pemba has an
DESCRIPTION
infants orl healthTRANSCRIPT
![Page 1: Pemba Has An](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072003/563db9f0550346aa9aa14a8a/html5/thumbnails/1.jpg)
PEMBAHASAN
Anak-anak bersikap terbuka untuk menerima perawatan medis, tetapi untuk
menerima perawatan gigi dan mulut pada usia sangat muda masih terkendala. Oleh
karena itu, dokter umum memainkan peran penting dalam mengedukasi para
keluarga agar mendapatkan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut bayi.6
Para profesi kesehatan, lebih khususnya penyedia jasa kesehatan untuk anak-anak
harus mendapat pelatihan untuk menilai risiko kesehatan gigi dan mulut anak-anak
dimulai dari usia 6 bulan.10
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan dokter
umum di Kota Makassar mengenai kesehatan gigi dan mulut bayi. Selain itu, peneliti
juga ingin mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dokter umum di Kota
Makassar mengenai kesehatan gigi dan mulut bayi berdasarkan lama prakteknya.
Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 246 dokter umum terdaftar di Dinas
Kesehatan Kota Makassar dan tidak memiliki spesialisasi tertentu. Metode sampling
adalah Stratified proportional random sampling. Jumlah sampel ditentukan
menggunakan Rumus Slovin, didapatkan total sampel sebanyak 86 dokter umum
dari 14 kecamatan. Selanjutnya, 86 dokter umum diacak sehingga didapatkan jumlah
dokter umum tiap kecamatan.
Pada tabel 2 tentang distribusi sampel penelitian menurut jenis kelamin, usia,
dan lama praktek menunjukkan jumlah sampel jenis kelamin perempuan lebih
banyak yaitu 54 (62.8%) dibandingkan sampel jenis kelamin laki-laki yaitu 32
(37.2%). Pada kelompok usia 30-39 tahun memiliki jumlah sampel penelitian
![Page 2: Pemba Has An](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072003/563db9f0550346aa9aa14a8a/html5/thumbnails/2.jpg)
tertinggi yaitu 30 (34.9%), sedangkan kelompok usia 40-49 tahun memiliki jumlah
sampel terendah yaitu 6 (7.0%). Jumlah sampel dengan lama praktek < 5 tahun
sebesar 40 (46.5%), distribusi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan lama
praktek ≥ 5 tahun yaitu 46 (53.5%).
Pada tabel 3 menunjukkan jawaban dokter umum mengenai pertanyaan
kesehatan gigi dan mulut bayi berdasarkan kuesioner yang telah diisi. Hasil ini
menunjukkan bahwa sebanyak 70 orang (81.4%) dan 69 orang (80.2%) yang
menjawab salah pada pertanyaan mengenai karies gigi dapat menular dan ditularkan
ke bayi oleh ibunya dan proses menyusui dihentikan setelah gigi pertama erupsi.
Hasil serupa juga ditunjukkan pada pertanyaan mengenai mikroorganisme penyebab
ECC dan gigi yang pertamakali mengalami ECC yaitu sebanyak 59 orang (68.6%)
dan 60 orang (69.8%) menjawab salah. Pada tabel juga dapat dilihat bahwa distribusi
kategori pengetahuan sampel penelitian yaitu hanya sebanyak 12 orang (19.8%)
memiliki pengetahuan baik mengenai kesehatan gigi dan mulut bayi.
Tabel 4 menunjukkan distribusi dokter umum menurut karakteristik dan tingkat
pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut bayi. Hasil menunjukkan bahwa
dokter umum yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi mengenai kesehatan gigi
dan mulut bayi di Kota Makassar masih sedikit berdasarkan jenis kelamin, usia,
maupun lama prakteknya. Pada kelompok jenis kelamin laki-laki menunjukkan
tingkat pengetahuan yang lebih baik (75.0%) dibandingkan kelompok jenis kelamin
perempuan (61.1%), walaupun secara keseluruhan jumlah sampel berjenis kelamin
perempuan lebih banyak.
![Page 3: Pemba Has An](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072003/563db9f0550346aa9aa14a8a/html5/thumbnails/3.jpg)
Tabel 5 menunjukkan perbedaan nilai rata-rata pengetahuan smpel penelitian
mengenai kesehatan gigi dan mulut bayi berdasarkan lama praktek. Nilai < 5 tahun
dengan jumlah sampel sebanyak 40 dokter umum sebesar 7.95 dan nilai SD sebesar
1.395, sedangkan nilai rata-rata untuk lama praktek ≥ 5 tahun dengan jumlah sampel
sebanyak 46 dokter umum sebesar 7.59 serta nilai SD sebesar 1.557. Nilai p (0.247) berarti
tidak ada hubungan signifikan antara pengetahuan sampel penelitian dengan lama praktek.