pembahasan plastik

17
Narita Susanty/240210070046 kelompok 8 Hasil Pengamatan a. Pengenalan Berbagai Jenis Kemasan Plastik No. Jenis Plastik Deskripsi 1 P1 Sangat Lentur, tipis, bening 2 P2 Buram, tipis, sangat lentur 3 P3 Buram, lentur 4 P4 Mengkilap, agak kaku dan agak buram 5 P5 Sangat kaku, agak buram No Jenis Plastik Perbedaan Visual atau Sifat Fisik 1 P1 Kaku +, bening, kusut +++, kilap ++ 2 P2 Kaku ++++, buram, kusut +, kilap ++ 3 P3 Kaku ++, buram++++, kusut ++++, kilap + 4 P4 Kaku +++, buram+++, kusut ++, kilap +++ 5 P5 Kaku +++++, buram++, tidak kusut, kilap ++ ++ b. Mengukur Ketebalan Berbagai Jenis Kemasan Plastik Pengukuran P1 Mikrometer Jangka Sorong

Upload: naritul

Post on 11-Jun-2015

2.327 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan plastik

Narita Susanty/240210070046

kelompok 8

Hasil Pengamatan

a. Pengenalan Berbagai Jenis Kemasan Plastik

No. Jenis Plastik Deskripsi

1 P1 Sangat Lentur, tipis, bening

2 P2 Buram, tipis, sangat lentur

3 P3 Buram, lentur

4 P4 Mengkilap, agak kaku dan agak buram

5 P5 Sangat kaku, agak buram

No Jenis Plastik Perbedaan Visual atau Sifat Fisik

1 P1 Kaku +, bening, kusut +++, kilap ++

2 P2 Kaku ++++, buram, kusut +, kilap ++

3 P3 Kaku ++, buram++++, kusut ++++, kilap +

4 P4 Kaku +++, buram+++, kusut ++, kilap +++

5 P5 Kaku +++++, buram++, tidak kusut, kilap ++++

b. Mengukur Ketebalan Berbagai Jenis Kemasan Plastik

Pengukuran P1Mikrometer Jangka Sorong

1 0,0015 0,0006252 0,0015 0,0006253 0,0015 0,000625

Rata-rata 0,0015 0,000625Maksimal 0,0015 0,000625Minimal 0,0015 0,000625

Page 2: Pembahasan plastik

Pengukuran P2Mikrometer Jangka Sorong

1 0,003 0,0006252 0,00275 0,0006253 0,0025 0,000625

Rata-rata 0,00275 0,000625Maksimal 0,003 0,000625Minimal 0,0025 0,000625

Pengukuran P3Mikrometer Jangka Sorong

1 0,001 0,0006252 0,00125 0,0006253 0,00125 0,000625

Rata-rata 0,00116 0,000625Maksimal 0,00175 0,000625Minimal 0,001 0,000625

Pengukuran P4Mikrometer Jangka Sorong

1 0,00275 0,0006252 0,003 0,0006253 0,0025 0,000625

Rata-rata 0,00275 0,000625Maksimal 0,003 0,000625Minimal 0,0025 0,000625

Pengukuran P5Mikrometer Jangka Sorong

1 0,00375 0,0006252 0,00375 0,0006253 0,0035 0,000625

Rata-rata 0,0036 0,000625Maksimal 0,00375 0,000625Minimal 0,0035 0,000625

Page 3: Pembahasan plastik

c. Pengukuran Berata jenis Berbagai Jenis Kemasan Plastik

1. Berat Kertas/satuan luas

PengukuranJenis Kertas gr/cm2 gr/m2

P1 1,228.10-3 1,228.103

P2 2,552.10-3 2,552.103

P3 1,3.10-3 1,3.103

P4 3,096.10-3 3,096.103

P5 5,9692.10-3 5,9692.103

2. Konversi berat rata-rata pengemas dalam Kg/cm2 dan poundper square ft (psf)

Jenis Kertas Berat Rata-rata KemasanKg/cm2 Psf (lb/ft2)

P1 1,22.10-6 2,49.10-7

P2 2,552.10-6 5,23.10-7

P3 1,3.10-6 2,6.10-7

P4 3,096.10-6 6,31.10-7

P5 5,9692.10-6 1,22.10-7

3. Massa jenis masing-masing contoh

Jenis Kertas Ketebalan

(Mikrometer)

Volume Density (Massa Jenis)

P1 0,0015 0,00375 8,18P2 0,00275 0,006875 9,28P3 0,00116 0,0029 11,20P4 0,00275 0,06875 1,125P5 0,0036 0,009 16,58

Jenis Kertas Ketebalan

(Jangka Sorong)

Volume Density (Massa Jenis)

P1 0,000625 0,015625 1,9648P2 0,000625 0,015625 4,0832P3 0,000625 0,015625 2,08P4 0,000625 0,015625 4,9536P5 0,000625 0,015625 9,55072

Page 4: Pembahasan plastik

Pembahasan

Plastik adalah suatu polimer tinggi yang dicetak dalam lembaran-lembaran yang

mempunyai ketebalan berbeda-beda. Para praktikkum kali ini dilakukan pengujian

terhadap plastic agar dapat menentukan jenisnya melalui uji burning out, selain itu

dilakukan pula uji deskripsi, penentian berat, ketebalan hingga densitas. Plastik

mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik yang terbentuk dari kondensasi

organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan

performa atau ekonomi. Plastik adalah polimer; rantai-panjang atom mengikat satu sama

lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang

umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau

belerang di tulang belakang. (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-

belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer

menjadi kesatuan. Plastik dapat digunakan dalam bentuk lembaran dan bentuk wadah

yang dapat dicetak, hal ini berhubungan dengan penggolongan kemasan dimana plastic

dapat dimasukkan sebagai kemasan tegar dan lentur. Dalam praktikkum ini plastik yang

diamati ada beberapa jenis ada yang berbentuk film dan bentuk botol plastic (air mineral).

Bahan pertama pembuat pastik adalah resin, baik alami maupun sintetik. Jenis plastik

sendiri beraneka ragam, ada Polyethylene, Polypropylen, Poly Vinyl Chlorida (PVC), dan

Vinylidene Chloride Resin.

Plastik disusun dari bahan kimia. Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat

bahaya yang berbeda tergantung dari material plastik dan bahan kimia penyusunnya.

Perpindahan monomer-monomer plastik ke dalam makanan dipicu oleh beberapa hal,

yaitu panas, asam dan lemak. Jadi, sebaiknya sayur bersantan, susu dan buah-buahan

yang mengandung asam organik tidak dibungkus plastik dalam keadaan panas dan

terpaksa jangan digunakan terlalu lama. Yang relatif lebih aman digunakan untuk

makanan adalah Polyethylene yang tampak bening, dan Polypropylen yang lebih lembut

dan agak tebal. Poly Vinyl Chlorida (PVC) biasanya dipakai untuk pembungkus permen,

pelapis kertas nasi dan bahan penutup karena amat tipis dan transparan.

Sedangkan Vinylidene Chloride Resin dan Poly Vinyl Chlorida (PVC) bila digunakan

Page 5: Pembahasan plastik

mengemas bahan yang panas akan tercemar dioksin, suatu racun yang sangat berbahaya

jika termakan.

Dalam praktikkum awalnya diukur deskripsi dari tiap sampel dan dibandingkan

satu sama lain, yang dibandingkan adalah tingkat keburaman, kekakuan, kekusutan, dan

kilap. Setelah dibandingkan ternyata tingkat keburaman P5>P3>P4>P2>P1 begitu pula

dengan sifat-sifat yang lain dapat dilihat pada hasil pengamatan. Pada tingkat kekusutan

dimulai dari yang paling kusut adalah P3,P1,P4,P2,P5. Dalam praktikum juga diukur

ketebalan tiap sampel yang diukur dengan mikrometer dan jangka sorong. Pada

pengukuran dengan jangka sorong hasil yang didapatkan sama untk keseluruhan, dapat

disimpulkan bahwa pengkuran dengan jangka sorong sangat tidak akurat mengingat

ketebalan dari plastik sangat tipis. Dibandingkan dengan pengukuran mikrometer yang

menghasilkan hasil yang lebih beragam. Ketebalan plastik dipengaruhi oleh dipengaruhi

tekanan yang diberikan pada bahan plastik pada saat pembuatan plastik tersebut. Dari

hasil pengamatan dapat dilihat bahwa plastik yang dimulai dari yang paling tebal adalah

P5,P4, P2, P1, dan P3. Kemudian dilihat dari densitasnya yang paling besar adalah P5

yaitu PVC disusul LDPE lalu PP 0,3 kemudian PP 0,1 dan HDPE. Seharusnya HDPE

memiliki densitas lebih besar dari LDPE hal ini mungkin akibat kesalahn praktikan

maupun kesalahan dalam pengukuran.

Dari hasil pengukuran dan penimbangan dapat dilihat bahwa semakin tebal plastik

maka akan semakin berat kemudian plastik dikonversikan menjadi satuan Psf karena

sama seperti pada kertas, plastik dihjual bedasarkan beda ketebalannya yang

berhubungan dengan gaya tarik dan densitasnya, luas dari plastik akan ditentukan sendiri

oleh konsumen karena dari beda ketebalan akan sangat berbeda untuk sifat-sifatnya

dalam mengemas makanan.

Berdasarkan hasil pengukuran dan penimbangan plastik, plastik PVC lebih tebal

dan lebih berat dibandingkan dengan jenis plastik lain yang diuji. Demikian juga dengan

nilai densitasnya. Hal ini dapat disebabkan karena pada PVC terdapat formasi rantai

lurus, sehingga densitasnya tinggi. PVC dihasilkan dari proses polimerisasi dengan adisi

HCl yang menghasilkan polimer rantai lurus dengan ikatan ganda. Hal ini meningkatkan

derajat kristalinitas dan titik lunak, karena energi yang diperlukan untuk melepaskan

ikatan sekunder antara rantai (jaraknya tidak jauh dan tidak tersusun secara kuat) adalah

Page 6: Pembahasan plastik

besar. Menurut Suyitno (1990) PVC mempunyai sifat keras, kaku, jernih dan mengkilap,

sangat sukar ditembus air dan permeabilitas gasnya rendah sehingga sesuai untuk

mengemas makanan yang banyak mengandung air.

Pengukuran nilai densitas pada plastik sangat penting, karena densitas dapat

menunjukkan struktur plastik secara umum dan dapat dilihat kemampuan plastik dalam

melindungi produk dari beberapa zat seperti air, O2 dan CO2. Birley, et al. (1988),

mengemukakan bahwa plastik dengan densitas yang rendah menandakan bahwa plastik

tersebut memiliki struktur yang terbuka, artinya mudah atau dapat ditembusi fluida

seperti air, oksigen atau CO2. Densitas plastik sangat penting dalam menentukan sifat-

sifat plastik yang berhubungan dengan pemakaiannya. Berdasarkan sifat

permeabilitasnya yang rendah serta sifat-sifat mekaniknya yang baik, polietilen banyak

digunakan sebagai pengemas makanan, karena sifatnya yang thermoplastik, polietilen

mudah dibuat kantung dengan derajat kerapatan yang baik (Sacharow dan Griffin, 1970).

Menurut Buckle et al. (1987) permeabilitas gas PVC (seperti CO2, O2, N2) lebih rendah

dibandingkan dengan HDPE, LDPE, PP (terlihat pada tabel 1), sehingga PVC cocok

untuk mengemas produk yang banyak mengandung senyawa volatil (senyawa yang

mudah menguap, Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan di mana permeabilitas PVC yng

paling rendah karena nilai densitasna sangat tinggi, terbukti PVC sangat cocok untuk

mengemas makanan.

Penentuan sifat plastik salah satunya adalah dengan uji bakar untuk mengetahui

jenis plastik yang diuji. Kelemahan uji bakar jika plastik dibakar hanya mungkin

dibandingkan antara warna api, dan lelehannya serta mudah atau tidaknya terbakar karena

sifat lainnya seperti bau sangat bersifat subjektif. Dari hasil pengamatan sisapatkan hasil

dimulai dari P1 yaitu Polyallomer, Polyethylene, Polyprophylene, Polyethielen, PVC dan

PVC. Seharusnya hasil yang sebenarnya adalah PP 0,1, PP 0,3, LDPE, HDPE, PVC.

Perbedaan hasil ini sangat dipengaruhi oleh praktikan karena sangat subjektif dan tidak

ada batasan-batasan tertentu, Polyprophylene 0,1 dan 0,3 hanya dibedakan oleh

perbedaan ketebalan saja. Sedangkan High Density Polyethylene dan Low Density

Polyethylene hanya dibedakan oleh densitasnya. Hasil sesungguhnya akan dibahas

berikut ini.

Page 7: Pembahasan plastik

Polyprophylene

Polipropilen sangat mirip dengan polietilen dan sifat-sifat penggunaannya

juga serupa. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah,

ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.

Monomer polypropilen diperoleh dengan pemecahan secara thermal naphtha (distalasi

minyak kasar) etilen, propylene dan homologues yang lebih tinggi dipisahkan dengan

distilasi pada temperatur rendah. Dengan menggunakan katalis Natta-Ziegler

polypropilen dapat diperoleh dari propilen. Seperti dijelaskan sebelumnya PP ini hanya

dibedakan ketebalannya pada praktikum.

Polyethilene

Polietilen merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai

kekuatan benturan serta kekuatan sobek yang baik. Dengan pemanasan akan menjadi

lunak dan mencair pada suhu 1100C. Berdasarkan sifat permeabilitasnya yang rendah

serta sifat-sifat mekaniknya yang baik, polietilen mempunyai ketebalan 0.001 sampai

0.01 inchi, yang banyak digunakan sebagai pengemas makanan, karena sifatnya yang

thermoplastik, polietilen mudah dibuat kantung dengan derajat kerapatan yang baik.

Konversi etilen menjadi polietilen (PE) secara komersial semula dilakukan dengan

tekanan tinggi, namun ditemukan cara tanpa tekanan tinggi. Reaksi yang terjadi adalah

sebagai berikut:

n(CH2= CH2) (-CH2-CH2-)n

Etilen polimerisasi Polietilen

Polietilen dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil

samping dari industri minyak dan batubara. Proses polimerisasi yang dilakukan ada dua

macam, yakni pertama dengan polimerisasi yang dijalankan dalam bejana bertekanan

tinggi (1000-3000 atm) menghasilkan molekul makro dengan banyak percabangan yakni

campuran dari rantai lurus dan bercabang. Cara kedua, polimerisasi dalam bejana

bertekanan rendah (10-40 atm) menghasilkan molekul makro berantai lurus dan tersusun

paralel.

Page 8: Pembahasan plastik

Polyethylene dibagi menjadi LDPE dan HDPE yang membedakan hanya densitasnya.

Low Density Polyethilene

Sifat dari plastik ini adalah  kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan

permukaannya agak berlemak. Pada suhu di bawah 600C sangat resisten terhadap

senyawa kimia. Daya proteksinya terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang

baik bagi gas-gas lain seperti oksigen karena densitasnya tergolong rendah. LDPE sulit

bereaksi dengan senyawa kimia sehingga aman digunakan untuk makanan.

High Density Polyethylene

Pada polietilen jenis low density terdapat sedikit cabang pada rantai antara

molekulnya yang menyebabkan plastic ini memiliki densitas yang rendah, sedangkan

high density mempunyai jumlah rantai cabang yang lebih sedikit dibanding jenis low

density. Dengan demikian, high density memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras,

buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Ikatan hidrogen antar molekul juga berperan

dalam menentukan titik leleh plastik(Harper, 1975). Plastik ini biasa digunakan

untuk botol susu yang berwarna putih susu, kemasan obat, bahan kosmetik, dan galon air

minum dan botol ini juga hanya digunakan sekali pakai karena pelepasan senyawa

antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.

Polyvinyl Chloride

PVC dihasilkan dari proses polimerisasi dengan adisi HCl yang menghasilkan

polimer rantai lurus dengan ikatan ganda. PVC mempunyai sifat keras, kaku, jernih dan

mengkilap, sangat sukar ditembus air dan permeabilitas gasnya rendah sehingga sesuai

untuk mengemas makanan yang banyak mengandung air. PVC cocok untuk mengemas

produk yang banyak mengandung senyawa volatil (senyawa yang mudah menguap).

Polyethylene terephthalate

Page 9: Pembahasan plastik

Plastik ini bersifat keras dan transparan sehingga dapat dibentuk menjadi kemasan

makanan maupun minuman. Konsentrasi PET dalam botol plastik kira-kira 30% . Botol

ini digunakan paling sering untuk botol air mineral, botol jus, dan botol soft drink. Plastik

jenis ini hanya direkomendasikan untuk sekali pakai karena lapisan polimernya dapat

meleleh dan menyebabkan kanker (karsinogenik)jika terkena panas atau digunakan

berulang kali. Pada identifikasi jenis kemasan plastik, semua jenis plastik dibakar dalam

nyala api terbuka lalu diamati. Hasil pengamatan tersebut kemudian dibandingkan

dengan sifat-sifat plastik dalam uji nyala pada Tabel Identifikasi Polymer dengan Cara

Pembakaran (burning), seperti telah disinggung sebelumnya seperti lelehan dan warna

sangat berbeda, walaupun kadang diulang beberapa kali, namun ada juga hal yang

diidentifikasi dengan benar. Dari hasil percobaan terlihat bahwa yang paling mudah

terbakar adalah jenis polietilen (LDPE), bahkan tidak langsung mati apinya di mana hal

ini sesuai dengan tinjauan literatur dari Christopher (1981) yang menyatakan bahwa PE

dengan massa jenis 38 mempunyai konduktivitas thermal 0.046, sedangkan PVC dengan

massa jenis 35 memiliki konduktivitas thermal 0.028.

Page 10: Pembahasan plastik

Kesimpulan

- Plastik adalah suatu polimer tinggi yang dicetak dalam lembaran-lembaran yang

mempunyai ketebalan berbeda-beda.

- Plastik adalah polimer; rantai-panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini

membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer".

- PVC lebih tebal dan lebih berat dibandingkan dengan jenis plastik lain

- Urutan plastik dari yang paling tebal sampai yang paling tipis yaitu PET

(Polyethylene Terephthalate), PVC (Polyvinyl Chloride), PP (Polypropylene) 0,3,

HDPE (High Density Polyethylene), LDPE (Low Density Polyethylene), dan PP

(Polypropylene) 0,1.

- Semakin tebal berat plastik maka akan semakin berat

- Plastik PET memiliki tebal, berat, dan densitas yang lebih tinggi dibandingkan

dengan jenis plastik yang lain.

Page 11: Pembahasan plastik

Daftar Pustaka

Anonim. 2007. Kertas. Avaible at http://id.wikipedia.org/wiki/Plastik (diakses tanggal 7

Maret 2009)

Anonim. 2007. Kertas. Avaible at http://id.wikipedia.org/wiki/Polyprophylene (diakses

tanggal 9 Maret 2009)

Mimi Nurminah. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas

Serta Pengaruhnya terhadap Bahan yang dikemas. Avaible at

http://www.iptek.net.id/ind/?ch=jsti&id=173 (diakses tanggal 28 Februari 2009)

Buckle,K.A, dkk,1985.Ilmu Pangan. Penerjemah Hari Purnomo dan Adion. UI-Press,

Jakarta.

Sacharow. S. and R.C. Griffin. 1980. Principles of Food Packaging. The AVI Publishing.

Co. Inc. Westport. Connecticut.

Suyitno. 1990. Bahan-bahan Pengemas. PAU. UGM. Yogyakarta.

Syifa, Ummu. 2008. Hati-hati menggunakan kemasan Plastik. http://nurv3.web.

ugm.ac.id/ ?p=167. Tanggal akses 7 Maret, 2009.

Winarno, F.G. dan Jennie. 1994. Kerusakan Bahan Pangan dan Cara Pencegahannya.

Ghalia Indonesia. Jakarta.

Page 12: Pembahasan plastik

JAWABAN PERTANYAAN

Adakah perbedaan hasil yang mencolok sesama contoh? Jika ya, terangkan sebabnya?

Jawab:

Ya, terdapat perbedaan yang mencolok antara sesama contoh. Karena setiap contoh

memiliki deskripsi yang berbeda-beda. Walaupun memiliki nama yang sama seperti PP

(Polypropylene) 0,1 dan PP (Polypropylene) 0,3, Tetapi deskripsinya berbeda. Plastik

yang berbeda memiliki tebal dan berat yang berbeda sehingga massa jenis dari plastik

juga berbeda. Semakin tebal plastik maka beratnya juga akan semakin besar.