pembangkit melodi dan kendali katup air pada tirai...
TRANSCRIPT
i
TUGAS AKHIR
PEMBANGKIT MELODI DAN KENDALIKATUP AIR PADA TIRAI AIR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik ElektroFakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma
Disusun oleh :
TRI JOKO PURNOMONIM : 045114014
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTROFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2009
ii
FINAL PROJECT
MELODY GENERATOR AND WATER VALVECONTROL AT WATER FALL MODEL
In partial fulfillment of the requirementsfor the degree of Sarjana Teknik
Electrical Engineering Study ProgramElectrical Engineering Departement
Science and Tecology Faculty Sanata Dharma University
By :
TRI JOKO PURNOMOStudent Number : 045114014
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAMELECTRICAL ENGINEERING DEPARTEMENT
SCIENCE AND TECNOLOGY FACULTYSANATA DHARMA UNIVERSITY
2009
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juli 2009
Tri Joko Purnomo
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juli 2009
Tri Joko Purnomo
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
MOTTO :
“Berupayalah tidak hanya menjadi manusia yangsukses, tetapi juga manusia yang bernilai”
Kupersembahkan Tugas Akhir ini untuk:Bapak dan Ibuku yang Terkasih
Kakakku yang TersayangKekasihku yang Tercinta
vii
INTISARI
Tirai air banyak dijumpai pada tempat-tempat hiburan, tempat makan,tempat rekreasi untuk menarik perhatian pengunjung. Tirai air juga memberikanefek sejuk dan segar untuk ruangan tersebut. Tirai air yang konvensional belumdikendalikan urutan jatuhnya air. Penambahan melodi dan pengaturan urutankeluarnya air pada tirai air akan memberikan kesan dinamis dan lebih menarik.Pada penelitian ini akan dibahas tentang pembangkit melodi dan sekaligusberfungsi sebagai pengendali urutan bekerja tirai air.
Melodi terdiri dari nada dan nilai ketukan. Lama ketukan ditentukan olehtempo dari lagu. Gelombang sinus dapat dibangkitkan dari mikrokontroler. Satuperiode dihasilkan gelombang sinus tercuplik 64 titik. Total periode dari sebuahsinyal menunjukkan frekuensi tertentu.
Hasil dari penelitian ini dapat membangkitkan gelombang sinus dengangalat sebesar 0,29% dan dapat membangkitkan nada mulai dari nada G3 sampainada D6
Kata kunci : pembangkit gelombang sinus, tirai air, pembangkit melodi, aplikasimikrokontroler AVR
viii
ABSTRACT
Water fountain usually used as decoration to attract people. Waterfountain give cool and fresh effect for room environment. Water fountain addedwith melody and sequence control for open-close valve make water fountain moredynamic and attraction. This research discussed abaut melody generator andsequence control for water fountain.
Melody consist of tones and duration. Tones represent the fix frequencyand duration depend on song tempo. The equipment generate the tones by sinewave generator based on AVR micro controller. The sine wave produced bysequence of 64 numbers represent sampled sine wave function for one period.Reciprocal of total period for single waveform represent the frequency.
The result are controller able to generate sine wave with frequencyaccuracy less then 0.29% error and able to generate G3 up to D6 tones.
Keywords: sine wave generator, water fountain, melody generator, AVR microcontroller aplication
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Tri Joko PurnomoNomor Mahasiswa : 045114014
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PEMBANGKIT MELODI DAN KENDALI KATUP AIRPADA TIRAI AIR
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalandata, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet ataumedia lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari sayamaupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama sayasebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 15 Juli 2009
Yang menyatakan
Tri Joko Purnomo
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul. “Pembangkit Melodi Dan Kendali
Katub Air Pada Tirai Air”. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Dalam penyusunannya, banyak pihak
yang telah membantu dan memberikan dukungan pada penulis, oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T.,M.T. selaku Dekan Fakultas Sains
Dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu B.Wuri Harini S.T, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dosen dan Karyawan Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains Dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Djoko Untoro Suwarno, S.Si., M.T. selaku dosen pembimbing I
karya tulis yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk
membimbing penulis.
5. Bapak Ir. Tjendro selaku dosen pembimbing II karya tulis yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing penulis.
6. Bapak, Ibuk, Mbak Ika, Mbak Dewi, dan saudara-saudara penulis yang
telah memberikan semangat dan doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
xi
7. Bapak Broto, Bapak Suryono, Bapak Mardi atas kesabaran dan kerelaan
untuk meminjamkan laboratorium beserta alat-alatnya untuk menunjang
terselesainya tugas akhir ini.
8. Sdri Anggun Permulia Gari yang selalu memberikan semangat untuk
menyelesaikan tugas akhir.
9. Teman-teman satu team Hendy Paulus Dan Kiong Hin yang selalu bahu-
membahu dan bekerja sama hingga sampai tugas akhir terselesaikan.
10. Teman-teman Elektro angkatan ’04 semoga kompak selalu.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar dalam proses penulisan di kemudian hari dapat
semakin baik. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat secara luas, baik bagi
penulis maupun bagi semua pihak yang membacanya.
Yogyakarta, Juli 2009
Peneliti
Tri Joko Purnomo
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL (BAHASA INDONESIA).....................……………. i
HALAMAN SAMPUL (BAHASA INGGIS)……………………..………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………....……...... iii
HALAMAN PENGESAHAN………………….....……………………….…. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………… v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN…….…………………………………...…. vi
INTISARI...…………………………………………………………………... vii
ABSTRACT.………………………………………………………………..... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA…….… ix
KATA PENGANTAR………………………........……………………….…. x
DAFTAR ISI..................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xv
DAFTAR TABEL............................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xviii
Bab I. PENDAHULUAN.....................................................................11.1 Latar Belakang Masalah........................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat......,,,,,,,,,,..............................................................2
1.3 Batasan Masalah...................................................................................2
1.4 Metodologi Penelitian...........................................................................3
Bab II. DASAR TEORI.......................................................................42.1 Nada dan Ketukan Nada........................................................................4
2.2 Pembangkit Sinus...................................................................................5
2.3 Katup Air Elektronis ( Solenoid ) ..........................................................7
2.4 R-2R Ladder Digital to Analog Converter.............................................8
2.5 Penguat Audio.......................................................................................9
xiii
2.6 Speaker................................................................................................9
2.7 Solid state Relay..................................................................................10
2.8 Mikrokontroler ATmega32.................................................................11
2.8.1 Gambaran Umum.................................................................11
2.8.2 Memori............................................................................. ...14
2.8.3 Port Input/Output ( I/O Port )……………………………..16
Bab III. RANCANGAN PENELITIAN………………………..…...193.1 Perancangan Perangkat keras..............................................................23
3.1.1 Tombol Pemilih Lagu...........................................................23
3.1.2 Digital to Analog Converter.................................................24
3.1.3 Penguat Audio......................................................................26
3.1.4 Penggerak Katub Air Elektronis (Solenoid).........................28
3.1.5 Katub Air Elektronis (Solenoid)...........................................30
3.2 Perancangan Perangkat Lunak.............................................................32
3.2.1 Diagram Alir (Flowchart).....................................................32
3.2.2 Program Utama.....................................................................36
Bab IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………….........384.1 Hasil Perancangan Perangkat Keras ………………………………...38
4.2 Hasil Pengujian……………………….. ………………………….…41
4.2.1 Pengujian Tombol Pemilh Lagu……………………..…….41
4.2.2 Pengujian R-2R Ladder Digital to Analog Converter …….42
4.2.3 Pengujian Penguat Audio…………...……………………..44
4.2.4 Pengujian Katub Air Elektronis ( Solenoid )………………46
4.2.5 Pengujian Solid State Relay ( SSR)………………..………48
4.2.6 Pengujian Nada-Nada Yang Dibangkitkan………………..49
xiv
Bab V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………..........535.1 Kesimpulan……………………………………………….…….……53
5.2 Saran……………………………………………………….………...53
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................54
LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2-1 Simbol Ketukan Nada dan Tanda Istirahat…..........……… ......5
2. Gambar 2-2 Bentuk Gelombang Sinus.......................................................... 6
3. Gambar 2-3 Simbol dan Bagian-Bagian Pada Katub Air Elektronis............. 7
4. Gambar 2-4 Katub Air Elektronis.................................................................. 7
5. Gambar 2-5 R-2R Ladder DAC..................................................................... 8
6. Gambar 2-6 Kontruksi Speaker.....................................................................10
7. Gambar 2-7 Rangkaian Solid State Relay......................................................11
8. Gambar 2-8 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATmega32........................…..13
9. Gambar 2-9 Diagram Blok Mikrokontroler ATmega32................................ 13
10. Gambar 2-10 Peta Memori Flash Mikrokontroler Atmega32........................14
11. Gambar 2-11 Peta Memori Data SRAM........................................................ 15
12. Gambar 2-12 Register – Register Pada EEPROM......................................... 16
13. Gambar 3-1 Diagram Blok Sistem Secara Keseluruhan ………………....... 19
14. Gambar 3-2 Tombol Logika Aktif Rendah.................................................... 23
15. Gambar 3-3 Tombol Pemilih Lagu................................................................ 24
16. Gambar 3-4 R-2R Ladder DAC…………………......................................... 25
17. Gambar 3-5 Pembagi Tegangan.....................................................................27
18. Gambar 3-6 Penguat Audio Dengan IC LM386............................................ 27
19. Gambar 3-7 Rangkaian Solid State Relay................……………………….. 28
20. Gambar 3-8 Blok Diagram SSR dan Solenoid.............................................. 30
21. Gambar 3-9 Susunan Katub Air..................................................................... 30
22. Gambar 3-10 Konstruksi Tirai Air.................................................................31
xvi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2-1 Frekuensi Nada...……………………………..............….…. 4
2. Tabel 2-2 Perhitungan Ketukan dan Tempo.………………..............… 5
3. Tabel 2-3 Fungsi Alternatif Port A......................................................... 17
4. Tabel 2-4 Fungsi Alternatif Port B......................................................... 17
5. Tabel 2-5 Fungsi Alternatif Port C......................................................... 17
6. Tabel 2-6 Fungsi Alternatif Port D......................................................... 18
7. Tabel 3-1 Nada, Frekuensi dan Nilai Cacahan Timer 1.......................... 21
8. Tabel 3-2 Katub Air Yang Bekerja ........................................................ 22
9. Tabel-4-1 Bagian-Bagian Dari Control Board dan Fungsi Secara
Umum………………………………………………………………….. 38
10. Tabel 4-2 Data Hasil Pengujian Tombol Pemilih....................................42
11. Tabel 4-3 Data Hasil Pengujian R-2R Ladder Digital to Analog
Converter................................................................................................. 43
12. Tabel 4-4 Data hasil Pengujian Penguat Audio...................................... 45
13. Tabel 4-5 Hasil Pengujian Tampilan Air dengan Lebar Pulsa Tertentu. 47
14. Tabel 4-6 Data Hasil Pengujian Solid State Relay (SSR)……..………..48
15. Tabel 4-7 Data Hasil Pengujian Nada Yang Di Bangkitkan....................50
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. LAMPIRAN SYAIR DAN NOT LAGU.....................................….... L1
2. LAMPIRAN LISTING PROGRAM ..........................................…..... L2
3. LAMPIRAN FREKUENSI YANG DI BANGKITKAN ATmega32.. L3
4. LAMPIRAN RANGKAIAN LENGKAP …………………………....L4
5. LAMPIRAN DATASHEET………………………………………… L5
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan adanya suatu
hiburan. Pada hari-hari libur banyak orang dan keluarga meluangkan waktu untuk
berjalan-jalan di daerah rekreasi atau berkunjung ke suatu taman bermain.
Tempat-tempat rekreasi dan taman bermain seringkali terdapat benda atau
peralatan-peralatan yang sifatnya menarik perhatian, Pengunjung yang tertarik
biasanya berusaha untuk mencoba peralatan tersebut. Salah satu dari peralatan
yang sering di jumpai adalah tirai air.
Tirai air merupakan suatu perangkat yang berfungsi menerjunkan titik-titik
air membentuk suatu tirai. Tirai air banyak dijumpai pada tempat tempat umum
atau dalam pameran untuk menarik perhatian pengunjung. Tirai air juga
memberikan efek sejuk dan segar untuk ruangan tersebut. Saat ini tirai air yang
banyak dijumpai masih berupa tirai air konvensional karena belum dikendalikan
urutan secara elektronis[1]. Tirai air manual dapat dibuat dengan menggunakan
pipa yang berlubang dan diberi aliran air. Air akan turun ( terjun ) dari lubang
pada pipa, tidak ada pengaturan kapan air dan pada posisi manakah air dapat
mengalir.
2
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang akan dicapai yaitu membuat suatu peralatan yang berfungsi
untuk mengontrol urutan katup air pada tirai air yang bekerja mengikuti sinyal
musik yang di bangkitkan oleh mikrokontroler.
Manfaat yang akan dicapai adalah :
1. Untuk masyarakat umum
Masyarakat dapat menikmati suatu peralatan yang unsur teknologi yang
tinggi dan dapat memberikan rasa nyaman dan sejuk dimana saja, baik
ditempat hiburan, rumah makan maupun dirumah sendiri.
2. Untuk perkembangan ilmu pengetahuan
a. Menambah literatur aplikasi bersama antara elektronika analog,
elektronika digital dan mikrokontroler.
b. Menambah literatur aplikasi mikrokontroler untuk dunia hiburan.
c. Menambah literatur aplikasi yang menggabungkan unsur seni
dengan unsur teknologi.
1.3 Batasan Masalah
Pembahasan perancangan alat pembangkit melodi dan kendali katup air
pada tirai air ini lebih diarahkan dan difokuskan dalam batasan – batasan masalah
sebagai berikut :
a. Berbasis mikrokontroler ATmega32 sebagai pembangkit frekuensi dan
penggerak katup air elektronik ( solenoid ).
3
b. Menggunakan rangkaian SSR ( Solid State Relay ) pada bagian keluaran
untuk mengontrol katup air.
c. Keluaran berupa 8 buah katup air ( solenoid ) yang bereaksi terhadap
musik yang diberikan dan 8 buah LED yang berfungsi sebagai indikator
katup air yang bekerja. Katup air dapat merespon nada 1 oktaf yaitu pada
oktaf 4.
d. Nada yang dapat di bangkitkan oleh mikrokontroler mulai dari nada G3
sampai dengan nada D#6.
1.4 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah mengumpulkan
sejumlah referensi atau literatur dari perpustakaan, internet dan sebagainya
mengenai mikrokontroler ATmega32, solenoid valve, driver valve, menyusun
program yang akan diisi ke dalam mikrokontroler dengan tujuan untuk
membangkitkan frekuensi dan mengendalikan katup air elektronis, menyusun
perancangan, membuat rangkain keseluruhan yang di dalamnya terdiri dari
rangkaian minimum system, amplifier, driver valve, DAC, membuat konstruksi
tirai air, kemudian melakukan serangkaian percobaan untuk merealisasikan
perancangan yang telah dibuat.
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Nada dan Ketukan Nada
Dasar suara tunggal yang biasa di dengar disebut dengan nada, setiap nada
di visualisasikan dalam bentuk huruf A, B, C, D, E, F, G sesuai dengan tingkatan
frekuensi yang dihasilkannya.Tangga nada ( Scale ) di ciptakan dari variasi
susunan / pola-pola tinggkatan nada. Beberapa nada yang di bunyikan secara
bersama di sebut chord, kemudian chord bersama-sama membentuk suatu irama
yang akhirnya akan bermuara menjadi lagu atau musik. Tabel nada beserta
frekuensinya dapat dilihat pada tabel 2-1, sedangkan tanda ketukan dan tanda
istirahat dapat dilihat pada gambar 2-1.
Tabel 2-1 Frekuensi Nada [2]octaf 1 2 3 4 5 6
Note No f(Hz) No f(Hz) No f(Hz) No f(Hz) No f(Hz) No f(Hz)
A 0 27.500 12 55.000 24 110.000 36 220.000 48 440.000 60 880.000
Bb 1 29.135 13 58.270 25 116.541 37 233.082 49 466.164 61 932.328
B 2 30.867 14 61.735 26 123.471 38 246.942 50 493.883 62 987.767
C 3 32.703 15 65.406 27 130.813 39 261.626 51 523.251 63 104.650
Db 4 34.647 16 69.295 28 138.591 40 277.183 52 554.365 64 110.873
D 5 36.708 17 73.416 29 146.832 41 293.665 53 587.33 65 117.466
Eb 6 38.890 18 77.781 30 155.564 42 311.1270 54 622.254 66 124.451
E 7 41.203 19 82.406 31 164.814 43 329.6276 55 659.255 67 131.851
F 8 43.653 20 87.307 32 174.614 44 349.228 56 698.457 68 139.691
G 9 46.249 21 92.498 33 184.997 45 369.994 57 739.989 69 147.998
Gb 10 49.999 22 97.998 34 195.998 46 391.995 58 783.991 70 156.798
Ab 11 51.913 23 103.826 35 207.652 47 415.305 59 830.609 71 166.122
5
seper empat
seper delapan
setengah
seper enambelas
penuhketukan
penuhTanda Istirahat
setengah
seper empat
seper delapan
seper enambelas
Gambar 2-1 Simbol Ketukan Nada dan Tanda Istirahat
Lama ketukan ditentukan oleh tempo dari lagu. Lagu dengan tempo 100
berarti 100 ketukan per menit. Setiap ketukan mempunyai durasi waktu sebesar
60/100 detik. Perhitungan ketukan dan tempo dapat dilihat pada tabel 2-2.
Tabel 2-2 Perhitungan Ketukan dan Tempo[3]
Perioda Ketukan (s)Tempo
60 bpm 100 bpm 110 bpm 120 bpm
Penuh 1.000 s 0.600 s 0.545 s 0.500 sSetengah 0.500 s 0.300 s 0.273 s 0.250 sSeper_empat 0.250 s 0.150 s 0.136 s 0.125 sSeper_delapan 0.125 s 0.075 s 0.068 s 0.0625 sSeper_enambelas 0.0625 s 0.038 s 0.034 s 0.03125 s
Ket: bpm = bit per menit
Dari tabel 2-2 terlihat waktu yang paling kecil adalah sebesar 31 ms untuk
ketukan seper_enambelas pada tempo 120.
2.2 Pembangkit Sinus
Nada terdiri dari gelombang sinus, untuk menghasilkan nada yang bagus
dapat dihasilkan dari berbagai gelombang yaitu gelombang kotak, gelombang
segitiga dan gelombang sinus. Gelombang kotak paling mudah dihasilkan pada
6
mikrokontroler. Gelombang kotak hanya terdiri dari on dan off saja. Pada perioda
T maka gelombang kotak terdiri dari beberapa frekuensi harmonisa. Untuk
menghasilkan gelombang dengan frekuensi tunggal maka dibentuklah gelombang
sinus. Gelombang sinus dapat dibangkitkan dari mikrokontroler melalui DAC
dengan data sinus tercuplik. Gelombang sinus yang dibangkitkan pada
pembangkit melodi terdiri dari sinus tercuplik 64 titik dan dikeluarkan melalui
DAC. Perhitungan koefisien sinyal sinus tercuplik dihitung dengan program
MATLAB berikut :
% SinCuplik.m>> GenT=linspace (0,2*pi,65);>> SinGen=128 + 128*sin(t);>> Disp (SinGen)
Hasil yang diperoleh sebagai berikut :128,141,153,165,177,188,199,209,219,227,234,241,246,250,254,255,256,255,254,250,246,241,234,227,219,209,199,188,177,165,153,141,128,115,103,91,79,68,57,47,37,29,22,15,10,6,2,1,0,1,2,6,10,15,22,29,37,47,57,79,91,103,115
Bentuk gelombang sinus dapat dilihat pada gambar 2-2.
0 1 2 3 4 5 6 70
50
100
150
200
250
300Sinyal sinus tercuplik dengan 64 titik
Gambar 2-2 Bentuk Gelombang Sinus
7
2.3 Katup Air Elektronis
Katub air elektronis adalah kran air yang bekerja terhadap tegangan listrik.
Untuk jenis masukan teganganya ada 2 jenis yaitu AC ( 220v ) dan DC ( 12v dan
24v ). Katub air elektronis ini hanya bisa on / off saja tidak bisa diatur besarnya
tekanan air yang akan dialirkan.
Katub elektronis terdiri dari bagian solenoid ( kumparan ), inti kumparan
dan katub air seperti pada gambar 2-3 dan 2-4. Solenoid bekerja berdasarkan
prinsip elektromagnetis, bila pada kumparan diberi arus maka akan menarik inti
kumparan menuju ke tengah kumparan, dan bila arus diputus dari kumparan maka
inti kumparan akan kembali seperti semula. Inti kumparan berfungsi sebagai
sumbat pada saluran air. Gerakan inti kumparan kembali ke posisi semula
dikarenakan adanya pegas yang terhubung pada inti kumparan dan gaya berat
karena inti kumparan. Katub yang dipakai berupa katub air normal tertutup atau
aktif terbuka.[4]
Simbol dan bagian-bagian pada katub air elektronis dapat dilihat pada
gambar 2-3 dan bentuk katub air elektronis dapat dilihat pada gambar 2-4.
simbol katubelektronik
kumparan
intikumparan
saluranair
Gambar 2-3 Simbol dan Bagian-Bagian Pada Katub Air Elektronis
8
Gambar 2-4 Katub Air Elektronis
2.4 R-2R Ladder Digital to Analog Converter
Salah satu jenis Digital to Analog Converter ( DAC ) yang populer adalah
R-2R Ladder DAC yang skematiknya dapat dilihat pada gambar 2-5.
Gambar 2-5 R-2R Ladder DAC
9
Masukan b(1) sampai b(n) adalah bit digital dengan b(1) sebagai Least
Significant Bit (LSB) dan b(n) sebagai Most Significant Bit (MSB). Masukan data
digital dari mikrokontroler diubah menjadi nilai tegangan sebagai keluaran.
Rangkaian ini hanya membutuhkan dua nilai resistor yang salah satunya adalah
dua kali nilai resistor lainya.
Dengan tegangan catu daya Vr, jumlah bit sebagai n dan bit ke-n sebagai
b(n), maka keluaran tegangan analog Vout dirumuskan sebagai berikut:[5]
( ) ( ) ( ) ( ) ( )÷øö
çèæ ++
-+
-+=
+-= å
=nr
n
inrout
bnbnbnbVinbVV21...
82
41
221
1……......….(2-1)
2.5 Penguat Audio ( Amplifier )
Penguat audio adalah penguat yang menyalurkan sejumlah daya menuju
beban. Karena alasan inilah, penguat Audio diletakkan pada bagian akhir dari
rangkaian. Penguat audio memiliki tingkat konsumsi energi yang rendah sehingga
sudah dapat beroperasi hanya dengan catu daya DC. Penguat audio yang
digunakan mengambil dari rangkaian terapan IC LM386 pada data sheet [6]
2.6 Speaker
Speaker bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Speaker
terdiri dari sebuah magnet permanen dan sebuah elektromagnet. Kuncup dari
speaker terdiri dari sebuah kertas seperti diafragma menutupi sebuah silinder
dengan kumparan di dalamnya, membentuk sebuah elektromagnet.
10
Untuk menghasilkan bunyi, speaker memerlukan sinyal suara dalam
bentuk tegangan yang diterima oleh kumparan speaker yang mengakibatkan
diafragma akan bergetar dan getaran tersebut mengakibatkan udara di sekitarnya
bergetar dan membentuk sebuah gelombang suara. [7] Konstruksi speaker dapat
dilihat pada gambar 2-6.
Gambar 2-6 Kontruksi Speaker
2.7 Solid State Relay (SSR)
Solid State Relay ini digunakan untuk menggerakkan solenoid katub air
elektronis. Solid State Relay adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk
mengendalikan suatu instrumen yang menggunakan sumber catu AC ( Alternating
Current ) dengan suatu masukan DC ( Direct Current ). Solid State Relay
menggunakan prinsip saklar elektronis ( switching ). Sebenarnya Solid State Relay
bukanlah sebuah relay, karena pada rangkaian tersebut tidak terdapat relay. Solid
State Relay disebut sebagai suatu relay karena prinsip kerjanya mirip dengan
prinsip kerja dari sebuah relay. Solid State Relay ini cukup handal, salah satu
kelebihan adalah dapat hanya menggunakan tegangan rendah saja untuk
11
menjalankan beban dengan catu tegangan yang lebih tinggi. Rangkaian Solid State
Relay dapat dilihat pada gambar 2-7.
.
.
.
.
- +
D1
BRIDGE
1
4
3
2R1
680
R2520
R3
56
R439
C3100nF
U13
MOC3020
1
2
64
TRIACVdc
LOAD
220vVAC ~
Gambar 2-7 Rangkaian Solid State Relay
Apabila rangkaian penggerak solenoid katub air elektronis diberi tegangan
masukan dc, maka beban yang membutuhkan sumber catu ac akan aktif. Begitu
juga sebaliknya apabila tidak diberi tegangan masukan, maka beban akan
langsung berhenti / tidak aktif. [8]
2.8 Mikrokontroler ATmega32
2.8.1 Gambaran Umum
ATmega32[9] termasuk dalam microcontroller unit (MCU) 8 – bit
keluarga AVR (Alf and Vegard’s Risc Processor) ATmega yang berdaya
guna tinggi dan berdaya rendah. ATmega32 dirancang berdasarkan
arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing), dimana semua
instruksi dikemas dalam kode 16 – bit (16 – bits word) dan sebagian besar
instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus.
12
Fitur :
a. Mikrokontroler AVR berkemampuan tinggi.
b. Didesain berdaya rendah dan semua operasi bersifat statis.
c. Memory flash sebesar 32K – bytes.
d. EEPROM sebesar 1024 bytes.
e. SRAM internal sebesar 2K – bytes.
f. Antarmuka (interface) JTAG (memenuhi standard IEEE 1149.1).
g. Dua buah timer / counter 8 – bit.
h. Satu buah timer / counter 16 – bit.
i. PWM (Pulse Width Modulation) sebanyak 4 (empat) kanal (channels).
j. ADC (Analog – to – Digital Converter) internal dengan fidelitas 10 –
bit sebanyak 8 channels.
k. Portal komunikasi serial (USART)
l. Analog comparator internal.
m. Enam pilihan mode sleep penghemat penggunaan daya listrik.
n. Tegangan operasi 2.7 – 5.5V (untuk ATmega32L) dan 4.5 – 5.5V
(untuk ATmega32).
o. Kecepatan maksimal 16 MHz.
p. Antarmuka SPI.
q. Unit interupsi internal dan eksternal.
r. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port
D.
s. ATmega32 terdiri dari 40-pin PDIP, 44-lead TQFP dan 44-pad MLF.
13
Konfigurasi pin dan diagram blok dari mikrokontroler ATmega32
dapat dilihat pada gambar 2-8 dan 2-9 berikut ini.
Gambar 2-8 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATmega32
Gambar 2-9 Diagram Blok Mikrokontroler ATmega32
14
2.8.2 Memori
a. Memori Flash (Program Memory)
Mikrokontroler ATmega32 memiliki memori flash sebesar 32K
bytes yang dapat diprogram berulang – ulang (reprogrammable).
Demi keamanan software, memori flash dibagi menjadi 2 (dua)
bagian, yaitu bagian boot program dan bagian application
program. Memori flash terletak pada alamat $0000 - $3FFF. Peta
memori flash dapat dilihat pada gambar 2-10.
Gambar 2-10 Peta Memori Flash Mikrokontroler ATmega32
b. Memori Data SRAM (Static Random – Access Memory)
Mikrokontroler ATmega32 memiliki SRAM internal sebesar 2K
bytes. Oraganisasi memori data SRAM pada mikrokontroler
ATmega32 dapat dilihat pada peta memori data dapat dilihat pada
gambar 2-11.
15
Gambar 2-11 Peta Memori Data SRAM
c. EEPROM
EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only
Memory) adalah salah satu dari tiga tipe memori pada ATmega32
(dua yang lain adalah flash dan SRAM – sudah dijelaskan pada
subbab sebelumnya). EEPROM tetap dapat menyimpan data saat
tidak dicatu daya dan juga dapat diubah saat program berjalan.
Oleh karena itu, EEPROM sangat berguna untuk menyimpan
informasi, seperti nilai kalibrasi, nomor ID dan juga password.
Pada EEPROM terdapat 3 buah register yang harus diatur untuk
menuliskan data kedalam EEPROM, ketiga register tersebut adalah
EEAR (EEPROM Address Register), yaitu tempat dimana alamat
data yang akan ditulis dimasukkan. EEDR (EEPROM Data
Register), yaitu tempat register untuk menyimpan data. Dan EECR
(EEPROM Control Register) yang digunakan untuk mengontrol
16
operasi dari EEPROM. Gambar register EEPROM dapat dilihat
pada gambar 2-12.
(a)
(b)
(c)Gambar 2-12 Register – Register pada EEPROM
(a) Register EEAR; (b) Register EEDR; (c) Register EECR.
2.8.3 Port Input/Output (I/O Ports)
Mikrokontroler ATmega32 memiliki 32 pin I/O bidirectional.
Semua pin ini dapat diprogram sebagai input ataupun output. Port A
adalah port dengan fungsi alternatif, yaitu sebagai port masukan sinyal
analog untuk ADC (Analog – to Digital Converter). Perlu diperhatikan
bahwa ketika difungsikan sebagai masukan analog untuk ADC, maka Port
A tidak boleh digunakan sebagai output karena akan mengakibatkan hasil
konversi ADC menjadi tidak tepat. Fungsi alternative Port A dapat dilihat
pada tabel 2-3.
17
Tabel 2-3 Fungsi Alternatif Port A
Selain Port A, Port B, Port C dan Port D mikrokontroler
ATmega32 juga memiliki fungsi alternatif. Fungsi alternatif Port A, Port
B, Port C dan Port D dapat dilihat pada tabel 2-4, 2-5 dan 2-6.
Tabel 2-4 Fungsi Alternatif Port B
Tabel 2-5 Fungsi Alternatif Port C
18
Tabel 2-6 Fungsi Alternatif Port D
19
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
Perancangan penelitian terdiri dari beberapa bagian yaitu tombol pemilih
lagu, mikrokontroler sebagai pembangkit melodi, penggerak solenoid dan katub
air. Diagram blok sistem dapat dilihat pada gambar 3-1.
PenguatAudio
penggerak solenoid
AVRATMEGA32
katub air
speaker
PemilihLagu DAC
Gambar 3-1 Diagram Blok Sistem Secara Keseluruhan
Pemilih lagu terdiri dari 5 tombol untuk memilih 4 lagu dan satu tombol
untuk menghentikan lagu. Pemilih lagu dihubungkan dengan port C pada
mikrokontroler AVR. Melodi dihasilkan dari generator sinus berupa program
pada mikrokontroler dan dikeluarkan melalui DAC pada port B. Sinyal dari DAC
20
dikuatkan melalui penguat audio dan dilewatkan speaker untuk menghasilkan
suara. Keluaran yang lain yaitu penggerak solenoid (solid state relay ) yang
dihubungkan dengan katub air elektronis pada port A.
Timer 1 (16 bit) dengan nilai maksimal sebesar FFFF (65535), dengan
sumber masukan 4.000 MHz dan prescale CK diperoleh timer tick sebesar
1/(4.000 MHz) atau waktu ketelitian sebesar 0.25 us. Isi timer 1 untuk
menghasilkan frekuensi nada (dengan 64 sampel) dihasilkan dari persamaan
berikut :
64*_1
nadafrekxtalTimer = ………………………………….…………………(3-1)
Berikut ini adalah contoh perhitungan nilai cacahan timer 1 untuk nada G3 yang
dihitung menggunakan persamaam (3-1)
319877,31864*196
41 ===MhzTimer
Untuk perhitungan nada yang lain dapat dilihat pada tabel 3-1.
Pembangkit gelombang sinus berupa program dengan masukan berupa
perioda sampling untuk nada tertentu. Perioda sampling dihasilkan dari timer 1
pada mikrokontroler. Nada, frekuensi dan nilai cacahan timer 1 dapat dilihat pada
tabel 3-1. Koefisien sinus tercuplik dapat dilihat pada potongan program berikut :
// 64 sinewave samplesUnsigned char sine[64] = 0x80,0x8C,0x98,0xA4,0xB1,0xBB,0xC5,0xCF,0xDA,0xE1,
0xE8,0xEF,0xF6,0xF8,0xFA,0xFC,0xFF,0xFC,0xFA,0xF8,0xF6,0xEF,0xE8,0xE1,0xDA,0xCF,0xC5,0xBB,0xB1,0xA4,0x98,0x8C,0x80,0x73,0x67,0x59,0x4F,0x44,0x3A,0x30,0x26,0x1F,0x18,0x11,0x0A,0x07,0x05,0x02,0x00,0x02,0x05,0x07,0x0A,0x11,0x18,0x1F,0x26,0x30,0x3A,0x44,0x4F,0x59,0x67,0x73;
21
Tabel 3-1 Nada, Frekuensi dan Nilai Cacahan Timer 1No
nada Nada frekuensi Nilai cacahanTimer 1
0 Pause1 G3 196 3192 G#3/Ab3 207.65 3013 A3 220 2844 A#3/Bb3 233.08 2685 B3 246.94 2536 C4 261.63 2397 C#4/Db4 277.18 2258 D4 293.66 2139 D#4/Eb4 311.13 20110 E4 329.63 19011 F4 349.23 17912 F#4/Gb4 369.99 16913 G4 392 15914 G#4/Ab4 415.3 15015 A4 440 14216 A#4/Bb4 466.16 13417 B4 493.88 12718 C5 523.25 11919 C#5/Db5 554.37 11320 D5 587.33 10621 D#5/Eb5 622.25 10022 E5 659.26 9523 F5 698.46 8924 F#5/Gb5 739.99 8425 G5 783.99 8026 G#5/Ab5 830.61 7527 A5 880 7128 A#5/Bb5 932.33 6729 B5 987.77 6330 C6 1046.5 6031 C#6/Db6 1108.73 5632 D6 1174.66 5333 D#6/Eb6 1244.51 50
Untuk membangkitkan suatu lagu diperlukan dua buah parameter yaitu
nada dan ketukan. Untuk memudahkan dalam pemrograman pemilihan nada
berdasarkan nomor nada pada tabel 3-1, sedangkan untuk ketukan dasar
22
seper_enambelas berdasarkan pada tempo 120 pada tabel 2-2. Ketukan
seper_delapan diperoleh dari dua kali ketukan seper_enambelas, masing-masing
katub air elektronis (solenoid ) yang terdapat pada sistem dirancang untuk
merespon bila ada nada yang dibangkitkan. Katub air elektronis yang bekerja bila
ada nada yang dibangkitkan dapat dilihat pada tabel 3-2.
Tabel 3-2 Katub Air Yang BekerjaNomor nada Nada Katub air
6 C4 Solenoid 18 D4 Solenoid 210 E4 Solenoid 311 F4 Solenoid 413 G4 Solenoid 515 A4 Solenoid 617 B4 Solenoid 718 C5 Solenoid 8
Nada yang dapat ditampilkan pada solenoid adalah satu oktaf (hanya
oktaf ke 4). Untuk nada yang masih dalam tangga nada oktaf ke 4 seperti nada
C#4/Db4, D#4/Eb4, F#4/Gb4, G#4/Ab4, A#4/Bb4, dan C#5/Db5 tidak
ditampilkan karena tidak didifinisikan dalam program. Lagu yang akan
dibangkitkan adalah 4 lagu yang akan dimainkan jika tombol pemilih lagu di
tekan. Urutan lagu yang akan dimainkan sesuai dengan tombol yang di tekan
berikut ini:
1. Tombol 1 untuk memainkan lagu hymne Sanata Dharma
2. Tombol 2 untuk memainkan lagu di muka Tuhan Yesus
3. Tombol 3 untuk memainkan lagu gundul-gundul pacul
4. Tombol 4 untuk memainkan lagu anak kambing saya
5. Tombol 5 untuk menghentikan lagu
23
3.1 Perancangan Perangkat Keras
3.1.1 Tombol Pemilih Lagu
Pengguna dapat memilih melodi yang diinginkan dengan cara
menekan tombol pemilih lagu. Setiap kali tombol pemilih lagu ditekan,
maka mikrokontroler akan menjalankan instruksi yang telah diprogram
sesuai dengan melodi yang telah dipilih tersebut. Tombol yang digunakan
adalah dengan logika aktif rendah. Rangkaian tombol dengan logika aktif
rendah dapat dilihat pada gambar 3-2.
Gambar 3-2 Tombol Logika Aktif Rendah
Kapasitor yang ada pada rangkaian digunakan untuk
mengantisipasi terjadinya bounching tegangan saat saklar push button
ditekan atau dilepas. Gambar rangkaian tombol pemilih lagu dapat dilihat
pada gambar 3-3.
24
Gambar 3-3 Tombol Pemilih Lagu
3.1.2 Digital to Analog Converter
Pada perancangan ini digunakan rangkaian R-2R Ladder DAC
untuk membentuk sinyal analog dari sinyal digital hasil keluaran
mikrokontroler sebelum dikuatkan oleh penguat daya. Resistansi yang di
pakai dalam rangkaian rangkaian R-2R Ladder DAC adalah 1:2, dalam
perancangan R1= 10K maka KRR 201*22 == . Rangkaian R-2R Ladder
DAC yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3-4.
25
Gambar 3-4 R-2R Ladder DAC
Dengan nilai tegangan 5V sebagai logika 1 dan tegangan 0V
sebagai logika 0 maka jangkauan DAC dapat dihitung dengan rumus (2-1)
sebagai berikut:
a. Bila data=00000000, maka
( ) VinbVVn
inrout 0
25601
1280
640
320
160
80
40
205
21
1=÷
øö
çèæ +++++++=
+-= å
=
b. Bila data=11111111, maka
( ) VinbVVn
inrout 98.4
2561
1281
641
321
161
81
41
215
21
1=÷
øö
çèæ +++++++=
+-= å
=
26
Dari perhitungan di atas, DAC memiliki jangkauan tegangan dari
0V sampai 4,98V.
3.1.3 Penguat Audio (Amplifier)
Penguat audio yang digunakan mengambil dari rangkaian terapan IC
LM386. Penguatan tegangan yang digunakan sebesar 20 kali, untuk jumlah
komponen eksternal yang minimum sebagaimana ditunjukkan pada data sheet
LM386. Tegangan catu daya yang digunakan sebesar 12V dan speaker yang
digunakan mempunyai impedansi 8Ω. Rangkaian penguat audio dapat dilihat pada
gambar 3-6.
Besarnya penguatan tegangan (AV) dapat dihitung dengan persamaan berikut:
VinVoutAV = ........................................................................................................(3-2)
Mengacu grafik pada data sheet ( Peak-to-Peak Output Voltage Swing vs Supply
Voltage ) jika menggunakan catu daya sebesar 12V dan beban sebesar 8Ω maka
tegangan keluaran dari amplifier kurang lebih sebesar 6,6Vpp (ideal), ditentukan
tegangan keluaran (Vout) sebesar 6Vpp, maka tegangan masukan penguat
tegangan maksimal (Vin) dapat dihitung menggunakan persamaan 3-2 berikut:
Vin620 =
mVppVppVin 3003.0206
===
Tegangan keluaran dari R-2R Ladder DAC (VDAC ) maksimal yaitu sebesar
4,98V sedangkan tegangan masukan maksimal penguat audio sebesar 300mVpp,
27
agar tegangan keluaran pada penguat tidak mengalami clipping karena terpotong
oleh tegangan saturasinya maka dipasang resistor sebagai pembagi tegangan.
Rangkaian pembagi tegangan dapat dilihat pada gambar 3-5.
Gambar 3-5 Pembagi Tegangan
Besarnya perbandingan nilai R1 dan R2 dapat dihitung mengunakan persamaan
berikut
DACVVin
RR
=21 .........................................................................................................(3-4)
98.43.0
21=
RR , jika nilai R1 ditentukan 1KΩ maka besarnya nilai R2 adalah:
W=W== KKR 6.16166003.0
98.4*12 digunakan resistor 15KΩ + 1.5KΩ yang ada
di pasaran.
Gambar 3-6 Penguat Audio dengan IC LM386
28
3.1.4 Penggerak Katub Air Elektronis (Solenoid)
Untuk menggerakkan solenoid katub air elektronis digunakan Solid
State Relay (SSR). Solid State Relay menggunakan prinsip saklar
elektronis (switching). Rangkaian Solid State Relay dapat dilihat pada
gambar 3-7.
.
.
.
.
- +
D1
BRIDGE
1
4
3
2R1
680
R2520
R3
56
R439
C3100nF
U13
MOC3020
1
2
64
TRIACVdc
LOAD
220vVAC ~
Gambar 3-7 Rangkaian Solid State Relay
Fungsi masing-masing komponen secara umum pada rangkaian solid state
relay yaitu sebagai berikut:
· Diode Bridge berfungsi sebagai pengaman masukan dc bagi
komponen optokopler MOC-3020. dengan adanya diode brige ini,
polaritas masukan tegangan dc tidak perlu diperhatikan lagi,
dengan kata lain polaritasnya dapat di bolak-balik dan tidak akan
merusak komponen MOC-3020.
· Optokopler MOC3020 berfungsi untuk memicu tegangan gate
pada TRIAC BT-136, sehingga TRIAC BT-136 tersebut aktif.
· TRIAC BT-136 berfungsi untuk meng-ON / OFF-kan beban yang
memerlukan sumber tegangan AC.
29
· Kapasitor 100nF dan Resistor 39Ω berfungsi untuk mencegah
pergeseran fasa dan inteferensi frekuensi tinggi.
Cara kerja rangkaian solid state relay adalah sebagai berikut:
1. Apabila tidak ada tegangan masukan dc, maka diode yang ada di
dalam optokopler MOC-3020 tidak memendarkan cahaya sehingga
phototriac tidak aktif dan tidak ada arus yang mengalir menuju
kaki gate pada TRIAC, sehingga komponen TRIAC tidak aktif.
Dan arus yang melewati beban sangat kecil sehingga beban tidak
aktif.
2. Apabila diberi tegangan masukan, maka diode di dalam optokopler
MOC-3020 akan memendarkan cahaya sehingga phototriac akan
aktif. Karena phototriac aktif maka ada arus yang mengalir menuju
kaki gate TRIAC sehingga mengaktifkan TRIAC. Dan arus yang
mengalir cukup besar untuk menjalankan beban. Beban yang
digunakan adalah katub air elektronis.
Masukan penggerak solenoid katub air elektronis diambil dari
keluaran mikrokontroler sehingga tegangan masukan penggerak solenoid
katub air elektronis dapat diatur dengan menggunakan logika low atau
high.
Katub air elektronis yang digunakan adalah 8 buah, maka
dibutuhkan rangkaian Solid State Relay sebanyak 8 buah. blok diagram
dari penggerak SSR dan solenoid dapat dilihat pada gambar 3-8.
30
Gambar 3-8 Blok Diagram SSR dan Solenoid
3.1.5 Katub Air Elektronis (Solenoid)
Katub air elektronis yang dipakai berupa solenoid dengan sumber
catu 220VAC dan kebutuhan arus sebesar 27 mA. Posisi solenoid sebagai
katub air berada pada normal tertutup (aktif terbuka). Ukuran pipa air
keluar dengan diameter 1 cm, luas (0.2 cm2). Penempatan katub disusun
secara berderet dapat dilihat pada gambar 3-9.
Gambar 3-9 Susunan Katub Air
Supaya air yang keluar dari masing-masing katub air menghasilkan
tekanan yang sama maka sumber masukan airnya di buat dua sisi yaitu sisi
kanan dan sisi kiri, Untuk mendapatkan keluaran air yang bagus digunakan
bak air yang diatur dengan ketinggian tertentu untuk mendapatkan tekanan
yang cukup. Air yang dikeluarkan dari katub air ditampung menggunakan
SSR1
SSR2
SSR3
SSR4
SSR5
SSR6
SSR7
SSR8
AVR ATMEGA32
Port Keluaran
31
bak air juga. Agar air dapat bersirkulasi maka digunakan pompa air untuk
memompa air dari bak penampung II ke bak penampung I. Konstruksi tirai
air dapat dilihat pada gambar 3-10.
Gambar 3-10 Konstruksi Tirai Air
Dimensi konstruksi tirai air:
(P x L x T ) = ( 1m x 0.5m x 2m )
Dimensi Bak Penampung I:
(P x L x T ) = ( 0.85m x 0.45m x 0.5m )
Dimensi Bak Penampung II:
(P x L x T ) = ( 0.75m x 0.45m x 0.5m )
32
Ukuran dimensi alat meggunakan satuan meter. Pompa air menngunakan pompa
celup yang sering di pakai pada aquarium, pompa ini mampu bekerja selama 24
jam nonstop.
3.2 Perancangan Perangkat Lunak
3.2.1 Diagram Alir ( Flow Chart )
Perancangan perangkat lunak dititik-beratkan pada perancangan
pembangkit frekuensi, karena program utama dari penelitian ini adalah
membuat suatu program yang dapat membangkitkan frekuensi sesuai
dengan nada yang telah di tentukan.
Secara umum, perancangan perangkat lunak terdiri atas inisialisasi
dan pemberian nilai awal, tahap inisialisasi ini meliputi inisialisasi port
I/O, timer, sedangkan untuk alamat memori tidak perlu dilakukan
inisialisasi karena secara otomatis telah dilakukan oleh compiler.
Setelah tahapan inisialisasi, program akan mengambil data dari
tombol eksekusi. Pada awal eksekusi program, data yang diambil
berdasarkan tombol yang dipilih. Masukan pilihan akan mengubah isi
register penyimpan data. Data-data yang diambil kemudian akan
digunakan untuk membangkitkan gelombang sinus dalam main loop.
Perancangan diagram alir dapat dilihat pada gambar 3-11.
33
Gambar 3-11 Rancangan Diagram Alir Program
Main loop akan berisi sekumpulan instruksi yang akan terus
berulang, dengan diagram alir seperti pada gambar 3-12. Apabila tombol 1
yang ditekan, maka instruksi yang dijalankan adalah instruksi untuk lagu
1, ketika lagu sudah habis maka lagu akan diulang terus dan akan berhenti
ketika tombol stop ditekan (menggunakan eksternal interup), begitu juga
dengan tombol pemilih lainnya.
Setelah tombol pemilih ditekan, lihat diagram alir gambar 3-13,
maka eksekusi yang dijalankan adalah membangkitkan frekuensi yang
diteruskan ke DAC dan pengecekan nada yang akan diteruskan ke
penggerak solenoid. Pembankitan frekuensi menggunakan dua buah timer
yaitu timer pertama sebagai penentu nada berdasarkan array yang telah
didefinisikan dan timer kedua sebagai tempo untuk menentukan lama
bunyi suatu nada.
MAINLOOP
selesai
Inisialisasi
mulai
Masukandata awal
Hentikan lagu
34
Gambar 3-12 Diagram Alir Main Loop
Gambar 3-13 Diagram Alir Jalankan Lagu
Diagram alir untuk pengecekan nada-nada yang akan ditampilkan
ke valve dapat dilihat pada gambar 3-14.
T
YTombol1
Jalankan lagupertama
selesai
Mulai
T
YTombol2
Jalankan laguke-2
T
YTombol3
Jalankan laguke-3
T
YTombol4
Jalankan laguke-4
mulai
bangkitkanfrekuensi
selesai
Pengecek nada
35
Y
T
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
T
T
T
T
TTTT
T
T
T
Gambar 3-14 Diagram Alir Pengecekan Nada
NadaC4
NadaD4
NadaE4
NadaF4
NadaG4
NadaA4
NadaB4
NadaC5
Cek adanada?
Nada=nada+1
Valve 1 aktif
Valve 2 aktif
Valve 3 aktif
Valve 4 aktif
Valve 5 aktif
Valve 6 aktif
Valve 7 aktif
Valve 8 aktif
Mulai
selesai
36
Dari nada-nada yang di bangkitkan, dan mengingat keterbatasan
jumlah valve yang digunakan maka nada yang akan digunakan untuk di
tampilkan ke valve sebanyak 8 nada yaitu nada C4 sampai nada C5 yang
dapat dilihat pada tabel 3-2.
3.2.2 Program Utama
Program utama ini berisi program yang akan membangkitkan 4
buah lagu dan kendali katub air elektonis yang bekerja berdasarkan nada
yang di bangkitkan. Lagu yang akan di bangkitkan sebagai berikut:
1. Hymne Sanata Dharma.
2. Di muka Tuhan Yesus.
3. Gundul-gundul pacul.
4. Anak kambing saya.
Berikut ini contoh syair lagu Hymne Sanata Dharma kemudian
diubah kedalam bahasa pemrograman. Syair lagu yang lain dapat dilihat
pada halaman lampiran 1.
Do = C
37
Not lagu di ubah menjadi kunci nada dasar, karena dalam syair
lagu tertulis Do = C maka urutan tangga nadanya adalah Do = 1 = C,
Re = 2 = D, Mi = 3 = E, Fa = 4 = F, Sol = 5 = G, La = 6 = A, Si = 7 = B.
Dalam perancangan, frekuensi nada yang di bangkitkan adalah oktaf 3
sampai dengan oktaf 6. Not lagu yang akan dibangkitkan di ubah ke dalam
oktaf 4 agar katub air dapat merespon not nada yang dibangkitkan.
Berikut ini adalah hasil dari pengubahan not lagu Hymne Sanata Dharma
menjadi kunci nada dasar pada oktaf 4:
Katub air yang bekerja jika lagu Hymne Sanata Dhatma dimainkan
sebagai berikut:
Dalam pemrograman menggunakan code vision C compiler,
penulisan not lagu berdasarkan nomer urut nada pada tabel 3-1. Berikut ini
potongan program lagu Hymne Sanata Dharma.
//Hymne Sanata Dharmaflash unsigned char nyanyi0[2][69]=10,18,18,17,0,17,13,0,13,10,0,8,6,10,13,15,13,
0,18,18,20,17,15,13,10,10,13,15,13,13,11,10,8, 0,10,8,6,10,13,15,15,13,0,13,18,18,20,20,22, 0,
22,23,22,22,20,18,18,13,0,18,20,22,20,18,20,17,18,0,0,
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Perancangan Perangkat Keras
Hasil perancangan perangkat keras terdiri dari beberapa blok yang
tergabung dalam satu control board yang dapat dilihat pada gambar 4-1. Tabel 4-1
menunjukkan nama tiap bagian dan fungsi secara umum.
Gambar 4-1 Control Board
Tabel 4-1 Bagian-Bagian Dari Control Board dan Fungsi Secara UmumNo Nama Bagian Fungsi1 Power Supply Sebagai sumber tegangan
2 Minimum system
ATmega32
Sebagai pembangkit melody dan penggerak Solid State
Relay
3 DAC Untuk mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog
4 Amplifier Sebagai penguat sinyal audio yang dibangkitkan
5 Tombol pemilih Untuk memilih lagu yang akan dimainkan
39
Untuk mengendalikan keluaran air digunakan 8 buah katub air elektronis
( solenoid ) yang dapat dilihat pada gambar 4-2 dengan penggerak solenoidnya
menggunakan Solid State Relay ( SSR ) untuk masing-masing solenoid yang dapat
dilihat pada gambar 4-3.
Gambar 4-2 Katub Air Elektronis ( Solenoid )
Gambar 4-3 Solid State Relay (SSR)
Konstruksi mengalami perubahan dari perancangan awal, karena tekanan
air yang di hasilkan dengan menggunakan konstruksi awal tidak cukup besar,
sehingga keluaran air yang dihasilkan tidak maksimal ( kurang bagus ). Pada
konstruksi awal menggunakan dua buah bak penampung air dan satu buah pompa
air. Bak penampung air yang pertama terletak di bagian paling atas yang daripada
solenoid yang berfungsi sebagai penampung air yang akan dialirkan ke solenoid
dengan tekanan air yang tetap, bak penampung kedua terletak di bagian paling
40
bawah yang berfungsi sebagai penampung air yang jatuh dari solenoid dan pompa
air digunakan untuk memompakan air dari bak penampung air kedua ke bak
penampung air pertama. Bentuk konstruksi perancangan awal dapat dilihat pada
gambar 4-4.
Gambar 4-4 Konstruksi Perancangan Awal
Perubahan konstruksi yang dilakukan adalah dengan mengganti bak
penampung air pertama yang berada di bagian atas dengan sebuah pompa yang
mempunyai tekanan yang cukup besar. Jadi, solenoid langsung dialiri air yang
berasal dari pompa sehingga tekanan air yang dihasilkan menjadi lebih besar
sesuai dengan kapasitas dari pompa tersebut.
41
Untuk menarik perhatian, tahap finishing di tambahkan hiasan lampu
natal, kain, dan pewarna air. Setelah mengalami perubahan konstruksi hasil
implementasi secara keseluruhan untuk pembangkit melodi dan kendali katub air
pada tirai air dapat dilihat pada gambar 4-5.
a) b)Gambar 4-5 Kontruksi Rancangan Keduaa) Tampak Depan b) Tampak Samping
4.2 Hasil Pengujian
4.2.1 Pengujian Tombol Pemilih Lagu
Pengujian tombol pemilih lagu bertujuan untuk melihat tegangan keluaran
dari saklar jika tombol di tekan dan tombol tidak ditekan. Tegangan keluaran di
gunakan sebagai interupsi mikrokontroler untuk memainkan dan menghentikan
lagu. Data hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4-2.
42
Tabel 4-2 Data Hasil Pengujian Tombol PemilihTombol Tegangan Keluaran ( Volt )
Di Tekan Tidak di tekanTombol 1 0,06 4,7Tombol 2 0,06 4,7Tombol 3 0,06 4,7Tombol 4 0,06 4,7Tombol 5 0,06 4,7
Dari tabel 4-2 dapat dilihat bahwa jika tombol ditekan maka tegangan
keluaran 0,06 volt atau logika ”0” dan jika tombol tidak ditekan tegangan
keluaran 4,7 volt atau logika ”1”. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa
tombol pemilih lagu dapat bekerja sesuai dengan perancangan.
4.2.2 Pengujian R-2R Ladder Digital to Analog Converter
Pengujian R-2R Ladder Digital to Analog Converter dilakukan dengan
cara memberikan masukan digital, masukan berupa bilangan biner 8-bit. Dengan
tegangan 0V sebagai logika ’0’ dan tegangan 5V sebagai logika ’1’ dan tegangan
referensi 5V.
Contoh perhitungan tegangan keluaran DAC dan prosentase galat
menggunakan persamaan (2-1) berikut:
· Masukan bilangan biner 00000001
( ) VinbVVn
inrout 0195,0
2561
1280
640
320
160
80
40
205
21
1=÷
øö
çèæ +++++++=
+-= å
=
hasil pengukuran sebesar 0.019V
%5,2100*019,0
019,00195,0100*% =-
=-
=pengukurandata
pengukurandatanperhitungadataGalat
43
· Masukan bilangan biner 00000010
( ) VinbVVn
inrout 0390,0
2560
1281
640
320
160
80
40
205
21
1=÷
øö
çèæ +++++++=
+-= å
=
hasil pengukuran sebesar 0.038V
%5,2100*038,0
038,00390,0100*% =-
=-
=pengukurandata
pengukurandatanperhitungadataGalat
· Masukan bilangan biner 00000100:
( ) VinbVVn
inrout 0781.0
2560
1280
641
320
160
80
40
205
21
1=÷
øö
çèæ +++++++=
+-= å
=
hasil pengukuran sebesar 0.077V
%4.1100*077.0
077.0078.0100*% =-
=-
=pengukurandata
pengukurandatanperhitungadataGalat
Hasil pengujian yang lain dapat dilihat pada tabel 4-3.
Tabel 4-3 Data Hasil Pengujian R-2R Ladder Digital to Analog ConverterData Masukan
(biner)Perhitungan
(volt)Pengukuran
(volt)Galat (volt)
Galat(%)
00000000 0 0 0 000000001 0,0195 0,019 0,0005 2,500000010 0,0390 0,038 0,0010 2,500000100 0,0781 0,077 0,0011 1,400001000 0,1562 0,154 0,0022 1,400010000 0,3125 0,304 0,0085 2,7200100000 0,6250 0,615 0,0100 1,601000000 1,2500 1,252 -0,0020 0,1610000000 2,5000 2,464 0,0360 1,4411000000 3,7500 3,748 0,0020 0,0511111111 4,9800 4,926 0,0540 1,08
Berdasarkan tabel 4-3 perbandingan pengukuran dan perhitungan
diperoleh rerata galat sebesar 1,35%, galat disebabkan karena nilai toleransi
44
komponoen resistor sebesar 5%. Nilai pengukuran mendekati nilai perhitungan ini
berarti rangkaian DAC bekerja sesuai dengan perancangan.
4.2.3 Pengujian Penguat Audio ( Amplifier )
Pengujian penguat audio (amplifier) dilakukan dengan cara memberikan
masukan frekuensi menggunakan Audio Frequency Generator (AFG) dengan
amplitudo tetap dan frekuensi yang diubah-ubah. Pengukuran sinyal keluaran IC
LM386 sebagai penguat tegangan untuk memperlihatkan nilai penguatan tegangan
yang diberikan terhadap gelombang sinus yang dibangkitkan AFG. Data yang
diperoleh dari pengujian penguat tegangan bertujuan membandingkan amplitudo
sinyal masukan ( Vin ) dan sinyal keluarannya (Vout).
Prosentase galat penguatan tegangan (Av) dihitung berdasarkan prosentase
besarnya galat terhadap penguatan idealnya. Nilai penguatan tegangan ideal yang
digunakan adalah 20 kali.
Contoh perhitungan besarnya AV menggunakan persamaan (3-2) dan
prosentase galat AV dihitung sebagai berikut:
· data Vin = 296mVpp dan Vout = 5,83Vpp
69,19296
83,5===
mVVinVoutAv
%5,1100*20
69,1920100*20
20% =-
=-
=AvAvgalat
· data Vin = 296mVpp dan Vout = 5,84Vpp
72,19296
84,5===
mVVinVoutAv
45
%4,1100*20
72,1920100*20
20% =-
=-
=AvAvgalat
· data Vin = 296mVpp dan Vout = 5,85Vpp
76,19296
85,5===
mVVinVoutAv
%2,1100*20
76,1920100*20
20% =-
=-
=AvAvgalat
Untuk perhitungan yang lain dapat dilihat pada tabel 4-4.
Tabel 4-4 Data Hasil Pengujian Penguat AudioFrekuensi
(Hz) Vin(vpp) VoutPerhitungan(vpp)
VoutPengukuran(vpp) Av Galat
(volt) Galat(%)
80 296mV 5.92 5.84 19.72 0.08 1.4100 296mV 5.92 5.83 19.69 0.05 1.5200 296mV 5.92 5.83 19.69 0.03 1.5300 296mV 5.92 5.84 19.72 0.12 1.4400 296mV 5.92 5.85 19.76 0.17 1.2500 296mV 5.92 5.84 19.72 0.24 1.4600 296mV 5.92 5.83 19.69 0.02 1.2700 296mV 5.92 5.84 19.72 0.08 1.4800 296mV 5.92 5.84 19.72 0.06 1.4900 296mV 5.92 5.84 19.72 0.08 1.41000 296mV 5.92 5.84 19.72 0.08 1.41100 296mV 5.92 5.84 19.72 0.07 1.41200 296mV 5.92 5.85 19.76 0.08 1.21300 296mV 5.92 5.84 19.72 0.07 1.41400 296mV 5.92 5.84 19.72 0.07 1.4
10000 296mV 5.92 5.85 19.76 0.08 1.2
Tanggapan frekuensi masukan dapat dilihat pada gambar 4-6, sedangkan
sinyal frekuensi keluaran penguat tegangan dapat dilihat pada gambar 4-7.
46
Gambar 4-6 Sinyal Frekuensi masukan
Gambar 4-7 Sinyal Frekuensi Keluaran
Dari gambar 4-6 dan gambar 4-7 dapat di lihat bahwa tanggapan frekuensi
sinyal masukan dan sinyal keluaranya sama, gelombang keluaran berupa sinus
murni tidak terpotong dan tidak ada noise. Besar galat rerata penguatan tegangan
( AV ) sebesar 1.36%, Mengacu pada tabel 4-4 dapat dikatakan penguat sinyal
bekerja sesuai dengan perancangan.
4.2.4 Pengujian Katub Air Elektronis ( Solenoid )
Pengujian kecepatan ON /OFF solenoid dilakukan dengan cara mengatur
variasi waktu lamanya ON /OFF. Pengaturan lebar sempitnya pulsa dilakukan
dengan menggunakan AFG (Audio Frequency Generator) dengan duty cycle 50%.
47
Tampilan air dikatakan terlihat putus-putus apabila jeda antara ON /OFF
pada air masih kelihatan. Atau dengan kata lain, tampilan air antara kondisi
solenoid = ON dengan kondisi solenoid = OFF masih dapat dibedakan.
Sedangkan untuk tampilan air tampak mengalir, tampilan antara kondisi solenoid
= ON dengan kondisi solenoid = OFF sudah sulit untuk dibedakan (jeda antara
ON /OFF kecil)
Pengujian lebar pulsa ON /OFF pada katub air elektronis ini hanya
menggunakan 3 buah sampel saja, yaitu solenoid-1, solenoid-4, dan solenoid-7
yang dapat dilihat pada tabel 4-5.
Tabel 4-5 Data Hasil Pengujian Tampilan Air dengan Lebar Pulsa TertentuFrekuensi
Input(Hz)
Lebar PulsaON/OFF
(s)
Pengamatan Tampilan Air( Jeda antara ON/OFF )
solenoid-1 solenoid-4 solenoid-71 0.500 Tampak putus-putus Tampak putus-putus Tampak putus-putus2 0.250 Tampak putus-putus Tampak putus-putus Tampak putus-putus3 0.333 Tampak putus-putus Tampak putus-putus Tampak putus-putus
3.5 0.166 Tampak putus-putus Tampak putus-putus Tampak putus-putus3.6 0.139 Tampak putus-putus Tampak putus-putus Tampak putus-putus3.7 0.135 Tampak putus-putus Tampak putus-putus Tampak putus-putus3.8 0.263 Tampak putus-putus Tampak putus-putus Tampak putus-putus3.9 0.131 Tampak putus-putus Tampak putus-putus Tampak putus-putus4 0.125 Tampak putus-putus Tampak mengalir Tampak putus-putus
4.1 0.122 Tampak mengalir Tampak mengalir Tampak mengalir4.2 0.119 Tampak mengalir Tampak mengalir Tampak mengalir4.5 0.111 Tampak mengalir Tampak mengalir Tampak mengalir5 0.100 Tampak mengalir Tampak mengalir Tampak mengalir
Semakin lebar pulsa ON /OFF, maka waktu jeda air yang jatuh dari
solenoid sampai ke bak penampung air 2 juga semakin lama. Begitu sebaliknya,
semakin sempit pulsa ON /OFF, maka waktu jeda air yang jatuh dari solenoid
sampai ke bak penampung air 2 juga semakin cepat. Dengan kata lain lebar pulsa
ON /OFF berbanding lurus dengan waktu jeda antara ON /OFF pada air.
48
Dari data hasil pengujian tampilan air di atas, dapat disimpulkan bahwa
solenoid masih bisa bekerja dengan baik dengan lebar pulsa ON /OFF minimal
sebesar 0.131 detik dengan frekuensi maksimal 3.9 Hz.
4.2.5 Pengujian Solid State Relay ( SSR)
Pengujian solid state relay dilakukan dengan cara memberikan tegangan
masukan DC yang bervariasi pada sumber masukannya. Data hasil pengujian
Solid State Relay ( SSR ) dapat dilihat pada tabel 4-6.
Tabel 4-6 Data Hasil pengujian Solid State Relay (SSR)Tegangan Input dc
(Volt)Tegangan Output AC
(Volt)Keadaan Beban
0 5.46 OFF1 5.46 OFF2 5.46 OFF3 5.43 OFF
3.1 5.42 OFF3.2 5.41 OFF3.3 5.42 OFF3.4 ~ masa transisi ON/OFF3.5 217.6 ON3.6 217.2 ON3.7 217.2 ON3.8 217.2 ON4 217.2 ON5 217.2 ON
Dari hasil pengujian Solid State Relay ( SSR ), dapat disimpulkan bahwa
Solid State Relay mulai bekerja dengan baik apabila diberi masukan tegangan dc
sebesar 3,5 volt. Sehingga Solid State Relay ( SSR ) ini bisa digunakan untuk
aplikasi mikrokontroler yang memiliki tegangan keluaran sebesar 0 volt sebagai
logika “0” dan 5 volt sebagai logika “1”.
49
4.2.6 Pengujian Nada-Nada Yang Dibangkitkan
Pengujian nada dilakukan dengan cara membandingkan frekuensi yang
dibangkitkan oleh mikrokontroler dengan nilai frekuensi yang telah ditentukan
untuk setiap nada yang sesuai dengan dasar teori. Pengambilan data dengan cara
membangkitkan frekuensi per nada dasar.
Contoh perhitungan % galat menggunakan persamaan berikut:
· % galat nada G3
%35.0100*196
3.195196100*% =-
=-
=pengukurandata
pengukurandatanperhitungadataGalat
· % galat nada G#3 / Ab3
%31.0100*65.207
20765.207100*% =-
=-
=pengukurandata
pengukurandatanperhitungadataGalat
· % galat nada A3
%31.0100*220
3.219220100*% =-
=-
=pengukurandata
pengukurandatanperhitungadataGalat
.
Data hasil pengujian yang lain dapat dilihat pada tabel 4-7.
50
Tabel 4-7 Data Hasil Pengujian Nada Yang dibangkitkanNo
nada Nada Frekuensi Frekuensi yangdihasilkan Galat (Hz) % Galat
0 Pause1 G3 196 195.3 0.7 0.352 G#3/Ab3 207.65 207 0.65 0.313 A3 220 219.3 0.7 0.314 A#3/Bb3 233.08 232.3 0.78 0,335 B3 246.94 246.1 0.84 0.346 C4 261.63 260.4 1.23 0.477 C#4/Db4 277.18 276.6 0.58 0.28 D4 293.66 292.1 1.56 0.539 D#4/Eb4 311.13 309.4 1.73 0.55
10 E4 329.63 327.2 2.43 0.7311 F4 349.23 348.3 0.93 0.2612 F#4/Gb4 369.99 367.1 2.89 0.7813 G4 392 391.6 0.4 0.114 G#4/Ab4 415.3 413.9 1.4 0.3315 A4 440 439.1 0.9 0.3316 A#4/Bb4 466.16 465.5 0.66 0.1417 B4 493.88 490.8 3.8 0.6218 C5 523.25 523.4 0.15 0.0219 C#5/Db5 554.37 553.3 1.4 0.1920 D5 587.33 586.7 0.63 0.121 D#5/Eb5 622.25 623.9 1.65 0.2622 E5 659.26 657.1 2.16 0.3223 F5 698.46 699.5 1.04 0.1424 F#5/Gb5 739.99 737.9 2.09 0.2825 G5 783.99 784.3 0.31 0.0326 G#5/Ab5 830.61 830.2 0.41 0.0427 A5 880 879.6 0.4 0.0428 A#5/Bb5 932.33 931.1 1.21 0.1329 B5 987.77 986.1 1.67 0.1630 C6 1046.5 1042 4.5 0.4331 C#6/Db6 1108.73 1106 2.73 0.2432 D6 1174.66 1172 2.66 0.2233 D#6/Eb6 1244.51 1240 4.51 0.36
Dari data hasil pengujian nada yang dibangkitkan diperoleh rerata galat
yang terjadi sebesar 0.29 %, sehingga frekuensi nada dasar yang terbentuk dapat
dikatakan cukup presisi. Galat disebabkan pembulatan pada saat pengisian nilai
pada timer 1 dan waktu untuk eksekusi perintah pada mikrokontroler.
51
Bentuk gelombang sinus nada G3 dapat dilihat pada gambar 4-8 dibawah
ini. Dari gambar terlihat gelombang sinus yang terbentuk mendekati gelombang
sinus yang ideal. Gambar gelombang sinus untuk nada-nada yang lain dapat
dilihat pada halaman lampiran.
Gambar 4-8 Bentuk Gelombang Sinus Nada G3
Selain pengambilan data frekuensi yang dibangkitkan juga diamati
solenoid yang aktif. Pengambilan data solenoid yang aktif dilakukan dengan cara
mengamati per nada dasar yang dibangkitkan. Data hasil pengamatan solenoid
yang aktif dapat dilihat pada tabel 4-8. Nada yang dapat ditampilkan pada
solenoid sebanyak 8 nada (1 oktaf ) yaitu oktaf ke 4 (C4, D4, E4, F4, G4, A4, B4,
C5). Kondisi semua solenoid = OFF jika nada yang dibangkitkan tidak sama
dengan urutan nomer nada pada tabel 3-2, dan lama kondisi solenoid = ON
ditentukan oleh tempo nada yang dibangkitkan. Dari tabel 4-8 dapat dilihat bahwa
nada yang direspon solenoid sesuai dengan perancangan.
52
Tabel 4-8 Solenoid yang AktifNo
nada NadaKondisi Solenoid
Solenoid-1
Solenoid-2
Solenoid-3
Solenoid-4
Solenoid-5
Solenoid-6
Solenoid-7
Solenoid-8
0 Pause OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF1 G3 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF2 G#3/Ab3 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF3 A3 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF4 A#3/Bb3 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF5 B3 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF6 C4 ON OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF7 C#4/Db4 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF8 D4 OFF ON OFF OFF OFF OFF OFF OFF9 D#4/Eb4 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF10 E4 OFF OFF ON OFF OFF OFF OFF OFF11 F4 OFF OFF OFF ON OFF OFF OFF OFF12 F#4/Gb4 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF13 G4 OFF OFF OFF OFF ON OFF OFF OFF14 G#4/Ab4 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF15 A4 OFF OFF OFF OFF OFF ON OFF OFF16 A#4/Bb4 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF17 B4 OFF OFF OFF OFF OFF OFF ON OFF18 C5 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF ON19 C#5/Db5 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF20 D5 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF21 D#5/Eb5 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF22 E5 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF23 F5 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF24 F#5/Gb5 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF25 G5 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF26 G#5/Ab5 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF27 A5 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF28 A#5/Bb5 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF29 B5 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF30 C6 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF31 C#6/Db6 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF32 D6 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF33 D#6/Eb6 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF
53
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KesimpulanDari hasil perancangan dan pengamatan pada sistem pembangkit melodi
dan kendali katub air pada tirai air yang berbasis mikrokontroler ATmega32 dapat
disimpulkan:
1. Sistem yang dirancang untuk pembangkit melodi dan kendali katub air
pada tirai air dapat bekerja sesuai dengan perancangan.
2. Nada yang dihasilkan mulai dari nadaG3 sampai nada D#6 dan yang
ditampilkan pada katup air adalah 1 oktaf pada oktaf ke 4 (C4, D4, E4,
F4, G4, A4, C5)
3. Frekuensi yang dihasilkan (gelombang sinus) yang dibangkitkan
dengan 64 titik cuplikan, mempunyai rerata galat sebesar 0.29%.
4. Tampilan air dikatakan bagus (relatif) dengan minimal waktu on/off
sebesar 0.131 detik.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dan untuk pengembangan lebih lanjut ada
beberapa saran agar alat ini jauh lebih baik, yaitu sebagai berikut:
1. Pembangkit melodi dapat di tingkatkan menjadi polifonik dan di
gabung dengan pembangkit midi.
2. Cacah katub air dapat diperbanyak sehingga banyak nada yang dapat
direspon oleh katub air.
53
DAFTAR PUSTAKA
[1] Tao Jin, et al, 2006, “Musical Water Fountain”
http://instruct1.cit.cornell.edu/courses/ee476/FinalProjects/s2006/indx.htm,
diakses tanggal 10 Juli 2007.
[2] Arvin Yeung, Karen Li, 2003, “Tap The Dance”
http://instruct2.cit.cornell.edu/courses/ecp476/FinalProjects/s2003/index.htm,
diakses tanggal 4 Juni 2007.
[3] Thursan(a) Hakim, 2005, “Teknik Tercepat Belajar Bermain Keyboard”,
Penerbit PT. Kawan Pustaka, Jakarta.
[4] _____, ”Katub air Elektronis”, http://en.wikipedia.org/wiki/Katub _air
_elektronis, diakses tanggal 6 juni 2007.
[5] _____, “DAC”, http://en.wikipedia.org/wiki/Digital-to-analog_conversion,
diakses tanggal 6 Juni 2007.
[6] _____, “data sheet search site”, www.alldatasheet.com, diakses tanggal 6 Juni
2007.
[7] _____, “Speaker”, http://en.wikipedia.org/wiki/speaker, diakses tanggal 6 Juni
2007.
[8] _____, “Solid State Relay”, http://en.wikipedia.org/wiki/SSR, diakses tanggal
17 Juni 2007.
[9] Lingga Wardhana, ”Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATmega8535”,
Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006.
[10]_____, http://www.datasheet.com, diakses tanggal 30 Juli 2007.
LAMPIRAN
LAMPIRAN
SYAIR DAN NOT LAGU
LAMPIRAN
LISTING PROGRAM
// Created By TRI JOKO PURNOMO(045114014) USD UNIVERSITY
#pragma warn-
#include <Mega32.h>
#define begin
#define end
//inialisasi urutan lagu
#define Lagu0 0x01
#define Lagu1 0x02
#define Lagu2 0x04
#define Lagu3 0x08
#define Off 0x00
/*urutan nomer nada yang dibangkitkan
//sebagai contoh 1 menunjukkan no urut nada, G3 menunjukkan nada,
196 menunjukkan nilai frekuensi,319 menunjukkan banyaknya cacahan timer
0 Pause
1 G3 196 319
2 G#3/Ab3 207.65 301
3 A3 220 284
4 A#3/Bb3 233.08 268
5 B3 246.94 253
6 C4 261.63 239
7 C#4/Db4 277.18 225
8 D4 293.66 213
9 D#4/Eb4 311.13 201
10 E4 329.63 190
11 F4 349.23 179
12 F#4/Gb4 369.99 169
13 G4 392 159
14 G#4/Ab4 415.3 150
15 A4 440 142
16 A#4/Bb4 466.16 134
17 B4 493.88 127
18 C5 523.25 119
19 C#5/Db5 554.37 113
20 D5 587.33 106
21 D#5/Eb5 622.25 100
22 E5 659.26 95
23 F5 698.46 89
24 F#5/Gb5 739.99 84
25 G5 783.99 80
26 G#5/Ab5 830.61 75
27 A5 880 71
28 A#5/Bb5 932.33 67
29 B5 987.77 63
30 C6 1046.5 60
31 C#6/Db6 1108.73 56
32 D6 1174.66 53
33 D#6/Eb6 1244.51 50
*/
//inisialisasi data register
register unsigned char sample @4;
register unsigned char note @5;
register unsigned char time @6;
register unsigned char state @7;
register unsigned char temp @8;
register unsigned char temp2 @9;
unsigned char length[4]=69,44,58,72; // Panjang array lagu
unsigned char masukan_port;
// Array Lagu dua dimensi, baris pertama sebagai not lagu, baris kedua sebagai tempo (ketukan
minimal 31,250ms)
//Hymne Sanata Dharma
flash unsigned char nyanyi0[2][69]=10,18,18,17,0,17,13,0,13,10,0,8,6,10,13,15,13,
0,18,18,20,17,15,13,10,10,13,15,13,13,11,10,8,
0,10,8,6,10,13,15,15,13,0,13,18,18,20,20,22,
0,22,23,22,22,20,18,18,13,0,18,20,22,20,18,20,17,18,0,0, //not lagu
20,20,20,10,1,10,20,1,40,20,10,10,20,20,20,20,40,
20,20,20,20,20,20,40,20,10,10,20,10,10,20,20,40,
20,10,10,20,20,20,20,40,20,10,10,20,20,20,20,40,
20,20,20,10,10,20,20,20,20,20,10,10,20,10,10,20,20,40,20,30; //tempo
//Di Muka Tuhan Yesus
flash unsigned char nyanyi1[2][44]=3,5,6,6,8,6,5,3,0,3,6,8,10,10,15,13,15,10,8,10,0,
15,17,18,18,18,17,13,15,13,11,10,0,6,8,10,10,8,6,5,3,0,3,0,
10,10,20,20,20,10,10,40,2,20,10,10,20,20,20,10,10,20,20,20,20,
10,10,20,20,20,10,10,20,10,10,20,5,10,10,20,20,20,10,10,30,3,40,40;
//gundul gundul pacul
flash unsigned char nyanyi2[2][58]=6,10,6,10,11,13,0,13,0,17,18,17,18,17,13,0,
6,10,6,10,11,13,0,13,0,17,18,17,18,17,13,0,
6,10,13,11,11,13,11,10,6,11,10,6,0,
6,10,13,11,11,13,11,10,6,11,10,6,0,
8,8,8,8,8,1,8,8,8,8,8,8,8,8,16,8,
8,8,8,8,8,1,8,8,8,8,8,8,8,8,16,8,
8,8,16,8,8,8,8,8,8,8,8,8,8,
16,8,16,8,8,8,8,8,8,8,8,16,30;
//test valve
flash unsigned char nyanyi3[2][72]=6,8,10,11,13,15,17,18,0,6,8,10,11,13,15,17,18,0,
6,8,10,11,13,15,17,18,0,6,8,10,11,13,15,17,18,0,
6,8,10,11,13,15,17,18,0,6,8,10,11,13,15,17,18,0,
6,8,10,11,13,15,17,18,0,6,8,10,11,13,15,17,18,0,
20,20,20,20,20,20,20,20,40,15,15,15,15,15,15,15,15,40,
10,10,10,10,10,10,10,10,40,8,8,8,8,8,8,8,8,40,
6,6,6,6,6,6,6,6,40,4,4,4,4,4,4,4,4,40,2,2,2,2,2,2,2,2,40,1,1,1,1,1,1,1,1,40;
// array urutan nada
unsigned int notes[34]=65535,319,301,284,268,253,239,225,213,201,190,179,169,159,150,142,
134,127,119,113,106,100,95,89,84,80,75,71,67,63,60,56,53,50;
// gelombang sinus tercuplik 64 titik
unsigned char
sine[64]=0x80,0x8C,0x98,0xA4,0xB1,0xBB,0xC5,0xCF,0xDA,0xE1,0xE8,0xEF,0xF6,0xF8,0xF
A,0xFC,
0xFF,0xFC,0xFA,0xF8,0xF6,0xEF,0xE8,0xE1,0xDA,0xCF,0xC5,0xBB,0xB1,0xA4,0x98,0x8C,
0x80,0x73,0x67,0x59,0x4F,0x44,0x3A,0x30,0x26,0x1F,0x18,0x11,0x0A,0x07,0x05,0x0
2,
0x00,0x02,0x05,0x07,0x0A,0x11,0x18,0x1F,0x26,0x30,0x3A,0x44,0x4F,0x59,0x67,0x7
3;
// Timer 0 sebagai pembangkit nada dan di perbaharui setiap 31.250ms (CLK/128)
void seleksi_valve(char i);
#pragma savereg-
interrupt [TIM0_OVF] void timer0_overflow(void)
begin
#asm("in r9,SREG")
if(state <= 0x30) // jika lagu dipanggil / dipilih
begin
time++; // naikkan nilai timer
switch(state)
begin
case Lagu0: // lagu Hymne sanata dharma dimainkam
if(time == nyanyi0[1][note])
begin
TCCR1B = 0;
time = 0;
if(++note == length[0]) note = 0;// jika lagu habis,lagu
dimainkan kembali(ulang)
temp = nyanyi0[0][note];
seleksi_valve(temp); // pengecekan nada sebagai penggerak
solenid(valve)
end
break; //lagu di muka Tuhan Yesus dimainkan
case Lagu1:
if(time == nyanyi1[1][note])
begin
TCCR1B = 0;
time = 0;
if(++note == length[1]) note = 0;
temp = nyanyi1[0][note];
seleksi_valve(temp);
end
break;
case Lagu2: //lagu Gundul gundul pacul dimainkan
if(time == nyanyi2[1][note])
begin
TCCR1B = 0;
time = 0;
if(++note == length[2]) note = 0;
temp = nyanyi2[0][note];
seleksi_valve(temp);
end
break;
case Lagu3: //lagu anak kambing saya dimainkan
if(time == nyanyi3[1][note])
begin
TCCR1B = 0;
time = 0;
if(++note == length[3]) note = 0;
temp = nyanyi3[0][note];
seleksi_valve(temp);
end
break;
end
if((time == 0) && (temp != 0)) // Reset timer
begin
TCNT1 = 0;
OCR1A = notes[temp];
TCCR1B = 9;
end
end
TCNT0 = 128;
#asm("out SREG,r9")
end
// Timer 1 sebagai ketukan
interrupt [TIM1_COMPA] void cmpA_overflow(void)
begin
#asm
in r8, SREG
mov r30, r4
inc r4
clr r31
subi r30, low(-_sine)
sbci r31, high(-_sine)
ld r30, z
out 0x18, r30 //data dikirim ke PORTB
ldi r30, low(64)
cp r30, r4
brne PC+2
clr r4
out SREG, r8
#endasm
end
// Eksternal interup untuk menghentikan lagu
interrupt [EXT_INT0] void external_int0(void)
begin
#asm("in r9,SREG")
TCCR1B = 0; // Matikan timer 1
TCCR0 = 0; // Matikan timer 0
TCNT1 = 0;
TCNT0 = 0;
TIFR = 0;
sample = 0;
note = 0;
time = 0;
state = ((~PINC & 0x0F) | (~PIND & 0x0F));
//pemilih lagu untuk pengecekan nada
seleksi_valve(temp);
switch(state)
begin
case Off:
OCR1A = 0xffff;
break;
case Lagu0:
OCR1A = notes[nyanyi0[0][0]];
break;
case Lagu1:
OCR1A = notes[nyanyi1[0][0]];
break;
case Lagu2:
OCR1A = notes[nyanyi2[0][0]];
break;
case Lagu3:
OCR1A = notes[nyanyi3[0][0]];
break;
end
if(state != Off) // jika tidak ada pilihan maka lagu"Off"
begin
TCCR1B = 9;
TCCR0 = 5;
end
#asm("out SREG,r9")
end
//pemilih lagu yang akan dimainkan
void pilih_musik(char i)
begin
#asm("in r9,SREG")
TCCR1B = 0; // Matikan timer 1
TCCR0 = 0; // Matikan timer 0
TCNT1 = 0;
TCNT0 = 0;
TIFR = 0;
sample = 0;
note = 0; // Reset setiap saat
time = 0;
state = i;
switch(state)
begin
case Off:
OCR1A = 0xffff;
break;
case Lagu0:
OCR1A = notes[nyanyi0[0][0]]; // mainkan lagu Hymne sanata Dharma
break;
case Lagu1:
OCR1A = notes[nyanyi1[0][0]]; // mainkan lagu di muka Tuhan Yesus
break;
case Lagu2:
OCR1A = notes[nyanyi2[0][0]]; // mainkan lagu gundul gundul pacul
break;
case Lagu3:
OCR1A = notes[nyanyi3[0][0]]; // mainkan lagu anak kambing saya
break;
end
if(state != Off ) // jika tidak ada pilihan maka lagu"Off"
begin
TCCR1B = 9;
TCCR0 = 5;
end
#asm("out SREG,r9")
end
//pengecekan nada yang akan dikirim ke penggerak solenoid(valve)
void seleksi_valve(char i)
begin
switch (i)
begin
case 6: // jika nada C4
PORTA=0x80; // aktifkan valve 1
break;
case 8: // jika nada D4
PORTA=0x40; // aktifkan valve 2
break;
case 10: // jika nada E4
PORTA=0x20; // aktifkan valve 3
break;
case 11: // jika nada F4
PORTA=0x10; // aktifkan valve 4
break;
case 13: // jika nada G4
PORTA=0x08; // aktifkan valve 5
break;
case 15: // jika nada A4
PORTA=0x04; // aktifkan valve 6
break;
case 17: // jika nada B4
PORTA=0x02; // aktifkan valve 7
break;
case 18: // jika nada C5
PORTA=0x01; // aktifkan valve 8
break;
default:
PORTA=0x00;// jika tidak ada lagu maka semua valve "off"
end
end
#pragma savereg+
void main(void)
begin
DDRB = 0xff; // PORTB dihubungkan ke DAC
PORTB = 0x80;
DDRD = 0; // PORT di hubungkan ke tombol stop
PORTD = 0xff;
DDRC = 0; // PORTC di hubungkan ke tombol pemilih
PORTC = 0xff;
DDRA = 0xff; // PORTA di hubungkan ke penggerak solenoid(valve)
PORTA = 0x00;
sample = 0;
note = 0;
time = 0;
state = 0x80; // inisialisasi jika tidak ada lagu
GICR = 0x40; // Aktikan eksternal interup (INT0)
MCUCR = 3; // pin D.2 sebagai triger external interup
OCR1A = 0xffff;
TCNT0 = 128;
TCNT1 = 0;
TCCR0 = 0;
TCCR1B = 0; // Reset timer
TIMSK = 0x11; // aktifkan timer0
#asm("sei") // Aktifkan interupsi
// tombol sebagai pemilih lagu
while(1)
begin
masukan_port = ~PINC & 0x0F;
if (masukan_port == 0x01) //jika tombol 1 ditekan mainkan lagu Hymne Sanata Dharma
begin
pilih_musik(masukan_port);
end
if (masukan_port == 0x02) //jika tombol 2 ditekan mainkan lagu di muka Tuhan Yesus
begin
pilih_musik(masukan_port);
end
if (masukan_port == 0x04) //jika tombol 3 ditekan mainkan lagu gundul-gundul pacul
begin
pilih_musik((masukan_port));
end
if (masukan_port == 0x08) //jika tombol 4 ditekan mainkan lagu anak kambing saya
begin
pilih_musik(masukan_port);
end
end
end
LAMPIRAN
FREKUENSI YANG DIBANGKITKAN ATmega32
1. Nada G3 dan G#3
2. Nada A3 dan A#3
3. Nada B3 dan C4
4. Nada C#4 dan D4
5. Nada D#4 dan E4
6. Nada F4 dan F#4
7. Nada G4 dan G#4
8. Nada A4 dan A#4
9. Nada B4 dan C5
10. NadaC#5 dan D5
11. Nada D#5 dan E5
12. NadaF5 dan F#5
13. Nada G5 dan G#5
14. Nada A5 dan A#5
15. Nada B5 dan C6
16. Nada C#6 dan D6
LAMPIRAN
GAMBAR RANGKAIAN LENGKAP
Gambar Rangkaian :
Gambar Rangkaian Minimum System ATmega32:
Gambar Rangkaian Regulator :
Gambar Rangkaian Tombol Pemilih :
Gambar Rangkaian Solid State Relay :
.
.
.
.
- +
D1
BRIDGE
1
4
3
2
R1
680
R2
520
R3
56
R4
39
C3
100nF
U13
MOC3020
1
2
64
TRIAC Vdc
LOAD
220v
VAC ~
Gambar DAC dan Amplifier :
LM386Low Voltage Audio Power AmplifierGeneral DescriptionThe LM386 is a power amplifier designed for use in low volt-age consumer applications. The gain is internally set to 20 tokeep external part count low, but the addition of an externalresistor and capacitor between pins 1 and 8 will increase thegain to any value up to 200.
The inputs are ground referenced while the output is auto-matically biased to one half the supply voltage. The quies-cent power drain is only 24 milliwatts when operating from a6 volt supply, making the LM386 ideal for battery operation.
Featuresn Battery operationn Minimum external partsn Wide supply voltage range: 4V–12V or 5V–18Vn Low quiescent current drain: 4 mAn Voltage gains from 20 to 200n Ground referenced inputn Self-centering output quiescent voltagen Low distortionn Available in 8 pin MSOP package
Applicationsn AM-FM radio amplifiersn Portable tape player amplifiersn Intercomsn TV sound systemsn Line driversn Ultrasonic driversn Small servo driversn Power converters
Equivalent Schematic and Connection Diagrams
DS006976-1
Small Outline,Molded Mini Small Outline,and Dual-In-Line Packages
DS006976-2
Top ViewOrder Number LM386M-1,LM386MM-1, LM386N-1,LM386N-3 or LM386N-4
See NS Package NumberM08A, MUA08A or N08E
January 2000LM
386Low
VoltageA
udioP
ower
Am
plifier
© 2000 National Semiconductor Corporation DS006976 www.national.com
Absolute Maximum Ratings (Note 2)
If Military/Aerospace specified devices are required,please contact the National Semiconductor Sales Office/Distributors for availability and specifications.
Supply Voltage(LM386N-1, -3, LM386M-1) 15V
Supply Voltage (LM386N-4) 22VPackage Dissipation (Note 3)
(LM386N) 1.25W(LM386M) 0.73W(LM386MM-1) 0.595W
Input Voltage ±0.4VStorage Temperature −65˚C to +150˚COperating Temperature 0˚C to +70˚CJunction Temperature +150˚CSoldering Information
Dual-In-Line PackageSoldering (10 sec) +260˚C
Small Outline Package(SOIC and MSOP)Vapor Phase (60 sec) +215˚CInfrared (15 sec) +220˚C
See AN-450 “Surface Mounting Methods and Their Effecton Product Reliability” for other methods of solderingsurface mount devices.
Thermal ResistanceθJC (DIP) 37˚C/WθJA (DIP) 107˚C/WθJC (SO Package) 35˚C/WθJA (SO Package) 172˚C/WθJA (MSOP) 210˚C/WθJC (MSOP) 56˚C/W
Electrical Characteristics (Notes 1, 2)TA = 25˚C
Parameter Conditions Min Typ Max Units
Operating Supply Voltage (VS)
LM386N-1, -3, LM386M-1, LM386MM-1 4 12 V
LM386N-4 5 18 V
Quiescent Current (IQ) VS = 6V, VIN = 0 4 8 mA
Output Power (POUT)
LM386N-1, LM386M-1, LM386MM-1 VS = 6V, RL = 8Ω, THD = 10% 250 325 mW
LM386N-3 VS = 9V, RL = 8Ω, THD = 10% 500 700 mW
LM386N-4 VS = 16V, RL = 32Ω, THD = 10% 700 1000 mW
Voltage Gain (AV) VS = 6V, f = 1 kHz 26 dB
10 µF from Pin 1 to 8 46 dB
Bandwidth (BW) VS = 6V, Pins 1 and 8 Open 300 kHz
Total Harmonic Distortion (THD) VS = 6V, RL = 8Ω, POUT = 125 mW 0.2 %
f = 1 kHz, Pins 1 and 8 Open
Power Supply Rejection Ratio (PSRR) VS = 6V, f = 1 kHz, CBYPASS = 10 µF 50 dB
Pins 1 and 8 Open, Referred to Output
Input Resistance (RIN) 50 kΩInput Bias Current (IBIAS) VS = 6V, Pins 2 and 3 Open 250 nA
Note 1: All voltages are measured with respect to the ground pin, unless otherwise specified.
Note 2: Absolute Maximum Ratings indicate limits beyond which damage to the device may occur. Operating Ratings indicate conditions for which the device is func-tional, but do not guarantee specific performance limits. Electrical Characteristics state DC and AC electrical specifications under particular test conditions which guar-antee specific performance limits. This assumes that the device is within the Operating Ratings. Specifications are not guaranteed for parameters where no limit isgiven, however, the typical value is a good indication of device performance.
Note 3: For operation in ambient temperatures above 25˚C, the device must be derated based on a 150˚C maximum junction temperature and 1) a thermal resis-tance of 107˚C/W junction to ambient for the dual-in-line package and 2) a thermal resistance of 170˚C/W for the small outline package.
LM38
6
www.national.com 2
Application HintsGAIN CONTROL
To make the LM386 a more versatile amplifier, two pins (1and 8) are provided for gain control. With pins 1 and 8 openthe 1.35 kΩ resistor sets the gain at 20 (26 dB). If a capacitoris put from pin 1 to 8, bypassing the 1.35 kΩ resistor, thegain will go up to 200 (46 dB). If a resistor is placed in serieswith the capacitor, the gain can be set to any value from 20to 200. Gain control can also be done by capacitively cou-pling a resistor (or FET) from pin 1 to ground.
Additional external components can be placed in parallelwith the internal feedback resistors to tailor the gain and fre-quency response for individual applications. For example,we can compensate poor speaker bass response by fre-quency shaping the feedback path. This is done with a seriesRC from pin 1 to 5 (paralleling the internal 15 kΩ resistor).For 6 dB effective bass boost: R ≅ 15 kΩ, the lowest valuefor good stable operation is R = 10 kΩ if pin 8 is open. If pins1 and 8 are bypassed then R as low as 2 kΩ can be used.This restriction is because the amplifier is only compensatedfor closed-loop gains greater than 9.
INPUT BIASING
The schematic shows that both inputs are biased to groundwith a 50 kΩ resistor. The base current of the input transis-tors is about 250 nA, so the inputs are at about 12.5 mVwhen left open. If the dc source resistance driving the LM386is higher than 250 kΩ it will contribute very little additionaloffset (about 2.5 mV at the input, 50 mV at the output). If thedc source resistance is less than 10 kΩ, then shorting theunused input to ground will keep the offset low (about 2.5 mVat the input, 50 mV at the output). For dc source resistancesbetween these values we can eliminate excess offset by put-ting a resistor from the unused input to ground, equal invalue to the dc source resistance. Of course all offset prob-lems are eliminated if the input is capacitively coupled.
When using the LM386 with higher gains (bypassing the1.35 kΩ resistor between pins 1 and 8) it is necessary to by-pass the unused input, preventing degradation of gain andpossible instabilities. This is done with a 0.1 µF capacitor ora short to ground depending on the dc source resistance onthe driven input.
LM386
www.national.com3
Typical Performance Characteristics
Quiescent Supply Currentvs Supply Voltage
DS006976-5
Power Supply Rejection Ratio(Referred to the Output)vs Frequency
DS006976-12
Peak-to-Peak Output VoltageSwing vs Supply Voltage
DS006976-13
Voltage Gain vs Frequency
DS006976-14
Distortion vs Frequency
DS006976-15
Distortion vs Output Power
DS006976-16
Device Dissipation vs OutputPower — 4 Ω Load
DS006976-17
Device Dissipation vs OutputPower — 8 Ω Load
DS006976-18
Device Dissipation vs OutputPower — 16 Ω Load
DS006976-19
LM38
6
www.national.com 4
Typical Applications
Amplifier with Gain = 20Minimum Parts
DS006976-3
Amplifier with Gain = 200
DS006976-4
Amplifier with Gain = 50
DS006976-6
Low Distortion Power Wienbridge Oscillator
DS006976-7
Amplifier with Bass Boost
DS006976-8
Square Wave Oscillator
DS006976-9
LM386
www.national.com5
Typical Applications (Continued)
Note 4: Twist Supply lead and supply ground very tightly.
Note 5: Twist speaker lead and ground very tightly.
Note 6: Ferrite bead in Ferroxcube K5-001-001/3B with 3 turns of wire.
Note 7: R1C1 band limits input signals.
Note 8: All components must be spaced very closely to IC.
Frequency Response with Bass Boost
DS006976-10
AM Radio Power Amplifier
DS006976-11
LM38
6
www.national.com 6
Physical Dimensions inches (millimeters) unless otherwise noted
SO Package (M)Order Number LM386M-1
NS Package Number M08A
LM386
www.national.com7
Physical Dimensions inches (millimeters) unless otherwise noted (Continued)
8-Lead (0.118” Wide) Molded Mini Small Outline PackageOrder Number LM386MM-1
NS Package Number MUA08A
LM38
6
www.national.com 8
Physical Dimensions inches (millimeters) unless otherwise noted (Continued)
LIFE SUPPORT POLICY
NATIONAL’S PRODUCTS ARE NOT AUTHORIZED FOR USE AS CRITICAL COMPONENTS IN LIFE SUPPORTDEVICES OR SYSTEMS WITHOUT THE EXPRESS WRITTEN APPROVAL OF THE PRESIDENT AND GENERALCOUNSEL OF NATIONAL SEMICONDUCTOR CORPORATION. As used herein:
1. Life support devices or systems are devices orsystems which, (a) are intended for surgical implantinto the body, or (b) support or sustain life, andwhose failure to perform when properly used inaccordance with instructions for use provided in thelabeling, can be reasonably expected to result in asignificant injury to the user.
2. A critical component is any component of a lifesupport device or system whose failure to performcan be reasonably expected to cause the failure ofthe life support device or system, or to affect itssafety or effectiveness.
National SemiconductorCorporationAmericasTel: 1-800-272-9959Fax: 1-800-737-7018Email: [email protected]
National SemiconductorEurope
Fax: +49 (0) 1 80-530 85 86Email: [email protected]
Deutsch Tel: +49 (0) 1 80-530 85 85English Tel: +49 (0) 1 80-532 78 32Français Tel: +49 (0) 1 80-532 93 58Italiano Tel: +49 (0) 1 80-534 16 80
National SemiconductorAsia Pacific CustomerResponse GroupTel: 65-2544466Fax: 65-2504466Email: [email protected]
National SemiconductorJapan Ltd.Tel: 81-3-5639-7560Fax: 81-3-5639-7507
www.national.com
Dual-In-Line Package (N)Order Number LM386N-1, LM386N-3 or LM386N-4
NS Package Number N08E
LM386
LowVoltage
Audio
Pow
erA
mplifier
National does not assume any responsibility for use of any circuitry described, no circuit patent licenses are implied and National reserves the right at any time without notice to change said circuitry and specifications.
1
2
3
6
5
4
ANODECATHODE
NC
MAIN TERMTRIAC SUB†
MAIN TERM
MOC3020 – MOC3023 . . . PACKAGE(TOP VIEW)
NC – No internal connection
† Do not connect this terminal
logic diagram
6
4
1
2
MOC3020 THRU MOC3023OPTOCOUPLERS/OPTOISOLATORS
SOES025 – OCTOBER 1986 – REVISED OCTOBER 1995
Copyright 1995, Texas Instruments Incorporated
7–1POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
• 250 V Phototriac Driver Output
• Gallium-Arsenide-Diode Infrared Source andOptically-Coupled Silicon Traic Driver(Bilateral Switch)
• UL Recognized File Number E65085. . .
• High Isolation 7500 V Peak. . .
• Output Driver Designed for 220 V ac
• Standard 6-Terminal Plastic DIP
• Directly Interchangeable with Motorola MOC3020, MOC3021, MOC3022, and MOC3023
• Direct Replacements for:– TRW Optron OPI3020, OPI3021,
OPI3022, and OPI3023;– General Instrument MCP3020,
MCP3021, and MCP3022;– General Electric GE3020,
GE3021, GE3022, and GE3023
absolute maximum ratings at 25 °C free-air temperature (unless otherwise noted) †
Input-to-output peak voltage, 5 s maximum duration, 60 Hz (see Note 1) 7.5 kV. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Input diode reverse voltage 3 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Input diode forward current, continuous 50 mA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Output repetitive peak off-state voltage 400 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Output on-state current, total rms value (50-60 Hz, full sine wave): TA = 25°C 100 mA. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
TA = 70°C 50 mA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Output driver nonrepetitive peak on-state current (tw = 10 ms, duty cycle = 10%, see Figure 7) 1.2 A. . . . . . Continuous power dissipation at (or below) 25°C free-air temperature:
Infrared-emitting diode (see Note 2) 100 mW. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Phototriac (see Note 3) 300 mW. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Total device (see Note 4) 330 mW. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Operating junction temperature range, TJ –40°C to 100°C. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Storage temperature range, Tstg –40°C to 150°C. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Lead temperature 1,6 (1/16 inch) from case for 10 seconds 260°C. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
† Stresses beyond those listed under “absolute maximum ratings” may cause permanent damage to the device. These are stress ratings only, andfunctional operation of the device at these or any other conditions beyond those indicated under “recommended operating conditions” is notimplied. Exposure to absolute-maximum-rated conditions for extended periods may affect device reliability.
NOTES: 1. Input-to-output peak voltage is the internal device dielectric breakdown rating.2. Derate linearly to 100°C free-air temperature at the rate of 1.33 mW/°C.3. Derate linearly to 100°C free-air temperature at the rate of 4 mW/°C.4. Derate linearly to 100°C free-air temperature at the rate of 4.4 mW/°C.
PRODUCTION DATA information is current as of publication date.Products conform to specifications per the terms of Texas Instrumentsstandard warranty. Production processing does not necessarily includetesting of all parameters.
MOC3020 THRU MOC3023OPTOCOUPLERS/OPTOISOLATORS
SOES025 – OCTOBER 1986 – REVISED OCTOBER 1995
7–2 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
electrical characteristics at 25 °C free-air temperature (unless otherwise noted)
PARAMETER TEST CONDITIONS MIN TYP MAX UNIT
IR Static reverse current VR = 3 V 0.05 100 µA
VF Static forward voltage IF = 10 mA 1.2 1.5 V
I(DRM) Repetitive off-state current, either direction V(DRM) = 400 V, See Note 5 10 100 nA
dv/dt Critical rate of rise of off-state voltage See Figure 1 100 V/µs
dv/dt(c) Critical rate of rise of commutating voltage IO = 15 mA, See Figure 1 0.15 V/µs
II i
MOC3020
O l l 3 V
15 30
AIFTInput trigger current, MOC3021
Output supply voltage = 3 V8 15
mAIFTInput trigger current,either direction MOC3022
Output supply voltage = 3 V5 10
mA
MOC3023 3 5
VTM Peak on-state voltage, either direction ITM = 100 mA 1.4 3 V
IH Holding current, either direction 100 µA
NOTE 5: Test voltage must be applied at a rate no higher than 12 V/µs.
PARAMETER MEASUREMENT INFORMATION
NOTE A. The critical rate of rise of off-state voltage, dv/dt, is measured with the input at 0 V. The frequency of Vin is increased until thephototriac turns on. This frequency is then used to calculate the dv/dt according to the formula:
The critical rate of rise of commutating voltage, dv/dt(c), is measured by applying occasional 5-V pulses to the input and increasingthe frequency of Vin until the phototriac stays on (latches) after the input pulse has ceased. With no further input pulses, thefrequency of Vin is then gradually decreased until the phototriac turns off. The frequency at which turn-off occurs may then be usedto calculate the dv/dt(c) according to the formula shown above.
dvdt 2 2πfVin
6
4RL
1
2
2N390410 kΩ
VCC
VI = 30 V rms
Input(see Note A)
Figure 1. Critical Rate of Rise Test Circuit
MOC3020 THRU MOC3023OPTOCOUPLERS/OPTOISOLATORS
SOES025 – OCTOBER 1986 – REVISED OCTOBER 1995
7–3POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
TYPICAL CHARACTERISTICS
1.1
1
0.9
0.8
1.2
1.3
1.4
–50 –25 0 25 50 75 100
TA – Free-Air Temperature – °C
– P
eak
On-
Sta
te C
urre
nt –
mA
ON-STATE CHARACTERISTICS800
600
400
200
0
–200
–400
–600
–800–3 –2 –1 0 1 2 3
I TM
VTM – Peak On-State Voltage – V
Output t w = 800 µsIF = 20 mAf = 60 HzTA = 25°C
EMITTING-DIODE TRIGGER CURRENT (NORMALIZED)vs
FREE-AIR TEMPERATURE
Em
ittin
g-D
iode
Trig
ger
Cur
rent
(N
orm
aliz
ed)
Figure 2 Figure 3
1
00.01 0.1 1
– N
onre
petit
ive
Pea
k O
n-S
tate
Cur
rent
– m
A
NONREPETITIVE PEAK ON-STATE CURRENTvs
PULSE DURATION3
10 100
2
I TS
M
tw – Pulse Duration – ms
TA = 25°C
Figure 4
MOC3020 THRU MOC3023OPTOCOUPLERS/OPTOISOLATORS
SOES025 – OCTOBER 1986 – REVISED OCTOBER 1995
7–4 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
APPLICATIONS INFORMATION
6
4RL
1
2
RL
VCC180 Ω
220 V, 60 Hz
RinMOC3020, MOC3023
Figure 5. Resistive Load
6
4
1
2
ZL
VCC180 Ω
220 V, 60 Hz
RinMOC3020, MOC3023
2.4 kΩ
0.1 µF
IGT ≤ 15 mA
Figure 6. Inductive Load With Sensitive-Gate Triac
6
4
1
2
ZL
VCC180 Ω
220 V, 60 Hz
RinMOC3020, MOC3023
1.2 kΩ
0.2 µF
15 mA < IGT < 50 mA
Figure 7. Inductive Load With Nonsensitive-Gate Triac
MOC3020 THRU MOC3023OPTOCOUPLERS/OPTOISOLATORS
SOES025 – OCTOBER 1986 – REVISED OCTOBER 1995
7–5POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
MECHANICAL INFORMATION
Each device consists of a gallium-arsenide infrared-emitting diode optically coupled to a silicon phototriacmounted on a 6-terminal lead frame encapsulated within an electrically nonconductive plastic compound. Thecase can withstand soldering temperature with no deformation and device performance characteristics remainstable when operated in high-humidity conditions.
C
0,534 (0.021)0,381 (0.015)
6 Places
Seating Plane
CLL7,62 (0.300) T.P.
(see Note A)
6,61 (0.260)6,09 (0.240)
0,305 (0.012)0,203 (0.008)
3,81 (0.150)3,17 (0.125)
5,46 (0.215)2,95 (0.116)
1,78 (0.070)0,51 (0.020)
2,03 (0.080)1,52 (0.060)
4 Places2,54 (0.100) T.P.
(see Note A)
1,01 (0.040) MIN
1,78 (0.070) MAX6 Places
9,40 (0.370)8,38 (0.330)
Index Dot(see Note B)
105°90°
1 2 3
6 5 4
(see Note C)
NOTES: A. Leads are within 0,13 (0.005) radius of true position (T.P.) with maximum material condition and unit installed.B. Pin 1 identified by index dot.C. Terminal connections:
1. Anode (part of the infrared-emitting diode)2. Cathode (part of the infrared-emitting diode)3. No internal connection4. Main terminal (part of the phototransistor)5. Triac Substrate (DO NOT connect) (part of the phototransistor)6. Main terminal (part of the phototransistor)
D. The dimensions given fall within JEDEC MO-001 AM dimensions.E. All linear dimensions are given in millimeters and parenthetically given in inches.
Figure 8. Mechanical Information
7–6 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
IMPORTANT NOTICE
Texas Instruments (TI) reserves the right to make changes to its products or to discontinue any semiconductorproduct or service without notice, and advises its customers to obtain the latest version of relevant informationto verify, before placing orders, that the information being relied on is current.
TI warrants performance of its semiconductor products and related software to the specifications applicable atthe time of sale in accordance with TI’s standard warranty. Testing and other quality control techniques areutilized to the extent TI deems necessary to support this warranty. Specific testing of all parameters of eachdevice is not necessarily performed, except those mandated by government requirements.
Certain applications using semiconductor products may involve potential risks of death, personal injury, orsevere property or environmental damage (“Critical Applications”).
TI SEMICONDUCTOR PRODUCTS ARE NOT DESIGNED, INTENDED, AUTHORIZED, OR WARRANTEDTO BE SUITABLE FOR USE IN LIFE-SUPPORT APPLICATIONS, DEVICES OR SYSTEMS OR OTHERCRITICAL APPLICATIONS.
Inclusion of TI products in such applications is understood to be fully at the risk of the customer. Use of TIproducts in such applications requires the written approval of an appropriate TI officer. Questions concerningpotential risk applications should be directed to TI through a local SC sales office.
In order to minimize risks associated with the customer’s applications, adequate design and operatingsafeguards should be provided by the customer to minimize inherent or procedural hazards.
TI assumes no liability for applications assistance, customer product design, software performance, orinfringement of patents or services described herein. Nor does TI warrant or represent that any license, eitherexpress or implied, is granted under any patent right, copyright, mask work right, or other intellectual propertyright of TI covering or relating to any combination, machine, or process in which such semiconductor productsor services might be or are used.
Copyright 1995, Texas Instruments Incorporated