pembahasan prak anis 4

4
PEMBAHASAN Kromatografi cair kinerja tinggi merupakan sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi karena didukung oleh kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi dan detektor yang sangat sensitif dan beragam sehingga mampu menganalisis berbagai cuplikan secara kualitatif maupun kuantitatif, baik dalam komponen tunggal maupun campuran (USP XXX, 2007). Kromatografi Cair Kinerja Tinggi merupakan metode yang sering digunakan untuk menganalisis senyawa obat. Kromatografi cair kinerja tinggi dapat digunakan untuk pemeriksaan kemurnian bahan obat, pengawasan proses sintesis dan pengawasan mutu (quality control) (Ahuja dan Dong, 2005). Percobaan ini bertujuan untuk menganalisis secara kuantitatif kandungan parasetamol dan kafein dalam sampel obat flu bentuk tablet yang telah beredar dipasaran menggunakan peralatan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Performance Liquid Chromatography (HPLC). HPLC merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif (Gandjar, 2007). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis kuantitatif dengan menggunakan HPLC, yaitu: 1. Parameter percobaan sama antara standar dan sampel 2. Penentuan berdasarkan waktu retensi sampel dan standar yang sama

Upload: arini-eka-pratiwi

Post on 19-Jan-2016

42 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Prak Anis 4

PEMBAHASAN

Kromatografi cair kinerja tinggi merupakan sistem pemisahan dengan

kecepatan dan efisiensi yang tinggi karena didukung oleh kemajuan

dalam teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi dan detektor yang

sangat sensitif dan beragam sehingga mampu menganalisis berbagai

cuplikan secara kualitatif maupun kuantitatif, baik dalam komponen

tunggal maupun campuran (USP XXX, 2007).

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi merupakan metode yang sering

digunakan untuk menganalisis senyawa obat. Kromatografi cair kinerja

tinggi dapat digunakan untuk pemeriksaan kemurnian bahan obat,

pengawasan proses sintesis dan pengawasan mutu (quality control)

(Ahuja dan Dong, 2005). Percobaan ini bertujuan untuk menganalisis

secara kuantitatif kandungan parasetamol dan kafein dalam sampel obat

flu bentuk tablet yang telah beredar dipasaran menggunakan peralatan

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Performance Liquid

Chromatography (HPLC). HPLC merupakan metode yang tidak destruktif

dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif

(Gandjar, 2007).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis kuantitatif

dengan menggunakan HPLC, yaitu:

1. Parameter percobaan sama antara standar dan sampel

2. Penentuan berdasarkan waktu retensi sampel dan standar yang sama

3. Penentuan kadar dilakukan berdasarkan hubungan (korelasi) dengan

menggunakan larutan standar seri pada waktu retensi tertentu.

4. Berdasarkan area kromatogram

5. Berdasarkan tinggi puncak kromatogram

6. Umumnya hasil analisis HPLC diperoleh dalam bentuk signal

kromatogram. Dalam kromatogram akan terdapat peak-peak yang

menggambarkan banyaknya jenis komponen dalam sampel.

Page 2: Pembahasan Prak Anis 4

Analisis kuantitatif diawali dengan membuat larutan induk

parasetamol dan kafein masing-masing sebesar 100 ppm dengan cara

melarutkan 100,0 mg baku standar parasetamol (berbentuk serbuk)

dengan aquades dalam labu tentukur 50 mL (aquades ditambahkan

sampai tanda batas) sehingga didapatkan larutan induk dengan

konsentrasi 100 ppm dan hal yang sama dilakukan untuk membuat

larutan induk kafein.

Kemudian dibuat larutan standar campuran parasetamol-kafein

dengan deret konsentrasi mulai dari (10 : 6), (12 : 8), (14 : 10), (16 : 12),

dan (18 : 14) ppm yang diambil dari larutan induk (parasetamol : kafein).

Setelah membuat deret konsentrasi, larutan standar pun dianalisa dengan

HPLC untuk mendapatkan kurva kalibrasi.

Fase gerak (eluen) yang digunakan pada saat menganalisa yaitu

Kalium dihidrogen fosfat atau KH2PO4 (90%) - Metanol (4%) - Asetonitril

(6%). Pemilihan fase gerak ini berdasarkan informasi dari jurnal-jurnal

analisis parasetamol dan kafein terdahulu. Tipe gradien yang digunakan

adalah isokratik dimana fase gerak dari awal sampai akhir memiliki

perbandingan komposisi yang tetap. Fase diam (kolom) yang digunakan

adalah kolom fase terbalik (reverse phase column) yaitu Silika oktadesil

(C-18) yang bersifat non polar. Kolom ini dipilih karena sampel yang akan

dianalisa (parasetamol dan kafein) bersifat polar. Volume yang

diinjeksikan adalah 10 µL. Detektor yang digunakan adalah detektor UV-

Vis yang dipengaruhi suhu dengan panjang gelombang yang dipakai

adalah 215 nm, dimana pada panjang gelombang tersebut terjadi

penyerapan maksimum parasetamol dan kafein.

Kurva kalibrasi adalah hubungan antara respon instrumen dengan

konsentrasi analit yang diketahui. Pada kurva kalibrasi tersebut

konsentrasi larutan (dalam ppm) sebagai sumbu x dan absorbansi larutan

sebagai sumbu y.

Dari kurva kalibrasi tersebut dihitung nilai persamaan regresi linier (y

= bx + a). Nilai persamaan regresi linier yang didapat dari kurva kalibrasi

parasetamol adalah y = 4,7934x + 5,4726 dengan R² = 0.9844 dan dari

kurva kalibrasi kafein adalah y = 2x + 4 dengan R2 = 1. Keselerasan

Page 3: Pembahasan Prak Anis 4

model regresi dapat diterangkan dengan menggunakan nilai R2. Semakin

besar nilai tersebut maka model semakin baik. Jika nilai mendekati 1

maka model regresi semakin baik. Nilai R2 mempunyai karakteristik

diantaranya: 1) selalu positif, 2) Nilai R2 maksimal sebesar 1. Jika Nilai R2

sebesar 1 akan mempunyai arti kesesuaian yang sempurna. Maksudnya

seluruh variasi dalam variabel y dapat diterangkan oleh model regresi.

Sebaliknya jika R2 sama dengan 0, maka tidak ada hubungan linier antara

x dan y. Berdasarkan hasil praktikum didapatkan nilai R2 yang mendekati

1 dan tepat 1, maka dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan linier

antara x dan y.

DAPUS :

Ahuja, S., dan M. W. Dong. 2005. Handbook of Pharmaceutical Analysis by

HPLC. New York : Elsevier Academic Press.

Gholib Ibnu Gandjar. 2007. Kimia Analisis Farmasi. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.