pemba has an

6
Proses pencampuran banyak dilakukan di dalam industri pangan, seperti pencampuran susu dengan coklat, tepung dengan gula, larutan gula dengan konsentrat buah-buahan, atau CO 2 dengan air, dan kegiatan pencampuran melibatkan berbagai jenis alat pencampur. Derajat keseragaman pencampuran diukur dari sampel yang diambil selama pencampuran, jika komponen yang dicampur telah terdistribusi melalui komponen lain secara random, maka dikatakan pencampuran telah berlangsung dengan baik (Wirakartakusumah, 1992 dalam Hilmawan, 2011). Pelarutan adalah membuat larutan dari padatan dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu sehingga didapatkan konsentrasi yang diinginkan (Dwi wahyuni 2011). Dalam praktikum kali ini pada proses pelarutan digunakan 100 g gula dan 2 tetes pewarna yang dilarutkan dalam 500 ml air dan 300 ml air. pelarutan tersebut dilakukan secra manual dengan mengaduk dengan sendok kemudian diamati setiap 30 detik perubahan warna yang dihasilkan sampai dengan larut sempurna. Dari percobaadn tersebut dapat diketahui bahwa semakin lama wktu pelarutan maka semakin pekat warna yang dihasilkan hal itu dibuktikan dengan derajat brix yang semakin besar dengan waktu pelarutan yang semakin lama. Semaki pekatnya warna diakibatkan karena semakin tercampurnya zat terlarut dengan pelarut yaitu semakin tercampurnya gula dan pewarna dengan air. Pada waktu 120 detik sudah tidak ada perubahan derajat brix itu artinya pada waktu 90 detik telah terjadi pelarutan yang sempurna karena tidak terjadi perubahan brix. Tetapi pada percobaan tersebut juga dihasilkan warna brix yang tidak berubah banyak hal itu disebabkan karena pelarut (air) digunakan terlaru banyak sehingga perubahan warna brix kecil bahkan dapat dikatakan bila dengan kasat mata tidak terjadi perubahan warna. Dry blender merupakan alat pencampur bahan kering, salah satunya yaitu bahan granula. Pada Pencampuran bahan granula digunakan 500gr keripik singkong dan 20 g bubuk cabe yang dimasukan pada dry blender kemudian diaduk dan setiap 30 detik

Upload: finaalsyaikani

Post on 20-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pembahaan pencampuran dan emulsifikasi

TRANSCRIPT

Page 1: Pemba Has An

Proses pencampuran banyak dilakukan di dalam industri pangan, seperti pencampuran susu dengan coklat, tepung dengan gula, larutan gula dengan konsentrat buah-buahan, atau CO2 dengan air, dan kegiatan pencampuran melibatkan berbagai jenis alat pencampur. Derajat keseragaman pencampuran diukur dari sampel yang diambil selama pencampuran, jika komponen yang dicampur telah terdistribusi melalui komponen lain secara random, maka dikatakan pencampuran telah berlangsung dengan baik (Wirakartakusumah, 1992 dalam Hilmawan, 2011).

Pelarutan adalah membuat larutan dari padatan dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu sehingga didapatkan konsentrasi yang diinginkan (Dwi wahyuni 2011). Dalam praktikum kali ini pada proses pelarutan digunakan 100 g gula dan 2 tetes pewarna yang dilarutkan dalam 500 ml air dan 300 ml air. pelarutan tersebut dilakukan secra manual dengan mengaduk dengan sendok kemudian diamati setiap 30 detik perubahan warna yang dihasilkan sampai dengan larut sempurna. Dari percobaadn tersebut dapat diketahui bahwa semakin lama wktu pelarutan maka semakin pekat warna yang dihasilkan hal itu dibuktikan dengan derajat brix yang semakin besar dengan waktu pelarutan yang semakin lama. Semaki pekatnya warna diakibatkan karena semakin tercampurnya zat terlarut dengan pelarut yaitu semakin tercampurnya gula dan pewarna dengan air. Pada waktu 120 detik sudah tidak ada perubahan derajat brix itu artinya pada waktu 90 detik telah terjadi pelarutan yang sempurna karena tidak terjadi perubahan brix. Tetapi pada percobaan tersebut juga dihasilkan warna brix yang tidak berubah banyak hal itu disebabkan karena pelarut (air) digunakan terlaru banyak sehingga perubahan warna brix kecil bahkan dapat dikatakan bila dengan kasat mata tidak terjadi perubahan warna.

Dry blender merupakan alat pencampur bahan kering, salah satunya yaitu bahan granula. Pada Pencampuran bahan granula digunakan 500gr keripik singkong dan 20 g bubuk cabe yang dimasukan pada dry blender kemudian diaduk dan setiap 30 detik diambil sampel untuk dibandingan. Dari percobaan tersebut dihasilkan semakin lama waktu pencampuran maka semakin merata penampakaan bubuk cabe pada sigkong tersebut. Hal itu karena semakin lama pengadukan yang terjadi maka semakin lama perputaran yang terjadi pada kripik singkog dan bbubuk cabe sehingga bubuk bubuk cabe dapat tersebar pada singkong singkong dan penyebaran dapat tersebar merata. Pada waktu 90 detik didapatkan singkong yang sudah tercampur merata dan pada 2 menit pencampuran terlihat lebih merata itu membutikan waktu berpengaruh pada pencampuran bahan.

Page 2: Pemba Has An

Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Gerakan pencampuran pada mixer bahan dapat bervariasi bergantung dari jenis pengaduk / propeller yang digunakan, sehingga hasil yang didapat akan bervariasi pula. Peralatan pencampur dengan menggunakan satu pengaduk/ propeller biasanya digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas rendah, sedangkan peralatan pengaduk dengan lebih dari satu propeller digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas tinggi. (Letshare 2012). Pada pencampuran bahan pasta bahan yang digunakan yaitu terigu protein tinggii yang ditambahkan air 45ml dan diaduk dengan mixer. Pada pencampuran bahan pasta digunakan mixer dengan pengaduk berbentuk ulir. Fungsi dari pengaduk berbentuk ulir yaitu karena memerlukan pengaduk yang dapat menjangkau dead spots. Dari waktu pencampuran yang dilakukan maka dapat dihasilkan bahwa semakin lama waktu pencampuran maka bahan pasta tersebut semakin kalis. Karena Semakin lama waktu pengadukan mempengaruhi tekstur dan penampilan bahan yang dicampurkan. Hal itu dapat dilihat pada sampel yang semakin lama diaduk maka akan semakin homogen campurannya.

Pada pencampuran bahan cream digunakan mentega dan gula dimasukkan pada mixer dan digunakan batang pengaduk berbentuk balon. Fungsi dari penngaduk balon yaitu agar adonan yang dihasilkan lebih mengembang karena pengadyk balon memiliki bentuk yang dapat membuat udara didalam terperangkap sehingga menyebabkan adonan mengembang. Dari hasil yang didapat maka Semakin laama waktu pencampuran maka bahan cream tersebut akan namapk semakin mengembang hal tersebut karena pengaduk balon yang lebih lama berputar menyebabkan udara yang terperangkap akan lebih banyak. Selain adonan yang lebih mengembang semakin laa waktu pengadukan juga berpengaruh terhadap warna yaitu warna yang dihasilkan mnejadi lebih pucat.

Pada meptode ppencampura premix warna digunanna dua metode yaitu yang pertama pewarna di masukkan pada 10 gr terigu dan dikocok kemduain disatukan dengan 90 g terigu dan dikocok kembali sedangkan metode 2 pewarna langsung dimasukkan pada 100 gr terigu dari kedua metode tersebut hasil yang didapat yaitu dengan perlakuan metode 1 penampakan yang dihasilkan lebih merata dibandingkan dengan metode 2 hal itu karena metode satu menggunakan premix yang fungsi dr premix itu sendiri yaitu mencampurkan bahan sedikit demisedikt agar hasil yang

Page 3: Pemba Has An

didapat tercampur merat sehingga jika dibuat premix dulu maka warna yg dihasilkan lebih tercampur merata disbanding dengan memberi pewarna langsung pada selurug bahan.

Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan air merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air. Sebaliknya, jika air atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak sebagai fase pembawa, sistem ini disebut emulsi air dalam minyak. Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang mencegah koalesensi, yaitu penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan besardan akhirnya menjadi suatu fase tunggal yang memisah (Pahlevi, 2010). Pada proses emulsifikasi digunakan satu butir telur kemudian inyak goring, dan maizena yang dilarutkan dalam air dan diblender. Dari proses tersebut didihasilkan bahwa semakin lama waktu saat diblender maka bahan yang dihasilkan semakin kental hal tersbut terjadi karena fase terdispersi dan pendispersi telah menyatu dengan proses blender. Setelah didiamkan beberapa saat sampel dari setiap waktu tidak mengalami perubahan yaitu tidak terjadi pemisahan antara fase terdisperi dan pendispersinya dan tidak terjadi perubahan warna.

Page 4: Pemba Has An

Kesimpulan :;Prinsip kerja dari hand mixer yaitu prinsip penghancuran pendispersian

dan pengadukan. Handi mixer dapat digunakan untuk mencampur bahan granula, bahan pasta dan bahan cream hand mixer dilengkapi dengan pengaduk yang memliki beberapa bentuk setiap bentuk pengaduk memiliki fungsi yang berbeda beda yaitu unntuk bahan pasta digunakan pengaduk beberbentuk ulir agar dapat menjangkau bagian yang sulit terampur sedangkan bahan cream digunakan pengaduk bentuk balon agar cream lebiih mengembang. Pada proses pelarutan waktu pelarutan mempengaruhi warna pelarutan dan derajat brix yaitu semkain lama waktu yg digunakan maka warna larutan semakin pekat dan derajat brix semakin naik tetapi derajat brix akan konstan jika pelarutan telah larut sempurna. Untuk pencampuran bahan granulla semakin lama waktu pencampuran maka bahn tersebut akan semakin tercampur merata, pada pencampuran bahan pasta semakin lama waktu pencampuran maka semakin kalis adonan yg dihasikan. Pda pencampuran bahan vream semakin lama waktu pencampuran maka akan semakin mengembang dan warna semakin puca. Untuk premix waran metode satu lebih tercampur merata karena mencampurkan bahan dan pewarna sedikit demisedikt. Dan untuk emulsifikasi semakin lama waktu untuk pencampuran maka semakin kental emulsi yg dihasilkan.

Saran LAlat-alat yg disediakan sebaiknya lebih lengkap dan mahasiswa

diharapkan dapat lebih mengerti prosedur kerja agar tidak banyak melakukan kesalahan sehingga dapat mengefisienkan waktu.

Diposkan oleh pahlepi di 20.02 http://pahlepi-kuliahteknologihasilpertanian.blogspot.com/2012/04/emulsi-september-4-2010-322-pm.html diakses  pada Senin, 6 april 2015

Rizkiana, Wening dan Putra, Ari Permana. 2012. Mixing Equipment. Bogor : IPB.Lubis, Ahmad Husni. 2012. Pencampuran Bahan Kimia (MIXING

PROCESS).http://ahmadhusnilubis.blogspot.com/2012/02/pencampuran-bahan-kimia-mixing-process.html diakses  pada Senin, 6 april 2015

Hilmawan,Ardi.2011. Mixing. http://www.myspace.com/566876251/blog  diakses pada Senin, 6 april 2015

Dwi wahyuni 2011. http://Pengencerandanpelarutan.blohspot.com/2011/11/laporan-pengenceran-danpelarutan.html?m=1(diakses 4-16-2015)

Page 5: Pemba Has An

Letshare. 2010. Peralatan dan Aplikasi Mixing dalam Industri Makanan.         http://letshare17.blogspot.com/2010/12/peralatan-dan-aplikasi-mixing-dalam.html  (diakses 4-16-2015)

.