pemba has an

16
DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Banjir / genangan adalah peristiwa alam yang terjadi dimanapun di muka bumi ini asalkan ada hujan dan sampai saat ini belum ada satupun Negara di Dunia ini yang 100 % bebas banjir / genangan. Upaya yang dapat dilakukan hanyalah sebatas mengurangi dampak negatif banjir / genangan menjadi sekecil mungkin. Pada dasarnya alam disekeliling kehidupan manusia bukan harus dilawan atau ditaklukan melainkan harus dijadikan sahabat yang harus dijaga ekosistemnya. Apabila alam sekeliling kondisinya dirusak maka dampaknya yang negatif pasti akan merugikan kehidupan manusia itu sendiri. Sebagai contoh jika hutan dirusak maka banjirpun pasti terjadi. Pemikiran konvensional adalah bagaimana caranya agar supaya air hujan dapat sesegera mungkin dapat disingkirkan dari area perkotaan. Aliran air dialirkan melalui saluran- saluran yang sengaja dibuat dengan kapasitas debit rencana yang dihitung berdasarkan suatu Kala Ulang ( Return Period). I.2. MAKSUD DAN TUJUAN Adapun maksud disusunnya makalah Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan ini adalah agar masyarakat dan - 1 -

Upload: iwan-irwan-arnol

Post on 09-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ju

TRANSCRIPT

DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Banjir / genangan adalah peristiwa alam yang terjadi dimanapun di muka

bumi ini asalkan ada hujan dan sampai saat ini belum ada satupun Negara di

Dunia ini yang 100 % bebas banjir / genangan. Upaya yang dapat dilakukan

hanyalah sebatas mengurangi dampak negatif banjir / genangan menjadi

sekecil mungkin. Pada dasarnya alam disekeliling kehidupan manusia bukan

harus dilawan atau ditaklukan melainkan harus dijadikan sahabat yang harus

dijaga ekosistemnya. Apabila alam sekeliling kondisinya dirusak maka

dampaknya yang negatif pasti akan merugikan kehidupan manusia itu sendiri.

Sebagai contoh jika hutan dirusak maka banjirpun pasti terjadi.

Pemikiran konvensional adalah bagaimana caranya agar supaya air

hujan dapat sesegera mungkin dapat disingkirkan dari area perkotaan. Aliran

air dialirkan melalui saluran-saluran yang sengaja dibuat dengan kapasitas

debit rencana yang dihitung berdasarkan suatu Kala Ulang ( Return Period).

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud disusunnya makalah Drainase Perkotaan Berwawasan

Lingkungan ini adalah agar masyarakat dan pemerintah di daerah dapat

memahami tentang drainase perkotaan berwawasan lingkungan. Sedangkan

tujuan disusunnya makalah ini adalah agar metode ini secara bertahap dapat

diterapkan di lingkungan masyarakat.

- 1 -

DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. BANJIR / GENANGAN

Banjir adalah peristiwa meningkatnya aliran permukaan air di sungai

akibat dari tingginya curah hujan yang terjadi di daerah alirannya (DAS). Banjir

ditentukan besarannya dengan Debit Puncak Banjir dalam satuan M³ / detik.

Genangan adalah peristiwa dimana air terkonsentrasi pada suatu lokasi

yang tadinya kering. Genangan dapat ditentukan dengan adanya Luas

genangan, Tinggi genangan dan Lamanya genangan. Penyebab genangan

adalah akibat air permukaan tidak dapat mengalir. Banjir dan Genangan dapat

menjadi penyebab satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh genangan yang

terjadi akibat aliran terjebak oleh longsoran pada suatu sungai dapat menjadi

banjir apabila longsoran tersebut bobol atau suatu dataran yang rendah

menjadi tempat genangan akibat dari limpasnya banjir di sungai.

II.2. PENYEBAB TERJADINYA BANJIR

Peristiwa banjir dapat disebabkan oleh fenomena alam antara lain :

1. Curah Hujan

Hujan adalah peristiwa jatuhnya air dari langit ke permukaan bumi, akibat

dari adanya siklus hydrologi. Besar kecilnya hujan diukur berapa tingginya

air yang jatuh pada bidang permukaan bumi dalam milimeter (mm). Ada

dua macam alat penakar hujan yang di pasang pada stasiun hujan yaitu :

- Alat penakar hujan biasa

Alat ini dibuat dari seng dengan bentuk tabung. Pada bagian atasnya

berbentuk tabung dan di pasang pada Stasiun Penakar Hujan secara

tunggal atau dipasang kembar dengan alat penakar hujan Otomatis.

Pencatatan hujan dilakukan setiap pagi jam 7.00, untuk hujan 24 jam

sebelumnya.

- 2 -

DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

- Alat Penakar hujan otomatis

Alat penakar hujan otomatis adalah alat yang dapat merekam hujan

secara otomatis. Di dalam penakar hujan tersebut dilengkapi dengan

perekam hujan yang dapat merekam hujan dengan ukuran milimeter

(mm).

Gambar 1. Stasiun Penakar Hujan

2. Akibat Penyalahgunaan Fungsi Lahan

Banyak sekali terjadi pembangunan permukiman yang dilakukan diatas

bantaran sungai. Sekalipun sungainya telah ditanggul masih saja berisiko

kena banjir, apalagi perumahan yang dibangun pada bantaran sungai yang

tidak tanggul.

3. Penggundulan Hutan

Perusakan dan penebangan pohon yang berfungsi sebagai penyerap dan

perlambatan laju air larian di wilayah hulu.

4. Buruknya Kondisi Sistem Drainase

Sistem Drainase yang kurang baik akan menyebabkan tidak lancarnya

aliran air ditambah lagi bila saluran menjadi dangkal disebabkan adanya

sedimen dan tumpukan sampah.

- 3 -

DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

5. Pertumbuhan Penduduk

Semakin padatnya penduduk maka akan semakin kecil ruangan terbuka

hijau, mengingat kebutuhan penduduk akan permukiman serta penyediaan

prasarana dan sarana perkotaan .

II.3. POLA PIKIR PENANGANAN BANJIR TRADISONAL

Pola pikir lama penanganan masalah banjir di perkotaan adalah pola pikir

pengeringan, yang berasal dari kata ”to be drain” yang diartikan keringkan

lahan perkotaan. Caranya ialah dengan membuat saluran-saluran sebanyak

mungkin dan sebesar mungkin sesuai dengan tuntutan besarnya debit

rencana. Pola pikir semacam ini telah lama ditinggalkan oleh negara-negara

yang telah maju.

Selama ini pengendalian banjir yang diakibatkan oleh curah hujan yang

tinggi baik yang terjadi di daerah hulu maupun daerah tengah hampir

seluruhnya dengan cara penanggulangan sungai.

Gambar 2. Upaya mengatasi masalah banjir dari waktu ke waktu

- 4 -

DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

Namun seiring dengan adanya rekayasa sungai maka permasalahan

baru muncul yaitu adanya genangan akibat tidak mengalirnya air hujan ke

dalam sungai karena terhalang oleh tanggul.

Gambar 3. Masalah baru rekayasa sungai

Hujan yang turun di perkotaan dengan intensitas yang tinggi dapat

menggenangi Permukiman akibat run off terhambat oleh tanggul baik sungai

dalam keadaan banjir atau dalam keadaan debit normal.

- 5 -

DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

Gambar 4. Kombinasi Rekayasa dan Penyesuaian Terhadap Fenomena Alam

II.4. POLA PIKIR DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

Pola pikir penanganan Drainase Perkotaan berwawasan lingkungan

dilatar belakangi oleh kenyataan fenomena alam sekitar kita, dimana

ekosistem yang berkaitan erat satu dengan lainnya tidak mungkin dapat

dihilangkan. Manusia hidup senantiasa berinteraksi dengan lingkungannya.

Bermasyarakat dengan sesama manusia sekelilingnya dan beradaptasi

dengan alam semesta. Allah SWT menciptakan bumi ini untuk dikelola, dijaga

kelestariannya sambil memanfaatkan sebatas kebutuhan hidup. Manakala

timbul keserakahan maka alam ini akan dieksploitasi dan dirusak. Apabila

Alam sekeliling kita rusak malapetaka pasti akan menimpa kita juga.

On Site Detention termasuk dalam Storm Water Management atau

seperti judul makalah ini adalah Penanganan Drainase Berwawasan

- 6 -

DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

Lingkungan. Dengan kata lain caranya ”Tangkaplah dan berilah tempat untuk

sementara air hujan yang jatuh di lingkungan kita sebelum air itu mengalir ke

dalam saluran”.

Fakta sebelum lahan digarap oleh tangan-tangan manusia air hujan yang

jatuh dipermukaan bumi yang mengalir hanyalah sekitar 20 sampai dengan

40 % saja. Dengan kata lain koefisin pengaliran sekitar 0.2 s/d 0.4. Setelah

disentuh tangan-tangan manusia aliran menjadi 50 s/d 90 %. Adanya fakta ini

yang membuat para ahli di bidang drainase dan hidrologi berfikir ternyata

pebuatan melawan hukum alam adalah perbuatan yang sia-sia.

II.5. ON SITE DETENTION

Air tanah di perkotaan merupakan sumber air bersih bagi sebagian besar

penduduk kota yang tidak terlayani PDAM. Tetapi ada bahayanya yaitu

terjadinya defisit air tanah yang dapat menimbulkan turunnya permukaan tanah

dan untuk kota di pantai akan menyebabkan interusi air laut. Selain itu bila

terjadi ketidak seimbangan antara air yang meresap dan pengambilan akan

terjadi permasalahan sebagai berikut :

● Pada Musim Hujan

Terjadi genangan air dan longsor à air tidak dapat diresap ke dalam tanah

melainkan langsung mengalir ke sungai menuju laut.

● Pada Musim Kemarau

Terjadi kekeringan dan kebakaran hutan à persediaan air dalam tanah tidak

mencukupi kebutuhan manusia dan pemompaan air tanah yang berlebihan

menyebabkan intrusi air laut dan penurunan muka tanah.

Salah satu metode penanganan banjir on site detention adalah dengan

membuat sumur resapan. Dengan sumur resapan air hujan diberi jalan untuk

meresap kedalam tanah dan menjadi air tanah. Dengan diresapkannya air

hujan maka runoff akan menjadi kecil.

Sumur resapan mempunyai fungsi sebagai berikut :

- Meresapkan air kedalam tanah ( Ritensi )

- Menahan air untuk tidak langsung masuk ke saluran ( Ditensi )

- 7 -

SUMUR RETENSI

Tanah tidakkedap air

Salurandrainase

Muka air tanah tertinggi

Min3 m

SUMUR DETENSIB) BakDetensi

Tanahkedap air

A) SumurDetensi

Salurandrainase

Salurandrainase

DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

Jenis sumur resapan sebagai berikut :

- Sumur Resapan Ritensi

Jenis resapan ini langsung meresapkan air ke dalam tanah sehingga aliran

air menuju drainase dapat diperkecil dan otomatis dimensi drainase dapat

diperkecil pula.

Gambar 5. Sumur Resapan Ritensi

- Sumur Resapan Ditensi

Jenis resapan ini menahan air terlebih dahulu pada sebuah bak

penampung sehingga debit air yang akan dialirkan ke dalam saluran

drainase dapat diatur.

Gambar 6. Sumur Resapan Ditensi

- 8 -

Tennis court (2nd basin)

Fig.14 Kurigaoka Regulating Basin

suladsriharto

DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

- Kolam Detensi

Kolam Detensi adalah aplikasi dari on site detention . Kolam detensi disini

mulai dari bak penampungan sampai ke waduk dalam ukuran besar.

Di negara maju cara penanganan banjir seperti ini telah lama mereka

lakukan. Seperti Jepang apapun fasilitas perkotaan dan sarana olah raga

dapat dijadikan kolam detensi diantaranya adalah :

a. Lapangan Golf

b. Lapangan Tennis

c. Lantai dasar gedung gedung pencakar langit

d. Membuat kolam dan bak di lingkungan rumah

e. Membuat waduk di lingkungan Real Estate

f. Memanfaatkan kolam- kolam di taman

g. Memanfatkan media jalan sebagai detensi

Gambar 7. Lapangan Tennis sebagai Kolam Detensi

Gambar 8. Kolam Detensi pada Dasar Gedung

- 9 -

DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

Gambar 8. Ditensi dan Ritensi di antara 2 buah gedung

Dengan diterapkannya on site detention diaharapkan dapat menanggulangi

masalah banjir.

- 10 -

DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB III

PENUTUP

III.1. KESIMPULAN

Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan benda, daya,

keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lainnya. Untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan

kemampuan lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang guna

menunjang terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan

lingkungan hidup, perlu adanya pengelolaan, pengawasan dan pengendalian

lingkungan hidup.

Membuat sumur resapan adalah Salah satu metode penanganan banjir

on site detention. Dengan sumur resapan air hujan diberi jalan untuk meresap

kedalam tanah dan menjadi air tanah. Dengan diresapkannya air hujan maka

runoff akan menjadi kecil.

III.2. SARAN

Dari pembahasan diatas disarankan kepada pemerintah dan masyarakat

agar dapat menerapkan penanggulangan banjir dengan metode on site

detention sehingga ekosistem alam tetap terjaga dan terpelihara dan dampak

banjir dan genangan dapat diminimalisir atau dihilangkan.

- 11 -

DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

DAFTAR PUSTAKA

Degremont, 1970 Water Treatment Handbook

National Geoghraphic,2001,Urban Drainage Guidelines and Technical Design Standards

V.T Chow, 1959, Open Channel Hydraulics .McGraw-Hill Book Company,Inc

WJEMP 3-10 Major Drainage and small lakes Final Report tahun 2004-2005

- 12 -