pemba has an

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara, sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan. Metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak mungkin dapat berlangsung tanpa oksigen yang berasal dari udara. Selain oksigen terdapat zat-zat lain yang terkandung di udara, yaitu karbon monoksida, karbon dioksida, formaldehid, jamur, virus, dan sebagainya. Zat-zat tersebut jika masih berada dalam batas-batas tertentu masih dapat dinetralisir, tetapi jika sudah melampaui ambang batas maka proses netralisir akan terganggu. Peningkatan konsentrasi zatzat di dalam udara tersebut dapat disebabkan oleh aktivitas manusia. Udara dapat dikelompokkan menjadi: udara luar ruangan (outdoor air) dan udara dalam ruangan (indoor air). Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan manusia, karena hampir 90% hidup manusia berada dalam ruangan. Sebanyak 400 sampai 500 juta orang khususnya di negara yang sedang berkembang sedang berhadapan dengan masalah polusi udara dalam ruangan. Di daerah perkotaan 80% dari kegatan individu tinggal di dalam ruangan ( indoor ). Sebgian besa seperti anak, bayi, orangtua, dan penderita penyakit kronis, waktu tinggal di dalam ruangan lebh banyak. Bahan polutan di dalam rumah, 1

Upload: harfainasyaba

Post on 29-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemba Has An

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udara, sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang

paling utama untuk mempertahankan kehidupan. Metabolisme dalam tubuh makhluk

hidup tidak mungkin dapat berlangsung tanpa oksigen yang berasal dari udara. Selain

oksigen terdapat zat-zat lain yang terkandung di udara, yaitu karbon monoksida, karbon

dioksida, formaldehid, jamur, virus, dan sebagainya. Zat-zat tersebut jika masih berada

dalam batas-batas tertentu masih dapat dinetralisir, tetapi jika sudah melampaui ambang

batas maka proses netralisir akan terganggu. Peningkatan konsentrasi zatzat di dalam

udara tersebut dapat disebabkan oleh aktivitas manusia.

Udara dapat dikelompokkan menjadi: udara luar ruangan (outdoor air) dan udara

dalam ruangan (indoor air). Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan

manusia, karena hampir 90% hidup manusia berada dalam ruangan. Sebanyak 400

sampai 500 juta orang khususnya di negara yang sedang berkembang sedang berhadapan

dengan masalah polusi udara dalam ruangan.

Di daerah perkotaan 80% dari kegatan individu tinggal di dalam ruangan (indoor).

Sebgian besa seperti anak, bayi, orangtua, dan penderita penyakit kronis, waktu tinggal di

dalam ruangan lebh banyak. Bahan polutan di dalam rumah, tempat kerja, maupun dalam

gedung yang merupakan tempat-tempat umum, kadarnya berbeda dengan bahan polutan

di luar ruangan.

1.2 Rumusan Masalah

Apa pengertian pencemaran udara dan pencemaran udara dalam ruangan?

Apa saja kualitas udara dalam ruangan?

Apa saja sumber polusi udara dalam ruangan?

Apa saja sumber penyebab pencemaran udara dalam ruangan?

Apa saja dampak pencemaran udara dalam ruangan?

Apa saja bahan polutan gas dalam ruangan?

Bagaimana cara mencegah pencemaran udara dalam ruangan?

1

Page 2: Pemba Has An

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui seputar masalah pencemaran udara dalam ruangan, meliputi

pengertian pencemaran udara dan pencemaran udara dalam ruangan, kualitas udara dalam

ruangan, sumber polusi udara dalam ruangan, sumber penyebab pencemaran udara dalam

ruangan, dampak pencemaran udara dalam ruangan, bahan polutan gas dalam ruangan,

serta cara mencegah pencemaran udara dalam ruangan.

2

Page 3: Pemba Has An

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya mahkluk hidup, zat, energi

atau komponen lain ke udara dan atau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia

atau proses alam sehingga kualitas udara turun hingga ke tingkat tertentu yang

menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukannya. Sedangkan pencemaran udara dalam ruangan adalah masuk atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy atau komponen lain ke udara yang ada dalam

ruangan dan atau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia di dalam maupun di

luar ruangan sehingga kualitas udara turun hingga ke tingkat tertentu yang menyebabkan

udara menjadi kurang atau tidak sesuai dengan peruntukannya yang seringkali

menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia sebagai pengguna ruangan.

2.2 Kualitas Udara Dalam Ruangan

Berikut kualitas udara dalam ruangan, antara lain:

Kualitas Fisik Udara

Suhu udara sangat berperan dalam kenyamanan bekerja karena tubuh

manusia menghasilkan panas yang digunakan untuk metabolisme basal dan

muskuler. Namun dari semua energi yang dihasilkan tubuh hanya 20 % saja yang

dipergunakan dan sisanya akan dibuang ke lingkungan. Jika dibandingkan dengan

Standar Baku Mutu sesuai Kep. Men. Kesehatan No 261 bahwa suhu yang

dianggap nyaman untuk suasana bekerja 18 - 26 ˚C maka suhu ruangan pada

lantai I dan lantai II masih berada pada standar. Suhu udara ruang kerja yang

terlalu dingin dapat menimbulkan gangguan kerja bagi karyawan, salah satunya

gangguan konsentrasi dimana pegawai tidak dapat bekerja dengan tenang karena

berusaha untuk menghilangkan rasa dingin tersebut.

Kelembaban udara yang relatif rendah yaitu kurang dari 20% dapat

menyebabkan kekeringan selaput lendir membran, sedangkan kelembaban tinggi

akan meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme. Kelembaban ruangan yang

3

Page 4: Pemba Has An

dianggap nyaman adalah 40-60%. Bila kelembaban ruangan di atas 60% akan

menyebabkan berkembangbiaknya organisme patogen maupun organisme yang

bersifat alergen. Namun bila kelembaban ruangan di bawah 40% (misalnya 20-

30%) dapat menimbulkan ketidaknyamanan, iritasi mata, dan kekeringan pada

membran mukosa (misal tenggorokan)

Kualitas Mikrobiologi Udara

Bioaerosol adalah partikel debu yang terdiri atas makhluk hidup atau sisa

yang berasal dari makhluk hidup. Makhluk hidup terutama adalah jamur dan

bakteri. Penyebaran bakteri, jamur, dan virus pada umumnya terjadi melalui

sistem ventilas i. Sumber bioaerosol ada 2 yakni yang berasal dari luar ruangan

dan dari perkembangbiakan dalam ruangan atau dari manusia, terutama bila

kondisi terlalu berdesakan (crowded). Pengaruh kesehatan yang ditimbulkan oleh

bioaerosol ini terutama 3 macam, yaitu infeksi, alergi, dan iritasi. Kontaminasi

bioaerosol pada sumber air sistem ventilasi (humidifier) yang terdistribusi

keseluruh ruangan dapat menyebabkan reaksi yang berbagai ragam seperti

demam, pilek, sesak nafas dan nyeri otot dan tulang (Tan Malaka, 1998).

2.3 Sumber Polusi Udara Dalam Ruangan

Sumber polusi udara dalam ruang dapat berasal dari:

Bahan-bahan sintetis dan beberapa bahan alamiah yang digunakan untuk karpet,

busa, pelapis dinding, dan perabotan rumah tangga (asbestos, formaldehid, VOC),

Dapat berasal dari produk konsumsi (pengkilap perabot, perekat, kosmetik,

pestisida/insektisida)

2.4 Sumber Penyebab Pencemaran Udara Dalam Ruangan

Hasil pemeriksaan The National Institute of Occupational Safety and Health

(NIOSH), menyebutkan ada 5 sumber penyabab pencemaran udara di dalam ruangan

yaitu (Aditama, 2002):

Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok, pestisida, bahan-

bahan pembersih ruangan.

4

Page 5: Pemba Has An

Pencemaran di luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan bermotor,

gas dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat gedung, dimana

kesemuanya dapat terjadi akibat penempatan lokasi lubang udara yang tidak tepat.

Pencemaran akibat bahan bangunan meliputi pencemaran formaldehid, lem,

asbes, fibreglass dan bahan-bahan lain yang merupakan komponen pembentuk

gedung tersebut.

Pencemaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur, protozoa dan produk

mikroba lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara dan alat pendingin beserta

seluruh sistemnya.

Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk, serta

buruknya distribusi udara dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara.

2.5 Dampak Pencemaran Udara Dalam Ruangan Terhadap Tubuh

Kualitas udara di dalam ruangan mempengaruhi kenyamanan lingkungan ruang

kerja. Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak negatif terhadap

pekerja/karyawan berupa keluhan gangguan kesehatan. ‘Sick building syndrome’ adalah

sindrom penyakit yang diakibatkan oleh kondisi gedung. SBS merupakan kumpulan

gejala-gejala dari suatu penyakit. Definisi SBS, adalah gejala yang terjadi berdasarkan

pengalaman para pemakai gedung selama mereka berada di dalam gedung tersebut.

Dampak pencemaran udara dalam ruangan terhadap tubuh terutama pada daerah

tubuh atau organ tubuh yang kontak langsung dengan udara meliputi organ sebagai

berikut:

Iritasi selaput lendir: Iritasi mata, mata pedih, mata merah, mata berair

Iritasi hidung, bersin, gatal: Iritasi tenggorokan, sakit menelan, gatal, batuk kering

Gangguan neurotoksik: Sakit kepala, lemah/capai, mudah tersinggung, sulit

berkonsentrasi

Gangguan paru dan pernafasan: Batuk, nafas berbunyi/mengi, sesak nafas, rasa

berat di dada

Gangguan kulit: Kulit kering, kulit gatal

Gangguan saluran cerna: Diare/mencret

Lain-lain: Gangguan perilaku, gangguan saluran kencing, sulit belajar

5

Page 6: Pemba Has An

Keluhan tersebut biasanya tidak terlalu parah dan tidak menimbulkan kecacatan

tetap, tetapi jelas terasa amat mengganggu, tidak menyenangkan dan bahkan

mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja para pekerja.

2.6 Bahan Polutan Gas Dalam Ruangan

Gas CO

Gas CO yang dapat bersumber dar asap rokok, asap yang ditimbulkan dari

bahan bakar untuk memasak ataupun pemanas ruangan dapat berakibat fatal

karena dapat bergabung dengan Hb menjadi HbCO. Proporsi kadar gas CO di luar

dan di dalam ruangan hampir tidak berbeda, dan faktor jarak dengan sumber

sangat menentukan perbedaaannya.

Gas SO2

Gas SO2 dapat bersumber dar bahan bakar batu bara yang dipakai untuk

pemanas ruangan atau memasak di dapur. Proporsi kadar gas SO2 di dalam dan di

luar ruangan 50%

Gas CO2

Proporsi kadar gas CO2 di dalam ruangan bisa mencapai 1-10 kali d luar

ruangan.

Gas No2

Gas No2 dapat bersumber dari cerobong asap pemanas ruangan atau asap

yang berasal dari dapur.

Aerosol propellant

Keperluan rumah tangga yang menghasilkan aerosol propellant antara lain:

o Berbagai maam semprotan yang dipaka seperti semprot deodorant,

semprotan rambut, semprotan penyegar ruangan, semprotan desinfektan,

semprotan semir meubel, semprotan untuk debu.

o Busa (shaving foam)

6

Page 7: Pemba Has An

2.7 Pencegahan Pencemaran Udara Dalam Ruangan

Memperhatikan bangunan yang digunakan, yaitu yang tidak menimbulkan efek

samping yang mengganggu kesehatan. Hal ini dapat dilakukan melalu konsultasi

kepada mereka yang mengerti mengenai hal ini atau dengan mencari informasinya

di buku, internet, dsb.

Ventilasi yang cukup merupakan kunci untuk mengntrol paparan polusi dalam

ruangan.

Mengurangi merokok

Menjaga kebersihan ruangan

Menghindari berbagai produk desinfektan yang tak perlu di rumah,

Menghindari berbagai produk pewangi kimiawi meskipun mengklaim beraroma

alami,

Membersihkan AC dan karpet sesering mungkin, termasuk karpet mobil,

Tidak menggunakan berbagai wujud obat nyamuk.

7

Page 8: Pemba Has An

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pencemaran udara dalam ruangan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk

hidup, zat, energy atau komponen lain ke udara yang ada dalam ruangan dan atau

berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia di dalam maupun di luar ruangan

sehingga kualitas udara turun hingga ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara

menjadi kurang atau tidak sesuai dengan peruntukannya.

Kualitas udara dalam ruangan; kualitas fisik udara dan kualitas mikrobiologi

udara.

Bioaerosol adalah partikel debu yang terdiri atas makhluk hidup atau sisa yang

berasal dari makhluk hidup.

Sumber polusi udara dalam ruang dapat berasal dari Bahan-bahan sintetis dan

beberapa bahan alamiah dan produk konsumsi.

‘Sick building syndrome’ (SBS) adalah sindrom penyakit yang diakibatkan oleh

kondisi gedung.

Dampak pencemaran udara dalam ruangan dapat menimbulkan hipersensitifitas;

asma dan alergi.

Tidak menggunakan berbagai wujud obat nyamuk merupakan salah satu cara

untuk mencegah pencemaran udara dalam ruangan.

3.2 Saran

Pencemaran udara dalam ruangan ternyata lebih berbahaya daripada yang ada di

luar ruangan. Dengan mempelajari tentang pencemaran udara dalam ruangan setidaknya

kita telah mampu membentengi diri dari dampak yang ditimbulkan dari pencemaran ini

dengan pengetahuan-pengetahuan dasar yang telah kita peroleh. Sebaiknya pengetahuan

yang ada ini lebih digali kembali agar ada inovasi-inovasi dalam bidang ini.

8

Page 9: Pemba Has An

DAFTAR PUSTAKA

Mukono. 2008. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran

Pernapasan. Surabaya: Airlangga Unversity Press

Darmono. 2006. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta: UIP.

http://udarabersih.wordpress.com/2007/12/03/waspadai-polusi-dalam-ruang/

http://mypotik.blogspot.com/2010/01/bahaya-polusi-udara-dalam-ruangan.html

http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=133

http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/ft/snttm2010/173_PROSIDING

%20DIGITAL%20SNTTM%20IX.pdf

http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/2d03dbc0873d1ae82f9b5d16b47490815ae3897e.pdf

http://www.arindojaya.com/news/2/POLUSI-UDARA-DI-DALAM-RUANGAN

http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2011/10/polusi-udara-dalam-ruangan-lebih-bahaya-

dari-luar-ruangan

9