(pembentukan ekosistem yang inovatif dan entrepreneurial)e biz ink media perantara penyaluran...
TRANSCRIPT
1 | P a g e
(Pembentukan Ekosistem yang Inovatif dan Entrepreneurial)
eBiz-Ink: Media Perantara Penyaluran Pendanaan dan Wadah
Peningkatan Daya Saing UMKM yang Terintegrasi secara Nasional
Oleh:
Udin Wiratno
Wawan Dhewanto
1. Selayang Padang: Mengapa Pusat Inkubator Bisnis?
Pada tahun 1980 para peneliti di bidang sosial ekonomi mendapatkan hasil
penelitian yang mencengangkan yang selanjutnya mengubah sistem
pengembangan ekonomi negara-negara maju. Hasil penelitian di bidang sosial
ekonomi tersebut mengidentifikasi bahwa ternyata penggerak dan penopang
perekonomian dunia adalah para entrepreneur. Lebih jauh lagi ternyata para
entrepreneur yang menggerakkan perekonomian dunia hampir keseluruhan
berasal dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dimulai dari penelitian
itu negara-negara maju pada tahun 1980 mengembangkan kebijakan
pengembangan ekonomi berbasiskan UMKM.
Pengembangan perekonomian yang dilakukan oleh negara-negara maju
seperti Amerika dan negara-negara dikawasan Uni Eropa pada era tersebut
mengacu pada pengembangan perekonomian yang berbasis knowledge based
economy. Dengan pengembangan konsep dan infrastruktur yang terintegrasi,
pengembangan usaha mikro kecil dan menengah di negara-negara maju pada
tahun 1980 didorong ke arah pengembangan usaha (entrepreneurship) dan
pembentukan budaya inovatif pada setiap lapisan masyarakat. Al hasil, Amerika
dan negara-negara di kawasan Uni Eropa pada tahun 1980 sampai tahun 1990
mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Bukan hanya itu saja,
pengembangan knowledge based economy mengilhami pembentukan pusat-pusat
inovasi dan pendampingan bisnis yang sekarang dikenal dengan istilah pusat
inkubator bisnis. Dan dari pusat-pusat inkubator bisnis tersebut pembentukan
budaya inovasi pada masyarakat menjadi lebih nyata. Yang lebih spektakuler lagi
dari pusat inkubator bisnis lahirlah perusahaan-perusahaan besar seperti
2 | P a g e
Microsoft, Dell, Apple, yang berasal dari perusahaan kecil dan dibangun oleh
keuletan para entrepreneur seperti Bill Gate, Steve Jobs, dan Michael Dell.
1.1. Peranan Strategis Pusat Inkubator Bisnis
Inkubator bisnis adalah sebuah kombinasi yang unik dan fleksibel dari
sebuah proses pengembangan bisnis, yang didalamnya terdapat orang-orang dan
infrastruktur untuk pengembangan bisnis kecil atau bisnis baru dengan dukungan
pengembangan bisnis pada tahap awal supaya bisa bertahan terhadap perubahan
lingkungan bisnis.1 Peranan pusat inkubator bisnis ternyata memiliki fungsi yang
sangat strategis. Dengan pusat inkubator bisnis pemerintah dapat menciptakan
ekosistem inovasi pada masyarakat. Selain sebagai penangkaran bagi usaha yang
baru berkembang, pusat inkubator bisnis juga berfungsi sebagai pusat
pengembangan inovasi bisnis dan pusat pengembangan keterampilan manajemen
(management skill) bagi para entrepreneur. Dan jika digali lebih dalam pusat
inkubator bisnis juga mempunyai fungsi strategis atas pendanaan dan networking
bagi usaha mikro, kecil dan menengah.
Gambar 1. Fungsi Strategis Pusat Inkubator Bisnis dalam Pengembangan
UMKM
Pengembangan
Keterampilan
Manajemen
(Management Skill)
Pengembangan
Inovasi Bisnis
Penyaluran
Pembiayaan
Pengembangan
Jaringan Bisnis
(Networking)
Pusat Inkubator
Bisnis sebagai
Pengembangan
UMKM
Pembentukan pusat inkubator bisnis harus sesuai dengan karakteristik
masyarakat yang mendasari kegiatan UMKM agar pusat inkubator bisnis berjalan
optimal. Maka dari itu terlebih dahulu perlu melihat karakteristik usaha mikro,
1 National Business Incubation Framework. UKBI. 2004
3 | P a g e
kecil dan menengah (UMKM) yang ada serta pusat pengembangan inkubator
bisnis yang sudah ada di Indonesia.
1.2. Keberadaan Pusat Inkubator Bisnis di Indonesia
Di Indonesia sendiri terdapat 56 inkubator yang masih berjalan. Sebagian
besar inkubator yang ada di Indonesia didirikan oleh pemerintah dan lembaga
pendidikan (universitas). Pada umumnya pusat inkubator bisnis menyediakan
fasilitas berupa:
1. Sarana kegiatan usaha.
2. Training manajemen dan kewirausahaan.
3. Sumber dana pembiayaan bagi tenant.
4. Informasi mengenai perkembangan pasar dan pendampingan usaha.
Tabel 1. Sumber Dana Inkubator dan Sumber Dana Tenant dari Inkubator2
Pusat Inkubator
Bisnis
Sumber Dana Ikubator
Sumber Dana Tenant untuk Usaha
Pusat Inkubator
Bisnis Sumber Dana Ikubator
Sumber Dana Tenant untuk
Usaha
UNS a. Anggaran Universitas b. Fee Dana PKBL c. Dana Kompetitif
a. Dana PUKK/PKBL BUMN b. Dana MAP c. Dana Kompetitif d. Perbankan Komersial
PINBUK
a. Kerjasama dengan lembaga donor, pemerintah, perbankan dan lembaga lainnya. b. Administrasi dan biaya jasa pelatihan/ pembinaan
a. Modal pengelola/investor b. Pemerintah (Depsos, Pemda dll.) c. Anggo
UNBER a. Anggaran Universitas b. Fee dana BUMN
a. Dana PKBL BUMN b. Dana MAP
BBPT a. Murni dana dari Program BPPT b. Administrasi dan biaya jasa pe-latihan/ pembinaan tenant
Dana dari pribadi dan investor (perorangan)
UNIBRA a. Anggaran Universitas b. Dana PKBL BUMN c. Dana MAP
a. Dana PKBL BUMN b. Dana MAP c. Damandiri
UNY a. Anggaran Universitas b. Jasa administrasi dan pelatihan c. Dana Kompetitif
a. Dana sendiri b. Dana Kompetitif Dikti
IPB a. Anggaran Universitas b. Dana Kompetitif
a. Dana sendiri b. Dana PIKK/PKBL BUMN
ITB a. Anggaran Universitas b. Kerjasama dengan stakeholder c. Sumbangan
a. Tenant b. Inkubator
YDBH Dana Astra international a. Dana PIKK/PKBL BUMN b. Lembaga keuangan mikro (LPM)
UNIKA Anggaran Universitas a. Dana pribadi b. Investor
FE-UGM Anggaran Universitas UNPAD a. Anggaran Universitas b. Kerjasama dengan stakeholder c. Sumbangan
IKOPIN
a. Anggaran Universitas b. Kerjasama dengan stakeholder c. Sumbangan
a. Tenant b. BUMN
SBIC a. Anggaran Universitas b. Kerjasama dengan BUMN c. Fee Dana PKBL
a. Dana PUKK/PKBL BUMN b. Dana MAP
2 http://www.bi.go.id 2006.
4 | P a g e
Data di atas merupakan hasil survei Bank Indonesia dengan pengambilan
sampel sebesar 12% dari keseluruhan inkubator yang masih aktif. Dari data di atas
pendiri dan inkubator sebagian besar diprakarsai oleh pemerintah dan lembaga
pendidikan. Sedangkan dana inkubator diperoleh dari anggaran universitas dan
dana langsung maupun tidak langsung dari pemerintah. Hanya YDBH yang dana
inkubatornya berasal dari dana swasta yaitu dari Astra Internasional. Sedangkan
sumber dana tenant untuk usaha selain berasal dari tenant sendiri sebagian besar
merupakan dana dari pemerintah. Hanya UNS dan YDBH yang tenantnya
mendapatkan dana dari perbankan komersial dan lembaga keuangan mikro. Dari
uraian data di atas tergambar dengan jelas bahwa pusat inkubator bisnis belum
dimanfaatkan dengan maksimal dalam hal penyaluran pembiayaan. Aliran dana
yang masuk kepada tenant maupun pusat inkubator bisnis sebagian besar berasal
dari pemerintah. Padahal masih banyak lembaga keuangan lainnya baik dari pihak
swasta maupun pemerintah yang dapat secara langsung berkontribusi untuk
mengucurkan pendanaan. Sehingga untuk memaksimalkan fungsi inkubator
sebagai pemberdayaan UMKM didalam inkubator itu sendiri perlu dibentuk suatu
komunitas bisnis yang dinamis.
1.3. Komunitas Inkubator Bisnis
Untuk membentuk inkubator bisnis yang dinamis didalamnya harus
dimasukkan lembaga keuangan baik bank ataupun lembaga keuangan mikro.
Praktisi, konsultan, pendamping dari lembaga pendidikan serta peneliti baik dari
lembaga penelitian dalam dan luar negeri dikumpulkan dan dihubungkan kedalam
suatu kegiatan yang berbeda untuk mendukung kegiatan bisnis UMKM. Dari
interaksi tersebut diharapkan akan menghasilkan suatu aktivitas yang dinamis.
Dengan sendirinya maka pendataan dan penggolongan UMKM untuk pengelolaan
UMKM akan bisa dilakukan lebih mudah. Dari masing-masing anggota inkubator
akan tercipta link yang menuju kepada kegiatan bisnis UMKM.
Pada intinya didalam inkubator tersebut UMKM diposisikan sebagai
center point of activities. Dengan demikian segala aktivitas didalam inkubator
bisnis akan menambah value of business bagi para tenant yang merupakan
5 | P a g e
UMKM. Aktivitas tersebut memungkinkan penciptaan bisnis baru maupun model
bisnis baru bagi para tenant yang merupakan UMKM. Fungsi lembaga keuangan
didalam inkubator yaitu untuk menyalurkan dana langsung kepada tenant.
Penyaluran dana langsung melalui inkubator akan lebih mudah karena
pemantauan performa bisnis UMKM akan terpantau secara langsung. Analisis
kelayakan pembiayaan UMKM juga lebih riil dengan berbagai pertimbangan atau
saran dan masukan dari pendamping UMKM maupun tim manajemen. Dengan
adanya kegiatan tersebut dapat meminimalkan resiko kemacetan kredit dan
pembiayaan tanpa agunan bagi UMKM dapat dengan mudah dilaksanakan.
Lembaga pembiayaan UMKM hanya tinggal meminta rekomendasi dari tim
manajemen dan pendamping UMKM untuk penyaluran kredit langsung kepada
UMKM.
Gambar 2. Bentuk Komunitas dan Aktivitas yang Ideal pada Pusat
Inkubator Bisnis
Pusat Inkubator
Bisnis
Peneliti
Praktisi dan
Konsultan Bisnis
Fasilitas Usaha
Informasi PasarPusat Data atas
kegiatan
Program
Pengembangan
PendampinganPengelola dan
Pendataan
Lembaga
KeuanganTenant UMKM
Komunitas PIB
2. Selayang Padang: Keberadaan UMKM di Indonesia
Sebagai negara berkembang perekonomian Indonesia memang ditopang
oleh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pemberdayaan UMKM
sangatlah penting mengingat ketahanan UMKM dalam menghadapi badai krisis
pada tahun 1999. Peran besar UMKM terhadap perekonomian Indonesia bisa
dilihat dari kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja, dan nilai produksi.
6 | P a g e
Tabel 2. Banyaknya Usaha, Penyerapan Tenaga Kerja dan Nilai Produksi
UMKM yang Tidak Berbadan Hukum Tahun 20043
Propinsi Banyaknya
Usaha
Tenaga Kerja
(satuan orang)
Nilai Produksi
(dalam juta
rupiah)
Sumatera 2.522.561 4.679.187 89.318.964
Jawa 12.135.706 21.364.665 379.133.691
Nusa Tenggara 514.329 993.572 9.791.964
Kalimantan 969.107 1.790.132 32.446.075
Sulawesi 745.016 1.340.636 19.504.318
Maluku dan Papua 158.525 373.540 7.047.550
Indonesia 17.045.244 30.541.732 537.242.562
Pada tahun 2004 saja jumlah UMKM yang tidak berbadan hukum
sebanyak 17.045.244. Jumlah yang cukup banyak dan potensial sebagai
penggerak laju pertumbuhan ekonomi jika pengembangan dan pemberdayaan
UMKM oleh pemerintah berhasil. Dari keseluruhan jumlah UMKM sebanyak
12.135.706 berada di Jawa dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 21.364.665
dan nilai produksi sebesar 379.133.691 (dalam juta rupiah). Mengingat tingkat
kemakmuran di Jawa lebih tinggi dibanding daerah lain ini mengindikasikan
daerah pengembangan entrepreneur sebagai pendiri UMKM dapat meningkatkan
tingkat kemakmuran daerah. Urutan kedua jumlah UMKM yaitu terdapat di
Sumatera dengan jumlah 2.522.561 dengan penyerapan tenaga kerja 4.679.187
dan nilai produksi sebesar 89.318.694 (dalam juta rupiah). Dan urutan terakhir
jumlah UMKM yaitu terdapat di Maluku dan Papua dengan jumlah UMKM
sebesar 158.252, penyerapan terhadap tenaga kerja 373.540, serta nilai produksi
sebesar 7.047.559 (dalam juta rupiah).
2.1. Jenis-jenis Program Pembiayaan UMKM
Mengingat akan besarnya peranan UMKM dalam peningkatan laju
pertumbuhan ekonomi dan salah satu penggerak sektor riil, pemerintah dan Bank
Indonesia sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya untuk mendorong laju
3 http://wwww.bps.go.id/edisi 2006.
7 | P a g e
pertumbuhan dan pengembangan UMKM. Dalam upaya untuk meningkatkan
akses pembiayaan pada UMKM, Bank Indonesia sudah mengembangkan berbagai
program pembiayaan UMKM yang didukung dengan kebijakan.
Tabel 3. Jenis-jenis Program Pembiayaan yang Sudah Berjalan4
No Jenis Pembiayaan
UMKM Karakteristik Pembiayaan
1 Linkage Program Memperbesar peranan BPR untuk mendukung kegiatan bisnis
UMKM.
2 Kemitraan Mempertemukan UMKM dengan perusahaan besar dengan
menjalin kerjasama atas modal.
3 UMKM Center/Unit
Layanan Mikro
Penyaluran pembiayaan langsung dengan pembentukan wadah
UMKM.
4 Bazaar Intermediasi
Perbankan
Bazaar UMKM yang mempertemukan UMKM dengan
lembaga keuangan bank.
5 Koperasi Usaha Kecil Pembiayaan melalui koperasi dan keanggotaan.
Dengan berbagai alternatif model pembiayaan yang dikembangkan oleh
Bank Indonesia dan pemerintah menghasilkan peningkatan pengucuran kredit
pada UMKM. Pada tahun 2004 dengan berbagai alternatif pembiayaan diatas
pemerintah, dan Bank Indonesia berhasil menyalurkan kredit UMKM yang
besarnya mencapai Rp. 243.8 trilliun. Dan selama tahun 2005, melalui linkage
program saja, kredit UMKM sebesar Rp. 1.530.828.000.000 berhasil tersalurkan.5
Hal ini tentunya merupakan sebuah pencapaian yang sangat menggembirakan,
mengingat permodalan adalah masalah klasik pada UMKM. Dukungan modal
dari pemerintah maupun pihak lain dapat memacu perkembangan UMKM
sehingga mudah menjadi besar.
2.2. Karakteristik UMKM di Indonesia
Sebagian besar UMKM di Indonesia berada di daerah urban. UMKM
mempunyai daya saing bisnis yang rendah yang merupakan salah satu faktor
mengapa UMKM tidak bisa berkembang. Sebagian besar UMKM dikelola dengan
manajemen tradisional karena keterbatasan kemampuan dan keterampilan
manajemen dari entrepreneur selaku pendiri. Penciptaan value added pada produk
4 http://www.bi.go.id/siaranpres 2006.
5 http://www.bi.go.id/siaranpers 2006.
8 | P a g e
dan proses bisnis juga masih kurang. Diharapkan dengan berbagai alternatif
penyaluran pembiayaan UMKM dapat lebih mudah mengakses modal untuk
pengembangan bisnis. Dan dengan ketersediaan modal pada UMKM akan
mendorong laju pertumbuhan dan peningkatan bisnis UMKM. Pada akhirnya akan
menciptakan kesadaran manajemen pada pengelolaan perusahaan dan penciptaan
value added pada produk dan proses bisnis. Kemudahan akses atas sumber dana
pada UMKM bukanlah satu-satunya faktor kunci dalam meningkatkan
pengembangan UMKM. Pendampingan UMKM dan kerjasama atau
mempertemukan UMKM dengan industri besar juga merupakan faktor penting
lainnya. Dari sisi kebijakan sendiri, proteksi atas UMKM melalui peraturan
pemerintah masih dibutuhkan. Dan dalam hal ini pemerintah dapat berkaca pada
China dimana China memproteksi industrinya guna meningkatkan peranan
industri kecil di dalam negerinya.
3. Kajian Pembentukan Ekosistem yang Inovatif dan Entrepreneurial
Semua hal diatas sebenarnya dapat terakomodasi jika pemerintah selaku
penyelenggara kegiatan pembangunan dapat membuat sebuah ekosistem
masyarakat yang inovatif dan entrepreneurial. Ekosistem bisnis yang inovatif dan
entreprenerial adalah sebuah komunitas ekonomi yang didukung oleh sebuah
fondasi organisasi-organisasi dan individual-individual yang berinteraksi, yaitu
organisme dari dunia bisnis.6 Komunitas ekonomi tadi menghasilkan barang dan
layanan yang bernilai kepada pelanggan, yang mereka sendiri adalah anggota-
anggota dari ekosistem. Dengan ekosistem yang inovatif dan entrepreneurial
maka aliran dana (permodalan) akan mengalir dengan sendirinya dan berhenti
pada titik industri atau usaha yang potensial untuk berkembang. Perputaran aliran
modal inilah yang harus didorong supaya pergerakan industri dan UMKM lebih
dinamis. Pembentukan ekosistem inovatif dan entrepreneurial mempertemukan
empat fungsi peranan pokok komunitas masyarakat yang diantaranya yaitu:
6 Mirva Peltoniemi, Elisa Vuori; “Business ecosystem as the new approach to complex adaptive
business environments.” Journal. 27/09/2004. (www.bim.tut.fi)
9 | P a g e
Pemerintah: Dalam hal ini pemerintah selaku penyelenggara menjalin hubungan
dengan komunitas industri, UMKM melalui pusat inkubator bisnis, dan lembaga
pendidikan baik melalui pembentukan kebijakan yang mendukung terciptanya
usaha bersama maupun dengan pengucuran dana pembiayaan pada masing-
masing komunitas yang terkait dengan kegiatan bisnis.
Diaspora: Mulanya, istilah Diaspora digunakan oleh orang-orang Yunani untuk
merujuk kepada warga suatu kota kerajaan yang bermigrasi ke wilayah jajahan
dengan maksud kolonisasi untuk mengasimilasikan wilayah itu ke dalam
kerajaan.7 Dalam konteks ekonomi diaspora bisa diartikan membentuk link atau
networking dengan WNI yang bekerja atau sedang menempuh pendidikan di luar
negeri. Hal ini dimaksudkan supaya tren pengembangan teknologi dan
pengetahuan tidak tertinggal. WNI diluar negeri bisa didorong untuk melakukan
kegiatan lobbying mengenai penanaman modal asing di Indonesia. Dengan
mempertemukan komunitas industri, lembaga penelitian dan pendidikan, dan
pusat inkubator UMKM, WNI di luar negeri dapat menarik modal asing serta
melakukan transfer teknologi dengan membawa perusahaan dari luar negeri. Israel
dan China merupakan negara yang menerapkan strategi diaspora. Melalui warga
negaranya yang berada di luar negeri mereka menarik modal dan teknologi dari
luar negeri untuk kepentingan pembangunan negaranya.
Industri: Untuk membentuk sebuah komunitas industri yang terintegrasi dan
dinamis maka komunitas industri disini perlu dipertemukan dengan pemerintah,
inkubator UMKM, dan komunitas luar negeri (diaspora). Pemerintah sebagai
penentu arah kebijakan pembangunan dapat bekerja sama dalam pengembangan
proyek pembangunan dan penentuan arah kebijakan industri supaya tidak terjadi
mis understanding. Hubungan antara komunitas luar negeri (diaspora) dengan
komunitas industri dapat membawa modal, pengetahuan dan teknologi dari luar
negeri masuk ke dalam negeri melalui komunitas industri. Astra Internasional
merupakan salah satu contoh perusahaan yang menerapkan sistem diaspora
dimana karyawan Astra yang baru pulang dari luar negeri mempresentasikan
pengetahuannya yang dapat diterapkan di perusahaan. Pada akhirnya arus modal
7 http://id.wikipedia.org/wiki/Diaspora 2006
10 | P a g e
yang besar dari luar negeri dan pemerintah secara tidak langsung akan masuk ke
UMKM selaku penyedia bahan baku dari komunitas industri. Kerjasama
mutualisme berdasarkan supply and demand disini sangat berperan penting untuk
melancarkan arus modal kepada UMKM melalui pusat inkubator.
Lembaga pendidikan dan penelitian: Lembaga pendidikan dan penelitian
seperti universitas merupakan pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Supaya ilmu pengetahuan menjadi lebih bermanfaat dan dirasakan
langsung oleh masyarakat maka hubungan antara lembaga pendidikan dan
penelitian, komunitas luar negeri, pemerintah dan perbankan, serta inkubator
bisnis sebagai pusat pemberdayaan UMKM perlu dipererat. Lembaga pendidikan
dan penelitian mempunyai hubungan yang sangat erat dengan komunitas luar
negeri. Lembaga pendidikan dan penelitian seperti kampus dapat mengundang
dosennya yang sedang tugas belajar untuk sharing knowledge menjalin kerjasama
dengan pusat-pusat penelitian luar negeri yang biasanya aliran dana penelitiannya
juga berasal dari luar negeri. Sedangkan hubungan lembaga pendidikan dan
penelitian dengan pemerintah salah satu fungsinya yaitu untuk menyelaraskan
program pemerintah dengan kegiatan pengembangan pendidikan dan
pengetahuan. Disamping itu pemerintah dapat menjalin kerjasama dengan
lembaga pendidikan dan penelitian mengenai pengembangan teknologi dan
pemberdayaan UMKM dengan dana dari pemerintah. Segala yang diperoleh dari
hubungan tersebut dapat diimplementasikan untuk kegiatan pengembangan
UMKM melalui pusat inkubator bisnis.
Gambar 3. Pembetukan Ekosistem yang Inovatif dan Entrepreneurial
Industri
Pemerintah dan
Perbankan
Lembaga
Pendidikan dan
Penelitian
Diaspora
Networking Teknologi
dengan Luar Negeri
Pusat- pusat
Inkubator Bisnis dan
Pemberdayaan UMKM
Keterangan:
Tren pengetahuan dan teknologi.
Kebijakan dan sumber dana (pembangunan).
Kerjasama bisnis.
Transfer pengetahuan dan teknologi dari luar.
Kerjasama pengembangan penelitian bisnis.
Pendukung secara langsung dan tidak langsusng.
11 | P a g e
Melalui pusat inkubator bisnis pemberdayaan UMKM dapat dilakukan
dengan penyaluran dana langsung baik dari pemerintah maupun pihak swasta
(pemodal ventura) yang sekaligus dapat meningkatkan daya saing UMKM.
4. Konsepsi: Ekosistem Inovatif dan Entrepreneurial
Supaya pusat inkubator tidak berjalan sendiri, pembentukan ekosistem
bisnis sangatlah diperlukan. Pembentukan ekosistem bisnis dimaksudkan untuk
membangun bisnis networking berdasarkan supply and demand. Dalam ekosistem
ini hubungan bisnis akan tercipta dengan sendirinya. Pembentukan ekosistem
bisnis dimulai dengan pengelompokan individu atau organisasi yang terkait
kedalam sebuah komunitas. Komunitas didalam ekosistem bisnis yaitu terdiri dari
komunitas pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga keuangan lainnya, komunitas
industri yang terdiri dari BUMN dan perusahaan swasta, komunitas UMKM, serta
komunitas lembaga pendidikan dan penelitian.
Gambar 4. Skema Ekosistem Bisnis yang Inovatif dan Entrepreneurial
INKUBATOR BISNIS
Konsultan
Manajemen dan
Bisnis
Pengetahuan dan
Teknologi sebagai
Value Added
Tenant
Penyaluran
Pembiayaan Melalui
Inkubator
Data
Performa
nce
Tenant
Komunitas
Lembaga Pendidikan
dan Pengetahuan
Komunitas
UMKM
Komunitas
Industri Besar
(BUMN dan Perusahaan
Swasta)
Pemerintah, BI, dan
Lembaga Keuangan
Lainnya
Kerjasama
Kemitraan (supply
and demand)
Proyek Investasi
Pengembangan
bisnis baru
Kerjasama
Penelitian dan
Pengembangan
Kerjasama
Pembinaan (supply
and demand)
12 | P a g e
Dalam rangka program pemberdayaan dan pengembangan UMKM, segala
aktivitas ekosistem harus terhubung dengan pusat inkubator bisnis yang salah satu
anggota komunitasnya UMKM. Dengan kata lain pusat inkubator bisnis
diposisikan sebagai center point of activities. Pola ini akan membentuk berbagai
model kerjasama dengan sendirinya. Dengan pola ini dapat diidentifikasi pola
kerjasama yang akan terbentuk yang diantaranya yaitu:
Kerjasama atas Proyek Pembangunan dan Investasi: Kerjasama ini di
prakarsi oleh pemerintah dan komunitas industri besar dengan
mengikutsertakan UMKM didalam inkubator bisnis sebagai pemasok
bahan baku. Aliran modal berasal dari pemerintah atau industri besar atas
kerjasama proyek yang diturunkan ke UMKM. Sebagai contoh proyek
pengembangan property. UMKM dapat diikutsertakan sebagai pemasok
atau bahan baku kayu, ukiran atau pembuat beton (batako) maupun
genteng.
Kerjasama Kemitraan: Didalam kerjasama kemitraan ini UMKM
melalui inkubator bisnis dan industri besar yang terdiri dari BUMN dan
pihak swasta berhubungan langsung. Kerjasama kemitraan tercipta atas
dasar supply and demand dimana industri UMKM didalam inkubator
sebagai supplier atas bisnis industri besar. Dapat diartikulasikan dengan
kontrak bisnis yang bersifat permanen. Aliran modal berasal dari industri
besar, dimana UMKM sebagai penyedia serta pendukung atas prasarana
atau bahan baku industri besar.
Kerjasama Pembinaan: Kerjasama pembinaan ini terbentuk karena
adanya aktivitas penelitian dan pendidikan masyarakat. UMKM
berinteraksi dengan lembaga pendidikan dan penelitian melalui LSM.
Kerjasama pembinaan diprakarsai oleh LSM sebagai pembimbing atas
bisnisnya. Kerjasama bersifat sukarela, LSM mendapatkan imbalan
kontribusi dan kegiatan program sedangkan UMKM mendapatkan
pelatihan atau pendampingan cuma-cuma.
Kerjasama Penelitian dan Pengembangan: Kerjasama pengembangan
untuk kepentingan antara pemerintah dan lembaga pendidikan dan
13 | P a g e
penelitian. Kerjasama penelitian di bidang pengetahuan dan teknologi
antara pemerintah dan pihak universitas yang merupakan base research
diimplementasikan langsung kedalam bisnis di dalam pusat inkubator
untuk menambah value added bagi UMKM. Dengan demikian manfaat
atas pengetahuan dan teknologi dapat dirasakan langsung.
Didalam pusat inkubator sendiri masing-masing individu mempunyai
peranan sendiri. Seperti konsultan manajemen dan bisnis yang mempunyai fungsi
pokok membangun networking dengan industri besar dan pemerintah disamping
melakukan kegiatan konsultasi. Untuk melaksanakan pembiayaan melalui
inkubator, cabang lembaga pembiayaan seperti bank atau lembaga keuangan
mikro bisa ditempatkan didalam inkubator. Dan lembaga pendidikan dan
penelitian melakukan pendampingan serta implementasi pengetahuan kedalam
bisnis UMKM yang merupakan tenant.
Ekosistem bisnis akan bergerak dinamis yang menyebabkan masing-
masing individu atau organisasi akan mengalami evolusi. Evolusi yang terjadi
yaitu evolusi pertumbuhan modal dan pengetahuan didalam bisnis masing-masing
individu atau organisasi. UMKM selaku center point of activities memiliki posisi
yang strategis untuk bisa berkembang. Pengaruh setiap individu atau organisasi
akan mendorong evolusi UMKM ketingkatan yang lebih maju dan besar. Link
bisnis diimplementasikan dengan kerjasama bisnis yang membawa aliran modal
pada tiap-tiap individu atau organisasi didalam ekosistem yang akan berdampak
pada pertumbuhan bisnis anggota komunitas. Melalui kebijakan dan arah
pembangunan yang terintegrasi, ekosistem bisnis yang inovatif dan
entrepreneurial akan semakin berkembang. Pemerintah dan Bank Indonesia
selaku regulator mempunyai fungsi sebagai penyeimbang didalam ekosistem.
Salah satu fungsi penyeimbang diantaranya menjaga link setiap komunitas supaya
tidak terputus dan menjaga arah aliran permodalan untuk selalu melewati
komunitas UMKM melalui pusat inkubator bisnis. Skema alur pendanaan dan
hubungan didalam ekosistem bisnis merujuk pada complex adaptive systems.
Complex adaptive systems merupakan sebuah teori yang memandang hubungan
14 | P a g e
didalam lingkungan bersifat tidak linier tetapi bersifat acak terfokus.8 Seperti
terlihat pada gambar skema bisnis yang inovatif dan entrepreneurial (gambar 4),
setiap anggota komunitas pada ekosistem bisa berhubungan dengan lainnya secara
acak. Dengan hubungan yang tidak linier tersebut membentuk alur rotasi
pendanaan didalam ekosistem (gambar 5). Melalui hubungan kerja sama, UMKM
akan mudah beradaptasi dengan perubahan.
Pada pola alur pendanaan ini, pendanaan langsung maupun tidak langsung
dari pemerintah dapat tersalurkan kepada UMKM melalui pusat inkubator bisnis.
Masing-masing anggota komunitas mendapatkan benefits melalui hubungan yang
direalisasikan melalui kerjasama bisnis. Dan yang terpenting yaitu melalui
pembentukan ekosistem bisnis yang inovatif dan entrepreneurial akan
meningkatkan laju produktivitas masyarakat. Penyerapan tenaga kerja bisa
maksimal sehingga pendapatan per kapita masyarakat meningkat.
Gambar 5. Skema Alur Pendanaan dan Hubungan yang Terjadi didalam
Ekosistem Bisnis
Pemerintah Bank Indonesia
Penyelenggara
Pembangunan
Kebijakan
Moneter
Departemen
Pemerintah
Komunitas
PerbankanUMKM
Konsultan
Bisnis
Lembaga
Pendidikan dan
Penelitian
LSM
Bank untuk
UMKM
BUMN
Pihak Swasta
INKUBATOR BISNIS
Networking
Diaspora
Komunitas Industri
Keterangan:
Alur Kebijakan
Alur Hubungan Timbal Balik
Alur Pendanaan
WNI Pelajar
LN
WNI Bekerja
di LN
Foundation
(CSR)
8 J. Stephen Lansing; “COMPLEX ADAPTIVE SYSTEMS.” Journal Annu. Rev. Anthropol. 2003. 32:X-X. (http://anthro.annualreviews.org)
15 | P a g e
5. Implementasi Pembentukan Ekosistem Bisnis yang Inovatif dan
Entrepreneurial
Ekosistem bisnis sebenarnya bukanlah sistem yang baru. Secara alamiah
ekosistem bisnis sudah terbentuk dengan sendirinya. Dengan berbagai kebijakan
dan program pembangunan sektor riil sebenarnya pemerintah sudah membentuk
suatu ekosistem. Dan dalam rangka pemberdayaan UMKM, sistem pembangunan
yang dibangun oleh pemerintah dirasa masih belum makasimal. Berbagai upaya
pemerintah dalam rangka pemberdayaan UMKM melalui penyaluran dana
langsung dan intermediasi perbankan telah dilakukan. Bazaar intermediasi
perbankan dan berbagai pengembangan program kerjasama UMKM merupakan
upaya untuk membangun networking business. Jika dilihat lebih mendalam
berbagai upaya tersebut sebenarnya adalah untuk membangkitkan sebuah
ekosistem bisnis yang mengacu pada pemberdayaan dan pengembangan UMKM.
Memang membangun ekosistem bisnis yang inovatif dan entrepreneurial
bukanlah sesuatu hal yang mudah. Apalagi dengan karakteristik UMKM dan
industri di Indonesia yang cenderung bersifat stand alone. Disamping itu
infrastruktur yang ada juga belum mendukung secara maksimal. Supaya UMKM
mudah mengakses dana dan sekaligus untuk meningkatkan pertumbuhan UMKM
maka bisa dibentuk mediasi yang merupakan tempat berinteraksi antara UMKM,
industri besar, dan lembaga terkait melalui internet.
5.1. eBiz-Ink: Penerapan Knowledge Management bagi UMKM
Pembentukan mediasi sebagai tempat berkomunikasi dan berinteraksi
komunitas ini merupakan penerapan knowledge management sebagai penunjang
pemberdayaan dan pembangunan UMKM. Knowledge management merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi untuk
mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan
pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam
16 | P a g e
organisasi.9 Pembentukan ekosistem bisnis yang inovatif dan entrepreneurial
melalui media elektronika (internet) ini ditujukan untuk mencapai suatu hasil
tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan
kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi. Dan tentunya dari pencapaian
hasil tersebut dapat memudahkan UMKM kepada akses dana, menciptakan modal
intelektual pada bisnis UMKM serta membangun pembelajaran secara
berkesinambungan dalam pengelolaan bisnis bagi entrepreneur selaku pendiri
UMKM.
Pemerintah maupun Bank Indonesia bisa bersama-sama membuat sebuah
layanan situs lelang bisnis di internet. Sistem situs ini seperti eBay, sebuah
perusahaan yang menyediakan media transaksi melalui internet yang
mempertemukan antara pembeli dan penjual (pasar virtual). Hal tersebut bisa
diwujudkan dengan pembuatan situs Elektronik Bisnis dan Inkubator (eBiz-Ink.).
Elektronik Bisnis dan Inkubator (eBiz-Ink.) merupakan sebuah situs yang
mempertemukan UMKM melalui inkubator, dunia industri (BUMN dan pihak
swasta), pemerintah melalui departemen terkait, dan komunitas WNI yang berada
di luar negeri.
Gambar 6. Model Situs Lelang Bisnis (eBiz-Ink.)
eBiz-Ink.
Pasar Lalang Bisnis
Departement Pemerintah
TerkaitKomunitas WNI
yang berada di LN
UMKM Melalui PIB
Komunitas Industri
(BUMN dan Pihak Swasta)
9 Robert W. Deutsch; “Knowledge Management Handbook.” CRC Press. 1999.
17 | P a g e
Didalam situs ini, setiap individu atau organisasi yang sudah terdaftar
sebelumnya bisa melakukan lelang bisnis. Setiap individu atau organisasi bisa
menjadi pembeli atau penjual atas lelang bisnis. Sebagai misal UMKM yang
membutuhkan jasa transportasi pengiriman barang melalui kapal dapat
mengumumkan lelang didalam situs ini. Peminat atas lelang jasa transportasi bisa
meng-approve lelang bisnis dari UMKM tadi jika harga dan ketentuan lainnya
sesuai. Atau industri besar membutuhkan bahan baku untuk sebuah proyek,
melalui situs eBiz-Ink perusahaan tersebut dapat mengumumkan lelang. Peminat
atas lelang tersebut tentunya para UMKM dan siapa yang dapat memenuhi
ketentuan dialah yang mendapatkan lelang tadi. Interaksi pasar lelang akan
menarik setiap anggotanya untuk melakukan lelang melalui situs ini karena setiap
anggota bisa mendapatkan harga atas lelang yang kompetitif. Interaksi pasar
bukan hanya membuat lingkungan yang kompetitif tetapi memacu kerjasama
diantara UMKM untuk memenuhi ketentuan sebuah lelang. Sebagai contoh
eksportir dari luar negeri membutuhkan 100.000 unit handicratft per bulan. Jika
salah satu UMKM tidak bisa memenuhi kuota tersebut, UMKM tadi bisa
bekerjasama dengan UMKM lainnya. Pemerintah juga bisa melakukan lelang atas
proyek pembangunan, yang juga berfungsi sebagai pengendali atas pasar.
Intervensi pemerintah atas pasar dilakukan untuk mengendalikan pasar dan
memberi kesempatan lebih besar bagi UMKM.
5.2. Langkah-langkah Implementasi eBiz-Ink
Pada intinya pembentukan eBiz-Ink ini mengintegrasikan data dari
masing-masing komunitas kedalam satu media didalam internet (website). Dari
masing-masing komunitas yang mempunyai karakter berbeda tentunya harus
dilakukan tahapan analisis untuk memperoleh modal integrasi yang ideal. Oleh
karena itu diperlukan panduan yang berupa garis besar kerangka langkah-langkah
dalam pembentukan eBiz-Ink.
Langkah-langkah implementasi terbagi kedalam tiga tahapan yang diantaranya
yaitu:
18 | P a g e
1. Tahap perencanaan: pada tahap ini yang ditekankan adalah survei dan
pengumpulan dana kedalam satu database yang terkoneksi.
2. Tahap pembentukan: mencari bentuk atas hubungan yang ideal yang
diidentifikasi sebelumnnya.
3. Tahap implementasi: tahap penerapan sistem eBiz-Ink yang didalamnya
meliputi sosialisasi dan perbaikan sistem.
Tiap-tiap tahap akan dijelaskan lebih rinci pada halaman berikutnya. Adapun
tahapan pembentukan eBiz-Ink yaitu:
Gambar 7. Garis Besar Langkah-langkah Implementasi eBiz-Ink.
Pengegolongan
Komunitas
Standar Inkubator
BisnisAnalisis Industri
Perencanaan
Tahap
Pembentukan
Interkoneksi
Data
Komunitas UMKM
(Inkubator)
Komunitas Industri
(BUMN & Swasta)Pemerintah
Komunitas WNI
Luar Negeri
ImplementasiSosialisasi Pra Implementasi
Bentuk Baku
Implementasi
Pe
rba
ika
n Fe
ed
ba
ck
Rancangan Peraturan dan
Undang-Undang
Standar Operasional dan
Prosedur Kegiatan
5.3. Tahap Perencanaan
Hal pertama yang dilakukan untuk membentuk eBiz-Ink adalah
menganalisis industri dan pusat inkubator bisnis. Analisis ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran awal mengenai hubungan yang mungkin terjadi dan
dikembangkan didalam ekosistem eBiz-Ink. Selain itu dalam tahap perencanaan
ini, dilakukan pendataan pada setiap anggota dari masing-masing komunitas.
19 | P a g e
Secara garis besar dalam tahap perencanaan ini bisa dibagi menjadi tiga kegiatan
yang diantaranya yaitu:
Standarisasi Pusat Inkubator Bisnis: Standarisasi ini dilihat dari sudut
sarana dan prasarana (infrastruktur) mengenai teknologi informasi dan
komunikasi yang tersedia didalam pusat inkubator bisnis. Dimana pada
setiap pusat inkubator harus tersedia akses layanan internet bagi para
tenant yang merupakan UMKM. Fungsi pendamping dan konsultan
manajemen disini adalah membimbing dan menjadikan layanan eBiz-Ink
sebagai opportunity bagi tenant.
Analisis Industri: Analisis industri untuk menentukan industri yang
potensial yang dapat menjalin hubungan UMKM. Berbagai industri
dikelompokkan menurut bidang usahanya. Pendataan pada setiap sektor
industri dilakukan untuk mempermudah seleksi atas kriteria masing-
masing industri. Kegiatan ini dilakukan untuk merancang hubungan
didalam ekosistem agar didalam ekosistem tidak terjadi hubungan
parasitisme yang merugikan UMKM.
Penggolongan Komunitas: Setelah melakukan analisis industri dan
standarisasi pusat inkubator maka langkah selanjutnya yaitu
mengelompokkan anggota ekosistem. Ekosistem yang terdiri dari UMKM,
dan pihak industri kedalam satu komunitas yang sesuai berdasarkan jenis
usahanya.
Ketiga akivitas dalam tahap perencanaan di atas mencakup kegiatan
pendataan, identifikasi, perancangan, standarisasi, penggolongan, dan
pengelompokan pada setiap anggota komunitas. Pada akhirnya pada tahap
perencanaan ini akan diperoleh data mengenai pola-pola setiap anggota komunitas
yang terdiri dari industri dan UMKM. Karena pemerintah dan BUMN diposisikan
sebagai penyeimbang maka pola kedua komunitas ini disesuaikan dengan
hubungan pola anggota komunitas lain.
Data survei (DS) pada setiap komunitas dikelompokan dan dihubungkan
melalui site link yang terkoneksi satu dengan lainnya. Setelah itu data disimpan
sebagai database untuk manajemen data. Dari database tadi dibentuklah eBiz-Ink
20 | P a g e
sebagai media interaksi dan integrasi masing-masing anggota komunitas yang
dihubungkan melalui internet. Secara teknis kegiatan ini dapat digambarkan
kedalam skema sebagai berikut:
Gambar 8. Skema Kajian Teknis Kegiatan Perencanaan
Database
Pemerintah
Site link
DS1 DS2 DS3
Database
Komunitas Industri
Site link
Database Komunitas I
nkubator (UMKM)
Site link
Database
Komunitas LN
Site link
Website eBiz-Ink
DS1 DS2 DS3 DS1 DS2 DS3 DS1 DS2 DS3
5.4. Tahap Pembentukan
Setelah melakukan studi dan didokumentasikan kedalam database maka
proses implementasi eBiz-Ink masuk pada tahap pembentukan. Yang dimaksud
pembentukan disini adalah pembentukan media (website) sebagai sarana
berinteraksi anggota komunitas. Dari database diakumulasikan, lalu diadakan
proses indentifikasi kegiatan serta sarana penunjang kegiatan yang merupakan
konten dari eBiz-Ink. Adapun konten dari eBiz-Ink yaitu:
1. Infrastruktur Teknis.
Infrastruktur teknis berkaitan dengan perangkat pembuatan eBiz-Ink
sebagai pembentukan ekosistem melalui media elektronik. Infrastruktur
teknis meliputi:
Database: Dokumentasi dan manajemen data yang merupakan data
dari masing-masing anggota komunitas. Data ini merupakan data
21 | P a g e
pokok pembentukan dimana informasi yang ada akan ditampilkan
melalui website.
Pengembangan Sistem: Dari data yang menggambarkan karakter
masing-masing anggota ekosistem maka dikembangkanlah sebuah
sistem yang dapat memenuhi kegiatan interaksi masing-masing
anggota.
Standarisasi Integrasi: Supaya tidak menimbulkan kerancuan maka
didalam pengintegrasian harus dibuat standar baku. Hal ini sangat
berkaitan dengan technical software atau pemakaian software pada
integrasi data.
Web Hosting, Perangkat Keamanan: Pembentukan web hosting dan
perangkat keamanan digunakan untuk menghindari kecurangan-
kecurangan yang terjadi pada saat anggota komunitas melakukan
transaksi lelang atau berinteraksi dengan komunitas lainnya.
Network, EDI, Extranets: Pada intinya infrastruktur ini adalah
perangkat penghubung dari pengguna (user) yang merupakan
anggota komunitas ke pengguna yang lainnya.
2. E-Proses
Elektronik proses disini merupakan proses kegiatan transaksi yang dimulai
dari approval atas transaksi sampai transaksi selesai yang merupakan
proses utama dalam website ini. Gambaran secara teknisnya, pada saat
transaksi dari berbagai approval kontrak melalui internet, database akan
mengidentifikasi kontrak yang paling potensial secara otomatis,
menyimpan dan menyetujuinya.
3. E-Market
Elektronik market atau pasar elektronik merupakan media yang
mempertemukan pe-lelang bisnis dan peminat lelang bisnis. Pe-lelang dan
peminat lelang bisnis yang merupakan anggota komunitas bisa me-list
melalui website. Melalui E-Market ini supply dan demand dipertemukan
langsung.
22 | P a g e
4. E-Komunitas
E-Komunitas merupakan komunitas elektronik yang berkepentingan atau
mempunyai tujuan atas lelang bisnis yang diantaranya adalah pemerintah,
UMKM melalui inkubator bisnis, industri (BUMN dan swasta), dan
komunitas luar negeri sebagai pendukung pengetahuan dan teknologi
disamping sebagai pencari pendanaan.
5. E-Layanan
E-Layanan merupakan layanan yang tersedia di website eBiz-Ink. Supaya
setiap anggota komunitas merasa mempunyai hubungan yang erat dan
untuk menjalin kesinambungan hubungan maka pada situs eBiz-Ink bisa
disediakan layanan yang diantaranya yaitu sebagai berikut:
Partner Relationship Management: Sebuah layanan pada situs
eBiz-Ink bagi anggota komunitas yang menjalin kerjasama dengan
komunitas lainnya.
Community Relationship Management: Sebuah layanan pada situs
eBiz-Ink bagi anggota komunitas untuk mempererat hubungan
komunitas.
Layanan Direktori: Layanan direktori bisa berupa layanan
periklanan, pengumuman, sharing knowledge melalui internet dan
sosialisasi program pemerintah lainnya.
6. E-Prosedur
E-Prosedur berisi tentang peraturan dan perundang-undangan yang dibuat
oleh pemerintah atau Bank Indonesia mengenai tata cara dan peraturan
(regulasi) penggunaan eBiz-Ink. E-prosedur dibedakan menjadi dua yaitu:
Undang-undang: Berkaitan dengan regulasi pemerintah yang untuk
mendorong sosialisasi eBiz-Ink. Isinya bisa berupa visi, misi,
tujuan, yang mendasari pembentukan eBiz-Ink.
Peraturan: Tata cara (rule of the game) mengenai penggunaan
eBiz-Ink. Isinya berupa aturan dan sangsi atas penggunaan dan
pemanfaatan layanan situs eBiz-Ink.
23 | P a g e
Gambar 9. Kerangka Teknis Pembentukan eBiz-Ink
Database
Pengembangan
Sistem
Standarisasi
Integrasi
Web Hosting dan
Perangkat
Keamanan
Network, EDI,
Extranets
Transaksi
Bisnis
Approve kontrak
dan Apply
Aplikasi
Supply
Lelang Bisnis
Demand
Lelang Bisnis
Inkubator (UMKM)
Industri (BUMN dan
Swasta)
Pemerintah
Diaspora (komunitas LN)
PeraturanUndang-
Undang
Layanan
Direktori
Comunity
Relationship
Management
Partner
Relationship
Management
APLIKASI eBiz-Ink
Pusat Interaksi dan
Transaksi Anggota
Komunitas
(Interkoneksi)
Infrastruktur Teknis
E-Komunitas
E-Proses E-Market
E-LayananE-Prosedur
5.5. Tahap Implementasi
Dari keseluruhan tahapan, tahap implementasi adalah tahap yang paling
menentukan berjalan tidaknya eBiz-Ink. Oleh karena itu, sebelum
diimplementasikan dilakukan sosialisasi pada masing-masing anggota komunitas.
Sosialisasi meliputi tata cara penggunaan eBiz-Ink, tujuan dan manfaat eBiz-Ink
bagi para pengguna (anggota komunitas). Dari sosialisasi tersebut akan
mendapatkan feedback dari para pengguna (anggota komunitas) yang digunakan
untuk perbaikan sistem tahap pertama. Setelah itu baru masuk pada tahap pra
implementasi. Pra implementasi disini adalah testing dari sistem eBiz-Ink. Testing
dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan sistem eBiz-Ink.
Feedback testing berbeda dengan feedback sosialisasi. Feedback testing lebih
kearah sistem teknis, sedangkan feedback sosialisasi berupa penyesuaian perilaku
pengguna (anggota komunitas) terhadap teknologi yang diterapkan (eBiz-Ink).
Kerjasama Bank Indonesia, pemerintah, dan departemen terkait lainnya
dalam sharing data sehingga menjadi sebuah database merupakan salah satu
kunci pembentukan eBiz-Ink. Selain dukungan semua komunitas pemerintah,
partisipasi para pengguna (anggota komunitas) sangat menentukan pembentukan
24 | P a g e
eBiz-Ink. eBiz-Ink yang bisa disebut juga virtual marketplace sangat membantu
dan mendidik UMKM. Arus pendanaan kepada UMKM dapat terkontrol lebih
mudah dan mendekatkan UMKM pada akses permodalan. Program eBiz-Ink
selain mengurangi digital devide juga menuntun UMKM kearah modernisasi
bisnis. Melalui pusat inkubator bisnis UMKM dituntun kearah thing globally act
locally merupakan pintu gerbang dalam membangun UMKM menjadi
perusahaan-perusahaan yang bertaraf internasional.
6. Matrik Alur Permodalan
eBiz-Ink merupakan media yang memudahkan interaksi dan komunikasi
antara komunitas pemerintah, komunitas UMKM melalui inkubator, komunitas
industri (BUMN dan swasta), serta komunitas WNI yang berada diluar negeri
supaya tercipta transaksi bisnis atau kerjasama yang mendukung kegiatan masing-
masing anggota komunitas. Dengan kata lain eBiz-Ink merupakan miniatur dari
pasar terbuka yang diimplementasikan melalui media elektronika. Setiap anggota
komunitas bebas berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan komunitas lain.
Kontrak kerjasama bisnis terjadi berdasarkan permintaan dan penawaran.
Tentunya harga atas kontrak bisnis sangat ditentukan oleh hukum permintaan dan
penawaran yang bergantung pada keadaan pasar.
Jika pasar dibiarkan bergerak bebas tentunya UMKM yang ada didalam
inkubator bisnis akan sulit bersaing dengan industri-industri besar (BUMN dan
swasta). Oleh sebab itu peran pemerintah didalam pasar lelang bisnis melalui
internet ini (eBiz-Ink) masih diperlukan. Untuk melindungi UMKM dan menjaga
alur permodalan kepada UMKM tidak terputus, pemerintah bisa memberlakukan
hak istimewa pada UMKM atas kontrak lelang bisnis dan bisa juga dengan
mewajibkan industri besar (BUMN dan swasta) mengikutsertakan UMKM
didalam kegiatan bisnisnya. Untuk menyederhanakannya maka bisa digambarkan
dengan matrik alur modal sebagai berikut:
25 | P a g e
Gambar 10. Matrik Alur Permodalan pada Ekosistem eBiz-Ink
Kontrak
Bisnis
Industri (BUMN
dan Swasta)Inkubator (UMKM)
Industri (BUMN
dan Swasta)
Lembaga
keuangan
Lembaga
KeuanganInkubator (UMKM)
Pihak LN
Kontrak
Bisnis
Lembaga
KeuanganInkubator (UMKM)
Kontrak
Bisnis
Permodalan
Permodalan
Permodalan
Pemerintah
Pemerintah
7. Penutup
Dulu pada tahun 1960an dibawah presiden Sukarno, Indonesia pernah
menjalankan kebijakan ekonomi tertutup. Pada waktu itu kalangan analis ekonomi
barat memperkirakan perekonomian Indonesia akan hancur karena berbagai
embargo ekonomi yang dijatuhkan kepada Indonesia. Pada kenyataannya
Indonesia dapat bertahan, dan ternyata setelah dianalisis usaha-usaha mikro, kecil
seperti pedagang kaki lima dan pedagang pasar tradisional-lah yang menopang
perekonomian Indonesia saat itu. Dan pada waktu krisis ekonomi tahun 1999-
2000 sekali lagi UMKM telah menjadi penopang perekonomian Indonesia.
Mengingat potensi UMKM yang sangat besar sudah selayaknyalah
UMKM dibangun dan dikembangkan supaya menjadi sebuah industri yang maju.
Pemberdayaan UMKM tidak hanya cukup menyediakan modal bagi UMKM.
Dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan UMKM, UMKM harus dibina
dan dituntun supaya dapat menyesuaikan dengan keadaan lingkungan bisnis
modern. Dengan membangun pusat inkubator bisnis yang didalamnya tersedia
sarana, permodalan dan pembinaan bagi UMKM sangat mungkin potensi UMKM
tergali lagi sehingga dapat menjadi sebuah usaha yang besar.
26 | P a g e
Selain itu pembentukan ekosistem bisnis yang inovatif dan entrepreneurial
sangat diperlukan dalam pemberdayaan UMKM. Melalui ekosistem bisnis ini
UMKM menjalin networking dengan komunitas bisnis lainnya. Pada ekosistem
bisnis alur permodalan akan berjalan dengan sendirinya. Sehingga pemerintah dan
Bank Indonesia selaku pihak yang berkepentingan dalam pembangunan UMKM
hanya tinggal mengontrol dan mengorganisir aliran modal yang berjalan.
Supaya lebih mudah melakukan networking, ekosistem bisnis dapat dibuat
secara virtual. Pembentukan ekosistem bisnis melalui media elektronik akan lebih
memudahkan pengaturan alur permodalan dan mengontrol setiap komunitas
supaya hubungan satu komunitas bisnis dengan komunitas bisnis lainnya tidak
terputus. Dengan menempatkan UMKM sebagai center point of activities pada
ekosistem bisnis maka aliran permodalan akan mengarah kepada UMKM.
Ekosistem bisnis yang terintegrasi akan membentuk suatu persaingan kompetitif
adaptif sehingga UMKM selain dapat meningkatkan daya saingnya juga dapat
beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan bisnis global. Bertahun-tahun
UMKM hanya menjadi aktor dibalik panggung perekonomian Indonesia. Sudah
saatnya UMKM ditampilkan menjadi aktor utama perekonomian.