pembelajaran elearning · pembelajaran elearning petunjuk: bacalah makalah ini dengan seksama...

30
Pembelajaran Elearning Petunjuk: Bacalah makalah ini dengan seksama kemudian jawablah pertanyaan dengan ditulis tangan (jawabanya saja) dan diserahkan pada hari selasa depan jam 15.00 wib. Pertanyaan : ESSAY 1) Pengertian roadmap penelitian adalah : .................................... 2) Sebutkan beberapa langkah yang biasa ditempuh dalam metode ilmiah antara lain adalah : 3) Sebutkan Beberapa cara untuk mengidentifikasi masalah penelitian dibidang keperawtan adalah sebagai berikut : .................................... 4) selalu siap agar dapat menangkap permasalahan yang timbul selama melakukan obsevasi. Sebagai ilustrasi misalnya Isaac Newton dapat menemukan hukum gravitasi bumi, setelah dia kejatuhan buah apel. Banyak orang yang sebelumnya juga kejatuhan buah apel seperti Isaac Newton, tetapi tidak ada yang berfikir tentang hukum gravitasi bumi, oleh karena pikiran mereka belum siap siaga untuk menangkap makna yang terkandung dalam peristiwa jatuhnya apel ke kepala mereka, ilustrasi ini disebut sebagai : .................................... 5) “Seorang penderita malaria, ia mencoba berbagai kemungkinan untuk menyembuhkan penyakitnyatersebut tetapi selalu gagal. Pada suatu hari ketika sedang mengembara dihutan ia kehausan dan minum air parit yang begitu jernih, tetapi rasanya pahit sekali, Anehnya sejak minum air ini malarianya tidak kambuh lagi. Akhirnya ia melakukan penyelidikan kesepanjang parit tersebut dan diketemukan pohon kina yang tumbang terendam dalam parit. Akhirnya ia berkesimpulan bahwa kulit kayu kina dapat dijadikan obat malaria” Cara mencari pengetahuan pada situsi ini disebut : .................................... 6) “Pada saat gereja mempunyai otoritas yang mutlak Eropa, ada suatu pendapat bahwa dunia itu datar, bukan bulat seperti teori yang kita anut sekarang. Pendapat itu diterima oleh masyarakat. pada waktu itu, sampai dalam jangka waktu yang lama tanpa melalui pembuktian empiris” Cara mencari pengetahuan pada situsi ini disebut : .................................... 7) “Seorang desa yang menderita demam dapat sembuh karena minum air daun pepaya, akan mengulangi lagi cara itu pada waktu ia menderita demam, bahkan mungkin ia akan menyebarluaskan pengetahuanya kepada para tetangganya. Cara mencari pengetahuan pada situsi ini disebut : .................................... 8) Berikut yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan agar judul kita memenuhi syarat sebagai judul yang tepat dan baik, antara lain adalah : .................................... 9) suatu indikasi kearah mana atau apa yang dicari melalui penelitian itu, yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati dan dapat diukur disebut : 10) Buatlah satu rencana topic /judul penelitian keperawatan sesuai peminatan anda ……….. 1. MC: apabila suatu pernyataan dianggap benar, bila pernyataan itu bersifat konsisten dengan pernyataan sebelumnya dan dianggap benar menurut logika deduktif dengan menggunakan sarana matematika sebagai alat buktinya, adalah macam criteria kebenaran : a) koherensi b) korespondensi, c) pragmatis d) praktis 2. apabila suatu pernyatan yang dikatakan benar bila diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional (berguna/efektif) bagi kehidupan praktis, adalah macam criteria kebenaran : a) koherensi b) korespondensi, c) pragmatis d) praktis

Upload: vudien

Post on 07-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pembelajaran Elearning

Petunjuk: Bacalah makalah ini dengan seksama kemudian jawablah pertanyaan dengan ditulis tangan

(jawabanya saja) dan diserahkan pada hari selasa depan jam 15.00 wib.

Pertanyaan :

ESSAY

1) Pengertian roadmap penelitian adalah : ....................................

2) Sebutkan beberapa langkah yang biasa ditempuh dalam metode ilmiah antara lain adalah :

3) Sebutkan Beberapa cara untuk mengidentifikasi masalah penelitian dibidang keperawtan adalah

sebagai berikut : ....................................

4) selalu siap agar dapat menangkap permasalahan yang timbul selama melakukan obsevasi. Sebagai

ilustrasi misalnya Isaac Newton dapat menemukan hukum gravitasi bumi, setelah dia kejatuhan buah

apel. Banyak orang yang sebelumnya juga kejatuhan buah apel seperti Isaac Newton, tetapi tidak

ada yang berfikir tentang hukum gravitasi bumi, oleh karena pikiran mereka belum siap siaga untuk

menangkap makna yang terkandung dalam peristiwa jatuhnya apel ke kepala mereka, ilustrasi ini

disebut sebagai : ....................................

5) “Seorang penderita malaria, ia mencoba berbagai kemungkinan untuk menyembuhkan

penyakitnyatersebut tetapi selalu gagal. Pada suatu hari ketika sedang mengembara dihutan ia

kehausan dan minum air parit yang begitu jernih, tetapi rasanya pahit sekali, Anehnya sejak minum

air ini malarianya tidak kambuh lagi. Akhirnya ia melakukan penyelidikan kesepanjang parit

tersebut dan diketemukan pohon kina yang tumbang terendam dalam parit. Akhirnya ia

berkesimpulan bahwa kulit kayu kina dapat dijadikan obat malaria”

Cara mencari pengetahuan pada situsi ini disebut : ....................................

6) “Pada saat gereja mempunyai otoritas yang mutlak Eropa, ada suatu pendapat bahwa dunia itu datar,

bukan bulat seperti teori yang kita anut sekarang. Pendapat itu diterima oleh masyarakat. pada waktu

itu, sampai dalam jangka waktu yang lama tanpa melalui pembuktian empiris”

Cara mencari pengetahuan pada situsi ini disebut : ....................................

7) “Seorang desa yang menderita demam dapat sembuh karena minum air daun pepaya, akan

mengulangi lagi cara itu pada waktu ia menderita demam, bahkan mungkin ia akan

menyebarluaskan pengetahuanya kepada para tetangganya.

Cara mencari pengetahuan pada situsi ini disebut : ....................................

8) Berikut yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan agar judul kita memenuhi syarat sebagai

judul yang tepat dan baik, antara lain adalah : ....................................

9) suatu indikasi kearah mana atau apa yang dicari melalui penelitian itu, yang dirumuskan dalam

bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati dan dapat diukur disebut :

10) Buatlah satu rencana topic /judul penelitian keperawatan sesuai peminatan anda ………..

1. MC: apabila suatu pernyataan dianggap benar, bila pernyataan itu bersifat konsisten dengan pernyataan sebelumnya dan dianggap benar menurut logika deduktif dengan menggunakan sarana matematika sebagai alat buktinya, adalah macam criteria kebenaran : a) koherensi b) korespondensi, c) pragmatis d) praktis

2. apabila suatu pernyatan yang dikatakan benar bila diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional (berguna/efektif) bagi kehidupan praktis, adalah macam criteria kebenaran : a) koherensi b) korespondensi, c) pragmatis d) praktis

3. menggunakan analisis yang berpijak darai pengertian-pengertian atau fakta –fakta yang bersifat umum kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan persoalan khusus disebut cara berfikir : 1. induktif 2. deduktif 3. pragmatis 4. praktis

4. Untuk menjawab permasalahan dan atau menguji kebenaran hypothesis, diperlukan data empiris dengan cara pengukuran dan penelitian, proses ini dalam langkah-langkah dalam metode ilmiah disebut : C a) Merumuskan masalah. b) Mengajukan hypothesis atau jawaban sementara terhadap masalah. c) Mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab masalah. d) Menguji hypothesis berdasarkan data yang telah diperoleh.

5. Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan dengan pengulangan suatu studi dengan kondisi-kondisi yang sama dan peserta riset yang serupa dengan penyelidikan awal disebut : a) Perancang riset b) Replikasi riset c) Pengumpul data d) Penghasil riset

6. karya ilmiah hasil penelitian mandiri yang mendalam dengan bantuan seorang pembimbing dan pembantu pembimbing, yang dilakukan untuk memperoleh gelar Master (jenjang S2) dan telah berhasil dipertahankan dihadapan suatu panitia penguji yang dibentuk oleh perguruan tinggi adalah: a. Disertasi

b. tesis

c. Skripsi

d. KTI

7. Suatu karya ilmiah hasil penelitian mandiri atau kajian kepustakaan dengan bantuan seorang dosen pembimbing yang dikerjakan untuk memperoleh gelar sarjana (jenjang SI) dan telah berhasil dipertahankan dihadapan suatu tim penguji yang dibentuk oleh perguruan tinggi. a. Disertasi

b. tesis

c. Skripsi

d. KTI

8. karya ilmiah yang merupakan hasil laporan penelitian mandiri maupun berkelompok : a. Disertasi

b. tesis

c. Skripsi

d. artikel asli

9. tujuan penelitian keparawatan antara lain adalah : 1. Mengembangkan dan menguji teori yang ada

2. Menghubungkan teori dan praktek

3. Memahami fenomena keperawatan

4. Memantapkan komitmen profesional dan akuntabilitas

10. Dalam memilih dan menetapkan judul penelitian yang perlu diperhatikan antara lain: 1) Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti. 2) Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti 3) Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti 4) Judul yang dipilih hendaknya cukup data tersedia

Roadmap penelitian Keperawatan

A. Pengertian

roadmap atau peta jalan adalah rencana kerja rinci yang menggambarkan apa yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan. roadmap bisa juga diartikan dengan a map of roads atau peta

jalan untuk bisa memberikan petunjuk jalan.

Proses Penelitian dari berbagai sumber dapat diartikan sebagai :

1) Proses pembentukan dari sebuah teori yang diajukan;

2) Proses pencarian dan penemuan jawaban secara ilmiah;

3) Proses mencari jawaban atau hal – hal yang ingin diketahui jawabannya;

4) Kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu

pengetahuan;

5) Kegiatan ilmiah guna menemukan ilmu baru.

Sehinggaroadmap penelitian bisa diartikan peta jalan atau petunjuk terhadap penelitian yang

dilakukan, sebagai upaya untuk bisa mengetahui arah penelitian yang dilakukan.

Roadmap mengenai penelitian, tentunya roadmap ini seharusnya berisikan petunjuk-petunjuk

mengenai penelitian yang akan dilakukan berdasarkan kebutuhan atau klasifikasi yang berawal dari

permasalahan yang ada kemudian berlanjut kepada tahapan penelitian yang akan dilakukan dengan

memperhatikan potensi yang ada dan dengan harapan penelitian yang dilakukan sesuai dengan

kepentingan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia sesuai dengan bidang

masing-masing.

Selain itu, roadmap juga tentunya bisa mengidentifikasi penelitian yang akan dilakukan berdasakan

jangka waktu penelitian dan prioritas serta mitra yang bisa diajak bekerjasama. Sehingga penelitian

yang dilakukan akan terasa lebih bermakna, efektif dan efisien. Selain itu, roadmap ini juga harus

bisa mengidentifikasikan tema-tema penelitian yang berguna untuk bisa memprediksikan persoalan-

persoalan yang akan terjadi di masa mendatang terkait dengan kebijakan yang dilakukan saat ini

atau di masa yang lalu sehingga bisa memberikan kontribusi terhadap kebijakan yang akan datang.

B. Penyusunan Roadmap

Penyusunan roadmap harus bersifat down up untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan

yang sudah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi. Walau tidak menutup kemungkinan

permasalahan yang diidentifikasikan bisa bersifat top down terkait dengan hasil pemikiran para

pakar/akademisi dan praktisi yang diberikan kepada pengambil kebijakan. Penyusuan roadmap ini

tentunya membutuhkan sebuah masukan-masukan dari berbagai pihak untuk kemudian disintesa

menjadi sebuah tema penelitian.

Roadmap umumnya disusun sebagai bagian dari rencana strategis

Substansi penulisannya dapat terdiri dari:

a. Keadaan saat ini (sebagai baseline)

b. Tujuan yang ingin dicapai

c. Uraian tahap pelaksanaan untuk mencapai tujuan

d. Sasaran dari setiap tahap

e. Indikator pencapaian sasaran

Dewasa ini Indonesia memerlukan berbagai penelitian yang bermutu tinggi untuk memecahkan

persoalan bangsa Indonesia yang nota bene sangat ketinggalan di semua bidang. Untuk itu, sebagai

peneliti atau calon peneliti unggul, seorang dosen harus mampu menggali permasalahan atau

persoalan sesuai dengan kepakarannya untuk kemudian mencari pemecahannya. Pemecahan

masalah dapat dilakukan melalui penelitian yang mendalam.. Penelitian yang demikian itu biasanya

merupakan penelitian terapan, bukan merupakan penelitian dasar.

C. Cara memperoleh Ilmu

Secara spesifik penelitian adalah sarana memeperoleh ilmu pengetahuan, jadi apa yang kita

lakukan sekarang ini atau yang kita ketemukan hari ini adalah hasil penelitian orang dulu. Secara

makro cara memperoleh pengetahuan dibagi menjadi 2 sesuai gambar berikut Ini :

Menurut Notoatmodjo (2002:10–18) mengatakan, bahwa Cara memperoleh pengetahuan dapat

dikelompokan menjadi dua, yaitu :

1. Cara tradisional atau non ilmiah

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :

a. Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan

apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain, dan apabila

kemungkinan tidak berhasil pula dicoba kemungkinan yang lain pula sampai masalah tersebut

dapat terpecahkan. Itulah sebabnya cara ini disebut coba – salah (trial and error).

Contoh : Ditemukanya kina sebagai obat malaria.

“Seorang penderita malaria, ia mencoba berbagai kemungkinan untuk menyembuhkan

penyakitnyatersebut tetapi selalu gagal. Pada suatu hari ketika sedang mengembara dihutan

CARA

MEMPEROLEH

PENGETAHUAN

ILMIAH /

TRADISI

Pengalaman

Pribadi Melalui Jalan pikiran

Berda

sarkan

fakta

Bebas dari

prasangka

Menggunakan

prinsip analisis

Menggunakan

Hipotesis Menggunakan

ukuran objektif

Cara

coba

salah

(trial &

error)

Cara

kekuasa

an

(otoritas

)

ia kehausan dan minum air parit yang begitu jernih, tetapi rasanya pahit sekali, Anehnya sejak

minum air ini malarianya tidak kambuh lagi. Akhirnya ia melakukan penyelidikan kesepanjang

parit tersebut dan diketemukan pohon kina yang tumbang terendam dalam parit. Akhirnya ia

berkesimpulan bahwa kulit kayu kina dapat dijadikan obat malaria”

b. Cara Kekuasaan (Otoriter)

Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal,

ahli agama, pemegang pemerintahan, ahli ilmu pengetahuan dan sebagainnya. Dengan kata

lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan.

Contoh :

“Pada saat gereja mempunyai otoritas yang mutlak Eropa, ada suatu pendapat bahwa dunia

itu datar, bukan bulat seperti teori yang kita anut sekarang. Pendapat itu diterima oleh

masyarakat. pada waktu itu, sampai dalam jangka waktu yang lama tanpa melalui pembuktian

empiris”

c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Cara ini dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan

tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah

lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila ia gagal, ia tidak

akan mengulangi cara itu dan berusaha untuk mencari cara yang lain, sehingga dapat berhasil

memecahkanya .

Contoh : “Seorang desa yang menderita demam dapat sembuh karena minum air daun

pepaya, akan mengulangi lagi cara itu pada waktu ia menderita demam, bahkan mungkin ia

akan menyebarluaskan pengetahuanya kepada para tetangganya.

d. Melalui Jalan pikiran

Yaitu dengan cara menggunakan penalaran dalam memperoleh kebenaran pengetahuan.

Penalaran dengan menggunakan jalan pikiran ada 2 (dua) yaitu dengan cara induksi dan

deduksi.

Penalaran Induktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berpikir untuk menarik kesimpulan

umum dari sesuatu yang bersifat khusus atau individual.

Contoh :

“Ada fakta kambing punya mata, sapi punya mata, gajah punya mata, maka dapat ditarik

kesimpulan bersifat umum bahwa semua binatang punya mata”.

Penalaran deduktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berpikir yang menarik kesimpulan

yang khusus dari sesuatu yang bersifat umum.

Contoh :

“Binatang menyusui berkaki empat dapat ditarik kesimpulan sapi termasuk binatang

menyusui”

2. Cara modern atau cara ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan disebut metode penelitian ilmiah atau lebih

popular disebut metodologi penelitian (research methodology). Metode ilmiah adalah upaya

memecahkan masalah melalui berpikir rasional dan berpikir empiris dan merupakan prosedur

untuk mendapatkan ilmu.

Metode ilmiah pada dasarnya menggabungkan berpikir rasional dengan berpikir empiris, artinya

pernyataan yang dirumuskan disatu pihak dapat diterima oleh akal sehat dan dipihk lain dapat

dibuktikan melalui data dan fakta secara empiris.

Almack (1939), membuat batasan bahwa metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-

prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran. Bahasan metode ilmiah

sekurang-kurangnya memenuhi kriteria metode ilmiah sebagai berikut :

Berdasarkan fakta, artinya informasi yang diperoleh, baik yang akan dikumpulkan maupun

dianalisis hendaknya berdasarkan fakta-fakta atau kenyataan –kenyataan, bukan berdasarkan

pemikiran sendiri atau dugaan-dugaan.

Bebas dari prasangka, artinya fakta atau data hendaknya berdasarkan bukti yang lengkap dan

objektif, bebas dari pertimbangan-pertimbangan subyektif.

Menggunakan prinsip analisis, artinya fakta atau data yang diperoleh melalui metode ilmiah

tidak hanya apa adanya. Fakta serta kejadian-kejadian tersebut harus dicari sebab akibatnya

atau alasan-alasanya dengan menggunakan prinsip analisis.

Menggunakan Hipotesis, artinya harus ada dugaan sementara untuk memandu jalan pikiran

kearah tujuan yang ingin dicapai.

Menggunakan ukuran objektif, artinya pengumpulan data harus menggunkan ukuran yang

objektif bukan berdasarkan pertimbangan subjektif (pribadi).

Untuk mendapatkan suatu ilmu juga bisa dari suatu penelitian yang dikaji beberapa kali sehingga

nantinya dapat dipertahankan di publik yang melalui realitas suatu ilmu yang dibedakan menjadi

tiga yaitu :

Proses, artinya suatu kegiatan untuk memahami alam semesta dan isinya didasarkan pada

tuntutan keilmuan (rasionalistis dan objektif).

Produk, artinya segala proses keilmuan yang harus menjadi milik umum dan selalu terbuka

untuk dikaji oleh orang lain.

Paradikma Etis, artinya Ilmu harus mengandung nilai moral dan etik yang tidak bertentangan

dengan nilai-nilai moral yang ada dimasyarakat.

Pengetahuan menjadi suatu ilmu sekurang-kurangnya ada 3 syarat yang harus terpenuhi yaitu :

Ilmu sebagai produk, artinya kumpulan informasi yang telah teruji kebenaranya dan

dikembangakn berdasarkan metode ilmiah dan pemikiran logis.

Ilmu sebagai proses, artinya cara mempelajari suatu realita dan memberi upaya penjelasan

tentang suatu mekanisme.

Ilmu sebagai metode, artinya cara untuk memperoleh pengetahuan dalam hal ini adalah

menggunakan metode ilmiah.

Cara ilmiah berarti bahwa penelitian itu harus didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu, rasional,

empiris dan sistematis, yang pengertianya sebagai berikut :

Rasional, artinya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia. Oleh sebab itu, dalam berpikir rasional , diperlukan teori-

teori yang telah mapan atau telah teruji kebenaranya.

Empiris, artinya cara yang digunakan dalam penelitian itu teramati oleh indera manusia

sehingga orang lain dapat ikut mengamati dan mengetahui cara – cara yang digunakan. Oleh

sebab itu, kebenaran dalam berfikir empiris harus ditunjukan oleh bukti-bukti yang dapat

dipercaya.

Sistematis, artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah

tertentu yang bersifat logis.

D. Pengertian Riset

Riset adalah istilah umum untuk penelitian dan dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi, maka riset dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang sistematik untuk mencari kebenaran

yang belum diketahui melalui metode ilmiah. Sistematik dan metode ilmiahartinya dalam mencari

kebenaran dimulai dari suatu gagasan yang timbul karena adanya permasalahan, kemudian dilakukan

penyusunan konsep, rencana pengumpulan data, pengolahan data, analisis data sampai kepada

pengambilan keputusan dengan cara yang ilmiah. Cara ilmiah berarti bahwa penelitian itu harus

didasarkan pada ciri-ciri

E. Pembagian Karya Ilmiah

Berbagai bentuk Karya ilmiah dapat berupa :

1. Disertasi

Adalah karya ilmiah hasil penelitian mandiri yang mendalam tanpa atau disertai dengan dalil,

dengan bimbingan seorang promotor dan ko-promotor, yang dilakukan untuk memperoleh gelar

Doktor atau Ph.D.(jenjang S3) dan telah berhasil dipertahakan dihadapan suatu dewan penguji baik

secara tertutup maupun terbuka.

Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia No 053/U/1993,

disertasi adalah karya tulis akademik hasil studi dan atau penelitian mendalam yang dilakukan

secara mandiri dan berisi sumbangan baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan, atau menemukan

jawaban baru bagi masalah-masalah yang sementara telah diketahui jawabanya atau mengajukan

pertanyaan baru terhadap hal yang dipandang telah mapan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni yang dilakukan oleh calon Doktor dibawah pengawasan pembimbing.

2. Thesis

Adalah karya ilmiah hasil penelitian mandiri yang mendalam dengan bantuan seorang

pembimbing dan pembantu pembimbing, yang dilakukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan

Master (jenjang S2) dan telah berhasil dipertahankan dihadapan suatu panitia penguji yang

dibentuk oleh perguruan tinggi.

3. Skripsi

Adalah Suatu karya ilmiah hasil penelitian mandiri atau kajian kepustakaan dengan bantuan

seorang dosen pembimbing yang dikerjakan untuk memperoleh gelar sarjana (jenjang SI) dan telah

berhasil dipertahankan dihadapan suatu tim penguji yang dibentuk oleh perguruan tinggi.

4. Makalah

Adalah karya ilmiah hasil penelitian atau penulusuran kepustakaan disertai dengan permasalahan

dan pembahasan dengan atau tanpa kesimpulan.

5. Artikel Asli

Adalah karya ilmiah yang merupakan hasil laporan penelitian mandiri maupun berkelompok.

6. Laporan Kasus

Adalah Laporan tertulis dari suatu kasus yang dijumpai penulis dan dianggap perlu untuk

dikomununikasikan karena mengandung aspek yang khas, misalnya sangat langkah, memerlukan

pengelolaan khusus, tanpak aneh (tidak biasa), dan lain-lain.

7. Kajian Kepustakaan

Adalah suatu karya ilmiah hasil penelusuran kepustakaan, dirangkum dalam suatu tulisan untuk

mengetahui perkembangan suatu bidang ilmu.

8. Ringkasan (abstrak)

Adalah sari pati dari suatu karya tulis ilmiah seperti makalah, tesis disertasi dan lain sebagainya.

F. Sarana Berfikir Ilmiah

Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berfikir yang pada dasarnya

merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempunya. Ada

dua hal yang harus ditempuh untuk dapat melakukan kajian ilmiah secara baik, yaitu :

1. Sarana ilmiah, ini bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu

merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.

2. Tujuan mempelajari sarana berfikir ilmiah adalah memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara

baik. Dalam hal ini , sarana berfikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk

mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan metode ilmiah.

Untuk dapat melakukan kegiatan berfikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana yang berupa bahasa,

logika, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai, logika adalah

berfikir secara akal, matematik berperanan dalam berfikir deduktif dan statistika berperanan dalam

berfikir induktif.

G. Kerangka Berpikir Ilmiah

Untuk sampai kepada pembahasan penelitian ilmiah, perlu diketahui lebih dulu kerangka

berpikir ilmiah. Semua ilmu yang diperoleh dari kegiatan ilmiah harus memenuhi syarat teori

kebenaran ilmu. Berikut ini bisa kita lihat bagaimana kriteria kebenaran ilmu.

Tabel 1.1 Kriteria kebenaran ilmu

Jenis

Kebenaran Logika

Kriteria Contoh

Benar Salah

Koherensi Deduktif konsisten

antara a, b, c

& d

tidak

konsisten

Semua mahasiswa

Akper bayar SPP, Aji

mahasiswa Akper, Aji

bayar SPP

Korespondensi Induktif bila sesuai

objek yang

dituju

tidak

sesuai

Akper Hang Tuah di

Surabaya.

Pragmatis Pragmatis bila

mempunyai

kegunaan/

efektif

bila tidak

berguna

Bekerja mendapatkan

upah / hasil

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut kriteria kebenaran ilmu, ada tiga macam

kebenaran, yaitu :

1. Kebenaran koherensi, yaitu apabila suatu pernyataan dianggap benar, bila pernyataan itu bersifat

koherensi dan konsisten dengan pernyataan sebelumnya dan dianggap benar menurut logika

deduktif dengan menggunakan sarana matematika sebagai alat buktinya.

Contoh : Semua mahasiswa Akper bayar SPP, Aji mahasiswa Akper, Aji bayar SPP.

2. Kebenaran korespondensi, yaitu apabila pernyataan adalah benar, jika pengetahuan yang

terkandung dalam pernyataan itu berkorepondensi (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh

pernyataan tersebut dengan logika induktif dan menggunakan statistik sebagai sarananya.

Contoh : Jika si Aji mengatakan Akper Hang Tuah ada di Surabaya, maka si Aji dikatakan benar

karena memang objeknya Akper Hang Tuah Surabaya berada di Surabaya.

3. Kebenaran pragmatis, ialah apabila suatu pernyatan yang dikatakan benar bila diukur dengan

kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional (berguna/efektif) bagi kehidupan praktis

Contoh : Jika si Aji rajin belajar maka akan mendapatkan beasiswa. Tak mungkin si Aji mau belajar

rajin jika tidak ada penghargaan yang diperolehnya.

Dari kriteria diatas dapat diketahui bahwa segala sesuatu itu dapat dikatakan benar jika memenuhi

kriteria diatas.

Dalam cara berpikir / menalar untuk mengambil suatu keputusan tentang suatu masalah, terdapat dua

cara yaitu :

1. Secara deduktif, yaitu menggunakan analisis yang berpijak darai pengertian-pengertian atau fakta

–fakta yang bersifat umum kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan persoalan khusus.

Cara deduktif pertama kali dipakai oleh Aristoteles yang kemudian diikuti oleh para ahli

pengikutnya serta mengembangakan proses silogisme, yaitu :

a) Premis mayor : mahasiswa Akper bayar SPP

b) Premis minor : Aji mahasiswa Akper

c) Kesimpulan : Aji juga bayar SPP

2. Secara Induktif, yaitu cara berpikir yang berpijak pada fakta – fakta yang bersifat khusus ,

kemudian diteliti dan akhirnya ditemui pemecahan persoalan yang bersifat umum. Induksi

merupakan cara berpiir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus

yang bersifat indifidual.

Cara ini muncul pada tahun 1561 – 1626 dikemukakan oleh Francis Bacon, “ Untuk memperoleh

pengetahuan orang harus mengadakan pengamatan, mengumpulkan fakta dan membuat kesimpulan

dari penemuan-penemuannya. Inilah yang menjadi prinsip dasar dari semua ilmu.

Dalam penerapan metode ilmiah para ahli sering mengintegrasikan kedua cara metode deduktif

dan induktif kedalam suatu teknik yang dianggap lebih ampuh hasilnya. Karena setiap penelitian akan

bertitik tolak dari suatu teori atau hasil penemuan yang bersifat umum (deduksi). Dari generalisasi ini

kemudian diobservasi atau dipelajari hal-hal yang khusus untuk dapat merumuskan hipothesa sebagai

jawaban sementara / kesimpulan, kemudian baru dilakukan penelitian secara induktif dengan

mempelajari fakta – fakta yang ada.

H. Membuat judul penelitian

Judul penelitian itu dibuat setelah permasalahn jelas secara berurutan judul terbentuk harus diawali

adanya topik penelitian, adanya masalah, adanya pertanyaan masalah, adanya rumusan masalah,

tujuan penelitian baru adanya judul.

Beberapa langkah yang biasa ditempuh dalam metode ilmiah adalah :

1. Merumuskan masalah.

2. Mengajukan hypothesis atau jawaban sementara terhadap masalah.

3. Mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab masalah.

4. Menguji hypothesis berdasarkan data yang telah diperoleh.

5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hiphotesis.

Langkah (1) dan (2) adalah fase berfikir rasional, sedangkan langkah (3), (4) dan (5) fase berpikir

empiris. Sebagai gambaran kelima langkah diatas, perhatikan contoh sederhana berikut ini :

1. Merumuskan masalah.

Diajukan pertanyaan sebagai berikut : Apakah IQ seseorang mempengaruhi prestasi belajar

seseorang ?

Pertanyaan ini diajukan untuk melihat pengaruh IQ terhadap prestasi belajar mahasiswa.

2. Mengajukan hypothesis atau jawaban sementara terhadap masalah.

TOPIK

MASALAH

RUMUSAN MASALAH

TUJUAN

PENELITIAN

MANFAAT

Fakta

Harapan

Kesenjangan berdasar pada

konsep Masalah (K. I)

Konsep yg digunakan dalam Paradigma Penelitian / Konsep Paradigma (Konsep I atau II) sebagai sumber variabel untuk menjawab

JUDU

Pertanyaan

Jawaban sementara pertanyaan diatas adalah : Makin tinggi IQ seorang mahasiswa, makin tinggi

prestasi belajarnya. Dasar yang digunakan dalam menentukan atau menetapkan hypothesis ini

adalah berpikir rasional, berdasarkan nalar artinya bahwa tinggi rendahnya IQ seorang mahasiswa

akan menentukan kemampuan, wawasan dan ketrampilan dalam belajar.

3. Mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab masalah.

Untuk menjawab permasalahan dan atau menguji kebenaran hypothesis diatas, diperlukan data

empiris dari sejumlah mahasiswa di suatu perguruuan tinggi dengan cara mengukur IQ mereka

dan membandingkan dengan perolehan prestasi belajar dikelas.

4. Menguji hypothesis berdasarkan data yang telah diperoleh.

Bandingkan data hasil pengamatan dan pencatatan diatas, dari katagori tingkat IQ tersebut

kemudian lakukan analisis dan tentukan tingkat IQ yang menunjukan prestasi lebih tinggi.

5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hyphotesis.

Seandainya prestasi belajar yang lebih tinggi dicapai oleh seorang mahasiswa yang IQ relatif

lebih tinggi pula, maka cukup beralasan untuk menerima hypothesis yang telah dirumuskan pada

langkah kedua diatas, artinya terdapat bukti secara empiris untuk menerima hypothesis.

Kesimpulanya adalah IQ seseorang dapat menentukan prestasi belajar.

Dari contoh sederhana diatas, terlihat bahwa berpikir rasional dan berpikir empiris merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan . Berpikir rasional diperlukan dalam mengkaji masalah dan

merumuskan hypothesis, sedangkan berpikir empiris digunakan untuk menguji kebenaran

hypothesis dan menarik kesimpulan penelitian.

I. Topik

Topik penelitian merupakan objek penelitian, yang tercermin dalam perumusan masalah dan dalam

judul. Topik atau objek penelitian adalah masalah penelitian yang akan diteliti. Objek dan subjek

penelitian biasanya sudah sekaligus menjadi satu kesatuan.

Kita ambil contoh judul berikut ini.

“Kesiapan lulusan perawat dalam melakukan praktek keperawatan di Rumah sakit”

“Kesiapan lulusan perawat dalam melakukan praktek keperawatan di Rumah sakit”

merupakan objek penelitian,

“lulusan perawat” adalah subjek penelitian.

J. Judul:

Kriteria Judul antara lain :

Menarik, spesifik, unik, bermakna tunggal, sederhana, jelas, lojik, tidak perlu puitik, ditulis

dalam kalimat berita.

Gunakan kata kunci primer.

Mencerminkan isi.

berorientasi kepada produk sesuai dengan ciri PHB.

Tidak terlalu pendek tetapi tidak terlalu panjang (10-20 kata).

Judul yang lengkap biasanya terdiri dari:

masalah, objek, atau topic penelitian;

subjek penelitian,

lokasi atau daerah penelitian,

desain, strategi, metode penelitian,

tahun atau waktu terjadinya peristiwa atau waktu menyelenggarakan penelitian

Mari kita pelajari judul berikut ini (Amirin, 1995):

“Studi perbandingan antara mahasiswa yang aktif dan tidak aktif dalam organisasi intra dan atau

ekstra kampus terhadap pekerjaan ideal setelah menjadi sarjana”

Judul tersebut selain belum jelas juga terlalu panjang. Bandingkan dengan perubahan judul di bawah

ini.

“Perbandingan persepsi mengenai pekerjaan ideal setelah menjadi sarjana antara mahasiswa yang

aktif dan tidak aktif berorganisasi”

K. Subjek penelitian

Sebagai ilustrasi, misalnya kita akan meneliti tentang profil perpustakaan Sekolah Dasar di

Propinsi Bengkulu. Subyek penelitiannya adalah perpustakaan SD. Untuk memperoleh informasi

tentang hal itu, kita dapat menggalinya dari sumber data. Sumber data dapat kita peroleh dari responden

misalnya kepala perpustakaan & stafnya. Kita dapat juga menggali informasi dari dokumen-dokumen

yang ada di perpustakaan. Agar lebih jelas tentang subyek penelitian, kita ambil contoh misalnya kita

ingin meneliti tentang motivasi belajar mahasiswa Universitas Bengkulu dan factor-faktor yang

mempengaruhinya. Yang menjadi subyek penelitian adalah mahasiswa. Untuk mendapat informasi

tentang “motivasi mahasiswa” kita dapat menggalinya dari responden dapat mahasiswa itu sendiri,

dosen atau orang tua.

Jika kita pilah lebih dalam dapat saya uraikan sebagai berikut:

Mahasiswa sebagai subyek penelitian, responden & sumber data/informasi

Dosen sebagai responden & sumber data/informasi

Orangtua mahasiswa sebagai responden & sumber data/informasi

Dari contoh-contoh di atas dapat kita pahami bahwa subjek penelitian adalah sesuatu atau

seseorang yang akan kita ambil informasinya. Informasi tersebut bisa berupa perilaku, keadaan dll.

dari sesuatu atau seseorang tersebut. Sumber data adalah sesuatu atau seseorang yang kita pilih untuk

mendapatkan informasi tentang sesuatu atau seseorang yang lain.

Dan secara spesifik maka dapat dibuat kalimat judul seperti ini :

L. Topik penelitian mahasiswa

Topik penelitian mahasiswa mengarah ke mata kuliah dengan gambar sebagai berikut:

TARGET Penelitian Model

Efek Pemberian

Analisis Kemamp

Pengembangan metode, sistem, aplikasi

Implementasi Model

Penggunaan teknik Sistem Pemantauan

Pengendali

Inovasi

Formulas

Potensi

Kajian

Efektifi

Alur & Topik penelitian A

SK

EP

KDM Keperawata

n

Keperawata

n

Gerontik

Keluarga

Komunita

Pasient

Dokumenat

asi Keperawata

n

Manajeme

n

Keperawata

n

Keperawat

an Jiwa

Komunikasi

Etika

Keperawata

Gizi dan

1) Teori kebutuhan dasar manusia 2) Teori kebutuhan dasar manusia

menurut Abraham Maslow 3) Konsep kebutuhan oksigen, 4) Konsep kebutuhan cairan

5) Konsep kebutuhan nutrisi 6) Konsep kebutuhan

eliminasi 7) Konsep kebutuhan aktifitas 8) Konsep kebutuhan istirahat

dan tidur 9) Konsep keseimbangan suhu

tubuh

KDMContoh penelitian :

1) Potensi nasi tem pada pasien tipus untuk membantu proses penyembuhan infeksi

2) Model penerapan aktivitas bedrest total untuk menghilangkan kejenuhan pada pasien tipes

3) Pengembangan model pemberdayaan keluarga dalam peningkatan kualitas perawatan di masyarakat

4) Model penanaman konsep diri untuk meningkatkan karacter caring pada mahasiswa keperawatan

5) dll

Gangguankebutuhan oksigen: 1) Menghitung pernapasan 2) Memposisikan pasien fowler dan

semifowler 3) Mengumpulkan sputum untuk

pemeriksaaan 4) Memberikan oksigen nasal kanul 5) Melatih napas dalam 6) Melatih batuk efektif

Gangguan kebutuhan cairan: 1) Mengukur tekanan darah 2) Menghitung nadi 3) Pemeriksaan Rumple-lead 4) Merawat luka infus 5) Mengganti cairan infus 6) Melepas infus 7) Merawat kateter urin

prosedural Contoh penelitian :

1) Efektifitas penggunaan posisi tangan dengan telungkup pada waktu pemasangan infuse di rumah sakit “A” Surabaya

2) Perbandingan Efektifitas Perawatan Luka Dengan Kasa Kering dan Kasa Basah NaCl Dalam Proses Penyembuhan Luka Bersih di Poli Bedah Rumah Sakit “A” Surabaya

3) Analisis tingkat nyeri pemasukan jarum menghadap ke atas dan kebawah saat pemasanagn infus

4) Pengembangan pelepasan infus dengan metode cairan lidah buaya

5) Potensi efek minum air sebelum tidur untuk mengurangi kejadian penyakit

1) Komunikasi terapeutik 2) Prinsip komunikasi

teraputik 3) Teknik-teknik komunikasi

teraputik 4) Strategi pelaksanaan

(tahap-tahap) komunikasi terapeutik

5) Hambatan komunikasi 6) Penerapan komunikasi

komunikasi

Contoh Judul : 1) Analisa Hubungan

Komunikasi Verbal dan Nonverbal Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien

2) Penggunaan model komunikasi kromo inggil dalam upaya peningkatan kualitas kedekatan pada

Dan seterusnya

M. JUDUL PENELITIAN, PERUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN

Penelitian keperawatan pada hakikatnya adalah suatu proses ilmiah yang memvalidasi dan

memurnikan pengetahuan yang ada dan menciptakan teknologi baru yang secara langsung

berpengaruh terhadap praktek keperawatan.

Adapun tujuan penelitian keparawatan antara lain adalah :

1. Mengembangkan dan menguji teori yang ada

2. Menghubungkan teori dan praktek

3. Memahami fenomena keperawatan

4. Memantapkan komitmen profesional dan akuntabilitas

5. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk proses keperawatan

A. Judul Penelitian

1. Memilih Dan Menetapkan Judul Penelitian

Dalam memilih dan menetapkan judul penelitian yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti.

Menarik dan dapat membangkitkan minat sipeneliti meruapakan sesuatu yang dapat mendorong

dan membangkitkan semangat kerja dalam setiap langkah kegiatan penelitian, terutama keinginan

untuk memperoleh kebenran ilmiah. Karena dalam mencari suatu pekerjaan, jika tidak diminati

atau tidak menarik hati, orang sering bekerja setengah-setengah hati hasilnya nantinya tidak akan

memuaskan.

b. Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti

Dengan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan, peneliti akan mampu memecahkan

permasalahan yang dicakup oleh judul yang dipilih. Mampu disini maksudnya dapat melakukan

penelitian dan cukup waktu yang tersedia untuk menyelesaikan penelitian tersebut serta didukung

oleh dana yang telah diperhitungkan untuk biaya penyelesaiannya atau tidak mahal dan terjangkau

oleh peneliti. Sehingga harus mawas diri dulu untuk mengambil judul. Contohnya Mahasiswa DIII

Keperawatan hanya diajar dengan mata kuliah Riset Keperawatan 2 SKS dan hanya ada waktu

sekitar 1 bulan untuk mengambil data mencoba meneliti kefektifan penggunaan bethadin dalam

mencegah tromboplebitis pada pemsangan infus. Judul ini menarik untuk diteliti tetapi mungkin

peneliti belum mampu untuk melaksanakan dan waktu yang tersedia kurang untuk diselesaikan

dengan baik.

c. Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti

Peneliti sudah bekerja dan berusaha dengan bersusah payah, hendaknya hasilnya berguna untuk

diri, masyarakat dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian perlu dipikirkan hasil penelitian dengan

judul yang dipilih, apakah ada manfaatnya atau tidak, tentunya peneliti ingin menyumbangkan

karyanya untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Jangan meneliti yang sudah jelas diketahui hasilnya

karena itu memang tidak perlu ditelitu. Contohnya : Peneliti ingin mengamati apakah ada hubungan

antara pengetahuan dengan Tindakan keluarga klien TB Paru dalam mencegah penularan terhadap

anggota keluarga yang lain. Judul ini bagus tetapi kalau kita ingin mencari hubungan antara

pengetahuan dengan tindakan maka itu tidak ada gunanya karena menurut teori secara umum

biasanya kalau orang itu tahu maka akan melaksanakannya sehingga tidak perlu diteliti. Mungkin

lebih baik kalau studi tingkat pengetahuan keluarga TB Paru dalam mencegah penularan terhadap

anggota keluarga yang lain. Judul ini singkat tetapi nantinya dapat diketahui pengetahuan keluarga

dan kalau hasilnya jelek maka dapat di usulkan untuk diadakan penyuluhan secara berkala supaya

pengetahuan mereka meningkat sehingga bisa mengurangi penuluran TB Paru terhadap anggota

keluarga yang lain.

d. Judul yang dipilih hendaknya cukup data tersedia

Pemilihan judul penelitian hendaknya didukung oleh data yang cukup tersedia dan meyakinkan

peneliti untuk menelitinya. Data disini dimaksudkan pula data sekunder dari kepustakaan yang ada

untuk memperoleh teori dan konsep-konsep yang kelak digunakan pula untuk menyusun hipothesa

penelitian. Serta situasi lapangan yang memungkinkan untuk mengumpulkan data –data yang

diperlukan oleh peneliti. Jangan meneliti dengan judl yang dilapangan jarang ditemui misalnya

Studi tingkat depresi klien yang berkelamin dua. Mungkin data diatas sangat jarang dijumpai

nantinya selain kesulitan sumber buku untuk menjelaskan fenomena itu juga kesulitan klien yang

berkelamin dua.

e. Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul lain

Jika terdapat judul yang sama, orang sering mengatakan salah satunya tiruan atau plagiat.

Hendaknya hal seperti ini tidak terjadi. Karena penelitian kita telah dilakukan dengan susah

payah dan akhirnya ejekan yang akan tejadi. Hal bisa terjadi jika melakukan penelitian ulang

atas penelitian orang lain, yang mungkin kita meragukan hasil yang diperoleh, atau kita ingin

menyempurnakan lebih lanjut, hal ini perlu dijelaskan dalam penelitian kita.

Kelima poin tersebut diatas, merupakan langkah pertama dalam memilih judul penelitian. Berikut

yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan agar judul kita memenuhi syarat sebagai judul yang tepat

dan baik, yaitu :

a. Judul dalam kalimat pernyataan , bukan pertanyaan

b. Cukup jelas dan singkat serta tepat

c. Berisi variabel-variabel yang akan diteliti

d. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan

B. Cara Menulis Judul Penelitian

Berikut yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam menulis judul yang tepat dan baik,

yaitu :

1. Judul hendaknya dibuat sesingkat mungkin, jels, logik, informatif dan atraktif

2. Batasilah jumlah kata, hendaknya tidak lebih dari 12-16 kata, agar pembaca dapat cepat memahami

arti judul tersebut

3. Untuk laporan penelitian harus sama dengan judul yang tercantum dalam usulan penelitia

C. Mengidentifikasi permasalah sebelum mencari judul penelitian

Ada beberapa strategi supaya dapat mencari judul yang bagus antara lain adalah :

1. Mencarilah masalah penelitian pada awal kuliah teoritis riset keperawatan sebanyak –banyaknya

untuk di tulis dan dikumpulkan sebagai bekal pada saat kita konsul kepada pembimbing.

2. Berpikir yang kritis terhadap permasalahan keperawatan yang kita lihat, amati dan dengar,

sehingga untuk mencari judul kita tidak perlu terlalu muluk – muluk cukup kita mendengar,

melihat, dan mengamati disekitar kita.

3. Membaca jurnal penelitian sebanyak-banyaknya sebagai bekal agar penelitian kita tidak plagiat.

4. Sering diskusi kepada teman atau kelompok untuk mencari judul yang bagus

D. Perumusan Masalah Penelitian

1. Masalah Penelitian

Permasalahan penelitian adalah kesejangan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam

kenyataan; antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia; antara harapan dengan capaian.

Sumber permasalahan penelitian sebenarnya ada dalam diri peneliti sendiri, ia harus selalu alergi

terhadap alasan yang diberikan oleh para kolega dan seniornya atau tulisan literatur. Ia harus

mengembangkan ketajaman observasinya, sehingga ia menjadi lebih awas pada apa saja yang pernah

dipertanyakannya. Ia harus meragukan setiap kesimpulan yang tidak cukup bukti atau tidak berdasarkan

data yang lengkap. Jika semuaanya itu ia anggap memerlukan pembuktian, maka ia telah sampai pada

permasalahan penelitian (Zainuddin, 2003).

Suatu penelitian penting untuk dilakukan apabila ada masalah yang belum pernah ia teliti, ada

penelitian sebelumnya tetapi hasilnya belum lengkap atau kurang tajam, hasil penelitian sebelumnya

masih kontradiktif dan belum konsisten.

Masalah penelitian merupakan langkah awal yang harus dipikirkan berdasarkan suatu fakta

empiris di lapangan. Pada tahap awal melaksanakan riset kegiatan yang perlu dilaksanakan mencakup

pemahaman tentang konsep masalah berdasarkan kajian kepustakaan yang dapat dipercaya. Kegiatan

tersebut meliputi berfikir, membaca, teori dan review dengan teman sejawat dan pembimbing. Selama

tahap ini seorang peneliti perlu memahami melaksanakan deductive reasoning dan memilih topik yang

diminati dari hasil riset yang telah dilaksanakan orang lain.

Prioritas / Lingkup riset keperawatan berdasarkan kelompok ilmu keperawatan kemudian

dikembangkan menjadi:

a. Prioritas kesehatan danpencegahan penyakit pada masyarakat

b. Pencegahan perilaku dan lingkungan yang berakibat buruk pada masalah kesehatan

c. Menguji model praktek keperawatan di komunitas

d. Menentukan efektifitas intervensi keperawatan pada infeksi HIV-AIDS

e. Mengkaji pendekatan yang efektif pada gangguan perilaku

f. Evaluasi intervensi keperawatan yang efektif pada penyakit kronis

g. Identifikasi faktor-faktor bio-perilaku yang berhubungan dengan kemampuan coping

h. Mendokumentasikan efektifitas pelayanan kesehatan / keperawatan

i. Mengembangkan masalah dan metodologi riset pelayanan kesehatan / keperawatan

j. Menentukan efektifitas biaya perawatan pasien

2. Sumber Masalah Penelitian

Turney dan Noble (1971) mengemukakan bahwa ada 5 sumber masalah penelitian empiris,

termasuk masalah penelitian keperawatan, yaitu :

1. Pengalaman pribadi

2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan

3. Kerja dan kontak profesional

4. Penguji dan kontak profesional

5. Analisa terhadap literatur akademik dan hasil peneitian yang relevan

1. Pengalaman Pribadi

Banyak masalah dalam bidang keperawatan diperoleh dari pengalaman harian peneliti.

Mengejawantahkan pengalaman pribadi menjadi permasalahan penelitian dapat dilakukan dengan

menempuh langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mendefinisikan pengalaman pribadi untuk fokus penelitian

b. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah itu

c. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah itu

d. Merumuskan masalah penelitian

2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan

Informasi tidak sengaja pada hakikatnya dapat diperoleh dimana saja, dimanapun, darimanapun,

dan kapanpun peneliti berpeluang memperoleh keterangan penting dan menarik untuk dijadikan

fokus penelitian, sungguhpun ia tidak senagaja menyiapkan diri untuk mencari informasi atau

keterangan tertentu. Untuk mengejawantahkan keterangan yang diperoleh secara tidak sengaja

menjadi permasalahan penelitian yang dipilh ditempuhblangkah-langkah sebagai berikut :

a. Membangkitkan kepekaan selaku peneliti didalam merespon fenomena keperawatan yang

relefan

b. Mendefinisikan keterangan yang diperoleh secara spesifik

c. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah

d. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah tersebut

e. Merumuskan masalah –masalah penelitian

3. Kerja dan Kontak Profesional

Banyak peneliti mengembangkan atau merumuskan pertanyaan – pertanyaan penelitian mereka

sebagai bagian dari aktivitas pekerjaan atau melaui diskusi dengan rekan sekerja (Kline, 1980);

tidak terkecuali dibidang keperawatan. Pada banyak kasus , diskusi formal dan informal yang

dilakukan oleh peneliti dengan rekan atau kelompok ahli lain sangat membantu upaya penajaman

pemahaman terhadap masalah, baik teoritis maupun praktis. Melalui diskusi akademis inilah

masalah penelitian dirumuskan dan dipertajam. Untuk tujuan ini peneliti dapat melakukan langkah-

lanhkah sebagai berikut :

a. Mendefinisikan masalah-masalah keperawatan bersama rekan sekerja atau tenaga ahli

lainnya

b. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah itu melalui diskusi dengan rekan kerja

atau tenaga profesional lainnya

c. Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian keperawatan mengenai sebab-sebab

munculnya gejala dan dampak ikutannya

d. Mermuskan pertanyaan penelitian.

4. Pengujian dan Pengembangan Teori

Tujuan penelitian antara lian adalah dimaksudkan untuk melahirkan teori-teori baru mengenai

perilaku keperawatan. Sebaliknya, teori-teori mengenai keperawatan dan perilaku keperawatan

dapat dijadikan acuan dasar untuk merumuskan masalah penelitian.

Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh peneliti adalah :

a. Memahami teori-teori keperawatan yang ada dan yang relevan

b. Menelaah proses penelitian sampai dengan ditemukannya teori itu

c. Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian

d. Menentukan waktu dan situasi penelitian yang berbeda dengan penelitian yang sama

sebelumnya

e. Merumuskan masalah penelitian

5. Analisis Literatur profesional dan hasil penelitian sebelumnya

Masalah penelitian keperawatan banyak diperoleh melalui penelaahan terhadap literatur

profesional dan laporan/jurnal hasil penelitian.

E. Mengidentifikasi Permasalahn Penelitian

Beberapa cara untuk mengidentifikasi masalah penelitian dibidang keperawtan adalah sebagai

berikut :

1. Observasi fenomena yang terjadi dalam pekerjaan sehari-hari, misalnya kesulitan-kesulitan yang

dihadapi dibidang profesi sehari-hari dapat menjadi objek penelitian. Pada suatu saat selalu ada

fenomena yang belum sepenuhnya dimengerti atau ada perbedaan pendapat tentang suatu fenomena

tertentu.

2. Penelusuran literatur pada aspek tertentu dalam suatu bidang, kumpulkan teori-teori, pelajari

perkembangannya, kelemahannya, kesenjangannya atau inkontensinya. Hal ini akan mengarahkan

kita pada permasalahan untuk diteliti lebih lanjut.

3. Menghadiri untuk menangkap permasalahan dalam seminar, pertemuan ilmiah profesi, kuliah tamu,

atau mengunjungi pusat-pusat penelitian, lapangan dan sebagainya.

Dalam mengidentifikasi permasalahan penelitian, pada hakikatnya calon peneliti harus berbekal

scientific mind dan Prepared mind scientific , yang mempunyai pengertian harus berpandangan objektif

(dapat melepaskan diri dari praduga dan opini sendiri), independent (tidak terpengaruh oleh pandangan

orang lain) dan berwawasan.

Prepared mind artinya selalu siap agar dapat menangkap permasalahan yang timbul selama

melakukan obsevasi. Sebagai ilustrasi misalnya Isaac Newton dapat menemukan hukum gravitasi bumi,

setelah dia kejatuhan buah apel. Banyak orang yang sebelumnya juga kejatuhan buah apel seperti Isaac

Newton, tetapi tidak ada yang berfikir tentang hukum gravitasi bumi, oleh karena pikiran mereka belum

siap siaga untuk menangkap makna yang terkandung dalam peristiwa jatuhnya apel ke kepala mereka

(Zainuddin, 2003).

F. Merumuskan Masalah Penelitian

Permasalahan yang telah diidentifikasikan kadang-kadang sifatnya masih umum, belum spesifik.

Oleh karena itu maka permasalahan yang telah diidentifikasi harus dipersempit agar lebih spesifik

melalui pemecahan menjadi sub-sub permasalahan melalui perumusan masalah yang berupa beberapa

pertanyaan yang relevan dengan permasalahan pokoknya.

Dalam merumuskan masalah perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Frekuensi dan penyebaran masalah yang bersangkutan

2. Wilayah geografis yang terpengaruh oleh masalah yang bersangkutan

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah

4. Upaya yang pernah dilakukan untuk mengatasi masalah, keberhasilan dan kekurangan

upaya tersebut Alasan pentingnya penelitian sehingga dapat membantu pemecahan masalah

(Depkes RI, 2003).

Masalah penelitian dapat dikatakan baik , jika mampu menghasilkan konklusi yang

memenuhi kriteria valid dan riabel, yang mencerminkan derajad objektif yang tinggi, dan

menggambarkan kausalitas. Kriteria masalah penelitian yang baik (Danim, 2003), yaitu :

1. Bersifat kausalitas atau menghubungkan 2 variabel

2. Dapat diukur secara empiris dan objektif

3. Dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, lebih baik dinyatakan dalam bentuk pertanyaan

4. Tidak mencerminkan ambisi pribadi atau masyarakat, dan tidak pula menuntut jawaban dengan

pertimbangan moral subjektif

Contoh :

1. Bagaimanakah peran orang tua dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir (deskriptif)

2. Apakah ada hubungan antara variabel X dan Variabel Y ? (crossectional: asosiasi / korelasi)

3. Apakah ada pengaruh pemberian terapi bermain pada anak pra sekolah selama MRS terhdap

penerimaan selama tindakan invansiv ? (pengaruh – experiment)

G. Menyusun Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian diperoleh dari rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan sebagai

indikator terhadap hasil yang diharapkan. Tujuan dari penelitian berguna untuk mengidentifikasi,

menjelaskan, mempelajari, membuktikan, mengkaji, memprediksi alternatif pemecahan masalah

terahadap masalah penelitian. Tujuan tersebut menandakan ide dari riset, misalnya deskriptif, corelasi,

dan komparatif. Dengan adanya tujuan tersebut akan mempermudah untuk mencapai hasil yang

diharapkan.

Tujuan penelitian harus jelas, ringkas, pernyataan yang deklaratif yang biasanya dituliskan dalam

bentuk kalimat aktif. Untuk suatu kejelasan tujuan, biasanya difokuskan pada satu atau dua variabel dan

mengidentifikasi apakah variabel perlu dijabarkan lebih lanjut. Fokus tersebut bisa dalam bentuk

identifikasi hubungan atau asosiasi diantara variabel atau untuk menentukan perbedaan diantara dua

grup dengan varaibel.

Misalnya, tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel X

2. Untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel y

3. Untuk menentukan atau mengidentifikasi hubungan antara variabel X dan variabel Y (relational)

4. Untuk menentukan atau mengidentifikasi perbedaan antara grup 1 dan grup 2 sehubungan dengan

variabel X (differences)

Tujuan penelitian adalah suatu indikasi kearah mana atau apa yang dicari melalui penelitian itu,

yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati dan dapat diukur. Tujuan dari

riset ini biasanya adalah untuk mengidentifikasi, menjelaskan atau memprediksi alternatif pemecahan

masalah. Secara bodoh dapat dikatakan , bahwa dalam merumuskan tujuan penelitian seseorang peneliti

tinggal mengubah redaksi kalimat masalah (kalimat pertanyaan di pertanyaan masalah) menjadi kalimat

pernyataan supaya menemukan jawaban atas masalah itu, tentu saja dengan penyesuaian redaksi

seperlunya. Perhatikan contoh dibawah ini :

1. Apabila masalahnya adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan pengurangan kekambuhan

asma selama perawatan dirumah

2. Maka tujuanya menemukan hubungan antara dukungan keluarga dengan pengurangan kekambuhan

asma selama perawatan dirumah

Biasanya tujuan penelitian itu dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu

1. Tujuan umum , yakni tujuan penelitian yang berupaya menjawab masalah pokok, yang disesuaikan

dengan spesifikasi permasalahan yang akan diteliti atau yang menggambarkan luaran yang akan

dihasilkan dari penelitian.

2. Tujuan khusus, yakni penjabaran dari tujuan umum yang merupakan jawaban sementara dari

pertanyaan masalah yang secara spesifik akan menjawab masalah-masalah khusus atau sub-sub

masalahnya dan sekaligus menyatakan rincian langkah demi langkah untuk mencapai tujuan umum.

3. Tindakan pada tujuan khusus dinyatakan dengan kata kerja (t)), yang tentu saja sesuai dengan

permasalahannya, misalnya :

a. Menilai (to evaluate)

b. Megukur (to assess, to measure)

c. Mengidentifikasi (to identify)

d. Menentukan (to determine)

e. Membandingkan (to compare) (Depkes RI. 2003)

Contoh judul:

1 Analisis Hubungan antara iklim kerja, etos kerja dan disiplin kerja dengan produktivitas kerja

para perawat pelaksana di rumah sakit “A” Surabaya

2 Efektifitas penggunaan posisi tangan dengan telungkup pada waktu pemasangan infuse di

rumah sakit “A” Surabaya

3 Sudi Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanul Sesuai

Standar Operasional Prosedur (SOP) Oksigenasi Di Ruang Rawat Inap Rumh sakit “A”

Surabaya

4 Perbandingan Efektifitas Perawatan Luka Dengan Kasa Kering dan Kasa Basah NaCl Dalam

Proses Penyembuhan Luka Bersih di Poli Bedah Rumah Sakit “A” Surabaya

5 Pengaruh pemberian teknik relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post op

Apendiktomi di pav G1 dan G2 Rumah sakit “A” Surabaya

6 Hubungan tingkat stres dan frekuensi kekambuhan pada pasien penyakit jantung koroner di poli

jantung Rumah sakit “A” Surabaya

7 Hubungan bimbingan orang tua dengan perkembangan kemapuan dasar anak usia prasekolah

(3-5 th.) di TK PGRI “A” Surabaya

8 Perbandingan antara pola eliminasi sebelum dan sesudah pelaksanaaan keagle exercise pada

pasien post operasi BPH di Pav G1 rumah sakit “A” Surabaya

9 Pengaruh Imobilsasi yang lama terhadap tingkat depresi pada pasien post operasi fraktur

ekstremitas bawah di ruang bedah Rumah sakit “A” Surabaya

10 Hubungan antara penggunaan sumber air dengan angka kejadian diare di RT. 01 RW. 03 desa

“A” Surabaya

11 Analisis faktor yang mempengaruhi remaja dalam penyalahgunaan NAPZA di lembaga

pemasyarakatan “A” Surabaya

12 Persepsi Klien Terhadap Keberadaan Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan di Ruang Bedah

Rumah sakit “A Surabaya

13 Studi Pemenuhan kebutuhan Spiritual (Ibadah) pada Pasien Stroke Di Pav. VII A Dan B Rumah

sakit “A” Surabaya

14 hubungan antara penerapan tindakan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana dengan

kepuasan pasien di Irna Bedah dan Irna Medik RSU “A” Surabaya

15 hubungan antara pelaksanaan asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap

RSUD “A” Surabaya

16 Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada klien lanjut Usia di UPTD

“ A”

17 Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Kemampuan Personal Sosial Anak Usia Prasekolah di

PAUD “A”

18 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Pra Lansia di RT 01 RW 04 “A”

19 Efektifitas Pendidikan Kesehatan Metode Demonstrasi dan Metode Simulasi Terhadap

Pengetahuan Lansia tentang Diit DM di Posyandu Lansia “ A” Desa “A”

20 Efektifitas pendekatan Positive Deviance Melalui Pos Gizi pada Status Gizi Balita KEP di Desa

“A”

21 Hubungan Antara Obesitas dengan Penyakit Hipertensi pada mahasiswa STIKES “A”

Surabaya

22 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi S1 Tingkat II

STIKES “A” Surabaya

23 Efektifitas Pendidikan Kesehatan Metode Demonstrasi dan Ceramah Terhadap kemampuan

Menggosok Gigi pada Anak Usia 6 Tahun di Tk. “A” Surabaya

24 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia 4-5 tahun di

Kelurahan “A”

25 Hubungan Pengetahuan Lansia Tentang Pentingnya Kegiatan Posyandu Lansia Dengan

Keaktifan Datang di Posyandu Lansia “A” Surabaya

26 Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi dengan

kepatuhan menjalankan Diet Hipertensi di Panti Werdha “A”

27 Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Tuberkulosis Paru dengan Tingkat

Kepatuhan Universal Precaution di Ruangan “A” Rumah Sakit “B” Surabaya

28 Pengaruh Aromaterapi (Lavender, Lemon, dan Rose) pada Penurunan Kecemasan Anak SD

kelas VI di SDN “A” Surabaya

29 Pengaruh Pemberian Modul Keperawatn Pada Penderita TB paru Terhadap Perubahan Tanda

dan Gejala TB Paru di Rumah di Lingkungan Kerja Puskesmas “A”

30 Perbedaan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3 – Tahun di Posyandu

“M” Kelurahan “A”

31 Pengaruh Terapi Musik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Asrama Satu di

Panti Werdha “A” surabaya

32 Pengaruh Pemberian Sari Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi di Posyandu Lansia “A” surabaya

33 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri Dalam mencegah Fluor Albus Pada

Siswi Kelas II di SMA “A” surabaya

34 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan waktu Pemulihan Kesadaran Post Operasi Fraktur yang

menggunakan Anestesi General di Rumah sakit “A” surabaya

35 Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu dalam Stimulasi perkembangan Motorik Kasar anak

di PAUD “A” surabaya

36 Pengaruh Konsumsi Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di

Posyandu Lansia “A” surabaya

37 Hubungan Konsumsi Makanan Siap Saji (Fast Food) dengan tingkat Obesitas pada siswa

Obesitas Kelas II di SMP Negri “A” Surabaya

38 Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang Menstruasi Terhadap Tingkat Kecemasan dalam

menghadapi Menarche pada Siswi Kelas V SD “A” Surabaya

39 Hubungan Pola Tidur Malam dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat RT 2 RW 1 Desa

“A” Surabaya

40 Pengaruh Pelaksanaan Inisiasi menyusui Dini (IMD) terhadap penurunan tinggi Fundus Uteri

Ibu Post Partum Hari ke-1 sampai ke-4 di Wilayah Kerja Puskesmas “A” Surabaya

41 Hubungan Lingkungan Pergaulan Sehari-hari dengan Konsumsi Miras pada Remaja di RT 3

RW 10 Kelurahan “A” Surabaya

42 Konsumsi Biskuit Gandum pada pagi Hari sebelum Beraktifitas terhadap penurunan morning

Sickness Ibu Hamil Trisemester Pertama di RSI “A” Surabaya

43 Faktor-faktor yang mempengaruhi penambahan ukuran lensa kacamata pada penderita Miopia

di Poli Mata Rumah Sakit “A” Surabaya

44 Pengaruh pemberian ASI eksklusif Pada perkembangan Motorik Halus dan Motorik Kasar Bayi

Usia 6 bulan di Posyandu Balita “A” Surabaya

45 Pengaruh Teknik Distraksi pada tingkat Nyeri Lansia dengan artitis Reumatoid di Panti Werdha

“A” Surabaya

46 Hubungan Antara Pemakian KB Suntik DMPA dengan Kejadian Spotting pada wanita Usia 20

– 35 tahun di Rumah Sakit Ibu dan anak “A” Surabaya

47 Hubungan Obesitas dengan kejadian Hipertensi dalam Kehamilan trimester II di Poli Hamil dan

Poli Kandungan “A” Surabaya

48 Pengaruh Senam Nifas Pada Involusi Uteri Ibu Post Partum di Rumah Sakit Ibu dan Anak “A”

Surabaya

49 Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Efek Hospitalisasi Aspek Psikologis pada anak Usia 1-3

tahun (toddler) di Ruang perawatan anak PAv. V rumah sakit “A” Surabaya

50 Hubungan Faktor Lingkungan dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Asrama Putri di

STIKES “A” Surabaya

51 Pengaruh Terapi Bermain (teknik Bercerita) dalam Menurunkan Kecemasan Hospitalisasi pada

anak Prasekolah di Ruang Ismail Rumah sakit “A” Surabaya

52 Hubungan Dukungan Sosial keluarga dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak

usia sekolah (6-12 tahun) di Ruang d-2 dan Pav. V rumah sakit “A” Surabaya

53 Pemberian Senam Otak Terhadap tingkat Kecepatan Membaca Siswa Kelas 3 SDN “A”

Surabaya

54 Pengaruh perawatan payudara pada pengeluaran ASI Ibu Pasca Persalinan di Ruang “A”

Surabaya

55 Hubungan Pola Pemberian ASI dengan kejadian Diare pada bayi Usia 6-12 bulan di Wilayah

Puskesmas “A” Surabaya

56 Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif terhadap Perubahan Berat Badan Bayi 1-3 bulan di

Posyandu “A” Surabaya

57 Perbandingan Perkembangan Anak Usia Toddler di Tempat Penitipan Anak (TPA) Lasiyam

Yayasan Al-Muslim dan Tempat Penitipan Anak (TPA) di “A” Surabaya

58 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Penatalaksanaan Diet Rendah Garam pada Lansia di

Poliklinik jantung rumah sakit “A” Surabaya

59 Pemberian Gerakan Senam Otak Burung Hantu dan Pasang Kuda-kuda Terhadap Kecakapan

Operasi Hitung Bilangan pada Usia Sekolah di SDN Sidodadi II Kecamatan “A” Surabaya

60 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Umur 35 – 55 tahun tentang Kanker dengan

Rutinitas Pemeriksaan Pap Smear di Yayasan “A” Surabaya

61 Pengaruh Posisi Ordinal Anak Uisa 3-4 tahun terhadap Perkembangan Personal Sosialnya di

PAUD “Matahari Bunda” RT 10 RW 2 Kel. Kraton Kecamatan “A” Surabaya

62 Pengaruh pemberian Games “Puzzle” pada Kemampuan Kognitif Anak Usia PraSekolah di TK

Nurul “A” Surabaya

63 Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Keaktifan Ibu mengikuti Senam Hamil di Poli

Hamil rumah sakit “A” Surabaya

64 Hubungan Kepemilikan Alat Permainan Edukatif (APE) dengan Perkembangan Motorik Halus

Menggunakan Bantuan DDST pada Anak Prasekolah di “A” Surabaya

65 Hub. Antara Posisi Membaca dengan visus Mata pada Anak Usia Sekolah 10 – 12 Tahun di

SDN “A” Surabaya

66 Pengaruh Pelaksanaan Senam Lansia Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada lansia di RT

VIII RW XIV Kelurahan “A” Surabaya

67 Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Keteraturan Penggunaan KB Suntik di BPS “A”

Surabaya

68 Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien TB paru di

Rumah sakit “A” Surabaya

69 Hubungan Kesiapan Belajar Dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Melitus Pada

lansia di Posyandu “A” Surabaya

70 Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Motifasi Dalam Mengikuti Program Kegiatan di

Posyandu Lansia “A” Surabaya

71 Perbedaan antara Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Pra Sekolah di TK Full Day engan

Non Full Day di “A” Surabaya

72 Pengaruh Terapi Musik (Langgam Jawa) terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan

Hipertensi di Desa “A” Surabaya

73 Perbedaan Tingkat Depresi Kelompok Tahanan Wanita 3 Bulan dan 6 Bulan Selama menerima

Bimbingan Rohani Islam di Rutan “A” Surabaya

74 Pemberian Aromaterapi Kenanga Terhadap Penurunan tekanan darah Pada Lansia dengan

Hipertensi di RT 7 dan RT 8 RW XIV Kelurahan “A” Surabaya

75 Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Efek Hospitalisasi Aspek Psikologis pada Anak Usia 1-3

tahun (Toddler) di Ruang Perawatan Anak Pav. V rumah sakit “A” Surabaya

76 Hubungan Pola Asuh Keluarga dengan kemampuan Perawatan Diri pada Anak Tunagrahita

Umur 12-17 tahun di SLB “A” Surabaya

77 Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi dengan peningkatan kadar HB pada ibu

hamil Trimester III di Poli Hamil rumah sakit “A” Surabaya

78 Hub. Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kemandirian Activity Daily Living (ADL)

pada Lansia di Posyandu Lansia Desa “A” Surabaya

79 Pemberian Jambu Merah Terhadap Peningkatan Trombosit pada Anak DHF di Puskesmas “A”

Surabaya

80 Terapi Air dalam mempelancar buang air besar Study Quasi Eksperimen pada Mahasiswa “A”

Surabaya