pembahasan sedimen laut

33
TUGAS KELOMPOK SEDIMEN LAUT Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Oceanografi yang diampu oleh Bapak Bagus Setiabudi Wiwoho Oleh Kelompok 3 Anggota Kelompok Mustika Purboretno (110721435015) Maksum Ali Ridwan (110721435017) Rini Rahmawarti (110721435027) Nila Wardani (110721435081) Arif Purnomo Aji (110721435083) Uswatun Hasanah (110721435131) Nur Wakhid Hidayat (110721435132) Offering K 2011

Upload: rini-rahmawarti

Post on 31-Dec-2015

233 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Sedimen Laut

TUGAS KELOMPOK

SEDIMEN LAUT

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Oceanografi

yang diampu oleh Bapak Bagus Setiabudi Wiwoho

Oleh

Kelompok 3

Anggota Kelompok

Mustika Purboretno (110721435015)

Maksum Ali Ridwan (110721435017)

Rini Rahmawarti (110721435027)

Nila Wardani (110721435081)

Arif Purnomo Aji (110721435083)

Uswatun Hasanah (110721435131)

Nur Wakhid Hidayat (110721435132)

Offering K 2011

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

September 2013

Page 2: Pembahasan Sedimen Laut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sedimen adalah pecahan batuan, mineral atau bahan organik yang ditransportasikan

dari berbagai sumber iendapkan oleh udara, air, dan es. Biasanya material- material sedimen

banyak terendap di daerah delta atau mulut-mulut sungai, dimana delta sungai adalah hasil

dari bentukan dari pengendapan sedimen yang dibawa oleh air sungai Bentang alam hasil

pengendapan oleh air, yang lainya adalah  meander, dataran banjir, tanggul alam dan delta.

Sand dunes adalah bukit pasir yang terbentuk karena adanya pasokan pasir, adanya angina

yang stabil dan adanya kendala seperti vegetasi, batuan atau pagar untuk menjebak beberapa

pasir. Sand dunes merupakan proses sedimentasi yang dikrenakan angin. Hasil pengendapan

oleh air laut disebut sedimen marine. Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya

gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo,

dan penghalang pantai. Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen

glacial. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni

lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lembah.

Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U.

Tidak pahamnya  masyarakat tentang ilmu mengenai sedimentologi, membuat

masyarakat awam mengenai proses pengendapan yang berpengaruh pada dampak kualitas air

yang di gunakan dan dimanfaatkan di dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya  ilmu

mengenai sedimentologi bagi kehidupan, membuat masyarakat sadar dampak pengaruh

sedimen dalam lingkungan sekitar.  Di lingkungan, sedimen berpengaruh pada kualitas air. 

Jika didalam suatu perairan kadar sedimen yang terendap memiliki kadar kimia logam berat

yang tinggi maka air di dalam perairan tersebut memiliki kualitas yang kurang baik.  

Sebaiknya jika kadar sedimen yang terendap pada suatu perairan mengandung zat-zat kimia (

mineral ) yang di perlukan oleh tubuh maka kualitas air dalam suatu perairan tersebut baik

digunakan dan dikonsumsi.

Page 3: Pembahasan Sedimen Laut

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud sedimen laut?

1.2.2 Sebutkan macam-macam sedimen laut?

1.2.3 Bagaimanakah pengklasifikasian sedimen laut?

1.2.4 Apa manfaat sedimen laut dalam bagi kehidupan?

1.2.5 Faktor apa saja yang mempengaruhi sedimentasi dasar laut?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian sedimen laut secara jelas

1.3.2 Untuk mengetahui macam-macam sedimen laut

1.3.3 Untuk mengetahui pengklasifikasian sedimen laut

1.3.4 Untuk mengetahui manfaat sedimen laut dalam bagi kehidupan

1.3.5 Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi sedimentasi

dasar laut

Page 4: Pembahasan Sedimen Laut

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sedimen Laut

Dalam kehidupan sehari-hari kata sedimen banyak sekali pengertiannya disini

diterangkan tentang beberapa pengertian sedimen dan sedimentasi. Dalam kaitannya dengan

sedimen dan sedimentasi beberapa ahli mendefinisikan sedimen dalam beberapa pengertian.

Pipkin (1977) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau material

organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin,

es, atau oleh air dan juga termasuk didalamnya material yang diendapakan dari material yang

melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia.

Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebagai proses pembentukan sedimen

atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau

asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai,

muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.

Menurut Bhatt (1978), sedimen yaitu lepasnya puing-puing endapan padat pada

permukaan bumi yang dapat terkandung di dalam udara, air, atau es dibawah kondisi normal.

Sedimentasi adalah proses yang meliputi pelapukan, transportasi, dan pengendapan. Batuan

sedimen adalah batuan yang dibentuk oleh sedimen. Tekstur sedimen yaitu hubungan

bersama antara ukuran butir dalam batuan dan pada umumnya ukuran butir ini dapat diamati

dengan menggunakan mikroskop. Komposisi sedimen merupakan acuan terhadap mineral-

mineral dan struktur kimia dalam batuan. Batuan klastik adalah batuan dimana material

penyusun utamanya berupa material detrital (misalnya batupasir dan serpihan). Batuan

nonklastik adalah batuan dimana material penyusun utamanya berupa material organik dan

unsur kimia (misalnya batugamping terumbu, halit, dan dolomit)

Sedangkan Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari

mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang

dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia

yang terjadi di laut.

Page 5: Pembahasan Sedimen Laut

Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa sedimen laut merupakan akumulasi

dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran

cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat

proses kimia yang terjadi di laut.

2.2 Macam-macam Sedimen Laut

1. Sedimen laut daerah perairan dangkal

Seperti endapan yang terjadi pada paparan benua (Continental Shelf) dan lereng

benua (Continental Slope). Dijelaskan oleh Hutabarat (1985) dan Bhatt (1978) bahwa

“Continental Shelf” adalah suatu daerah yang mempunyai lereng landai kurang lebih

0,4% dan berbatasan langsung dengan daerah daratan, lebar dari pantai 50 – 70 km,

kedalaman maksimum dari lautan yang ada di atasnya di antara 100 – 200 meter.

Pada umumnya ‘Glacial Continental Shelf’ dicirikan dengan susunan utamanya

campuran antara pasir, kerikil, dan batu kerikil. Sedangkan ‘Non Glacial Continental

Shelf’’ endapannya biasanya mengandung lumpur yang berasal dari sungai. Di tempat

lain (continental shelf) dimana pada dasar laut gelombang dan arus cukup kuat, sehingga

material batuan kasar dan kerikil biasanya akan diendapkan.

‘Continental Slope’ adalah daerah yang mempunyai lereng lebih terjal dari

continental shelf, kemiringannya anatara 3 – 6 %. Sebagian besar pada ‘Continental

slope’ kemiringannya lebih terjal sehingga sedimen tidak akan terendapkan dengan

ketebalan yang cukup tebal. Daerah yang miring pada permukaannya dicirikan berupa

batuan dasar (bedrock) dan dilapisi dengan lapisan lanau halus dan lumpur. Kadang

permukaan batuan dasarnya tertutupi juga oleh kerikil dan pasir.

2. Sedimen laut daerah perairan dalam

Seperti endapan yang terjadi pada laut dalam. Sedimen laut dalam dapat dibagi

menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen Biogenik Pelagis.

1) Sedimen Biogenik Pelagis

Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri

atas berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-

sisa fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur organisme plankton hannya

satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk ‘hujan’ sisa-sisa organisme plankton

Page 6: Pembahasan Sedimen Laut

yang perlahan, tetapi kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisan

sedimen. Pembentukan sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal seperti

kimia air dan kedalaman serta jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi,

keberadan mikrofil dalam sedimen laut dapat digunakan untuk menentukan

kedalaman air dan produktifitas permukaan laut pada zaman dulu.

2) Sedimen Terigen Pelagis

Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-

materi yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke

lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi.

Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke

laut lepas dan mencair. Bongkahan es besar yang mengapung, bongkahan es kecil

dan pasir dapat ditemukan pada sedimen pelagis yang berjarak beberapa ratus

kilometer dari daerah gletser atau tempat asalnya.

2.3 Pengklasifikasian Sedimen Laut

1. Berdasarkan Asalnya

1) Sedimen Lithogenous (Sedimen Terigin)

Jenis sedimen ini berasal dari hasil pengikisan batuan di darat. Batuan

beku atau batuan sediment telah mengalami proses desintegrasi (proses pecahnya

batuan secara mekanis menjadi batuan yang lebih kecil), maupun proses

decomposisi (proses perubahan susunan kimiawi dari batuan sehungga lapuk

akibat pengerjaan air maupun udara). Partikel-partikel dari hasil proses

desintegrasi maupun proses decomposisi itu diangkut baik oleh air sungai, angin

ke laut.

Contoh bahan sediment dari proses desintegrasi; mineral kwarsa, mica,

feldspar, pyroxenes, ampobol dan mineral berat lainnya. Sedangkan dari hasil

proses decomposisi; clay (lempung), hidroksida besi yang bebas, alumina,

colloidal silica, dll.

Sedimen asal darat ini diendapkan di sekitar pantai, dimulai dari endapan

yang kasar (pasir) kemudian diikuti oleh partikel-partikel halus. Kecepatan

tenggelam partikel-partikel ini telah dihitung, dimana partikel pasir hanya

Page 7: Pembahasan Sedimen Laut

memerlukan waktu sekitar 1,8 hari untuk tenggelam ke dasar laut yang

kedalamannya 4.000 meter, sedangkan partikel lumpur sekitar 185 hari dan

partikel liat 51 tahun.

Endapan lumpur dan tanah liat diangkut lebih jauh ke tengah laut dan

kebanyakan akan mengendap pada daerah continental shelf. Partikel-partikel yang

lebih halus diendapkan pada dasar laut yang dalam.

2) Sedimen Biogenous

Sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti

cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami

dekomposisi. Sedimen ini berasal dari sisa-sisa kerangka organisme hidup yang

akan membentuk endapan partikel-partikel halus yang dinamakan ooze yang

mengendap pada daerah yang jauh dari pantai. Sedimen ini digolongkan menjadi

2 tipe. yaitu: Calcareous dan Siliseous Ooze. Hal ini tergantung oleh organisme

darimana mereka berasal.

a. Tipe Calcareous

a) Globerigina ooze

Globerigina adalah dari salah satu group organisme yang

bersel tunggal yang dikenal sebagai poraminifera. Sisa-sisa

organisme ini membentuk ooze yang menutupi 35% bagian

permukaan dasar laut yang kebanyakan dijumpai pada daerah-

daerah panas di dunia.

b) Pteropod ooze

Pteropod adalah golongan mollusca yang bersifat sebgai

plankton dimana tubuh mereka meiliki kulit yang mengandung zat

kapur. Ooze ini menutupi hanya 1% permukaan laut walaupun

terkadang mereka sudah tercampur dengan ooze yang dari jenis

lain.

b. Tipe Silleceous

a) Diatom ooze

Diatom adalah golongan tumbuhan yang bersel tunggal

memiliki kulit yang mengandung silica, ooze yang terbentuk

Page 8: Pembahasan Sedimen Laut

menutupi 9% dasar laut. Mereka banyak dijumpai pada daerah

dingin yang bersalinitas rendah seperti daerah laut Hindia pada

bagian paling selatan.

b) Radiolaria ooze

Merupakan golongan protozoa bersel satu yang endapannya

menutupi 1-2% permukaan dasar laut.

c) Red Clay ooze

Bentuk ooze ini mempunyai kandungan silica yang tinggi,

tapi asalnya sampai saat ini belum diketahui. Diduga butiran halus

ooze yang terdapat di laut dalam berasal dari sedimen biogenous

tetapi mengalami perubahan yang besar di dalam laut karena

pengaruh tinggi tekanan dan konsentrasi Carbon acid. Endapan red

clay ini banyak dijumpai di timur laut Hindia.

3) Sedimen Hidreogenous

Sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan

membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke

dasar laut. Sebagai contoh manganese nodules (bongkahan-bongkahan mangan)

berasal dari endapan lapisan oksida dan hidroksida dari besi dan mangan yang

terdapat di dalam sebuah rangkaian lapisan konsentris di sekitar pecahan batu atau

runtuhan puing-puing. Jenis logam-logam lain seperti copper (tembaga), cobalt

dan nikel juga tergabung di dalamnya. Reaksi kimia yang terjadi di sini bersifat

sangat lambat, di mana untuk membentuk sebuah nodule yang besar diperlukan

waktu berjuta-juta tahun dan proses ini akan berhenti sama sekali jika nodule

telah terkubur dalam sedimen. Sebagai akibatnya nodule-nodule ini menjadi

begitu banyak dijumpai di Lautan Pasifik daripada di Lautan Atlantik. Hal ini

disebabkan karena tingkat kecepatan proses sedimentasi untuk mengukur nodule-

nodule yang terjadi di Lautan Pasifik lebih lambat jika dibandingkan dengan di

Lautan Atlantik.

4) Sedimen Cosmogenous

Sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui

jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa,

Page 9: Pembahasan Sedimen Laut

aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin. Material

yang berasal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di

atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen yang berasal dari letusan gunung berapi dapat

berukuran halus berupa debu volkanik, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat.

Sedangkan sedimen yang berasal dari partikel di darat dan terbawa angin banyak

terjadi pada daerah kering dimana proses eolian dominan namun demikian dapat

juga terjadi pada daerah subtropis saat musim kering dan angin bertiup kuat.

Dalam hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkan

sumber-sumber yang lain. (Sugeng Widada)

2. Berdasarkan Ukuran Butir

Dapat dibagi menjadi 7 tipe sediment

1) boulders, memiliki ukuran butir > 256 mm

2) cobbles, memiliki ukuran butir 64-256 mm

3) pebbles, memiliki ukuran butir 4-64 mm

4) granules, memiliki ukuran butir 2-4 mm

5) sand, memiliki ukuran butir 0,062-2 mm

6) silt, memiliki ukuran butir 0,004-0,062 mm

7) clay, memiliki ukuran butir <0,004 mm

Wentworth (1922) mengklasifikasikan jenis sedimen berdasarkan ukurannya

menjadi 6 jenis.

Klasifikasi sedimen berdasarkan ukuran butir (Wentworth, 1922)

No. Nama Partikel Ukuran Sedimen Nama Batu

1 Bongkah/Boulder >256 mm Gravel Konglomerat dan Breksi

berdasarkan kebundaran

partikel

2 Kerakal/Cobble 64-256 mm Gravel

3 Kerikil/Pebble 2-64 mm Gravel

4 Pasir/Sand 0.0625-2 mm Sand Sandstone

5 Lanau/Silt 0.0039-0.0625 mm Silt Batu Lanau

6 Lempung/Clay <0.0039 mm Clay Batu Lempung

Page 10: Pembahasan Sedimen Laut

3. Berdasarkan Lokasi Persebarannya

Sedimen laut berdasarkan lokasi persebarannya dapat dibagi menjadi beberapa

bagian yaitu:

1) Neritik sedimen

Yang tersebar pada paparan benua, lereng benua, kaki benua yang

memiliki sumber material dari lithogenous, biogenous, hydrogenous dan

kosmogenous.

Neritik sedimen komposisi utamanya berasal dari material terrigenous

yang dibawa kelaut dengan aliran sungai maupun aliran permukaan. Neritik

sedimen memiliki variasi ukuran butir yang besar sehingga dapat dijumpai

endapan dari yang berbutir kasar sampai yang terhalus.

2) Pelagic sedimen

Yang tersebar pada perairan laut dalam yang memiliki sumber material

dari lithogenius, biogenius, hidrogenius dan kosmogenius. Pelagic sedimen

memiliki variasi ukuran butir yang sangat kecil sehingga hanya dapat dijumpai

material yang berbutir halus dan tersebar secara merata pada perairan laut dalam.

3) Bathyal

Sedimen yang tersebar pada perairan dengan kedalaman 200-3700 m

dengan sumber material dari terrigenous, biogenous, hydrogenous.

4) Abyssal

Sedimen yang berada pada kedalaman 3700-6000 m dengan sumber

material beraasal dari terrigenous, biogenous, hydrogenous dan cosmogenous.

5) Hadal

Sedimen yang berada pada kedalaman 6000 m dengan sumber material

berasal dari terrigenous yang berupa lempung dan debu.

2.4 Manfaat Sedimen Laut Dalam Bagi Kehidupan

Sedimen laut dalam dengan bentuk butir dan tekstur yang lebih halus dan kecil

melayang – layang di kolom air,yang nantinya akan terendap di dasar laut berdasarkan besar

kecilnya bentuk dan teksturnya, apabila sedimen memiliki bentuk dan tekstur yang besar

Page 11: Pembahasan Sedimen Laut

akan lebih cepat mengendap, dan sebaliknya bila tekstur sedimen lebih kecil maka sedimen

akan membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mengendap di dasar.

Sedimen laut terdiri dari bahan organic dan anorganic, sedimen dari bahan organic

biasanya berasal dari sisa-sisa mahluk hidup yang mati dari tumbuhan maupun hewan laut.

Biasanya sedimeen organic ini dimanfaatkan oleh hewan laut dalam untuk sumber

makannya. Ada pula sedimen laut dimanfaat untuk tempat perlindungan dari bahaya

predator, dengan demikian sedimen di dasar laut dalam sebagai ekosistem baru bagi hewan

laut dalam. Sedimen organic juga dapat dirubah oleh detritus menjadi ion–ion yang

diperlukan mahluk hidup. Sedangkan sedimen anorganik biasanya mengandung elemen

kimia seperti logam berat yang apabila logam berat tersebut masuk dan terakumulasi pada

tubuh mahluk hidup maka akan mengakibatkan kematian. Tetapi logam berat di lautan

konsentrasinya sangat sedikit.

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sedimentasi Dasar Laut

Peristiwa akresi dan abrasi dapat terjadi karena adanya variasi kondisi oseanografi.

Kondisi oseanografi fisika di kawasan pesisir dan laut dapat digambarkan oleh terjadinya

fenomena alam seperti terjadinya pasang surut, arus, kondisi suhu dan salinitas serta angin.

Fenomena tersebut memberikan kekhasan karakteristik pada kawasan pesisir dan lautan

sehingga menyebabkan terjadinya kondisi fisik perairan yang berbeda-beda. Wilayah pantai

memiliki dinamika perairan yang kompleks.  Proses-proses utama yang sering terjadi

meliputi sirkulasi massa air, percampuran (terutama antara dua massa air yang berbeda),

sedimentasi dan erosi, dan upwelling.  Proses tersebut terjadi karena adanya interaksi antara

berbagai komponen seperti daratan, laut, dan atmosfir (Putinella, 2002). Adapun komponen-

komponen tersebut antara lain seperti pasang surut, gelombang, arus, angin, struktur geologi

pantai, kemiringan dan arah garis pantai.

1)      Pasang Surut

Pengaruh gaya tarik bulan dan matahari mengakibatkan air laut di sepanjang

pantai menjadi naik (air pasang) pada saat bersamaan di sepanjang pantai bagian

bumi yang lainnya mengalami penurunan muka air laut (air surut). Gaya tarik bulan

terhadap timbulnya gelombang pasang besarnya 2,5 kali lebih kuat dari pada gaya

tarik matahari karena posisi bulan jauh lebih dekat dibandingkan dengan matahari.

Page 12: Pembahasan Sedimen Laut

Ketinggian maksimum gelombang pasang terjadi di daerah khatulistiwa beriklim

tropis dan daerah sub tropis. (Mulyo, 2004).

Pasang terutama disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara dua tenaga

yang terjadi di lautan, yang berasal dari gaya sentrifugal yang disebabkan oleh

perputaran bumi pada sumbunya dan gaya gravitasi yang berasal dari bulan. Gaya

sentrifugal adalah suatu gaya yang didesak ke arah luar dari pusat bumi yang

besarnya lebih kurang sama dengan tenaga yang ditarik ke permukaan bumi.

Gaya gravitasi juga mempengaruhi terjadinya pasang walaupun tenaga yang

ditimbulkan terhadap lautan hanya sekitar 47% dari tenaga yang dihasilkan oleh gaya

gravitasi bulan. Selain itu faktor-faktor setempat seperti bentuk dasar lautan dan

massa daratan di sekitarnya kemungkinan menghalangi aliran air yang dapat

berakibat luas terhadap sifat-sifat pasang (Hutabarat dan Evans, 1985).

Ketika kedudukan matahari, bumi, bulan satu garis lurus (sudut 00). Gaya tarik

gabungan antara matahari dan bulan menghasilkan air pasang yang lebih besar.

Pasang yang terjadi pada saat itu biasa disebut pasang purnama atau pasang tinggi

yang dinamakan spiring tide. Pada waktu bulan seperempat dan tiga perempat,

matahari dan bulan membentuk sudut 900, sehingga gaya tarik keduanya saling

melemah. Pasang yang terjadi pada saat itu adalah pasang kecil atau pasang perbani

yang dinamakan neap tide. (Rosmini, 2006).

Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Di suatu daerah dalam satu

hari dapat terjadi satu kali atau dua kali pasang surut. Secara umum pasang surut di

berbagai daerah dibedakan dalam empat tipe:

a) Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide), yaitu dalam satu

hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, dengan tinggi

yang hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara

teratur. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.

Pasang surut jenis ini terdapat di selat Malaka sampai laut

Andaman.

b) Pasang surut harian tunggal (diurnal tide), yaitu dalam satu hari

terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode pasang

Page 13: Pembahasan Sedimen Laut

surut adalah 24 jam 50 menit. Pasang surut tipe ini terjadi

diperairkan selat Karimata.

c) Pasang surut campuran condong ke hari ganda (mixed tide

prevailing semidiurnal), yaitu dalam satu hari terjadi dua kali air

pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda.

Pasang surut jenis ini banyak terdapat di perairan Indonesia Timur.

d) Pasang surut campuran condong ke hari tunggal (mixed tide

prevailing diurnal), dimana pada tipe ini dalam satu hari terjadi

satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang

untuk sementara waktu terjadi dua kali surut dengan tinggi dan

periode yang sangat berbeda. Pasang surut jenis ini terdapat di

selat Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.

Pengaruh gaya pasang surut mempengaruhi peristiwa abrasi dan sedimentasi.

Wilayah pantai yang mengalami peristiwa pasang surut harian ganda atau pasut surut

tipe campuran condong ke ganda memiliki pengaruh yang berbeda dengan wilayah

pantai yang hanya mengalami pasang surut harian tunggal, dimana wilayah yang

memiliki pasang surut tipe harian ganda dan campuran condong ke ganda mengalami

proses transportasi sedimen yang lebih dinamis jika dibandingkan dengan pasang

surut harian tunggal.

Selain tipe pasang surut, perbedaan lama waktu antara pasang dan surut juga

mempengaruhi peristiwa abrasi sedimentasi. Kawasan pantai yang mengalami proses

pasang yang cenderung lebih lama dari waktu surut, akan berakibat memberikan

peluang waktu yang lebih banyak bagi gelombang untuk mengabrasi wilayah

daratan.

2)      Gelombang

Gelombang laut adalah gerakan melingkar molekul-molekul air yang tampak

sebagai gerakan naik turun. Gelombang laut disebabkan oleh angin yang berhembus

pada permukaan laut yang mendesak air laut.

Menurut Dahuri (1996), ombak merupakan salah satu penyebab yang berperan

besar dalam pembentukan pantai, baik pantai abrasi maupun pantai sedimentasi.

Page 14: Pembahasan Sedimen Laut

Ombak yang terjadi di laut dalam pada umumnya tidak berpengaruh terhadap dasar

laut dan sedimen yang terdapat di dalamnya. Sebaliknya ombak yang terdapat di

dekat pantai, terutama di daerah pecahan ombak mempunyai energi besar dan sangat

berperan dalam pembentukan morfologi pantai, seperti menyeret sedimen (umumnya

pasir dan kerikil) yang ada di dasar laut untuk ditumpuk dalam bentuk gosong pasir.

Di samping mengangkut sedimen dasar, ombak berperan sangat dominan dalam

menghancurkan daratan (abrasi laut). Daya penghancur ombak terhadap

daratan/batuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keterjalan garis pantai,

kekerasan batuan, rekahan pada batuan, kedalaman laut di depan pantai, bentuk

pantai, terdapat  atau tidaknya penghalang di muka pantai dan sebagainya.

Gelombang yang ditemukan di permukaan laut pada umumnya terbentuk

karena adanya proses alih energi dari angin ke permukaan laut, atau pada saat

tertentu disebabkan oleh gempa di dasar laut. Gelombang ini merambat ke segala

arah membawa energi tersebut kemudian dilepaskannya ke pantai dalam bentuk

hempasan ombak. Rambatan gelombang ini dapat menempuh jarak ribuan kilometer

sebelum mencapai suatu pantai. Gelombang yang mendekati pantai akan mengalami

pembiasan (refraction), dan akan memusat (covergence) jika mendekati

semenanjung, dan akan menyebar (divergence) jika menemui cekungan. Di samping

itu gelombang yang menuju perairan dangkal akan mengalami spilling,

plunging atau surging. Semua fenomena yang dialami gelombang tersebut pada

hakekatnya disebabkan oleh topografi dasar lautnya (sea bottom topography).

(Dahuri, 1996).

Tipe gelombang spilling terjadi jika gelombang yang memiliki kemiringan

kecil menuju pantai yang datar. Pada jarak yang jauh dari pantai, gelombang tersebut

mulai pecah secara berangsur-angsur menghasilkan buih pada pada puncak

gelombang dan meninggalkan suatu lapis tipis buih pada jarak yang cukup panjang.

Tipe gelombang plunging terjadi jika kemiringan gelombang dan dasar

bertambah. Gelombang yang pecah dengan puncak gelombangnya akan terjun ke

depan dan energinya dihancurkan dalam turbulensi yang mana sebagian kecil akan

dipantulkan pantai ke laut dan tidak banyak gelombang baru yang terjadi pada air

yang lebih dangkal.

Page 15: Pembahasan Sedimen Laut

Tipe gelombang pecah surging terjadi pada pantai yang memiliki kemiringan

yang sangat besar, seperti pada pantai berkarang. Tipe ini memiliki daerah

gelombang pecah yang sangat sempit dibandingkan dengan dua tipe lainnya dan

sebagian besar energi yang dimiliki dipantulkan kembali ke laut dalam dan sebelum

puncak gelombang terjun ke depan, dasar gelombangnya sudah pecah (Hutabarat dan

Evans, 1985). 

3)      Arus

Arus adalah gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horisontal massa

air. Sistem-sistem arus laut utama dihasilkan oleh beberapa daerah angin utama yang

berbeda satu sama lain, mengikuti garis lintang sekeliling dunia dan di masing-

masing daerah ini angin secara terus menerus bertiup dengan arah yang tidak

berubah-ubah (Nybakken, 1988 dalam Putinella, 2002).

Berbeda dengan ombak yang bergerak maju ke arah pantai, arus laut, terutama

yang mengalir sepanjang pantai merupakan penyebab utama yang lain dalam

membentuk morfologi pantai. Arus laut terbentuk oleh angin yang bertiup dalam

selang waktu yang lama, dapat pula terjadi karena ombak yang membentur pantai

secara miring. Berbeda dengan peran ombak yang mengangkut sedimen tegak lurus

terhadap arah ombak, arus laut mampu membawa sedimen yang mengapung maupun

yang terdapat di dasar laut. Pergerakan sedimen searah dengan arah pergerakan arus,

umumnya menyebar sepanjang garis pantai. Bentuk morfologi spit, tombolo, beach

ridge atau akumulasi sedimen di sekitar jetty dan tanggul pantai menunjukkan hasil

kerja arus laut.

Pola arus pantai ditentukan  terutama oleh besarnya sudut yang dibentuk antara

gelombang yang datang dengan garis pantai. Jika sudut datang itu cukup besar, maka

akan terbentuk arus menyusur pantai (longshore current) yang disebabkan oleh

perbedaan tekanan hidrostatik. Jika sudut datang relatif kecil atau sama dengan nol

(gelombang yang datang sejajar dengan pantai), maka akan terbentuk arus meretas

pantai (rip current) dengan arah menjauhi pantai di samping terbentuknya arus

menyusur pantai. Diantara kedua jenis arus pantai ini, arus menyusur pantailah yang

Page 16: Pembahasan Sedimen Laut

mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transportasi sedimen pantai (Dahuri,

1996).

Selain faktor angin, arus juga dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu :

a) Bentuk topografi dasar lautan dan pulau-pulau yang ada di

sekitarnya. Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh

massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh arus ekuator counter di

sisi yang keempat. Batas-batas ini menghasilkan sistem aliran yaitu

hampir tertutup dan cenderung membuat aliran air mengarah dalam

suatu bentuk bulatan. Dari sinilah terbentuk gyre (arus berputar)

(Hutabarat dan Evans, 1984).

b) Efek Coriolis atau gaya Coriolis. Gaya Coriolis adalah gaya semu

yang ditimbulkan akibat efek dua gaya gerakan. Yaitu gerakan

rotasi bumi dan gerakan benda relatif terhadap permukaan bumi.

Gaya ini menyebabkan terjadinya perpindahan zat cair di belahan

bumi utara di belokkan ke kanan dan di belahan bumi selatan

dibelokkan ke kiri (Kanginan, 1999)

c) Spiral Ekman atau perpindahan Ekman oleh V. walfrid Ekman,

seorang ahli dari Swedia, pada tahun 1982 menunjukkan secara

matematis bahwa di bawah kondisi samudra yang ideal akan

menghasilkan sebuah pengurangan kecepatan arus sistematis dan

sebuah perubahan pada arahnya dalam meningkatkan kedalaman

(Rosmini, 2006).

Selain ketiga faktor di atas, gerakan air yang luas dapat

diakibatkan oleh perbedaan densitas lapisan lautan yang mempunyai kedalaman

berbeda. Perbedaan itu timbul terutama disebabkan oleh salinitas dan suhu

(Hutabarat dan Evans, 1984).

4)      Angin

Angin disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara yang merupakan

hasil dari pengaruh ketidakseimbangan pemanasan sinar matahari terhadap tempat-

tempat yang berbeda di permukaan bumi. Keadaan ini mengakibatkan naiknya

Page 17: Pembahasan Sedimen Laut

sejumlah besar massa udara yang ditandai dengan timbulnya sifat khusus yaitu

terdapatnya tekanan udara yang tinggi dan rendah. Sebagai contoh, massa udara yang

bertekanan tinggi dibentuk di atas daerah-daerah kutub, sedangkan massa udara yang

bertekanan rendah yang kering dan panas terkumpul di daerah subtropik. Massa

udara ini tidak tetap tinggal pada tempat di mana mereka ini dibentuk, tetapi begitu

mereka melewati daerah daratan mereka akan tersesat oleh aliran angin yang

ditimbulkan dengan adanya perubahan dan variasi iklim setempat. Massa udara yang

bertekanan tinggi ini dikenal sebagai anti-cyclones ; udara yang beredar di dalamnya

berputar ke arah lawan jarum jam (anti-clockwise) pada bagian belahan bumi sebelah

Selatan, sedangkan di belahan bumi sebelah Utara mereka berputar ke arah jarum

jam (clockwise). Massa udara yang bertekanan rendah dinamakan cyclones. Gerakan

massa udara di dalamnya bergerak ke arah jarum jam di belahan bumi Selatan dan ke

arah lawan jarum jam di belahan bumi Utara.

Gelombang yang terjadi di laut disebabkan oleh hembusan angin (Nontji,

1999). Faktor yang mempengaruhi bentuk/besarnya gelombang yang disebabkan

oleh angin adalah: kecepatan angin, lamanya angin bertiup, kedalaman laut,

dan luasnya perairan, serta fetch (F) yaitu jarak antara terjadinya angin sampai

lokasi gelombang tersebut.

5)      Sedimen Pantai

Sedimen pantai adalah partikel-partikel yang berasal dari hasil pembongkaran

batuan-batuan dari daratan dan potongan-potongan kulit (shell) serta sisa-sisa

rangka-rangka organisme laut. Tidaklah mengherankan jikalau ukuran partikel-

partikel ini sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisik mereka dan akibatnya sedimen

yang terdapat pada berbagai tempat di dunia mempunyai sifat-sifat yang sangat

berbeda satu sama lain. Misalnya sebagian besar dasar laut yang dalam ditutupi oleh

jenis partikel yang berukuran kecil yang terdiri dari sedimen halus. Sedangkan

hampir semua pantai ditutupi oleh partikel berukuran besar yang terdiri dari sedimen

kasar.

Keseimbangan antara sedimen yang dibawa sungai dengan kecepatan

pengangkutan sedimen di muara sungai akan menentukan berkembangnya dataran

Page 18: Pembahasan Sedimen Laut

pantai. Apabila jumlah sedimen yang dibawa ke laut dapat segera diangkut oleh

ombak dan arus laut, maka pantai akan dalam keadaan stabil. Sebaliknya apabila

jumlah sedimen melebihi kemampuan ombak dan arus laut dalam pengangkutannya,

maka dataran pantai akan bertambah (Putinella, 2002).

Page 19: Pembahasan Sedimen Laut

BAB III

PENUTUP

2.6 Kesimpulan

Sedimen adalah sebagai material fragmental yang terjadi pada penghancuran batuan

dan bahan-bahan organik yang terendap oleh tenaga air, angin atau es.Sedimentasi adalah

peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin.

Sedangkan sedimen laut adalah akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan

yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut sertabeberapa

partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut.

Sedimen laut terbagi atas dua macam, yaitu sedimen laut daerah perairan dangkal dan

sedimen laut daerah perairan dalam. Sedimen laut daerah perairan dangkal seperti endapan

yang terjadi pada paparan benua (Continental Shelf) dan lereng benua (Continental Slope).

Sedangkan sedimen laut daerah perairan dalam sendiri terbagi atas dua macam yaitu sedimen

terigen pelagis dan sedimen biogenik pelagis.

Asal sedimen laut antara lain: Lithogenous sedimen (Batuan), Biogenous sedimen

(tumbuhan dan hewan), Hydrogenous sedimen (reaksi kimia dlm air laut), dan Cosmogenous

sedimen (partikel luar angkasa). Lithogenous; Jenis sedimen ini berasal dari pelapukan

(weathering) batuan dari daratan, lempeng kontinen termasuk yang berasal dari kegiatan

vulkanik. Biogenous; Sedimen ini berasal dari organisme laut yang telah mati dan terdiri dari

remah-remah tulang, gigi-geligi, dan cangkang-cangkang tanaman maupun hewan mikro.

Hydrogenous; Sedimen ini berasal dari komponen kimia yang larut dalam air laut dengan

konsentrasi yang kelewat jenuh sehingga terjadi pengendapan (deposisi) di dasar laut.

Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber dan masuk ke laut

melalui jalur media udara/angina. Sedimen laut berdasarkan asal pembentukannya atas dua

jenis yaitu Sedimen klastik dan Sedimen biogenic.

Sedimen laut berdasarkan ukurannya terbagi menjadi 7 bagian yaitu : boulders,

memiliki ukuran butir > 256 mm; cobbles, memiliki ukuran butir 64-256 mm; pebbles,

memiliki ukuran butir 4-64 mm; granules, memiliki ukuran butir 2-4 mm; sand, memiliki

ukuran butir 0,062-2 mm; silt, memiliki ukuran butir 0,004-0,062 mm; clay, memiliki

ukuran butir <0,004 mm.

Page 20: Pembahasan Sedimen Laut

Sedimen laut berdasarkan lokasi persebarannya terbagi atas 5 bagian antara lain:

Neritik sedimen, yang tersebar pada paparan benua, lereng benua, kaki benua yang memiliki

sumber material dari lithogenous, biogenous, hydrogenous dan kosmogenous; Pelagic

sedimen yang tersebar pada perairan laut dalam yang dengan yang memiliki sumber material

dari lithogenius, biogenius, hidrogenius dan kosmogenius; Bathyal sedimen yang tersebar

pada perairan dengan kedalaman 200-3700 m dengan sumber material dari terrigenous,

biogenous, hydrogenous; Abyssal sedimen yang berada pada kedalaman 3700-6000 m

dengan sumber material beraasal dari terrigenous, biogenous, hydrogenous dan

cosmogenous; Hadal sedimen yang berada pada kedalaman 6000 m dengan sumber material

berasal dari terrigenous yang berupa lempung dan debu.

Sedimen laut dalam yang organic sedimen dapat dimanfaatkan sebagai sumber

makanan untuk hewan laut dalam, habitat baru bagi hewan laut dalam. Sedangkan faktor

yang mempengaruhi pengendapan dasar laut diantaranya adalah pasang surut, arus, angin,

gelombang, dan sedimen pantai.

Page 21: Pembahasan Sedimen Laut

Daftar Rujukan

Evanas Stewart M, Hutabarat Sahala. Pengantar Oseanografi. UI Press. 1984

Wiwoho Bagus Setiabudi. Pengantar Oseanografi. UM. 1999

http://rachmatfatahillah.blogspot.com/2012/12/sedimen-dasar-laut.html

http://luftirangga.blogspot.com/2013/01/sedimen-dasar-laut.html

http://dhayatgeo.blogspot.com/2011/12/abrasi-dan-sedimetasi-pantai.html

Page 22: Pembahasan Sedimen Laut

SEDIMEN LAUT

Soal:

1. Sebutkan dan jelaskan pengkalsifikasian sedimen laut berdasarkan asalnya ?

2. Sebut dan Jelaskan manfaat sedimen laut bagi kehidupan ?

3. Jelaskan macam-macam sedimen laut!

4. Mengapa proses terjadinya sedimen laut biasanya sering terjadi di daerah pantai (laut) utara

Jawa ?