
Hasil wawancara dengan bapak Nurdin Nasir selaku team pelatih
marching band MIN Bawu pada tanggal 23 September 2017
81
aransemen lagu meskipun tidak mengaransemen lagu
sendiri.89
c. Pembentukan Karakter Tanggung Jawab dan Kreativitas
melalui Ekstrakurikuler Marching Band.
Latihan rutin ekstrakurikuler marching band
dilaksanakan pada hari Jum‟at pukul 13:00 WIB sampai pukul
16:00 WIB. Tidak hanya latihan rutin akan tetapi juga ada
latihan tambahan jika aka nada perlombaan atau perform di
luar sekolah, selain itu juga ada agenda camp di sekolah
selama 1-2 hari untuk mendapatkan pembekalan sebelum
berangkat lomba. Pembekalan pada agenda camping di
sekolah berisikan nilai-nilai karakter yang harus dimiliki
siswa-siswa misalnya tanggung jawab, kedisiplinan,
kejujuran, kreativitas anak, religius, dan lain lain. Menurut
pengelola ekstrakurikuler marching band KAINIMA MIN
Bawu Jepara diadakannya camping di area sekolah sebelum
pelaksanaan lomba itu sangat bermanfaat bagi siswa karena
hal tersebut tidak dibuat latihan akan tetapi dibuat untuk
penekanan karakter pada diri siswa.90
Dalam marching band tidak hanya bermain musik
saja tapi juga diajarkan nilai-nilai karakter terutama dalam
89
Hasil wawancara dengan bapak Nurdin Nasir selaku team pelatih
marching band MIN Bawu pada tanggal 23 September 2017
90Hasil wawancara dengan bapak Nurdin Nasir selaku team pelatih
marching band MIN Bawu pada tanggal 23 September 2017
82
ekstrakurikuler marching band sangat dibutuhkan tanggung
jawab pada setiap pemain. Setiap pemain marching band
harus bisa bertanggung jawab atas alat musik yang dimainkan
dan atas tugas yang didapat. Jika pemain tidak bisa
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik, maka tidak
akan ada keterpaduan dalam corps marching band tersebut.
Pada saat memainkan display pemain juga belajar untuk
bertanggung jawab dalam melangkahkan kaki sesuai dengan
irama musik. Jika salah satu langkah saja dalam bermain
display maka akan terjadi kesalahan juga pada pemain yang
lain, sehingga display tidak akan berhasil. Saat latihan secara
tidak langsung para siswa belajar banyak sikap bertanggung
jawab. Hal tersebut mempermudah dalam membentuk
karakter. Jika dibiasakan secara terus menerus pada akhirnya
siswa akan terbiasa dengan kata lain terbentuklah nilai
karakter tanggung jawab pada diri siswa.91
Untuk membentuk kreativitas anak usia MI masih
membutuhkan panduan dari seorang pelatih, dengan panduan
kemudian siswa akan menerapkannya sendiri. Untuk
mengetahui hasil dari kreativitas siswa yang telah dipandu
oleh guru atau pelatih dapat dilihat pada saat pembelajaran
kesenian atau saat diluar jam pembelajaran, biasanya siswa
akan bermain musik dengan alat tradisional mapun dengan
91
Hasil observasi pada tanggal 22 September 2017 di Aula MIN
Bawu Jepara.
83
alat lain yang bisa menghasilkan bunyi. Bahkan siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler marching band diluar kegiatan
ekstrakurikuler marching band siswa tersebut memiliki
kelompok musik sendiri dengan teman-temannya. Dalam
latihan untuk menunjang kreativitas siswa, pelatih biasanya
memberikan materi musikal yang bersifat kreatif dan unik.
Disamping itu juga diberikan tambahan wawasan musik diluar
tema materi.92
Dalam kegiatan latihan marching band banyak
kebiasaan siswa yang mencerminkan sikap tanggung jawab.
Diantaranya yaitu sebelum latihan berdoa, setelah itu sebelum
para siswa mengambil alat musik yang dibantu dengan pelatih
siswa akan mendapatkan pengantar dan nasihat dari pelatih
atau dari pembina. Saat pelaksanaan latihan mengeluarkan
alat musik dan mengembalikan alat musik di ruang alat musik
siswa ikut andil. Sehingga siswa ada tanggung jawabnya
dalam alat musik yang dipakai untuk latihan. Demikian pula
saat latihan berlangsung, untuk menanamkan tanggung jawab
pada diri siswa.93
Penanaman sikap tanggung jawab itu tidak hanya
terbatas pada saat latihan marching band akan tetapi juga
92
Hasil wawancara dengan bapak Nurdin Nasir selaku team pelatih
marching band MIN Bawu pada tanggal 23 September 2017
93 Hasil observasi padatanggal 22 September 2017 di aula MIN
Bawu Jepara.
84
berkelanjutan di dalam kelas maupun di lingkungan
masyarakat pada saat siswa berada di luar sekolah. Mengenai
perkembangan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
marching band tidak kalah dengan yang tidak mengikuti
ekstrakurikuler marching band, hal itu terbukti dengan
diraihnya juara kelas oleh siswa yang aktif dalam
ekstrakurikuler marching band. Jika membicarakan sikap
siswa yang aktif dalam ekstrakurikuler marching band dengan
yang tidak aktif sebenarnya memiliki suatu perbedaan.
Menurut sebagian guru yang mengajar, karakter diri pada
siswa yang mengikuti ekstrakurikuler marching band itu bisa
terbentuk pada diri anak dibanding anak yang tidak aktif
dalam ekstrakurikuler. Disamping itu mengenai prestasi siswa
didalam kelas tidak kalah dengan siswa yang tidak aktif
ekstrakurikuler marching band, meskipun siswa yang aktif
dalam marching band disibukkan oleh padatnya kegiatan
ekstrakurikuler marching band mengenai prestasi didalam
kelas disetiap semester mengalami kenaikan.
Selain itu mengenai sikap siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler marching band di luar lingkungan madrasah
juga tidak pernah ada masalah. Hal itu terbukti sejauh ini
tidak pernah ada laporan dari luar madrasah mengenai
kenakalan siswa di lingkungan kemasyarakatan.94
Sudah dapat
94
Hasil wawancara dengan ibu Siti Saudah dan bapak Nur Syaid
selaku guru kelas 4 dan kelas 5 pada tanggal 27 Maret 2017.
85
dilihat, bahwasannya dengan adanya ekstrakurikuler marching
band sangatlah membantu dalam pembentukan karakter.
Memang disamping pembelajaran di dalam kelas perlu adanya
ekstrakurikuler untuk menunjang penanaman karakter pada
diri siswa.
B. Analisis Data
1. Tanggung Jawab dan Kreativitas Membentuk Karakter
Peserta Didik.
Sebenarnya siswa bisa dikatakan berkarakter itu
apabila di dalam jiwa siswa tertanam karakter, misalnya
tanggung jawab, kedisiplinan, kejujuran, kreativitas, religius,
percaya diri, berjiwa nasionalis, dan lain-lain. Jika seorang
siswa bisa bertanggung jawab terhadap diri dan
lingkungannya maka siswa tersebut tidak hanya memiliki
kebiasaan bertanggung jawab akan tetapi siswa tersebut sudah
terbiasa disiplin, religius, jujur, lebih percaya diri dan nilai-
nilai lainnya. Jadi bisa dikatakan meskipun seorang siswa itu
bisa membentuk satu atau dua nilai di dalam dirinya seperti
tanggung jawab dan kreativitas maka secara tidak langsung
siswa tersebut sudah menanamkan karakter dalam dirinya.95
Seperti yang dikatakan oleh salah satu team pelatih
corps marching band KAINIMA MIN Bawu Jepara,
bahwasanya untuk terbentuk tanggung jawab itu sendiri
95
Hasil wawancara dengan bapak Nurdin Nasir selaku team pelatih
marching band MIN Bawu pada tanggal 23 September 2017
86
pelatih selalu menekankan kedisiplinan setiap latihan.sebagai
contohnya kedisiplinan dalam berdoa, kedisiplinan dalam
mengambil dan mengembalikan alat musik setelah
pemakaian. Dengan pembiasaan secara terus menerus maka
hal tersebut akan mendarah daging pada diri siswa dan
akhirnya akan membentuk karakter pada diri siswa.96
Tidak
hanya terpaku pada latihan saja, tanggung jawab dan
kreativitas itu di tekankan pada saat latihan pemadatan
sebelum lomba, dan kegiatan camping sebelum lomba. Akan
tetapi, penerapan tanggung jawab dan kreativitas siswa itu
tertuang pada visi dan misi dari corps marching band
KAINIMA MIN Bawu Jepara yang selalu menanamkan
karakter pada siswanya di setiap latihan maupun
perlombaan.97
Dalam skripsi ini meskipun hanya membahas
tanggung jawab dan kreativitas untuk membentuk karakter.
Namun, secara alami tanggung jawab dan kreativitas dapat
membentuk karakter yang lain dengan sendirinya dalam diri
siswa. Untuk mendapatkan pengalaman karakter, siswa tidak
bisa hanya mengandalkan kegiatan belajar mengajar karena
dalam kegiatan belajar mengajar kebanyakan materi pelajaran
96
Hasil wawancara dengan bapak Nurdin Nasir selaku team pelatih
marching band MIN Bawu pada tanggal 23 September 2017
97Hasil wawancara dengan bapak Moh. Sahal selaku manajer corps
marching band MIN Bawu pada tanggal 27 Maret 2017
87
sehingga siswa kurang berperan aktif. Maka dari itu, untuk
membentuk karakter siswa perlu pengalaman tambahan
dengan mengikuti ekstrakurikuler siswa akan berperan aktif
sehingga siswa akan mudah mempelajari nilai-nilai karakter
secara langsung.
Kegiatan dalam ekstrakurikuler marcing band ini bisa
mempelajari semua cakupan nilai dalam membentuk karakter
siswa. Misalnya dalam latihan baris berbaris pada
ekstrakurikuler marching band dapat menanamkan berbagai
nilai seperti tanggung jawab, kedisiplinan, kerja keras,
kejujuran, dan kemandirian.98
Selain itu pada saat latihan rutin
dapat penulis lihat bahwa kegiatan latihan juga banyak
mencerminkan banyak nilai-nilai diantaranya yaitu: religius,
tanggung jawab, kreativitas, toleransi, kerja keras, rasa ingin
tahu, percaya diri, santun, jujur, suka menolong, tangguh,
berani mengambil resiko, demokratis, bersikap pluralis, dan
nasionalis. Jika pelatih menekankan tanggung jawab dan
kreativitas dalam setiap latihan rutin ekstrakurikuler marching
band, secara tidak langsung bisa membentuk karakter.99
Dengan demikian dapat dilihat hasilnya bahwa
pembentukan tanggung jawab dan kreativitas dapat
98
Hasil wawancara dengan bapak Moh. Sahal selaku manajer corps
marching band MIN Bawu pada tanggal 27 Maret 2017
99Hasil Observasi pada tanggal 13 Oktober 2017 di Aula MIN Bawu
Jepara
88
membentuk karakter siswa. Hal itu dapat dibuktikan dari
sikap siswa saat berada didalam kelas. Sikap siswa didalam
kelas saat mengikuti kegiatan belajar mengajar sudah
mencerminkan siswa yang berkarakter seperti aktif saat guru
melakukan Tanya jawab terhadap siswa, berani
mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya didepan kelas,
menghormati guru, tidak jahil dengan teman, tidak bermain
sendiri jika guru sedang menerangkan, sopan terhadap guru,
dan selalu memiliki ide kreatif didalam kegiatan belajar
mengajar.100
2. Proses Pembentukan Karakter pada Kegiatan
Ekstrakurikuler Marching Band di MIN Bawu Jepara.
Penanaman nilai tanggung jawab dan nilai kreativitas
yang dilakukan melalui sebuah kegiatan ekstrakurikuler
sangatlah berpengaruh dalam pembentukan karakter siswa.
Mengenai pembentukan tanggung jawab dan kreativitas pada
diri siswa dari pihak pengurus maupun pihak pelatih selalu
menggunakan pembiasaan terhadap siswa agar siswa dengan
mudah menyerap apa yang disampaikan. Pembiasaan
pembentukan tangung jawab dan kreativitas pada diri siswa
itu di terapkan dalam latihan rutin, latihan pemadatan sebelum
lomba, dan pada saat agenda camping di lingkungan sekolah
100
Hasil observasi pada tanggal 13 oktober 2017 di ruang kelas VI
B
89
yang diadakan pada saat hari tenang sebelum pemberangkatan
lomba.
Mengenai pembentukan kreativitas untuk anak usia
MI ini masih dalam menumbuhkan nilai kreatifnya masih
dalam panduan oleh pelatih ekstrakurikuler marching band,
setelah di pandu anak baru bisa menerapkan kreativitasnya
sendiri. Selain itu siswa juga dibekali dengan tambahan
wawasan diluar materi yang sedang dipelajarinya. Dengan
begitu siswa lebih mendapatkan pengalaman diluar kegiatan
belajar mengajar, sehingga dapat mempengaruhi terhadap
kreativitas pada diri siswa yang mendapat pengetahuan lebih
dari kegiatan ekstrakurikuler marching band dibanding
dengan siswa yang tidak aktif dalam ekstrakurikuler.101
Dalam mengerjakan suatu hal apapun tentunya tidak
semulus lembaran kertas putih. Semuanya juga ada kendala
yang membuat latihan marching band sebagai sarana untuk
membentuk karakter siswa. Berikut ini adalah beberapa
kendala yang dapat menghambat pembentukan karakter siswa:
a. Kemandirian siswa usia MI yang masih terbatas,
mengenai kemandirian siswa usia MI guru maupun
pelatih harus bekerja ekstra untuk menuntun siswa agar
secara sedikit demi sedikit bisa melepaskan sifat
101
Hasil wawancara dengan bapak Nurdin Nasir selaku team pelatih
marching band MIN Bawu pada tanggal 23 September 2017
90
manjanya sehingga dapat mandiri sehingga latihan bisa
berjalan lebih baik.
b. Daya tahan tubuh anak akan penyakit, daya tahan tubuh
anak yang masih usia MI sangatlah rentan terhadap
penyakit, maka dari itu siswa akan mudah terserang
penyakit dan membuat latihan kurang efektif karena
ketidak berangkatan salah satu anggota.
c. Keterlambatan pada salah satu siswa, keterlambatan yang
dilakukan salah satu siswa merupakan faktor yang
menghambat siswa lain untuk bersemangat.102
Hasil dari pembentukan karakter melalui ekstrakurikuler
marching band cukup berpengaruh pada diri siswa. Hal itu
dapat dilihat dari sikap siswa di kelas yang mulai
mencerminkan nilai-nilai karakter.103
Selain itu dalam
lingkungan rumah dan lingkungan masyarakat siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler marching band sudah bisa
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, bahkan terhadap
orang disekitarnya. Siswa melatih tanggung jawabnya dimulai
dari bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri yaitu dengan
merapikan kamarnya, merapikan buku-buku setelah selesai
belajar, atau membereskan apapun yang berantakan yang di
sebabkan oleh dirinya.
102
Hasil wawancara dengan bapak Nurdin Nasir selaku team pelatih
marching band MIN Bawu pada tanggal 23 September 2017
103 Hasil observasi pada tanggal 13 oktober 2017 di kelas VI B
91
Tidak hanya bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri
akan tetapi siswa juga senantiasa bertanggung jawab atas apa
yang dilakukannya baik itu dilingkungan sekolah maupun
masyarakat. Hal itu ditandai dengan tidak menyembunyikan
jika melakukan kesalahan, senantiasa membuang sampah
pada tempatnya sehabis memakan jajan, dan apabila di
lingkungan rumah melakukan kesalahan terhadap teman
bermain ataupun terhadap tetangga mereka tidak akan takut
mengakui salahnya meskipun akan mendapatkan hukuman.
Disamping itu sikap kreatif siswa juga tertanam pada
benak siswa. Hal itu dapat dilihat dari setiap ruang kelas
banyak terlihat pajangan maupun pernak-pernik yang
merupakan hasil karya siswa dan karya yang terbaik sebagian
dari siswa yang mengikuti marching band. Diluar hasil karya
siswa tersebut, siswa yang mengikuti marching band dapat
memainkan alat musik selain alat musik yang biasa di
mainkan pada saat latihan ataupun perform. Tidak hanya itu
ada juga siswa yang dapat memainkan alat musik selain alat
musik marching band.104
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan ini tidaklah sempurna, peneliti
menyadari bahwa masih banyak kekurangannya dari penelitian
104
Hasil wawancara dari sampel siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler marching band pada tanggal 13 Oktober 2017 di ruang kelas
dan masjid MIN Bawu Jepara.
92
ini. Masih banyak kendala, kekurangan, dan hambatan.
Keterbatasan dari penelitian ini adalah masalah waktu yang
memang kurang kondusif dari madrasah karena ada suatu musibah
yang dialami oleh pihak madrasah yang mengakibatkan waktu
penelitian menjadi terpotong lama meskipun akhirnya bisa
dilanjutkan kembali. Selain itu penelitian ini hanya fokus meneliti
karakter tanggung jawab dan kreativitas saja.
93
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian pembentukan karakter tanggung
jawab dan kreativitas melalui ekstrakurikuler marching band di
MIN Bawu Jepara, peneliti mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
Karakter tanggung jawab dan kreativitas akan dapat
membentuk karakter siswa karena melalui ekstrakurikuler
marching band para pelatih senantiasa menggunakan metode
pembiasaan baik yang berupa berdo‟a sebelum latihan,
mengucapkan hamdalah ketika selesai latihan maupun lomba,
membiasakan membersihkan tempat latihan sebelum dan sesudah
latihan, membuang sampah pada tempatnya, mengakui jika
melakukan kesalahan, dan lain-lain. Hal tersebut diterapkan pada
saat latihan, latihan pemadatan, camping sebelum lomba, dan pada
saat perlombaan. Sehingga dengan menggunakan metode
pembiasaan maka untuk bersikap tanggung jawab maupun
berpikir kreatif siswa akan terbiasa dengan sendirinya.
Proses dalam pembentukan karakter melalui
ekstrakurikuler marching band pelatih selalu membiasakan siswa
dengan kebiasaan-kebiasaan positif pada saat latihan rutin seperti
berdoa sebelum latihan, berangkat tepat waktu, mengambil dan
mengembalikan alat-alat musik sendiri, dan lain-lain. Tidak hanya
94
mengandalkan latihan saja, akan tetapi ada latihan pemadatan
pada waktu akan mengikuti perlombaan. Selain itu juga ada
agenda camping di lingkungan sekolah.
Dalam membentuk tanggung jawab dengan kreativitas
yang sedikit mengalami kesulitan yaitu perlu adanya kesabaran
tersendiri untuk menanamkan kreativitas pada diri siswa. Masih
memerlukan panduan terlebih dahulu, setelah itu siswa baru bisa
menerapkan kreativitasnya sedikit demi sedikit. Untuk menunjang
kreativitas siswa, saat latihan sering diberikan materi diluar materi
marching band. Selain itu siswa sering mencoba-coba alat musik
marching band yang tidak biasa di mainkan sehingga dapat
menambah kreativitas siswa.
Untuk menanamkan karakter terhadap siswa melalui
ekstrakurikuler marching band ditemukan juga kendalanya,
diantaranya: kemandirian siswa MI, daya tahan tubuh anak usia
MI, dan keterlambatan sebagian siswa pada saat mengikuti
latihan. Namun hasil dari penanaman nilai tanggung jawab dan
nilai kreativitas pada siswa melalui ekstrakurikuler marching band
ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan siswa dilingkungan
sekolah, lingkungan rumah, dan lingkungan masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, timbul
beberapa saran yang hendak disampaikan oleh peneliti, yaitu:
1. Pihak sekolah
95
Ekstrakurikuler marching band adalah ekstrakurikuler
yang banyak mengasah ketrampilan dalam bermain musik.
Seharusnya dari pihak sekolah lebih menekankan pada
kreativitas siswa dalam bermain alat musik. Maka dari itu
mungkin bisa dicoba untuk memadukan permainan alat musik
marching band dengan alat musik tradisional. Mungkin dengan
diperbanyak memperdalam kreativitas siswa dalam memainkan
berbagai jenis alat musik khususnya alat musik diluar marching
band, nantinya akan memberikan nilai plus pada siswa saat
melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Apalagi yang
dipelajari alat musik tradisional, maka akan ikut melestarikan
kebudayaan Indonesia.
2. Pihak luar
Penanaman karakter melalui ekstrakurikuler sebenarnya
sangat membantu dalam menumbuhkan karakter pada diri
siswa. Untuk itu perlu adanya dukungan dari pihak luar
khususnya orang tua murid agar memotivasi anaknya untuk
aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dengan aktif dalam
kegiatan ekstrakurikuler maka orang tua tidak akan khawatir
mengenai kegiatan apa yang dilakukan anaknya karena
sekarang banyak anak yang salah dalam pergaulan dikarenakan
tidak memiliki kegiatan diluar kegiatan belajar mengajar.
96
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2012.
Al-Ghazali, Abu Hamid, Ihya‟ Ulum Ad-Din, Juz 3, Beirut: Dar
al-khotob al-ilmiyah.
Al-Ghozali, Mengobati Penyakit Hati terjemah Ihya‟ Ulum Ad-
Din, dalam Tahdzib al-Akhlak wa Mu‟ajalat Amradh Al-
Qulub, Bandung: Karisma, 2000.
Danim, Sudarwan, Perkembangan Peserta Didik, Bandung: Alfabeta,
2010.
Darmayanti, Deni, Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di
Sekolah, Yogyakarta: Araska, 2014.
Defri Prihantoro, Stefanus, “Pembelajaran Ekstrakulikuler Drum
Band Pada Anak Kelas 4 dan 5 di SD Negeri 1 Sleman”,
Tugas Akhir, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni
Indonesia Yogyakarta, 2015.
Furchan, Arief, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004.
Gunawan, Heri, “Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi”,
Bandung: Alfabeta, 2014
Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Bumi Aksara,
2014
Hudiyono, Membangun Karakter Siswa, Jakarta: Erlangga, 2012
Kinardi, Pengetahuan Dasar Marching Band, Jakarta: PT. Citra
Intirama, 2004.
97
Koesoema A, Doni, PENDIDIKAN KARAKTER: Strategi
Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta: Gramedia,
2015.
Kurniawan, Faidillah dan Karyono, Tri Hadi, “Ekstra Kurikuler
Sebagai Wahana Pembentukan Karakter Siswa di Lingkungan
Pendidikan Sekolah”, http://blog.uny.ac.id/ faidillah
kurniawan/2010/08/31/ekstra-kurikuler-sebagai-
wahanapembentukan-karakter-siswa-dilingkungan-
pendidikan-sekolah/
Lickona, Thomas, Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik
Siswa Menjadi pintardan Baik, Bandung: Nusa Media, 2013.
Maksudin, Pendidikan Karakter Non-Dikotomik, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013.
Mediawan, Andro, Ragam Ekskul Bikin Kamu Jadi Bintang,
Jogjakarta: Buku Biru, 2012.
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009.
Muslich, Masnur, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Mustari, Mohamad, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2014.
Nailil Hikmah, Afroh, ”Upaya pembentukan Karakter Siswa Melalui
Ekstrakulikuler Pramuka di SDIT Salsabila Klaseman
Sinduharjo Nganglik Sleman”, Skripsi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan keguruan Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga, 2013.
Riyana, Susan, “Penanaman Nilai-Nilai Kreativitas Melalui
Ekstrakurikuler Aeromodelling (Studi Kasus di SMK Bina
Dhirgantara Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun
98
Pelajaran 2014/2015)”, Artikel Penelitian Publikasi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta , 2015.
Samani, Muchlas dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan
Karakter, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011.
Saptono, Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter, Salatiga: Erlangga,
2011.
Setyasari, Punaji, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan,
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010.
Sudarma, Momon, Mengembangkan Ketrampilan Berpikir Kreatif,
Depok: Raja Grafindo Persada, 2013.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R and D,
Bandung: Alfabeta, 2011.
Trianawati, Penny, “Penanaman Nilai Tanggung Jawab Melalui
Ekstrakurikuler Kepramukaan di SMP Negeri 13 Semarang”,
Skripsi, fakultas ilmu sosial Universitas Negeri Semarang,
2013.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 3.
Zaenul Fitri, Agus, Pendidikan Karakter: Berbasis Nilai dan Etika di
Sekolah, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya
dalam Lembaga Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011.
99
Lampiran 1
2. Profil MIN BawuBatealit Jepara
Pada mulanya MI Negeri Bawu ini adalah sebuah
Madrasah Ibtidaiyah swasta dengan nama “Nurul Huda.”
MI Nurul Huda ini berdiri pada tahun 1981 yang
dipimpin oleh Hj. Usfuriyah, A. Md. dan banyak juga
tokoh masyarakat yang andil dalam pendirian madrasah
ini antara lain KH. Muslih, KH. Dimyati, KH. Abdul
Mutholib, Drs. Muhadi, dan KH. Abdul Halim.
Berdirinya MI Nurul Huda ini adalah atas tuntutan
kebutuhan masyarakatterhadap pendidikan yang berciri
khas keislaman (disamping mengajarkan pendidikan
umum juga mengajarkan pendidikan agama). Maka
dengan bermodalkan 17 siswa dari RA Nurul Huda
Bawu, didirikanlah MI Nurul Huda.
Dalam awal perjalanannya, MI Nurul Huda ini
berjalan dengan fasilitas yang serba terbatas, namun pada
akhirnya dapat berkembang dengan baik. Diantaranya
dapat menghantarkan siswanya mengikuti lomba cerdas
cermat P4 tingkat propinsi yang disiarkan langsung oleh
stasiun televisi Yogyakarta dan masih banyak prestasi
yang dapat diraih baik dibidang akademik maupun non
akademik. Dengan bermodalkan prestasi ini para
100
pengurus berkeinginan menjadikan MI Nurul Huda ini
menjadi MI Negeri. Dengan upaya mengajukan
permohonan penegrian ke Dapertemen Agama Republik
Indonesia, keinginan tersebut dapat terkabul dengan
turunya Surat Keputusan Menteri Agama RI No. 244 th
1993. Dengan demikian mulai tahun 1993 MI Nurul
Huda berubah menjadi MI Negeri Bawu dikategorikan
Madrasah favorit di Kabupaten Jepara. Adapun kepala
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawu mulai berdiri sampai
sekarang secara periodik dalah sebagai berikut:
1. Usfuriyah (1981-1994)
2. H. Abdul Halim (TMT 2 April 1994)
3. Ali Musyafak, S.Ag. (TMT 31 Desember 2004)
4. Drs. Mustam (TMT 1 April 2007- 2017)
5. Muhajir, S. Pd.I, M.Pd (TMT 16 Oktober 2017-
sekarang)
Berikut ini merupakan visi, misi, dan tujuan
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawu Jepara:
a. Visi Madrasah
“Terbentuknya insan madani, unggul dalam prestasi,
religius, disiplin, dan peduli lingkungan”.
b. Misi Madrasah
101
1) Menumbuhkan penghayatan peserta didik
terhadap ajaran agama islam sehingga menjadi
sumber kearifan dalam berpikir dan bertindak
yang religius, disiplin,dan peduli lingkungan.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
efektifdan bermutu dengan pendekatan PAKEM
guna mewujudkan peserta didik yang
berkualitas, dengan berlandaskan religius,
disiplin, dan peduli lingkungan.
3) Menyelenggarakan kegiatan ekstrakulikuler
secara optimal guna mengembangkan potensi
peserta didik sesuai bakat dan minat yang telah
dimiliki, agar menjadi insan yang religius,
disiplin, dan peduli lingkungan.
4) Menumbuh kembangkan pembiasaan sikap
religius, disiplin, dan peduli lingkungan di
lingkungan madrasah.
c. Tujuan Madrasah
MIN Bawu memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Peserta didik yang taat menjalankan ibadah
2) Peserta didik yang berakhlakul karimah
3) Peserta didik yang dapat menghafal surat an-Nas
sampai denga an-Naba
102
4) Peserta didik yang fasih membaca Al-Qur‟an
5) Menjuarai lomba bidang akademik
6) Menjuarai lomba bidang non akademik
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA
Kepala MIN Bawu Jepara
1. Bagaimana sejarah awal berdirinya MIN Bawu Jepara?
2. Apa visi dan misi MIN Bawu Jepara?
3. Apa saja ekstrakulikuler yang ada di MIN Bawu Jepara?
4. Bagaimana perkembangan ekstrakurikuler marching band
dari tahun ke tahun selama anda menjabat sebagai kepala
madrasah di sini?
5. Bagaimana prestasi kegiatan marching band ini?
6. Menurut anda, bagaimana karakter tanggung jawab dan
karakter kreativitas pada peserta didik yang mengikuti
ekstrakurikuler marching band?
7. Apakah selama ini ada laporan dari pihak luar, bahwa siswa
yang mengikuti kegiatan marching band ini membuat
masalah?
PEDOMAN WAWANCARA
Pembina Ekstrakurikuler Marching Band
103
1. Berapa lamakah anda menjadi Pembina ekstrakurikuler
marching band di MIN Bawu ini?
2. Bagaimana awal mula diadakannya ekstrakurikuler
marching band?
3. Kapan jadwal latihan ekstrakurikuler marching band ini?
4. Menurut anda apa tujuan dari adanya ekstrakurikuler
marching band ini?
5. Prestasi apa saja yang pernah di capai corps marching band
dalam 3 tahun ini?
6. Apa saja kontribusi yang disumbangkan ekstrakurikuler
marching band pada MIN Bawu ini?
7. Rencana apa yang anda buat untuk ekstrakurikuler
marching band ini?
8. Menurut anda sebagai Pembina di ekstrakurikuler marching
band ini, adakah nilai-nilai karakter yang diajarkan dalam
ekstrakurikuler marching band ini? Jika ada nilai apakah
itu?
9. Menurut anda sebagai Pembina, apakah perlu adanya
penerapan karakter tanggung jawab dan kreativitas didalam
ekstrakurikuler marching band ini?
10. Sebagai Pembina, bagaimana mengajarkan tanggung jawab
dan kreativitas pada peserta didik yang mengikuti
ekstrakurikuler marching band?
104
11. Apakah selama ini ada laporan dari pihak luar, bahwa siswa
yang mengikuti kegiatan marching bandini membuat
masalah?
PEDOMAN WAWANCARA
Guru Kelas
1. Bagaimana sikap siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler marching band ketika berada di dalam
kelas?
2. Adakah perbedaan yang berarti antara siswa yang menikuti
kegiatan ekstrakurikuler marching band dengan siswa yang
tidak ikut?
3. Bagaimana prestasi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
marching band di dalam kelas?
4. Apakah ada laporan dari orang tua siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler marching band bahwa anaknya melakukan
hal-hal yang menyimpang?
PEDOMAN WAWANCARA
Pelatih Marching Band
1. Seberapa besarkah antusias siswa dalam mengikuti latihan?
2. Materi apa saja yang diajarkan dalam pelatihan di
ekstrakurikuler marching band?
105
3. Selain mengajarkan materi marching band, apakah sebagai
pelatih juga menerapkan nilai-nilai karakter?
4. Bagaimana sikap peserta didik pada saat latihan
berlangsung?
5. Apakah pada kegiatan ekstrakurikuler marching band
diterapkan nilai tanggung jawab dan kreativitas pada peserta
didik?
6. Apakah ada strategi, metode, dan model tertentu untuk
menanamkan tanggung jawab dan kreativitas pada peserta
didik?
7. Bagaimana pelatih membentuk karakter peserta didik
melalui nilai tanggung jawab dan nilai kreativitas?
8. Apakah ada kendala dalam melatih drum band pada anak-
anak tingkat MI?
9. Menurut anda sebagai pelatih, apakah ada perbedaan sikap
antara siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler marching
band dengan yang tidak?
PEDOMAN WAWANCARA
Siswa-Siswi yang Mengikuti Ekstrakurikuler Marching
Band
1. Jika di sekolah maupun di rumah kamu melakukan
kesalahan, apakah kamu akan jujur mengakui kesalahanmu
106
atau kamu tidak mengakuinya dan bahkan kamu
melemparkan kesalahanmu kepada orang lain?
2. Jika kamu selesai balajar maupun bermain, jika sudah
selesai siapa yang membersihkan buku atau mainanmu
setelah kamu belajar atau bermain? Apakah itu dirimu
sendiri?
3. Jika kamu selesai makan jajan di kelas maupun di kantin,
setelah memakan jajannya dimana biasanya kamu
membuang sampahnya?
4. Jika mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan, karya apa
yang sudah pernah kalian buat maupun kalian lakukan?
5. Selain alat musik yang kamu mainkan saat ekstrakurikuler
marching band, apakah kamu bisa memainkan alat musik
selain itu? Atau bisa hal yang lain di luar memainkan alat
musik marching band misalnya menari, bermain peran, atau
membaca puisi?
Lampiran 3
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
Kepala MIN Bawu Jepara
Nama: Miftakur Ridho, S. Ag
Tempat tanggal lahir: Jepara, 8 januari 1973
Alamat : Ds. Kuanyarrt 04 rw 03 Mayong Jepara
Wawancara tanggal 27 Maret 2017
1. Bagaimana sejarah awal berdirinya MIN Bawu Jepara?
107
Jawab:
Pada mulanya MI Negeri Bawu ini adalah sebuah
Madrasah Ibtidaiyah swasta dengan nama “Nurul Huda.”
MI Nurul Huda ini berdiri pada tahun 1981 yang
dipimpin oleh Hj. Usfuriyah, A. Md. dan banyak juga
tokoh masyarakat yang andil dalam pendirian madrasah
ini antara lain KH. Muslih, KH. Dimyati, KH. Abdul
Mutholib, Drs. Muhadi, dan KH. Abdul Halim.
Berdirinya MI Nurul Huda ini adalah atas tuntutan
kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan yang berciri
khas keislaman (disamping mengajarkan pendidikan
umum juga mengajarkan pendidikan agama). Maka
dengan bermodalkan 17 siswa dari RA Nurul Huda
Bawu, didirikanlah MI Nurul Huda.
Dalam awal perjalanannya, MI Nurul Huda ini
berjalan dengan fasilitas yang serba terbatas, namun
pada akhirnya dapat berkembang dengan baik.
Diantaranya dapat menghantarkan siswanya mengikuti
lomba cerdas cermat P4 tingkat propinsi yang disiarkan
langsung oleh stasiun televisi Yogyakarta dan masih
banyak prestasi yang dapat diraih baik dibidang
akademik maupun non akademik. Dengan bermodalkan
prestasi ini para pengurus berkeinginan menjadikan MI
108
Nurul Huda ini menjadi MI Negeri. Dengan upaya
mengajukan permohonan penegrian ke Dapertemen
Agama Republik Indonesia, keinginan tersebut dapat
terkabul dengan turunya Surat Keputusan Menteri
Agama RI No. 244 th 1993. Dengan demikian mulai
tahun 1993 MI Nurul Huda berubah menjadi MI Negeri
Bawu dikategorikan Madrasah favorit di Kabupaten
Jepara.
2. Apa visi dan misi MIN Bawu Jepara?
Jawab:
Visi Madrasah:
“Terbentuknya insan madani, unggul dalam prestasi,
religius, disiplin, dan peduli lingkungan”.
Misi Madrasah:
a. Menumbuhkan penghayatan peserta didik terhadap
ajaran agama islam sehingga menjadi sumber
kearifan dalam berpikir dan bertindak yang religius,
disiplin,dan peduli lingkungan.
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
efektifdan bermutu dengan pendekatan PAKEM
guna mewujudkan peserta didik yang berkualitas,
dengan berlandaskan religius, disiplin, dan peduli
lingkungan.
109
c. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler secara
optimal guna mengembangkan potensi peserta didik
sesuai bakat dan minat yang telah dimiliki, agar
menjadi insan yang religius, disiplin, dan peduli
lingkungan.
d. Menumbuh kembangkan pembiasaan sikap religius,
disiplin, dan peduli lingkungan di lingkungan
madrasah.
3. Apa saja ekstrakurikuler yang ada di MIN Bawu Jepara?
Jawab:
Ada banyak ekstrakurikuler yang ada di MIN Bawu
Jepara, diantaranya ada marching band, qiro‟ah,
pramuka, rebana, qosidah, pidato bahasa jawa, kaligrafi,
dan seni teater.
4. Bagaimana perkembangan ekstrakurikuler marching
band dari tahun ke tahun selama anda menjabat sebagai
kepala madrasah di sini?
Jawab:
Selama saya disini saya melihat perkembangan
ekstrakurikuler marching band cukup signifikan,
ekstrakurikuler marching band sudah banyak meraih
kejuaraan di tingkat kabupaten, karisidenan, provinsi,
dan nasional.
110
5. Bagaimana prestasi kegiatan marching band ini?
Jawab:
Prestasi yang diraih ekstrakurikuler marching band
sudah sangat banyak, misalnya pada tahun terdekat ini
yaitu tahun 2016 telah meraih juara dua tingkat nasional,
dan pada tahun 2014 juga meraih juara satu tingkat
nasional.
6. Menurut anda, bagaimana nilai karakter tanggung jawab
dan nilai karakter kreativitas pada peserta didik yang
mengikuti ekstrakurikuler marching band?
Jawab:
Rata-rata siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler
marching band memiliki tanggung jawab penuh,
seandainya ada yang tidak memegang tanggung
jawabnya dengan baik maka jika ada kesalahan pasti
akan terlihat, maka dari itu setiap anak yang mengikuti
ekstrakurikuler marching band itu sudah bisa
bertanggung jawab dimanapun ia berada. Kalau
mengenai kreativitas itu tentunya siswa-siswi yang
mengikuti ekstrakurikuler marching band itu anak tidak
hanya bisa menguasai satu alat musik saja, tapi juga bisa
memainkan beberapa alat musik dan ini dapat dilihat saat
ada mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan
111
kreativitas anak yang mengikuti ekstrakurikuler
marching band akan menonjol.
7. Apakah selama ini ada laporan dari pihak luar, bahwa
siswa yang mengikuti kegiatan marching band ini
membuat masalah?
Jawab:
Alhamdulillah tidak ada, kalau nakalnya anak itu pada
saat latihan sebelum pelatih datang anak itu sudah
memainkan alat musiknya sendiri.
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
Manajer Ekstrakurikuler Marching Band
Nama: Moh. Sahal
Tempat, tanggal lahir: Jepara, 04 Februari 1976
Alamat: Bantrung, Batealit, Jepara
1. Berapa lamakah anda menjadi manajer ekstrakurikuler
marching band di MIN Bawu ini?
Jawab:
Mulai tahun 2007 sampai sekarang.
2. Bagaimana awal mula diadakannya ekstrakurikuler
marching band?
Jawab:
112
Awalnya dari pihak sekolah hanya memiliki alat musik
marching band, kemudian berpikir untuk membuat
kelompok ekstrakurikuler kemudian pihak sekolah
mencari pelatih yang berkompeten di bidang marching
band dan membuat visi dan misi marching band MIN
Bawu Jepara dan setelah terbentuk eksrakurikuler
marching band ini diarahkan untuk ke prestasi siswa
yang belum bisa meraih prestasi akademik. Sehingga
anak bisa memiliki prestasi di bidang non akademik.
3. Kapan jadwal latihan ekstrakurikuler marching band ini?
Jawab:
Latihan rutin pada hari jum‟at pukul 13:00-16:00 WIB
ditambah ada latihan-latihan tambahan sebelum akan
diadakan perlombaan.
4. Menurut anda apa tujuan dari adanya ekstrakurikuler
marching band ini?
Jawab:
Adapun tujuan dari ekstrakurikuler marching band ini
yaitu untuk membentuk karakter siswa, selain itu juga
agar siswa yang tidak memiliki prestasi dibidang
akademik juga bisa mengukir prestasi melalui
ekstrakurikuler marching band ini yaitu prestasi non
akademik
113
5. Prestasi apa saja yang pernah di capai corps marching
band dalam 3 tahun ini?
Jawab:
Prestasi tiga tahun ini yaitu pada tahun 2016 menjuarai
piala Menpora, tahun 2015 penampilan di provinsi dan
kabupaten, 2012 menjuarai piala gubernur.
6. Apa saja kontribusi yang disumbangkan ekstrakurikuler
marching band pada MIN Bawu ini?
Jawab:
Selain terpublikasi oleh prestasi akademik, MIN Bawu
Jepara juga di publikasikan dengan prestasi non
akademiknya yaitu melalui ekstrakurikuler marching
band yang selalu meraih prestasi di tingkat kabupaten,
privinsi, dan nasional. Disamping itu dari pihak wali
murid juga merasakan anaknya ada perubahan karakter.
7. Rencana apa yang anda buat untuk ekstrakurikuler
marching band ini?
Jawab:
Untuk rencana kedepannya yaitu membawa
ekstrakurikuler marching band MIN Bawu Jepara untuk
naik level ke piala presiden, selain itu juga akan
mengikuti festival marching band di tingkat ASEAN
yang sempat tertunda di tahun 2017 ini.
114
8. Menurut anda sebagai manajer di ekstrakurikuler
marching band ini, adakah nilai-nilai karakter yang
diajarkan dalam ekstrakurikuler marching band ini? Jika
ada nilai apakah itu?
Jawab:
Ada, seperti halnya dengan ekstrakurikuler pramuka,
pada ekstrakurikuler marching band juga mengajarkan
latihan baris berbaris, dengan adanya latihan baris
berbaris ini juga menanamkan nilai-nilai karakter yang
sangat berarti kepada siswa. Misalnya bisa ditanamkan
kedisiplinan, tanggung jawab, dan masih banyak nilai
yang dipelajari pada saat latihan marching band.
9. Menurut anda sebagai Pembina, apakah perlu adanya
penerapan nilai tanggung jawab dan nilai kreativitas
didalam ekstrakurikuler marching band ini?
Jawab:
Harus, karena itu sesuai visi dan misi dari marching
band MIN Bawu Jepara yang selalu menanamkan
karakter pada siswanya di setiap latihan maupun
perlombaan.
10. Sebagai Pembina, bagaimana mengajarkan tanggung
jawab dan kreativitas pada peserta didik yang mengikuti
ekstrakurikuler marching band?
115
Jawab:
Melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler marching
band yang kita rencanakan misalnya pada saat latihan
rutin jika ada yang tidak berangkat dikasih sanksi, selain
itu melalui latihan regular pada saat ada perlombaanyang
tiap harinya diterapkan metode TCL (Training Centre
Learning).
11. Apakah selama ini ada laporan dari pihak luar, bahwa
siswa yang mengikuti kegiatan marching band ini
membuat masalah?
Jawab:
Sebenarnya tidak ada, hanya saja masalahnya itu jika ada
pemadatan materi latihan marching band itu siswa-siswi
pasti pulang sekolah sedikit terlambat, dan hal itu sudah
dibuatkan surat ijin dari pihak sekolah sehingga para
wali murid tidak khawatir.
PEDOMAN WAWANCARA DAN HASIL WAWANCARA
Guru Kelas 4B
Nama: Siti Saudah
Tempat, tanggal lahir: Kudus, 18 Januari 1971
Alamat: Bawu, Rt: 08 Rw: 02 Jepara
116
1. Bagaimana sikap siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler marching band ketika berada di dalam
kelas?
Jawab:
Sikap siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler
marching band itu cenderung lebih berkarakter yaitu
dengan ditandainya muncul sikap-sikap disiplin, mandiri,
percaya diri, kreatif, dan lebih bertanggung jawab.
2. Adakah perbedaan yang berarti antara siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler marching band
dengan siswa yang tidak ikut?
Jawab:
Ada, perbedaannya yaitu karakter diri pada siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler marching band itu bisa
terbentuk pada diri anak dibanding anak yang tidak aktif
dalam ekstrakurikuler.
3. Bagaimana prestasi siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler marching band di dalam kelas?
Jawab:
Mengenai prestasi akademik dikelas ada yang menonjol
meskipun siswa sibuk mengikuti ekstrakurikuler
marching band, ada yang lebih bersemangat belajar, ada
juga sebagian kecil yang prestasinya merosot.
117
4. Apakah ada laporan dari orang tua siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler marching band bahwa anaknya
melakukan hal-hal yang menyimpang?
Jawab:
Alhamdulillah kalau laporan mengenai kenakalan anak
di luar lingkungan sekolah tidak ada, yang ada hanya
keluhan orang tua karena anak kecapekan.
PEDOMAN WAWANCARA DAN HASIL WAWANCARA
Guru Kelas 5C
Nama: Nur Syaid, M.Pd.I
Tempat, tanggal lahir: Jepara, 27 September 1973
Alamat: Mindahan, Batealit, Jepara
1. Bagaimana sikap siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler marching band ketika berada di dalam
kelas?
Jawab:
Siswa itu cenderung lebih kreatif jika didalam kelas,
mandiri, dan keberaniannya bertambah.
2. Adakah perbedaan yang berarti antara siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler marching band
dengan siswa yang tidak ikut?
Jawab:
118
Perbedaannya itu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
marching band itu kepercayaan dirinya semakin kuat,
keberaniannya semakin bertambah, dan sikap
kebersamaannya itu lebih menonjol.
3. Bagaimana prestasi siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler marching band di dalam kelas?
Jawab:
Lumayan, pernah ada siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler marching band itu meraih juara kelas,
selain itu kebanyakan prestasi siswa-siswi yang
mengikuti ekstrakurikuler marching band mengalami
kenaikan setiap semesternya.
4. Apakah ada laporan dari orang tua siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler marching band bahwa anaknya
melakukan hal-hal yang menyimpang?
Jawab:
Selama saya disini tidak ada, justru orang tua
menginginkan manajemen, pelatih, dan pembelajaran
ekstrakurikuler marching band di tingkatkan.
PEDOMAN WAWANCARA DAN HASIL WAWANCARA
Pelatih Marching Band
Bapak Nurdin Nasir
119
1. Seberapa besarkah antusias siswa dalam mengikuti
latihan?
Jawaban:
Anak-anak sangat antusias dalam mengikuti
ekstrakurikuler marching band, hal tersebut dapat dilihat
dari semangat siswa dalam mendaftarkan diri mengikuti
ekstrakurikuler marching band. Disamping itu antusias
anak juga dapat dilihat dari semangat anak pada saat
latihan dan berangkat latihan lebih awal.
2. Materi apa saja yang diajarkan dalam pelatihan di
ekstrakurikuler marching band?
Jawaban:
Mengenai materi yang diajarkan dalam marching band
itu bermacam-macam, karena marching band itu sendiri
terdiri dari berbagai jenis alat musik. Diantara alat musik
yang ada dalam ekstrakurikuler marching band adalah:
Horn atau alat tiup logam, percussion, bellera. Untuk
alat tiup logam atau horn memerlukan teknik khusus
dalam meniupnya yaitu meniupkan angin pada pangkal
alat tiup dengan membuka sedikit sebesar lubang sedotan
dan tiup sesuai irama dan not lagu. Teknik memainkan
bellera yaitu dengan memukul bellera sesuai dengan not
musik yang telah dihafal, pada intinya untukpermainan
120
bellera mengandalkan hafalan not lagu. Sedangkan alat
musikpercussion yang terdiri dari tiga jenis yaitu: senar
drum, quarto, dan bass drum teknik memainkannya yaitu
dengan menyelaraskan pukulan dengan aransemen lagu
antara alat musik horn dan bellera. Selain alat musik
juga ada colour guard. Colour guard adalah permainan
beberapa bendera dengan beberapa gerakan. Dalam
bermain colour guardkuncinya yaitu kelincahan dan
kekompakan dengan pemain yang lain. Disamping
bermain musik dalam marching band juga ada
permainan display. Display itu sendiri dimainkan dengan
teknik kekompakan antar pemain dan keseimbangan
antara gerakan display dengan permainan musik ataupun
colour guard.
3. Selain mengajarkan materi marching band, apakah
sebagai pelatih juga menerapkan nilai-nilai karakter?
Jawaban:
Jelas, dalam latihan kami dari team pelatih juga
menerapkan ni karakter, yaitu tanggung jawab,i
kedisiplinan, kreativitas, percaya diri, dan masih banyak
nilai lain yang diterapkan dalam latihan.
4. Bagaimana sikap peserta didik pada saat latihan
berlangsung?
121
Jawaban:
Selama latihan berlangsung siswa selalu disiplin,
bersikap sopan dan baik, saling menolong, dapat
menempatkan dirinya sesuai dengan tugasnya, dan di
ekstrakurikuler marching band ini para siswanya tidak
pernah ada yang bertengkar,semua anggota selalu rukun
dengan sesama.
5. Apakah pada kegiatan ekstrakurikuler marcing band
diterapkan tanggung jawab dan kreativitas pada peserta
didik?
Jawaban:
Ya diterapkan karena itu sangat penting.
Untuk menerapkan nilai tanggung jawab secara bertahap
dalam menguasainya agar bisa mandiri. Sedangkan
untuk kreativitasnya, masih dipandu oleh pelatih dalam
menerapkannya kemudian secara bertahap siswa akan
menerapkannya diluar jam ekstrakurikuler dan bahkan
dari hasil kreativitas siswa dapat membuat kelompok
musik sendiri.
6. Apakah ada strategi, metode, dan model tertentu untuk
menanamkan tanggung jawab dan kreativitas pada
peserta didik?
Jawaban:
122
Ada.
Strategi untuk menerapkan tanggung jawab yaitu
melalui penerapan kedisiplinan pada anak, selain itu
untuk menanamkan nilai karakter tidak hanya pada sat
latihan rutin tapi juga pada ada event camping di area
sekolah, event camping itu dilakukan pada saat hari
tenang sebelum pemberangkatan lomba. Dalam event
camping siswa di bekali nilai-nilai karakter termasuk
bertanggung jawab.
Metodenya pelatih menggunakan pembiasaan nilai-nilai
yang baik kepada siswa, selain itu juga ada metode
demonstrasi dan ceramah untuk menerapkan nilai
tanggung jawab dan kreativitas.
Model penanaman nilai tanggung jawab dan nilai
kreativitas dengan selalu mengarahkan siswa kepada hal
yang lebih baik dari sebelumnya.
7. Bagaimana pelatih membentuk karakter peserta didik
melalui tanggung jawab dan kreativitas?
Jawaban:
Untuk membentuk tanggung jawab yaitu dengan selalu
menekankan kedisiplinan kepada siswa dan selalu
memperingatkan siswa.
123
Untuk membentuk kreativitas diberikan materi musikal
yang bersifat kreatif, diberikan tambahan wawasan
tentang musik diluar tema materi.
8. Apakah ada kendala dalam melatih drum band pada
anak-anak tingkat MI?
Jawaban:
Mengenai kendala tentu banyak, kemandirian anak usia
MI masih terbatas disbanding dengan anak usia
MTs/MA, selain itu anak usia MI daya tahan tubuh
masih rentan sehingga mudah sakit dan menghambat
latihan.
9. Menurut anda sebagai pelatih, apakah ada perbedaan
sikap antara siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler
marching band dengan yang tidak?
Jawaban:
Ada perbedaannya, yang terlihat itu mengenai
kedisiplinan, tanggung jawab, kemandirian, dan
kreativitasnya (terutama dalam bidang musik).
PEDOMAN WAWANCARA DAN HASIL WAWANCARA
Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Marching Band
Nama: Dian Putri
Kelas: VI B
124
Mengikuti Marching Band Sejak Kelas IV dan Memainkan
Alat Musik Mello
1. Jika di sekolah maupun di rumah kamu melakukan
kesalahan, apakah kamu akan jujur mengakui
kesalahanmu atau kamu tidak mengakuinya dan bahkan
kamu melemparkan kesalahanmu kepada orang lain?
Jawab:
Mengakui kesalahan saya meskipun mendapatkan
hukuman dan saya tidak pernah melemparkan kesalahan
saya sama teman saya.
2. Jika kamu selesai balajar maupun bermain, jika sudah
selesai siapa yang membersihkan buku atau mainanmu
setelah kamu belajar atau bermain? Apakah itu dirimu
sendiri?
Jawab:
Saya lebih sering merapikan sendiri, tapi kadang masih
dibantu oleh ibu.
3. Jika kamu selesai makan jajan di kelas maupun di kantin,
setelah memakan jajannya dimana biasanya kamu
membuang sampahnya?
Jawab:
Saya buang ke tempat sampah.
125
4. Jika mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan, karya
apa yang sudah pernah kalian buat maupun kalian
lakukan?
Jawab:
Membuat boneka, rumah dari stik es krim, dan membuat
poster.
5. Selain alat musik yang kamu mainkan saat
ekstrakurikuler marching band, apakah kamu bisa
memainkan alat musik selain itu? Atau bisa hal yang lain
di luar memainkan alat musik marching band misalnya
menari, bermain peran, atau membaca puisi?
Jawab:
Bisa, tapi sedikit-sedikit.
PEDOMAN WAWANCARA DAN HASIL WAWANCARA
Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Marching Band
Nama: Sri Jamalatus Zahra
Kelas: VI B
Mengikuti Marching Band Sejak Kelas IV dan Memainkan
Alat Musik Mello
1. Jika di sekolah maupun di rumah kamu melakukan
kesalahan, apakah kamu akan jujur mengakui
126
kesalahanmu atau kamu tidak mengakuinya dan bahkan
kamu melemparkan kesalahanmu kepada orang lain?
Jawab:
Saya selalu mengakui kesalahan yang saya lakukan.
2. Jika kamu selesai balajar maupun bermain, jika sudah
selesai siapa yang membersihkan buku atau mainanmu
setelah kamu belajar atau bermain? Apakah itu dirimu
sendiri?
Jawab:
Selesai belajar maupun bermain saya sendiri merapikan
barang-barang yang habis saya pakai.
3. Jika kamu selesai makan jajan di kelas maupun di kantin,
setelah memakan jajannya dimana biasanya kamu
membuang sampahnya?
Jawab:
Membuang sampah di tempat sampah yang sudah
disediakan.
4. Jika mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan, karya
apa yang sudah pernah kalian buat maupun kalian
lakukan?
Jawab:
Poster, boneka, dan rumah dari stik es krim.
127
5. Selain alat musik yang kamu mainkan saat
ekstrakurikuler marching band, apakah kamu bisa
memainkan alat musik selain itu? Atau bisa hal yang lain
di luar memainkan alat musik marching band misalnya
menari, bermain peran, atau membaca puisi?
Jawab:
Bisa, tapi hanya sedikit-sedikit.
PEDOMAN WAWANCARA DAN HASIL WAWANCARA
Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Marching Band
Nama: Ahmad Alizafi Abdul Wafa‟
Kelas: VI B
Mengikuti Marcing Band Sejak Kelas III dan Memainkan Alat
Musik Barito
1. Jika di sekolah maupun di rumah kamu melakukan
kesalahan, apakah kamu akan jujur mengakui
kesalahanmu atau kamu tidak mengakuinya dan bahkan
kamu melemparkan kesalahanmu kepada orang lain?
Jawab:
Mengakui kesalahan sendiri meskipun nanti dihukum.
2. Jika kamu selesai balajar maupun bermain, jika sudah
selesai siapa yang membersihkan buku atau mainanmu
128
setelah kamu belajar atau bermain? Apakah itu dirimu
sendiri?
Jawab:
Merapikannya sendiri.
3. Jika kamu selesai makan jajan di kelas maupun di kantin,
setelah memakan jajannya dimana biasanya kamu
membuang sampahnya?
Jawab:
Membuangnya ditempat sampah.
4. Jika mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan, karya
apa yang sudah pernah kalian buat maupun kalian
lakukan?
Jawab:
Boneka dari flannel, rumah dari stik es krim, dan poster.
5. Selain alat musik yang kamu mainkan saat
ekstrakurikuler marching band, apakah kamu bisa
memainkan alat musik selain itu? Atau bisa hal yang lain
di luar memainkan alat musik marching band misalnya
menari, bermain peran, atau membaca puisi?
Jawab:
Bisa memainkan alat musik yang lain selain barito, dan
juga bisa main alat musik diluar alat musik marching
band.
129
PEDOMAN WAWANCARA DAN HASIL WAWANCARA
Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Marching Band
Nama: Ahmad Muhammad
Kelas: VI B
Mengikuti Marching Band Sejak Kelas III dan Memainkan Alat
Musik Mello
1. Jika di sekolah maupun di rumah kamu melakukan
kesalahan, apakah kamu akan jujur mengakui
kesalahanmu atau kamu tidak mengakuinya dan bahkan
kamu melemparkan kesalahanmu kepada orang lain?
Jawab:
Mengakui kesalahan yang saya lakukan.
2. Jika kamu selesai balajar maupun bermain, jika sudah
selesai siapa yang membersihkan buku atau mainanmu
setelah kamu belajar atau bermain? Apakah itu dirimu
sendiri?
Jawab:
Membersihkan sendiri buku dan mainan yang
berserakan.
3. Jika kamu selesai makan jajan di kelas maupun di kantin,
setelah memakan jajannya dimana biasanya kamu
membuang sampahnya?
130
Jawab:
Di tempat sampah.
4. Jika mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan, karya
apa yang sudah pernah kalian buat maupun kalian
lakukan?
Jawab:
Boneka flanel, rumah dari stik es krim, dan poster.
5. Selain alat musik yang kamu mainkan saat
ekstrakurikuler marching band, apakah kamu bisa
memainkan alat musik selain itu? Atau bisa hal yang lain
di luar memainkan alat musik marching band misalnya
menari, bermain peran, atau membaca puisi?
Jawab:
Bisa, alat musik diluar marching band juga bisa.
PEDOMAN WAWANCARA DAN HASIL
WAWANCARA
Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Marching Band
Nama: RendraArayan Naswa
Kelas: VI B
Mengikuti Marching Band Sejak Kelas III dan Memainkan Alat
Musik Terompet
1. Jika di sekolah maupun di rumah kamu melakukan
kesalahan, apakah kamu akan jujur mengakui
131
kesalahanmu atau kamu tidak mengakuinya dan bahkan
kamu melemparkan kesalahanmu kepada orang lain?
Jawab:
Saya akui sendiri kesalahan yang saya perbuat.
2. Jika kamu selesai balajar maupun bermain, jika sudah
selesai siapa yang membersihkan buku atau mainanmu
setelah kamu belajar atau bermain? Apakah itu dirimu
sendiri?
Jawab:
Saya selalu membersihkan sendiri mainan dan buku
setelah saya bermain dan setelah saya belajar.
3. Jika kamu selesai makan jajan di kelas maupun di kantin,
setelah memakan jajannya dimana biasanya kamu
membuang sampahnya?
Jawab:
Di tempat sampah.
4. Jika mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan, karya
apa yang sudah pernah kalian buat maupun kalian
lakukan?
Jawab:
Boneka, rumah-rumahan dari stik esk krim, dan
membuat poster.
132
5. Selain alat musik yang kamu mainkan saat
ekstrakurikuler marching band, apakah kamu bisa
memainkan alat musik selain itu? Atau bisa hal yang lain
di luar memainkan alat musik marching band misalnya
menari, bermain peran, atau membaca puisi?
Jawab:
Bisa, alat musik selain alat musik marcing band juga
bisa.
PEDOMAN WAWANCARA DAN HASIL WAWANCARA
Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Marching Band
Nama: M. Yoga Andi Saputra
Kelas: VI C
Mengikuti Marching Band Sejak Kelas III dan Memainkan
Colour Guard
1. Jika di sekolah maupun di rumah kamu melakukan
kesalahan, apakah kamu akan jujur mengakui
kesalahanmu atau kamu tidak mengakuinya dan bahkan
kamu melemparkan kesalahanmu kepada orang lain?
Jawab:
Mengakui kesalahan saya.
2. Jika kamu selesai balajar maupun bermain, jika sudah
selesai siapa yang membersihkan buku atau mainanmu
133
setelah kamu belajar atau bermain? Apakah itu dirimu
sendiri?
Merapikan sendiri
3. Jika kamu selesai makan jajan di kelas maupun di kantin,
setelah memakan jajannya dimana biasanya kamu
membuang sampahnya?
Jawab:
Membuang sampah ditempat sampah.
4. Jika mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan, karya
apa yang sudah pernah kalian buat maupun kalian
lakukan?
Jawab:
Boneka dari kain flanel, kreasi dari kain flanel, dan
membuat kreasi makanan dari umbi-umbian.
5. Selain alat musik yang kamu mainkan saat
ekstrakurikuler marching band, apakah kamu bisa
memainkan alat musik selain itu? Atau bisa hal yang lain
di luar memainkan alat musik marching band misalnya
menari, bermain peran, atau membaca puisi?
Jawab:
Tidak bisa.
134
PEDOMAN WAWANCARA DAN HASIL WAWANCARA
Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Marching Band
Nama: SintaRistaAmalia
Kelas: VI C
Mengikuti Marching Band Sejak Kelas IV dan Memainkan
Alat Musik Bell
1. Jika di sekolah maupun di rumah kamu melakukan
kesalahan, apakah kamu akan jujur mengakui
kesalahanmu atau kamu tidak mengakuinya dan bahkan
kamu melemparkan kesalahanmu kepada orang lain?
Jawab:
Mengakuinya meskipun dihukum.
2. Jika kamu selesai balajar maupun bermain, jika sudah
selesai siapa yang membersihkan buku atau mainanmu
setelah kamu belajar atau bermain? Apakah itu dirimu
sendiri?
Jawab:
Ibu yang membersihkannya.
3. Jika kamu selesai makan jajan di kelas maupun di kantin,
setelah memakan jajannya dimana biasanya kamu
membuang sampahnya?
135
Jawab:
Dibuang ke tempat sampah.
4. Jika mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan, karya
apa yang sudah pernah kalian buat maupun kalian
lakukan?
Jawab:
Boneka dari kain flanel, kreasi dari kain flanel, dan
membuat kreasi makanan dari umbi-umbian.
5. Selain alat musik yang kamu mainkan saat
ekstrakurikuler marching band, apakah kamu bisa
memainkan alat musik selain itu? Atau bisa hal yang lain
di luar memainkan alat musik marching band misalnya
menari, bermain peran, atau membaca puisi?
Jawab:
Tidak bisa memainkan alat musik, tapi bisa membaca
puisi.
PEDOMAN WAWANCARA DAN HASIL WAWANCARA
Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Marching Band
Nama: Riza Abdul Rohman
Kelas: VI C
Mengikuti Marching Band Sejak Kelas IV dan Memainkan
Colour Guard
136
1. Jika di sekolah maupun di rumah kamu melakukan
kesalahan, apakah kamu akan jujur mengakui
kesalahanmu atau kamu tidak mengakuinya dan bahkan
kamu melemparkan kesalahanmu kepada orang lain?
Jawab:
Tidak Mengakuinya.
2. Jika kamu selesai balajar maupun bermain, jika sudah
selesai siapa yang membersihkan buku atau mainanmu
setelah kamu belajar atau bermain? Apakah itu dirimu
sendiri?
Jawab:
Membersihkan sendiri.
3. Jika kamu selesai makan jajan di kelas maupun di kantin,
setelah memakan jajannya dimana biasanya kamu
membuang sampahnya?
Jawab:
Dibuang ke tempat sampah.
4. Jika mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan, karya
apa yang sudah pernah kalian buat maupun kalian
lakukan?
Jawab:
Boneka dari kain flanel, kreasi dari kain flanel, dan
membuat kreasi makanan dari umbi-umbian.
137
5. Selain alat musik yang kamu mainkan saat
ekstrakurikuler marching band, apakah kamu bisa
memainkan alat musik selain itu? Atau bisa hal yang lain
di luar memainkan alat musik marching band misalnya
menari, bermain peran, atau membaca puisi?
Jawab:
Tidak bisa memainkan alat musik, tapi bisa sedikit
tarian-tarian.
PEDOMAN WAWANCARA DAN HASIL WAWANCARA
Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Marching Band
Nama: M. Yusuf Ekananta
Kelas: VI D
Mengikuti Marching Band Sejak Kelas IV dan Memainkan
Alat Musik Bariton
1. Jika di sekolah maupun di rumah kamu melakukan
kesalahan, apakah kamu akan jujur mengakui
kesalahanmu atau kamu tidak mengakuinya dan bahkan
kamu melemparkan kesalahanmu kepada orang lain?
Jawab:
Mengakui kesalahan meskipun mendapat hukuman.
138
2. Jika kamu selesai balajar maupun bermain, jika sudah
selesai siapa yang membersihkan buku atau mainanmu
setelah kamu belajar atau bermain? Apakah itu dirimu
sendiri?
Jawab:
Kadang saya sendiri, kadang juga dibantu dengan ibu.
3. Jika kamu selesai makan jajan di kelas maupun di kantin,
setelah memakan jajannya dimana biasanya kamu
membuang sampahnya?
Jawab:
Dibuang di tempat sampah, tapi jika tempat sampah
tidak ada di depan ruang kelas saya pernah menyimpan
dulu di laci lalu setelah pulang sekolah saya buang ke
tempat sampah.
4. Jika mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan, karya
apa yang sudah pernah kalian buat maupun kalian
lakukan?
Jawab:
Boneka dari kain flanel, membuat kreasi makanan dari
umbi-umbian, dan membuat rumah-rumahan dari stik es
krim.
5. Selain alat musik yang kamu mainkan saat
ekstrakurikuler marching band, apakah kamu bisa
139
memainkan alat musik selain itu? Atau bisa hal yang lain
di luar memainkan alat musik marching band misalnya
menari, bermain peran, atau membaca puisi?
Jawab:
Jika alat musik marching band yang tidak pernah saya
mainkan saya tidak bisa, tapi saya bisa memainkan alat
musik rebana.
PEDOMAN WAWANCARA DAN HASIL WAWANCARA
Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Marching Band
Nama: M. AlfinNulinuam
Kelas: VI D
Mengikuti Marching Band Sejak Kelas IV dan Memainkan
Colour Guard
1. Jika di sekolah maupun di rumah kamu melakukan
kesalahan, apakah kamu akan jujur mengakui
kesalahanmu atau kamu tidak mengakuinya dan bahkan
kamu melemparkan kesalahanmu kepada orang lain?
Jawab:
Mengakui kesalahan.
2. Jika kamu selesai balajar maupun bermain, jika sudah
selesai siapa yang membersihkan buku atau mainanmu
140
setelah kamu belajar atau bermain? Apakah itu dirimu
sendiri?
Jawab:
Ibu yang membersihkannya.
3. Jika kamu selesai makan jajan di kelas maupun di kantin,
setelah memakan jajannya dimana biasanya kamu
membuang sampahnya?
Jawab:
Dibuang di tempat sampah.
4. Jika mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan, karya
apa yang sudah pernah kalian buat maupun kalian
lakukan?
Jawab:
Boneka dari kain flanel, membuat kreasi makanan dari
umbi-umbian, dan membuat rumah-rumahan dari stik es
krim.
5. Selain alat musik yang kamu mainkan saat
ekstrakurikuler marcing band, apakah kamu bisa
memainkan alat musik selain itu? Atau bisa hal yang lain
di luar memainkan alat musik marching band misalnya
menari, bermain peran, atau membaca puisi?
Jawab:
Tidak bisa.
141
PEDOMAN WAWANCARA DAN HASIL WAWANCARA
Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Marching Band
Nama: M. Sibthon Mujtaba
Kelas: VI D
Mengikuti Marching Band Sejak Kelas IV dan Memainkan
Bariton
1. Jika di sekolah maupun di rumah kamu melakukan
kesalahan, apakah kamu akan jujur mengakui
kesalahanmu atau kamu tidak mengakuinya dan bahkan
kamu melemparkan kesalahanmu kepada orang lain?
Jawab:
Tidak mengakui kesalahan.
2. Jika kamu selesai balajar maupun bermain, jika sudah
selesai siapa yang membersihkan buku atau mainanmu
setelah kamu belajar atau bermain? Apakah itu dirimu
sendiri?
Jawab:
Kadang saya sendiri, kadang juga di bersihkan ibu.
142
3. Jika kamu selesai makan jajan di kelas maupun di kantin,
setelah memakan jajannya dimana biasanya kamu
membuang sampahnya?
Jawab:
Dibuang di tempat sampah.
4. Jika mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan, karya
apa yang sudah pernah kalian buat maupun kalian
lakukan?
Jawab:
Boneka dari kain flanel, membuat kreasi makanan dari
umbi-umbian, dan membuat rumah-rumahan dari stik es
krim.
5. Selain alat musik yang kamu mainkan saat
ekstrakurikuler marching band, apakah kamu bisa
memainkan alat musik selain itu? Atau bisa hal yang lain
di luar memainkan alat musik marching band misalnya
menari, bermain peran, atau membaca puisi?
Jawab:
Bisanya alat musik diluar marching band seperti rebana.
143
Lampiran 4
PEDOMAN OBSERVASI
1. Gambaran tentang sekolah dan ekstrakurikuler marching
band:
a. Sejarah Madrasah
b. Struktur Organisasi Madrasah
c. Struktur Organisasi Ekstrakurikuler Marching Band
d. Visi dan Misi Madrasah
e. Visi dan Misi Ekstrakurikuler Marching Band
2. Sarana prasarana kegiatan ekstrakurikuler marching
band
3. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler marching band
4. Kegiatan di kelas
144
Lampiran 5
HASIL OBSERVASI
1. Gambaran tentang madrasah dan ekstrakurikuler
marching band
No Data Ketersediaan
Ada Tidak
1 Sejarah Madrasah
2 Struktur Organisasi Madrasah
3 Struktur Organisasi Ekstrakurikuler
Marching Band
4 Visi dan Misi Madrasah
5 Visi dan Misi Ekstrakurikuler
Marching Band
145
2. Sarana dan prasarana ekstrakurikuler marching band
No Data Ketersediaan
Ada Tidak
1 Halaman
2 Stick Mayoret
3 Snar Drum
4 Bass Drum
5 Kuarto
6 Terompet
7 Bellera
8 Auditorium
9 Bariton
10 Symbal
11 Colour Guard
12 Mello
146
13 Bass Concert
14 Kostum
3. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
No Sebelum Kegiatan Terlaksana
Ya Tidak
1 Berdoa
2 Penghormatan
3 Pengantar dari Pembina maupun
pelatih
4 Pemanasan
5 Pengambilan alat-alat musik
147
No Pada saat kegiatan Terlaksana
Ya Tidak
1 Memperhatikan yang di
contohkan pelatih
2 Menirukan apa yang di contohkan
pelatih
3 Tidak bergurau saat latihan
4 Berlatih sesuai dengan tugasnya
5 Bertanya jika tidak faham
6 Menghormati sesama anggota
7 Tidak meninggalkan sampah pada
saat latihan
8 Dapat memainkan alat musik
yang lain
9 Mempraktikan apa yang telah
diajarkan dengan semua
anggota
148
Data Pada saat kegiatan Terlaksana
Ya Tidak
10 Jika ada kesalahan mau
mengakuinya
11 Mengganggu teman lain pada saat
latihan
No Selesai Kegiatan Terlaksana
Ya Tidak
1 Mengulangi materi yang telah
diajarkan
2 Bertanya yang belum di mengerti
3 Memadukan dengan semua jenis alat
musik
4 Penutup dari pelatih atau Pembina
5 Berdoa
149
6 Penghormatan
7 Mengembalikan alat-alat yang
dibawa
4. Kegiatan di Ruang Kelas
No Sikap di Ruang Kelas Ketersediaan
Ada Tidak
1 Beranggung jawab
2 Memiliki ide-ide kreatif
3 Berprestasi
4 Disiplin
5 Suka membantah
6 Jahil dengan teman
8 Aktif
9 Menghormati guru
150
10 Sopan
Lampiran 6
STRUKTUR PENDIDIK MIN BAWU JEPARA
Kepala Madrasah : Muhajir, S. Pd.I, M. Pd
Wakil Kepala Madrasah : Miftakur Ridho, S. Ag
Bidang Kurikulum : Suhari, S. Pd.I
Bidang Kesiswaan : Dra. Sriyati
Bidang Humas : Tuyari, S. Pd.I
Bidang Sarpras : Nur Istianah, S. Pd.I
Wali Kelas 1A : Noor Amin Puji Astutik, S. Pd.I
Wali Kelas 1B : Siti Mariam, S. Pd.I
Wali Kelas 1C : Siti Fatkhiyah, S. Pd.I
Wali Kelas 1D : Ana Supriyanti, S. Pd.I
Wali Kelas 1E : Hj. Indarohyani, S. Pd.I
Wali Kelas 2A : Nur Istianah, S. Pd.I
Wali Kelas 2B : Ahmad Badruddin, S. Pd.I
Wali Kelas 2C : Sri Fatmawati, S. Ag
Wali Kelas 2D : Sahiyatus sofa, S. Pd.I
Wali Kelas 2E : Dwi Mustaqimah, S. Pd.I
Wali Kelas 3A : Isnaini Ida Nuryani, S. Pd.I
151
Wali Kelas 3B : Isroiyah, S. Ag
Wali Kelas 3C : MohSahal, S. Pd.I
Wali Kelas 3D : M. Mukhlas, S. Pd.I
Wali Kelas 3E : Mir‟atulAufad, S. Pd.I
Wali Kelas 4A : Arbain, S.Pd.I
Wali Kelas 4B : Arina, S.Pd
Wali Kelas 4C : Sulistyowati, S. Pd.I
Wali Kelas 4D : Siti Saudah, S. Ag, M. Pd.I
Wali Kelas 5A : Liswati, S. Pd.I
Wali Kelas 5B : Tuyari, S. Pd.I
Wali Kelas 5C : Nur Sya‟id, S. Pd.I, M. Pd.I
Wali Kelas 5D : Suhari, S. Pd.I, M. Pd.I
Wali Kelas 5E : Mustofa Maulana, S. Pd.I
Wali Kelas 6A : Siti Maryam, S. Pd
Wali Kelas 6B : Chalis Sukriyawati, S. Ag
Wali Kelas 6C : Dra. Sriyati
Wali Kelas 6D : Hidayah Ningsih, S. Pd
152
Lampiran 7
STRUKTUR KEPENGURUSAN DAN DAFTAR NAMA
SISWA EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND
Struktur Kepengurusan:
Penanggung Jawab : Kepala MIN Bawu Jepara Muhajir, S.
Pd.I, M. Pd
Pelatih : NurdinNasir, Nurul, Itong, Umar,
Sekandar, Vika, dan Lukman
Organizer Comite :
Manajer : Moh Sahal, S. Pd.I
Ketua : Nur Sya‟id, S. Pd.I
Official : Guru dan karyawan MIN Bawu Jepara
Daftar Nama Siswa Ekstrakulikuler Marcing Band:
1. Adillina Jasmine Jauhari
2. Adillani Jasmine Jauhari
3. Ahdan Ahmad Aqila
4. Dimas Bima Mahesa
5. M. Wildan Attoriq F
6. Wisanggeni Pandu W
7. M. Rifqi Ferdiansyah
8. M. Jecky Maulana Z
9. M. Fahmi Rusyda
10. Ahmad Nabil Syihab
153
11. Zanjabil DifaM.M
12. Rio Ahmad R
13. Afriza Maulana Putra
14. Dhea Faradella
15. Anfa Najwa Sabrina
16. Atika Felicia Nur R.J
17. Firda Amalia
18. Sinta Rizka Amelia
19. Aziza Makya
20. Renata Dwi Yasaroh
21. Asasa Sarifatu lTsania
22. Laila Fitrotun Nisa
23. Safira Nur Malida
24. Ahmad Aliza‟fiAbilWafa
25. M. Sibthon Mujabbah
26. M. Yusuf Ekananta
27. M. David Junianto
28. Zanuba Arifa
29. M. Riski Rhomadon
30. M. Yusuf Zidan
31. M. Wahyu Adriyanto
32. Naila Faza Aliysea
33. Samsul Mu‟arif
154
34. Ahmad Muhammad
35. Dian Fitri Verayanti
36. Sri Jamalatuz Zahro
37. Najwa Sabrina
38. Saskia Ayu Larasati
39. M. Aldi Jaya Amali
40. M. Putra Mahardika
41. Tegar Febrian Saputra
42. M. Regi Abiyyu D
43. Exakta Latifah
44. Rendra Arraian Naswa
45. Amalia Ryadlul Jannah
46. Nala Aulia Asytahara
47. Reva Zusilvina
48. Rizqina Putri Syifa L
49. Silvia Mufida
50. Alna Nabila Q. Salwa
51. Dina Adelia Putri
52. Isyti Qanita Lillah
53. Zakka Mahyan „Azmiy
54. M. MaulanaArsa S
55. Radytya Arzaky K
56. NurisshifaAliyana
155
57. Rizal Abdurrahman
58. M. Yoga Andi Saputra
59. Sasa Winda Cholifatu L
60. Puput Puji Fatmawati
61. Afkarima Rumaja Is
62. Lailatul Istnaini M
63. Dinda Avrilia W
64. M. Alfin Ulin Niam
156
DOKUMENTASI
Kegiatan berdoa sebelum latihan
Kegiatan penyampaian materi.
157
Penyampaian materi dengan mempraktikan secara langsung.
Siswa mempraktikan langsung dengan alat musik.
158
Kegiatan istirahat dan makan bersama.
Perform pamitan sebelum pemberangkatan lomba.
159
Proses wawancara dengan dewan guru.
Proses wawancara dengan siswa.
160
Bentuk kreativitas siswa di dalam kelas.
Perform siswa pada saat lomba di Jakarta.
161
Latihan baris berbaris.
Wawancara dengan manajer marching band MIN Bawu Jepara
162
Siswa membersihkan tempat latihan sebelum latihan.
Wawancara dengan wakil kepala MIN Bawu Jepara.
163
164
165
166
167
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Novita Ernawati
2. Tempat & Tgl. Lahir : Jepara, 05 November
1994
3. NIM : 133911040
4. Alamat Rumah : Mayonglor RT.06/RW.02
Kec. Mayong Kab. Jepara
5. No. HP : 089698944560
6. Email :
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. TK Ngudi Utomo (Lulus Tahun 2001)
b. SD Negeri 02 Mayonglor (Lulus Tahun 2007)
c. SMP Negeri 01 Mayong (Lulus Tahun 2010)
d. MAN 02 Kudus (Lulus Tahun 2013)
e. UIN Walisongo Semarang Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidiyah
Semarang, 12 Desember
2017
Novita Ernawati
NIM. 133911040