pemba has an

21
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Prestasi ekonomi suatu Negara atau bangsa dapat dinilai dengan berbagai ukuran agregat. Secara umum, prestasi tersebut diukur melalui sebuah besaran dengan istilah pendapatan nasional. Meskipun bukan merupakan satu-satunya ukuran untuk menilai suatu prestasi suatu Negara atau bangsa, pendapatan nasional cukup representative dan sangat lazim digunakan. Pendapatan nasional bukan hanya berguna untuk menilai perkembangan ekonomi suatu Negara atau bangsa dari waktu ke waktu, tetapi juga membandingkan dengan nilai Negara lain. Seperti yang kita ketahui, bahwa Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang. Sejak masa reformasi, Indonesia mulai melakukan inovasi-inovasi dan membangun perekonomian di Negara. Selain itu usaha- usaha untuk mensejahterakan rakyat juga selalu di prioritaskan. Namun, dalam mengimplementasikan hal-hal tersebut, pemerintah masih mengalami kesulitan. Terutama dalam pengalokasian APBD maupun pendanaan- pendanaan lainnya. Sehingga masih banyak rakyat yang masih berada dibawah garis kemiskinan. Selain itu pertumbuhan penduduk tanpa diimbangi dengan lapangan 1

Upload: ridha-wahyuni

Post on 12-Feb-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pembahasan

TRANSCRIPT

Page 1: Pemba Has An

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Prestasi ekonomi suatu Negara atau bangsa dapat dinilai dengan berbagai

ukuran agregat. Secara umum, prestasi tersebut diukur melalui sebuah besaran

dengan istilah pendapatan nasional. Meskipun bukan merupakan satu-satunya

ukuran untuk menilai suatu prestasi suatu Negara atau bangsa, pendapatan

nasional cukup representative dan sangat lazim digunakan. Pendapatan nasional

bukan hanya berguna untuk menilai perkembangan ekonomi suatu Negara atau

bangsa dari waktu ke waktu, tetapi juga membandingkan dengan nilai Negara lain.

Seperti yang kita ketahui, bahwa Indonesia merupakan Negara yang

sedang berkembang. Sejak masa reformasi, Indonesia mulai melakukan inovasi-

inovasi dan membangun perekonomian di Negara. Selain itu usaha-usaha untuk

mensejahterakan rakyat juga selalu di prioritaskan. Namun, dalam

mengimplementasikan hal-hal tersebut, pemerintah masih mengalami kesulitan.

Terutama dalam pengalokasian APBD maupun pendanaan-pendanaan lainnya.

Sehingga masih banyak rakyat yang masih berada dibawah garis kemiskinan.

Selain itu pertumbuhan penduduk tanpa diimbangi dengan lapangan pekerjaan

maupun skill yang baik, maka banyak penduduk Indonesia yang masih menjadi

pengangguran.

Masalah lain yang terkait dengan hal ini adalah masalah struktur ekonomi

Indonesia. Dimana yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin menjadi

semakin miskin. Hal itu tidak lain dikarenakan adanya ketidakadilan maupun

ketidak-seimbangan dan kurangnya pemerataan di masyarakat, terutama pada

kalangan menengah ke bawah. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk

mendeskripsikan pengertian dari pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi dan

struktur ekonomi, khususnya di Indonesia dalam makalah dengan judul

“Pendapatan Nasional, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi”.

1

Page 2: Pemba Has An

2. Rumusan Masalah

1.2.1 bagaimanakah konsep-konsep pendapatan nasional Indonesia ?

1.2.2 bagaimanakah pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi di

Indonesia ?

1.2.3 bagaimanakah pendapatan per kapita dan kemiskinan di

Indonesia ?

1.2.4 bagaimanakah struktur ekonomi di Indonesia ?

3. Tujuan

1.3.1 Mengetahui dan memahami konsep-konsep pendapatan nasional di

Indonesia.

1.3.2 Mengetahui dan memahami pendapatan nasional dan pertumbuhan

ekonomi di Indonesia.

1.3.3 Mengetahui dan memahami pendapatan per kapita dan kemiskinan

di Indonesia

1.3.4 Mengetahui dan memahami struktur ekonomi di Indonesia

2

Page 3: Pemba Has An

BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep-Konsep Pendapatan Nasional Indonesia

Istilah “pendapatan nasional” dapat berarti sempit maupun luas. Dalam

arti sempit, “pendapatan nasional” adalah jumlah seluruh pendapatan yang

diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun atau Pendapatan

yang diterima oleh suatu negara selama satu tahun yang diukur dengan nilai uang.

Sedangkan dalam arti luas, ”pendapatan nasional” dapat merujuk ke:

1. Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB)

2. Gross Nation Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB)

3. Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Netto (PNN)

Ketiga konsep pendapatan nasional (PDB; PNB; dan PNN) berbeda satu

sama lain. Teori makroekonomi menjelaskan dengan rinci pengertian dari masing-

masing konsep tersebut, sehingga dapat merujuk ke salah satu dari konsep-konsep

tersebut. Kecuali dalam spesifikasi, istilah “pendapatan nasional” digunakan

untuk menyatakan secara umum prestasi suatu Negara atau bangsa.

1. Produk Domestik Bruto (GDP)

Produk domestic bruto (gross Domestic Product) merupakan jumlah

produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam

batas wilayah suatu Negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan

GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh

perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah Negara yang bersangkutan.

2. Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) meliputi nilai produk

berupa barang dan jasa yang di hasilkan oleh penduduk suatu Negara (nasional)

selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh

3

Page 4: Pemba Has An

warga Negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi

suatu perusahaan asing yang beroperasi di wilayah Negara tersebut.

3. Produk Nasional Neto (NNP)

Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi

depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement).

Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang

dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja

kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relative kecil.

2. Manfaat Pendapatan Nasional

Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu Negara dan

untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang

dihasilkan suatu Negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional

juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah

struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk

menggolongkan suatu Negara menjadi Negara industry, pertanian atau Negara

jasa. Disamping itu data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk

menentukan besarnya kontribusi berbagai sector perekonomian terhadap

pendapatan nasional. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan

kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian

antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan

pemerintah.

3. Menghitung Pendapatan Nasional

Dalam menghitung pendapatan nasional terdapat tiga metode yang dapat

digunakan yakni:

1. Metode produksi (Production Approach)

2. Metode pendapatan (Income Approach)

3. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)

4

Page 5: Pemba Has An

A. Metode Produksi (menghitung GDP).

Penghitungan pendapatan nasional yang didasarkan atas jumlah nilai dari

barang dan jasa yang dihasilkan suatu masyarakat atau Negara dalam satu tahun.

Semua nilai hasil akhir barang tersebut dijumlahkan.

Dalam bentuk persamaan matematika

B. Metode Pendapatan (Menghitung Pendapatan Nasional).

Menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh semua pelaku ekonomi

dalam suatu masyarakat atau Negara pada periode tertentu, pendapatan tersebut

berupa pendapatan sewa, bunga, upah, keuntungan dan lain sebagainya. Angka

yang diperoleh dari penghitungan pendapatan nasional dengan menggunakan

metode ini menunjukkan besarnya Pendapatan Nasional (National Income = NI).

Bentuk persamaan :

Keterangan :

Y : Pendapatan Nasional (NI)

r : Sewa tanah/alam

i : Bunga modal

w : Upah TK

p : Laba pengusaha/skill

C. Metode Pengeluaran (Menghitung GNP).

Menjumlahkan seluruh pengeluaran sektor ekonomi, yakni dari rumah

tangga, perusahaan, pemerintah dan sector luar negeri pada suatu masyarakat atau

Negara pada periode tertentu. Angka yang diperoleh dari perhitungan ini

menunjukkan besarnya Produk Nasional Bruto (GNP) masyarakat dalam

perekonomian Negara tersebut. Pengeluaran Rumah tangga disebut konsumsi (C =

Comsuptional, pengeluaran perusahaan biasanya berupa Investasi (I = Investasi),

5

Y (GDP) = P1Q1 + P2Q2 +……..+PnQn

Y = r + i + w + p

Page 6: Pemba Has An

pengeluaran pemerintah (G = Government Expenditure). Bagi Negara yang juga

melakukan hubungan ekonomi dengan Negara lain, masih terdapat pengeluaran

bersih pembelian barang dan jasa oleh orang-orang dan badan-badan asing,

pengeluaran tersebut disebut ekspor-impor (X-M = ekspor di kurangi impor, atau

net export). Metode pengeluaran ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana :

PNB = Pendapatan Nasional Bruto

C = Konsumsi (comsumption)

I = Investasi (Invesment)

G = Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure)

X – M = Ekspor dikurangi impor (net export)

Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi

suatu Negara.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu

perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.

(Pertumbuhan Ekonomi = pertumbuhan output). Suatu Negara dikatakan

mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di Negara

tersebut.

Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan

pembangunan ekonomi. Sedangkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses

kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan

adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam

struktur ekonomi suatu Negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu

Negara. Pembangunan ekonomi tak lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic

growth): pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan

sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

6

PNB = C + I + G + (X-M)

Page 7: Pemba Has An

Laju pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu:

1. Cara tahunan = ∆ PDBx=PDBx−PDBx−1

PDBx−1× 100 %

2. Cara rata-rata = r = [(n−1√ t n

t o)×1]×100 %

4. faktor-faktor pertumbuhan ekonomi

ada beberapa faktor ynag mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Adapun faktor-faktor tersebut, adalah sebagai berikut:

1. faktor ekonomi

faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan

ekonomi adalah SDA, SDM, SDK, dan keahlian atau kewirausahaan.

a. Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti

kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat

mempengaruhi pertumbuhan industry suatu Negara, terutama dalam hal

penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausaan

dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang

memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).

b. Sumber daya manusia juga menentuksn keberhasilan pembangunan

nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar

merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara

kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.

c. Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah

tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan

mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat

penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena

barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

7

Page 8: Pemba Has An

2. Faktor non-ekonomi

Faktor non-ekonomi mencakup kondisi social kultur yang ada

dimasyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan system yang berkembang dan

berlaku.

a. Social : Indonesia terdiri banyak suku (heterogin) dengan beragam budaya,

adat istiadat, tata nilai, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Karena

perbedaan latar belakang, pengetahuan dan kemampuan yang tidak sama,

maka visi, persepsi, interprestasi dan reaksi (aksi)mereka terhadap isu-isu

yang sama bisa berbeda-beda. Yang sering kali menimbulkan konflik social

(SARA).

b. Budaya : bangsa Indonesia memiliki banyak budaya daerah. Mayoritas

bangsa Indonesia sampai sekarang masih terpengaruh (menganut) “budaya”

Timur, budaya status orientation. Budaya status orientation bercirikan :

semangat hidupnya mengejar pangkat kedudukan, status, etos kerjanya lemah,

senang bersantai-santai, tingkat disiplinnya rendah, kurang menghargai waktu

(jam karet).

c. Politik : sebelum kolonialis belanda datang, bangsa Indonesia hidup di bawah

kekuasaan raja-raja. Ratusan tahun bangsa Indonesia hidup di bawah

pengaruh feodalisme dan kolonialisme. Ciri utama feodalisme antara lain

adalah kultus individu (raja selalu diagungkan). Ciri utama kolonialisme

antara lain adalah otoriter (laksana tuan terhadap budak).

5. Pendapatan Per Kapita dan Kemiskinan di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan kenaikan nilai rill PDB,

bukan semata-mata menunjukkan peningkatan produk atau pendapatan per kapita

masyarakat.

Pendapatan per kapita adalah besarnya rata-rata penduduk disuatu Negara.

Rumus dari pendapatan per kapita adalah sebagai berikut:

8

Page 9: Pemba Has An

Pendapatan Per Kapita = PDB

Jumla h Penduduk

Kemiskinan adalah salah satu masalah pembangunan ynag dihadapi oleh

Negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai salah satu Negara

berkembang juga menghadapi masalah yang sama. Kemiskinan merupakan

kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara

kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat

berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di

bawah Negara-negara berkembang, tidak terkecuali di Indonesia.

6. Strukrur Ekonomi di Indonesia

Struktur ekonomi sebuah Negara dapat dilihat dari berbagai sudut

tinjauan. Dalam hal ini, struktur ekonomi dapat dilihat setidak-tidaknya

berdasarkan empat macam sudut tinjauan yaitu:

1. Tinjauan makro-sektoral (sector ekonomi)

2. Tinjauan keruangan (desa,kota)

3. Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan (etatis, egaliter)

4. Tinjauan birokrasi pengambilan keputusan (sentralisasi,

desentralisasi).

Tinjauan makro-sektoral dan tinjauan keruangan merupakan tinjauan

ekonomi murni, sedangkan tinjauan penyalenggaraan kenegaraan dan tinjauan

birokrasi pengambilan keputusan merupakan tinjauan politik.

1. Tinjauan makro-sektoral (sector ekonomi)

Berdasarkan tinjauan makro-sektoral sebuah perekonomian dapat

berstruktur. Misalnya agraris (agricultural), industrial, atau niaga (commercial)

tergantung pada sector produksi apa/mana yang menjadi tulang punggung

perekonomian yang bersangkutan. perekonomian Indonesia yang hingga tahun

1990 masih agraris, kini sudah berstruktur industrial. Keindustrian struktur

ekonomi Indonesia sesungguhnya belum sejati, masih sangat dini.

9

Page 10: Pemba Has An

Keindustriannya barulah berdasarkan kontribusi sektoral dalam membentuk

produk domestic bruto atau pendapatan nasional. Keindustrian yang ada belum

didukung dengan kontribusi sektoral dalam menyumbang pendapatan dan dalam

menyerap pekerja, maka struktur ekonomi Indonesia secara makro-sektoral terjadi

struktur dualistis. Hal ini dikarenakan dari segi penyerapan tenaga kerja, sector

pertanian hingga saat ini masih merupakan sector utama sumber kehidupan rakyat.

2. Tinjauan keruangan (desa,kota)

Berdasarkan tinjauan keruangan (spasial), suatu perekonomian dapat

dinyatakan berstruktur kedesaan/tradisional dan berstruktur kekotaan/modern. Hal

itu bergantung pada apakah wilayah pedesaan dengan teknologinya yang

tradisional yang mewarnai kehidupan perekonomian itu, ataukah wilayah

perkotaan dengan teknologinya yang sudah relative modern yang mewarnainya.

perekonomian indonesia telah bergeser dari semula berstruktur

kedesaan/tradisional menjadi kini berstruktur kekotaan/modern. Kemajuan

perekonomian di kota-kota jauh lebih pesat dari pada di desa-desa. Penduduk

yang tinggal di kawasan pedesaan menjadi lebih sedikit bukan semata-mata

karena urbanisasi, tetapi juga karena mekar dan berkembangnya kota-kota.

Kehidupan sehari-hari yang semakin modern tercermin tidak sengaja dari perilaku

konsumsi masyarakat, tapi juga dari teknologi produksi yang diterapkan oleh

perusahaan-perusahaan.

3. Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan (etatis, egaliter)

Orang dapat pula melihatnya dengan tinjauan penyelenggaraan

kenegaraan, menjadi perekonomian yang berstruktur etatis, egaliter, atau borjuis.

Struktur ini tergantung pada siapa atau kalangan mana yang menjadi pemeran

utama dalam perekonomian yang bersangkutan. Apakah pemerintah/Negara,

ataukah rakyat kebanyakan, ataukah kalangan pemodal + usahawan (kapitalis).

sejak awal oerde baru hingga pertengahan dasawarsa 1980-an perekonomian

berstruktur etatis. Pemerintah atau Negara, dengan BUMN-BUMN dan BUMD-

BUMD sebagai kepanjangan tangannya, merupakan pelaku utama ekonomi. Baru

10

Page 11: Pemba Has An

mulai pertengahan dasawarsa kemarin peran pemerintah dalam perekonomian

berangsur-angsur berkurang, sesudah pemerintah secara ekplisit-melalui GBHN

1983/Pelita IV-mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam

perekonomian nasional. Arahnya, untuk sementara ini adalah ke perekonomian

yang berstrukur borjuis; belum mengarah ke struktur perekonomian yang egaliter,

karena baru kalangan pemodal dan wirausahawan dapat cepat menanggapi

“undangan” pemerintah itu.

4. Tinjauan birokrasi pengambilan keputusan (sentralisasi, desentralisasi).

Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan, struktur

perekonomian Indonesia selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama

sentralistis. Pembuat keputusan (decision making) lebih banyak ditetapkan oleh

pemerintah pusat atau kalangan atas pemerintah, apalagi rakyat dan mereka yang

tidak memiliki acces ke pemerintahan lebih cenderung menjadi pelaksana atau

dalam hal perencanaan sekadar sebagai “pendengar”

Pembangunan ekonomi yang memang sengaja diarahkan ke industrialisasi

tentu saja mengurangi kadar agraritas struktur perekonomian. Karena

perekonomian yang industrial sudah menjadi consensus nasional. Hal yang

disayangkan ialah belum semua lapisan dan golongan masyarakat siap

menghadapinya. Akibatnya, tatkala pemerintah mengajak masyarakat luas untuk

bermitra dalam pembanguan, hanya kaum pemodal dan pengusaha yang bisa

berperan serta aktif. Sebagian besar rakyat terpaksa harus puas menjadi

“supporter”. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika kini perekonomian kita

lebih cenderung berstruktur borjuis.

Struktur ekonomi yang tengah kita hadapi saat ini sesungguhnya

merupakan suatu struktur yang transisional. Kita sedang beralih dari struktur yang

agraris ke industrial; dari struktur yang etis ke borjuis; dari struktur yang

kedesaan/tradisional ke kekotaan/modern; sementara dalam hal birokrasi dan

pengambilan keputusan mulai desentralistis.

11

Page 12: Pemba Has An

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

istilah “pendapatan nasional” dapat berarti sempit maupun luas. Dalam

arti sempit, “pendapatan nasional” adalah jumlah seluruh pendapatan yang

diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun atau Pendapatan

yang diterima oleh suatu negara selama satu tahun yang diukur dengan nilai uang.

Sedangkan dalam arti luas, “pendapatan nasional” dapat merujuk ke : PDB;

PNB; dan PNN.

Manfaat pendapatan nasional adalah:

1. Untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu Negara;

2. untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa

yang dihasilkan suatu Negara selama satu periode;

3. Untuk menggolongkan suatu Negara menjadi Negara industri, pertanian,

atau Negara jasa;

4. Untuk membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan

sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.

Berdasarkan metode perhitungan pendapatan nasional,

1. Metode produksi;

2. metode pendapatan;

3. metode pengeluaran.

Laju pertumbuhan ekonomi dapat di hitung dengan dua cara, yaitu:

1. cara tahunan = ∆ PDBx=PDBx−PDBx−1

PDBx−1× 100 %

12

Page 13: Pemba Has An

2. cara rata-rata = r = [(n−1√ t n

t o)×1]×100 %

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi: 1. Faktor

ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah

SDA, SDM, SDK, keahlian atau kewirausahaan. 2. Faktor non ekonomi

mencakup kondisi social kultur yang ada di masyarakat, keadaan pollitik,

kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

Pendapatan per kapita adalah besarnya rata-rata penduduk disuatu Negara.

Kemiskinan adalah salah satu masalah pembangunan yang dihadapi oleh Negara

yang sedang berkembang.

Struktur ekonomi dapat dilihat setidak-tidaknya berdasarkan empat macam

sudut tinjauan yaitu:

1. Tinjauan makro-sektoral (sector ekonomi);

2. Tinjauan keruangan (desa,kota);

3. Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan (etatis, egaliter); dan

4. Tinjauan birokrasi pengambilan keputusan (sentralisasi,desentralis).

3.2 Saran

Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidakstabilan sosial,

politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan

ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi

yang dilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan produktivitas

perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai terwujud bila tidak didukung oleh

adanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial seperti sanitasi dan program

pelayanan kesehatan dasar masyarakat, pendidikan, irigrasi, penyediaan jalan dan

jembatan serta fasilitas komunikasi, program-program latihan dan keterampilan

dan program lainnya yang memberikan manfaat kepada masyarakat.

Dengan demikian harus adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin

terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian.

13

Page 14: Pemba Has An

Pemerintah dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong pencapaian

pertumbuhan ekonomi yang cepat.

DAFTAR PUSTAKA

Dumairy, Drs. 1996. Perekonomian Indonesia, Jakarta : Erlangga.

Kuncoro, Mudrajat. 2009. Ekonomika Indonesia, Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Tambunan, Tulus, T.H., Dr. 2001. Perekonomian Indonesia, Jakarta: Ghalia

Indonesia.

14