pembaruan agraria guna meningkatkan kesejahteraan rakyat

79
Oleh : Dr. Risnarto. MS.PU**) PEMBARUAN PEMBARUAN AGRARIA AGRARIA GUNA GUNA MENINGKATKAN MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT RAKYAT *) Bahan pendukung Makalah Dr Soedjarwo pada Seminar Nasional Penyempurnaan UUPA Sebagai peraturan Pokok Agraria di FH Univ brawijaya Malang. 11 Nopember 2013 **) Mantan KaPuslitbang BPN, Peneliti Utama Bidang Pertanahan Tenaga Ahli Kebijakan Publik dan Pengembangan Wilayah Bappenas,BKPM,Perindustrian,Perdagangan, WB,ADB,UNDP Dosen Luar Biasa Program Pasca Sarjana Manajemen Bisnis-IPB Pengelolaan SDA dan LH- Geografi UI, Politik dan Kebijakan Agraria- IBLAM; Metoda Analisis Sumberdaya Daerah-UNB Bogor

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 25-Oct-2015

146 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Oleh : Dr.Risnanto. MS.PUBahan pendukung Makalah Dr Soedjarwo pada Seminar Nasional Penyempurnaan UUPA Sebagai peraturan Pokok Agraria di FH Univ brawijaya Malang. 11Nopember2013Mantan KaPuslitbang BPN, Peneliti Utama Bidang PertanahanTenaga Ahli Kebijakan Publik dan Pengembangan Wilayah Bappenas,BKPM,Perindustrian,Perdagangan, WB,ADB,UNDP Dosen Luar Biasa Program Pasca Sarjana Manajemen Bisnis-IPB Pengelolaan SDA dan LH-Geografi UI, Politik dan Kebijakan Agraria-IBLAM; Metoda Analisis Sumberdaya Daerah-UNB Bogor

TRANSCRIPT

Page 1: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Oleh : Dr. Risnarto. MS.PU**)

PEMBARUAN PEMBARUAN AGRARIAAGRARIAGUNA GUNA MENINGKATKANMENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT RAKYAT

*) Bahan pendukung Makalah Dr Soedjarwo pada Seminar Nasional Penyempurnaan UUPA Sebagai peraturan Pokok Agraria di FH Univ brawijaya Malang. 11 Nopember 2013

**) Mantan KaPuslitbang BPN, Peneliti Utama Bidang PertanahanTenaga Ahli Kebijakan Publik dan Pengembangan Wilayah Bappenas,BKPM,Perindustrian,Perdagangan, WB,ADB,UNDP

Dosen Luar Biasa Program Pasca Sarjana Manajemen Bisnis-IPB Pengelolaan SDA dan LH- Geografi UI, Politik dan Kebijakan Agraria- IBLAM; Metoda Analisis Sumberdaya Daerah-UNB Bogor

Page 2: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

A Tanah dalam perspektif Politik dan KebijakanAgraria/Pertanahan

B. Isu Strategis Pelaksanaan Kebijakan Agraria/ Pertanahan

C. Akar Permasalahan Ketidak-efektifan Pelaksanaan Kebijakan Agraria/Pertanahan

D. Upaya Pembaruan dan Implikasi Kebijakan

E. Tindak Lanjut

OUTLINE PAPARAN

Page 3: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

The Gift Outright“the land was ours before we were the lands, she was our land more than a hundred years before we were her people”Robert Frost (1941)

“There is a bond, an almost mystical communion, that exists between the land and people living on it”

Michael G Kitay (1985)

“tanah bukanlah milikmu, tetapi kamu menjadi milik tanah, tanah adalah tempat sucimu, ikonmu”

Suku Aborigin, Australia

MAKNA FILOSOFIS TANAH

Page 4: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat
Page 5: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

PERWATAKAN LAHANMERUPAKAN ASPEK EKONOMIS,

TIDAK TERPENGARUH KEMUNGKINAN PENURUNAN HARGA DAN NILAI

TIDAK TERPENGARUH WAKTU

TERBATAS, TIDAK DAPAT BERTAMBAH

NILAI DIPENGARUHI KEGIATAN FUNGSIONAL DI ATASNYA

STATIONER, TIDAK DAPAT DIPINDAHKAN

SELAIN SEBAGAI POTENSI PRODUKSI JUGA MERUPAKAN SUATU INVESTASI JANGKA PANJANG

Page 6: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

A-1 Esensi Kebijakan Publik• Kebijakan publik merupakan rangkaian tindakan Negara

melalui Pemerintah untuk mengelola sumberdaya Bangsa agar tercapai cita-2 NKRI yang ditetapkan dalam UUD 1945

• Pelaksanaan ditetapkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang terstratifikasi : (1) kebijakan stratejik, (2) kebijakan teknis dan (3) kebijakan operasional.

• Ketiganya terkait satu dengan yang lain dan kebijakan yang lebih rendah tidak bertentangan dengan kebijakan yang lebih tinggi

Page 7: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

A-2 Kebijakan Publik Mensejahterakan Bangsa

BAB IV UUD 1945 (Amandemen ke-IV)Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial

Pasal 33

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuaai Negara

(3) Bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

-------(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi

ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan, kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pasal ini diatur dalam undang-undang

Page 8: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

A-3 Politik dan Kebijakan Agraria/Pertanahan

• Secara umum bertujuan mewujudkan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan Pasal 1 UUPA yaitu, menjamin dan melindungi hak masyarakat untuk memperoleh kesejahteraan dari sumberdaya agraria.

• Penjelasan Umum UUPA Pemerintah mengatur penguasaan pemilikan tanah serta memimpin dan menyelenggarakan penggunaan tanah

Pasal 2 ayat (2) UUPA,

Hak menguasai Negara atas tanah memberi wewenang untuk:a. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan

dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa b. menentukan dan mengatur hubungan hukum antara orang-orang

dengan bumi, air dan ruang angkasac. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara

orang-orang dan perbuatan hukum mengenai bumi, air dan ruang angkasa

Page 9: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

A-4 Hak Menguasai NegaraOtoritas penguasaan negara atas sumberdaya

agraria/tanah-a. obyek kekuasaan yang relevan adalah

kekayaan (things) dan benda-2 (obyek kekayaan) -- sd agraria/tanah menjadi sumber perekonomian negara

b. kewenangan untuk mengatur, mengurus dan mengawasi (bestuursdaad dan beheersdaad) -----tidak memiliki (eigensdaad)

c. Menetapkan kebijakan, pengaturan, wasdal dan pelayanan atas sd agraria/tanah

Page 10: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Permukaan bumi (tanah) (1A)1. Bumi Tubuh bumi di bawahnya (1B)

Tubuh bumi di bawah air (1C)

2. Air Perairan Pedalaman (2A)Perairan Pesisir dan Laut (2B)

3. Ruang Angkasa Ruang di atas Bumi (3A)Ruang di atas Air (3B)

A-5 Pengaturan Sumberdaya Agraria integralUUPA mengatur sumberdaya agraria, namun dalam pelaksanaan terbatas pada permukaan bumi disebut tanah, maka bagian lain diatur dalam UU Sektoral

Page 11: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Transportasi LautTransportasi Laut

KonservasiKonservasi

Perikanan TangkapPerikanan Tangkap

Wisata BahariWisata Bahari

Jaringan KabelJaringan Kabel

PertambanganPertambangan

Arkeologi Bawah AirArkeologi Bawah Air

Perikanan BudidayaPerikanan Budidaya

A-6 PENGATURAN SUMBERDAYA AGRARIA SECARA TERINTEGRASI

Page 12: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

A-7 PENGATURAN PARSIAL BIDANG TANAH

Page 13: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

A-8 Kebijakan Publik di Bidang Sumberdaya Alam

Dua kelompok peraturan perundang-undangan

• di bidang pertanahan/keagrariaan (kebijakan pengaturan P4T permukaan bumi yang disebut tanah)

(2) mengenai sd bumi (tanah/mineral), sd air, sd ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di masing-masing wahana tsb.

Page 14: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

B-1 MODEL DINAMIS ISUE STRATEGIS AGRARIA PERTANAHAN SETELAH UUPA

RA

PA

FA

PC

FC

RC

PB

RB

FB

1960 1978 2013 2025

F = Fenomena/Fakta/KondisiR = Respon dari Masyarakat/PemerintahP = Pressure dari Internal dan eksternal

A = 1960 s/d 1978B = 1978 s/d 2013C = 2013 s/d 2025

experiences

expected

Page 15: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

B-2 Hubungan Antar Isue Keagariaan/Pertanahan

KEPENDUDUKAN

TANAH

PANGAN

HUTAN

ENERGI

KESEJAHTERAAN SENGKETAKEADILAN

AIR

PEMBANGUNANEKONOMI

KEGIATANURBAN

Subsistem Tanah : Isu Sentral dengan Variabel KunciPenguasaan- Pemilikan----- Penggunaan- Pemanfaatan

Page 16: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

B-3 ISU/MASALAH AGRARIA SAMPAI 1977Laporan Interim Masalah Pertanahan–Prof Soemitro Djojohadkusumo

Penguasaan pemilikan tanah+ kepemilikan tanah sempit menyebabkan usahatani tidak efisien+ polarisasi penguasaan pemilikan tanah ke pemilik modal

+ kesulitan pengembangan sistem irigasi teknis+ terjadi pelanggaran ketentuan UU 56/Prp/1960+ guntai pada usaha pertanian dan usaha tambak+ hubungan sewa menyewa pemanfaatan tanah yang tidak adil+ dokumen kepemilikan tanah tidak ada atau tidak lengkap + sengketa dan konflik penguasaan pemilikan tanah meningkat

Penggunaan Pemanfaatan Tanah+ kelangsungan penyediaan tanah utk tanaman tebu+ penggarapan tanah perkebunan dan kehutanan oleh rakyat+ konversi tanah pertanian subur dan beririgasi teknis + rencana alokasi penggunaan tanah untuk publik belum tersusun+ keterbatasan teknis dan non teknis pembukaan daerah pertanian d luar jawa

Kesejahteraan Berkeadilan + Tekanan tenaga kerja di sektor pedesaan semakin meningkat+ Teknologi usahatani anorganik menciptakan degradasi tanah dan air + Rendahnya serapan tenaga kerja sektor perkotaan+ Kemiskinan meningkat terutama di pedesaan

Page 17: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

B-4 ARAH KEBIJAKAN AGRARIARekomendasi Tim Masalah Pertanahan 1977

Sumberdaya agraria dikuasai negara, diatur kepemilikannya secara adil.

Sumberdaya agraria ditingkatkan produksinya dengan iptek yang sesuai kondisi lokal sehingga mampu menyerap tenaga kerja di lapangan agraria yang jumlahnya semakin meningkat

Hasil produksi agraria memberikan pendapatan untuk kebutuhan hidup pokok dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak

Page 18: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

B-7 : ISU STRATEGIS KEAGRARIAAN PERTANAHAN 1978-2013

semakin banyak petani tidak punya tanah pertanian, akses ke sumber ekonomi semakin terbatas, kemiskinan di desa meningkat

ketimpangan penguasaan pemilikan tanah semakin meningkat lebih 60 % tanah masy.belum didaftar dan bersertipikat sengketa dan konflik penguasaan pemilikan dan pemanfaatan

tanah di daerah perkebunan, pertambangan, kehutanan meningkat penggunaan dan pemanfaatan tanah mengabaikan konservasi

menimbulkan tanah rusak, terlantar dan tanah kritis konversi tanah pertanian subur semakin meningkat Pelaksanaan sembilan kewenangan pertanahan oleh Pemda Pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum Pengaturan tanah ulayat dan hak masyarakat adat Penyelundupan hukum penguasaan tanah oleh WNA Pengaturan P4T terhadap Hak Pengelolaan Pemanfaatan ruang atas tanah dan ruang bawah tanah Konsolidasi tanah perkotaan dan pedesaan Pengaturan pantai, pesisir, pulau2 kecil dan perbatasan

Page 19: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

% rumahtangga

% kumulatif

% luasdikuasai

% rumahtangga

% kumulatif

% luasdikuasai

1 Tunakisma danpetani kurang 0,10

43 43 -- 47 47 --

2 0,10 – 0,49 27 70 13 26 73 12

3 0,50 - 0,99 14 84 18 13 86 174 Lebih 1,00 16 100 69 14 100 71

Jumlah 100 100 100 100

Struktur Penguasaan Tanah Pertanian di Indonesia

No Kelompok LuasPenguasaan (ha)

Rumah Tangga Pedesaan1993 2003

Luas Penguasaan Pemilikan Tanah Sawah Tahun 2006

Ha % Petani %1 Sumatera 47 339 730 2329224 29,80 3680564 22,61 0,632 Jawa dan Bali 13 337 370 3430698 43,89 9797028 60,17 0,353 Kalimantan 53 629 270 310144 3,97 1091968 6,71 0,284 Sulawesi 19 614 310 1001645 12,81 100653 0,62 9,955 Nusa Tenggara dan Maluku 15 323 120 720239 9,21 1397888 8,59 0,526 Papua 41 480 010 24980 0,32 213357 1,31 0,12

Indonesia 190 923 810 7816930 100,00 16281458 100,00 0,48

Jumlah Rumah Tangga Luas rata2 (Ha)

No Wilayah Luas Wilayah (Ha)

Luas sawah

Page 20: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Luas Penguasaan Pemilikan Perusahaan Perkebunan (HGU), Tahun 2006

Ha % Perush %1 Sumatera 10908348 3528882 53,67 1259 36,79 2802,922 Jawa dan Bali 1568841 1477258 22,47 1384 40,44 1067,383 Kalimantan 1213647 1101257 16,75 340 9,94 3238,994 Sulawesi 2015111 317882 4,83 316 9,23 1005,965 Nusa Tenggara dan Maluku 540749 103489 1,57 110 3,21 940,816 Papua 226855 46777 0,71 13 0,38 3598,23

Indonesia 16473551 6575545 100,00 3422 100,00 1921,55

Luas Penguasaan Pemilikan Perkebunan Rakyat (Non HGU), Tahun 2006

Ha % Pekebun %

1 Sumatera 10908348 7379466 74,56 1953968 31,55 3,782 Jawa dan Bali 1568841 91583 0,93 2406768 38,86 0,043 Kalimantan 1213647 112290 1,13 502858 8,12 0,224 Sulawesi 2015111 1697229 17,15 464359 7,50 3,655 Nusa Tenggara dan Maluku 540749 437260 4,42 804091 12,98 0,546 Papua 226855 180078 1,82 61258 0,99 2,94

Indonesia 16473551 9897906 100,00 6193302 100,00 1,60

Luas Perkebunan (Ha)

HGU Perkebunan Jumlah PerusahaanPerkebunan

Luas rata2 (Ha)

No Wilayah Luas Perkebunan (Ha)

Perkebunan Rakyat Jumlah Rumah Tangga Luas rata2 (Ha)

No Wilayah

Page 21: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

B-8 .PENGADAAN TANAH KEBUTUHAN VSKETERSEDIAAN

KEBUTUHAN KOTA SEMI KOTA DESA1. Penduduk ++++ +++ ++

2. Permukinan ++++ +++ ++

3. Sarana dan Prasarana ++++ +++ ++

4. Perdagangan dan Jasa ++++ +++ ++

5. Sektor Pertanian + ++ ++++

6. RTH/Konservasi ++ +++ ++++

PERSEDIAAN

1. Tanah Negara Bebas + + ++

2. Tanah Instansi Pemerintah dan Daerah + + +

3. Tanah Hak Milik ++++ +++ ++

4. Tanah Diokupasi Masyarakat ++ +++ ++

Konflik AgrariaPertambangan-- Perkebunan (HGU Kasus PT Proteksindo Muaraenim Palembang),

Kehutanan (HTI Kasus Mesuji Lampung)-- Pengadaan tanah pembangunan-kepentingan umum (pembebasan untuk “jalan tol” JORR Pondok Pinang) –

Fasilitas Keamanan (Alastlogo Pasuruan Puslatpur)

Page 22: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

LAND USE AND SPATIAL PLANNING

ALAT UTAMA UNTUK MENGKOORDINASIKAN AKTIVITAS PEMBANGUNAN MASYARAKAT

UBAH KOMPETISI MENJADI KERJASAMA

KESEPAKATAN ANTAR PARA STAKEHOLDERS

KEPENTINGAN JANGKA PENDEK - JANGKA PANJANG

VISIONER

SISTEM INFORMASI PERTANAHAN

PERATURAN PERUNDANGAN

SISTEM - TEKNOLOGI

KONSEP

Page 23: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

B-9 Dis-Harmonisasi Penataan Ruang Perkotaan : Perumahan Vertikal dibangun di Kawasan Kumuh

Page 24: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat
Page 25: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Pembangunan di Kawasan Konservasi Puncak Jawa Barat yang berpotensi bencana alam

Page 26: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Permukiman di areal eks HGU Perkebunan

Page 27: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Penguasaan Tanah oleh WNA : Pemanfaatan Sawah Menjadi Villa WNA Sistem Pinjam Nama di Tegalalang Bali

Page 28: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

UU No 2 /2012 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNANUNTUK KEPENTINGAN UMUM

1. pertahanan dan keamanan nasional;2. jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api;3. waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air dan sanitasi, dan

bangunan pengairan lainnya;4. pelabuhan, bandar udara, dan terminal;5. infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi;6. pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga listrik;7. jaringan telekomunikasi dan informatika Pemerintah;8. tempat pembuangan dan pengolahan sampah;9. rumah sakit Pemerintah/Pemerintah Daerah;10. fasilitas keselamatan umum;11..tempat pemakaman umum Pemerintah/Pemerintah Daerah;12. fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau publik;13. cagar alam dan cagar budaya;14. kantor Pemerintah/Pemerintah Daerah/desa;15. penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi tanah, serta perumahan untuk

masyarakat berpenghasilan rendah dengan status sewa;16 prasarana pendidikan atau sekolah Pemerintah/Pemerintah Daerah;17. prasarana olahraga Pemerintah/Pemerintah Daerah; dan18 pasar umum dan lapangan parkir umum.

Page 29: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

TITIK KRITIS PENGADAAN TANAH BAGI UNTUKPEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

Satker

PPT PPT, Satker

Pengukuhan/Perubahan SK Harga Sebelumnya

Ajukan Keberatan ke Bupati/Walikota/Gubernur/

Mendagri

Penyusunan Daftar Nominatif dan Daftar Pembayaran

PPT, Pemegang Hak Tanah, Satker

Surat Keputusan Penetapan Harga

Penyediaan Dana Pengadaan Tanah

Satker

Permintaan Dana

Musyawarah Ganti Rugi Tanah

Bupati/Walikota/GubernurPemegang Hak Atas Tanah

T

Y

Y

T

Keberatan ?

Keberatan ? Keberatan ?

MUSYAWARAH DAN DAFTAR NOMINATIF

TSatker, PPT, Pemegang Hak

Surat Pelepasan Hak, Penyerahan Girik, HGB, SHM

Pemegang Hak Tanah

Pembayaran Ganti Kerugian Tanah

PEMBAYARAN DAN SURAT PELEPASAN HAK (SPH)

Y

Pengadaan Tanah Selesai (Konstruksi Fisik Dimulai) Investor

/ Kontraktor

Page 30: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

92 Pulau-pulau Kecil Terluar (PP No. 38 Tahun 2002)

Page 31: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

UU No 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil

1. Pengertian2. Stratifikasi Pengaturan3. Esensi Pengaturan Pertanahan Wilayah NKRI-- Isu Perbatasan, PPK terluar Perencanaan ---> UU 26/2007 & PP 16/2004 Pemanfaatan -- H-P3 Vs Hak atas Tanah Penguasaan Pemilikan- Pendaftaran Tanah

Pertamakali, Peralihan Hak, Pembebanan Hak Penelitian dan Pengembangan

Page 32: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Menata Ruang WP & PPK

AkusisiAkusisi

AnalisaAnalisa

PemodelanPemodelan

ManagementManagement

DataData

Prioritas Prioritas Pemanfatan Pemanfatan WP & PPKWP & PPK

Zona Zona Pemanfaatan Pemanfaatan WP & PPKWP & PPK

Masukan Masukan Penataan Penataan PertanahanPertanahanWP WP & PPK& PPK

Data CollectingData Collecting PengelolaanPengelolaan Kebijakan

Page 33: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

BATAS MARITIM RI - SINGAPURA

Singapura melaksanakan reklamasi yang dapat merubah Garis Pangkalnya sehingga merugikan RI, pada wilayah reklamasi ini belum ada perjanjian perbatasan (jarak ± 18 NM).

Perjanjian Garis Batas Laut Wilayah th. 1973; UU 7/73 tgl. 8 Des 1973 (Lembar Negara RI No.3018).

Pasir dari Indonesia telah merubah bentuk asli geografi Singapura.

UNCLOS’82 memungkinkan suatu negara memanfaatkan harbour work sebagai titik dasar.

Indonesia berprinsip bahwa Garis Pantai dan Garis Pangkal Singapura adalah sesuai yang asli th 1973.

Peta: Dishidros AL

Page 34: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

GAMBAR: PERUBAHAN DIMENSI PULAU MIKRO DAN REALITA STRUKTUR BIOGEOFISIK PEMBENTUK PULAU MIKRO

Struktur biogeofisik X dan Z melindungi keberadaan Y, pulau A atau pulau 1 dan 2 saat muka laut naik 1 m

00.00

-20.00

-40.00

+01.00

Batas bila muka laut naik 2 m

Batas muka laut normal Batas kedalaman laut - 20 m

Batas kedalaman laut - 2 m

Batas bila muka laut naik 1 m

Batas muka laut normal Batas kedalaman laut - 20 m

Batas kedalaman laut - 1 m Batas kedalaman laut - 40 m

A B

1 2

- 01.00

X Y Z

-20.00

-40.00

Batas bila muka laut naik 2 mBatas muka laut normal

Batas kedalaman laut -20 m

Batas kedalaman laut -2 m

Batas bila muka laut naik 1 mBatas muka laut normal

Batas kedalaman laut - 20 m

Batas kedalaman laut - 1 m

Batas kedalaman laut - 40 m

A B

1 2

X Y Z

Keberlanjutan keberadaan “pulau-pulau kecil dan mikro”keberlanjutan sumberdaya alam negara kepulauan

Page 35: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Perubahan Fisik Pantai

Singapura

Perubahan Fisik Pantai Singapura mendesak wilayah NKRI

Page 36: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Diagram

OCEAN SPACE USES

Page 37: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Ruang Muka Laut yang dipartisi untuk Budidaya Rumput Laut

Pengganti patok batas

Page 38: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Losmen (Penginapan) di muka Laut

Kasus: Pulau Karimunjawa

Page 39: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Konflik Agraria

Jumlah Konflik dan Korban :1. Komnas HAM : 6000 kasus pelanggaran

ham dan 1000 pelanggaran HAMdilakukan perusahaan perkebunan

2. SPI : 120 konflik agraria dan korbanmeninggal 18 orang pada 2011

3. KPA : 163 konflik dan korban meninggal22 orang pada 2011

Page 40: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Konflik Agraria

Jenis konflik agraria yang terjadi;1. Pertambangan (izin tambang/kasus Bima)2. Perkebunan (HGU / soal inti plasma-kemitraan/

Kasus PT Proteksindo Muaraenim Palembang)3. Kehutanan (HTI / Kasus Mesuji Lampung)4. Pengadaan tanah pembangunan-kepentingan

umum (pembebasan untuk “jalan tol” cinere-jagorawi di seksi 2 cimanggis-margonda)

5. Fasilitas Keamanan (Alastlogo PasuruanPuslatpur)

Sumber: KPA, 2012

Page 41: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

MENGAPA KONFLIK AGRARIA –Perubahan Paradigma dan Politik

1. Paradigma;Diteruskannya paradigma dan strategi politik agrariayang liberal (kapitalistik)

2. Politik :a. Pembaruan Agraria tidak jadi agenda politik yang

nyata, menyeluruh dan terencanab. Menguatnya Korporatokrasic. Legitimasi pemerintahan yang lemahd. Sebagian elit politik menjadi pemain di sektor agrariae. Politik yang dangkal menghasilkan produk hukum

agraria yang memihak pemodal demi uang

Page 42: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Hukum1.Undang-undang sektoral yang bermasalah:

a. UU Perkebunan : MK membatalkan Pasal 47 tentang ancamanpidanab. UU Penanaman Modal : MK membatalkan pasal tentang hak gunausaha (HGU) bagi asing selama 95 tahun.c. UU P3WK : MK membatalkan Hak Pengelolaan Laut menjadiPerijinan Usahad. UU pengadaan tanah pembangunan: dikuasai negara, dimilikinegara dan “non profit” .d. dll (Silahkan Konsultasi Prof Sodiki)

2. Inkonsistensi penerapan UU 5/1960 (Silahkan Konsultasi DrSoedjarwo)

3. Stagnasi TAP MPR IX/20014. Sistem hukum yang korup5. Politik hukum agraria yang manipulatif

Page 43: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Institusi, Korupsi dan Implementasi

1. Korupsi terjadi di institusi yang terkait sektor agraria2. Terbentuknya kartel agraria3. Problem koordinasi antar institusi4. Keterbukaan dan akses informasi sulit di sektor agraria (UU

KIP belum sepenuhnya jalan)5. Problem administrasi pertanahan (Komisi ombudsman

nasional (ORI) pada 2008 menyimpulkan bahwa kantor-kantor pertanahan telah terjerumus ke dalam jurang praktekmal administrasi pertanahan yang cukup serius). Persoalanrezim “sertifikasi” : data bank dunia hanya sekitar 27 juta (30%)yang sudah terdaftar dari sekitar 80 juta tanah .

6. Kepala daerah jadi raja-raja kecil7. Pengawasan terhadap implementasi kebijakan lemah8. Bisnis jasa keamanan disektor agraria

Page 44: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Peta Wilayah Penyebaran Kelapa SawitDi Indonesia (1)

Ket pada Diagram: warna hijau (perkebunan swasta); warna biru (perkebunan rakyat); warna ungu (perkebunan negara).

Page 45: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Bagaimanakah Solusinya?

Page 46: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

KONFLIK AREAL PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Sawit Watch mencatat, konflik yang berhubungan dengan perkebunan sawit di Indonesia meningkat dari waktu ke waktu. Konflik tanah yang berhubungan dengan perkebunan sawit, dan masih berlangsung (belum ada jalan keluar) tercatat sebanyak 576 kasus antara kelompok masyarakat dan perusahaan perkebunan,

Sumatera Utara Januari s/d Desember 2010, terdapat 26 kasus terdiri dari penggusuran, intimidasi, pembunuhan, kekerasan, penangkapan, kriminalisasi, dan pemenjaraan.Mmenurut 4 koran pada tahun 2010 (Media Kompas, Medan Bisnis, Pos Metro, SIB),. Dari 26 kasus yang diberitakan ini, hanya 2 media yang merinci jumlah korban, yakni sebanyak 909 kk. Dampak penggusuran, sebanyak 2 orang tewas (konflik dengan PTPN II Limau Mungkur, Tj Morawa, dan konflik dengan PT SLJ, Labuhan Batu Utara), 5 orang mengalami kekerasan dan penangkapan, sementara puluhan mengalami penahanan

.

Page 47: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Dokumen Perhimpunan Bakumsu 2007 dari tujuh Organisasi Non Pemerintah yang menangani konflik tanah di 9 kabupaten/kota, yakni kabupaten Deli Serdang, Langkat, Labuhan Batu, Simalungun, Asahan, Tapsel, Tobasa kota Medan dan Dairi, terdapat 97 kasus konflik kelompok tani versus perkebunan dan perusahaan kayu di lahan seluas 32.504,76 HA. Sebanyak 58 kasus atau 60 % kelompok tani berkonflik dengan perkebunan sawit, 29 % berkonflik dengan Perusahaan, sisanya berkonflik dengan TNI dan Kelompok masyarakat. Dengan demikian, 97 kelompok tani yang seluruhnya beranggotakan total 29.774 kk, potensial

di Labuhan Batu (sebelum dipecah menjadi 3 kabupaten), terdapat 20 kasus penggusuran kelompok tani, dimana seluruhnya atau 100 % adalah kasus konflik tanah antara kelompok tani dengan perusahaan perkebunan sawit. Total luas lahan konflik seluas 6.943,98 HA dengan jumlah anggota kelompok tani sebanyak 5.298 KK melawan 17 perusahaan perkebunan sawit skala besar.Konflik antara petani versus perkebunan yang masih terus berlangsung. Konflik warisan masa lalu ini berhubungan pada umumnya dengan pengabaian hak masyarakat lokal atas tanah, juga karena ganti rugi yang tidak layak, dan masalah warisan skema PIR (Perkebunan Inti Rakyat)

Sumber data diperoleh Bakumsu dari mitra kerjanya di Sumatera Utara, yakni KPS, KSPPM, Lentera, Bitra, PBHI Sumut, Kontras, dan LBH Medan tahun 2006-2007.

Page 48: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

KASUS SENGKETA TERKAIT TANAH PERKEBUNAN DI JAWA TIMUR

No Nama Perkebunan Pengelola/HGU Tuntutan Warga

1 Jenggawah PTP XXXVI/PTPN X Jember

Memperoleh Hak atas tanah yg digarap sejak dulu

2 Curahnongko/Kali Senan PTPN X Warga menduduki dan menggarap tanah yg telah diterbitkan HGU

3 Palung Ombo PTP XXXVIII Warga keberatan atas keberadaan pemegang HGU

4 Sumber Manggis PT Sumber Mangis Warga minta areal seluas 450 ha dikeluarkan dari HGU

5 Ketajik I dan II Perusahaan.Daerah Kab.Jember

Warga keberatan dengan penerbitan HGU

6 Perkebuan Kapas PTPN XII Menuntut tanah yang telah digarap sejak dulu

Page 49: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

KONFLIK PERTAMBANGAN TAHUN 2010 - 2011No Jenis Tambang Lokasi Konflik/Penolakan warga

1 Bijih Besi Aceh Besar pencemaran lingkungan, konflik lahan dg warga2 Emas Mandailing Natal tumpang tindih lahan3 Timah Dairi tumpang tindih lahan4 Minyak Riau pencemaran lingkungan, konflik lahan dg warga5 Batubara Muaraenim tumpang tindih lahan6 Batu kapur Nusakambangan pencemaran lingkungan7 Pasir besi Kulon Progo konflik lahan dengan warga8 Tembaga d Mangan Pacitan pencemaran lingkungan9 Emas Banyuwangi pencemaran lingkungan, konflik lahan dg warga

10 Biji besi Kota Baru pencemaran lingkungan11 Tembaga d Emas Sumbawa pencemaran lingkungan12 Emas Bima pencemaran lingkungan, konflik lahan dg warga13 Emas Minahasa konflik lahan dengan warga14 Emas Mimika pencemaran lingkungan, konflik dg wargaSumber : Kompas, 10 Peb-2012

Data KPA menunjukkan untuk tahun 2011, konflik sumberdaya agraria (pertambangan-perkebunan-kehutanan-dll) mencapai 163 dengan jumlah korban yang meninggal mencapai 22 orang. Dari jumlah konflik tersebut, luas lahan yang disengketakan mencapai 472.048,44 hektar dengan melibatkan lebih dari 69.975 kepala keluarga

Page 50: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

PETA KEPEMILIKAN SDA INDONESIA

Shibu lijack

Page 51: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

TAMBANG GALIAN C DI KEDIRI

Page 52: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

SUMBERDAYA BATUBARA DI TANAH USAHA SAWAH DAERAH TRANSMIGRASI KALTIM

Page 53: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat
Page 54: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

KUBANGAN BEKAS TAMBANG BATUBARA

Page 55: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

AKHIR PERADABAN BANGSA

Page 56: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Jumlah Sengketa Pertanahan yang Diajukan Ke Peradilan Umumdan Peradilan TUN di 10 Kabupaten dan Kota Sampel 2004 s/d 2006)

Jenis Masalah Kabupaten Kota Kabupaten KotaPembatalan Sertipikat 120 110 68 172Pembatalan/Blokir Peralihan hak/balik nama

36 47 13 27

Masalah tanah waris 20 27 7Pembatallan/Penangguhan SK hak 12 20 2 25Pembatalan hak tanggungan 4 6Ganti rugi, pailit dan pengosongan, pembebasan tanah, dll

20 45

Perbuatan melawan hukum 12 86 2 41Utang piutang/kredit 1 29

Page 57: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

REALITA PELAYANAN PERTANAHAN MENURUT MASYARAKAT

Sebagian besar masyarakat khawatir status tanah miliknya

"Menurut Anda, mudah atau sulitkah mengurus "Khawatir atau tidakkah Anda terhadap status surat hak kepemilikan atas tanah saat ini" tanah milik Anda tersebut dari gugatan pihak lain?"

Jakarta

Yogyakarta

Surabaya

Medan

Padang

Banjarmasin

Pontianak

Makasar

Manado

Mudah Sulit Tidak tahu/Tidak jawab Khawatir Tidak Khawatir Tidak tahu/Tidak jawab

38,3

38,5

37,5

33,3

48

47,2

38,3

40

37,9

46,7

42,3

25

47,6

28

40,3

50,3

42,2

45

15

19,2

37,5

19,1

24

12,5

11,4

17,8

17,1

56,7

50

54,2

71,4

24

55,6

53,3

26,7

59,3

36,7

42,3

41,7

28,6

52

40,3

42,5

71,1

32,9

6,6

7,7

4,1

24

4,1

4,2

2,2

7,8

Page 58: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

C. ANALISIS MASALAH KETIDAK EFEKTIFAN KEBIJAKAN AGRARIA/PERTANAHAN

Sumber : 1. Disharmoni kebijakan 2. Kapasitas kelembagaan 3. Kultur masyarakat

NilaiDasar

NilaiImplementasi

Nilai Praksis

Perilaku budaya danRealitas Sosek Masy

Disharmoni SistemKebijakan SD Agr

Lemahnya Kapasitas Lembaga

Agraria/Pertanahan

Page 59: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

C-1 Kebijakan Publik di Bidang SD Agraria/Pertanahan

• Secara umum bertujuan menjamin dan melindungi hak masyarakat untuk berperan secara aktif dalam kegiatan pengelolan pertanahan/agraria untuk mewujudkan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan Pasal 1 UUPA

.......bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

• Dua kelompok peraturan perundang-undangan (1) di bidang sumberdaya agraria (kebijakan pengaturan P4 permukaan bumi yang disebut tanah)(2) terkait sumberdaya agraria mengenai sd bumi (tanah/mineral), sd air, sd ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di masing-masing wahana tsb.

Page 60: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

C-2 BERBAGAI UU SEKTORAL YANG BERPOTENSI DISHARMONI DENGAN UUPA

• UU No 5 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Kehutanan yang telah diubah menjadi UU No. 41/1999 tentang Kehutanan (UU Kehutanan)

• UU No. 11/1967 tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok Pertambangan• UU No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan yang telah diubah menjadi UU No. 7/2004

tentang Sumberdaya Air (UUSDA)• UU No. 4 Tahun 1982 yang telah diubah menjadi UU No.23/1997 diubah lagi UU No

32 tahun 2008 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH)• UU No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya• UU No 24/1992 tentang Penatanan Ruang yang diubah menjadi UU No.26/2007

tentang Penataan Ruang• UU No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas)• UU No. 27/2003 tentang Panas Bumi (UU Panas Bumi)• UU No.18/2004 tentang Budidaya Tanaman (UU Budidaya Tanaman)• UU No. 31/2004 tentang Perikanan (UU Perikanan)• UU No 25/2007 tentang Penanaman Modal• UU No. 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – pulau Kecil (UU

PWP3K).• UU No 4/2009 tentang Mineral dan Batubara• UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman • UU No 2 Tahun 2012 Pengadaan Tanah

Page 61: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Persandingan Obyek Undang-Undang Yang Terkait Dengan Tanah

Tumbapang tindih kewenangan pengaturan Sumberdaya Agraria

Page 62: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

C-3 DISHARMONI KEBIJAKAN SD AGRARIA• Pengertian umum-- adanya berbagai ketentuan yang

tidak kompatibel, bahkan saling konflik satu sama lain, baik dalam prinsip dasarnya maupun dalam aspek implementasinya, sehingga menciptakan ketidakpastian antar peraturan perundang-undangan yang ada.

• Kelsen (1991) -- conflict of Norm, yang intinya “A conflict exists between two norms when that which one of them decrees to be obligatory is incompatible with that which the other decrees to be obligatory, so that the observance or application of one norm necessarily or possibly involves the violation of the other”.

• Disharmonisasi manajemen SD Agr-ketidakharmonisan suatu peraturan perundang-undangan SD Agr, yang dapat dimulai sejak penyusunan RUU-RPP-RAPERDAsehingga pada saat pelaksanaan terjadi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut pengelolaan SD Agr/Pertanahan.

Page 63: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

C-4 DAMPAK LINGKUNGAN DIS-HARMONI KEBIJAKAN AGRARIA/PERTANAHAN

Beberapa alternatif aktivitas ekonomi • Tidak ada seorangpun akan menggunakan ketentuan A

atau ketentuan B pembiaran tanah terlantar,erosi,• Seseorang akan menggunakan ketentuan A dan

melanggar ketentuan B bila manfaat yang diperoleh A lebih besar daripada penalti yang dikenakan atas pelanggaran ketentuan B.(manfaat illegal logging >> penalty)

• Seseorang akan menggunakan ketentuan A bila lebih menguntungkan daripada B selama ia dapat menghindar dari ketentuan B- eksternalitas dis-ekononomipembangunan villa di kawasan Puncak

• Seseorang akan memilih ketentuan A bilamana ia mendapatkan jaminan dari pemegang kekuasaan yang memberikan kepastian hukum pada ketentuan A-penyalahgunaan wewenang/kekuasaan penerbitan perijinan (suap, sogok, gratifikasi) .

Page 64: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

C-5 BENTUK-BENTUK DISHARMONI

• Pengertian• Obyek yang diatur• Orientasi eksploitasi atau konservasi• Keberpihakan rakyat atau investor• Pengakuan keberadaan Masyarakat Adat/Ulayat• Pengaturan Penguasaan Pemilikan• Perencanaan Penggunaaan Pemanfaatan• Pemeliharaan dan Keberlanjutannya • Pendaftaran penguasaan pemilikan

Page 65: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Persandingan Substansi Undang-Undang Yang Terkait Tanah

UU Obyek Yang Diatur Orientasi Keberpihakan

Pokok Agraria (UU 5/1960)

Bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya

Konservasi Nasionalisme

Pro-rakyat, berfungsi sosial, anti monopoli swasta, pembatasan

Sumber Daya Air (UU 7/2004)

Air (pada, di bawah, dan di atas permukaan tanah), sumber air, dan daya air

Konservasi dan eksploitasi

Pro-rakyat, ada fungsi sosial, cende-rung pro-kapital

Minyak dan Gas Bumi (UU 22/2001)

Minyak bumi dan gas bumi

Eksploitasi Pro-kapital

Pertambangan (UU 11/1967)

Bahan galian Eksploitasi Pro-kapital

Pertambangan Mineral dan Batubara (UU 4/2009)

Mineral, Batubara Eksploitasi Pro-kapital

Kehutanan (UU 41/1999)

Hutan, Kawasan hutan Eksploitasi dan konservasi berimbang

Pro-rakyat di konsi-deran, tetapi pro-kapital di substansi

Perikanan (UU 31/2004)

Semua jenis ikan, Wilayah pengelolaan perikanan

Eksploitasi dan konservasi

Pro-kapital, ada perhatian terhadap nelayan kecil

Budidaya Tanaman (UU 12/1992)

Sistem budidaya tanaman

Konservasi*) Pro-rakyat*)

Perkebunan (UU 18/2004)

Tanaman perkebunan Eksploitasi dan konservasi*)

Pro-kapital*)

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (UU 27/2007)

Wilayah pesisir Pulau kecil

Konservasi, tetapi tersirat juga eksploitasi

Pro-rakyat, tetapi pengusaha diutamakan

Penanaman Modal (UU 25/2007)

Modal, perizinan hak atas tanah

Eksploitasi dan sedikit konservasi*)

Pro-kapital*)

Pemerintahan Daerah (UU 32/2004)

Pelayanan pertanahan Konservasi dan eksploitasi*)

Pro-rakyat*)

Penataan Ruang (UU 26/2007)

Ruang darat, ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi

Konservasi Pro-rakyat

Lingkungan Hidup (UU 23/1997)

Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya

Konservasi Pro-rakyat

Page 66: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

C-6 Sumber KONFLIK dan SENGKETAdari Aparat Pelaksana dan Masyarakat

MASYARAKAT (pemalsuan keterangan, tanda batas tidak jelas, kepemilikan tidak jelas, salah lokasi).

Kepala Desa (pemalsuan keterangan, keterangan waris keliru, keterangan kepemilikan salah)

PPAT (pemalsuan akta jual beli, luas bidang salah, status tanah tidak jelas, batas kepemilikan keliru).

Kantor Pelayanan Pajak (penyimpangan wajib pajak, penetapan wajib pajak keliru, penetapan NJOP salah)

Kantor Pertanahan (tidak tertibnya administrasi pertanahan, kurang cermat dalam mengidentifikasi letak, batas dan tanda bukti alas hak).

Page 67: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

C-6 MASALAH PERTANAHAN MASA DEPAN ????

FENOMENA LINGKUNGAN STRATEGIS Posisi Indonesia di tengah Arus Lintas Dunia

Nilai Perdagangan Dunia tahun 2020 : 2 X 2008 90 % lewat Laut40 % lewat IndonesiaSelat Malaka tidak dapat dilalui kapal raksasa-lewat Pantai Selatan Jawa dan Selat Lombok

Negara Maritim --namun peran daratan tetap dominanDaerah Pantai menjadi prioritas investasi dan DTW

Kebijakan MP3EI mendorong arus investasi skala besar dan asing Pemilu nasional+Pilpres dan Pilkada menempatkan pertanahan

sebagai salah satu isu strategis yang bernuansa instabilitas poleksos Demokrasi berbagai bidang kehidupan Menguatnya tuntutan hak asasi manusia terhadap tanah Meningkatnya pencemaran sumberdaya tanah-air dan udara

akibat pertmbuhan industri dan transportasi Pemanfaatan ruang atas tanah dan ruang bawah tanah Pelaksanaan otonomi bdg pertanahan----Koordinasi Pemda Meningkatnya klaim dan okupasi tanah perkebunan, hutan

dan pertambangan masyarakat lokal

Page 68: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

PETA PERDAGANGAN DUNIA : Geopolitik dan Geostrategis

Europe

RotterdamAntwerp

PusanTokyoYokohama

EastCost

New York

TimTeng

Dubai

HongkongShanghaiShenzenKaoshiung

West Cost

Los Ang.Long Beach

Austr.NZ

SidneyMelbourneAuckland

Asteng

SingapuraLaem ChabngPortKlangTg PriokSouth

Afrc

JpnKorea

ChinaTaiwn

… fully 90 percent of International trade is

carried by sea… 40 percent

lewat Indonesia

Page 69: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

MP3EI jika tidak diikuti pengelolaan pertanahan yang baik berpotensi terkendala oleh meningkatnya konflik dan sengketa pertanahanKE. Sumatera “Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional”;KE Jawa “Pendorong Industri dan Jasa Nasional”;KE Kalimantan “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional”;KE Sulawesi ‘’ Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas

dan Pertambangan Nasional; KE Bali – Nusa Tenggara ‘’Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional’’;KE Papua–Maluku “Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan Pertambangan

Nasional”.

Page 70: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

D. REVITALISASI KEBIJAKAN AGRARIA/PERTANAHAN

NilaiDasar

NilaiImplementasi

Nilai Praksis

Pemberdayaan MasyarakatSesuai Realita Sosekbud

Pembaruan SistemKebijakan SD Agr

Peningkatan Kapasitas Lembaga

Agraria/Pertanahan

Page 71: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

D-1A Pentingnya Pembaruan Sistem Kebijakan Sumberdaya Agraria - TAP MPR No IX/2001

Arah Kebijakan : Pembaruan perundang-undangan dan pengelolaansumberdaya alam terintegrasi dalam sistem UUPA, termasuk UU Hak Milik,UU Pemanfaatan Tanah

Pasal 2. TAP MPR No.IX Tahun 2001 tentang Reforma Agraria dan Pengelolaan Sumberdaya Alam Pembaruan Agraria mencakup suatu proses yang berkesinambungan berkenaan dengan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemenfaatan sumberdaya agraria dalam rangka terciptanya kepastian dan perlindungan hukum serta keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia

Merupakan landasan filosofis-ideologis-sosio kultural-konstitusional-ekonomis dan ekologis dalam membangun kelembagaan pengelola kebijakan sumberdaya agraria

Page 72: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

D-1B ARGUMENTASI FAKTUAL PERLUNYA PEMBARUAN AGRARIA

Masih ada kelemahan pelaksanaan UUPA, antara lain (1) menjauh corak agraris, (2) belum menjamin kepastian hukum hak atas tanah adat, (3) masih ada dualisme UUPA dengan hak masyarakat tradisional dan sisa hak barat, (4) ditemukan pengambilan manfaat atas tanah dalam bentuk kerjasama dengan mitra asing, (5) kecenderungan orang asing dapat menguasai tanah seperti hak milik, (6) pemilikan tanah absentee, (7) banyak tanah terlantar, (8) memperhatikan desentralisasi urusan agraria, (9) perebutan sumberdaya atau komoditasi tanah, (10) konflik dan sengketa atas tanah

Masih ditemukan dis-harmoni perundangan-undangan terkait sumberdaya alam, mencakup: (1) pengertian (2) obyek yang diatur (3) orientasi (4) keberpihakan (5) pengakuan keberadaan masyarakat adat/ulayat (6) pengaturan penguasaan pemilikan(7) perencanaan penggunaaan pemanfaatan (8) pemeliharaan dan keberlanjutannya serta (9) pendaftaran penguasaan pemilikan sumberdaya alam

Page 73: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

D-1C. POKOK-POKOK SUBSTANSI PEMBARUAN AGRARIA

A. Penyempurnaan hal-hal yang mendasar, antara lain: (1) penegasan wawasan nusantara (2) pemersatu NKRI, (3) sumberdaya alam milik Bangsa Indonesia, (4) mekanisme koordinasi pengelolaan dan pemanfaatan (5) rambu-rambu dalam pengelolaan, (6) penegasan hak azasi manusia dan kelestarian lingkungan hidup, (7) pengaturanwilayah berbatasan negara

B. Orientasi kebijakan mendorong hal-hal prinsip antara lain: (1)pengertian tanah dipertegas mencakup tanah pantai (2) lebih berorientasi hak azasi manusia dan kelestarian lingkungan hidup (3) mengatur landreform tanah perkotaan, (4) kebijakan penggunaan tanah yang berkeadilan (5) pemanfaatan tanah ulayat dan hak masyarakat adat, (6) penegasan batasan luas dan masa berlaku hak, terutama HGU dan HGB (7) integrasi perencanaan tata ruang dengan status hak atas tanah (8) pelaksanaan otonomi pertanahan dalam kerangka NKRI dan memperhatikan hak masyarakat adat (9) memberi dasar koordinasi dalam pengelolaan sumberdaya alam (10) mendorong good governance dalam pelayanan pertanahan.

Page 74: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

D-1D. Peningkatan Kapasitas Lembaga Agraria/Pertanahan

Misi yang dikandung dalam TAP MPR IX/2001 memerlukan lembaga agraria/pertanahan yang mempunyai kewenangan dan kompetensi yang sepadan dengan fungsi yang diemban

Berdasarkan Perpres 10/2006 telah ditetapkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral

Dengan kewenangan tersebut, BPN menjalankan fungsi perumusan kebijakan nasional termasuk reforma agraria dan koordinasi dengan pemerintah daerah dan sektor terkait, menetapkan kebijakan teknis pelayanan pertanahan dalam rangka menjamin kepastian hukum hak atas tanah, penatagunaan tanah,pengaturan tanah terlantar dan pemberdayaan masyarakat

Dalam prakteknya terdapat banyak kendala akibat tumpang tindih kewenangan dalam mengelola sumberdaya alam dan belum tertibnya penyelenggaraan administrasi pelayanan pertanahan yang mengindikasi BPN tidak dapat menjalankan seluruh misi dengan baik

Page 75: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

D-2A PEMIKIRAN PENGUATAN KELEMBAGAAN AGRARIA/PERTANAHAN

Pengalaman pada masa Program Pelita I (1969/1970-1974/1975), terdapat berbagai tumpang tindih program sektoral yang memerlukan tanah yang luas seperti transmigrasi, pekerjaan umum, kehutanan dan pertambangan. Untuk mengatasi itu, terbit Instruksi Presiden No 1 Tahun 1976 tentang Sinkronisasi Pelaksanaan Tugas Bidang Keagrariaan dengan Bidang Kehutanan, Pertambangan, Transmigrasi dan Pekerjaan Umum.

Mengingat strategisnya misi TAP MPR No IX/2001, sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) huruf c dan Pasal 5 ayat (3) UU No 39/2008 tentang Kementrian Negara, sudah waktunya dibentuk Kementrian Negara Agraria atau Menko Sumberdaya Agraria yang berfungsi sebagai lembaga yang secara khusus merumuskan kebijakan strategis pengelolaan sumberdaya agraria secara nasional serta menangani koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan sektor terkait dan pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten/kota

Berdasarkan pengalaman tahun 1995 ketika dibentuk Kementrian Negara Agraria/BPN sebaiknya Kementrian Negara Agraria terpisah dengan Badan Pertanahan Nasional yang berfungsi menjalankan pelayanan publik bidang pertanahan kepada masyarakat yang memenuhi prinsip good governance

Page 76: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

D-2B PEMIKIRAN PENGUATAN KELEMBAGAAN AGRARIA/PERTANAHAN

Di samping Kementrian Negara Agraria dan BPN perlu dibentuk Peradilan Agraria (PA)

PA merupakan lembaga yang berfungsi melakukan penegakan hukum terkait penyelesaian perkara agraria/pertanahan yang masuk melalui jalur pengadilan.Di masa lalu pernah dibentuk Pengadilan Landreform yangkemudian dihapus melalui UU No 7 Thaun 1970, dimana perkara sengketa pertanahan dikembalikan ke pengadilan negeri setempat.

Lembaga Menko SDAgraria/Kementrian Negara Agraria, BPN, danPA perlu didukung dengan SDM yang mempunyai kapasitas di bidang keagrariaan/pertanahan dan mempunyai komitmen tinggi terhadap tugas pokok dan fungsinya.

Page 77: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

D-3 Pemberdayaan Masyarakat Sesuai Realita Sosekbud Melalui Instruksi Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 3

Tahun 1995 telah dikembangkan Pokmasdartibnah (Kelompok Masyarakat Sadar Hukum dan Tertib Pertanahan) yang focus kegiatannya adalah memasang tanda batas di bidang tanah ybs dan menyelesaikan sengketa tanah yang timbul di Pokmas tersebut.Lembaga ini kurang berkembang karena inisiatif pembentukan maupun kegiatannya lebih banyak diprakarsai oleh Pemerintah yang tidak selalu sejalan dengan kebutuhan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan, pada prinsipnya masyarakat diberi peran terlibat dalam proses pengambilan keputusan pengelolaan pertanahan secara swadaya. Peran itu akan meningkat apabila dikembangkan sistem sosialisasi hak dan kewajiban dalam pengelolaan pertanahan yang dapat diterima masyarakat secara demokrasi, tanpa distorsi dengan menumbuh-kembangkan partisipasi masyarakat. Untuk itu, arah pemberdayaanadalah dengan penguatan sistem komunikasi dan informasi hak dan kewajiban kegiatan pertanahan ke masyarakat sesuai dengan kapasitas sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat.

Page 78: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

E. PENUTUP1. Pengelolaan agraria/pertanahan yang baik dibutuhkan guna

mewujudkan amanah Bangsa yang tertuang dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan Pasal 1 UUPA, yaitu sumberdaya agraria untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

2. Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan lapangan kerja di pedesaan serta perkembangan pembangunan yang lebih berorientasi ke aspek pertumbuhan ekonomi telah berimplikasi pada kebijakan pemanfaatan sumberdaya agraria secara sektoral, dan parsial. Lebih berorientasi kepada investor, telah mereduksi hak masyarakat adat atas tanah, cenderung mengabaikan keberlangsungan lingkungan hidup masyarakat lokal dan menjadi sumber meningkatnya sengketa dan konflik agraria.

3. Ketetapan MPR No IX Tahun 2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumberdaya Alam memberi peluang untuk mewadahi berbagai kepentingan sektoral, regional dan masyarakat lokal dalam sistem kebijakan pengelolaan sumberdaya agraria yang terintegrasi secara nasional

Page 79: Pembaruan Agraria Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

E. PENUTUP Misi yang dikandung dalam TAP MPR IX/2001 memerlukan lembaga

agraria/pertanahan yang mempunyai kewenangan dan kompetensi yang sepadan dengan fungsi yang diemban. Untuk itu, perlu dibentuk Menko SD Agraria/Kementrian Negara Agraria yang berfungsi sebagai lembaga yang secara khusus merumuskan kebijakan strategis pengelolaan sumberdaya agraria secara nasional serta menangani koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan sektor terkait dan pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten/kota. Badan Pertanahan Nasional lebih berfungsi menjalankan pelayanan publik bidang pertanahan kepada masyarakat yang memenuhi prinsip good governance.

Di samping Kementrian Negara Agraria dan BPN perlu dibentuk lembaga Peradilan Agraria (PA). PA merupakan lembaga yang berfungsi melakukan penegakan hukum terkait penyelesaian perkara agraria/pertanahan yang masuk melalui jalur pengadilan.