pembelajaran elearning · pembelajaran elearning petunjuk: bacalah makalah ini dengan seksama...
TRANSCRIPT
Pembelajaran Elearning
Petunjuk: Bacalah makalah ini dengan seksama kemudian jawablah pertanyaan dengan ditulis tangan
(jawabanya saja) dan diserahkan pada hari selasa depan jam 15.00 wib.
Pertanyaan :
ESSAY
1) Pengertian roadmap penelitian adalah : ....................................
2) Sebutkan beberapa langkah yang biasa ditempuh dalam metode ilmiah antara lain adalah :
3) Sebutkan Beberapa cara untuk mengidentifikasi masalah penelitian dibidang keperawtan adalah
sebagai berikut : ....................................
4) selalu siap agar dapat menangkap permasalahan yang timbul selama melakukan obsevasi. Sebagai
ilustrasi misalnya Isaac Newton dapat menemukan hukum gravitasi bumi, setelah dia kejatuhan buah
apel. Banyak orang yang sebelumnya juga kejatuhan buah apel seperti Isaac Newton, tetapi tidak
ada yang berfikir tentang hukum gravitasi bumi, oleh karena pikiran mereka belum siap siaga untuk
menangkap makna yang terkandung dalam peristiwa jatuhnya apel ke kepala mereka, ilustrasi ini
disebut sebagai : ....................................
5) “Seorang penderita malaria, ia mencoba berbagai kemungkinan untuk menyembuhkan
penyakitnyatersebut tetapi selalu gagal. Pada suatu hari ketika sedang mengembara dihutan ia
kehausan dan minum air parit yang begitu jernih, tetapi rasanya pahit sekali, Anehnya sejak minum
air ini malarianya tidak kambuh lagi. Akhirnya ia melakukan penyelidikan kesepanjang parit
tersebut dan diketemukan pohon kina yang tumbang terendam dalam parit. Akhirnya ia
berkesimpulan bahwa kulit kayu kina dapat dijadikan obat malaria”
Cara mencari pengetahuan pada situsi ini disebut : ....................................
6) “Pada saat gereja mempunyai otoritas yang mutlak Eropa, ada suatu pendapat bahwa dunia itu datar,
bukan bulat seperti teori yang kita anut sekarang. Pendapat itu diterima oleh masyarakat. pada waktu
itu, sampai dalam jangka waktu yang lama tanpa melalui pembuktian empiris”
Cara mencari pengetahuan pada situsi ini disebut : ....................................
7) “Seorang desa yang menderita demam dapat sembuh karena minum air daun pepaya, akan
mengulangi lagi cara itu pada waktu ia menderita demam, bahkan mungkin ia akan
menyebarluaskan pengetahuanya kepada para tetangganya.
Cara mencari pengetahuan pada situsi ini disebut : ....................................
8) Berikut yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan agar judul kita memenuhi syarat sebagai
judul yang tepat dan baik, antara lain adalah : ....................................
9) suatu indikasi kearah mana atau apa yang dicari melalui penelitian itu, yang dirumuskan dalam
bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati dan dapat diukur disebut :
10) Buatlah satu rencana topic /judul penelitian keperawatan sesuai peminatan anda ………..
1. MC: apabila suatu pernyataan dianggap benar, bila pernyataan itu bersifat konsisten dengan pernyataan sebelumnya dan dianggap benar menurut logika deduktif dengan menggunakan sarana matematika sebagai alat buktinya, adalah macam criteria kebenaran : a) koherensi b) korespondensi, c) pragmatis d) praktis
2. apabila suatu pernyatan yang dikatakan benar bila diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional (berguna/efektif) bagi kehidupan praktis, adalah macam criteria kebenaran : a) koherensi b) korespondensi, c) pragmatis d) praktis
3. menggunakan analisis yang berpijak darai pengertian-pengertian atau fakta –fakta yang bersifat umum kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan persoalan khusus disebut cara berfikir : 1. induktif 2. deduktif 3. pragmatis 4. praktis
4. Untuk menjawab permasalahan dan atau menguji kebenaran hypothesis, diperlukan data empiris dengan cara pengukuran dan penelitian, proses ini dalam langkah-langkah dalam metode ilmiah disebut : C a) Merumuskan masalah. b) Mengajukan hypothesis atau jawaban sementara terhadap masalah. c) Mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab masalah. d) Menguji hypothesis berdasarkan data yang telah diperoleh.
5. Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan dengan pengulangan suatu studi dengan kondisi-kondisi yang sama dan peserta riset yang serupa dengan penyelidikan awal disebut : a) Perancang riset b) Replikasi riset c) Pengumpul data d) Penghasil riset
6. karya ilmiah hasil penelitian mandiri yang mendalam dengan bantuan seorang pembimbing dan pembantu pembimbing, yang dilakukan untuk memperoleh gelar Master (jenjang S2) dan telah berhasil dipertahankan dihadapan suatu panitia penguji yang dibentuk oleh perguruan tinggi adalah: a. Disertasi
b. tesis
c. Skripsi
d. KTI
7. Suatu karya ilmiah hasil penelitian mandiri atau kajian kepustakaan dengan bantuan seorang dosen pembimbing yang dikerjakan untuk memperoleh gelar sarjana (jenjang SI) dan telah berhasil dipertahankan dihadapan suatu tim penguji yang dibentuk oleh perguruan tinggi. a. Disertasi
b. tesis
c. Skripsi
d. KTI
8. karya ilmiah yang merupakan hasil laporan penelitian mandiri maupun berkelompok : a. Disertasi
b. tesis
c. Skripsi
d. artikel asli
9. tujuan penelitian keparawatan antara lain adalah : 1. Mengembangkan dan menguji teori yang ada
2. Menghubungkan teori dan praktek
3. Memahami fenomena keperawatan
4. Memantapkan komitmen profesional dan akuntabilitas
10. Dalam memilih dan menetapkan judul penelitian yang perlu diperhatikan antara lain: 1) Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti. 2) Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti 3) Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti 4) Judul yang dipilih hendaknya cukup data tersedia
Roadmap penelitian Keperawatan
A. Pengertian
roadmap atau peta jalan adalah rencana kerja rinci yang menggambarkan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan. roadmap bisa juga diartikan dengan a map of roads atau peta
jalan untuk bisa memberikan petunjuk jalan.
Proses Penelitian dari berbagai sumber dapat diartikan sebagai :
1) Proses pembentukan dari sebuah teori yang diajukan;
2) Proses pencarian dan penemuan jawaban secara ilmiah;
3) Proses mencari jawaban atau hal – hal yang ingin diketahui jawabannya;
4) Kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan;
5) Kegiatan ilmiah guna menemukan ilmu baru.
Sehinggaroadmap penelitian bisa diartikan peta jalan atau petunjuk terhadap penelitian yang
dilakukan, sebagai upaya untuk bisa mengetahui arah penelitian yang dilakukan.
Roadmap mengenai penelitian, tentunya roadmap ini seharusnya berisikan petunjuk-petunjuk
mengenai penelitian yang akan dilakukan berdasarkan kebutuhan atau klasifikasi yang berawal dari
permasalahan yang ada kemudian berlanjut kepada tahapan penelitian yang akan dilakukan dengan
memperhatikan potensi yang ada dan dengan harapan penelitian yang dilakukan sesuai dengan
kepentingan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia sesuai dengan bidang
masing-masing.
Selain itu, roadmap juga tentunya bisa mengidentifikasi penelitian yang akan dilakukan berdasakan
jangka waktu penelitian dan prioritas serta mitra yang bisa diajak bekerjasama. Sehingga penelitian
yang dilakukan akan terasa lebih bermakna, efektif dan efisien. Selain itu, roadmap ini juga harus
bisa mengidentifikasikan tema-tema penelitian yang berguna untuk bisa memprediksikan persoalan-
persoalan yang akan terjadi di masa mendatang terkait dengan kebijakan yang dilakukan saat ini
atau di masa yang lalu sehingga bisa memberikan kontribusi terhadap kebijakan yang akan datang.
B. Penyusunan Roadmap
Penyusunan roadmap harus bersifat down up untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
yang sudah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi. Walau tidak menutup kemungkinan
permasalahan yang diidentifikasikan bisa bersifat top down terkait dengan hasil pemikiran para
pakar/akademisi dan praktisi yang diberikan kepada pengambil kebijakan. Penyusuan roadmap ini
tentunya membutuhkan sebuah masukan-masukan dari berbagai pihak untuk kemudian disintesa
menjadi sebuah tema penelitian.
Roadmap umumnya disusun sebagai bagian dari rencana strategis
Substansi penulisannya dapat terdiri dari:
a. Keadaan saat ini (sebagai baseline)
b. Tujuan yang ingin dicapai
c. Uraian tahap pelaksanaan untuk mencapai tujuan
d. Sasaran dari setiap tahap
e. Indikator pencapaian sasaran
Dewasa ini Indonesia memerlukan berbagai penelitian yang bermutu tinggi untuk memecahkan
persoalan bangsa Indonesia yang nota bene sangat ketinggalan di semua bidang. Untuk itu, sebagai
peneliti atau calon peneliti unggul, seorang dosen harus mampu menggali permasalahan atau
persoalan sesuai dengan kepakarannya untuk kemudian mencari pemecahannya. Pemecahan
masalah dapat dilakukan melalui penelitian yang mendalam.. Penelitian yang demikian itu biasanya
merupakan penelitian terapan, bukan merupakan penelitian dasar.
C. Cara memperoleh Ilmu
Secara spesifik penelitian adalah sarana memeperoleh ilmu pengetahuan, jadi apa yang kita
lakukan sekarang ini atau yang kita ketemukan hari ini adalah hasil penelitian orang dulu. Secara
makro cara memperoleh pengetahuan dibagi menjadi 2 sesuai gambar berikut Ini :
Menurut Notoatmodjo (2002:10–18) mengatakan, bahwa Cara memperoleh pengetahuan dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu :
1. Cara tradisional atau non ilmiah
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
a. Cara coba salah (Trial and Error)
Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan
apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain, dan apabila
kemungkinan tidak berhasil pula dicoba kemungkinan yang lain pula sampai masalah tersebut
dapat terpecahkan. Itulah sebabnya cara ini disebut coba – salah (trial and error).
Contoh : Ditemukanya kina sebagai obat malaria.
“Seorang penderita malaria, ia mencoba berbagai kemungkinan untuk menyembuhkan
penyakitnyatersebut tetapi selalu gagal. Pada suatu hari ketika sedang mengembara dihutan
CARA
MEMPEROLEH
PENGETAHUAN
ILMIAH /
TRADISI
Pengalaman
Pribadi Melalui Jalan pikiran
Berda
sarkan
fakta
Bebas dari
prasangka
Menggunakan
prinsip analisis
Menggunakan
Hipotesis Menggunakan
ukuran objektif
Cara
coba
salah
(trial &
error)
Cara
kekuasa
an
(otoritas
)
ia kehausan dan minum air parit yang begitu jernih, tetapi rasanya pahit sekali, Anehnya sejak
minum air ini malarianya tidak kambuh lagi. Akhirnya ia melakukan penyelidikan kesepanjang
parit tersebut dan diketemukan pohon kina yang tumbang terendam dalam parit. Akhirnya ia
berkesimpulan bahwa kulit kayu kina dapat dijadikan obat malaria”
b. Cara Kekuasaan (Otoriter)
Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal,
ahli agama, pemegang pemerintahan, ahli ilmu pengetahuan dan sebagainnya. Dengan kata
lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan.
Contoh :
“Pada saat gereja mempunyai otoritas yang mutlak Eropa, ada suatu pendapat bahwa dunia
itu datar, bukan bulat seperti teori yang kita anut sekarang. Pendapat itu diterima oleh
masyarakat. pada waktu itu, sampai dalam jangka waktu yang lama tanpa melalui pembuktian
empiris”
c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Cara ini dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan
tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah
lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila ia gagal, ia tidak
akan mengulangi cara itu dan berusaha untuk mencari cara yang lain, sehingga dapat berhasil
memecahkanya .
Contoh : “Seorang desa yang menderita demam dapat sembuh karena minum air daun
pepaya, akan mengulangi lagi cara itu pada waktu ia menderita demam, bahkan mungkin ia
akan menyebarluaskan pengetahuanya kepada para tetangganya.
d. Melalui Jalan pikiran
Yaitu dengan cara menggunakan penalaran dalam memperoleh kebenaran pengetahuan.
Penalaran dengan menggunakan jalan pikiran ada 2 (dua) yaitu dengan cara induksi dan
deduksi.
Penalaran Induktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berpikir untuk menarik kesimpulan
umum dari sesuatu yang bersifat khusus atau individual.
Contoh :
“Ada fakta kambing punya mata, sapi punya mata, gajah punya mata, maka dapat ditarik
kesimpulan bersifat umum bahwa semua binatang punya mata”.
Penalaran deduktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berpikir yang menarik kesimpulan
yang khusus dari sesuatu yang bersifat umum.
Contoh :
“Binatang menyusui berkaki empat dapat ditarik kesimpulan sapi termasuk binatang
menyusui”
2. Cara modern atau cara ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan disebut metode penelitian ilmiah atau lebih
popular disebut metodologi penelitian (research methodology). Metode ilmiah adalah upaya
memecahkan masalah melalui berpikir rasional dan berpikir empiris dan merupakan prosedur
untuk mendapatkan ilmu.
Metode ilmiah pada dasarnya menggabungkan berpikir rasional dengan berpikir empiris, artinya
pernyataan yang dirumuskan disatu pihak dapat diterima oleh akal sehat dan dipihk lain dapat
dibuktikan melalui data dan fakta secara empiris.
Almack (1939), membuat batasan bahwa metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-
prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran. Bahasan metode ilmiah
sekurang-kurangnya memenuhi kriteria metode ilmiah sebagai berikut :
Berdasarkan fakta, artinya informasi yang diperoleh, baik yang akan dikumpulkan maupun
dianalisis hendaknya berdasarkan fakta-fakta atau kenyataan –kenyataan, bukan berdasarkan
pemikiran sendiri atau dugaan-dugaan.
Bebas dari prasangka, artinya fakta atau data hendaknya berdasarkan bukti yang lengkap dan
objektif, bebas dari pertimbangan-pertimbangan subyektif.
Menggunakan prinsip analisis, artinya fakta atau data yang diperoleh melalui metode ilmiah
tidak hanya apa adanya. Fakta serta kejadian-kejadian tersebut harus dicari sebab akibatnya
atau alasan-alasanya dengan menggunakan prinsip analisis.
Menggunakan Hipotesis, artinya harus ada dugaan sementara untuk memandu jalan pikiran
kearah tujuan yang ingin dicapai.
Menggunakan ukuran objektif, artinya pengumpulan data harus menggunkan ukuran yang
objektif bukan berdasarkan pertimbangan subjektif (pribadi).
Untuk mendapatkan suatu ilmu juga bisa dari suatu penelitian yang dikaji beberapa kali sehingga
nantinya dapat dipertahankan di publik yang melalui realitas suatu ilmu yang dibedakan menjadi
tiga yaitu :
Proses, artinya suatu kegiatan untuk memahami alam semesta dan isinya didasarkan pada
tuntutan keilmuan (rasionalistis dan objektif).
Produk, artinya segala proses keilmuan yang harus menjadi milik umum dan selalu terbuka
untuk dikaji oleh orang lain.
Paradikma Etis, artinya Ilmu harus mengandung nilai moral dan etik yang tidak bertentangan
dengan nilai-nilai moral yang ada dimasyarakat.
Pengetahuan menjadi suatu ilmu sekurang-kurangnya ada 3 syarat yang harus terpenuhi yaitu :
Ilmu sebagai produk, artinya kumpulan informasi yang telah teruji kebenaranya dan
dikembangakn berdasarkan metode ilmiah dan pemikiran logis.
Ilmu sebagai proses, artinya cara mempelajari suatu realita dan memberi upaya penjelasan
tentang suatu mekanisme.
Ilmu sebagai metode, artinya cara untuk memperoleh pengetahuan dalam hal ini adalah
menggunakan metode ilmiah.
Cara ilmiah berarti bahwa penelitian itu harus didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu, rasional,
empiris dan sistematis, yang pengertianya sebagai berikut :
Rasional, artinya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia. Oleh sebab itu, dalam berpikir rasional , diperlukan teori-
teori yang telah mapan atau telah teruji kebenaranya.
Empiris, artinya cara yang digunakan dalam penelitian itu teramati oleh indera manusia
sehingga orang lain dapat ikut mengamati dan mengetahui cara – cara yang digunakan. Oleh
sebab itu, kebenaran dalam berfikir empiris harus ditunjukan oleh bukti-bukti yang dapat
dipercaya.
Sistematis, artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah
tertentu yang bersifat logis.
D. Pengertian Riset
Riset adalah istilah umum untuk penelitian dan dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka riset dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang sistematik untuk mencari kebenaran
yang belum diketahui melalui metode ilmiah. Sistematik dan metode ilmiahartinya dalam mencari
kebenaran dimulai dari suatu gagasan yang timbul karena adanya permasalahan, kemudian dilakukan
penyusunan konsep, rencana pengumpulan data, pengolahan data, analisis data sampai kepada
pengambilan keputusan dengan cara yang ilmiah. Cara ilmiah berarti bahwa penelitian itu harus
didasarkan pada ciri-ciri
E. Pembagian Karya Ilmiah
Berbagai bentuk Karya ilmiah dapat berupa :
1. Disertasi
Adalah karya ilmiah hasil penelitian mandiri yang mendalam tanpa atau disertai dengan dalil,
dengan bimbingan seorang promotor dan ko-promotor, yang dilakukan untuk memperoleh gelar
Doktor atau Ph.D.(jenjang S3) dan telah berhasil dipertahakan dihadapan suatu dewan penguji baik
secara tertutup maupun terbuka.
Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia No 053/U/1993,
disertasi adalah karya tulis akademik hasil studi dan atau penelitian mendalam yang dilakukan
secara mandiri dan berisi sumbangan baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan, atau menemukan
jawaban baru bagi masalah-masalah yang sementara telah diketahui jawabanya atau mengajukan
pertanyaan baru terhadap hal yang dipandang telah mapan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni yang dilakukan oleh calon Doktor dibawah pengawasan pembimbing.
2. Thesis
Adalah karya ilmiah hasil penelitian mandiri yang mendalam dengan bantuan seorang
pembimbing dan pembantu pembimbing, yang dilakukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan
Master (jenjang S2) dan telah berhasil dipertahankan dihadapan suatu panitia penguji yang
dibentuk oleh perguruan tinggi.
3. Skripsi
Adalah Suatu karya ilmiah hasil penelitian mandiri atau kajian kepustakaan dengan bantuan
seorang dosen pembimbing yang dikerjakan untuk memperoleh gelar sarjana (jenjang SI) dan telah
berhasil dipertahankan dihadapan suatu tim penguji yang dibentuk oleh perguruan tinggi.
4. Makalah
Adalah karya ilmiah hasil penelitian atau penulusuran kepustakaan disertai dengan permasalahan
dan pembahasan dengan atau tanpa kesimpulan.
5. Artikel Asli
Adalah karya ilmiah yang merupakan hasil laporan penelitian mandiri maupun berkelompok.
6. Laporan Kasus
Adalah Laporan tertulis dari suatu kasus yang dijumpai penulis dan dianggap perlu untuk
dikomununikasikan karena mengandung aspek yang khas, misalnya sangat langkah, memerlukan
pengelolaan khusus, tanpak aneh (tidak biasa), dan lain-lain.
7. Kajian Kepustakaan
Adalah suatu karya ilmiah hasil penelusuran kepustakaan, dirangkum dalam suatu tulisan untuk
mengetahui perkembangan suatu bidang ilmu.
8. Ringkasan (abstrak)
Adalah sari pati dari suatu karya tulis ilmiah seperti makalah, tesis disertasi dan lain sebagainya.
F. Sarana Berfikir Ilmiah
Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berfikir yang pada dasarnya
merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempunya. Ada
dua hal yang harus ditempuh untuk dapat melakukan kajian ilmiah secara baik, yaitu :
1. Sarana ilmiah, ini bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu
merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
2. Tujuan mempelajari sarana berfikir ilmiah adalah memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara
baik. Dalam hal ini , sarana berfikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk
mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan metode ilmiah.
Untuk dapat melakukan kegiatan berfikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana yang berupa bahasa,
logika, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai, logika adalah
berfikir secara akal, matematik berperanan dalam berfikir deduktif dan statistika berperanan dalam
berfikir induktif.
G. Kerangka Berpikir Ilmiah
Untuk sampai kepada pembahasan penelitian ilmiah, perlu diketahui lebih dulu kerangka
berpikir ilmiah. Semua ilmu yang diperoleh dari kegiatan ilmiah harus memenuhi syarat teori
kebenaran ilmu. Berikut ini bisa kita lihat bagaimana kriteria kebenaran ilmu.
Tabel 1.1 Kriteria kebenaran ilmu
Jenis
Kebenaran Logika
Kriteria Contoh
Benar Salah
Koherensi Deduktif konsisten
antara a, b, c
& d
tidak
konsisten
Semua mahasiswa
Akper bayar SPP, Aji
mahasiswa Akper, Aji
bayar SPP
Korespondensi Induktif bila sesuai
objek yang
dituju
tidak
sesuai
Akper Hang Tuah di
Surabaya.
Pragmatis Pragmatis bila
mempunyai
kegunaan/
efektif
bila tidak
berguna
Bekerja mendapatkan
upah / hasil
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut kriteria kebenaran ilmu, ada tiga macam
kebenaran, yaitu :
1. Kebenaran koherensi, yaitu apabila suatu pernyataan dianggap benar, bila pernyataan itu bersifat
koherensi dan konsisten dengan pernyataan sebelumnya dan dianggap benar menurut logika
deduktif dengan menggunakan sarana matematika sebagai alat buktinya.
Contoh : Semua mahasiswa Akper bayar SPP, Aji mahasiswa Akper, Aji bayar SPP.
2. Kebenaran korespondensi, yaitu apabila pernyataan adalah benar, jika pengetahuan yang
terkandung dalam pernyataan itu berkorepondensi (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh
pernyataan tersebut dengan logika induktif dan menggunakan statistik sebagai sarananya.
Contoh : Jika si Aji mengatakan Akper Hang Tuah ada di Surabaya, maka si Aji dikatakan benar
karena memang objeknya Akper Hang Tuah Surabaya berada di Surabaya.
3. Kebenaran pragmatis, ialah apabila suatu pernyatan yang dikatakan benar bila diukur dengan
kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional (berguna/efektif) bagi kehidupan praktis
Contoh : Jika si Aji rajin belajar maka akan mendapatkan beasiswa. Tak mungkin si Aji mau belajar
rajin jika tidak ada penghargaan yang diperolehnya.
Dari kriteria diatas dapat diketahui bahwa segala sesuatu itu dapat dikatakan benar jika memenuhi
kriteria diatas.
Dalam cara berpikir / menalar untuk mengambil suatu keputusan tentang suatu masalah, terdapat dua
cara yaitu :
1. Secara deduktif, yaitu menggunakan analisis yang berpijak darai pengertian-pengertian atau fakta
–fakta yang bersifat umum kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan persoalan khusus.
Cara deduktif pertama kali dipakai oleh Aristoteles yang kemudian diikuti oleh para ahli
pengikutnya serta mengembangakan proses silogisme, yaitu :
a) Premis mayor : mahasiswa Akper bayar SPP
b) Premis minor : Aji mahasiswa Akper
c) Kesimpulan : Aji juga bayar SPP
2. Secara Induktif, yaitu cara berpikir yang berpijak pada fakta – fakta yang bersifat khusus ,
kemudian diteliti dan akhirnya ditemui pemecahan persoalan yang bersifat umum. Induksi
merupakan cara berpiir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus
yang bersifat indifidual.
Cara ini muncul pada tahun 1561 – 1626 dikemukakan oleh Francis Bacon, “ Untuk memperoleh
pengetahuan orang harus mengadakan pengamatan, mengumpulkan fakta dan membuat kesimpulan
dari penemuan-penemuannya. Inilah yang menjadi prinsip dasar dari semua ilmu.
Dalam penerapan metode ilmiah para ahli sering mengintegrasikan kedua cara metode deduktif
dan induktif kedalam suatu teknik yang dianggap lebih ampuh hasilnya. Karena setiap penelitian akan
bertitik tolak dari suatu teori atau hasil penemuan yang bersifat umum (deduksi). Dari generalisasi ini
kemudian diobservasi atau dipelajari hal-hal yang khusus untuk dapat merumuskan hipothesa sebagai
jawaban sementara / kesimpulan, kemudian baru dilakukan penelitian secara induktif dengan
mempelajari fakta – fakta yang ada.
H. Membuat judul penelitian
Judul penelitian itu dibuat setelah permasalahn jelas secara berurutan judul terbentuk harus diawali
adanya topik penelitian, adanya masalah, adanya pertanyaan masalah, adanya rumusan masalah,
tujuan penelitian baru adanya judul.
Beberapa langkah yang biasa ditempuh dalam metode ilmiah adalah :
1. Merumuskan masalah.
2. Mengajukan hypothesis atau jawaban sementara terhadap masalah.
3. Mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab masalah.
4. Menguji hypothesis berdasarkan data yang telah diperoleh.
5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hiphotesis.
Langkah (1) dan (2) adalah fase berfikir rasional, sedangkan langkah (3), (4) dan (5) fase berpikir
empiris. Sebagai gambaran kelima langkah diatas, perhatikan contoh sederhana berikut ini :
1. Merumuskan masalah.
Diajukan pertanyaan sebagai berikut : Apakah IQ seseorang mempengaruhi prestasi belajar
seseorang ?
Pertanyaan ini diajukan untuk melihat pengaruh IQ terhadap prestasi belajar mahasiswa.
2. Mengajukan hypothesis atau jawaban sementara terhadap masalah.
TOPIK
MASALAH
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
PENELITIAN
MANFAAT
Fakta
Harapan
Kesenjangan berdasar pada
konsep Masalah (K. I)
Konsep yg digunakan dalam Paradigma Penelitian / Konsep Paradigma (Konsep I atau II) sebagai sumber variabel untuk menjawab
JUDU
Pertanyaan
Jawaban sementara pertanyaan diatas adalah : Makin tinggi IQ seorang mahasiswa, makin tinggi
prestasi belajarnya. Dasar yang digunakan dalam menentukan atau menetapkan hypothesis ini
adalah berpikir rasional, berdasarkan nalar artinya bahwa tinggi rendahnya IQ seorang mahasiswa
akan menentukan kemampuan, wawasan dan ketrampilan dalam belajar.
3. Mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab masalah.
Untuk menjawab permasalahan dan atau menguji kebenaran hypothesis diatas, diperlukan data
empiris dari sejumlah mahasiswa di suatu perguruuan tinggi dengan cara mengukur IQ mereka
dan membandingkan dengan perolehan prestasi belajar dikelas.
4. Menguji hypothesis berdasarkan data yang telah diperoleh.
Bandingkan data hasil pengamatan dan pencatatan diatas, dari katagori tingkat IQ tersebut
kemudian lakukan analisis dan tentukan tingkat IQ yang menunjukan prestasi lebih tinggi.
5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hyphotesis.
Seandainya prestasi belajar yang lebih tinggi dicapai oleh seorang mahasiswa yang IQ relatif
lebih tinggi pula, maka cukup beralasan untuk menerima hypothesis yang telah dirumuskan pada
langkah kedua diatas, artinya terdapat bukti secara empiris untuk menerima hypothesis.
Kesimpulanya adalah IQ seseorang dapat menentukan prestasi belajar.
Dari contoh sederhana diatas, terlihat bahwa berpikir rasional dan berpikir empiris merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan . Berpikir rasional diperlukan dalam mengkaji masalah dan
merumuskan hypothesis, sedangkan berpikir empiris digunakan untuk menguji kebenaran
hypothesis dan menarik kesimpulan penelitian.
I. Topik
Topik penelitian merupakan objek penelitian, yang tercermin dalam perumusan masalah dan dalam
judul. Topik atau objek penelitian adalah masalah penelitian yang akan diteliti. Objek dan subjek
penelitian biasanya sudah sekaligus menjadi satu kesatuan.
Kita ambil contoh judul berikut ini.
“Kesiapan lulusan perawat dalam melakukan praktek keperawatan di Rumah sakit”
“Kesiapan lulusan perawat dalam melakukan praktek keperawatan di Rumah sakit”
merupakan objek penelitian,
“lulusan perawat” adalah subjek penelitian.
J. Judul:
Kriteria Judul antara lain :
Menarik, spesifik, unik, bermakna tunggal, sederhana, jelas, lojik, tidak perlu puitik, ditulis
dalam kalimat berita.
Gunakan kata kunci primer.
Mencerminkan isi.
berorientasi kepada produk sesuai dengan ciri PHB.
Tidak terlalu pendek tetapi tidak terlalu panjang (10-20 kata).
Judul yang lengkap biasanya terdiri dari:
masalah, objek, atau topic penelitian;
subjek penelitian,
lokasi atau daerah penelitian,
desain, strategi, metode penelitian,
tahun atau waktu terjadinya peristiwa atau waktu menyelenggarakan penelitian
Mari kita pelajari judul berikut ini (Amirin, 1995):
“Studi perbandingan antara mahasiswa yang aktif dan tidak aktif dalam organisasi intra dan atau
ekstra kampus terhadap pekerjaan ideal setelah menjadi sarjana”
Judul tersebut selain belum jelas juga terlalu panjang. Bandingkan dengan perubahan judul di bawah
ini.
“Perbandingan persepsi mengenai pekerjaan ideal setelah menjadi sarjana antara mahasiswa yang
aktif dan tidak aktif berorganisasi”
K. Subjek penelitian
Sebagai ilustrasi, misalnya kita akan meneliti tentang profil perpustakaan Sekolah Dasar di
Propinsi Bengkulu. Subyek penelitiannya adalah perpustakaan SD. Untuk memperoleh informasi
tentang hal itu, kita dapat menggalinya dari sumber data. Sumber data dapat kita peroleh dari responden
misalnya kepala perpustakaan & stafnya. Kita dapat juga menggali informasi dari dokumen-dokumen
yang ada di perpustakaan. Agar lebih jelas tentang subyek penelitian, kita ambil contoh misalnya kita
ingin meneliti tentang motivasi belajar mahasiswa Universitas Bengkulu dan factor-faktor yang
mempengaruhinya. Yang menjadi subyek penelitian adalah mahasiswa. Untuk mendapat informasi
tentang “motivasi mahasiswa” kita dapat menggalinya dari responden dapat mahasiswa itu sendiri,
dosen atau orang tua.
Jika kita pilah lebih dalam dapat saya uraikan sebagai berikut:
Mahasiswa sebagai subyek penelitian, responden & sumber data/informasi
Dosen sebagai responden & sumber data/informasi
Orangtua mahasiswa sebagai responden & sumber data/informasi
Dari contoh-contoh di atas dapat kita pahami bahwa subjek penelitian adalah sesuatu atau
seseorang yang akan kita ambil informasinya. Informasi tersebut bisa berupa perilaku, keadaan dll.
dari sesuatu atau seseorang tersebut. Sumber data adalah sesuatu atau seseorang yang kita pilih untuk
mendapatkan informasi tentang sesuatu atau seseorang yang lain.
Dan secara spesifik maka dapat dibuat kalimat judul seperti ini :
L. Topik penelitian mahasiswa
Topik penelitian mahasiswa mengarah ke mata kuliah dengan gambar sebagai berikut:
TARGET Penelitian Model
Efek Pemberian
Analisis Kemamp
Pengembangan metode, sistem, aplikasi
Implementasi Model
Penggunaan teknik Sistem Pemantauan
Pengendali
Inovasi
Formulas
Potensi
Kajian
Efektifi
Alur & Topik penelitian A
SK
EP
KDM Keperawata
n
Keperawata
n
Gerontik
Keluarga
Komunita
Pasient
Dokumenat
asi Keperawata
n
Manajeme
n
Keperawata
n
Keperawat
an Jiwa
Komunikasi
Etika
Keperawata
Gizi dan
1) Teori kebutuhan dasar manusia 2) Teori kebutuhan dasar manusia
menurut Abraham Maslow 3) Konsep kebutuhan oksigen, 4) Konsep kebutuhan cairan
5) Konsep kebutuhan nutrisi 6) Konsep kebutuhan
eliminasi 7) Konsep kebutuhan aktifitas 8) Konsep kebutuhan istirahat
dan tidur 9) Konsep keseimbangan suhu
tubuh
KDMContoh penelitian :
1) Potensi nasi tem pada pasien tipus untuk membantu proses penyembuhan infeksi
2) Model penerapan aktivitas bedrest total untuk menghilangkan kejenuhan pada pasien tipes
3) Pengembangan model pemberdayaan keluarga dalam peningkatan kualitas perawatan di masyarakat
4) Model penanaman konsep diri untuk meningkatkan karacter caring pada mahasiswa keperawatan
5) dll
Gangguankebutuhan oksigen: 1) Menghitung pernapasan 2) Memposisikan pasien fowler dan
semifowler 3) Mengumpulkan sputum untuk
pemeriksaaan 4) Memberikan oksigen nasal kanul 5) Melatih napas dalam 6) Melatih batuk efektif
Gangguan kebutuhan cairan: 1) Mengukur tekanan darah 2) Menghitung nadi 3) Pemeriksaan Rumple-lead 4) Merawat luka infus 5) Mengganti cairan infus 6) Melepas infus 7) Merawat kateter urin
prosedural Contoh penelitian :
1) Efektifitas penggunaan posisi tangan dengan telungkup pada waktu pemasangan infuse di rumah sakit “A” Surabaya
2) Perbandingan Efektifitas Perawatan Luka Dengan Kasa Kering dan Kasa Basah NaCl Dalam Proses Penyembuhan Luka Bersih di Poli Bedah Rumah Sakit “A” Surabaya
3) Analisis tingkat nyeri pemasukan jarum menghadap ke atas dan kebawah saat pemasanagn infus
4) Pengembangan pelepasan infus dengan metode cairan lidah buaya
5) Potensi efek minum air sebelum tidur untuk mengurangi kejadian penyakit
1) Komunikasi terapeutik 2) Prinsip komunikasi
teraputik 3) Teknik-teknik komunikasi
teraputik 4) Strategi pelaksanaan
(tahap-tahap) komunikasi terapeutik
5) Hambatan komunikasi 6) Penerapan komunikasi
komunikasi
Contoh Judul : 1) Analisa Hubungan
Komunikasi Verbal dan Nonverbal Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien
2) Penggunaan model komunikasi kromo inggil dalam upaya peningkatan kualitas kedekatan pada
Dan seterusnya
M. JUDUL PENELITIAN, PERUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN
Penelitian keperawatan pada hakikatnya adalah suatu proses ilmiah yang memvalidasi dan
memurnikan pengetahuan yang ada dan menciptakan teknologi baru yang secara langsung
berpengaruh terhadap praktek keperawatan.
Adapun tujuan penelitian keparawatan antara lain adalah :
1. Mengembangkan dan menguji teori yang ada
2. Menghubungkan teori dan praktek
3. Memahami fenomena keperawatan
4. Memantapkan komitmen profesional dan akuntabilitas
5. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk proses keperawatan
A. Judul Penelitian
1. Memilih Dan Menetapkan Judul Penelitian
Dalam memilih dan menetapkan judul penelitian yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti.
Menarik dan dapat membangkitkan minat sipeneliti meruapakan sesuatu yang dapat mendorong
dan membangkitkan semangat kerja dalam setiap langkah kegiatan penelitian, terutama keinginan
untuk memperoleh kebenran ilmiah. Karena dalam mencari suatu pekerjaan, jika tidak diminati
atau tidak menarik hati, orang sering bekerja setengah-setengah hati hasilnya nantinya tidak akan
memuaskan.
b. Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti
Dengan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan, peneliti akan mampu memecahkan
permasalahan yang dicakup oleh judul yang dipilih. Mampu disini maksudnya dapat melakukan
penelitian dan cukup waktu yang tersedia untuk menyelesaikan penelitian tersebut serta didukung
oleh dana yang telah diperhitungkan untuk biaya penyelesaiannya atau tidak mahal dan terjangkau
oleh peneliti. Sehingga harus mawas diri dulu untuk mengambil judul. Contohnya Mahasiswa DIII
Keperawatan hanya diajar dengan mata kuliah Riset Keperawatan 2 SKS dan hanya ada waktu
sekitar 1 bulan untuk mengambil data mencoba meneliti kefektifan penggunaan bethadin dalam
mencegah tromboplebitis pada pemsangan infus. Judul ini menarik untuk diteliti tetapi mungkin
peneliti belum mampu untuk melaksanakan dan waktu yang tersedia kurang untuk diselesaikan
dengan baik.
c. Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti
Peneliti sudah bekerja dan berusaha dengan bersusah payah, hendaknya hasilnya berguna untuk
diri, masyarakat dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian perlu dipikirkan hasil penelitian dengan
judul yang dipilih, apakah ada manfaatnya atau tidak, tentunya peneliti ingin menyumbangkan
karyanya untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Jangan meneliti yang sudah jelas diketahui hasilnya
karena itu memang tidak perlu ditelitu. Contohnya : Peneliti ingin mengamati apakah ada hubungan
antara pengetahuan dengan Tindakan keluarga klien TB Paru dalam mencegah penularan terhadap
anggota keluarga yang lain. Judul ini bagus tetapi kalau kita ingin mencari hubungan antara
pengetahuan dengan tindakan maka itu tidak ada gunanya karena menurut teori secara umum
biasanya kalau orang itu tahu maka akan melaksanakannya sehingga tidak perlu diteliti. Mungkin
lebih baik kalau studi tingkat pengetahuan keluarga TB Paru dalam mencegah penularan terhadap
anggota keluarga yang lain. Judul ini singkat tetapi nantinya dapat diketahui pengetahuan keluarga
dan kalau hasilnya jelek maka dapat di usulkan untuk diadakan penyuluhan secara berkala supaya
pengetahuan mereka meningkat sehingga bisa mengurangi penuluran TB Paru terhadap anggota
keluarga yang lain.
d. Judul yang dipilih hendaknya cukup data tersedia
Pemilihan judul penelitian hendaknya didukung oleh data yang cukup tersedia dan meyakinkan
peneliti untuk menelitinya. Data disini dimaksudkan pula data sekunder dari kepustakaan yang ada
untuk memperoleh teori dan konsep-konsep yang kelak digunakan pula untuk menyusun hipothesa
penelitian. Serta situasi lapangan yang memungkinkan untuk mengumpulkan data –data yang
diperlukan oleh peneliti. Jangan meneliti dengan judl yang dilapangan jarang ditemui misalnya
Studi tingkat depresi klien yang berkelamin dua. Mungkin data diatas sangat jarang dijumpai
nantinya selain kesulitan sumber buku untuk menjelaskan fenomena itu juga kesulitan klien yang
berkelamin dua.
e. Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul lain
Jika terdapat judul yang sama, orang sering mengatakan salah satunya tiruan atau plagiat.
Hendaknya hal seperti ini tidak terjadi. Karena penelitian kita telah dilakukan dengan susah
payah dan akhirnya ejekan yang akan tejadi. Hal bisa terjadi jika melakukan penelitian ulang
atas penelitian orang lain, yang mungkin kita meragukan hasil yang diperoleh, atau kita ingin
menyempurnakan lebih lanjut, hal ini perlu dijelaskan dalam penelitian kita.
Kelima poin tersebut diatas, merupakan langkah pertama dalam memilih judul penelitian. Berikut
yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan agar judul kita memenuhi syarat sebagai judul yang tepat
dan baik, yaitu :
a. Judul dalam kalimat pernyataan , bukan pertanyaan
b. Cukup jelas dan singkat serta tepat
c. Berisi variabel-variabel yang akan diteliti
d. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan
B. Cara Menulis Judul Penelitian
Berikut yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam menulis judul yang tepat dan baik,
yaitu :
1. Judul hendaknya dibuat sesingkat mungkin, jels, logik, informatif dan atraktif
2. Batasilah jumlah kata, hendaknya tidak lebih dari 12-16 kata, agar pembaca dapat cepat memahami
arti judul tersebut
3. Untuk laporan penelitian harus sama dengan judul yang tercantum dalam usulan penelitia
C. Mengidentifikasi permasalah sebelum mencari judul penelitian
Ada beberapa strategi supaya dapat mencari judul yang bagus antara lain adalah :
1. Mencarilah masalah penelitian pada awal kuliah teoritis riset keperawatan sebanyak –banyaknya
untuk di tulis dan dikumpulkan sebagai bekal pada saat kita konsul kepada pembimbing.
2. Berpikir yang kritis terhadap permasalahan keperawatan yang kita lihat, amati dan dengar,
sehingga untuk mencari judul kita tidak perlu terlalu muluk – muluk cukup kita mendengar,
melihat, dan mengamati disekitar kita.
3. Membaca jurnal penelitian sebanyak-banyaknya sebagai bekal agar penelitian kita tidak plagiat.
4. Sering diskusi kepada teman atau kelompok untuk mencari judul yang bagus
D. Perumusan Masalah Penelitian
1. Masalah Penelitian
Permasalahan penelitian adalah kesejangan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam
kenyataan; antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia; antara harapan dengan capaian.
Sumber permasalahan penelitian sebenarnya ada dalam diri peneliti sendiri, ia harus selalu alergi
terhadap alasan yang diberikan oleh para kolega dan seniornya atau tulisan literatur. Ia harus
mengembangkan ketajaman observasinya, sehingga ia menjadi lebih awas pada apa saja yang pernah
dipertanyakannya. Ia harus meragukan setiap kesimpulan yang tidak cukup bukti atau tidak berdasarkan
data yang lengkap. Jika semuaanya itu ia anggap memerlukan pembuktian, maka ia telah sampai pada
permasalahan penelitian (Zainuddin, 2003).
Suatu penelitian penting untuk dilakukan apabila ada masalah yang belum pernah ia teliti, ada
penelitian sebelumnya tetapi hasilnya belum lengkap atau kurang tajam, hasil penelitian sebelumnya
masih kontradiktif dan belum konsisten.
Masalah penelitian merupakan langkah awal yang harus dipikirkan berdasarkan suatu fakta
empiris di lapangan. Pada tahap awal melaksanakan riset kegiatan yang perlu dilaksanakan mencakup
pemahaman tentang konsep masalah berdasarkan kajian kepustakaan yang dapat dipercaya. Kegiatan
tersebut meliputi berfikir, membaca, teori dan review dengan teman sejawat dan pembimbing. Selama
tahap ini seorang peneliti perlu memahami melaksanakan deductive reasoning dan memilih topik yang
diminati dari hasil riset yang telah dilaksanakan orang lain.
Prioritas / Lingkup riset keperawatan berdasarkan kelompok ilmu keperawatan kemudian
dikembangkan menjadi:
a. Prioritas kesehatan danpencegahan penyakit pada masyarakat
b. Pencegahan perilaku dan lingkungan yang berakibat buruk pada masalah kesehatan
c. Menguji model praktek keperawatan di komunitas
d. Menentukan efektifitas intervensi keperawatan pada infeksi HIV-AIDS
e. Mengkaji pendekatan yang efektif pada gangguan perilaku
f. Evaluasi intervensi keperawatan yang efektif pada penyakit kronis
g. Identifikasi faktor-faktor bio-perilaku yang berhubungan dengan kemampuan coping
h. Mendokumentasikan efektifitas pelayanan kesehatan / keperawatan
i. Mengembangkan masalah dan metodologi riset pelayanan kesehatan / keperawatan
j. Menentukan efektifitas biaya perawatan pasien
2. Sumber Masalah Penelitian
Turney dan Noble (1971) mengemukakan bahwa ada 5 sumber masalah penelitian empiris,
termasuk masalah penelitian keperawatan, yaitu :
1. Pengalaman pribadi
2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan
3. Kerja dan kontak profesional
4. Penguji dan kontak profesional
5. Analisa terhadap literatur akademik dan hasil peneitian yang relevan
1. Pengalaman Pribadi
Banyak masalah dalam bidang keperawatan diperoleh dari pengalaman harian peneliti.
Mengejawantahkan pengalaman pribadi menjadi permasalahan penelitian dapat dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mendefinisikan pengalaman pribadi untuk fokus penelitian
b. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah itu
c. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah itu
d. Merumuskan masalah penelitian
2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan
Informasi tidak sengaja pada hakikatnya dapat diperoleh dimana saja, dimanapun, darimanapun,
dan kapanpun peneliti berpeluang memperoleh keterangan penting dan menarik untuk dijadikan
fokus penelitian, sungguhpun ia tidak senagaja menyiapkan diri untuk mencari informasi atau
keterangan tertentu. Untuk mengejawantahkan keterangan yang diperoleh secara tidak sengaja
menjadi permasalahan penelitian yang dipilh ditempuhblangkah-langkah sebagai berikut :
a. Membangkitkan kepekaan selaku peneliti didalam merespon fenomena keperawatan yang
relefan
b. Mendefinisikan keterangan yang diperoleh secara spesifik
c. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah
d. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah tersebut
e. Merumuskan masalah –masalah penelitian
3. Kerja dan Kontak Profesional
Banyak peneliti mengembangkan atau merumuskan pertanyaan – pertanyaan penelitian mereka
sebagai bagian dari aktivitas pekerjaan atau melaui diskusi dengan rekan sekerja (Kline, 1980);
tidak terkecuali dibidang keperawatan. Pada banyak kasus , diskusi formal dan informal yang
dilakukan oleh peneliti dengan rekan atau kelompok ahli lain sangat membantu upaya penajaman
pemahaman terhadap masalah, baik teoritis maupun praktis. Melalui diskusi akademis inilah
masalah penelitian dirumuskan dan dipertajam. Untuk tujuan ini peneliti dapat melakukan langkah-
lanhkah sebagai berikut :
a. Mendefinisikan masalah-masalah keperawatan bersama rekan sekerja atau tenaga ahli
lainnya
b. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah itu melalui diskusi dengan rekan kerja
atau tenaga profesional lainnya
c. Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian keperawatan mengenai sebab-sebab
munculnya gejala dan dampak ikutannya
d. Mermuskan pertanyaan penelitian.
4. Pengujian dan Pengembangan Teori
Tujuan penelitian antara lian adalah dimaksudkan untuk melahirkan teori-teori baru mengenai
perilaku keperawatan. Sebaliknya, teori-teori mengenai keperawatan dan perilaku keperawatan
dapat dijadikan acuan dasar untuk merumuskan masalah penelitian.
Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh peneliti adalah :
a. Memahami teori-teori keperawatan yang ada dan yang relevan
b. Menelaah proses penelitian sampai dengan ditemukannya teori itu
c. Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian
d. Menentukan waktu dan situasi penelitian yang berbeda dengan penelitian yang sama
sebelumnya
e. Merumuskan masalah penelitian
5. Analisis Literatur profesional dan hasil penelitian sebelumnya
Masalah penelitian keperawatan banyak diperoleh melalui penelaahan terhadap literatur
profesional dan laporan/jurnal hasil penelitian.
E. Mengidentifikasi Permasalahn Penelitian
Beberapa cara untuk mengidentifikasi masalah penelitian dibidang keperawtan adalah sebagai
berikut :
1. Observasi fenomena yang terjadi dalam pekerjaan sehari-hari, misalnya kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dibidang profesi sehari-hari dapat menjadi objek penelitian. Pada suatu saat selalu ada
fenomena yang belum sepenuhnya dimengerti atau ada perbedaan pendapat tentang suatu fenomena
tertentu.
2. Penelusuran literatur pada aspek tertentu dalam suatu bidang, kumpulkan teori-teori, pelajari
perkembangannya, kelemahannya, kesenjangannya atau inkontensinya. Hal ini akan mengarahkan
kita pada permasalahan untuk diteliti lebih lanjut.
3. Menghadiri untuk menangkap permasalahan dalam seminar, pertemuan ilmiah profesi, kuliah tamu,
atau mengunjungi pusat-pusat penelitian, lapangan dan sebagainya.
Dalam mengidentifikasi permasalahan penelitian, pada hakikatnya calon peneliti harus berbekal
scientific mind dan Prepared mind scientific , yang mempunyai pengertian harus berpandangan objektif
(dapat melepaskan diri dari praduga dan opini sendiri), independent (tidak terpengaruh oleh pandangan
orang lain) dan berwawasan.
Prepared mind artinya selalu siap agar dapat menangkap permasalahan yang timbul selama
melakukan obsevasi. Sebagai ilustrasi misalnya Isaac Newton dapat menemukan hukum gravitasi bumi,
setelah dia kejatuhan buah apel. Banyak orang yang sebelumnya juga kejatuhan buah apel seperti Isaac
Newton, tetapi tidak ada yang berfikir tentang hukum gravitasi bumi, oleh karena pikiran mereka belum
siap siaga untuk menangkap makna yang terkandung dalam peristiwa jatuhnya apel ke kepala mereka
(Zainuddin, 2003).
F. Merumuskan Masalah Penelitian
Permasalahan yang telah diidentifikasikan kadang-kadang sifatnya masih umum, belum spesifik.
Oleh karena itu maka permasalahan yang telah diidentifikasi harus dipersempit agar lebih spesifik
melalui pemecahan menjadi sub-sub permasalahan melalui perumusan masalah yang berupa beberapa
pertanyaan yang relevan dengan permasalahan pokoknya.
Dalam merumuskan masalah perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Frekuensi dan penyebaran masalah yang bersangkutan
2. Wilayah geografis yang terpengaruh oleh masalah yang bersangkutan
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
4. Upaya yang pernah dilakukan untuk mengatasi masalah, keberhasilan dan kekurangan
upaya tersebut Alasan pentingnya penelitian sehingga dapat membantu pemecahan masalah
(Depkes RI, 2003).
Masalah penelitian dapat dikatakan baik , jika mampu menghasilkan konklusi yang
memenuhi kriteria valid dan riabel, yang mencerminkan derajad objektif yang tinggi, dan
menggambarkan kausalitas. Kriteria masalah penelitian yang baik (Danim, 2003), yaitu :
1. Bersifat kausalitas atau menghubungkan 2 variabel
2. Dapat diukur secara empiris dan objektif
3. Dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, lebih baik dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
4. Tidak mencerminkan ambisi pribadi atau masyarakat, dan tidak pula menuntut jawaban dengan
pertimbangan moral subjektif
Contoh :
1. Bagaimanakah peran orang tua dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir (deskriptif)
2. Apakah ada hubungan antara variabel X dan Variabel Y ? (crossectional: asosiasi / korelasi)
3. Apakah ada pengaruh pemberian terapi bermain pada anak pra sekolah selama MRS terhdap
penerimaan selama tindakan invansiv ? (pengaruh – experiment)
G. Menyusun Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian diperoleh dari rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan sebagai
indikator terhadap hasil yang diharapkan. Tujuan dari penelitian berguna untuk mengidentifikasi,
menjelaskan, mempelajari, membuktikan, mengkaji, memprediksi alternatif pemecahan masalah
terahadap masalah penelitian. Tujuan tersebut menandakan ide dari riset, misalnya deskriptif, corelasi,
dan komparatif. Dengan adanya tujuan tersebut akan mempermudah untuk mencapai hasil yang
diharapkan.
Tujuan penelitian harus jelas, ringkas, pernyataan yang deklaratif yang biasanya dituliskan dalam
bentuk kalimat aktif. Untuk suatu kejelasan tujuan, biasanya difokuskan pada satu atau dua variabel dan
mengidentifikasi apakah variabel perlu dijabarkan lebih lanjut. Fokus tersebut bisa dalam bentuk
identifikasi hubungan atau asosiasi diantara variabel atau untuk menentukan perbedaan diantara dua
grup dengan varaibel.
Misalnya, tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel X
2. Untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel y
3. Untuk menentukan atau mengidentifikasi hubungan antara variabel X dan variabel Y (relational)
4. Untuk menentukan atau mengidentifikasi perbedaan antara grup 1 dan grup 2 sehubungan dengan
variabel X (differences)
Tujuan penelitian adalah suatu indikasi kearah mana atau apa yang dicari melalui penelitian itu,
yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati dan dapat diukur. Tujuan dari
riset ini biasanya adalah untuk mengidentifikasi, menjelaskan atau memprediksi alternatif pemecahan
masalah. Secara bodoh dapat dikatakan , bahwa dalam merumuskan tujuan penelitian seseorang peneliti
tinggal mengubah redaksi kalimat masalah (kalimat pertanyaan di pertanyaan masalah) menjadi kalimat
pernyataan supaya menemukan jawaban atas masalah itu, tentu saja dengan penyesuaian redaksi
seperlunya. Perhatikan contoh dibawah ini :
1. Apabila masalahnya adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan pengurangan kekambuhan
asma selama perawatan dirumah
2. Maka tujuanya menemukan hubungan antara dukungan keluarga dengan pengurangan kekambuhan
asma selama perawatan dirumah
Biasanya tujuan penelitian itu dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu
1. Tujuan umum , yakni tujuan penelitian yang berupaya menjawab masalah pokok, yang disesuaikan
dengan spesifikasi permasalahan yang akan diteliti atau yang menggambarkan luaran yang akan
dihasilkan dari penelitian.
2. Tujuan khusus, yakni penjabaran dari tujuan umum yang merupakan jawaban sementara dari
pertanyaan masalah yang secara spesifik akan menjawab masalah-masalah khusus atau sub-sub
masalahnya dan sekaligus menyatakan rincian langkah demi langkah untuk mencapai tujuan umum.
3. Tindakan pada tujuan khusus dinyatakan dengan kata kerja (t)), yang tentu saja sesuai dengan
permasalahannya, misalnya :
a. Menilai (to evaluate)
b. Megukur (to assess, to measure)
c. Mengidentifikasi (to identify)
d. Menentukan (to determine)
e. Membandingkan (to compare) (Depkes RI. 2003)
Contoh judul:
1 Analisis Hubungan antara iklim kerja, etos kerja dan disiplin kerja dengan produktivitas kerja
para perawat pelaksana di rumah sakit “A” Surabaya
2 Efektifitas penggunaan posisi tangan dengan telungkup pada waktu pemasangan infuse di
rumah sakit “A” Surabaya
3 Sudi Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanul Sesuai
Standar Operasional Prosedur (SOP) Oksigenasi Di Ruang Rawat Inap Rumh sakit “A”
Surabaya
4 Perbandingan Efektifitas Perawatan Luka Dengan Kasa Kering dan Kasa Basah NaCl Dalam
Proses Penyembuhan Luka Bersih di Poli Bedah Rumah Sakit “A” Surabaya
5 Pengaruh pemberian teknik relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post op
Apendiktomi di pav G1 dan G2 Rumah sakit “A” Surabaya
6 Hubungan tingkat stres dan frekuensi kekambuhan pada pasien penyakit jantung koroner di poli
jantung Rumah sakit “A” Surabaya
7 Hubungan bimbingan orang tua dengan perkembangan kemapuan dasar anak usia prasekolah
(3-5 th.) di TK PGRI “A” Surabaya
8 Perbandingan antara pola eliminasi sebelum dan sesudah pelaksanaaan keagle exercise pada
pasien post operasi BPH di Pav G1 rumah sakit “A” Surabaya
9 Pengaruh Imobilsasi yang lama terhadap tingkat depresi pada pasien post operasi fraktur
ekstremitas bawah di ruang bedah Rumah sakit “A” Surabaya
10 Hubungan antara penggunaan sumber air dengan angka kejadian diare di RT. 01 RW. 03 desa
“A” Surabaya
11 Analisis faktor yang mempengaruhi remaja dalam penyalahgunaan NAPZA di lembaga
pemasyarakatan “A” Surabaya
12 Persepsi Klien Terhadap Keberadaan Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan di Ruang Bedah
Rumah sakit “A Surabaya
13 Studi Pemenuhan kebutuhan Spiritual (Ibadah) pada Pasien Stroke Di Pav. VII A Dan B Rumah
sakit “A” Surabaya
14 hubungan antara penerapan tindakan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana dengan
kepuasan pasien di Irna Bedah dan Irna Medik RSU “A” Surabaya
15 hubungan antara pelaksanaan asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap
RSUD “A” Surabaya
16 Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada klien lanjut Usia di UPTD
“ A”
17 Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Kemampuan Personal Sosial Anak Usia Prasekolah di
PAUD “A”
18 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Pra Lansia di RT 01 RW 04 “A”
19 Efektifitas Pendidikan Kesehatan Metode Demonstrasi dan Metode Simulasi Terhadap
Pengetahuan Lansia tentang Diit DM di Posyandu Lansia “ A” Desa “A”
20 Efektifitas pendekatan Positive Deviance Melalui Pos Gizi pada Status Gizi Balita KEP di Desa
“A”
21 Hubungan Antara Obesitas dengan Penyakit Hipertensi pada mahasiswa STIKES “A”
Surabaya
22 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi S1 Tingkat II
STIKES “A” Surabaya
23 Efektifitas Pendidikan Kesehatan Metode Demonstrasi dan Ceramah Terhadap kemampuan
Menggosok Gigi pada Anak Usia 6 Tahun di Tk. “A” Surabaya
24 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia 4-5 tahun di
Kelurahan “A”
25 Hubungan Pengetahuan Lansia Tentang Pentingnya Kegiatan Posyandu Lansia Dengan
Keaktifan Datang di Posyandu Lansia “A” Surabaya
26 Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi dengan
kepatuhan menjalankan Diet Hipertensi di Panti Werdha “A”
27 Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Tuberkulosis Paru dengan Tingkat
Kepatuhan Universal Precaution di Ruangan “A” Rumah Sakit “B” Surabaya
28 Pengaruh Aromaterapi (Lavender, Lemon, dan Rose) pada Penurunan Kecemasan Anak SD
kelas VI di SDN “A” Surabaya
29 Pengaruh Pemberian Modul Keperawatn Pada Penderita TB paru Terhadap Perubahan Tanda
dan Gejala TB Paru di Rumah di Lingkungan Kerja Puskesmas “A”
30 Perbedaan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3 – Tahun di Posyandu
“M” Kelurahan “A”
31 Pengaruh Terapi Musik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Asrama Satu di
Panti Werdha “A” surabaya
32 Pengaruh Pemberian Sari Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi di Posyandu Lansia “A” surabaya
33 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri Dalam mencegah Fluor Albus Pada
Siswi Kelas II di SMA “A” surabaya
34 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan waktu Pemulihan Kesadaran Post Operasi Fraktur yang
menggunakan Anestesi General di Rumah sakit “A” surabaya
35 Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu dalam Stimulasi perkembangan Motorik Kasar anak
di PAUD “A” surabaya
36 Pengaruh Konsumsi Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di
Posyandu Lansia “A” surabaya
37 Hubungan Konsumsi Makanan Siap Saji (Fast Food) dengan tingkat Obesitas pada siswa
Obesitas Kelas II di SMP Negri “A” Surabaya
38 Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang Menstruasi Terhadap Tingkat Kecemasan dalam
menghadapi Menarche pada Siswi Kelas V SD “A” Surabaya
39 Hubungan Pola Tidur Malam dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat RT 2 RW 1 Desa
“A” Surabaya
40 Pengaruh Pelaksanaan Inisiasi menyusui Dini (IMD) terhadap penurunan tinggi Fundus Uteri
Ibu Post Partum Hari ke-1 sampai ke-4 di Wilayah Kerja Puskesmas “A” Surabaya
41 Hubungan Lingkungan Pergaulan Sehari-hari dengan Konsumsi Miras pada Remaja di RT 3
RW 10 Kelurahan “A” Surabaya
42 Konsumsi Biskuit Gandum pada pagi Hari sebelum Beraktifitas terhadap penurunan morning
Sickness Ibu Hamil Trisemester Pertama di RSI “A” Surabaya
43 Faktor-faktor yang mempengaruhi penambahan ukuran lensa kacamata pada penderita Miopia
di Poli Mata Rumah Sakit “A” Surabaya
44 Pengaruh pemberian ASI eksklusif Pada perkembangan Motorik Halus dan Motorik Kasar Bayi
Usia 6 bulan di Posyandu Balita “A” Surabaya
45 Pengaruh Teknik Distraksi pada tingkat Nyeri Lansia dengan artitis Reumatoid di Panti Werdha
“A” Surabaya
46 Hubungan Antara Pemakian KB Suntik DMPA dengan Kejadian Spotting pada wanita Usia 20
– 35 tahun di Rumah Sakit Ibu dan anak “A” Surabaya
47 Hubungan Obesitas dengan kejadian Hipertensi dalam Kehamilan trimester II di Poli Hamil dan
Poli Kandungan “A” Surabaya
48 Pengaruh Senam Nifas Pada Involusi Uteri Ibu Post Partum di Rumah Sakit Ibu dan Anak “A”
Surabaya
49 Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Efek Hospitalisasi Aspek Psikologis pada anak Usia 1-3
tahun (toddler) di Ruang perawatan anak PAv. V rumah sakit “A” Surabaya
50 Hubungan Faktor Lingkungan dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Asrama Putri di
STIKES “A” Surabaya
51 Pengaruh Terapi Bermain (teknik Bercerita) dalam Menurunkan Kecemasan Hospitalisasi pada
anak Prasekolah di Ruang Ismail Rumah sakit “A” Surabaya
52 Hubungan Dukungan Sosial keluarga dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak
usia sekolah (6-12 tahun) di Ruang d-2 dan Pav. V rumah sakit “A” Surabaya
53 Pemberian Senam Otak Terhadap tingkat Kecepatan Membaca Siswa Kelas 3 SDN “A”
Surabaya
54 Pengaruh perawatan payudara pada pengeluaran ASI Ibu Pasca Persalinan di Ruang “A”
Surabaya
55 Hubungan Pola Pemberian ASI dengan kejadian Diare pada bayi Usia 6-12 bulan di Wilayah
Puskesmas “A” Surabaya
56 Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif terhadap Perubahan Berat Badan Bayi 1-3 bulan di
Posyandu “A” Surabaya
57 Perbandingan Perkembangan Anak Usia Toddler di Tempat Penitipan Anak (TPA) Lasiyam
Yayasan Al-Muslim dan Tempat Penitipan Anak (TPA) di “A” Surabaya
58 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Penatalaksanaan Diet Rendah Garam pada Lansia di
Poliklinik jantung rumah sakit “A” Surabaya
59 Pemberian Gerakan Senam Otak Burung Hantu dan Pasang Kuda-kuda Terhadap Kecakapan
Operasi Hitung Bilangan pada Usia Sekolah di SDN Sidodadi II Kecamatan “A” Surabaya
60 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Umur 35 – 55 tahun tentang Kanker dengan
Rutinitas Pemeriksaan Pap Smear di Yayasan “A” Surabaya
61 Pengaruh Posisi Ordinal Anak Uisa 3-4 tahun terhadap Perkembangan Personal Sosialnya di
PAUD “Matahari Bunda” RT 10 RW 2 Kel. Kraton Kecamatan “A” Surabaya
62 Pengaruh pemberian Games “Puzzle” pada Kemampuan Kognitif Anak Usia PraSekolah di TK
Nurul “A” Surabaya
63 Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Keaktifan Ibu mengikuti Senam Hamil di Poli
Hamil rumah sakit “A” Surabaya
64 Hubungan Kepemilikan Alat Permainan Edukatif (APE) dengan Perkembangan Motorik Halus
Menggunakan Bantuan DDST pada Anak Prasekolah di “A” Surabaya
65 Hub. Antara Posisi Membaca dengan visus Mata pada Anak Usia Sekolah 10 – 12 Tahun di
SDN “A” Surabaya
66 Pengaruh Pelaksanaan Senam Lansia Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada lansia di RT
VIII RW XIV Kelurahan “A” Surabaya
67 Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Keteraturan Penggunaan KB Suntik di BPS “A”
Surabaya
68 Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien TB paru di
Rumah sakit “A” Surabaya
69 Hubungan Kesiapan Belajar Dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Melitus Pada
lansia di Posyandu “A” Surabaya
70 Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Motifasi Dalam Mengikuti Program Kegiatan di
Posyandu Lansia “A” Surabaya
71 Perbedaan antara Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Pra Sekolah di TK Full Day engan
Non Full Day di “A” Surabaya
72 Pengaruh Terapi Musik (Langgam Jawa) terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan
Hipertensi di Desa “A” Surabaya
73 Perbedaan Tingkat Depresi Kelompok Tahanan Wanita 3 Bulan dan 6 Bulan Selama menerima
Bimbingan Rohani Islam di Rutan “A” Surabaya
74 Pemberian Aromaterapi Kenanga Terhadap Penurunan tekanan darah Pada Lansia dengan
Hipertensi di RT 7 dan RT 8 RW XIV Kelurahan “A” Surabaya
75 Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Efek Hospitalisasi Aspek Psikologis pada Anak Usia 1-3
tahun (Toddler) di Ruang Perawatan Anak Pav. V rumah sakit “A” Surabaya
76 Hubungan Pola Asuh Keluarga dengan kemampuan Perawatan Diri pada Anak Tunagrahita
Umur 12-17 tahun di SLB “A” Surabaya
77 Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi dengan peningkatan kadar HB pada ibu
hamil Trimester III di Poli Hamil rumah sakit “A” Surabaya
78 Hub. Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kemandirian Activity Daily Living (ADL)
pada Lansia di Posyandu Lansia Desa “A” Surabaya
79 Pemberian Jambu Merah Terhadap Peningkatan Trombosit pada Anak DHF di Puskesmas “A”
Surabaya
80 Terapi Air dalam mempelancar buang air besar Study Quasi Eksperimen pada Mahasiswa “A”
Surabaya