pemba has an

Upload: okkik-saraswati-u

Post on 29-Mar-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

moj

TRANSCRIPT

PEMBAHASAN

Pada kegiatan Field lab kali ini, kami melakukan observasi dan membandingkan antara teori tahap pelayanan Posyandu Lansia dengan tahap pelayanan Posyandu Lansia yang sudah rutin terlaksana pada Dusun Bulu, Desa Salam, Karangpandan. Berdasarkan teori pelaksanaan Posyandu, dibagi menjadi 10 tahap pelayanan, yaitu:1. Pemeriksaan aktifitas sehari-hari, meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, dan buang air.2. Pemeriksaan status mental dengan menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS) dan Mini Mental State Examination (MMSE) 3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indek massa tubuh4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop serta perhitungan denyut nadi selama satu menit.5. Pemeriksaan hemoglobin.6. Pemeriksaan kadar glukosa sebagai deteksi awal adanya penyakit gula.7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal penyakit ginjal.8. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila mana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan pada nomor 1 hingga 7.9. Penyuluhan dan konselilng kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu atau kelompok usia lanjut.10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.

Pada saat pelaksanaan kegiatan Posyandu lansia, sering didahului kegiatan senam lansia dan dilanjutkan dengan pelayanan kesehatan dengan sistem 5 meja yang dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut :

Gambar 1. Skema sisem 5 meja di Posyandu lansia

Sedangkan dalam kegiatan Posyandu Lansia yang diadakan pada Rabu, 20 Mei 2015 di Dusun Bulu dibagi menjadi beberapa tahap pelayanan, yaitu :1. Peserta Posyandu Lansia datang dilanjutkan dengan pemberian asupan gizi tambahan. 2. Pelaksanaan senam lansia dengan posisi peserta lansia duduk dan dipandu oleh kader terlatih.3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dengan menggunakan microtoise yang belum dikalibrasi dan dicatat pada KMS khusus lansia.4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop .5. Pelayanan medis berupa anamnesis keluhan oleh tenaga kesehatan (Bidan) yang bertugas.6. Pembagian obat sesuai dengan keluhan peserta Posyandu di akhir kegiatan Posyandu.Skema sistem 5 meja di Posyandu Lansia Dusun Bulu :

Gambar 2. Skema sistem 5 meja Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Dusun Bulu Melihat adanya perbedaan antara teori dengan kegiatan pelaksanaan Posyandu Lansia di Dusun Bulu, kami mencoba untuk mengarahkan pelaksanaan Posyandu Lansia untuk meminimalisir perbedaan yang ada dengan melakukan sedikit perubahan pada sistem 5 meja dan tahap pelaksanaannya.Dalam kegiatan Posyandu lansia pada hari Rabu, 27 Mei 2015 di Dusun Bulu dibagi menjadi beberapa tahap pelayanan, yaitu:1. Peserta Posyandu Lansia datang dilanjutkan dengan pemberian asupan gizi tambahan. 2. Pemberian penyuluhan didalam kelompok dengan materi masalah kesehatan yang kerap dialami oleh individu dan atau kelompok usia lanjut. Pada kesempatan ini kami memberikan penyuluhan mengenai Hipertensi dan Diabetes Melitus.3. Pelaksanaan senam lansia yang dilakukan secara berdiri dan dipandu sesuai dengan tahapan senam lansia yang dianjurkan.4. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dengan menggunakan microtoise yang sudah dikalibrasi dan menggunakan tinggi lutut yang nantinya dimasukkan dalam sebuah persamaan untuk mendapatkan tinggi badan bagi lansia yang sudah tidak dapat berdiri tegak. Persamaan untuk mengetahui tinggi badan melalui tinggi lutut : Pria (cm) = (2,02 x tinggi lutut (cm)) (0,04 x umur (tahun)) + 64,19Wanita (cm) = (1.83 x tinggi lutut cm)) ( 0,24 x umur (tahun)) + 84.88 (Gibson, RS ; 1993)5. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop.6. Pelaksanaan anamnesis keluhan, konseling kesehatan, pemberian edukasi terkait keluhan, dan pelaksanaan rujukan ke Puskesmas jika terdapat keluhan yang menunjukkan indikasi untuk diberi perawatan lebih lanjut.7. Pelaksanaan pelayanan medis tambahan seperti pemeriksaan gula darah dan asam urat.Skema sistem 5 meja di Posyandu lansia yang telah kami arahkan :

Gambar 3. Skema sistem 5 meja Posyandu Lansia di Dusun Bulu setelah diarahkan

Dari hasil pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa hal yang dapat diperbaiki dalam pelaksanaan Posyandu lansia di Dusun Bulu, Desa Salam, Karangpandan, diantaranya adalah :1. Pelaksanaan senam lansia dilakukan dengan posisi berdiri bagi yang masih sanggup berdiri, bukan hanya sekedar duduk karena terdapat beberapa tahapan dalam senam lansia yang melibatkan gerakan kaki dimana gerakan tersebut memiliki tujuan untuk melatih kekuatan dan ketahanan otot ekstremitas bagian bawah.2. Penghapusan pemberian pengobatan termasuk pemberian vitamin dalam kegiatan Posyandu karena pada hakikatnya pelayanan Posyandu bukanlah terpusat pada upaya pengobatan atau kuratif namun lebih menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif, sehingga apabila terdapat lansia yang mempunyai keluhan dan memerlukan pengobatan, harus diberikan edukasi untuk melakukan pemeriksaan di Puskesmas.3. Pengukuran tinggi badan harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui status gizi dari lansia setiap bulannya. Pengukuran tinggi badan juga harus dilakukan dengan alat dan cara yang benar.4. Pemberian penyuluhan secara rutin mengenai permasalahan kesehatan yang kerap timbul pada lansia atau pelatihan sebuah ketrampilan oleh tenaga kesehatan ataupun kader yang sudah terlatih dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan lansia.5. Perlu dilaksanakannya pemeriksaan status mental pada lansia. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dan dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian Geriatric Depression Scale (GDS) dalam menilai depresi dan Mini Mental State Examination (MMSE) untuk menilai adanya gangguan intelektual pada lansia.

Dalam pelaksanaan perbaikan pelayanan Posyandu lansia nantinya mungkin akan muncul beberapa kendala, oleh karena itu perlu diberikan solusi terhadap kendala yang mungkin akan muncul, seperti :1. Kendala : kurangnya antusiasme lansia untuk mengikuti senam lansia apabila dilakukan dengan berdiri karena lebih menguras banyak tenaga dan lebih terasa lelah. Solusi : pemberian musik yang energik dalam pelaksanaan senam lansia sehingga lebih memicu semangat dan dapat berfungsi sebagai pengalihan perhatian atas rasa lelah yang dirasakan.2. Kendala : setelah diberikan edukasi dan pengarahan untuk melakukan pemeriksaan di Puskesmas apabila terdapat adanya keluhan yang memerlukan pengobatan, para lansia tak kunjung melakukan pengobatan ke Puskesmas dikarenakan kendala transportasi untuk menuju Puskesmas terdekat.Solusi : Puskesmas dapat mengoptimalkan kegiatan Puskesmas keliling dengan tujuan dapat memberikan kemudahan bagi para lansia untuk melakukan pengobatan dan meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan terutama bagi usia lanjut.3. Kendala : Materi penyuluhan Pembinaan Posyandu Lansia masih sedikit apalagi sekarang pembinaan ditutuntut harus bervariasi dan dapat menjawab masalah yang dihadapi khalayak sasaran, serta masyarakat mampu menerapkan informasi yang diterima. Solusi : Diadakan pelatihan bagi kader oleh pihak Puskesmas dengan topic penyuluhan ringan yang bervariasi mulai dari masalah kesehatan, kegiatan ketrampilan yang terjangkau oleh lansia, atau informasi mengenai olahraga yang baik dilaksanakan untuk lansia. Selain itu perlu sesekali diadakannya penyuluhan dan diskusi bersama tenaga ahli ataupun dokter dari pihak Puskesmas sehingga dapat membantu menjawab permasalahan yang dihadapi khalayak sasaran dengan baik dan benar.