pembahasan rumput
DESCRIPTION
PeternakanTRANSCRIPT
2. Pembahasan
Rumput-rumputan (graminae) mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Phylum : Spermatophyta
Sub phylum : Angiospermae
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Glumiflora
Familia : Gramineae
Sub Familia : Panicoideae
Tribus :
a. Andropogoneae
Genus : Hyparrhenia, Themeda
b. Clorideae
Genus : Cynodon, Cloris
c. Eragrosteae
Genus : Eleusin
d. Paniceae
Genus : Axonopus, Panicum, Brachiaria, Paspalum,
Cenchrus, Setaria, Digitaria, Pennisetum, Sorghum.
Identifikasi rumput-rumputan (gramineae) :
a. Rumput Bede (Brachiaria decumbens)
Gambar 3. Rumpu Bede
21
22
Rumput ini tumbuh pada tanah berstruktur sedang sampai berat
dengan ketinggian 0-1000 m serta tahan tanah asam dan netral tetapi
tidak tahan terhadap tanah asin tetapi tahan terhadap kekeringan dan
genangan. Rumput ini dapat ditanam bersama legume. Tumbuh
tegak dan menjalar dengan panjang batang 4-4,5 m. Batang rumput
ini banyak mengandung bulu (Tilman et al, 2009).
Rumput bede (Brachiaria decumbens) memiliki ciri sebagai
tanaman rumput gembalaan yang tumbuh menjalar dengan stolon
membentuk hamparan lebat yang tingginya sekitar 30-45 cm,
memiliki daun kaku dan pendek dengan ujung daun yang runcing,
mudah berbunga dan bunga berbentuk seperti bendera. Jenis rumput
ini tumbuh baik pada kondisi curah hujan 1000-1500 mm/tahun dan
merupakan jenis rumput penggembalaan terbaik di Kongo
(Sanchez, 2010).
b. Rumput gigirinting (Chynodon dactylon)
Gambar 4. Rumput Gigirinting
Tanaman yang berasal dari Afrika Timur dengan sifat tumbuh
perennial. Perbanyakan tanaman dengan pols, stolon, dan rizhoma.
Produksi hijauan 4-10 ton/ha/tahun. Dapat tumbuh pada tanah
berpasir sampai tanah liat berat, paling baik pada tanah berat yang
lembab dan drainase baik. Tekstur daun rumput asal India ini halus
dengan panjang sampai 12 cm. Ada yang berbulu dan ada pula yang
23
tidak. Tahan terhadap injakan, renggutan dan sangat baik untuk
menjaga kesuburan tanah dan mencegah erosi. Tanaman ini
membentuk hamparan lebat dan sangat sukar (tidak cocok) ditanam
bersama legum. Tanaman mampu menekan pertumbuhan gulma
serta tahan terhadap api dan kekeringan karena adanya rhizoma
(Sarief, 2010).
c. Rumput teki (Cyperus rotundus)
Gambar 5. Rumput Teki
Rumput teki (Cyperus protundus) tumbuh liar di tempat terbuka
atau sedikit terlindung dari sinar matahari pada lapangan rumput,
pinggir jalan, tegalan atau lahan pertanian yang tumbuh sebagai
gulma yang sukar diberantas. Rumput ini bisa tumbuh pada
bermacam-macam tanah dan terdapat dari 1-1000 meter dpl
(Suseno, 2009).
Taksonomi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Spesies : Cyperus rotundus L.
(Syamsulbahri, 2009).
24
Rumput Teki (Cyperus rotundus) atau terkadang disebut Teki,
Mota, Koreha Wai, Rukut Teki, Rukut Wuta adalah rumput palsu
(batang segitiga) yang dapat hidup sepanjang tahun dengan
ketinggian 10 sampai dengan 75 cm. Beberapa negara memberi
nama tanaman ini istilah lain yakni Musta, Mustaka, Mutha, Mothan,
Nagamothan, Xiang Fu, Nutgrass, Tirirca, Tagernut, Hama-Suge, So
Ken Chiu, Tage-Tage (Dwidjoseputro, 2009).
Rumput teki mempunyai tinggi sekitar 15-95 cm, batang
segitiga. Daun 4-10 helai terdapat pada pangkal batang membentuk
roset akar, dengan pelepah daun tertutup tanah. Helaian daun bangun
pita, pertulangan daun sejajar, tepi daun rata, permukaan atas
berwarna hijau mengkilap dengan panjang 10-60 cm dan lebar 2-6
mm. Perbungaan majemuk berbentuk bulir mempunyai 8-25 bunga
yang berkumpul berbentuk payung, berwarna kuning atau cokelat
kuning. Umbi menjalar, berbentuk kerucut yang besar pada
pangkalnya, kadang-kadang melekuk, berwarna cokelat, berambut
halus berwarna cokelat atau cokelat kehitaman, keras, wangi dan
panjang 1,5-4,5 cm dengan diameter 5-10 mm (Dartius, 2010).
d. Padi (Oryza sativa)
Gambar 6. Padi
Padi (Oryza sativa) termasuk golongan tumbuhan gramineae,
yang mana ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas.
25
Tumbuhan padi bersifat merumpun, artinya tanaman tanamannya
anak beranak. Bibit yang hanya sebatang saja ditanamkan dalam
waktu yang sangat dekat, dimana terdapat 20-30 atau lebih anakan
atau tunas-tunas baru (Rismunandar, 2009).
Padi merupakan tanaman yang tumbuh tegak kurang dari 1,5 m.
Tumbuhan ini bersifat merumpun artinya tanaman ini anak beranak.
Demikianlah umpamannya bibit yang sebatang saja ditanamkan
dalam waktu yang sangat singkat telah dapat membetuk dapuran
dimana terdapat 20-30 atau lebih anakan atau tunas baru. Tanaman
ini membutuhkan air yang cukup untuk tumbuh. Biasanya pemberian
pakan pada ternak pada keadaan kering (Prawirokusumo, 2009).
e. Jagung (Zea mays)
Gambar 7. Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk
tahap pertumbuhan generatif. Susunan morfologi tanaman jagung
terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah (Warisno, 2009).
Klasifikasi jagung sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
26
Ordo : Graminae
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
(Rismunandar, 2009).
Jagung (Zea mays) yang ditanam pada musim labuhan (awal
musim hujan) biasanya kurang mendapatkan air yang cukup pada
awal pertumbuhannya dan pada saat pengisian biji mengalami
kebanjiran. Penanaman jagung pada awal musim kemarau biasanya
mengalami kekeringan pada saat berbunga, sedangkan jagung yang
diusahakan pada musim kemarau hampir selalu menderita
kekeringan selama pertumbuhan (Reksohadiprodjo, 2010).
Batang tanaman jagung silindris dan tidak berlubang seperti
halnya batang tanaman padi. Batang tanaman jagung yang masih
muda (hijau) rasanya manis karena cukup banyak mengandung zat
gula. Rata-rata panjang (tinggi) tanaman jagung antara satu sampai
tiga meter di atas permukaan tanah. Daun jagung tumbuh di setiap
ruas batang. Daun ini berbentuk pipa, mempunyai lebar 4-15 cm dan
panjang 30-150 cm, serta didukung oleh pelepah daun yang
menyelubungi batang. Daun mempunyai dua jenis bunga yang
berumah satu (Anggorodi, 2009).
27
f. Jaragua (Hyparhenia rufa)
Gambar 8. Jaragua
Tanaman yang berasal dari Afrika tropik dan sifat tumbuhnya
perennial. Perbanyakan tanaman dengan biji atau pols dan produksi
hijauan 3-13 ton/ha/tahun. Tumbuh paling baik pada tanah berpasir
yang basah. Agak tahan terhadap genangan dan tahan kering.
Tumbuh tegak dan rumpun lebat. Banyak digunakan sebagai rumput
padangan. Rumput yang masih muda sangat disukai ternak dengan
nilai gizi tinggi. Bila tanaman tua nilai gizi merosot tajam
(Rismunandar, 2009).
g. Rumput kalanjana (Brachiaria mutica)
Gambar 9. Rumput Kalanjana
Rumput kalanjana merupakan tanaman dengan sifat tumbuh
perennial dan perbanyakan tanaman dengan pols dan stolon.
28
Tanamnan ini berasal dari afrika tropik. Dapat beradaptasi pada
ketinggian 0-1000 m, tumbuh pada struktur tanah sedang sampai
berat, curah hujan lebih dari sama dengan 1000 mm/tahun, tahan
terhadap tanah asam atau netral tidak tahan terhadap tanah asin,
tahan kekeringan dan genangan. Dapat ditanam bersama legum,
tumbuh tegak dan menjalar. Tinggi tanaman dapat mencapai 60-90
cm, panjang batang 4,5 m, pada batang dan pada daun banyak
terdapat bulu (Anggorodi, 2009).
h. Rumput raja (Penicetum hybrida)
Gambar 10. Rumput Raja
Bila dikelola dengan baik produksi hijauan rumput raja hampir
dua kali lipat rumput gajah. Sebaliknya apabila pengelolaan tanah
tidak memenuhi syarat dan tanahnya kurang subur maka
pertumbuhan dan produksi hijauan akan lebih rendah dibandingkan
dengan rumput gajah, karena itu penanaman rumput raja dilakukan
apabila persyaratan untuk mendukung pertumbuhannya terpenuhi,
bila tidak lebih baik menanam rumput gajah (Syamsulbahri, 2009).
Rumput raja (Penicetum hibrida) dapat tumbuh di dataran
rendah hingga dataran tinggi, tempat yang sesuai untuk
pertumbuhannya berkisar antara 0-1500 m di atas permukaan laut
dengan curah hujan antara 1000-2500 mm/tahun. Rumput raja akan
menghasilkan produksi lebih banyak dari pada rumput lainnya
29
apabila dikelola dengan baik. Agar produksi rumput raja bisa
maksimal maka penanaman rumput raja diusahakan memenuhi
syarat yang bisa mendukung pertumbuhannya (Kartadisastra, 2010).
Rumput raja (Pennisetum hibrida) berasal dari Afrika Tropik.
Rumput raja tumbuh berumpun dan hidup selam beberapa musim.
Tinggi setiap buluhnya bisa mencapai 3 m lebih, tepi daunnya kasar.
Rumput ini sudah dibudidayakan untuk pakan ternak.
Perbanyakannya dapat melalui rumpun dari potongan-potongan
buluhnya (Prawirokusumo, 2009).
Rumput raja (Pennisetum hibrida) adalah tanaman rumput yang
tumbuh tegak dengan ketinggian 2-4 meter. Rumput raja merupakan
hasil persilangan antara Pennisetum purpureum dan Pennisetum
thypoides. Adapun perbanyakan tanamannya adalah dengan dua cara
yaitu pols (sobekan atau potongan dari rumpun) dan stek (potongan
batang). Rumput raja ini biasanya mempunyai perakaran yang dalam
(Rismunandar, 2009).
Rumput raja dapat tumbuh pada dataran tinggi, sedang maupun
dataran rendah. Penanaman rumput raja sebaiknya dilakukan pada
awal musim penghujan terutama untuk tanah tadah hujan, agar pada
waktu musim kemarau akar tanaman sudah kuat. Penanaman pada
musim kemarau perlu diperhatikan adanya genangan air yang dapat
mengakibatkan stek membusuk (Reksohadiprodjo, 2010).
30
i. Rumput gajah (Penicetum purpureum)
Gambar 11. Rumput Gajah
Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan tanaman
tahunan yang membentuk rumpun dengan tinggi mencapai 4,5 m.
Rumput gajah sangat disukai ternak, tahan kering dan tergolong
rumput yang berproduksi tinggi dengan produksi di daerah lembah
atau dengan irigasi dapat mencapai lebih dari 290 ton rumput
segar/ha/tahun. Rumput gajah dapat hidup pada tanah asam dengan
ketinggian 0-3000 m dan dapat dipotong apabila rumput sudah
mencapai ketinggian 1-1,5 m (Reksohadiprodjo, 2011).
Rumput gajah berasal dari Afrika dan mempunyai kadar protein
yaitu 9,5% dari bahan keringnya. Pennisetum purpureum
berproduksi sekitar 150.000 kg/ha/tahun dan dapat dilakukan
pemotongan setelah 50-60 hari dan selanjutnya dilakukan 30-50 hari
sekali. Panjang batang rumput mencapai 2,7 m dengan buku dan
kelopak berbulu, helai daun mempunyai panjang 30-90 cm dan lebar
2,5 mm sedangkan lidah daun sangat sempit dan berbulu putih pada
ujungnya dengan panjang 3 mm (Reksohadiprodjo, 2010).
Rumput gajah banyak dijumpai di persawahan. Tingginya
mencapai 5 m, berbatang tebal dan keras, daun panjang dan dapat
berbunga seperti es lilin. Kandungan rumput gajah terdiri atas 19,9%
bahan kering (BK), 10,2% protein kasar (PK), 1,6% lemak, 34,2%
31
serat kasar, 11,7% abu dan 42,3% bahan ekstrak tanpa nitrogen
(BETN). Jarak tanamnya bervariasi 60 x 75 cm, 60 x 100 cm, 50 x
100 cm, 75 x 100 cm dan lain sebagainya. Produksi rata-rata sekitar
250 ton/ha/tahun. Rumput ini berumur panjang, tumbuh membentuk
rumpun, batang tegak (Lubis et al, 2010).
Surplus produksi rumput gajah juga dapat digunakan sebagai
cadangan pakan dalam bentuk kering ataupun fermentasi dengan
metode silase setelah terlebih dahulu dicacah. Rumput gajah
semuanya merupakan introduksi dan bukan jenis rumput lokal.
Namun karena memang bentuknya yang satu sama lain sangat mirip,
agak sulit membedakannya. Pada daun muda, pangkal daunnya
memiliki bercak-bercak berwarna hijau muda. Rumput gajah adalah
tanaman tahunan, tumbuh tegak, mempunyai perakaran dalam dan
berkembang dengan rhizoma untuk membentuk rumpun
(Kartadisastra, 2010).
j. Alang-alang (Imperata silindrica)
Gambar 12. Alang-alang
Alang-alang (Imperata cylindrica) merupakan salah satu gulma
terpenting di Indonesia dan termasuk sepuluh gulma paling
bermasalah di dunia. Melalui biji dan rimpang, gulma tersebut dapat
tumbuh menyebar luas pada hampir semua kondisi lahan. Tumbuhan
ini dapat berkembang pada elevasi 0 sampai ketinggian 3.000 meter
32
dpl dengan curah hujan 500-5000 mm/tahun. Biji dan rimpang dapat
tumbuh dan berkembang dengan pesat walaupun di bawah naungan
50%. Alang-alang merupakan gulma yang merugikan pada budidaya
tanaman pangan, pakan dan perkebunan. Bahkan alang-alang dapat
menimbulkan kegagalan dalam usaha tani karena alang-alang
merupakan saingan bagi tanaman pokok dalam hal penyerapan unsur
hara, air dan cahaya matahari. Daya saing yang kuat dalam
penguasaan lahan adalah dengan menghasilkan senyawa kimia
fenolik (asam fenolik) atau alelopati yang dihasilkan melalui daun,
akar dan rimpang, sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman
yang dibudidayakan. Alang-alang memiliki perakaran yang padat
yang terletak dekat dengan permukaan tanah (Dwidjoseputro, 2009).