pembelajaran kimia dengan investigasi … · semester 1 di smk wongsorejo gombong tahun pelajaran...

155
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 127 PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI KELOMPOKMELALUI EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENGGUNAKAN ALAT LABORATORIUM DAN PERSEPSI DIRI SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas XI SMK Wongsorejo Gombong pada Materi Elektrokimia Tahun Pelajaran 2011/2012) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama Pendidikan Kimia Oleh: KASIMUN S831102062 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: duongthu

Post on 06-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI

KELOMPOKMELALUI

EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN

MENGGUNAKAN ALAT LABORATORIUM

DAN PERSEPSI DIRI SISWA

(Studi Kasus Siswa Kelas XI SMK Wongsorejo Gombong pada Materi

Elektrokimia Tahun Pelajaran 2011/2012)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama Pendidikan Kimia

Oleh:

KASIMUN

S831102062

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI KELOMPOK

MELALUI

EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN

MENGGUNAKAN ALAT LABORATORIUM

DAN PERSEPSI DIRI SISWA

(Studi Kasus dalam Mata Pelajaran Kimia untuk Materi Elektrokimia Kelas XI

Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012)

Disusun oleh :

KASIMUN

S831102062

Page 3: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI KELOMPOK

MELALUI

EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN

MENGGUNAKAN ALAT LABORATORIUM

DAN PERSEPSI DIRI SISWA

(Studi Kasus dalam Mata Pelajaran Kimia untuk Materi Elektrokimia Kelas XI

Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012)

Disusun oleh :

KASIMUN

S831102062

Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal

Ketua Dr. Sarwanto, M.Si.

NIP.196909011994031002

..................... ....................

Sekretaris Prof. Drs. Sentot Budi R, Ph.D

NIP.195605071986011001

..................... ....................

Anggota I Prof. Dr. Ashadi

NIP. 195101021975011001

....................... ....................

Anggota II Drs. Haryono, M.Pd

NIP. 195204231976031002

..................... ....................

Telah dipertahankan didepan penguji

Dinyatakan telah memenuhi syarat

pada tanggal 2 Juli 2012

Direktur Program Pascasarjana,

Ketua Program Studi Pendidikan Sains,

Page 4: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S.

NIP. 196107171986011001

Dr. M. Masykuri, M.Si

NIP. 196811241994031001

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

1. Tesis yang berjudul : “Pembelajaran Kimia Dengan Investigasi Kelompok

Melalui Eksperimen dan Proyek Ditinjau dari Kemampuan

Menggunakan Alat Laboratorium dan Persepsi Diri Siswa” (Studi Kasus

Siswa Kelas XI SMK Wongsorejo Gombong pada Materi Elektrokimia Tahun

Pelajaran 2011/2012) ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas dari

plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain

untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis

digunakan sebagaimana acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber

acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat

dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010)

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain

harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS

sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester

(enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari

sebagian atau keseluruhan isi Tesis ini, maka Prodi Pendidikan Sains PPs UNS

berhak mempublikasikanya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi

Pendidikan Sains PPs-UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari

ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik

yang berlaku.

Surakarta, 2 Juli 2012

Mahasiswa,

Page 5: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Kasimun

NIM. S831102062

MOTTO

Dibalik kesedihan pastilah ada jalan menuju kebahagiaan

Kegagalan adalah awal dari kesuksesan

Masa lalu adalah cermin yang akan datang

Musuh terbesar adalah hawa nafsu

Page 6: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

PERSEMBAHAN

Page 7: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Dengan penuh kasih, karya ini kupersembahkan untuk

Ibu dan Bapak tercinta, karunia Alloh terindah

dalam hidupku

Kakak tercinta yang selalu menjadi motivatorku

Keluargaku tercinta yang selalu mmendukungku.

Teman-teman seperjuangan Pend. Sains

Teman-Teman seperjuangan

Almamater

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan karunia–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul :

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI KELOMPOK MELALUI

EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN

MENGGUNAKAN ALAT LABORATORIUM DAN PERSEPSI DIRI SISWA

(Studi Kasus dalam Mata Pelajaran Kimia untuk Materi Elektrokimia Kelas XI

Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan

baik.

Dalam penyusunan tesis ini penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari

berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

Page 8: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. M. Masykuri, M.Si selaku Ketua Program Pendidikan Sains, Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Dr. H. Sarwanto, M.Si selaku Sekretaris Program Pendidikan Sains, Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Prof. Dr. Ashadi selaku Dosen Pembimbing I dalam penyusunan tesis ini

5. Drs. Haryono, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II dalam penyusunan tesis ini

6. Bapak dan Ibu Dosen Khususnya Program Studi Pendidikan Sains, Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

bekal pengetahuan kepada penulis

7. Bapak Poniman Selaku Kepala SMK Wongsorejo Gombong yang telah

memberikan ijin penelitian

8. Teman-teman mahasiswa Program Pendidikan Sains, Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

8. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu

terselesainya tesis ini.

Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan tesis ini masih banyak

kekurangan. Maka demi sempurnanya penyusunan tesis ini kritik dan saran yang

sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat

bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Page 9: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Surakarta, Juli 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ … i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ … ii

PERNYATAAN..................................................................................................... iv

MOTTO................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN................................................................................................... vi

Page 10: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

KATA PENGANTAR ...................................................................................... … vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... … ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ … xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... … xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... … xvi

ABSTRAK.............................................................................................................. xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................. …….... 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah................................................................ 9

C. Pembatasan Masalah ............................................................. 10

D. Perumusan Masalah................................................................ 11

E. Tujuan Penelitian..................................................................... 12

F. Manfaat Penelitian................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ …….... 14

A.Kajian Teori............................................................................. 14

1. Pembelajaran.................................................................... 14

2. Belajar dan Teori Belajar................................................ 16

3. Model Investigasi Kelompok.......................................... 26

Page 11: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

4. Metode Eksperimen......................................................... 32

5. Metode Proyek................................................................ 34

6. Kemampuan Menggunakan Alat Laboratorium.............. 37

7. Persepsi Diri.................................................................... 41

8. Prestasi Belajar................................................................ 47

9. Materi Kimia................................................................... 51

10. Penelitian yang Relevan................................................... 63

B. Kerangka Berfikir.................................................................... 65

C. Hipotesis................................................................................. 74

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... ……..... 76

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 76

B. Metode Penelitian.................................................................. 77

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel…....................... 79

D. Variabel Penelitian.................................................................. 80

E. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 82

F. Instrumen Penelitian................................................................ 83

G. Teknik Analisis Data............................................................... 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 95

Page 12: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

A.Deskripsi data........................................................................... 95

B. Uji Prasyarat Analisis ............................................................. 108

C. Pengujian Hipotesis.............................................................. 111

D. Pembahasan....................................................................... ... 111

E. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian............................... 118

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................... 119

A. Kesimpulan........................................................................... 119

B. Implikasi............................................................................... 121

C. Saran..................................................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA................................................................ 127

LAMPIRAN................................................................................ 130

Page 13: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Materi Elektrokimia ......……………………… 4

Tabel 2.1 Sintaks Metode Eksperimen………………………………….............. 33

Tabel 2.2 Sintaks Metode Proyek…………………………………...................... 36

Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Proposal dan Tesis…………………………....... 76

Tabel 3.2 Design Penelitian................................................................................... 78

Tabel 4.1 Prestasi Belajar Aspek Kognitif Metode Eksperimen dan Proyek....... 95

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Kognitif ......................... 96

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Kognitif dengan Metode

Eksperimen............................................................................................

96

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Kognitif dengan Metode

Proyek..................................................................................................

97

Tabel 4.5 Prestasi Belajar dari Aspek Kognitif Siswa yang Mempunyai

Kemampuan Menggunakan Alat Laboratorium Kategori Tinggi .......

98

Tabel 4.6 Prestasi Belajar dari Aspek Kognitif Siswa yang Mempunyai

Kemampuan Menggunakan Alat Laboratorium Kategori Rendah........

99

Page 14: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Kognitif Siswa yang

Mempunyai Persepsi Diri Kategori Rendah.........................................

99

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Kognitif Siswa yang

Mempunyai Persepsi Diri Kategori Tinggi ...........................................

100

Tabel 4.9 Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode Eksperimen dan Proyek........ 101

Tabel 4.10 Prestasi Belajar Aspek Afektif dengan Metode Eksperimen dan

Proyek....................................................................................................

103

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Afektif Metode

Eksperimen dan Proyek..........................................................................

104

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Afektif Siswa.................. 104

Tabel 4.13 Prestasi Belajar Aspek Afektif Metode Eksperimen............................. 105

Tabel 4.14 Prestasi Belajar Aspek Afektif Metode Proyek.................................... 105

Tabel 4.15 Prestasi Belajar Aspek Afektif Kemampuan Menggunakan Alat

Laboratorium Kategori Rendah............................................................

106

Tabel 4.16 Prestasi Belajar Aspek Afektif Kemampuan Menggunakan Alat

Laboratorium Kategori Tinggi.............................................................

107

Tabel 4.17 Prestasi Belajar Aspek Afektif Persepsi Diri Siswa Kategori Rendah... 107

Tabel 4.18 Prestasi Belajar Aspek Afektif Persepsi Diri Siswa Kategori Tinggi... 108

Page 15: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Aspek Kognitif................. 109

Tabel 4.20 Hasil Uji Homogenitas Data Prestasi Belajar Aspek Kognitif............. 110

Tabel 4.21 Uji Hipotesis Prestasi Belajar Aspek Kognitif...................................... 111

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Persepsi menurut Mar’at (1992:23)...................... 43

Gambar 4.1 Histogram Prestasi Belajar Aspek Kognitif ..................................... 96

Gambar 4.2 Histogram Prestasi Aspek Kognitif pada Metode Eksperimen........ 97

Gambar 4.3 Histogram Prestasi Belajar Aspek Kognitif pada Metode Proyek.. 98

Gambar 4.4 Histogram Prestasi Belajar Aspek Kognitif Berdasarkan

Kemampuan Menggunakan Alat Laboratorium Tinggi ..................

98

Gambar 4.5 Histogram Prestasi Belajar Aspek Kognitif Berdasarkan

Kemampuan Menggunakan Alat Laboratorium Kategori Rendah...

99

Gambar 4.6 Histogram Nilai Prestasi Belajar Aspek Kognitif pada Siswa yang

Mempunyai Persepsi Diri Kategori Rendah.....................................

100

Gambar 4.7 Histogram Nilai Prestasi Belajar Aspek Kognitif pada Siswa yang 100

Page 16: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

Mempunyai Persepsi Diri Kategori Tinggi.......................................

Gambar 4.8 Histogram Prestasi Belajar Aspek Afektif ...................................... 104

Gambar 4.9 Histogram Prestasi Belajar Aspek Afektif Metode Eksperimen...... 105

Gambar 4.10 Histogram Prestasi Belajar Aspek Afektif Metode Proyek.............. 106

Gambar 4.11 Histogram Prestasi Afektif Berdasarkan Kemampuan

Menggunakan Alat Laboratorium Kategori Rendah.........................

106

Gambar 4.12 Histogram Prestasi Belajar Aspek Afektif Berdasarkan

Kemampuan Menggunakan Alat Laboratorium Kategori Tinggi....

107

Gambar 4.13 Histogram Prestasi Belajar Aspek Afektif Berdasarkan Persepsi

Diri Kategori Rendah..............................................................

108

Gambar 4.14 Histogram Prestasi Belajar Aspek Afektif Berdasarkan Persepsi

Diri Kategori tinggi................................................................

108

Gambar 15 Dokumentasi.................................................................................... 200

Page 17: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

DAFTAR LAMPIRAN

Halam

an

LAMPIRAN 1 Silabus……………………………………………………....... 130

LAMPIRAN 2 RPP Metode Eksperimen…………………………………...... 134

LAMPIRAN 3 RPP Metode Proyek……………………………………......... 145

LAMPIRAN 4 Kisi-kisi Tes Kompetensi Elektrokimia................................... 155

LAMPIRAN 5 Instrumen Materi Elektrokimia.................................................. 157

LAMPIRAN 6 Lembar Jawab Tes Kompetensi Elektrokimia........................... 170

LAMPIRAN 7 Instrumen Penilaian Kemampuan Menggunakan Alat 171

Page 18: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

Laboratorium..............................................................................

LAMPIRAN 8 Penilaian Kemampuan Menggunakan Alat Laboratorium........ 172

LAMPIRAN 9 Pedoman Penskoran Kemampuan Menggunakan Alat

Laboratorium.............................................................................

173

LAMPIRAN 10 Kisi-kisi Tes Persepsi Diri.....…………................................... 177

LAMPIRAN 11 Soal Tes Persepsi Diri………………...................................... 178

LAMPIRAN 12 Lembar Jawab Tes Angket Persepsi Diri…….......................... 188

LAMPIRAN 13 Kisi-kisi Angket Aspek Afektif................................................. 189

LAMPIRAN 14 Soal Angket Aspek Afektif........................................................ 190

LAMPIRAN 15 Lembar Jawab Soal Angket Aspek Afektif 194

LAMPIRAN 16 Data Penelitian......................................................................... 195

LAMPIRAN 17 Hasil Try Out Soal Kognitif...................................................... 201

LAMPIRAN 18 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian........................ 202

LAMPIRAN 19 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas.................................... 203

Page 19: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

ABSTRAK

Kasimun, S831102062, 2012, “Pembelajaran Kimia dengan Investigasi

Kelompok Melalui Eksperimen dan Proyek Ditinjau dari Kemampuan

Menggunakan Alat Laboratorium dan Persepsi Diri Siswa”(Studi Kasus Siswa

Kelas XI SMK Wongsorejo Gombong Pada Materi Elektrokimia Tahun Pelajaran

2011/2012). Pembimbing: 1) Prof. Dr. H. Ashadi; 2) Drs. Haryono, M.Pd.

Program Pendidikan Sains, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli

2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: perbedaan prestasi belajar

siswa pada penggunaan metode eksperimen dan proyek, kemampuan

menggunakan alat laboratorium, persepsi diri, dan interaksinya terhadap prestasi

belajar.

Page 20: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dan dilaksanakan

dari bulan Oktober 2011-Februari2012. Populasi penelitian ini adalah semua

siswa kelas XI (10 kelas) SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran

2011/2012. Sampel diperoleh dengan teknik Cluster Random Sampling yang

terdiri dari empat kelas, XIMA, XIMD, XIOA, dan XIOC. Kelas XIMA dan XIMD

diberi pembelajaran dengan metode eksperimen dan kelas XIOA dan XIOC diberi

pembelajaran dengan metode proyek. Data untuk prestasi belajar kognitif

dikumpulkan dengan metode tes, data kemampuan siswa menggunakan alat

laboratorium digunakan observasi, persepsi diri dan prestasi afektif siswa

menggunakan angket. Hipotesis diuji menggunakan Anava.

Dari hasil analisis data disimpulkan: 1) ada perbedaan prestasi belajar

siswa pada penggunaan metode eksperimen dan proyek. 2) ada perbedaan

prestasi belajar siswa pada kemampuan menggunakan alat laboratorium. 3) ada

perbedaan prestasi belajar siswa pada persepsi diri siswa. 4) tidak ada interaksi

antara metode dengan kemampuan menggunakan alat laboratorium terhadap

prestasi belajar siswa, 5) tidak ada interaksi antara metode dan persepsi diri

terhadap prestasi belajar kognitif siswa, 6) tidak ada interaksi antara kemampuan

menggunakan alat laboratorium dengan persepsi diri terhadap prestasi belajar

kognitif siswa, 7) tidak ada interaksi antara metode, kemampuan menggunakan

alat laboratorium, dengan persepsi diri terhadap prestasi belajar siswa.

Kata Kunci : Investigasi Kelompok, Eksperimen, Proyek, Kemampuan

menggunakan alat laboratorium, Persepsi diri, Prestasi Belajar, Elektrokimia.

ABSTRACT

Kasimun, S831102062, 2012, "Chemistry Learning With Group

Investigation Through Eksperimental and Project Method Overviewed From

ability to use laboratory equipment and Self Perception“(A Case Study On the

Subject Matter of Electrochemistry 11th

Science Grade SMK Wongsorejo

Gombong Academic Year 2011/2012). Supervisor: 1) Prof. Dr. H. Ashadi, 2) Drs.

Haryono, M.Pd. Science Education Program of Postgraduate Study, Sebelas

Maret University Surakarta, Juli 2012.

Page 21: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

The aims of this study was to determine different toward students’ learning

achievement of the using eksperimental and project method, ability to use

laboratory equipment, self perception and it’s interaction.

The method used in the research was quasi experimental method and it

was con ducted from Oktober 2011 to February 2012. The population was the

students in 11th

Science Grade SMK Wongsorejo Gombong Academic Year

2011/2012.The sample was taken using cluster random sampling, consisted of

four class XIMA, XIMD, XIOA, and XIOC. The learning method applied to XIMA and

XIMD was eksperimental and to XIOA and XIOC was project.The data was collected

through students’ cognitive learning achievement test, data ability to use

laboratory equipment use observation, self perception questioner, and supported

by questioner for affective. The hypothesis were tested using Anava Method.

From the data analysis, it could be concluded that : 1) there was

significant difference students’ learning achievement toward the results of two

compared learning methods eksperimental and project, 2) there was significant

difference students’ learning achievement toward ability to use laboratory

equipment, 3) there was significant difference students’ learning achievement

toward self perception, 4) there was no interaction between learning method and

ability to use laboratory equipment toward students’ cognitive learning

achievement, 5) there was no interaction between learning method and self

perception toward students’ cognitive learning achievement, 6) there was no

interaction between ability to use laboratory equipment and self perception

toward students’ learning achievement but the interaction, 7) there was no

interaction among learning method, ability to use laboratory equipment, and self

perception toward students’ learning achievement.

Keywords: Group Investigations, Eksperimental, Project, to use laboratorium toll

skills, Self perception, Cognitive Learning Achievement, Electrochemistry.

Page 22: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang utama bagi kemajuan suatu bangsa,

sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa tujuan pendidikan adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa, maka perlu diadakan perbaikan dan peningkatan

kualitas pendidikan secara bertahap dan terus menerus. Untuk meningkatkan

kualitas perlu adanya pengembangan, pembaharuan, pemakaian dan relevansi

metode mengajar. Pembaharuan di bidang pendidikan dilakukan dengan berbagai

cara, salah satunya adalah dengan penggantian kurikulum, ada yang berbasis

materi, berbasis pencapaian tujuan, berbasis kompetensi dan yang terakhir ini

dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perubahan

kurikulum itu dilakukan bukan materi pendidikannya ganti tetapi hanya dilakukan

penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Jika pendidikan ingin ditingkatkan,

maka kita orang yang berkecimpung di dunia pendidikan harus terus menerus

melakukan perubahan yang lebih baik sesuai dengan perkembangan di negara-

negara yang pendidikannya maju. Pergantian kurikulum pada dasarnya akan

Page 23: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

membantu guru dalam melakukan pembelajaran, bukan menambah berat tugas

guru. Kurikulum memang bisa berubah setiap saat dengan harapan pendidikan

semakin maju.

Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang

fenomena alam secara sistematis. Ilmu Pengetahuan Alam bukan sekedar

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep

semata, melainkan juga merupakan suatu proses penemuan (discovery inquiry).

Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi siswa agar peserta didik dapat memahami alam

sekitar secara ilmiah. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diarahkan untuk

mencari tahu dan berbuat sesuatu sehingga dapat membantu subyek didik untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Salah satu

cabang ilmu pengetahuan alam adalah kimia.

Pelajaran kimia diharapkan dapat menjadi sarana bagi siswa untuk

mempelajari hal-hal yang ada di sekitar mereka. Kimia juga diharapkan sebagai

salah satu bekal untuk pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu dalam

proses transfer ilmu dan pengetahuan kimia di sekolah perlu ditingkatkan

efektifitasnya agar kualitas pembelajaran selalu terjaga dan hasil yang diharapkan

dapat memenuhi tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Agar proses belajar

mengajar dapat berhasil dengan baik, sebaiknya guru bisa memberikan suatu

rangsangan agar siswa dapat aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,

karena aktivitas yang dilakukan siswa akan mempengaruhi prestasi belajar. Untuk

Page 24: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

keperluan tersebut maka para guru hendaknya berupaya semaksimal mungkin

untuk menampilkan rangsangan yang dapat diproses dengan berbagai alat indera.

Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah

informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat

dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian siswa diharapkan akan dapat

menerima dan menyerap dengan mudah pesan-pesan dalam materi pelajaran yang

disajikan.

Dalam pembelajaran dapat dilakukan secara mandiri atau kelompok.

Secara mandiri berarti siswa dalam menyelesaikan soal-soal di kelas dikerjakan

sendiri dan secara kelompok berarti siswa dalam menyelesaikan soal-soal

dikerjakan secara berkelompok. Keunggulan pembelajaran secara mandiri siswa

terbiasa memecahkan masalah sendiri tanpa tergantung sama siswa lain. Salah

satu kelemahan pembelajaran secara mandiri, bila dalam kelas yang

kemampuannya tidak merata maka siswa yang kemampuannya di bawah akan

sulit terbantu oleh siswa yang lebih pandai. Sedangkan keunggulan pembelajaran

secara kelompok siswa-siswa yang kurang pandai akan terbantu oleh siswa yang

lebih pandai. Salah satu kelemahannya adalah siswa akan terbiasa tergantung

sama siswa yang lain.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang fenomena alam secara sistematis. IPA bukan sekedar penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-

prinsip semata, melainkan juga merupakan suatu proses penemuan (discovery,

inquiry). Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung

Page 25: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

untuk mengembangkan kompetensi siswa agar peserta didik dapat menjelajahi

dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA diarahkan untuk

mencari tahu dan berbuat sesuatu sehingga dapat membantu subyek didik untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Salah satu

cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju adalah kimia.

Pelajaran kimia di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa

untuk mempelajari hal-hal yang ada disekitar mereka. Kimia diharapkan dapat

menjadi prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu dalam proses transfer

ilmu dan pengetahuan kimia di sekolah perlu ditingkatkan evektivitasnya agar

kualitas pembelajaran selalu terjaga dan hasil yang diharapkan dapat memenuhi

tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Agar proses belajar mengajar dapat berhasil

dengan baik, sebaiknya guru bisa memberikan suatu rangsangan agar siswa dapat

aktif dalam mengikuti belajar mengajar karena metode belajar yang dilakukan

setiap siswa dalam mengikuti pelajaran akan mempengaruhi prestasi belajar.

Untuk kepentingan tersebut maka guru kimia hendaknya berupaya semaksimal

mungkin memberi rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai

alat indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan

mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti

dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian siswa diharapkan akan

dapat menerima dan menyerap dengan mudah pesan-pesan dalam materi pelajaran

yang disajikan.

Page 26: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

Pembelajaran kimia saat ini secara umum memang sudah berjalan, akan

tetapi sangatlah perlu untuk ditingkatkan lagi karena berdasarkan fakta bahwa

nilai kimia masih kurang maksimal. Pada umumnya pembelajaran kimia saat ini

masih cenderung berfokus pada guru, sehingga perlu kita ubah sedikit demi

sedikit pembelajaran yang berfokus pada siswa. Tak lain halnya dengan

pembelajaran yang terjadi di SMK yang rata-rata siswanya agak sedikit

mengesampingkan pelajaran-pelajaran teori karena mereka datang ke sekolah

membawa paradigma bahwa pelajaran teori tidak begitu penting. Mereka

menganggap pelajaran yang penting adalah pelajaran praktikum kejuruan yang

nantinya berhubungan erat dengan bidang yang mereka tekuni. Karena siswa-

siswa SMK sudah beranggapan pelajaran yang tidak termasuk dalam pelajaran

praktikum tidak penting.

Mata pelajaran kimia di SMK termasuk dalam kelompok mata pelajaran

adaptif, sehingga menurut anggapan siswa SMK termasuk dalam pelajaran yang

semuanya teori. Penyebab lain dari siswa-siswa SMK beranggapan setelah lulus

dari sekolah mereka akan langsung masuk dunia kerja, sehingga mereka

memandang mata pelajaran teori kurang penting padahal pelajaran-pelajaran teori

sangat mendukung mata pelajaran praktikum. Paradigma sulit untuk diluruskan

oleh guru-guru yang mengampu mata pelajaran teori, sehingga guru harus bekerja

keras untuk memberi masukan, motivasi dan membimbing siswa agar mengikuti

apa yang disampaikan oleh guru. Penyebab lain guru belum menerapkan secara

maksimal metode pembelajaran yang tepat agar siswa mampu menganggap

pelajaran teori sama pentingnya dengan mata pelajaran praktikum. Dari kenyataan

Page 27: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

ini maka guru untuk bisa dituntut untuk menerapkan metode pembelajaran yang

inovatif dan tepat.

Salah satu dampak dari anggapan-anggapan siswa yang kurang baik

terhadap mata pelajaran teori adalah kebanyakan siswa SMK frekuensi belajar

mata pelajaran teori kurang maksimal, sehingga secara umum nilainya kurang

baik. Pembelajaran kimia di SMK pada umumnya belum dimaksimalkan

praktikumnya karena masih terbatasnya fasilitas sekolah dan dimungkinkan guru

kurang kreatif dalam mengajar. Karena berbagai faktor di atas membawa dampak

yang kurang baik terhadap hasil belajar siswa SMK. Berikut adalah nilai ulangan

harian tiga tahun terakhir materi elektrokimia SMK Wongsorejo Gombong.

Tabel 1.1 Daftar Nilai Ulangan Harian Elektrokimia SMK Wongsorejo

Gombong

No Tahun

Pelajaran

Mata

Pelajaran

Nilai

rata-rata

KKM(kriteria

ketuntasan

minimal)

< KKM

(%)

> KKM

(%)

1 2008/2009 Kimia 4,75 67 78 22

2 2009/2010 Kimia 5.20 67 74 26

3 2010/2011 Kimia 4,90 67 76 24

Dari nilai di atas terlihat bahwa prestasi belajar kimia belum maksimal, maka dari

itu sangat perlu untuk ditingkatkan.

Salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan

pelajaran dan dapat menimbulkan rangsangan kepada siswa yang memiliki

kebiasaan belajar dan kemampuan berfikir berbeda diantaranya bisa dengan

Page 28: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

penggunaan berbagai metode mengajar. Untuk memperbaik nilai peneliti

memandang perlu adanya pembelajaran yang difokuskan ke siswa yang dalam hal

ini dengan pembelajaran investigasi kelompok melalui praktikum karena

praktikum (eksperimen) akan bisa mendekatkan dengan karakter mereka.

Pembelajaran dengan metode investigasi kelompok diharapkan bisa mengatasi

masalah tersebut karena dengan metode ini siswa secara kelompok belajar

bersama sehingga siswa yang kurang memahami akan bisa terbantu oleh siswa

yang lebih bisa. Dengan kita memaksimalkan praktikum maka diharapkan apa

yang kita sampaikan akan selalu teringat karena mereka terbiasa dengan

praktikum. Jenis kegiatan praktikum yang lain adalah tugas proyek yang nantinya

diharapkan akan bisa mengangkat nilai kimia siswa, karena kegiatan ini

memberikan kesempatan ke siswa untuk menghasilkan suatu produk.

Dalam melaksanakan praktikum siswa memang dituntut untuk bisa

menggunakan alat-alat kimia dengan benar. Syarat lain pada pelaksanaan

pembelajaran dengan praktikum adalah persepsi siswa karena dengan persepsi

yang positif maka siswa akan bisa melaksanakan praktikum dengan baik. Materi

elektrokimia merupakan materi yang diajarkan di SMK dan tergolong sulit bagi

siswa yang berhubungan dengan bilangan oksidasi. Materi elektrokimia adalah

materi yang berhubungan dengan faktual, logiko matematika dan empiris, yang

perolehan konsepnya dapat dilakukan melalui eksperimen atau proyek sehingga

siswa dapat memperoleh konsep sendiri.

Untuk itu, pada penelitian ini digunakan pembelajaran dengan metode

eksperimen dan metode proyek. Pada pembelajaran ini menggunakan eksperimen

Page 29: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

siswa ditekankan untuk menemukan sendiri suatu konsep, sehingga konsep yang

telah didapat akan bertahan lama, yang akhirnya dapat meningkatkan penguasaan

konsep siswa. Pada pembelajaran investigasi kelompok dengan metode proyek

yang menekankan pada produk yang terpakai, sehingga siswa SMK akan lebih

termotivasi untuk mengerjakan dengan sungguh-sungguh karena produknya

harapannya akan terpakai di masyarakat.

Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah faktor

internal berupa kemampuan menggunakan alat laboratorium siswa, persepsi diri,

minat, motivasi dan lain-lain. Pada penelitian ini ditinjau dari aspek kemampuan

menggunakan alat laboratorium dibagi menjadi dua kategori yaitu kemampuan

menggunakan alat laboratorium siswa tinggi dan rendah. Siswa yang memiliki

kemampuan menggunakan alat laboratorium siswa tinggi akan memiliki

penguasaan konsep yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan

menggunakan alat laboratorium siswa rendah. Kemampuan menggunakan alat-

alat laboratorium dalam belajar kimia antara satu siswa dengan siswa lainnya

berbeda-beda. Hal ini dikarenakan tidak semua orang memiliki kemampuan

menggunakan alat-alat laboratorium yang sama ketika belajar.

Faktor internal selain kemampuan menggunakan alat labpratorium yaitu

persepsi diri siswa juga berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Siswa

yang mempunyai persepsi diri tinggi jika diajarkan dengan metode proyek akan

memiliki penguasaan konsep yang lebih baik daripada dengan metode

eksperimen. Karena dengan metode proyek siswa diberi kesempatan untuk

mengembangkan daya pikirnya untuk mencapai tujuan untuk menghasilkan suatu

Page 30: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

produk sehingga dibutuhkan persepsi diri siswa. Sedangkan siswa yang

mempunyai kemampuan menggunakan alat-alat laboratorium tinggi akan

penguasaan konsep lebih baik diajarkan metode eksperimen. Karena metode

eksperimen mempunyai kecenderungan hanya untuk membuktikan teori saja.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi

masalah-masalah sebagai berikut :

1. Tuntutan prestasi tinggi, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor

sebagaimana diamanatkan dalam kurikulum KTSP harus dibangun dari

potensi yang dimiliki oleh sekolah itu sendiri, sementara itu belum semua

guru memaksimalkan kemampuannya.

2. Siswa dituntut menguasai kompetensi tinggi melalui proses belajar yang

baik secara individu maupun melalui interaksi dengan temannya, yaitu

dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal rata-rata untuk tiap

kompetensi dasar yang diharapkan. Kenyataannya menunjukan masih

banyak siswa yang belum dapat mencapai kriteria ketuntasan tersebut.

3. Peran guru dalam menumbuhkan motivasi siswa untuk menggunakan

fasilitas belajar di sekolah masih belum maksimal sehingga potensi yang

dimiliki siswa belum dapat digali sepenuhnya.

4. Belum maksimalnya penerapan metode pembelajaran yang diterapkan

oleh guru sehingga hasil belajar masih jauh dari harapan.

Page 31: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

5. Pembelajaran yang dilakukan masih belum inovatif karena penguasaan,

penggunaan metode dan media pembelajaran yang belum memadai.

6. Perhatian dan pendekatan kepada siswa yang memiliki karakteristik

belajar berbeda-beda masih terabaikan oleh guru.

7. Setiap siswa memiliki kemampuan siswa menggunakan alat laboratorium

belajar yang berbeda-beda.

8. Proses pembelajaran masih kurang optimal karena rencana pembelajaran

belum memperhatikan persepsi diri siswa.

C. Pembatasan Masalah

Masalah-masalah yang dibatasi dalam penelitian ini adalah :

1. Pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran kimia adalah

pendekatan konstruktivisme dan metode yang digunakan metode

investigasi kelompok (group investigation).

2. Pembelajaran dibatasi pada metode eksperimen dan proyek.

3. Kemampuan siswa menggunakan alat laboratorium belajar dibatasi pada

kemampuan menggunakan alat tinggi dan rendah.

4. Kemampuan siswa dibatasi pada persepsi diri siswa.

5. Prestasi belajar pada penelitian ini adalah kemampuan kognitif siswa SMK

Wongsorejo Gombong kelas XI semester 1 tahun pelajaran 2011/2012

pada mata pelajaran kimia materi elektrokimia. Prestasi belajar aspek

afektif diperlukan untuk mendukung kemampuan siswa menggunakan

alat laboratorium dalam mengikuti pelajaran dan tidak dianalisis secara

Page 32: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

statistik. Sedang aspek psikomotor diperlukan pada saat melakukan

eksperimen.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan prestasi belajar antara pembelajaran dengan metode

investigasi kelompok menggunakan eksperimen dan proyek?

2. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki

kemampuan siswa menggunakan alat laboratorium tinggi dan rendah?

3. Adakah perbedaan prestasi antara siswa yang memiliki persepsi diri siswa

tinggi dan rendah?

4. Adakah interaksi antara pembelajaran dengan metode investigasi

kelompok menggunakan metode eksperimen dan proyek dengan

kemampuan siswa menggunakan alat laboratorium terhadap prestasi

belajar siswa?

5. Adakah interaksi antara pembelajaran dengan metode investigasi

kelompok menggunakan metode eksperimen dan proyek dengan persepsi

diri siswa terhadap prestasi belajar siswa?

6. Adakah interaksi antara kemampuan menggunakan alat laboratorium dan

persepsi diri siswa terhadap prestasi belajar siswa?

7. Adakah interaksi antara pembelajaran dengan metode investigasi

kelompok menggunakan metode eksperimen dan proyek dengan

Page 33: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

kemampuan menggunakan alat laboratorium dan persepsi diri siswa

terhadap prestasi belajar siswa?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Perbedaan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran metode investigasi

kelompok antar yang menggunakan metode eksperimen dan proyek pada

materi elektrokimia.

2. Perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan siswa

menggunakan alat laboratorium tinggi dan rendah pada materi elektrokimia.

3. Perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki persepsi diri siswa tinggi dan

rendah materi elektrokimia.

4. Interaksi antara pembelajaran dengan metode investigasi kelompok

menggunakan eksperimen dan proyek dan kemampuan menggunakan alat

laboratorium terhadap prestasi belajar siswa.

5. Interaksi antara pembelajaran dengan metode investigasi kelompok

menggunakan eksperimen dan proyek dengan persepsi diri siswa terhadap

prestasi belajar siswa.

6. Interaksi antara kemampuan menggunakan alat laboratorium dan persepsi

diri siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Page 34: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

7. Interaksi antara pembelajaran dengan metode investigasi kelompok

menggunakan metode eksperimen dan proyek, kemampuan siswa

menggunakan alat laboratorium dan persepsi diri siswa terhadap prestasi

belajar siswa.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian merupakan salah satu alternatif bagi guru yang

menentukan pendekatan, metode dan media pembelajaran yang sesuai

kimia.

b. Mengetahui pengaruh kemampuan siswa menggunakan alat laboratorium

dalam pembelajaran kimia terhadap prestasi belajar siswa.

c. Mengetahui pengaruh persepsi diri terhadap prestasi belajar siswa.

d. Memberikan gambaran yang lebih jelas tentang relevansi penggunaan

metode pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan teoritis bagi masyarakat,

guru, mahasiswa yang memerlukan tambahan dasar teori bagi penelitian

mereka, baik untuk pengembangan pembelajaran, maupun penyelesaian

tugas akhir.

Page 35: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

b. Mengajak dan mendorong kepada para guru untuk melakukan inovasi

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran dalam

pembelajaran kimia.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran

Page 36: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

Pembelajaran berhubungan erat dengan belajar dan mengajar. Menurut

Gagne, Briggs, dan Wager (1992) dalam Paulina Panen (2001:1-5) pembelajaran

adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya

proses belajar pada diri siswa. Dalam pembelajaran ini mempunyai ciri-ciri; a.

Meningkatkan dan mendukung proses belajar siswa yaitu suatu proses belajar

mengajar atau pembelajaran dikatakan baik, bila proses tersebut melibatkan

kegiatan belajar yang efektif. Efektif dalam hal ini berarti tepat guna dan tepat

sasaran yaitu memberikan hasil guna yang maksimal sesuai pesan yang

disampaikan dan kepentingan siswa yang belajar. Hasil akhir yang dicapai siswa

dalam belajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri. b. Adanya

Interaksi tersebut terjadi antara siswa yang belajar dengan lingkungan belajarnya

baik guru, siswa lain, media, dan sumber belajar lainnya serta adanya komponen-

komponen yang saling berkaitan satu sama lain yaitu tujuan pembelajaran, materi,

kegiatan dan evaluasi. Pembelajaran menurut Sardiman dkk.(2005:5) dapat

diartikan bahwa proses belajar dalam diri siswa terjadi baik secara langsung

maupun tak langsung (siswa secara aktif berinteraksi dengan media atau sumber

belajar yang lainnya). Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen

yaitu, siswa, guru, tujuan pembelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi.

Menurut (Trianto 2010:17) pembelajaran adalah interaksi dua arah dari

seorang guru dengan peserta didik , dimana antara keduanya terjadi komunikasi

yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan

sebelumnya. Kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk

membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Page 37: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003

menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses

belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang

dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai

upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Menurut Sagala (2010:63), pembelajaran mempunyai dua karakteristik

yaitu pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara

maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi

menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran

membangun suasana dialog dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan

untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada

gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh

pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

Menurut Dunking dan Biddle (1974:38) proses pembelajaran akan

berlangsung dengan baik jika pendidik mempunyai dua kompetensi utama yaitu

(1) kompetensi substansi materi pembelajaran atau penguasaan materi; dan (2)

kompetensi metodologi pembelajaran. Jadi dalam proses pembelajaran guru harus

menguasai konsep yang akan diajarkan dan metode yang digunakan. Metode yang

digunakan merupakan strategi yang dapat memudahkan peserta didik untuk

menguasai ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru. Hal ini menggambarkan

bahwa pembelajaran terus mengalami perkembangan sejalan dengan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi, karenanya sumber belajar tidak hanya guru dan

Page 38: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

buku teks semata melainkan juga alam sekitar, informasi yang diperoleh melalui

internet.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar baik secara langsung atau tidak langsung.

2. Belajar dan Teori Belajar

a. Pengertian belajar

Arti belajar yang sesungguhnya belum diketahui orang sepenuhnya.

Karena masalah terdapat bermacam-macam cara pendekatan. Ahli psikologi, ahli

pendidikan memberikan definisi sendiri-sendiri, oleh sebab itu dalam teori belajar

banyak terdapat perbedaan-perbedaan. Robert Gagne (1977:3) mendefinisikan

belajar sebagai berikut:” Learning is change in human disposition or cability

which persists over a period of time an which is not simply ascribable to

processes of growth “.(Belajar adalah suatu perubahan perilaku atau kemampuan

yang bertahan lama, dan bukan semata-mata penyebabnya pada proses

pertumbuhan). Morgan dalam Toeti Soekamto (1992:9) menyebutkan bahwa

suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga yaitu: (1) belajar adalah

perubahan tingkah laku; (2) perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman,

bukan karena pertumbuhan; dan (3) perubahan tersebut harus bersifat permanen

dan tetap untuk waktu yang cukup lama.

Dengan bahasa yang berbeda Galloway dalam Toeti Soekamto (1992:1)

mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup

ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan faktor-faktor lain berdasarkan

Page 39: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

pengalaman-pengalaman sebelumnya. Paul Suparno (1997:61) mengemukakan

bahwa belajar merupakan proses aktif siswa mengonstruksi pengetahuan dari

abstraksi pengalaman baik alami maupun manusiawi. Proses tersebut antara lain

bercirikan: (1) belajar berarti membentuk makna; (2) konstruksi arti itu adalah

proses yang terus menerus; (3) belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta,

melainkan lebih suatu pengembangan pemikiran dengan pengertian baru; (4)

proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam

keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut; (5) hasil belajar dipengaruhi

oleh pengalaman siswa dengan dunia fisik dan lingkungannya; (6) hasil belajar

siswa tergantung pada apa yang telah diketahui siswa: konsep-konsep, tujuan, dan

motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.

Teori belajar dalam pandangan konstruktivis menurut Hudoyo (1998,

dalam Trianto 2010:19) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a) siswa terlibat

aktif dalam belajarnya. Siswa belajar materi (pengetahuan) secara bermakna

dengan bekerja dan berpikir, b) informasi baru harus dikaitkan dengan informasi

sebelumnya sehingga menyatu dengan skema yang dimiliki siswa.

Metode belajar kooperatif mendorong siswa-siswa untuk bekerja sama

dalam tugas-tugas tertentu, dalam diskusi atau kegiatan kelompok lainnya.

Keberadaan model pembelajaran kooperatif yang efektif digunakan untuk

berbagai keperluan pengajaran. Banyak model pembelajaran kooperatif untuk

diterapkan pada keperluan yang berbeda, dan untuk skema pengorganisasian

pengajaran di kelas. Menurut perspektif multivasional (Slavin, 2008:34) pada

pembelajaran kooperatif terutama memfokuskan pada penghargaan atau struktur

Page 40: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

tujuan dimana siswa bekerja. Menurut Diutsch dalam Slavin (2008:34), “ada tiga

struktur tujuan yaitu kooperatif, kompetitif, dan individualistik”. Maksudnya

usaha individu memberikan kontribusi dan usaha berorientasi pada tujuan, dimana

orientasi tujuan untuk pencapaian tujuan kelompok. Dari perspektif kognitif ada

dua kategori yaitu teori pembangunan dan teori elaborasi. Teori pembangunan

Vygotsky (Slavin, 2008:36) yaitu penyelesaian masalah secara independen dan

dengan bantuan orang dewasa atau dalam kolaborasi dengan teman yang lebih

mampu. Sementara elaborasi kognitif adalah (Wittock dalam Slavin, 2008:38)

bahwa menulis rangkuman atau kesimpulan lebih baik daripada sekedar menyalin

catatan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

proses perubahan tingkah laku dan proses aktif siswa mengonstruksi pengetahuan

yang bertahan lama. Untuk terciptanya proses belajar yang baik harus ada faktor

pendukung yang menunjukan keberhasilan dalam belajar. Maka model

pembelajaran kooperatif sangat tepat untuk memberikan dorongan belajar

terhadap siswa karena bisa menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar,

sehingga belajar bersama-sama membentuk pengetahuan selain keberhasilan

secara akademis juga berhasil dalam bersosialisasi dan berkomunikasi dengan

lingkungan.

b. Teori belajar

1). Teori Belajar Konstruktivisme

Page 41: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

Konsep konstruktivisme bermula. Konstruksivisme menurut Rosty (dalam

Panen, 2001) merupakan salah satu bentuk pragmatisme, terlebih lagi soal

pengetahuan dan kebenaran, karena hanya mementingkan bahwa suatu konsep itu

dapat berlaku atau digunakan. Menurut Staver (dalam Panen, 2001:13) pertanyaan

yang paling dasar dalam konstruktivisme adalah dalam realitas struktur

pengetahuan; kebenaran pengetahuan. Para ahli menegaskan bahwa kenyataan

terdiri atas dua dimensi, eksternal dan internal. Dimensi eksternal bersifat

obyektif, sedangkan dimensi internal bersifat subyektif. Kaum rasionalis

menyatakan bahwa kebenaran itu merupakan akibat dari deduksi logis. Misalnya,

Rene Descartes mengatakan cognito ergosum, artinya saya berfikir maka saya

ada. Para empirisme juga mengatakan bahwa pengetahuan merujuk kepada

obyek-obyek berdasarkan penalaran induktif dengan bukti-bukti yang diperoleh

dari pengalaman. Menurut kaum empiris, semua kenyataan itu diketahui dan

dipahami melalui indra, dan kriteria kebenaran adalah kesesuaiannya dengan

pengalaman. Dalam hal ini kaum rasionalis lebih menekankan pada rasio, logika

dan pengetahuan deduktif, sedangkan kaum empiris lebih menekankan pada

pengalaman dan pengetahuan induktif. Menurut Staver, konstruktivisme

menunjukkan pada interaksi antara subyek dan obyek, antara realitas yang

eksternal dan yang internal. Karenanya susunan pengetahuan yang ada dalam otak

manusia merupakan hasil dari konstruksi yang ia lakukan.

Konstruktivisme menjadi landasan bagi beberapa teori belajar, misalnya

teori perubahan konsep, teori belajar bermakna, dan teori skema. Konstruktivisme

maupun teori perubahan konsep percaya bahwa dalam proses belajar seseorang

mengalami perubahan konsep. Pengetahuan seseorang tidak sekali jadi, tetapi

melalui proses perkembangan yang terus menerus. Dalam perkembangan

Page 42: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

tersebut, ada yang mengalami perubahan besar ada pula yang hanya

mengembangkan dan memperluas konsep yang sudah ada melalui asimilasi

(Panen, 2001:16). Teori perubahan konsep membantu menciptakan suasana dan

keadaan pembelajaran yang memungkinkan perubahan konsep terjadi pada siswa

sehingga terjadi pemahaman. Baik konstruktivisme maupun teori perubahan

konsep menjelaskan bahwa pengertian yang dibentuk siswa mungkin berbeda

dengan pengertian ilmuwan. Namun pengertian yang berbeda tersebut bukan

salah satu ahli proses perkembangan karena setiap kali mereka terus menerus

dapat mengubah pengertiannya. Ditegaskan oleh Suparno (2000: 34) salah

pengertian dalam memahami sesuatu, menurut konstruktivisme dan teori

perubahan konsep bukanlah akhir dari segala-galanya, melainkan justru menjadi

awal untuk perkembangan yang lebih baik.

Menurut Trianto (2007:14) teori konstruktivis menetapkan bahwa prinsip

yang penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk

proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara

sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi

siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan

catatan siswa sendiri yang harus memanjat tangga tersebut.

Keterkaitan teori belajar konstruktivisme dengan penelitian ini adalah

dalam pembelajaran materi elektokimia dengan metode eksperimen dan proyek

siswa menemukan sendiri dan menstransformasikan informasi kompleks yang

mereka dapatkan dari hasil diskusi kelompok. Siswa benar-benar memahami dan

Page 43: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah,

menemukan segala sesuatu untuk dirinya, karena dalam pembelajaran siswa

diminta menyelesaikan masalah oleh guru kemudian mereka bekerja memecahkan

masalah tersebut. Sehingga pengetahuan tentang asam basa garam dibangun oleh

dirinya sendiri.

2).Teori Belajar Kognitivisme

Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh atau mengubah

pemahaman dan struktur kognitif. Struktur kognitif merupakan persepsi tentang

lingkungan yang mempengaruhi perilaku. Kognitivisme memandang bahwa

aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal yaitu pengolahan

informasi dari lingkungan. Berikut beberapa teori belajar aliran kognitivisme:

a). Teori Vygotsky

Vygotsky memperkenalkan ide tentang Zone of proximal development

(ZDP) dia mendefinisikan ZDP sebagai fungsi yang belum matang tetapi masih

dalam proses pematangan. Dia mempunyai pandangan tentang pengajaran yang

lebih menekankan bagaimana mengarahkan proses perkembangan ini. Dia

menyebutnya “ the only good kind of instruction is that which marches ahead of

development and leads it” (Vygotsky dalam Driscoll, 1994:233). Pernyataan ini

mengungkapkan bahwa Vygotsky membedakan antara belajar dengan

perkembangan. Belajar tidak sama dengan perkembangan tetapi ada kaitannya,

yaitu belajar dapat menyebabkan proses perkembangan. Menurut Vygotsky

belajar bukan hanya sekedar akuisisi kemampuan untuk berfikir saja, melainkan

Page 44: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

merupakan proses akuisisi dari berbagai bentuk kemampuan untuk berfikir

tentang segala sesuatu. Menurut Vygotsky dalam Arends (2001:354) seseorang

mempunyai dua perbedaan tingkat perkembangan yaitu tingkat perkembangan

aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual

merupakan suatu fungsi umum intelektual seseorang dan kemampuan untuk

mempelajari obyek-obyek khusus. Tingkat perkembangan potensial merupakan

tahapan seseorang dapat berfungsi atau mencapai kedewasaan dengan bantuan

orang lain, seperti guru, orang tua, atau teman sejawat yang lebih dewasa. Daerah

diantara tahapan tersebut dinamakan oleh Vygotsky sebagai zone of proximal

development. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Vygotsky, dalam

penelitian dengan model GI ini memungkinkan siswa berinteraksi dengan teman

dalam kelompoknya, bekerja sama, dan bertanggung jawab bersama sehingga

memungkinkan terjadi proses pematangan individu dengan bantuan teman

sejawatnya.

b). Teori Penemuan Bruner

Menurut Jerome Bruner kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif

jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu. Dalam

kegiatan belajar, ada tiga tahap yang dialami siswa pebelajar, yaitu tahap

informasi, tahap transformasi, dan tahap evaluasi. Tahap informasi adalah tahap

awal siswa memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru. Tahap transformasi

Page 45: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

adalah tahap siswa memahami, mencerna, dan menganalisis pengetahuan baru

serta mentransformasikan kedalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk

hal-hal yang lain. Pada tahap evaluasi siswa mengetahui apakah tahap

transformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak. Lama tidaknya masing-

masing tahap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain banyaknya informasi,

motivasi, dan minat siswa.

Belajar penemuan pada hakikatnya sesuai dengan pencarian pengetahuan

secara aktif oleh manusia (Ratna Wilis Dahar,1989:103). Belajar dengan berusaha

menemukan pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya dapat

menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Dengan belajar

penemuan maka pengetahuan yang didapat akan bertahan lama dan mempunyai

efek transfer yang lebih baik serta dapat meningkatkan penalaran siswa dan

kemampuan untuk berfikir secara bebas. Dari uraian di atas pembelajaran model

GI dengan eksperimen dan proyek akan membuat siswa menemukan sendiri

kesimpulan sehingga pengetahuan yang didapat benar-benar bermanfaat.

c). Teori Gagne

Robert M Gagne mengemukakan sebuah model pembelajaran yang

terkenal dengan model pemrosesan informasi, Gagne dalam Ratna Wilis Dahar

(1989:141-143) mengemukakan bahwa suatu tindakan belajar atau learning act

meliputi delapan fase belajar yang merupakan kejadian-kejadian eksternal yang

dapat distrukturkan oleh siswa atau guru. Setiap fase belajar tersebut dipasangkan

Page 46: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

dengan suatu proses internal yang terjadi dalam pikiran siswa. Kedelapan fase

tersebut adalah fase motivasi, pengenalan, perolehan, retensi, pemanggilan,

generalisasi, penampilan, dan umpan balik.

Dalam fase motivasi melibatkan motivasi yang dimiliki oleh siswa.

Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan

mempunyai semangat untuk belajar. Menurut Ratna Wilis Dahar (1989:141),

“siswa harus diberi motivasi dengan harapan bahwa belajar akan memperoleh

hadiah”. Dalam fase pengenalan, siswa harus memperhatikan bagian-bagian yang

relevan yaitu aspek-aspek yang berhubungan dengan materi pelajaran. Dalam fase

perolehan, siswa dikatakan telah siap memperoleh bila memperhatikan informasi

yang relevan. Informasi yang diterima tidak langsung disimpan dalam memori

tetapi diubah menjadi informasi yang bermakna yang dihubungkan dengan

informasi yang telah ada dalam memori siswa. Dalam fase retensi terjadi proses

pemindahan informasi agar yang diperloleh tidak mudah hilang. Caranya yaitu

dengan memindahkan informasi baru yang diperoleh siswa dari memori jangka

pendek ke memori jangka panjang. Menurut Ratna Wilis Dahar, hal ini dapat

terjadi melalui pengulangan kembali, praktikum, atau elaborasi. Dalam fase

pemanggilan ada kemungkinan siswa dapat kehilangan hubungan informasi dalam

memori jangka panjangnya. Untuk menghindari hal tersebut siswa harus

memperhatikan informasi yang telah dipelajari sebelumnya yaitu dengan cara

mengelompokkan informasi menjadi kategori-kategori atau konsep-konsep dan

memperhatikan kaitan antara konsep-konsep tersebut. Fase generalisasi

Page 47: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

merupakan fase pengubah informasi. Siswa dapat berhasil dalam belajar apabila

dapat menerapkan hasil belajarnya ke dalam situasi-situasi sesungguhnya. Siswa

dapat menggunakan ketrampilan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah-

masalah nyata. Dalam fase penampilan, siswa telah mampu memperlihatkan

secara nyata dengan penampilan yang tampak atau respon dari apa yang telah

dipelajari. Dalam fase umpan balik, siswa memberikan respon tentang hal-hal

yang telah diperolehnya melalui proses pembelajaran. Dengan memberikan

respon, maka siswa mendapat kesempatan untuk memperoleh umpan balik dari

apa yang telah dipelajarinya.

Dalam penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI ini

fase motivasi terjadi karena masing-masing kelompok ingin memperoleh nilai

yang lebih baik dari kelompok lain, fase pengenalan terjadi pada saat anak

mempelajari dan melakukan eksperimen dan proyek. Fase pemanggilan terjadi

ketika siswa melakukan langkah-langkah dalam eksperimen dan proyek,

mengelompokan atau mengaitkan antar konsep. Pada fase generalisasi, fase

penampilan dn fase umpan balik terjadi pada saat siswa dapat mengaitkan konsep-

konsep yang telah dipelajarinya dengan peristiwa sesungguhnya, dan ini terjadi

pada saat siswa menyelesaikan tugas.

3. Model Investigasi Kelompok

Belajar kooperatif adalah suatu model yang melibatkan pembentukan

kelompok. Kerja kelompok merupakan bagian dan bukan hanya sekedar cara

untuk mencapai tujuan. Tujuan dari belajar kooperatif adalah pencapaian hasil

Page 48: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

belajar, penerimaan keberagaman, dan pengembangan ketrampilan sosial (Arend,

2001:315). Dalam belajar kooperatif dapat digunakan beberapa model

pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkomunikasi

atau bekerjasama dan berinteraksi dengan structure dan setting yang telah

dirancang oleh guru, sehingga tercipta peluang munculnya aktivitas yang berupa

kerja sama secara wajar. Suatu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan

bernafaskan pembelajaran kooperatif masin-masing anggota kelompok kecil

(idealnya 4 orang) mampu memberikan kontribusi dalam memecahkan masalah

yang dihadapi bersama. Keberhasilan anggota kelompok berkorelasi positif

terhadap anggota kelompok lainnya. Pembelajaran kooperatif juga ditandai oleh

adanya susunan atau jenis aktivitas yang dapat dijadikan tempat untuk kegiatan

secara kelompok.

Sebelum diterapkan jenis model pembelajaran ini perlu dijelaskan

komponen-komponen yang mendukung terjadinya aktivitas di dalam

pembelajaran kooperatif. Adapun komponen-komponen pembelajaran kooperatif

tersebut adalah struktur, isi, dan aktivitas. Struktur adalah saran yang digunakan

untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran

struktural, struktur-struktur tersebut dikelompokkan berdasarkan fungsinya, yaitu

: team building, class building, communication building, information sharing,

mastery, and higher level thinking. Isi adalah materi pembelajaran yang akan

disajikan. Isi dapat berbentuk pokok bahasan, ketrampilan, fungsional atau

gramatika, situasi, dan sebagainya. Dengan kata lain, isi adalah apa yang akan

Page 49: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

disajikan di dalam struktur. Aktivitas adalah apa yang akan dikerjakan oleh tim

terhadap isi dengan menggunakan struktur yang tepat untuk mencapai tujuan yang

telah dituangkan dalam perencanaan pelajaran (lesson design), sehingga ketika

struktur diisi dengan materi maka struktur tersebut akan menghasilkan aktivitas.

Sharan (1994:6) menyatakan pengertian lesson design adalah urutan penyajian

aktivitas seperti yang dicontohkan dalam STAD (Student Teams Achievement

Division) berikut ini yang terdiri atas presentasi, kerja kelompok, kuis, skor

perbaikan individu, dan penemuan peringkat. Ada beberapa bentuk lesson design

yang lain yang lain, yaitu Teams Games Tournament (TGT), Jigsaw, Group

Investigations (GI), Rotation Learning Centers, dan bentuk-bentuk lain yang

dapat dirancang oleh guru sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Group Investigations (GI) atau investigasi kelompok sesuai dengan IPA yang

menekankan eksplorasi.

Sharan dalam Arends (2001:34) menggambarkan langkah-langkah model

Investigasi Kelompok sebagai model pembelajaran kooperatif berikut ini; 1)

Pemilihan topik. Para siswa memilih subtopik yang spesifik dari suatu masalah

umum, biasanya dirancang oleh guru. Kemudian para siswa mengorganisasikan

menjadi dua sampai enam orientasi tugas kelompok. Komposisi kelompok adalah

heterogen dalam hal kemampuan akademik dan etnis. 2) Perencanaan kerjasama.

Para siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran yang spesifik, tugas-

tugas, dan tujuan yang sesuai dengan subtopik masalah yang terpilih pada langkah

pertama. 3) Implementasi. Para siswa membawa rencana yang terformulasi pada

langkah 2. Pembelajaran melibatkan bermacam-macam aktivitas yang luas dan

Page 50: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

ketrampilan-ketrampilan serta mengantarkan para siswa pada jenis-jenis sumber

belajar yang berbeda baik dari dalam dan luar kelas. Guru mengikuti dengan

seksama kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan jika diperlukan. 4)

Analisis dan sintesis. Para siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang

dicapai selama langkah ke-3 dan merencanakan bagaimana informasi itu dapat

diringkas pada beberapa model untuk ditampilkan atau dipresentasikan ke teman

sekelas. 5) Presentasi hasil akhir. Beberapa atau semua kelompok di kelas

memberikan presentasi topik yang menarik dari topik yang dipelajari agar

melibatkan teman sekelas pada masing-masing pekerjaan dan mencapai perspektif

luas pada topik. Presentasi-presentasi kelompok dikoordinasikan oleh guru. 6)

Evaluasi. Dalam banyak hal, kelompok mengikuti aspek yang berbeda dari topik

yang sama, siswa, dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok pada

pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan.

a. Tujuan dan Asumsi

Model-model interaksi sosial dikembangkan dengan asumsi bahwa

kerjasama merupakan fenomena yang berkembang di masyarakat. Dengan

kerjasama maka diharapkan akan menghimpun kekuatan yang disebut dengan

energi. Model sosial yang dikembangkan dengan memanfaatkan fenomena

kerjasama. Karena dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa belajar

bersama dalam suatu kelompok dapat membantu proses kelompok dapat

membantu proses belajar. Oleh karena itu, model sosial merupakan bagian penting

dalam keseluruhan proses belajar.

Page 51: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

Model investigasi kelompok dikembangkan atas dasar asumsi bahwa

suasana kelas merupakan analogi dari kehidupan masyarakat yang di dalamnya

memiliki tata tertib dan budaya kelas. Oleh karena itu guru seyogyanya berusaha

untuk menciptakan suasana yang memungkinkan tumbuhnya kehidupan kelas

seperti itu. Model investigasi kelompok mengambil model yang ada di

masyarakat, terutama mengenai cara anggota masyarakat melakukan proses

mekanisme sosial melaui kesepakatan sosial.

Dalam model pembelajaran ini tedapat tiga konsep utama, yaitu penelitian

atau “inquiry”, pengetahuan atau “knowledge”,dan dinamika belajar kelompok

atau “the dinamics of the learning group” (Toeti dan Udin, 1997:106). Penelitian

ialah proses dimana siswa dirangsang dengan cara menghadapnya pada masalah.

Di dalam proses ini para siswa memasuki situasi dimana mereka memberikan

respon terhadap masalah yang mereka rasakan perlu untuk dipecahkan. Masalah

itu sendiri dapat muncul dari diri siswa atau diberikan oleh guru. Untuk

memecahkan masalah tersebut memerlukan prosedur dan persyaratan yang sudah

tertentu. Pengetahuan ialah pengalaman yang tidak dibawa dari lahir, tapi

diperoleh oleh individu melalui dan dari pengalaman baik langsung maupun tidak

langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjuk pada suasana yang

menggambarkan sekelompok individu saling berinteraksi mengenai sesuatu yang

disengaja dilihat atau dikaji bersama. Dalam interaksi ini melibatkan proses

berbagai ide dan pendapat serta saling tukar pengalaman melalui proses saling

berargumentasi.

Page 52: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

178

Manfaat model pembelajaran ini adalah pembentukan ketrampilan untuk

ambil bagian di dalam proses-proses kelompok yang menekankan ketrampilan

komunikasi interpersonal, bekerja dan inkuiri ilmiah. Pembentukan pribadi di

dalam aspek-aspek di atas merupakan hasil pengiring penting (nurturant effect)

yang ingin dicapai (Slameto,1991:97). Menurut Matthew Q Bounds dan

McDonalds (2009:7-8) GI adalah model pembelajaran yang sangat efektif, namun

mempunyai keterbatasan yaitu ketika siswa yang kemampuannya kurang

dipasangkan dengan siswa yang kemampuannya lebih baik.

b. Sintakmatik

Model Group Investigation ini memiliki enam tahapan kegiatan berikut ini:

1. Tahap pertama: siswa dihadapkan pada situasi bermasalah.

2. Tahap kedua: siswa melakukan eksplorasi sebagai respon terhadap situasi

yang problematis tersebut.

3. Tahap ketiga: siswa merumuskan tugas-tugas belajar atau learning task

dan mengorganisasikannya untuk membangun suatu proses penelitian.

4. Tahap keempat: siswa melakukan kegiatan pengumpulan data.

5. Tahap kelima: siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan

dalam proses penelitian kelompok itu.

6. Tahap keenam: siswa melakukan proses pengulangan kegiatan.

c. Sistem sosial

Sistem sosial yang berlaku dan berlangsung dalam model GI bersifat

demokratis yang ditandai oleh keputusan berdasar pengalaman kelompok dalam

Page 53: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

179

kontek masalah yang dipecahkan peran guru seminimal mungkin. Di hadapan

masalah, kedudukan guru dan siswa adalah sama, yang berbeda adalah peran

dalam pemecahan masalah. Iklim kelas ditandai adanya interaksi yang bersifat

kesepakatan.

d. Prinsip Pengelolaan

Pada penerapan model GI, guru lebih berperan sebagai konselor, konsultan

dan pemberi kritik yang bersahabat. Dalam proses membimbing, guru dapat

melakukan kegiatan melalui 3 tahap yaitu 1) Tahap pemecahan masalah, siswa

akan menjawab berbagai pertanyaan tentang apa yang menjadi hakekat masalah

dan apa yang menjadi fokus masalah. 2) Tahap pengelolan kelas, siswa akan

menjawab tentang informasi yang diperlukan, bagaimana mengorganisasi

kelompok untuk memperoleh informasi itu. 3) tahap pemaknaan perorangan,

siswa akan melakukan pengkajian bagaimana kelompok menghayati kesimpulan

yang dibuatnya dan apa yang membedakan seseorang sebagai hasil dari

mengikuti proses tersebut.

e. Sistem pendukung

Dalam melaksanakan model GI sistem pendukung sangat penting agar

dalam proses pembelajaran siswa dapat menggali berbagai informasi yang

diperlukan dan sesuai untuk memecahkan masalah kelompok. Pendukung tersebut

adalah sumber belajar yang dapat berupa perpustakaan kecil atau lingkungan

Page 54: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

180

sekolah yang dapat membantu siswa sebagai acuan untuk memecahkan masalah.

Dengan kata lain bahwa lingkungan harus menjawab kebutuhan guru dan siswa.

f. Kelebihan dan Kekurangan Model GI

Kelebihan model GI adalah sangat fleksibel dan komprehensif sebab

model ini menghubungkan tujuan penelitian akademis, integrasi sosial dan belajar

proses sosial. Model ini dapat digunakan diseluruh wilayah, pada seluruh

tingkatan usia, ketika guru ingin menekankan bentuk pemecahan masalah aspek

pengambilan informasi yang sudah ada dan terorganisasi. Kekurangan model GI

adalah tidak semua siswa dapat mandiri, tidak semua sekolah mampu

menyediakan sarana prasarana yang memadai misalnya perpustakaan,

laboratorium, lingkungan, dan sebagainya.

4. Metode Eksperimen

Metode eksperimen berarti suatu percobaan untuk mengetahui hasil suatu

perbandingan, perubahan dengan adanya variabel tertentu atau pengaruh suatu

variabel. (Suharno dkk,1995:198). Menurut Syaiful Sagala (2007:220)

“eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau

hipotesis tertentu” dan “metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran

dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan

sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”. Dengan demikian metode

eksperimen adalah metode mengajar dimana pengajar atau pelajar mencoba

mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu. Metode

eksperimen merupakan pengembangan metode ilmiah. Fase-fase belajar yang

Page 55: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

181

terjadi pada metode eksperimen : identifikasi masalah, perumusan masalah,

pengajuan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan.

Menurut Syaiful Sagala (2007:220), metode eksperimen mempunyai

kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode eksperimen adalah : 1) membuat

siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya

sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku saja; 2) dapat

mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratis tentang sains dan

teknologi; 3) didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain: a) siswa

belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, b)

siswa terhindar jauh dari verbalisme, c) memperkaya pengalaman dengan hal-hal

yang bersifat obyektif dan realistis, d) mengembangkan sikap berfikir ilmiah, e)

hasil belajar akan tahan lama dan internalisasi. Adapun kelemahan penggunaan

metode eksperimen adalah: 1) pelaksanaan metode ini sering memerlukan

berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan

murah; 2) setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan

karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan

kemampuan dan pengendalian; 3) sangat menuntut penguasaan perkembangan

materi, fasilitas peralatan dan bahan mutakir. Berikut adalah langkah-langkah

metode eksperimen dalam penelitian ini.

Tabel 2.1 Sintak Metode Eksperimen

Tahap

an Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Tahap Membuat kelompok,

memberikan situasi bermasalah

Siswa mengelompok sesuai dengan

arahan guru, memikirkan,

Page 56: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

182

1 kepada siswa mengidentifikasikan dan

mendalami permasalahan tersebut.

Tahap

2 Guru membimbing siswa untuk

melakukan eksplorasi . Siswa melakukan eksplorasi

sebagai respon terhadap situasi

yang problematis.

Tahap

3 Guru membantu siswa mencari

peralatan dan mengoperasikan

peralatan sehingga berjalan

dengan baik.

Siswa merumuskan tugas-tugas

belajar mencari dan mengumpulkan

data sebanyak-banyaknya dan

mengorganisasikannya untuk

membangun suatu proses

penelitian.

Tahap

4 Guru membantu dalam

pelaksanaan praktikum. Siswa melakukan belajar secara

kelompok dengan melakukan

praktikum pelapisan suatu logam

dengan logam lain sesuai dengan

urutan langkah yang ditentukan

guru.

Tahap

5 Guru membimbing dalam

menganalisis kemajuan dan

proses dalam penelitian.

Siswa menganalisis kemajuan dan

proses yang dilakukan dalam

penelitian. berdasarkan data yang

akurat.

Tahap

6 Guru menyuruh siswa yang

belum bisa untuk melakukan

pengulangan.

Siswa yang belum bisa melakukan

proses pengulangan kegiatan.

Tahap

7

Guru menyimpulkan kegiatan

pembelajaran.

Siswa menyimpulkan kegiatan

pembelajaran dengan benar.

5. Metode Proyek

Metode proyek adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa suatu tugas dalam waktu tertentu secara individu atau

kelompok untuk menghasilkan suatu produk. Kegiatan yang memberikan

Page 57: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

183

kesempatan untuk merangkum pengetahan dari berbagai bidang secara kritis dan

kreatif mengaplikasikannya ke dalam kehidupan nyata.

Dalam proyek peserta didik bebas menentukan pilihannya terhadap

pekerjaan, merancang dan memimpinnya. Proyek ditentukan oleh pendidik

sebagai jalan untuk pemecahan permasalahan bagi peserta didik. Peserta didik

aktif dan giat sesuai dengan keinginannya. Dalam proyek pekerjaan dilakukan

secara berkelompok dan bergotong-royong. Proyek akan menumbuhkan

kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensif

dengan metode multidisiplin. Dalam pembelajaran proyek peserta didik

melakukan penyelidikan atas fenomena yang menarik yang nyata dalam

kehidupan. Peserta didik akan mulai membayangkan semua fenomena-fenomena

itu, menganalisis fenomena baik benar maupun salah, selama masih berpikir untuk

mencari penemuan ilmu pengetahuan. Metode proyek melatih seseorang untuk

kreatif dalam memilih, merancang dan memanipulasi alat serta bahan hingga

terjadi produk yang berkaitan dengan topik atau konsep yang sedang dibahas.

Metode proyek mendukung kecakapan hidup yang terdiri atas kecakapan

personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional.

Kecakapan hidup dalam pendidikan berbasis luas, adalah kecakapan yang dimiliki

oleh seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan wajar

tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta

menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.

Metode proyek menurut Janice Van Cleave (2004:5) merupakan salah satu

cara untuk mempelajari sains dan memecahkan suatu permasalahan ilmiah dengan

Page 58: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

184

menggunakan metode ilmiah. Metode mencari jawaban ilmiah melalui tahap-

tahap penelusuran pustaka, mencari maksud dan tujuan, hipotesis, percobaan, dan

kesimpulan. Kelebihan metode proyek yaitu: (1) dapat merombak pola pikir anak

didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan

memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan; (2) melalui metode ini

anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan

ketrampilan yang terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan

sehari-hari. Sedangkan kekurangan metode proyek yaitu: (1) kurikulum yang

berlaku di Indonesia saat ini baik secara vertikal maupun horisontal belum

menunjang pelaksanaan metode ini; (2) organisasi bahan pelajaran, perencanaan,

dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari pendidik,

sedangkan para pendidik belum disiapkan untuk ini; (3) harus dapat memilih topik

unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cuckup fasilitas, dan memiliki

sumber-sumber belajar yang diperlukan; (4) bahan pelajaran sering menjadi luas

sehingga sering mengaburkan pokok unit yang dibahas. Tahap-tahap yang

dilakukan dalam pelaksanaan proyek yaitu: (1) peserta didik mendapatkan konsep

dari pendidik; (2) peserta didik memilih konsep yang menarik untuk didalami; (3)

mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi di suatu tempat atau di dunia industri;

(4) kemudian peserta didik merancang atau memanipulasi alat atau bahan yang

sesuai dengan topik atau konsep; dan (5) kemudian evaluasi. Berikut ini adalah

langkah-langkah metode proyek dalam penelitian.

Tabel 2.2 Sintak Metode Proyek

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Page 59: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

185

an

Tahap

1 Membuat kelompok,

memberikan situasi

bermasalah kepada siswa

Siswa mengelompok sesuai dengan

arahan guru, memikirkan,

mengidentifikasikan dan mendalami

permasalahan tersebut

Tahap

2 Guru membimbing siswa untuk

melakukan eksplorasi . Siswa melakukan eksplorasi sebagai

respon terhadap situasi yang problematis.

Tahap

3 Guru membantu siswa mencari

peralatan dan mengoperasikan

peralatan sehingga berjalan

dengan baik.

Siswa merumuskan tugas-tugas belajar

mencari dan mengumpulkan data

sebanyak-banyak dan

mengorganisasikannya untuk

membangun suatu proses penelitian.

Tahap

4 Guru membebaskan siswa

dalam merancang langkah-

langkah praktikum.

Siswa melakukan belajar secara

kelompok dengan melakukan praktikum

pelapisan suatu logam dengan logam lain

dengan langkah yang mereka susun.

Tahap

5 Guru membimbing dalam

menganalisis kemajuan dan

proses dalam penelitian.

Siswa menganalisis kemajuan dan proses

yang dilakukan dalam penelitian

berdasarkan data yang akurat.

Tahap

6 Guru menyuruh siswa yang

belum bisa untuk melakukan

pengulangan .

Siswa belum bisa melakukan proses

pengulangan kegiatan.

Tahap

7

Guru menyimpulkan kegiatan

pembelajaran.

Siswa menyimpulkan kegiatan

pembelajaran dengan benar.

7.Kemampuan Siswa Menggunakan Alat Laboratorium

Alat-alat laboratorium mempunyai fungsi dan peranan laboratorium kimia

sebagaimana diungkapkan dalam petunjuk pengelolaan laboratorium yang

diterbitkan oleh Depdikbud (1996:6) adalah “sebagai sumber belajar, artinya

labratorium sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau melakukan

percobaan sehingga berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran

kimia yang variasinya meliputi cognitive domain, affective domain dan

phsychomotor domain dapat di gali, ditetapkan dan diungkapkan serta

Page 60: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

186

dikembangkan. Alat laboratorium sebagai metode pembelajaran artinya dua

metode penting dalam kegiatan di laboratorium akan dapat menghasilkan produk

kimia. Dua metode yang dimaksud adalah metode pengamatan (observation

method) dan metode percobaan (experimental method). Sedangkan laboratorium

sebagai sarana pendidikan artinya sebagai wadah proses belajar mengajar. Ruang

belajar yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam

kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan

percobaan.

Adapun fungsi laboratorium dapat dibedakan menjadi berbagai jenis yaitu

sebagai beriku: 1).kategori pertama memberikan petunjuk untuk melakukan

percobaan ilmiah, yang dapat dilakukan di sekolah atau bahkan di rumah, baik

dalam rangka homescholling maupun untuk membantu menyelesaikan tugas

rumah. Termasuk dalam kategori ini adalah Their Yidium Poject yang

dikembangkan oleh Cornegir melom department of Chemistry dan dibiayai oleh

National Science Foundation CCLI program. 2). Kategori kedua ialah presentasi

atau demonstrasi berbagai eksperimen yang terkontrol, yang dikemas dalam

bentuk compact disk (CD) interaktif. 3). Kategori ketiga adalah penyediaan

kegiatan eksperimen interaktif yang dapat diunduh dari internet oleh anggota klub

yang telah mendaftarkan diri dan memenuhi syarat keanggotaan. 4). Kategori

keempat adalah prinsip-prinsip ilmiah dengan melaksanakan eksperimen simulasi

laboratorium secara interaktif, atau disebut juga online simulated laboratory

experiments. Latihan dalam program ini dibedakan menjdi dua yaitu eksperimen

dan model. Eksperimen menyajikan kegiatan seperti yang terjadi pada laborary

Page 61: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

187

real, yang dapat dimanipulasi melalui keyboard dan mouse. Model merupakan

program untuk memecahkan masalah untuk memecahkan masalah guna

menciptakan simulasi sendiri. 5). Kategori kelima adalah program penelitian

dalam laboratorium yang dikerjakan bersama melalui jaringan virtual. Program ini

oleh UNESCO disebut juga collaboratories, dengan menggunakan arsitektur dan

sumber yang terbuka. Contoh program ini ialah Max planck institute for the

History of Science. (disuting dari materi Workshop Pengkajian Lanboratorim

Virtual tanggal 19-20 Agustus 2009, yang diselenggarakan oleh staff Ahli

Mendiknas Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Departemen Pendidikan

Nasional). Sesuai dengan hakekatnya bahwa sains atau belajar IPA untuk

memperoleh kebenaran secara empirik. Oleh karena itu hendaknya IPA dipelajari

siswa dengan mengadakan kontak langsung dengan obyek yang diselidiki. Dalam

hal ini siswa melakukan pengamatan dan percobaan terhadap objek yang

dipelajari dengan menggunakan indera sendiri atau dengan pertolongan alat bantu

belajar.

Proses pembelajaran sains (IPA) dengan kegiatan eksperimen

dilaboratorium tidak terlepas dari bahan dan alat laboratorium. Tercapainya

keberhasilan kegiatan eksperimen di laboratorium sangat ditentukan oleh

kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat laboratorium. Atau dengan kata

lain saat melaksanakan kegiatan laboratorium siswa dalam menggunakan alat-alat

laboratorium sehingga diperoleh hasil yang akurat. Hal ini sesuai dengan pendapat

Margono (1997:174), “keberhasilan suatu percobaan atau eksperimen kerapkali

tergantung pada kemampuan memilih dan menggunakan alat dengan tepat”.

Page 62: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

188

Kemampuan menggunakan alat melalui memulih alat-alat, merangkai alat,

menggunakan alat untuk tujuan percobaan (Umaedi, 1999:13). Kegiatan

eksperimen dilaboratorium dalam hal ini adalah kegiatan siswa melaksanakan

praktikum kimia. Pengertian praktikum menurut kamus besar bahasa Indonesia

adalah “bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan

untuk menguji dan melaksanakan di keadaan yang nyata apa yang diperoleh

dalam teori”. Jadi dengan praktikum siswa dapat menguji dan melaksanakan suatu

proses dalam situasi nyata dari apa yang diperoleh pada teori.

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum banyak kemampuan yang dapat

dilatih antara lain merencanakan, menggunakan alat dan bahan, mengamati,

menafsirkan, meramalkan, menerapkan konsep, komunikasi. Kegiatan praktikum

dilaboratorium dapat mencakup aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Menurut Ambar Mudigdo (1990:7-8), praktikum mempunyai tujuan sebagai

berikut:

a. Ketrampilan kognitif yang tinggi: 1) melatih agar teori dapat

dimengerti; 2) agar segi-segi yang berlainan dapat diintegrasikan; 3)

agar teori dapat diterapkan pada keadaan yang nyata. b. keterampilan

afektif yang tinggi : 1) belajar merencanakan kegiatan secara mandiri;

2) belajar bekerjasama; 3) belajar mengkomunikasikan informasi

mengenai bidangnya; 4) belajar menghargai bidangnya; c.

keterampilan motorik yang tinggi; 1)belajar menyiapkan alat-alat;

memasang alat sehingga dapat dipakai; 2) belajar memakai peralatan

dan instrumen tertentu.

Tidak disangsikan lagi bahwa praktikum merupakan salah satu kegiatan

laboratorium yang sangat berperan dalam menunjang keberhasilan proses belajar

mengajar IPA. Dengan kegiatan praktikum, siswa dapat mempelajari IPA melalui

pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses IPA. Selain itu juga

Page 63: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

189

dapat melatih keterampilan berpikir ilmiah, menemukan dan mengembangkan

sikap ilmiah, menemukan dan memecah masalah baru melalui metode ilmiah.

Tujuan praktikum IPA adalah agar siswa memperoleh pengalaman dalam

melakukan cara-cara eksperimen dan mengamati gejala-gejala kimia, mampu

menggunakan alat-alat gelas, merangkai alat, keterampilan kerja, menggunakan

zat-zat kimia, ketelitian dalam mendapatkan hasil, dapat menganalisis data dan

menulis laporan serta memperoleh motivasi dalam melakukan eksperimen.

Pengamatan kemampuan menggunakan alat labotratorium yang dilakukan

pada penelitian ini meliputi; kemampuan mengambil larutan dengan

menggunakan pipet tetes, kemampuan memasukkan larutan dalam gelas ukur,

kemampuan mengukur larutan dengan gelas ukur, cara mengamati hasil

pengujian, menjaga kebersihan alat labolatorium kimia dan merapikan alat

laboratorium kimia. Penilaian pengamatan dilakukan dengan skor yang telah

ditentukan.

7. Persepsi Diri

a. Pengertian persepsi

Kata persepsi berasal dari bahasa Latin yang berarti mengambil atau

mengerti atau menangkap. Dalam bahasa sehari-hari persepsi diartikan sebagai

mengerti, memahami atau menyadari. Pada umumnya pengertian persepsi berkisar

di antara penginderaan dan pemikiran. Jalaludin Rakhmat (1992:51) menjelaskan

bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

Page 64: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

190

pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi. Indrawijaya

(1989:45) mengutip pendapat Hamner & Organ bahwa persepsi adalah suatu

proses dimana seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya segala sesuatu

yang terjadi dilingkungannya. Carson (1989:16) menyatakan bahwa persepsi

adalah sesuatu yang dengan cepat serta otomatis dan merupakan proses yang tidak

disadari, bukan sesuatu yang disengaja di kala kita menebak atau menafsirkan

makna atas yang kita lihat. Leavitt, H.J. (1986:27) mengemukakan bahwa persepsi

dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana orang melihat sesuatu, dalam arti

luas ialah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau

mengartikan sesuatu.

Turner menyatakan bahwa persepsi ditentukan oleh faktor personal dan

faktor situasional, atau faktor dalam diri orang tersebut dan faktor di mana

persepsi itu dibentuk. Lebih lanjut dikatakannya bahwa proses persepsi

dipengaruhi oleh kualitas mental yang terdiri dari perhatian, kemampuan dan

sikap selain juga dipengaruhi oleh masa lalu. Karakteristik individu yang

mempengaruhi persepsi meliputi harapan, motif dalam bertindak, dan pengalaman

masa lalu. Slavin (1997:186) mempertegas hal ini sebagai berikut: “perception of

stimuli is not as straight forward as reception of stimuli; rather, it is influenced by

our mental state, past experince, knowledge, motivation, and many other factors”

(persepsi dari stimuli tidak selempang persepsi dari stimuli) bahkan ia dipengaruhi

oleh keadaan mental kita, pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan

banyak faktor lainnya.

Page 65: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

191

Salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah faktor

struktural, yaitu yang berasal dari stimulus fisik dan pengaruh yang

ditimbulkannya pada sistem syaraf individu. Sifat-sifat stimulus dan efek syaraf

pada sistem urat syaraf oleh para ahli psikologi gestalt disebut hukum persepsi,

yang terdiri atas hukum pragnanz, proximity, similarity, closure, dan continuity.

Intinya adalah pragnanz, keadaan penuh arti. (Relly & Lewis, 1983:126)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi diri adalah suatu

proses menafsirkan makna dari informasi yang ditangkap oleh panca indera yang

dipengaruhi oleh sensasi, perhatian, kebutuhan, harapan, pengetahuan dan

pengalaman masa lalu orang tersebut.

b. Proses Terjadinya Persepsi

Tunner (1997:23) menyatakan bahwa persepsi ditentukan oleh faktor

personal dan situasional, atau faktor dari dalam dirinya sendiri dan faktor dimana

persepsi dipengaruhi oleh mental yang terdiri dari perhatian, kemampuan, sikap,

dan pengalaman masa lalu. Pengalaman tersebut akan disimpan dalam otaknya

sebagai pengalaman awal didalam menerima pesan sehingga dapat membentuk

persepsi baru.

Lebih lanjut Mar,at (1982:23) menggambarkan skematis proses

pengamatan terjadinya persepsi sebagai berikut:

Pengalaman Sosialisasi Cakrawala Pengetahuan

PERSEPSI

k

e

p

r

i

b

a

d

Page 66: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

192

Gambar 2.1 : Proses terjadinya persepsi menurut Mar’at (1992:23)

Situasi tertentu melalui komponen kognisi dari sudut pandangnya sendiri diwarnai

oleh kepribadiannya. Dengan dasar pengalaman dan proses sosialisasi, persepsi

memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihatnya. Sedangkan

pengetahuan dan cakrawala yang memiliki seorang siswa memberikan arti

terhadap objek yang diserapnya. Melalui komponen kognisi inilah timbul ide atau

gagasan yang kemudian dikonseptualisasikan. Kemudian atas dasar nilai dan

norma yang dimiliki seorang siswa, kognisi atau pengetahuan akan membentuk

keyakinan terhadap obyek tersebut, untuk selanjutnya komponen afeksi

memberikan penilaian emosional (senang atau tidak senang terhadap obyek).

Pada tahap berikutnya, komponen konasi berperan dalam menentukan

kesediaan atau kesiapan tindakan terhadap objek. Atas dasar tindakan ini situasi

yang semula tidak seimbang menjadi seimbang kembali, artinya obyek yang

dilihat sesuai dengan penghayatan, dimana unsur nilai dan norma dalam dirinya

dapat menerima secara rasional dan emosional. Jika situasi ini tidak tercapai,

maka subjek tidak menolak dan reaksi yang muncul adalah sikap apatis, acuh tak

acuh, bahkan menentang. Keseimbangan ini dapat kembali jika persepsi dapat

Obyek psikologika kognisi

afeksi

konasi

sikap

Faktor lingkungan

Page 67: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

193

diubah melalui komponen kognisinya. Hal ini berarti proses yang sama dapat

menghasilkan persepsi yang berbeda antar individu. Persepsi tampilannya berupa

aspek-aspek yang meliputi evaluasi (baik-buruk), potensi (kuat-lemah), dan

aktivitas (aktif-pasif).

Mengapa objek yang sama dipahami berbeda oleh subjek yang berlainan?

Menurut Bimo Walgito (1997:54-55) hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu

faktor dari individu yang melakukan persepsi dan lingkungan dimana persepsi itu

berlangsung. Faktor yang berasal dari dalam individu dapat berupa pengalaman,

perasaan, kemampuan berpikir, motivasi, sedangkan faktor lingkungan yang

melatarbelakangi objek persepsi merupakan kesatuan yang tidak dapat

terpisahkan. Dengan demikian objek yang sama dengan situasi dan kondisi yang

berbeda dapat menghasilkan persepsi yang berbeda bagi setiap individu.

c. Hubungan persepsi dan pembelajaran

Menurut Udin S. Winataputra (1995:25) seseorang cenderung percaya

sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi. Persepsi adalah interpretasi

tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri

yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu.

seorang guru akan memahami siswanya lebih baik bila ia peka terhadap

bagaimana seorang siswa melihat suatu situasi tertentu.

Menurut Udin S. Winataputra (1995:26) berkenaan dengan persepsi diri

ini ada beberapa yang penting yang harus diperhatikan:

Page 68: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

194

1. Setiap siswa melihat dunia berbeda satu dari lainnya karena setiap siswa

memiliki lingkungan yang berbeda. Semua siswa tidak dapat melihat

lingkungan yang sama dengan cara yang sama.

2. Seorang siswa menafsirkan lingkungan sesuai dengan tujuan, sikap,

alasan, pengalaman, kesehatan, perasaan, dan kemampuannya.

3. Cara bagaimana siswa melihat dirinya berpengaruh terhadap perilakunya.

Dalam suatu situasi seseorang siswa cenderung bertindak sesuai dengan

cara ia melihat dirinya sendiri.

4. Para siswa dapat dibantu dengan cara memberi kesempatan menilai

dirinya sendiri. Guru dapat menjadi contoh hidup. Perilaku yang baik

tergantung pada persepsi yang cermat dan nyata mengenai suatu situasi.

Guru dan pihak lain dapat membantu siswa menilai persepsinya.

5. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan para siswa akan mempengaruhi

pandangannya terhadap dirinya.

Persepsi seseorang terhadap suatu hal sangat memengaruhi keberhasilan

belajar mengajar, termasuk didalamnya belajar kimia. Disamping itu persepsi juga

mempengaruhi sikap siswa terhadap pelajaran di sekolah. Terdapat hubungan

yang positif antara keberhasilan pembelajaran kimia di dalam kelas dengan sikap

yang baik atau menyenangkan terhadap kimia. Menurut klasifikasi penentu

keberhasilan belajar, sikap termasuk pada kepribadian dan motivasi yang meliputi

konsep pribadi, pujian, keinginan, dan kemauan untuk belajar.

Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

persepsi dengan proses belajar mengajar memang erat sekali. Persepsi akan

Page 69: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

195

menumbuhkan sikap dalam menentukan sesuatu. Persepsi juga mampu

menumbuhkan motivasi diri seseorang tetapi juga tidak menutup kemungkinan

sebaliknya. Sikap dan motivasi yang positif akan mempengaruhi keberhasilan

proses pembelajaran sedangkan sikap dan motivasi yang negatif akan

menghambatnya. Persepsi yang positif akan membuahkan berhasilnya proses

pembelajaran, begitu pula sebaliknya persepsi yang negatif dan rasa tidak senang

akan menghambat keberhasilan proses pembelajaran. Dengan kata lain persepsi

siswa akan sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran.

Persepsi diri yang digunakan pada penelitian ini meliputi latar belakang

masuk SMK, motivasi dan minat, pengalaman masa lalu dan perasaan suka tidak

suka, dan sikap terhadap kimia.

8. Prestasi Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar prestasi belajar dapat diketahui dari hasil

evaluasi yang dilakukan oleh guru. Secara umum ada dua macam evaluasi yakni

evaluasi hasil belajar (evaluasi substantif atau sering disebut juga sebagai tes

pengukuran hasil belajar), dan evaluasi proses belajar mengajar atau disebut

sebagai evaluasi manajemen. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus adalah

evaluasi substantif atau tes pengukuran hasil belajar. Evaluasi jenis ini akan

segera diketahui hasil prestasi belajar siswa. Di sini evaluasi merupakan

pengukuran yang berkenaan pengumpulan data deskriptif tentang produk siswa

atau tingkah laku siswa, dan hubungannya dengan standar prestasi atau norma

(Hamalik 2009:147). Evaluasi menunjuk pada teknik-teknik pengukuran, baik

Page 70: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

196

dalam rangka assesment siswa maupun terhadap proses instruksional

menyeluruh, yang meliputi urutan instruksional (perencanaan, penyampaian,

tindak lanjut) dan perubahan tingkah laku siswa yang dapat diamati (kognitif,

psikomotorik, dan afektif). Aplikasi teknik-teknik pengukuran difokuskan pada

dua jenis, yakni pengukuran acuan norma dan pengukuran acuan kriteria.

Selanjutnya Hamalik menjelaskan ukuran hasil belajar atau prestasi

tersebut dapat dimanifestasikan dalam wujud: a. Pertambahan materi pengetahuan

yang berupa fakta, informasi, prinsip hukum atau kaidah, prosedur atau pola kerja

atau teori sistem nilai-nilai dan sebagainya; b. Penguasaan pola-pola perilaku

kognitif proses berfikir, mengingat atau mengenal kembali, perilaku afektif

(sikap-sikap apresiasi, penghayatan, dan sebagainya) perilaku psikomotorik

termasuk bersifat ekspresif; c. Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian baik yang

tangible maupun intangibel.

Menurut Bloom dan Krathwohl prestasi belajar terbagi menjadi tiga yaitu

1) Prestasi belajar kognitif, yang terdiri dari enam tingkatan: a. Pengetahuan

(mengingat, menghafal); b. Pemahaman (menginterprestasikan); c. Aplikasi

(menggunakan konsep untuk memecahkan masalah); d. Analisis (menjabarkan

suatu konsep); e. Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu

konsep utuh); f. Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide, metode dan

sebagainya)

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap,

derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu obyek. Ada lima tipe

karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral

Page 71: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

197

(Departemen Pendidikan Nasional, 2003). Kelima karakteristik afektif tersebut

akan digunakan dalam penelitian ini. Sikap merupakan kecenderungan merespon

secara konsisten baik menyukai atau tidak menyukai suatu obyek. Minat

merupakan watak yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong individu

mencari objek, aktivitas, pengertian, ketrampilan untuk tujuan penguasaan atau

perhatian. Konsep diri merupakan evaluasi yang dilakukan individu terhadap

kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Nilai merupakan suatu keyakinan yang

dalam tentang suatu pendapat, kegiatan, atau objek. Moral adalah pendapat atau

tindakan yang dianggap baik atau dianggap tidak baik.

Pembelajaran ditentukan oleh karakteristik peserta didik. Ranah efektif

merupakan bagian dari hasil belajar dan memiliki peran yang penting.

Keberhasilan pembelajaran ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh

kondisi afektif peserta didik. Peserta didik yang memiliki sikap positif terhadap

pelajaran akan merasa senang mempelajari pelajaran tersebut, sehingga dapat

diharapkan akan mencapai hasil belajar yang optimal.

Peringkat ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl (Departemen

Pendidikan Nasional, 2003) ada lima yaitu : 1) receiving, peserta didik memiliki

keinginan memperhatikan suatu stimulus, 2) responding, partisipasi aktif peserta

didik, 3) valuing, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi

dan komitmen, 4) organisasi, pada peringkat ini terjadi konseptualisasi nilai, 5)

characterization, peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan

perilaku. Prestasi belajar merupakan fungsi yang penting dalam suatu

Page 72: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

198

pembelajaran. Kemampuan hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar,

pada proses ini siswa menunjukkan keberhasilan atau kegagalan dalam belajarnya.

Menurut Eliyas Tri Bagyo dalam Nicolaus Dolly Simon K (2008: 49),

prestasi belajar adalah tanda atau simbol keberhasilan yang telah dicapai dari

usaha belajar. Tanda atau simbol tersebut biasanya dinyatakan dalam bidang

pengetahuan dan keterampilan. Untuk mengetahui siswa berprestasi perlu adanya

suatu evaluasi, yaitu suatu pengukuran dan penilaian yang dilaksanakan oleh

pengajar secara berkesinambungan.

Adanya fungsi dari prestasi belajar adalah sebagai : a. Indikator kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai siswa, b. Lambang pemakaian hasrat ingin tahu,

c. Bahan informasi dalam inovasi pendidikan, karena prestasi belajar dapat

dijadikan sebagai pendorong bagi siswa dalam peningkatan kualitas mutu

pendidikan, d. Indikator intern dari suatu instansi pendidikan, karena prestasi

belajar dapat dijadikan sebagai tingkat produktivitas dan sebagai kesuksesan

siswa. Untuk mengetahui daya serap siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang

diprogramkan kurikulum.

Menurut Nana Syaodah (2005: 102), “Hasil belajar merupakan realisasi

atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang”. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan hasil belajar

merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa yang berbentuk kognitif,

afektif, dan psikomotor. Dari ketiga bentuk ini, bentuk kognitiflah yang paling

banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan

para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. Aspek psikomotor biasanya

Page 73: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

199

digunakan untuk materi yang menggunakan praktikum, sedangkan materi yang

berupa teori saja tanpa ada praktikum tidak diwajibkan menilai aspek psikomotor

siswa. Hasil belajar adalah suatu kinerja (performance) yang diindikasikan

sebagai suatu kapabilitas (kemampuan) yang telah diperoleh. Hasil belajar

tersebut selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan-tujuan (khusus) perilaku (unjuk

kerja). Hasil belajar atau pembelajaran sebagai pengaruh yang memberikan suatu

ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda. Hasil

belajar biasa disebut juga sebagai prestasi belajar. Sehingga prestasi belajar dapat

diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan

belajar mengajar yang dapat berbentuk kognitif, afektif dan psikomotor. Bloom

dalam Suharsimi Arikunto (2009:117) “prestasi belajar dibagi tiga kategori yaitu :

kognitif, afektif, psikomotorik”. Prestasi belajar diperoleh setelah seseorang

melakukan aktivitas baik secara individu maupun kelompok. Dengan belajar

siswa yang dapat diamati atau pencerminan proses belajar yang telah berlangsung.

9. Materi Kimia

Pada baterai dan aki terjadi perubahan bentuk energi, yaitu dari energi

kimia menjadi energi listrik. Energi kimia dalam baterai berasal dari reaksi

reduksi oksidasi yang terjadi antara bahan-bahan yang terjadi dalam baterai

tersebut. Perubahan energi listrik menjadi energi kimia atau sebaliknya biasanya

berlangsung dalam sirkuit tertutup yang disebut sel elektrokimia. Sel elektrokimia

merupakan suatu sistem yang terdiri atas dua elektrode (katode dan anode) dan

larutan elektrolit sebagai penghantar elektron. Setiap elektrode membentuk

setengah sel dan pada setiap sel terjadi reaksi, yaitu reaksi oksidasi pada anode

Page 74: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

200

dan reaksi oksidasi pada katode. Ada dua macam sel elektrokimia, yaitu sel volta

(sel galvani) dan sel elektrolisis.

A. Sel Volta atau Sel Galvani

Elemen volta dikembangkan pertama kali oleh Fisikawan Italia bernama

Allesandro Volta (1790-1800) dengan menggunakan sebuah bejana yang diisi

larutan asam sulfat (H2SO4) dan dua logam tembaga (Cu) dan seng (Zn). Bagian

utama elemen Volta, yaitu: 1). Kutub positif (katode) terbuat dari tembaga (Cu),

2). Kutub negatif (anode) terbuat dari seng (Zn), 3). Larutan elektrolit terbuat dari

asam sulfat (H2SO4). Logam Zn berfungsi sebagai anode (mengalami oksidasi)

yang dicelupkan ke dalam larutan ZnSO4, dan logam Cu berfungsi sebagai katode

(mengalami reduksi) yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit CuSO4. Kedua

logam tersebut dihubungkan dengan voltmeter melalui kabel, sedangkan kedua

larutan dihubungkan satu sama lain dengan jembatan garam. Jembatan garam

merupakan tabung U terbalik yang diisi agar-agar atau gelatin dan garam (KCl,

KNO3 atau yang lainnya). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: di anode

(Zn): Zn(s) Zn2+

(aq) + 2e, di katode (Cu):Cu2+

(aq)+2e Cu(s)

Reaksi sel (redoks):Zn(s) + Cu2+

(aq) Zn2+

(aq) + Cu(s)

1.Dagram sel volta

Page 75: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

201

Sebuah sel volta ditulis dalam bentuk diagram sel. Perhatikan contoh

berikut: anode dituliskan sebelah kiri, sedangkan katode

ditulis di sebelah kanan. Keduanya dipisahkan oleh jembatan garam yang

dilambangkan dengan dua garis sejajar. Hal-hal yang penting mengenai sel volta

antara lain sebagai berikut: a). Anode adalah elektrode negatif, di katode terjadi

reaksi oksidasi. b). katode adalah elektrode positif, di katode terjadi reaksi

reduksi. c). Elektron mengalir dari anode ke katode. d). Jembatan garam berfungsi

menyeimbangkan jumlah ion dalam larutan elektrolit.

2. Macam-macam sel volta

Sel volta yang dapat digunakan untuk kepentingan praktis dapat

dikelompokan menjadi tiga sebagai berikut: a. Sel primer adalah sel yang

dibentuk dengan anode dan atau katode yang dihabiskan secara kimia ketika sel

itu menghasilkan arus. b. sel sekunder adalah sel yang dapat disusun ulang secara

elektrolisis. Jadinya elektrodenya dikembalikan ke kondisi awal. c. Sel bahan

bakar adalah sebuah sel yang secara sinambung menghabiskan pereaksi yang

disuplai ke elektrode-elektrode yang tak reaktif dan secara sinambung membuang

produk-produknya.

Berikut ini akan dibahas beberapa jenis sel volta. a. Sel kering Leclanche:

sel kering ini tergolong sel primer karena tidak dapat diperbaharui, misalnya

baterai. Batu baterai disebut sel kering karena larutannya dicampur dengan bahan

padat sehingga tidak tumpah. Batu baterai merupakan sel volta yang banyak

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dinding baterai terbuat dari logam seng

Page 76: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

202

yang bertindak sebagai anode. Setelah lapisan seng, di dalam baterai diisi yang

terdiri dari campuran serbuk MnO2, NH4Cl, karbon, dan air. Batang grafit

(karbon) dibenamkan dalam pasta dan bertindak sebagai katode. Apabila sel ini

memberikan arus, reaksi pada anode melibatkan oksidasi seng sehingga baterai

akan lembek jika terlalu lama digunakan.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Zn(s) Zn2+

(aq) + 2e . Pada

katode, MnO2 akan mengalami reduksi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai

berikut: 2MnO2(s) + 2NH4+

(aq) + 2e Mn2O3(S) + 2NH3(aq) + H2O(l). Potensial

yang dihasilkan oleh sebuah batu baterai adalah 1,5 volt. Jika kita menginginkan

tegangan 9 volt, maka kita harus menggunakan enam buah batu baterai. Energi

batu baterai cepat habis jika dipakai terus menerus. Hal itu karena hasil reaksi

menumpuk sehingga menghalangi reaksi elektrode. Ketika batu baterai

diistirahatkan agak lama, hasil reaksi pelan-pelan menjauh dari elektrode dan batu

baterai itu seolah-olah baru lagi.

Saat ini ada batu baterai jenis alkali yang dapat digunakan lebih lama.

Sebenarnya elektrode-elektrode yang digunakan adalah sama, yaitu seng, karbon,

dan MnO2, tetapi larutan elektrolitnya larutan KOH. Reaksi-reaksi yang terjadi

adalah sebagai berikut: Zn(s) + 2OH-(aq) Zn(OH)2(s) + 2e , 2MnO2(s)+ 2H2O +

2e Mn2O3(s) + 2OH-(aq) . b.Sel aki. Sel aki tergolong sel volta sekunder

karena dapat diperbaharui. Pada sel sekunder, reaksi yang terjadi adalah reaksi

reversibel, hasil reaksi dapat diubah kembali menjadi zat semula. Sel aki tersusun

dari anode timbal dan katode PbO2. Setiap pasang Pb dan PbO2 menghasilkan

Page 77: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

203

tegangan 2 volt. Keping-keping Pb dan PbO2 dibenamkan ke dalam elektrolit

H2SO4 30%. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Pb(s) + SO42-

(aq)

PbSO4(s) + 2e , PbO2(s) + SO42-

(aq) + 4H+

(aq) + 2e PbSO4(s) + 2H2O, reaksi

tersebut dapat dikembalikan ke kiri dengan cara menghantarkan arus listrik searah

dari kutub negatif ke kutub positif atau dalam arah yang berlawanan dengan

bekerjanya aki.

3. Potensial elektrode standar

Potensial elektrode atau potensial reduksi, dengan lambang E didefinisikan

sebagai potensial listrik yang ditimbulkan apabila suatu ion logam menangkap

elektron (mengalami reduksi) menjadi logamnya. Potensial elektrode atau

potensial reduksi digunakan untuk mengetahui dan mengukur kekuatan sifat

reduktor logam-logam. Makin mudah suatu ion logam mengalami reduksi, makin

besar potensial reduksi E yang ditimbulkan. Namun demikian, harga E suatu

reaksi reduksi tidak dapat diukur secara langsung. Hal itu karena reaksi reduksi

tidak mungkin berlangsung sendirian tanpa adanya reaksi oksidasi. Oleh karena

itu harga E yang digunakan adalah harga E relatif (Eo) yang dibandingkan

terhadap suatu standar. Berdasarkan perjanjian internasional elektrode yang

digunakan sebagai elektrode pembanding (standar) adalah elektrode hidrogen.

Elektrode ini terdiri atas gas hidrogen (H2) murni pada tekanan parsial 1 atm dan

suhu 25oC yang dialirkan melalui sepotong kawat platina (Pt) ke dalam larutan

asam klorida (HCl) dengan konsentrasi H+ 1 M.

Page 78: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

204

Besarnya potensial listrik dari elektrode hidrogen standar ini ditetapkan

sama dengan 0,00 volt dan reaksi yang terjadi adalah H2(g) 1 atm 2H+ + 2e E

o =

0,00 volt, atau 2H+

(aq) + 2e H2(g) 1 atm Eo = 0,00 volt. Jika suatu elektrode lebih

mudah direduksi daripada hidrogen, maka harga potensial reduksinya negatif.

Cu+ + 2e Cu E

o = +0,34 volt. Jika suatu elektrode lebih sukar direduksi

daripada hidrogen, maka harga potensial reduksinya negatif. Zn2+

+ 2e Zn Eo =

-0,76 volt, potensial sel (Eo sel) suatu reaksi ditentukan dengan rumus: E

o = E

o

katode – Eo anode. Apabila unsur-unsur disusun menurut besarnya potensial

reduksi standar dari kiri ke kanan, dimulai dari harga yang paling negatif sampai

harga yang paling positif, akan diperoleh suatu deret yang disebut deret

pendesakan logam atau deret potensial, yaitu: Li - K – Ba – Ca – Na – Mg – Al –

Al – Zn – Fe – Ni – Sn – Pb – H – Cu – Hg – Ag – Pt – Au. Unsur-unsur di

sebelah kiri hidrogen lebih mudah mengalami oksidasi jika dibandingkan dengan

unsur-unsur di sebelah kanan. Unsur-unsur di sebelah kanan lebih mudah

mengalami reduksi dibandingkan dengan unsur-unsur di sebelah kiri. Deret

pendesakan logam ini disebut deret Nernst atau deret Volta, dengan deret volta

kita dapat memperkirakan apakah suatu reaksi redoks dapat berlangsung spontan

atau tidak. Misalnya, L(s) + X+

(aq) L+

(aq) + X(s), reaksi ini merupakan reduksi

logam X oleh logam L atau oksidasi L oleh X. Reaksi ini dapat berlangsung

spontan apabila pada deret volta, logam L terletak di sebelah kiri logam X.

Reaksi redoks dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya

perkaratan logam. Perkaratan logam atau korosi merupakan salah satu contoh

Page 79: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

205

reaksi redoks yang merugikan, terutama untuk korosi logam besi. Hampir 20%

besi yang dihasilkan setiap tahun dipakai untuk mengganti bahan besi lama yang

sudah mengalami perkaratan. Perkaratan melibatkan senyawa O2 dan H2O. Logam

tidak berkarat dalam air yang tidak mengandung O2. Logam juga tidak berkarat di

udara yang tidak mengandung O2. Faktor lain yang mempengaruhi perkaratan

adalah pH, garam-garam, serta kontak logam dengan logam lain. Proses terjadinya

korosi antara lain; logam yang dibuat untuk tujuan komersial biasanya tidak

murni. Besi banyak bercampur dengan pengotor. Zat-zat pengotor ini didalam

logam tidak tersebar merata, melainkan menumpuk dibagian-bagian tertentu.

Akibatnya timbul perbedaan potensial listrik antara bagian tersebut dengan bagian

permukaan yang tidak mengandung pengotor. Bagian permukaan yang

mengandung pengotor lebih mudah menangkap elektron atau melepaskan elektron

sehingga dapat barfungsi sebagai katode atau anode. Ketika logam bertemu

dengan uap air di udara, pada permukaan logam terbentuk lapisan air. Oksida-

oksida asam di udara akan larut dalam lapisan air tersebut, dan terbentuklah

larutan asam pada permukaan logam. Dengan demikian tersedia sel volta, katode,

anode, dan larutan elektrolit. Dengan demikian reaksi redoks dapat berlangsung

spontan. Proses perkaratan besi yaitu suatu bagian dari permukaan besi bertindak

sebagai anode atau mengalami oksidasi. Fe(s) 2+

(aq) + 2e

Elektron mengalir ke bagian permukaan besi yang bertindak sebagai

katode, O2 akan mengalami reduksi, reaksinya sebagai berikut : O2(g) + 4H+

(aq) +

4e 2H2O. Ion Fe2+

yang terbentuk dari anode mengalami oksidasi lebih lanjut

menjadi Fe3+

, kemudian ion Fe3+

membentuk oksida besi yang mengikat air,

Page 80: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

206

Fe2O3xH2O dan inilah yang disebut karat besi. Pada reaksi tersebut H+ (asam)

atau

H2O diperlukan dalam perkaratan untuk mereduksi O2 pada katode. dengan

demikian di daerah yang memiliki kelembaban tinggi atau daerah industri, tempat

cerobong asap pabrik banyak memuntahkan gas SO2 ke udara dan perkaratan

cepat terjadi. Garam-garam di daerah pantai atau di daerah pegunungan berkapur

juga mempercepat proses perkaratan. Berikut ini beberapa hal yang dapat

dilakukan untuk memperlambat korosi. Pada pembuatan logam diusahakan agar

zat-zat yang dicampurkan tersebar secara homogen (merata) dalam logam

tersebut. Melapisi permukaan logam dengan cat atau minyak, untuk mencegah

kontak antara permukaan logam dengan udara. Melakukan galvanisasi

(penyepuhan) misalnya besi dilapisi dengan lapisan tipis seng. Seng memiliki Eo

lebih kecil daripada besi, sehingga seng segera teeroksidasi membentuk lapisan

ZnO yang melindungi permukaan besi. Mencampurkan logam dengan logam,

misalnya baja tahan karat (stainless steel) merupakan campuran logam yang

berisikan krom dan nikel, yang keduanya memberikan lapisan oksida yang

mengubah potensial reduksi baja ke salah satu karakteristik dari logam-logam

mulia. Memberi kantong-kantong anti lembab dan menutup bagian-bagian yang

terbuka (biasanya dilakukan pada pesawat terbang). Menghubungkan logam

dengan logam lain yang sulit mengalami oksidasi dengan kawat, misalnya pipa di

bawah tanah diproteksi dengan membuat pipa itu menjadi katode sebuah sel volta

yang dihubungkan dengan logam aktif seperti magnesium oleh sebuah kawat.

Sama halnya dengan sel volta, sel elektrolisis juga memerlukan elektrode-

elektrode. Elektrode yang biasa digunakan pada sel elektrolisis adalah elektrode

Page 81: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

207

inert yang berupa dua batang karbon atau platina. Elektrode inert ini tidak

bereaksi melainkan hanya menyediakan permukaannya saja sebagai tempat

berlangsungnya reaksi. Dua batang karbon atau platina dicelupkan dalam larutan

atau cairan elektrolit. Masing-masing batang elektrode itu bertindak sebagai

katode (tempat berlangsungnya oksidasi). Sumber arus listrik akan memompakan

elektron ke katode, dan elektron ini akan ditangkap oleh kation (ion positif). Jadi

pada permukaan katode terjadi reduksi terhadap kation. Pada saat yang sama

anion melepaskan elektron, dan elektron ini dikembalikan lagi ke sumber arus.

jadi pada permukaan anode terjadi oksidasi terhadap anion. Karena kation menuju

katode maka katode meruakan elektrode negatif. Sebaliknya anode merupakan

elektrode positif sebab didatangi oleh anion.

Pada elektrolisis larutan elektrolit terjadi reaksi di katode (reduksi

terhadap kation) yaitu ion-ion logam alkali, alkali tanah, Al3+

dan ion-ion logam

yang memiliki lebih kecil dari -0,83 volt tidak tereduksi dari larutan. Hanya

pelarut (air) yang direduksi sehingga terbentuklah gas hidrogen (H2). 2H2O +

2e OH- + H2. Ion-ion logam yang memiliki E

o lebih besar dari -0,83 volt

direduksi menjadi logam yang diendapkan pada permukaan katode. Mn+

+ ne M.

Ion H+ dari asam direduksi menjadi gas hidrogen (H2), 2H

+ + 2e H2. Jika

dielektrolisis adalah leburan (cairan) elektrolit tanpa ada air maka ion-ion di atas

dapat mengalami reduksi sehingga diperoleh logam yang diendapkan pada

permukaan katode. Reaksi pada anode (oksidasi terhadap anion). Ion-ion yang

mengandung atom dengan bilangan oksidasi maksimum, misalnya SO42-

atau

NO3- tidak dapat dioksidasi. Hanya pelarut (air) yang dioksidasi dan terbentuk gas

Page 82: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

208

oksigen (O2). 2H2O 4H+ + 4e + O2. Ion-ion halida (X

-) yaitu F

-, Cl

-, Br

-, dan I

-

dioksidasi menjadi halogen (X2) yaitu F2, Cl2, Br2, dan I2. 2X- X2 + 2e. Ion OH

-

dari basa dioksidasi gas oksigen (O2), 4OH- 2H2O +4e + O2. Pada proses

penyepuhan dan pemurnian logam, maka yang dipakai sebagai anode adalah suatu

logam (bukan Pt atau C) sehingga anode (logam) mengalami oksidasi menjadi ion

yang larut. M Mn+

+ ne.

Contoh soal:

Tuliskan reaksi yang terjadi di katode dan di anode pada elektrolisis:

a. Larutan NaCl

b. Larutan CuSO4

Jawab:

a. Elektrolisis larutan NaCl

Katode: 2H2O + 2e 2OH- + H2

Anode: 2Cl- Cl2 + 2e

b. Elektrolisis larutan CuSO4

Katode: Cu2+

+ 2e Cu

Anode: 2H2O 4H+ + 4e +O2

Elektrolisis larutan elektrolit kita dapat memanaskan padatan elektrolit di atas

suhu titik lelehnya tanpa ada air untuk mendapatkan suatu leburan atau cairan

Page 83: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

209

elektrolit. Zat-zat leburannya dapat dielektrolitkan hanya oksida-oksida dan

garam-garam halida.

Contoh;

Reaksi yang terjadi di katode dan anode pada elektrolisis larutan NaCl dengan

elektroda karbon.

Elektrolisis leburan NaCl

Katode: Na+ + e Na

Anode: 2Cl- Cl2 + 2e

Proses elektrolisis sangat penting digunakan dalam bidang industri. Kegunaan

elektrolisis dalam bidang industri antara lain; penyepuhan (elektroplating) adalah

proses melapisi permukaan logam dengan logam lain, misalnya melapisi besi

dengan logam nikel, krom atau emas. Logam yang akan dilapisi (disepuh)

digunakan sebagai katode, sedangkan logam pelapis (penyepuh) digunakan

sebagai anode. Kedua elektrode dicelupkan dalam larutan garam dari logam

pelapis. Misalnya penyepuhan sendok yang terbuat dari baja dengan perak.

Sendok digunakan sebagai katode, sedangkan sebagai anodenya digunakan perak

murni dari larutan elektrolitnya perak nitrat. Pada katode akan terjadi

pengendapan perak, sedangkan anode perak terus-menerus larut. Konsentrasi ion

Ag+ dalam larutan tidak berubah. Pemurnian logam untuk membuat kabel-kabel

listrik diperlukan logam tembaga murni, karena pengotoran sekecil apapun dapat

Page 84: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

210

mengurangi konduktivitas kabel tersebut. Ketika dipisahkan dari bijihnya, logam

tembaga biasanya bercampur dengan sedikit besi, seng, emas, dan perak.

Tembaga yang tidak murni dipakai sebagai anode dalam sel elektrolisis yang

mengandung larutan CuSO4. Sebagai katode dipakai batang tembaga yang murni.

Potensial listrik yang dilewatkan melalui sel diatur sehingga bagian anode yang

larut hanyalah tembaga, besi, dan seng. Logam-logam itu larut sebagai Cu2+

, Fe2+

,

dan Zn2+

. Emas dan perak tidak larut dan berjatuhan di dasar wadah. Kemudian di

katode hanya Cu2+

yang mengalami reduksi, sedangkan Fe2+

dan Zn2+

tinggal

dalam larutan. Dengan demikian kita mendapat tembaga murni yang diendapkan

pada permukaan katode. Penghitungan konsentrasi ion logam diendapkan sebagai

logamnya pada katode. dengan menghitung pertambahan berat katode, kita dapat

menentukan konsentrasi ion logam dalam larutan semula.

Michael Faraday (1791-1867) menerangkan hubungan kuantitatif antara

jumlah arus listrik yang dilewatkan pada sel elektrokimia dengan jumlah zat yang

dihasilkan pada elektrode. Melalui eksperimen, Faraday merumuskan beberapa

kaidah perhitungan elektrolisis, yang dikenal dengan hukum Faraday yang isinya:

jumlah zat yang dihasilkan pada elektrode berbanding lurus dengan jumlah arus

listrik yang melalui sel elektrokimia. Jika arus listrik yang sama dilewatkan pada

beberapa sel elektrolisis, maka berat zat yang dihasilkan masing-masing sel

berbanding lurus dengan berat ekivalen dengan zat-zat tersebut. Secara kuantitatif

Hukum Faraday dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 85: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

211

W = e.F atau

Dengan,

W = massa hasil elektrolisis (gram)

e = massa ekivalen

F = jumlah listrik (faraday)

Jika terdapat dua hasil elektrolisis dengan arus listrik yang sama maka berlaku

hubungan:

Contoh soal:

1. Jika larutan CuSO4 dielektrolisis dengan arus listrik 1930 coulomb,

hitunglah berat endapan tembaga (Cu = 63,5) yang terbentuk di katode.

Jawab.

w = e.F = 31,75 x = 0,635 gram.

2. Berapa gram perak (Ag = 108) yang terbentuk di katode, jika arus listrik

10 ampere dialirkan melalui larutan AgNO3 selama 2 jam.

Jawab:

= 108

= 80,58 gram.

Page 86: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

212

10. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang disusun peneliti ini adalah:

1. Arni Astuti. 2009. Pembelajaran Kimia dengan menggunakan Metode Proyek

dan Eksperimen ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kemampuan Berkomunikasi

Siswa . pembelajaran inkuiri yang menekankan pada peran aktif siswa dalam

melakukan sendiri. Pada penelitian tersebut menggunakan metode eksperimen

sehingga ada kesamaan pada penelitian ini. Adapun perbedaan dengan

penelitian ini variabel moderatornya berbeda yaitu kemampuan menggunakan

alat laboratorium dan persepsi diri siswa. Sehingga ada kesamaan dengan

penelitian ini.

2. Penelitian tahun 2010 yang dilakukan oleh Dwi Eni Kuswati yang berjudul:

Pembelajaran kimia dengan Group investigations dilengkapi media LKS dan

kartu ditinjau dari gaya belajar dan kemampuan awal. Kesamaannya adalah

sama-sama menggunakan metode investigasi kelompok. Perbedaan penelitian

tersebut adalah pada penelitian itu variabel moderatornya berbeda. Jadi

kesamaannya pada penerapan metode investigasi kelompok.

3. Penelitian Daniel Zingaro (2008) membahas metode pembelajaran investigasi

kelompok secara teori dan praktik. Jadi pada metode investigasi kelompok

siswa ditekankan dalam belajar untuk melakukan belajar lebih aktif lagi dan

Page 87: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

213

tidak terpusat pada guru lagi. Pada penelitian ini menggunakan metode

investigasi kelompok sebagai payung dari metode eksperimen dan proyek.

4. Penelitian Ivy Geok-Chin Tan, Shlomo Sharan, and Christine Kim-Eng Lee

(2006) membahas metode investigasi kelompok dan pembelajaran siswa yang

diterapkan pada sekolah di negara Singapura. Penelitian ini telah dilakukan di

negara tersebut yang pada intinya penerapan pembelajaran investigasi

kelompok sehingga ada kesamaannya dengan penelitian ini.

5. Penelitian Batool Ghanbari (2004) membahas metode pembelajaran secara

kooperatif merupakan bagian dari sistem pembelajaran di kelas.

6. Charlie C. Chen, Jiinpo Wu, Samuel C. Yang (2006) membahas metode

pembelajaran kooperatif dengan menggunakan sistem teknologi.

7. Joh G. Duxbury dan Ling-ling Tsai (2010) membahas efek pembelajaran

kooperatif dalam bahasa Taiwan dan Amerika.

B. Kerangka Berfikir

Adapun kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Perbedaan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran metode investigasi

kelompok antara yang menggunakan metode eksperimen dan proyek pada materi

elektrokimia.

Pembelajaran kimia sehari-hari di SMK biasanya masih menggunakan

pembelajaran yang kurang variatif dan kurang mengaktifkan siswa, sehingga

siswa kurang dapat menguasai materi yang diajarkan guru. Suatu konsep kimia

Page 88: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

214

agar mudah dikuasai siswa seharusnya diajarkan dengan metode yang tepat, yakni

siswa berperan aktif dalam menemukan suatu konsep dan guru berperan sebagai

fasilitator. Konsep yang didapatkan sendiri oleh siswa akan bertahan lama,

sehingga dimungkinkan penguasaan konsepnya juga tinggi. Menurut teori belajar

Ausubel pembelajaran berdasarkan penemuan siswa berinteraksi langsung dengan

obyek melalui pengamatan. Materi elektrokimia dibahas dengan cara praktikum di

laboratorium sehingga siswa langsung mengamati perubahan-perubahan secara

langsung. Salah satu pembelajaran melibatkan siswa secara aktif dan guru sebagai

fasilitator adalah pembelajaran investigasi kelompok. Menurut Arend investigasi

kelompok termasuk model pembelajaran kooperatif yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berkomunikasi atau bekerjasama dan berinteraksi

dengan structure dan setting yang telah dirancang oleh guru, sehingga tercipta

peluang munculnya aktivitas yang berupa kerja sama secara wajar. Pembelajaran

investigasi kelompok ini siswa yang lebih dulu tahu akan menyampaikan ke yang

lain karena siswa-siswa di SMK secara umum kemampuannya tidak merata.

Dalam pembelajaran ini juga guru masih membimbing karena siswa masih sangat

membutuhkan untuk menemukan konsep. Dalam penelitian ini pembelajaran

investigasi kelompok yang digunakan adalah pembelajaran dengan metode

eksperimen dan proyek.

Menurut Syaiful Sagala (2007:220) “eksperimen adalah percobaan untuk

membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu” dan “metode eksperimen

adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan

mengalami untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang

Page 89: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

215

dipelajari”. Dengan demikian metode eksperimen adalah metode mengajar dimana

pengajar atau pelajar mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan

hasil percobaan itu. Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan metode eksperimen adalah : 1) membuat siswa lebih percaya atas

kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya

menerima kata guru atau buku saja; 2) dapat mengembangkan sikap untuk

mengadakan studi eksploratis tentang sains dan teknologi; 3) didukung oleh asas-

asas didaktik modern, antara lain: a) siswa belajar dengan mengalami atau

mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, b) siswa terhindar jauh dari

verbalisme, c) memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif dan

realistis, d) mengembangkan sikap berfikir ilmiah, e) hasil belajar akan tahan

lama dan internalisasi. Adapun kelemahan penggunaan metode eksperimen

adalah: 1) pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan

dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah; 2) setiap eksperimen

tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor

tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan dan pengendalian; 3) sangat

menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan dan bahan

mutakir. Dari teori ini maka metode eksperimen akan lebih baik prestasinya

daripada metode proyek karena dalam pelaksanaan siswa tinggal mengikuti

prosedur yang telah ditentukan.

Metode proyek menurut Janice Van Cleave (2004:5) merupakan salah satu

cara untuk mempelajari sains dan memecahkan suatu permasalahan ilmiah dengan

menggunakan metode ilmiah. Metode mencari jawaban ilmiah melalui tahap-

Page 90: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

216

tahap penelusuran pustaka, mencari maksud dan tujuan, hipotesis, percobaan, dan

kesimpulan. Metode proyek mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan

metode proyek yaitu: (1) dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit

menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah

yang dihadapi dalam kehidupan; (2) melalui metode ini anak didik dibina dengan

membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang terpadu,

yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan

kekurangan metode proyek yaitu: (1) kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini

baik secara vertikal maupun horisontal belum menunjang pelaksanaan metode ini;

(2) organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar

dan memerlukan keahlian khusus dari pendidik, sedangkan para pendidik belum

disiapkan untuk ini; (3) harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai

kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang

diperlukan; (4) bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga sering mengaburkan

pokok unit yang dibahas. Tahap-tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan proyek

yaitu: (1) peserta didik mendapatkan konsep dari pendidik; (2) peserta didik

memilih konsep yang menarik untuk didalami; (3) mengamati peristiwa-peristiwa

yang terjadi di suatu tempat atau di dunia industri; (4) kemudian peserta didik

merancang atau memanipulasi alat atau bahan yang sesuai dengan topik atau

konsep; dan (5) kemudian evaluasi. Dari teori ini maka metode proyek akan lebih

baik prestasinya karena metode ini siswa diberi kebebasan dalam menentukan

langkah-langkah dan merombak pikiran siswa yang sempit menjadi luas untuk

memecahkan masalah.

Page 91: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

217

Berdasarkan teori Vygotsky siswa diberi materi yang sedikit diatas

kemampuan siswa, sehingga siswa akan merasa tertarik pada materi yang akan

dipelajari. Dari karakteristik teori ini maka metode proyek hasil prestasi belajar

siswa akan lebih baik daripada metode eksperimen. Berdasarkan teori Gagne

pengetahuan yang masuk disimpan dalam memori jangka pendek kemudian

disimpan ke dalam memori jangka panjang setelah melalui proses asimilasi dan

akomodasi. Teori ini akan berjalan efektif bila terjadi keseimbangan antara

asimilasi dan akomodasi. Untuk siswa yang kemampuannya tinggi akan efektif

dengan metode ini, artinya metode proyek akan lebih baik, tetapi sebaliknya bila

kemampuannya rendah dimungkinkan metode eksperimen akan lebih baik

prestasinya. Materi elektrokimia merupakan materi yang diajarkan di SMK dan

tergolong sulit bagi siswa yang berupa faktual, logiko matematika dan empiris.

Materi elektrokimia adalah materi yang berhubungan dengan bilangan oksidasi,

yang perolehan konsepnya lebih baik melalui eksperimen atau proyek sehingga

siswa dapat memperoleh konsep sendiri. Untuk itu, pada penelitian ini digunakan

pembelajaran investigasi kelompok dengan metode eksperimen dan metode

proyek. Pada pembelajaran investigasi kelompok menggunakan eksperimen siswa

ditekankan untuk menemukan sendiri suatu konsep, sehingga konsep yang telah

didapat akan bertahan lama, yang akhirnya dapat meningkatkan penguasaan

konsep siswa. Pada pembelajaran investigasi kelompok dengan metode proyek

yang menekankan pada produk yang terpakai dan pada proses penyelesaian tugas

proyek siswa diberi kebebasan untuk menentukan langkah sendiri, sehingga siswa

SMK akan lebih termotivasi untuk mengerjakan dengan sungguh karena

Page 92: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

218

produknya harapannya akan terpakai di masyarakat. Metode eksperimen dan

proyek pada penelitian ini menggunakan lembar kerja atau petunjuk praktikum

perbedaannya pada eksperimen petunjuk dibuat guru secara lengkap namun pada

proyek dibuat pernyataan dan pertanyaan yang mengajak siswa pada petunjuk

yang diinginkan. Kedua metode tersebut berperan besar dalam menghasilkan

prestasi yang baik. Dengan demikian dimungkinkan adanya perbedaan prestasi

belajar antara siswa yang belajar dengan metode eksperimen dan metode proyek.

Dari hasil pembahasan tersebut diduga bahwa siswa yang diberi perlakuan model

pembelajaran proyek akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik karena

menekankan pada produk yang sesuai dengan karakter siswa SMK.

2. Perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan siswa

menggunakan alat laboratorium tinggi dan rendah materi elektrokimia.

Kemampuan menggunakan alat-alat laboratorium merupakan faktor

internal yang dapat mempengaruhi penguasaan konsep siswa. Kemampuan

menggunakan alat-alat laboratorium dalam belajar kimia antara satu siswa dengan

siswa lainnya berbeda-beda. Hal ini dikarenakan tidak semua orang memiliki

kemampuan menggunakan alat-alat laboratorium yang sama ketika belajar.

Dengan demikian dimungkinkan semakin tinggi kemampuan menggunakan alat-

alat laboratorium yang dimiliki siswa, siswa tersebut akan mudah menangkap

pelajaran yang disampaikan guru, sehingga penguasaan konseppun akan

meningkat.

Page 93: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

219

Pada penelitian ini kemampuan menggunakan alat-alat laboratorium siswa

dalam belajar kimia di bagi menjadi dua kategori yaitu kategori tinggi dan rendah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diduga kemampuan menggunakan alat-alat

laboratorium siswa dalam belajar khususnya belajar kimia akan mempengaruhi

penguasaan konsep. Siswa yang mempunyai kemampuan menggunakan alat-alat

laboratorium tinggi akan memiliki penguasaan konsep yang lebih baik daripada

siswa yang memiliki kemampuan menggunakan alat-alat laboratorium rendah.

3. Perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki persepsi diri tinggi dan rendah

pada materi elektrokimia.

Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah faktor

internal berupa persepsi diri, kemampuan menggunakan alat laboratorium siswa,

minat, motivasi dan lain-lain. Persepsi diri merupakan faktor internal siswa yang

cukup diperhatikan oleh guru. Konsep-konsep dalam kimia ada yang berkaitan

antara yang satu dengan yang lainnya, contohnya adalah materi elektrokimia.

Konsep-konsep elektrokimia bukan merupakan materi baru sama sekali, akan

tetapi didukung oleh pengetahuan akan konsep-konsep sebelumnya. Persepsi diri

merupakan cara pandang siswa dan setiap siswa memiliki persepsi diri yang tidak

sama dalam materi pelajaran.

Dengan demikian dimungkinkan semakin tinggi persepsi diri siswa, maka

siswa akan siap menerima materi berikutnya, sehingga siswa akan mudah

menerima pelajaran sehingga penguasaan konsep akan tinggi. Siswa yang

Page 94: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

220

memiliki persepsi diri siswa tinggi akan memiliki penguasaan konsep yang lebih

baik daripada siswa yang memiliki persepsi diri siswa rendah.

4. Interaksi antara pembelajaran dengan metode investigasi kelompok

menggunakan eksperimen dan proyek dengan kemampuan siswa menggunakan

alat laboratorium terhadap prestasi belajar siswa.

Metode pembelajaran yang disampaikan oleh guru sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan pembelajaran. Kemampuan menggunakan alat laboratorium

siswa dalam belajar juga berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Siswa

yang mempunyai kemampuan menggunakan alat laboratorium tinggi jika diajar

dengan metode eksperimen akan mempunyai penguasaan konsep yang lebih baik

daripada metode proyek, begitu juga dengan siswa yang mempunyai kemampuan

menggunakan alat laboratorium rendah jika diajar dengan metode eksperimen

akan memiliki penguasaan konsep yang lebih baik daripada metode proyek.

Karena dengan menggunakan eksperimen, siswa yang memiliki

kemampuan menggunakan alat laboratorium tinggi terhadap percobaan kimia

akan bisa membuktikan teori yang ada, sedang pada metode proyek ditekankan

pada produk yang dihasilkan sehingga pada pembuktian teori kurang ditekankan.

Berangkat dari pemikiran tersebut, maka dapat diduga bahwa ada interaksi antara

metode pembelajaran dengan kemampuan menggunakan alat laboratorium

terhadap penguasaan konsep kimia.

Page 95: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

221

5. Interaksi antara pembelajaran dengan metode investigasi kelompok

menggunakan eksperimen dan proyek dan persepsi diri terhadap prestasi belajar

siswa.

Pada proses pembelajaran, metode mengajar yang merupakan faktor eksternal

berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Sedangkan persepsi diri

merupakan faktor internal juga berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.

Siswa yang mempunyai persepsi diri tinggi jika diajarkan dengan metode proyek

akan memiliki penguasaan konsep yang lebih baik daripada dengan metode

eksperimen. Karena dengan metode proyek siswa diberi kesempatan untuk

mengembangkan daya pikirnya untuk mencapai tujuan untuk menghasil suatu

produk sehingga dibutuhkan persepsi diri siswa.

Sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan menggunakan alat-alat

laboratorium tinggi akan penguasaan konsep lebih baik diajarkan metode

eksperimen. Karena metode eksperimen mempunyai kecenderungan hanya untuk

membuktikan teori saja. Berangkat dari pemikiran tersebut, maka dapat diduga

bahwa ada interaksi antara metode pembelajaran dengan persepsi diri terhadap

penguasaan konsep siswa.

6. Interaksi antara kemampuan siswa menggunakan alat laboratorium dan

persepsi diri terhadap prestasi belajar siswa.

Persepsi diri siswa dan kemampuan menggunakan alat laboratorium

merupakan faktor internal yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.

Page 96: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

222

Siswa yang memiliki persepsi diri tinggi dan kemampuan menggunakan alat

laboratorium tinggi akan memiliki penguasaan konsep tinggi. Namun apabila

persepsi diri tinggi, tetapi kemampuan menggunakan alat laboratorium rendah,

maka penguasaan konsepnya akan menurun. Siswa yang mempunyai persepsi diri

rendah apabila mempunyai kemampuan menggunakan alat laboratorium tinggi,

maka penguasaan konsepnya akan meningkat. Berangkat dari pemikiran tersebut

maka dapat diduga bahwa ada interaksi antara persepsi diri dengan kemampuan

menggunakan alat laboratorium dalam belajar kimia terhadap penguasaan konsep

kimia.

7. Interaksi antara pembelajaran dengan metode investigasi kelompok

menggunakan metode eksperimen dan proyek, kemampuan siswa menggunakan

alat laboratorium dan persepsi diri terhadap prestasi belajar siswa.

Dari urutan di atas telah disebutkan bahwa metode pembelajaran,

kemampuan menggunakan alat laboratorium dan persepsi diri terdapat perbedaan

terhadap penguasaan konsep. Siswa yang mempunyai persepsi diri tinggi jika

diberi pembelajaran dengan metode proyek akan mempunyai penguasaan konsep

yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai persepsi diri tinggi

diberi pembelajaran dengan metode eksperimen. Pada siswa yang mempunyai

persepsi diri dan kemampuan menggunakan alat laboratorium rendah jika diajar

dengan metode eksperimen akan mempunyai penguasaan konsep yang lebih baik

jika dibandingkan dengan menggunakan metode proyek. Dengan demikian dapat

diduga terdapat interaksi antara metode pembelajaran, persepsi diri dan

kemampuan menggunakan alat laboratorium terhadap penguasaan konsep siswa.

Page 97: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

223

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran metode

investigasi kelompok antara yang menggunakan metode eksperimen dan

proyek pada materi elektrokimia.

2. Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan

menggunakan alat laboratorium tinggi dan rendah materi elektrokimia.

3. Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki persepsi diri tinggi

dan rendah pada materi elektrokimia.

4. Terdapat interaksi antara pembelajaran dengan metode investigasi kelompok

menggunakan eksperimen dan proyek dengan kemampuan menggunakan

alat laboratorium terhadap prestasi belajar siswa materi elektrokimia.

5. Terdapat interaksi antara pembelajaran dengan metode investigasi kelompok

menggunakan eksperimen dan proyek dengan persepsi diri terhadap prestasi

belajar siswa.

6. Terdapat interaksi antara kemampuan menggunakan alat-alat laboratorium

dengan persepsi diri siswa terhadap prestasi belajar siswa.

7. Terdapat interaksi antara pembelajaran dengan metode investigasi kelompok

menggunakan metode eksperimen dan proyek, kemampuan siswa

menggunakan alat-alat laboratorium dan persepsi diri siswa terhadap prestasi

belajar siswa.

Page 98: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

224

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Page 99: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

225

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Wongsorejo Gombong, Kebumen.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan bulan Nopember Tahun Ajaran 2011.

Tabel. 3.1 Rencana Penyusunan Proposal dan Tesis

No Kegiatan Bulan, Tahun 2011 Tahun

2012

5 6 7 8 9 10 11 12 1-3 4-7

1 Judul, Penyusunan

proposal tesis

˅ ˅ ˅ ˅ ˅

2 Seminar proposal, revisi ˅

3 Uji coba instrumen,

penelitian

˅

4 Analisis data penelitian ˅

5 Penyusunan bab I, II,

III,IV,V

˅ ˅

6 Ujian Tesis, Revisi ˅

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:

a.Tahap persiapan meliputi : pengajuan judul, pembuatan proposal, permohonan

pembimbing, dan permohonan perijinan kepada lembaga terkait.

Page 100: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

226

b.Tahap pelaksanaan meliputi: uji coba instrumen penelitian, pelakanaan

mengajar dan pengambilan data.

c. Tahap penyelesaian meliputi: analisis data dan penyusunan laporan.

Penlitian ini berlangsung bulan Oktober dan November 2011. Adapun

jadwal penelitian dapat dilihat pada lampiran 1.

B. Metode penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kuasi eksperimen

dengan desain faktorial 2X2X2 dalam penelitian ini ada dua kelompok perlakuan

yaitu kelompok yang diberi pembelajaran investigasi kelompok dengan

menggunakan metode eksperimen dan kelompok yang diberi pembelajaran

investigasi kelompok dengan menggunakan metode proyek. Sebelum diberi

perlakuan, kedua kelompok di uji dahulu kemampuan awalnya apakah sama atau

tidak dengan menggunakan data hasil ulangan akhir semester II sewaktu kelas XI.

Setelah diperoleh kesamaan persepsi diri, sampel diberi tes yang berupa tes

konsep elektrokimia yang digunakan untuk mengkategorikan siswa dengan

persepsi diri tinggi dan rendah. Setelah diberikan angket persepsi diri, kemudian

kedua kelompok dikenakan angket kemampuan menggunakan alat-alat

laboratorium siswa dalam belajar kimia, untuk mengkategorikan siswa dengan

kemampuan menggunakan alat-alat laboratorium siswa dalam belajar kimia tinggi

dan rendah. Pada akhir penelitian kelompok diukur penguasaan konsepnya dengan

alat ukur yang sama. Hasil kedua pengukuan digunakan sebagai data penelitian

yang kemudian dianalisis. Adapun gambar rancangan penelitian sebagai berikut:

Page 101: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

227

Tabel. 3.2. Desain Penelitian

Investigasi Kelompok

Eksperimen

(A1)

Proyek

(A2)

Kemampuan

Menggunakan

Alat Lab tinggi

(B1)

Persepsi Diri Tinggi (C1) A1B1C1 A2B1C1

Persepsi Diri Rendah

(C2)

A1B1C2 A2B1C2

Kemampuan

Menggunakan

Alat Lab Rendah

(B2)

Persepsi Diri Tinggi (C1) A1B2C1 A2B2C1

Persepsi Diri Rendah

(C2)

A1B2C2 A2B2C2

Dari tabel di atas, A menunjukkan variabel pembelajaran investigasi

kelompok, A1 menunjukkan kelompok siswa yang diberi pembelajaran investigasi

kelompok dengan metode eksperimen, dan A2 menunjukkan kelompok yang

diberi pembelajaran investigasi kelompok dengan metode proyek. Sedangkan B1

menunjukkan variabel kemampuan menggunakan alat laboratorium, dimana

dibagi menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan rendah.

Dari tabel 3.2 di atas, A1B1C1 menunjukkan siswa yang diberi

pembelajaran investigasi kelompok dengan metode eksperimen yang kemampuan

menggunakan alat laboratorium tinggi dan persepsi diri tinggi. A1B1C2

menunjukkan siswa yang diberi pembelajaran investigasi kelompok dengan

metode eksperimen yang memiliki kemampuan menggunakan alat laboratorium

tinggi dengan persepsi diri rendah. A1B2C1 menunjukkan siswa yang diberi

pembelajaran investigasi kelompok dengan metode eksperimen yang kemampuan

Page 102: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

228

menggunakan alat laboratorium rendah dan persepsi diri tinggi. A1B2C2

menunjukkan siswa yang diberi pembelajaran investigasi kelompok dengan

metode eksperimen yang kemampuan menggunakan alat laboratorium rendah dan

persepsi diri rendah.

Sedangkan A2B1C1 menunjukkan siswa yang diberi pembelajaran

investigasi kelompok dengan metode proyek yang mempunyai kemampuan

menggunakan alat laboratorium tinggi dengan persepsi diri tinggi. A2B1C2

menunjukkan siswa yang diberi pembelajaran investigasi kelompok dengan

metode proyek yang mempunyai kemampuan menggunakan alat laboratorium

tinggi dengan persepsi diri rendah. A2B2C1 menunjukkan siswa yang diberi

pembelajaran investigasi kelompok dengan metode proyek yang mempunyai

kemampuan menggunakan alat laboratorium rendah dengan persepsi diri tinggi.

A2B2C2 menunjukkan siswa yang diberi pembelajaran investigasi kelompok

dengan metode proyek yang mempunyai kemampuan menggunakan alat

laboratorium rendah dengan persepsi diri rendah.

C. Populasi, Subyek dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK

Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/2012, yang terdiri dari 10 kelas

yaitu kelas XI MPA, XI MPB, XI MPC, XI MPD, XI MOA, XI MOB, XI MOC,

XI MOD, XI TLA, XI TLB dengan jumlah siswa 400.

2. Sampel Penelitian

Page 103: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

229

Sampel penelitian ini terdiri dari empat kelas, yaitu kelas XI MPA, XI

MPB, XI MOA, dan XI MOB. Kelas XI MPA, XI MPB, XI MOA, dan XI MOB

masing-masing terdiri 40 siswa, sehingga jumlah sampel 160 siswa. Dua kelas

diberi perlakuan pembelajaran investigasi kelompok dengan metode eksperimen

yaitu kelas XI MPA, dan XI MPB sebanyak 80 siswa, dan dua kelas lainnya

diberi perlakuan pembelajaran investigasi kelompok dengan metode proyek yaitu

kelas XI MOA dan XI MOB sebanyak 80 siswa.

3. Teknik pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini sampel di ambil empat kelas secara cluster random

sampling dari 10 kelas yang tersedia, dua kelas diberi perlakuan pembelajaran

investigasi kelompok dengan metode eksperimen dan dua kelas diberi perlakuan

pembelajaran investigasi kelompok dengan metode proyek.

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini variabel-variabel yang terlibat adalah sebagai berikut:

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Variabel bebas

Variabel bebas adalah objek pengamatan pada penelitian yang sengaja

direncanakan pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Variabel bebas dalam

Page 104: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

230

penelitian ini adalah pembelajaran investigasi kelompok dengan eksperimen dan

proyek. Pembelajaran investigasi kelompok adalah pembelajaran dimana siswa

diharapkan bisa membentuk ketrampilan untuk ambil bagian di dalam proses-

proses kelompok yang menekankan ketrampilan komunikasi interpersonal,

bekerja dan inkuiri ilmiah. Metode eksperimen adalah metode mengajar dimana

pengajar atau pelajar mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan

hasil percobaan itu. Metode eksperimen merupakan pengembangan metode

ilmiah. Metode proyek adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa suatu tugas dalam waktu tertentu secara individu atau

kelompok untuk menghasilkan suatu produk. Kegiatan yang memberikan

kesempatan untuk merangkum pengetahan dari berbagai bidang secara kritis dan

kreatif mengaplikasikannya ke dalam kehidupan nyata.

b. Variabel Moderator

1). Kemampuan menggunakan alat-alat laboratorium siswa

Kemampuan siswa menggunakan alat-alat laboratorium adalah

kemampuan untuk menggunakan alat-alat dalam laboratorium yang diperlukan.

2). Persepsi diri

Page 105: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

231

Persepsi diri adalah suatu proses menafsirkan makna dari informasi

yang ditangkap oleh panca indera yang dipengaruhi oleh sensasi, perhatian,

kebutuhan, harapan, pengetahuan dan pengalaman masa lalu orang tersebut.

c. Variabel Terikat

Prestasi belajar ranah kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan usaha untuk mendapat ilmu

pengetahuan yaitu berupa penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

2.Skala Pengukuran dari Variabel Penelitian

Variabel metode pembelajaran berupa metode eksperimen dan proyek

berskala nominal. Variabel kemampuan siswa menggunakan alat laboratorium

dan persepsi diri berskala pengukuran ordinal, yang dibedakan menjadi kategori

tinggi dan rendah. Perbedaan kategori untuk kemampuan siswa menggunakan alat

laboratorium dan persepsi diri ini berdasarkan skor rata-rata kedua kelas. Siswa

dengan perolehan skor sama dan di atas rata-rata dimasukkan dalam kategori

tinggi, sedangkan siswa dengan perolehan skor di bawah rata-rata dimasukkan

dalam kategori rendah. Variabel terikat yang diukur dalam penelitian ini meliputi

prestasi belajar kognitif yang berskala interval.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam pengujian hipotesis

digunakan beberapa teknik pengumpulan data. Teknik-teknik yang digunakan

adalah teknik angket dan teknik tes. Teknik-teknik tersebut diuraikan di bawah

ini:

Page 106: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

232

1. Teknik Angket

Suharsimi Arikunto (2006:51) mendefinisikan angket atau kuesioner

sebagai berikut “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Dalam penelitian ini angket digunakan

untuk mengetahui seberapa besar kemampuan menggunakan alat-alat

laboratorium siswa dalam belajar kimia yang dibagi dalam kategori tinggi dan

rendah.

2. Teknik Tes

Menurut Suharsimi Arikunto ( 2006:150) “tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan, pengetahuan intelejensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok”. Dalam penelitian ini teknik tes digunakan untuk

mengetahui kemampuan menggunakan alat laboratorium kelas eksperimen dan

persepsi diri siswa.

Untuk mengetahui persepsi diri, sampel diberi soal mengenai persepsi diri

sebelum pembelajaran konsep elektrokimia. Hasil nilai tes dikategorikan menjadi

kelompok tinggi dan rendah.

F. Instrumen Penelitian

Page 107: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

233

Dalam penelitian ini instrumen penelitian terbagi menjadi dua yaitu :

instrumen pelaksanaan penelitian dan instrumen pengambilan data.

1. Instrumen Pelaksanaan Penelitian

Instrumen pelaksanaan penelitian dalam penelitian ini berupa silabus,

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), langkah-langkah pembelajaran dan

lembar kegiatan siswa. Instrumen penelitian tersebut disusun peneliti dan

disesuaikan dengan silabus. Untuk menjamin bahwa instrumen pelaksanaan

penelitian valid, maka instrumen dikonsultasikan kepada pembimbing. Instrumen

pelaksanaan penelitian yang berupa silabus dapat dilihat pada lampiran 2,

instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 3,

instrumen langkah-langkah pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 4, dan

instrumen lembar kerja siswa dapat dilihat pada lampiran 5.

2. Instrumen Pengambilan Data

Instrumen pengambilan data pada penelitian ini berupa instrumen angket

dan instrumen tes. Instrumen angket berupa angket kemampuan menggunakan

alat-alat laboratorium siswa dalam belajar kimia yang berjumlah 7 item, dapat

dilihat pada lampiran 7. Sedangkan instrumen tes berupa soal materi elektrokimia

yang berjumlah 40, untuk mengetahui penguasaan konsep siswa, yang bisa dilihat

pada lampiran 8.

3. Uji coba Instrumen

Page 108: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

234

Instrumen-instrumen pengambilan data di atas disusun oleh peneliti dan

dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan diujicobakan terlebih dahulu

untuk menguji bahwa item dalam instrumen baik. Item dalam instrumen baik

harus memenuhi persyaratan dalam hal validitas, reliabilitas, derajat kesukaran

dan daya pembeda soal. Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam

ujicoba instrumen data penelitian adalah:

a. Menentukan sampel uji coba

Sampel uji coba dalam penelitian ini adalah siswa SMK Wongsorejo

Gombong tahun pelajaran 2011/2012.

b. Menentukan jumlah sampel uji coba.

Dalam penelitian ini sampel uji coba sebanyak 40 siswa.

c. Analisis data hasil uji coba

Setelah responden atau siswa menyelesaikan angket dan soal-soal uji coba,

langkah selanjutnya adalah peneliti menganalisis data hasil uji coba.

1). Validitas Angket

Untuk menentukan validitas item-item dalam angket digunakan rumus

korelasi product moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson sebagai berikut:

=

Page 109: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

235

dimana: rxy = koefisien korelasi

x = skor item

Y = skor total item

N= jumlah responden

2. Reliabilitas Instrumen Angket

Untuk menguji reliabilitas angket, dalam penelitian ini digunakan teknik

alpha sebagai berikut:

=

Dimana: r11 = reliabilitas

N = banyaknya item

= jumlah varians skor tiap-tiap item

= varians total

3). Validitas item Tes

Untuk menentukan validitas item-item tes digunakan rumus sebagai

berikut:

Page 110: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

236

Dimana: koefisien korelasi biserial

MP = rerata skor dari subyek yang menjawab benar bagi item yang

dicari validitasnya.

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

P = proporsi dari siswa yang menjawab benar

Q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p)

Hasil analisis validitas item soal yang diujicobakan terhadap 40 siswa

SMK Wongsorejo Gombong kelas XI MB yang dapat dilihat pada lampiran

menunjukkan bahwa item yang valid yaitu rxy > rtabel= 0,312 sebanyak 33 soal dan

7 soal lainnya tidak valid karena rxy < 0,312.

4). Reliabilitas Soal

Untuk menguji reliabilitas tes, dalam penelitian ini digunakan rumus

Kuder dan Richardson (K – R 20) sebagai berikut:

Dimana : R = indeks reliabilitas seluruh tes

n = jumlah item tes

Mt = means nilai (skor) total

Page 111: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

237

SD = standar deviasi

Analisis ujicoba instrumen pada lampiran menunjukkan reliabilitas yang

tinggi karena r11 > rtabel = 0,312

5). Derajat Kesukaran Soal

Soal yang baik untuk alat ukur adalah soal yang mempunyai derajat

kesukaran yang memadai, dalam arti soal tidak terlalu sukar dan tidak terlalu

mudah. Untuk mengetahui derajat kesukaran soal ditunjukkan dengan indeks

kesukaran. Besarnya indeks kesukaran dicari dengan rumus:

Dimana: P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab benar

Js = jumlah responden (siswa)

Menurut ketentuan yang diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai

berikut:

a). Soal dengan P = 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

b). Soal dengan P > 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

a). Soal dengan P > 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

Page 112: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

238

dari klasifikasi di atas soal yang dianggap baik adalah yang mempunyai indeks

kesukaran 0,30 sampai 0,70.

Analisis derajat kesukaran pada lampiran ujicoba instrumen

terdapat 1 soal sukar, 20 soal sedang, 18 soal mudah, dan 1 soal sangat mudah.

6). Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (kemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(kemampuan rendah) (Suharsimi Arikunto, 2006:211). Rumus untuk menentukan

daya pembeda (indeks diskriminasi) setiap item adalah:

=

Dimana:

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Adapun klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:

Page 113: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

239

0,00 D 0,20 = jelek

0,20 D 0,40 = cukup

0,40 D 0,70 = baik

0,70 D 1,00 = baik sekali

D = negatif berarti soal tidak baik (Suharsimi Arikunto, 2006:213-218)

Hasil analisis daya pembeda dapat dilihat pada lampiran.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk menyelidiki apakah data dalam

penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian yang akan dilakukan

untuk uji normalitasnya akan digunakan program PASW 18 dengan prosedur

sebagai berikut:

1) Menetapkan Hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

Ha : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

2) Menetapkan taraf signifikansi (α)

Page 114: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

240

Taraf signifikansi adalah angka yang menunjukkan seberapa besar peluang

terjadinya kesalahan analisa. Taraf signifikansi yang akan digunakan dalam

penelitian yang akan dilakukan adalah 0,05 atau 5%.

3). Keputusan uji

H0 ditolak jika p-value < α

b.Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi

dari sejumlah populasi sama atau tidak. Prosedur pengujiannya sebagai berikut :

1). Menetapkan Hipotesis

Hipotesis :

Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak homogen

Ha : sampel berasal dari populasi berdistribusi homogenya

2). Menetapkan taraf signifikansi (α)

Taraf signifikansi adalah angka yang menunjukkan seberapa besar peluang

terjadinya kesalahan analisa. Taraf signifikansi yang akan digunakan dalam

penelitian yang akan dilakukan adalah 0,05 atau 5%.

3). Keputusan Uji

Ho ditolak jika p-value > α

Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 17, 20 dan pada bab IV.

Page 115: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

241

2. Uji hipotesis

a. Uji analisis Variansi Tiga Jalan Isi Sel Tidak Sama

Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan mennggunakan metode

analisis variensi tiga jalan dengan isi sel tidak sama. Adapun model, hipotesis

dan langkah – langkah komputasinya :

1).Model

xijkl

Dimana xijkl= data ke-1 pada faktor A kategori ke-i, faktor B kategori ke-j dan

faktor C kategori ke-k

= rerata dari seluruh data ( rerata besar, grand mean)

i = efek faktor A kategori ke-i pada variabel terkait

j = efek faktor B kategori ke-j pada variabel terkait

k = efek faktor C kategori ke-k pada variabel terkait

ij = kombinasi efek faktor A dan B

ik = kombinasi efek A dan C

ijk = kombinasi efek faktor A,B dan C

ijkl =kesalahan pada xijkl

Page 116: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

242

1). Hipotesis

Hoa: i= untuk semua i

= Tidak ada pengaruh penggunaan pembelajaran kimia

investigasi kelompok antara metode eksperimen dan metode proyek

terhadap penguasaan konsep elektrokimia.

H1A : i 0 untuk paling sedikit satu harga i

HOB : j = 0 untuk semua j

= Tidak ada pengaruh antara kemampuan awal menggunakan alat ukur

kategori tinggi dan rendah terhadap penguasaan konsep elektrokimia.

H1B : j 0 untuk paling sedikit satu harga j

HOC : k = 0 untuk semua k

=tidak ada pengaruh antara kemampuan menggunakan alat-

alat laboratorium siswa dalam belajar kimia kategori tinggi, rendah terhadap

penguasaan konsep elektrokimia.

HIC : k untuk paling sedikit satu harga k

HOAB : ( )ij = 0 untuk semua i, j

= Tidak ada interaksi antara pembelajaran kimia investigasi

kelompok dengan metode dan persepsi diri terhadap penguasaan konsep

elektrokimia.

H1AB : ( )ij 0 untuk paling sedit satu harga i, j.

Page 117: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

243

HOAC : ( )ik = 0 untuk semua i, k

= tidak ada interaksi antara pembelajaran kimia investigasi

kelompok dengan metode dan kemampuan menggunakan alat-alat

laboratorium siswa dalam belajar kimia terhadap pengusaan konsep

elektrokimia.

HIAC : ( )ik 0 untuk paling sedikit satu harga i , k

HOBC : ( )jk =0 untuk semua j , k

= tidak ada interaksi antara persepsi diri dan kemampuan

menggunakan alat-alat laboratorium siswa dalam belajar kimia terhadap

penguasaan konsep elektrokimia.

H1BC : ( )jk 0 untuk paling sedikit satu harga j,k

HOABC : ( )ijk = 0 untuk semua i, j, k

= tidak ada interaksi antara pembelajaran kimia investigasi

kelompok dengan persepsi diri dan kemampuan menggunakan alat-alat

laboratorium siswa dalam belajar kimia terhadap penguasaan konsep

elektrokimia.

H1ABC : ijk untuk paling sedikit satu harga i, j, k

Page 118: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

244

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini meliputi data hasil uji coba kesetaraan, data

prestasi belajar kimia, data kemampuan menggunakan alat laboratorium, dan data

persepsi diri siswa. Berikut ini diberikan uraian tentang data-data tersebut:

1. Data Prestasi belajar Kimia Aspek Kognitif

Data hasil belajar yang berupa prestasi kognitif pada materi elektrokimia

dianalisis dengan menggunakan Anava tiga jalan dengan isi sel tidak sama,

dilanjutkan dengan uji lanjut (uji Scheffe) yang diolah dengan bantuan sofware

SPSS 18. Hasil analisis dapat dilihat sebagai berikut;

a.Metode Eksperimen dan Metode Proyek

Data prestasi belajar dari aspek kognitif dapat ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Page 119: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

245

Tabel 4.1. Prestasi Belajar Aspek Kognitif Metode Eksperimen dan Proyek

Eksperimen Proyek

N = 79

SD = 6,72989

= 66,8734

= 5282,9986

MIN = 51

MAX = 80

N = 81

SD = 7,0022

= 62,284

= 5045,004

MIN = 50

MAX = 80

Tabel 4.1 menunjukkan prestasi untuk kemampuan kognitif pada metode

eksperimen dengan jumlah siswa 79 diperoleh nilai minimum 51, nilai maksimum

80 dengan rata-rata 66 dan standar deviasi 6, sedangkan pada metode proyek

dengan jumlah 81 siswa diperoleh nilai minimum 50, nilai maksimum 80 dengan

rata-rata 62 dan standar deviasi 7. Distribusi frekuensi prestasi kognitif siswa

dapat ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Kognitif

Nilai interval Frekuensi Nilai Tengah Frek. Kum Frek. Relatif

50 - 57 30 53,5 30 18,75%

58 - 65 58 61,5 88 36,25%

66 - 73 53 69,5 141 33,13%

74 - 81 19 77,5 160 11,88%

Histogram prestasi belajar aspek kognitif dapat ditunjukkan pada Gambar 4.1

sebagai berikut;

Page 120: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

246

Gambar 4.1 Histogram Prestasi Belajar Aspek Kognitif

Distribusi frekuensi prestasi kognitif siswa yang mendapat perlakuan dengan

metode eksperimen dapat ditunjukkan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Kognitif dengan Metode

Eksperimen

Nilai interval Frekuensi Nilai Tengah Frek. Kum Frek. Relatif

50 – 57 8 53,5 8 10,13%

58 – 65 24 61,5 32 30,38%

66 – 73 31 69,5 63 39,24%

74 – 81 16 77,5 79 20,25%

Histogram prestasi aspek kognitif pada metode eksperimen dapat dilihat pada

Gambar 4.2 sebagai berikut;

Page 121: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

247

Gambar 4.2 Histogram Prestasi Aspek Kognitif pada Metode Eksperimen

Distribusi prestasi aspek kognitif pada metode eksperimen dapat dilihat pada

Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Kognitif dengan Metode

Proyek

Histogram prestasi belajar aspek kognitif pada metode proyek ditunjukkan pada

Gambar 4.3.

Nilai interval Frekuensi Nilai Tengah Frek. Kum Frek. Relatif

50 - 57 22 53,5 22 27,16%

58 - 65 34 61,5 56 41,98%

66 - 73 22 69,5 78 27,16%

74 - 81 3 77,5 81 3,70%

Page 122: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

248

Gambar 4.3 Histogram Prestasi Belajar Aspek Kognitif pada Metode Proyek

b. Prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan menggunakan alat

laboratorium tinggi dan kemampuan menggunakan alat laboratorium rendah

Prestasi belajar dari aspek kognitif siswa yang mempunyai kemampuan

menggunakan alat laboratorium tinggi dan rendah ditunjukkan pada Tabel 4.5

Tabel 4.5. Prestasi Belajar dari Aspek Kognitif Siswa yang mempunyai

Kemampuan Menggunakan Alat Laboratorium Kategori Tinggi

Nilai interval Frekuensi Nilai Tengah Frek. Kum Frek. Relatif

50 – 57 6 53,5 6 6,25%

58 – 65 9 61,5 15 9,38%

66 – 73 36 69,5 51 37,50%

74 – 81 13 77,5 64 13,54%

Histogram prestasi belajar aspek kognitif berdasarkan kemampuan menggunakan

alat laboratorium tinggi ditunjukkan pada Gambar 4.4.

Page 123: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

249

Gambar 4.4 Histogram Prestasi Belajar Aspek Kognitif Berdasarkan kemampuan

Menggunakan Alat Laboratorium Tinggi

Prestasi belajar dari aspek kognitif siswa yang mempunyai kemampuan

menggunakan alat laboratorium kategori rendah ditunjukkan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Prestasi Belajar dari Aspek Kognitif Siswa yang mempunyai

Kemampuan Menggunakan Alat Laboratorium Kategori Rendah

Nilai interval Frekuensi Nilai Tengah Frek. Kum Frek. Relatif

50 – 57 24 53,5 24 25,00%

58 – 65 49 61,5 73 51,04%

66 – 73 17 69,5 90 17,71%

74 – 81 6 77,5 96 6,25%

Histogram prestasi belajar aspek kognitif berdasarkan kemampuan menggunakan

alat laboratorium kategori rendah ditunjukkan pada Gambar 4.5.

Page 124: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

250

Gambar 4.5 Histogram Prestasi Belajar Aspek Kognitif Berdasarkan Kemampuan

Menggunakan Alat Laboratorium Kategori Rendah

c. Prestasi belajar siswa yang mempunyai persepsi diri tinggi dan persepsi diri

rendah

Distribusi frekuensi prestasi belajar aspek kognitif siswa yang mempunyai

persepsi diri kategori rendah ditunjukkan pada Tabel 4.7

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Kognitif Siswa yang

mempunyai Persepsi Diri Kategori Rendah

Nilai interval Frekuensi Nilai Tengah Frek. Kum Frek. Relatif

50 - 57 23 53,5 23 26,44%

58 - 65 36 61,5 59 41,38%

66 - 73 23 69,5 82 26,44%

74 - 81 5 77,5 87 5,75%

Distribusi frekuensi prestasi belajar aspek kognitif siswa yang mempunyai

persepsi diri kategori rendah ditunjukkan pada Tabel 4.8

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Kognitif Siswa yang

mempunyai Persepsi Diri Kategori Tinggi

Nilai interval Frekuensi Nilai Tengah Frek. Kum Frek. Relatif

50 - 57 7 53,5 7 9,59%

58 - 65 22 61,5 29 30,14%

66 - 73 30 69,5 59 41,10%

74 - 81 14 77,5 73 19,18%

Histogram nilai prestasi belajar aspek kognitif pada siswa yang mempunyai

persepsi diri kategori rendah ditunjukkan pada Gambar 4.6

Page 125: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

251

Gambar 4.6.Histogram Nilai Prestasi Belajar Aspek Kognitif pada Siswa yang

mempunyai Persepsi Diri Kategori Rendah

Histogram nilai prestasi belajar aspek kognitif pada siswa yang mempunyai

persepsi diri kategori tinggi ditunjukkan pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7.Histogram Nilai Prestasi Belajar Aspek Kognitif pada siswa yang

mempunyai Persepsi Diri Kategori Tinggi

d. Deskripsi prestasi belajar kimia aspek kognitif untuk tiap-tiap sel

Data prestasi belajar aspek kognitif siswa yang dipengaruhi oleh metode,

kemampuan menggunakan alat laboratorium dan persepsi diri siswa ditunjukkan

dalam Tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9. Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode Eksperimen dan Proyek

Page 126: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

252

Metode pembelajaran

Eksperimen Proyek

Kemampuan

menggunakan alat

lab. Tinggi

Persepsi diri siswa

tinggi

N = 26

= 1833

SD = 5,89406

= 70,5

N = 23

= 1575,9991

SD = 6,18554

= 68,5217

Persepsi diri siswa

rendah

N = 11

= 737,9999

SD = 5,83874

= 67,0909

N = 7

= 446,0001

SD = 9,41124

= 63,7143

Kemampuan

menggunakan alat

lab. rendah

Persepsi diri siswa

tinggi

N = 19

= 1266,0004

SD = 5,38734

= 66,6316

N = 16

= 978

SD = 4,22493

= 61,125

Persepsi diri siswa

rendah

N = 23

= 1446,0008

SD = 7,03436

= 62,8696

N = 35

= 2045,001

SD = 4,94253

= 58,4286

Tabel 4.9 menunjukkan penguasaan konsep masing-masing kelompok

eksperimen yang dipengaruhi oleh metode, kemampuan menggunakan alat

laboratorium dan persepsi diri siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kelompok siswa dengan metode eksperimen dengan kemampuan

menggunakan alat laboratorium tinggi dan persepsi diri tinggi diperoleh

Page 127: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

253

nilai prestasi kognitif siswa sebagai berikut N =26 = 1833 SD =5,

=70

2. Kelompok siswa dengan metode proyek dengan kemampuan

menggunakan alat laboratorium tinggi dan persepsi diri siswa tinggi

diperoleh nilai prestasi kognitif siswa sebagai berikut: N = 23, =

1575, SD =6, =68.

3. Kelompok siswa dengan metode eksperimen dengan kemampuan

menggunakan alat laboratorium tinggi dan persepsi diri siswa rendah

diperoleh prestasi kognitif siswa sebagai berikut: N = 11 = 737,

SD =5, =67.

4. Kelompok siswa dengan metode proyek dengan kemampuan

menggunakan alat laboratorium tinggi dan persepsi diri siswa rendah

diperoleh nilai prestasi kognitif siswa sebagai berikut: N = 7 = 446,

SD =9, = 63.

5. Kelompok siswa dengan metode eksperimen dengan kemampuan

menggunakan alat laboratorium rendah dan persepsi diri siswa tinggi

diperoleh prestasi kognitif sebagai berikut: N =19 = 1266, SD =5,

=66.

6. Kelompok siswa dengan metode proyek dengan kemampuan

menggunakan alat laboratorium rendah dan persepsi diri siswa tinggi

diperoleh nilai prestasi kognitif siswa sebagai berikut: N = 16 =978

SD = 4, = 61.

Page 128: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

254

7. Kelompok siswa dengan metode eksperimen dengan kemampuan

menggunakan alat laboratorium rendah dan persepsi diri siswa rendah

diperoleh nilai prestasi kognitif siswa sebagai berikut: N =23 =1446,

SD =7, =62.

8. Kelompok siswa dengan metode proyek dengan kemampuan

menggunakan alat laboratorium rendah dan persepsi diri siswa rendah

diperoleh nilai prestasi kognitif siswa sebagai berikut: N =35 = 2045,

SD =4, =58.

2. Data Prestasi Belajar Kimia Aspek Afektif

Dalam penelitian ini selain mengambil data prestasi belajar aspek kognitif

siswa, prestasi belajar aspek afektif juga didata dengan melalui observasi selama

penelitian berlangsung dengan menggunakan lembar observasi dilakukan oleh

peneliti dibantu oleh dua orang guru. Hasil pengumpulan data nilai afektif dapat

dilihat dalam lampiran 28. Dari hasil pengolahan dengan program sofware SPSS

18 diperoleh deskripsi statistik ditunjukkan pada lampiran. Adapun hasil analisis

statistik secara ringkas dapat ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.10. Prestasi Belajar Aspek Afektif dengan Metode Eksperimen dan

Proyek

Eksperimen Proyek

N = 79

SD = 6,22311

N = 81

SD = 7,32537

Page 129: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

255

= 79,3038

= 6265,0002

MIN = 67

MAX = 92

= 71,3704

= 5781,0024

MIN = 53

MAX = 88

Tabel 4.10 menunjukkan prestasi belajar afektif pada kedua metode baik

eksperimen maupun proyek, pada metode eksperimen dengan jumlah siswa 79

diperoleh nilai minimum 67, nilai maksimum 92 dengan rata-rata 79 dan standar

deviasi 6, sedangkan pada metode proyek dengan jumlah siswa 81 diperoleh nilai

minimum 53, nilai maksimum 88 dengan rata-rata 71 dan standar deviasi 7. Data

masing-masing sel dapat ditunjukan dalam tabel-tabel sebagai berikut:

Distribusi frekuensi prestasi belajar aspek afektif metode eksperimen dan proyek

ditunjukkan pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Afektif Metode

Eksperimen dan Proyek

Interval Frekuensi

Eksperimen Proyek

53 – 60

61 - 68

69 - 76

77 – 84

85 - 92

0

7

18

36

18

3

30

27

18

3

79 81

Page 130: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

256

Distribusi frekuensi prestasi afektif siswa dapat ditunjukkan pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Afektif Siswa.

Niai interval Frekuensi Nilai Tengah Frek. Kum Frek. Relatif

53 – 60 3 56,5 3 1,88%

61 – 68 37 64,5 40 23,13%

69 – 76 45 72,5 85 28,13%

77 – 84 54 80,5 139 33,75%

85 – 92 21 88,5 160 13,13%

Histogram prestasi belajar aspek afektif ditunjukkan pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8. Histogram Prestasi Belajar Aspek Afektif

Prestasi belajar aspek afektif metode eksperimen ditunjukkan pada Tabel 4.13

Tabel 4.13. Prestasi Belajar Aspek Afektif Metode Eksperimen

Niai interval Frekuensi Nilai Tengah Frek. Kum Frek. Relatif

53 – 60 0 56,5 0 0,00%

61 – 68 7 64,5 7 8,86%

69 – 76 18 72,5 25 22,78%

77 – 84 36 80,5 61 45,57%

Page 131: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

257

85 – 92 18 88,5 79 22,78%

Histogram prestasi belajar aspek afektif metode eksperimen ditunjukkan pada

Gambar 4.9.

Gambar 4.9. Histogram Prestasi Belajar Aspek Afektif Metode Eksperimen

Distribusi prestasi belajar aspek afektif metode proyek ditumjukkan pada Tabel

4.14

Tabel 4.14. Prestasi Belajar Aspek Afektif Metode Proyek

Niai interval Frekuensi Nilai Tengah Frek. Kum Frek. Relatif

53 - 60 3 56,5 3 3,70%

61 - 68 30 64,5 33 37,04%

69 - 76 27 72,5 60 33,33%

77 - 84 18 80,5 78 22,22%

85 - 92 3 88,5 81 3,70%

Page 132: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

258

Histogram prestasi belajar aspek afektif metode proyek ditunjukkan pada Gambar

4.10.

Gambar 4.10. Histogram Prestasi Belajar Aspek Afektif Metode Proyek

Prestasi belajar aspek afektif kemampuan menggunakan alat laboratorium

kategori rendah ditunjukkan pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15. Prestasi Belajar Aspek Afektif Kemampuan Menggunakan Alat

Laboratorium Kategori Rendah

Niai interval Frekuensi Nilai Tengah Frek. Kum Frek. Relatif

53 - 60 1 56,5 1 1,20%

61 - 68 26 64,5 27 31,33%

69 - 76 30 72,5 57 36,14%

77 - 84 18 80,5 75 21,69%

85 - 92 8 88,5 83 9,64%

Histogram prestasi afektif berdasarkan kemampuan menggunakan alat

laboratorium kategori rendah ditunjukkan pada Gambar 4.11.

Page 133: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

259

Gambar 4.11. Histogram Prestasi Afektif Berdasarkan Kemampuan Menggunakan

Alat Laboratorium Kategori Rendah

Distribusi prestasi belajar aspek afektif kemampuan menggunakan alat

laboratorium kategori tinggi pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16. Prestasi Belajar Aspek Afektif Kemampuan Menggunakan Alat

Laboratorium Kategori Tinggi

Niai interval Frekuensi Nilai Tengah Frek. Kum Frek. Relatif

53 - 60 2 56,5 2 2,60%

61 - 68 11 64,5 13 14,29%

69 - 76 15 72,5 28 19,48%

77 - 84 36 80,5 64 46,75%

85 - 92 13 88,5 77 16,88%

Histogram prestasi afektif berdasarkan kemampuan menggunakan alat

laboratorium kategori tinggi ditunjukkan pada Gambar 4.12.

Page 134: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

260

Gambar 4.12 Histogram Prestasi Belajar Aspek Afektif Berdasarkan Kemampuan

Menggunakan Alat Laboratorium Kategori Tinggi

b. Persepsi diri

Distribusi prestasi belajar aspek afektif persepsi diri siswa kategori rendah

ditunjukkan pada tabel 4.17.

Tabel 4.17. Prestasi Belajar Aspek Afektif Persepsi Diri Siswa Kategori Rendah

Nilai interval Frekuensi Nilai Tengah Frek. Kum Frek. Relatif

53 – 60 1 56,5 1 1,52%

61 – 68 24 64,5 25 36,36%

69 – 76 22 72,5 47 33,33%

77 – 84 13 80,5 60 19,70%

85 – 92 6 88,5 66 9,09%

Histogram prestasi belajar aspek afektif berdasarkan persepsi diri kategori rendah

ditunjukkan pada Gambar 4.13.

Page 135: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

261

Gambar 4.13 Histogram Prestasi Belajar Aspek Afektif Berdasarkan Persepsi

Diri Kategori Rendah

Distribusi prestasi belajar aspek afektif persepsi diri siswa kategori tinggi

ditunjukkan pada Tabel 4.18

Tabel 4.18. Prestasi Belajar Aspek Afektif Persepsi Diri Siswa Kategori Tinggi

Nilai interval Frekuensi Nilai Tengah Frek. Kum Frek. Relatif

53 - 60 2 56,5 2 2,13%

61 - 68 13 64,5 15 13,83%

69 - 76 23 72,5 38 24,47%

77 - 84 41 80,5 79 43,62%

85 - 92 15 88,5 94 15,96%

Histogram prestasi belajar aspek afektif berdasarkan persepsi diri kategori tinggi

ditunjukkan pada Gambar 4.14

Page 136: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

262

Gambar 4.14 Histogram Prestasi Belajar Aspek Afektif Berdasarkan Persepsi Diri

Kategori Tinggi

B. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

dengan bantuan program Shoftware SPSS 18 . Diperoleh keputusan Ho ditolak jika

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau p-value > 0,05.

a. Hasil uji normalitas prestasi aspek kognitif dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.19. Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Aspek Kognitif

N

o

Variabel Kolmogorov

-Smirnova

Keputusan Kesimpulan

1 Siswa yang diberi

Eksperimen

0.080 Ho diterima Populasi berdistribusi normal

2 Siswa yang diberi

Proyek

0.200* Ho diterima Populasi berdistribusi normal

3 Siswa yang memiliki

Kemampuan

Menggunakan alat

Rendah

0.200* Ho diterima Populasi berdistribusi normal

Page 137: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

263

4 Siswa yang memiliki

Kemampuan Mengg.

alat Tinggi

0.200* Ho diterima Populasi berdistribusi normal

5 Siswa yang memiliki

Persepsi diri rendah

0.200* Ho diterima Populasi berdistribusi normal

6 Siswa yang memiliki

Persepsi diri tinggi

0.200* Ho diterima Populasi berdistribusi normal

7 Metode Eksperimen

untuk siswa yang

memiliki menggunakan

alat rendah dan

persepsi diri rendah

0.074 Ho diterima Populasi berdistribusi normal

8 Metode Eksperimen

untuk siswa yang

memiliki menggunakan

alat rendah dan

persepsi diri tinggi

0.200* Ho diterima Populasi berdistribusi normal

9 Metode Eksperimen

untuk siswa yang

memiliki menggunakan

alat tinggi dan persepsi

diri rendah

0.200* Ho diterima Populasi berdistribusi normal

10 Metode Eksperimen

untuk siswa yang

memiliki menggunakan

alat tinggi dan persepsi

diri tinggi

0.141 Ho diterima Populasi berdistribusi normal

Lanjutan tabel 4.19

11 Metode proyek untuk

siswa yang memiliki

menggunakan alat

rendah dan persepsi

diri rendah

0.200* Ho diterima Populasi berdistribusi normal

12 Metode proyek untuk

siswa yang memiliki

menggunakan alat

rendah dan persepsi

diri tinggi

0.200* Ho diterima Populasi berdistribusi normal

13 Metode proyek untuk

siswa yang memiliki

menggunakan alat

tinggi dan persepsi diri

rendah

0.200* Ho diterima Populasi berdistribusi normal

14 Metode proyek untuk

siswa yang memiliki

0.044 Ho ditolak Populasi berdistribusi tidak

normal

Page 138: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

264

menggunakan alat

tinggi dan persepsi diri

tinggi

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal

dari populasi yang homogen atau tidak.

Tabel 4.20. Tabel Uji Homogenitas Prestasi Belajar Aspek Kognitif

No Faktor F P-value Jenis Test Keputusan

Ho

Kesimpulan

1 Metode 0,483 0,488 Levene's

Test

Ho diterima Homogen

2 Kemampuan

menggunakan

alat

0,071 0,790 Levene's

Test

Ho diterima Homogen

3 Presepsi diri 0,546 0,461 Levene's

Test

Ho diterima Homogen

4 metode*

Kemampuan

menggunakan

alat

1,486 0,221 Levene's

Test

Ho diterima Homogen

5 metode*

Presepsi diri

0,162 0,992 Levene's

Test

Ho diterima Homogen

6 Kemampuan

menggunakan

alat *

Presepsi diri

0,650 0,584 Levene's

Test

Ho diterima Homogen

Lanjutan tabel 4.20

7 Setiap Sel 1,999 0,059 Levene's Test Ho diterima Homogen

C. Pengujian Hipotesis

Page 139: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

265

1.Uji hipotesis kognitif

Tabel 4.21. Tabel Uji Hipotesis Prestasi Belajar Aspek Kognitif

No

.

Yang diUji F hitung p-value Hipotesis Hasil Uji

1. metode 13.375 0.000 H0A ditolak ada Perbedaan

(berpengaruh)

2. kemp_alat 24.645 0.000 H0B ditolak ada Perbedaan

(berpengaruh)

3. presepsi_diri 12.300 0.001 H0c ditolak ada Perbedaan

(berpengaruh)

4. metode * kemp_alat 1.205 0.274 H0AB Tidak ditolak

/diterima

Tidak Ada

Interaksi

(tidak

berpengaruh)

5. metode *

presepsi_diri

0.006 0.937 H0AC Tidak ditolak

/diterima

Tidak Ada

Interaksi

(tidak

berpengaruh)

6. kemp_alat *

presepsi_diri

0.177 0.675 H0BC Tidak ditolak

/diterima

Tidak Ada

Interaksi

(tidak

berpengaruh)

7. metode * kemp_alat

* presepsi_diri

0.347 0.557 H0ABC Tidak

ditolak /diterima

Tidak Ada

Interaksi

(tidak

berpengaruh)

D. Pembahasan

Page 140: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

266

1. Hipotesis Pertama

Dari hasil analisis untuk p-value prestasi kognitif = 0,000. Oleh karena p-

value < 0,05 maka hipotesis H1 : diterima artinya ada perbedaan pembelajaran

kimia dengan metode eksperimen dan metode proyek terhadap prestasi belajar

pada materi elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong tahun

pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa ada

perbedaan prestasi belajar pada metode eksperimen dan proyek terhadap prestasi

belajar aspek kognitif dan afektif belajar kimia pada materi elektrokimia kelas XI

SMK Wongsorejo Gombong tahun pelajaran 2011/2012.

Metode eksperimen merupakan metode pembelajaran yang sangat penting

bidang studi kimia dan metode pembelajaran sebagai faktor ekstern yang

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Dua metode pembelajaran yang berbeda

tentunya mempunyai pengaruh yang berbeda pula terhadap prestasi belajar. Dari

hasil uji lanjut dilihat bahwa rerata hasil prestasi kognitif siswa yang dikenakan

perlakuan dengan metode eksperimen lebih baik daripada siswa yang

mendapatkan perlakuan metode proyek. Hal ini dapat dijelaskan bahwa metode

eksperimen lebih terstruktur dan terarah. Guru membimbing lebih komprehensif

langkah demi langkah sehingga dapat menekan tingkat kesalahan siswa dalam

melakukan kegiatan eksplorasi penguasaan konsep sedangkan pada proyek guru

lebih kurang dalam mengorganisasikan proses pembelajaran. Guru hanya

menyiapkan alat dan bahan, problem atau masalah serta memberi motivasi dalam

bentuk-bentuk pertanyaan untuk mengarahkan proses pemecahan masalah, siswa

lebih leluasa dalam melakukan kegiatan sehingga waktu kurang diperhitungkan

Page 141: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

267

dan kelemahan dari proyek adalah siswa tidak terbiasa melakukan akan

mengalami kesulitan.

Dan pada hasil rerata nilai afektif pada kelas yang mendapat metode

eksperimen lebih baik daripada kelas yang mendapat metode proyek tetapi pada

hasil kelas proyek lebih baik daripada kelas eksperimen. Hal ini sesuai dengan

kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode. Kelebihan metode

eksperimen lebih terstruktur, terkendali dan terarah tetapi kelemahannya siswa

tidak bebas melakukan psikomotornya sesuai keinginan, sedangkan metode

proyek bebas menentukan langkah sendiri, mengembangkan diri sesuai dengan

kemampuan dan kelemahan dari metode proyek adalah jika faktor intern siswa

rendah seperti kematangan, kecerdasan, motivasi dan pengalaman minim maka

akan mengalami kendala dan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Dari hasil analisis data dan hasil analisis pembelajaran yang berlangsung

selama penelitian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar pada aspek kognitif

dan afektif, siswa yang mendapat perlakuan dengan metode eksperimen lebih baik

daripada kelompok siswa yang mendapat perlakuan dengan metode proyek pada

materi elektrokimia tetapi pada aspek afektif siswa yang mendapat perlakuan

dengan metode proyek prestasinya lebih baik daripada siswa yang mendapat

perlakuan dengan metode pembelajaran eksperimen.

2. Hipotesis kedua

Dari hasil analisis didapatkan p-value =0,000, oleh karena p-value < 0,05

maka hipotesis alternatifnya H1 : diterima artinya ada perbedaan antara

Page 142: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

268

kemampuan menggunakan alat laboratorium tinggi dan kemampuan

menggunakan alat laboratorium rendah terhadap prestasi belajar aspek kognitif

pada materi elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong tahun

pelajaran 2011/2012. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh kenyataan tidak

terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara siswa yang mempunyai

kemampuan menggunakan alat laboratorium tinggi dan rendah. Hal ini

mengandung makna bahwa kemampuan menggunakan alat laboratorium

merupakan faktor intern siswa yang terdiri rasa ingin tahu, jujur, obyektif,

terbuka, toleran, optimis, berkemauan tinggi dan bertanggung jawab dapat

menunjang keberhasilan dalam belajar siswa namun pada kenyataannya rentang

skor kemampuan menggunakan alat laboratorium tentu seperti yang terjadi pada

penelitian ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan karena secara riil

siswa yang kemampuan menggunakan alat laboratorium rendah dengan skor di

bawah sebagai pembanding siswa yang kemampuan menggunakan alat

laboratorium tinggi dapat dikatakan tidak ada namun dari segi nilai afektif ada

perbedaan antara siswa yang mempunyai kemampuan menggunakan alat

laboratorium tinggi dan rendah yang sama dari uji lanjut siswa yang mempunyai

kemampuan menggunakan alat laboratorium tinggi lebih baik prestasinya

daripada siswa yang mempunyai kemampuan menggunakan alat laboratorium

rendah.

3. Hipotesis Ketiga

Dari hasil analisis diperoleh p-value =0,001, karena p-value < 0,05 maka

hipotesis alternatifnya H1 : diterima artinya ada perbedaan antara persepsi diri

Page 143: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

269

siswa tinggi dan persepsi diri siswa rendah di kedua metode pembelajaran

terhadap prestasi belajar baik kognitif dan afektif pada materi elektrokimia siswa

kelas XI SMK Wongsorejo Gombong

Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh kenyataan bahwa terdapat

perbedaan prestasi kognitif siswa yang mempunyai persepsi diri tinggi dan siswa

yang mempunyai pesepsi diri rendah artinya siswa dengan persepsi diri tinggi

akan lebih tinggi hasil belajarnya terlihat dari hasil rerata bahwa siswa dengan

persepsi diri tinggi mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang

persepsi diri rendah dari kedua metode. Hal ini sesuai dengan teori belajar bahwa

persepsi diri sebagai faktor intern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. Hal

ini berarti siswa dengan metode eksperimen maupun proyek siswa yang

mempunyai persepsi diri tinggi dalam melakukan penemuan konsep elektrokimia

lebih baik prestasinya daripada siswa yang mempunyai persepsi diri rendah.

4. Hipotesis Keempat

Dari hasil analisis diperoleh p-value = 0,274, oleh karena p-value lebih

besar 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada interaksi antara metode,

kemampuan menggunakan alat laboratorium tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar pada materi elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong

tahun pelajaran 2011/2012. Jadi dari hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan

bahwa tidak ada interaksi antara penggunaan metode dengan kemampuan

menggunakan alat laboratorium tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

kognitif pada materi elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong

Page 144: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

270

tetapi ada interaksi antara penggunaan metode dengan kemampuan menggunakan

alat laboratorium tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar aspek afektif. Dari

hasil uji lanjut dapat dilihat bahwa rerata hasil prestasi kognitif, siswa yang

mendapatkan pembelajaran metode eksperimen lebih baik daripada siswa yang

mendapatkan pembelajaran proyek.

Dari hasil analisis data dan hasil analisis pembelajaran yang berlangsung

selama penelitian dapat disimpulkan siswa dengan kemampan menggunakan alat

laboratorium tinggi pada kategori persepsi diri tinggi metode proyek lebih baik

daripada metode eksperimen tetapi pada siswa dengan kemampuan menggunakan

alat laboratorium tinggi dengan persepsi diri rendah metode eksperimen lebih baik

daripada metode proyek. Tidak ada interaksi pada prestasi belajar aspek kognitif

dapat dijelaskan bahwa kemampuan menggunakan alat laboratorium sendiri

merupakan bukan bagian dari nilai afektif jika kemampuan menggunakan alat

laboratorium tinggi maka nilai afektifnya rendah dan jika kemampuan

menggunakan alat laboratorium rendah maka nilai afektifnya tinggi

5. Hipotesis Kelima

Dari hasil analisis diperoleh p-value = 0,937, oleh karena p-value lebih

besar 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada interaksi antara penggunaan

metode dengan persepsi diri siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi kognitif

pada materi elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong tahun

pelajaran 2011/2012. Jadi dari hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa

tidak ada interaksi antara penggunaan metode dengan persepsi diri siswa tinggi

Page 145: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

271

dan rendah terhadap prestasi belajar baik kognitif dan afektif pada materi

elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong tahun pelajaran

2011/2012.

Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan persepsi diri siswa

dapat dijelaskan sebagai berikut: metode yang diterapkan baik eksperimen

maupun, siswa yang mempunyai persepsi diri siswa akan memiliki prestasi

kognitif yang lebih baik daripada siswa yang memiliki persepsi diri rendah dan

pada penelitian ini dari hasil statistik menunjukkan bahwa metode yang

diterapkan baik eksperimen maupun proyek siswa yang mempunyai persepsi diri

tinggi memiliki prestasi kognitif yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai

persepsi diri rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara

penggunaan metode eksperimen dan proyek dan persepsi diri siswa pada materi

elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong tahun pelajaran

2011/2012.

6. Hipotesis Keenam

Dari hasil penelitian diperoleh p-value = 0,675 oleh karena p-value lebih

besar 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada interaksi antara kemampuan

menggunakan alat laboratorium dan persepsi diri siswa terhadap prestasi belajar

pada materi elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong tahun

pelajaran 2011/2012. Jadi dari hasil perhitungan tersebut dapat bahwa tidak ada

interaksi antara kemampuan menggunakan alat laboratorium dengan persepsi diri

siswa terhadap prestasi belajar baik kognitif dan afektif pada materi elektrokimia

Page 146: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

272

siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini

berarti baik untuk siswa yang mempunyai kemampuan menggunakan alat

laboratorium tinggi atau rendah prestasi belajar siswa yang persepsi diri tinggi

lebih baik daripada siswa yang persepsi diri rendah. Demikian juga siswa yang

mempunyai persepsi diri tinggi atau rendah prestasi belajar siswa yang persepsi

diri tinggi lebih baik daripada siswa yang persepsi diri rendah.

7. Hipotesis Ketujuh

Dari hasil diperoleh p-value = 0,557, oleh karena p-value lebih besar 0,05;

maka Ho diterima, berarti tidak ada interaksi antara metode eksperimen, proyek,

kemampuan menggunakan alat laboratorium dan persepsi diri tidak memberikan

pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar pada materi elektrokimia siswa kelas

XI SMK Wongsorejo Gombong tahun 2011/2012. Tidak adanya interaksi antara

kemampuan menggunakan alat laboratorium dengan persepsi diri siswa dapat

dijelaskan bahwa hasil statistik menunjukkan metode eksperimen lebih baik

daripada proyek, siswa dengan kemampuan menggunakan alat laboratorium tinggi

lebih baik daripada yang rendah, siswa dengan persepsi diri tinggi lebih baik

daripada persepsi diri rendah.

E. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini ada beberapa keterbatasan diantaranya :

1. Data kemampuan menggunakan alat laboratorium diperoleh dengan

praktikum yang mempunyai keterbatasan waktu dan angket persepsi diri

Page 147: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

273

diperoleh dengan tes tertulis dimana siswa dalam mengerjakan soal

tersebut bisa saja asal-asalan.

2. Soal tes kognitif yang digunakan masih kurang mewakili kelima tingkat

kesukaran yaitu mudah sekali, mudah, sedang, sukar, dan sukar sekali.

3. Pengambilan atau pendataan nilai prestasi belajar aspek kognitif dan

afektif masih manual dengan pengamatan langsung yang tidak dapat

diulang, sehingga kami merasa masih kurang maksimal.

Page 148: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

274

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan hasil analisis data yang

telah dikemukakan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis dengan taraf signifikansi 5% didapatkan nilai F

hitung = 13,375 dengan probabilitas p-value = 0.000. Oleh karena p-value <

0,05 maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan prestasi belajar siswa aspek

kognitif pada metode eksperimen dan metode proyek dalam belajar kimia pada

materi elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong tahun

pelajaran 2011/2012. Untuk rata-rata nilai pada kelompok siswa dengan

metode eksperimen 66 dan pada kelompok proyek 62. Berdasarkan nilai rata-

rata ini maka metode eksperimen lebih baik daripada metode proyek.

2. Berdasarkan hasil analisis dengan taraf signifikansi 5% didapatkan F hitung =

24,645 dengan probabilitas p-value = 0,000. Oleh karena p-value < 0,05 maka

Ho ditolak berarti ada perbedaan prestasi belajar siswa antara kemampuan

menggunakan alat laboratorium tinggi dan rendah pada materi elektrokimia

Page 149: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

275

siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong tahun pelajaran 2011/2012. Untuk

rata-rata nilai pada kelompok siswa dengan kemampuan menggunakan alat

laboratorium kategori tinggi 67 dan menggunakan alat laboratorium kategori

rendah 62.

3. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai F hitung =12,3 dengan p-value =

0,001. Oleh karena p-value < 0,05 maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan

antara persepsi diri tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia pada

materi elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong tahun

pelajaran 2011/2012. Untuk rata-rata nilai pada kelompok siswa dengan

persepsi diri siswa kategori tinggi 66 dan persepsi diri siswa kategori rendah

63.

4. Berdasarkan hasil analisis dengan taraf signifikansi 5% didapatkan nilai F

hitung = 1,205 dengan p-value = 0,247. Oleh karena p-value > 0,05 Ho

diterima, berarti tidak terdapat interaksi antara metode eksperimen dan proyek

dan kemampuan menggunakan alat laboratorium terhadap prestasi belajar

kognitif pada materi elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong

tahun pelajaran 2011/2012.

5. Berdasarkan hasil analisis dengan taraf signifikansi 5% didapatkan nilai F

hitung = 0,006 dengan p-value = 0,937. Oleh karena p-value > 0,05 maka Ho

diterima, berarti tidak ada interaksi antara penggunaan metode eksperimen dan

proyek dan persepsi diri siswa terhadap prestasi kognitif dan afektif pada

Page 150: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

276

materi elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong tahun

pelajaran 2011/2012.

6. Berdasarkan hasil analisis dengan taraf signifikansi 5% didapatkan F hitung =

0,177 dengan p-value = 0,675. Oleh karena p-value > 0,05 maka Ho diterima

berarti tidak ada interaksi antara kemampuan menggunakan alat laboratorium

dengan persepsi diri terhadap prestasi kognitif dan afektif pada materi

elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong tahun pelajaran

2011/2012.

7. Berdasarkan hasil analisis dengan taraf signifikansi 5% didapatkan F hitung =

0,347 dengan p-value =0.557. Oleh karena p-value > 0,05 maka Ho diterima,

berarti tidak ada interaksi antara penggunaan metode eksperimen, proyek,

kemampuan menggunakan alat laboratorium dan persepsi diri siswa terhadap

prestasi kognitif dan afektif pada materi elektrokimia siswa kelas XI SMK

Wongsorejo Gombong tahun pelajaran 2011/2012.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, implikasi yang dapat peneliti sampaikan

adalah:

1. Implikasi Teoritis

a. Metode eksperimen dan proyek terdapat perbedaan yang signifikan terhadap

prestasi belajar siswa, khususnya aspek kognitif dan afektif pada materi

elektrokimia. Dalam penelitian metode eksperimen lebih baik prestasinya

Page 151: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

277

dikarenakan metode eksperimen lebih terstruktur dan terarah yang sangat

cocok untuk siswa yang penalaran pengembangannya kurang. Sehingga

metode eksperimen dapat digunakan sebagai metode pembelajaran alternatif

untuk meningkatkan penguasaan konsep proses pembelajaran khususnya

materi elektrokimia.

b. Kemampuan menggunakan alat laboratorium merupakan faktor intern siswa

yang mempunyai perbedaan pada prestasi belajar kimia. Guru hendaknya

memotivasi siswa yang kemampuan menggunakan alat laboratorium rendah.

Kemampuan menggunakan alat laboratorium pada penelitian ini ada perbedaan

yang signifikan pada kategori tinggi dan rendah. Sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa seorang pendidik dapat membangkitkan atau

menigkatkan kemampuan menggunakan alat laboratoriumnya.

c. Persepsi diri siswa yang merupakan faktor intern yang mempunyai pengaruh

pada prestasi belajar kimia, dalam penelitian ini siswa yang persepsi dirinya

tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang

mempunyai persepsi dirinya rendah. Guru hendaknya memotivasi siswa yang

persepsi dirinya rendah untuk memperoleh prestasi yang lebih baik. Dengan

demikian sebaiknya seorang pendidik dapat membangkitkan persepsi diri siswa

untuk memperoleh prestasi yang lebih baik.

d. Dalam upaya peningkatan penguasaan konsep siswa, dapat dilihat dari metode

yang digunakan dan kemampuan menggunakan alat laboratorium dalam

belajar. Pembelajaran dengan metode eksperimen dan proyek prestasi belajar

Page 152: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

278

siswa yang kemampuan menggunakan alat laboratoriumnya tinggi lebih baik

daripada dengan kenmampuan menggunakan alat laboratorium rendah

sehingga untuk meningkatkan prestasi pada kedua metode dilakukan dengan

meningkatkan kemampuan menggunakan alat laboratorium.

e. Dalam upaya peningkatan penguasaan konsep siswa, dapat dilihat dari metode

yang digunakan dan persepsi diri siswa dalam belajar. Pembelajaran dengan

metode eksperimen dan proyek, prestasi belajar yang persepsi dirinya tinggi

lebih baik daripada metode dapat dilakukan dengan meningkatkan persepsi diri

siswa.

f. Dalam upaya peningkatan penguasaan konsep siswa, dapat dilihat dari

kemampuan menggunakan alat laboratorium dan persepsi diri siswa. Prestasi

belajar siswa yang kemampuan menggunakan alat laboratorium tinggi tentunya

lebih baik daripada siswa yang kemampuan menggunakan alat laboratorium

rendah dan persepsi dirinya tinggi lebih baik daripada siswa yang persepsi

dirinya rendah, sehingga untuk meningkatkan prestasi belajar pada kedua

metode dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan menggunakan alat

laboratorium dan persepsi diri siswa.

g. Prestasi belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode

eksperimen dengan memperhatikan kemampuan menggunakan alat

laboratorium serta persepsi diri siswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai masukan bagi seorang pendidik dan calon pendidik untuk

meningkatkan prestasi belajar kimia pada materi elektrokimia dengan

Page 153: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

279

menggunakan metode eksperimen dengan meningkatkan kemampuan

menggunakan alat laboratorium dan persepsi diri siswa.

2. Implikasi Praktis

a. Metode eksperimen mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang

lebih baik daripada metode proyek. Maka metode eksperimen dapat diterapkan

dalam kurikulum KTSP dan sebagai metode pembelajaran sains karena siswa

lebih aktif, kreatif, terampil, obyektif dan kritis dalam memecahkan masalah.

b. Kemampuan menggunakan alat laboratorium merupakan faktor intern siswa

dapat dikembangkan untuk menunjang tercapainya prestasi belajar. Siswa yang

mempunyai kemampuan menggunakan alat laboratorium mempunyai prestasi

yang lebih baik, maka guru dapat memotivasi siswa agar mempunyai

kemampuan menggunakan lat laboratorium yang tinggi dalam menggunakan

metode eksperimen.

c. Siswa yang persepsi dirinya tinggi mempunyai prestasi yang lebih baik dalam

mengikuti pembelajaran dengan metode eksperimen maupun metode proyek.

Maka guru dapat memotivasi siswa agar siswa yang persepsi dirinya rendah

agar dapat memperoleh prestasi yang lebih baik.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian maka penulis

mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Pendidik

Page 154: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

280

a. Dalam belajar kimia dengan metode eksperimen, guru menyiapkan alat

dan bahan lengkap.

b. Guru harus menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan secara cermat.

c. Guru harus menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dan diberi label.

d. Guru menyiapkan dan memberikan petunjuk penggunaan alat dan bahan.

e. Guru memberikan peringatan dalam menggunakan alat dan bahan yang

sifatnya berbahaya.

f. Sebelum melakukan kegiatan eksperimen oleh siswa maka guru harus

mencoba terlebih dahulu agar mengetahui kesalahan-kesalahan yang

mungkin terjadi.

g. Pembentukan kelompok dilakukan oleh guru agar diperoleh anggota

kelompok yang heterogen.

h. Dalam proses pembelajaran kimia perlu memperhatikan kemampuan

menggunakan alat laboratorium dan persepsi diri siswa yang dimiliki, guru

dapat menumbuhkan, mengarahkan, dan membimbing peserta didik pada

pembelajaran. Salah satu metode yang memanfaatkan dan mengarahkan

kemampuan menggunakan alat laboratorium dan persepsi diri siswa adalah

dengan metode eksperimen.

2. Bagi Peserta Didik

a. Setiap peserta didik mempunyai kemampuan menggunakan alat

laboratorium yang berbeda-beda dan masing-masing dapat dikembangkan,

karena dengan kemampuan menggunakan alat laboratorium dan persepsi

diri tinggi dapat meningkatkan prestasi belajar.

Page 155: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI … · Semester 1 di SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/ 2012) dengan baik. berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

281

b. Peserta didik hendaknya mempunyai kemampuan menggunakan alat

laboratorium dan persepsi diri yang tinggi pula.

c. Sebaiknya siswa didalam melakukan kegiatan penuh dengan ketelitian dan

kecermatan.

d. Sebaiknya siswa sebelum melakukan kegiatan eksperimen benar-benar

memahami langkah kerja dan tujuan dari eksperimen.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah

metode eksperimen dan proyek yang ditinjau dari kemampuan

menggunakan alat laboratorium dan persepsi diri siswa. Bagi para calon

peneliti lain mungkin dapat melakukan penelitian yang lain, yang mungkin

dari metode yang akan digunakan dalam penelitian bahkan mungkin dari

tinjauan yang lainnya.

b. Hasil penelitian hanya terbatas pada materi elektrokimia, peserta didik

kelas XI SMK Wongsorejo Gombong kabupaten Kebumen, sehingga

mungkin bisa diterapkan pada pokok bahasan lain dan mungkin di sekolah

lain.

c. Harapan peneliti bagi peneliti yang lain adalah apa yang diteliti pada

penelitian ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi

peneliti maupun pendidik pada umumnya.

d. Pengukuran kemampuan menggunakan alat laboratorium antara kategori

tinggi dan rendah diharapkan sangat jelas jika perlu adanya kategori

sedang.